mengenal lebih dari m. ridwan kami
DESCRIPTION
sosok tokoh dari Kota Bandung, asep yang satu ini begitu berani dan sangat kreatif, dan sangat ahli dalam memanajemen suatu hal yang dianggap kecil namun hal itulah yang membuat semuanya bisa besar, beliau dikenal melalui gebrakannya membangun wadah komunitas di bandugn yang lebih dikenal dengan Bandung Creative City Forum.TRANSCRIPT
Walikota Bandung 2013-2018M. Ridwan Kamil, ST., MUD
Cahyo Putra Pangestu (10/296595/TK/36176)
Vera Aprilia Virdyana (10/301455/TK/36997)Eka Octa Firmansyah (10/301784/TK/37152)
Ergy Pramadipta (37418)
M. Ridwan KamilProfil
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 4 Oktober 1971Pendidikan : S1 Jurusan Arsitektur ITB
S2 Master of Urban Design dari College of Environmental Design, University of
California, Barkeley di Amerika Serikat.
Pengalaman kerja :1. Arsitektur di berbagai firma Amerika Serikat2. Penasehat arsitektur Kota Jakarta3. Penasehat ekonomi kreatif Taiwan4. Penasehat pembangunan kota Surabaya5. Ketua Pelaksana Pengembangan Ekonomi Kreatif Jawa Barat6. Pendiri Bandung Creative City Forum7. Saat ini menjadi Wali Kota Bandung
Karya dan PenghargaanMelalui firma arsitektur Urbane, karya Ridwan Kamil tersebar di berbagai daerah Indonesia dan mancanegara. Dari masjid yang terbuat dari batako yang terbuat dari abu letusan gunung merapi, Museum Tsunami di Aceh, Sekolah anti gempa di Pangalengan Bandung, kawasan elit di Kuningan jakarta, superblok di Cina, rancangan kawasan di Syria.Lebih dari dua puluh penghargaan yang berkaitan dengan karya arsitektur dan tata kota dia raih. Rancangan masjid Al-Irsyad yang ia persembahkan untuk almarhum ayahnya, diganjar Top 5 Best Building of The Year 2010 oleh ArchDaily, dan menjadi satu dari 25 masjid terindah di dunia versi Complex Magazine.
Achievment (2006-2012)
• Gatra Icon• Pikiran Rakyat Award for Tokoh Muda Kreatif• Winner International Young Design Entrepreneur of the Year from
British Council Indonesia• Google Chrome | Web Heroes for Indonesia Berkebun• Indonesia Green Awards “Penghargaan Penginspirasi Bumi”,
Penggagas Indonesia Berkebun• Indonesia Green Awards “Penghargaan Penginspirasi Bumi”,
Green Building Rasuna Epicentrum• Green Design Award for Al-Irsyad Mosque from BCI Asia• World Best Religious Building, Top 5, ArchDaily for Al-Irsyad
Misque• BCI Asia Top Ten Architecture Business Award• Architect of the Year from Elle Décor Magazine• Green Design Award for Bottle House from BCI Asia Won more than 15 Design Competitions
Bandung Creative City Forum
LATAR BELAKANG
• Kota Bandung merupakan kota kreatif dimana aktivitas kulturalnya menyatu dengan aktivitas ekonomi dan sosial.
• Keberhasilan mengembangkan citra Kota Bandung sebagai kota kreatif sangat tergantung pada sumber daya manusia yang ada yaitu komunitas kreatif. Komunitas kreatif di Kota Bandung cenderung terfragmentasi bergerak masing-masing.
bdg.
• Ridwan Kamil melalui BCFF membangun suatu konsep kolaborasi melalui jaringan yang dinamis diantara komunitas kreatif sehingga menghasilkan kekuatan yang berpotensi lebih besar dalam mengembangkan Kota Bandung sebagai Kota Kreatif.
• Agar timbul gerakan kebersamaan, seorang tokoh kreatif, Ridwan Kamil berinisiatif membentuk sebuah forum lintas sektor kreatif yaitu “Bandung Creative City Forum” sebagai wadah berkreasi dan kolaborasi antar komunitas.
“Keberhasilan mengembangkan citra Kota Bandung sebagai kota kreatif sangat tergantung pada sumber daya manusia yang ada yaitu komunitas kreatif”
-Ridwan Kamil-
Bandung Creative City Forum (BCCF) dideklarasikan pada tanggal 21 Desember 2008 oleh Ridwan Kamil
BCCF merupakan wadah yang mempertemukan beragam individu, komunitas, dan organisasi untuk berdiskusi, berbagi ide, dan berkolaborasi dalam merancang kegiatan bersama.
Strategi
• Fostering Creative Culture: Events, Media, Commmunity Organization and Education
• Nurturing Creative Busineses/Entrepreneurs: Business Incubators, Networking, Economic Policy, Taskforce/Creative Economy Council
• Producing Responsive City Planning/Design: Creative Clusters, Public Space, District Regeneration, Architecture
Strategi yang diusung BCCF dalam upaya berkontribusi dalam melayani masyarakat kota Bandung secara umum dan komunitas kreatif Kota Bandung pada khususnya meliputi:
(Ridwan Kamil, wawancara, Desember 2011)
BCCF sebagai Kekuatan Kolaboratif • BCCF membangun kolaborasi melalui jaringan yang dinamis diantara
komunitas kreatif sehingga menghasilkan kekuatan yang berpotensi lebih besar dalam mengembangkan Kota Bandung sebagai Kota Kreatif.
• Kemunculan BCCF sebagai kekuatan kolaboratif dalam perjalanannya melewati 4 (empat) fase
1. fase munculnya ide (pembentukan forum kebersamaan) oleh Ridwan Kamil melalui komunitas arsitek
2. fase penyelenggaraan Helar Fest 2008 sebagai aksi kolaboratif pertama BCCF yang bertujuan untuk menjadikan Bandung sebagai kota kreatif melalui event dengan kompetensi internasional.
3. fase meresmikan BCCF sebagai organisasi berbadan hukum untuk mendukung eksistensi dan kebutuhan kerjasama dengan berbagai pihak.
4. fase yang terakhir dimana BCCF menjadi kekuatan kolaboratif karena terjadi perpaduan pemikiran melalui proses komunikatif dan interaktif dalam pemecahan masalah maupun penyusunan rencana.
DIFUSI IDE RIDWAN KAMIL DAN BCCFDifusi Ide Ridwal Kamil bersama BCCF meliputi proses horisontal dan vertikal
DIFUSI IDE SECARA HORISONTAL
Proses adopsi ide BCCF yang diusung Ridwan Kamil secara horisontal meliputi:
1. Tahap awal adalah tahap pengetahuan, dimana seseorang belum memiliki
informasi mengenai BCCF. Tahap pengenalan BCCF pertama kali melalui kegiatan
Helarfest yang terselenggara dengan sukses. Informasi mengenai BCCF
disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi yang ada, baik melalui media
elektronik, media cetak, maupun komunikasi interpersonal di antara masyarakat,
2. Tahap persuasi, dimana ketika individu atau komunitas kreatif mengenal BCCF,
dan mengukur keuntungan yang akan ia dapat jika bergabung secara personal,
misalnya untuk memenuhi kebutuhan latar belakang pekerjaannya,
3. Tahap keputusan, dimana dalam tahap ini, seseorang membuat keputusan akhir
apakah akan mengadopsi atau menolak bergabung dengan BCCF. Alasan sesorang
menerima ide dan bergabung dengan BCCF, diantaranya kepentingan pribadi (self
oriented motive), keinginan tercapainya keberhasilan kelompok (desire for group
success), keinginan untuk menyenangkan orang lain (to desire to benefit others)
dan keinginan membantu masyarakat (to desire to benetif the community) yaitu
terhadap pembangunan Kota Bandung pada umumnya
4. Tahap implementasi, seseorang terlibat dalam kegiatan BCCF mengadopsi ide
dengan melakukan aksi kolaboratif dan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan BCCF
5. Tahap konfirmasi, yaitu tahap seseorang kemudian akan mencari pembenaran dan
mengevaluasi akibat dari keputusan yang mereka buat. Melihat apakah setelah
bergabung dengan BCCF seseorang memperoleh manfaat atau sebaliknya.
DIFUSI IDE SECARA VERTIKAL
Difusi vertikal merupakan penyebaran ide BCCF sehingga terjadi pengintegrasian dan
adaptasi ide kedalam kebijakan Bandung Kota Kreatif. Ini menunjukan ide BCCF dapat
berpengaruh terhadap pengambil kebijakan melalui intervensi sosial. Dalam proses
difusi vertikal, ide-ide BCCF dapat diterima baik oleh maupun oleh Pemerintah melalui
proses diseminasi aktif (Active Dissemination) dimana penyebaran inovasi
direncanakan, formal, sering terpusat, dan melalui hirarki secara vertikal.
PENCAPAIAN IDE RIDWAN KAMIL Proses difusi horisontal BCCF dapat diterima dan berpengaruh bagi komunitas kreatif dan masyarakat Kota Bandung pada umumnya dikarenakan BCCF tidak hanya dapat menguntungkan secara individual dan kelompok, tetapi memberikan kontribusi positif bagi perkembangan Bandung sebagai Kota Kreatif.
Pemanfaatan saluran komunikasi dunia maya (internet) sangat efektif di era informasi saat ini selain mempermudah juga efisiensi waktu dan ruang, hal itu merupakan bentuk pendekatan persuasif yang dilakukan oleh Ridwan Kamil.
Proses Difusi Vertikal belum memberikan hasil yang diharapkan. Banyak ide-ide kreatif yang dihasilkan BCCF namun belum diterapkan ke dalam kebijakan. Padahal dalam payung hukum, RPJMD Kota Bandung telah “Mengembangkan kota sebagai kota kreatif” adalah salah satu sasarannya. Ridwan Kamil memandang peran Pemerintah Kota Bandung masih belum maksimal dalam upaya pengembangan Bandung sebagai Kota Kreatif. Karena kapasitas Ridwan Kamil pada saat itu, beliau dipercaya menjadi Ketua Pelaksana Pengembangan Ekonomi Kreatif di Jawa Barat.
Kampung Kreatif Dago Pojok merupakan ide wisata di bandung yang nantinya juga akan memudahkan para backpacker untuk dapat menikmati kehidupan masyarakat asli Sunda. Mereka akan mendapatkan penginapan di bandung atau homestay di rumah-rumah warga yang memenuhi persyaratan dengan Sapta Pesona. Kampung kreatif juga akan menyertakan berbagai fasilitas transportasi wisata menarik, untuk mengunjungi kampung kreatif yang bersifat tematik.
"Penetapan sebagai hutan kota dunia adalah awal, tinggal bagaimana masyarakat bisa membuatnya
sebagai ruang publik,“ RIDWAN KAMIL
daerah resapan untuk Sungai Cikapundung yang
mengalir ke Sungai Citarum. Urbane Community akan
melakukan pembongkaran aspal disekitar babakan
siliwangi untuk dijadikan jogging track dan jalur
andong.
Babakan Siliwangi, hutan kota seluas 3,8 hektar yang terletak di jantung Kota Bandung, diresmikan sebagai hutan kota dunia pertama di Indonesia.
Smart Transportasi Program Smart Transportasi ini akan dibagi dua, yakni Smart Parking dan Smart Trans Metro Bandung (TMB). Untuk rencana awal, perangkat keras Smart Parking akan diuji coba di tempat pengujian kendaraan bermotor di Gedebage. Sedangkang lima perangkat Smart TMB akan dipasang di lima shelter
Bus Sekolah Gratis Jumat Bersepeda
Bandung Creative City ForumSatu Perusahaan satu Taman
Kesimpulan Pentingnya inovasi, kreativitas dan kolaborasi di antara banyak
dan beragam komunitas kreatif di Indonesia. Pentingnya desain kota, di mana sebagian besar peningkatan
manusia hidup.
Terima KasihHatur Nuhun