mengenal jenis-jenis haji dan miqatnya · masing-masingnya mempunyai nama dan sifat (tatacara) yang...

4
Mengenal Jenis-jenis Haji dan Miqatnya http://salafy.or.id/print.php?id_artikel=1121 1 of 4 3/27/2008 11:24 AM Mengenal Jenis-jenis Haji dan Miqatnya Penulis: Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi, Lc. Fatwa-Fatwa, 22 Desember 2006, 21:56:44 Seorang calon jamaah haji, sudah seharusnya mengenali jenis-jenis haji dan miqatnya. Agar dia bisa melihat dan memilih, jenis haji apakah yang paling tepat baginya dan dari miqat manakah dia harus melakukannya. Jenis-jenis Haji Berdasarkan riwayat-riwayat yang shahih dari Nabi shallallah ‘alahi wa sallam, ada tiga jenis haji yang bisa diamalkan. Masing-masingnya mempunyai nama dan sifat (tatacara) yang berbeda. Tiga jenis haji tersebut adalah sebagai berikut: 1. Haji Tamattu’ Haji Tamattu’ adalah berihram untuk menunaikan umrah di bulan-bulan haji (Syawwal, Dzul Qa’dah, 10 hari pertama dari Dzul Hijjah), dan diselesaikan umrahnya (bertahallul) pada waktu-waktu tersebut1. Kemudian pada hari Tarwiyah (tanggal 8 Dzul Hijjah) berihram kembali dari Makkah untuk menunaikan hajinya hingga sempurna. Bagi yang berhaji Tamattu’, wajib baginya menyembelih hewan kurban (seekor kambing/sepertujuh dari sapi/sepertujuh dari unta) pada tanggal 10 Dzul Hijjah atau di hari-hari tasyriq (tanggal 11,12,13 Dzul Hijjah). Bila tidak mampu menyembelih, maka wajib berpuasa 10 hari; 3 hari di waktu haji (boleh dilakukan di hari tasyriq2. Namun yang lebih utama dilakukan sebelum tanggal 9 Dzul Hijjah/hari Arafah) dan 7 hari setelah pulang ke kampung halamannya. 2. Haji Qiran Haji Qiran adalah berihram untuk menunaikan umrah dan haji sekaligus, dan menetapkan diri dalam keadaan berihram (tidak bertahallul) hingga hari nahr (tanggal 10 Dzul Hijjah). Atau berihram untuk umrah, dan sebelum memulai thawaf umrahnya dia masukkan niat haji padanya (untuk dikerjakan sekaligus bersama umrahnya). Kemudian melakukan thawaf qudum (thawaf di awal kedatangan di Makkah), lalu shalat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim. Setelah itu bersa’i di antara Shafa dan Marwah untuk umrah dan hajinya sekaligus dengan satu sa’i (tanpa bertahallul), kemudian masih dalam kondisi berihram hingga datang masa tahallulnya di hari nahr (tanggal 10 Dzul Hijjah). Boleh pula baginya untuk mengakhirkan sa’i dari thawaf qudumnya yang nantinya akan dikerjakan setelah thawaf haji (ifadhah). Terlebih bila kedatangannya di Makkah agak terlambat dan khawatir tidak bisa tuntas mengerjakan hajinya bila disibukkan dengan sa’i. Untuk haji Qiran ini, wajib menyembelih hewan kurban (seekor kambing, sepertujuh dari sapi, atau sepertujuh dari unta) pada tanggal 10 Dzul Hijjah atau di hari-hari tasyriq (tanggal 11, 12, 13 Dzul Hijjah). Bila tidak mampu menyembelih, maka wajib berpuasa 10 hari; 3 hari di waktu haji (boleh dilakukan di hari tasyriq, namun yang lebih utama dilakukan sebelum tanggal 9 Dzul Hijjah/hari Arafah) dan 7 hari setelah pulang ke kampung halamannya. 3. Haji Ifrad Haji Ifrad adalah melakukan ihram untuk berhaji saja (tanpa umrah) di bulan-bulan haji. Setiba di Makkah, melakukan thawaf qudum (thawaf di awal kedatangan di

Upload: duongliem

Post on 17-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mengenal Jenis-jenis Haji dan Miqatnya · Masing-masingnya mempunyai nama dan sifat (tatacara) yang berbeda. ... ‘Sesungguhnya apa yang engkau sebutkan tentang wajibnya haji Tamattu

Mengenal Jenis-jenis Haji dan Miqatnya http://salafy.or.id/print.php?id_artikel=1121

1 of 4 3/27/2008 11:24 AM

Mengenal Jenis-jenis Haji dan MiqatnyaPenulis: Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi, Lc.Fatwa-Fatwa, 22 Desember 2006, 21:56:44

Seorang calon jamaah haji, sudah seharusnya mengenali jenis-jenis haji danmiqatnya. Agar dia bisa melihat dan memilih, jenis haji apakah yang paling tepatbaginya dan dari miqat manakah dia harus melakukannya.

Jenis-jenis HajiBerdasarkan riwayat-riwayat yang shahih dari Nabi shallallah ‘alahi wa sallam, adatiga jenis haji yang bisa diamalkan. Masing-masingnya mempunyai nama dan sifat(tatacara) yang berbeda. Tiga jenis haji tersebut adalah sebagai berikut:1. Haji Tamattu’Haji Tamattu’ adalah berihram untuk menunaikan umrah di bulan-bulan haji (Syawwal,Dzul Qa’dah, 10 hari pertama dari Dzul Hijjah), dan diselesaikan umrahnya(bertahallul) pada waktu-waktu tersebut1. Kemudian pada hari Tarwiyah (tanggal 8Dzul Hijjah) berihram kembali dari Makkah untuk menunaikan hajinya hinggasempurna. Bagi yang berhaji Tamattu’, wajib baginya menyembelih hewan kurban(seekor kambing/sepertujuh dari sapi/sepertujuh dari unta) pada tanggal 10 DzulHijjah atau di hari-hari tasyriq (tanggal 11,12,13 Dzul Hijjah). Bila tidak mampumenyembelih, maka wajib berpuasa 10 hari; 3 hari di waktu haji (boleh dilakukan dihari tasyriq2. Namun yang lebih utama dilakukan sebelum tanggal 9 Dzul Hijjah/hariArafah) dan 7 hari setelah pulang ke kampung halamannya.

2. Haji QiranHaji Qiran adalah berihram untuk menunaikan umrah dan haji sekaligus, danmenetapkan diri dalam keadaan berihram (tidak bertahallul) hingga hari nahr (tanggal10 Dzul Hijjah). Atau berihram untuk umrah, dan sebelum memulai thawaf umrahnyadia masukkan niat haji padanya (untuk dikerjakan sekaligus bersama umrahnya).Kemudian melakukan thawaf qudum (thawaf di awal kedatangan di Makkah), lalushalat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim. Setelah itu bersa’i di antara Shafa danMarwah untuk umrah dan hajinya sekaligus dengan satu sa’i (tanpa bertahallul),kemudian masih dalam kondisi berihram hingga datang masa tahallulnya di hari nahr(tanggal 10 Dzul Hijjah). Boleh pula baginya untuk mengakhirkan sa’i dari thawafqudumnya yang nantinya akan dikerjakan setelah thawaf haji (ifadhah). Terlebih bilakedatangannya di Makkah agak terlambat dan khawatir tidak bisa tuntas mengerjakanhajinya bila disibukkan dengan sa’i. Untuk haji Qiran ini, wajib menyembelih hewankurban (seekor kambing, sepertujuh dari sapi, atau sepertujuh dari unta) pada tanggal10 Dzul Hijjah atau di hari-hari tasyriq (tanggal 11, 12, 13 Dzul Hijjah). Bila tidakmampu menyembelih, maka wajib berpuasa 10 hari; 3 hari di waktu haji (bolehdilakukan di hari tasyriq, namun yang lebih utama dilakukan sebelum tanggal 9 DzulHijjah/hari Arafah) dan 7 hari setelah pulang ke kampung halamannya.

3. Haji IfradHaji Ifrad adalah melakukan ihram untuk berhaji saja (tanpa umrah) di bulan-bulanhaji. Setiba di Makkah, melakukan thawaf qudum (thawaf di awal kedatangan di

Page 2: Mengenal Jenis-jenis Haji dan Miqatnya · Masing-masingnya mempunyai nama dan sifat (tatacara) yang berbeda. ... ‘Sesungguhnya apa yang engkau sebutkan tentang wajibnya haji Tamattu

Mengenal Jenis-jenis Haji dan Miqatnya http://salafy.or.id/print.php?id_artikel=1121

2 of 4 3/27/2008 11:24 AM

Makkah), kemudian shalat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim. Setelah itu bersa’idi antara Shafa dan Marwah untuk hajinya tersebut (tanpa bertahallul), kemudianmenetapkan diri dalam kondisi berihram hingga datang masa tahallulnya di hari nahr(tanggal 10 Dzul Hijjah). Boleh pula baginya untuk mengakhirkan sa’i dari thawafqudumnya, dan dikerjakan setelah thawaf hajinya (ifadhah). Terlebih ketikakedatangannya di Makkah agak terlambat dan khawatir tidak bisa tuntas mengerjakanhajinya bila disibukkan dengan kegiatan sa’i, sebagaimana haji Qiran. Untuk haji Ifradini, tidak ada kewajiban menyembelih hewan kurban. (Disarikan dari Dalilul Haajji walMu’tamir, terbitan Departemen Agama Saudi Arabia hal. 15,16, & 19, danwww.attasmeem.com, Manasik Al-Hajj wal ‘Umrah, karya Asy-Syaikh Muhammad binShalih Al-’Utsaimin)

Jenis Haji Apakah yang Paling Utama (Afdhal)?Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Berdasarkan penelitian, makakeutamaan tersebut tergantung pada kondisi orang yang akan melakukannya. Jika diasafar untuk umrah secara tersendiri (lalu pulang), kemudian safar kembali untukberhaji, atau dia bersafar ke Makkah sebelum bulan-bulan haji untuk berumrah lalutinggal di sana, maka para ulama sepakat bahwa yang afdhal baginya adalah hajiIfrad. Adapun jika dia bersafar ke Makkah pada bulan-bulan haji untuk melakukanumrah dan haji (sekali safar) dengan membawa hewan kurban, maka yang afdhalbaginya adalah haji Qiran. Dan bila tidak membawa hewan kurban maka yang afdhalbaginya adalah haji Tamattu’.” (Lihat Taudhihul Ahkam juz 4, hal. 60)Sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa haji Tamattu’ lebih utama dari semuajenis haji secara mutlak. Bahkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah berpendapatbahwa hukum haji Tamattu’ adalah wajib, sebagaimana dalam kitab beliau HajjatunNabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (hal. 11-17, cet. ke-4). Namun demikian, beliaurahimahullah mengatakan: “Mungkin ada yang berkata, ‘Sesungguhnya apa yangengkau sebutkan tentang wajibnya haji Tamattu’ dan bantahan terhadap yangmengingkarinya, sangatlah jelas dan bisa diterima. Namun masih ada ganjalanmanakala ada yang mengatakan bahwa Al-Khulafa’ Ar-Rasyidun justru melakukanhaji Ifrad. Bagaimanakah solusinya?’ Jawabannya: ‘Dalam bahasan yang lalu telahkami jelaskan bahwasanya haji Tamattu’ itu hukumnya wajib, bagi seseorang yangtidak membawa hewan kurban. Adapun bagi seseorang yang membawa hewankurban, maka tidak wajib baginya berhaji Tamattu’. Bahkan (dalam kondisi seperti itu)tidak boleh baginya untuk berhaji Tamattu’. Yang afdhal baginya adalah haji Qiranatau haji Ifrad. Sehingga apa yang telah disebutkan bahwa Al-Khulafa’ Ar-Rasyidunberhaji Ifrad, dimungkinkan karena mereka membawa hewan kurban. Dengandemikian masalahnya bisa dikompromikan, walhamdulillah.” (Hajjatun Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam hal. 18-19)

Miqat HajiMiqat haji ada dua macam:1. Miqat zamani: Yaitu batasan-batasan waktu di mana dilakukan ibadah haji. Batasanwaktu tersebut adalah bulan-bulan haji (Syawwal, Dzul Qa’dah, dan 10 hari pertamadari bulan Dzul Hjjah). Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

الحج أشهر معلومات

“Haji itu pada bulan-bulan yang telah ditentukan.” (Al-Baqarah: 197)2. Miqat makani: Yaitu sebuah tempat yang telah ditentukan dalam syariat, untukmemulai niat ihram haji dan umrah.

Page 3: Mengenal Jenis-jenis Haji dan Miqatnya · Masing-masingnya mempunyai nama dan sifat (tatacara) yang berbeda. ... ‘Sesungguhnya apa yang engkau sebutkan tentang wajibnya haji Tamattu

Mengenal Jenis-jenis Haji dan Miqatnya http://salafy.or.id/print.php?id_artikel=1121

3 of 4 3/27/2008 11:24 AM

Miqat Makani tersebut ada lima3, yaitu:Pertama: Dzul Hulaifah (sekarang dinamakan Abyar ‘Ali atau Bir ‘Ali). Tempat iniadalah miqat bagi penduduk kota Madinah dan yang datang melalui rute mereka.Jaraknya dengan kota Makkah sekitar 420 km.Kedua: Al-Juhfah. Tempat ini adalah miqat penduduk Saudi Arabia bagian utara dannegara-negara Afrika Utara dan Barat, serta penduduk negeri Syam (Lebanon,Yordania, Syiria, dan Palestina). Jaraknya dengan kota Makkah kurang lebih 208 km.Namun tempat ini telah ditelan banjir, dan sebagai gantinya adalah daerah Rabighyang berjarak kurang lebih 186 km dari kota Makkah.Ketiga: Qarnul Manazil (sekarang dinamakan As-Sail), yang berjarak kurang lebih 78km dari Makkah, atau Wadi Muhrim (bagian atas Qarnul Manazil) yang berjarakkurang lebih 75 km dari kota Makkah. Tempat ini merupakan miqat penduduk Najddan yang setelahnya dari negara-negara Teluk, Irak (bagi yang melewatinya), Iran, dll.Demikian pula penduduk bagian selatan Saudi Arabia yang berada di seputaranpegunungan Sarat.Keempat: Yalamlam (sekarang dinamakan As-Sa’diyyah), yang berjarak kurang lebih120 km dari kota Makkah (bila diukur lewat jalur selatan Tihamah). Ini adalah miqatpenduduk negara Yaman, Indonesia, Malaysia, dan sekitarnya.Kelima: Dzatu ‘Irqin (sekarang dinamakan Adh-Dharibah), yang berjarak kurang lebih100 km dari kota Makkah. Ini adalah miqat penduduk negeri Irak (Kufah dan Bashrah)dan penduduk negara-negara yang melewatinya. Awal mula direalisasikannya Dzatu‘Irqin sebagai miqat adalah di masa khalifah ‘Umar bin Al-Khaththab. Yaitu ketikapenduduk Kufah dan Bashrah merasa kesulitan untuk pergi ke miqat Qarnul Manazil,dan mengeluhkannya kepada khalifah. Mereka pun diperintah untuk mencari tempatyang sejajar dengannya. Dan akhirnya dijadikanlah Dzatu ‘Irqin sebagai miqat merekadengan kesepakatan dari khalifah Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, yangternyata mencocoki sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana dalamShahih Muslim dari hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma. (Lihat TaudhihulAhkam juz 4, hal. 43-48, Asy-Syarhul Mumti’ juz 4, hal. 49-50, Irwa`ul Ghalil, juz 4 hal.175)Wallahu a’lam.

1 Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz berkata: “Seseorang dikatakan berhaji tamattu’,ketika dia datang ke Baitullah untuk berumrah (di bulan-bulan haji, pen.) kemudiantinggal di sana (di Makkah) untuk menunaikan hajinya (di tahun itu).” (MansakAl-Imam Ibni Baz, hal. 39)2 Berdasarkan riwayat Al-Bukhari, dari ‘Aisyah dan Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhumbahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak membolehkan bershaum di hariTasyriq kecuali bagi seseorang yang berhaji (Tamattu’/Qiran, pen.) dan tidak mampumenyembelih hewan kurban. (Lihat Irwa`ul Ghalil, juz 4 hal. 132, dan keteranganAsy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dalam Manasik Al-Hajji wal ‘Umrah)3 Sebagaimana dalam hadits Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma yangdiriwayatkan Al-Bukhari no. 1524 dan Muslim no. 1811, dan penentuan khalifah Umarbin Al-Khaththab radhiallahu ‘anhu tentang Dzatu ‘Irqin yang terdapat dalam riwayatAl-Bukhari no. 1531 yang mencocoki sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam darihadits Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma. (Lihat Irwa`ul Ghalil, juz 4 hal. 175)

(Dikutip dari tulisan Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi, Lc, judul asli Mengenal Jenis-jenisHaji dan Miqatnya. URL Sumberhttp://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=383)

Page 4: Mengenal Jenis-jenis Haji dan Miqatnya · Masing-masingnya mempunyai nama dan sifat (tatacara) yang berbeda. ... ‘Sesungguhnya apa yang engkau sebutkan tentang wajibnya haji Tamattu

Mengenal Jenis-jenis Haji dan Miqatnya http://salafy.or.id/print.php?id_artikel=1121

4 of 4 3/27/2008 11:24 AM

Silahkan menyalin & memperbanyak artikel ini dengan mencantumkan url sumbernya. Sumber artikel : http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=1121