mengarusutamakan pembangunan sanitasi berbasis...
TRANSCRIPT
Mengarusutamakan
Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat Konsep, Pembelajaran, Agenda Ke Depan
Oswar Mungkasa (Ketua Harian Pokja AMPL Nasional 2002-2010 dan
Ketua Jejaring AMPL 2007-2010)
(Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup)
Seminar Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia
Provinsi DKI Jakarta Jakarta, 29 Desember 2018
Kisi Tayangan
Fakta Sanitasi Jakarta
Kebijakan Pembangunan Sanitasi Jakarta
Konsep Dasar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Pembelajaran
Pendekatan Kolaboratif
Agenda Ke Depan
Rujukan
Fakta Sanitasi Jakarta
FAKTA (1)
Kondisi Sanitasi DKI Jakarta 2017 (Kemenkes)
Jamban Sehat Permanen 2.542.970 KK
Jamban Semi Sehat Permanen 246.169 KK
Berbagi 144.692 KK
BABS 115.395 KK atau 475 ribu jiwa (95,09%)
Prov DKI Jakarta menduduki peringkat Kedua
Proporsi BABS terendah (4,91%) setelah
Yogyakarta (terbebas dari BABS).
Jakarta sebagai ibukota negara seharusnya
terbebas dari BABS
(http://monev.stbm.kemkes.go.id/)
FAKTA (2)
Diare
sebanyak 27 dari 44 Puskesmas mencatat diare termasuk 10 besar
penyakit yang ditangani.
sepanjang Januari-September 2017, Rumah Sakit mencatat kasus
diare pada anak usia 0-4 tahun mencapai 4.878 kasus atau 40%
dari total kasus diare yang ditangani Rumah Sakit.
Pencemaran air
tingkat pencemaran Sungai Ciliwung tergolong tinggi. Konsentrasi
Fecal Coliform mencapai 100.000/100 ml, di atas baku mutu yang
ditetapkan yaitu, 2.000/100ml.
Kondisi air tanah tercemar pada 54% dari total 197 titik pantau
kondisi air sungai tercemar pada 37% dari total 89 titik pantau.
Sumber: Desain Besar Penyediaan Layanan Air Minum dan
Pengelolaan Air Limbah Domestik Jakarta 2018-2022
FAKTA (3)
Biaya kesehatan (nasional)
Biaya kesehatan per tahun akibat sanitasi buruk mencapai
Rp139.000 per orang
Indonesia kehilangan US$6,3 miliar atau Rp56 triliun per tahun
akibat buruknya sanitasi dan kebersihan.
Setiap tahun tercatat sekitar 121.000 kasus diare yang memakan
korban lebih dari 50.000 jiwa akibat kondisi sanitasi yang buruk.
Sumber: Bappenas, 2011
Kebijakan Pembangunan Sanitasi Jakarta
KEBIJAKAN (1)
Visi DKI Jakarta 2018-2022, yaitu Jakarta kota maju, lestari, dan
berbudaya yang warganya terlibat dalam mewujudkan keberadaban,
keadilan, dan kesejahteraan untuk semua, akan diwujudkan melalui
misi berikut:
Menjadikan Jakarta kota yang aman, sehat, cerdas, berbudaya,
dengan memperkuat nilai-nilai keluarga dan memberikan ruang
kreativitas melalui kepemimpinan yang melibatkan, menggerakkan \
dan memanusiakan.
Menjadikan Jakarta kota yang memajukan kesejahteraan umum
melalui terciptanya lapangan kerja, kestabilan dan keterjangkauan
kebutuhan pokok, meningkatnya keadilan sosial, percepatan
pembangunan infrastruktur, kemudahan investasi dan berbisnis,
serta perbaikan pengelolaan tata ruang.
KEBIJAKAN (2)
Menjadikan Jakarta tempat wahana aparatur negara yang
berkarya, mengabdi, melayani, serta menyelesaikan berbagai
permasalahan kota dan warga, secara efektif, meritokratis dan
berintegritas.
Menjadikan Jakarta kota yang lestari, dengan pembangunan
dan tata kehidupan yang memperkuat daya dukung lingkungan
dan sosial.
Menjadikan Jakarta ibukota yang dinamis sebagai simpul
kemajuan Indonesia yang bercirikan keadilan, kebangsaan, dan
kebhinekaan
KEBIJAKAN (3)
Orientasi hasil pembangunan air minum dan air limbah domestik, adalah :
Jakarta yang Sehat;
Jakarta yang Sehat dimaknai dengan menurunnya angka
kejadian penyakit. Sehingga pembangunan layanan air minum dan
sanitasi diarahkan agar berkontribusi dalam penurunan angka
kejadian penyakit yang diakibatkan/ditularkan air dan sanitasi buruk
Jakarta yang Cerdas
Jakarta yang Cerdas dimaknai dengan peningkatan kapasitas SDM
yang ditandai tingginya tingkat kehadiran siswa di sekolah untuk
penciptaan generasi yang cerdas. Tingkat kehadiran dipengaruhi
oleh kualitas kesehatan murid, sehingga pembangunan layanan air
minum dan sanitasi diarahkan agar berkontribusi pada penurunan
resiko diare pada (i) anak usia sekolah, (ii) ibu hamil, (iii) anak usia
di bawah 2 tahun.
KEBIJAKAN (4)
Pencegahan diare berulang pada ibu hamil dan anak-anak usia di
bawah dua tahun ditujukan untuk menurunkan resiko stunting
(hambatan pertumbuhan) yang nantinya mempengaruhi
kemampuan belajar dan kecerdasan anak.
Jakarta yang Bermartabat dan memajukan kesejahteraan umum; Jakarta yang bermartabat dimaknai dengan tidak ada lagi warga
yang Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan seluruh warga
terpenuhi layanan dasar air minum dan sanitasi yang aman dan
berkelanjutan. Sehingga pembangunan layanan air minum dan
sanitasi diarahkan agar berkontribusi pada pemenuhan layanan
dasar air minum dan sanitasi aman bagi semua warga.
KEBIJAKAN (5)
Jakarta yang Lestari;
Jakarta yang lestari dimaknai dengan terpeliharanya daya
dukung lingkungan dalam menunjang berbagai aktivitas kota.
Sehingga pembangunan layanan air minum dan sanitasi
diarahkan agar berkontribusi pada
o Tersedianya sumber air baku
o Hasil pengolahan air limbah yang memenuhi baku mutu
o Turunnya secara signifikan tingkat pencemaran sumber air baku
o Terkendalinya penggunaan air tanah di DKI Jakarta
Tahapan Penting
Konsep Dasar
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
KOMPONEN STBM
INDIKATOR STBM
Indikator outcome STBM yaitu menurunnya kejadian penyakit diare dan
penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan
perilaku.
Indikator output STBM adalah:
Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana
sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari
buang air di sembarang tempat (ODF).
Setiap rumahtangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan
makanan yang aman di rumah tangga.
Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu
komunitas (seperti sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar,
terminal) tersedia fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan),
sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar.
Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.
Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.
Pembelajaran
Pembelajaran
Syarat Keberhasilan Program
Menjadi arus utama dalam proses
pembangunan/paradigma pembangunan
(mainstreaming)
Menjadi kepentingan bersama (ownership)
Terinternalisasi dalam program pemerintah dan
keseharian masyarakat (internalizing)
Tercipta sinergi diantara pemangku kepentingan
(synergize)
Pembelajaran
Tiga Tahapan Penting (Three main phases)
Peningkatan Pemahaman/kesadaran (change
paradigm)
Pendalaman/adopsi/internalisasi
(adoption/internalizing)
Pelaksanaan program/kegiatan (implementation)
Pendekatan Kolaboratif
Pendekatan Tata Kelola Kolaboratif
(Collaborative Governance)
Kolaborasi dipahami sebagai kerjasama antarpelaku, antarorganisasi
atau antarinstitusi dalam rangka pencapain tujuan yang tidak bisa dicapai
atau dilakukan secara independen.
Collaborative governance
institusi pemerintahan secara langsung mengajak para pemangku
kepentingan untuk membuat keputusan secara bersama-sama dalam
sebuah forum yang bersifat formal, berorientasi konsensus, dan ada
kebebasan, yang bertujuan membuat atau melaksanakan kebijakan
publik atau mengelola program dan aset publik (Ansell dan Gash,
2007)
bersatunya institusi publik dan pihak terkait nonpemerintah dalam
proses pengambilan keputusan melalui konsensus dan partisipasi yang
hasilnya ditanggung bersama dalam pelaksanaan kebijakan atau
program.
Karakteristik
Alasan perlunya Collaborative governance
Kompleksitas dan saling ketergantungan antarinstitusi
Konflik antarkelompok kepentingan yang bersifat laten dan sulit diredam
Upaya mencari cara baru untuk mencapai legitimasi politik (Ansell and Gash
dalam Sudarmo, 2011:104)
Ciri Collaborative governance
Adanya kesetaraan di antara pelaku/pemangku kepentingan;
Sifat partisipatif dan menghindari tekanan politis dan administratif
(konsensus);
Kendati struktur formal, tetap lentur dan cenderung sederhana,
Fokus terhadap penyelesaian kebijakan dan program secara lebih efektif.
“SIMASKOTA DKI JAKARTA”
SANITASI UNTUK
MASYARAKAT KOTA 2018
Kontribusi Multi Pihak ( Pemerintah
DKI- APP Sinar Mas, Konsorsium
SPEAK-YPCII, USAID/IUWASH PLUS
untuk percepatan program STBM di
Jakarta Utara dan Jakarta Selatan
MODEL KERJASAMA
KONSORSIUM SPEAK - YPCII
KEMITRAAN
PEMPROV DKI JAKARTA
APP SINARMAS
USAID/IUWASH PLUS
Kontribusi masing-masing Lembaga
KONSORSIUM
SPEAK - YPCII APP SINARMAS USAID/IUWASH PLUS
• Penyediaan
infrastuktur
• Penguatan
kapasitas/
pelatihan
• Technical
Assistant
WASH/IPAL
• Biaya fasilitator
STBM
• Penyediaan
modul,
• Tenaga pelatih/
tenaga ahli,
• Pendampingan
kegiatan
• Produksi media
kampanye dan
Dokumentasi
• Urban WASH
Promotor
Training
• Pengembangan
Jejaring Sanitasi
• Pengembangan
aplikasi informasi
• Modul Monev
Partisipatif
Agenda Ke depan
Pembentukan/penguatan Forum Pemangku Kepentingan
Pemetaan Pemangku Kepentingan
Pengembangan BIG Data
Pengembangan Manajemen Pengetahuan (knowledge
management)
Penyusunan Peta Jalan
Internalisasi STBM dalam kebijakan/regulasi/proses
pembangunan
Pengembangan kemitraan kolaboratif
Beberapa Rujukan
• Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL)
https://www.academia.edu/3336051/Kelompok_Kerja_Air_Minum_dan_Penyeha
tan_Lingkungan_POKJA_AMPL_._Konsep_Pembelajaran_Praktek_Unggulan
• Tata Kelola Kolaboratif
https://www.academia.edu/35206788/Kepemerintahan_Kolaboratif
Pusat Informasi Nasional Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (PIN
AMPL)
https://www.academia.edu/3349331/Pusat_Informasi_Nasional_Air_Minum_dan
_Penyehatan_Lingkungan_PIN_AMPL_
Jejaring AMPL. Visi-Misi dan Peluang Keterlibatan dalam Jejaring AMPL
https://www.academia.edu/3336150/Jejaring_AMPL_Air_Minum_dan_Penyehat
an_Lingkungan_._Visi_Misi_dan_Peluang_Keterlibatan_dalam_Jejaring_AMPL
Beberapa Rujukan
Jejaring
AMPLhttps://www.academia.edu/3620842/Jejaring_Air_Minum_dan_Penyeha
tan_Lingkungan_Jejaring_AMPL_
Pengalaman Pengelolaan Sekretariat Pokja AMPL dalam memasilitasi
program kerjasama https://www.academia.edu/3336271/Pengalaman_Pengelolaan_Sekretariat_K
elompok_Kerja_Air_Minum_dan_Penyehatan_Lingkungan_dalam_Memasilita
si_Program_Kerjasama
Jejak Langkah Pokja AMPL. Memoar Periode 2002-2010
https://www.academia.edu/3336218/Jejak_dan_Langkah_Pokja_AMPL._Memo
ar_Periode_2002-2010
• Desain Besar Isu Strategis DKI Jakarta
http://tarulh.com/2018/01/23/desain-besar-kota-layak-anak/
http://tarulh.com/2018/01/23/desain-besar-bangunan-gedung-hijau/
http://tarulh.com/2018/01/23/desain-besar-sistem-pengelolaan-sampah/
http://tarulh.com/2018/01/23/desain-besar-air-minum-dan-limbah-domestik/
http://tarulh.com/2018/01/23/desain-besar-pertanian-perkotaan/
• Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019
• Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Dki Jakarta
2018-2022
• Permenkes No. 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Beberapa Rujukan