menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat guide bahasa indone… · bab ini membahas tentang...
TRANSCRIPT
MENCIPTAKAN TEMPAT KERJA
YANG AMAN DAN SEHAT
Panduan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Untuk Pengusaha, Pemilik dan Manajer di Tempat Kerja
International Commission on Occupational Health
Scientific Committee on Occupational Health and Development
MENCIPTAKAN TEMPAT KERJA YANG AMAN DAN SEHAT
Panduan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
untuk Pengusaha, Pemilik dan Manajer di Tempat Kerja
Oleh:
Brandi Karasiewicz Alford, MPH
Shannon Lynch, MPH
Ida Rosenblum, MPH
Craig Kullmann, MPH
Disunting oleh:
Tee L. Guidotti, MD, MPH
Dibantu oleh Tayseer El-Faki Mustafa, MD
Diterjemahkan oleh:
Prodi Keselamatan dan Kesehatan Kerja – Universitas Binawan
Drs. Sahuri, SST.K3., MA
dr. Anna Suraya, MKK, SpOk
Putri Winda Lestari, S.KM., M.Kes
dr. Agung Cahyono Triwibowo, M.Si
dr. Ade Dwi Lestari, M.Kes., SpOK
Uci Sulandari, M.Si
Husen, SST.K3., M.Si
Warendi, SKM., M.Kes
Yunita Sari Purba, SST.K3., MA
Lulus Suci Hendrawati, S.Kom, M.Si
Editor:
dr. Anna Suraya, MKK, SpOk
Putri Winda Lestari, S.KM., M.Kes
© 2014 Tee L. Guidotti, atas nama
International Commission on Occupational Health
Scientific Committee on Occupational Health and Development
Versi 6
Alamat pertanyaan ke [email protected].
Disponsori oleh:
Scientific Committee on Occupational Health and Development
International Comission on Occupational Health
1
PENGANTAR
Buku singkat ini dipersembahkan untuk pemilik
dan manajer perusahaan khususnya yang berada
di negara-negara berkembang, untuk membantu
Anda mengidentifikasi, mengurangi, dan
menghilangkan bahaya di tempat kerja. Panduan
ini juga berfungsi sebagai alat untuk
mempromosikan budaya keselamatan dan
kesehatan yang berorientasi kerjasama antara
pekerja, manajer, pengusaha, dan pejabat
pemerintah. Dengan kerja sama berbagai pihak,
kita akan dapat menciptakan tempat kerja yang
lebih aman dan sehat.
Panduan keselamatan dan kesehatan kerja ini
merupakan kabar baik bagi para pekerja di
perusahaan Anda. Dengan membaca panduan
ini, berarti Anda peduli akan K3. Pemilik
perusahaan dan manajer harus mengetahui
bahwa cedera dan penyakit yang terjadi di
tempat kerja dapat menjadi tragedi bagi para
pekerja dan keluarga mereka, dapat
menciptakan konflik dan perasaan khawatir
diantara pekerja, memperlambat produksi, dan
meningkatkan biaya. Hal-hal buruk bahkan
mungkin juga berimbas pada teman dekat dan
keluarga. Cara terbaik untuk menjaga pekerja
tetap aman dan sehat, serta menjaga bisnis tetap
berjalan dengan baik tanpa cedera dan risiko
yang tidak perlu adalah dengan membaca dan
mengimplementasikan isi panduan berikut.
Tantangan utama perusahaan di negara
berkembang dan negara maju adalah
menghadapi banyak masalah untuk melindungi
kesehatan dan keselamatan pekerja. Salah satu
tantangan terbesar adalah menemukan informasi
untuk mengatasi masalah tersebut. Panduan K3
ini dirancang untuk menemukan apa yang Anda
butuhkan dalam melindungi pekerja dan aset
perusahaan. Perusahaan dengan berbagai jenis
bisnis di negara-negara berkembang, sebagai
akibat dari pertumbuhan yang cepat dan global
menghadapi banyak bahaya dan risiko seperti,
peralatan industri yang sudah usang, kurangnya
tenaga kerja yang berpendidikan dan lain lain.
Panduan K3 singkat ini tidak mungkin dapat
mencakup semua potensi bahaya yang dihadapi
para pekerja, tetapi merupakan sebuah langkah
awal. Panduan K3 ini membahas permasalahan
yang paling umum di perusahaan-perusahaan
kecil dan menengah. Walaupun demikian, kami
berharap bahwa panduan ini dapat membantu
anda dalam mengatasi masalah K3 di tempat
kerja. Buku panduan ini dimaksudkan untuk
mengisi kesenjangan informasi antara panduan
umum yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran perlindungan pekerja namun biasanya
tidak detail, dengan pemaparan informasi
literatur dari profesional kesehatan kerja yang
rumit dan teknis. Banyak masalah memerlukan
informasi lebih dari yang kita dapat dalam buku
ini.
Selain apa yang ada di buku ini, Anda juga perlu
tahu mengenai hukum dan peraturan
perundangan yang berlaku khususnya yang
terkait dengan bidang usaha bisnis Anda.
Pemilik dan manajer merupakan penanggung
jawab utama untuk mengikuti peraturan
perundangan yang berlaku di negara mereka.
Akan tetapi, pemilik usaha dan manajer dapat
menerapkan perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja lebih baik dari peraturan
perundangan yang berlaku. Kita seharusnya
mencoba untuk selalu melakukan yang terbaik
agar tercipta tempat kerja yang aman dan
nyaman, dapat terhindar dari kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja serta agar bisnis dapat
berjalan dengan baik dan efisien dari waktu ke
waktu.
Pada saat perusahaan dan negara dituntut untuk
terus tumbuh dan berkembang dari sisi ekonomi,
mungkin perusahaan sulit melihat manfaat
investasi pada keselamatan dan kesehatan
pekerja secara bersamaan. Walaupun panduan
ini khusus membahas mengenai potensi bahaya
di lingkungan kerja, namun juga dimaksudkan
untuk memberikan dampak yang lebih besar
pada kesejahteraan sosial dan ekonomi baik bagi
perusahaan maupun negara. Tidak diragukan
lagi bahwa pekerja yang sehat, termotivasi, dan
puas akan lebih produktif. Oleh karena itu,
investasi dalam keselamatan dan kesehatan
kerja adalah investasi untuk masa depan
perusahaan dan tatanan sosial di negara
manapun.
2
DAFTAR ISI
Pengantar ............................................................................................................ ................................ 1
Bab 1 Lindungi Pekerja Anda ............................................................................................................ 3
Bab 2 Keselamatan Kerja .................................................................................................................. 10
Bab 3 Efisiensi dan Kerja Aman ...................................................................................................... 23
Bab 4 Stres ....................................................................................................................................... 31
Bab 5 Bahaya Debu dan Bahan Kimia .............................................................................................. 36
Bab 6 Mengendalikan Kondisi Tidak Aman di Tempat Kerja ................................ ………………. 46
Bab 7 Pekerja Rentan ........................................................................................................................ 56
Bab 8 Penilaian Risiko dan Manajemen … ................................................................................ ….. 65
Bab 9 Manajemen Risiko dan Control Banding ............................................................................... 70
Bab 10 Dimana Mendapatkan Informasi Tambahan .......................................................................... 77
Menciptakan Tempat Kerja Aman dan Sehat 3
BAB 1
LINDUNGI PEKERJA ANDA
Pekerja merupakan penjaga keberlangsungan
bisnis Anda. Sebagai seorang manajer,
mungkin Anda dapat menjaga agar bisnis terus
berputar, dan sebagai pemilik usaha Anda
mungkin dapat menyediakan dana yang
dibutuhkan, akan tetapi para pekerjalah yang
melakukan pekerjaan yang harus dilakukan
dalam proses produksi. Oleh karena itu mereka
mempunyai andil besar dalam keberhasilan
bisnis Anda. Agar pekerja terus melakukan
pekerjaannya tanpa adanya masalah atau
hambatan, bekerja dengan dedikasi dan
perhatian penuh, maka pekerja harus percaya
diri bahwa mereka aman dan terlindungi dari
kecelakaan atau penyakit akibat kerja selama
melakukan pekerjannya. Keselamatan dan
kesehatan pekerja sama pentingnya dengan
keselamatan dan kesehatan Anda. Manajer dan
pemilik usaha merupakan perpaduan antara
pelindung bagi seluruh pekerja dan pemimpin
dalam perputaran roda bisnis perusahaan.
Terciptanya tempat kerja yang aman dan sehat
bagi pekerja merupakan sebuah reputasi hebat
bagi perusahaan dan bukti kepedulian Anda
sebagai pemilik bisnis. Sebaliknya bila Anda
tidak mempunyai kepedulian untuk
menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat
bagi pekerja, hal ini merupakan reputasi buruk
bagi Anda. Hal tersebut dapat menimbulkan
kesulitan bagi Anda dan perusahaan untuk
mempertahankan pekerja terbaik yang pada
akhirnya sulit mempertahankan
keberlangsungan usaha Anda. Manajemen yang
baik sekalipun akan terganggu bila terjadi
kecelakaan atau penyakit, karena hal tersebut
dapat menyebabkan penundaan, perlambatan
produksi dan meningkatnya biaya yang harus
dikeluarkan perusahaan.
Para pekerja hanya dapat melindungi dirinya
sebatas pengetahuan yang mereka miliki.
Pekerja mungkin sudah mengetahui bagaimana
melakukan pekerjaan sesuai dengan
pengalaman yang telah mereka miliki selama
ini. Namun biasanya, mereka tidak memiliki
bekal pengetahuan tentang tata cara bekerja
aman dan bagaimana melindungi diri agar
terhindar dari penyakit akibat kerja. Mereka
hanya berusaha untuk melindungi diri mereka
sendiri agar terhindar dari kecelakaan dan
penyakit di tempat kerja sesuai dengan cara
mereka masing-masing. Tentunya akan ada
perbedaan sikap antara pekerja satu dengan
lainnya. Ada yang bekerja dengan mengetahui
risiko apa yang akan muncul jika bekerja tidak
aman, namun ada juga pekerja yang
menganggap bahwa tidak akan ada kecelakaan
serius yang akan terjadi padanya dan
bersikukuh bahwa orang yang kuat tidak perlu
melindungi dirinya. (Namun sayang,
kecelakaan yang terjadi pada pekerja yang
beranggapan seperti ini terkadang juga melukai
pekerja lain yang bekerja di sekelilingnya).
Seringkali pekerja tidak mengindahkan
keamanan bekerja dan ingin untuk mengerjakan
pekerjaannya dengan lebih cepat agar
menghasilkan produk yang lebih banyak
khususnya pada pekerjaan-pekerjaan yang
dibayarkan berdasarkan jumlah hasil produksi.
Seringkali pekerja mengambil jalan pintas atau
melakukan hal-hal yang tidak aman karena
mereka berpikir hal tersebut dapat menghemat
waktu dalam melakukan pekerjaan. Kadang
kadang, mereka juga merasa mendapat tekanan
dari supervisor untuk menghasilkan lebih
banyak produk tanpa memperhatikan cara kerja
yang aman. Banyak pekerja melakukan
tindakan tidak aman, namun tidak pernah
mengalami kecelakaan maupun cedera
sehingga mereka menganggap bahwa tindakan
tersebut adalah tindakan yang normal. Sehingga
mereka tetap bekerja dengan cara yang tidak
aman. Ketika terjadi kecelakaan atau penyakit
akibat kerja yang mungkin dapat berakhir
dengan kematian, maka penyesalan pun tidak
berguna.
Tanggung jawab pemilik dan manajer adalah
untuk membuat tempat kerja yang aman dan
sehat. Hal ini menunjukkan pada pekerja bahwa
Anda berharap agar pekerja dapat bekerja
Menciptakan Tempat Kerja Aman dan Sehat 4
dengan aman serta menciptakan situasi kerja di
mana setiap orang merasa bahwa mereka dapat
bekerja dengan aman tanpa tekanan.
Bab ini membahas tentang bagaimana
menciptakan tempat kerja aman yang akan
membantu menjaga keselamatan dan kesehatan
pekerja. Beberapa gagasan pada panduan ini
mungkin tidak relevan untuk pabrik, toko, atau
tempat kerja tertentu, hal ini bergantung pada
jenis bisnis Anda tetapi sebagian besar ide-ide
yang ada pada panduan ini mungkin dapat
digunakan.
Sebagai pemilik atau manajer sebuah
perusahaan, Anda harus mulai mempelajari
hukum dan peraturan di negara Anda sendiri
untuk memastikan bahwa Anda menjalankan
bisnis sesuai dengan kebijakan yang berlaku
agar keselamatan dan kesehatan pekerja dapat
tercapai seiring berjalannya kelangsungan
bisnis Anda. Selain itu, Anda tetap harus terus
mengusahakan dan mencari informasi terbaru
yang dapat memberikan contoh dan cara-cara
yang lebih baik dalam melakukan perlindungan
pekerja. Informasi dapat diperoleh melalui
buku, media internet atau bertanya pada kolega
di bidang usaha serupa yang telah memiliki
kondisi perlindungan yang lebih baik. (lihat bab
terakhir di buku ini)
Pelatihan Bagi Pekerja
Semakin banyak pekerja mengetahui tentang
kesehatan, keselamatan, dan berbagai potensi
bahaya, maka mereka semakin dapat
melindungi diri dari bahaya dan meningkatkan
kondisi kesehatan mereka sendiri. Pelatihan
dan pendidikan pekerja dapat mencegah hal-
hal buruk terjadi di tempat kerja. Semua cedera
dan penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan pun dapat dicegah.
Pelatihan mutlak diperlukan agar pekerja dapat
belajar bagaimana melakukan pekerjaan
dengan benar dan aman. Pelatihan yang
dilaksanakan sekali tidaklah cukup. Pelatihan
harus diulang secara rutin serta pada tiap
pelatihan perlu diberikan praktek dan contoh-
contoh yang berbeda. Seiring dengan waktu,
tiap pekerja harus menunjukkan bahwa mereka
mengerti materi dan pesan yang disampaikan
pada pelatihan tersebut. Alasan pelatihan harus
dapat dipahami, pentingnya pelatihan harus
ditekankan, dan tujuan pelatihan harus dibuat
dengan jelas. Pekerja harus mengetahui
bagaimana melakukan pekerjaan dengan aman.
Dengan pelatihan yang tepat, akan membuat
semakin banyak pekerja paham tentang
bagaimana bekerja dengan aman, sehingga
muncul komitmen dari tiap pekerja untuk
mempraktekannya yang pada akhirnya menjadi
budaya di tempat kerja. Para pekerja akan saling
menjaga satu sama lain, saling melakukan
koreksi bila terjadi kesalahan dan saling
mendukung dalam melakukan pekerjaan. Bila
situasi di tempat kerja terbentuk sebagaimana di
atas, maka kecelakaan dan cedera menjadi
semakin sedikit bahkan bisa hilang. Pada saat
bersamaan, pekerja juga diberikan pengetahuan
mengenai hak dan tanggung jawab sebagai
pekerja yang pada gilirannya dapat
menimbulkan kepercayaan diri yang tinggi
dalam memecahkan masalah dan yakin bahwa
pihak manajemen dan pemberi kerja
berkomitmen melindungi kesehatan dan
keselamatan mereka.
Tujuan utama pelatihan keselamatan dan
kesehatan kerja adalah untuk membuat pekerja
menyadari potensi bahaya di tempat kerja.
Alasan kedua adalah agar mereka memahami
bagaimana melakukan pekerjaan dengan aman.
Pelatihan memberikan pengetahuan dan
keterampilan yang mereka butuhkan agar dapat
semaksimal mungkin menekan risiko yang
dapat mengancam keselamatan dan kesehatan
saat mereka melakukan pekerjaan. Program
pelatihan harus mencakup informasi dasar
tentang cara kerja dan keterampilan agar
pekerja dapat mengenali dan mengendalikan
bahaya di tempat kerja. Selain itu pekerja juga
harus menerima pelatihan mengenai hak dan
tanggung jawab karyawan, penanganan
keadaan darurat, penggunaan peralatan yang
aman, penggunaan alat pelindung diri yang
benar sesuai standar, serta pengelolaan dan
transportasi bahan berbahaya. Pelatihan harus
diulang dari waktu ke waktu (setidaknya setiap
tahun) untuk menjaga pekerja up to date tentang
bahaya dan untuk mengingatkan pekerja akan
Menciptakan Tempat Kerja Aman dan Sehat 5
potensi bahaya yang muncul sehingga mereka
dapat melindungi diri sendiri dan keluarga.
Layanan Kesehatan dan Tempat Kerja
Layanan kesehatan seharusnya dimulai dengan
melakukan evaluasi, khususnya dalam
mempertimbangkan kelompok pekerja yang
paling berisiko dan kelompok pekerja yang
melibatkan keselamatan orang lain.
Pemeriksaan kesehatan dilakukan untuk
memastikan kapasitas pekerja untuk melakukan
pekerjaan dengan aman, melindungi
keselamatan orang-orang yang berhubungan
dengan mereka, menentukan kondisi kesehatan
mereka saat ini sehingga perubahan yang terjadi
dikemudian hari dapat diidentifikasi segera, dan
menentukan apakah mereka memiliki masalah
kesehatan yang dapat bertambah parah apabila
mereka bekerja.
Layanan kesehatan yang baik dapat membantu
mencegah atau mengurangi efek berbahaya
yang mungkin terjadi setelah kecelakaan atau
pajanan zat berbahaya. Namun demikian, bila
terlambat kerusakan organ ataupun perlukaan
mungkin sudah terjadi. Itulah sebabnya
sebagian besar buku panduan ini berhubungan
dengan aspek pencegahan, bukan pengobatan
atau perawatan terhadap cedera.
Pemeriksaan kesehatan atau medical check up
setiap tahun sangat bermanfaat untuk menjaga
kesehatan pekerja. Namun, pemeriksaan
kesehatan rutin bukanlah satu satunya cara
untuk menemukan penyakit akibat kerja dan
mencegah kecelakaan kerja. Pemeriksaan
kesehatan merupakan cara untuk melindungi
pekerja, menjaga kondisi kesehatan agar tidak
menjadi semakin buruk, dan untuk memastikan
bahwa program perlindungan pekerja telah
berjalan dengan baik. Itulah sebabnya banyak
negara mewajibkan pemeriksaan kesehatan
pada pekerja. Jika dokter atau perawat
perusahaan memiliki pengetahuan tentang
penyakit akibat kerja, mereka dapat
memberikan masukan tentang pemeriksaan apa
yang tepat dilakukan untuk pekerja. Bila staf
medis dan perawat di perusahaan belum
memiliki pengetahuan tersebut, beri dukungan
pada mereka untuk mempelajarinya
Terdapat beberapa pemeriksaan khusus yang
dapat dilakukan untuk mengetahui efek pajanan
bahan kimia berbahaya pada pekerja yang
terpajan. Pemeriksaan yang paling umum
adalah tes darah untuk pajanan timbal dan
bahan kimia tertentu pada pestisida, misalnya
golongan organofosfat. Bila pemeriksaan
dilakukan secara berkala dari waktu ke waktu
(misalnya, setahun sekali) untuk mendeteksi
apakah para pekerja masih sehat atau
menunjukkan tanda tanda atau gejala penyakit
yang berhubungan dengan pekerjaan, hal ini
disebut pemantauan medis (atau surveillance).
Untuk menentukan pemeriksaan terkait
penyakit akibat kerja, dokter atau perawat
perusahaan harus lebih memperdalam
pengetahuan tentang penyakit akibat kerja.
Sebagai ilustrasi, pemeriksaan ronsen torak
adalah pemeriksaan dasar yang tersedia di
rumah sakit dan klinik. Akan tetapi, untuk
memberikan interpretasi apakah gambaran
yang ditemukan adalah tuberkulosis atau
kemungkinan penyakit paru akibat kerja seperti
kanker paru, asbestosis ataupun silikosis, dokter
harus memahami betul apa yang harus
ditemukan pada gambaran ronsen tersebut.
WHO sedang berusaha keras mendorong agar
pelayanan kesehatan kerja dasar tersedia
melalui sistem pelayanan kesehatan primer di
semua negara. Namun, tidak banyak dokter dan
perawat mengetahui hal ini. Jika Anda ingin
membantu pekerja mendapatkan perawatan
medis, pertimbangkan berapa banyak
pengalaman tenaga medis di komunitas Anda
tentang bahan kimia, penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan, dan bagaimana
mencegah kecacatan setelah cedera. Kemudian
apakah mereka berpengalaman dengan timbal
dan asbes (dua dari bahaya di tempat kerja yang
paling umum dan paling penting), dengan
demikian Anda dapat memutuskan untuk
memilih tenaga kesehatan yang lebih baik demi
melindungi pekerja Anda dari penyakit akibat
kerja.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Pajanan
Menyebabkan Penyakit?
Jika pada pemeriksaan kesehatan ditemukan
bahwa pekerja Anda terdampak pajanan bahan
Menciptakan Tempat Kerja Aman dan Sehat 6
kimia tertentu, seperti timah atau pelarut, Anda
harus segera memberitahukannya. Sebagian
besar pekerja akan memahami jika mendapat
informasi tentang ditemukannya gangguan
kesehatan sedini mungkin. Sangat penting
untuk membangun komunikasi yang terbuka
dan memberi kesempatan pekerja untuk
memberikan usulan atau saran. Pekerja yang
berpengalaman dibidangnya seringkali dapat
memberikan solusi terbaik dari masalah yang
mereka hadapi.
Untuk mengatasi masalah pajanan di tempat
kerja, Anda harus menemukan sumber bahaya
pajanan dan menentukan seberapa besar
risikonya. (Hal ini ada dalam Bab 8.) Setelah
Anda menemukan sumber dan mengevaluasi
masalah, Anda dapat menggunakan metode
yang dijelaskan dalam Bab 6 dan 9 untuk
memperbaiki masalah, Anda tidak dapat
memperbaiki masalah pajanan tempat kerja
kecuali jika Anda tahu sumber pajanan tersebut.
Bila masalah utama tidak dapat diselesaikan,
Anda dapat memberikan APD yang tepat pada
pekerja. Pada beberapa kondisi, Anda mungkin
membutuhkan jasa professional untuk
mengatasi masalah Anda. Akan tetapi, buku
panduan ini mencoba untuk membantu Anda,
manajer dan supervisor untuk memecahkan
banyak masalah.
Menemukan Masalah dan Lakukan
Perbaikan
Para ahli yang mengetahui persis bagaimana
sebuah pekerjaan dilakukan adalah pekerja
yang telah terbiasa melakukan pekerjaannya.
Mereka adalah orang pertama yang harus
ditemui bila Anda ingin mulai melakukan
investigasi atau melakukan identifikasi masalah
yang dapat diperbaiki. Pekerja yang telah
bekerja bertahun-tahun, sangat berpengalaman
dibidangnya, bahkan seorang supervisor pun
tidak mengetahui persis bagaimana sebuah
pekerjaan dilakukan kecuali dia melakukannya
sendiri. Seorang yang duduk di kantor mungkin
seorang manajer yang sangat hebat, akan tetapi
keterampilan sebagai manajer tidak dapat
mempersiapkan seorang pekerja operasional
untuk mengetahui secara persis bagaimana
melakukan pekerjaannya di area kerja.
Kita dapat langsung bertanya pada pekerja bila
membutuhkan pengetahuan mereka, tetapi
seringkali akan lebih baik bila memiliki komite
yang terdiri dari beberapa pekerja. Komite ini
bersama-sama dengan supervisor, harus rutin
membahas tentang bagaimana kondisi K3 di
area kerja dan apa yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan keselamatan dan kesehatan
kerja. Melalui komite, para pekerja dapat
memberitahu Anda saat terjadi perubahan
sebelum menimbulkan kecelakaan kerja, dan
Anda juga dapat menggunakan pengalaman
mereka untuk mencari berbagai solusi. Kadang-
kadang, pengawas tidak menyukai komite ini
karena mereka dianggap menghilangkan
kewenangan pengawas. Namun, adanya komite
akan lebih baik dibandingkan dengan hanya
mengandalkan supervisor. Supervisor
terkadang menyaring masalah kepada
manajemen tergantung pada apa yang ingin
didengar oleh manajemen. Supervisor yang
baik bersedia bekerja dengan komite ini karena
memberi manfaat bagi banyak orang. Komite
ini harus melaporkan langsung kepada manajer
senior dan pemilik, akan lebih efektif lagi bila
pemilik atau manajer senior aktif berpartisipasi.
Bila dibutuhkan, akan sangat membantu bila
Anda menunjuk seorang pekerja senior, pekerja
yang disegani, atau seorang supervisor untuk
menjadi petugas yang bertanggung jawab
dalam mengawasi berjalannya K3 di seluruh
area kerja. Petugas tersebut dapat belajar lebih
dalam mengenai K3 sehingga dapat menjadi
pionir dalam pelaksanaan K3 di tempat kerja.
Petugas harus mendapat dukungan yang kuat
dari manajer dan pemilik perusahaan sehingga
dia terlindungi dari kemungkinan
ketidaknyamanan di tempat kerja karena
seringkali kebijakan K3 tidak popular di
kalangan pekerja atau bahkan supervisor.
Petugas juga harus dilindungi pekerjaannya
agar tetap bertindak jujur dan berani dalam
melakukan pekerjaannya.
Menciptakan Tempat Kerja Aman dan Sehat 7
Bisnis Anda Spesial
Setiap bisnis, industri, dan pekerjaan memiliki
potensi bahaya dan masalah masing-masing.
Tapi tidak berarti bahwa potensi bahaya di
setiap pekerjaan benar-benar berbeda. Kita
semua dapat belajar banyak dengan mengamati
tempat kerja, industri dan pekerjaan di banyak
lokasi lainnya. Kita dapat belajar prinsip-
prinsip umum yang dapat diterapkan untuk
bisnis Anda. Ketika Anda membaca buku ini,
pertimbangkan apa yang berguna untuk bisnis
Anda dan pekerja Anda, juga prinsip-prinsip
perlindungan pekerja.
Sebagai contoh, industri konstruksi. Pekerjaan
konstruksi dilakukan di berbagai tempat di
dunia dan banyak dari pekerjaan tersebut
dilakukan dengan cara yang sama. Konstruksi
melibatkan banyak pekerja yang melakukan
pekerjaan yang berbeda secara bersama-sama.
Beberapa dari mereka bekerja dengan potensi
bahaya yang sama sementara pekerja lainnya
menghadapi potensi bahaya yang berbeda.
Box 1.1 menjelaskan potensi bahaya dibidang
konstruksi. Potensi bahaya yang mana terdapat
pada bisnis Anda? Dapatkah bisnis Anda
mendapat pelajaran atau praktek yang berguna
tentang perlindungan K3 di bidang konstruksi?
Apakah anda memperoleh pelajaran yang
bermanfaat tentang K3 dari industri yang lain?
Gambar 1.1. Pekerja di bidang konstruksi
menghadapi banyak potensi bahaya. Industri ini
memiliki tingkat kecelakaan bahkan kematian
yang tinggi. Pria di sebelah kanan menambah
potensi bahaya dengan merokok sambil
bekerja, hal ini bertentangan dengan aturan
yang ada. Merokok merupakan penyebab
kebakaran yang sangat serius dan dapat
memperburuk kesehatan pekerja. (Foto ©
dreamstime.)
Menciptakan Tempat Kerja Aman dan Sehat 8
Kotak 1.1.
Industri Konstruksi:
Sebuah Contoh Bahaya di Usaha Kecil atau Menengah
Di berbagai negara, industri konstruksi
beroperasi melalui kontraktor, yang
kebanyakan mempekerjakan pekerja atau
tukang harian dengan durasi kerja sesuai
proyek, misalnya: tukang listrik, tukang plester,
tukang kayu, tukang batu, tukang pipa, pekerja
lembaran logam, dan tukang cat. Pola kerja
jangka pendek ini menyebabkan rendahnya
perlindungan terhadap pekerja dan tingginya
penggantian atau turnover. (Gambar 1.1.)
Pekerja konstruksi sangat rentan terkena
berbagai jenis bahaya. Seperti terkena bahaya
mekanis (tangga, perancah, platform terbuka
dan lantai yang tidak dilindungi, terkena kabel
listrik, rongsokan dan serpihan puing-puing).
Jatuh dari ketinggian, tertimpa benda, dan
kelelahan adalah insiden yang paling umum
terjadi dan menjadi penyebab terbanyak
hilangnya waktu kerja. Pagar pelindung, safety
harness dan alat pelindung diri (APD) harus
disediakan untuk melindungi pekerja dari
kecelakaan tersebut di atas. Berbagai bahaya
potensial terhadap keselamatan akan dibahas di
Bab 2. Kebakaran juga bisa terjadi di area
proyek bangunan.
Banyak pengrajin/tukang dengan keahlian yang
berbeda bekerja di lokasi konstruksi. Banyak
dari mereka, terutama tukang kayu dan tukang
pipa memiliki masalah ergonomi dan risiko
fisik akibat alat-alat, postur kerja, dan beban
kerja yang menyebabkan mereka sering
merasakan gangguan pada otot dan sendi.
Masalah-masalah ini akan dibicarakan pada
Bab 3.
Sebagaimana tempat kerja lainnya, pekerja
konstruksi juga menghadapi stres kerja yang
berasal dari tekanan untuk melakukan
pekerjaan dengan cepat, atau permasalahan
dengan supervisor atau rekan kerja. Pekerja di
bidang konstruksi seringkali bekerja sendiri-
sendiri. Mereka suka melakukan pekerjaan
dengan cara mereka sendiri dan kadang-kadang
terjadi konflik. Stres di tempat kerja akan
dibahas dalam Bab 4.
Pekerja konstruksi juga bekerja dengan
beberapa bahan kimia yang sangat berbahaya,
seperti pelarut, timbal, serta debu silika. Kanker
telah menjadi masalah besar di masa lalu karena
pajanan debu asbes dari bahan isolasi. Risiko
kanker tertinggi terdapat pada pekerja yang
berhubungan langsung dengan asbes, akan
tetapi risiko terkena kanker paru juga
meningkat pada pekerja lain yang terkena asbes
di tempat kerja, seperti pekerja lembaran logam.
Meskipun penggunaan asbes sudah dilarang di
beberapa negara, ancaman bahayanya tetap ada
khususnya bagi pekerja yang harus melakukan
renovasi atau pembongkaran bangunan
berbahan asbes. Bahaya kimia dan debu akan
dibicarakan pada Bab 5.
Setiap proyek konstruksi memiliki masalah dan
bahaya masing-masing:
• Tukang batu mengalami cedera tangan,
bahu dan lengan serta sakit punggung
bawah akibat faktor risiko ergonomi,
antara lain akibat manual handling saat
bekerja atau membawa batu bata dengan
cara dipanggul.
• Tukang kayu dan pembuat lemari atau rak
mengalami pajanan debu kayu, yang dapat
menyebabkan alergi dan iritasi pernapasan.
• Teknisi listrik menghadapi aliran listrik
berdaya tinggi yang dapat menyebabkan
luka bakar dan bahkan risiko kematian
akibat sengatan listrik
• Operator alat berat dan derek, terpajan
kebisingan dan getaran di seluruh tubuh
yang dapat menyebabkan nyeri punggung.
• Pekerja isolasi terkena serat kecil dari
bahan isolasi, yang dapat menyebabkan
penyakit paru dan batuk. Asbes tidak lagi
digunakan untuk isolasi di sebagian besar
Menciptakan Tempat Kerja Aman dan Sehat 9
negara tetapi pekerja isolasi di masa lalu
sering mendapat kanker dari asbes.
• Tukang cat terpajan pelarut dan mungkin
juga timbal. Keracunan dari bahan kimia
tersebut dapat terjadi dalam situasi yang
berbeda. Keracunan pelarut lebih umum
pada penggunaan cat semprot. Keracunan
timbal lebih umum terjadi di negara-negara
yang menggunakan cat rumah berbahan
timbal dan tukang cat yang menggunakan
atau menghapus cat timbal di luar ruangan,
seperti jembatan-jembatan.
• Para tukang ledeng (instalasi air) dapat
terpajan asbes (dari isolasi) dan terpajan
timbal dari pipa.
• Tukang yang bekerja memasang atap
berisiko karena mereka bekerja di
ketinggian. Tanpa perlindungan/body
harness (pemegang tubuh yang berfungsi
untuk menjaga pekerja saat jatuh), mereka
dapat jatuh yang berakibat cedera serius
bahkan kematian.
• Pengaspalan khususnya bila dilakukan di
bagian atap bangunan adalah pekerjaan
yang kotor, sering dilakukan dalam kondisi
panas, membutuhkan pekerja untuk
mengambil dan membawa gulungan berat
dan ember aspal. Aspal dapat
mengakibatkan luka bakar, api, dan
pajanan hidrokarbon polisiklik organik
(golongan bahan kimia yang dapat
menyebabkan perubahan kulit dan kanker)
yang merupakan bahaya besar pada
pekerjaan. Pekerja aspal juga memiliki
peningkatan risiko kanker kulit.
• Pelapis aspal di jalan juga menunjukkan
peningkatan angka kematian akibat kanker
paru dan gangguan pernafasan.
Salah satu isu yang juga penting dalam
keselamatan konstruksi adalah potensi bahaya
dari parit dan galian. Galian bisa sangat besar,
misalnya saat bangunan yang sedang dibangun.
(Gambar 1.2)
Parit digali menggunakan alat berat (backhoe)
atau kadang-kadang hanya dengan sekop; sisi-
sisi parit biasanya lurus. Jika parit terlalu dalam,
sisi parit bisa runtuh, terutama ketika tanah
berpasir, penuh kerikil, basah, atau ketika tanah
liat mengering, retak, dan hancur. Parit yang
runtuh dapat menjebak dan mengubur pekerja
hingga menyebabkan kematian. Gangguan kecil,
seperti getaran dari truk yang lewat, dapat
memicu runtuhnya parit atau galian. Perlu adanya
penopang dari papan dan kayu untuk mencegah
runtuhnya parit. Juga sangat penting untuk
menstabilkan galian berskala besar, yang dapat
dilakukan dengan membuat kemiringan di setiap
sisi secara bertahap sehingga tanah tidak runtuh,
dengan menempatkan serangkaian bangku atau
tangga penopang pada sudut secara berjenjang
atau dengan menopang sisi sisi agar tidak runtuh
Gambar 1.2. Galian di sebuah proyek bangunan
di Turki. Perhatikan bahwa sisi galian terlalu
curam dan tidak ada penopang untuk menjaga
lereng agar stabil. Banyak benda dapat
meluncur ke dalam galian. Perhatikan bahwa
pagar ditempatkan di posisi yang salah, pagar
seharusnya diletakkan agar orang dan mobil
berada jauh dari galian untuk mencegah terjatuh
ke dalam galian, pagar bukan untuk menangkap
orang atau benda yang jatuh. (Foto oleh Tee L.
Guidotti.)
Menciptakan Tempat Kerja Aman dan Sehat 10
BAB 2
KESELAMATAN KERJA
“Safety” atau keselamatan adalah suatu keadaan
terlindungi dari bahaya secara fisik. Saat terjadi
kecelakaan, maka produksi akan melambat dan
pekerja tidak akan dapat bekerja setidaknya
untuk sementara waktu. Jika kecelakaan
berakibat serius atau bahkan menyebabkan
kematian, keluarga korban mungkin akan
berada dalam kesulitan karena disebabkan
kehilangan pendapatan dan fasilitas lainnya.
Bab ini mengkaji masalah keselamatan kerja
yang paling sering terjadi dan mungkin akan
dihadapi oleh pengusaha kecil.
Kondisi berbahaya di tempat kerja dapat
menyebabkan kecelakaan dan cedera serius.
Potensi bahaya keselamatan bisa muncul dari
beragam sumber seperti peralatan tajam, tangga
tak stabil, perancah yang rubuh, galian atau
parit yang runtuh dan menimbun korban,
genangan air licin di jalan sehingga orang bisa
tergelincir, korsleting listrik, pencahayaan yang
kurang sehingga pekerjaan tidak terlihat jelas,
sumber panas yang dapat menjadi penyebab
kebakaran, dan ruang terbatas yang berisi gas
beracun.
Potensi bahaya keselamatan selalu ada di
tempat kerja, terdapat hampir di semua lokasi
dan sering tidak dapat dikendalikan.
Permasalahan keselamatan kerja dapat
diketahui dengan melakukan pengamatan pada
kondisi yang ada. Seorang pemilik perusahaan
dan manajer yang bertanggung jawab pada
keselamatan kerja akan melakukan pengamatan
terhadap potensi bahaya di area kerja dan
berupaya keras melakukan perbaikan
berdasarkan hasil pengamatan sehingga kondisi
tempat kerja menjadi aman. Beberapa potensi
bahaya keselamatan dapat dikontrol dengan
langkah-langkah sederhana seperti
pemeliharaan kebersihan, penggunaan
peralatan yang tepat, dan pemantauan kondisi
tempat kerja untuk memastikan bahwa seluruh
barang atau peralatan dibersihkan dan di
letakkan sesuai tempatnya.
Dalam menjalankan roda bisnis, terkadang
diperlukan pengurangan biaya karena ekonomi
berjalan lambat dan di lain pihak terkadang
ekonomi sangat baik sehingga produksi harus
dijalankan dengan kapasitas penuh. Pada kedua
kondisi ekstrim tersebut, terdapat
kecenderungan untuk mengurangi biaya
pemeliharaan dan keselamatan kerja untuk
menghemat waktu dan biaya. Bila hal itu
dilakukan maka akan dapat berakibat fatal,
karena pada kondisi seperti di atas kecelakaan
akan lebih sering terjadi.
Permukaan Jalan
Kecelakaan kerja yang paling sering terjadi
adalah terjatuh. Permukaan jalan harus aman
untuk mencegah pekerja dari tergelincir,
tersandung, atau terjatuh. Permukaan jalan yang
dimaksud termasuk permukaan lorong, jalur
penghubung, tangga, pelapis lantai, dan
pembatas jalan. Di area mana saja yang berisiko
dapat menyebabkan orang terjatuh harus
disediakan pelindung seperti rel pegangan
tangan, pembatas bila ada lubang di permukaan
jalan dan pelindung yang baik pada tangga.
Area pejalan kaki harus cukup lebar sehingga
orang dapat dengan mudah berpapasan saat
membawa barang bawaan. Permukaan jalan
atau lantai yang ditinggikan seperti pada ramp,
perancah atau balkon harus cukup kuat untuk
menahan beban sesuai tujuan penggunaan. Jika
permukaan pijakan tidak cukup kuat, maka
harus diberikan rambu-rambu yang
menunjukkan berat maksimum yang aman
untuk digunakan.
Penyebab tersering orang terpeleset, tersandung
dan jatuh antara lain adalah benda kecil di
lantai, pencahayaan kurang, lantai tidak
terawat, tangga dan peron yang dibangun tidak
layak, permukaan tidak rata, kurang
konsentrasi, berlari dan tidak menggunakan
peralatan keselamatan serta tidak mengikuti
prosedur dengan benar, misalnya prosedur saat
membersihkan tumpahan.
Menciptakan Tempat Kerja Aman dan Sehat 11
Tempat pejalan kaki, baik di dalam dan di luar
bangunan harus bersih dan kering untuk
mencegah terpeleset, tersandung, dan terjatuh.
Tangga dan ramp harus selalu kering, bebas
dari tumpahan atau benda yang dapat membuat
orang terpeleset dan harus memiliki pegangan
tangan yang mudah untuk di genggam serta
permukaan yang kasar. Jaga lantai dari barang
yang berantakan dan benda yang dapat
membuat tersandung. Potensi sumber
kecelakaan yang sering di temukan di lantai
antara lain karpet atau lapisan lantai yang
tertekuk atau robek dan bentangan kabel,
seperti kabel telepon atau kabel ekstensi yang
membentang di tengah jalan. Karpet harus rapi
dan menempel kuat pada bagian tepi, jika
memungkinkan dipaku di lantai. Karena bila
hanya di selotip di bagian tepi, karpet dapat
kembali terlipat dan menyebabkan orang
tersandung. Pelapis lantai harus dibuat
semaksimal mungkin rata dengan lantai.
Potensi bahaya semacam ini dapat ditemukan di
kantor-kantor maupun area produksi.
Lantai dengan permukaan licin sangat
berbahaya terutama jika basah. Lantai licin
apalagi basah bisa menjadi masalah di tempat
kerja Anda, lakukan tes tergelincir sederhana
dengan menarik balok berat dengan tangan di
permukaan. Bila balok berat bisa dengan mudah
meluncur maka dapat disimpulkan permukaan
lantai itu licin. Karyawan harus dilatih untuk
membersihkan tumpahan dengan segera untuk
mencegah tergelincir.
Faktor lain yang juga harus diperhitungkan
adalah alas kaki pekerja. Pada tempat kerja
yang menggunakan banyak peralatan, berbagai
bahan, paku, sekrup, dan benda lain yang
mungkin akan berserakan di lantai, pekerja
harus menggunakan alas kaki dengan
permukaan yang kuat dan stabil agar terlindung
dari benda benda yang dapat melukai kaki
mereka. Pekerja harus memakai sepatu yang
kuat atau sepatu safety dengan pelindung baja
dibagian jari jari dan telapak kaki. Dilarang
menggunakan sandal jika terdapat potensi
bahaya seperti di atas.
Potensi bahaya lain adalah berjalan di area yang
dilalui oleh kendaraan. Tindakan pencegahan
yang sangat sederhana dan efektif adalah
memberi tanda di area lantai di lokasi
kendaraan seperti jalur forklift. Tanda juga
diberikan pada lokasi dimana pekerja yang
membawa peralatan dengan beban berat lewat
dan di area pekerja lain atau pengunjung tidak
boleh lewat. Salah satu caranya adalah dengan
mengecat garis kuning di area tersebut dan
memasang tanda untuk memperingatkan
kendaraan atau orang yang melintas.
Pelatihan mengenai cara kerja aman dan
berbagai usaha untuk meningkatkan kesadaran
pekerja seharusnya dapat mencegah kejadian
tergelincir, tersandung dan jatuh pada pekerja.
Namun, harus diingat bahwa pelatihan saja
tidak bisa menjadi satu-satunya cara untuk
mencegah bahaya tersebut. Sesuatu mungkin
tampak seperti hal rutin biasa bagi pemilik atau
manajer, tetapi seiring berjalannya waktu, pada
saat para pekerja sibuk dengan rutinitas
pekerjaannya masing-masing, mereka bisa saja
kembali berperilaku tidak aman dan mengambil
jalan pintas yang berakibat kejadian yang tidak
diharapkan dapat terjadi.
Penahan dan Pagar Pengaman
Bangunan panggung (platform) dan area
berjalan (walkways) yang tinggi harus diberi
pagar pengaman agar pekerja tidak jatuh.
Lengah sesaat saja, pekerja bisa terjatuh bila
tidak ada pagar pengaman. Cedera patah tangan
atau kaki membuat pekerja harus berhenti
bekerja selama beberapa minggu, bila
kecelakaan menyebabkan cedera pada kepala
maka terkadang dapat menyebabkan kecacatan
seumur hidup.
Pagar pengaman dan penahan lainnya juga
berfungsi untuk mencegah terjadinya cedera
pada pekerja akibat terjatuh atau tertimpa
material atau peralatan yang jatuh. Pagar
pengaman harus selalu ada di sekitar tangki
yang besar, lubang, selokan, pintu masuk ke
tangki, dan di tempat lain yang memungkinkan
pekerja terjatuh.
Jika terdapat area berjalan (walkways) yang
tinggi, pagar pengaman harus dilengkapi
dengan pagar dasar (toeboards). Pagar dasar
adalah bentangan pagar di bagian dasar pijakan
Menciptakan Tempat Kerja Aman dan Sehat 12
yang berfungsi untuk mencegah alat-alat, bahan
lain dan sampah jatuh dari ujung platform yang
dapat melukai seseorang yang berada di
bawahnya. Bila walkways (area pejalan kaki)
berada di bawah area proyek konstruksi maka
walkways (area pejalan kaki) harus diberi atap
untuk melindungi pekerja dari benda yang
jatuh.
Tangga
Tangga digunakan setiap hari dan bisa
berbahaya jika digunakan secara tidak benar.
Cedera dapat terjadi jika tangga portabel
ditempatkan pada permukaan yang tidak rata
atau tidak stabil, jika pekerja menaiki tangga
terlalu miring ke satu sisi yang menyebabkan
tangga bergerak ke samping, atau bila tangga
tidak disokong dengan layak atau hanya
dipegang oleh pekerja yang lain. Jatuh dari
tangga yang berakibat cedera serius bisa terjadi
bila pekerja keliru dalam memilih tangga sesuai
kebutuhan pekerjaannya, saat hujan, terdapat
air atau minyak yang membuat licin anak
tangga, pekerja naik atau turun tangga dengan
memegang sesuatu sehingga tidak dapat
berpegangan di kedua tangan, dan bila tangga
diletakkan di tempat yang keliru atau digunakan
dengan tidak benar. Tidak diperbolehkan
menggunakan tangga portable bila terdapat
pilihan lain yang lebih aman seperti perancah,
platform kerja atau tangga tetap.
Tinggi tangga harus sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan. Bila pekerjaan berada di ketinggian
yang lebih tinggi dari pada tangga, jangan
memaksakan berdiri di anak tangga terakhir
(dua anak tangga tertinggi adalah tempat paling
berbahaya untuk berdiri), jangan letakkan
tangga di atas bata atau drum untuk menambah
ketingginan tangga karena dapat terjadi
kehilangan keseimbangan dan sangat
berbahaya.
Anak tangga harus dilapisi dengan material anti
licin. Tangga harus diperiksa secara berkala
untuk melihat apakah ada anak tangga yang
rusak, bagian lepas, atau retak dan harus bersih
serta bebas dari minyak atau bahan licin
lainnya.
Komponen keselamatan kerja yang sangat
penting terkait tangga adalah penempatan
tangga. Bagian atas tangga harus bersandar
dengan baik, sehingga tidak bergeser atau
tergelincir. Kaki tangga harus ditempatkan pada
permukaan yang padat, stabil dan tidak licin.
Tangga harus di tempatkan sehingga memenuhi
rasio empat banding satu untuk tinggi tangga ke
titik sandaran dibagian atas dibagi dengan jarak
antara ujung tangga bawah ke titik sejajar
sandaran atas tangga. Sebagai contoh, bila
tinggi tangga ke bagian penyangga di atas
berjarak 1meter (100 cm) vertikal, maka jarak
horizontal antara ujung bawah tangga ke titik
sejajar penopang atas adalah 25 cm (1/4 meter).
Jika tangga bersandar pada struktur pendukung,
maka tinggi tangga seharusnya lebih tinggi
sedikitnya satu meter melebihi bagian
pendukungan, sehingga pekerja dapat dengan
aman saat menaiki dan menuruni tangga. (Lihat
Gambar 2.1 dan 2.2).
Gambar 2.1. Bagaimana menempatkan sebuah
tangga.
Cara pekerja menggunakan tangga juga
merupakan hal penting. Pekerja menaiki atau
menuruni tangga harus selalu menghadap ke
Menciptakan Tempat Kerja Aman dan Sehat 13
tangga dan berpegangan, jangan menuruni
tangga dengan membelakangi tangga. Sol
sepatu pekerja harus bebas dari lumpur, minyak
dan bahan licin lainnya. Perkakas tukang harus
dibawa di sabuk khusus atau di angkut
menggunakan tali agar tangan pekerja bebas
berpegangan pada tangga selama menggunakan
tangga.
Gambar 2.2. Pekerja pada gambar di atas
bekerja tanpa perlindungan sama sekali, berada
di atas platform tanpa pagar pengaman, tangga
terlalu pendek dan banyak benda berantakan di
papan pijakan yang dapat menyebabkan pekerja
tersandung dan jatuh ke lantai beton di
bawahnya. Jika pekerja jatuh di bagian kepala
dari ketinggian ini, dapat terjadi kerusakan otak
yang menyebabkan cacat permanen. (Foto
milik Julietta Rodríguez Guzman, Universidad
El Bosque.)
Peralatan dan Listrik
Peralatan listrik yang digunakan di tempat kerja
selalu memiliki dua jenis bahaya: bahaya arus
listrik dan bahaya peralatan itu sendiri.
Pada umumnya sumber daya dari peralatan
berasal dari aliran listrik. Listrik sendiri, harus
dipandang sebagai sumber bahaya. Kabel listrik
yang terkoyak, steker yang tidak dipasang arde
(sistem pentanahan), hubungan pendek pada
peralatan, outlet yang dipasangi colokan listrik
yang berlebihan, semua hal tersebut dapat
menyebabkan sengatan listik pada pekerja.
Peralatan listrik perlu diperiksa secara rutin dan
kabel yang sudah rusak harus diganti. Sirkuit
tidak boleh kelebihan beban karena dapat
menyebabkan kebakaran, pemadaman, dan
sengatan listrik
Gambar 2.3. Terlalu banyak colokan listrik,
outlet kurang. Gambar tentang keadaan kabel
listrik dan outlet listrik di sebuah toko di Mesir
yang sangat kelebihan beban. Situasi ini dapat
menyebabkan kebakaran.
Bila kita perhatikan, cara kerja peralatan listrik
sangat jelas. Bor listrik bisa mengenai tangan
dan gergaji listrik dapat memotong jari tangan
dengan begitu cepat sampai pekerja tidak
menyadari dan sudah terlambat. Peralatan
mesin yang menggunakan tenaga listrik jauh
lebih cepat dan lebih kuat dari pada tenaga
manusia, jadi sangat berbahaya bila kita hanya
bergantung pada "berhati-hati" untuk mencegah
kecelakaan.
Baik peralatan mekanik maupun peralatan
listrik keduanya dapat menyebabkan cedera.
Semakin besar kekuatan arus listrik yang
dipakai, semakin parah cedera yang dapat
ditimbulkan. Saat menggunakan gergaji tangan,
jika ada yang tidak beres pada alat segera
matikan power listrik. Jika tidak dimatikan, alat
tersebut dapat terus berjalan dan melukai
pekerja dengan sangat cepat. Cedera serius
dapat terjadi walaupun pekerja sudah bekerja
dengan hati-hati dan penuh perhatian.
Pekerja sering mengekspresikan dirinya melalui
penampilan dalam berpakaian dan model
rambut, tetapi harus ada batasan yang mengatur
bagaimana berpakaian dan model rambut demi
keamanan dan keselamatan pekerja itu sendiri.
Menciptakan Tempat Kerja Aman dan Sehat 14
Pakaian longgar, perhiasan atau rambut panjang
bisa terjebak di mesin yang berputar. Jika
lengan baju, kalung atau jilbab tersangkut kipas
bor, atau roda atau mesin bubut, dalam sekejap
ia akan menarik dengan kuat dan mencekik
bahkan menghancurkan seseorang. Rambut
panjang bisa tertarik begitu keras sehingga
rambut dan kulit kepala bisa terlepas. Pekerja
harus menggunakan pakaian yang tidak akan
tertarik oleh mesin serta tidak menggunakan
perhiasan yang longgar seperti kalung atau
rantai disekitar leher. Jika berambut panjang,
maka harus diikat ke belakang dengan rapi
untuk keselamatan.
Peralatan kerja harus dirawat dengan benar dan
apabila rusak harus segera diperbaiki. Apabila
alat yang rusak atau yang tidak diperbaiki
dengan benar masih digunakan, biasanya akan
menimbulkan bahaya. Alat tersebut tidak akan
beroperasi sebagaimana mestinya dan berarti
sulit diprediksi serta fungsi perlindungan pada
alat juga mungkin tidak berfungsi dengan baik.
Peralatan harus digunakan dengan cara yang
benar, sesuai petunjuk pabrik pembuatnya.
Peralatan yang baik dan modern selalu
dilengkapi dengan pelindung, yang dapat
melindungi jari, tangan, kaki, dan tubuh pekerja
dari bagian mesin yang dapat memotong,
mencabik, membuat tersangkut,
menghancurkan, berputar, dan menarik.
Terkadang pekerja malah melepaskan
pelindung karena mereka pikir mereka dapat
bekerja lebih cepat tanpa alat pelindung. Alat
pelindung tidak boleh dilepas karena berfungsi
sebagai pelindung pekerja dari kecelakaan.
Pekerja pada Gambar 2.4 pekerja hanya
berjarak sesaat dari kemungkinan jari
tangannya terpotong. Ada banyak masalah K3
di tempat kerjanya, termasuk bahaya
kebakaran. Kondisi seperti digambar ini sudah
biasa di tempat kerja. Tempat kerja yang
terpajan satu potensi bahaya hampir selalu
memiliki beberapa bahaya serius lainnya.
Tempat kerja di Gambar 2.5 menunjukkan
keadaan tersebut. Terdapat banyak sumber
bahaya di tempat kerja tersebut yang
menunjukkan juga bahwa banyak potensi
bahaya ditemukan juga pada tempat kerja yang
buruk lainnya. Potensi bahaya tersebut ada
karena kelalaian, kurangnya kesadaran, atau
cara kerja yang buruk.
Gambar 2.4 Pekerja ini sedang mendorong
papan ke meja gergaji dengan tangan kosong.
Lihat seberapa dekat lengannya dengan mata
pisau (di kanan). Juga, betapa kotornya tempat
kerja ini dengan terlihat pajanan debu pada lensa
kamera. Pekerja ini menghirup debu sepanjang
hari. Namun, ada satu hal yang baik dalam
gambar ini: Pipa di sebelah kiri menunjukkan
bahwa ada sistem pembuangan udara kotor di
bawah meja yang menghilangkan serbuk gergaji
dari bawah gergaji. Sulit untuk mengetahui
seberapa efektif sistem ventilasi debu lokal
karena ada begitu banyak debu di sekitarnya.
(Foto milik Seifeddin Ballal, Universitas
Dammam.)
Gambar 2.5 Tempat kerja yang berantakan dan
tidak aman. Terlihat banyak sumber bahaya di
lantai, permukaan kerja yang tidak stabil
(ditopang oleh batu bata tetapi di atas meja
terdapat benda panas), klem panjang di dinding
yang dapat jatuh dengan mudah, pencahayaan
yang buruk, sumber bahaya kebakaran, dan
terdapat debu di mana-mana (terlihat pada lensa
Menciptakan Tempat Kerja Aman dan Sehat 15
kamera). (Foto milik Seifeddin Ballal,
Universitas Dammam.)
Benda Jatuh
Benda yang jatuh dapat menyebabkan banyak
kerusakan. Semakin tinggi benda jatuh,
semakin besar kerusakan yang ditimbulkan.
Kaki yang kejatuhan obeng mungkin terlihat
sepele, namun dapat menyebabkan luka,
terlebih apabila pekerja hanya mengenakan
sandal, hal itu dapat mematahkan kaki pekerja.
Apabila obeng mendarat di kepala seseorang,
dapat menyebabkan kerusakan otak (orang
yang rubuh merupakan pertanda adanya
kerusakan otak) atau bahkan membunuh
pekerja tersebut. Pekerja harus mengenakan
helm di seluruh area kerja yang memiliki risiko
adanya benda-benda yang jatuh, bahkan benda
kecil sekalipun. Di area kerja tersebut pekerja
juga harus memakai sepatu safety atau sepatu
bot.
Api
Kebakaran menyebabkan korban jiwa lebih
banyak daripada keadaan darurat lainnya di
tempat kerja. Api kecil bisa menjadi besar dan
menyebar dengan cepat. Bahkan api kecil dapat
menyebabkan kematian atau melukai pekerja,
sedangkan api besar dapat membunuh banyak
orang dan menghancurkan bisnis untuk
selamanya. Pemerintah daerah biasanya telah
memiliki standar keselamatan kebakaran dan
perusahaan harus mengikuti aturan tersebut
dengan ketat. Apa yang harus dilakukan jika
terjadi kebakaran juga harus menjadi perhatian
utama dalam rencana manajemen darurat
perusahaan. (Lihat Bab 6.)
Begitu api menyala, asap yang dihasilkannya
bisa lebih berbahaya dan dapat menyulitkan
pekerja untuk menemukan jalan keluar darurat.
Asap dapat membuat seseorang sesak nafas dan
karbon monoksida yang dihasilkan api dapat
menyebabkan pekerja pingsan. Bila terjadi
kebakaran, maka udara paling aman berada di
dekat lantai, jadi ketika terjadi asap tebal
seseorang harus merangkak di lantai ke tempat
aman, bukan berjalan tegak.
Api membutuhkan bahan bakar dan oksigen
untuk membakar. Salah satu cara untuk
mencegah kebakaran adalah dengan membuang
limbah secara teratur dan menjaga kebersihan
tempat kerja. Kain yang terkena minyak dan
bahan kimia yang mudah terbakar harus
disimpan dalam kaleng logam tertutup. Cairan
yang mudah terbakar seperti bensin dan alkohol
sangat berbahaya berada di tempat kerja dan
harus digunakan dengan hati-hati dan dalam
jumlah sedikit. Uap bensin dan bahan kimia
tertentu dapat terbakar dengan mudah bila
terkena panas dan uap tersebut dapat menyulut
api ke tempat bahan bakar. Sumber kebakaran
yang sering terjadi adalah loundry dan industri
pembersih tekstil, hal ini dikarenakan
banyaknya serat kain yang tidak dibersihkan
dan terkena udara panas dari pengering pakaian.
Saluran gas dan sambungan tabung bahan bakar
gas (tangki propane) yang bocor juga
merupakan penyebab utama kebakaran di
gedung-gedung yang digunakan untuk usaha.
Api juga membutuhkan “sumber pengapian”
sesuatu yang membuat bahan terbakar. Sumber
pengapian dapat berasal dari percikan api dari
kabel ekstensi yang buruk, kotak outlet yang
rusak atau korsleting pada mesin yang rusak.
Setiap peralatan/mesin listrik dan pada setiap
tempat kerja yang terdapat sumber api,
termasuk kompor dan kabel ekstensi harus
diperiksa setidaknya setiap bulan untuk
memastikan bahwa alat tersebut berfungsi
dengan baik, telah di arde dengan layak dan
potensi bahaya kebakaran telah ditekan
semaksimal mungkin.
Kebakaran juga bisa dipicu oleh korek api,
pemantik rokok, atau puntung rokok yang
masih menyala yang dilempar mengenai kertas.
Itulah mengapa merokok tidak diperbolehkan
di tempat kerja atau di dekat tempat sampah
serta harus ada asbak atau kaleng dengan pasir
di dalamnya yang diletakkan pada pintu masuk
gedung. Permukaan panas dan listrik statis juga
dapat memicu kebakaran dan ledakan.
Sistem peringatan kebakaran (alarm kebakaran)
harus dipasang dan pekerja harus melakukan
latihan bagaimana menghadapi kebakaran
sehingga mereka tahu apa yang harus dilakukan
saat terjadi kondisi darurat. Semua pekerja
Menciptakan Tempat Kerja Aman dan Sehat 16
harus tahu di mana alarm kebakaran, cara
mengoperasikannya, dan kapan melakukannya.
Penyelamatan diri dari kebakaran harus mudah
dilakukan dan harus ada pintu keluar cadangan.
Pintu keluar harus ditandai dengan jelas dan
jika bangunan tersebut merupakan bangunan
untuk umum, tanda keluar/exit harus jelas dan
mudah dibaca. Denah jalur penyelamatan
menuju ke tempat aman harus dipasang di
tempat yang mudah dilihat. Rute evakuasi harus
bebas dari segala halangan dan tumpukan
barang termasuk bahan yang mudah
menyebarkan api. Harus selalu ada setidaknya
dua pintu keluar, sehingga jika pekerja tidak
dapat keluar dari satu pintu mereka dapat keluar
dari pintu yang lain. Jangan pernah menutup
jalan yang mungkin harus dipakai untuk
menyelamatkan diri dari api. Jangan mengunci
atau merantai pintu-pintu darurat yang tertutup
karena orang bisa terjebak dan mati.
Saat hendak menyelamatkan diri, pastikan
mesin mesin/peralatan sudah dimatikan bila
masih ada waktu. Setelah meninggalkan
gedung, pekerja harus menyelamatkan diri ke
assembly point atau titik kumpul yang jaraknya
aman dari lokasi kebakaran di luar gedung.
Cara menyelamatkan diri hingga sampai
“assembly point” (area berkumpul) harus menjadi
bagian dari latihan kebakaran.
Tempat-tempat usaha seharusnya menyiapkan,
"sistem pencegah kebakaran" terutama di
restoran, tempat umum, dan di lokasi dimana
terdapat sumber api terbuka. Biasanya yang
dipasang adalah sistem sprinkler. Sistem ini
dapat menyelamatkan nyawa dan juga
membatasi kerusakan properti. Sistem ini dapat
mengendalikan api sebelum pemadam
kebakaran datang.
Alat pemadam kebakaran harus tersedia di
setiap lokasi yang terdapat risiko kebakaran dan
juga di koridor setiap bangunan. Terdapat
berbagai jenis alat pemadam kebakaran, oleh
sebab itu pilihlah yang sesuai dengan jenis
kebutuhan kita. Pekerja yang bertugas
memadamkan api harus diajarkan bagaimana
menggunakannya. Mereka juga terus dilatih
agar terampil. Alat pemadam kebakaran hanya
digunakan untuk kebakaran kecil dan tidak
digunakan ketika ada risiko yang dapat
mencederai pada pekerja.
Di lokasi-lokasi dimana pemadam kebakaran
mungkin sulit menjangkau atau bahkan
mungkin tidak ada, perusahaan harus
mengandalkan pekerja sendiri untuk
memadamkan kebakaran. Jika demikian,
pekerja harus sering dilatih secara teratur untuk
menghadapi kebakaran.
Perhatian khusus perlu diberikan kepada
penyandang disabilitas. Jika pekerja
penyandang disabilitas tidak dapat keluar dari
gedung sendiri, harus ada seseorang yang
ditugaskan untuk membantu para penyandang
disabilitas dan telah dibuat rencana untuk
mengeluarkan mereka. Sangat berbahaya bagi
seseorang untuk membawa penyandang
disabilitas menuruni tangga. (Dinas Pemadam
Kebakaran memiliki kursi khusus untuk
membantu melakukan hal ini.) Jika penyandang
disabilitas berada dalam bahaya dan tidak dapat
dievakuasi, mereka harus dipindahkan ke area
yang lebih aman dahulu sampai bantuan datang.
Tangga tertutup biasanya jauh lebih aman
daripada koridor atau kamar di dalam gedung.
Untuk membantu tuna netra, seseorang yang
membantu harus meminta mereka untuk
memegang lengan penolong saat mereka keluar
bersama. Orang yang membantu tidak boleh
memegang lengan tuna netra dan menariknya.
Ledakan
Mencegah ledakan sama seperti mencegah
kebakaran. Ledakan dapat terjadi secara tidak
sengaja atau karena adanya serangan yang
mungkin berada di properti bisnis itu sendiri
atau mungkin berada di dekatnya. Apa yang
harus dilakukan saat terjadi ledakan harus
dimasukkan dalam rencana manajemen darurat
perusahaan. (Lihat Bab 6.)
Ledakan yang paling sering terjadi di industri
disebabkan oleh kebocoran saluran gas atau
peralatan yang menggunakan gas. Banyak
bahan kimia yang memicu kebakaran juga bisa
meledak jika bahan itu menyala sekaligus.
Bensin, misalnya, memiliki kekuatan destruktif
Menciptakan Tempat Kerja Aman dan Sehat 17
meledak ketika seluruh kaleng yang berisi
bensin dinyalakan.
Ledakan juga dapat terjadi akibat debu yang
mudah terbakar. Ledakan terjadi bila debu
tersebar di udara dan tiba-tiba terbakar oleh
sumber api, terkena permukaan panas atau
listrik statis yang dapat terjadi ketika bensin
mengalir melalui selang atau ketika pelarut
dituangkan atau dua permukaan non-konduktor
bergesekan satu sama lain. Semakin kecil
partikel debu dan semakin terkonsentrasi awan
debu, semakin besar kemungkinan debu akan
meledak. Debu yang dapat meledak antara lain
serat, debu kayu kering, debu batu bara, gula
bubuk, debu pakan hewan, tepung, debu resin
plastik, dan debu biji-bijian. Namun, beberapa
debu eksplosif terdiri dari logam yang mudah
teroksidasi, meskipun logam yang sama tidak
akan terbakar dalam bentuk curah biasa, seperti
besi, magnesium, aluminium, dan titanium.
Pengumpul debu (dust collector) mengurangi
risiko kebakaran dan ledakan tetapi alat ini
harus diperiksa secara teratur dan dijaga dengan
baik. Pengumpul debu yang tidak sesuai
merupakan penyebab penting terjadinya
ledakan akibat debu
Jika terdapat kemungkinan terjadi ledakan,
akan sangat bermanfaat untuk melatih pekerja
tentang apa yang harus dilakukan jika terjadi
bom atau ledakan yang tidak disengaja yang
mungkin terjadi di dekat lokasi bisnis kita.
Ledakan yang disengaja atau serangan bom
dapat menggiring orang ke daerah di mana
mereka dapat terluka atau terbunuh oleh
serangan kedua yang mungkin terjadi beberapa
menit kemudian. Karyawan dan pengunjung
harus tetap di dalam gedung jika ledakan ada di
luar, dan di dalam gedung aman. Mereka harus
pergi sejauh mungkin menghindari jendela
yang menghadap ke arah ledakan karena
pecahan kaca yang berasal dari ledakan kedua
dapat terbang sehingga bisa mengenai mata
seseorang dan menyebabkan kebutaan.
Jika ledakan terjadi di dalam gedung, maka
pekerja dan seluruh pengunjung harus
dievakuasi keluar sebagaimana saat evakuasi
kebakaran. Keluar dari gedung sejauh mungkin
sambil tetap bersama dan jika mungkin pergi ke
titik kumpul dan menunggu instruksi lebih
lanjut. Penting untuk mencatat nama-nama
orang yang berhasil keluar gedung untuk
menentukan siapa saja yang mungkin hilang.
Ruang terbatas
Setiap ruang di area kerja yang seluruhnya
tertutup atau sebagian tertutup, dimana pekerja
harus masuk dan bekerja di dalamnya namun
pekerja tidak dapat keluar dengan cepat maka
ruangan itu disebut ruang terbatas. Ruang
terbatas merupakan ruang dimana gas
berbahaya dapat terakumulasi, ruang dimana
bila kebakaran terjadi pekerja tidak dapat
segera melarikan diri dan tempat dimana
penggunaan oksigen dibutuhkan. Contoh ruang
terbatas antara lain tangki, sumur, pipa besar, di
antara deck kapal, selokan yang dalam, di
dalam sebuah terowongan atau poros, di dalam
lubang, di dalam walk-in freezer, dan dalam
lemari besi bank. Bila pekerja sedang berada di
dalam ruang terbatas dan terjadi suatu masalah
yang tidak diinginkan maka situasi akan sangat
berbahaya dan dapat menyebabkan kematian.
Berbagai bahaya dapat terjadi di dalamnya,
seperti oksigen terlalu sedikit untuk bernapas,
akumulasi gas beracun, kebakaran, terjatuh atau
cedera lainnya yang menyebabkan pekerja tidak
dapat keluar, panas atau dingin yang ekstrim,
banjir, dan terperangkap. Ruang terbatas perlu
dikunci dan tempat ruang terbatas tersebut
dilarang untuk dimasuki.
Pekerjaan di ruang terbatas harus mengikuti
rencana kerja yang disetujui oleh pengawas atau
pada tingkat manajemen yang lebih tinggi.
(Dalam industri besar di sebagian besar negara
ada prosedur operasi standar yang disebut "lock
out / tag out" yang digunakan untuk situasi ini.)
Rencana kerja harus mencakup adanya pekerja
kedua sebagai pengawas di luar ruang terbatas
yang bertugas mengawasi pekerja yang berada
didalam, memasok oksigen jika diperlukan,
melakukan test gas detector untuk mengukur
keberadaan gas berbahaya dan mengukur
oksigen yang dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaan di dalam ruang terbatas sebelum
pekerja masuk. Ruang terbatas harus dikontrol
oleh tim yang terdiri dari pekerja di luar dan
pekerja yang di dalam. Tim memastikan jumlah
Menciptakan Tempat Kerja Aman dan Sehat 18
ventilasi cukup dan melakukan pengujian untuk
memastikan bahwa tempat itu aman.
Panas
Salah satu bahaya keselamatan yang paling
sering terjadi adalah panas. Overheating dapat
membuat orang sakit dan bahkan dapat
membunuh seseorang. Panas dapat berasal dari
cuaca panas atau dari sumber industri seperti
tungku. Heat stres merupakan permasalahan
serius dalam pekerjaan konstruksi (Lihat Kotak
1.1), terutama di daerah beriklim tropis dan
gurun. (Lihat Tabel 8.1, yang menyebutkan
lokasi sebagai kategori bahaya). Kombinasi
dari panas dan kelembaban yang tinggi sangat
berbahaya, karena kelembaban tidak
memungkinkan tubuh manusia untuk
menyingkirkan panas.
Beberapa aturan penting untuk melindungi
pekerja dari panas yang ekstrim:
• Mempersilahkan pekerja untuk
melambatkan pekerjaan dan lebih sering
beristirahat. Pada akhirnya pekerjaan akan
efektif sehingga hasilnya akan lebih baik.
• Menyediakan air minum bersih (air putih
adalah yang terbaik) di mana para pekerja
dapat minum kapan pun mereka ingin dan
sebanyak yang mereka butuhkan. Dorong
mereka untuk minum banyak air.
• Jangan memberikan pekerja tablet garam.
Hal ini tidak perlu dan dapat membuat orang
sakit perut.
• Sediakan tempat berteduh di tempat yang
aman agar para pekerja dapat mendinginkan
suhu tubuh mereka khususnya saat waktu
istirahat dan jika mereka mengalami sakit,
pusing, lemah, atau sakit kepala yang
merupakan gejala heat exhaustion. Pekerja
yang merasa pusing kadang-kadang bisa
jatuh pingsan tetapi akan segera pulih setelah
dibaringkan. Jika pekerja tersebut tidak
segera bangun atau mengalami muntah atau
nampak bingung, ini pertanda kondisinya
lebih serius, yang akan dijelaskan di poin
berikutnya.
• Edukasi supervisor Anda bahwa heat stress
dapat mengakibatkan kematian. Pekerja
yang muntah, nampak bingung, tidak merasa
panas atau haus, sakit kepala, kejang, atau
kehilangan kesadaran dan tidak pulih ketika
dibaringkan merupakan pertanda menuju
kematian yang disebut gejala heat stroke
yang artinya pekerja membutuhkan
perawatan darurat dan pendinginan segera.
Pekerja dapat menjadi toleran terhadap cuaca
panas setelah sekian lama. Orang-orang yang
terbiasa dengan iklim panas dapat bekerja pada
iklim yang lebih panas namun tetap ada
batasnya. Negara-negara di teluk Arab telah
menetapkan batasan bagi pekerja yang bekerja
diluar selama musim panas, bahkan bagi
pekerja yang telah terbiasa dengan iklim panas
tidak diizinkan untuk bekerja saat tengah hari
ketika suhu berada di level tertinggi.
Terdapat pekerja yang lebih rentan terhadap
heat stress, mereka adalah pekerja yang
mengkonsumsi obat-obatan tertentu, setelah
meminum alkohol, berat badan berlebih, dan
yang memiliki penyakit tertentu. Namun orang
sehat tanpa masalah juga tetap bisa terkena heat
stroke dan heat exhaustion.
Permukaan yang panas di tempat kerja dapat
menyebabkan kebakaran dan juga bisa
menimbulkan luka bakar.
Bising
Potensi bahaya yang paling umum terjadi di
tempat kerja di seluruh dunia adalah bising
yang terjadi terus menerus. Tingkat kebisingan
biasanya naik dan turun, tergantung pada apa
yang sedang dilakukan di tempat kerja.
Kebisingan level sedang dalam kurun waktu
lama merupakan penyebab penting terjadinya
gangguan pendengaran. Walaupun demikian,
ledakan suara yang sangat keras juga dapat
langsung membuat telinga sakit atau
menyebabkan suara mendengung di telinga
yang akhirnya mempengaruhi pendengaran.
Kebisingan bila dibiarkan menyebabkan
kehilangan pendengaran (tuli) dan dapat
menjadi cacat. Akibatnya saat mereka tua
banyak pekerja tidak dapat mendengar apa yang
Menciptakan Tempat Kerja Aman dan Sehat 19
anak-anak atau cucu mereka katakan, tidak bisa
mendengar musik dengan jelas, dan tidak dapat
menerima makna kata-kata ketika orang
memberitahu mereka sesuatu. Kebisingan di
tempat kerja juga membuat pekerja sulit untuk
berkomunikasi dan saling mengingatkan dalam
hal potensi bahaya di lingkungan kerja.
Kebisingan juga memiliki efek lain, seperti
meningkatkan tekanan darah.
Ada beberapa tes sederhana untuk menentukan
apakah kebisingan terlalu keras di tempat kerja:
Uji # 1: Jika dua orang dewasa dengan
pendengaran normal berdiri satu meter
terpisah dan berbicara dengan suara normal,
masing-masing harus dapat mendengar dan
benar-benar memahami apa yang dikatakan
orang lain. Jika salah satu dari mereka tidak
dapat mendengar yang lain dengan jelas atau
tidak dapat membuat kata-kata, maka
terdapat kebisingan yang kuat di area
tersebut.
Uji # 2: Jika seseorang dengan pendengaran
normal tiba-tiba tidak dapat mendengar
seperti biasa ketika bising berhenti, maka ini
pertanda suara bising sangat keras.
Pengurangan pendengaran sementara ini
adalah refleks saraf pada tubuh untuk
melindungi telinga dari tuli permanen.
Biasanya berlangsung selama beberapa jam
sebelum pendengaran kembali normal.
Test # 3: Jika seseorang dengan pendengaran
normal tiba-tiba mengalami telinga
berdengung yang tidak pernah mereka alami
sebelumnya saat bising berhenti maka ini
akibat suara bising terlalu kuat. Pada pekerja
yang sebelumnya telah mengalami telinga
mendengung, kebisingan akan memperparah
telinga berdengung dan dapat menimbulkan
rasa pusing.
Bising digunakan sebagai contoh pengendalian
bahaya di Bab 8. (Lihat kotak 8.1.)
Ada banyak cara mengendalikan pajanan bising
yang murah dan efektif. Pendekatan umum
dibahas dalam Bab 6. Kunci untuk
mengendalikan bising adalah dengan memilih
satu atau lebih pendekatan sesuai dengan
situasi:
Rawat mesin agar tetap dalam kondisi yang
baik untuk mencegah getaran dan bising.
Letakkan mesin yang menimbulkan bising
pada material yang menyerap getaran, seperti
isolator pegas atau bantalan karet
Neoprene®.
Kencangkan mesin dengan kuat ke
permukaan padat (seperti lantai beton) agar
bising dan getaran tidak dengan mudah
menjalar.
Pisahkan pekerja dari sumber kebisingan
dengan memasang peredam bising.
Pisahkan pekerja dari sumber kebisingan
sejauh mungkin berdasarkan jarak yang
disesuaikan dengan kondisi tempat kerja.
Pasang dinding dan langit-langit penyadap
suara (biasanya dalam bentuk lapisan langit
langit) untuk mengurangi pantulan
gelombang suara.
Letakan sumber bising kedalam kotak atau
penutup yang kedap suara (agar efektif, kotak
harus tertutup rapat)
Tempatkan pekerja di ruangan yang kedap
suara, dan terisolasi dari kebisingan di luar.
Berikan alat pelindung pendengaran
sebagaimana diuraikan pada Bab 6:
Pelindung telinga, earmuffs atau earplugs
(kapas tidak dapat berfungsis sebagai
pelindung).
Menciptakan Tempat Kerja Aman dan Sehat 20
Kotak 2.1.
Pertanyaan Sederhana Untuk Keselamatan
Anda dapat mulai mengevaluasi keamanan di
tempat kerja dengan menggunakan pertanyaan-
pertanyaan berikut. (jawaban “Tidak”
menunjukkan bahwa ada masalah di tempat
kerja.)
Desain tata letak dan tempat kerja
Apakah area kerja diatur sedemikian rupa
sehingga peralatan/mesin yang bergerak
tidak mengganggu pekerja?
Apakah jalan setapak cukup lebar dan bebas
dari mesin atau operator mesin?
Apakah lorong dan pintu cukup besar dan
aman untuk peralatan, mesin, dan muatan?
Apakah marka dan rambu safety mudah
terlihat saat operator mesin lewat dan
pekerja berjalan?
Apakah pencahayaan cukup sehingga
pijakan dan jalan setapak dapat terlihat
jelas?
Apakah SOP bongkar muatan di lantai
dipasang dan apakah pekerja mengikuti SOP
tersebut?
Apakah tanda-tanda yang penting tentang
keselamatan yang ditulis dalam 1 bahasa
atau lebih sehingga mudah dibaca oleh
pekerja?
Peralatan
Apakah peralatan dalam kondisi baik?
Sudah dirawat? Apakah diservis secara
teratur?
Apakah daya listrik untuk peralatan aman
(stop kontak tidak kelebihan beban, kabel
dalam kondisi baik dan colokan sudah di
arde/di grounded)?
Apakah semua guards/pengaman mesin
masih ada tempatnya?
Apakah pekerja aman menggunakan
peralatan?
Lantai dan gang
Apakah lantai tempat kerja dibersihkan
secara teratur, tertata rapi dan bebas dari
bahaya?
Jika lantai basah, apakah ada saluran
pembuangan air dan (alas) lantai karet
untuk mencegah tergelincir?
Apakah lantai anti slip (tergelincir)?
Area outdoor
Apakah permukaan kasar digunakan saat
air tidak dapat dibersihkan atau saat
permukaan tetap basah?
Jika kerikil digunakan pada jalan setapak,
apakah ukurannya kecil dan aman?
Apakah jalur luar dan jalan setapak untuk
transportasi bebas dari puing?
Area terbuka
Adakah rel dan papan pelindung untuk
melindungi pekerja di area terbuka?
Apakah tangga memiliki pegangan tangan?
Jika terdapat lubang, parit, atau lubang tong
di area terbuka, apakah ada tindakan untuk
mencegah jatuh ke dalamnya?
Apakah ada seseorang mengawasi lantai
yang berlubang bila tidak ada penutup dan
sedang digunakan?
Tangga
Apakah tangga dan anak tangga tidak
rusak?
Apakah anak tangga tidak licin?
Apakah pekerja menempatkan tangga
dengan benar (seperti yang dijelaskan
dalam teks)?
Menciptakan Tempat Kerja Aman dan Sehat 21
Ruang terbatas
Apakah ada “lock out/tag out” sistem untuk
melindungi pekerja yang bekerja di ruang
terbatas?
Apakah pasokan udara ke ruang terbatas
aman dan terlindungi?
Apakah selalu ada seorang pekerja
pengawas di luar ruang terbatas untuk
memastikan bahwa semuanya baik-baik?
Panas
Apakah ada tempat berteduh di tempat
kerja sehingga pekerja dapat mendinginkan
diri?
Apakah cukup air bersih yang dapat
diminum oleh para pekerja, kapan pun
mereka mau?
Apakah pekerja bisa lebih banyak istirahat
saat udara panas dan lembab yang ekstrim?
Api dan Ledakan
Apakah ada sistem pemadaman kebakaran
(sprinkler) di gedung? Adakah pemadam
api?
Apakah cairan yang mudah terbakar dan
kain berminyak disimpan dalam wadah
logam tertutup?
Apakah bahan yang mudah terbakar
(seperti kertas dan kayu) disimpan di
tempat yang aman dan dalam jumlah
seminimal mungkin?
Apakah sumber api di tempat kerja
diperiksa secara teratur dan dijaga dengan
baik?
Apakah ada rencana evakuasi? Apakah
karyawan dilatih? Apakah mereka diminta
untuk berpartisipasi dalam latihan
pemadam kebakaran secara rutin?
Apakah semua jalan keluar dan jalur
evakuasi tetap terbuka, bersih dari
penutupan, tidak diblokir, dan dibuka
kuncinya?
Apakah perusahaan Anda memiliki
kebijakan tertulis tentang pencegahan
kebakaran dan apakah pekerja dilatih?
Apakah perusahaan Anda melarang
merokok di tempat kerja?
Apakah pelatihan diulang setidaknya sekali
setahun disertai praktek?
Apakah bahan kimia yang dapat terbakar
diletakan jauh dari api dan percikan api dan
dari pekerjaan-pekerjaan seperti
pengelasan, dan disimpan dalam wadah
tertutup?
Apakah kain yang digunakan untuk
membersihkan lemak, pelarut, atau bensin
disimpan dalam wadah logam tertutup
rapat?
Apakah alat pemadam kebakaran tersedia
dan terjangkau di tempat kerja? Apakah
semua karyawan tahu persis bagaimana
cara menggunakannya?
Apakah pintu keluar dan jalur evakuasi di
tempat kerja selalu terbuka, tidak terkunci
dan terbebas dari penghalang selama jam
kerja? Apakah semua pintu darurat
kebakaran diberi tanda yang besar dan jelas
terlihat?
Apakah manajer perusahaan telah
berkoordinasi dengan petugas pemadam
kebakaran di daerah kerjanya atau petugas
berwenang lainnya tentang bahaya yang
ada di tempat kerja, bagaimana cara
petugas pemadam kebakaran dapat masuk
ke area perusahaan, dan bagaimana tata
letak tempat kerja Anda?
Bising
Apakah tempat kerja bebas dari sumber
bising yang timbul terus menerus? Jika ada
sumber bising apakah dikendalikan ke
tingkat kebisingan yang rendah? (Di mana
letak sumber bising dan apa yang bisa
dilakukan untuk mengurangi kebisingan?)
Dapatkah dua pekerja dengan pendengaran
normal berbicara tanpa harus berteriak satu
sama lain dari jarak satu meter?
Menciptakan Tempat Kerja Aman dan Sehat 22
Apakah tempat kerja bebas dari sumber
bising yang sangat keras, secara tiba-tiba
dan berulang? Jika ada, apakah
dikendalikan ke tingkat yang rendah? (Di
mana lokasi sumber bising dan apa yang
bisa dilakukan untuk mengurangi
kebisingan?)
Apakah pekerja diberi alat pelindung
pendengaran? Apakah mereka
menggunakannya?
Manajemen
Apakah pekerja baru telah dilatih untuk
melakukan pekerjaan mereka dengan
aman?
Apakah pekerja saat ini diberi pelatihan
rutin untuk memastikan mereka tahu cara
bekerja dengan aman dan efektif?
Apakah tempat kerja dipelihara dengan
baik dan dijaga kebersihannya?
Apakah perbaikan dilakukan dengan cepat
dan benar oleh orang-orang yang benar-
benar tahu cara memperbaiki peralatan?
Apakah perusahaan Anda memiliki
prosedur untuk memastikan bahwa setiap
karyawan yang mengendarai kendaraan
perusahaan (mobil, truk, forklift, dan
lainnya) tahu cara mengoperasikannya
dengan aman, memiliki izin mengemudi,
dan merupakan pengemudi yang aman?
23
BAB 3
KERJA EFISIEN DAN AMAN
Pekerja bukanlah mesin. Sebagai manusia
pekerja memiliki kekuatan yang terbatas dan
setiap orang memiliki ukuran tubuh yang
berbeda. Tidak satu pekerjapun yang luput dari
kesalahan dan kekurangan dan mereka hanya
dapat bekerja dengan waktu terbatas. Bila
waktu atau beban kerja melebihi kemampuan
pekerja maka pekerja akan kelelahan,
kehilangan tenaga dan akhirnya dapat terluka
dengan mudah. Itulah sebabnya tempat kerja
perlu dirancang sesuai dengan keterbatasan
tersebut. Sebuah tempat kerja yang dirancang
dengan baik akan mendukung pekerja untuk
bekerja lebih efisien, produktif, dan aman.
Bidang profesional yang meliputi desain tempat
kerja, keselamatan, dan efisiensi disebut
ergonomi. Ergonomi adalah ilmu yang
menyesuaikan antara pekerjaan dan lingkungan
kerja dengan pekerja. Ketika pekerjaan sesuai
dengan pekerja, pekerjaan menjadi lebih efisien
dan aman. Sebagai contoh, ketika membeli
sepasang sepatu, Anda tidak akan membeli
sepatu yang terlalu besar atau kecil, Anda pasti
akan membeli sepatu dengan ukuran yang pas.
Sepatu yang terlalu kecil dapat menyebabkan
lecet, sakit, serta tidak nyaman ketika berjalan.
Sepatu yang terlalu besar dapat terlepas dari
kaki. Ide yang sama juga berlaku untuk
peralatan dan tempat kerja.
Ergonomi sangat mirip. Tempat kerja dengan
desain yang tidak efisien dapat mengakibatkan
pekerja tidak efisien dan tidak produktif, dan
juga mudah lelah. Cedera lebih mungkin terjadi
ketika tempat kerja dirancang dengan buruk dan
peralatan yang digunakan tidak tepat. Seorang
pekerja yang tidak memiliki peralatan atau
lingkungan kerja yang tepat juga dapat
mengalami stres. Pekerja yang stres tidak akan
bekerja seefisien pekerja yang tidak stres. Hal
ini akan berdampak tidak baik bagi manajemen,
perusahaan, pekerja, atau keluarga pekerja. Jadi
ketika Anda berpikir tentang ergonomi, ingat:
cocokkan pekerjaan itu kepada pekerja. (Lihat
Gambar 3.1.)
Gambar 3.1 Pekerja menumpuk batu bata yang
belum selesai di dalam tungku pembakaran.
Lihat betapa janggal postur tubuh mereka saat
membawa batu bata satu per satu. Para pekerja
menggunakan gerobak dorong untuk membawa
batu bata ke area tungku tetapi ukuran gerobak
dorong terlalu besar sehingga tidak bisa masuk
ke tungku. Pria yang menumpuk batu bata harus
menekuk kepalanya agar muat dan perlu keluar
setiap beberapa menit untuk meluruskan
lehernya. Pekerja juga berisiko menderita
silikosis (lihat Bab 5) karena batu bata khusus
dengan kandungan silika tinggi dapat bertahan
dari panas, yang disebut batu bata "tahan api"
atau "tungku". (Foto oleh Carlos Julio,
disediakan oleh Julietta Rodríguez-Guzman,
Universidad El Bosque.
Pekerja dapat melakukan pekerjaan mereka
lebih baik jika bekerja sesuai dengan
kemampuan mereka, dikelompokkan dalam
tiga kategori yaitu:
• Kondisi fisik
o Kecepatan Kerja
o Kapasitas kerja
o Desain kerja
24
• Keadaan lingkungan
o Suhu
o Kebisingan
o Kelembaban
o Penerangan
o Akses terhadap air minum
• Kondisi Mental
o Tanggung jawab
o Jam kerja
o Jam istirahat
Jika salah satu atau lebih dari tiga kondisi ini
dirancang dengan buruk, pekerja tidak akan
produktif dan cenderung tidak bahagia di
tempat kerja. Namun, pengusaha dapat
membantu mengubah situasi karena manajer
memiliki kendali atas pekerjaan dan lingkungan
kerja. Ada banyak perbaikan yang sangat
sederhana dan murah yang dapat dilakukan
untuk membantu pekerja menjalankan
pekerjaan mereka lebih baik, tidak peduli apa
pun bidang usaha yang dijalankan. Hal ini
termasuk:
• Memperbaiki penyimpanan dan
penanganan bahan (mencari cara yang
lebih efisien dalam mengangkat,
membawa, mengemas, dan mengangkut
material)
• Meningkatkan organisasi dan jadwal kerja
(mencari cara yang lebih efisien dan
nyaman untuk menggunakan waktu
pekerja)
• Meningkatkan kondisi lingkungan
(membuat tempat kerja lebih aman dan
mengurangi stres fisik, sehingga pekerja
dapat berkonsentrasi pada pekerjaan)
• Menghilangkan bahaya (tempat kerja
yang lebih aman membuat pekerjaan lebih
efisien)
• Meningkatkan prosedur kerja aman (jika
proses dibuat lebih sederhana, langsung,
dan terlihat, biasanya akan lebih aman)
• Memberikan tempat istirahat atau fasilitas
yang baik (dingin, tenang, dan jauh dari
bising)
• Peningkatan desain workstation dan
postur kerja (pekerja harus dapat duduk
atau berdiri secara alami dan melakukan
pekerjaan lebih mudah dan terjangkau)
• Pelatihan (pekerja tidak hanya diberitahu
tetapi diminta untuk menjelaskan kembali
apa yang telah mereka pelajari untuk
memastikan pekerja memahaminya)
Masalah ergonomi yang paling parah
kebanyakan terkait dengan "material hadling",
misalnya pekerjaan mengambil, mengemas,
mengangkut, dan mengirim barang, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 3.2. Masalah-
masalah ini umumnya mudah dipecahkan
begitu pekerja diperiksa.
Gambar 3.2. Seorang pria di Afrika Timur
menarik sebuah gerobak yang penuh dengan
semen di pabrik keramik yang membuat
wastafel dan toilet. Perhatikan bahwa sepatu
yang digunakan tidak terpasang dengan baik,
sehingga menarik gerobak menjadi lebih sulit.
(Foto milik Suvi Lehtinen, Finlandia Institute
of Occupational Health.)
Bagaimana Mengetahui Adanya Masalah?
Bagaimana manajer dan supervisor yang minim
pengalaman atau pelatihan dalam ilmu
ergonomi tahu jika ada masalah dengan
pekerjaan atau lingkungan kerja? Bagaimana
menilai masalah dan menentukan seberapa
parah masalah tersebut?
Tidak sulit untuk memecahkan masalah
ergonomi. Ada banyak cara yang tersedia. Cara
termudah dan paling efektif untuk mencari tahu
tentang masalah ergonomi adalah dengan
bertanya pada pekerja. Saran yang dibuat oleh
pekerja adalah cara yang bagus untuk
25
mengetahui perbaikan sederhana yang akan
menyebabkan peningkatan kepuasan dan
produktivitas pekerja.
Manfaat dari mendengarkan masukan pekerja
adalah memungkinkan mereka tahu bahwa
kesehatan dan kesejahteraan pekerja adalah hal
yang penting bagi manajemen dan perusahaan.
Karyawan yang melakukan pekerjaan dengan
stres tinggi mungkin tidak memiliki solusi
terhadap permasalahan yang mereka hadapi,
tetapi setidaknya mereka dapat menjelaskan
masalah tersebut kepada Anda sehingga solusi
dapat ditemukan. Cara -cara lainnya dalam
toolbox ergonomi yaitu:
• Langsung mengamati pekerja, kelelahan
yang dialami pekerja, dan postur kerja.
• Mencatat keluhan dan cedera untuk setiap
pekerjaan yang berbeda
• Kuesioner
• Meminta spesialis (ahli ergonomi) untuk
mengevaluasi perusahaan
• Mencoba melakukan sendiri tugas yang
menjadi masalah dan melihat sendiri apa
masalahnya.
Berikut ini adalah contoh sederhana perbaikan
dengan biaya yang terjangkau. Beberapa contoh
berikut ini akan membantu menunjukkan
bagaimana perbaikan kecil dapat membuat
perbedaan besar.
Kotak 3.1.
Studi Kasus: Kantong yang Sangat Berat
Seorang distributor semen membeli semen
dengan berat tiap kantong semen adalah 45-
kilogram dari pabrik produksi dan menjual
semen tersebut ke toko-toko bangunan di
seluruh negeri. Sebuah truk trailer besar
digunakan untuk melakukan pengiriman. Setiap
truk mengangkut sekitar 600 kantong sekali
jalan. Perhitungannya kira-kira 27.000 kg (45
kg/bag x 600 kantong) yang harus dipindahkan
dari truk ke gudang penyimpanan toko
bangunan. Ada tiga orang buruh yang sekali
memanggul hingga tiga kantong semen (135 kg)
dari truk ke gudang penyimpanan. Ada dua
orang berdiri di atas truk bertugas memindahkan
kantong semen dari atas truk ke pundak buruh.
Para buruh tersebut ditanya apakah mereka
mengalami masalah dengan pekerjaan mereka.
Mereka menjelaskan bahwa mereka memiliki
waktu yang terbatas dan tidak punya pilihan
selain membawa 2 sampai 3 kantong setiap kali
mereka memanggul. Mereka semua mengatakan
bahwa mereka mengalami sakit di leher, bahu,
dan punggung. Selain itu, saat memanggul
kantong di bahu mereka, kulit mereka terkena
debu semen yang menyebabkan iritasi pada
kulit. Ketika mereka menurunkan kantong
semen dari bahu, jarak turun setidaknya 3
sampai 4 kaki ke tanah dan menyebabkan udara
dipenuhi debu semen. Kadang-kadang kantong
semen sobek yang menyebabkan kerugian bagi
perusahaan. Semua pekerja mengalami iritasi
pada paru dan kesulitan bernapas.
Para buruh merasa pekerjaan mereka berat,
tidak nyaman dan upah yang diterima tidak
sepadan. Mereka tidak peduli berapa banyak
kantong semen yang rusak dan kerugian yang
dialami perusahaan, karena mereka pikir
perusahaan tidak peduli tentang kesehatan dan
keselamatan mereka.
Solusi dengan teknologi sederhana dan murah
dapat dilakukan dengan menggunakan hand
truck (rak di atas roda seperti Gambar 3.3) dan
sebuah luncuran (ramp) dari logam yang mudah
dibongkar pasang yang ditempelkan di belakang
truk. Membawa kantong semen merupakan
pekerjaan yang menuntut fisik yang kuat tetapi
ketegangan pada tubuh, kulit dan paru-paru
yang terpajan bahan kimia dapat diminimalisir.
Bongkar muat kantong semen dengan
menggunakan hand truck masih membutuhkan
pekerjaan mengangkat, tetapi dampak pada
26
leher, bahu, punggung, dan lutut akan jauh lebih
sedikit. Penggunaan hand truck dapat
meminimalisir jarak kantong semen yang jatuh
ke tanah dan mengurangi jumlah debu semen
yang ada di udara. Kemungkinan pekerja
menjatuhkan kantong semen jauh lebih kecil
dengan demikian dapat mengurangi kerugian
akibat kantong yang sobek. Pelatihan sederhana
juga bisa dilakukan untuk menunjukkan pada
pekerja bagaimana cara mengangkat benda
berat dengan baik dengan tumpuan pada kaki
dan bukan punggung mereka. Ini adalah
investasi dengan biaya yang relatif rendah yang
dapat membantu pekerja membawa kantong
semen lebih banyak per orangnya. Peningkatan
efisiensi juga harus memungkinkan para pekerja
untuk memiliki lebih banyak waktu istirahat
untuk memulihkan kebugaran mereka dan dapat
meningkatkan kepuasan dan efisiensi pekerja.
Gambar 3.3. Sebuah hand truck. (Foto ©
dreamstime.)
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam Kotak 3.1
dan Gambar 3.2 juga berlaku untuk gudang,
pasar, departemen pengiriman, dan toko-toko.
Alat sederhana seperti truk tangan dan gerobak
dapat melindungi pekerja, mengurangi jumlah
cedera, menghemat waktu, serta meningkatkan
jumlah barang yang dapat dibawa.
Dalam contoh berikut ini, manajemen di
perusahaan manufaktur bekerja sama dengan
pekerja untuk melakukan perbaikan.
Bekerjasama dengan pekerja adalah langkah
yang bagus untuk membangun kepercayaan dan
mendapatkan rasa hormat pekerja.
27
Kotak 3.2.
Studi Kasus: Sedikit Perbaikan Membuat Perbedaan Besar
Sebuah perusahaan yang relatif kecil
memproduksi dan menjual suku cadang untuk
berbagai jenis mobil tua. Perusahaan ini
mempekerjakan 155 pekerja, dan memproduksi
banyak suku cadang yang berbeda, serta
bervariasi dalam ukuran dan berat. Pabrik
berukuran kecil dan sempit karena proses
produksi dan tempat penyimpanan berada di
gedung yang sama. Dalam upaya untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas,
manajer memiliki pengawas dan melakukan
survei pada pekerja pabrik. Mereka meminta
pekerja untuk mengidentifikasi masalah yang
dialami terkait pekerjaannya. Survei
menunjukkan bahwa pekerja memiliki masalah
paling banyak berhubungan dengan:
mengangkat dan menurunkan benda berat
desain workstation yang buruk
organisasi rute pengiriman dalam pabrik
yang buruk
Pekerja menunjukkan bahwa mereka harus
jongkok atau membungkuk untuk jangka waktu
yang lama ketika bekerja. Jika dimungkinkan,
pekerja lebih memilih melakukan pekerjaan di
atas meja dengan posisi duduk di kursi. Selain
itu, tidak ada sistem pengiriman yang baik di
pabrik, sehingga pekerja sendiri yang
mengangkut bagian suku cadang ke area yang
berbeda dan selalu saling menghalangi satu
sama lain. Pekerja menyarankan bahwa rute
pengiriman harus dibuat dan ditandai di lantai.
Supervisor dengan serius mempertimbangkan
masalah yang dialami pekerja dan mengevaluasi
organisasi pabrik, area kerja, dan rute
pengiriman. Perusahaan memutuskan bahwa
gerobak dengan keranjang logam menggantikan
cara kerja angkat-angkut yang dilakukan
pekerja.
Supervisor juga memperhatikan desain
workstation dan membangun meja kerja yang
cukup tinggi dari tanah yang memungkinkan
pekerja dapat berdiri maupun duduk ketika
melakukan pekerjaan. Hal ini menghilangkan
posisi tubuh membungkuk yang tidak perlu dan
sangat meningkat kepuasan pekerja.
Terakhir, manajemen memutuskan untuk
merancang rute yang lebih baik dalam proses
pengangkutan bagian suku cadang dari satu area
ke area lain. Mereka mengecat rute baru dengan
warna kuning di lantai untuk menunjukkan pada
pekerja di mana mereka harus bergerak. Proses
kerja ini menjadi lebih baik dan lebih efisien
sehingga perusahaan dapat menambah pekerja
baru yang bertugas untuk melakukan
pengangkutan dari satu area ke area yang lain
dan pabrik menjadi lebih efisien.
Contoh ini menunjukkan bahwa masukan
pekerja sangat penting. Hal tersebut
meningkatkan proses secara keseluruhan dan
efisiensi produksi pabrik, serta menciptakan
kondisi kerja yang lebih baik.
Contoh terakhir ini adalah penggunaan
pengetahuan tentang beban lingkungan, fisik
dan mental sebagaimana disebutkan di awal bab
ini.
28
Kotak 3.3.
Studi Kasus: Reorganisasi Kerja Demi Efisiensi Dan Keselamatan
Sebuah pabrik kecil menghasilkan oksigen
untuk diisikan kedalam tangki yang dijual ke
rumah sakit. Perusahaan beroperasi 24 jam.
Pekerjaan dibagi menjadi tiga shift 8 jam yaitu:
06.00-14.00, 14.00-22.00, dan 22.00-06.00.
Setiap 8 jam shift kerja sudah termasuk waktu
istirahat selama 30 menit. Potensi bahaya utama
di perusahaan ini adalah ledakan karena oksigen
bertekanan dan stress fisik karena mengangkat
tangki oksigen (satu tangki beratnya 55 kg.)
Seorang spesialis dipekerjakan untuk
mengawasi jadwal dan produktivitas pekerja.
Perusahaan juga melakukan investigasi terhadap
masalah lingkungan dan workstation seperti:
suhu, pencahayaan, tempat istirahat dan desain
workstation. Investigator mengamati semua
pekerja selama tiga shift dan mewawancarai
pekerja terkait pekerjaannya. Investigator
menemukan bahwa shift malam memiliki
tingkat kelelahan tertinggi dan selama observasi
ditemukan seorang pekerja yang mengontrol
produksi oksigen tertidur ketika bekerja. Secara
umum, shift malam mengisi tangki oksigen
lebih sedikit dibandingkan dengan shift pagi dan
sore. Berdasarkan laporan, ketika shift malam
ditemukan lebih banyak kecelakaan
dibandingkan dengan shift lainnya. Investigator
dan manajemen menyadari bahwa hal ini
merupakan masalah serius karena oksigen
bertekanan tinggi sangat berbahaya. Semua shift
melaporkan bahwa pencahayaan di pabrik
menyebabkan pekerja sulit melihat dan
membuat mata terasa lelah.
Investigator bertemu dengan manajemen dan
pekerja untuk menunjukkan kepada mereka
hasil analisisnya. Tabel 3.1 menunjukkan area
untuk perbaikan dan perubahan yang dilakukan
oleh perusahaan.
Tabel 3.1 Perubahan yang dilakukan Perusahaan untuk Melindungi Pekerja
Area untuk perbaikan Perubahan yang dilakukan oleh perusahaan
Meningkatkan penanganan material Gerobak multi-level untuk membawa tangki oksigen
Meningkatkan keselamatan kerja Memasang katup pengaman pada mesin yang mengisi
tangki oksigen
Lokasi untuk menyimpan alat jika tidak digunakan
Pelindung mesin yang tepat/layak
Instruksi pengoperasian mesin diterjemahkan ke
bahasa asli pekerja (Di beberapa tempat kerja instruksi
harus disertai gambar, bukan hanya kata-kata agar
mudah dipahami)
Lingkungan kerja Peningkatan intensitas cahaya
Penyediaan tempat istirahat yang nyaman
Peningkatan organisasi shift kerja Shift malam dihilangkan dan shift pagi dan sore
dilanjutkan
29
Perubahan yang dilakukan perusahaan berjalan
dengan baik. Produksi tidak menurun meskipun
shift kerja malam dihilangkan dan pekerja
merasakan perbaikan kondisi tempat kerja.
Penerangan
Pencahayaan harus memadai untuk visibilitas,
efisiensi, produktivitas, dan keselamatan.
Pencahayaan yang buruk di tempat kerja dapat
menyebabkan penglihatan kabur, kelelahan
mata, nyeri pada leher dan punggung, serta sakit
kepala. Pencahayaan yang tidak memadai
membuat pekerjaan tidak aman dan biasanya
menghasilkan kinerja yang buruk.
Banyaknya cahaya yang dibutuhkan bergantung
pada jenis pekerjaan tertentu. Pekerjaan
penanganan benda yang halus dan rinci
membutuhkan pencahayaan yang lebih terang.
Pencahayaan yang tepat memungkinkan pekerja
tidak mengalami kelelahan mata. Pencahayaan
yang baik memungkinkan pekerja menyadari
bahaya, bahaya operasi, bahaya peralatan,
meningkatkan produktifitas, dan dapat
mencegah kesalahan atau kecelakaan yang
berakibat fatal.
Pencahayaan dengan intensitas yang dapat
disesuaikan disediakan untuk pekerja yang tua
atau pekerja yang memiliki masalah
penglihatan. Penggunaan sumber cahaya hanya
dari atas (overhead) dapat menyebabkan
masalah visual seperti timbulnya bayangan,
yang mungkin dapat menyembunyikan bahaya
seperti tepi yang tajam atau membuat pekerjaan
menjadi lebih sulit. Pencahayaan tambahan
(lampu tugas) dapat digunakan ketika
pencahayaan umum tidak mencukupi. Pekerja
harus dilatih untuk memeriksa pencahayaan
ketika mereka melakukan pemeriksaan,
pemeliharaan atau pemasangan alat-alat
lainnya. Pekerja harus tahu bagaimana
mendapatkan pencahayaan yang tepat untuk
pekerjaan khusus dan bagaimana menyesuaikan
bila pencahayaan dapat disesuaikan. Lampu
harus sering dibersihkan dan dirawat. Bola
lampu yang terbakar harus segera diganti atau
buat jadwal penggantian lampu di area yang luas
pada satu waktu.
Sumber cahaya modern, misalnya lampu neon
spiral yang ditunjukkan pada Gambar 3.4, jauh
lebih efisien daripada lampu model lama.
Lampu halogen memiliki kelebihan hemat
energi, tahan lama, dan tidak berkurang
intensitasnya seperti pada bola lampu generasi
sebelumnya tetapi lampu modern jauh lebih
panas dan dapat membakar jari.
Studi kasus dibawah ini menunjukkan bahwa
solusi untuk pencahayaan tidak harus mahal.
Gambar 3.4. Sumber cahaya modern yang lebih
mahal tetapi jauh lebih hemat energi dan
berlangsung lebih lama dari lampu model lama.
(Foto © dreamstime.)
30
Kotak 3.4.
Studi Kasus: Solusi Pencahayaan yang Murah
Di daerah miskin sebuah kota terdapat sebuah
keluarga yang tinggal di sebuah gubuk dengan
atap terbuat dari seng yang berusaha untuk
mendapatkan uang dengan melakukan
pekerjaan pesanan/piecework di rumah. Mereka
sering bekerja di luar ruangan karena cahaya di
gubuk mereka begitu redup sehingga tidak bisa
melihat dengan mudah. Mereka tidak mampu
mengeluarkan uang untuk membeli lampu
tambahan. Ini berarti bahwa mereka tidak dapat
bekerja ketika hujan.
Sebuah organisasi non-pemerintah memiliki
solusi untuk keluarga tersebut dengan
menggunakan botol air yang terbuat dari plastik
bening. Mereka mengisinya dengan air dan
memasukkan sedikit pemutih sehingga air akan
tetap jernih. Mereka pergi ke pandai besi lokal
dan memintanya untuk membuat sebuah
tambalan untuk atap dari lembaran logam.
Tambalan diberi lubang di tengah dengan
ukuran persis sama dengan diameter botol dan
disekeliling lubang dibuat juntaian untuk
pegangan botol. Mereka kemudian
menempatkan botol ke dalam lubang, tepat di
tengah-tengah botol, dipegang oleh juntaian dan
diikat dengan kawat. Botol dibungkus dengan
plastik dan dilem tahan air untuk menutupnya.
Kemudian mereka menempatkan tambalan
botol tersebut ke atap dengan setengah bagian
atas botol mengarah ke luar atap dan bagian
bawah botol berada di dalam gubuk.
Sekarang, selama siang hari, botol mengambil
cahaya luar dan membawa ke dalam gubuk. Hal
ini seperti memiliki bola lampu baru di langit-
langit.
31
BAB 4
STRES
Stres adalah suatu perasaan yang muncul ketika
orang menghadapi sesuatu masalah yang
mereka tidak yakin mampu menghadapinya.
Stres bukan hanya tentang emosi atau perasaan.
Ia juga mempengaruhi tubuh dan kemampuan
untuk bekerja. Stres yang baik terjadi ketika
orang merasa tertantang dan berusaha lebih
keras untuk melakukan yang terbaik. Stres yang
buruk terjadi ketika orang merasa kewalahan,
kelelahan, dan kalah. Stres buruk dapat terjadi
di tempat kerja, di rumah, dan kehidupan sehari-
hari. Tetapi stres buruk akibat dari kerja adalah
subjek dari bab ini.
Akan selalu ada sejumlah stres di tempat kerja.
Bagaimanapun, bekerja bukanlah hal yang
mudah. Namun, kunci untuk mengelola efek
buruk stres adalah dengan mengurangi stres
tersebut ke tingkat yang dapat ditangani
karyawan Anda. Terlalu banyak stres akan
menyebabkan masalah bagi pekerja dan
perusahaan.
Stres yang berbahaya terjadi ketika seseorang
sudah tidak dapat lagi menangani berbagai
masalah di kehidupan sehari-hari. Stres adalah
sesuatu yang dihadapi semua orang setiap
harinya sampai taraf tertentu. Tetapi jika ada
terlalu banyak stres pada sebuah pekerjaan hal
tersebut akan mulai mempengaruhi pekerja
dengan buruk, menyebar ke pekerja lain, dan
akhirnya seluruh perusahaan juga terkena
dampak buruknya. Sebagai pemilik, manajer,
atau atasan, Anda memiliki kendali atas tingkat
stres suatu pekerjaan. Jika Anda mendapati
bahwa Anda selalu mengganti pekerja pada
suatu posisi pekerjaan tertentu, baik yang
tergolong terampil atau tidak terampil, ini
menunjukkan adanya masalah di tempat kerja
tersebut.
Stres bukan hanya disebabkan oleh terlalu
banyak pekerjaan dan terlalu sedikit waktu
untuk menyelesaikannya, meskipun hal itu bisa
menjadi salah satu faktor penyebabnya. Stress
juga disebabkan ketika seorang pekerja merasa
bahwa dia tidak memiliki kendali atas apa yang
mereka lakukan, bahwa penugasan dalam
pekerjaan itu tidak adil, dan bahwa pekerja
harus bekerja terlalu keras dalam pekerjaan
untuk apa yang akan pekerja dapatkan, baik
dalam hal gaji maupun kepuasan. Banyak stres
juga disebabkan oleh hubungan pribadi yang
buruk di tempat kerja, baik dari pengawas yang
tidak peka terhadap pekerja dan tidak tahu cara
mengelolanya secara efektif, dan juga dari rekan
kerja pekerja sendiri.
Gambar 4.1. Banyak stres di tempat kerja
berasal dari masalah hubungan dan ini dapat
sangat merugikan bisnis. (Foto © dreamstime.)
Beberapa pengusaha berpikir bahwa stres
adalah hal yang baik, karena bisa membuat
pekerja mereka termotivasi dan sangat
produktif. Memang benar bahwa stress tingkat
rendah sampai menengah membantu
memotivasi pekerja dalam menyelesaikan
pekerjaan. Namun, terlalu banyak stres selama
jangka waktu tertentu dapat membahayakan
kesehatan dan kesejahteraan secara
keseluruhan. Ketika seorang pekerja pertama
memulai bekerja, ia mungkin termotivasi oleh
stres, tetapi setelah beberapa saat, terlalu banyak
stres akan membuat pekerja tak bersemangat
dan mereka menjadi kurang produktif.
Keterbatasan waktu, jadwal produksi yang tidak
realistis, beban fisik pada tubuh, lingkungan
kerja yang buruk dan berbahaya, rekan kerja
atau supervisor yang mengintimidasi, jam kerja
yang panjang, dan pekerjaan yang tidak
32
memuaskan, dan masih banyak lagi,
menyebabkan banyak tekanan/stress di antara
para pekerja.
Stres yang tidak teratasi dapat menyebabkan
masalah kesehatan baik besar maupun kecil. Ini
termasuk penyakit jantung, sakit perut, maag,
depresi, dan masalah tidur, dan dapat secara
serius mengganggu kondisi lain seperti diabetes.
Ketika pekerja tidak mampu mengelola stres,
mereka mungkin mencari cara apa pun yang ada
untuk mengatasinya. Mereka mungkin
mengambil jalan pintas yang tidak aman untuk
produksi lebih banyak atau lebih cepat dari
jadwal. Mereka mungkin bertengkar atau
berdebat. Mengkonsumsi alkohol, merokok,
atau menggunakan narkoba adalah cara buruk
yang digunakan sebagian orang untuk
mengatasi stres yang terlalu banyak dalam hidup
mereka. Kebiasaan yang buruk bersama dengan
masalah kesehatan akibat stres dapat
menyebabkan penurunan produktivitas,
peningkatan jumlah kecelakaan, dan hari bolos
kerja. Ketika ada karyawan yang tidak masuk
kerja, itu dapat memberi beban tambahan pada
rekan kerja mereka dan mengurangi efisiensi
perusahaan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Cara terbaik untuk memerangi stres di tempat
kerja adalah:
• Membuat pekerja merasa bahwa pekerjaan
yang mereka lakukan adalah penting dan
bahwa upaya mereka dihargai.
• Pastikan bahwa pengawas adil dan tidak pilih
kasih dengan pekerja.
• Menjaga tempat kerja yang aman sehingga
para pekerja tahu bahwa mereka tidak akan
terluka atau menjadi sakit karena pekerjaan
mereka.
• Jaga kecepatan kerja yang realistis, dalam
kemampuan pekerja untuk melakukan
pekerjaan yang diperlukan tanpa mengambil
jalan pintas yang berbahaya atau
menyebabkan kelelahan.
• Mengatur pekerjaan sehingga pekerjaan tidak
berhenti ketika ada satu rekan yang tidak
dapat masuk kerja untuk satu atau dua hari,
dan agar pekerja lain tidak kelebihan beban
ketika hal ini terjadi.
• Mendistribusikan atau mengganti beban
kerja di antara pekerja seadil mungkin
(pekerjaan fisik, kerja berulang).
Hal di atas adalah sedikit contoh dari apa yang
dapat dilakukan untuk meringankan stres
karyawan Anda. Isu-isu penting lainnya dibahas
di bawah ini.
Gambar 4.2. Pekerja merasakan banyak stres
ketika mereka diharapkan untuk menyelesaikan
masalah tetapi tidak memiliki kewenangan yang
cukup untuk melakukannya. Mereka merasa
bahwa satu-satunya tujuan mereka adalah
mendengarkan keluhan pelanggan yang tidak
puas dan menerima apapun perlakuan
pelanggan. (Foto © dreamstime.)
Kehidupan bekerja
Jika pekerja tidak mendapatkan imbalan atau
perasaan positif dari pekerjaan mereka, maka
apresiasi dari atasan dan rekan kerja sudah
cukup memberi motivasi mereka. Ini mudah
dilakukan, jika supervisor dapat berbicara
sebagai sesama mausia, bukan terhadap
bawahan yang dapat seenaknya mereka
perintah. Seorang supervisor yang baik akan:
• Menjadi pemimpin yang baik, yang membuat
setiap pekerja merasa menjadi bagian dari
tim, selain mengelola bisnis.
• Membuat pekerja merasa dihargai.
• Memberikan kesempatan pada pekerja untuk
pelatihan.
• Memberi penghargaan bagi pekerja yang
memiliki kinerja baik.
• Menyediakan pekerja kesempatan untuk
maju dalam perusahaan.
33
• Memberi kesempatan pekerja turut serta
dalam pengambilan keputusan.
• Memberi istirahat dan bersosialisasi yang
cukup.
• Berikan pekerjaan yang berarti, bukan hanya
sesuatu untuk dilakukan
• Menyediakan tempat untuk olahraga (sepak
bola, tai chi, peregangan).
Ada banyak pekerjaan yang tidak memuaskan,
walau bagaimanapun harus dikerjakan. Pekerja
akan tetap bertahan jika merasa bahwa manajer
mereka peduli dan menghargai apa yang mereka
lakukan.
Konflik Dan Kekerasan
Kadang-kadang pekerja takut terhadap pekerja
lain, atau terhadap atasan mereka. Ketakutan
dan kekerasan merupakan sumber stres yang
tidak dapat ditoleransi dalam keadaan apapun.
Konflik tidak dapat dihindari jika melibatkan
banyak orang secara bersamaan dan itu tidak
selalu atau seluruhnya negatif jika konflik
tersebut dapat mengungkap dan mengatasi
masalah atau isu-isu yang lebih dalam. Namun,
ketika konflik tidak diselesaikan dengan alasan
atau negosiasi atau proses yang adil, beberapa
orang akan melakukan kekerasan. Kekerasan
dapat berupa fisik dan non-fisik.
Kekerasan fisik dengan menggunakan kekuatan
untuk membahayakan orang lain. Contohnya
adalah: memukul, menendang, menampar,
mendorong, mencubit, dan kekerasan seksual.
Kekerasan fisik cenderung dilakukan jauh dari
kehadiran orang lain dan di tempat-tempat
dimana manajemen tidak bisa melihat apa yang
sedang terjadi.
Orang-orang yang melakukan tindakan kasar
biasanya pernah melakukannya sebelumnya dan
biasanya tidak pandai menangani masalah selain
dengan kekerasan. Itulah sebabnya aturan ketat
harus ditetapkan dan pelatihan saja biasanya
tidak cukup bagi mereka. Biasanya orang-orang
yang bertindak seperti ini mengklaim itu hanya
lelucon atau bahwa mereka hanya menggoda
pekerja lain. Jangan percaya pada mereka.
Kekerasan non-fisik adalah menggunakan
kekuasaan untuk menindas seseorang atau
mengancam dengan menggunakan kekuatan
yang dapat merugikan orang lain. Contohnya
adalah: mengancam, pelecehan, mengejek
secara terus menerus, perpeloncoan, intimidasi,
dan pelecehan verbal. Ancaman di tempat kerja
harus ditanggapi dengan serius. Adanya
kekerasan non fisik mengindikasikan bahwa
mereka yang melakukannya mampu melakukan
kekerasan yang dapat mengakibatkan cedera
serius. Pelecehan dan ejekan kadang-kadang
dianggap sebagai lelucon, “hanya bercanda
sedikit” seolah-olah mereka tidak serius. Pada
kenyataannya, pelecehan dan ejekan adalah cara
memaksa orang lain untuk tunduk kepada
kehendak mereka. Orang orang macam ini
menyebabkan kemarahan dan kebencian dan
sangat buruk bagi hubungan pribadi di tempat
kerja. Pelecehan dan ejekan dapat terjadi antara
orang per orang tetapi sering juga menimpa
antara geng terhadap orang yang lemah.
Perpeloncoan adalah bentuk intimidasi terhadap
pekerja baru. Tindakan itu memaksa mereka
memandang para pekerja senior sebagai orang
dengan status yang lebih tinggi contohnya
seperti tidak diberi makan siang atau tidak
dilibatkan kegiatan sosial, memberi mereka
tugas- tugas yang tak berarti, berbohong kepada
mereka tentang bagaimana bekerja, bersikap
kasar kepada mereka, membuat mereka terlihat
tidak kompeten dihadapan bos, atau
menempatkan mereka dalam situasi di mana
mereka tidak dapat melakukan sesuatu dengan
benar. Terkadang, terutama di militer dan dalam
pekerjaan yang sulit, karyawan baru diminta
untuk mengerjakan tugas tugas berat.
Perpeloncoan melibatkan kekerasan fisik seperti
pemukulan. Bullying dan perpeloncoan kadang
terjadi saat sekelompok pekerja mencoba untuk
memperlambat pekerjaaan pekerja baru yang
masih memiliki motivasi tinggi untuk mencegah
mereka tampak kurang baik. Perilaku semacam
ini menyakiti orang lain, bukan sekedar lelucon.
Kekerasan fisik dan non-fisik keduanya
menciptakan struktur kekuasaan kedua di
tempat kerja di mana si pengganggu nampak
lebih penting daripada manajer dan pengawas.
Hal ini selalu merusak atmosfir tempat kerja.
Wanita sering menjadi sasaran kekerasan, baik
fisik maupun non-fisik. Pelecehan seksual dapat
berupa komentar yang membuat wanita merasa
tidak nyaman sampai pada perilaku berbahaya
34
berupa kekerasan fisik dan jahat, seperti
pemerkosaan.
Pemberi kerja harus membuat kebijakan tempat
kerja yang melarang kekerasan dalam bentuk
apapun (fisik dan non fisik, dalam semua bentuk
yang dijelaskan di atas), dan ancaman dalam
bentuk apapun akan ditindak secara serius.
Kekerasan di tempat kerja adalah masalah
serius. Penegakan kebijakan ini menunjukan
bahwa Anda peduli tentang keselamatan dan
kesejahteraan pekerja. Sebuah kebijakan harus
mencakup:
• Pernyataan bahwa kekerasan fisik,
mengancam, pelecehan, mengejek,
perpeloncoan, intimidasi, dan kekerasan
verbal tidak akan ditoleransi
• Komitmen untuk memecat pekerja yang
melanggar kebijakan ini
• Perlindungan terhadap pekerja yang
melaporkan adanya kekerasan terhadap
kemungkinan adanya balas dendam
• Pemantauan tanda-tanda konflik, persaingan,
atau ketika ada salah satu pekerja yang
menjadi terisolasi dari rekan kerja.
Penting untuk memastikan bahwa semua
karyawan menyadari kebijakan dan pelaksanaan
kebijakan tersebut. Akan menjadi lebih sulit
untuk mengintimidasi ketika semua orang tahu
bahwa manajemen akan bertindak tegas
terhadap apa yang sedang terjadi.
35
Kotak 4.1.
Checklist Tindakan Sederhana untuk Mengelola Stres di Tempat Kerja
(Jawaban “Tidak” menunjukkan adanya
masalah)
Kondisi kerja:
Apakah pekerja diperlakukan adil tanpa
diskriminasi?
Apakah pekerja dapat memiliki kendali atas
pekerjaan mereka dan apakah mereka
memiliki cara untuk menyesuaikan dan
menyeimbangkan beban kerja mereka ketika
sedang sibuk?
Dapatkah pekerja beradaptasi dengan
kecepatan waktu bekerja?
Jika diperlukan, apakah boleh untuk
menambah pencahayaan tambahan di
tempat kerja untuk membuat pekerjaan lebih
mudah?
Jika diperlukan, apakah ada langkah yang
diambil untuk menghilangakn hambatan
dalam pekerjaan?
Apakah karyawan selalu dimotivasi untuk
mengedepankan K3?
Konflik dan Kekerasan:
Apakah perusahaan mengadopsi kebijakan
terhadap kekerasan pada pekerja?
Apakah manajemen membantu karyawan
untuk menyelesaikan konflik dengan damai?
Apakah manajemen mencatat semua insiden
dan ancaman yang menjadi perhatian?
Apakah majemen mendorong pekerja untuk
melaporkan insiden ancaman kekerasan?
Apakah manajemen menyelidiki semua
insiden dan ancaman kekerasan?
Apakah manajemen membuat tindakan
korektif ketika mereka diperlukan, termasuk
memberhentikan pekerja yang melakukan
tindakan kekerasan?
Apakah supervisor berbicara tentang
kekerasan secara terbuka?
Apakah pekerja tahu kepada siapa mereka
harus memberitahu jika menyaksikan
tindakan kekerasan atau menjadi korban
kekerasan atau pelecehan?
Apakah pekerja segera melaporkan kejadian
tersebut ke manajemen?
Apakah pekerjaan yang dibutuhkan oleh
pekerja berhubungan dengan daerah-daerah
di mana mereka merasa tidak aman?
Apakah karyawan yang diperlukan akan
bepergian sendirian di tempat-tempat yang
mungkin berbahaya?
Apakah karyawan diminta untuk membawa
uang dalam jumlah besar ketika bepergian?
Apakah ada risiko konflik kekerasan dengan
pelanggan atau klien bisnis?
Apakah karyawan yang bekerja sendirian di
lokasi yang terisolasi, di malam hari, atau
pada waktu tertentu dimana kekerasan lebih
mungkin terjadi?
36
BAB 5
BAHAYA DEBU DAN BAHAN KIMIA
Kadang-kadang, debu dan bahan kimia di
tempat kerja dapat membuat pekerja sakit. Jika
perusahaan anda memproduksi bahan kimia,
maka ada kemungkinan bahwa produk tersebut
dapat membuat pekerja anda sakit jika tidak
dilakukan tindakan pencegahan.
Anda harus mengetahui seberapa berbahaya
bahan kimia yang digunakan dalam perusahaan
anda. Alat yang dapat Anda gunakan untuk
mengetahuinya adalah “safety data sheets”
(SDS) atau “lembar data keselamatan” dan label
produk dari produsen. Regulasi internasional
mewajibkan adanya label untuk setiap bahan
kimia dan hampir semua negara mengikutinya.
Dalam label ini produsen wajib memberikan
informasi dasar mengenai kandungan suatu
produk bahan kimia, seberapa toksik bahan
tersebut (berpotensi menyebabkan keracunan
atau tidak), perlindungan dasar yang diperlukan
pekerja ketika menggunakannya, serta tingkat
pajanan yang diijinkan (terkait dengan
pekerjaan), yang merupakan panduan untuk
mengetahui seberapa beracunnya suatu bahan
kimia bila dibandingkan dengan bahan kimia
lainnya. (Lebih lanjut tentang hal ini dalam Bab
9.) Pada bab ini kita akan menggunakan istilah
istilah sederhana bila dibanding dengan bahasa
yang biasa digunaan para ahli. Pada bab 10 kita
akan membicarakan istilah yang biasa
digunakan dalam menggambarkan potensi
bahaya dan pengertiannya.
Pertama, apakah bahan kimia itu? Semua
pajanan yang tercantum dalam bab ini harus
dipertimbangkan sebagai bahan kimia dalam
pengertian teknis. Sebagai contoh, pelarut
dianggap sebagai bahan kimia. Seorang ahli
kimia menyatakan bahwa bahan kimia adalah
zat apa saja dan bagian–bagian apa saja yang
membentuk zat tersebut, dapat berupa sebuah
unsur sampai pada molekul yang rumit, seperti
obat atau pestisida. Bahan kimia bisa berupa
gas, cairan, atau padat. Itu adalah definisi secara
teknis yang benar. Namun, kebanyakan orang
menggunakan kata bahan kimia sebagai suatu
zat yang dibuat atau yang diekstrak (misalnya,
dari tumbuhan atau mineral) dan biasanya cair
atau gas. Di buku ini kita akan menggunakan
kata “kimia” yang berarti setiap cairan dan gas
yang merupakan bagian dari produk, proses,
limbah, kontaminan (kontaminan adalah bahan
kimia atau debu yang bukan merupakan bagian
dari bahan aslinya), dan pembersihan yang
dilakukan di perusahaan.
Kita akan menggunakan kata "debu", sesuai
pengertian biasanya yaitu partikel kecil zat
padat di udara. Debu yang kita tekankan di sini
bukanlah debu kotoran biasa atau jenis debu di
rumah tetapi debu yang berasal dari proses kerja
atau yang mengandung kontaminan di
dalamnya. Secara khusus, kita berbicara tentang
debu halus, di mana partikelnya sangat kecil dan
dapat terhirup ke paru-paru dengan sangat
mudah. Partikel debu yang kecil ini tidak dapat
dilihat dengan mata tetapi dapat menyebabkan
kerusakan yang serius. (Pada Bab 2, ada dua
gambar yang menunjukkan contoh tempat kerja
berdebu: Gambar 2.4, di mana ada sistem
penyedotan debu yang terlihat, dan Gambar
2.5.)
Pajanan adalah ketika seseorang bersentuhan
dengan bahaya seperti zat kimia. Setiap orang
terpajan bahan kimia yang digunakan di tempat
kerja tetapi biasanya jumlah pajanannya kecil.
Ketika pajanan zat kimia lebih tinggi dari apa
yang diperkenankan oleh standar kesehatan
pekerja atau cukup tinggi untuk membuat orang
sakit, kami menyebutnya "overexposure atau
pajanan berlebihan." Dalam Bab 6 dan Bab 9
kita akan berbicara tentang bagaimana
mencegah pajanan yang berlebihan untuk
menjaga agar pekerja tetap sehat
Bekerja dengan pajanan yang berlebihan dapat
langsung menyebabkan penyakit atau secara
tidak langsung berkontribusi terhadap
perkembangan penyakit. Sebagai contoh,
pajanan debu silika (batu) dalam periode waktu
yang lama dapat secara langsung menyebabkan
penyakit paru yang serius yang disebut silikosis,
tetapi secara tidak langsung silika juga membuat
pekerja yang terpajan menjadi lebih mudah
menderita tuberkulosis.
Bab ini ditujukan untuk mengenalkan kepada
Anda mengenai pajanan yang umumnya terjadi
37
di tempat kerja dan penyakit yang berhubungan
dengan pekerjaan. Dengan Mengetahui pajanan
berlebihan apa yang dapat membuat pekerja
Anda sakit akan membantu mencegah penyakit
yang tidak perlu dan akan membantu Anda
menjaga tempat kerja Anda tetap sehat. Lihat
Daftar Periksa 5.1, pada akhir bab ini.
Gambar 5.1. Pekerja ini menyekop asbes ke
gerobak. Hal ini sangat berbahaya bagi pekerja
karena berisiko tinggi seperti menyebabkan
penyakit paru ataupun kanker. Masker debu
yang dipakai, tidak cukup untuk melindungi
pekerja. Pekerja harus menggunakan respirator
yang dirancang untuk debu berbahaya dan
bahan harus disemprot dengan air untuk
menurunkan tingkat debu, namun hal yang yang
paling penting adalah asbes tidak boleh
digunakan sama sekali. (Foto oleh Fernanda
Giannasi, disediakan courtesy of René Mendes,
Universitas Federal Minas Gerais - Pensiun,
Brazil)
Bahan Kimia Berbahaya
Bagian ini membantu anda untuk
mengidentifikasi dan memahami bahaya bahan
kimia yang umum di tempat kerja dan penyakit
yang ditimbulkannya. (Bahkan dokter sekalipun
sulit untuk mengetahui semua penyakit yang
bisa disebabkan oleh bahan kimia.)
Pekerja yang terpajan dengan bahan kimia atau
debu dapat membawanya ke rumah karena
menempel di pakaian, kulit, atau rambut. Oleh
karena itu harus ada tempat untuk mandi dan
pekerja harus mengganti baju agar bahan kimia
atau debu tidak terbawa ke rumah. Hal ini
mencegah keluarga pekerja terpajan bahan
tersebut. Istri dan anak-anak pekerja telah
memperlihatkan penyakit serius akibat pajanan
timbal dan asbes ketika suami yang bekerja
pulang dengan bahan kimia yang tidak sengaja
terbawa.
Ada beberapa prinsip umum yang berlaku
untuk sebagian besar bahan kimia dan debu.
• Banyak bahan kimia (tetapi tidak semua)
tinggal di dalam tubuh untuk waktu yang
lama.
• Bahan kimia yang beracun (tingkat tertentu)
dapat menyebabkan efek/penyakit yang cepat
(keracunan akut) atau perlahan-lahan dari
waktu ke waktu (keracunan kronis),
tergantung pada bahan kimia. Sebagian besar
(tetapi tidak semua) penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan merupakan
penyakit kronis, berkembang dari waktu ke
waktu.
• Bahan kimia yang bereaksi kuat dengan
bahan kimia lain juga dapat menyebabkan
cedera. Mereka dapat menyebabkan penyakit
maupun luka bakar (asam dan alkali),
meledak, membuat kulit melepuh, atau
menyebabkan kerusakan pada mata.
• Bahan kimia biasanya menimbulkan efek
bagi orang yang terpajan dengan cara yang
sama. Beberapa orang memiliki reaksi yang
tak biasa (rentan). Orang-orang yang rentan
yang paling umum adalah anak-anak, wanita
hamil (berbahaya bagi janin), dan orang yang
memiliki tingkat kesehatan yang buruk/sakit.
Masalah kesehatan yang paling umum yang
membuat seseorang rentan terhadap debu dan
bahan kimia di udara adalah asma. Orang
yang rentan dipengaruhi oleh debu dan bahan
kimia lebih awal atau pada tingkat yang lebih
rendah dari orang lain pada umunya, tetapi
semua orang dapat dipengaruhi oleh debu
dan bahan kimia pada tingkat tertentu.
• Untuk sebagian besar pajanan bahan kimia
yang dapat menjadi racun, semakin tinggi
pajanan dan semakin beracun bahan kimia
tersebut, maka akan menyebabkan keracunan
yang lebih buruk. Namun, hal ini tidak
berlaku untuk alergi. Jika seseorang alergi
terhadap bahan kimia dan memiliki reaksi
yang buruk (seperti ruam kulit yang parah
38
atau asma karena alergi), maka mereka
biasanya tidak tahan berada di sekitar bahan
tersebut dalam jumlah sekecil apapun.
Pajanan bahan kimia dalam pekerjaan dapat
dibagi menjadi 5 kategori praktis (ini bukan cara
ahli kimia mengklasifikasikan bahan kimia):
logam
pelarut
bahan kimia untuk proses atau produksi
gas/inhalan
mineral
Setiap kategori di atas, memiliki contoh pajanan
yang umum dan penyakit yang disebabkan.
Walaupun demikian Anda harus tahu, bahwa
masih ada banyak masalah lain lagi yang dapat
terjadi.
Logam: merupakan bahan yang kuat dan
konduktor panas dan listrik yang baik. Logam
dapat digunakan sendiri, dikombinasikan
dengan logam lain (sebagai “alloy”), sebagai
elemen dalam senyawa kimia, atau sebagai
aditif atau kontaminan apabila dicampur dengan
bahan kimia lainnya. Logam di gunakan dalam
konstruksi, otomotif, aerospace, elektronik,
kaca, pertambangan, peleburan, pengelasan dan
industri manufaktur lainnya. Logam juga
ditemukan sebagai bahan tambahan dalam cat
dan plastik. Logam juga dapat dilarutkan dalam
cairan dan dapat menyebabkan masalah karena
sifat kimianya.
Orang bisa menjadi sakit dengan menghirup
debu atau asap dari logam dan senyawa yang
mengandung logam. Pajanan logam juga dapat
terjadi melalui makanan dan minuman yang
mengandung logam. Yang paling umum dan
salah satu logam yang paling berbahaya adalah
timbal. Kebanyakan logam (seperti aluminium,
tembaga, besi, dan seng) tidak menyebabkan
keracunan saat digunakan seperti biasa, namun
terkadang bisa menyebabkan keracunan.
Misalnya, seng tidak selalu menyebabkan
keracunan, tetapi ketika tukang las mencoba
untuk mengelas besi galvanis (yang dilapisi
dengan seng) maka dapat menyebabkan
keracunan seperti menimbulkan rasa yang
sangat tidak nyaman seperti influenza dan
berlangsung sekitar dua hari sebelum hilang.
Arsen: Arsenik digunakan untuk pengerasan
timbal pada grid baterai, bantalan, dan selubung
kabel. Senyawa arsenik juga digunakan sebagai
pigmen dalam kaca dan sebagai pengawet dalam
tanning. Arsen dahulu banyak digunakan dalam
pestisida. Pekerja bisa terpajan arsen ketika
membuat semikonduktor dan dalam pekerjaan
peleburan tembaga dan seng. Arsen pada dosis
tinggi dapat menyebabkan penyakit hati yang
berat, penyakit syaraf yang disebut “neuropati
perifer”, penyakit jantung, kanker kulit, kanker
kandung kemih, kanker paru, dan kanker hati
yang jarang (angiosarcoma). Neuropati perifer
adalah jenis penyakit yang menyerang saraf tepi
yang menyebabkan sensasi kesemutan,
hilangnya sensasi, dan kelemahan otot yang
secara signifikan dapat membuat seseorang
tidak dapat melakukan pekerjaan. Di beberapa
lokasi di dunia, arsen juga sering menjadi
problem karena ia terkandung dalam air yang
berasal dari sumur yang mengalir melalui batu
yang mengandung arsen.
Berilium: Berilium adalah bahan beracun
(beracun, tetapi dalam periode waktu yang
panjang) dan menghasilkan logam yang
menyebabkan alergi. Digunakan dalam industri
aerospace, nuklir, elektronik dan pertambangan
berilium. Para pekerja terpajan berilium dengan
cara menghirup debu berilium, terutama udara
yang mengandung berilium oksida. Semakin
kecil partikel berilium di udara, maka semakin
beracun dan menyebabkan alergi. Alergi yang
disebabkan berilium tidak biasa dan
menimbulkan penyakit serius pada paru dan hati
serta kanker paru.
Kadmium: Kadmium bersifat lembut, logam
perak-putih yang merupakan hasil samping dari
pengelasan, peleburan dan pemurnian bijih
seng, timah, dan tembaga. Kadmium dapat
ditemukan pada bagian atau onderdil otomotif,
pesawat, peralatan kelautan, mesin industri,
perhiasan, solder, karet, tinta, plastik, cat,
tekstil, keramik dan produk rumah tangga. Para
pekerja berpeluang menghirup uap kadmium
dan kadmium oksida selama peleburan dan
selama pembuatan produk tersebut di atas.
Pajanan debu kadmium dan uap pada tingkat
yang lebih tinggi dapat menyebabkan gagal
39
ginjal, syok paru-paru yang parah, anemia,
emfisema (walaupun banyak disebabkan oleh
rokok), dan kanker paru.
Kromium: Kromium adalah logam berwarna
abu-abu yang keras dan rapuh namun bila di
buat pelapis tipis diendapkan pada logam lain
akan tampak mengkilap dan keperakan. Lapisan
tipis kromium melindungi baja dari korosi
sehingga digunakan untuk penyepuhan/plating
dan ditambahkan ke besi dan karbon untuk
membuat baja stainless. Kromium dapat
ditemukan di alat otomotif, alat rumah tangga,
cat, pigmen, pewarna tekstil, karet, tinta, mesin
serta semen. Pekerja di luar pertambangan
terpajan kromium dari produksi baja stainless
steel dengan menghirup uapnya. Pekerja juga
dapat terpajan oleh penggunaan bahan kimia
yang mengandung kromium dalam industri cat,
tekstil, kulit, kaca, dan karet. Sebagai logam,
kromium aman kecuali debu dan kandungan
kecilnya dalam semen yang dapat menyebabkan
alergi. Hanya satu jenis bahan kimia kromium
yang beracun yaitu, kromium heksavalen yang
digunakan dalam elektroplating. Kromium
heksavalen dapat menyebabkan kanker paru,
dan juga berhubungan dengan kanker hidung,
kanker pankreas dan kanker perut, serta
bronkitis dan asma.
Timbal: Timbal adalah salah satu dari debu dan
hazard kimia yang paling umum dan sangat
berbahaya. Timbal adalah logam abu-abu gelap
yang sangat berat serta banyak ditemukan di
industri dan di lingkungan. Penggunaan utama
timbal adalah dalam aki, campuran (alloys),
pipa, pabrik peleburan, selubung kabel, solder
listrik, sebagai aditif dalam cat, dan plastik. Cat
timbal sangat berbahaya dan telah dilarang di
banyak negara karena dapat menyebabkan
kerusakan otak pada anak-anak yang memakan
serpihan itu karena rasanya manis. Timbal juga
dapat ditemukan dalam kosmetik, amunisi,
barang pecah belah bertimbal, dan perhiasan. Di
beberapa bagian dunia, timbal dapat ditemukan
dalam beberapa obat tradisional yang sering
digunakan namun sangat berbahaya. Pekerja
terkena timbal terutama melalui inhalasi dan
menelan debu timbal. Timbal sangat berbahaya
karena menyebabkan kerusakan saraf dan dapat
menetap dalam tubuh dalam jangka waktu yang
lama. Pajanan timbal dalam jangka pendek
maupun jangka panjang dapat menyebaban
keracunan timbal, yang bersifat akut atau kronis.
Keracunan timbal akut menyebabkan kram,
sembelit, sakit perut dan kolik. Keracunan
timbal kronis menyebabkan masalah memori,
gangguan saraf, anemia, masalah seks pada pria,
dan gagal ginjal. Timbal juga merupakan risiko
serius bagi anak-anak, yang bisa terpajan ketika
ayah (atau ibu) mereka membawa timbal dalam
pakaiannya setelah bekerja. Setiap orang tua
yang bekerja dengan timbal harus mengganti
pakaian kerja mereka sebelum mereka
menghabiskan waktu dengan anak-anak. Ada
tes untuk mengetahui timbal dalam darah. Di
banyak negara tes ini diberikan setiap tahun
untuk pekerja yang terpajan timbal. Tes ini
harus dilakukan oleh laboratorium yang tahu
bagaimana melakukannya secara akurat dan
cara mengumpulkan darah, karena sampel darah
mudah dicemari oleh timbal. (Tes dengan
menggunakan urine tidak up to date dan tidak
cukup baik lagi.)
Merkuri (Air raksa): Merkuri adalah satu-
satunya logam yang berbentuk cair pada suhu
kamar dan berwarna perak mengkilap. Inhalasi
merkuri yang menguap menjadi gas dapat
menyebabkan bahaya yang serius. Merkuri
ditemukan dalam termometer, barometer,
tabung, baterai, jenis saklar listrik tertentu, alat
kesehatan dan elektrik. Merkuri juga digunakan
dalam penyepuhan/plating, perhiasan, tanning,
dan kedokteran gigi. Penggunaan merkuri
terbesar ada dalam produksi industri klorin dan
natrium hidroksida. Merkuri banyak digunakan
di pertambangan emas skala kecil, dan telah
meracuni banyak orang serta menyebabkan
kerusakan serius pada aliran air dan sungai.
Inhalasi adalah rute utama pajanan merkuri.
Merkuri juga dapat diserap bila tertelan.
Merkuri dapat menyebabkan tangan gemetar
dan masalah saraf, gagal ginjal, gangguan
mental, masalah seks pada pria, gangguan pada
wanita, dan masalah mata. Merkuri sangat
berbahaya untuk janin selama kehamilan.
Pakaian yang terkontaminasi dengan merkuri
dan dibawa pulang oleh pekerja bisa menjadi
sumber keracunan merkuri bagi anggota
keluarga, sehingga tindakan pencegahan harus
40
juga dilakukan sama dengan yang dilakukan
untuk pencegahan timbal.
Nikel: Nikel adalah logam yang bersifat
magnetik, keras serta berwarna perak-putih.
Nikel digunakan dalam produksi baja stainless
dan dalam elektroplating. Pekerja bisa terkena
nikel melalui kontak kulit dan melalui saluran
pernafasan. Pajanan nikel dapat terjadi selama
operasi penambangan, peleburan, penggilingan,
pemanggangan, sintering, dan pemurnian.
Pajanan nikel dapat menyebabkan alergi, berupa
ruam kulit atau asma. Alergi kulit dapat terjadi
hanya dari kontak kulit dengan logam nikel.
Nikel subsulfide, kebanyakan ditemukan dalam
operasi peleburan, dapat menyebabkan kanker
paru dan kemungkinan kanker lainnya tetapi
logam nikel tidak menyebabkan kanker.
Produksi dan Proses Kimia
Bahan yang digunakan untuk produksi dan
proses kimia adalah zat yang digunakan untuk
menghasilkan efek yang diinginkan: untuk
membuat sesuatu (seperti plastik), untuk
mengubah sifat sesuatu (misalnya pewarna
untuk memberi warna sesuatu), atau untuk
melakukan sesuatu (seperti pelumas atau
pembersih). Mereka hanya akan disebut “zat
kimia” di bagian bab ini.
Ada ribuan bahan kimia yang digunakan di
tempat kerja. Bahan kimia yang digunakan atau
diproduksi di tempat kerja dapat dilepaskan ke
udara sebagai gas, uap, kabut, debu atau asap.
Pekerja bisa terkena bahan kimia melalui
makan/minum bahan kimia, menghirup bahan
kimia sebagai gas, bernapas dalam debu atau
partikel debu, dan melalui kontak kulit. Pajanan
bahan kimia secara berlebihan dapat
mengganggu kesehatan. Berikut adalah daftar
dari beberapa bahan kimia umum yang
berbahaya di tempat kerja. Harap diingat bahwa
ini bukan daftar lengkap. Ada lebih banyak lagi.
Senyawa organik polychlorinated: termasuk
polychlorinated biphenyls (PCB), dioxin,
pelarut yang memiliki atom klorin (dibahas di
bawah “Pelarut”), beberapa pestisida (jenis
organoklorin) dan banyak bahan kimia lainnya.
PCB adalah bahan kimia yang tidak lagi
diproduksi karena tidak dapat dibuang dengan
mudah dan beracun bagi manusia dan
lingkungan. Pekerja bisa terkena PCB dari
bocornya trafo dan dari kebakaran listrik yang
terjadi di trafo PCB selama penyimpanan,
pengiriman, atau pemeliharaan. Seharusnya
tidak ada PCB lagi tetapi terkadang PCB
ditemukan di tempat penyimpanan tua atau trafo
listrik tua, di mana PCB banyak digunakan di
masa lalu. Jenis bahan kimia yang dikenal
sebagai “dioksin” adalah produk sampingan dari
industri plastik, pestisida, dan kertas. Bahan
kimia ini cenderung tinggal dalam tubuh untuk
waktu yang lama dan banyak memiliki efek
toksik. Beberapa dapat menyebabkan kanker.
Itulah sebabnya akan lebih baik bila dilakukan
subtitusi untuk bahan kimia ini.
Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs):
PAH ini sebagian besar kontaminan dan produk
pembakaran (mereka terbentuk ketika bahan
dibakar). Contoh yang paling umum dari PAH
adalah antrasena, benzopyrene, bitumen, karbon
hitam, produk tar batubara, dan naftalena.
Antrasena digunakan untuk membuat pewarna,
serat, dan plastik. Benzpyrene tidak digunakan
sebagai bahan kimia sendiri tetapi sering
digunakan bersamaan dengan PAH dan mudah
untuk diukur, jadi pada saat ahli kimia
menghitung kandungan benzpyrene dalam
campuran merupakan petunjuk yang baik untuk
mengetahui berapa total PAH yang ada.
Bitumen digunakan di paving jalan, atap, dan
produk aspal. Karbon hitam digunakan sebagai
pigmen untuk ban karet dan toner dalam mesin
fotokopi. Tar batubara digunakan untuk plastik,
pelarut, pewarna, obat, dan zat anti air.
Naftalena digunakan untuk membuat
insektisida. Pajanan PAH terjadi melalui
inhalasi, kontak kulit, dan pencernaan (jarang
terjadi) di banyak pekerjaan seperti: pemadam
kebakaran, pekerja ladang minyak, pekerja
daging asap, operator mesin cetak, pekerja karet,
tukang cat, tukang atap, coaters pipa, pembersih
cerobong asap, pekerja baja, pekerja batu bata,
sopir truk, penambang bawah tanah, dan pekerja
kereta api, serta setiap pekerja yang kontak
dengan asap atau bahan yang dibakar atau
produk hasil pembakaran lainnya. PAH dapat
menyebabkan ruam kulit. Beberapa PAH dapat
41
menyebabkan kanker, seperti: kanker paru,
kanker kulit, kanker kandung kemih, dan
kemungkina kanker di organ lain-. PAH adalah
salah satu karsinogen yang paling berbahaya
dalam asap rokok. Seorang pekerja yang
merokok dan terpajan PAH di tempat kerja
mendapatkan beban ganda.
Pestisida: Pestisida adalah bahan kimia yang
digunakan untuk tanaman dalam bentuk
semprotan, debu, dan aerosol untuk melindungi
tanaman dari serangga, tikus, siput, dan jamur.
Ada banyak jenis pestisida. Beberapa contoh
adalah golongan organofosfat (seperti
parathion, salah satu pestisida yang paling
berbahaya yang umum digunakan), piretroid,
dan organoklorin, yang tidak banyak digunakan
lagi karena merusak lingkungan. Sebagian besar
kontak terjadi di bidang pertanian. Pekerja dapat
terpajan pestisida bila terhirup, menelan, dan
terutama melalui kontak kulit. Pestisida,
khususnya organofosfat, menyebabkan berbagai
gejala dan penyakit termasuk mual, sakit kepala,
muntah, kelemahan otot, masalah pernafasan
dan kulit. Ada tes untuk efek pestisida
organofosfat tetapi harus diinterpretasikan oleh
seseorang yang berpengalaman (inilah kenapa
pemantauan medis penting, seperti dibahas
dalam Bab 1). Beberapa pestisida, sebagian
besar dari jenis organoklorin, menyebabkan
efek reproduksi, dan kanker. Piretroid
digunakan sebagai pengganti dari beberapa
pestisida tersebut karena umumnya jauh lebih
aman. Meskipun demikian, piretroid dapat
menyebabkan reaksi alergi, masalah saraf
(biasanya jangka pendek), dan perasaan sakit,
pada tingkat pajanan yang tinggi.
Gambar 5.2. Seorang pekerja di Afrika Timur
menyemprotkan pestisida pada tanaman. Ada
semprotan yang mengenai kulit dan sebagian
terhirup. (Foto milik Suvi Lehtinen, Finlandia
Institute of Occupational Health)
Pelarut
Pelarut adalah zat kimia yang biasanya
berbentuk cairan, yang melarutkan bahan yang
lain, sehingga dapat digunakan untuk
mengekstraksi atau sebagai pengencer, dapat
melarutkan, atau menghapus bahan-bahan lain.
Sebagai contoh misalnya air, ia merupakan
suatu pelarut dan dapat melarutkan garam.
Pelarut sering memberikan kondisi yang tepat
untuk reaksi kimia sehingga produk dapat
diproduksi. Kebanyakan pelarut industri berupa
bahan kimia organik. Bahan kimia organik
adalah bahan kimia yang mengandung karbon.
Pekerja berisiko terpajan pelarut organik
melalui inhalasi (menghirup) dan kontak kulit
langsung dengan pelarut. Salah satu pelarut
yang biasa dikonsumsi adalah etanol (alkohol
dari destilasi biji-bijian, ditemukan dalam
minuman keras), dan beberapa efek dari pajanan
pelarut serupa dengan masalah yang disebabkan
terlalu banyak mengkonsumsi alkohol. Pekerja
yang bekerja menggunakan cat semprot, atau
plastik, percetakan, grafis, logam, dan industri
dry-cleaning, serta pekerjaan yang membuat
atau menggunakan perekat, pernis, dan cat
paling mungkin terpajan pelarut konsentrasi
tinggi dan menderita dampak buruknya bagi
kesehatan. Pada konsentrasi tinggi, biasanya di
ruang tertutup, hampir semua pelarut
menyebabkan orang menjadi lambat bahkan
dapat merobohkan pekerja. Pelarut juga
membuat kulit menjadi kering. Beberapa pelarut
sangat berbahaya (seperti karbon tetraklorida)
dan yang lain tidak. Kebanyakan pelarut aman
pada tingkat pajanan rendah. Beberapa
diantaranya sangat buruk, seperti benzena, yang
berbahaya bahkan pada tingkat rendah.
Beberapa pelarut beracun untuk hati dan ginjal.
Beberapa diantaranya dapat menyebabkan
kanker.
Yang terbaik adalah menggunakan pelarut yang
paling aman. Pelarut dibagi menjadi beberapa
kategori berdasarkan struktur kimia pelarut.
Dibawah ini beberapa pelarut organik yang
paling sering ditemukan. Maih banyak jenis
pelarut yang lain.
42
Hidrokarbon alifatik: hidrokarbon alifatik
adalah hidrokarbon sederhana (bahan kimia
yang dibuat dari karbon dan hidrogen) biasanya
berasal dari minyak bumi. Sebagian besar
pekerja terpajan karena menghirup hidrokarbon
alifatik. Alkana adalah tipe paling sederhana dan
ditemukan dalam bensin. Kebanyakan alkana
tidak beracun, tetapi menghirup bensin dalam
jumlah besar untuk jangka waktu yang lama
(bukan seperti menghirup di sebuah POM
bensin atau kilang tetapi pajanan yang terjadi
seperti di ruang tertutup atau yang disengaja)
dapat menyebabkan kerusakan otak. Alkana
dengan enam karbon disebut heksana. Heksana
digunakan dalam lem, karet, tinta, dll. Salah satu
jenis alkana, yang disebut n-heksana, dikenal
sangat berbahaya, menyebabkan penyakit yang
sangat parah, dan melumpuhkan saraf tubuh
(neuropati perifer). Jangan sekali-sekali
menggunakannya.
Hidrokarbon aromatik. Hidrokarbon aromatik
adalah molekul yang lebih rumit dari karbon dan
hidrogen, biasanya berasal dari minyak bumi,
tetapi juga dibentuk dengan pembakaran materi
organik (yang mengandung karbon). Para
pekerja terpajan hidrokarbon aromatik melalui
inhalasi atau kontak dengan kulit. Contoh
hidrokarbon aromatik meliputi: benzena,
etilbenzena (yang sangat berbeda), toluena, dan
xilena (methylbenzene). Dua zat ini sering
dipakai secara bersamaan. Benzene adalah yang
paling berbahaya. Benzene masih digunakan
dalam manufaktur di beberapa tempat dan di
laboratorium untuk mengekstraksi bahan kimia
namun sebagian besar perusahaan sudah
mencoba untuk tidak menggunakannya, karena
dapat menyebabkan kanker darah (leukemia).
Toluena dan xilena adalah dua pelarut yang
paling banyak digunakan industri, terutama
ketika membuat cat, perekat, dan pestisida.
Toluene dapat menyebabkan kerusakan otak
pada tingkat pajanan yang tinggi. Xylene dapat
menyebabkan iritasi dan batuk. Etilbenzena
adalah kontaminan umum benzena dan xilena.
Etilbenzena tidak beracun meskipun terlihat
serupa dengan benzena, namun dapat
mempengaruhi hati pada konsentrasi tinggi.
Hidrokarbon terhalogenasi: Hidrokarbon
terhalogenasi merupakan senyawa karbon-
hidrogen dengan penempelan atom klorin. (Ada
juga hidrokarbon terhalogenasi dengan
penempelan bromin atau fluorin tetapi mereka
tidak umum ada di tempat kerja.) Hidrokarbon
terhalogenasi adalah kelompok yang paling
berbahaya dari pelarut organik secara
keseluruhan. Biasanya digunakan sebagai
pelarut dry-cleaning, degreaser, dan anestesi.
Pada pajanan tingkat tinggi, hidrokarbon
terhalogenasi dapat menyebabkan penyakit
ginjal, penyakit hati, atau kanker, serta abortus
spontan (keguguran tanpa adanya penyebab).
Namun, setiap pelarut menimbulkan efek
bahaya yang berbeda. Karbon tetraklorida dan
kloroform dapat menyebabkan gangguan hati
dan penyakit ginjal. Beberapa hidrokarbon
terhalogenasi juga dapat menyebabkan cedera
otak dan saraf. Perkloroetilen biasanya
digunakan pada dry cleaning dan dianggap
aman tetapi pada penggunaan yang tinggi harus
tetap berhati-hati karena dapat menyebabkan
kanker dan cacat bawaan pada bayi.
Alkohol dan fenol: Alkohol dan fenol (senyawa
aromatik dengan kandungan alkohol)
menyebabkan penyakit yang serupa dan
beberapa efeknya menyerupai efek etil alkohol
dalam minuman beralkohol. Etanol adalah
alkohol yang dihasilkan dari fermentasi biji-
bijian yang terdapat dalam minuman keras,
sehingga tidak mengherankan bahwa efek
alkohol lainnya pada tubuh adalah sama seperti
orang mabuk, seperti disorientasi, bicara cadel,
dll. Alkohol digunakan sebagai agen pembersih,
pengencer, dan pelarut. Biasanya digunakan
dalam cat, pestisida, dan obat-obatan. Contoh
alkohol adalah metanol (paling beracun), etanol,
dan propanol. Alkohol yang paling sering
digunakan dalam industri dan paling beracun
adalah metanol (metil alkohol atau “kayu
alkohol”), yang digunakan untuk
menghilangkan es dan anti beku, di
laboratorium kimia, dan untuk menghasilkan
formaldehida. Kadang-kadang dijual sebagai
minuman ilegal ketika etanol tidak tersedia, hal
ini telah banyak menyebabkan tragedi besar.
Metanol juga bisa terhirup dari uap di udara.
Methanol sangat berbahaya karena dapat
menyebabkan kebutaan. Sebagian besar industri
43
menghindari penggunaan metanol dan etanol,
dan bila terpaksa menggunakannya di tempat
kerja, biasanya hanya dalam jumlah yang sangat
kecil. Glikol dan eter glikol. Glikol adalah
hidrokarbon dengan lebih dari satu kelompok
alkohol. Eter glikol terdiri dari tulang punggung
karbon yang rantai sampingnya terikat oleh
ikatan oksigen. Glikol bukanlah bahaya utama
di industri, tapi derivatif glikol, seperti eter
glikol berbahaya. Glikol eter banyak digunakan
sebagai pelarut. Biasanya ditemukan di cat, lak,
enamel, tinta, pewarna, sebagai agen pembersih
dan antibeku. Pekerja bisa terpajan glikol eter
melalui kontak kulit dan terhirup saat
penyemprotan atau ketika memanaskan cairan
yang mengandung eter glikol, misalnya ketika
de-icing pesawat terbang di iklim dingin. Eter
glikol dapat menyebabkan kerusakan otak pada
tingkat pajanan yang tinggi. Eter glikol juga
dapat menyebabkan anemia (kurang darah
merah), ruam kulit, dan efek berbahaya pada
organ reproduksi.
Keton. Keton digunakan sebagai pelapis
permukaan, pewarna, tinta, dll. Salah satu keton
yang umum adalah aseton, yang ditemukan
dalam peralatan kebersihan. Aseton aman bila
digunakan di daerah berventilasi baik tetapi ia
mudah terbakar. Keton yang paling beracun
adalah metil-n-butil keton (MBK), seperti n-
heksana yang menyebabkan penyakit syaraf
yang sangat serius (neuropati perifer), sehingga
tidak ada yang menggunakannya dan tidak
diproduksi lagi di industri. Metil-etil-keton
(MEK) memiliki efektifitas yang sama namun
tidak menyebabkan masalah yang sama.
Umumnya, keton memiliki bau yang menyengat
dan menyebabkan gejala seperti sakit kepala dan
mual yang dapat berfungsi sebagai peringatan
bagi para pekerja bahwa mereka sedang terpajan
sehingga menjaga pekerja dari pajanan yang
berlebih.
Gas/Inhalansia:
Gas atau inhalansia adalah bahan kimia yang
dilepaskan ke udara. Mereka dapat
menyebabkan gangguan pada paru dan saluran
pernapasan atau bila terserap lebih jauh dapat
menyebabkan kerusakan organ yang lain.
Karbon monoksida. Karbon monoksida adalah
produk yang paling banyak dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna
karena tidak ada cukup oksigen untuk
memungkinkan pembakaran yang sempurna.
Sumber karbon monoksida termasuk forklift
non-listrik, kompresor dan generator bertenaga
gas, serta sumber pemanas. Pekerja yang paling
sering terpajan karbon monoksida adalah
petugas pemadam kebakaran, pekerja kilang
minyak, pekerja lalu lintas, pekerja tungku, atau
siapa pun yang bekerja di suatu tempat bahkan
di rumah, di mana unit pemanas tidak berfungsi
dengan baik. Karbon monoksida dapat
menyebabkan sakit kepala, mual, linglung,
kejang, koma, cedera /kerusakan otak dan
tremor, dan akhirnya kematian. Karbon
monoksida adalah gas beracun yang paling
umum ditemukan di tempat kerja, selain itu ia
juga menjadi penyebab utama kematian karena
keracunan di rumah-rumah penduduk karena
pengapian dengan ventilasi yang buruk.
Sianida. Hidrogen sianida merupakan gas tidak
berwarna dan tidak berbau yang sangat beracun.
Pajanan hidrogen sianida biasanya terjadi
melalui inhalasi atau terkadang melalui
pencernaan (termakan). Sianida digunakan
dalam pelapisan logam, ekstraksi logam,
fumigan, tungku, fotografi, pengerasan logam,
dan obat-obatan. Pekerja yang berisiko terpajan
sianida adalah pekerja pada pengolahan logam
dan bahan kimia yang dalam proses kerjanya
menggunakan sianida, pekerja yang memproses
tanaman singkong, dan pemadam kebakaran.
Hidrogen sianida dapat menyebabkan gangguan
paru, kerusakan otak, pusing, pingsan, dan
kematian.
Ozon. Ozon adalah gas yang terdiri dari tiga
atom oksigen. Zat ini menyebabkan iritasi dan
sering ditemukan dalam pekerjaan listrik,
beberapa jenis pengelasan, dan polusi udara.
Ozon dapat menyebabkan masalah paru dan
asma.
Mineral:
Mineral merupakan zat yang terbentuk secara
alami, umumnya memiliki struktur kristal.
44
Menghirup debu mineral dapat menyebabkan
kerusakan paru yang dikenal sebagai
“pneumoconiosis” (bahasa Yunani dengan arti
“penyakit debu paru-paru”). Tiga jenis utama
dari pneumoconiosis adalah pneumoconiosis
pada pekerja batu bara, asbestosis dan silikosis.
Debu batu bara. Pneumoconiosis pada pekerja
batubara juga disebut “paru-paru hitam‟,
disebabkan oleh pajanan berlebihan dari debu
batubara. Penambang batubara yang bekerja di
bawah tanah dan pengebor berada pada risiko
tertinggi. Pajanan debu batubara juga dapat
menyebabkan bronkitis kronis dan batuk.
Bronkitis adalah penyakit pada saluran udara
paru (bronkus) yang terjadi karena iritasi dan
peradangan. Bila hal ini berlangsung pada dosis
tinggi dan dalam waktu yang lama,
pneumoconiosis bisa menjadi penyakit paru-
paru serius, yang tak bisa kembali normal. Pada
konsentrasi pajanan yang tinggi di tambang,
debu batu bara juga bisa menyebabkan ledakan.
Asbes. Asbes merupakan mineral dengan serat
panjang yang tahan panas, kuat, mudah terpisah,
dan cukup fleksibel untuk dipintal dan ditenun.
Karena karakteristik ini, asbes digunakan untuk
berbagai barang-barang manufaktur, terutama
pipa semen (untuk memperkuat materi), bahan
bangunan (atap, langit-langit dan lantai
keramik), produk gesekan (kopling mobil, rem,
dan bagian transmisi), bahan/kain tahan panas,
kemasan, gasket, dan coating. Pajanan asbes
terjadi dengan menghirup debu asbes di udara
yang terkontaminasi. Pekerja yang paling
berisiko untuk pajanan asbes adalah penambang
asbes, pekerja tekstil, miller, pekerja semen,
pekerja perbaikan rel kereta api, tukang pipa,
dan pekerja pemeliharaan. Asbes memiliki efek
serius pada paru-paru selain pneumoconiosis
yang disebut asbestosis. Asbestosis memiliki
gambaran khas pada rontgen di dada sehingga
mudah diidentifikasi. Asbestosis membutuhkan
waktu yang lama untuk berkembang tetapi
setelah berkembang menjadi parah, maka dapat
membunuh pekerja. Asbes juga menyebabkan
kanker paru (pada pekerja yang tidak merokok
dan lebih berisiko pada pekerja yang merokok)
dan kanker lain yang disebut mesothelioma,
yang merupakan kanker dari lapisan dada di
sekitar paru-paru. Asbes juga kemungkinan
dapat menyebabkan kanker jenis lainnya. Ada
berbagai jenis asbes tetapi semua jenis asbes
tersebut dapat menyebabkan gangguan paru dan
kanker, termasuk chrysotile (yang telah
dipasarkan dan dipalsukan dengan menyebutkan
aman). Banyak negara di seluruh dunia telah
melarang asbes sepenuhnya, karena terlalu
berbahaya untuk digunakan dan karena ada
bahan pengganti yang jauh lebih aman.
Silica. Silica adalah mineral utama di sebagian
besar batu dan pasir, sebagian besar dalam
bentuk kristal alami yang disebut kuarsa. Silika
terbentuk ketika batu dipotong, dibor, atau
dihancurkan. Pajanan tertinggi ada dalam
produksi keramik, pertambangan, penggalian,
pembuatan terowongan, pemotongan batu,
penghancuran batu, refraktori perbaikan
tungkubata (lihat Gambar 3.1), abrasive
manufaktur, dan sandblasting. Karena pasir
hampir seluruhnya merupakan silika murni,
pekerja kaca dan pasir-blasters menghadapai
pajanan yang intens untuk debu silika. Beberapa
negara telah membuat sandblasting dengan
pasir ilegal. Pajanan intens dengan silika dapat
mengakibatkan penyakit dalam satu tahun atau
kurang, tapi biasanya membutuhkan setidaknya
10 hingga 15 tahun dari pajanan sebelum timbul
gejala, sehingga pekerja dapat terus terpajan
selama bertahun-tahun sebelum mereka
menyadarinya. Pajanan silika menyebabkan
silikosis, yang merupakan pneumoconiosis yang
berhubungan dengan silika, dan dapat menjadi
penyakit paru yang melumpuhkan. Silica juga
dapat menyebabkan beberapa jenis arthritis dan
penyakit lainnya, serta kanker paru. Orang
dengan silikosis juga lebih mudah terserang
TBC daripada orang lain dan ketika mereka
terjangkit maka akan sangat sulit untuk diobati.
Debu organik. Merupakan istilah umum untuk
debu seperti debu kapas, debu gandum, gula
bubuk, dan sumber-sumber lain selain mineral.
Beberapa debu seperti debu kapas dan debu biji-
bijian dapat menyebabkan asma dan penyakit
paru serius Beberapa dari debu organik dapat
meledak ketika ada api, seperti debu gula, debu
biji-bijian, atau debu batu bara.
45
Gambar 5.3. Pekerja ini sedang mencampurkan
asbes kedalam saluran yang menuju ke sebuah
tong untuk dicampur dengan semen. Ini adalah
pekerjaan yang sangat berbahaya dan
menempatkan pekerja pada risiko kematian
akibat kanker atau penyakit paru. Masker debu
yang digunakan tidak efektif terhadap debu
asbes, ia dan atasannya berpikir bahwa dia
dilindungi oleh masker padahal nyatanya tidak.
Asbes dilarang untuk digunakan. (Foto oleh
Fernanda Giannasi, disediakan dengan izin
courtesy of René Mendes, Universitas Federal
Minas Gerais - Pensiun, Brazil)
Kotak 5.1.
Checklist Pajanan Tempat Kerja Untuk Bahan Kimia dan Debu
(Jawaban “Tidak” menunjukkan adanya
masalah)
Bila Anda menggunakan bahan kimia,
pelarut, pestisida, dll dalam industri Anda,
apakah pekerja dilindungi?
Apakah ada peralatan yang mengeluarkan
gas atau uap?
Apakah pekerjaan yang dilakukan oleh
pekerja di tempat kerja mengeluarkan
banyak debu? (“Banyak” berarti bahwa
Anda dapat melihatnya)
Apakah peralatan tersebut memiliki
ventilasi sendiri?
Apakah alat pembuangan uap mendorong
udara ke luar bangunan dan jauh dari orang
orang (baik)? Atau masuk ke gedung
(buruk) atau sistem pendingin udara
(buruk)?)
46
BAB 6
MENGENDALIKAN KONDISI TIDAK AMAN DI TEMPAT KERJA
Banyak cara untuk mengendalikan potensi
bahaya, tetapi kemudian hanya beberapa
kategori yang dapat dilakukan dengan mudah.
Beberapa lebih efektif daripada yang lain.
Gambar 6.1 menunjukkan kategori
pengendalian untuk mengubah lingkungan kerja
atau pajanan yang tidak aman. Pengendalian
yang paling efektif adalah eliminasi, substitusi,
dan pengendalian teknik karena dalam ketiga
pendekatan tersebut, perubahannya akan lebih
permanen dan bertahan lama. Pengendalian
teknik terkadang lebih mahal tetapi seringkali
sederhana dan murah. Pendekatan yang paling
tidak efektif adalah alat pelindung diri, karena
terlalu bergantung pada ketersediaan serta pada
pekerja atau pengawas terkait cara memakai
APD, perawatan APD, dan jenis APD yang
dipilih. Walaupun demikian, apapun jenis
pengendalian yang dilakukan tetap akan lebih
baik daripada tidak sama sekali. Pada bagian
berikut, berbagai jenis pengendalian akan
dibahas sesuai dengan isu-isu yang relevan dan
pertimbangannya. Gambar 6.1 menunjukkan
cara pengendalian dan perbandingannya dengan
jenis pengendalian yang lain.
Gambar 6.1. Langkah-langkah untuk mengendalikan pajanan bahaya di tempat kerja.
47
Meniadakan Potensi Bahaya /Hazards
Removal
Meniadakan potensi bahaya adalah
menghilangkan atau mengganti potensi bahaya
di tempat kerja. Itu merupakan cara terbaik
untuk menangani bahaya di tempat kerja jika hal
tersebut dapat dilakukan.
Eliminasi (menyingkirkan) adalah cara yang
terbaik. Jika sebuah potensi bahaya tidak
diperlukan, atau dapat disingkirkan tanpa
menimbulkan masalah, eliminasi merupakan
cara terbaik untuk mencegah masalah. Eliminasi
bahaya pada sumbernya akan lebih efektif
daripada jenis pengendalian bahaya lainnya.
Sebagai contoh, selama bertahun-tahun orang
berpikir bahwa piring harus dicuci dengan air
yang sangat panas agar aman. Para pekerja yang
melakukan ini terkena risiko luka bakar dan
ruam pada kulit. Sebenarnya, air pencuci hangat
saja sudah cukup selama menggunakan sabun.
Pekerja tidak harus menghadapi risiko. Contoh
lain adalah asbes. Seharusnya asbes tidak
pernah digunakan, untuk apa pun.
Substitusi adalah mengurangi penggunaan
bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam
produksi atau mengganti bahan yang
toksisitasnya tinggi dengan yang lebih rendah.
Contohnya adalah mengganti trichloroethylene
atau karbon tetraklorida sebagai pelarut dalam
proses produksi dengan trikloroetana atau
diklorometana (methylene chloride).
Trikloroetana atau diklorometana (methylene
chloride) dapat digunakan dengan baik untuk
apa saja dan sangat aman digunakan.
(triklorometana dapat menimbulkan masalah
kesehatan namun jauh lebih aman dari
trichloroethylene atau karbon tetraklorida).
Walaupun proses produksi akan mengeluarkan
biaya sedikit lebih mahal, menghilangkan bahan
kimia berbahaya yang tidak dibutuhkan akan
menghemat untuk jangka waktu yang panjang
dengan cara mencegah masalah serius.
Misalnya, sandblasting pipa dan bangunan
dengan menggunakan pasir alam, yang
merupakan silika hampir murni, sangat
berbahaya dan membutuhkan perlindungan
yang efektif untuk mencegah penyakit paru
serius yang disebut silikosis, yang terjadinya
membutuhkan waktu bertahun-tahun tetapi
dapat melumpuhkan seorang pekerja selama
sisa hidupnya. Banyak negara (termasuk Jerman
dan Inggris) tidak mengizinkan sandblasting
dengan pasir. Untungnya, ada abrasive lainnya
yang bekerja sangat baik dan tidak mahal, jika
ada penyuplai di negara Anda. Diantaranya
yaitu garnet atau olivin (mineral keras yang
aman), serbuk cangkang kerang, slag (limbah
mineral) dari pertambangan batubara atau
peleburan, hancuran kaca, manik-manik kaca,
dan baja grit (partikel kasar). Bahkan dry ice
dapat digunakan untuk blasting, dan sangat baik
untuk menghilangkan cat.
Memisahkan pekerja dari sumber bahaya
Terkadang dalam suatu proses produksi terdapat
sumber bahaya, namun Anda tidak dapat
melakukan proses produksi tanpa hal tersebut.
Oleh karena itu yang harus dilakukan adalah
memisahkan pekerja dari sumber bahaya
tersebut. Dua pilihan untuk memisahkan pekerja
dari sumber bahaya yaitu dengan cara isolasi
dan perlindungan.
Isolasi akan berguna bila terdapat jarak yang
cukup jauh antara pekerja dan sumber bahaya.
Jika terdapat suatu bahan kimia berbahaya atau
ada bahaya serius seperti kebakaran atau
ledakan, masih ada cara untuk memisahkan
pekerja dari bahaya tersebut sehingga pekerja
tidak terpajan atau kontak langsung dengan
sumber bahaya. Salah satunya adalah dengan
menempatkan bahan kimia atau proses yang
berbahaya pada jarak yang aman dari pekerja,
sehingga jika ada masalah, pekerja tidak akan
terdampak. Sebagai contoh, sekali oven
dinyalakan untuk membakar keramik, maka
dapat melepaskan banyak gas beracun dan
panas, serta beberapa oven dikenal mudah untuk
meledak. Oven pembakaran keramik harus
diletakan sejauh mungkin dari pekerja.
Sekat pengaman juga efektif jika pekerja tidak
bisa jauh dari proses produksi atau bahan kimia.
Sekat pengaman berarti proses atau operasi
diletakkan di belakang sekat, atau di dalam
kabinet pengaman, dan hanya dibuka jika
keadaan aman. Sebagai contoh, peralatan yang
menimbulkan bising dimasukkan ke dalam
kotak kedap suara. Peralatan yang
menghasilkan banyak debu, seperti sandblasting
(dapat menghasilkan debu silica, sangat
berbahaya dan dapat membunuh), dapat
48
dimasukkan ke dalam kabin tertutup jika
dilakukan pada skala kecil – pekerja berada di
luar dan untuk meraihnya harus mengenakan
sarung tangan. Pengerjaaan penyemprotan
dapat dilakukan di dalam bilik, seperti bilik cat
semprot, untuk menjaga agar asap dan debu
tidak menyebar ke mana-mana dan mengenai
pekerja. Bahan kimia dapat disimpan di dalam
pipa dan tangki dan dipompa saat dibutuhkan
dari pada dibuka saat digunakan. Sebuah mesin
seperti penggiling dapat diletakkan di belakang
pelindung untuk melindungi pekerja jika terjadi
kesalahan (seperti roda gerinda terlempar atau
chip yang lepas dari roda). Containment adalah
hal umum di bidang manufaktur bahan kimia,
misalnya. Pabrik-pabrik kimia sering membuat
produk mereka menggunakan pipa dan tangki
yang tidak pernah terbuka ke udara, sehingga
gas berbahaya tidak pernah keluar dan pekerja
tidak pernah kontak dengan bahan kimia,
kecuali selama perawatan dan modifikasi.
Pengendalian teknik
Pengendalian teknik dilakukan dengan
mengubah desain tempat kerja untuk mengurangi
pajanan atau menghilangkan pajanan racun atau
bahaya. Ada banyak jenis bahaya yang terdapat
di tempat kerja dan banyak pengendalian teknik
yang dapat dilakukan untuk mengelolanya.
Misalnya, menambahkan ventilasi untuk
mengurangi konsentrasi bahan berbahaya di
udara. Pembuatan sekat pelindung terhadap
bahan kimia atau mencegah terlepasnya zat
berbahaya ke udara juga dapat dimasukkan
sebagai salah satu metode pengendalian teknik.
(Beberapa orang menganggap sekat pengaman
dan containment adalah jenis pengendalian
teknik)
Pengendalian proses: Pengendalian proses
adalah berbagai cara untuk merancang
pekerjaan, alur produksi, dan peralatan untuk
mengurangi risiko bila terjadi kesalahan atau
bila pekerja harus kontak dengan potensi
bahaya. Misalnya, saat suatu produk dicat
dengan disemprot, bahan kimia pelarut akan
terurai ke udara. Jika produk tersebut dicat
dengan kuas, pajanan bahan kimia akan jauh
lebih sedikit. Bila cat ditempatkan di kaleng
kecil dan tertutup sepanjang waktu, akan lebih
sedikit bahan kimia terlepas di udara, cat akan
tahan lama dan tidak cepat mengering dibanding
bila di simpan di tempat yang besar dan terbuka.
Contoh yang sangat penting dari pengendalian
proses adalah pembasahan. Bubuk kering
menghasilkan banyak debu yang dapat terhirup.
Beberapa debu, terutama yang berasal dari batu,
pasir, dan produksi keramik - yang disebut debu
silika, merupakan debu yang sangat berbahaya
dan dapat menyebabkan kematian beberapa
tahun kemudian. Debu silica dihasilkan ketika
bebatuan dihancurkan, dibor, dipotong, selama
sandblasting atau dalam proses pertambangan.
Bila semua proses ini dilakukan secara kering,
banyak debu yang dihasilkan. Solusi bagi
masalah tersebut adalah dengan
menyemprotkan air secara terus-menerus di
tempat debu itu dihasilkan. Tingkat debu yang
berada tempat kerja akan turun dan jauh lebih
aman.
Pengendalian proses juga termasuk pemasangan
pagar (guards) pada alat sehingga jari jari
tangan pekerja tidak terluka. Termasuk juga
memasang switch yang mengubah mesin mati
secara otomatis ketika tidak sedang digunakan
dan rancangan lainnya yang bertujuan untuk
mengurangi bahaya.
Sistem Ventilasi: Ventilasi adalah bentuk
pengendalian teknik yang sangat penting. Udara
yang terkontaminasi dikeluarkan dan
diencerkan oleh sistem ventilasi yang
merupakan kipas yang meniupkan udara ke
dalam gedung atau mengeluarkan udara dari
gedung (exhaust). Sistem ventilasi juga dapat
mengontrol suhu, kadar oksigen, kelembaban,
serta jumlah debu atau zat kimia di udara.
Ventilasi membantu menjaga kontaminan pada
tingkat yang tidak menyebabkan gangguan
kesehatan pada pekerja dan menciptakan
lingkungan kerja yang lebih nyaman. Terkadang
bekerja di tempat terbuka merupakan tempat
dengan ventilasi yang cukup, menggunakan
angin sebagai ventilasi alami. Tetapi sebagian
besar tempat kerja berada di dalam bangunan,
oleh karena itu diperlukan ventilasi mekanis.
Ada dua jenis sistem ventilasi mekanis, yaitu
ventilasi exhaust lokal dan ventilasi
dilusi/pengenceran.
49
Sistem pembuangan lokal membuang udara
yang terkontaminasi sedekat mungkin dari
sumbernya, menghisapnya dengan sedotan,
membersihkannya dengan menggunakan
metode yang sesuai tergantung pada bahaya
(filter adalah yang paling umum digunakan),
dan melepaskan udara bersih ke luar tempat
kerja. Ventilasi pembuangan lokal adalah
metode terbaik untuk menghisap debu atau
bahan kimia berbahaya yang berasal dari
sumber kecil. Serbuk gergaji dari gergaji mesin
atau asap dari pengelasan adalah contoh dari
pekerjaan yang dapat menggunakan sistem
pembuangan lokal. (Dalam Bab 2, terdapat
sistem pembuangan lokal yang terlihat di
Gambar 2.4.)
Ventilasi dilusi bekerja dengan meniupkan
udara segar ke tempat kerja dan membiarkan
udara bersirkulasi kemudian dikeluarkan.
Seperti halnya AC melakukan proses sirkulasi
ini untuk bangunan perkantoran, tetapi untuk
pabrik dengan pajanan bahaya kimia atau debu
di udara harus menggunakan fan dan sistem
ventilasi khusus untuk mendapatkan sirkulasi
udara yang jauh lebih besar. Ventilasi dilusi
sangat baik untuk zat yang kurang berbahaya
yang berasal dari banyak tempat, bukan hanya
di satu tempat. Ventilasi dilusi kurang efisien
untuk menghilangkan bahaya bila dibandingkan
dengan pembuangan lokal.
Pengendalian administratif
Pengendalian administratif adalah memberikan
prosedur dan kebijakan manajemen yang
bertujuan untuk melindungi pekerja. Sebagai
contoh, jika pekerja ditugaskan untuk melakukan
pekerjaan yang berbahaya, seperti bekerja di
dalam tangki (ruang tertutup), bekerja dengan
kabel listrik, atau menggali parit (selokan dengan
dinding curam), maka pekerja dan pengawas
harus mendapatkan izin dari manajer. Manajer
harus melakukan pengecekan untuk memastikan
bahwa para pekerja tahu dan setuju untuk
mengikuti prosedur kerja yang aman: misalnya,
menutup pintu dalam kondisi tidak dikunci
(posisi selalu siap terbuka) sehingga pekerja
dapat menyelamatkan diri jika ada masalah,
mengunci tombol daya dalam posisi mati (off)
agar tidak ada pekerja lain yang tidak sengaja
menyetrumnya atau menghidupkan mesin yang
dapat melukai pekerja yang sedang bekerja, dan
memastikan bahwa dinding parit yang curam
diperkuat, sehingga tidak akan mengubur
pekerja.
Pengendalian administratif juga dapat
digunakan untuk mengurangi waktu pekerja
terpajan bahaya. Misalnya, pekerja konstruksi
dapat dikurangi waktu kerjanya selama musim
panas dan disediakan air dingin untuk mencegah
heat stroke (penyakit yang dapat membunuh).
Jumlah jam kerja perhari pada pekerja terpajan
bising dapat dikurangi jika kebisingan semakin
tinggi. Pemeliharaan, instalasi, memulai
peralatan baru, dan operasi berisiko tinggi dapat
dilakukan ketika sedikit pekerja berada di
tempat kerja.
Tipe lain dari pengendalian administratif adalah
praktek kerja yang baik. Ini berarti menjaga
tempat kerja tetap bersih dan bebas dari sampah
(yang dapat terbakar) dan bebas dari barang
berserakan (bahaya safety). Kotak dan bahan
material harus ditumpuk dengan rapi untuk
mengurangi kemungkinan terjatuh yang dapat
membahayakan pekerja.
Bila ada pajanan bahan kimia atau debu maka
disediakan tempat khusus untuk makan dan
minum pekerja yang cukup jauh dan terpisah
dari pajanan. Harus ada tempat yang bersih
untuk menyimpan makanan, jauh dari bahan
kimia dan debu di tempat kerja.
Merokok di tempat kerja sangat berbahaya,
selain bagi lingkungan kerja juga bagi kesehatan
perokok itu sendiri. Merokok di tempat kerja
dapat menyebabkan kebakaran dan asap rokok
dapat bercampur bahan kimia berbahaya.
Seharusnya merokok di tempat kerja dilarang.
Pekerja harus didorong untuk berhenti merokok
untuk kesehatan mereka sendiri. Jika pekerja
merokok, maka harus di area merokok di luar
gedung dan jauh dari potensi bahaya.
Contoh lain dari pengendalian administratif
adalah mengidentifikasi pekerja mana yang
memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan
tertentu. Menyimpan catatan pekerja yang telah
dilatih dan bagaimana menyalurkannya,
terutama catatan pekerja yang telah
mendapatkan pelatihan tentang cara kerja aman
dan pekerja yang membutuhkan pelatihan.
50
Alat pelindung diri
Kebanyakan ahli berpendapat bahwa APD adalah
bentuk pengendalian yang paling rendah
efektifitasnya (yang lain berpikir bahwa
pengendalian administratif adalah pengendalian
yang lebih lemah). Namun, ada banyak situasi
dimana hanya APD yang dapat digunakan untuk
perlindungan.
Alat pelindung diri (APD) dapat terdiri dari
masker, sarung tangan, celemek, dan perangkat
keselamatan yang digunakan secara terpisah
oleh pekerja. APD digunakan bila pekerja akan
terpajan dengan bahan, benda, lingkungan atau
praktek kerja yang berbahaya. APD merupakan
cara pengendalian yang paling kurang efektif,
tetapi dapat bekerja dengan baik jika APD
dikenakan dengan benar. APD sangat berguna
untuk melindungi pekerja dari bahaya jika
pengendalian teknik tidak praktis atau tidak
tersedia. Gambar 6.2, 6.3, dan 6.4 menunjukkan
beberapa jenis APD yang tersedia.
Gambar 6.2. Jenis APD yang digunakan di
tempat kerja. Searah jarum jam dari kiri bawah:
sepatu safety, sarung tangan, pelindung mata,
pelindung telinga, topi keras, respirator, apron
(terbuat dari bahan tahan kimia).
APD menempatkan penghalang terhadap
bahaya langsung di tubuh pekerja. Jenis APD
meliputi pelindung pernapasan, mata dan wajah,
kepala, kaki, serta tangan. Lihat pada tabel 6.1.
Tabel 6.1. Jenis-jenis APD.
Jika bahan atau lingkungan kerja
yang berbahaya mempengaruhi
bagian tubuh pekerja ...
APD yang harus dikenakan adalah ...
Paru Respirator (bukan hanya masker debu)
Mata Goggles, kacamata keselamatan (kacamata biasa tidak
efektif)
Telinga Earplugs (busa atau plastik), earmuffs
Kepala Topi keras, helm
Kaki Sepatu berujung tertutup, sepatu boot (sandal bisa
berbahaya)
Tangan Sarung tangan
51
Banyak jenis APD berfungsi sangat baik untuk
melindungi pekerja. Namun, APD harus
digunakan dengan benar dan harus dipakai
sepanjang waktu. Para pekerja harus mengikuti
pelatihan yang tepat mengenai penggunaan
APD. Mereka harus diberitahu kapan APD
harus dipakai, jenis APD apa yang harus
dipakai, bagaimana cara mengenakan APD
yang benar, bagaimana perawatannya (bila APD
digunakan berulang), bagaimana agar APD
nyaman digunakan tidak kesempitan atau tidak
kebesaran saat dipakai, apa saja keterbatasan
APD dalam hal melindungi kesehatan pekerja,
dan bagaimana APD harus disimpan secara
benar. Misalnya sarung tangan sepertinya
sederhana, namun ada beberapa hal mengenai
sarung tangan yang harus diketahui oleh
pekerja, seperti yang akan diterangkankan di
bawah.
Gambar 6.3. Contoh peralatan dasar APD: topi
keras (hard hat), sarung tangan, kacamata
keselamatan. (Foto © dreamstime.)
Alat pelindung pernapasan. Banyak potensi
bahaya dibawa oleh udara dan terhirup oleh
pekerja. Ia dapat berupa debu (partikel di udara)
atau bahan kimia yang berada dalam bentuk uap
atau gas. Efek pada tubuh berupa iritasi mata,
iritasi kulit, dan perubahan kemampuan untuk
mencium bau-bauan. Berbagai jenis bau, rasa,
dan iritasi mungkin merupakan tanda-tanda dari
adanya kontaminan pernapasan, tetapi tanda-
tanda tersebut tidak selalu ditemukan saat
terjadi kontaminasi.
Masker debu adalah masker sederhana, biasanya
terbuat dari kertas atau kapas, yang menutupi
hidung dan mulut. Jenis masker ini mampu
menghalau partikel besar dari hidung dan
tenggorokan tapi tidak dapat menghalau partikel
kecil yang masuk ke dalam paru-paru. Masker
debu tidak dapat melindungi pernapasan dari
bahan kimia. Walaupun lebih baik dari tidak
sama sekali, masker debu tidak memadai untuk
melindungi pekerja di hampir semua proses
industri yang menghasilkan pajanan debu.
Respirator adalah jenis APD yang melindungi
pekerja dari bahaya kontaminan udara dengan
menutup wajah, mulut, hidung atau kepala.
Respirator adalah masker dengan filter,
cartridge, atau tabung yang berfungsi untuk
memurnikan udara. Respirator harus dipilih
berdasarkan jenis bahaya pernapasan. Biasanya,
produsen atau distributor akan memberitahu
Anda tentang jenis respirator yang diperlukan
untuk debu atau bahan kimia. Sifat-sifat fisika
dan kimia dari bahaya harus dipertimbangkan
dalam memilih respirator. Untuk bahaya kimia
dan debu, respirator harus dilengkapi dengan
cartridge atau canister yang tepat dan harus
baru. Jenis cartridge yang salah atau yang sudah
jenuh/kotor tidak dapat melindungi pekerja dari
bahaya kimia. Semakin lama penggunaan, filter
akan kelebihan beban debu, dan bahan penyerap
menjadi jenuh dengan bahan kimia yang
diserapnya.
Agar efektif, harus diketahui jenis bahaya yang
ada di tempat kerja dan diidentifikasi siapa saja
yang harus memakai respirator. Pekerja yang
memakai respirator harus dilatih tentang
penggunaan respirator yang tepat dan dilakukan
evaluasi medis terlebih dahulu untuk
memastikan keamanannya. Respirator harus
disimpan dengan benar, tetap bersih, dan
dirawat agar awet dan melindungi
penggunanya.
Penggunaan respirator juga membutuhkan
tenaga fisik penggunanya sehingga pekerja
harus dalam kondisi yang sehat saat
menggunakannya. Kondisi kesehatan pekerja
harus di periksa sebelum menggunakan
respirator atau saat akan bekerja di lokasi yang
terdapat kemungkinan bahaya terhadap organ
pernafasan.
Alat pelindung mata. Cedera mata dapat
menyebabkan kebutaan. Luka bakar kimia atau
iritasi mata juga dapat menyebabkan cedera
serius dan kadang-kadang menyebabkan
kebutaan. Oleh karena itu, mata harus
dilindungi. Pelindung mata digunakan untuk
52
melindungi mata dari iritasi kimia, partikel yang
terbang, cairan berbahaya, gas dan uap, tali atau
rantai yang terayun, barang atau alat yang
terlempar, dan radiasi yang merusak seperti
sinar ultraviolet selama pekerjaan pengelasan.
Pelindung mata termasuk googles atau
kacamata safety. Jika seorang pekerja sudah
memakai kacamata resep (kacamata minus,
plus, silindris, dsb) maka pelindung mata harus
sesuai dengan kaca mata tersebut atau harus
dibuatkan lensa kacamata safety yang sesuai
dengan ukuran kacamatanya, yang secara
khusus dibuat dengan sangat kuat untuk
melindungi mata. Cedera mata juga dapat
terjadi dari objek yang melekat dengan titik
tetap, seperti rantai, tali, atau alat. Mengenakan
pelindung mata dapat mengurangi jumlah
cedera mata yang terjadi di tempat kerja. Bila
terdapat risiko benda terlempar, seperti bagian-
bagian kecil potongan logam dari penggiling,
direkomendasikan untuk memakai pelindung
mata ganda, memakai kacamata pengaman dan
kacamata googles di atasnya.
Alat pelindung kepala. Alat pelindung kepala
digunakan untuk melindungi kepala dari
kejatuhan benda, tekanan yang kuat, matahari,
panas, dan goresan benda tajam. Pelindung
kepala terdiri dari helm yang disebut “hard hat”.
Helm ini harus kuat untuk memberikan
pelindungan dari benda yang jatuh dan tekanan
yang tinggi. Helm juga tidak boleh dapat
menghantarkan listrik. Saat ini, kebanyakan
helm terbuat dari materi plastik yang tahan
terhadap benturan. Pelindung kepala memiliki
sistem suspensi di dalam yang menjaga bagian
luar helm dari kepala pekerja untuk
perlindungan lebih lanjut dan kenyamanan
penggunaan.
Alat pelindung kaki. Pelindung kaki terdiri dari
sepatu safety atau boot, atau sepatu tertutup.
Pelindung kaki melindungi pekerja dari cedera
yang ditimbulkan dari menginjak benda tajam
dan membantu mengurangi cedera jika ada
benda berat yang jatuh ke kaki. Alat pelindung
kaki terbaik memiliki sol anti selip dan aman
dari tusukan benda. Beberapa sepatu kerja di
industri memiliki sol serta pelindung depan dari
baja, sehingga paku dan benda tajam lainnya
tidak dapat memotong kaki pekerja. Sandal
tidak boleh digunakan di tempat kerja.
Alat pelindung tangan. Pelindung tangan terdiri
dari sarung tangan, gauntlets dan “krim
pelindung”. Sepasang sarung tangan dapat
melindungi pekerja dari bahan kimia dan luka
bakar tapi sarung tangan yang sama tidak bisa
melindungi dari seluruh bahaya. Sarung tangan
harus dibuat dari bahan-bahan khusus sesuai
dengan jenis bahan kimia yang dipakai di
industri. (Produsen biasanya memberitahu hal
ini pada kemasan produk) Ada sarung tangan
khusus untuk suhu tinggi dan ada yang untuk
jenis lain untuk menangani bahan kimia
berbahaya. Sarung tangan yang melindungi dari
pajanan bahan kimia harus terbuat dari bahan
yang tepat, sehingga sangat penting untuk
memeriksa sarung tangan untuk perlindungan
terhadap bahaya bahan kimia tertentu. Beberapa
bahan sarung tangan dapat larut dalam pelarut
atau mungkin tidak dapat mencegah bahan
kimia tertentu, sehingga satu jenis sarung
tangan tidak dapat digunakan untuk mencegah
berbagai bahaya. Bagian dalam sarung tangan
harus dijaga agar tetap bersih, bagian dalam
sarung tangan yang kotor (Pekerja dapat
mencemari bagian dalam sarung tangan dengan
tangan kotor) dapat mengurangi fungsi
perlindungan.
Gauntlets adalah sarung tangan logam yang
biasanya terbuat dari rantai, melindungi tangan
dari luka sayatan atau tusukan. Jenis ini
biasanya digunakan dalam industri seperti
pemotongan daging, di mana para pekerja
menggunakan pisau tajam.
Krim pelindung adalah krim yang dibalurkan di
tangan untuk mengurangi kontak dengan bahan
kimia. Krim ini bekerja sebagai pemisah antara
kulit dan bahan kimia. Krim biasanya tidak
berfungsi dengan baik dan sangat cepat luntur.
53
Gambar 6.4. Pekerja di Nairobi, Kenya, ini
memakai tiga jenis alat pelindung diri: sarung
tangan, pelindung pendengaran tipe earmuff,
dan pelindungan mata jenis goggles. Memang
APD seperti itulah yang seharusnya digunakan.
Pekerjaan di bagian logam dapat menyebabkan
cedera tangan serius, kebisingan dapat
menyebabkan kehilangan pendengaran, dan
percikan partikel dari logam berat bisa melukai
mata, sehingga ketiga APD diperlukan. (Foto
milik Suvi Lehtinen, Finlandia Institute of
Occupational Health)
Rencana Keadaan Darurat
Ketika keadaan darurat tiba-tiba menyerang,
seperti kebakaran, banjir bandang, tanah
longsor atau gempa bumi, perusahaan dan
pekerja dapat terperangkap di dalamnya. Jika
daerah Anda pernah mengalami bencana besar
seperti ini, atau hal-hal lain yang berakibat
serius, maka pihak perusahaan dan pekerja
membutuhkan adanya rencana darurat.
Rencana darurat harus didasarkan pada adanya
ancaman nyata pada pekerja dimana mereka
tinggal dan bekerja. Rencana darurat harus
memuat apa saja yang harus dilakukan ketika
terjadi tumpahan atau kecelakaan transportasi
yang menumpahkan zat berbahaya, kondisi
cuaca yang buruk (seperti banjir, gempa bumi,
tanah longsor, atau badai), dan situasi lain yang
dapat membahayakan keselamatan. Rencana
tertulis harus dibuat dan didistribusikan atau
dikomunikasikan kepada pekerja sehingga
mereka tahu apa yang harus dilakukan jika
terjadi keadaan darurat.
Rencana tersebut harus mencakup rekomendasi
untuk keselamatan fisik dan mental pekerja,
cara yang terbaik dan paling efisien untuk keluar
dari gedung dan menjauh dari api, dan petunjuk
tentang titik kumpul tempat dimana pekerja
harus berkumpul dan menunggu instruksi dari
manajemen. (Lihat Bab 2.) Rencana tersebut
harus memuat nomor telepon dan lokasi bantuan
medis terdekat, serta peta untuk sampai ke
bantuan atau fasilitas medis terdekat. Juga
dianjurkan bahwa pekerja dan manajemen harus
melakukan simulasi latihan tanggap darurat dan
prosedur evakuasi secara bersama-sama dua
atau tiga kali dalam setahun. Hal ini akan
membantu rencana keadaan darurat berjalan
lancar saat peristiwa itu terjadi. Elemen lain
yang diperlukan termasuk rencana tentang siapa
yang harus berbicara kepada media publik
(radio, televisi, surat kabar) mewakili
perusahaan, rute evakuasi dari lokasi, daftar
nomor telepon individu yang dapat dihubungi
bila terjadi keadaan darurat, dan rencana untuk
berkomunikasi dengan pekerja jika mereka
harus pulang atau mengungsi. Adanya pekerja
yang telah terlatih untuk memberikan
pertolongan pertama di tempat kerja bila
dibutuhkan dapat membuat penanganan
keadaan darurat menjadi lebih baik.
54
Kotak 6.1.
Hukuman yang Memotivasi Pekerja untuk Memakai Helm
Saat Menggunakan Sepeda Motor
Di kota Kolkata (India) angka kecelakaan
pengendara sepeda motor sangat tinggi.
Pengendara sepeda motor biasanya lalu lalang
pada lalu lintas yang padat di bawah kondisi
berbahaya. Sepeda motor merupakan sarana
roda dua yang banyak digunakan oleh pekerja
dalam melakukan pekerjaannya, khususnya
kurir dan pekerja yang melakukan pengantaran.
Akan tetapi kendaraan roda dua juga digunakan
oleh teknisi yang mendapatkan upah lebih bagus
untuk bepergian ke berbagai tempat berbeda di
hari kerjanya.
Peraturan kota di India menyebutkan bahwa
setiap orang harus memakai helm saat
mengendarai sepeda motor atau kendaraan
motor beroda dua lainnya. Ada denda sebesar
100 rupe bagi pengendara yang tidak
menggunakan helm. Jumlah denda ini setara
dengan gaji beberapa hari kerja bagi sebagian
orang.
Salah satu perusahaan gas dan listrik
memberikan helm baru kepada semua pekerja
yang menggunakan kendaraan roda dua yang
diberikan perusahaan. Sebagian besar pekerja
ini adalah teknisi terlatih yang mendapatkan gaji
yang baik.
Perusahaan mengharuskan para pekerjanya
untuk menggunakan helm saat berkendara, di
samping adanya peraturan kota. Apabila pekerja
melanggar aturan ini pertama kali, akan
dikenakan denda 200 rupe dan pelanggaran
kedua tidak menggunakan helm mengakibatkan
pemecatan langsung. Pelanggaran pertama
masih umum terjadi, tapi pelanggaran ke dua
sangat sedikit.
Ini adalah contoh upaya yang tegas dalam
menegakkan aturan penggunaan APD. Dengan
diterapkannya peraturan ini telah
menyelamatkan banyak nyawa. Kecelakaan
sepeda motor sering mengakibatkan cedera
kepala serius yang berujung pada kematian atau
cacat seumur hidup.
55
Kotak 6.2.
Checklist untuk Mengendalikan Pajanan di Tempat Kerja
(jawaban “Tidak” menunjukkan adanya
masalah)
Pajanan Kimia dan Debu
Jika ada bahan kimia, pelarut, pestisida, dll
dalam perusahaan Anda yang dapat
dihilangkan atau diganti dengan bahan lain
yang lebih aman, apakah anda telah
melakukannya?
Adakah penggunaan sistem ventilasi untuk
mengurangi pajanan gas atau uap yang
berjalan efektif?
Jika ada debu yang terlihat di tempat kerja,
sudahkah Anda memasang sistem ventilasi
untuk mengendalikannya, atau apakah
pekerja dilengkapi APD?
Apakah sistem pembuangan mendorong
udara ke luar bangunan dan jauh dari
masyarakat?
Apakah pekerja Anda memiliki APD dan
apakah mereka tahu bagaimana
menggunakannya? (Respirator, helmet,
pelindung mata, sarung tangan dan
pelindung tangan lainnya, pelindung kaki.)
Apakah perusahaan Anda memiliki
kebijakan tertulis tentang perlindungan
kesehatan pekerja?
Apakah perusahaan Anda mengidentifikasi
bahaya di tempat kerja dan pekerja yang
terpajan?
Apakah pekerja memiliki tempat untuk
mencuci dan mengganti pakaian sebelum
pulang?
Gawat Darurat
Apakah perusahaan Anda siap untuk
menghadapi keadaan darurat yang mungkin
terjadi di daerah Anda?
Apakah tempat kerja Anda memiliki
rencana keadaan darurat? Apakah sudah
diuji dalam latihan/drill sehingga Anda
tahu rencana keadaan darurat dapat
berjalan sesuai harapan? Apakah rencana
tersebut diperbarui secara teratur dan siap
bila terjadi perubahan situasi?
Apakah semua pekerja tahu tentang
rencana keadaan darurat dan apakah Anda
terus melakukan pelatihan?
Apakah semua manajer tahu persis siapa
yang harus dihubungi dalam keadaan
darurat? Apakah daftar tersebut diperbarui
secara teratur, sedikitnya setahun 2 kali?
56
BAB 7
PEKERJA RENTAN
Setiap tempat kerja terdiri dari kombinasi
pekerja yang beragam. Ada pekerja yang
berusia lebih tua, dan ada yang muda. Ada yang
berjenis kelamin laki-laki dan ada yang
perempuan. Sebagian besar pekerja ini mungkin
selalu sehat selama masa kerja tanpa penyakit,
namun mungkin ada beberapa pekerja yang
memiliki penyakit tapi masih dapat bekerja.
Pekerja yang dalam posisi lebih mudah terluka
dibanding pekerja lainnya, atau pekerja yang
sedang dalam fase lebih mudah untuk
mendapatkan gangguan kesehatan, disebut
sebagai “pekerja rentan”. Mereka semua
membutuhkan bantuan.
Meskipun akan lebih mudah jika perusahaan
hanya memilih pekerja yang tidak memiliki
kebutuhan khusus, namun pada kenyataannya
hampir tidak mungkin dan tidak adil jika
dilakukan. Banyak kondisi yang tidak
memungkinkan dan tidak ada hubungannya
dengan produktifitas seseorang. Hanya karena
beberapa pekerja membutuhkan sedikit
perhatian lebih bukan berarti bahwa mereka
tidak mampu menghasilkan sebanyak dan
sebaik pekerja lain.
Pekerja Berkebutuhan Khusus
Banyak disabilitas terlihat jelas, seperti
kebutaan, tuli, kehilangan lengan atau kaki, atau
kelumpuhan. Walaupun demikian terdapat
disabilitas yang tidak terlihat jelas. Disabilitas
tersebut diantaranya adalah adanya kesenjangan
antara apa yang mampu dilakukan seseorang
dan bagaimana situasi tempat kerja. Disabilitas
hanyalah ketidaksesuaian antara apa yang dapat
dilakukan seseorang dan lingkungan tempat
mereka berada. Terdapat juga disabilitas
sementara, misalnya setelah cedera, orang
kemudian sembuh dan dengan demikian
disabilitas seseorang akan hilang. Ketika kita
berbicara tentang “pekerja dengan disabilitas”,
kita kebanyakan berbicara tentang pekerja yang
memiliki kondisi yang tidak akan hilang dan
yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk
melakukan beberapa hal tetapi bukan bagian
terpenting dari suatu pekerjaan. Dalam hal ini,
pertanyaan yang harus ditanyakan oleh manajer
adalah "Apa yang bisa dilakukan orang tersebut
dan apa yang mereka butuhkan sehingga mereka
bisa melakukan pekerjaannya?"
Konsep modern disabilitas adalah menganggap
disabilitas sebagai ketidaksesuaian antara
kapasitas individu dengan lingkungan dimana ia
bekerja. Pandangan lama menganggap
disabilitas merupakan sebuah karakter, tanda
atau beban individu.
Seseorang yang buta dapat menjawab telepon.
Seseorang yang tidak dapat mendengar dapat
menyimpan buku. Seseorang yang tidak bisa
mengangkat barang mungkin dapat menjadi
pengrajin yang baik.
Ketika seorang penyandang disabilitas
diberikan sedikit bantuan agar dapat melakukan
pekerjaan, hal itu disebut “akomodasi”.
Beberapa cara sederhana mengakomodir
penyandang disabilitas meliputi:
Menyeimbangkan tugas kerja sehingga
penyandang disabilitas dapat melakukan
tugas sesuai kapasitasnya dan pekerja lain
dapat melakukan sisanya.
Memodifikasi jam kerja, bila pekerja
penyandang disabilitas membutuhkan jam
kerja lebih pendek.
Modifikasi peralatan dengan menggunakan
prinsip ergonomi, biasanya membuat tempat
kerja lebih aman dan lebih efisien untuk
semua orang.
Menghilangkan hambatan untuk akses ke
tempat kerja, seperti ruang parkir khusus
atau lantai landai bukan tangga.
Menghilangkan hambatan untuk mengakses
tempat kerja, seperti menempatkan file
dalam laci yang lebih rendah untuk akses
yang lebih mudah bagi orang-orang dengan
kursi roda.
Memastikan bahwa tidak ada hambatan
untuk menggunakan kamar kecil bagi orang
dengan kursi roda.
57
Orang dengan Penyakit Menular
Pesan dasar yang ingin kami sampaikan di sini
adalah tidak sulit untuk melindungi pekerja dari
HIV/AIDS atau salah satu virus hepatitis.
Tuberkulosis juga dapat menyebar di tempat
kerja tetapi risiko dapat dikurangi dengan
adanya ventilasi dan dukungan pengobatan bagi
pekerja.
HIV/AIDS: Banyak orang di seluruh dunia
menderita penyakit AIDS dan beberapa tempat
kerja memiliki karyawan dengan HIV, sebagai
penyebab AIDS. Namun, bukan berarti bahwa
mereka yang membawa virus tidak dapat
bekerja. Virus HIV/AIDS hanya menyebar dari
orang yang terinfeksi ke orang lain melalui
hubungan seks dan melalui cairan tubuh seperti
darah yang masuk ke aliran darah orang lain
secara langsung. HIV tidak menyebar melalui
urine, air liur, keringat, atau melalui sentuhan.
Ini berarti bahwa pekerja dengan HIV/AIDS
tidak menimbulkan bahaya bagi pekerja
lainnya. Penyakit ini tidak dapat menyebar
melalui makanan atau menyentuh orang lain.
Bahkan di beberapa belahan dunia, di mana
tingkat HIV/AIDS yang tinggi, risiko infeksi di
tempat kerja sangat rendah terkecuali pekerja di
Rumah Sakit sehingga tidak ada alasan untuk
khawatir tentang hal itu.
Di rumah sakit dan dalam situasi di mana ada
pendarahan, darah yang tumpah dapat
dibersihkan dengan aman menggunakan sabun
dan air serta didesinfeksi dengan air yang telah
diberi sedikit pemutih. Orang yang
membersihkan harus mengenakan sarung
tangan plastik atau karet. Upaya ini harus
dilakukan kapan saja ketika ada tumpahan
darah, bagi siapa pun, tidak hanya ketika
seseorang diketahui menderita HIV/AIDS. Di
rumah sakit, tindakan pencegahan khusus
dilakukan untuk mencegah pekerja kesehatan
tertular hepatitis. Tindakan pencegahan tersebut
juga efektif untuk mencegah penularan
HIV/AIDS.
Hepatitis. Ada tiga jenis hepatitis: hepatitis A,
hepatitis B dan hepatitis C. Masing-masing
berbeda tetapi ketiganya menyebabkan
gangguan pada hati.
Hepatitis A adalah penyakit jangka pendek yang
berasal dari makanan dan air yang
terkontaminasi dengan virus. Hal ini harus
menjadi perhatian orang-orang yang menangani
makanan. Kunci untuk mencegah hepatitis A
adalah kamar kecil dan air bersih, dimana
pekerja harus rajin mencuci tangan dan selalu
mencuci tangan setiap kali seusai dari toilet
sebelum memegang makanan. Pekerja yang
mengidap penyakit hepatitis jenis ini diharuskan
untuk tidak berbagi makanan, piring, peralatan,
atau gelas dengan pekerja lain karena virus
dapat ditularkan dengan mudah dari satu orang
ke orang lain.
Hepatitis B merupakan permasalahan yang
paling sulit bagi manajer dan pengusaha.
Hepatitis B merupakan salah satu penyakit
utama di seluruh dunia, dan merupakan masalah
kesehatan masyarakat global yang serius.
Penyakit ini biasanya membuat orang merasa
sangat sakit dalam beberapa bulan setelah
terjangkit. Beberapa orang yang menderita
hepatitis B tidak dapat pulih bahkan setelah
beberapa bulan, dan mereka dapat menjadi sakit
serius setelah bertahun-tahun. Hal ini dapat
dicegah dengan vaksin yang aman dan efektif.
Virus hepatitis B ditularkan melalui kontak
dengan darah atau cairan tubuh dari orang yang
terinfeksi dengan cara yang sama seperti
HIV/AIDS dan penyakit ini jauh lebih mudah
untuk menular dari satu orang ke orang lain
dibandingkan HIV. Hepatitis B dapat menyebar
melalui hubungan seksual. Virus hepatitis B
tidak disebarkan oleh makanan atau air yang
terkontaminasi, dan tidak dapat menyebar di
tempat kerja melalui sentuhan. Namun dapat
menyebar melalui hubungan seksual, lewat
berbagi barang pribadi seperti pisau cukur dan
sikat gigi, atau dengan berbagi piring kotor,
peralatan, dan kacamata, meskipun hal ini
jarang terjadi. Akan tetapi perilaku di atas tidak
sering terjadi di tempat kerja, lebih sering terjadi
di rumah. Sehingga mudah untuk mencegah
penyebaran hepatitis B di tempat kerja.
Hepatitis C merupakan masalah yang mirip
dengan hepatitis B, tetapi tidak begitu dikenal
dan melibatkan virus yang berbeda. Seperti
hepatitis B, hepatitis C dapat menyebar melalui
seks atau dengan berbagi benda pribadi seperti
pisau cukur, sikat gigi, piring kotor, peralatan
dan kacamata, meskipun sangat jarang untuk
hepatitis C. Sama halnya seperti hepatitis B,
penularan hepatitis C juga tidak sering terjadi di
tempat kerja dan lebih berisiko terjadi di rumah.
58
Oleh karena itu mudah untuk menciptakan
lingkungan kerja yang aman di mana Hepatitis
C (HCV) tidak dapat menyebar dari satu pekerja
ke pekerja yang lainnya.
Tuberkulosis: Hampir sepertiga dari populasi
dunia terinfeksi tuberkulosis (TB). TB
membunuh hampir tiga juta orang per tahun,
menyebabkan lebih banyak kematian daripada
penyakit menular lainnya. Tuberkulosis adalah
penyakit yang ditularkan melalui udara yang
dapat menyebar ketika seseorang yang
mengidapnya batuk atau bersin. Sirkulasi udara
yang buruk dan kurangnya udara segar juga
meningkatkan kemungkinan infeksi.
Tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru
tetapi dapat ditemukan di hampir semua bagian
tubuh. Orang yang berada di sekitar penderita
TB dapat terinfeksi, tetapi biasanya
memerlukan kontak dekat dari enam hingga
delapan jam sehari selama empat hingga enam
minggu. Itulah sebabnya anggota keluarga lebih
sering tertular penyakit tetapi rekan kerja
biasanya tidak, walaupun masih mungkin,
sehingga tetap penting untuk mencegahnya.
Gejala umum TB yaitu lemah, penurunan berat
badan, demam, dan berkeringat di malam hari.
Gejala TB pada paru termasuk batuk, nyeri
dada, dan batuk berdarah. Jika ada pekerja yang
mengalami gejala tersebut anjurkan agar segera
melakukan pemeriksaan TB. Pekerja yang
mendapat terapi TB biasanya sudah tidak
menularkan lagi setelah 2 minggu terapi,
dimana dalam 2 minggu tersebut pekerja benar-
benar harus diawasi untuk meminum obat TB.
Sesudah periode tersebut, pengawasan terapi
tetap terus bisa dilakukan perusahaan bila
dikehendaki. Seorang karyawan yang menderita
TBC biasanya sembuh setelah pengobatan
minimal enam sampai sembilan bulan tanpa
putus minum obat, dan harus di bawah
pengawasan keluarga. Pemberian obat di tempat
kerja dapat dilakukan di bawah pengawasan
supervisor.
Petugas kesehatan yang bekerja di sekitar pasien
TB untuk jangka waktu yang lama beresiko
lebih besar untuk tertular dibanding pekerja lain
yang tidak berdekatan. Mereka yang berada di
tempat kerja dapat melindungi diri dengan alat
pelindung pernapasan, seperti yang dijelaskan
dalam Bab 6. Respirator yang tepat untuk
digunakan adalah jenis “N95”.
Infeksi baru dan emerging. Semakin sering
penyakit baru muncul di dunia dan
menimbulkan risiko penyebaran baru. Penyakit
tersebut dinamakan “Penyakit Infeksi
Emerging” (PIE). Terdiri dari:
• Penyakit yang benar-benar baru pada
manusia, seperti HIV/AIDS (sekarang kita
ketahui dimulai ketika manusia memasuki
habitat monyet yang terinfeksi) atau SARS
(“sindrom pernapasan akut parah”, penyakit
yang baru pertama kali muncul di Asia Timur
pada tahun 2002).
• Penyakit lama yang muncul dalam waktu
tertentu (seperti virus Ebola yang sangat
berbahaya di Afrika).
• Penyakit lama yang telah resisten terhadap
antibiotik, seperti “multiple-drug resistant
tuberculosis” (MDR-TB) atau MRSA
(methicillin resistant Streptococcus aureus)
• Penyakit lama yang muncul di tempat di
mana mereka tidak terlihat sebelumnya,
seperti virus West Nile muncul di Amerika
Utara.
• Jenis influenza yang muncul kembali dan
mengubah sifat mereka sehingga lebih
mengancam, seperti wabah dunia influenza
H1N1 pada tahun 2009 dan “flu burung”
pada tahun 2013.
Pengusaha, manajer dan pekerja mungkin
khawatir terkait munculnya penyakit menular
ini. Departemen atau Dinas Kesehatan harus
memiliki semua informasi yang dibutuhkan
oleh pengusaha terkait wabah atau ancamanan
penyakit tersebut. Secara umum, infeksi yang
muncul hanya akan menjadi ancaman bagi
perusahaan yang bergerak di bidang perawatan
kesehatan dan pekerja yang terpajan atau bila
penyakit menyebar luas sehingga mengganggu
perjalanan dan bisnis. Penyakit-penyakit umum
di daerah tertentu, seperti malaria, biasanya
lebih berpengaruh bagi pekerja dan perusahaan.
Pekerja hamil
Di banyak negara, perempuan merupakan
bagian yang besar dari tenaga kerja. Pada suatu
waktu dalam periode kerjanya, banyak
perempuan muda mulai berumah tangga.
Kondisi seperti ini seharusnya tidak
59
menghambat manajer untuk mempekerjakan
mereka. Pekerja yang sedang hamil biasanya
dapat bekerja dengan baik selama masa
kehamilan dan dapat kembali bekerja secara
normal tak lama setelah melahirkan, bila
mereka meghendaki.
Ketika diketahui seorang karyawan perempuan
telah hamil (di beberapa negara, illegal untuk
menanyakan), manajer seharusnya
mengkomunikasikan secara individu dan
membuat rencana kerja yang sesuai dengan
beban dan kondisi saat hamil. Tidak semua
perempuan hamil memiliki pengalaman yang
sama, dan setiap pekerja memiliki
kebutuhannya sendiri yang harus dipenuhi.
Berikut adalah beberapa masalah umum yang
harus dipertimbangkan
Perubahan sifat tugas, misalnya,
pengurangan pekerjaan yang berat atau
berdiri lama dan meningkatkan tugas-tugas
ringan atau duduk.
Perlindungan dari bahan kimia tertentu,
terutama timbal dan merkuri.
Perlindungan dari bahaya keamanan,
khususnya risiko kecelakaan yang bisa
melukai perut.
Perlindungan terhadap panas yang ekstrim,
yang mungkin dapat membahayakan janin.
Jam kerja yang fleksibel atau pengurangan
jam kerja.
Waktu istirahat jika diperlukan dan tempat
untuk duduk.
Masalah kerja yang berhubungan dengan
kehamilan biasanya datang selama trimester
awal dan akhir kehamilan, selama trimester
kedua lebih jarang dikeluhan. Mual (“morning
sickness”) dan kadang-kadang muntah dapat
menyebabkan kinerja yang menurun selama 12
minggu pertama kehamilan dan wanita yang
sedang hamil mungkin menjadi lebih cepat lelah
daripada biasa. Seorang manajer seharusnya
menyadari dan memaklumi bahwa penurunan
kecepatan kerja hanya sementara.
Pada trimester kedua (minggu ke 13-28
kehamilan), banyak wanita hamil mengalami
nyeri punggung karena penambahan berat
badan dan pertumbuhan tubuh. Kaki mereka
mungkin membengkak dan tidak nyaman ketika
harus berdiri untuk waktu yang lama. Pusing
dan pingsan juga dapat terjadi, terutama di
lingkungan yang panas atau berdiri terlalu lama.
Kadang-kadang wanita hamil harus ijin
meninggalkan tempat kerja untuk
memeriksakan kehamilan dan membutuhkan
nutrisi yang lebih baik. Namun banyak
perempuan merasa baik-baik saja selama
periode ini dan dapat dengan mudah melakukan
pekerjaan sehari penuh.
Sangat aman bagi wanita hamil untuk
menggunakan sabuk pengaman jika dipasang
dengan benar: sabuk di bagian pangkuan harus
mengelilingi pinggul dan sabuk bagian bahu
harus melewati bahu, bukan perut. Sabuk
pengaman dapat melindungi janin dari bahaya.
Saat perut makin membesar, janin menjadi lebih
rentan terhadap cedera jika terjadi kecelakaan
yang melukai perut, tetapi hal ini jarang
membatasi kemampuan perempuan untuk
bekerja.
Perempuan hamil dapat bekerja hingga akhir
kehamilanya apabila mereka merasa mampu,
tetapi setiap wanita berbeda. Pada titik yang dia
rasa perlu, seorang wanita hamil harus diizinkan
untuk mengambil cuti dari pekerjaannya dengan
keyakinan bahwa dia dapat kembali setelah dia
melahirkan.
Selama menyusui, perempuan harus melakukan
tindakan pencegahan yang sama untuk
menghindari pajanan bahan kimia
Setiap pekerja, baik pria maupun wanita, harus
berhati-hati untuk mencuci dan mengganti
pakaian sebelum pulang. Jangan sampai limbah
sisa industri menempel ke anak-anak jika
pekerjaannya melibatkan timbal atau bahan
kimia lain yang bisa menempel pada kulit dan
pakaian.
Pekerja Anak
Pada bagian ini kami tidak ingin membuat
pembaca berpikir bahwa kami menerima pekerja
anak atau menganggapnya baik. Berbagai bentuk
pekerjaan untuk anak bertentangan dengan
hukum internasional. Pekerja anak diatur oleh
standar International Labour Organization
(ILO), yang mengatakan bahwa anak-anak tidak
boleh dipekerjakan sebelum usia minimum wajib
sekolah atau 15 tahun, mungkin 14 tahun di
negara berkembang. Pekerjaan apa pun yang
dapat menyebabkan risiko terhadap kesehatan
60
fisik atau mental anak tidak boleh diizinkan
hingga usia 18 (16 dalam kondisi yang tidak
biasa). ILO mengakui beberapa fleksibilitas
untuk negara-negara berkembang dan
memungkinkan pekerjaan ringan untuk anak-
anak berusia 13 hingga 15 tahun jika tidak
mengganggu kehidupan, sekolah, atau
kesejahteraan mereka. Tujuannya adalah untuk
menghapuskan pekerja anak sepenuhnya di masa
depan. Sebagian besar negara telah mengadopsi
aturan-aturan ini, tetapi beberapa negara
memiliki undang undang sendiri yang berbeda.
Praktek yang sebenarnya mungkin sangat
berbeda.
Banyak anak di beberapa tempat harus bekerja,
tetapi ini bukan kondisi yang kita inginkan
untuk anak-anak kita. Pengusaha harus
mendorong para pekerja usia muda untuk
bersekolah bila memungkinkan, baik laki-laki
maupun perempuan. Anak-anak yang mampu
membaca, menulis dan menghitung akan
menjadi warga negara yang lebih baik dalam
komunitas mereka. Seorang manajer harus
berpikir tentang masa depan tempat kerja dan
masyarakat. Anak-anak yang terdidik dapat
membuat perbedaan kecil hari ini dan hal besar
dimasa yang akan datang karena mereka
menjadi dewasa. Kehidupan akan menjadi lebih
baik bila seluruh anak bersekolah dan tidak
bekerja.
Anak-anak bekerja untuk berbagai alasan tapi
kebanyakan adalah untuk mendapatkan uang
agar membantu keluarga mereka dan diri
mereka sendiri. Anak-anak sering dipaksa
bekerja oleh orang tua mereka karena faktor
ekonomi. Anak-anak sering datang ke tempat
kerja dengan bahkan tidak tahu apa artinya
bekerja. Pekerja anak-anak buta informasi
tentang masalah yang akan mereka hadapi di
tempat kerja. Sebagai pengusaha, sangat
penting untuk melindungi anak-anak dari
bahaya yang mungkin terjadi di tempat kerja
dan tidak menciptakan masalah yang lebih
buruk bagi mereka.
Anak-anak biasanya lebih rentan daripada orang
dewasa terhadap jenis bahaya yang sama.
Sebagai contoh timbal jauh lebih berbahaya
bagi anak-anak daripada orang dewasa dan
dapat menyebabkan kerusakan otak seumur
hidup. Pestisida dapat membunuh atau membuat
anak-anak sakit pada pajanan yang lebih rendah
daripada orang dewasa. Beban yang terlalu
berat dapat mengganggu pertumbuhan anak.
Seorang anak jauh lebih mungkin untuk
memiliki cedera serius saat bekerja dengan alat-
alat atau mesin karena kekuatan dan koordinasi
belum berkembang dengan baik seperti pada
orang dewasa.
Anak-anak bukan hanya orang dewasa yang
kecil. Anak-anak tidak memiliki stamina atau
konsentrasi seperti yang dimiliki pekerja
dewasa, ini dapat berarti bahwa seorang anak
lebih mungkin terluka dalam situasi yang tidak
aman di tempat kerja. Sehingga penting untuk
memberi perhatian ekstra terhadap pekerja anak
untuk memastikan keselamatan mereka serta
keselamatan orang lain di tempat kerja. Pekerja
dewasa mampu bekerja lebih keras untuk waktu
yang cukup lama. Jika pekerja anak sakit saat
ini, mereka mungkin tidak dapat bekerja
sebagaimana orang dewasa nantinya.
Pekerja anak ingin menyenangkan atasan serta
orang tuanya. Sering kali mereka akan setuju
melakukan tugas-tugas di tempat kerja
meskipun mereka tidak merasa nyaman
melakukannya. Ini menjadi tanggung jawab
manajer produksi untuk memastikan bahwa jika
mereka harus bekerja, pekerja anak hanya
melakukan pekerjaan yang memang mampu
dilakukan olehnya.
Anak-anak tidak boleh berada disekitar mesin
berat atau alat berbahaya. Jika seorang anak
harus berada di sekitar peralatan tersebut,
mereka membutuhkan alat pelindung diri yang
layak dengan benar. Karena anak berukuran
kecil, bukan berarti ia membutuhkan ruang
kerja yang lebih kecil dari orang dewasa dalam
melakukan pekerjaan yang sama. Bahkan
memberikan ruang ekstra untuk melakukan
pekerjaan akan mengurangi kemungkinan dia
melukai pekerja lain yang bekerja di sekitarnya.
61
Gambar 7.1. Anak-anak seharusnya tidak
bekerja jika berarti mereka tidak sekolah dan
jika pekerjaannya berbahaya atau terlalu sulit
bagi mereka. Anak ini membuat batu bata,
pekerjaan yang kotor dan tidak aman, karena
membutuhkan kekuatan lebih dari kapasitas
seorang anak. (Foto oleh Miguel Barrientos,
dari prosiding Pertama Simposium
Internasional tentang Hak-hak Anak, Antioquia,
Kolombia, 1995, dengan izin.)
Pekerja Lanjut Usia
Perbaikan dalam kesehatan masyarakat,
pelayanan kesehatan, pendidikan, kualitas hidup,
kondisi lingkungan yang lebih baik, dan
pendapatan yang lebih tinggi, diikuti oleh angka
harapan hidup yang semakin panjang di mana-
mana. Tidak hanya lebih panjang usia namun
masyarakat juga lebih sehat. Kebanyakan orang
lanjut usia saat ini cukup sehat untuk bekerja dan
sama bermanfaatnya seperti pekerja muda yang
baru memulai pekerjaan. Beberapa pekerja lanjut
usia lebih kuat dari pekerja muda, karena sudah
terbiasa bekerja keras.
Seringkali pemberi kerja tidak mau
mempekerjakan pekerja lanjut usia karena
mereka takut bahwa pekerja lanjut usia lebih
berisiko daripada pekerja yang lebih muda.
Terkadang seorang pekerja lansia mungkin
memerlukan perhatian ekstra untuk melakukan
yang terbaik:
Beberapa pekerja lansia mungkin tidak
dapat berdiri untuk jangka waktu yang lama.
Beberapa pekerja lansia, mungkin tidak
dapat bereaksi dengan cepat terhadap situasi
yang berbahaya. Mungkin tidak bijaksana
mempekerjakan mereka untuk
mengoperasikan mesin berat.
Beberapa pekerja lansia mungkin tidak
dapat melakukan pekerjaan halus, seperti
menjahit, layaknya pekerja muda. Seiring
bertambahnya usia, mereka mungkin
mendapatkan arthritis/radang sendi dan
penglihatan mereka juga semakin
berkurang.
Beberapa pekerja lansia mungkin tidak
sekuat pekerja muda.
Namun, seorang pekerja lansia sering membawa
manfaat karena usianya:
Pekerja lansia memiliki pengalaman yang
banyak dan dapat membuat tempat kerja
lebih efisien secara keseluruhan.
Pekerja lansia dapat mengawasi pekerja
muda dan membimbing mereka.
Pekerja lansia dapat dilihat sebagai sesepuh
di komunitas tempat kerja, yang dapat
memimpin para pekerja muda karena
disegani.
Pekerja Asing, Pekerja Imigran, Pengungsi,
dan Pekerja Non-Native
Di banyak negara, terdapat banyak pekerja yang
merupakan orang-orang yang berasal dari
negara lain yang mungkin tidak bisa berbicara
atau membaca bahasa lokal dan memiliki status
hukum yang berbeda dengan pekerja lainnya.
Para pekerja ini rentan terhadap bahaya
kesehatan dan keselamatan. Mereka mungkin
membutuhkan pelatihan tambahan atau training
yang berbeda dalam bahasa mereka sendiri
sesuai dengan tingkat pendidikan mereka
tentang praktik kerja yang aman. Kecil
kemungkinannya mereka akan bertanya jika
tidak memahami, atau berkomunikasi jika
mengalami masalah, dan mungkin mereka
merasa terintimidasi oleh otoritas yang ada.
Persiapan dan pelatihan umum pekerja asing
harus menjadi bagian dari tanggung jawab
kontraktor perekrutan tetapi beberapa pelatihan
terkait pekerjaan selalu dibutuhkan oleh
perusahaan untuk memastikan bahwa praktek
kerja aman diikuti dengan baik. Ketika pekerja
kontraktor bekerja disekeliling pekerja
perusahaan, semua orang menghadapi risiko
yang sama apabila terjadi kesalahan. Sangat
penting bahwa setiap orang memiliki komitmen
yang sama terhadap keselamatan.
62
Sektor Jasa
Sampai di bagian ini, buku ini berkonsentrasi
pada manufaktur, retail dan konstruksi. Sektor
industri lain yang menarik perhatian pemilik
perusahaan dan manajer di jangkauan bisnis
kelas menengah adalah sektor jasa. Bisnis pada
sektor jasa juga menghadapi permasalahan
kesehatan kerja. Satu industri jasa dengan
permasalahan yang dapat mewakili sektor jasa
adalah jasa pembersihan gedung perkantoran
dan komersial yang akan digunakan sebagai
contoh.
Layanan jasa adalah produk kerja yang tidak
berwujud sebagai sebuah materi produk atau
yang bersifat permanen sebagai mana sebuah
produk manufaktur. Layanan jasa mengerjakan
suatu hal untuk orang lain dimana orang
tersebut tidak bisa melakukannya sendiri atau
melakukan suatu hal yang lebih baik atau lebih
murah untuk orang lain. (Lihat Box 7.1.)
Layanan jasa tersedia di berbagai tingkatan, di
seluruh jajaran keterampilan. Termasuk dokter
yang merawat pasien, pengacara yang mewakili
klien, insinyur yang memberi saran, teknologi
informasi yang mendukung para karyawan,
arsitek yang merancang bangunan, mekanik
yang memperbaiki mobil, customer service
perusahaan dan bahkan petugas kebersihan
yang membersihkan tempat sampah dan
sebagainya. Pelayanan jasa dapat memiliki
jangkauan bisnis yang sangat luas dan berada
dalam skala besar, seperti call center yang
melayani pelanggan perusahaan multinasional,
atau pada skala bisnis yang sangat kecil, seperti
resepsionis paruh waktu yang bekerja sebagai
pekerja kontrak.
Layanan jasa sangat diperlukan dalam
membangun ekonomi. Di banyak negara di
dunia, contohnya, orang di desa atau dari daerah
miskin di kota-kota besar menjual jasa waktu
(pulsa) dari telepon genggamnya kepada orang-
orang yang membutuhkannya dan tidak mampu
melakukannya atau tidak memilikinya. Klien
membutuhkan layanan ini untuk mencari
pekerjaan, mendapatkan harga produk pertanian
atau barang lainnya, mengatur pengiriman dari
pemasok, dan mentransfer uang (sering dalam
bentuk kredit telepon). Para pebisnis kecil itu
menyediakan produk yang sama dengan
pengusaha yang memulai perusahaan telepon
seluler: komunikasi informasi orang per orang
yang penting bagi klien. Produk yang diberikan
bukan ponsel atau listrik. Telepon hanya alat
dan listrik hanya sarana untuk menyediakan
layanan.
Industri jasa dapat menjadi bisnis besar, seperti
hotel, rumah sakit, perbankan, asuransi,
transportasi, perusahaan software, dan
perusahaan komunikasi, seperti perusahaan
telepon selular atau studio televisi. Mereka
sering terkait erat dengan komunitasnya, seperti
jurnalisme dan media, pendidikan, pelayanan
kesehatan, pengacara, perlindungan kesehatan
masyarakat, pariwisata, pembuangan limbah,
akuntansi, serta pembersihan dan pemeliharaan
bangunan. Mereka bisa menjadi sangat penting
untuk lingkungan, seperti restoran, perawatan
pribadi (seperti tukang cukur dan salon rambut),
laundry, dan pembukuan.
Sektor jasa, terutama di tingkat lokal, sebagian
besar beroperasi melalui tatap muka langsung,
di mana klien memiliki kesan terhadap bisnis
berdasarkan pelayanan yang diberikan oleh
orang yang melayani dan seberapa puas mereka.
Penyedia layanan yang menawarkan layanan
konsumen sangat tergantung pada kualitas
layanan yang mereka berikan. Seorang
karyawan yang tidak produktif atau tidak
berkomunikasi dengan baik dapat
meninggalkan kesan buruk bagi industri jasa
tetapi tidak demikian di bidang manufaktur.
Seorang karyawan terlatih dan dipersiapkan
dengan baik lebih mungkin untuk memberikan
layanan yang dapat memuaskan klien atau
pelanggan.
Ada banyak kesempatan untuk berhadapan
dengan stres dan konflik dalam bisnis jasa.
Pelanggan dan klien yang tidak senang akan
menumpahkan perasaan mereka pada pekerja.
Banyak tekanan agar pekerja melakukan
pekerjaan lebih cepat, untuk mengambil jalan
pintas, atau menjanjikan terlalu banyak. Banyak
penyedia layanan beroperasi pada margin
keuntungan yang sangat kecil dan selalu
beresiko akan keluar dari bisnis. Banyak pekerja
di sektor jasa dibayar dengan upah rendah dan
keberlangsungan kerja sering tidak aman.
Sering kali terdapat banyak kompetisi, terutama
untuk usaha kecil yang tidak memerlukan
banyak uang untuk memulainya.
63
Kotak 7.1.
Contoh dari Layanan Sektor: Kebersihan
Layanan kebersihan dan perawatan telah
membuat bisnis menjadi lebih praktis. Jika
pekerja kantor atau penyedia layanan harus
menyisihkan waktu untuk membuang sendiri
sampah dan membersihkan ruang kerja mereka,
maka pekerjaan mereka tidak akan efisien. Jika
pemilik toko dan usaha kecil, harus
membersihkan toko mereka sendiri sepenuhnya,
maka mereka akan memiliki sedikit waktu
untuk melayani pelanggan dan tentunya hal ini
berdampak buruk bagi usaha mereka.
Petugas kebersihan mendukung pekerja yang
melakukan bisnisnya di dalam gedung. Namun,
para pekerja kebersihan ini tidak mendapatkan
pengakuan atau penghormatan yang sama
seperti para pekerja lainnya. Pekerjaan
kebersihan ini sering dianggap rendah.
Hal ini sangat disayangkan karena pekerjaan
yang mereka lakukan memiliki efek pada
kesehatan pekerja lain yang berada di dalam
gedung. Bila dilakukan dengan benar,
pembersihan dapat mengurangi pajanan debu,
kotoran dan kuman, mengurangi pajanan jamur
yang dapat menyebabkan alergi, memberikan
kontribusi untuk keselamatan (misalnya dengan
menjaga lantai tetap kering), mengurangi tikus
dan hama lainnya, mencegah peralatan yang aus
atau rusak yang dapat menjadi bahaya,
mencegah korosi dan karat, dan mencegah
masalah kesehatan tertentu (misal: Sick Bulding
Syndrome/SBS) yang sering berhubungan
dengan bangunan tertentu. Seorang manajer
bangunan yang baik dan pembersihan yang
tepat dapat membantu mencegah masalah ini.
Sejak tahun 2000, banyak ketertarikan tentang
bagaimana menciptakan bangunan yang bersih,
berventilasi baik, dan terawat guna menjaga
orang-orang yang tinggal atau bekerja di
dalamnya agar tetap sehat. Ada beberapa bukti
bahwa orang yang bekerja di gedung yang
memenuhi standar modern lebih sedikit
mengalami sakit seperti pilek dan merasa lebih
sehat. Gedung tersebut juga dapat membantu
menghindari beberapa jenis penyakit yang
berhubungan dengan bangunan yang membuat
orang sakit, lelah, dan tidak produktif, salah
satunya terkait dengan ventilasi yang tidak
memadai.
Sebuah bangunan yang bersih dan baik akan
mengirim pesan kepada pengunjung bahwa
bangunan tersebut aman dan pemilik gedung itu
memiliki sumber daya dalam kondisi yang baik.
Hal ini juga menunjukkan bahwa orang yang
bertanggung jawab untuk mereka yang bekerja
atau tinggal di sana memperhatikan hal-hal yang
detail, peduli, dan dapat dipercaya.
Perusahaan cleaning service biasanya memiliki
kontrak dengan pemilik dari beberapa bangunan
di kota mereka. Mereka menyediakan kru
pembersih yang menyapu atau vakum karpet di
kantor, mengosongkan sampah, mengepel dan
waxing lantai, membersihkan debu pada
furnitur dan rak, menyemir kuningan,
membersihkan toilet dan wastafel, mengganti
handuk dan sabun serta kertas toilet, dan
melakukan banyak tugas lainnya. Beberapa
perusahaan memberikan layanan yang bernilai
lebih tinggi pada klien, seperti pembersihan dan
perawatan dengan standar yang lebih tinggi,
terutama di tempat yang membutuhkan, seperti
rumah sakit.
Namun, pekerja kebersihan menghadapi banyak
potensi bahaya dalam melakukan pekerjaanya,
dari bahaya listrik hingga terpeleset dan terjatuh
hingga masalah ergonomi. Mereka memiliki
tingkat cedera yang tinggi karena sifat dari
pekerjaannya. Mereka sering merasa sakit
punggung, ketegangan otot dan keseleo akibat
memindahkan perabotan dan dari permasalahan
ergonomi (lihat Bab 3).
64
Pekerja kebersihan terpajan bahan kimia
pembersih, yang dapat menyebabkan iritasi
mata, paru dan kulit, dan terkadang dapat
menyebabkan asma. (Lihat Bab 5.) Beberapa
bahan kimia dapat berbahaya. Misalnya, ketika
cuka atau amonia dicampur dengan pemutih
klorin, gas beracun yang berbahaya dapat
terlepas (zat baru yang berbeda) dan ini dapat
membunuh pekerja.
Pekerja kebersihan mengalami banyak stres dan
menghadapi banyak masalah seperti yang
dijelaskan pada Bab 4. Sebagai contoh,
pembersihan biasanya dilakukan setelah jam
kerja ketika para pekerja pulang kantor, dan
pekerja kebersihan mungkin tidak aman ketika
mereka bekerja sendirian di bagian gedung
tertentu atau ketika mereka pulang larut malam.
Terdapat orang yang tidak menghormati mereka
atau meninggalkan kotoran yang tidak perlu
untuk mereka bersihkan. Seringkali mereka
diperintah atau dipaksa bekerja lembur oleh
supervisor yang tahu bahwa mereka tidak dapat
dengan mudah mengganti pekerjaan.
Staf kebersihan biasanya juga sangat rentan,
dalam semua cara kerja yang dijelaskan dalam
bab ini. Karena pekerjaan mereka dianggap
memiliki status yang rendah, dan sering dibayar
murah. Petugas kebersihan hampir selalu
berasal dari kelas sosial yang rendah dan
biasanya memiliki pendidikan rendah. Pekerja
kebersihan biasanya berasal dari imigran baru
atau dari komunitas minoritas di negara mereka
sendiri. Banyak yang tidak bisa membaca atau
memahami bahasa negara/daerah dimana
mereka bekerja, yang berarti bahwa mereka
mungkin tidak dapat membaca instruksi atau
peringatan pada label atau produk kimia.
Mereka sangat membutuhkan pelatihan, dalam
bahasa mereka sendiri dan pada tingkatan
dimana mereka dapat mengerti, tujuannya
adalah untuk melindungi diri mereka sendiri dan
menjadi karyawan yang lebih produktif dan
berharga. (Pengecualian untuk profil umum
adalah pengungsi, yang terkadang sangat
berpendidikan dan berpengalaman tetapi hanya
belum dapat menemukan pekerjaan baru di
negara yang baru mereka tinggali.)
Namun, pekerja kebersihan ini sering kali
memiliki kekuatan tersembunyi. Bagi mereka,
pekerjaan itu adalah kesempatan terbaik yang
tersedia bagi mereka saat itu dan mereka harus
mendukung keluarga yang mungkin berada di
negara lain. Mereka saat ini mungkin
melakukan pekerjaan karena membutuhkan
uang tetapi mereka juga mau bekerja keras.
Banyak dari mereka juga ambisius dan mau
belajar untuk maju.
Banyak pengusaha di sektor kebersihan tertarik
untuk memberikan nilai tambah terhadap
layanan yang mereka sediakan sehingga mereka
dapat mengenakan biaya untuk layanan
kebersihan yang lebih baik, lebih menyeluruh
dan sehat. Hal ini mungkin berarti menyediakan
pelatihan lebih pada pekerjanya, menggunakan
bahan kimia yang lebih aman, menambahkan
layanan bisnis tambahan seperti pemeliharaan
gedung, dan memenuhi standar industri baru.
Pekerja kebersihan membutuhkan perlindungan
yang sama seperti pekerja produksi dalam bisnis
manufaktur. Prinsip-prinsip dari Bab 6 tentang
bagaimana mengontrol kondisi yang tidak aman
juga berlaku untuk pekerja kebersihan dan
perawatan di tempat kerja.
Gambar 7.1. Pekerja kebersihan berurusan
dengan banyak bahaya di tempat kerja. Mereka
juga termasuk kelompok pekerja yang rentan.
65
BAB 8
PENILAIAN RISIKO DAN MANAJEMEN
Dalam bab-bab sebelumnya kita telah
membahas berbagai jenis potensi bahaya: segala
sesuatu yang dapat menyebabkan cedera,
potensi bahaya fisik terkait energi (seperti panas
dan bising), potensi bahaya yang menyebabkan
ketegangan tubuh dan menyebabkan pekerjaan
tidak efisien, bahaya kimia, bahaya biologi
seperti kuman (hanya sedikit), dan potensi
bahaya psikologis terkait dengan stres di tempat
kerja. Walaupun kita dapat membahas tentang
banyak potensi bahaya lainnya namun buku ini
merupakan pengantar ilmu untuk melindungi
pekerja, bukan referensi yang lengkap. Kita
telah membahas bagaimana potensi bahaya
tersebut dapat dikendalikan, satu per satu. Kita
juga telah belajar tentang siapa di antara pekerja
yang lebih cenderung mengalami cedera
dibanding pekerja lainnya. Dengan
dipahaminya pengetahuan tersebut, tiba saatnya
kita membahas tentang bagaimana membuat
rencana kerja untuk menciptakan tempat kerja
yang lebih aman.
Bab ini merupakan wadah dimana kita mulai
menempatkan seluruh pengetahuan yang telah
kita dapat ke dalam rencana manajemen untuk
melindungi pekerja. Bagi pengusaha atau
manajer sebuah bisnis, menciptakan tempat
kerja yang lebih aman dan lebih efisien dimulai
dengan memahami apa saja potensi bahaya yang
ada di tempat kerja, yang merupakan hal paling
penting, dan bagaimana mengendalikan potensi
bahaya tersebut untuk mencegah risiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Kita membutuhkan beberapa istilah khusus
dalam pembahasan ini. Pada bab ini, penting
untuk memahami arti yang tepat untuk beberapa
kata atau istilah, walaupun beberapa kata sulit
untuk diterjemahkan. (Beberapa Bahasa tidak
memiliki istilah yang berbeda untuk kata
“hazard” dan “risk”, misalnya)
Penilaian Risiko
Sebuah “bahaya/potensi bahaya” adalah sesuatu
yang memiliki kemampuan untuk menyebabkan
kerugian, baik berupa bahan kimia atau kondisi
lingkungan kerja. Bahaya bisa datang dalam
berbagai bentuk, seperti yang telah kita bahas di
bab-bab sebelumnya. Tabel 8.1 mencantumkan
semua kategori potensi bahaya yang telah kita
bahas dan beberapa yang belum dibahas karena
buku ini hanyalah pengantar. Buku ini belum
dapat mencakup semuanya.
Sistem pengkategorian yang diterapkan di buku
panduan ini bersifat praktis, tidak teoritis.
Sebagai contoh, secara teori api adalah reaksi
kimia, tetapi secara praktis api dan panas
dikategorikan sebagai bahaya fisik. “Lokasi”
menggabungkan bahaya-bahaya disuatu tempat
tertentu dimana pekerjaan dilakukan, terpisah
dari pekerjaan itu sendiri. Ini dibuat agar tabel
dapat digunakan pada operasional perusahaan
Anda, karena mudah untuk menggunakan daftar
periksa yang umum dan untuk mengingatkan
Anda dan manajer terhadap apa yang harus
ditemukan saat mencoba untuk
mengidentifikasi potensi bahaya yang spesifik.
Ketika Anda menemukan sebuah potensi
bahaya di tempat kerja dan memutuskan untuk
mempelajarinya lebih lanjut, ini disebut
“identifikasi potensi bahaya”. Anda dapat
membaca lebih banyak tentang berbagai jenis
bahaya di salah satu referensi yang terdapat di
akhir buku ini. Sekali bahaya teridentifikasi,
Anda dapat mulai mengelolanya tetapi Anda
tidak dapat mengelola sesuatu bila Anda tidak
mengenal keberadaannya.
Tabel 8.1. Kategori Bahaya di Tempat Kerja
Kimia (Bab 5 dan Bab 9)
o Bahan kimia yang menyebabkan keracunan
o Bahan kimia yang menyebabkan alergi
o Bahan kimia yang mengelurkan energi
(kebakaran, ledakan, panas)
Fisik (Bab 2 dan Bab 8)
o Ergonomi (Bab 3)
o Radiasi (tidak dibahas dalam buku ini)
o Panas, api, dingin (Bab 2)
o Bising dan getaran (Bab 2 dan Box 8.1
dalam Bab 8, Bab 9)
66
Mekanik (keamanan dari cedera, Bab 9)
Agen biologi
o Agen yang menyebabkan infeksi (Bab 7)
o Agen yang menyebabkan alergi (tidak
dibahas dalam buku ini)
o Agen yang memproduksi bahan kimia
beracun, seperti racun alami (tidak dibahas
dalam buku ini)
Stres (Bab 4)
o Organisasi kerja
o Stres karena hubungan interpersonal
o Konflik dan kekerasan
Lokasi (bahaya yang bukan bagian dari
pekerjaan itu sendiri, tetapi terdapat di lokasi
dimana tempat kerja berada dan akan
mempengaruhi orang-orang yang melakukan
pekerjaan di sana)
o Penyakit infeksi dengan prevalensi tinggi di
daerah tertentu, seperti malaria, demam
berdarah, HIV/AIDS, dan tuberkulosis
(Bab 7)
o Penyakit akibat sanitasi buruk, seperti
diare dari air yang tidak bersih (tidak
dibahas dalam buku ini)
o Bahaya lalu lintas dan kecelakaan jalan
raya (checklist pada Bab 2)
o Kekerasan di masyarakat yang dapat
mempengaruhi pekerja (Bab 7)
o Kebakaran di perumahan yang tidak aman
dan asrama di tempat kerja (Bab 2)
“Pajanan” adalah ketika pekerja kontak dengan
sebuah potensi bahaya, misalnya dengan
menghirup, menelan, menyerap bahan kimia
melalui kulit atau menyentuh sesuatu yang
tajam atau panas, atau bekerja pada perancah di
atas tanah. Kita sering mengatakan
“overexposure” ketika pajanan yang dialami
lebih dari standar kesehatan yang diijinkan.
Konsekuensi dari pajanan dengan kadar yang
cukup untuk menimbulkan sebuah bahaya
adalah terjadinya sesuatu yang serius seperti
cedera atau penyakit.
Konsekuensi pajanan terhadap potensi bahaya
dapat terjadi secara “akut” (jangka pendek) atau
“kronis” (jangka panjang). Konsekuensi akut
terjadi segera, seperti: cedera, sebagian besar
serangan asma, keracunan langsung. Gangguan
kronis berkembang seiring waktu dalam kurun
waktu yang lama, sering kali terjadi seumur
hidup seseorang seperti: penyakit jantung,
penyakit paru, radang sendi. Penyakit–penyakit
tersebut hampir selalu sulit untuk diketahui,
membutuhkan waktu lama untuk berkembang,
dan sulit untuk dihitung secara akurat, di setiap
negara penyakit kronis menjadi beban besar
pada masyarakat.
Beberapa konsekuensi selalu terjadi pada kadar
pajanan yang cukup untuk menimbulkan efek.
Contohnya adalah “asbestosis”, penyakit paru
yang disebabkan debu asbes yang terhirup tanpa
alat pelindung diri. (Lihat Bab 5). Konsekwensi
lainnya adalah timbulnya peluang, (sebuah
kemungkinan). Penyakit seperti kanker dapat
terjadi pada beberapa pekerja tetapi tidak
semua, walaupun mereka memiliki tingkat
pajanan yang sama di tempat kerja. Dengan kata
lain, jika sekelompok pekerja terpajan debu
penyebab kanker, seperti asbes, atau zat kimia
penyebab kanker lainnya (disebut karsinogen)
pada kadar yang sama, tidak semua orang akan
menderita kanker. Beberapa akan terkena,
beberapa tidak. Siapa yang akan menderita
kanker tidak dapat diprediksi, tetapi bisa
dipastikan bahwa beberapa dari pekerja akan
mengalaminya. Risiko ini akan ada seumur
hidup, karena kanker membutuhkan waktu
bertahun-tahun untuk berkembang.
Kematian sering dihitung secara terpisah dalam
statistik namun penyebabnya dapat timbul dari
masalah kesehatan akut atau kronis. Tentu saja,
kematian tidak hanya mengambil kehidupan
seorang pekerja tetapi juga menyebabkan
kesulitan serius bagi keluarga yang ditinggalkan
dan kerugian bagi tenaga kerja dan masyarakat.
“Risiko” adalah kemungkinan terjadinya
sesuatu yang tidak diinginkan, seperti cedera
atau penyakit. “Konsekuensi” adalah hasil yaitu
terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan dan tak
terduga. Risiko tergantung pada pajanan.
Sebagai contoh, semua pekerja di kelompok
terpajan asbes (bahkan pada kadar rendah) yang
bekerja tanpa perlindungan memadai akan
memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker
67
daripada kelompok lain yang tidak terpajan.
Umumnya, saat berhadapan dengan tempat
kerja, kita tidak menghitung probabilitas (sebut,
1 dalam 100) atau peluang (100 banding 1)
sebuah konsekwensi yang serius sebab kita
tidak punya cukup informasi, perkiraan kita
tidak akan seakurat itu dan tidak diperlukan.
Sebagai gantinya kita biasanya membahas
tentang risiko dengan istilah “tinggi”, “sedang”
dan “rendah”.
“Risiko tinggi” adalah situasi berbahaya dan
tidak boleh dibiarkan tanpa melakukan upaya
untuk mengurangi risiko. “Resiko menengah”
adalah situasi yang mengharuskan manajemen
untuk menurunkan risiko lebih lanjut untuk
perlindungan pekerja, mencegah kerugian pada
perusahaan, serta menekan biaya yang berasal
dari gangguan dan kehilangan produktivitas
karena cedera. “Risiko rendah” adalah situasi
yang dapat diterima, tetapi terkadang
membutuhkan langkah-langkah untuk
mengurangi risiko lebih lanjut agar dapat
meningkatkan efisiensi. Bahkan risiko rendah
merupakan situasi yang perlu diawasi,
untukmemastikan bahwa kejadian ini tidak
menjadi lebih buruk secara tiba-tiba.
“Penilaian risiko” adalah cara untuk mengukur
seberapa besar kemungkinan risiko akan terjadi
dan seberapa serius akibatnya. Tidak harus
rumit, tetapi yang paling penting adalah
mengumpulkan dan mengolah informasi yang
dibutuhkan untuk mengevaluasi masalah. Bab
berikutnya menunjukkan bagaimana cara untuk
melakukan penilaian risiko dari berbagai
macam bahaya, khususnya bahan kimia.
Manajemen Risiko adalah Manajemen
Proses
“Manajemen risiko” adalah apa yang akan Anda
lakukan terhadap risiko setelah Anda
mengidentifikasi atau memperkirakannya. Bab
6 menjelaskan banyak metode pengelolaan
bahaya di tempat kerja untuk mengurangi risiko.
Manajemen risiko adalah rencana keseluruhan
untuk mengurangi risiko dengan mengendalikan
potensi bahaya dan menjaga konsekuensi
hingga sekecil mungkin.
Kebanyakan orang yang telah mempelajari
manajemen bisnis telah mendengar tentang
manajemen proses. Mereka mempelajarinya
sebagai suatu siklus, di mana para manajer
pertama tama merencanakan suatu pekerjaan
atau proses produksi berdasarkan sebanyak
mungkin informasi yang dapat mereka peroleh,
kemudian melakukannya sesuai rencana untuk
sementara waktu, setelah itu mempelajari
hasilnya, dan akhirnya melakukannya lagi
berdasarkan pengetahuan yang ada untuk
membuat proses yang ada menjadi lebih baik.
Manajer kemudian memulai siklus lagi dalam
upaya konstan untuk meningkatkan produksi
dan mengurangi biaya. "Siklus Deming" ini
(dinamakan sesuai nama orang yang
menciptakannya) biasanya disajikan sebagai
rumus sederhana: " Plan Do Study Act”.
(Siklus ditunjukkan pada Gambar 8.1)
Siklus Deming adalah praktik standar untuk
meningkatkan efisiensi dan kontrol kualitas di
bidang manufaktur dan layanan berbiaya tinggi.
Siklus ini juga merupakan dasar dari
perlindungan kesehatan. Melindungi kesehatan
pekerja tidak hanya bentuk manajemen proses,
tetapi salah satu hal yang paling penting.
Penilaian risiko dan manajemen risiko, diikuti
adengan evaluasi dan perbaikan, sama dengan
“Plan Do Study Act”. a
Gambar 8.1. Manajemen proses sesuai “Siklus
Deming” yang digunakan untuk pengelolaan
kesehatan dan keselamatan sama halnya dengan
yang dilakukan untuk peningkatan produksi dan
kualitas.
Praktek Manajemen Risiko
Berikut ini adalah cara melaksanakan
manajemen risiko: Sebuah potensi bahaya, atau
68
ancaman, dapat menyebabkan risiko cedera atau
penyakit ketika seseorang terpajan. (Jika
seseorang tidak terkena, atau jika tidak ada
potensi bahaya di tempat kerja, maka tidak ada
risiko terhadapnya). Ketika seseorang terpajan
bahaya, ada risiko serius yang tidak diinginkan,
misalnya cedera, sakit, atau bahkan kematian.
Begitu potensi bahaya teridentifikasi, Anda
dapat mengantisipasi apa konsekuensi terburuk
yang akan terjadi dan seberapa besar
kemungkinan itu terjadi melalui penilaian
risiko. Anda kemudian dapat mengatur
prioritasnya, tergantung pada apakah risiko
tinggi atau menengah, dan seberapa serius
konsekuensinya jika hal itu terjadi. Anda
kemudian dapat mengambil risiko yang paling
serius sebagai prioritas tertinggi Anda, dan
mencari cara untuk mengurangi risiko tersebut
melalui manajemen risiko. Ketika Anda bekerja
melalui daftar prioritas bahaya, tempat kerja
tidak akan seketika menjadi benar-benar aman
tetapi seiring berjalannya waktu akan menjadi
lebih aman dari tahun ke tahun. Cedera akan
berkurang, biaya akibat gangguan dan
kehilangan waktu juga turun dan sangat sering
(karena tempat kerja yang aman biasanya lebih
efisien) produksi akan meningkatkan serta
hubungan perusahaan dengan pekerja akan
lebih baik. Namun demikian, hasil perbaikan
tidak akan dapat dinikmati segera, misalnya
dalam hitungan bulan. Cedera bisa terjadi
bahkan di tempat kerja yang aman sekalipun,
terkadang sesuatu yang salah dapat saja muncul.
Yang harus diperhatikan adalah tren jangka
panjang, bukan dalam hitungan bulan.
Kotak 8.1 Menyajikan contoh manajemen risiko
kebisingan, bahaya fisik yang sangat umum.
Kebisingan juga dibahas dalam Bab 2.
69
Kotak 8.1.
Studi Kasus: Pabrik yang Sangat Bising
Terdapat sebuah perusahaan kecil yang
memproduksi pipa baja untuk digunakan dalam
pengeboran minyak. Pabrik sangat bising dan
beberapa pekerja mengeluhkan telinga
berdengung dan kesulitan mendengar setelah
bekerja.
Penilaian Risiko
Bahaya yang paling penting terlihat jelas -
kebisingan. [Identifikasi Bahaya] (dalam proses
produksi pelarut juga digunakan dan kombinasi
antara kebisingan dan pelarut berdampak buruk
terutama bagi saraf di telinga.) Suara
berdengung di telinga dan penurunan
pendengaran beberapa saat setelah selesai
bekerja adalah tanda bahwa tingkat kebisingan
yang diterima pekerja terlalu tinggi dan telah
berdampak pada pendengaran pekerja.
[Konsekuensi] Hal tersebut merupakan tanda
awal kerusakan pendengaran yang
menunjukkan bahwa ada risiko yang sangat
tinggi bahwa pekerja akan kehilangan
pendengaran mereka. [Risiko] Konsekuensi dari
pajanan bising yang terus menerus adalah
ketulian pada pekerja, problem komunikasi
serius dapat mempengaruhi kehidupan pekerja,
hubungan dengan keluarga, dan kemampuan
bekerja di pekerjaan lain.
Berdasarkan teori tentang jenis dan sumber
bising menunjukkan bahwa di tempat kerja
tersebut terdapat dua jenis bising yaitu: 1)
Bising terus menerus yang sangat tinggi yang
berasal dari pembuatan pipa. Seiring waktu,
kebisingan tersebut dapat menyebabkan pekerja
kehilangan pendengaran. (Sebuah tes sederhana
adalah apakah dua orang bisa saling berbicara
dan mengerti satu sama lain saat berdiri dengan
jarak sepanjang lengan mereka. Jika tidak bisa,
maka tingkat kebisingan termasuk tinggi dan
dapat merusak pendengaran). 2) Suara
berdentang nyaring yang datang setiap beberapa
menit dari penumpukan pipa logam atau saat
pipa menghantam lantai. Ini disebut bising
impulsive dan dapat melukai telinga hanya dari
kekuatan kebisingan pada gendang telinga.
Dengan mengukur tingkat bising, seorang
konsultan mampu menunjukkan kepada
manajemen bahwa kedua jenis bising tersebut
terlalu kuat dan dapat merusak pendengaran
pekerja. Oleh karena itu, kedua masalah harus
diselesaikan, bukan hanya satu. Informasi yang
dikumpulkan dalam penilaian risiko ini
menunjukkan arah rencana.
Manajemen Risiko
Berdasarkan informasi yang tersedia dan
dengan bantuan konsultan khusus kebisingan,
manajemen perusahaan membuat sebuah
rencana. [Plan] Perusahaan memberikan alat
pelindung pendengaran (earmuff) sebagai
pelindung bagi pekerja yang terpajan bising
terus menerus. Untuk mengurangi bising
impulsif perusahaan menempatkan papan kayu
diantara pipa [Do] Para manajer pabrik
kemudian mengevaluasi apa yang telah terjadi.
Mereka menemukan bahwa perubahan ini
benar-benar membantu pekerja menumpuk pipa
dengan lebih mudah dan cepat, dan membuat
tempat kerja lebih efisien. [Study] Informasi ini
memungkinkan mereka untuk memperbaiki
produksi di area lain di pabrik. [Act] Kejadian
seperti itu bukan tidak biasa. Manajemen risiko
sering membawa manfaat tambahan.
70
BAB 9
MANAJEMEN RISIKO DAN CONTROL BANDING
Begitu ditemukan potensi bahaya, maka wajib
untuk dikendalikan! Penilaian risiko adalah
tahapan dimana potensi bahaya dievaluasi dan
disimpulkan apakah ia dapat menyebabkan
sebuah risiko besar yang akan menjadi prioritas
utama atau risiko sedang atau kecil yang dapat
diprioritaskan kemudian. Langkah ini juga
termasuk pertimbangan tentang kemungkinan
apa saja yang dapat dilakukan untuk
mengurangi atau mengendalikan risiko.
Manajemen risiko di tempat kerja sebagian
besar merupakan masalah pengendalian potensi
bahaya. Solusi terbaik bersifat teknis dan
bergantung kepada dinamika tempat kerja itu
sendiri, seperti yang sudah dijelaskan pada Bab
6.
Gambar 9.1. Zat kimia ini ada di tempat kerja
dalam jumlah gram atau mililiter. (Foto ©
dreamstime.)
Bab ini memberi Anda sebuah cara sederhana
namun sangat berguna di tempat kerja. Cara ini
disebut "control banding" yang merupakan
pendekatan sederhana dalam melakukan
penilaian dan manajemen risiko, khususnya
sangat bermanfaat untuk pekerjaan yang
berhubungan dengan bahan kimia. Kebanyakan
manajer menemukan bahwa sangat sulit untuk
mengendalikan bahaya kimia. Walaupun
demikian control banding, juga dapat
diaplikasikan untuk semua potensi bahaya. Ini
adalah cara sederhana untuk menerapkan
penilaian dan manajemen risiko.
Praktek Penilaian Risiko
Setelah potensi bahaya teridentifikasi, ia harus
dievaluasi. Dalam keselamatan dan kesehatan
kerja, hal ini dilakukan dengan menentukan
seberapa besar risiko yang ditimbulkan dan
dampaknya terhadap karyawan, kontraktor,
pengunjung, dan orang lain yang kemungkinan
akan terpajan.
Empat poin informasi yang dibutuhkan untuk
mengevaluasi risiko bahan kimia, dan dapat
juga untuk mengevaluasi potensi bahaya
lainnya:
1. Peluang terpajan: seberapa besar
kemungkinan pekerja akan kontak dengan
bahaya di tempat kerja pada kadar yang
dapat membahayakan (paling sering dengan
menghirupnya)? Yang terbaik dilakukan
adalah dengan cara mengamati pekerja saat
mereka menggunakan bahan kimia atau saat
melakukan pekerjaan dengan menggunakan
bahan kimia, atau dengan bertanya langsung
kepada pekerja tentang apa yang mereka
lakukan dan bahan kimia apa yang mereka
gunakan.
2. Kuantitas: berapa banyak bahan kimia yang
digunakan atau berada di tempat kerja
(gram, kilogram, ton)? Hal ini dapat
dilakukan dengan mudah dengan melihat
berapa banyak persediaan yang berada di
penyimpanan atau berapa banyak yang
dipesan secara rutin. (Gambar 9.1, 9.2, 9.3)
3. Tingkat bahaya: seberapa besar tingkat
bahaya? Hal ini dapat ditentukan dengan
beberapa cara, seperti dijelaskan di bawah
ini. Tingkat bahaya biasanya ditentukan
dengan melihat tingkat pajanan di
lingkungan kerja (OEL/occupational
exposure level) atau standar lain yang
berlaku di negara Anda, dengan melihat
pada acuan standar, atau dengan merujuk
pada informasi pabrikan pada lembar data
keselamatan (SDS/safety data sheet) yang
menyertai produk bahan kimia. Terkadang
informasi ini tersedia di label.
71
4. Seberapa parah konsekuensi akan timbul
bila kemungkinan terburuk dari pajanan
berlebih terjadi? Dimensi prioritas risiko
yang paling penting adalah seberapa serius
konsekuensi dari sebuah insiden yang
disebabkan oleh pajanan berbahaya. Jika
potensi bahaya yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan kematian atau cedera serius
atau dapat mempengaruhi sejumlah besar
pekerja, ini jelas merupakan prioritas yang
sangat tinggi dan membutuhkan perhatian
segera. Jika tidak akan terjadi sesuatu, maka
konsekwensinya adalah ringan atau tidak
ada sama sekali, kecuali mungkin untuk
efisiensi bisnis. Sebagian besar risiko berada
di antara keduanya.
Gambar 9.2. Zat kimia ini ada di tempat kerja
dalam besaran kilogram atau liter. (Foto ©
dreamstime)
Gambar 9.3. Bahan kimia yang ada di drum
yang berada di tempat kerja dalam besaran ton
atau ratusan liter. (Foto © dreamstime)
Satu cara untuk memperkirakan seberapa besar
konsekuensi dari suatu peristiwa dapat dilihat
pada Tabel 8.1. Ini hanya panduan umum untuk
menetapkan prioritas berdasarkan konsekuensi.
Tabel 9.1. Mengetahui prioritas berdasarkan tingkat konsekuensinya
Kemungkinan Terjadi Tingkat konsekuensi
Rendah Sedang Tinggi
Tinggi
(Sangat mungkin terjadi)
Prioritas sedang Prioritas tinggi Prioritas sangat
tinggi *
Sedang Prioritas rendah Prioritas sedang Prioritas tinggi
Rendah
(Tidak mungkin terjadi)
Tidak prioritas Prioritas rendah Prioritas sedang
sampai tinggi
* Risiko dengan prioritas sangat tinggi seharusnya tidak ada dalam pekerjaan yang dijalankan
dengan baik. Jika risiko ini ada dan tidak terkendali, berarti ada sesuatu yang salah.
72
Control Banding
"Control banding" adalah sistem sederhana
yang berguna untuk menyelesaikan sebagian
besar masalah yang menyangkut bahan kimia,
dan juga untuk permasalahan terkait bising,
panas, dan bahaya biologi. Sistem ini kurang
tepat bila digunakan untuk pengelolaan potensi
bahaya keselamatan. Pada bagian ini kami akan
menunjukkan bagaimana "control banding"
digunakan untuk potensi bahaya kimia.
Berbekal informasi dari penilaian risiko di
tempat kerja, risiko-risiko dapat dikelompokkan
dan dibuat prioritas untuk dilakukan manajemen
risiko. “Control banding” menempatkan
bahaya kimia ke dalam kategori-kategori risiko.
Setiap kategori kemudian merujuk ke "menu"
langkah-langkah pengendalian sederhana. Kata
"banding /menandai" merujuk kepada kode
warna risiko dan solusi dan bagaimana
keduanya digambarkan sebagai lajur (atau
"pita") di seluruh tabel yang digunakan dalam
sistem.
Control banding berguna menyelesaikan
benyak permasalahan, namun tidak semuanya.
Untuk lapangan usaha yang sederhana, metode
ini dapat digunakan oleh pemilik usaha dan
manajer tanpa bantuan ahli. Ide dibalik control
banding adalah untuk memecahkan bagaimana
cara mengendalikan bahaya dengan cara yang
lebih mudah dengan bekerja dalam kategori
yang telah diberi label dan bahkan diberi kode
warna.
Lima tingkat potensi bahaya kesehatan
berdasarkan control banding:
A. Potensi bahaya paling ringan. Potensi
bahaya ini mungkin menyebabkan,
misalnya, beberapa iritasi sangat ringan
pada kulit atau mata. Nilai Ambang Batas
atau tingkat pajanan di udara yang
direkomendasikan untuk bahan kimia dan
debu ini tinggi karena orang dapat
mentolerir kadar pajanan yang tinggi. NAB
dapat digunakan sebagai indikasi tingkat
risiko yang terkait dengan pajanan debu atau
bahan kimia. Bahan kimia ini dapat dikelola
dengan metode sederhana.
B. Bahan kimia yang dapat berbahaya dalam
keadaan tertentu, seperti pajanan yang besar
atau lama atau berulang. Bahan kimia ini
dapat dikelola dengan metode dasar tetapi
perlu perhatian untuk memastikan bahwa
pajanan tetap rendah.
C. Bahan kimia yang dapat menyebabkan
cedera atau penyakit dengan pajanan
tunggal. Bahan kimia ini harus dikontrol
dengan ketat. Mungkin membutuhkan
metode yang lebih canggih untuk menjaga
agar tingkat pajanan tetap rendah.
D. Bahan kimia berbahaya, yang dapat
menyebabkan keracunan serius dan dapat
membahayakan ibu atau janin selama
kehamilan. (Contoh adalah timbal). Bahan
ini membutuhkan tingkat perhatian yang
sangat serius. Jika memungkinkan, bahan ini
harus ditiadakan di tempat kerja atau diganti
dengan bahan yang kurang berbahaya
(subtitusi).
E. Bahan kimia yang menyebabkan kanker
atau asma. Beberapa bahan kimia yang
sangat beracun dan dapat menyebabkan
kerusakan saraf atau membahayakan janin
selama masa kehamilan (seperti “merkuri”)
mungkin juga harus dimasukkan dalam
kategori ini. Untuk mengelolanya biasanya
membutuhkan para ahli untuk memberikan
saran tentang langkah-langkah khusus.
(Beberapa dari bahan kimia tersebut saat ini
diklasifikasikan dalam kategori pita D
karena masalah penggunaanya sederhana
dan dapat dikelola tanpa bantun ahli).
73
Tabel 9.2. Control banding berdasarkan tingkat bahaya
Pita
Control
(huruf dan
warna)
Deskripsi istilah
Bahan kimia
digambarkan
memiliki efek
berikut atau efek
yang mirip atau
sama buruknya
NAB atau standar pajanan ada
dalam kisaran berikut
Kadar pajanan
untuk debu
(dalam mg/m3)*
Kadar pajanan
untuk bahan
kimia (uap di
udara, dalam
ppm) **
A Bahaya minimal.
Tidak terlalu
beracun.
Iritasi sangat ringan
pada kulit atau mata
1 hingga lebih
dari 10
50 hingga lebih
dari 500
B Berbahaya, potensi
bahaya sedang.
Berbahaya pada
pajanan tunggal
0.1 hingga 1.0 5 hingga 50
C Bahaya serius,
dapat
menyebabkan
masalah kesehatan
yang serius
Mengiritasi kulit dan
mata, bersifat korosif
(merusak permukaan)
0.01 hingga 0.1 0.5 hingga 5
D Sangat beracun,
sangat berbahaya.
Dapat
menyebabkan
kematian atau
masalah kesehatan
yang serius.
Dapat beracun pada
pajanan tunggal,
mungkin memiliki
efek buruk terhadap
kehamilan atau
penyakit serius
lainnya atau kematian
Kurang dari 0.01 kurang dari 0.5
E Kasus khusus Bahan kimia yang
menyebabkan kanker
atau asma
Kadar berapapun - ini adalah
kondisi khusus yang memerlukan
evaluasi profesional.
* mg/m3 berarti massa (sebagai berat) dari debu dalam meter kubik udara dan merupakan
pengukuran yang paling umum digunakan untuk debu.
** ppm berarti "bagian per juta" (parts per million) bahan kimia sebagai gas di udara dan merupakan
pengukuran konsentrasi yang paling umum digunakan dalam NAB untuk uap dan gas kimia.
Setelah potensi bahaya dievaluasi dengan cara
ini, maka Anda dapat mengetahui efek yang
mungkin akan terjadi. Langkah selanjutnya
adalah memutuskan apa yang harus dilakukan.
Control banding memiliki empat "tingkat"
pengendalian:
74
Tabel 9.3. Control banding untuk pengelolaan potensi bahaya.
Tingkat dan warna Pendekatan dasar untuk potensi
bahaya yang berada di
udara. *
Pendekatan dasar untuk risiko
lainnya.
Tingkat 1 Ventilasi umum Praktek dasar higine dan
kebersihan kerja, seperti
housekeeping, pengendalian
administratif
Tingkat 2 Ventilasi pembuangan lokal Pengendalian teknik
Tingkat 3 Isolasi, containment (sekat) Sekat pengaman, penghalang,
pengendalian teknik yang ketat
Tingkat 4 (Membutuhkan sarah ahli) (Membutuhkan sarah ahli)
* Bahaya yang berada di udara adalah debu dan uap kimia.
Tabel 9.3 menunjukkan lajur pengendalian
untuk mengelola masalah, sebagaimana
diuraikan pada Bab 6. Tingkat 1 dan Tingkat 2
umumnya dapat dilakukan oleh pekerja itu
sendiri dengan arahan manajer. Tingkat 3
membutuhkan keterampilan yang lebih teknis
dan mungkin membutuhkan tenaga terampil
atau insinyur untuk merancang sebuah solusi.
Tingkat 4 sangat khusus dan biasanya
membutuhkan konsultan yang berpengalaman.
Control banding memberi panduan sederhana
untuk mengatasi sebagian besar potensi bahaya.
Tabel berikut merupakan contoh yang
digunakan untuk uap kimia. Anda telah
mengetahui di kategori pita pengendalian mana
uap tersebut dengan cara memeriksa NAB atau
mengacu pada Lembar Data Keselamatan (SDS/
safety data sheet) atau referensi yang dapat
diandalkan. Tabel ini menginformasikan
pendekatan secara umum yang harus diambil
untuk mengurangi pajanan terhadap bahaya:
75
Tabel 9.4. Control banding digunakan untuk pemecahan masalah. (Temukan kombinasi tingkat
bahaya dan kadar bahan kimia di tempat kerja yang sesuai. Kemudian baca seluruh baris dan
temukan tingkat pengendalian yang diperlukan, di sebelah kanan.)
Berapa banyak yang ada di tempat kerja pada satu waktu?
(Warna dan huruf dalam kotak ini sesuai dengan pita warna bahaya
pada Tabel 9.2.)
Apa yang harus
dilakukan?
(Tingkat pengendalian
bahaya sesuai dengan
warna dan nomor pada
Tabel 9.3.)
Sedikit (ml
atau jumlah
kecil)
Beberapa
(beberapa ml,
sedikit dalam
liter, meter
kubik)
Banyak
(banyak dalam
liter, meter
kubik)
Dalam jumlah
besar (beberapa
meter kubik,
metrik ton,
tangki)
C B A A →Tingkat 1: Ventilasi
umum, kebersihan
dasar
D C B A →Tingkat 2:
ventilasi lokal,
pengendalian teknik
D D C C →Tingkat 3: Sekat
pengaman,
penghalang,
penahanan,
pengendalian teknik
yang ketat
Warna pada kotak di sebelah kanan sesuai
dengan control banding pada Tabel 9.3. Control
banding menunjukkan tingkat pengendalian
yang harus digunakan. Tabel ini menggunakan
huruf dan warna untuk mengidentifikasi tingkat
bahaya, dan gabungan warna dan angka untuk
mengidentifikasi tingkat tindakan
pengendalian. Kami menggunakan huruf dan
tingkatan angka sebagai tambahan untuk warna
karena beberapa orang kesulitan melihat atau
menafsirkan warna.
Penggunaan utama control banding adalah
untuk bahaya kimia. Namun, ia juga dapat
digunakan untuk beberapa jenis potensi bahaya
lainnya, seperti bising dan panas. Untuk bising
dan panas, beberapa informasi hanya perlu
ditanyakan dan dijawab dengan sedikit berbeda.
Panas bisa diukur dengan termometer. Bising
juga dapat diukur dengan alat yang disebut
"sound level meter", tetapi ada juga tes
sederhana yang dapat dilakukan tanpa alat: Jika
seorang pekerja dengan pendengaran rata-rata
tidak dapat mendengar dan memahami
pembicaraan dengan suara normal dari pekerja
lain yang berada sejauh satu meter (kira-kira
sepanjang lengan), maka tingkat kebisingan di
tempat kerja sudah terlalu tinggi dan berbahaya
bagi pekerja.
1. Peluang terpajan: seberapa sering pekerja di
tempat kerja Anda harus berada di area
bising dan dapat menimbulkan bahaya? Di
mana lokasi kebisingan tersebut?
2. Kuantitas: seberapa besar kebisingan pada
sumber bising? Jika tingkat kebisingan di
mesin atau di lokasi tertentu jauh lebih keras
daripada tempat lain, maka kebisingan harus
dikendalikan atau pekerja harus dijauhkan
dari sana.
76
3. Tingkat bahaya: seberapa berbahayanya
kebisingan? Hampir setiap negara memiliki
nilai ambang batas atau standar lain untuk
kebisingan, dan tingkat bahaya dapat
ditentukan dengan merujuk referensi
standar. Walaupun demikian, cara termudah
untuk menentukannya adalah dengan pergi
ke tempat kerja dan mencoba tes sederhana.
4. Seberapa parah konsekuensi jika
kemungkinan terburuk dari pajanan berlebih
terjadi? Untuk kebisingan, konsekuensinya
adalah kehilangan pendengaran (tuli). Ini
adalah konsekuensi yang sangat serius.
Orang yang mengalami gangguan
pendengaran akibat bising akan kehilangan
banyak kemampuan untuk berkomunikasi
melalui ucapan, tidak akan dapat mendengar
suara anak-anak mereka, tidak akan dapat
menikmati musik, dan mungkin tidak dapat
mendengar suara alarm dan peringatan
bahaya. Gangguan pendengaran akibat
bising jauh lebih berbahaya daripada yang
dipikirkan kebanyakan orang.
Panas dapat dikelola dengan cara yang hampir
sama, seperti yang dibahas dalam Bab 2.
Control banding, yang digunakan dengan cara
ini, dapat membantu perusahaan menangani
sekitar 80% dari pajanan debu dan bahaya kimia
yang umum dan sebagian besar masalah
kebisingan dan panas. Sistem ini tidak akan
menyelesaikan setiap masalah tetapi akan
memandu anda mendapatkan solusi untuk
sebagian besar masalah dan mengidentifikasi
masalah yang membutuhkan penyelesaian.
77
BAB 10
DIMANA MENDAPATKAN INFORMASI TAMBAHAN
Internet adalah tempat yang tepat untuk mencari
informasi secara gratis. Ada banyak sumber
informasi namun tidak semuanya dapat
dipercaya. Di bawah ini adalah beberapa situs
yang didanai pemerintah dan organisasi
internasional. Situs ini akan menyediakan
informasi yang dapat dipercaya terkait
keselamatan dan kesehatan kerja.
Dalam Bahasa Inggris
International Occupational Safety
and Health Information Centre,
http://www.ilo.org/public/english/protectio
n/safework/index.htm
International Commission on Occupational
Health, http://www.icoh.org.sg/
European Agency for Safety and Health at
Work, http://europe.osha.eu.int/
Canadian Centre for Occupational Health
and Safety, http://www.ccohs.org
International Labour Organization,
http://www.ilo.org
U.S. Occupational Safety and Health
Administration, http://www.osha.gov/
U.S. Agency for Toxic Substances and
Disease Registry, http://www.atsdr.cdc.gov/
U.S Environmental Protection Agency,
http://epa.gov
U.S. National Institute
for Occupational Safety and
Health,
http://www.cdc.gov/niosh/homepage.html
Finnish Institute of Occupational Health,
http://www.ttl.fi/en/Pages/default.aspx
The Finnish Institute of Occupational Health
juga menerbitkan majalah serial dalam Bahasa
Inggris, yang meliputi bahasan tentang
tantangan dan solusi di berbagai belahan dunia,
yaitu:
The African Newsletter on Occupational
Health and Safety
The Asian-Pacific Newsletter on
Occupational Health and Safety
The Barents Newsletter on Occupational
Health and Safety (in English and Russian)
Alli B. Fundamental Principles of Occupational
Health and Safety. Geneva, International
Labour Office, ILO Publications, 2001.
Bark K, Camacho A, Weick V, Miller J, Tischer
M, Vosseler CH, Scholaen S, Kürzinger E,
Steinberg R, Wendland M. Chemical
Management Guide for Small and Medium
Sized
Enterprises. Eschborn/Bonn, Deutsche
Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit
(GTZ) GmbH., German Federal Ministry for
Economic Cooperation and Development
(Hrsg.), 2008. On-line at:
http://www.mtpinnacle.com/pdfs/Guide_E_300
708.pdf. Panduan ini diproduksi pertama kali
untuk digunakan di Indonesia
Elgstrand, K., and Petersson, N.F., editors.
Occupational Safety and Health for
Development.
Stockholm (Sweden), KTH (Royal Institute of
Technology), 2009. This book is a good next
step, if you want to learn more after reading our
book. It has over 800 pages and is available on-
line at: http://kth.diva-
portal.org/smash/get/diva2:465599/FULLTEX
T01
Guidotti, T.L., editor. Global Occupational
Health. London and New York, Oxford
University Press, 2011. Buku ini untuk tenaga
kesehatan professional seperti dokter dan
perawat. Anda mungkin dapat memberikannya
kepada dokter yang biasanya merawat pekerja
Anda
International Labour Organization. Guidelines
on occupational safety and health management
systems. Geneva, ILO, 2001.
78
Levy, B., Wegman, D., Baron, S. L., and Sokas,
R. Occupational and Environmental Health:
Recognizing and Preventing Disease and Injury.
London and New York, Oxford University
Press, 2010.
Buku ini sangat bagus jika Anda ingin belajar
lebih jauh setelah Anda mempelajari buku ini
79
Daftar Istilah
Panduan ini ditulis untuk para pembaca yang
memang bukan tenaga ahli. Maka dari itu kami
menghindari kosa kata yang bersifat teknis dan
sebagai gantinya kami menggunakan kosa kata
yang sederhana agar mudah untuk
diterjemahkan.
Untuk membantu Anda membaca sumber-
sumber lain, berikut panduan untuk kata-kata
yang umum digunakan dalam perlindungan
pekerja:
Kecelakaan
Kami menggunakan kata kecelakaan untuk
cedera yang disebabkan karena adanya suatu
kesalahan namun ia juga bisa digunakan ketika
ada sesuatu yang rusak walaupun tidak
menimbulkan cedera. Bagi professional,
kecelakaan (accident) merupakan sebuah kata
yang bermasalah, karena banyak orang berpikir
bahwa kecelakaan adalah sesuatu yang akan
terjadi terlepas dari apapun yang telah kita
lakukan. Tentunya kami tidak setuju karena
kecelakaan sebenarnya dapat dicegah. Oleh
karena itu, kami memilih untuk tetap
menggunakan kata kecelakaan karena mudah
dimengerti, untuk segala peristiwa yang tidak
diinginkan, baik yang menimbulkan cedera
ataupun tidak.
Akomodasi
Akomodasi adalah sesuatu yang dilakukan atau
disediakan agar seorang pekerja penyandang
disabilitas dapat melakukan pekerjaannya.
Contoh diberikan dalam Bab 7. Sebagian besar
akomodasi tidak berbiaya apa-apa atau sangat
murah. Kadang-kadang akomodasi begitu
efektif dan dapat meningkatkan efisiensi untuk
semua orang.
Akut
Cedera atau penyakit atau konsekuensi lain yang
segera terjadi. Jika pekerja jatuh dari tangga dan
pergelangan kakinya patah, itulah contoh cedera
“akut”.
Kronis
Cedera atau penyakit atau konsekuensi lain yang
menetap atau terjadi setelah periode waktu yang
lama. Jika seorang pekerja menghisap debu
asbes dan menderita asbestosis, ia akan
berlangsung selama sisa hidup pekerja sehingga
disebut penyakit “kronis”. Kanker (yang juga
dapat disebabkan oleh asbes), selalu dianggap
sebagai penyakit kronis.
Konsekuensi
Sesuatu yang terjadi akibat aksi dari sebuah
penyebab. Di bidang perlindungan pekerja,
biasanya konsekuensi berarti cedera atau
penyakit yang terjadi sebagai akibat dari aksi
sebuah potensi bahaya.
Kontaminan
Suatu bahan kimia atau zat yang biasanya tidak
ada, atau kalaupun ada, ia tidak diinginkan,
biasanya dalam jumlah sangat kecil dari sebuah
produk.
Pajanan
Pajanan yang dimaksud dalam buku ini berarti
kontak dengan sebuah potensi bahaya. Untuk
bahan kimia, berarti menghirup, menelan, atau
menyerap melalui kulit. Untuk bahaya
keamanan, berarti berada di tempat atau posisi
di mana ada risiko tinggi untuk cedera. Untuk
agen biologi, yang tidak banyak dibahas dalam
buku ini kecuali pada bagian penyakit kronis
dalam bab pekerja rentan, berarti masuknya
kuman ke dalam tubuh yang dapat
menyebabkan infeksi atau alergi. Untuk stres,
berarti berada di tempat kerja atau dalam
hubungan yang secara psikologis sangat
membebani yang sulit untuk diatasi pekerja.
Setiap orang “terkena” bahan kimia yang ada di
tempat kerja dalam kadar yang kecil, jadi kami
80
menggunakan kata “overexposure” bila pajanan
yang diterima lebih tinggi dari yang seharusnya.
Gas dan Inhalans.
Gas dan Inhalans adalah bahan kimia yang
sebagian besar berupa gas dan mengambang di
udara. Seorang ahli kimia akan membuat
perbedaan antara gas, asap, dan uap, tapi kami
berusaha untuk membuat sederhana dalam buku
ini.
Bahaya/Potensi bahaya.
Kami menggunakan istilah yang sama dengan
professional dalam buku ini yaitu hazards.
Potensi bahaya adalah sesuatu yang dapat
mencederai seseorang apabila orang tersebut
“terkena” atau kontak dengan bahaya tersebut.
Potensi bahaya dapat berupa fisik (bentuk energi
seperti bising atau panas), mekanik (gerakan
dari mata gergaji yang tidak dilindungi), kimia
(lihat Bab 5 untuk contohnya), biologi (kuman
yang dapat menyebabkan penyakit atau bahan
yang menyebabkan alergi seperti asma), atau
psikologis (terutama, stres - lihat Bab 4).
Mineral.
Kami menggunakan istilah mineral untuk zat
yang terjadi secara alamiah, umumnya dalam
struktur kristal.
The occupational exposure level (OEL) / NAB
tempat kerja.
Adalah standar di negara tertentu yang
membatasi kadar pajanan pada pekerja untuk
potensi bahaya kimia atau fisik. Sebagai contoh,
di Uni Eropa, tingkat pajanan bahan kimia yang
diijinkan tercantum dalam Directive
2006/15/EC (yang saat ini masih belum lengkap
karena hukum masing-masing negara masih
berlaku) dan disebut “nilai ambang pajanan
kerja”. Nilai ambang sebagian besar ditetapkan
untuk 8 jam kerja perhari sehingga berlaku
untuk satu shift kerja dan melindungi terhadap
efek kronis. Untuk perlindungan dari bahan
kimia yang memiliki efek akut, tingkat pajanan
jangka pendek biasanya ditetapkan selama 15
menit. Banyak negara memiliki konsentrasi
maksimum yang diijinkan (MAC/ maximum
allowable concentrations) atau “ceiling” yang
merupakan nilai ambang tertinggi yang
diijinkan yang dapat terjadi kapan saja. Setiap
negara memiliki kebijakan yang berbeda namun
seiring waktu mereka sering bertukar informasi
dan kemudian menjadi serupa.
Pajanan berlebih (Overexposure).
Kami menggunakan kata ini ketika terjadi
pajanan yang lebih tinggi dari seharusnya.
Sebagai contoh, jika seorang pekerja terkena
bahan kimia di atas NAB atau standar lainnya
atau diatas level yang membahayakan
kesehatan, atau untuk bahaya fisik seperti bising
di atas standar. Kata ini diperlukan karena setiap
orang mungkin terkena beberapa bahan kimia
dan bising dalam kadar yang rendah ketika
berada di tempat kerja tetapi pajanan rendah
tersebut tidak berisiko bagi kesehatan.
Racun.
Racun adalah zat kimia yang menyebabkan
penyakit atau gangguan kesehatan. Dalam
literatur profesional Anda akan melihat kata
“toksisitas” lebih sering digunakan. “Toxic”
berarti dapat terjadi keracunan dan “toksisitas”
mencakup lebih luas daripada keracunan, karena
mencakup banyak efek pada tubuh yang tidak
jelas. Keracunan akut, berarti berkembang
dengan cepat, atau kronis, berarti berkembang
dari seiring waktu. Keracunan dapat
“reversibel”, artinya jangka pendek dan dapat
pulih sempurna atau “irreversible”, yaitu cedera
berlangsung lama atau seumur hidup, dengan
kata lain berefek “kronis”. (seorang toksikologis
professional yaitu ilmuwan yang mempelajari
tentang racun, lebih menyukai menggunakan
istilah “bahan toksik” dari pada racun.
Risiko.
Risiko, adalah kemungkinan terjadinya sesuatu
yang tidak diinginkan dan seberapa besar
konsekwensinya. Penilaian risiko adalah
mendalami bagaimana kejadian tak diinginkan
tersebut terjadi dan seberapa sering hal itu bisa
terjadi, dan manajemen risiko adalah bagaimana
menghentikan atau mengurangi kejadian
81
tersebut. Dalam prakteknya kata risiko ini sering
menimbulkan masalah karena banyak Bahasa
tidak memiliki istilah ini. Intinya adalah
kemungkinan atau kesempatan sebuah
konsekwensi serius terjadi.
Keselamatan dan keamanan.
Dalam banyak Bahasa, kata-kata tersebut sama
(contoh: Bahasa Spanyol “seguridad” dan
Bahasa Perancis “securite”). Dalam bahasa
Inggris artinya adalah risiko rendah dari sesuatu
yang tidak diinginkan terjadi, karena tingginya
tingkat perlindungan-ini yang kami gunakan
dalam buku ini. Dalam Bahasa Inggris kata
keamanan secara umum berarti perlindungan
yang sangat tinggi terhadap cedera atau
kekerasan atau perampokan.
Toksik.
Toksisitas adalah seberapa beracun sesuatu zat
namun ia dapat berarti lebih dari sekedar itu.
Toksisitas berarti seluruh rentang efek zat kimia
yang dapat terjadi pada tubuh, dari bagaimana
tubuh awalnya bereaksi sampai terjadinya gejala
keracunan akut. “Zat toksik” adalah zat kimia
yang menyebabkan penyakit, yang oleh banyak
orang disebut “racun”, atau yang berkontribusi
secara langsung atau tidak langsung pada
gangguan kesehatan.
Ketentuan Penggunaan Buku
Tujuan ketentuan penggunaan ini adalah agar
buku digunakan sebagaimana mestinya dimana
ia didistribusikan dengan murah atau tanpa
biaya dan di terjemahkan dalam bentuk yang
mudah untuk di baca. Anda dapat mengunduh
panduan ini melalui internet dan
menggunakannya tanpa ada batasan.
Walaupun demikian, jika Anda berencana
untuk mencetak, menterjemahkan atau
menyebarkan panduan ini di negara Anda maka
Anda harus mendapat ijin dari ICOH. Ajukan
proposal (dalam bentuk surat) tentang
bagaimana buku ini akan digunakan dan ajukan
ke [email protected]. Keputusan persetujuan
biasanya diberikan dalam satu minggu.
Proposal harus menjawab beberapa pertanyaan
berikut:
a. Siapa yang membuat permintaan? (apakah
perusahaan, pemerintah, asosiasi industri,
serikat pekerja, institusi Pendidikan?)
b. Siapa target pembaca yang akan dituju?
Apa yang diketahui tentang kebutuhan dan
keinginan mereka.
c. Siapa yang akan bertangguang jawab untuk
menyebarkan panduan ini di dalam negeri
(sponsor) dan jelaskan sponsor tersebut:
apakah NGO? Apakah Kamar dagang?
Apakah agen Pemerintah?
d. Siapa yang akan membayar biaya
reproduksi dan berapa eksemplar akan
diperbanyak?
e. (ICOH meminta untuk menyediakannya
tanpa biaya)
f. Siapa yang akan diberikan dan bagaimana
menyebarkannya pada audien?
g. Jika terjemahan akan dibuat, Bahasa apa
yang akan digunakan?
h. Bagaimana impak dari panduan ini akan di
evaluasi? Akankah rata-rata injuri sebelum
dan sesudahnya akan dimonitor? Akankah
penerima akan dimintai pendapat?
Akankah ada kunjungan ke tempat kerja?
Dengan menjadi sponsor versi cetak atau
terjemahan buku ini, Anda menyetujui untuk
melakukan pekerjaan dengan baik, melakukan
penterjemahan sedekat mungkin dengan teks
asli tanpa menambahkan pendapat pribadi atau
politik, dan mengirimkan copy scan
terjemahannya ke [email protected]. Atau Anda
dapat mengirimkan 5 versi cetak buku ke
The International Commission on
Occupational Health
c/o INAIL, Italian Workers’ Compensation
Authority Department of Occupational
Medicine (formerly ISPESL) Via Fontana
Candida 1 I-00040 Monteporzio Catone
(Rome, Italy)
82
Mohon untuk segera mengirimkan terjemahan
atau publikasinya setelah dibuat untuk inspeksi
dan control kualitas. Copy yang dikirim harus
sama persis dengan versi yang dicetak dan
disebarkan dalam bentuk terjemahan.
Jika tidak mungkin untuk mencetak dalam
bentuk cetakan berwarna, silakan gunakan
hurup warna hitam dalam dasar kertas putih
untuk semua tabel pada bab 5. Hurup tidak
akan tercetak sempurna bila menggunakan
kertas dasar berwarna, jika Anda mencoba
membuat dengan dasar bernuansa abu-abu.
Ucapan Terima Kasih
Versi asli dari buku ini ditulis oleh tim
mahasiswa pascasarjana di George Washington
University Graduate School of Public Health
and Health Sciences in Spring 2004 sebagai
proyek kelas dalam kursus Public Health 243
“Environmental Health Practice”, yang
diajarkan oleh Profesor Tee L. Guidotti, MD,
MPH, DABT. Proyek ini dipilih karena para
mahasiswa ini memiliki kedalaman dan
pengalaman yang luar biasa dalam kesehatan
global, dunia pekerjaan dan mereka
menunjukkan bakat dan kematangan
pendidikan. Mereka adalah: Brandi Karasiewicz
Alford, MPH (yang juga kemudian bertugas di
tim proyek untuk pengembangan versi buku
ini), Shannon Lynch, Ida Rosenblum, dan Craig
Kullmann. Semuanya meraih gelar MPH dan
melanjutkan untuk mencapai keberhasilan
dalam karir di kesehatan masyarakat dan
kesehatan kerja.
Proyek ini, termasuk penulisan ulang, mengedit,
dan penyebaran buku tersebut, telah disponsori
oleh
Scientific Committee on Occupational Health
and Development (SCOHDev) of the
International Commission on Occupational
Health (ICOH), organisasi tertua dan terbesar di
dunia dari profesional kesehatan kerja.
Kami berterima kasih kepada kontributor
berikut yang menambah kualitas dan
kelengkapan panduan ini dalam banyak hal:
• Tayseer El-Faki Mustafa, Health and
Economic Solutions (London, UK)
• Julietta Rodríguez-Guzman, Universidad El
Bosque (Colombia)
• Seiffedin Ballal, University of Dammam
(Saudi Arabia)
• René Mendes, Federal University of Minas
Gerais, retired (São Paolo, Brazil)
• Shyam Pingle, Chair, ICOH SC on
Occupational Health & Development and
Past
President, Indian Association of
Occupational Health (Mumbai, India)
• Charles Levenstein, University of
Massachusetts Lowell (Massachusetts,
USA)
• Fu Hua, Fudan University (Shanghai,
China)
• Rose Decnodder, RASP Job Site Safety
Consulting (Calgary, Alberta, Canada)
• Sasan Beheshti, Australia
• Craig Karpilow, Workplace Medical
Corporation (Hamilton, Ontario, Canada)
• Kathy Kirkland, Association of
Occupational and Environmental Clinics
(Washington, USA)
• Sikuade Jagun, Secretary of the
International Triathlon Union Sustainability
Commission (Lagos, Nigeria)
• Katula Yusuf Matovu (Kampala, Uganda)
• Eduardo Marinho Barbosa (Salvador, Bahia,
Brazil)
• Ezequiel López (Quilmes, Argentina)
• Kristina Gunnarson, University of Uppsala
(Uppsala, Sweden)
• Daniela Bleck, German Federal Institute for
Occupational Safety and Health (Dortmund,
Germany)
83
• Kami juga berterima kasih kepada
penerjemah yang bekerja untuk membuat
buku ini dapat diakses dalam bahasa lain:
Louis Patry dan Martine Ballargeon
(Perancis), Roberto Lopez-Nieves
(Spanyol), Tevfik Pinar (Turki), Konstantin
Berestnev (Rusia), Fu Hua (Cina), Tayseer
El-Faki Mustafa (Arab), Guilherme Murta
(Portugis). Khusus terima kasih kepada Sam
Motyka (Handmade Books, Edmonton,
Alberta, Kanada) untuk memproduksi grafis
dan komposisi dan format dari seluruh buku.