memelihara/servis sistem aclib.unnes.ac.id/17813/1/5201408069.pdf · analisis soal uji coba ........
TRANSCRIPT
i
PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI
MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC
Skripsi
Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nama : Samsudduha
NIM : 5201408069
Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin
Jurusan : Teknik Mesin
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PENGESAHAN
Sekripsi ini diajukan oleh:
Nama : Samsudduha
NIM : 5201408069
Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin, S1
Judul : PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI
MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC
Telah dipertahankan didepan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program studi Pendidikan Teknik
Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
Panitia Ujian
Ketua : Dr. Muhammad Khumaidi, M.Pd. (...................................)
NIP.196209131991021001
Sekretaris : Wahyudi, S.Pd, M.Eng (...................................)
NIP.198003192005011001
Pembimbing I : Drs. Masugino, M.Pd. (...................................)
NIP.195207211980121001
Pembimbing II : Drs. Supraptono, M.Pd (...................................)
NIP.195508091982031002
Penguji Utama : Hadromi, S.Pd., M.T. (...................................)
NIP.196908071994031004
Penguji Pendamping I : Drs. Masugino, M.Pd. (...................................)
NIP.195207211980121001
Penguji Pendamping II: Drs. Supraptono, M.Pd (...................................)
NIP.195508091982031002
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
Drs. Muhammad Herlanu, M.Pd
NIP.19660215199102001
iii
ABSTRAK
Samsudduha. 2013. Penggunaan Modul Pembelajaran Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Kompetensi Memelihara/servis Sistem AC. Skripsi, Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Permasalahan yang diungkap dalam skripsi ini adalah apakah penggunaan
modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
kompetensi memelihara/servis sistem AC dan apakah ada perbedaan hasil belajar
yang signifikan antara peserta didik yang menggunakan modul pembelajaran
dengan peserta didik yang tidak menggunakan modul pembelajaran. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan modul pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik dan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan hasil belajar yang signifikan antara peserta didik yang menggunakan
modul pembelajaran dengan peserta didik yang tidak menggunakan modul
pembelajaran. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen jenis control group
pre test-post test. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XII
TKR SMK Muhammadiyah 2 Boja. Sampel yang diambil dalam penelitian hanya
dua kelas yaitu kelas XII TKR2 sejumlah 32 peserta didik sebagai kelas
eksperimen dan peserta didik kelas XII TKR 3 sejumlah 33 peserta didik sebagai
kelas kontrol.
Hasil analisis data mendapatkan bahwa penggunaan modul pembelajaran
dapat meningkatkan hasil belajar dibandingkan tanpa menggunakan modul
pembelajaran, dan terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara peserta
didik yang menggunakan modul pembelajaran dengan peserta didik yang yang
tidak menggunakan modul pembelajaran. jumlah peserta didik pada kelas
eksperimen yang mendapatkan nilai diatas KKM sebesar 65 %. Sedangkan jumlah
peserta didik pada kelas kontrol yang mendapatkan nilai diatas KKM hanya 30,3
%. Sehingga dapat dikatakan kelas eksperimen lebih unggul 35,32%
dibandingkan kelas kontrol.
Saran : Sebaiknya penelitian tidak hanya dilakukan pada kompetensi
tertentu saja, kompetensi yang lain juga juga perlu dilakukan penelitian
agar peserta didik termotivasi dan aktif dalam melakukan proses
pembelajaran.
Kata kunci : hasil belajar, modul pembelajaran, memelihara/servis sistem AC
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
1. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar. (Q.S Al-Baqoroh:155)
2. Orang kuat bukanlah orang yang menang bergulat, tetapi yang disebut orang
kuat adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya pada saat marah. (HR.
Bukhari dan Muslim)
PERSEMBAHAN:
1. Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas
cucuran keringat, air mata, darah dan
do’a untuk ku.
2. Mas Wawan, terimakasih telah
memberikan teladan yang baik, tapi
maaf aku tidak setangguh dirimu.
3. A. Yusro, Ari P. dan A. Saefudin yang
telah memberikan bantuan ketika
mengalami situasi sulit.
4. Almamater ku UNNES.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang memberikan
rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW dan keluarganya serta kepada para sahabatnya.
Penulis sangat bersyukur karena dengan rahmat dan hidayah-Nya serta
partisipasi dari berbagai pihak yang telah banyak membantu baik moril maupun
materil sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“Penggunaan Modul Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Kompetensi Memelihara/servis Sistem AC”. Oleh karena itu dengan kerendahan
hati penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmojo, M. Si., Rektor Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menyelesaikan studi di Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Muhammad Harlanu, M. Pd., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin penelitian dalam memperlancar
penyelesaian skripsi ini.
3. Dr. M. Khumaedi, M. Pd., Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Tenik
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan
administrasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Masugino, M. Pd., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan waktu,
bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Drs, Supraptono, M. Pd., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
waktu, bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Hadromi, S.Pd.,M.T., Dosen Penguji yang telah memberikan waktu dan saran
dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Kepala SMK Muhammadiyah 2 Boja yang telah berkenan memberikan ijin
kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
vi
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan pahala berlipat ganda atas bantuan dan
kebaikkannya. Amin.
Semarang,
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii
ABSTRAK ................................................................................................ ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL .................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 5
C. Batasan Masalah .................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ................................................................. 6
1. Manfaat Teoritis ................................................................ 6
2. Manfaat Praktis ................................................................. 7
F. Penegasan Istilah ................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .................................. 9
A. Tinjauan Belajar .................................................................... 9
1. Pengertian Belajar ............................................................. 9
viii
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ........................ 10
3. Hasil Belajar ..................................................................... 11
B. Modul Pembelajaran .............................................................. 12
1. Pengertian Modul ............................................................. 12
2. Fungsi Modul ................................................................... 13
3. Karakteristik Modul .......................................................... 13
4. Pembelajaran Modul dan Tujuannya ................................. 14
5. Ciri-ciri Pembelajaran Modul............................................ 15
6. Keuntungan Sistem Belajar Modul ................................... 16
7. Struktur Modul ................................................................. 16
C. Memelihara/servis Sistem AC ................................................ 17
D. Kerangka Berfikir .................................................................. 27
E. Hipotesis ............................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 30
A. Rancangan Penelitian ............................................................ 30
B. Populasi dan Sampel .............................................................. 32
1. Populasi ............................................................................ 32
2. Sampel .............................................................................. 32
C. Variabel Penelitian ................................................................ 33
D. Langkah-Langkah Eksperimen .............................................. 34
E. Metode Pengumpulan Data .................................................... 34
1. Metode Dokumentasi ........................................................ 35
2. Metode Tes ....................................................................... 35
ix
F. Uji Coba Instrumen ............................................................... 37
1. Validitas Alat Ukur ............................................................ 37
2. Reliabilitas Alat Ukur ........................................................ 38
3. Tingkat Kesukaran Soal ..................................................... 39
4. Daya Pembeda ................................................................... 40
G. Teknik Analisis Data ............................................................. 41
1. Analisis Deskriptif ............................................................. 41
2. Uji Normalitas ................................................................... 42
3. Uji Homogenitas ................................................................ 42
4. Uji Hipotesis ...................................................................... 43
5. Uji Gain Score ................................................................... 44
6. Uji Signifikansi .................................................................. 44
7. Perhitungan Persentase ...................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 46
A. Hasil Penelitian ..................................................................... 46
1. Deskripsi Data .................................................................. 46
2. Uji Persyaratan ................................................................. 48
a. Hasil Uji Normalitas Data .......................................... 48
b. Hasil Uji Homogenitas Data ....................................... 49
c. Hasil Uji Perbedaan ................................................... 50
d. Hasil Uji Gain Score ................................................... 51
e. Hasil Uji Signifikansi .................................................. 51
f. Hasil Perhitungan Persentase....................................... 52
x
B. Pembahasan ........................................................................... 53
BAB V PENUTUP ................................................................................... 56
A. Simpulan ............................................................................... 56
B. Saran ..................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 58
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 60
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Control Group Pretest Posttest ...................................................... 31
Tabel 2. Kisi-kisi Soal Uji Coba .................................................................. 37
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Soal Instrumen ................................................ 39
Tabel 4. Hasil Uji Indeks Kesukaran Soal ................................................... 41
Tabel 5. Hasil Uji Daya Pembeda Soal ........................................................ 42
Tabel 6. Hasil Uji Pretest ........................................................................... 47
Tabel 7. Hasil Uji Posttest .......................................................................... 48
Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Pretest .......................................................... 48
Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Posttest ........................................................ 58
Tabel 10. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Pretest ..................................... 49
Tabel 11. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Postest .................................... 50
Tabel 12. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pretest................................... 51
Tabel 13. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Posttest ................................. 50
Tabel 14. Hasil Uji Gain Score .................................................................. 51
Tabel 15. Hasil Uji Signifikansi .................................................................. 51
Tabel 16. Persentase KKM Kelompok Eksperimen ..................................... 52
Tabel 17. Persentase KKM Kelompok Kontrol ........................................... 52
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kompresor ................................................................................. 17
Gambar 2. Kondensor ................................................................................. 18
Gambar 3. Dryer/Receifer ........................................................................... 19
Gambar 4. Ekspansion Valve ....................................................................... 19
Gambar 5. Evaporator ................................................................................ 20
Gambar 6. Blower ....................................................................................... 20
Gambar 7. Magnetic Clutch ........................................................................ 21
Gambar 8. Siklus Pendinginan Sistem AC .................................................. 23
Gambar 9. Manifold Gauge ......................................................................... 24
Gambar 10. Tabung Refrigerant .................................................................. 25
Gambar 11. Kerangka Berfikir .................................................................... 28
Gambar12. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian ........................................ 31
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Peserta Uji Coba ........................................................ 61
Lampiran 2. Soal Tes Uji Coba ................................................................ 62
Lampiran 3. Lembar Jawab ...................................................................... 76
Lampiran 4. Kunci Jawaban ..................................................................... 77
Lampiran 5. Analisis Soal Uji Coba ......................................................... 78
Lampiran 6. Analisis Butir Soal ............................................................... 84
Lampiran 7. Perhitungan Reliabilitas Instrumen ....................................... 85
Lampiran 8. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal .................................... 86
Lampiran 9. Perhitungan Daya Pembeda Soal .......................................... 87
Lampiran 10. Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............ 88
Lampiran 11. Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........... 89
Lampiran 12. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ................................. 90
Lampiran 13. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ................................ 91
Lampiran 14. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ........................... 92
Lampiran 15. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen ......................... 93
Lampiran 16. Uji Homogenitas Pretest .................................................... 94
Lampiran 17. Uji Homogenitas Posttest ................................................... 95
Lampiran 18. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pretest .................................. 96
Lampiran 19. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Posttest ................................. 97
Lampiran 20. Perhitungan Gain Score ...................................................... 98
Lampiran 21. Uji Signifikansi .................................................................. 99
xiv
Lampiran 22. Modul Pembelajaran .......................................................... 100
Lampiran 23. Silabus ............................................................................... 141
Lampiran 24. RPP Kelas Eksperimen ....................................................... 142
Lampiran 25. RPP Kelas Kontrol ............................................................. 144
Lampiran 26. Validasi Modul................................................................... 146
Lampiran 27. Surat Keterangan Pembimbing ........................................... 149
Lampiran 28. Surat Ijin Penelitian ............................................................ 150
Lampiran 29. Surat Selesai Penelitian ...................................................... 151
Lampiran 30. Foto Penelitian ................................................................... 152
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu bagi kemajuan suatu
bangsa. Bangsa yang kualitas pendidikannya sangat rendah bisa dipastikan
kemajuan bangsa tersebut akan berjalan lambat begitu pula sebaliknya, apabila
kualitas pendidikan suatu bangsa itu baik maka kemajuan bangsa akan berjalan
cepat. Dalam hal ini sekolah sebagai sarana pendidikan memegang peranan
penting dalam hal meningkatkan kualitas pendidikan.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekolah harus memberikan
pembelajaran yang baik dan berkualitas kepada peserta didiknya. Apa yang
diajarkan hendaknya dipahami sepenuhnya oleh semua peserta didik. Upaya
peningkatan kualitas pendidikan dilaksanakan antara lain dengan mengusahakan
peningkatan kualitas proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar meliputi
seluruh aktivitas yang pada intinya menyangkut pemberian materi pelajaran agar
peserta didik memperoleh kecakapan dan pengetahuan yang bermanfaat. Salah
satu upaya untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dapat dilakukan
dengan mengoptimalkan penggunaan modul pembelajaran. modul pembelajaran
dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dikarenakan memiliki
banyak kegunaan.
Menurut Andriani dalam Prastowo (2012:109) kegunaan modul dalam
proses pembelajaran antara lain sebagai penyedia informasi dasar, sebagai bahan
instruksi atau petunjuk bagi peserta didik, serta sebagai bahan pelengkap dengan
ilustrasi dan foto yang komunikatif. Di samping itu, kegunaan lainnya adalah
2
menjadi petunjuk mengajar yang efektif bagi pendidik serta menjadi bahan untuk
berlatih bagi peserta didik dalam melakukan penilaian sendiri (self assessment).
Proses belajar mengajar di SMK Muhammadiyah 2 Boja Kabupaten
Kendal pada kompetensi memelihara/servis sistem AC selama ini belum
menggunakan modul pembelajaran. kegiatan belajar mengajarnya masih
menggunakan pembelajaran ceramah biasa dengan memanfaatkan alat bantu
papan tulis. Menurut Bahri dalam Rois (2010:2) Pembelajaran ceramah adalah
suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau uraian
tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan. Menurut Harsono dkk.
(2009:71) Metode yang sering digunakan pendidik dalam mengajar yakni metode
mengajar ceramah, metode ini tergolong metode konvensional karena
persiapannya paling sederhana dan mudah, fleksibel tanpa memerlukan persiapan
khusus.
Pembelajaran ceramah konvensional tanpa adanya modul yang ada di
SMK Muhammadiyah 2 Boja Kabupaten Kendal memiliki beberapa kelemahan,
diantaranya peserta didik cenderung menjadi pasif, peserta didik hanya
mengandalkan materi yang diberikan dari pendidik saja dan tidak mau mencari
materi pelajaran dari sumber lain. Pembelajaran ceramah biasa membuat peserta
didik terpaksa mencatat secara terus menerus materi pelajaran yang disampaikan
oleh pendidik. Efek negatif dari mencatat yang terlalu berlebihan yaitu peserta
didik akan mengalami kelelahan. Pada akhirnya peserta didik malas untuk
mencatat materi yang disamapaikan, sehingga kegiatan belajar peserta didik akan
terganggu. Selain itu bisa membuat peserta didik menjadi bosan dan menemui
titik jenuh karena pembelajaran berjalan monoton.
3
Menurut Anam (2009:7) Pembelajaran konvensional (biasa) yang
menekankan pada cara belajar duduk, dengar, catat, dan hafal sangat
membelenggu kreativitas peserta didik, mereka hanya belajar dengan menerima
saja (reception learning) apa yang disampaikan oleh guru, tanpa tahu mengapa
seperti itu. Akibat pembelajaran biasa ini adalah apa yang dipelajari kurang
berarti, kurang berbekas dalam ingatan (memori) peserta didik.
Ketika proses pembelajaran kompetensi memelihara/servis sistem AC
berlangsung yang memegang buku pegangan hanya pendidik saja sedangkan
peserta didik tidak menggunakan buku pegangan sama sekali. Ketiadaan buku
pegangan pada peserta didik menyebabkan peserta didik tidak mempunyai
persiapan sama sekali tentang materi sistem AC yang akan diajarkan, sehingga
pesrta didik mengalami kebingungan ketika pendidik menyampaikan materi
sistem AC. Buku pegangan yang digunakan oleh pendidik adalah New Step 2,
padahal bahasa yang digunakan pada buku new step 2 cukup sulit dipahami
apabila disampaikan kepada peserta didik, selain itu buku new step 2 juga tidak
diperuntuhkan untuk peserta didik melainkan untuk peserta kursus. Kelemahan
lain buku new step 2 adalah gambar-gambar yang disajikan tidak begitu menarik
karena gambar disajikan tidak berwarna, dalam buku New Step 2 juga tidak
dilengkapi latihan-latihan soal untuk peserta didik sehingga berakibat kurang
interaktif apabila dibaca oleh peserta didik. Hal-hal seperti ini lah yang
menyulitkan peserta didik untuk memahami materi kompetensi memelihara/servis
sistem AC dan berdampak pada hasil belajar peserta didik yang kurang
memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik yang selama ini
masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) sedangkan KKM yang
seharusnya dicapai adalah 70,00 pada kompetensi memelihara/servis sistem AC.
Hasil belajar peserta didik sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian baik
4
dari pendidik atau pihak yang berkepentingan terhadap pendidikan, sebab hasil
belajar memberikan gambaran sejauh mana keberhasilan dari proses pendidikan
yang telah berlangsung.
Untuk mengatasi permasalahan ini maka diperlukan adanya modul
pembelajaran yang diberikan untuk semua peserta didik agar kegiatan belajar
peserata didik dapat berjalan dengan baik dan materi bisa terserap secara
maksimal. Dengan adanya modul pembelajaran peserta didik akan dilatih untuk
belajar secara mandiri tanpa harus menunggu materi yang diberikan oleh
pendidik. Didalam modul juga dilengkapi dengan gambar-gambar yang
komunikatif dengan tujuan agar peserta didik lebih mudah memahami materi yang
ada di modul. Tujuan utama penggunaan modul dalam proses belajar mengajar
adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah, baik
waktu, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal. Penulis
meyakini bahwa penggunaan modul pembelajaran sangatlah penting untuk
menunjang kelancaran kegiatan belajar mengajar dalam suatu lembaga
pendidikan. Penggunaan Modul diharapkan mampu memudahkan peserta didik
untuk belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Dari uraian yang telah dipaparkan diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dan secara ringkas Penulis memeilih judul “Penggunaan Modul
Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kompetensi Memelihara/Servis
Sistem AC”.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dari masalah yang telah dijelaskan,
maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada kompetensi memelihara/servis sistem AC?
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara peserta didik
yang menggunakan modul pembelajaran dengan peserta didik yang tidak
menggunakan modul pembelajaran?
C. Batasan Masalah
Permasalahan mengenai penggunaan modul pembelajaran kompetensi
memelihara/servis sistem AC di SMK sangat kompleks, sehingga diperlukan
adanya suatu batasan masalah yang jelas dalam penelitian ini. Adapun
permasalahan yang perlu dibatasi adalah:
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada peserta didik yang sudah mendapatkan
materi kompetensi memelihara/servis sistem AC yaitu, kelas XII Teknik
Kendaraan Ringan di SMK Muhammadiyah 2 Boja Kabupaten Kendal
Tahun ajaran 2012/2013.
2. Materi yang akan dibahas dan diteskan dibatasi pada aspek-aspek kognitif
(pengetahuan) kompetensi memelihara/servis sistem AC yang meliputi
antara lain pengertian sistem AC, komponen-komponen sistem AC, cara
kerja sistem AC dan cara pemeliharaan sistem AC.
6
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah penggunaan modul pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada kompetensi
memelihara/servis sistem AC?
2. untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara
peserta didik yang menggunakan modul pembelajaran dengan peserta didik
yang tidak menggunakan modul pembelajaran?
E. Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan beberapa manfaat,
diantaranya adalah:
a. Manfaat Teoritis
1. Memberikan sumbangsih kepada dunia pendidikan dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan referensi untuk studi lebih
lanjut.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi peneliti, mendapatkan pengetahuan tentang perbedaan hasil belajar
peserta didik yang menggunakan modul pembelajaran dan yang tidak
menggunakannya pada kompetensi memelihara/servis sistem AC.
7
2. Bagi pembaca, memberikan manfaat pengetahuan, manakah pembelajaran
yang lebih baik antara pembelajran yang menggunakan modul pembelajaran
dengan pembelajaran yang tidak menggunakan modul pembelajaran.
3. Bagi peserta didik, membantu peserta didik dalam memahami materi
kompetensi memelihara/servis sistem AC.
F. Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah pengertian dalam pemakaian istilah–istilah yang
berkaitan dengan judul skripsi ini, maka perlu adanya penegasan istilah–istilah
yang digunakan. Adapun istilah–istilah yang perlu ditegaskan sebagai berikut:
1. Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik
dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan pendidik
(Prastowo, 2012 :104).
2. Kompetensi Memelihara/Servis Sistem AC
Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan
sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (Mulyasa,
2004:37). Kompetensi memelihara/servis sistem AC adalah perpaduan dari
pengetahuan, keterampilan, nilai dan siskap tentang memelihara/servis
sistem AC.
8
3. Hasil belajar
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta
didik yang ditunjukkan dengan nilai tes kognitif pada akhir pembelajaran,
setelah peserta didik memperoleh perlakuan.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar dapat berlangsung dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat,
akan tetapi belajar disekolah sifatnya lebih formal, semua komponen dalam proses
belajar direncanakan secara sistematis. Menurut Syah (2007:63) belajar adalah
kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Sedangkan menurut Rifa’i
(2009:82) belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang
dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh
seseorang. Adapun menurut Baharruddin (2010:11) belajar merupakan proses
manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap.
Proses belajar pada dasarnya adalah proses komunikasi yang diwujudkan
melalui kegiatan penyampaian informasi kepada peserta didik. Informasi yang
disampikan dapat berupa pengetahuan, keahlian, skill, ide, pengalaman, dan
sebagainya. Dalam proses pembelajaran, peserta didik berkedudukan sebagai
subyek belajar, sedangkan pendidik berkedudukan sebagai pengendali. Proses
komunikasi dalam suatu pembelajaran dapat terjadi antara pendidik dengan
peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, dan juga dapat terjadi antara
peserta didik dengan sumber belajar lainnya.
9
10
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yakni:
(1) Faktor internal (faktor dari dalam peserta didik), yakni keadaan/kondisi
jasmani dan rohani peserta didik.
(2) Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan
disekitar peserta didik.
(3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar
peserta didik yang meliputi setrategi dan metode yang digunakan peserta
didik untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran (Syah,
2007:144)
Faktor internal mencakup kondisi fisik, kondisi psikis, emosional, dan
kondisi sosial. Oleh karena itu kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang
dimiliki oleh peserta didik akan berpengaruh terhadap kesiapan, proses, dan hasil
belajar. Peserta didik yang mengalami kelemahan dibidang fisik, misalnya dalam
membedakan warna akan mengalami kesulitan didalam belajar yang berkaitan
dengan membedakan warna contohnya pada pelajaran kelistrikan otomotif karena
dalam pelajaran tersebut harus bisa membedakan warna-warna kabel pada
rangkaian listrik. Peserta didik yang bermotivasi rendah, misalnya, akan
mengalami kesulitan di dalam persiapan belajar dan dalam proses belajar. Peserta
didik yang sedang mengalami ketegangan emosional, misalnya takut dengan
pendidik, akan mengalami kesulitan dalam mempersiapkan diri untuk memulai
belajar baru karena selalau teringat oleh perilaku pendidik yang ditakuti. Faktor-
faktor internal ini dapat terbentuk akibat dari pertumbuhan, dan pengalaman
belajar sebelumnya.
Faktor-faktor eksternal juga sangat mempengaruhi belajar peserta didik
dalam belajar. Vaktor eksternal mencakup faktor lingkungan sosial dan faktor
11
lingkunan nonsosial. Lingkungan sosial peserta didik yang lebih banyak
mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga peserta didik itu
sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga,
semuanaya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar
dan hasil yang dicapai oleh peserta didik. Lingkungan nonsosial peserta didik
meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga peserta
didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang
digunakan peserta didik. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat
keberhasilan belajar peserta didik.
Faktor pendekatan belajar ikut andil terhadap keberhasilan belajar peserta
didik. Faktor pendekatan belajar menyangkut setrategi dan metode yang
digunakan peserta didik untuk mempelajari dan memahami materi-materi yang
telah diberikan oleh pendidik.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik
setelah mengalami kegiatan belajar (Rifa’i, 2009:85). Hasil belajar sangat
tergantung pada situasi dan kondisi belajar. Apabila hasil belajar pesrta didik
ingin menjadi baik, maka pendidik perlu membuat situasi dan kondisi yang
memungkinkan peserta didik tersebut dapat meraih hasil belajar yang lebih baik.
Pendidik harus menggunakan strategi dan metode mengajar yang sesuai untuk
peserta didik dan dapat menciptakan situasi belajar menjadi menyenangkan.
12
Menurut Carroll dalam Wijaya (1992:100) hasil belajar itu sangat
bergantung kepada lima faktor, yaitu:
1. Faktor bakat yaitu faktor yang sangat bertalian dengan minat dan perhatian
peserta didik dalam belajar.
2. Kualitas pengajaran.
3. Kemampuan memahami pengajaran.
4. Tekun membaca, mendengar, memecahkan masalah, mengerjakan tugas, dan
segala pekerjaan lainnya.
5. Penggunaan waktu belajar secara efektif dan efesien.
B. Modul
1. Pengertian Modul
Modul dapat dirumuskan sebagai suatu unit yang lengkap yang berdiri
sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk
membantu peserta didik mencapai sebuah tujuan yang dirumuskan secara khusus
dan jelas (Nasution, 2009:205). Adapun menurut Walter Dick dan Lou Carry
dalam Wena (2009:231) modul diartikan sebagai unit pembelajaran berbentuk
cetak. Sedangkan menurut Mulyasa (2009:231) modul adalah suatu proses
pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara
sistematis, operasional, dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai
dengan pedoman penggunaannya untuk para guru.
Pengertian modul yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa
modul adalah bahan instruksional mandiri. Bahasa, pola, dan sifat kelengkapan
lainnya yang terdapat dalam modul diatur sehingga seolah-olah merupakan bahasa
pendidik yang sedang memberikan pengajaran kepada peserta didik. Modul
merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-
batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik
13
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya.
2. Fungsi Modul
Sebagai salah satu bahan ajar, modul memiliki banyak fungsi. Fungsi dari
modul berguna baik bagi pendidik maupun peserta didik. Dengan adanya modul
akan memepermudah peserta didik untuk belajar dan mempermudah pendidik
untuk menyampaikan materi pelajaran. Diharapkan fungsi dari modul bisa
memeperkecil kendala ketika proses belajar mengajar berlangsung.
Prastowo dalam bukunya “Panduan Praktis Membuat Bahan Ajar
Inovatif” (2012:107) modul memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Bahan ajar mandiri. Maksudnya, penggunaan modul dalam proses
pembelajaran berfungsi meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
belajar sendiri tanpa tergantung kepada kehadiran pendidik.
b. Pengganti fungsi pendidik. Maksudnya modul sebagai bahan ajar yang harus
mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami
oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka.
c. Sebagai alat evaluasi. Maksudnya, dengan modul, peserta didik dituntut untuk
dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi
yang telah dipelajari.
d. Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik. Maksudnya, karena modul
mengandung berbagai materi yang harus dipelajari oleh peserta didik, maka
modul juga memiliki fungsi sebagai bahan rujukan bagi peserta didik.
3. Karakteristik Modul
Menurut Mulyasa (2009:232) pembelajaran dengan sistem modul memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. Setiap modul harus memberikan informasi dan memberikan petunjuk
pelaksanaan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang peserta
didik.
b. Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga mengupayakan untuk
melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta didik.
c. Pengalaman belajar dalam modul disediakan untuk membantu peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran seefektif dan seefesian mungkin.
d. Materi pelajaran disajikan secara logis dan sistematis, sehingga peserta didik
dapat mengetahui kapan dia memulai dan kapan mengakhiri suatu modul, dan
14
tidak menimbulkan pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan, atau
dipelajarai.
e. Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan belajar
perserta didik, terutama untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik
dalam mencapai ketuntasan belajar.
Karakteristik modul yang dikemukakan di atas, kiranya dapat diambil
kesimpulan bahwa belajar bermodul adalah sebuah sistem belajar
mandiri/individual, dimana terdapat kejelasan tujuan, mengandung usaha
memotivasi peserta didik untuk belajar, fleksibel dan terdapat tes dari tiap-tiap
modul atau tiap-tiap sub kompetensi dimana hasil ujian berfungsi sebagai
feedback.
4. Pembelajaran Modul dan Tujuannya
Pembelajaran modul adalah pendekatan pembelajaran mandiri yang
berfokuskan penguasaan kompetensi dari bahan kajian yang dipelajari peserta
didik dengan waktu tertentu sesuai dengan potensi dan kondisinya. Pembelajaran
modul lebih menitik beratkan pada peran otonomi belajar peserta didik. dimana
peserta didik mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain untuk
mendiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri, menentukan tujuan belajarnya sendiri,
mengidentifikasi sumber-sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi
belajarnya, dan mengevaluasi hasil belajarnya sendiri.
Menurut Nasustion (2009:205) Tujuan sistem pembelajaran modul antara
lain:
1. Membuka kesempatan bagi peserta didik untuk belajar menurut kecepatan
masing-masing. Dianggap bahwa peserta didik tidak akan mencapai hasil
yang sama dalam waktu yang sama dan tidak sedia mempelajari sesuatu pada
waktu yang sama.
2. Memberi kesempatan bagi peserta didik untuk belajar menurut cara masing-
masing, oleh sebab mereka menggunakan teknik yang berbeda-beda untuk
15
memecahkan masalah tertentu berdasarkan latar belakang pengetahuan dan
kebiasaan masing-masing.
3. Memberi pilihan dari sejumlah besar topik dalam rangka suatu mata
pelajaran, mata kuliah, bidang studi atau disiplin bila kita anggap bahwa
pelajar tidak mempunyai pola minat yang sama atau motivasi yang sama
untuk mencapai tujuan yang sama.
4. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengenal kelebihan dan
kekurangannya dan memperbaiki kelemahannya melalui modul remidial,
ulangan-ulangan atau variasi dalam cara belajar.
5. Ciri-Ciri Pembelajaran Modul
Pembelajaran modul memepunyai ciri tersendiri dibandingkan
pembelajaran konvensional atau ceramah biasa, dimana peserta didik pada
pembelajaran modul akan dilatih untuk belajar mandiri agar peserta didik tidak
tergantung pada pendidik saja. Sementara pada pembelajaran konvensional,
peserta didik sangat tergantung pada peranan seorang pendidik, apabila pendidik
tidak hadir pada proses belajar maka peserta didik tidak bisa mendapatkan materi
pelajaran sama sekali karena peserta didik tidak memiliki sumber belajar yang
lain.
Menurut Wijaya (1992:97) ciri-ciri pembelajaran modul adalah sebagai
berikut:
1. Peserta didik dapat belajar secara individual
2. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara khusus.
3. Tujuan dirumuskan secara khusus sehingga perubahan tingkah laku yang
terjadi pada diri peserta didik segera dapat diketahuai.
4. Membuka kesempatan kepada peserta didik untuk maju berkelanjutan
menurut kemampuannya masing-masing.
5. Modul merupakan paket pelajaran yang bersifat self education. Dengan
belajar seperti ini, modul membuka kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dirinya secara optimal.
6. Modul memiliki daya informasi pengetahuan yang cukup kuat.
7. Modul banyak memeberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berbuat
aktif.
8. Modul memiliki kekuatan ulang yang cukup tinggi. Peserta didik mempelajari
modul tidak hanya dengan sekali membaca teks dalam lembaran (lembaran
tugas, dan lembaran evaluasi)
16
6. Struktur Modul
Menurut pandangan Vembriarto dalam Prastowo (2012:114) unsur-unsur
modul yang sedang dikembangkan di Indonesia meliputi tujuh unsur sebagai
berikut:
1. Rumusan tujuan pengajaran yang eksplisit dan spesifik.
Tujuan pengajaran ini dirumuskan dalam bentuk tingkah laku peserta didik.
Tiap-tiap rumusan tujuan melukiskan tingkah laku yang diharapkan dari
peserta didik setelah menyelesaikan tugas mereka dalam mempelajari modul.
2. Petunjuk untuk pendidik.
Petunjuk untuk pendidik ini berisi keterangan tentang bagaimana pengajaran
itu dapat diselenggarakan secara efesien.
3. Lembaran kegiatan peserta didik.
Lembaran ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta
didik. Materi dalam lembaran kegiatan peserta didik tersebut disusun secara
khusus sedemikian rupa, sehingga dengan mempelajari materi tersebut,
tujuan-tujuan yang telah dirumuskan dalam modul dapat tercapai.
4. Lembaran kerja bagi peserta didik.
Materi pelajaran dalam lembar kegiatan disusun sedemikian rupa, sehingga
peserta didik dapat secara aktif mengikuti proses belajar. Dalam lembar
kegiatan tersebut, kita dapat mencantumkan pertanyaan-pertanyaan dan
masalah-masalah yang harus dijawab serta dipecahkan oleh peserta didik.
5. Kunci lembaran kerja.
Materi pada modul tidak saja disusun agar peserta didik senantiasa aktif
memecahkan masalah-masalah, melainkan juga dibuat agar peserta didik
dapat mengevaluasi hasil belajar mereka sendiri.
6. Lembaran evaluasi.
Perlu kita ketahui bahwa lembaran evaluasi yang berupa tes dan rating scale,
evaluasi pendidik terhadap tercapai atau tidaknya tujuan yang dirumuskan
pada modul oleh peserta didik, ditentukan oleh hasil tes akhir yang terdapat
pada lembaran evaluasi tersebut, dan bukannya oleh jawaban-jawaban peserta
didik yang terdapat pada lembar kerja.
7. Kunci lembaran evaluasi.
Dalam hal ini, tes dan rating scale yang tercantum pada lembaran evaluasi
disusun oleh penulis modul yang bersangkutan.
Keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa penyusunan modul harus
sesuai dengan aturan yang ada. Kita tidak bisa menyusun modul tanpa mengikuti
petunjuk-petunjuk yang sudah ditetapkan. Modul akan digunakan oleh peserta
didik atau pendidik sebagai buku pegangan dalam proses pembelajaran disekolah,
apabila kita menyusunnya secara asal-asalan maka akan berdampak buruk untuk
17
proses pembelajaran di sekolah karena modul akan sulit dipahami apabila dibaca.
Modul yang disusun harus mencakup semua unsur-unsur yang telah ditetapkan,
karena unsur yang satu akan berhubungan dengan unsur yang lain.
Menurut Nasution (2009:217) dalam garis besarnya penyusunan modul
dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas dan spesifik.
2. Urutan tujuan-tujuan itu yang menentukan langkah-langkah yang diikuti
dalam modul itu.
3. Menyusun alasan atau rasional pentingnya modul bagi peserta didik.
4. Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan membimbing
peserta didik agar mencapai kompetensi-kompetensi seperti dirumuskan
dalam tujuan.
5. Menyusun posttest untuk mengukur hasil belajar peserta didik.
C. Memelihara/servis Sistem AC
1. Nama dan fungsi komponen sistem AC
AC atau Air Conditioners, adalah suatu rangkaian peralatan atau
komponen yang berfungsi untuk mendinginkan udara didalam kabin agar
penumpang dapat merasa segar dan nyaman (Triyono, 2010:5). Rangkaian
peralatan atau komponen sisitem AC adalah sebagai berikut:
a. Kompresor
kompresor berfungsi untuk memompakan refrigerant yang berbentuk gas
agar tekanannya meningkat sehingga mengakibatkan temperaturnya meningkat
(Triyono, 2010:6).
Gambar 1. Kompresor
18
Karena adanya peningkatan suhu dan tekanan pada refrigerant maka
refrigerant akan mengalir dalam sistem AC. Kompresor menjadi suatu komponen
yang sangat vital dalam sisitem AC karena fungsinya yang paling dominan, tanpa
adanya kompresor refrigerant tidak akan bersirkulasi.
b. Kondensor
Fungsi kondensor adalah untuk menyerap panas pada refrigerant yang
telah dikompresikan oleh kompresor dan mengubah refrigerant yang berbentuk
gas menjadi cair (Triyono, 2010:7). Panas yang ada di kondensor akan dialirkan
menuju udara sekitar melalui sirip-sirp kondensor. Dalam proses pelepasan panas
kondensor akan ditiup kipas kondensor yang berfungsi untuk mempercepat proses
pendinginan.
Gambar 2. Kondensor
c. Dryer/receiver
Dryer/receiver berfungsi menampung refrigerant cair untuk sementara,
yang untuk selanjutnya mengalirkannya ke evaporator melalui expansion valve
(Triyono, 2010:7). Selain menampung refrigerant, Dryer/receifer juga berfungsi
19
sebagai filter untuk menyaring uap air dan kotoran yang masuk dalam siklus
sistem AC.
Gambar 3. Dryer/receiver
d. Exspansion valve
Expansion valve berfungsi mengabutkan refrigerant kedalam evaporator
agar refrigerant cair dapat segera berubah menjadi gas (Triyono, 2010:7). Apabila
refrigerant tidak dikabutkan oleh expansion valve sebelum masuk evaporator
maka evaporator akan mengalami kesulitan untuk mendinginkan udara yang ada
disekitarnya.
Gambar 4. Expansion Valve
e. Evaporator
Dilihat dari bentuk dan konstruksinya, evaporator dan kondensor memiliki
kesamaan. Namun dari segi fungsinya, terdapat perbedaan yang mendasar. Pada
kondensor, terjadi perubahan wujud refrigerant dari gas menjadi cair, namun
sebaliknya, pada evaporator, terjadi perubahan wujud refrigerant dari zat cair
20
menjadi gas. Menurut Triyono dalam bukunya “Pedoman Praktis Merawat AC
Mobil” (2010:7) evaporator adalah komponen yang berfungsi untuk menyerap
panas dari udara melalui sirip-sirip pendingin evaporator sehingga udara tersebut
menjadi dingin.
Gambar 5. Evaporator
f. Blower
Blower berfungsi untuk meniup atau menghembuskan udara melewati
sirip-sirip evaporator sehingga udara dingin yang ada dissekitar evaporator
mengalir searah aliran tiupan blower menuju ke ruangan mobil. Konsumsi tenaga
yang digunakan adalah 100 – 250 W dengan tiga kecepatan, yaitu kecepatan
rendah, sedang dan kecepatan tinggi.
Gambar 6. Blower
21
2. Cara kerja komponen AC
a. Kompresor
Kompresor dibagi menjadi dua bagian yaitu: kompresor dan magnetic
clutch.
1. Kompresor
Kompresor digerakkan oleh tali kipas dari puli mesin. Putaran kompresor
akan menggerakkan piston dan gerakan piston ini akan menimbulkan tekanan bagi
refrigerant yang berbentuk gas sehingga tekanannya meningkat yang dengan
sendirinya juga akan meningkatkan temperaturnya.
2. Magnetic clutch
Menurut Triyono (2010:15) Magnetic clutch adalah alat yang digunakan
untuk melepas dan menghubungkan kompressor dengan putaran mesin. Peralatan
inti pada magnetic clutch terdiri atas tiga macam yaitu stator, rotor dan pressure
plate.
Gambar 7. Magnetic Clutch
Cara kerja dari magnetic clutch adalah Puli kompressor selalu berputar
oleh perputaran mesin melalui tali kipas pada saat mesin hidup. Dalam posisi
switch AC off, kompressor tidak akan berputar, dan kompresor hanya akan
22
berputar apabila switch AC dalam posisi hidup hal ini disebabkan oleh arus listrik
yang mengalir ke stator coil akan mengubah stator coil menjadi magnet listrik
yang akan menarik pressure plate dan bidang singgungnya akan bergesekan dan
saling melekat dalam satu unit memutar kompresor.
b. Kondensor
Fungsi utama dari kondensor adalah mendinginkan gas refrigerant
sehingga terkondnsasi. Mekanisme kondensor agar hal tersebut terjadi yaitu
dengan membuat kondensor dalam bentuk yang berliku-liku. Akibatnya, luas
permukaan kondensor semakin luas dan mengakibatkan terjadinya pelepasan
panas oleh refrigerant (Triyono, 2010:17). Proses pelepasan panas yang terjadi
pada kondensor dipercepat dengan laju gerak mobil itu sendiri dan dibantu dengan
isapan fan atau kipas. Semakin baik pelepasan panas yang dilakukan oleh
kondensor semakin baik pula pendinginan yang dilakukan oleh evaporator.
c. Receifer/Dryer
Refrigerant dari kondensor masuk ke tabung receifer melalui lubang
masuk, kemudian melalui dryer, desiccant dan filter refrigerant cair naik dan
keluar melalui lubang keluar menuju ke expansion valve.
Dryer, desiccant maupun filter berfungsi untuk mencegah kotoran yang
dapat menimbulkan karat maupun pembekuan refrigerant terutama pada
expansion valve yang mana akan mengganggu siklus dari refrigerant. Bagian atas
dari receifer/dryer disediakan gelas kaca atau sight glass yang berfungsi untuk
melihat sirkulasi refrigerant.
23
d. Expansion valve
Oleh karena fungsi dari expansion valve ini untuk mengabutkan
refrigerant kedalam evaporator, maka lubang keluar pada alat ini berbentuk
lubang kecil konstan atau dapat diatur melalui katup yang pengaturannya
menggunakan perubahan temperatur yang dideteksi oleh sebuah sensor panas.
e. Evaporator
Perubahan zat cair dari refrigerant menjadi gas yang terjadi pada
evaporator akan berakibat terjadinya penyerapan panas pada daerah sekelilingnya,
udara yang melewati kisi-kisi evaporator panasnya akan terserap sehingga dengan
hembusan blower udara yang keluar keruang kabin mobil akan menjadi dingin.
3. Siklus pendinginan sistem AC
Gambar 8. Siklus Pendinginan Sistem AC
24
Siklus pendinginan yang terjadi pada sistem AC dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Kompresor berputar menekan gas refrigerant agar tekanan dan suhunya naik.
b. Gas refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi masuk kedalam
kondenser. Di dalam kondensor, panas refrigerant dilepaskan dan terjadilah
pengembunan sehingga refrigerant berubah menjadi zat cair.
c. Cairan refrigerant ditampung oleh receifer untuk disaring sampai evaporator
membutuhkan refrigerant.
d. Expansion valve memancarkan refrigerant cair sehingga berbentuk kabut
yang bertemperatur dan bertekanan rendah.
e. Gas refrigerant yang dingin dan berembun mengalir kedalam evaporator
untuk mendinginkan udara yang mengalir melalui sela-sela sirip evaporator,
sehingga udara disekitar evaporator tersebut menjadi dingin.
f. Gas refrigerant kembali kekompresor (Triyono, 2010:8).
4. Manifold gauge
Manifold gauge adalah alat yang berfungsi untuk mengosongkan atau
mengisi refrigerant. Selain untuk mengosongkan dan mengisi refrigerant pada
sisitem AC, manifold gauge juga digunakan untuk mendeteksi kerusakan-
kerusakan yang terjadi pada sisitem AC. Pemeriksaan refrigerant pada sisitem AC
untuk melihat kondisi dan jumlah refrigerant manifol gauge juga masih
digunakan.
Gambar 9. Manifold Gauge
25
5. Refrigerant
Refrigerant adalah media yang berbentuk senyawa, yang digunakan dalam
siklus panas yang mengalami perubahan fasa dari gas ke cair atau sebaliknya
(Triyono, 2010:28). Jenis refrigerant cukup banyak, salah satu yang pernah
digunakan sebagai fluida kerja pada sistem AC mobil adalah R12. Akan tetapi
karena R12 mengandung HFC yang besar andilnya dalam dampak penipisan
lapisan ozon, maka saat ini diwajibkan untuk menggunakan refrigerant yang lebih
ramah lingkungan, yaitu R134a sebagai pengganti R12. Refrigerant R134a
bersifat lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung HFC karena pada
dasarnya sifat HFC adalah mengurai oksigen atau O3.
Gambar 10. Tabung Refrigerant
Menurut Triyono (2010:28) refrigerant yang ideal harus memiliki sifat-
sifat termodinamika sebagai berikut:
a. Titik didihnya rendah.
b. Penguapan panasnya tinggi.
c. Dalam bentuk cair kekentalannya rendah.
d. Kepadatan dalam bentuk gas tinggi.
e. Tidak berbau.
f. Tidak beracun.
g. Tidak mudah terbakar.
26
h. Tidak menimbulkan korosi.
i. Nilai konduktifitas termalnya tinggi.
j. Susunan kimianya stabil, tidak mudah terurai saat mendapatkan tekanan,
terurai maupun saat penguapan.
6. Pelumas kompresor
Pelumas kompresor diperlukan untuk melumasi bantalan-bantalan serta
bidang permukaan yang saling bergesekan agar tidak terjadi kerusakan atau
keausan. Pelumas pada kompresor ini ikut bersirkulasi dengan refrigerant dan
dapat dijadikan pertanda kebocoran sirkulasi AC apabila oli pelumas kompresor
keluar dari sistem sirkulasi AC.
7. Memelihara/servis sistem AC
Agar sistem AC menjadi awet dan tidak mudah rusak maka diperlukan
pemeliharaan dan servis pada komponen-komponen AC. Komponen-komponen
AC yang harus mendapatkan pemeliharaan dan servis diantaranya adalah:
a. Kompresor
Pemeliharaan kompresor dengan melakukan servis berkala setiap kendaraan
menempuh jarak 60.000 km. Ketika melakukan servis tambahkanlah oli
pelumas sebanyak 40 ml.
b. Kondensor
Cucilah kondensor dengan menggunakan air sampai kotoran-kotoran yang
menempel pada kondensor hilang dan bersih. Betulkan atau luruskan apabila
pada sirip-sirip kondensor ada yang bengkok.
27
c. Receiver/dryer
Setiap kendaraan atau mobil yang telah menempuh jarak 40.000 km maka
receiver/dryer harus diganti.
d. Expansion Valve
Apabila Expansion Valve terjadi kerusakan maka harus diganti karena pada
expansion valve tidak bisa dilakukan perbaikan.
e. Evaporator
Cucilah evaporator hingga bersih sampai kotoran-kotoran yang ada pada
evaporator hilang. Apabila sirip-sirip evaporator bengkok luruskan.
f. Blower
Cucilah blower hingga bersih sampai debu-debu yang ada pada blower
hilang.
D. Kerangka Berfikir
Modul kompetensi memelihara/servis sistem AC sangat berguna baik bagi
pendidik maupun peserta didik. Bagi pendidik modul ini akan mempermudah
dalam penyampaian materi pelajaran dan bagi peserta didik modul dapat
meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam menelaah materi.
Penggunaan modul ini dapat mendorong peserta didik untuk belajar
dengan mengamati dan menelaah setiap sub kompetensi dalam modul, sehingga
dengan seringnya menggunakan modul dalam menelaah materi kompetensi
memelihara/servis sistem AC pada berbagai pokok bahasan atau sub kompetensi
akan memperkuat ingatan dan pemahaman peserta didik.
28
Pada proses pembelajaran menggunakan modul, peserta didik akan aktif
berpartisipasi berpikir dan berupaya mencari permasalahan dan juga jawaban yang
sesuai untuk setiap permasalahan dan dituntut peserta didik sendirilah yang
menjelaskannya dengan menggunakan modul serta latihan mengerjakan soal atau
pertanyaan pada modul. sehingga diharapkan berbagai permasalahan dapat
dipecahkan oleh masing-masing peserta didik dengan bantuan modul.
Gambar 11. Kerangka Berfikir
Sistem pembelajaran yang terjadi dapat menimbulkan ketertarikan dan
motivasi pada peserta didik dalam menelaah serta memahami kompetensi
memelihara/servis sistem AC sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Sedangkan pada pembelajaran tanpa penggunaan modul
peserta didik lebih banyak mendengarkan penjelasan pendidik, pendidik lebih
aktif dan peserta didik cenderung pasif. Dengan kondisi demikian maka peserta
didik kurang bergairah dalam belajar, sehingga pada akhirnya kurang
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Maendorong peserta didik
untuk belajar mandiri
Pembelajaran dengan
menggunakan modul.
Menimbulkan aktifitas dan
kretifitas peserta didik.
Meningkatkan hasil belajar.
29
E. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji melalui serangkaian kegiatan
penelitian (Samsudi, 2009:38). Bertolak dari kerangka berfikir di atas, maka
dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis: Ada peningkatan hasil belajar peserta
didik pada kelas XII TKR SMK Muhammadiyah 2 Boja pada kompetensi
memelihara/servis sistem AC sebelum dan sesudah menggunakan modul
pembelajaran.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen. Menurut
Samsudi (2009:66) metode penelitian eksperimen merupakan penelitian yang
dirancang/sengaja dan terkontrol dimana peneliti sengaja memodifikasi atau
memanipulasi kondisi/variabel dalam bentuk pemberian perlakuan tertentu untuk
memperoleh atau menentukan peristiwa atau kejadian sesuai dengan yang
dirancang.
Dalam penelitian ini, peneliti memberikan perlakuan secara langsung
kepada sampel penelitian yaitu dengan memberikan pembelajaran yang
menggunakan modul pada kelas eksperimen dan pembelajaran yang tidak
menggunakan modul pada kelas kontrol. Desain penelitian yang digunakan adalah
desain control group pre test post test yaitu desain eksperimen dengan melihat
perbedaan pre test maupun post test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Desain tersebut dapat dijelaskan melalui table 1.
Tabel 1. control group pre test post test
Kelompok Pre Test Perlakuan Post Test
E Y1 X1 Y2
K Y1 X2 Y2
Keterangan :
E : Kelas Eksperimen
K : Kelas Kontrol
30
31
X1 : Pembelajaran dengan modul
X2 : Pembelajaran tanpa modul
Y1 : Pre test kompetensimemelihara/servis sistem AC
Y2 : Post test kompetensi memelihara/servis sistem AC
(Samsudi, 2009:76).
Tidak Diterima
Diterima
Gambar 12. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian
Pretest (XII)
Pembuatan Modul
Penyusunan Instrument
Analisis
Merumuskan Masalah dan Pendekatan
Pemilihan dan Studi Masalah
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Posttest
Pembelajaran tanpa Modul Pembelajaran dengan Modul
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Laporan
32
B. Populasi dan Sampel
5. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010:173).
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh peserta didik tingkat
XII program studi keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK
Muhammadiyah 2 Boja kabupaten Kendal tahun ajaran 2012/2013, yang
berjumlah 165 peserta didik yang terbagi dalam 5 kelas, yaitu Kelas XII TKR 1
sebanyak 32 peserta didik, kelas XII TKR 2 sebanyak 32 peserta didik, kelas XII
TKR 3 sebanyak 33 peserta didik, kelas XII TKR 4 sebanyak 35 peserta didik,
dan kelas XII TKR 5 sebanyak 33 peserta didik.
6. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2010:174), maka sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari peserta didik
kelas XII program studi keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK
Muhammadiyah 2 Boja Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2012/2013. Sampel
dalam penelitian ini sebanyak 65 peserta didik yang terbagi dalam dua kelompok,
yaitu:
1) Kelompok eksperimen : kelas XII TKR 2 sebanyak 32 peserta didik
2) Kelompok kontrol : kelas XII TKR 3 sebanyak 33 peserta didik
Kelompok eksperimen dalam penelitian ini adalah kelompok yang
mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan modul, sedangkan kelompok
kontrol dalam penelitian ini adalah kelompok yang dalam pembelajarannya tanpa
menggunakan modul.
33
Teknik sampling yang dilakukan adalah teknik purposive sample (sampel
bertujuan), yaitu sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan
didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan
terntentu (Arikunto, 2010:183). Peneliti mengambil kelas XII TKR 2 dan kelas
XII TKR 3 sebagai sampel penelitian dari lima kelas program studi keahlian
Teknik Kendaraan Ringan yang ada, berdasarkan pertimbangan bahwa dua kelas
tersebut memiliki rata-rata hasil belajar yang hampir sama dan diajar oleh
pendidik yang sama.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu
penelitian (Arikunto, 2010:161). Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel
yaitu variabel X dan variabel Y.
a. Variabel X (Variabel bebas)
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel terkait. Jadi variabel bebas adalah variabel yang
mepengaruhi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang
menggunakan modul pembelajaran.
b. Variabel Y (Variabel terkait)
Variabel terkait merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terkait dalam
penelitian ini adalah hasil belajar kompetensi memelihara/servis sistem AC.
34
D. Langkah-langkah Eksperimen
Agar hasil penelitian bisa maksimal dan berjalan dengan lancar maka
perlu dijelaskan langkah-langkah eksperimen, langkah–langkah eksperimen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Pembuatan modul pembelajaran.
2. Penyusunan soal tes .
3. Validitas soal tes.
4. Pengujian hasil belajar dengan tes (pree test).
5. Proses belajar mengajar menggunakan modul pembelajaran untuk kelas
eksperimen dan proses belajar mengajar tanpa menggunakan modul
pembelajaran untuk kelas eksperimen.
6. Pengujian hasil belajar dengan tes (post test).
7. Membandingkan hasil pretest dan posttest.
8. Menarik kesimpulan hasil belajar.
E. Metode Pengumpulan Data
Untuk mencapai tujuan penelitian dibutuhkan data yang berhubungan
dengan obyek untuk mencari jawaban dari permasalahan. Metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan metode
tes.
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
35
notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Metode ini
digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai daftar nama-nama peserta
didik yang akan menjadi sampel dan informasi mengenai nilai rata-rata kelas yang
akan menjadi sampel di SMK Muhammadiyah 2 Boja Kabupaten Kendal.
2. Metode Test
Tes adalah instrumen penelitian yang bersifat mengukur kemampuan
individu, dengan cara individu memeberikan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan baik secara tertulis, secara lisan, atau secara perbuatan (Samsudi,
2009:103). Metode ini mengungkap data dengan melakukan tes dengan
pertanyaan-pertanyaan atau perintah yang harus dilakukan oleh responden.
Tujuannya untuk mengetahui data yang menunjukkan kemampuan atau hasil
belajar responden pada tahap pengetahuan (kognitif) terhadap kompetensi
memelihara/servis sistem AC. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini
yaitu peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Bentuk tes tersebut yaitu
tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban.
Dalam penyusunan perangkat tes, langkah-langkah yang ditempuh sebagai
berikut.
a. Materi yang diteskan dibatasi pada aspek-aspek kognitif (pengetahuan)
kompetensi memelihara/servis sistem AC yang meliputi pemahaman bagian-
bagian atau komponen sistem AC, cara pemeriksaan komponen, gambar
komponen dan rangkaiannya, serta analisis kerusakannya.
36
b. Menyusun jumlah soal sebanyak 50 butir soal pilihan ganda dengan lima
pilihan jawaban. Pilihan soal objektif ini dengan pertimbangan sebagai
berikut:
1) Dapat mewakili isi dan keluasan materi.
2) Dapat dinilai secara objectif oleh siapapun.
3) Kunci jawaban tersedia secara pasti sehingga mudah dikoreksi.
Setelah soal disusun, dilakukan uji coba terlebih dahulu agar pengukuran
dalam penelitian dapat memberikan hasil yang mencerminkan keadaan yang
diukur. Hal tersebut untuk mengetahui: validitas, reliabilitas, dan tingkat
kesukaran. Alasan yang digunakan tes pilihan ganda yaitu mempermudah
pemberian nilai dan tes pilihan ganda tidak bersifat subjectif.
Tabel 2. Kisi-kisi soal uji coba
No INDIKATOR & KISI - KISI NOMOR SOAL
1 Sistem AC
a. Devinisi sistem AC
b. Nama-nama komponen sistem AC
c. Fungsi masing-masing komponen sistem AC
d. Cara kerja masing-masing komponen sistem AC
1- 2
3- 4- 5- 6
7- 8- 9- 10- 11- 12- 13- 14
15- 16- 17- 18
2 Rangkaian/siklus sistem AC
a. Peralatan tambahan pada rangkaian sistem AC
b. Letak komponen utama maupaun perlengkapan
tambahan pada sistem AC
c. Siklus pendinginan sistem AC
d. Manifold gauge
e. Cara mengisi refrigerant pada sistem AC
19- 20- 21- 22- 23
24- 25- 26
27- 28- 29- 30
31- 32- 33
34- 35- 36
3 Memelihara/servis sistem AC
a. Pemeliharaan komponen utama sistem AC
b. Ciri-ciri siklus pendingin yang tidak normal,
penyebab, dan cara pemecahannya
c. Trouble shooting pada sisitem AC
37- 38- 39-40
41- 42- 43- 44- 45
46- 47- 48- 49- 50
JUMLAH SOAL 50 Soal
37
F. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan di SMK Muhammadiyah 2 Boja Kabupaten
Kendal pada peserta didik kelas XII TKR 4 tahun ajaran 2012/2013. Dimana
peserta didik tersebut sudah memperoleh materi kompetensi memelihara/servis
sistem AC sehingga kelas tersebut dijadikan kelompok uji coba soal. Peserta didik
diberi soal sebanyak 50 butir soal kemudian hasilnya akan dianalisis sehingga
diperoleh soal-soal yang valid, reliabel, dan taraf kesukaran yang nantinya akan
digunakan untuk penelitian.
1. Validitas alat ukur
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010:211). Suatu instrumen yang valid
atau sahih mempunyai validitas tinggi, begitupun sebaliknya. Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Rumus yang
digunakan untuk mengetahui kevalidan tiap butir soal adalah rumus point biserial
correlation.
rpbis =Mp−Mt
St
p
q (Arikunto, 2010:326)
Keterangan :
rpbis = Koefisien korelasi point biserial.
Mp = Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item yang dicari
korelasinya dengan tes.
Mt = Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes).
38
St = Standar deviasi skor total.
p = Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut.
q = 1 − p.
Korelasi diatas 0,30 dipandang sebagai butir tes yang baik. Karena korelasi
rata-rata butir dengan butir lainnya berhubungan dengan korelasi butir dengan
skor total, maka yang memeiliki korelasi tinggi dengan total adalah butir-butir
yang terbaik (Surapranata, 2009 : 64).
Tabel 3. Hasil Perhitungan Validitas Soal Instrumen
No Kategori Soal Jumlah Soal Nomor Soal
1. Valid 33 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24,
26, 28, 29, 32, 33, 34, 36, 37, 42,
44, 45, 48.
2. Tidak Valid 17 7, 11, 21, 25, 27, 30, 31, 35, 38, 39,
40, 41, 43, 46, 47, 49, 50.
2. Reliabilitas alat ukur
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010:221). Rumus reliabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah reliabilitas dengan rumus K-R 20,yaitu :
39
r11 = k
k−1
Vt− Ʃpq
V t (Arikunto, 2010:231)
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen.
k = banyaknya butir soal.
Vt = varians total.
P = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir (proporsi subjek
yang mendapat sekor 1).
P = banyaknya subjek yang sekornya 1
N
q = proporsi subjek yang mendapat skor 0
(q=1−p)
Kemudian r11 yang diperoleh di konsultasikan dengan tabel product
moment. Bila koefesien reliabilitas 0,5 dapat dipakai untuk penelitian
(Surapranata, 2009:114)
3. Tingkat kesukaran soal
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal maka perlu menentukan
besarnya p dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P =B
JS (Arikunto, 2005:208)
Keterangan :
P = Indeks kesukaran.
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul.
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes.
40
Dengan kriteria tingkat kesukaran soal sebagai berikut:
p : 0,00 – 0,29 = Butir soal sukar.
p : 0,30 – 0,70 = Butir soal sedang.
p : 0,71 – 1,00 = Butir soal mudah.
Tabel 4. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal
No Kategori Jumlah Soal Nomor Soal
1. Mudah 9 5, 7, 10, 27, 28, 38, 45, 47, 50.
2. Sedang 34 1, 2, 3, 4, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19,
20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 31, 32, 33,
35, 37, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 48, 49.
3. Sukar 7 6, 11, 16, 30, 34, 36, 39.
4. Daya pembeda
Daya pembeda soal merupakan kemampuan soal untuk membedakan
antara peserta didik yang mempunyai kemempuan tinggi dengan peserta didik
yang mempunyai kemampuan rendah. Cara menentukan daya pembeda yaitu
dengan menggunakan rumus:
D =BA
JA−
BB
JB= PA − PB (Arikunto, 2005:213)
Keterangan:
J = Jumlah peserta tes.
JA = Banyak peserta kelompok atas.
41
JB = Banyak pesrta kelompok bawah.
BA = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar.
BB = BA
JA = Banyaknya peserta kelopok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar.
PA = BB
JB = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Tabel 5. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal
No. Kategori Jumlah Soal Nomor Soal
1. Baik 26 2, 3, 4, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 19, 22, 24,
26, 27, 28, 32, 33, 35, 37, 42, 43, 45, 47, 48,
50.
2. Cukup 1, 5, 6, 7, 9, 16, 20, 23, 29, 38, 40, 41, 44.
3. Jelek 11, 18, 21, 25, 30, 31, 34, 36, 39, 46, 49.
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar saat menggunakan metode ceramah biasa dengan
menggunakan modul. Untuk tujuan tersebut, maka akan dibandingkan rata-rata
hasil belajar dari kedua kelas tersebut dengan menggunakan rumus:
42
𝑋 = fi xi
fi (Sudjana, 2005:70)
𝑋 = Mean/ nilai rata-rata.
fi = Frekuensi kelas.
xi = tanda kelas interval
2. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data terdistribusi
secara normal atau tidak. Untuk mengetahui distribusi data yang diperoleh
dilakukan uji normalitas dengan rumus Chi-kuadrat.
X2 = (O i−E i )2
E i
ki=1 (Sudjana, 2005: 273)
keterangan:
X² = Chi-kuadrat.
Oi = Frekuensi pengamatan.
Ei = Frekuensi yang diharapkan.
K = banyaknya kelas interval.
Selanjutnya harga X2
data yang diperoleh dibandingkan dengan X2
tabel
dengan (dk) = k - 1 dan taraf signifikan 0,05. distribusi data yang diuji akan
berdistribusi normal jika X2
data < X2
tabel.
3. Uji Homogenitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol mempunyai tingkat varians yang sama atau tidak, sehingga
dapat digunakan untuk menentukan rumus uji hipotesis yang akan digunakan.
Rumus yang digunakan untuk uji homogenitas adalah:
43
F =Varians Terbesar
Varians Terkecil (Sudjana, 2005:250).
Dengan kriteria pengujiannya: jika 21 ,
2
1vv
hitung FF
, α = 5%, maka dapat
dikatakan kedua kelompok mempunyai kesamaan varians
4. Uji Hipotesis
Uji dua pihak : Uji t
Sesuai dengan hipotesis, maka teknik analisis yang dapat digunakan adalah
uji t dua pihak untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan
kontrol. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
𝑡 =𝑋1 −𝑋2
𝑠 1
𝑛1 +
1
𝑛2
(Sudjana, 2005:239)
Keterangan:
X 1 = Rerata kelompok eksperimen.
X 2 = Rerata kelompok kontrol.
n1 = Jumlah subjek kelompok eksperimen.
n2 = Jumlah subjek kelompok kontrol.
S = Simpangan
𝑆2 = 𝑛1−1 𝑆1
2 + 𝑛2−1 𝑆22
𝑛1+𝑛2−2
Pernyataan uji analisis uji t-test (Sudjana, 2005:239) adalah hipotesis
diterima jika thitung ≥ t1-½α dengan derajat kebebasan (dk) = (n1 + n2 - 2).
44
5. Uji gain
Menurut Scott (2002:55) menyatakan bahwa untuk melihat besarnya
peningkatan hasil belajar peserta didik digunakan uji gain dengan persamaan
sebagai berikut:
<g> = 𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡 − 𝑆𝑝𝑟𝑒
100%− 𝑆𝑝𝑟𝑒
Keterangan:
<g> = faktor gain
<Spre> = skor rata-rata tes awal (%)
<Spost> = skor rata-rata tes akhir (%)
Kriteria faktor gain <g>:
g > 0,7 = tinggi
0,3 < g < 0,7 = sedang
g < 0,3 = rendah
6. Uji signifikansi
Untuk mengetahui sinifikan atau tidaknya peningkatan hasil belajar rumus
yang digunakan adalah:
𝑡 =𝑋 1−𝑋 2
𝑆1
2
𝑛1+𝑆2
2
𝑛2−2𝑟
𝑆1
𝑛1
𝑆2
𝑛2
(Sugiyono, 2009:197)
Keterangan:
1x : nilai rata-rata pre-test kelas eksperimen
2x : nilai rata-rata post-test kelas kontrol
45
s1 : simpangan baku pre-test kelas eksperimen
s2 : simpangan baku post-test kelas kontrol
2
1s : variansi data pre-test kelas eksperimen
2
2s : variansi data post-test kelas kontrol
Kriteria yang digunakan adalah terdapat peningkatan yang signifikan
apabila harga thitung tidak memenuhi -ttabel < thitung < ttabel dengan derajat
kebebasan untuk tabel distribusi t adalah (n1+ n2 - 2) dengan taraf signifikansi ()
= 5 %.
7. Perhitungan Persentase
Untuk mengetahui persentase jumlah peserta didik yang memenuhi KKM
dari masing-masing kelas dihitung dengan cara sebagai berikut:
% =𝑋 1−𝑋 2
𝑋 1100%
Keterangan:
𝑋 1 = jumlah peserta didik keseluruhan
𝑋 2 = jumlah peserta didik yang tidak memenuhi KKM.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi data
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui
penggunaan modul pembelajaran terhadap hasil belajar peserta didik kelas XII
TKR di SMK Muhammadiyah 2 Boja Kabupaten Kendal diperoleh melalui
pretest dan posttest. Selisih antara pretest dan posttest digunakan untuk
menentukan seberapa besar peningkatan hasil belajar. Hasil pretest disajikan
dalam tabel 6, hasil post test disajikan dalam tabel 7. Untuk memberikan
gambaran mengenai jawaban responden dari item tes yang diberikan sebelum dan
setelah perlakuan dapat dilihat deskripsi sebagai berikut:
a) Rekapitulasi hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol.
Data Nilai Kel. Eksperimen Kel. Kontrol
Nilai Rata-rata 34,17 39,09
Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata preetest kelas
eksperimen sebesar 34,17 sedangkan nilai rata-rata preetest pada kelas kontrol
sebesar 39,09.
46
47
b) Rekapitulasi hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol.
Data Nilai Kel. Eksperimen Kel. Kontrol
Nilai Rata-rata 68,54 62,93
Berdasarkan tabel 7, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata posttest kelas
eksperimen sebesar 68,54 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 62,93. Jika
dibandingkan dengan hasil pretest. kelas eksperimen mengalami peningkatan
nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu 34,37,
sedangkan kelas kontrol hanya mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar
23,84. Peningkatan nilai rata-rata pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
diperoleh dari rekapitulasi nilai rata-rata posttest dikurangi nilai rata-rata pretest.
Peningkatan nilai rata-rata yang signifikan pada kelas eksperimen dikarenakan
kelas eksperimen mendapatkan perlakuan yang berbeda ketika proses
pembelajaran berlangsung, pada proses pembelajaran kelas eksperimen
menggunakan modul pembelajaran yang berguna untuk memudahkan dalam
memahami materi. Sedangkan kelas kontrol pada proses pembelajaran tidak
meggunakan modul pembelajaran sehingga mengalami kesulitan dalam
memehami materi pelajaran.
48
2. Uji Persyaratan
a. Hasil Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya data yang
akan dianalisis sehingga diketahui data tersebut normal atau tidak.
1) Sebelum perlakuan
Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Data Pretest
No Kelas X hitung X tabel Kriteria
1 Eksperimen 5,68 11,07 Normal
2 Kontrol 6,89 11,07 Normal
Berdasarkan perhitungan uji normalitas data tes awal pada kelas
eksperimen diperoleh Xhitung = 5,68 dan kelas kontrol Xhitung = 6,89 sedangkan
Xtabel = 11,07. karena Xhitung berada pada daerah penerimaan H0, maka disimpulkan
bahwa data tes awal tersebut terdistribusi normal.
2) Setelah perlakuan
Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Data Posttest
No Kelas X hitung X tabel Kriteria
1 Eksperimen 4,26 11,07 Normal
2 Kontrol 3,32 11,07 Normal
Berdasarkan perhitungan uji normalitas data tes akhir pada kelas
eksperimen diperoleh Xhitung = 4,26 dan kelas kontrol X hitung = 3,32 sedangkan
49
Xtabel = 11,07. karena X hitung berada pada daerah penerimaan H0, maka
disimpulkan bahwa data tes akhir tersebut terdistribusi normal.
b. Hasil Uji Homogenitas Data
1) Sebelum perlakuan
Dilakukan uji kesaman dua varians data preetest
Tabel 10. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data pretest
No Kelas F hitung F tabel Kriteria
1 Eksperimen
1,307 2,04
Homogen
2 Kontrol Homogen
Berdasarkan perhitungan, diperoleh Fhitung = 1,307 sedangkan Ftabel = 2,04,
karena Fhitung berada pada daerah penerimaan H0, maka disimpulkan bahwa kedua
kelompok mempunyai varians yang tidak berbeda.
2) Setelah perlakuan
Dilakukan uji kesamaan dua varians data posttest
Tabel 11. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Posttest
No Kelas F hitung F tabel Kriteria
1 Eksperimen
2,03 2,333
Berbeda
2 Kontrol Berbeda
Berdasarkan perhitungan diperoleh Fhitung = 2,03 sedangkan Ftabel = 2,333.
karena F hitung berada pada daerah penolakan H0, maka disimpulkan bahwa kedua
kelompok mempunyai varians yang berbeda.
50
c. Hasil Uji Perbedaan
1) Sebelum Perlakuan
Tabel 12. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pretest
No Kelas t hitung t tabel Kriteria
1 Eksperimen 0,164 2,00 Tidak berbeda
2 Kontrol
Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung = 0,164 sedangkan ttabel = 2,00,
karena thitung berada pada daerah penerimaan H0, maka dapat disimpulkan bahwa
ada kesamaan hasil pretest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
2) Setelah perlakuan
Tabel 13. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Posttest
No Kelas t hitung t tabel Kriteria
1 Eksperimen
2,178 2,00 berbeda 2 Kontrol
Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung = 2,178, sedangkan ttabel = 2,00,
karena thitung berada pada daerah penolakan H0, maka disimpulkan ada perbedaan
yang signifikan antara kedua kelompok.
51
d. Hasil Uji Gain Score
Tabel 14. Hasil Uji Gain Score Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Kelompok Hasil Uji Gain Score
1 Eksperimen 4,26
2 Kontrol 3,32
Berdasarkan perhitungan diperoleh peningkatan hasil belajar kelas
eksperimen sebesar 4,26, sedangkan peningkatan hasil belajar kelas kontrol
sebesar 3,32.
e. Hasil Uji Signifikansi
Tabel 15. Hasil Uji Signifikansi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Kelompok Rata-rata dk t hitung t tabel
1 Eksperimen 34,37
63 3,53 2,00
2 Kontrol 23,23
Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung = 3,53 sedangkan ttabel = 2,00,
karena thitung berada pada daerah penolakan H0, maka dapat disimpulkan bahwa
ada peningkatan hasil belajar yang signifikan pada kelas eksperimen
dibandingkan kelas kontrol.
52
f. Hasil Perhitungan Persentase Pencapaian KKM
1) Kelompok Eksperimen
Tabel 16. Persentase Jumlah Peserta Didik yang Mencapai Nilai KKM
pada Kelas Eksperimen.
No Jenis jumlah
1 Jumlah sisiwa keseluruhan 𝑥 1 32
2 Jumlah siswa yang tidak memenuhi KKM (𝑥 2) 11
% =32 − 11
32𝑥 100% = 65,62 %
2) Kelompok Kontrol
Tabel 18. Persentase Jumlah Peserta Didik yang Mencapai Nilai KKM
pada Kelas Kontrol.
No Jenis jumlah
1 Jumlah sisiwa keseluruhan 𝑥 1 33
2 Jumlah siswa yang tidak memenuhi KKM (𝑥 2) 23
% =33 − 23
33𝑥 100% = 30,3 %
Dari hasil perhitungan tabel 17 dan tabel 18, dapat diketahui persentase
jumlah peserta didik yang memenuhi KKM pada kelas eksperimen sebesar 65,62
%, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 30,3 %. jadi, jumlah peserta didik yang
memenuhi KKM pada kelas eksperimen lebih besar dibanding kelas kontrol.
53
Sehingga dinyatakan penggunaan modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik.
B. PEMBAHASAN
Penggunaan modul pembelajaran kompetensi memelihara/servis sistem
AC sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik setelah
menggunakan modul pembelajaran. Hasil pretest menunjukkan rata-rata hasil
belajar kelas eksperimen adalah 34,17 sedangkan rata-rata hasil belajar kelas
kontrol adalah 39,09. Setelah diberi perlakuan yang berbeda dimana kelas
eksperimen mendapatkan pembelajararan dengan menggunakan modul sedangkan
pada kelas kontrol mendapatkan pembelajaran tanpa menggunakan modul, hasil
posttest menunjukkan nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 68,54 sedangkan
nilai rata-rata kelas kontrol adalah 62,93. Selisih rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen sebesar 34,37 sedangkan sedangkan pada kelas kontrol sebesar 23,84
hal ini menunjukkkan bahwa peningkatan nilai rata-rata kelas eksperimen jauh
lebih unggul dibandingkan kelas kontrol. Berdasarkan uji perbedaan dua rata-rata
posttest diperoleh thitung = 2,178, sedangkan ttabel = 2,00, karena thitung berada
didaerah penolakan H0, maka terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan
antara kedua kelompok. Berdasarkan perhitungan persentase jumlah peserta didik
yang memenuhi nilai KKM pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
menunjukkkan bahwa jumlah peserta didik yang memenuhi KKM pada kelas
eksperimen sebesar 65,62 % sedangkan pada kelas kontrol hanya 30,3 %. Hal ini
54
membuktikan bahwa peningkatan hasil belajar kelas eksperimen jauh lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol.
Peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi pada peserta didik yang
menggunakan modul dibandingkan dengan peserta didik yang tanpa
menggunakan modul ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Rois (2009:80)
bahwa hasil belajar pesrta didik lebih meningkat dengan menggunakan modul
pembelajaran dibandingkan menggunakan pembelajaran konvensional yang tidak
menggunakan modul pada kelas XII TKR SMK Saraswati Salatiga. Penelitian lain
yang dilakukan oleh Suradi dalam Wena (2009:234) mengatakan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar antara peserta didik yang menggunakan modul dan yang
belajar tidak menggunakan modul. Begitu juga yang dikemukakan Wena
(2009:235) pembelajarn dengan menggunakan modul pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik secara signfikan.
Penggunaan modul pembelajaran dalam proses belajar jauh lebih baik
dibandingkan pembelajaran tanpa menggunakan modul pembelajaran. Hal ini
dikarenakan pembelajaran menggunakan modul pembelajaran memiliki banyak
keuntungan dibandingkan pembelajaran tanpa menggunakan modul. Menurut
Nasution (2009:206) keuntungan penggunaan modul pembelajaran antara lain:
a. Balikan (feedback).
Modul memberikan feedback yang banyak dengan segera sehingga peserta
didik dapat mengetahui taraf hasil belajarnya.
b. Penguasaan tuntas (mastery).
Pembelajaran modul tidak menggunakan kurva normal sebagai dasar
distribusi angka-angka. Setiap peserta didik mendapat kesempatan untuk
mencapai angka tertinggi dengan menguasai bahan pelajaran secara tuntas.
Dengan penguasaan bahan itu sepenuhnya ia memperoleh dasar yang lebih
mantap untuk menghadapi materi baru.
c. Tujuan.
Modul disusun sedemikian rupa sehingga tujuannya jelas, spesifik dan dapat
dicapai oleh peserta didik. Dengan tujuan yang jelas usaha peserta didik
terarah untuk mencapai dengan segera.
55
d. Motivasi.
Pembelajaran yang membimbing peserta didik untuk mencapai sukses
melalui langkah-langkah yang teratur tentu akan menimbulkan motivasi yang
kuat untuk berusaha segiat-giatnya.
e. Fleksibilitas.
Pembelajaran modul dapat disesuaikan dengan perbedaan peserta didik antara
lain mengenai kecepatan belajar, cara belajar, dan bahan pelajaran.
f. Kerjasama.
Pembelajaran modul mengurangi atau menghilangkan sedapat mungkin rasa
persaingan diantara peserta didik oleh sebab semua dapat mencapai hasil
tertinggi.
g. Pengajaran Remidial.
Pembelajaran modul dengan sengaja memberi kesempatan untuk pelajaran
remidial yakni memperbaiki kelemahan, kesalahan atau kekurangan peserta
didik yang segera dapat ditemukan sendiri oleh peserta didik berdasarkan
evaluasi yang diberikan secara kontinyu. Peserta didik tak perlu mengulangi
kompetensi itu seluruhnya akan tetapi hanya yang berkenaan dengan
kekurangan itu.
Modul pembelajaran yang digunakan oleh peserta didik dapat
menimbulkan ketertarikan atau minat dan motivasi dalam menelaah serta
memahami setiap sub kompetensi pada sistem AC sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Sedangkan pada pembelajaran tanpa
menggunakan modul pembelajaran peserta didik lebih banyak mendengarkan
penjelasan pendidik, guru lebih aktif dan peserta didik cenderung pasif. Dengan
kondisi demikian maka peserta didik kurang bergairah dalam belajar, sehingga
pada akhirnya kurang meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pada proses
pembelajaran menggunakan Modul Pembelajaran, peserta didik akan aktif
berpartisipasi berpikir, berupaya mencari permasalahan dan jawaban yang sesuai
untuk setiap permasalahan. Peserta didik juga dituntut menjelaskan sendiri dengan
menggunakan Modul Pembelajaran serta latihan mengerjakan soal atau
pertanyaan pada Modul tersebut, sehingga berbagai permasalahan dapat
56
dipecahkan oleh masing-masing peserta didik dengan bantuan Modul
Pembelajaran.
Melihat berbagai kelebihan yang ada pada modul pembelajaran, sangat
memungkinkan bagi pendidik untuk membuat modul pembelajaran untuk peserta
didik sehingga peran pendidik secara verbal guna menyampaikan materi
pembelajaran dapat dikurangi. Namun demikian dengan berkurangnya peran
pendidik dalam pembelajaran melalui penggunaan modul pembelajaran menuntut
peserta didik lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sebab banyak sedikitnya
materi yang diserap peserta didik sangat bergantung pada keaktifan peserta didik
dalam membaca dan memahami materi pelajaran yang dijelaskan melalui modul
pembelajaran yang dibuat pendidik.
57
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan analisis dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Penggunaan modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik dibandingkan peserta didik yang tidak menggunakan modul
pembelajaran. sebelum menggunakan modul pembelajaran nilai rata-rata
pretest kelas eksperimen sebesar 34,17 setelah diberikan perlakuan yaitu
penggunaan modul pembelajaran dalam kegiatan belajar nilai rata-rata
posttest kelas eksperimen menunjukkan hasil yang berbeda dari nilai pretest
yaitu sebesar 68,54. Sehingga dapat dikatakan kenaikan nilai rata-rata kelas
eksperimen sebesar 34,37. Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol pada
pretest adalah 39,09 setelah diberikan perlakuan yaitu tanpa menggunakan
modul dalam kegiatan belajar nilai rata-rata posttest kelas kontrol adalah
62,93. Kenaikan nilai rata-rata kelas kontrol hanya 23,84.
2. Terdapat perbedaaan hasil belajar yang signifikan antara peserta didik yang
menggunakan modul pembelajaran dengan peserta didik yang tidak
menggunakan modul pembelajaran. Persentase jumlah peserta didik pada
kelas eksperimen yang mendapatkan nilai diatas KKM sebesar 65,62 %.
Sedangkan persentase jumlah peserta didik pada kelas kontrol yang
mendapatkan nilai diatas KKM hanya 30,3 %.
57
58
B. Saran
Adapun saran – saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan
pemikiran yang berkaitan dengan penelitian, antara lain:
1. Sebaiknya penelitian tidak hanya dilakukan pada kompetensi tertentu saja,
kompetensi yang lain juga perlu dilakukan penelitian agar peserta didik
termotivasi dan aktif dalam melakukan proses pembelajaran
2. Kepada peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan serupa tentang
pembelajaran menggunakan Modul Pembelajaran supaya melengkapi
materinya dan juga mengambil sampel yang lebih besar sehingga hasil yang
diperoleh dapat lebih dipertanggungjawabkan.
3. Modul pembelajaran kompetensi memelihara/servis sistem AC perlu
dikembangkan lagi, dengan tampilan yang lebih menarik dan lebih lengkap
sehingga bisa menarik minat peserta didik untuk mempelajarinya.
59
DAFTAR PUSTAKA
Anam, Choirul. 2009. Pembelajaran Ceramah dengan Media Animasi untuk
Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Gambar Proyeksi.
Jurnal PTM, Volume 9, No. 1, juni 2009: 7-13. Tersedia di
http://journal.unnes.ac.id [diakses 17-7-2012].
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Baharuddin, M dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar & Pembelajaran.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Harsono, Beni., 2009. Perbedaan Hasil Belajar antara Metode Ceramah
Konvensional dengan Ceramah Berbantuan Media Animasi pada
Pembelajaran Kompetensi Perakitan dan Pemasangan Sistem Rem. Jurnal
PTM, volume 9, No. 2, Desember 2009: 71-79. Tersedia di
http://journal.unnes.ac.id [diakses 27-5-2012].
Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, karakteristik dan
Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2009. Kurikulum yang Disempurnakan Pengembangan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution. 2009. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara.
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Praktis Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press
Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:
UPT MKK Unnes.
Rois, Ahmad. 2009. Pengaruh Penggunaan Modul Pembelajaran Terhadap Hasil
Belajar. Skripsi. Semarang: UNNES.
Samsudi. 2009. Disain Penelitian Pendidikan. Semarang: UNNES Press.
59
60
Savinainen, A. & P. Scoot. 2002. Using the Force Concept Inventory to
Monitoring Student Learning and to Plan Teaching. Journal of Physics
Education,37(1): 53-58. Tersedia di http://infotrack.com/itweb [diakses 7-
8-2012].
Sudjana. 2005. Metoda statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Surapranata, Sumarna. 2009. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interprestasi
Hasil Tes. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Triyono, Wahyu. 2010. Pedoman Praktis Merawat AC Mobil. Jakarta: Gelora
Aksara Pratama.
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Wijaya, Cece., Djadja Djadjuri., A. Tabrani Rusyan. 1992. Upaya Pembaharuan
dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
61
DAFTAR PESERTA UJI COBA KELAS XII TKR 4
NO. NAMA KODE
1. AAN SYAIFUL GHOFUR UC- 1
2. ADAM STYAWAN UC- 2
3. AFRIDZ ALLDIAS MAY UC- 3
4. AGUS ARIA HEMAWAN UC- 4
5. AGUS RAHMAN UC- 5
6. AGUS SANTOSO UC- 6
7. ANANG SETIAWAN UC- 7
8. ARDI YONO UC- 8
9. ARIS WIBOWO UC- 9
10. ASYHAR FITRIYANTO UC- 10
11. ATIQ WICAKSONO UC- 11
12. BANGKIT WASONO UC- 12
13. DANI ADITYA UC- 13
14. DENY TRISTANTO UC- 14
15. EKO WIBOWO UC- 15
16. FAJAR DWI SAPUTRO UC- 16
17. HANIF WAHYU EKO SAPUTRO UC- 17
18. IMAM SAFI’I UC- 18
19. KHAFIDZ MUHAMMAD WAKHID UC- 19
20. MUHAMMAD YAYAN SOFYAN UC- 20
21. MAHMUD HIDAYAT UC- 21
22. MASRUHAN UC- 22
23. MUCHAMAD FEBRIYANTO UC- 23
24. MUCHAMAT KHOLIDIN UC- 24
25. MUHAMAD KHOIRUL AZIZ UC- 25
26. NOFA ABIDIN UC- 26
27. NURYANTO UC- 27
28. RIAN SASONGKO UC- 28
29. RIFQI HIDAYAT UC- 29
30. RIKI CAHYO UTOMO UC- 30
31. ROCMAD SUBAKTI UC- 31
32. SOBIRIN UC- 32
33. TEGUH WICAKSONO UC- 33
34. WAHID ROFIANTO UC- 34
35. JUKAERI UC- 35
Lampiran 1. Daftar Peserta Uji Coba
62
TES UJI COBA KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC
SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA KABUPATEN KENDAL TAHUN AJARAN 2012 / 2013
LEMBAR SOAL
Kompetensi : Memelihara/servis Sistem AC
Kelas : XII ( dua belas ) / TKR
Waktu : 90 Menit
PETUNJUK UMUM :
1. Tulislah lebih dahulu nama dan nomor absen anda pada kolom disudut kanan
atas pada lembar jawab yang telah disediakan.
2. Kerjakan soal – soal dengan pulpen / ballpoint, yang bertinta biru atau hitam,
jangan mengerjakan soal dengan pensil / spidol.
3. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum anda menjawabnya.
4. Laporkan kepada guru mata diklat kalau terdapat tulisan yang kurang jelas,
rusak atau ada yang hilang.
5. Jawab dahulu soal – soal yang Anda anggap mudah.
6. Perbaikan dilakukan dengan cara mencoret jawaban yang salah dengan dua
garis dan menuliskan perbaikan jawabannya di atas jawaban yang diperbaiki.
Contoh :
1. A B C D E diperbaiki 1. A B C D E
7. Perbaikan jawaban hanya boleh dilakukan paling banyak 2 ( dua ) kali.
8. Setelah selesai dan masih ada waktu, periksalah kembali pekerjaan anda
sebelum diserahkan kepada guru mata diklat.
SELAMAT MENGERJAKAN
Lampiran 2. Soal Tes Uji Coba
63
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem AC atau air conditioner...........
a. Suatu rangkaian komponen yang berfungsi untuk mendinginkan udara
didalam ruangan mobil.
b. Suatu rangkaian komponen yang digunakan untuk mendinginkan mesin
mobil.
c. Suatu rangkaian komponen yang digunakan untuk membantu kerja mesin
mobil.
d. Suatu rangkaian komponen yang digunakan untuk mengganti fungsi
radiator pada mobil.
e. Semua jawaban benar.
2. Dibawah ini adalah fungsi dari air conditioner. kecuali.........
a. Mengontrol temperatur udara.
b. Mengontrol sirkulasi udara.
c. Mengontrol kelembaban udara.
d. Memurnikan udara.
e. Meningkatkan tekanan udara.
3. Fungsi dari kondensor pada sistem AC adalah untuk mendinginkan
refrigerant yang bersuhu tinggi karena dikompresikan oleh kompresor.
Gambar dari komponen kondensor yaitu.........
a. b. c. d.
e.
64
4. Perhatikan gambar dibawah ini !
Nama komponen sistem AC diatas adalah.......
a. Blower.
b. Evaporator.
c. Kondensor.
d. Magnetic Clutch.
e. Kompresor.
5. Perhatikan gambar dibawah ini !
1 2 3 4
Nama komponen AC pada nomer 1 dan 4 adalah .........
a. Magnetic clutch dan kondensor.
b. Ekspansion Valve dan magnetic clutch.
c. Dryer dan kondensor.
d. Dryer dan magnetic clutch.
e. Dryer dan ekspansion valve.
6. Perhatikan gambar dibawah ini !
Nama komponen AC diatas adalah............
65
a. Magnetic clutch.
b. Evaporator.
c. Kondensor.
d. Dryer.
e. Ekspansion valve.
7. Untuk menambah kenyamanan dalam ruang kendaraan dibutuhan sistem
pendinginan, agar zat pendingin yang digunakan sebagai media pendinginan
dapat bersirkulasi pada rangkaian sistem AC, maka diperlukan ……….
a. Kondensor.
b. Pipa kapiler.
c. Evaporator.
d. Kompresor.
e. Gelas kaca.
8. Komponen yang berfungsi untuk melepaskan refrigerant yang bertemperatur
dan bertekanan rendah adalah ....
a. Kompresor.
b. Expansion valve.
c. Kondensor.
d. Evaporator.
e. Dryer.
9. Fungsi dari magnetic clutch adalah.......
a. Mengkompresikan refrigerant.
b. Mendinginkan refrigerant.
c. Melepas kompresor dengan putaran mesin.
d. Melepas dan menghubungkan kompressor dengan putaran mesin.
e. Menghubungkan kompresor dengan putaran mesin.
10. Komponen sistem AC mobil yang berfungsi mengubah cairan refrigerant
tekanan rendah menjadi gas/uap adalah ….
a. Kompresor.
b. Kondensor.
c. Dryer.
66
d. Evaporator.
e. Expansion valve.
11. Komponen ini berfungsi untuk menampung sementara refrigerant yang
mengaalir dan memisahkan kandungan air dalam sistem. Komonen ini
dinamakan….
a. Kompresor.
b. Dryer.
c. Evaporator.
d. Kondensor.
e. Katup ekspansi.
12. Komponen yang berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigerant adalah .......
a. kompresor
b. expansion valve
c. kondensor
d. evaporator
e. dryer
13. Komponen yang berfungsi untuk menyerap udara panas yang ada disekitar
dan digantikan dengan udara yang dingin adalah .....
a. Kompresor.
b. Expansion valve.
c. Kondensor.
d. Evaporator.
e. Dryer.
14. Perhatikan gambar dibawah ini !
Fungsi dari komponen AC diatas adalah...........
a. Menampung refrigerant.
b. Mengabutkan refrigerant.
67
c. Menyerap panas refrigerant.
d. Mengkompresikan refrigerant.
e. Mengalirkan udara.
15. Berapakah suhu refrigerant sebelum didinginkan oleh kondesor.........
a. 1000 C.
b. 900 C.
c. 800 C.
d. 700 C.
e. 600 C.
16. Setelah refrigerant didinginkan didalam kompresor dan berubah wujud dari
gas menjadi cair. Suhu refrigerant turun menjdi berapa derajad.........
a. 720 C.
b. 620 C.
c. 570 C.
d. 470 C.
e. 320 C.
17. Lubang keluar dari ekspansion valve sengaja dibuat dengan ukuran yang
kecil. Tujuan ukuran lubang keluar pada ekspansion valve dibuat dengan
ukuran kecil adalah.........
a. Agar refrigerant mudah dikabutkan.
b. Untuk melancarkan aliran refrigerant.
c. Untuk menghambat aliran refrigerant.
d. Agar refrigerant dapat berubah wujud menjadi cair dengan mudah.
e. Agar refrigerant mengalami penurunan suhu.
18. Bagian dari receifer/dryer yang digunakan untuk melihat keadaan refrigerant
adalah..........
a. Pipa pengintai.
b. Gelas kaca (sight glass).
c. Pipa penghubung.
d. Kaca variasi.
e. Pipa kapiler.
68
19. Yang bukan termasuk fungsi pressure switch adalah .........
a. Mendeteksi bila tekanan pada sisi tekanan tinggi terlalu tinggi.
b. Mematikan magnetic clutch saat posisi tidak normal.
c. Menghentikan kerja kompresor.
d. Menghentikan siklus refrigerant.
e. Memperbesar tekanan di kompresor.
20. Untuk mencegah mesin mati saat sistem AC dinyalakan pada kendaraan,
maka pada karburator dilengkapi dengn sistem….
a. Pengaya.
b. Idle up.
c. Pompa akselerasi.
d. Choke.
e. Putaran stasioner
21. Dibawah ini adalah komponen-komponen tambahan pada sisitem AC mobil,
kecuali............
a. Pressure switch.
b. Stabilizer putaran mesin.
c. Peralatan idle up.
d. Magnetic clutch.
e. Magnetic Valve.
22. Salah satu alat yang dipasang pada evaporator dan berfungsi sebagai alat
pencegah pembekuan. Apakah nama alat tersebut.......
a. Termometer.
b. Termostat.
c. Thermistor.
d. Pressure switch.
e. Dryer.
23. Ada dua jenis alat pencegah pembekuan dalam sistem AC. Apa nama kedua
alat tersebut.........
a. Thermistor dan EPR.
b. Thermistor dan kompresor.
69
c. Kompresor dan EPR.
d. Evaporator dan thermistor.
e. Tidak ada jawaban yang benar.
24. Alat pencegah pembekuan tipe EPR terletak diantara dua komponen. Apa
nama kedua komponen tersebut.........
a. Kompresor – kondensor.
b. Evaporator – kompresor.
c. Kompresor – dryer.
d. Dryer – ekspansion valve.
e. Ekspansion valve – evaporator.
25. Letak pressure switch diapit oleh dua komponen AC. Apa nama komponen
yang mengapit pressure switch tersebut........
a. Receiver dan expansion valve.
b. Kopresor dan kondensor.
c. Expansion valve dan evaporator.
d. Evaporator dan kompresor.
e. Kondensor dan receifer.
26. Letak magnetic valve diapit oleh dua komponen AC. Apa nama dua
komponen AC tersebut..........
a. Dryer dan expansion valve.
b. Kompresor dan evaporator.
c. Kompresor dan kondensor.
d. Kondensor dan dryer.
e. Tidak ada jawaban yang benar.
70
27. Perhatikan gambar sistem AC mobil di bawah ini!
Kondisi refrigerant pada saluran nomor 3 sampai 4 pada saat mesin hidup
adalah....
a. cairan tekanan rendah dan temperatur rendah.
b. gas tekanan rendah dan temperatur rendah.
c. cairan tekanan tinggi dan temperatur tinggi.
d. gas tekanan tinggi dan temperatur tinggi.
e. cairan tekanan rendah dan temperatur tinggi.
28. Mengapa gas refigerant bisa bertemperatur dan bertekanan tinggi..........
a. Karena dekat dengan block silinder.
b. Karena dikompresikan dengan campuran udara.
c. Karena dikompresikan oleh kompresor.
d. Karena terdapat komponen kelistrikan.
e. Karena terdapat sistem pengapian.
29. Apakah akibatnya dari refrigerant bila mengandung air.........
a. Akan mengganggu sirkulasi refrgerant.
b. Akan membantu refrigerant dalam sirkulasi.
c. Dapat memperlancar aliran refrigerant.
d. Refrigerant dapat berumur panjang.
e. Sistem AC terhindar dari kebocoran.
30. Urutan siklus pendinginan pada sistem AC yang benar adalah........
a. Kompresor – evaporator – ekspansion valve – receifer – kondensor.
b. Kompresor – kondensor – receifer – ekspansion valve – evaporator.
71
c. Ekspansion valve – evaporator – kompresor – kondensor – receifer.
d. Receifer – kondensor – kompresor – evaporator – ekspansion valve.
e. Evaporator – ekspansion valve – receifer – kondensor – kompresor.
31. Fungsi dari manifold gauge adalah..............
a. Melihat tekanan refrigerant.
b. Mengkompresikan refrigerant.
c. Menurunkan tekanan refrigerant.
d. Sebagai filter dalam sistem AC.
e. Menyerap udara panas.
32. Selain berfungsi untuk melihat tekanan refrigerant pada sistem AC. Manifold
gauge mempunyai fungsi lain yaitu......
a. Mendeteksi kerusakan pada sistem AC.
b. Mengkompresi refrigerant.
c. Menurunkan tekanan refrigerant.
d. Sebagai filter dalam sisitem AC.
e. Menyerap udara panas.
33. Untuk mengetahui besarnya tekanan pada sistem AC. peralatan servis yang
digunakan serta pemasangannya adalah..........
a. Manifold gauge – kondenser.
b. Manifold gauge – kompressor.
c. Manifold gauge - dryer.
d. Manifold gauge – ekspansion valve.
e. Manifold gauge – evaporator.
34. Berikut ini adalah kelebihan dari refrigerant tipe R12, kecuali......
a. Mendidih pada suhu 29,8 oC dalam tekanan atmosfir.
b. Stabil pada temperatur baik tinggi maupun rendah.
c. Tidak menimbulkan reaksi terhadap logam.
d. Dapat larut bila dicampur dengan minyak.
e. Mempengaruhi penipisan ozon.
72
35. Mengapa oli kompresor sangat dibutuhkan ...........
a. untuk meringankan putaran kompresor.
b. supaya ruangan didalam kabin kendaraan lebih cepat dingin.
c. karena oli kompresor brsirkulasi melalui siklus pendingin dan melumasi
bagian-bagian tertentu.
d. supaya putaran kipas pendingin tetap stabil.
e. supaya putaran kipas lebih cepat.
36. Akibat yang akan ditimbulkan apabila sistem AC tidak terdapat oli kompresor
adalah.........
a. Proses pendinginan pada ruangan mobil akan lebih cepat.
b. Akan terjadi kerusakan pada komponen-komponen AC mobil.
c. Kerja kompresor menjadi lebih ringan.
d. Sirkulasi refrigerant pada sistem AC menjadi lebih lancar.
e. Terjadi kerusakan pada kipas kondensor.
37. Urutan pengisian refrigerant yang benar adalah..........
a. Pasang selang pada tabung refrigerant - Pemeriksaan kebocoran awal -
Pengisian refrigerant dalam bentuk cair - Pengisian lanjutan.
b. Pengisian lanjutan - Pengisian refrigerant dalam bentuk cair -
Pemeriksaan kebocoran awal - Pasang selang pada tabung refrigerant.
c. Pasang selang pada tabung refrigerant - Pengisian lanjutan - Pengisian
refrigerant dalam bentuk cair - Pemeriksaan kebocoran awal.
d. Pasang selang pada tabung refrigerant - Pemeriksaan kebocoran awal -
Pengisian refrigerant dalam bentuk cair.
e. Pasang selang pada tabung refrigerant - Pengisian lanjutan - Pengisian
refrigerant dalam bentuk cair.
38. Servis berkala pada kompresor dilakukan setiap kendaraan menempuh jarak
kelipatan berapa kilo meter........
a. 100.000 km.
b. 90.000 km.
c. 80.000 km.
73
d. 70.000 km.
e. 60.000 km.
39. Berapakah jumlah oli pelumas yang harus ditambahkan pada kompresor ketika
melakukan servis pada AC mobil.........
a. 30 ml.
b. 40 ml.
c. 50 ml.
d. 60 ml.
e. 70 ml.
40. Penggantian receifer/dryer dengan yang baru dilakukan setiap kendaraan
menempuh jarak kelipatan berapa kilo meter...........
a. 40.000 km.
b. 30.000 km.
c. 20.000 km.
d. 10.000 km.
e. 9000 km.
41. Pada saat sistem AC kekurangan refrigerant maka ciri-ciri yang ditunjukkan
manifold gauge pada pengukur tekanan rendah dan pengukur tekanan tinggi
menunjukkan nilai berapa..........
a. 0,8 kg/cm2 dan 8 kg/cm
2.
b. 0,7 kg/cm2 dan 7 kg/cm
2.
c. 0,6 kg/cm2 dan 6 kg/cm
2.
d. 0,5 kg/cm2 dan 5 kg/cm
2.
e. 0,4 kg/cm2 dan 4 kg/cm
2.
42. Salah satu akibat apabila sistem AC kelebihan refrigerant adalah........
a. Pendinginan maksimum.
b. Pendinginan tidak maksimum.
c. Mengakibatkan kebocoran pada sistem AC.
d. Evaporator bekerja lebih maksimum.
e. Jawaban a, b, c dan d benar.
74
43. Upaya perbaiakan apabila sistem AC kelebihan refrigerant adalah..........
a. Kurangi jumlah refrigerant.
b. Bersihkan kondenser.
c. Periksa kopling fluida kipas radiator, bila rusak ganti.
d. Jawaban a, b dan c benar.
e. Tambahkan refrigerant pada sisitem AC.
44. Didalam evaporator terdapat banyak refrigerant dalam bentuk cair.
Merupakan indikasi terjadi kerusakan pada komponen...........
a. Kompresor.
b. Kondensor.
c. Dryer.
d. Ekspansion Valve.
e. Evaporator.
45. Pemeriksaan pada manifold gauge menunjukkan pengukur tekanan rendah
terlalu tinggi dan pengukur tekanan tinggi terlalu rendah, merupakan indikasi
terjadi kerusakan pada komponen........
a. Evaporator.
b. Kondensor.
c. Dryer.
d. Expansion Valve.
e. Kompresor.
46. Pengukur tekanan rendah: 2.5 kg/cm2 dan pengukur tekanan tinggi: 23
kg/cm2. Merupakan indikasi adanya ..............
a. Debu didalam siklus pendingin.
b. Udara didalam siklus pendingin.
c. Uap air didalam siklus pendingin.
d. Oli pelumas didalam siklus pendingin.
e. Refrigerant berlebihan.
47. Apabila magnetic clutch tidak bisa tertarik maka akan menyebabkan
kompresor tidak bisa bekerja karena tidak berputar. Kerusakan pada magnetic
clutch ini disebabkan karena..........
75
a. Wiring putus / tidak menyambung.
b. Kompresor rusak.
c. Kekurangan refrigerant.
d. Kekurangan oli pelumas.
e. Oli pelumas terlalu berlebihan.
48. Apabila terdapat indikasi adanya suara dari kompresor yang terlalu berisik.
Indikasi tersebut menandakan bahwa........
a. Kompresor tidak bisa terhubung dengan putaran mesin.
b. Kompresor kelebihan oli.
c. Didalam kompresor terdapat air.
d. Didalam kompresor terdapat udara.
e. Bearing aus atau rusak.
49. Salah satu penyebab terjadinya kebocoran gas refrigerant adalah.......
a. Seal telah aus.
b. Refrigerant berlebihan.
c. Kurangnya oli pelumas.
d. Kompresor telah rusak.
e. Evaporator tidak berfungsi.
50. Banyaknya gelembung pada kaca pengintai atau sight glass menunjukkan
bahwa........
a. Refrigerant bersirkulasi dengan baik.
b. Sistem AC kelebihan refrigerant.
c. Dryer rusak.
d. Tekanan pada katup penyalur dan isap rendah.
e. Expansion valve tidak bekerja maksimal.
76
LEMBAR JAWAB TES UJI COBA
KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC
SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA KABUPATAEN KENDAL
TAHUN AJARAN 2012 / 2013
Nama Peserta : ………………… Hari/Tanggal : …………….........
Nomor Absen : ………………… Jam : ………………….
Kelas/Program : …………………
No Pilihan Jawaban No Pilihan Jawaban
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
Lampiran 3. Lembar Jawab
77
KUNCI JAWABAN TES UJI COBA
KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC KELAS XII TMO
1. A 11. B 21. D 31. A 41. D
2. E 12. C 22. C 32. A 42. D
3. E 13. D 23. A 33. B 43. E
4. A 14. D 24. B 34. E 44. C
5. E 15. C 25. A 35. C 45. A
6. B 16. C 26. A 36. B 46. E
7. D 17. E 27. D 37. A 47. A
8. C 18. B 28 C 38. B 48. D
9. D 19. A 29. A 39. A 49. A
10. E 20. B 30. B 40. B 50. A
Lampiran 4. Kunci Jawaban
78
SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 (Y)
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 17 289
2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 17 289
3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 16 256
4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 16 256
5 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 15 225
6 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 14 196
7 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 13 169
8 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 13 169
9 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 13 169
10 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 169
11 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 12 144
12 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 12 144
13 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 12 144
14 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 12 144
15 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 12 144
16 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 11 121
17 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 11 121
18 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 11 121
19 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 10 100
20 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 10 100
21 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 9 81
22 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 9 81
23 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 9 81
24 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 8 64
25 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 5 25
26 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 5 25
27 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 25
28 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 5 25
29 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 5 25
30 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 4 16
31 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 3 9
32 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 9
33 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 9
34 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 9
ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA SOAL
NOMOR BUTIR SOAL (X)NO.
SISWA
KODE Y
2
UC-01
UC-02
UC-03
UC-04
UC-05
UC-06
UC-07
UC-08
UC-09
UC-10
UC-11
UC-12
UC-13
UC-14
UC-15
UC-16
UC-17
UC-18
UC-19
UC-20
UC-21
UC-22
UC-23
UC-24
UC-25
UC-26
UC-27
UC-28
UC-29
UC-31
UC-32
UC-33
UC-34
UC-30
/( −1
Lampiran 5. Analisis Soal
79
SX 18 14 20 22 25 6 26 17 12 25 6 19 19 15 14 7 22 19 19 11
SY 336
∑Y2 3954
M 9,9
(∑Y)2 112896
Vt 633,529
p 0,529 0,412 0,588 0,647 0,735 0,176 0,765 0,500 0,353 0,735 0,176 0,559 0,559 0,441 0,412 0,206 0,647 0,559 0,559 0,324
q 0,471 0,588 0,412 0,353 0,265 0,824 0,235 0,500 0,647 0,265 0,824 0,441 0,441 0,559 0,588 0,794 0,353 0,441 0,441 0,676
VA
LID
ITA
S
St 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522 2,522
Mp 10,722 13,4286 12,25 11,6364 10,76 13,8333 11,0385 11,3529 12,4167 11,64 8,66667 12,2105 12,2632 13,2667 12,6429 12 12,2727 10,8421 11,8947 11
Mt 9,882 9,88235 9,88235 9,88235 9,88235 9,88235 9,88235 9,88235 9,88235 9,88235 9,88235 9,88235 9,88235 9,88235 9,88235 9,88235 9,88235 9,88235 9,88235 9,88235
√p/q 1,061 1,061 0,837 1,195 1,354 1,667 0,463 1,803 1,000 0,739 1,667 0,463 1,125 1,125 0,889 0,837 0,509 1,354 1,125 1,125
rpbis 0,353 1,491 0,785 0,831 0,471 2,611 0,212 1,051 1,005 0,515 -0,803 0,427 1,062 1,510 0,973 0,703 0,483 0,515 0,898 0,499
rtabel 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339
KRITERIA valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid tidak valid valid valid valid valid valid valid valid validVA
LID
ITA
S
RE
LIA
BIL
ITA
S
1,053
r11 1,044
P 0,529 0,412 0,588 0,647 0,735 0,176 0,765 0,500 0,353 0,735 0,176 0,559 0,559 0,441 0,412 0,206 0,647 0,559 0,559 0,324
KRITERIA sedang sedang sedang sedang mudah sukar mudah sedang sedang mudah sukar sedang sedang sedang sedang sukar sedang sedang sedang sedang
RE
LIA
BIL
ITA
S
DA
YA
BE
DA
TINGKAT
KESUKARAN
r11>rtabel = Reliabel
1,053
0,008
BA 11 12 15 15 15 6 16 12 8 17 3 14 15 13 12 6 17 10 15 8
JA 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
BB 7 2 5 7 10 0 10 5 4 8 3 5 4 2 2 1 5 9 4 3
JB 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
D 0,267 0,667 0,667 0,533 0,333 0,400 0,400 0,467 0,267 0,600 0,000 0,600 0,733 0,733 0,667 0,333 0,800 0,067 0,733 0,333
KRITERIA cukup baik baik baik cukup cukup cukup baik cukup baik jelek baik baik baik baik cukup baik jelek baik cukup
dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dibuang dipakai dipakai dipakai dibuang dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dibuang dipakai dipakai
Taraf signifikansi 5%, rtabel = 0.339
KETERANGAN
DA
YA
BE
DA
/( −1
( ( − ))/(
80
SKOR
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 (Y)
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 17 289
2 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 169
3 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 12 144
4 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 12 144
5 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 12 144
6 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 12 144
7 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 12 144
8 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 12 144
9 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 11 121
10 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 11 121
11 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 11 121
12 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 11 121
13 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 11 121
14 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 10 100
15 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 10 100
16 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 10 100
17 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 9 81
18 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 9 81
19 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 9 81
20 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 9 81
21 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 9 81
22 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 8 64
23 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 8 64
24 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 7 49
25 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 5 25
26 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 5 25
27 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 25
28 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 5 25
29 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 5 25
30 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4 16
31 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 4 16
32 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 3 9
33 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 9
34 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 9
SISWA
ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA SOAL
NO. KODE NOMOR BUTIR SOAL (X)
Y2
UC-12
UC-01
UC-02
UC-03
UC-04
UC-05
UC-06
UC-07
UC-08
UC-09
UC-10
UC-11
UC-24
UC-13
UC-14
UC-15
UC-16
UC-17
UC-18
UC-19
UC-20
UC-21
UC-22
UC-23
UC-25
UC-26
UC-27
UC-28
UC-29
UC-30
UC-31
UC-32
UC-33
UC-34
/( −1
( ( − ))/(
81
SX 17 16 11 12 19 13 26 27 12 6 12 22 15 4 17 5 12 24 7 20
SY 297
∑Y2 2993
M 8,7
(∑Y)2 88209
Vt 398,6176
VA
LID
ITA
S
p 0,500 0,471 0,324 0,353 0,559 0,382 0,765 0,794 0,353 0,176 0,353 0,647 0,441 0,118 0,500 0,147 0,353 0,706 0,206 0,588
q 0,500 0,529 0,676 0,647 0,441 0,618 0,235 0,206 0,647 0,824 0,647 0,353 0,559 0,882 0,500 0,853 0,647 0,294 0,794 0,412
St 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424 3,424
Mp 8,705882 11,1875 10,6364 10,8333 8,94737 10,9231 9,65385 9,59259 10,8333 9,5 9,16667 10,3636 10,6 11,75 10,2353 11,4 11,5833 9,70833 9,14286 9,95
Mt 8,7353 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529 8,73529
√p/q 1,000 1,000 0,943 0,692 0,739 1,125 0,787 1,803 1,964 0,739 0,463 0,739 1,354 0,889 0,365 1,000 0,415 0,739 1,549 0,509
rpbis -0,009 0,716 0,523 0,424 0,046 0,719 0,211 0,451 1,203 0,165 0,058 0,351 0,737 0,782 0,160 0,778 0,345 0,210 0,184 0,181
rtabel 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339
KRITERIA tidak valid valid valid tidak valid tidak valid valid tidak tidak valid valid valid tidak valid valid tidak tidak tidak
1,053
VA
LID
ITA
S
RE
LIA
BIL
ITA
S
r11 1,040
P 0,500 0,471 0,324 0,353 0,559 0,382 0,765 0,794 0,353 0,176 0,353 0,647 0,441 0,118 0,500 0,147 0,353 0,706 0,206 0,588
KRITERIA sedang sedang sedang sedang sedang sedang mudah mudah sedang sukar sedang sedang sedang sukar sedang sukar sedang mudah sukar sedang
1,053
RE
LIA
BIL
ITA
S
0,012
r11>rtabel = Reliabel
TINGKAT
KESUKARAN
DA
YA
BE
DA BA 9 13 8 10 11 11 17 17 9 3 6 16 12 3 13 4 11 14 5 13
JA 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
BB 8 3 3 2 8 2 9 10 3 3 6 6 3 1 4 1 1 10 2 7
JB 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
D 0,067 0,667 0,333 0,533 0,200 0,600 0,533 0,467 0,400 0,000 0,000 0,667 0,600 0,133 0,600 0,200 0,667 0,267 0,200 0,400
KRITERIA jelek baik cukup baik jelek baik baik baik cukup jelek jelek baik baik jelek baik jelek baik cukup jelek cukup
dibuang dipakai dipakai dipakai dibuang dipakai dibuang dipakai dipakai dibuang dibuang dipakai dipakai dibuang dibuang dibuang dipakai dibuang dibuang dibuangKETERANGAN
Taraf signifikansi 5%, rtabel = 0.339
DA
YA
BE
DA
/( −1
( ( − ))/(
82
NOMOR BUTIR SOAL (X) SKOR
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 (Y)
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 81
2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 81
3 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 64
4 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 64
5 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 64
6 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 7 49
7 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 7 49
8 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 7 49
9 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 7 49
10 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 7 49
11 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 7 49
12 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7 49
13 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7 49
14 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 6 36
15 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 6 36
16 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 36
17 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 6 36
18 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 6 36
19 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 6 36
20 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6 36
21 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 5 25
22 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 5 25
23 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 5 25
24 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 5 25
25 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 4 16
26 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 4 16
27 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 4 16
28 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4 16
29 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 3 9
30 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3 9
31 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 4
32 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 4
33 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2 4
34 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA SOAL
NO. KODE
Y2
SISWA
UC-12
UC-01
UC-02
UC-03
UC-04
UC-05
UC-06
UC-07
UC-08
UC-09
UC-10
UC-11
UC-24
UC-13
UC-14
UC-15
UC-16
UC-17
UC-18
UC-19
UC-20
UC-21
UC-22
UC-23
UC-25
UC-26
UC-27
UC-28
UC-29
UC-30
UC-31
UC-32
UC-33
UC-34
/( −1
( ( − ))/(
83
SX 17 14 23 21 25 11 25 17 11 25
SY 189
∑Y2 1193
M 5,6
(∑Y)2 35721
Vt 142,382
VA
LID
ITA
S
p 0,500 0,412 0,676 0,618 0,735 0,324 0,735 0,500 0,324 0,735
q 0,500 0,588 0,324 0,382 0,265 0,676 0,265 0,500 0,676 0,265
St 2,046 2,046 2,046 2,046 2,046 2,046 2,046 2,046 2,046 2,046
Mp 6,17647 7,14286 6,26087 6,28571 6,2 5,72727 6,16 6,29412 6,81818 6,32
Mt 5,5588 5,55882 5,55882 5,55882 5,55882 5,55882 5,55882 5,55882 5,55882 5,55882
√p/q 1,000 1,000 0,837 1,446 1,271 1,667 0,692 1,667 1,000 0,692
rpbis 0,302 0,774 0,287 0,514 0,398 0,137 0,203 0,599 0,615 0,257
rtabel 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339
KRITERIA tidak valid tidak valid valid tidak tidak valid valid tidak
1,053
VA
LID
ITA
S
RE
LIA
BIL
ITA
S
r11 1,023
P 0,500 0,412 0,676 0,618 0,735 0,324 0,735 0,500 0,324 0,735
KRITERIA sedang sedang sedang sedang mudah sedang mudah sedang sedang mudah
1,053
RE
LIA
BIL
ITA
S
0,028
r11>rtabel = Reliabel
TINGKAT
KESUKARAN
DA
YA
BE
DA
BA 11 12 17 13 17 5 16 12 7 18
JA 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
BB 6 2 6 8 8 6 9 5 4 7
JB 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
D 0,333 0,667 0,733 0,333 0,600 -0,067 0,467 0,467 0,200 0,733
KRITERIA cukup baik baik cukup baik jelek baik baik jelek baik
dibuang dipakai dibuang dipakai dipakai dibuang dibuang dipakai dibuang dibuangKETERANGAN
Taraf signifikansi 5%, rtabel = 0.339
DA
YA
BE
DA
/( −1
( ( − ))/(
Perhitungan Validitas Butir Soal
Rumus:
𝑟𝑝𝑏𝑖 =𝑀𝑝 −𝑀𝑡
𝑆𝑡 𝑝
𝑞
Keterangan:
𝑟𝑝𝑏𝑖 = koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
= 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
q = proporsi siswa yang menjawab salah
(q = 1 – p)
Kriteria:
Jika 𝑟𝑝𝑏𝑖 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka butir soal bersifat valid.
rtabel = 0,339
Perhitungan:
Berikut ini contoh perhitungan soal uji coba pada butir soal nomor 1. Untuk butir
soal yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama dan diperoleh hasil seperti
pada tabel analisis data.
Mp = 10,722
Mt = 9,88
St = 2,522
p = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎=
18
34 = 0,529
q = 1 – p = 1 – 0,529 = 0,471
𝑟𝑝𝑏𝑖 =10,722− 9,882
2,522
0,529
0,471= 0,353
Karena 𝑟𝑝𝑏𝑖 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka butir soal nomor 1 bersifat valid.
Lampiran 6. Perhitungan Validitas Butir Soal
84
Perhitungan Reliabilitas Instrumen
Rumus:
r11 = 𝑘
𝑘−1
𝑉𝑡−Σ𝑝𝑞
𝑉𝑡
Keterangan:
r11 = reliabilitas instumen
k = banyaknya butir pertanyaan
vt = varians total
p = proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir (proporsi subjek
yang mendapat skor 1)
p = banyaknya subyek yang skornya 1
N
q = proporsi subjek yang mendapat skor 0 (1-p)
Kriteria:
Jika harga r11 > rtabel, maka butir soal yang diuji bersifat reliabel
rtabel = 0,339
Perhitungan:
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal nomor 1, selanjutnya untuk butir
soal yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh hasil seperti
pada tabel analisis data.
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:
k = 20
vt = 633,529
∑pq = 5,23
Jawab:
r11 = 20
20−1
633,529−5,23
633,529
r11 = 1,044
Karena harga r11 > rtabel, maka instrumen reliabel.
Lampiran 7. Perhitungan Reliabilitas Instrumen
85
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
Rumus: P = 𝐵
𝐽𝑆x100%
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran soal:
0 < P ≤ 30% = sukar
30 < P ≤ 70% = sedang
P > 70% = mudah
Perhitungan:
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal nomor 1, selanjutnya untuk butir
soal yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh hasil seperti
pada tabel analisis data.
Diketahui: B = 18
JS = 34
Jawab:
P = 18
34x100%
P = 52,9%
Berdasarkan kriteria, maka soal nomor 1 masuk dalam kategori sedang.
Lampiran 8. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
86
Perhitungan Daya Pembeda Soal
Rumus:
DP = 𝐵𝐴𝐽𝐴
− 𝐵𝐵𝐽𝐵
= PA-PB
Keterangan :
DP = daya pembeda
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria:
0,00 ≤ ≤ 0,20 = Jelek
0,21 ≤ ≤ 0,40 = Cukup
0,41 ≤ ≤ 0,70 = Baik
0,71 ≤ ≤ 1,00 = Baik Sekali
Perhitungan:
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal nomor 1, selanjutnya untuk butir
soal yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh hasil seperti
pada tabel analisis data.
BA = 11 BB = 7
JA = 15 JB = 15
PA = 0,733 PB = 0,467
Jawab:
DP = PA –PB
DP = 0,733 – 0,467
DP = 0,266
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 memiliki daya pembeda cukup.
Lampiran 9. Perhitungan Daya Pembeda Soal
87
No. Kode Nilai Kategori No. Kode Nilai Kategori
1 E-01 43,33 Tidak tuntas 1 K-01 36,67 Tidak tuntas
2 E-02 33,33 Tidak tuntas 2 K-02 33,33 Tidak tuntas
3 E-03 46,67 Tidak tuntas 3 K-03 43,33 Tidak tuntas
4 E-04 36,67 Tidak tuntas 4 K-04 30,00 Tidak tuntas
5 E-05 43,33 Tidak tuntas 5 K-05 50,00 Tidak tuntas
6 E-06 20,00 Tidak tuntas 6 K-06 40,00 Tidak tuntas
7 E-07 36,67 Tidak tuntas 7 K-07 53,33 Tidak tuntas
8 E-08 53,33 Tidak tuntas 8 K-08 33,33 Tidak tuntas
9 E-09 53,33 Tidak tuntas 9 K-09 36,67 Tidak tuntas
10 E-10 10,00 Tidak tuntas 10 K-10 56,67 Tidak tuntas
11 E-11 53,33 Tidak tuntas 11 K-11 43,33 Tidak tuntas
12 E-12 26,67 Tidak tuntas 12 K-12 26,67 Tidak tuntas
13 E-13 30,00 Tidak tuntas 13 K-13 50,00 Tidak tuntas
14 E-14 33,33 Tidak tuntas 14 K-14 40,00 Tidak tuntas
15 E-15 13,33 Tidak tuntas 15 K-15 46,67 Tidak tuntas
16 E-16 20,00 Tidak tuntas 16 K-16 56,67 Tidak tuntas
17 E-17 26,67 Tidak tuntas 17 K-17 40,00 Tidak tuntas
18 E-18 33,33 Tidak tuntas 18 K-18 50,00 Tidak tuntas
19 E-19 33,33 Tidak tuntas 19 K-19 23,33 Tidak tuntas
20 E-20 40,00 Tidak tuntas 20 K-20 60,00 Tidak tuntas
21 E-21 23,33 Tidak tuntas 21 K-21 16,67 Tidak tuntas
22 E-22 53,33 Tidak tuntas 22 K-22 43,33 Tidak tuntas
23 E-23 10,00 Tidak tuntas 23 K-23 36,67 Tidak tuntas
24 E-24 20,00 Tidak tuntas 24 K-24 16,67 Tidak tuntas
25 E-25 33,33 Tidak tuntas 25 K-25 43,33 Tidak tuntas
26 E-26 20,00 Tidak tuntas 26 K-26 33,33 Tidak tuntas
27 E-27 33,33 Tidak tuntas 27 K-27 36,67 Tidak tuntas
28 E-28 53,33 Tidak tuntas 28 K-28 23,33 Tidak tuntas
29 E-29 46,67 Tidak tuntas 29 K-29 36,67 Tidak tuntas
30 E-30 30,00 Tidak tuntas 30 K-30 50,00 Tidak tuntas
31 E-31 40,00 Tidak tuntas 31 K-31 46,67 Tidak tuntas
32 E-32 43,33 Tidak tuntas 32 K-32 33,33 Tidak tuntas
33 K-33 23,33 Tidak tuntas
1.093 1.290
10 17
53 60
34,17 39,09
166,31 127,2727
12,90 11,28
Varians Varians
Standar deviasi Standar deviasi
DATA HASIL PRETES KELOMPOK EKSPERIMEN DAN
KELOMPOK KONTROLKelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Jumlah Jumlah
Minimal Minimal
Maksimal Maksimal
Rata-rata Rata-rata
Lampiran 10. Hasil Pretest kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
88
No. Kode Nilai Kategori No. Kode Nilai Kategori
1 E-01 70,00 Tuntas 1 K-01 53,33 Tidak tuntas
2 E-02 73,33 Tuntas 2 K-02 46,67 Tidak tuntas
3 E-03 63,33 Tidak tuntas 3 K-03 53,33 Tidak tuntas
4 E-04 50,00 Tidak tuntas 4 K-04 63,33 Tidak tuntas
5 E-05 80,00 Tuntas 5 K-05 53,33 Tidak tuntas
6 E-06 80,00 Tuntas 6 K-06 66,67 Tidak tuntas
7 E-07 76,67 Tuntas 7 K-07 53,33 Tidak tuntas
8 E-08 80,00 Tuntas 8 K-08 70,00 Tuntas
9 E-09 73,33 Tuntas 9 K-09 66,67 Tidak tuntas
10 E-10 30,00 Tidak tuntas 10 K-10 70,00 Tuntas
11 E-11 73,33 Tuntas 11 K-11 66,67 Tidak tuntas
12 E-12 80,00 Tuntas 12 K-12 53,33 Tidak tuntas
13 E-13 63,33 Tidak tuntas 13 K-13 60,00 Tidak tuntas
14 E-14 73,33 Tuntas 14 K-14 76,67 Tuntas
15 E-15 53,33 Tidak tuntas 15 K-15 70,00 Tuntas
16 E-16 80,00 Tuntas 16 K-16 66,67 Tidak tuntas
17 E-17 76,67 Tuntas 17 K-17 60,00 Tidak tuntas
18 E-18 73,33 Tuntas 18 K-18 60,00 Tidak tuntas
19 E-19 73,33 Tuntas 19 K-19 46,67 Tidak tuntas
20 E-20 50,00 Tidak tuntas 20 K-20 70,00 Tuntas
21 E-21 46,67 Tidak tuntas 21 K-21 53,33 Tidak tuntas
22 E-22 73,33 Tuntas 22 K-22 66,67 Tidak tuntas
23 E-23 53,33 Tidak tuntas 23 K-23 70,00 Tuntas
24 E-24 60,00 Tidak tuntas 24 K-24 53,33 Tidak tuntas
25 E-25 63,33 Tidak tuntas 25 K-25 66,67 Tidak tuntas
26 E-26 63,33 Tidak tuntas 26 K-26 70,00 Tuntas
27 E-27 73,33 Tuntas 27 K-27 70,00 Tuntas
28 E-28 73,33 Tuntas 28 K-28 63,33 Tidak tuntas
29 E-29 80,00 Tuntas 29 K-29 70,00 Tuntas
30 E-30 73,33 Tuntas 30 K-30 60,00 Tidak tuntas
31 E-31 80,00 Tuntas 31 K-31 76,67 Tuntas
32 E-32 80,00 Tuntas 32 K-32 63,33 Tidak tuntas
33 K-33 66,67 Tidak tuntas
2193,32 2076,65
30 47
80 77
68,54 62,93
151,93 65,12
12,33 8,07
Varians Varians
Standar deviasi Standar deviasi
DATA HASIL POSTES KELOMPOK EKSPERIMEN DAN
KELOMPOK KONTROLKelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Jumlah Jumlah
Minimal Minimal
Maksimal Maksimal
Rata-rata Rata-rata
Lampiran 11. Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
89
UJI NORMALITAS
DATA PRE TEST KELAS KONTROL
Hipotesis :
Ho
: data terdistribusi normal
Ha
: data tidak terdistribusi normal
Uji Hipotesis :
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
Kreteria :
Ho diterima jika x
2< x
2tabel
Pengujian hipotesis :
Nilai maksimal = 60 Panjang kelas = 7,2
Nilai minimal = 16,67 Rata-rata ( x ) = 39,09
Rentang = 43,33 s = 11,28
Banyak kelas = 6 n = 33
Kelas interval
Batas Z untuk Peluang Luas kelas Ei Oi (Oi-Ei)²
Kelas Batas kelas untuk Z untuk Z Ei
16,0 - 23,0 15,50 -2,09 0,48 0,07 2,15 5 3,77
24,0 - 31,0 23,50 -1,38 0,42 0,17 5,51 2 2,24
32,0 - 39,0 31,50 -0,67 0,25 0,26 8,71 9 0,01
40,0 - 47,0 39,50 0,04 0,01 0,26 8,50 9 0,03
48,0
55,0 47,50 0,75 0,27 0,16 5,12 5 0,00
56,0
63,0 55,50 1,45 0,43 0,05 1,78 3 0,84
62,50 2,08 0,48
x
2 6,89
Untuk a = 5 %, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh x2 tabel = 11,07
6,89
11,07
Karena x
2hitung < x
2tabel maka data tersebut terdistribusi normal
å=
-=c
k
1i i
2ii2
E
EO
Lampiran 12. Normalitas Pretest Kelas Kontrol
90
UJI NORMALITAS
DATA POST TEST KELAS KONTROL
Hipotesis :
Ho
: data terdistribusi normal
Ha
: data tidak terdistribusi normal
Uji Hipotesis :
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
Kreteria :
Ho diterima jika x
2< x
2tabel
Pengujian hipotesis :
Nilai maksimal = 76,59 Panjang kelas = 5,0
Nilai minimal = 46,62 Rata-rata ( x ) = 62,93
Rentang = 29,97 S = 8,07
Banyak kelas = 6 N = 33
Kelas interval
Batas Z untuk Peluang Luas kelas Ei Oi (Oi-Ei)²
Kelas batas kelas untuk Z untuk Z Ei
46,0 - 51,0 45,50 -2,16 0,48 0,06 2,08 2 0,00
52,0 - 57,0 51,50 -1,42 0,42 0,17 5,68 7 0,31
58,0 - 63,0 57,50 -0,67 0,25 0,28 9,16 7 0,51
64,0 - 69,0 63,50 0,07 0,03 0,26 8,71 7 0,34
70,0
75,0 69,50 0,81 0,29 0,15 4,89 8 1,98
76,0
81,0 75,50 1,56 0,44 0,04 1,48 2 0,18
80,50 2,18 0,49
x
2 3,32
Untuk a = 5 %, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh x2 tabel = 11,07
3,32
11,07
Karena x
2hitung < x
2tabel maka data tersebut terdistribusi normal
å=
-=c
k
1i i
2ii2
E
EO
Lampiran 13. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
91
UJI NORMALITAS
DATA PRE TEST KELAS EKSPERIMEN
Hipotesis :
Ho
: data terdistribusi normal
Ha
: data tidak terdistribusi normal
Uji Hipotesis :
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
Kreteria :
Ho diterima jika x
2< x
2tabel
Pengujian hipotesis :
Nilai maksimal = 53,33 Panjang kelas = 7,3
Nilai minimal = 10 Rata-rata ( x ) = 34,17
Rentang = 43,33 s = 12,90
Banyak kelas = 6 n = 32
Kelas interval Batas Z untuk Peluang Luas kelas Ei Oi
(Oi-
Ei)²
Kelas batas kelas untuk Z untuk Z Ei
10,0 - 17,0 9,50 -1,91 0,47 0,07 2,25 3 0,25
18,0 - 25,0 17,50 -1,29 0,40 0,15 4,88 5 0,00
26,0 - 33,0 25,50 -0,67 0,25 0,23 7,31 10 0,99
34,0 - 41,0 33,50 -0,05 0,02 0,24 7,54 4 1,67
42,0
49,0 41,50 0,57 0,22 0,17 5,36 5 0,02
50,0
57,0 49,50 1,19 0,38 0,08 2,42 5 2,75
56,50 1,73 0,46
x
2 5,68
Untuk a = 5 %, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh x2 tabel = 11,07
5,68
11,07
Karena x
2hitung < x
2tabel maka data tersebut terdistribusi normal
å=
-=c
k
1i i
2ii2
E
EO
Lampiran 14. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
92
UJI NORMALITAS
DATA POST TEST KELAS EKSPERIMEN
Hipotesis :
Ho
: data terdistribusi normal
Ha
: data tidak terdistribusi normal
Uji Hipotesis :
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
Kreteria :
Ho diterima jika x
2< x
2tabel
Pengujian hipotesis :
Nilai maksimal = 80
Panjang kelas = 8,38
Nilai minimal = 30
Rata-rata ( x ) = 68,54
Rentang
= 50
s
= 12,33
Banyak kelas = 6
n
= 32
Kelas interval Batas Z untuk Peluang Luas kelas Ei Oi (Oi-Ei)²
Kelas batas kelas untuk Z untuk Z Ei
30,0 - 38,0 29,50 -3,17 0,50 0,01 0,21 1 2,91
39,0 - 47,0 38,50 -2,44 0,49 0,04 1,17 1 0,02
48,0 - 56,0 47,50 -1,71 0,46 0,12 3,85 4 0,01
57,0 - 65,0 56,50 -0,98 0,34 0,24 7,62 5 0,90
66,0 - 74,0 65,50 -0,25 0,10 0,28 9,05 11 0,42
75,0 - 83,0 74,50 0,48 0,19 0,19 5,94 10 2,78
82,50 1,13
x2 4,26
Untuk a = 5 %, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh x2 tabel = 11,07
4,26
11,07
Karena x
2hitung < x
2tabel maka data tersebut terdistribusi normal
å=
-=c
k
1i i
2ii2
E
EO
Lampiran 15. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
93
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL PRETES ANTARA KELOMPOK
EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL
Hipotesis
Ho : 12 = 2
2
Ha : 12 =
22
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Ho diterima apabila F < F 1/2 (nb-1):(nk-1)
F 1/2 (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Jumlah 1093 1290
n 32 33
𝑋 34,17 39,09
Varians (s2) 166,3082 127,2727
Standart deviasi (s) 12,90 11,28
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F =
166,3082 = 1,307
127,2727 Pada = 5% dengan:
dk pembilang = nb - 1
= 33 - 1 = 32 dk penyebut = nk -1
= 32 - 1 = 31
F (0.025)(35:33) = 2,04
1,307 2,04
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang tidak berbeda.
terkecilVarians
terbesarVarians F =
Lampiran 16. Uji Homogenitas Pretest
94
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA POSTES ANTARA KELOMPOK
EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL
Hipotesis Ho : 1
2 = 2
2
Ha : 12 ≠ 2
2
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Ho diterima apabila F < F 1/2 (nb-1):(nk-1)
F 1/2 (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Jumlah 2193 2077
n 32 33
𝑋 68,54 62,93
Varians (s2) 151,9256 65,1160
Standart deviasi (s) 12,33 8,07
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F =
151,9256 = 2,333
65,1160
Pada = 5% dengan: dk pembilang = nb - 1
= 32 - 1 = 31 dk penyebut = nk -1
= 33 - 1 = 32
F (0.025)(35:33) = 2,03
2,03
2,333
Karena F berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang berbeda.
terkecilVarians
terbesarVarians F =
Lampiran 17. Uji Homogenitas Posttest
95
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA HASIL PRE TEST ANTARA
KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL
Persamaan yang digunakan :
Dimana.
Data yang diperoleh :
Sumber variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah 1093 1290
N 32 33
X̅ 34,17 39,09
Varians (s2) 166,3082 127,2727
Standar deviasi (s) 12,90 11,28
Perhitungan :
S = 32−1 166,3082+ 33−1 127,2727
32+33−2= 12,1029
t = 34,17−39,09
12,1029 1
32+
1
33
= -1,64
Pada α = 5% dengan dk = 65 - 2 = 63 diperoleh t(0.95)63) = 2,00
Karena t berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat perbedaan rata-rata
2,00 -0,164
21 n
1
n
1 s
xx t 21
-=
2nn
1n1n s
21
2
22
2
11
-
--=
ss
Lampiran 18. Uji Perbedaan Pretest
Daerah
penerimaan H0
Daerah
penolakan H0
96
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA HASIL POST TEST ANTARA
KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL
Persamaan yang digunakan :
Dimana.
Data yang diperoleh :
Sumber variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah 2193 2077
N 32 33
X̅ 68,54 62,93
Varians (s2) 151,9256 65,116
Standar deviasi (s) 12,33 8,07
Perhitungan :
S = 32−1 151,9256+ 33−1 65,116
32+33−2= 10,3842
t = 68,54−62,93
10,3842 1
32+
1
33
= 2,178
Pada α = 5% dengan dk = 65 - 2 = 63 diperoleh t(0.95)63) = 2,00
Karena t berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat perbedaan rata-rata
2,00 2,178
21 n
1
n
1 s
xx t 21
-=
2nn
1n1n s
21
2
22
2
11
-
--=
ss
Lampiran 19. Uji Perbedaan Posttest
Daerah
penerimaan H0
Daerah
penolakan H0
97
PERHITUNGAN GAIN SCORE
1. Hasil Belajar Kelas Kontrol
Dari hasil analisis data hasil belajar kognitif pretest dan posttest kelas
kontrol diperoleh bahwa nilai rata-rata pretest (Spre) = 39,09% dan rata-rata
posttest (Spost) = 62,93%. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif
digunakan persamaan faktor Hake sebagai berikut:
𝑔 = 𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡 − 𝑆𝑝𝑟𝑒
100% − 𝑆𝑝𝑟𝑒
𝑔 = 62,93% − 39,09%
100% − 39,09%
𝑔 = 23,84%
60,91%= 0,39
Karena 0,3 ≤ 𝑔 < 0,7 maka peningkatan hasil belajar kognitif dari
pretest ke posttest memiliki kriteria sedang.
2. Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Dari hasil analisis data hasil belajar kognitif pretest dan posttest kelas
eksperimen diperoleh bahwa nilai rata-rata pretest (Spre) = 34,17% dan rata-rata
posttest (Spost) = 68,54%. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif
digunakan persamaan faktor Hake sebagai berikut:
𝑔 = 𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡 − 𝑆𝑝𝑟𝑒
100% − 𝑆𝑝𝑟𝑒
𝑔 = 68,54% − 34,17%
100% − 34,17%
𝑔 = 34,37%
65,83%= 0,52
Karena 0,3 ≤ 𝑔 < 0,7 maka peningkatan hasil belajar kognitif dari
pretest ke posttest memiliki kriteria sedang.
Lampiran 20. Uji Gain Score
98
Lampiran 21. Uji Signifikansi
HipotesisHo : <Ha : >
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Dimana,
Dari data diperoleh:
-
=
Pada = 5% dengan dk = 32 + 33 - 2 = 63 diperoleh t(0.95)(63) =
Sumber variasi kelompok eksperimen kelompok kontrol
Jumlah 1099,99 743
n 32 33
x
UJI t PIHAK KANAN PENINGKATAN RATA-RATA HASIL BELAJAR KELOMPOK
EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL
m1 m2
m1 m2
34,37 23,23
Varians (s2) 164,4670 128,6733
Standart deviasi (s) 12,82 11,34
t =34,37 23,23
12,82 11,34
32 33 32 33
12,82+
11,34- 2 -0,09
=11,15
164,5+
128,67- -0,18 2,267 1,975
32 32
9,2 -0,81
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan
rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol
3,53
2,00
-2,00 2,00 3,53
=11,15
9,966
=11,15
Daerah penerimaan Ho
2 2
-
-=
2
2
1
1
21
2
2
2
1
21
n
ssr2
xx t
n
ss
99
100
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
Lampiran 21. Modul Pembelajaran
MODUL
PEMBELAJARAN
OLEH: SAMSUDDUHA
MEMELIHARA/SERVIS
SISTEM AC
100
ii
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya
penyusunan modul pembelajaran yang telah saya buat pada kompetensi dasar
memelihara/servis sistem AC kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan.
Modul pembelajaran ini berisikan materi tentang sistem AC. Kegiatan
pembelajaran dalam modul ini terdiri dari tujuan pembelajaran, materi, tes
formatif, evaluasi serta kunci jawaban dari tes formatif dan evaluasi. Kunci
jawaban diberikan pada bagian akhir modul yang digunakan untuk
mengetahui ketuntasan belajar peserta didik. Sehingga nantinya peserta didik
diharapkan mengetahui seberapa jauh ketuntasan belajar yang sudah mereka
lakukan.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan modul
Pembelajaran ini yaitu
1. Prof.Dr.Samsudi, M.Pd. selaku dosen pembimbing I skripsi saya
2. Drs.Karsono, M.Pd. selaku dosen pembimbing II skripsi saya
3. Para guru yang ada di SMK Muhammadiyah 2 Boja dan Semua pihak
yang telah ikut berpartisipasi yang tidak dapat saya sebutkan semua.
Penulis berharap agar nantinya modul pembelajaran ini bermanfaat
bagi pembelajaran kompetensi memelihara/servis sistem AC. Penulis juga
meminta saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar modul yang
telah dibuat dapat menjadi lebih baik lagi.
Semarang , Agustus 2012
KATA PENGANTAR
HALAMAN SAMPUL............................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
PENDAHULUAN .................................................................................. iv
A. Deskripsi .................................................................................. iv
B. Petunjuk Penggunaan Modul .................................................... iv
KEGIATAN BELAJAR 1 ....................................................................... 1
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1 ........................................................ 1
b. Uraian Materi 1 ........................................................................ 1
c. Tes Formatif 1 .......................................................................... 8
KEGIATAN BELAJAR 2 ...................................................................... 9
a. Tujuan Kegiatan Belajar 2 ........................................................ 9
b. Uraian Materi 2 ........................................................................ 9
c. Tes Formatif 2 .......................................................................... 21
KEGIATAN BELAJAR 3 ....................................................................... 22
a. Tujuan Kegiatan Belajar 3 ........................................................ 22
b. Uraian Materi 3 ........................................................................ 22
c. Tes Formatif 3 .......................................................................... 30
EVALUASI............................................................................................ 31
KUNCI JAWABAN ................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 37
DAFTAR ISI
iii
A. Deskriptif
Kompetensi Memelihara/servis sistem AC merupakan kompetensi yang
berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan AC mobil yang mencakup
tentang komponen-komponen yang ada pada sistem AC, fungsi komponen
sistem AC, cara kerja komponen sistem AC dan cara memelihara/servis sistem
AC. Modul Pembelajaran ini disusun agar peserta didik lebih memahami dan
mendalami kompetensi memelihara/servis sistem AC.
B. Petunjuk Penggunaan Modul
Agar peserta didik dapat mempelajari keseluruhan isi modul, serta
tuntas dalam mencapai indikator yang sudah ditentukan maka peserta didik
harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Bacalah dengan cermat pengantar serta indikator yang harus dicapai
2. Untuk mempelajari materi hendaknya kalian membaca terlebih dahulu
tujuan pembelajarannya.
3. Cocokkan jawaban kalian dengan kunci jawaban yang terletak pada
bagian akhir dari modul ini.
4. Apabila 80% jawaban kalian benar maka kalian tuntas dalam belajar
kompetensi memelihara/servis sistem AC, tetapi jika jawaban kalian
belum mencapai 80% maka ulangi lagi belajar dari awal.
Untuk keberhasilan kalian dalam belajar, ikutilah semua petunjuk
dengan cermat, kemudian bacalah uraian materi berulang-ulang agar kalian
paham, kemudian berlatihlah mengerjakan soal pada uji Smart yang telah
disediakan. Jika kalian menunjukkan disiplin yang tinggi dalam belajar,
kalian pasti akan berhasil dan mampu menyelesaikan setiap permasalahan
yang menjadi kendala dalam belajar.
PENDAHULUAN
iv
URAIAN MATERI 1
A. Pengertian Sistem AC
AC atau Air Conditioners, adalah suatu rangkaian komponen yang
berfungsi untuk mendinginkan udara didalam kabin agar penumpang dapat
merasa segar dan nyaman. Komponen-komponen yang terdapat pada sistem
AC adalah sebagai berikut:
1. Kompresor
Kompresor berfungsi untuk memompakan refrigerant yang berbentuk gas
agar tekanannya meningkat sehingga secara otomatis akan menaikkan
suhu refrigerant.
Gambar 1. Kompresor
KEGIATAN BELAJAR 1
PENGERTIAN SISTEM AC DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA
Tujuan kegiatan belajar 1
1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian sistem AC dan
komponen-komponennya.
2. Peserta didik dapat menjelaskan cara kerja komponen sistem AC
1
2. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mendinginkan atau menyerap panas pada
refrigerant yang telah dikompresikan oleh kompresor dan mengubah
refrigrant yang berbentuk gas menjadi cair. Didepan kondensor dilengkapi
dengan kipas yang berfungsi untuk memepercepat proses pendinginan
refrigerant.
Gambar 2. Kondensor
3. Receifer/dryer
Receifer/dryer berfungsi menampung refrigerant cair untuk sementara
waktu, yang selanjutnya mengalirkan ke evaporator melalui expansion
valve atau katup ekspansi. Selain itu receifer/dryer juga berfungsi sebagai
filter untuk menyaring uap air dan kotoran.
Gambar 3. Receiver/dryer
2
4. Ekspansion Valve
Ekspansion valve berfungsi mengabutkan refrigerant kedalam evaporator,
agar refrigerant cair dapat segera berubah menjadi gas.
Gambar 4. Ekspansion Valve
5. Evaporator
Evaporator berfungsi untuk menyerap panas dari udara melalui sirip-sirip
pendingin evaporator, sehingga udara di sekitar evaporator menjadi
dingin.
Gambar 5. Evaporator
6. Blower
Fungsi dari blower adalah untuk mengalirkan udara dingin yang ada
disekitar evaporator menuju ke kabin mobil.
Gambar 6. Blower
3
B. Cara kerja komponen AC
Cara kerja dari komponen-komponen AC pada mobil akan dijelaskan
sebagai berikut:
1. Kompresor
Pada dasarnya kompresor terbagi menjadi dua bagian yaitu magnetic
clutch dan kompresor itu sendiri. Dua bagian ini tidak bisa dipisahkan karena
memiliki fungsi yang saling berkaitan. Berikut akan dijelaskan cara kerja dari
kompresor dan magnetic clutch:
a. Kompresor
Kompresor digerakkan oleh tali kipas dari puli mesin. Perputaran
kompresor akan menggerakkan piston dan gerakan piston ini akan
menimbulkan tekanan bagi refrigerant yang berbentuk gas sehingga
tekanannya meningkat yang dengan sendirinya akan meningkatkan
temperatur refrigerant.
b. Magnetic Clutch
Magnetic clutch atau kopling magnet adalah suatu alat yang digunakan
untuk melepas dan menghubungkan kompressor dengan putaran mesin.
Peralatan intinya adalah: Stator, rotor dan pressure plate.
Gambar 7. Magnetic Clutch
Cara kerja magnetic clutch:
Puli kompressor selalu berputar oleh perputaran mesin melalui tali kipas
pada saat mesin hidup. Dalam posisi switch AC off, kompressor tidak akan
berputar, dan kompressor hanya akan berputar apabila switch AC dalam
4
posisi hidup (on) hal ini disebabkan oleh arus listrik yang mengalir ke
stator coil akan mengubah stator coil menjadi magnet listrik yang akan
menarik pressure plate dan bidang singgungnya akan bergesekan dan
saling melekat dalam satu unit memutar kompresor.
2. Kondensor
Refrigerant yang masuk kedalam kondensor oleh karena tekanan
kompresor masih dalam bentuk gas dengan temperatur yang cukup tinggi
(80oC). Temperatur yang tinggi dari refrigerant yang berada dalam kondensor
yang bentuknya berliku-liku akan mengakibatkan terjadinya pelepasan panas
oleh refrigerant. Proses pelepasan panas ini di percepat dengan adanya isapan
kipas yang terpasang dibelakang kondensor. Padaujung pipa keluar kondensor
refrigerant sudah tidak berbentuk gas lagi tetapi sudah berubah menjadi
refrigerant cair dengan temperatur 57oC.
Gambar 8. Cara Kerja Kondensor
5
3. Receifer/dryer
Refrigerant dari kondensor masuk ke tabung receifer melalui lubang
masuk, kemudian melalui dryer, desiccant dan filter kemudian refrigerant cair
naik dan keluar melalui lubang keluar menuju ke ekspansion valve.
Gambar 9. Cara kerja receifer/dryer
Dryer berfungsi untuk mencegah kotoran yang dapat menimbulkan karat
maupun pembekuan refrigerant terutama pada ekspansion valve yang mana
akan mengganggu siklus refrigerant. Bagian atas dari receifer/dryer disediakan
gelas kaca ( sight glass ) yang berfungsi untuk melihat sirkulasi refrigerant.
4. Ekspansion Valve
Gambar 10. Cara Kerja Ekspansion Valve
6
Olehkarena fungsi dari ekspansion valve ini untuk mengabutkan
refrigerant kedalam evaporator, maka lubang keluar pada alat ini berbentuk
lubang kecil konstan atau dapat diatur melalui katup yang pengaturannya
menggunakan perubahan temperatur yang dideteksi oleh sebuah sensor panas.
5. Evaporator
Perubahan zat cair dari refrigerant menjadi gas yang terjadi pada
evaporator akan berakibat terjadinya penyerapan panas pada daerah
sekelilingnya, udara yang melewati kisi-kisi evaporator panasnya akan
terserap sehingga dengan hembusan blower udara yang keluar keruang kabin
mobil akan menjadi dingin.
Gambar 11.Cara Kerja Evaporator
7
TES FORMATIF
1. Jelaskan pengertian sistem AC !
2. Sebutkan nama komponen-komponen utama sistem AC !
3. Jelaskan fungsi dari kompresor dan kondensor !
4. Jelaskan fungsi dari blower dan ekspansion valve !
5. Jelaskan cara kerja dari kompresor, receifer/dryer dan evaporator !
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑥 100 %
Cocokanlah jawaban kalian dengan kunci jawaban tes formatif 1
yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang
benar, kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan kalian terhadap materi kegiatan pembelajaran 1
Kriteria tingkat penguasaan = 90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
≤ 70 % = Kurang
Jika mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, kamu dapat
meneruskan ke kegiatan pembelajaran 2. Jika masih dibawah 80 %
kalian harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 1, terutama
bagian yang belum dikuasai.
8
URAIAN MATERI
A. Peralatan Tambahan yang Terdapat pada Rangkaian Sistem AC
Ada beberapa peralatan tambahan pada sistem AC, peralatan tambahan
berfungsi untuk membantu sistem AC agar sistem AC bekerja secara
maksimal. Dibawah ini akan diterangkan peralatan-peralatan tambahan yang
terdapat pada sistem AC.
a. Pressure switch
Gambar 12. Letak Pressure Switch
Presure switch berfungsi mengontrol tekanan yang terjadi pada sisi
tekanan tinggi, bila tekanan siklus refrigerant terlalu berlebihan, baik terlalu
tinggi (27 kg/cm2) maupun terlalu rendah (2,1 kg/cm2) maka secara otomatis
KEGIATAN BELAJAR 2
RANGKAIAN/SIKLUS SISTEM AC
Tujuan kegiatan belajar 2
1. Peserta didik dapat menyebutkan dan menggunakan peralatan
tambahan pada rangkaian sistem AC.
2. Peserta didik dapat menjelaskan siklus pendinginan sistem AC.
3. Peserta didik dapat mengerti cara mengisi refrigerant pada sistem AC.
9
akan menghentikan switch sehingga magnetic clutch menjadi off. Kondisi
tekanan yang tidak normal akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada
berbagai komponen yang lain. Letak pressure switch ada diantara receifer dan
expansion valve.
b. Alat pencegah pembekuan
Untuk menghindari berkurangnya efek pendinginan yang disebabkan
pembekuan air yang ada di fin pada evaporator yang terlalu dingin < 0oC,
dapat dipasangkan peralatan ini yang terdiri atas dua jenis, yaitu:
1. Tipe Thermistor
Alat pencegah pembekuan tipe thermistor dipasangkan pada fin
evaporator, dan bekerja berdasarkan sinyal thermistor yang mengontrol
temperatur fin. Bila temperatur fin menurun < 0oC, maka magnetic
clutch akan mati dan kompresor akan berhenti berputar.
2. Tipe EPR (Evaporator Pressure Regulator)
Alat pencegah pembekuan tipe EPR dipasangkan diantara evaporator
dan kompresor, Tipe ini mengatur jumlah refrigerant yang mengalir dari
evaporator ke kompresor, dan menjaga agar tekanannya tidak kurang
dari 1,9 kg/cm2, sehingga akan menjaga temperatur fin evaporator tidak
turun < 0oC.
c. Stabilizer putaran mesin
Peralatan ini berfungsi untuk menstabilkan putaran mesin melalui sensor
pendeteksi RPM mesin yang dipasangkan pada arus primer ignition coil
sehingga putaran idle mesin menjadi lebih baik dan tidak mudah mati. Prinsip
kerja dari peralatan ini adalah ketika RPM mesin drop hingga mencapai batas
minimum, maka alat ini akan menghentikan magnetic clutch, sehingga
kompresor berhenti bekerja dan RPM mesin akan normal kembali.
10
Gambar 13. Stabilizer
d. Peralatan idle up
Digunakan untuk meningkatkan RPM mesin pada kondisi idle dan AC
dalam keadaan hidup. Tanpa alat ini kerja mesin akan menjadi sangat berat
karena harus mengangkat beban kompresor sehingga mesin akan sering mati
dan kenyamanan berkendara akan terganggu.
Gambar 14. Idle Up Switch Terbuka
e. Sistem pelindung tali penggerak kompresor
Alat ini digunakan untuk melindungi tali penggerak kompresor, yaitu
pada saat kompresor mengalami kemacetan. Bila hal ini terjadi maka
10
11
magnetic clutch dan VSV idle up akan off secara otomatis dan indikator lampu
AC akan berkedip untuk memberitahukan kerusakan yang terjadi pada sistem
pendingin.
Gambar 15. Letak Tali Pelindung
f. Sistem kontrol kompressor dua tingkat
AC tipe airmix, dengan kompresor berputar pada beban penuh yang
temperaturnya mencapai batas limit hingga terjadi pembekuan pada fin
evaporator (3oC), hal ini akan banyak menyerap tenaga mesin. Dengan
menggunakan peralatan ini dan diset pada switch ekonomi akan menghemat
banyak pemakaian karena kompresor akan off pada 10oC temperatur fin
bukan 3oC seperti pada keadaan normal.
Gambar 16.Sistem Kontrol Kompresor
12
g. Magnetic Valve
Magnetic valve terletak antara receifer dan expansion valve dan dipakai
pada sistem pendingin tipe dual. Pengontrol temperatur ini bekerja dengan
cara membuka dan menutup magnetic valve yang secara paralel akan bekerja
membuka dan menutup siklus pendingin.
Gambar 17.Magnetic Valve
B. Siklus Pendinginan AC Mobil
Siklus pendinginan yang terjadi pada sistem AC dapat dijelaskan seperti
dibawah ini :
g. Kompresor berputar menekan gas refrigerant agar tekanan dan suhunya
naik
h. Gas refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi masuk kedalam
kondensor. Di dalam kondensor,panas refrigerant dilepaskan dan terjadilah
pengembunan sehingga refrigerant berubah menjadi zat cair.
i. Cairan refrigerant ditampung oleh receifer untuk disaring dan digunakan
saat evaporator membutuhkan refrigerant.
j. Expansion valve memancarkan refrigerant cair sehingga berbentuk kabut
yang bertemperatur dan bertekanan rendah.
13
k. Gas refrigerant yang dingin dan berembun mengalir kedalam evaporator
untuk mendinginkan udara yang mengalir melalui sela-sela fin evaporator,
sehingga udara disekitar evaporator tersebut menjadi dingin.
l. Gas refrigerant kembali kekompresor.
Gambar 18. Siklus Pendinginan
14
C. Manifold Gauge
Manifold gauge adalah alat yang berfungsi selain untuk
mengosongkan/mengisi refrigerant juga sebagai alat untuk mengidentifikasi
gangguan pada sistem AC.
Gambar 19. Manifold Gauge
D. Mengisi refrigerant pada sistem AC mobil
1. Mengenal refrigerant (zat pendingin)
Refrigerant atau zat pendingin mempunyai kemampuan menyerap panas
dalam jumlah yang besar dan pada proses itu disertai dengan perubahanwujud
yaitu dari cair menjadi gas. Zat pendingin yang sering digunakan pada sistem
AC mobil adalah R12 atau juga dikenal dengan CFC 12. kelebihan dari zat
pendingin ini adalah:
a. Mendidih pada 29,8 oC dalam tekanan atmosfir.
b. Stabil pada temperatur baik tinggi maupun rendah.
c. Tidak menimbulkan reaksi terhadap logam.
d. Dapat larut bila dicampur dengan minyak.
e. Kurang bereaksi terhadap karet.
f. Tidak berwarna dan tidak berbau.
Kekurangannya adalah dapat mempengaruhi penipisan lapisan ozon pada
atmosfir bumi yang menyebabkan terjadinya radiasi sinar ultra Violet dari
matahari dan menimbulkan efek rumah kaca. Refrigerant lain yang sekarang
15
banyak dijumpai dan lebih ramah terhadap ozon serta memiliki efektifitas
pendinginan lebih baik adalah HFC 134a atau R 134a.
Gambar 20. Refrigerant HFC 134a
2. Cara mengisi refrigerant
Sebelum mengisi refrigerant sistem rangkaian harus dalam keadaan
kosong, tidak ada udara ataupun uap air yang tersisa didalamnya. Untuk
mengosongkan sistem rangkaian ini lakukanlah langkah pengosongan dengan
menggunakan alat vacuum pump.
a. Prosedur pengosongan
Tutup kedua katup manifold gauge.
pasang manifold gauge ke kompresor dengan selang merah ke nipel
tekanan tinggi dan selang biru ke nipel tekanan rendah serta selang hijau
ke pompa vakum.
Bukalah salah satu katup manifold dan hidupkan pompa vakum.
Bacalah ukuran pada vakum gauge, hingga menunjukkan angka +/- 600
mmHg ( 23,62 inHg; 80 kPa )
Bukalah sisi katup manifold yang lain agar vakum bekerja dari dua sisi
untuk lebih mengefisienkan kerja pompa vakum.
16
Pastikan sistem telah bersih dari udara maupun uap air dengan
angka penunjuk berada pada angka 750 mmHg ( 29,53 in Hg; 99,98
kPa )
Tutup kedua katup manifold sebelum mematikan pompa vakum.
Tunggu kurang lebih 15 menit dan amati angka penunjuk meteran.
Bila terjadi penurunan maka dalam sistem rangkaian masih terjadi
kebocoran.
Gambar 21. Pengosongan Refrigerant
b. Prosedur pengisian
f. Pemasangan selang pada tabung refrigerant
Sebelum memasang selang, putarlah handle berlawanan arah jarum
jam sampai jarum katupnya tertarik penuh.
Putarlah disc berlawanan arah jarum jam, sampai posisi habis.
Hubungankan selang warna hijau ke tabung refrigerant.
Putarlah disck searah jarum jam dengan tangan.
17
Putarlah handle searah jarum jam untuk membuat lubang, dan
putarlah kembali berlawanan arah jarum jam agar gas dapat
mengalir keselang.
Tekanlah niple nomer 4 pada manifold gauge dengan jari tangan
sampai udara keluar dari selang tengah.
Bila udara sudah keluar tutuplah niple nomer 4 dengan tutup niple.
Gambar 22. Pemasangan Selang
g. Pemeriksaan kebocoran awal
Bukalah keran katup tekanan tinggi pada manifold gauge agar gas
masuk kedalam sistem.
Bila pengukur tekanan rendah sudah menunjukkan 1 kg/cm2 ( 14 psi;
98 kPa ) tutup keran manifold tekanan tinggi.
Periksalah kebocoran pada sistem dengan menggunakan detektor.
18
h. Pengisian refrigerant dalam bentuk cair
Buka katup tekanan tinggi.
Periksalah kaca pengintai sampai aliran refrigerant berhenti
mengalir dan tutuplah keran.
Amati kedua pengukur, tekanan tinggi maupun tekanan rendah.
Keduanya harus menunjukkan tekanan yang sama.
Gambar 23. Pengisian Refrigerant
i. Pengisian lanjutan
Hidupkan mesin dan biarkan beberapa menit untuk pemanasan.
Hidupkan switch AC, dan amati pengukur tekanan manifold gauge,
tanda merah harus terlihat pada tekanan tinggi dan tanda biru pada
tekanan rendah tetapi tidak vakum.
19
Buka sedikit demi sedikit katup manifold gauge warna biru.
Amati gelas pantau dan bila jumlah gelembung menjadi semakin
sedikit dan lembut menunjukkan bahwa pengisian sudah cukup.
Tutup katup manifold gauge, dan baca pengukur tekanan rendah 1,5
– 2,0 kg/cm2 dan tekanan tinggi 14,5 – 15 kg/cm2.
Gambar 24. Pengisian Lanjutan
20
TES FORMATIF 2
1. Sebutkan dan jelaskan tiga peralatan tambahan pada AC mobil !
2. Sebutkan kelebihan dan kelemahan refrigerant R12 !
3. Jelaskan proses sirkulasi sistem pendingin AC pada mobil !
4. Jelaskan pengertian manifold Gauge !
5. Jelaskan cara pengisian refrigerant pada sistem AC mobil !
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑥 100 %
Cocokanlah jawaban kalian dengan kunci jawaban tes formatif 2
yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang
benar, kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan kalian terhadap materi kegiatan pembelajaran 2
Kriteria tingkat penguasaan = 90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
≤ 70 % = Kurang
Jika mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, kamu dapat
meneruskan ke kegiatan pembelajaran 2. Jika masih dibawah 80 %
kalian harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 1, terutama
bagian yang belum dikuasai.
21
URAIAN MATERI
A. Memelihara/servis Komponen-komponen AC
Dibawah ini akan diterangkan cara memelihara/servis setiap kompoen
yang ada pada sisitem AC. Komponen-komponen AC yang perlu dilakukan
servis antara lain:
1. Kompresor
Pemeliharaan kompresor dengan melakukan servis berkala setiap
kendaraan menempuh jarak 60.000 km. Ketika melakukan servis
tambahkanlah oli pelumas sebanyak 40 ml.
2. Kondensor
Cucilah kondensor dengan menggunakan air sampai kotoran-kotoran yang
menempel pada kondensor hilang dan bersih. Betulkan atau luruskan
apabila pada sirip-sirip kondensor bengkok.
3. Receiver/dryer
Setiap kendaraan atau mobil menempuh jarak 40.000 km maka
receiver/dryer harus diganti.
KEGIATAN BELAJAR 3
MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC
Tujuan kegiatan belajar 3
1. Peserta didik dapat mengetahui cara memelihara atau servis
komponen-komponen sistem AC.
2. Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri siklus pendingin yang tidak
normal, penyebab dan pemecahannya.
3. Peserta didik dapat membaca dan memahami tabel trouble shooting.
22
4. Katup ekspansi
Apabila katup ekspansi terjadi kerusakan maka harus diganti karena pada
katup ekspansi tidak bisa dilakukan perbaikan.
5. Evaporator
Cucilah evaporator hingga bersih sampai kotoran-kotoran yang ada pada
evaporator hilang. Apabila sirip-sirip evaporator bengkok luruskan.
6. Blower
Cucilah blower hingga bersih sampai debu-debu yang ada pada blower
hilang.
B. Ciri-ciri siklus pendingin tidak normal, penyebab dan pemecahannya.
a. Refrigerant kurang.
Pada kondisi ini, terlihat beberapa gejala :
udara yang keluar dari sistem pendingin tidak terlalu dingin, pada
kaca pengintai terlihat banyak gelembung dan pemeriksaan pada
manifold gauge menunjukkan pengukur tekanan rendah: 0,8 kg/cm2
dan pengukur tekanan tinggi : 8-0 kg/cm2.
Kemungkinan penyebabnya:
terdapat kebocoran pada siklus Pendinginan.
Pemecahannya:
periksa kebocoran dengan menggunakan detektor kebocoran dan
perbaiki.
b. Pengisian refrigerant berlebihan.
Pada kondisi ini, terlihat beberapa gejala :
pendinginan tidak maksimum, pemeriksaan pada manifold gauge
menunjukkan pengukur tekanan rendah: 2,5 kg/cm2 dan pengukur
tekanan tinggi: 20 kg/cm2.
23
Kemungkinan penyebabnya :
1. dalam pengisian refrigerant terlalu berlebihan.
2. kondensor tidak bekerja dengan baik.
3. kopling fluida kipas radiator slip.
Pemecahan :
1. Kurangi jumlah refrigerant.
2. Bersihkan kondenser.
3. Periksa kopling fluida kipas radiator, bila rusak ganti.
c. Terdapat udara didalam siklus
Pada kondisi ini terlihat beberapa gejala :
AC tidak terlalu dingin, pemeriksaan pada manifold gauge terlihat
pengukur tekanan rendah: 2,5 kg/cm2 dan pengukur tekanan tinggi:
23 kg/cm2.
Kemungkinan penyebabnya:
ada udara didalam siklus pendingin.
Pemecahannya :
1. Periksa kotoran oli dan jumlahnya.
2. Bila oli berwarna hitam (kotor), ganti.
3. Lakukan penyedotan kevakuman kembali.
4. Ganti receifer.
d. Terdapat uap air di dalam siklus
Pada kondisi ini terlihat beberapa gejala:
AC tidak terlalu dingin dan pemeriksaan pada manifold gauge
Pengukur tekanan rendah: 2.5 kg/cm2dan pengukur tekanan tinggi: 23
kg/cm2.
Kemungkinan penyebabnya :
Ada uap air didalam siklus pendingin.
24
Pemecahannya :
1. Periksa kotoran oli dan jumlah oli.
2. Bila oli berwarna hitam ganti dengan yang baru.
3. lakukan penyedotan kevakuman kembali.
4. Ganti receifer.
e. Refrigerant tidak bersirkulasi
Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut :
AC tidak dingin dan pemeriksaan pada manifold gauge menunjukkan
pengukur tekanan rendah: 76 cmHg dan pada pengukur tekanan
tinggi: 6 kg/cm2.
Kemungkinan penyebabnya:
expansion valve terjadi penyumbatan.
Pemecahannya :
1. Lepas expansion valve, bersihkan dan tes. bila sudah rusak ganti.
2. Ganti receifer/dryer.
f. Ekspansionvalve tidak bekerja dengan baik
Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut :
AC kurang dingin dan pemeriksaan pada manifold gauge
menunjukkan pengukur tekanan rendah: 2,5 kg/cm2 dan pengukur
tekanan tinggi: 19 - 20 kg/cm2.
Kemungkinan penyebabnya :
1. Ekspansion valve rusak atau pemasangan heat sensitizing salah.
2. Penyetelan aliran tidak baik
3. Pada evaporator terlalu banyak refrigerant dalam bentuk cair.
Pemecahannya :
1. Periksa pemasangan heat sensitizing.
2. Periksa expansion valve, bila rusak ganti.
25
g. Tidak ada kompresi pada kompresor.
Pada kondisi ini terlihat beberapa gejala:
AC tidak dingin dan pemeriksaan pada manifold gauge menunjukkan
pengukur tekanan rendah terlalu tinggi dan pengukur tekanan tinggi
terlalu rendah.
Kemungkinan penyebabnya :
1. Kompresor rusak.
2. Katup kompresor rusak.
Pemecahannya :
1. Bongkar dan perbaiki kompresor
2. Ganti kompresor dengan type dan kapasitas yang sama.
C. Tabel Troubleshooting.
Troubleshooting yang berkaitan dengan gejala, keadaan penyebab dan
perbaika pada sistem AC akan dijelaskan pada tabel yang ada dibawah ini:
1. Suara normal
a. Kompresor
Gejala Keadaan Penyebab Perbaikan
Tekanan
pada katup
penyalur
terlalu
tinggi.
Aliran udara
oleh kipas
radiator
kurang.
Tali kipas kendor
atau putus
Sirip kondensor
dan radiator kotor.
Ganti atau
keraskan dan
Bersihkan.
26
Tekanan
pada katup
isap terlalu
tinggi.
apabila
kompresor
dihentikan
tekanan pada
kedua sisi tinggi
dan rendah
sama.
Gasket rusak,
katup tekanan
tinggi pecah atau
ada kotoran pada
katup.
Ganti gasket,
katup yang pecah
dan Bersihkan
kotoran.
Tekanan
pada katup
penyalur
terlalu
rendah.
Bila condenser
berhenti
tekanan pada
kedua sisi
tekanan sama.
Valve pada
kompresor rusak
atau ada kotoran.
Bersihkan / ganti.
Tekanan
pada katup
isap terlalu
endah.
Expansion valve
membeku.
Expansion valve
tersumbat,
pengikat heat
sensitizing tube
kendor/rusak.
Bersihkan / ganti.
Tekanan
pada katup
penyalur dan
isap tinggi
Pendinginan
condenser
kurang.
Sirip kondenser
kotor.
Lakukan
pembersihan.
Tekanan
pada katup
penyalur dan
isap rendah
Banyak
gelembung pada
kaca pengintai
Refrigerant
kurang
Tambahkan
refrigerant
Kebocoran
gas
Gas berkurang Shaft seal bocor Ganti
27
b. Ekspansion valve
Gejala Keadaan Penyebab Perbaikan
Outlet valve
tidak dingin
Perbedaan
temperatur
pada sisi
tekanan tinggi
dan rendah
tidak terasa
Gas heatsensitizing
tube bocor.
Refrigerant
kurang
Parbaiki
kebocoran.
Tambahkan
refrigerant.
Inlet valve
dingin atau
membeku
Pipa tekanan
tinggi pada
receifer/dryer
edingin
Terjadi
penyumbatan pada
receifer/dryer
Ganti
receiver/dryer
c. Magnetic Clutch
Gejala Keadaan Penyebab Perbaikan
Tidak
tertarik
Tidak tertarik
meskipun
switch pada
posisi on
Wiring putus / tidak
menyambung
Cari dengan
ohm meter
dan
sambungkan
kembali
Terjadi slip Kopling magnet
slip
Tegangan batery
rendah.
Ada oli pada kopling
Terjadi short pada koil
Isi batery
Bersihkan oli
Ganti coil
28
b. Suara abnormal
Gejala Keadaan Penyebab Perbaikan
Kompresor
berisik
Suara knocking
dari compresor
Bearing aus atau
rusak
Bongkar,
ganti.
Magnetic clutch
berisik
Suara berderit
ketika magnetic
clutch tidak
berkaitan
Bearing aus atau
rusak
Ganti bearing
Suara berisik
dari pipa
Pipa bergetar Baut pengikat
kendor.
Kencangkan
baut.
Suara dari
Kondenser
Kondenser
bergetar
Mounting kendor Beri karet dan
keraskan
Suara berisik
dari bracket
Bracket bergetar Bracket kendor
atau patah
Kencangkan /
las / ganti
Idler pulley
berisik
Suara gemeretak Bearing rusak
Baut mounting
kendor
Ganti bearing
Keraskan
Crank pulley
berisik
Suara bergetar Pemasangan
salahBearing
rusak
Perbaiki
Ganti bearing
Drive belt
berisik
Defleksi pada belt
Sobek pada belt
Belt kendor
Belt rusak
Stel belt
Ganti belt
29
TES FORMATIF 3
1. Jelaskan cara pemeliharaan atau servis pada kompresor !
2. Jelaskan cara pemeliharaan atau servis pada evaporator !
3. Sebutkan salah satu ciri siklus pendingin tidak normal. Penyebab dan cara
pemecahannya !
4. Sebutkan salah satu trouble shooting yang ada di kompresor !
5. Sebutkan salah satu trouble shooting yang ada di ekspansion valve !
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑥 100 %
Cocokanlah jawaban kalian dengan kunci jawaban tes formatif 2
yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang
benar, kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan kalian terhadap materi kegiatan pembelajaran 1
Kriteria tingkat penguasaan = 90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
≤ 70 % = Kurang
Jika mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, kamu dapat
meneruskan ke kegiatan pembelajaran 2. Jika masih dibawah 80 %
kalian harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 1, terutama
bagian yang belum dikuasai.
30
1. Sebutkan nama-nama komponen utama pada sistem AC mobil !
2. Jelaskan fungsi kompresor pada sistem AC mobil !
3. Sebut dan jelaskan salah satu komponen tambahan pada sistem AC
mobil !
4. Apakah yang di maksud dengan manifol gauge !
5. Jelaskan cara mengisi refrigerant pada sistem AC mobil !
6. Jelaskan cara mengetes kebocoran pada sistem AC Mobil !
7. Sebutkan salah satu ciri siklus pendingin yang tidak normal, penyebab
dan carapemecahannya !
8. sebutkan kerusakan-kerusakan yang terjadi pada kompresor !
9. Sebutkan kerusakan-kerusakan yang terjadi pada expansion valve !
10. Sebutkan kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh suara abnormal !
EVALUASI
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑥 100 %
Cocokanlah jawaban kalian dengan kunci jawaban tes formatif 2
yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang
benar, kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan kalian terhadap materi kegiatan pembelajaran 1
Kriteria tingkat penguasaan = 90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
≤ 70 % = Kurang
Jika mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, kamu dapat
meneruskan ke kegiatan pembelajaran 2. Jika masih dibawah 80 %
kalian harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 1, terutama
bagian yang belum dikuasai.
31
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 1
1. AC atau Air Conditioners, adalah suatu rangkaian komponen yang
berfungsi untuk mendinginkan udara didalam kabin agar penumpang
dapat merasa segar dan nyaman.
2. a. Kompresor
b. Kondensor
c. Dryer/receiver
d. Expansion Valve
e. Evaporator
d. Blower
3. Fungsi kompresor dan kondensor
Kompresor: Berfungsi untuk memompakan refrigrant yang berbentuk
gas agar tekanannya meningkat sehingga temperaturnya juga
meningkat.
Kondensor: Berfungsi menyerap panas pada refrigerant yang telah
dikompresikan oleh kompresor dan mengubah refrigrant yang
berbentuk gas menjadi cair.
4. Fungsi expansion valve dan blower.
Ekspansion valve berfungsi mengabutkan refrigerant kedalam
evaporator, agar refrigerant cair dapat segera berubah menjadi gas.
Blower berfungsi untuk mengalirkan udara dingin yang ada disekitar
evaporator.
5. Cara kerja kompresor, dryer/receifer, evaporator.
Kompresor: Pada tipe swash plate, pendorong pistonnya menggunakan
plate yang berputar secara conical sehingga dua sisinya dapat
digunakan untuk meneruskan tekanan refrigerant.
KUNCI JAWABAN
32
Receiver/dryer: Refrigerant dari kondensor masuk ke tabung receifer
melalui lubang masuk, kemudian melalui dryer, desiccant dan filter
refrigerant cair naik dan keluar melalui lubang keluar menuju ke
expansion valve.
Evaporator: Refrigerant yang keluar dari ekspansion valve yang
berbentuk kabut masuk ke dalam evaporator dan menyebabkan
terjadinya perubahan ke wujud gas dengan sangat cepat. Dan oleh
kerja dari blower udara dingin dialirkan kedalam ruang kabin mobil.
Kunci Jawaban Tes Formatif 2
1. Tiga peralatan tambahan yang terdapat pada rangkaian sistem AC mobil
dan fungsinya.
a. Pressure Switch
Fungsinya untuk mengontrol tekanan pada sisi tekanan tinggi. Apabila
pada sisi tekanan tinggi terjadi tekanan berlebih atau terlalu rendah,
maka secara otomatis akan menyetop switch sehingga magnetic clutch
menjadi off.
b. Alat pencegah pembekuan
Fungsinya untuk menghidari berkurangnya efek pendinginan yang
disebabkan pembekuan air yang ada di fin pada evaporator.
c. Stabilizer putaran mesin
berfungsi untuk menstabilkan putaran mesin melalui sensor pendeteksi
RPM mesin yang dipasangkan pada arus primer ignition coil sehingga
putaran idle mesin menjadi lebih baik dan tidak mudah mati.
2. Siklus pendinginan pada AC mobil diawali dengan pergerakan refrigerant
oleh tekanan kompresor dalam bentuk gas menuju ke kondensor. Di
kondensor refrigerant berubah wujud menjadi cair dan terus bergerak
menuju receifer/dryer. Di receifer/dryer ini refrigerant ditampung dan
disaring kemudian diteruskan ke ekspansion valve yang berfungsi
menyemprotkan refrigerant ke evaporator. Dievaporator refrigerant
33
diubah wujudnya menjadi gas agar bisa menyerap panas dari udara
sekitar dan udara sekitar ini akan menjadi dingin, udara dingin akan
ditiup oleh blower untuk dialirkan menuju kabin mobil.
3. Kekurangan dan kelebihan refrigerant R 12.
Kelebihan refrigerant R12 :
mendidih pada –29,8 oC dalam tekanan atmosfir, Stabil pada
temperatur baik tinggi maupun rendah, Tidak menimbulkan reaksi
terhadap logam, dapat larut bila dicampur dengan minyak, kurang
bereaksi terhadap karet, dan tidak berwarna dan tidak berbau.
Kekurangan refrigerant R12 :
dapat mempengaruhi penipisan lapisan ozon pada atmosfir bumi yang
menjaga terjadinya radiasi sinar ultra Violet dari matahari dan
menimbulkan efek rumah kaca.
4. Manifold gauge adalah sebuah alat yang berfungsi selain untuk
mengosongkan/mengisi refrigerant juga sebagai alat untuk
mengidentifikasi gangguan.
5. Cara mengisi Refrigerant pada sistem AC Mobil
Pemasangan manifold gauge.
Penggunaan pompa vacuum.
Pengisisan awal ( cair )
Pengisisan lanjut ( Gas )
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 3
1. Cara pemeliharaan atau servis kompresor.
Pemeliharaan kompresor dengan melakukan servis berkala setiap
kendaraan menempuh jarak 60.000 km. Ketika melakukan servis
tambahkanlah oli pelumas sebanyak 40 ml.
2. Cara pemeliharaan atau servis evaoporator.
Cucilah evaporator hingga bersih sampai kotoran-kotoran yang ada pada
evaporator hilang. Apabila sirip-sirip evaporator bengkok luruskan.
34
3. Salah satu ciri siklus pendingin tidak normal adalah tidak adanya
kompresi di dalam kompresor. Penyebabnya yaitu kompresor telah rusak
atau katup kompresi rusak. Pemecahan dari permasalahan ini yaitu:
bongkar dan perbaiki kompresor atau ganti kompresor seluruhnya.
4. Salah satu trouble shooting yang ada di kompresor yaitu: tekanan pada
katup penyalur terlalu tinggi, keadaanya yaitu: aliran udara oleh kipas
radiator sangat kurang. Penyebab dari permasalahan ini adalah tali kipa
radiator putus, pemecahannya yaitu ganti tali kipas radiator atau
kencangkan tali kipas radiator.
5. Salah satu trouble shooting yang ada di expansion valve yaitu: Outlet
valve tidak dingin, keadaanya adalah perbedaan temperatur pada sisi
tekanan tinggi dan rendah tidak terasa. Penyebab dari permasalahan ini
adalah gas hest sensitizing tube bocor atau refrigerant kurang.
Pemecahannya adalah perbaiki kebocoran atau tambahkan refrigerant.
KUNCI JAWABAN EVALUASI
1. Nama komponen utama sistem AC mobil: Kompresor, condenser,
receifer/dryer, expantion valve dan evaporator.
2. Kompresor berfungsi untuk: memompakan refrigrant yang berbentuk gas
agar tekanannya meningkat sehingga juga akan mengakibatkan
temperaturnya meningkat.
3. Stabilizer putaran mesin.
berfungsi untuk menstabilkan putaran mesin melalui sensor pendeteksi
RPM mesin yang dipasangkan pada arus primer ignition coil sehingga
putaran idle mesin menjadi lebih baik dan tidak mudah mati.
4. Manifold gauge adalah alat yang berfungsi selain untuk
mengosongkan/mengisi refrigerant juga sebagai alat untuk
mengidentifikasi gangguan.
35
5. Cara mengisi Refrigerant pada sistem AC Mobil: (1) Pemasangan manifold
gauge (2) Penggunaan pompa vacuum (3)Pengisisan awal(4)Pengisisan
lanjut
6. Ada beberapa prosedur pemeriksaan kebocoran yaitu: bisa dilakukan
menggunakan larutan air sabun atau dapat menggunakan alat deteksi
kebocoran Halide torch, bisa juga dengan menggunakan detektor listrik.
7. Salah satu ciri siklus pendingin tidak normal adalah tidak adanya
kompresi di dalam kompresor. Penyebabnya yaitu kompresor telah rusak
atau katup kompresi rusak. Pemecahan dari permasalahan ini yaitu:
bongkar dan perbaiki kompresor atau ganti kompresor seluruhnya.
8. Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada kompresor adalah: tekanan pada
katup penyalur terlalu tinggi, tekanan pada katup isap terlalu tinggi,
tekanan pada katup penyalur terlalu rendah, tekanan pada katup isap
terlalu rendah, dan kebocoran gas.
9. Kerusakan yang terjadi expansion valve adalah outlet valve tidak dingin
dan inlet valve dingin atau membeku.
10. Kerusakan-kerusakan pada suara abnormal: suara kenockking pada
kompresor, defleksi pada belt sobek, suara berderit ketika magnetic clutch
tidak berkaitan.
36
Anonim.1993. Materi Pelajaran Engine Group Step 1.Jakarta : PT Toyota
Astra Motor.
Anonim. 1993. Materi Pelajaran Engine Group Step 2.Jakarta : PT Toyota –
Astra Motor.
Anonim. 1993. New Step 2 Training Manual, Heater & Air Conditioning
systemJakarta : PT Toyota – Astra Motor.
Triyono, Wahyu. 2010. Pedoman Praktis Merawat AC Mobil. Jakarta: Gelora
Aksara Pratama.
DAFTAR PUSTAKA
37
18
60
SILABUS
Nama Sekolah : SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Kelas/Semester : XII / 5 Standar Kompetensi : Memelihara/servis sistem AC (air conditioner)
Kode Kompetesi : OPKR-50-019B Durasi Pembelajaran : 32 X 45 menit
Kompetensi Dasar/Sub-kompetensi
Indikator Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Tatap muka (Teori)
Praktik di Sekolah
Praktik di DU/DI
1.Memelihara/servis
sistem AC( Air Conditioner)
Pemeliraan /servis sistem AC
dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem
lainnya Informasi yang benar di-akses
darin spesifikasi pabrik dan
dipahami Sistem diuji kemampuannya dan
menentukan prosedur
pemeliharaannya/servis AC yang sesuai
Pemeliharaan /servis sistem dan
komponen dilaksana-kan sesuai dengan spesifi-kasi pabrik kendaraan.
Seluruh kegiatan perbaikan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation
Procedures), undang-undang K
3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-
undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan.
Sistem diuji dan hasilnya dicatat
sesuai dengan prosedur dan kebijakan perusahaan.
Konstruksi dan prinsip
kerja sistem AC / Air Conditioners..
Prosedur pemerilahaan
sistem AC. Standar prosedur
keselamatan kerja.
Cermat dan teliti dalam
penggunaan alat ukur elektronik
Melaksanakan prosedur
pemeliharaan dengan mengacu pada SOP
Memperhatikan kesela-matan
kerja dan lingkung-an Melaksanakan pemeriksaan
kondisi AC/Air Conditoners
Melakukan proses pengo-songan dan pengisian cair-an AC
Melakukan proses penguji-an kebocoran
Melakukan tes kemampuan
AC
Tes tertulis
12 20(40)
Modul
Lampiran 23. Silabus`
141
19
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA KABUPATEN KENDAL
Mata Diklat : Kompetensi Kejuruan Teknik Kendaraan Ringan
Kelas : XII TKR 2
Alokasi Waktu : 8 jam x 45 menit
Standar kompetensi : Memelihara / servis sistem AC
Kompetensi dasar : Memelihara / servis sistem AC
Indikator :
1. Pemeliraan /servis sistem AC dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan
terhadap komponen atau sistem lainnya.
2. Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.
3. Sistem diuji kemampuannya dan menentukan prosedur
pemeliharaannya/servis AC yang sesuai.
4. Pemeliharaan /servis sistem dan komponen dilaksanakan sesuai dengan
spesifikasi pabrik kendaraan.
5. Seluruh kegiatan perbaikan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard
Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan.
6. Sistem diuji dan hasilnya dicatat sesuai dengan prosedur dan kebijakan
perusahaan
I. Tujuan Pembelajaran
1. Melakukan pemeliharaan/servis komponen/sistem AC
2. Mengetahui jenis dan fungsi komponen serta prinsip kerja sistem AC
3. Dapat menganalisa kerusakan dan memperbaiki sistem AC
II. Materi Pembelajaran
1. Prinsip kerja sistem AC
2. Pemeliharaan dan servis komponen sisitem AC
3. Data spesifik pabrik
Lampiran 24. RPP Kelas Eksperimen`
142
19
III. Metode Pembelajaran
Ceramah dengan menggunakan alat bantu modul.
IV. Langkah / Kegiatan Pembelajaran
No Alokasi
Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Peserta
Didik
Keterangan
1
2
3
15 menit
5 menit
15 menit
10 menit
180 menit
40 menit
5 menit
Persiapan mengajar
Membuka KBM dengan
salam pembuka
Presensi siswa
Pembahasan materi yang
akan disampaikan
Memberikan materi Sistem
AC, serta
mendemonstrasikan
memberi kesempatan
peserta didik untuk
bertanya
Menyimpulkan Materi
Persiapan menutup
pelajaran
Mengakhiri KBM dengan
salam penutup
Persiapan KBM
Persiapan diri
Memperhatikan,
memahami materi
yang terdapat
pada modul
pembelajaran.
Persiapan
mengakhiri
kegiatan
Kegiatan
pendahuluan
Kegiatan inti
Kegiatan
penutup
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Sumber belajar: Modul Pembelajaran.
VI. Penilaian Hasil Belajar
Tes Tertulis
143
19
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA KABUPATEN KENDAL
Mata Diklat : Kompetensi Kejuruan Teknik Kendaraan Ringan
Kelas : XII TKR 3
Alokasi Waktu : 8 jam x 45 menit
Standar kompetensi : Memelihara / servis sistem AC
Kompetensi dasar : Memelihara / servis sistem AC
Indikator :
1. Pemeliraan /servis sistem AC dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan
terhadap komponen atau sistem lainnya.
2. Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.
3. Sistem diuji kemampuannya dan menentukan prosedur
pemeliharaannya/servis AC yang sesuai.
4. Pemeliharaan /servis sistem dan komponen dilaksanakan sesuai dengan
spesifikasi pabrik kendaraan.
5. Seluruh kegiatan perbaikan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard
Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan.
6. Sistem diuji dan hasilnya dicatat sesuai dengan prosedur dan kebijakan
perusahaan
I. Tujuan Pembelajaran
1. Melakukan pemeliharaan/servis komponen/sistem AC
2. Mengetahui jenis dan fungsi komponen serta prinsip kerja sistem AC
3. Dapat menganalisa kerusakan dan memperbaiki sistem AC
II. Materi Pembelajaran
1. Prinsip kerja sistem AC
2. Pemeliharaan dan servis komponen sisitem AC
3. Data spesifik pabrik
Lampiran 25. RPP Kelas Kontrol`
144
19
III. Metode Pembelajaran
Ceramah dengan menggunakan alat bantu modul.
IV. Langkah / Kegiatan Pembelajaran
No Alokasi
Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Peserta
Didik
Keterangan
1
2
3
15 menit
5 menit
15 menit
10 menit
180 menit
40 menit
5 menit
Persiapan mengajar
Membuka KBM dengan
salam pembuka
Presensi siswa
Pembahasan materi yang
akan disampaikan
Memberikan materi Sistem
AC, serta
mendemonstrasikan
memberi kesempatan
peserta didik untuk
bertanya
Menyimpulkan Materi
Persiapan menutup
pelajaran
Mengakhiri KBM dengan
salam penutup
Persiapan KBM
Persiapan diri
Memperhatikan,
dan mencatat
materi yang
disampaikan
guru.
Persiapan
mengakhiri
kegiatan
Kegiatan
pendahuluan
Kegiatan inti
Kegiatan
penutup
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Sumber belajar: -
VI. Penilaian Hasil Belajar
Tes Tertulis
145
19
Lampiran 26.`Validasi Modul
146
19
147
19
148
19
Lampiran 27. Surat Keterangan Pembimbing
149
19
Lampiran 28. Surat Ijin Penelitian
150
19
Lampiran 29. Surat Selesai Penelitian
151
19
FOTO PENELITIAN
152
Lampiran 30. Foto Penelitian
19
153