membangun lokal dns server menggunakan bind

28
INFOLINUX 12/2005 50 TUTORIAL Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial www.infolinux.web.id C oba bayangkan, jika Anda harus membuka suatu situs (google misal- nya) dengan menghapalkan alamat IP-nya adalah 66.249.89.99 untuk mem- buka situs itu. Tentu akan lebih mudah bagi kita untuk menghapal dengan nama www. google.com daripada 66.249.89.99. Dahulu sebelum diperkenalkannya DNS sebagai suatu system untuk pengalamatan alamat IP ke dalam suatu nama domain, se- tiap komputer di jaringan komputer meng- gunakan file HOST.TXT untuk memetakan alamat IP ke nama domain. Namun setelah pengguna Internet semakin banyak, peng- gunaan file HOST.TXT ini tidak lagi efektif, karena setiap pengguna harus selalu meng- update file HOST.TXT setiap ada penambah- an atau perubahan nama domain baru di dalam jaringan. Berangkat dari problem itu, maka dibu- tuhkan sebuah sistem yang bisa mengganti alamat host hanya di satu tempat, host lain akan mempelajari perubahan tersebut se- cara dinamis. Dan sistem inilah yang kemu- dian dikenal dengan nama DNS. DNS ditemukan oleh Paul Mockapetris pada tahun 1983. Spesifikasi asli muncul di RFC 882 dan 883. Tahun 1987, penerbitan RFC 1034 dan RFC 1035 membuat update terhadap spesifikasi DNS. Hal ini membuat RFC 882 dan RFC 883 tidak berlaku lagi. Be- berapa RFC terkini telah memproporsikan beberapa tambahan dari protokol inti DNS. Pada Artikel ini, penulis akan menjelas- kan prinsip kerja dari DNS. Untuk mem- permudah, penulis akan menjelaskan cara setting DNS Server untuk jaringan lokal. Instalasi BIND Sebelum dapat memulai konfigurasi DNS, Anda harus menginstalasikan paket BIND terlebih dahulu. Biasanya paket BIND su- dah dipaketkan pada setiap distro Linux. Pada saat penulisan artikel ini, penulis men- cobanya pada distro Fedora Core 4. Untuk pengguna distro lainnya, Anda tinggal me- nyesuaikan langkah instalasi BIND sesuai dengan distro yang Anda gunakan. Untuk menginstalasikan paket BIND di Fedora Core 4, Anda dapat menginstalasikan- nya dengan menggunakan Add/Remove App- lications, lalu klik Detail pada bagian DNS Name Server. Cek semua paket yang ada pada group tersebut, Close, lalu klik Update. Cara lainnya Anda dapat menginstalasikan paket- paket rpm BIND yang ada pada CD Fedora Core dengan menggunakan perintah RPM. Jika Anda ingin menginstalasikan dari Source Code, download terlebih dahulu pa- ket BIND dari situs http://www.isc.org. Versi BIND terakhir yang bisa di-download dari situs tersebut adalah BIND 9.3.1. $ wget -c ftp://ftp.isc.org/isc/ bind9/9.3.1/bind-9.3.1.tar.gz Ekstrak file source tersebut, dan lakukan kompilasi # tar -xzvf bind-9.3.1.tar.gz # cd bind-9.3.1 # ./configure –prefix=/usr/ local/named # make # make install # adduser -d /var/named -s /bin/ false named Untuk kebanyakan pengguna Linux, pa- ket BIND yang ada di dalam distro sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan. Jadi kalau tidak terlalu dibutuhkan untuk insta- lasi lewat source, disarankan untuk meng- gunakan paket BIND yang sudah ada di distro saja. Setting BIND File-file yang harus diperhatikan untuk mengkonfigurasikan BIND, antara lain: 1. /etc/resolv.conf: (berisi alamat domain atau alamat IP dari name server). 2. /etc/named.conf (berisi keterangan letak dan jenis database yang dibutuhkan oleh BIND). 3. /var/named/named.ca: (berisi informasi data yang berada dalam domain root, yang akan dipergunakan name server jika ada resolver yang akan meminta nama domain diluar nama domain lo- kal). 4. /var/named/named.local: (berisi alamat loopback untuk alamat ke diri sendiri dengan alamat 127.0.0.1). Persiapan setting domain baru Dalam studi kasus kali ini, kita akan mem- buat domain baru untuk DNS Server dan mail server, ftp server, http server, dengan data sebagai berikut: Nama Domain : example.com Nama DNS Server : ns.example.com IP DNS Server : 192.168.2.1 Nama Mail Server : mail.example.com Nama HTTP Server : www.example.com Nama FTP Server : ftp.example.com Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND Domain Name Server atau yang disingkat dengan DNS adalah sebuah sistem yang me- nyimpan informasi tentang nama host maupun nama domain dalam bentuk data tersebar (distributed database) di dalam jaringan komputer. Dengan DNS, suatu alamat IP dapat dialamatkan ke dalam nama host dan nama domain yang lebih mudah diingat manusia. BIND

Upload: kamarimanekadtu-urngteumilu

Post on 29-Jun-2015

545 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/200550

TUTORIAL Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

Coba bayangkan, jika Anda harus

membuka suatu situs (google misal-

nya) dengan menghapalkan alamat

IP-nya adalah 66.249.89.99 untuk mem-

buka situs itu. Tentu akan lebih mudah bagi

kita untuk menghapal dengan nama www.

google.com daripada 66.249.89.99.

Dahulu sebelum diperkenalkannya DNS

sebagai suatu system untuk pengalamatan

alamat IP ke dalam suatu nama domain, se-

tiap komputer di jaringan komputer meng-

gunakan fi le HOST.TXT untuk memetakan

alamat IP ke nama domain. Namun setelah

pengguna Internet semakin banyak, peng-

gunaan fi le HOST.TXT ini tidak lagi efektif,

karena setiap pengguna harus selalu meng-

update fi le HOST.TXT setiap ada penambah-

an atau perubahan nama domain baru di

dalam jaringan.

Berangkat dari problem itu, maka dibu-

tuhkan sebuah sistem yang bisa mengganti

alamat host hanya di satu tempat, host lain

akan mempelajari perubahan tersebut se-

cara dinamis. Dan sistem inilah yang kemu-

dian dikenal dengan nama DNS.

DNS ditemukan oleh Paul Mockapetris

pada tahun 1983. Spesifi kasi asli muncul di

RFC 882 dan 883. Tahun 1987, penerbitan

RFC 1034 dan RFC 1035 membuat update

terhadap spesifi kasi DNS. Hal ini membuat

RFC 882 dan RFC 883 tidak berlaku lagi. Be-

berapa RFC terkini telah memproporsikan

beberapa tambahan dari protokol inti DNS.

Pada Artikel ini, penulis akan menjelas-

kan prinsip kerja dari DNS. Untuk mem-

permudah, penulis akan menjelaskan cara

setting DNS Server untuk jaringan lokal.

Instalasi BINDSebelum dapat memulai konfi gurasi DNS,

Anda harus menginstalasikan paket BIND

terlebih dahulu. Biasanya paket BIND su-

dah dipaketkan pada setiap distro Linux.

Pada saat penulisan artikel ini, penulis men-

cobanya pada distro Fedora Core 4. Untuk

pengguna distro lainnya, Anda tinggal me-

nyesuaikan langkah instalasi BIND sesuai

dengan distro yang Anda gunakan.

Untuk menginstalasikan paket BIND di

Fedora Core 4, Anda dapat menginstalasikan-

nya dengan menggunakan Add/Remove App-

lications, lalu klik Detail pada bagian DNS

Name Server. Cek semua paket yang ada pada

group tersebut, Close, lalu klik Update. Cara

lainnya Anda dapat menginstalasikan paket-

paket rpm BIND yang ada pada CD Fedora

Core dengan menggunakan pe rintah RPM.

Jika Anda ingin menginstalasikan dari

Source Code, download terlebih dahulu pa-

ket BIND dari situs http://www.isc.org. Versi

BIND terakhir yang bisa di-download dari

situs tersebut adalah BIND 9.3.1.

$ wget -c ftp://ftp.isc.org/isc/bind9/9.3.1/bind-9.3.1.tar.gz

Ekstrak fi le source tersebut, dan lakukan

kompilasi

# tar -xzvf bind-9.3.1.tar.gz# cd bind-9.3.1# ./configure –prefix=/usr/local/named# make# make install# adduser -d /var/named -s /bin/false named

Untuk kebanyakan pengguna Linux, pa-

ket BIND yang ada di dalam distro sudah

cukup untuk memenuhi kebutuhan. Jadi

kalau tidak terlalu dibutuhkan untuk insta-

lasi lewat source, disarankan untuk meng-

gunakan paket BIND yang sudah ada di

distro saja.

Setting BINDFile-fi le yang harus diperhatikan untuk

mengkonfi gurasikan BIND, antara lain:

1. /etc/resolv.conf: (berisi alamat domain

atau alamat IP dari name server).

2. /etc/named.conf (berisi keterangan letak

dan jenis database yang dibutuhkan oleh

BIND).

3. /var/named/named.ca: (berisi informasi

data yang berada dalam domain root,

yang akan dipergunakan name server

jika ada resolver yang akan meminta

nama domain diluar nama domain lo-

kal).

4. /var/named/named.local: (berisi alamat

loopback untuk alamat ke diri sendiri

dengan alamat 127.0.0.1).

Persiapan setting domain baruDalam studi kasus kali ini, kita akan mem-

buat domain baru untuk DNS Server dan

mail server, ftp server, http server, dengan

data sebagai berikut:

Nama Domain : example.com

Nama DNS Server : ns.example.com

IP DNS Server : 192.168.2.1

Nama Mail Server : mail.example.com

Nama HTTP Server : www.example.com

Nama FTP Server : ftp.example.com

Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BINDDomain Name Server atau yang disingkat dengan DNS adalah sebuah sistem yang me-nyimpan informasi tentang nama host maupun nama domain dalam bentuk data tersebar (distributed database) di dalam jaringan komputer. Dengan DNS, suatu alamat IP dapat dialamatkan ke dalam nama host dan nama domain yang lebih mudah diingat manusia.

BIND

Page 2: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/2005 51

TUTORIALBerita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

Karena kita menggunakan IP Address

yang sama untuk DNS Server dan (Mail

Server, FTP Server, HTTP Server), maka

kita akan menggunakan record CNAME

(nama alias) dengan mendefi nisikan bahwa

ns.example.com mempunyai nama alias

(mail.example.com, ftp.example.com, dan

www.example.com).

Persiapan setting domain baruAgar komputer dapat mengenali nama

domain example.com dengan IP Address

192.168.2.1, maka kita defi nisikan di fi le /

etc/resolv.conf sebagai berikut:

search mailku.comnameserver 192.168.2.1

Arti dari baris diatas bahwa resolver akan

melakukan pencarian domain example.com

dengan Name Server dengan IP Address

192.168.2.1.

Menjalankan BIND-ChrootUntuk alasan keamanan, penulis juga akan

menjelaskan langkah-langkah menjalankan

BIND-chroot. Pertama-tama, periksa apa-

kah paket bind-chroot sudah terinstalasi

dengan baik di sistem Anda.

# rpm -qa | grep bind-chrootbind-chroot-9.3.1-4

Selanjutnya ketikkan perintah-perintah

berikut ini:

# /etc/init.d/named stop# chmod 755 /var/named/# chmod 775 /var/named/chroot/# chmod 775 /var/named/chroot/var/# chmod 755 /var/named/chroot/var/named/# chmod 775 /var/named/chroot/var/run/

# chmod 777 /var/named/chroot/var/run/named/# cd /var/named/chroot/var/named/# ln -s ../../ chroot# chkconfig --levels 235 named on# /etc/init.d/named restart

Mengedit file named.confSekarang kita akan mendefi nisikan bahwa

DNS Server ini akan menjadi “authora-

tive name server” untuk domain example.

com. Selain itu kita juga akan mendefi nisi-

kan reverse DNS Zone example.com. Un-

tuk melakukan hal tersebut, Anda dapat

mengedit fi le /etc/named.conf seperti di

bawah ini:

## Edit Ini Di Komputer ## 192.168.2.1 – Master DNS Server## named.conf# Let only the local machine control the server:controls { inet 127.0.0.1 allow { localhost; } keys { rndckey; };};

# Include other things into the configuration file, things that# automatic configuration tools that modify this file might make# a mess of: (Though, if you don’t use such tools, you can do# all the configuration within this file.)

include “/etc/named.custom”;

# Cryptographic key to allow certain things: (Refer to a

file# with the information, here, and in other configuration files,# rather than copy the information in that file into each# configuration file.)

include “/etc/rndc.key”;

# Maksud dari baris dibawah ini adalah, bahwa kita mendefinisikan# DNS Server kita sebagai Primary Name Server untuk domain# example.com dan file example.com.zone adalah nama file yang # merupakan zone-zone file dari domain example.com

zone “example.com” { type master; file “example.com.zone”; allow-update { key “rndckey”; }; allow-transfer { 192.168.2/8; }; notify yes;};

# Baris dibawah ini adalah berisi Reverse DNS zone. Ini diperlukan# agar DNS Server Anda dapat menerjemahkan dari nomor IP Address# ke nama host pemilik IP Address dalam jaringan tersebut

zone “2.168.192.in-addr.arpa” { type master;

BIND

Mendaftar paket-paket instalasi BIND. Langkah-langkah konfigurasi BIND-Chroot.

Page 3: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/200552

TUTORIAL Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

file “2.168.192.in-addr.arpa.zone”; allow-update { key “rndckey”; }; allow-transfer { 192.168.2/8; }; notify yes;};

Setting zone-file example.comSekarang kita akan mengonfi gurasi Pri-

mary Name Server untuk domain example.

com pada host ns.example.com dengan IP

Address 192.168.2.1. Berdasarkan pada fi le

/etc/named.conf, kita akan membuat fi le

/var/named/chroot/var/named/example.

com.zone sebagai berikut:

$TTL 86400@ IN SOA ns.example.com. root.example.com. ( 50 ; serial 28800 ; refresh (8 hours) 7200 ; retry (2 hours) 604800 ; retire (1 week) 86400 ; ttl (1 day) )

IN NS ns.example.com. IN MX 10 mail.example.com.ns IN A 192.168.2.1mail IN CNAME ns

www IN CNAME nsftp IN CNAME ns

Maksud dari baris di atas adalah sebagai

berikut:

� TTL (Time To Live): mendefi nisikan

waktu lamanya data berada dalam data-

base.

� SOA (Start Of Authority): mendefi nisi-

kan hostname yang merupakan awal dari

suatu zone.

� ns.example.com: merupakan hostname

yang memegang tanggung jawab terha-

dap domain example.com.

� root.example.com: merupakan alamat

e-mail administrator yang memegang

tanggung jawab terhadap domain ex-

ample.com.

� 50;serial: merupakan nomor serial dari

zone fi le yang akan bertambah jika ada

perubahan data.

� 28800;refresh: merupakan selang waktu

yang diperlukan secondary name server

untuk memeriksa perubahan pada Pri-

mary Name Server.

� 7200;retry: merupakan selang waktu se-

condary name server untuk mengulang

pengecekan pada primary name server.

� 604800;retire: merupakan selang waktu

zone fi le dipertahankan bila se condary

name server tidak dapat melakukan

pengecekan ke primary name server.

� 86400;ttl: merupakan nilai default TTL un-

tuk semua resource record pada zone-fi le.

� IN NS ns.example.com: mendefi nisikan

bahwa hostname ns.example.com yang

memegang tanggung jawab terhadap do-

main example.com.

� IN MX 10 mail.example.com: mendefi -

nisikan bahwa hostname mail.example.

com sebagai Mail Server pada domain

example.com.

� ns IN A 192.168.2.1: mendefi nisikan

bahwa hostname ns.example.com mem-

punyai IP Address 192.168.2.1.

� mail IN CNAME ns: mendefi nisikan

bahwa hostname ns.example.com mem-

punyai nama alias mail.example.com.

� www IN CNAME ns: mendefi nisikan

bahwa hostname ns.example.com mem-

punyai nama alias www.example.com.

� ftp IN CNAME ns: mendefi nisikan bah-

wa hostname ns.example.com mempu-

nyai nama alias ftp.example.com.

Setting reverse DNS 2.168.192.in-addr.arpa.zoneSelanjutnya kita akan mengonfi gurasikan

Primary Reverse DNS pada host ns.example.

com dengan IP Address 192.168.2.1 untuk

jaringan 192.168.2.0 yang telah didefi nisi-

kan dalam fi le /etc/named.conf dengan

membuat zone-fi le /var/named/chroot/var/

named/2.168.192.in-addr.arpa.zone sebagai

berikut:

$TTL 86400@ IN SOA ns.example.com. hostmaster.example.com. ( 50 ; serial 28800 ; refresh 7200 ; retry 604800 ; expire 86400 ; ttl )

BIND

Test DNS Server untuk HTTP Server. Testing DNS Server Menggunakan Perintah host

Page 4: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/2005 53

TUTORIALBerita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

IN NS ns.example.com. 1 IN PTR ns.example.com.

Maksud dari baris di atas adalah sebagai

berikut:

� Penjelasan yang lain, sama dengan penjelas-

an pada bagian example.com.zone.

� 1 IN PTR ns.example.com: mendefi nisi-

kan bahwa hostname ns.example.com

mempunyai IP Address 192.168.2.1.

Testing DNS ServerSekarang kita akan mencoba menjalankan

BIND dengan menjalankan perintah:

# /etc/init.d/named restart

Bila BIND telah berjalan dengan baik,

Anda dapat melihat port 53 BIND telah ber-

jalan dengan mengetikkan perintah nmap.

# nmap localhost

BIND

Kemudian kita dapat melakukan bebe-

rapa query ke DNS Server dengan menggu-

nakan perintah:

# host 192.168.2.11.2.168.192.in-addr.arpa domain name pointer ns.example.com.# host ns.example.comns.example.com has address 192.168.2.1# host -t ns example.comexample.com name server ns.example.com.# host -t mx example.comexample.com mail is handled by 10 mail.example.com.example.com.# host -t cname mail.example.commail.example.com is an alias for ns.example.com.# host -t cname www.example.com www.example.com is an alias for ns.example.com. # host -t cname ftp.example.com ftp.example.com is an alias for ns.example.com.

Jika semua query test berhasil, maka Anda

telah berhasil membuat DNS Server dengan

domain example.com dengan name server

ns.example.com dan routing e-mail domain

example.com ke mail server mail.example.

com, routing www domain exampe.com ke

www.example.com dan routing ftp domain

example.com ke ftp.example.com.

Selanjutnya Anda dapat mengetes ma sing-

ma sing routing dengan menjalankan service

Web server Apache mi salnya di browser An da.

Ketikkan www.example.com, jika keluar tam-

pilan default webserver di komputer Anda.

Test juga pada mail server yang Anda

miliki, dengan memasukkan alamat mail

servernya menjadi mail.example.com. Jika

berhasil send dan receive mail, berarti Anda

telah berhasil mengimplementasikan DNS

Server dengan baik.

Semoga dari penjelasan cara mem-

bat DNS Server Lokal ini, dapat mem-

buat Anda paham bagaimana konsep do-

main di Internet itu bekerja. Supriyanto

([email protected])

Page 5: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/200554

TUTORIAL Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

Ketika bekerja dengan web, sebagian

besar tugas yang dilakukan adalah

menampilkan konten dalam format

hypertext, yang memiliki layout yang me-

narik serta berbagai fi tur interaktif lainnya.

Namun, apabila kita bicara soal web, kita

juga akan bicara soal berbagi. Berbagi infor-

masi ataupun berbagi berbagai hal lainnya.

Berbagi informasi bisa dilakukan dalam

banyak hal. Salah satunya, seperti yang dise-

butkan di atas, dengan menampilkan kon-

ten dan informasi dalam format hypertext.

Sementara, untuk berbagi fi le misalnya,

banyak pengguna web yang lebih senang

untuk memanfaatkan fasilitas directory list-

ing yang dimiliki oleh berbagai web server

populer di dunia ini.

Fasilitas directory listing berguna untuk

menampilkan isi sebuah direktori melalui

web. Dengan demikian, user akan dapat

mendownload fi le-fi le yang ditampilkan

dengan mudah, mirip dengan user tersebut

menggunakan fi le manager seperti Konque-

ror ataupun Nautilus yang mengaktifkan de-

tailed/list view. Namun, karena aplikasi yang

digunakan adalah web browser dan directory

listing hanya bermaksud untuk menampil-

kan isi direktori apa adanya, berbagai fi tur

fi le manager seperti select all, copy, cut, paste

atau rename tidak akan tersedia. Hanya fi tur-

fi tur standar (masuk dan keluar direktori,

sort, download) yang disediakan.

Untuk fi le yang ingin dibagi ke publik,

hal ini tentu sudah sangat memuaskan. Ti-

dak ada satu kode HTML pun yang perlu

kita buat. Apalagi kalau harus sampai me-

nulis berbagai script. Cukup melakukan

konfi gurasi web server.

Sayangnya, terkadang, kita memiliki fi le-

fi le di dalam direktori tertentu yang hanya

boleh dibagi kepada pihak tertentu. Jadi, dari

sepuluh direktori yang kita share, ada sebuah

direktori penting yang tidak boleh diakses

siapa saja. Untuk mengaksesnya, user harus

memasukkan username dan password.

Sampai sejauh ini, kita masih bisa me-

manfaatkan fasilitas protected directory

yang telah tersedia pada berbagai web server

populer. Apache adalah salah satunya. Pada

Apache, proteksi ini dimungkinkan dengan

memanfaatkan fi le .htaccess. Tutorial ini

akan membahas cara-cara untuk membuat

protected directory pada web server Apache

memanfaatkan .htaccess.

Pengenalan .htaccessFile .htaccess adalah sebuah fi le yang

u mumnya bernama .htaccess (perhatikan

tanda titik di depan htaccess) yang berisikan

aturan-aturan atau opsi-opsi yang dikena-

kan pada direktori yang mengandung fi le

ini. File ini bisa pula berisikan aturan user

siapa saja, atau group siapa saja yang boleh

mengakses direktori yang mengandung fi le

ini. File .htaccess merupakan sebuah fi le teks

yang bisa dibuat dengan text editor biasa.

File .htaccess sering kali disebutkan se-

bagai htaccess saja, atau seringkali disebut-

kan juga sebagai distributed confi guration

fi le. Disebut distributed confi guration fi le

karena fi le .htaccess bisa di-copy-kan ke

direktori mana saja dan akan langsung ber-

dampak pada direktori tersebut ketika diak-

ses melalui web browser.

Secara default, nama fi le yang diguna-

kan adalah .htaccess. Namun, apabila nama

fi le tersebut tidak disukai, pengguna selalu

bisa mempergunakan nama fi le lain dengan

mengubah directive AccessFileName. Se-

bagai contoh:

AccessFileName .config

Sintaks yang digunakan dalam fi le .htac-

cess adalah sama seperti halnya dengan fi le

konfi gurasi utama Apache.

Penggunaan fi le .htaccess memiliki se-

jumlah kelebihan, seperti yang disebutkan

sebelumnya. Kita dapat lebih leluasa dalam

berbagi fi le tanpa harus repot-repot mem-

bangun script sendiri ataupun dengan cara-

cara lain yang lebih rumit. Namun, semua

kelebihan ini harus dibayar dengan:

� Bertambahnya resource yang dibutuh-

kan oleh web server karena web server

akan mencari fi le .htaccess (atau fi le lain

yang diubah melalui directive AccessFile-

Name) di setiap direktori. Bahkan, untuk

setiap request ke fi le tertentu, fi le .htac-

cess akan diproses. Semua ini ditambah

lagi dengan web server akan mencari ke

direktori-direktori di level atas untuk

sepenuhnya menjamin agar penggunaan

.htaccess dilakukan dengan benar. De-

ngan demikian, ketika kita meng-enable

fasilitas .htaccess ini, digunakan ataupun

tidak, akan berpengaruh pada performa

dan resource yang dibutuhkan.

� Keamanan. Dengan penggunaan .htac-

cess, konfi gurasi server tidak sepenuhnya

lagi dikontrol lewat konfi gurasi utama

web server. Celah keamanan bisa datang

dari dalam (user yang nakal), ataupun

dari luar (fi le konfi gurasi yang salah, bisa

berefek pada gangguan dari luar).

Proteksi Direktori di Web dengan .htaccessBagi pengguna web, terkadang kita ingin memproteksi sebuah direktori agar hanya dapat diakses oleh user tertentu, dengan password tertentu juga. Berbagai cara tentu bisa di-lakukan, namun apabila menggunakan web server Apache, kita bisa memanfaatkan file .htaccess. Mudah dan cepat.

.htaccess

Page 6: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/2005 55

TUTORIALBerita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

� Kerepotan untuk me-maintain database

password. Penggunaan .htaccess me-

mungkinkan user untuk menggunakan

berbagai database password di berbagai

lokasi.

Tulisan ini akan mengasumsikan nama

fi le yang digunakan adalah tetap .htaccess.

Pada bagian berikutnya, kita akan meli-

hat apa yang harus diatur pada konfi gurasi

Apache agar .htaccess bisa diterapkan.

Konfigurasi pada ApacheApabila Anda adalah administrator web

server, maka lakukanlah langkah-langkah

berikut ini:

� Bukalah konfi gurasi web server. Pada

beberapa distro, nama fi le konfi gurasi

adalah httpd.conf. Pada distro SUSE,

editlah fi le /etc/apache2/default-server.

conf.

� Pada bagian untuk opsi direktori Docu-

mentRoot, berikan opsi AllowOverride

AuthConfi g. Di sistem default, opsi un-

tuk AllowOverride mungkin akan berni-

lai None.

Berikut ini adalah contoh konfi gurasi

DocumentRoot penulis:

<Directory “/srv/www/htdocs”> Options Indexes MultiViews AllowOverride AuthConfig Order allow,deny Allow from all</Directory>

Apabila Anda tidak memiliki akses pada

konfi gurasi utama (misal, Anda berada di

jaringan besar dimana Anda bukan admi-

nistrator Apache), maka mintalah kepada

administrator Anda untuk mengaktifkan

penggunaan .htaccess. Setelah diaktifkan,

Anda langsung bisa membuat fi le .htaccess.

Apabila Anda menggunakan jasa web

hosting, maka pastikan web hosting yang

Anda gunakan mendukung fasilitas ini.

Penulis menggunakan web hosting Master

Web Network (masterwebnet.com), dima-

na fasilitas .htaccess telah didukung. Apabi-

la .htaccess memang telah didukung, Anda

tidak perlu melakukan konfi gurasi apapun

di web server. File .htaccess bisa langsung

dibuat.

Pembuatan file .htaccess sederhanaSampai pada bagian ini, kita mengasum-

sikan .htaccess telah didukung di web

server. Selanjutnya, kita akan membuat

sebuah direktori test di bawah Document-

Root.

Di sistem yang penulis gunakan, Docu-

mentRoot terletak pada /srv/www/htdocs.

Direktori test yang akan kita buat tersebut

akan terletak di /srv/www/htdocs/test.

Cobalah untuk mengakses direktori

test. Opsi yang kita berikan pada Docu-

mentRoot dan turunannya seharusnya

akan memungkinkan isi direktori test di-

tampilkan apabila diakses (directory listing

diaktifkan).

http://localhost/test/

Setelah berhasil, kita siap untuk bekerja

dengan .htaccess. Untuk lebih baiknya, kita

akan membuat sebuah fi le dengan nama

test1 di dalam direktori tersebut:

$ touch test1$ ltotal 0drwxr-xr-x 2 nop users 72 2005-09-19 03:02 ./drwxr-xr-x 4 root root 96 2005-09-19 02:39 ../-rw-r--r-- 1 nop users 0 2005-09-19 03:02 test1

Selanjutnya, kita akan membuat fi le

.htaccess sederhana di dalam direktori test

dengan isi fi le sebagai berikut:

AuthType BasicAuthName “Test .htaccess”Require user test

Apabila kita mengakses kembali URL

http://localhost/test/ tersebut, maka sebuah

kotak dialog yang meminta kita untuk me-

masukkan user name dan password akan

ditampilkan. Pastikan juga tertulis Test

.htaccess di kotak dialog tersebut. Browser

yang berbeda akan menampilkan kotak dia-

log yang berbeda.

Saat ini, kita belum memiliki informasi

user dan password. Oleh karena itu, batal-

kanlah kunjungan kita ke localhost/test/.

Apa yang kita lakukan sebelumnya hanyalah

percobaan untuk melihat apakah .htaccess

telah bekerja atau belum.

Apabila kunjungan dibatalkan, maka

akan muncul kesalahan 401 (Authentication

Required). Hal ini wajar karena web server

mengharapkan proses autentikasi dilakukan

dengan benar.

Sekarang, mari kita lihat fi le .htaccess

yang kita buat sebelumnya:

� AuthType. Directive AuthType menen-

tukan tipe autentikasi untuk direktori.

Saat ini, hanya Basic dan Digest yang

Directory listing.

.htaccess

Page 7: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/200556

TUTORIAL Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

didukung. Directive ini dikombinasikan

dengan AuthName, Require dan Auth-

UserFile, ataupun AuthGroupFile.

� AuthName. Directive ini akan mengatur

nama autorisasi untuk direktori. Nama

yang digunakan di sini dimaksudkan un-

tuk memberikan deskripsi kepada pen-

gunjung. Directive ini dikombinasikan

dengan AuthType, Require dan Auth-

UserFile ataupun AuthGroupFile.

� Require. Directive ini akan menentu-

kan siapa saja yang diperbolehkan un-

tuk mengakses resource. Directive ini

dikombinasikan dengan AuthName,

Auth Type dan AuthUserFile ataupun

AuthGroupFile. Berikut ini adalah ben-

tuk penggunaan Require.

Require user userid [userid] ...

Hanya nama yang disebutkan yang bisa

mengakses resource ini.

Require group group-name [group-name] ...

Hanya group yang disebutkan yang bisa

mengakses resource ini.

Require valid-user

Semua user yang valid bisa mengakses

resource ini.

Setelah ini, kita akan melanjutkan ke

pengaturan database user.

Pengaturan database userDatabase user dapat dibuat dengan program

htpasswd2. Apabila kita login sebagai user

biasa, maka program ini mungkin tidak ter-

dapat dalam PATH. Umumnya, htpasswd2

diinstall di /usr/sbin/htpasswd2. Walaupun

htpasswd2 diinstall di /usr/sbin, namun user

biasa tetap dapat mempergunakannya.

Program htpasswd2 adalah program

yang dapat digunakan untuk mengatur fi le

database password yang dapat digunakan

untuk authentikasi basic. Berikut ini adalah

cara penggunaannya:

htpasswd [ -c ] [ -m ] [ -D ] passwdfile username htpasswd -b [ -c ] [ -m | -d | -p | -s ] [ -D ] passwdfile username password htpasswd -n [ -m | -d | -s | -p ] username htpasswd -nb [ -m | -d | -s | -p ] username password

Penjelasan opsi:

� opsi -c. Opsi ini digunakan untuk mem-

buat fi le baru. Apabila fi le telah tersedia,

maka isinya akan ditulis ulang. Berhati-

hatilah mempergunakan opsi ini.

� Opsi -m. Mempergunakan enkripsi MD5.

� Opsi -D. Menghapus user apabila telah

terdaftar di database password yang

dispesifi kasikan.

� Opsi -b. Mempergunakan mode batch.

Penggunaan mode batch akan memung-

kinkan pemberian password misalnya

melalui command line tanpa harus me-

minta kepada user.

� Opsi -d. Mempergunakan enkripsi me-

lalui crypt()

Prompt password.

� Opsi -p. Mempergunakan plain pass-

word

� Opsi -s. Mempergunakan enkripsi SHA

� Opsi -n. Hanya menampilkan ke stan-

dar output, tidak meng-update database

password.

Sebelum kita melanjutkan, kita akan

melihat lokasi penyimpanan database pass-

word. Berikut ini adalah beberapa hal yang

perlu diperhatikan seputar lokasi database

password:

� Database password bisa diletakkan di

mana saja di sistem ataupun di bawah

tree dokumen yang bisa diakses oleh web

server.

� Namun, usahakan untuk menyimpan

database password diluar tree dokumen

yang bisa diakses oleh web server.

� Satu hal yang pasti, jangan sampai per-

nah menyimpan database password di

direktori yang diprotek karena user bisa

mendownload database password terse-

but. Jangan simpan database password di

direktori yang bisa diakses melalui web

browser.

Dalam contoh kali ini, kita akan me-

nyimpan database password di /tmp. Se-

suaikan dengan lokasi yang Anda inginkan.

Berikut ini, kita akan membuat sebuah user

dengan nama test (password: test). Semen-

tara, untuk database password, kita akan

memberikan nama test.passwd. Nama fi le

database password bisa disesuaikan dengan

keinginan. Berikut ini adalah perintah yang

dapat digunakan:

Kesalahan autentikasi.

.htaccess

Page 8: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/2005 57

TUTORIALBerita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

$ /usr/sbin/htpasswd2 -c /tmp/test.passwd testNew password: Re-type new password: Adding password for user test

Setelah perintah diberikan, kita akan me-

miliki /tmp/test.passwd yang isinya adalah

sebagai berikut pada komputer penulis:

$ cat /tmp/test.passwd test:VdqfKTx9uRoaI

Setelah database password kita miliki,

berikut ini kita akan melengkapi .htaccess

kita agar bisa berfungsi sepenuhnya.

Melengkapi .htaccess Di .htaccess kita sebelumnya, kita sudah

memiliki beberapa entri. Kita sudah me-

nyebutkan bahwa kita akan mempergu-

nakan autentikasi basic. Kita juga sudah

menyebutkan deskripsi resource. Dan,

yang paling penting, kita juga telah mem-

batasi agar hanya user test yang diizinkan

masuk ke sistem.

Di bagian ini, kita akan menambahkan

satu directive lagi, yaitu AuthUserFile. Direc-

tive AuthUserFile ini akan mengacu ke /tmp/

test.passwd yang kita buat sebelumnya.

Berikut ini .htaccess kita selengkapnya:

AuthType BasicAuthName “Test .htaccess”AuthUserFile “/tmp/test.passwd”Require user test

Ketika menyebutkan nilai untuk direc-

tive AuthUserFile, kita bisa menggunakan

path absolut ataupun path relatif. Dalam

contoh, kita mempergunakan path abso-

lut. Apabila path relatif diberikan, maka

fi le akan diperlakukan relatif dari directive

ServerRoot.

Sampai di sini, kita telah memiliki sebuah

.htaccess yang bekerja dengan baik. Cobalah.

Bagaimana kalau .htaccess tidak bekerja?Berikut ini adalah beberapa langkah yang

bisa dilakukan apabila .htaccess tidak beker-

ja sesuai keinginan:

� Pastikan Anda telah memiliki directive

AllowOverride AuthConfi g, bukan Al-

lowOverride None pada direktori yang

ingin menggunakan .htaccess.

� Apabila Anda yakin telah mengatur

point sebelumnya dengan benar namun

.htaccess tetap tidak bekerja, cobalah

untuk memberikan sintaks yang salah

pada fi le .htaccess. Apabila tidak ada

pesan kesalahan, maka berarti .htac-

cess Anda tidak dipedulikan. Periksalah

kembali pengaturan direktori yang

i ngin diberikan .htaccess. Apabila mun-

cul pesan kesalahan, maka mungkin

terjadi kesalahan pada .htaccess Anda.

Periksalah kembali.

� Selalu pastikan bahwa user, group dan

fi le database password ataupun database

group sudah diatur dengan benar sebe-

lumnya.

Sampai di sini dulu pembahasan kita

tentang penggunaan .htaccess. Selamat

mencoba dan sukses!

Noprianto ([email protected])

.htaccess

Industri animasi dunia bernilaisekitar US$500 miliar. Ini merupakan

nilai yang amat besar bila dibandingkan dengan nilai total eskpor Indonesia ta-hun 2004 yang berjumlah US$ 69.71 miliar. Bayang-kan bila Indonesia bisa mengambil peran dalam industry tersebut, berapa banyak devisa yang bisa diperoleh. Tentunya hal ini bisa meningkatkan kinerja perekonomian nasional yang semakin lesu karena harga minyak dunia yang semakin melambung dan industri yang jalan ditem-pat.

Kecenderungan industri

animasi di USA, Korea dan Jepang sekarang adalah off shore production dan outsourcing. Ini disebabkan mero ketnya biaya produksi di negara-negara tersebut, yang mencapai US$5,000 sampai US$10,000 per me-nit. Sebagai perban-ding an, ongkos produsi fi lm animasi 3-D di India adalah sepa-ruh dari ongkos produksi di USA, dan lebih murah lagi di Cina. Tidak mengh-erankan bila studio-studio animasi menjamur di India dan Cina, dan sebagian be-sar produksinya me-rupak-an proyek outsourcing atau relokasi dari USA, Korea maupun Jepang.

Melihat perkembang an tersebut, Jurusan Com-puter Science, BiNus In-ternational, ingin ikut mendorong berkembang-nya industri animasi di dalam negeri, dengan me nye lenggarakan kom-petisi “Multimedia and Computer Graphics Chal-lenge 2005”. Kompetisi ini bertujuan mendorong bertumbuhnya komunitas multimedia dan animasi, baik pengembang maupun industri, yang diharapkan akan turut mempercepat per-kembangan indus-tri animasi di tanah air. Kompetisi ini akan dilak-sanakan dalam dua tahap,

yang berlangsung dari tanggal 26 Oktober 2005 sampai dengan tanggal 25 Februari 2006. Tahap per-tama berupa kompetisi on-line sedangkan tahap kedua adalah kompetisi on-site. Murdoch Univer-sity, MAHAKA dan 3DsMax merupakan sponsor utama acara ini. Antusiasme ma-syarakat dapat dilihat dari jumlah dan asal sekolah peserta. Lebih dari 300 peserta dari 15 universitas dan 20 sekolah, berasal dari 10 kota di Indonesia, akan mengikuti kompetisi ini.

Multimedia and Gaming: The Next Killer Industry?

Advertorial

Page 9: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/200558

TUTORIAL Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

MPlayer/MEncoder

Banyak alasan lain kenapa kita me-rip

fi lm DVD. Salah satunya tentu saja

supaya fi lm DVD kita bisa disimpan

di media lain (CD). Sehingga tak perlu terlalu

sering memutar DVD di DVD-ROM, pemutar

DVD relatif masih mahal. Selain itu, juga kita

pasti ingin menjaga kepingan DVD yang telah

kita beli dengan harga cukup mahal pula.

Ripping DVD pasti sangat berhubungan

dengan isu ukuran fi le. Kita ingin fi lm de-

ngan kualitas bagus tapi ukurannya sekecil

mungkin. Ini tidak bisa didapatkan secara

eksak, tapi kita bisa melakukan pendeka-

tan. Dengan mengorbankan beberapa hal,

seperti kualitas gambar, kualitas suara, serta

resolusi video, kita bisa mereduksi ukuran

fi le video kita. Tapi pada kebanyakan kasus,

pengorbanan ini hampir tidak bisa dira-

sakan oleh manusia normal. Ini karena ke-

terbatasan indera manusia.

Kita mulai memersiapkan alat-alat (per-

angkat lunak) yang dibutuhkan yang dibu-

tuhkan untuk ini. Perangkat lunak yang

dibutuhkan setidaknya adalah: MPlayer/

MEncoder, pustaka pembaca DVD libdv-

dread, pustaka mp3lame, dan codec XviD.

Ada banyak program encoder/ripper mul-

timedia yang bisa berfungsi di GNU/Linux:

MEncoder, transcode, avidemux, dan lain-

lain. Dalam tulisan ini, perangkat lunak

yang akan digunakan adalah MEncoder.

MPlayer adalah pemutar multimedia

yang sangat canggih dan mampu memaink-

an sekian banyak format dan media codecs.

Sebut saja MPEG1, AVI (termasuk semua

codec Windows dan semua codec DivX),

DVD, VCD, SVCD, dan masih banyak lagi.

MEncoder adalah bagian dari paket MPlay-

er yang fungsinya adalah untuk meng-en-

code audio dan video. Bisa digunakan untuk

meng-encode DVD.

Me-rip DVD dengan MPlayer/MEncoderTulisan ini dibuat khusus untuk Anda yang sudah mempunyai pikiran dewasa dan tidak memergunakannya untuk aktivitas yang melanggar hukum seperti pembajakan video.

Libdvdread berguna untuk membaca

format DVD. Kita perlukan karena kita akan

me-rip fi lm DVD. MPlayer memerlukan

pustaka ini untuk menunjang fungsinya.

Lame (Lame Ain’t an MP3 Encoder)

adalah paket program dan pustaka untuk

meng-encode format audio MP2/WAV

menjadi format MP3. Beberapa referensi

menyatakan bahwa fi le MP3 yang dihasil-

kan Lame memiliki kualitas yang superior

dibanding encoder MP3 yang lain.

Codec video yang akan kita gunakan

disini adalah XviD. XviD adalah hasil

pengembangan dari codec OpenDivX. Xv-

iD mulai dikembangkan saat ProjectMayo

mengubah OpenDivX menjadi DivX4 (sek-

arang DivX5) yang bersifat Closed Source.

Para pengembang yang tidak terikat dengan

ProjectMayo lalu memulai proyek XviD.

Instalasi perangkat lunakSebelum Anda memutuskan untuk men-

ginstal paket-paket ini dari source code-nya,

ada baiknya anda periksa dulu apakah su-

dah tersedia paket precompiled binary untuk

distro Anda. Kecuali untuk MPlayer karena

biasanya vendor distro tidak meng-compile

MPlayer dengan dukungan XviD encod-

ing. Untuk pengguna distro Mandrakelinux

(sekarang Mandriva) bisa mencari precom-

piled binary MPlayer dari situs PLF (http://

plf.zarb.org).

Versi paling stabil dari codec XviD saat

artikel ini ditulis adalah 1.1.0-beta1 yang

bisa anda dapatkan dari situs http://www.

xvid.org. Anda bisa saja menggunakan versi

CVS terbaru dari XviD yang bisa didapat

dari situs yang sama. Cara instalasinya mu-

dah saja, lewat command-line interface (CLI)

mekarkanlah paket yang telah Anda down-

load lalu ubahlah direktori aktif ke hasil

pemekaran tadi. Petunjuk instalasi biasanya

terdapat pada fi le README atau INSTALL.

Perintah-perintah berikut dapat anda coba:

$ tar xjpf xvid_latest.tar.bz2$ cd xvid_latest/build/generic$ ./configure$ make$ su# make install# ln -sf libxvidcore.so.4.0 /usr/local/lib/libxvidcore.so.4# ln -sf libxvidcore.so.4 /usr/local/lib/libxvidcore.so# ldconfig

Perangkat lunak kedua yang harus diin-

stal adalah Lame. Versi paling stabil saat ini

adalah 3.96.1 yang bisa anda dapatkan dari

situs http://lame.sf.net. Cara instalasinya

mirip dengan XviD. Perintah-perintah con-

toh sebagai berikut:

$ tar xzvf lame-3.96.1.tar.gz$ cd lame-3.96.1$ ./configure –enable-mp3rtp$ make $ su# make install# ldconfig

Cara instalasi libdvdread tidak berbeda

dengan Lame. Download-lah source libdv-

dread dari alamat http://www.dtek.chalmers.

se/groups/dvd/dist/libdvdread-0.9.4.tar.gz.

Lalu jalankan perintah-perintah berikut:

$ tar xzvf libdvdread-0.9.4.tar.gz$ cd libdvdread-0.9.4$ ./configure $ make$ su# make install

Page 10: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/2005 59

TUTORIALBerita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

MPlayer/MEncoder

# ldconfig

Terakhir adalah instalasi MPlayer. Versi

MPlayer stabil saat tulisan ini dibuat adalah

1.0-pre7 bisa didownload dari situs http://

www.mplayerhq.hu. Cara instalasinya adalah

sebagai berikut:

$ tar xjvf MPlayer-1.0-pre7.tar.bz2$ cd MPlayer-1.0-pre7$ ./configure --enable-largefiles $ make$ su# make install# install -d -m755 /usr/local/share/doc/mplayer# cp -R DOCS/* /usr/local/share/doc/mplayer

Dengan demikian selesailah sudah tahap

persiapan kita.

Menentukan jenis videoSetidaknya ada tiga jenis video pada fi lm

DVD, yaitu progressive, interlaced, dan te-

lecine. Video progressive dibuat dengan

framerate 23,976 fps dan langsung disim-

pan ke DVD tanpa perubahan apapun. Saat

memainkan video progressive MPlayer akan

mengeluarkan stdout seperti:

demux_mpg: 24fps progressive NTSC content detected, switching framerate.

Menghadapi jenis video seperti ini cu-

kup dengan menambahkan fl ag berikut saat

melakukan proses encoding:

-ofps 23.976

Video interlaced dibuat dengan framer-

ate 54,94 fps dan disimpan ke DVD dalam

29,976 fps. MPlayer tidak akan melaporkan

perubahan framerate saat memainkan video

jenis ini. Perintahnya adalah sebagai beri-

kut:

$ mplayer -speed 0.1 dvd://1

Video interlaced akan memerlihatkan ar-

tifak-artifak membentuk seperti hantu, atau

garis-garis bayangan dari gerakan cepat.

Flag yang diperlukan untuk menghadapi je-

nis video seperti ini adalah:

-vf pp=lb

Artinya kita menerapkan fi lter video lin-

ear-blend sebelum MEncoder melakukan

proses encoding.

Video telecine, dibuat dengan framerate

23,976 dan telah di-telecined sebelum dis-

impan ke DVD. MPlayer tak akan melapor-

kan perubahan framerate saat memainkan

video telecine.

Anda akan menemukan adanya artifak

yang berkedip (hilang muncul) saat me-

mainkannya dengan -speed 0.1. Menghada-

pi video jenis ini, Anda cukup menambah-

kan fl ag berikut:

-vf ivtc=1 -ofps 23.976

Cropping dan scalingResolusi yang biasa digunakan pada fi lm

DVD adalah 720x480 pixel untuk NTSC dan

720x576 untuk PAL, dengan aspect-ratio

4:3 untuk full-screen dan 16:9 untuk wide-

screen. Tapi terkadang aspect-ratio-nya

adalah 1,85:1 atau malah 2,35:1, sehingga

bisa dipastikan akan ada pita-hitam di ba-

gian atas dan bawah yang harus dihilangkan

karena hanya akan menambah besar ukuran

fi le yang dihasilkan.

Bisa dilihat pada gambar 1, di bagian

kanan terdapat sebuar bar vertikal berwarna

hitam yang harus dibuang. Untuk menge-

tahui parameter cropping bisa dengan me-

mainkannya dengan MPlayer seperti ini:

$ mplayer -vf cropdetect dvd://1

Seek-lah ke bagian yang terang sampai

bagian pita-hitam baik vertikal (kiri-kanan)

maupun horizontal (atas-bawah) terlihat

dengan jelas. MPlayer akan memberikan

laporan seperti ini:

crop area: X: 0..719 Y: 0..479 Gambar 1: Video dengan pita-hitam.

Page 11: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/200560

TUTORIAL Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

MPlayer/MEncoder

(-vf crop=704:464:8:8)% 3,5% 5 0 49% 0,30x

Bisa dilihat pada gambar 2, sekarang

pita-hitam-nya telah hilang.

Mengubah ukuran video juga pent-

ing dilakukan. Penulis biasanya mengubah

tinggi video menjadi 352 pixel, banyak ala-

san tentu saja. Tapi ukuran ini yang paling

masuk akal, lebih besar dari ukuran VCD

pada umunya (384x288 pixel) dan ukuran

fi le akan cukup kecil dengan masih memer-

tahankan kualitas.

Mainkan video dengan pe rintah:

$ mplayer -vf crop=704:464:8:8,scale=352:352 dvd://1

MPlayer akan memberikan laporan se-

perti ini:

VO: [x11] 352x352 => 474x352 BGRA [zoom]

Perhatikan bagian 352x352 => 474x352,

itu adalah ukuran video yang telah di-scale

sementara aspect-ratio-nya tetap terjaga.

Sekarang perintahnya menjadi:

$ mplayer -vf crop=704:464:8:8,scale=474:352 dvd://1

Dan menghasilkan video dengan ukuran

yang lebih kecil seperti pada gambar 3.

Membuat pratilikSetelah mendapatkan parameter scaling dan

cropping yang tepat, maka kita sudah siap

untuk melakukan encoding. Tapi proses ini

bisa memakan waktu cukup lama. Video

yang dijadikan contoh oleh penulis, berdurasi

1 jam 19 menit, menghabiskan waktu sekitar

6 jam di komputer AMD Duron 1,1 Ghz dan

memori 118 MB. Jadi akan sangat bijaksana

jika kita membuat pratiliknya dulu.

Kita cukup mengambil sampel dengan

durasi 1 menit dari video yang akan kita en-

code. Perintah yang digunakan adalah seb-

agai berikut:

$ mencoder -ss 0:9:0 -endpos 0:1:0 -ofps 23.976 \-vf crop=704:464:8:8,scale=474:352,hqdn3d,scale=474:352 \-oac copy \-ovc xvid -xvidencopts \ hq_ac:vhq=1:gmc:chroma_opt:chroma_me:me_quality=6:qpel:quant_type=mpeg:closed_gop:keyframe_boost=10:pass=1 \-o /dev/null dvd://1

Perintah di atas artinya kita meng-en-

code title pertama dari fi lm DVD dimulai

pada menit ke-9 dan berdurasi 1 menit,

codec audio yang digunakan adalah stream-

copy karena akan bekerja lebih cepat, codec

video yang digunakan adalah XviD dengan

opsi seperti tertulis di atas. Anda bisa meru-

juk pada manual MPlayer untuk mendapat

penjelasan panjang mengenai opsi XviD

yang ada. File hasil encoding diarahkan ke

/dev/null karena keluaran dari pass pertama

tidak diperlukan sama sekali, kita hanya

membutuhkan fi le log-nya saja. Hqdn3d

adalah denoise-fi lter yang akan mereduksi

noise pada gambar dan menghasilkan gam-

bar yang smooth dan membuat gambar

diam menjadi benar-benar diam, sehingga

kompresibilitas bisa ditingkatkan. Contoh

video yang digunakan penulis adala video

progressive, sehingga hanya perlu men-

gubah framerate saja.

Ada tiga macam pendekatan dalam en-

coding video kita: bitrate konstan, quantizer

konstan, dan multi-pass. Sekali lagi ban-

yak penjelasan tentang ini, namun penulis

menyarankan multi-pass. Pada encoding

multi-pass, pass pertama akan me-rip video

seakan dengan bitrate konstan namun me-

nyimpan semua informasi dari tiap frame

(dalam fi le log), lalu fi le log ini akan dija-

dikan rujukan saat melakukan pass yang

kedua.

Setelah perintah pass pertama selesai

dieksekusi, dilanjutkan dengan pass kedua:

$ mencoder -ss 0:9:0 -endpos 0:1:0 -ofps 23.976 \-vf crop=704:464:8:8,scale=474:352,hqdn3d,scale=474:352 \-oac mp3lame -lameopts cbr:br=96:mode=1 -srate 44100 \-ovc xvid -xvidencopts \ hq_ac:vhq=1:gmc:chroma_opt:chroma_me:me_quality=6:qpel:quant_type=mpeg:closed_gop:keyframe_boost=10:pass=2:bitrate=999 \-o sampel.avi dvd://1

Di bagian pass kedua terdapat beberapa

perbedaan, misalnya pada codec audio di-

mana kita menggunakan mp3lame dengan

bitrate konstan 96 kbps joint-stereo dan

frekuensi 44100 Hz, fi le keluaran diarahkan

ke fi le sungguhan, serta perubahan pada

Gambar 3: Setelah melalui cropping dan scaling.Gambar 2 : Pita-hitam telah dihilangkan.

Page 12: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/2005 61

TUTORIALBerita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

MPlayer/MEncoder

opsi codec XviD.

Setelah selesai, mainkanlah fi le sampel.

avi dengan perintah:

$ mplayer sampel.avi

Jika anda merasa kurang puas, ulangi

encoding pratilik dengan menaikkan angka

bitrate. Ada kalanya volume suara dari fi lm

DVD sangat kecil sehingga kita harus me-

naikkan volume-gain. Ini bisa dilakukan

dengan beberapa cara, misalnya dengan

menambahkan vol=<0-10>. Jadi opsi lame

lengkapnya adalah:

-lameopts cbr:br=96:mode=1:vol=5

Sesuaikanlah dengan keadaan video mi-

lik Anda.

Proses encoding keseluruhanJika Anda telah puas dengan pratilik yang

anda buat (dengan parameter yang telah

disesuaikan), maka sekarang saatnya

melakukan proses encoding yang sesung-

guhnya. Perintah keseluruhannya adalah

seperti berikut:

$ mencoder -ofps 23.976 \-vf crop=704:464:8:8,scale=474:352,hqdn3d,scale=474:352 \-oac copy \-ovc xvid -xvidencopts \ hq_ac:vhq=1:gmc:chroma_opt:chroma_me:me_quality=6:qpel:quant_type=mpeg:closed_gop:keyframe_boost=10:pass=1 \-o /dev/null dvd://1$ mencoder -ofps 23.976 \-vf crop=704:464:8:8,scale=474:352,hqdn3d,scale=474:352 \-oac mp3lame -lameopts cbr:br=96:mode=1 -srate 44100 \-ovc xvid -xvidencopts \ hq_ac:vhq=1:gmc:chroma_opt:chroma_me:me_quality=6:qpel:quant_type=mpeg:closed_gop:keyframe_boost=10:pass=2:bitrate=999 \-o videoku.avi dvd://1

Satu kelemahan menentukan bitrate=N

adalah ukuran fi le keluaran tidak bisa di-

perkirakan. Ada cara lain untuk membuat

MEncoder menghitung sendiri bitrate

yang cocok untuk file keluaran dengan

ukuran tertentu. Misal film DVD ber-

durasi 1 jam 19 menit ini ingin dijadikan

video berukuran tepat 1 CD (~700 MB),

maka angka pada opsi bitrate kita ubah

menjadi bitrate=-600000. Perhatikan tan-

da negatif di depan angka, ini artinya kita

menyuruh MEncoder agar file keluaran

tidak boleh lebih dari 600000 KB. Kenapa

tidak 700000 KB saja sekalian? Karena

XviD belum memerhitungkan ukuran

audio, dan ukuran audio MP3 dengan

bitrate 96 kbps berdurasi 1 jam 19 menit

adalah sekitar 100 MB. Dudi Indrasetiadi ([email protected])

Referensi:1. BLFS Development Team, 2005, Beyond Linux

From Scratch version 6.0, http://www.linuxfrom

scratch.org.

2. Moritz Bunkus, 2002, DVD ripping and transcoding

with linux, http://bunkus.org.

3. MPlayer Team, 2004, MPlayer – The Movie Player,

http://www.mplayerhq.hu.

Page 13: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/200562

TUTORIAL Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

BitDefender

Mendapatkan e-mail yang bersih

dari virus dan spam merupakan

impian bagi Anda yang sering

menggunakan fasilitas e-mail. Jika Anda

seorang Admin Server, pasti tidak ingin

dikomplain oleh user Anda karena hampir

setiap hari Inboxnya mendapatkan banyak

email spam dari Internet. Atau yang lebih

ekstrim lagi, tiba-tiba seluruh dokumen yang

dimilikinya menjadi rusak karena terserang

virus yang berasal dari sebuah e-mail.

Kalau kondisi demikian sering terjadi,

tentu hal itu dapat mempengaruhi penilaian

Anda di mata user. Apalagi jika user Anda

merupakan atasan atau bos Anda, tentu hal

demikian harus dapat Anda dihindarkan,

bukan?

Pada majalah InfoLINUX edisi 11/2005,

penulis sudah menjelaskan sedikit cara kerja

dari mail server Postfi x. Kali ini penulis akan

membahas cara konfi gurasi Postfi x dengan

BitDefender Antivirus yang pernah penulis

ulas pada InfoLINUX edisi 08/2005.

Instalasi Postfix Mail ServerDalam penulisan Artikel ini, penulis menco-

banya di Fedora Core 4. Untuk menginstal-

lasi Postfi x, Anda hanya perlu mengetikkan

perintah berikut:

# rpm -ivh postfix-2.2.2-2.i386.rpm

Setelah Postfi x terinstalasi dengan baik, ma-

ka Postfi x dapat langsung diaktifkan sebagai

SMTP Server (jika komputer telah memiliki

FQDN).

# /etc/init.d/postfix start

Untuk konfi gurasi lengkap Postfi x dalam

pengujian ini, penulis sudah sertakan di CD

InfoLINUX edisi ini.

Persiapan konfigurasiDalam penulisan artikel ini, penulis menggu-

nakan beberapa settingan sebagai berikut:

Alamat IP : 192.168.2.1

Hostname : server1.example.com

Domain : example.com

SMTP dan POP3 : mail.example.com

Untuk konfi gurasi Domain dan alamat

Mail, Anda dapat membacanya di artikel

“Membangun Lokal DNS Server Menggu-

nakan BIND” yang terdapat di edisi ini.

Installasi BitDefender AntivirusSebelum dapat mengintegrasikan Postfi x

dengan BitDefender, Anda dapat men-

download terlebih dahulu versi trial 30 hari

BitDefender Antivirus For Postfi x dari situs

http://www.ozonesecuritech.com atau dari

http://www.bitdefender.com.

Selanjutnya Anda dapat langsung

meng installasikan BitDefender, dengan

menjalankan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Check versi gcc yang Anda gunakan.

# gcc –versiongcc (GCC) 4.0.0 20050519 (Red Hat 4.0.0-8)

Konfigurasi Postfix denganBitDefender AntivirusJika inbox mail Anda sering menerima e-mail yang berisikan virus dan spam, kemungki-nan besar mail server Anda belum dilengkapi dengan fitur AntiVirus dan AntiSpam. Kali ini penulis akan menjelaskan cara konfigurasi Postfix dengan BitDefender Antivirus.

Tampilan BitDefender Remote Admin. Peringatan Virus Warning dari BitDefender saat menerima e-mail bervirus.

Page 14: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/2005 63

TUTORIALBerita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

BitDefender

Jika GCC yang Anda gunakan adalah

versi 4, maka Anda harus menginstala-

sikan terlebih dahulu paket compat-gcc-

32 dan compat-libstdc++-296 agar dapat

menginstallasi paket BitDefender-post-

fi x-1.6.2-1.linux-gcc3x.i586.rpm.run.

2. Berikutnya instalasikan paket BitDe-

fender, dengan mengikuti langkah-lang-

kah berikut:

# sh ./BitDefender-postfix-1.6.2-1.linux-gcc29x.i586.rpm.run

Pilih saja pilihan default saat instalasi,

dengan menekan Enter dan menjawab

Yes. Setelah selesai, BitDefender akan

menambahkan beberapa parameter di

fi le konfi gurasi Postfi x agar dapat lang-

sung terintegrasi dengan Postfi x.

3. Check apakah BitDefender sudah berja-

lan dengan mengetikkan perintah ps.

# ps ax | grep BitDefender

4. Selanjutnya restart service postfi x Anda

untuk melakukan perubahan.

# /etc/init.d/postfix restart

5. Mail server Anda kini sudah terintegrasi

dengan AntiVirus BitDefender, untuk

pengujian lihat bagian Testing BitDe-

fender Antivirus.

BitDefender Webmin ModuleUntuk mempermudah manajemen BitDe-

fender, Anda dapat menggunakan Webmin

agar dapat memanajemen BitDefender dari

browser.

1. Lakukan Instalasi paket Webmin yang

dapat Anda cari di CD Majalah InfoLI-

NUX edisi ini.

# rpm -ivh webmin-1.230-1.noarch.rpm

2. Selanjutnya, jalankan service webmin

# /etc/init.d/webmin start

3. Masuk ke halaman Webmin dengan

mengetikkan di url browser Anda, http://

localhost:10000. Login dengan user root

dan masukkan password root Anda.

4. Berikutnya kita akan menginstallasi Bit-

Defender Webmin Module. Untuk men-

ginstallasi BitDefender Webmin Module,

Anda dapat meng-copy dari CD InfoLI-

NUX edisi ini. Copy fi le itu ke suatu

folder, lalu dari menu Webmin confi gu-

ration, install fi le BitDefender.wbm.gz

dari submenu Webmin Mo dule. Setelah

berhasil, di menu System Anda akan me-

lihat menu BitDefender Remote Admin.

5. Dari Menu BitDefender Remote Admin,

Anda dapat melakukan konfi gurasi Bit-

Defender, melihat statistik BitDefender,

melakukan update, melakukan scanning,

dan sebagainya.

Testing Postfix Dan BitDefender AntivirusTahap terakhir untuk mengetahui apakah

mail server Postfi x dan BitDefender Anti-

Virus sudah terintegrasi dengan baik adalah

dengan pengujian. Untuk itu Anda dapat

mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Download sample virus dan spam dari

situs http://www.eicar.com. Dari situs

tsb, penulis mendownload empat buah

fi le, yaitu eicar.com, eicarcom2.zip, ei-

car.com.txt, dan eicar_com.zip. Copy

fi le tersebut ke suatu folder yang ada di

home directory Anda.

2. Setting Mail Client Anda, agar dapat

mengirim dan menerima e-mail dari

mail server yang sudah Anda setting,

dengan menambahkan user Account

yang ada di Mail server Anda.

3. Setelah membuat user Account, test de-

ngan mengirimkan e-mail yang berisikan

attachment empat buah fi le dari situs ei-

car. Kemudian kirim ke alamat user lain-

nya dan cc ke alamat e-mail sendiri.

4. Klik Icon Get All untuk menerima e-

mail, dan lihat di Inbox Anda. Jika Anda

mendapatkan e-mail yang berisikan

peringatan Virus Warning!! dari BitDe-

fender, selamat berarti Anda telah ber-

hasil mengonfi gurasikan Postfi x dengan

BitDefender Antivirus dengan benar.

Demikian tutorial singkat konfi gurasi

Postfi x Mail Server dengan BitDefender.

Semoga dengan tutorial ini, dapat mem-

bantu Anda dalam menangani masalah

virus dan spam pada e-mail yang dapat

mengu rangi produktifi tas kerja Anda.

Sampai jumpa!

Supriyanto([email protected])

Page 15: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/200564

TUTORIAL Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

Bochs

Bagi pengguna komputer yang beker-

ja di lebih dari satu sistem operasi,

instalasi dua (katakanlah Windows

dan Linux) atau lebih sistem operasi dalam

satu harddisk adalah hal yang wajar. Ter-

gantung sistem operasi mana yang diperlu-

kan, sistem operasi tersebutlah yang diboot.

Apabila ingin berganti sistem, maka sistem

yang aktif akan di-reboot untuk selanjutnya

berpindah ke sistem lainnya.

Kondisi semacam ini memang kondisi

yang sangat umum ditemukan bagi penggu-

na lebih dari satu sistem operasi. Tak jarang,

sebuah partisi tambahan dibuat se bagai par-

tisi untuk menyimpan data bersama yang

bisa ditulisi oleh sistem operasi-sistem ope-

rasi yang digunakan.

Masalah baru akan timbul ketika ada kebu-

tuhan untuk menggunakan dua sistem operasi

bersama-sama. Hal ini tidak dimungkinkan

dengan sistem dual boot (atau lebih) terse-

but. Pendekatan dengan menggunakan wine

(ataupun variannya) terkadang juga tidak bisa

membantu banyak. Tidak semua aplikasi bisa

diemulasikan dengan wine. Kalaupun bisa,

bagaimanapun juga, aplikasi yang berjalan

di Wine tidak akan sebaik ketika berjalan di

sistem asalnya. Selain itu, bagaimana kalau

sistem operasi utama adalah Windows?

Di sinilah emulator komputer diper-

lukan. Dengan menggunakan emulasi

komputer, kita bagaikan memiliki banyak

komputer yang sama-sama sedang berjalan,

namun tetap bisa saling bekerja sama. Dan,

secara fi sik, kita hanya memiliki satu kom-

puter saja. Di dalam setiap emulator, kita

bisa menginstall sistem operasi sendiri pada

harddisk virtual (yang bagi sistem operasi

yang menjalankan emulator, umumnya

berupa sebuah fi le berukuran besar).

Emulasi Komputer dengan Bochs Di dunia open source, kita mengenal salah satu emulator komputer yang hebat. Namanya adalah Bochs. Dengan menggunakan Bochs, kita bisa mengemulasikan komputer di atas komputer. Kita bisa menginstal sistem operasi lain di atas sistem operasi yang sedang berjalan. Tulisan ini akan membahas tentang Bochs dan beberapa isu seputar penggu-naannya.

Di dunia ini, kita mengenal banyak

sekali emulator komputer. Salah satu yang

terbaik yang mungkin pernah ada adalah

VMWare. Namun, software seharga 200-an

dollar Amerika Serikat tersebut bagi be-

berapa kalangan pengguna sangatlah mahal.

Terutama, kalau emulasi digunakan untuk

sistem operasi yang sudah lama (dan har-

ganya sendiri juga sudah murah) seperti

DOS ataupun Windows 95.

Bagi pengguna yang mencari alterna-

tif emulator yang murah (bahkan gratis!),

dapat diinstal pada berbagai sistem operasi

(multiplatform), dan dapat mengemulasi-

kan beberapa sistem operasi, maka Bochs

adalah salah satu alternatif yang terbaik

yang ada.

Pengenalan BochsBochs adalah emulator komputer. Sebuah

software yang mampu mengemulasikan

berbagai hardware yang menyusun sebuah

komputer yang bekerja penuh. Bochs mam-

pu mengemulasikan processor, memory,

harddisk, sound card, vga card, dan lain

se bagainya. Ketika dijalankan, Bochs akan

menampilkan sebuah konsole yang men-

simulasikan komputer yang dinyalakan.

Kita bisa memasukkan CDROM installer

suatu sistem operasi, kita bisa menginstal

sistem operasi tersebut di harddisk yang

telah diemulasikan oleh Bochs. Setelah in-

stalasi selesai, Bochs bisa boot ke dalam

sistem operasi tersebut dan sistem operasi

tersebut bekerja seolah-olah sedang berjalan

di komputer yang se sungguhnya.

Arsitektur komputerLebih lanjut lagi, Bochs adalah emulator

komputer x86. Bochs dapat dikonfi gur un-

tuk bertingkah laku seperti komputer 386,

486, Pentium ataupun Pentium Pro (du-

kungan tidak lengkap). Bochs tidak dapat

digunakan untuk mengemulasikan mesin

Sparc atau mengemulasikan mesin Apple

misalnya.

Namun, Bochs sendiri adalah emulator

yang dapat berjalan pada berbagai sistem

operasi. Bochs dapat diinstal pada berbagai

sistem operasi yang berjalan pada berbagai

hardware ataupun arsitektur komputer.

Misal, Bochs dapat berjalan pada Linux

yang berjalan pada mesin Sun. Namun,

pada proses emulasi, Bochs tetap akan

mengemulasikan hardware dengan arsitek-

tur x86.

Emulasi hardwareDengan kata lain, Bochs tidak peduli akan

hardware yang berjalan sistem operasi host

(sistem operasi yang menjalankan bochs).

Selama hardware host dapat dikenali dengan

baik oleh sistem operasi, maka bochs dapat

berkomunikasi dengan hardware tersebut

(secara teoritis).

Kondisi demikian bisa dilakukan karena

Bochs telah mengemulasikan jenis hard-

ware tertentu. Bochs tidak perlu menge-

mulasikan hardware host. Bochs memiliki

‘hardware’ sendiri. Berikut ini adalah be-

berapa hardware yang diemulasikan oleh

Bochs:

� Processor: 386, 486, 586 atau yang kom-

patibel

� Harddisk: IDE Harddisk ATA-2

� CDROM: IDE CDROM ATAPI-4

� Keyboard: Keyboard PS/2 standar de-

ngan keymap Amerika Utara

� Mouse: Mouse PS/2

� Sound card: Sound Blaster 16

Page 16: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/2005 65

TUTORIALBerita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

Bochs

� Network card: NE2000 atau yang kom-

patibel

Satu hal yang luar biasa tentang Bochs

adalah kemampuan untuk mengemulasikan

SMP (Symetric Multi Processor) sampai 15

processor. Walaupun, harus diakui, fi tur ini

masih sangat eksperimental. Satu catatan un-

tuk emulasi SMP adalah, walaupun kita bisa

menentukan jumlah processor, tidak berarti

kalau emulasi akan berjalan lebih cepat.

Sebagai emulator open source, bochs me-

mang sudah cukup hebat dalam melakukan

emulasi berbagai hardware. Memang, harus

diakui pula, tidak semua emulasi hardware

dapat berjalan dengan baik, di semua sistem

operasi host.

Kemampuan emulasi CDROM di Bochs

misalnya. Emulasi CDROM cukup bagus

di Bochs. CDROM dapat dibaca dari ISO

i mage untuk berbagai sistem operasi. Di

berbagai sistem operasi, Bochs juga mampu

untuk membaca langsung device CDROM.

Bahkan, Bochs juga bisa melakukan booting

dari bootable CDROM ataupun bootable

CDROM image.

Namun, kemampuan Bochs dalam

mengemulasikan Sound card tidaklah se-

baik CDROM. Memang, di beberapa plat-

form seperti Windows dan Linux, sound

bisa bekerja. Namun, tidak dengan sound di

Mac OSX.

Dukungan untuk USB bahkan lebih jelek

lagi. Saat ini, dukungan USB masih belum

lengkap.

Jadi, kita tidak bisa mengharapkan Bochs

untuk mampu mengemulasi semua harddisk

yang ada dengan baik, di semua platform.

Terkadang, sebuah hardware diemulasikan

dengan baik di satu platform, namun tidak

di platform lain.

Fitur lainnyaBerikut ini adalah fi tur Bochs selain yang

dibicarakan sebelumnya:

� Memiliki command line debugger, yang

dapat digunakan untuk melakukan de-

bugging. Sangat berguna bagi yang ingin

mempelajari sistem operasi lebih jauh

lagi.

� Mendukung fl oating point melalui soft-

ware fl oating point.

� Dukungan VGA.

� Dukungan VESA sampai 1024x768

32bpp .

� Mendukung fl oppy disk sampai

2,88MB.

� Mendukung 4 channel ATA, atau 8 de-

vice ATA (8 harddisk pada umumnya).

� Mendukung paralel port.

� Mendukung serial port.

� Mendukung game port.

� Mendukung 16/32 bit addressing.

� Bisa copy dan paste antara host OS dan

guest OS.

Istilah yang dipergunakanBochs dan emulator komputer lainnya

u mumnya mengenal istilah-istilah:

� Host, sistem operasi atau mesin yang

menjalankan bochs

� Guest, sistem operasi atau mesin yang

diemulasikan.

Lisensi BochsPada awalnya (Bochs dimulai pada tahun

1994), Bochs merupakan proyek komersial.

Pada tahun 2000, MandrakeSoft membeli

Bochs dan menjadikan Bochs proyek open

source di bawah lisensi LGPL. Lisensi ini

menjadikan Bochs sangat fl eksibel baik bagi

kalangan pengguna biasa ataupun kalangan

industri.

Satu yang terakhir, sebelum kita berpin-

dah dari pengenalan, Bochs bisa diucapkan

sebagai box. Nama Bochs merupakan per-

mainan kata-kata dari Box. Nama Bochs

ini terpikir karena umumnya pengguna

menyebut sistem operasinya sebagai box,

misal: Linux box, Windows box, dan lain

sebagainya.

Kegunaan BochsBerikut ini, kita akan melihat kapan kita

membutuhkan Bochs. Yang pertama adalah

seperti yang disebutkan sebelumnya. Kita

perlu bekerja pada dua sistem operasi seka-

ligus.

Bekerja pada dua sistem operasi seka-

ligus tidak harus selalu dalam pengertian

yang serius. Misal, Anda ingin bermain

game Windows sementara sedang bekerja di

Linux (refreshing).

Alasan kedua adalah katakanlah Anda

masih ingin mempertahankan program la-

ma sementara, sistem operasi baru di kom-

puter baru Anda sudah tidak mendukung

lagi. Misal, Anda ingin menjalankan aplikasi

DOS yang lama sementara untuk aplikasi

tersebut, Windows XP yang Anda gunakan

sudah tidak mendukung.

Alasan ketiga adalah belajar. Bagi yang

ingin mendalami sistem operasi di era seka-

rang, menggunakan Bochs merupakan salah

satu cara yang sangat membantu. Bochs bisa

Emulasi Linux Redhat Rescue disk.Emulasi FreeDOS.

Page 17: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/200566

TUTORIAL Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

Bochs

mengemulasikan banyak sistem operasi.

Proses belajar tidak harus selalu diartikan

secara akademis. Anda bisa menggunakan

Bochs untuk me-reverse engineering sebuah

driver misalnya.

Alasan keempat adalah alasan kese nang-

an. Kangenkah Anda akan sistem DOS yang

Anda gunakan ketika kali pertama belajar

komputer? Atau, barangkali Anda ingin

menginstall kembali Slackware 4.0 atau

Debian 2 atau Redhat 6 Anda yang beberapa

tahun lalu Anda gunakan? Gunakan Bochs.

Bochs dan VMWareBochs mirip-mirip dengan VMWare.

Namun, secara umum, Bochs tidak bisa

dibandingkan dengan VMWare. VMWare

sendiri adalah produk dari perusahaan be-

sar dengan dana dan sumber daya manusia

serta perencanaan yang telah diusahakan

dengan baik. Ada target untuk rilis-rilis

VMWare. Sebagai hasilnya, VMWare dijual

dengan sangat mahal.

Sementara, Bochs adalah salah satu proyek

emulator open source yang mungkin tidak

memiliki dana sekencang perusahaan pem-

buat VMWare. Sumber daya manusianya

pun, walaupun hebat, mungkin tidak bekerja

fulltime untuk Bochs. Dan, perencanaan

Bochs pun bergantung pada para pengem-

bangnya ataupun komunitas. Tidak ada tar-

get keras tertentu untuk rilis-rilis Bochs. Se-

bagai hasilnya, Bochs bisa digunakan tanpa

harus membayar sepeser pun.

Bochs tidak datang dengan graphical user

interface sebagus VMWare. Sebagai ganti-

nya, Bochs datang dengan command line

interface.

Bochs juga tidak memiliki dukungan

hardware yang matang untuk semua plat-

form. Terkadang, perbedaannya terlalu

kentara. Bahkan, USB pun tidak didukung

dengan baik, untuk semua platform.

Bochs juga tidak memiliki integrasi yang

tinggi dengan sistem operasi host. VMWare

selain datang dengan modul untuk kernel

berbagai distro (sampai versi-versinya), ma-

sih mampu mengkompilasi modul untuk

kernel yang tidak standar atau yang lebih

baru.

Singkat kata, Bochs dan VMWare dalam

beberapa hal memang tidak bisa dibanding-

kan. Namun, Bochs juga memiliki sejumlah

kelebihan seperti gratis, source code yang

terbuka, lisensi yang fl eksibel, dan hal-hal

lainnya. Yang terpenting, kalau permasalah-

an bisa diselesaikan dengan Bochs, kita ti-

dak perlu menggunakan VMWare.

Instalasi BochsBochs bisa di-download di website-nya

di bochs.sf.net. Namun, beberapa distri-

busi sudah datang dengan Bochs di dalam

CDROM atau DVDROM distro. Sebelum

men-download source dan melakukan

kompilasi sen diri, cobalah untuk memper-

gunakan paket yang telah disiapkan untuk

distribusi Anda.

Sebagai catatan, tulisan ini dibuat di dis-

tro Linux SUSE Linux Pro 9.3, dengan Bochs

yang di-upgrade menjadi versi 2.2.1.

Setelah terinstal, Bochs akan datang den-

gan tiga program:

� Bochs: emulator itu sendiri.

� bxImage: tool untuk membuat disk i mage

untuk digunakan pada Bochs. Ketika

menggunakan Bochs, kita perlu mem-

buat harddisk ‘virtual’ di mana Bochs

akan menganggapnya sebagai harddisk.

Dari sisi pandang host, harddisk virtual

tersebut hanyalah sebuah fi le image bia-

sa, yang dibuat dengan bx image.

� bxcommit: tool interaktif untuk meng-

commit redolog ke disk image untuk di-

gunakan oleh Bochs.

� Bochs-dlx: Menjalankan demo DLX

Linux

Setelah bochs terinstal, kita bisa melan-

jutkan ke langkah berikutnya: memulai

bochs dengan image contoh DLX Linux.

Menjalankan DLX LinuxBochs datang dengan sebuah image DLX

Linux yang siap untuk dijalankan. Untuk

menjalankan, berikanlah perintah bochs-

dlx.

$ bochs-dlx --------------------------------------------------------------- DLX Linux Demo, for Bochs x86 Emulator

---------------------------------------------------------------Checking for bochs binary...okChecking for DLX linux directory...okChecking for /usr/bin/gzip...okChecking for /home/nop/.bochsdlx directory...---------------------------------------------------------------To run the DLX Linux demo, I

Emulasi OpenBSD. Emulasi NetBSD.

Page 18: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/2005 67

TUTORIALBerita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

Bochs

need to create a directory called/home/nop/.bochsdlx, and copy some configuration filesand a 10 megabyte disk image into the directory.---------------------------------------------------------------Is that okay? [y/n]

Kali pertama dijalankan, script bochs-

dlx akan membuat sebuah direktori

~/.bochsdlx dan mengekstrak file-file

yang dibutuhkan ke dalamnya. Jawablah y

pada saat konfirmasi untuk membuat di-

rektori diminta. Setelah itu, secara otoma-

tis emulator yang berisi DLX Linux akan

dijalankan.

Sebuah window akan ditampilkan. Emu-

lasi pun akan dimulai. Setelah DLX Linux

selesai boot, pengguna akan menjumpai se-

buah login prompt. Login-lah sebagai root

(tanpa password) untuk memulai penggu-

naan. Pengguna kemudian bisa bekerja se-

perti biasa.

Untuk menutup sesi sistem, pengguna

dapat logout dan klik langsung pada tom-

bol Power yang terletak pada kanan atas

dialog.

Sampai di sini, pengguna telah dibawa

untuk melihat kemampuan Bochs untuk

mengemulasikan Linux di atas Linux. Beri-

kut ini, kita akan melanjutkan ke penggu-

naan yang lebih menarik, yaitu mencoba

berbagai disk image yang disediakan.

Memulai Bochs dengan image yang disediakanBerkat kontribusi dari berbagai pengguna

dan pengembang Bochs di seluruh dunia,

di website Bochs, kita bisa menemukan ber-

bagai disk images siap pakai. Ukuran dari

disk images tersebut beraneka ragam, mulai

dari yang berukuran di bawah 5 MB sam-

pai yang mendekati 100 MB. Sistem operasi-

nya pun macam-macam, mulai dari Linux,

*BSD sampai GNU Hurd.

Mencoba Bochs yang paling mudah

adalah dengan menggunakan disk image

yang sudah ada. Dengan demikian, kita ti-

dak perlu:

� Membuat disk image sendiri.

� Melakukan instalasi dan konfi gurasi

sendiri.

FreeDOSSebagai contoh pertama, kita akan mencoba

disk image berisikan sistem freedos. Down-

load-lah fi le freedos-img.tar.gz dan laku-

kanlah langkah-langkah berikut ini untuk

memulai emulasi:

� Ekstraklah freedos-img.tar.gz tersebut

dengan perintah:

$ tar zxvf freedos-img.tar.gz freedos-img/freedos-img/a.imgfreedos-img/b.imgfreedos-img/c.imgfreedos-img/bochsrc

� Masuklah ke direktori freedos-img

$ cd freedos-img

� Jalankanlah perintah berikut untuk men-

jalankan Bochs:

$ bochs -q

Selanjutnya, sebuah window akan di-

tampilkan. Setelah FreeDOS selesai boot-

ing, pengguna segera bisa bekerja dengan

DOS. Kliklah pada tombol Power begitu

penggunaan selesai.

Linux Image kedua yang akan kita coba adalah

i mage distribusi Linux (rescue disk Red Hat

dengan kernel 2.2.14). Image linux-img.tar.

gz ini berukuran cukup kecil, yaitu 2 MB.

Lakukanlah langkah-langkah berikut ini

setelah download linux-img.tar.gz selesai

dilakukan:

� Ekstraklah linux-img.tar.gz tersebut de-

ngan perintah:

$ tar zxvf linux-img.tar.gz linux-img/linux-img/READMElinux-img/TESTFORM.txtlinux-img/minibootable.imglinux-img/bochsrc

� Masuklah ke direktori hasil ekstraksi:

$ cd linux-img

� Berikan perintah berikut untuk men-

jalankan emulator:

$ bochs -q

OpenBSDBerikut ini, kita akan membuktikan kemam-

puan bochs dalam mengemulasi OpenBSD.

Download-lah terlebih dahulu image open-

bsd-img.tar.gz yang hanya berukuran seki-

tar 1.3 M. Setelah itu, lakukanlah langkah-

langkah berikut:

� Ekstraklah openbsd-img.tar.gz tersebut

dengan perintah:

$ tar zxvf openbsd-img.tar.gz openbsd-img/openbsd-img/a.imgopenbsd-img/READMEopenbsd-img/TESTFORM.txtopenbsd-img/bochsrc

� Masuklah ke direktori hasil ekstraksi:

$ cd openbsd-img

� Berikanlah perintah berikut ini untuk

menjalankan emulator:

$ bochs -q

Sebuah dialog akan ditampilkan. Sedikit

berbeda, pada prompt yang ditampilkan,

tekanlah tombol ENTER. Booting akan

dilakukan menggunakan image disket.

NetBSDMasih berada dalam keluarga BSD, kali ini

kita akan mencoba emulasi NetBSD. Down-

load-lah image netbsd-img.tar.gz yang

ber ukuran 1.2 MB. Setelah itu, lakukanlah

langkah-langkah berikut:

� Ekstraklah netbsd-img.tar.gz tersebut

dengan perintah:

$ tar zxvf netbsd-img.tar.gz netbsd-img/netbsd-img/a.imgnetbsd-img/READMEnetbsd-img/TESTFORM.txtnetbsd-img/bochsrc

� Masuklah ke direktori hasil ekstraksi:

$ cd netbsd-img

� Berikanlah perintah berikut ini untuk

menjalankan emulator:

$ bochs -q

Sebuah dialog akan ditampilkan. Proses

booting akan dilakukan dengan media

fl oppy. Setelah itu, NetBSD mini siap

digunakan. Setelah mencoba beberapa

i mage yang disediakan, kita akan men-

coba untuk membuat disk image sendiri,

Page 19: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/200568

TUTORIAL Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

Bochs

kemudian menginstalasi sendiri sistem

operasi yang diinginkan, untuk kemudian

menikmati kemampuan emulasi Bochs.

Membuat disk image dan mengins-talasi OSPada bagian ini, kita akan mempergunakan

Bochs untuk menginstal dan menjalankan

Linux Debian 3.1 (hanya base system saja).

Sebelum kita bisa memulai, kita perlu mem-

buat disk image terlebih dahulu. Untuk ke-

butuhan sistem Debian 3.1, kita akan me-

nyediakan disk space sekitar 150 MB.

Langkah 1: Membuat disk imageGunakan program bximage untuk membuat

disk image. Buatlah hd image (fl at) dengan

ukuran 150 MB dan disimpan sebagai debi-

an31.img. Kemudian, catatlah baris-baris

terakhir dari bximage seperti contoh beri-

kut ini:

ata0-master: type=disk,

path=”debian31.img”, mode=flat,

cylinders=304, heads=16, spt=63

Setelah itu, perhatikanlah direktori aktif

Anda. Seharusnya, akan terdapat sebuah fi le

debian31.img yang berukuran 150 MB.Sampai di sini, langkah 1 untuk membuat

disk image telah selesai. Kita siap melanjut-

kan ke langkah berikutnya.

Langkah 2: Konfigurasi bochsrcApabila diperhatikan, pada pembahasan

mengenai penggunaan disk image yang

tersedia:

� Kita selalu hanya menjalankan bochs de-

ngan argumen -q. Sederhana sekali, tanpa

pemberikan argumen yang berarti.

� Di setiap arsip, selalu tersedia fi le dengan

nama .bochsrc, bochsrc, atau bochsrc.

txt. File-fi le tersebut adalah fi le konfi gu-

rasi bochs untuk setiap image. Untuk

image yang berbeda, fi le konfi gurasi yang

digunakan juga tentu berbeda. Kita bisa

berpikir fi le konfi gurasi tersebut meru-

pakan fi le kontrol untuk setiap sistem

yang ingin kita emulasikan. Dengan

menggunakan fi le konfi gurasi, kita bisa

menjalankan Bochs tanpa argumen sama

sekali.

File konfi gurasi akan dicari dalam urut-

an berikut ini:

� Mencari .bochsrc di dalam direktori ak-

tif.

� Mencari bochsrc di dalam direktori aktif.

� Mencari bochsrc.txt di dalam direktori

aktif.

� Mencari bochsrc.bxrc di dalam direktori

aktif (hanya untuk Windows).

� Mencari .bochsrc di dalam home direc-

tory user (hanya untuk Unix).

� Mencari bochsrc di /etc (hanya untuk

Unix).

Apabila diinginkan, kita pun bisa mem-

berikan nama yang berbeda untuk fi le kon-

fi gurasi. Namun, dengan demikian, kita

perlu memberikan argumen -f disertai lo-

kasi fi le konfi gurasi yang diinginkan. Bochs

sangatlah fl eksibel.

File konfi gurasi Bochs harus diakui cu-

kup rumit. Namun, pada dasarnya, kita

tidak perlu menggunakan semua opsi

yang tersedia. Dalam sistem yang umum,

kita hanya perlu melakukan beberapa peng-

aturan berikut:

� Jumlah memori yang diinginkan. Se-

baiknya, kita memberikan nilai yang ma-

suk akal. Sepertiga dari memory sistem

adalah nilai yang masuk akal.

Opsi yang dipergunakan adalah megs,

sementara, nilai yang diperbolehkan

adalah integer. Contoh:

megs: 64

� Nama fi le ROMBIOS

Opsi yang dipergunakan adalah rom image,

sementara, nilai yang diper bolehkan adalah

path ke rombios yang disertakan dalam

distribusi bochs. Contoh:

romimage: file=/usr/share/bochs/BIOS-bochs-latest, address=0xf0000

� Nama fi le VGABIOS

Opsi yang dipergunakan adalah vga-

romimage. Nilai yang diperbolehkan

adalah path ke vgarombios yang diser-

takan dalam distribusi bochs. Contoh:

vgaromimage: file=/usr/share/bochs/VGABIOS-lgpl-latest

� Ekstensi VGA yang akan dipergunakan

Opsi yang dipergunakan adalah vga:

extension=<nama ekstensi>. Umumnya,

pengguna akan mengaktifkan ekstensi

VBE. Contoh:

vga: extension=vbe

� Floppy (apabila diperlukan)

Opsi yang dipergunakan adalah fl oppya

(untuk fl oppy pertama). Nilai yang di-

perbolehkan adalah path ke image fl oppy

ataupun lokasi device fl oppy pertama di

Linux (/dev/fd0). Kita bisa pula mem-

berikan opsi status dengan nilai inserted

(fl oppy telah dimasukkan) ataupun

ejected. Contoh:Instalasi Debian 3.1 di atas Bochs.

Page 20: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/2005 69

TUTORIALBerita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

Bochs

floppya: 1_44=/dev/fd0, status=ejected

� Harddisk utama

Opsi yang dipergunakan adalah ata0-

master (umumnya). Gunakan keluaran

dari perintah bximage. Contoh:

ata0-master: type=disk, path=”debian31.img”, mode=flat, cylinders=304, heads=16, spt=63

Contoh ini menunjukkan kita akan

menggunakan harddisk primary master

dengan nama fi le debian31.img.

� CDROM

Opsi yang dipergunakan adalah salah

satu dari ata<n>-<master/slave>. N

menunjukkan urutan device. Nilai

yang mungkin adalah 0 sampai 3. Se-

mentara, master atau slave menunjuk-

kan status disk pada sebuah ATA chan-

nel.

Dengan demikian, apabila cdrom di-

umpamakan ditancapkan pada primary

slave, maka berikanlah opsi ini:

ata0-slave: type=cdrom, path=”netinst.iso”, status=inserted

Perhatikanlah opsi type antara harddisk

(disk) dan cdrom (cdrom). Selanjutnya,

pengguna bisa memberikan lokasi ISO

image CDROM pada opsi path. Opsi sta-

tus akan menunjukkan apakah CDROM

dimasukkan (inserted) atau tidak (eject-

ed).

� Boot sequence

Opsi yang dipergunakan adalah boot.

Contoh:

boot: cdrom, c

� Status mouse (digunakan atau tidak, ser-

ta protokol mouse apabila digunakan)

Opsi yang dipergunakan adalah mouse.

Nilai yang mungkin adalah opsi en-

abled=0 atau enabled=1. Protokol dapat

disebutkan secara eksplisit dengan opsi

type. Contoh:

mouse: enabled=0

Berikut ini adalah fi le konfi gurasi (de-

ngan nama bochsrc) yang menggunakan

semua opsi yang telah dibahas sebelum-

nya:

$ cat bochsrc megs: 64romimage: file=/usr/share/bochs/BIOS-bochs-latest, address=0xf0000vgaromimage: file=/usr/share/bochs/VGABIOS-lgpl-latestvga: extension=vbefloppya: 1_44=/dev/fd0, status=ejectedata0-master: type=disk, path=”debian31.img”, mode=flat, cylinders=304, heads=16, spt=63ata0-slave: type=cdrom, path=”netinst.iso”, status=insertedboot: cdrom, cmouse: enabled=0

Langkah 3: SelesaiSampai di sini, seharusnya kita memiliki

tiga fi le di dalam direktori aktif:

� bochsrc, fi le konfi gurasi.

� Debian31.img, yang merupakan hard-

disk primary master.

� Netinst.iso, yang merupakan image

CDROM. Image ini dibuat dengan sum-

ber adalah CDROM Net Install yang bisa

didownload di Debian.org.

Sampai di sini, kita telah siap untuk

menjalankan bochs. Dengan boot sequence

adalah cdrom, c, maka pertama-tama

CDROM installer akan di-boot. Berikan

perintah berikut ini untuk menjalankan

Bochs:

$ bochs -q

Sebuah dialog akan ditampilkan. Setelah

itu, instalasi dapat dilakukan seperti biasa.

Setelah instalasi selesai, maka Debian 3.1

yang diemulasikan pun siap untuk digu-

nakan.

Sampai di sini dulu pembahasan kita

mengenai Bochs, emulator open source

yang sungguh-sungguh luar biasa. Selamat

mencoba dan sukses!

Noprianto ([email protected])

Page 21: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/200570

TUTORIAL Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

Oracle Cluster

Dua bagian sebelumnya menggam-

barkan bahwa OCFS dan Oracle

Cluster Manager telah terinstalasi

dan ter-patch dengan baik. Sekarang kita

lanjutkan dengan melakukan instalasi Ora-

cle Database Enterprise Edition dan patches,

serta membuat database-nya.

Instalasi Oracle Database Enterprise EditionInstalasi Oracle dilakukan dengan meng-

gunakan source yang sama dengan source

installasi “Oracle Cluster Manager”. Untuk

melakukan instalasi ikuti langkah berikut:

[root@dsmp1 root]$ su - Oracle[Oracle@dsmp1 Oracle]$ cd /u01/source/Oracle9i/Disk1[Oracle@dsmp1 Disk1]$ ./runInstaller

Proses Instalasi Oracle Database� Setelah “./runInstaller” dijalankan den-

gan menggunakan user Oracle, maka

akan tampil “Welcome Screen” sebagai

pembuka persiapan instalasi Oracle

Database. Setelah “Welcome Screen”

tampil, lanjutkan proses instalasi dengan

menekan tombol “Next”.

� Proses selanjutnya Oracle akan me-

nampilkan “Cluster Node Selection”

screen. Layar ini meminta kita untuk me-

milih node cluster yang akan digunakan

oleh Oracle database nantinya. Karena

kita hanya meng-cluster 2 node, maka

yang tampil juga 2 node yaitu dsmp1 dan

dsmp2. Untuk itu pilihlah kedua node

tersebut seperti terlihat pada gambar 10.

� Setelah memilih node dsmp1 dan dsmp2,

lanjutkan proses instalasi dengan meng-

klik tombol “Next”. Proses dilanjutkan

dengan memilih “File Locations“ seperti

terlihat pada gambar 11.

Jangan lakukan perubahan apapun,

karena Oracle langsung mendeteksi

nilai yang kita setting pada .bash_

profi le user Oracle. Jika Anda ingin

melakukan perubahan seperti Name

& Path, lakukan perubahan terlebih

dahulu pada .bash_profi le dan laku-

kan instalasi ulang.

Untuk melakukan proses selanjutnya

klik tombol “Next”.

� Window berikutnya akan menawarkan 4

pilihan produk yang akan diinstal, yaitu

Oracle9i Database 9.2.0.4.0, Oracle9i

Client 9.2.0.4.0, Oracle9i Management

and Integration 9.2.0.4.0, dan Oracle9i

Cluster Manager 9.2.0.4.0. Pilihlah op-

tion “Oracle9i Database 9.2.0.4.0“, lalu

klik tombol “Next”.

� Selanjutnya akan ada 3 pilihan tipe insta-

lasi, yaitu Enterprise Edition (2.48GB),

Standard Edition (2.74GB), dan Cus-

tom. Pilih Option “Enterprise Edition

(2.48GB)”, kemudian lanjutkan dengan

mengklik tombol “Next”.

� Kita akan membuat database setelah in-

stalasi selesai. Oleh karena itu pilihlah

option “Software Only” ketika layar

“Database confi guration” tampil seperti

pada gambar 12. Lalu lanjutkan dengan

mengklik tombol “Next”.

� Selanjutnya layar “Shared Confi gura-

tion File Name” akan tampil seperti pada

gambar 13, kemudian isikan Shared

Confi guration File Name dengan “/var/

opt/Oracle/oradata/orcl/SharedSrvctl-

Confi gFile”, lalu klik tombol “Next”.

Ini bagian puncak dari serial tiga tulisan, yang menunjukkan bahwa penulis telah berhasil menginstal Oracle Cluster dengan dua mesin atau node.

Oracle Cluster pada Red Hat Linux Advance Server 3.0Bagian 3 dari 3 Artikel

Gambar_10._Cluster_Node_Selection. Gambar_11._File_Location_for_Source_and_Destination_Oracle_Da-tabase.

Gambar_12._Database_Configuration.

Page 22: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/2005 71

TUTORIALBerita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

Oracle Cluster

� Setelah semua informasi diisikan dengan

benar, Oracle akan memberikan sum-

mary Installasi seperti pada gambar 14.

Pada gambar tersebut terlihat ada 2 node

yang akan diinstallasi oleh Oracle. Untuk

memulai installasi, klik tombol “Install”.

Progress Installasi OracleSetelah tombol “Install” di klik, Oracle akan

memulai instalasi Oracle database di mesin

dsmp1 dan dsmp2. Tunggu beberapa saat

hingga proses instalasi selesai.

Dalam salah satu proses instalasi akan

ada tampilan yang memperlihatkan Oracle

sedang melakukan “Remote Operation”,

yaitu Oracle sedang melakukan copy instal-

lasi Oracle dari dsmp1 ke node RAC lainnya

dalam hal ini adalah dsmp2. Proses ini harus

terjadi karena jika Oracle tidak melakukan

“Remote Operation”, installasi Oracle data-

base dipastikan gagal.

� Pada gambar 15, Anda diminta untuk

menjalankan script “root.sh” yang ter-

dapat pada direktori “/u01/app/Oracle/

product/9.2” dengan menggunakan user

root di dsmp1 dan dsmp2. Ini menun-

jukkan bahwa proses “Remote Opera-

tion” berjalan dengan lancar. Selanjutnya

buka console baru di mesin 1 dan mesin

2 menggunakan user root dan jalankan

perintah seperti di bawah ini pada semua

RAC mesin / node:

[root@dsmp1 root]# cd /u01/app/Oracle/product/9.2[root@dsmp1 9.2]# ./root.shRunning Oracle9 root.sh script...\nThe following environment variables are set as: ORACLE_OWNER= Oracle ORACLE_HOME= /u01/app/Oracle/product/9.2

Enter the full pathname of the local bin directory: [/usr/local/bin]: Copying dbhome to /usr/local/bin ... Copying oraenv to /usr/local/bin ... Copying coraenv to /usr/local/bin ...

\nCreating /etc/oratab file...Adding entry to /etc/oratab file...Entries will be added to the /etc/oratab file as needed byDatabase Configuration Assistant when a database is createdFinished running generic part of root.sh script.Now product-specific root actions will be performed.[root@dsmp1 9.2]#

Setelah script “root.sh” kita jalankan di

semua RAC mesin, klik tombol “OK” dan

“Next”. Tunggu beberapa saat sehingga

muncul window “End of Installation” seb-

agai tanda bahwa Oracle Database telah ter-

instal dengan baik.

Patches Oracle Database Enterprise EditionSetelah sukses melakukan instalasi, kita akan

melanjutkan menginstall Oracle patches

9.2.0.6. Patches sangat diperlukan karena

selain untuk memperbaiki bugs yang ada,

patches juga dapat meningkatkan perfor-

mansi database. Oracle Patches hanya bisa

didapatkan jika Anda berlanggan ATS pada

Oracle dan dapat di-download melalu site

http://metalink.oracle.com.

Oracle patches 9.2.0.6 source instalasi sama

dengan source instalasi yang dilakukan untuk

melakukan patches Oracle cluster manager.

Menjalankan instalasi patches Oracle DatabaseSebelum menjalankan “./runInstaller” pa-

da source patches Oracle database untuk

melakukan patches, kita harus menjalankan

perintah di bawah ini:

[Oracle@dsmp1 Disk1]$ cd $ORACLE_HOME/oui/bin[Oracle@dsmp1 bin]$ ./runInstaller -updateNodeList -noClusterEnabled -local ORACLE_HOME=$ORACLE_HOME CLUSTER_NODES=dsmp1,dsmp2

Setelah itu jalankan “./runInstaller” pada

source patches yang berlokasi sama dengan

source Oracle cluster manager patches.

[Oracle@dsmp1 Oracle]$ cd /u01/source/patches/Disk1/[Oracle@dsmp1 Disk1]$ ./runInstaller

Proses Instalasi Patches Oracle DatabaseSetelah “./runInstaller” dijalankan meng-

gunakan user Oracle, ikutilah proses berikut

untuk melakukan patches.

� Pada saat muncul “Welcome Screen”,

lanjutkan dengan mengklik “Next”.

� Proses berikutnya adalah menentukan

Name mana yang akan di patches. Jan-

gan sampai salah pilih Name, isikan den-

gan “OraServer9i” sesuai dengan Name

yang kita isikan waktu pertama instalasi,

seperti tampak dalam gambar 16. Lan-

jutkan dengan mengklik tombol “Next”.

� Selanjutnya Oracle akan menampilkan

“Selected Nodes” Screen yang menampil-

kan node dsmp1 dan dsmp2. Node ini-

lah yang akan di-patches oleh Oracle.

Gambar_13._Shared_Configuration_File_Name. Gambar_14._Summary_Oracle_Database_Instalation_Information. Gambar_15._Oracle_meminta_menjalankan_script_root.sh.

Page 23: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/200572

TUTORIAL Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

Jika Anda memiliki lebih dari dua nodes,

lakukanlah perubahan pada parameter

CLUSTER_NODES. Klik tombol “Next”

� Selanjutnya Oracle akan meminta kita

untuk menjalankan script “orainstRoot.

sh” yang terdapat pada direktori “/u01/

app/oraInventory” di semua RAC Mesin.

Untuk melakukannya Anda harus meng-

gunakan user root.

[root@dsmp1 root]# cd /u01/app/oraInventory/[root@dsmp1 oraInventory]# ./orainstRoot.shCreating the Oracle inventory pointer file (/etc/oraInst.loc)Changing groupname of /u01/app/oraInventory to oinstall.[root@dsmp1 oraInventory]#

Setelah itu klik tombok “Continue” untuk

melanjutkan proses instalasi patches.

� Proses selanjutnya, pilihlah option “Ora-

cle 9iR2 Patchset 9.2.0.6” pada “Select a

Product to Install”, lalu klik “Next”.

� Proses selanjutnya akan tampil “Avail-

able Product Component”. Tidak ada

pilihan apa-apa pada layar ini cukup klik

tombol “Next”.

� Seperti biasa sebelum memulai instalasi

Oracle selalu memberikan “Summary”.

Yakinkan pada menu “Global Settings

|Cluster Nodes” terdapat semua RAC

Node, dalam hal ini adalah dsmp1 dan

dsmp2. Lanjutkan dengan mengklik

tombol “Install”.

Progress Instalasi Patches Oracle Database� Setelah mengklik tombol “Install”, Ora-

cle akan memulai instalasi patches, yaitu

diawali dengan “Copying Files”.

� Setelah proses “Copying” berhasil, Ora-

cle akan melanjutkan “Linking” semua

component yang dispatches.

� “Setting up” adalah proses berikutnya.

� Bagian yang cukup penting adalah saat

Oracle melakukan “Remote Operation”

dengan melakukan copy Patches dari

mesin 1 ke semua mesin RAC lainnya,

dan pada saat Oracle meminta kita un-

tuk menjalakan script “root.sh” seperti

dalam gambar 17.

Untuk menjalankan script “root.sh” iku-

tilah langkah berikut:

[root@dsmp1 root]# cd /u01/app/Oracle/product/9.2/ [root@dsmp1 9.2]# ./root.shRunning Oracle9 root.sh script...\nThe following environment variables are set as: ORACLE_HOME= /u01/app/Oracle/product/9.2

Finished running generic part of root.sh script.Now product-specific root actions will be performed.[root@dsmp1 9.2]#

Klik “OK” dan “Next” serta tunggu

hingga instalasi sukses yang ditandai dengan

layar “End of Installation”.

Pembuatan databaseSetelah semua instalasi dari mulai OCFS,

Oracle Cluster Manager dan Oracle data-

base beserta Patchesnya terinstal dengan

baik, inilah saat yang ditunggu-tunggu,

karena kita akan membuat database meng-

gunakan “Database Confi guration Assis-

tant” (DBCA). Untuk membuat database

kita harus menyiapkan sebuah partisi baru

yang terformat dengan Oracle Cluster File

System (OCFS). Setelah menyiapkannya,

lalu dimount ke folder “/u02”. setelah Anda

menyiapkan partisi tersebut ikutilah lang-

kah berikut ini:

� Jalankan command srvconfi g – init dari

user Oracle.

� Jalankan “dbca” dari user Oracle seperti

di bawah ini.

[Oracle@dsmp1 Oracle]$ dbca –datafileDestination /u02/REALDSMP/oradata

� Berikutnya akan tampil layar yang me-

minta Anda memilih antara Oracle clus-

ter database atau Oracle single instance

database. Pilih option “Oracle cluster

database” lalu klik tombol “Next”.

� Selanjutnya pilih option “Create database”

karena kita akan membuat database. Lan-

jutkan dengan mengklik tombol “Next”.

� Berikutnya akan tampil semua node

untuk membuat cluster database. Klik

tombol “Select All” untuk memilihnya.

Dalam contoh ini ada 2 node, yaitu

dsmp1 dan dsmp2. Lanjutkan dengan

mengklik tombol “Next”.

� Berikutnya adalah memilih template

database. Pilihlah option “Transaction

Processing”. Tipe database ini bisa Anda

sesuaikan dengan kebutuhan. Lanjutkan

dengan mengklik tombol “Next”.

� Langkah selanjutnya adalah mengisikan

“Global Database Name” untuk data-

base yang akan dibuat. Dalam contoh ini

Global Database Name dan SID Prefi x

berisi reald. Lanjutkan klik “Next”.

� Pilihan selanjutnya adalah Option “Ded-

icated Server mode” dan “Shared Server

Mode”. Pemilihan ini baiknya disesuai-

kan dengan kebutuhan aplikasi yang ada,

karena dengan memilih “Shared Server

Mode” berarti connection ke Oracle dari

client akan dilakukan pooling. Untuk

lebih detailnya mengenai Dedicated dan

Shared, bisa Anda dapatkan dalam doku-

mentasi Oracle. Kali ini kita pilih option

“Dedicate server Mode”, lanjutkan den-

gan klik tombol “Next”.

� Untuk konfi gurasi memory bisa dilaku-

kan di awal atau nanti setelah database

terbuat. Pengaturan parameter yang

tepat memerlukan statistika yang tepat

terlebih dahulu, seperti berapakah nilai

“shared Pool”, “Buffer Chace” atau PGA

Gambar_16._Specify_File_Location. Gambar_17._Oracle_meminta_menjalankan_script_root.

Oracle Cluster

Page 24: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/2005 73

TUTORIALBerita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

yang tepat? Anda dapat membacanya pa-

da bagian “Tuning database” dokumen-

tasi Oracle. Untuk melanjutkan konfi g-

urasi database klik tombol “Next”.

� Untuk layar “Database Storage”, Anda ti-

dak perlu melakukan perubahaan apapun,

dan lanjutkan dengan klik tombol “Next”.

� Selanjutnya Oracle akan memulai insta-

lasi. Tunggu hingga instalasi selesai. Se-

lamat!! Anda telah berhasil melakukan

konfi gurasi Oracle cluster dengan baik.

Startup, shutdown, dan status Oracle Database ClusterSetelah Oracle cluster berhasil diinstal, beri-

kut ini adalah command untuk mengecek

status, melakukan startup, dan shutdown

database oracle.

Check Status[oracle@dsmp1 oracle]# srvctl status database –d realdInstance reald1 is running on node dsmp1Instance reald2 is running on node dsmp2[oracle@dsmp1 oracle]# srvctl status instance –d reald –i reald1 Instance reald1 is running on node dsmp1[oracle@dsmp1 oracle]# srvctl status instance –d reald –i reald2 Instance reald1 is running on node dsmp2Shutdown [oracle@dsmp1 oracle]# srvctl stop database –d reald

Startup[oracle@dsmp1 oracle]# srvctl start database –d reald

Uji coba failed over & load balancer Sekarang kita akan mencoba untuk menguji

coba kehandalannya. Untuk itu ikuti step

berikut ini.

1. Yakinkan 2 Node dalam keadaan aktif

dari mesin 1 (dsmp1).

[oracle@dsmp1 oracle]$ sqlplus /nologSQL*Plus: Release 9.2.0.6.0 - Production on Thu Jul 14 08:53:35 2005

Copyright (c) 1982, 2002, Oracle Corporation. All rights reserved.SQL> conn / as sysdbaConnected.SQL> select count(*) as count_instance from gv$instance;

COUNT_INSTANCE-------------- 2

2. Lakukan Query berikut pada mesin 1

(dsmp1).

[oracle@dsmp1 oracle]$ sqlplus system/manager@reald

Connected to:Oracle9i Enterprise Edition Release 9.2.0.6.0 - ProductionWith the Partitioning, Real Application Clusters, OLAP and Oracle Data Mining optionsJServer Release 9.2.0.6.0 - Production

SQL> select * from all_objects;

3. Login ke mesin 2 (dsmp2) dan kita akan

melakukan shutdown paksa (abort) pada

mesin 2.

[oracle@dsmp2 oracle]$ sqlplus /nologConnected to:Oracle9i Enterprise Edition Release 9.2.0.6.0 - ProductionWith the Partitioning, Real Application Clusters, OLAP and Oracle Data Mining optionsJServer Release 9.2.0.6.0 - Production

SQL> conn / as sysdbaConnected.SQL> shutdown abort

4. Setelah Oracle pada mesin 2 di-shut-

down, check kembali jumlah node yang

aktif dari mesin 1.

[oracle@dsmp1 oracle]$ sqlplus /nolog

SQL*Plus: Release 9.2.0.6.0 - Production on Thu Jul 14 08:53:35 2005Copyright (c) 1982, 2002, Oracle Corporation. All rights reserved.SQL> conn / as sysdba Connected.SQL> select count(*) as count_instance from gv$instance;

COUNT_INSTANCE-------------- 1

Terlihat di atas jumlahnya 1, dikarena-

kan mesin 2 sudah kita shutdown. Lihat

query yang masih berjalan pada mesin 1

(dsmp1) apakah terhenti ketika mesin 2

dishutdown? Query tidak akan berhenti

walau ada salah satu mesin yang mati.

5. Bagaimana jika mesin 1 juga kita shut-

down? apakah proses akan terhenti?

[oracle@dsmp1 oracle]$ sqlplus /nologConnected to:Oracle9i Enterprise Edition Release 9.2.0.6.0 - ProductionWith the Partitioning, Real Application Clusters, OLAP and Oracle Data Mining optionsJServer Release 9.2.0.6.0 - Production

SQL> conn / as sysdbaConnected.SQL> shutdown abort

Ketika semua mesin dalam keadaan of-

fl ine, proses query akan terhenti dan

menunggu sampai ada mesin yang kem-

bali aktif dan proses query tersebut akan

dilanjutkan, bukan diulang dari awal.

6. Startup kembali semua database, dan li-

hat proses query akan kembali berjalan.

[oracle@dsmp1 Oracle]# srvctl start database –d reald

Dengan cluster ini sangat memungkink-

an database Anda memiliki downtime yang

sangat sangat kecil dan juga memberikan

performansi yang sangat tinggi.

Yahya Yanuar ([email protected])

Oracle Cluster

Page 25: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/200574

TUTORIAL Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

Sejak kali pertama diperkenalkan

oleh seorang ilmuwan BBN Tech-

nologies, Ray Tomlinson, lebih dari

tiga puluhan tahun yang lalu, teknologi

electronic mail atau e-mail telah mempra-

karsai sebuah revolusi besar dalam sejarah

komunikasi manusia. Kemudahan dalam

mengaksesnya, kecepatan yang bisa dian-

dalkan, serta hemat biaya, membuat surat-

surat elektronik ini mampu mempengaruhi

perilaku manusia dalam berkomunikasi.

Tidak mengheran kan jika dalam perkem-

bangannya, aktivitas penggunaan e-mail

menjadi sangat populer di kalangan peng-

guna teknologi jaringan komputer mulai

dari Local Area Network (LAN), Wide Area

Network (WAN) sampai dengan Internet.

Mulai sekadar digunakan untuk berkomu-

nikasi antarpribadi sampai urusan peker-

jaan, bisnis, ataupun lainnya.

Adanya layanan mail server, meskipun itu

hanya digunakan di area jaringan komputer

lokal, ternyata dirasakan sangat membantu

komunikasi antarpengguna komputer, ter-

utama jika hal tersebut dalam sebuah organ-

isasi bisnis. Surat, laporan, presentasi, pen-

gorganisasian tim kerja, pengumuman dan

informasi lainnya dapat dengan cepat diko-

munikasikan menggunakan e-mail. Belum

lagi jika mempertimbangkan arsitektur jar-

ingan komputer yang ada. Adalah hal yang

lumrah jika jaringan komputer yang ada te-

nyata saling berjauhan, di tempatkan dalam

lantai yang berbeda, atau gedung yang ber-

beda. Apalagi jika cakupan jaring an kom-

puter yang ada sudah mencapai jaringan

komputer antarkota atau daerah. Karena

itu, keberadaaan layanan mail server men-

jadi hal yang wajar dipertimbangkan untuk

disediakan sebagai komponen pendukung

layanan komunikasi yang murah, cepat, dan

mudah digunakan.

Dalam mengimplementasikan sebuah

mail server, biasanya beberapa hal yang di-

persiapkan dari sisi hardware, antara lain

ketersediaan infrastruktur jaringan kom-

puter dan tentu saja sebuah komputer high

end yang memiliki spesifi kasi cukup baik

sebagai mail server meskipun hanya rakitan

kita sendiri. Sedangkan dari sisi software,

perlu dipertimbangkan pula Operating Sys-

tem yang digunakan. Platform Linux adalah

sebuah pilihan yang tepat. Di samping ke-

stabilan dan kehandalan yang ditawarkan,

nilai plus lainnya dari Operating System

Open Source ini adalah kemudahan dalam

memperolehnya dengan budget yang tidak

terlalu besar. Pilihan bisa kita jatuhkan pada

nama Redhat, Fedora, Mandrake/Mandriva,

Slackware, atau distro-distro terkenal lain-

nya.

Setelah itu kita dihadapkan pada be-

berapa pilihan aplikasi mail server yang bisa

digunakan di atas platform Linux, sebut saja

Postfi x, Qmail, Sendmail, Xmail, Desknow,

atau lainnya. Masing-masing aplikasi terse-

but memiliki keunggulan dan ciri khasnya

tersendiri, dan juga memiliki para pendu-

kung yang fanatik dalam menggunakan dan

mengembangkannya. Beberapa hal yang

mungkin jadi pertimbangan dalam memilih

paket aplikasi mail server biasanya:

� Kemudahan dalam instalasi.

� Jangkauan penggunaan, apakah mail

server tersebut akan digunakan untuk

layanan e-mail di jaringan LAN, WAN

atau Internet.

� Fitur keamanan yang ditawarkan.

� Kemudahan dalam pengelolaan dan per-

awatan.

� Fitur yang dapat dimanfaatkan.

� Kestabilan.

� Ataupun pertimbangan-pertimbangan

lainnya.

Desknow Mail Server, Mudah dan SerbagunaAnda memiliki banyak pilihan mail server di Linux. Sayangnya, Sendmail dan Postfix yang biasa disertakan distro Linux kurang mudah pengelolaannya. Sebagai alternatif, Anda dapat mencoba Desknow mail server yang berbasis Java.

Gambar 1. Layar pertama Desknow Configuration Wizard. Gambar 2. Menentukan port dan alamat IP. Gambar 3. Mengaktifkan Instant Messaging.

Desknow Mail Server

Page 26: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/2005 75

TUTORIALBerita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

Pada umumnya, paket aplikasi mail ser-

ver yang berjalan di platform Linux meru-

pakan paket aplikasi high end yang biasa

digunakan untuk menangani layanan email

dalam kapasitas besar dan menjangkau ja-

ringan komputer yang sangat luas seperti

Internet. Fitur keamanan pun demikian,

paket aplikasi Postfi x misalnya, menjanji kan

sejumlah uang bagi mereka yang mampu

menemukan kelemahan di sisi keamanan,

demikian pula dengan kemampuan men-

gelola dan kestabilan dalam memproses e-

mail yang mengagumkan.

Akan tetapi, kesemuanya itu berban-

ding terbalik dengan kemudahan dan ke-

nyamanan saat instalasi. Untuk menginstal

paket mail server sendmail misalnya, selain

menginstal Sendmail sebagai SMTP server,

kita pun perlu menginstal paket aplikasi

POP3 dan IMAP. Proses konfi gurasinya

pun tidak mudah, diperlukan pengetahuan

teknis yang cukup mengenai seluk-beluk

protokol e-mail yang digunakan, konsep

TCP/IP dan DNS yang cukup baik, teknik

implementasi keamanan dan lainnya. Keru-

mitan bertambah jika kita ingin menginteg-

rasikannya dengan sebuah database server

untuk menampung email yang diproses atau

mengintegrasikannya dengan paket aplikasi

webmail seperti Squirel Mail. Hal tersebut

berbanding terbalik juga dengan masalah

troubleshooting dan maintenance yang bia-

sanya tidak mudah. Memang sebuah harga

yang pantas untuk mendapatkan sebuah

mail server yang tangguh.

Namun, jika kita mempertimbangkan

sebuah aplikasi mail server untuk jangkau-

an sedang seperti hanya digunakan untuk

menangani layanan e-mail dalam sebuah

Wide Area Network yang tidak terlalu rumit

ataupun Local Areal Network yang cukup

besar dan mempertimbangkan beberapa hal

seperti:

� Tersedianya protokol mail standar

SMTP/POP3/IMAP.

� Kemudahan dalam instalasi, pengelolaan

dan maintenance.

� Paket aplikasi database server dan web-

mail yang terintegrasi.

� User interface yang profesional dan mu-

dah digunakan.

� Memiliki kestabilan dan kehandalan

yang mencukupi.

Kita dapat menjajal kemampuan

Desknow Mail Server Lite, sebuah aplikasi

mail server produksi Ventia Ltd. yang dibuat

di atas platform pemograman Java. Fitur-

fi tur dari versi Lite Desknow Mail Server

ini sudah dapat mencukupi keinginan kita

untuk membangun sebuah mail server yang

cukup baik, bahkan mungkin tergolong is-

timewa. Fitur-fi tur unik yang ditawarkan

selain fi tur standar SMTP/POP3/IMAP ter-

integrasi dan lintas platform Operating Sys-

tem, antara lain:

� Proses instalasi yang sangat mudah di-

pandu Wizard GUI.

� Administrasi via web.

� Webmail dengan GUI yang sangat baik

dan lengkap.

� Memungkinkan user untuk mengguna-

kan mail client konvensional.

� Fitur kalender event baik personal mau-

pun grup.

� Fitur sharing dokumen.

� Fitur Message Board dan Announcement

yang dikelola Administrator.

� Fitur-fi tur lainnya seperti Backup data,

Multy Virtual Domain, SMTP Forward-

ing maupun Multy POP3.

Sedangkan fi tur-fi tur menarik versi Pro-

fesional yang dapat kita coba selama 30 hari

antara lain fasilitas Instan Messaging, Anti

Virus, Anti Spam, Content Filtering, Mail

Filter, Mailing List, SMTP over SSL, POP3

over SSL, Web Folder dan lainnya. Namun

fi tur-fi tur yang nonaktif setelah 30 hari

tersebut bisa kita gantikan dengan paket

aplikasi lainnya. Jika menginginkan fasilitas

SSL kita bisa menggunakan aplikasi webmail

Squirrelmail atau sejenis yang menyediakan

layanan SSL. Antivirus, Anti-spam dan Mail

Filter bisa kita setting di aplikasi mail client

yang ada di komputer user. Demikian pula

Gambar 7. Mengatur setting waktu regional. Gambar 8. Memilih database. Gambar 9. Instalasi selesai menyimpan setting.

Gambar 6. Menentukan nama domain utama.Gambar 5. Menentukan alamat IP yang dizinkan relay.Gambar 4. Memilih jenis aplikasi.

Desknow Mail Server

Page 27: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/200576

TUTORIAL Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

layanan, pilih opsi “stop” dan untuk

merestart “restart”).

11. Untuk menjalankan secara otomatis saat

boot Linux edit fi le /etc/rc.d/rc.local lalu

ketik dibaris terakhir service desknow

start.

12. Restart Linux.

13. Cek menggunakan perintah telnet untuk

memastikan layanan protokol SMTP

dan POP3 aktif (Lihat gambar 10).

14. Untuk pengadministrasian awal, buka

browser favorit dan ketik di address bar

http://nama_host atau localhost atau IP

address:port lalu login: (Lihat gambar

11).

username : admin

password : password

15. Ganti password username : admin.

16. Setting account email untuk user.

17. Selesai.

Setelah proses instalasi selesai, maka

Desknow Mail Server Lite dengan segala

fi turnya ini telah siap digunakan oleh user.

Administrasi mail server via webArtinya, dari manapun dan kapanpun, se-

lama ada jaringan yang terkoneksi ke mail

server yang telah kita buat maka, semua

prose pengaturan mulai melakukan setting

account mail user, pengaturan layanan,

setting mail server, announcement sampai

yang lainnya, bisa kita gantikan dengan pa-

ket aplikasi lainnya.

Proses instalasi yang mudahHal yang paling mencolok dari Desknow

Mail Server Lite ini jika dibandingkan de-

ngan aplikasi mail server lainnya di ling-

kungan Linux adalah proses instalasi yang

mudah, sekalipun untuk para pemula di

dunia Linux.

Jika digambarkan, urutan proses instalasi

Desknow Mail Server Lite ini adalah sebagai

berikut:

1. Instal Java SDK jika belum terinstal pada

distro Linux yang digunakan.

2. Login sebagai super user atau root.

3. Ekstrak paket Desknow Mail Server Lite

ke folder yang disukai.

4. Copy folder desknow ke /var.

5. Copy folder desknowdata ke /var.

6. Copy fi le etc/desknow.conf ke /etc.

7. Copy fi le etc/init.d/desknow ke /etc/init.

8. Edit fi le /etc/desknow.conf untuk setting

lokasi aplikasi Java atau parameter JA-

VA HOME, biasanya ada di “/usr/java/

j2sdk1.4.2_??” (?? = tergantung nomor

versi yang digunakan).

9. Jalankan GUI wizard untuk konfi gurasi

/var/desknow/bin/confi g.sh. Pada wizard

ini kita akan dipandu untuk melakukan

setting: (Lihat gambar 1).

� Setting port Http, Https dan IP ad-

dress server (Default HTTP port

adalah 80, namun untuk menghindari

bentrok dengan port dari Apache

Server sebaiknya diganti ke nomor

yang lainnya. Demikian pula dengan

port HTTPS). (Lihat gambar 2).

� Setting port instan messaging (Lihat

gambar 3).

� Setting memilih jenis aplikasi

Desknow Mail Server Lite (Lihat

gambar 4).

� Setting akses IP yang diijinkan

melakukan relay SMTP (Lihat gam-

bar 5).

� Setting virtual domain pertama (Lihat

gambar 6).

� Setting regional dan zona waktu (Li-

hat gambar 7).

� Setting sistem database, meskipun

pada keterangan database McKoi ide-

alnya digunakan untuk 20–30 user,

namun penulis menggunakannya un-

tuk 50–100 user dan sejak tiga tahun

lalu tidak bermasalah. Desknow juga

mensupport database lainnya seperti

mySQL (Lihat gambar 8).

� Selesai (Lihat gambar 9).

10. Jalankan Desknow Mail Server Lite

dengan mengetik perintah /etc/init.d/

desknow start atau ketik perintah ser-

vice desknow start (Untuk mematikan

Gambar 10. Menguji dengan telnet. Gambar 11. Login untuk user admin. Gambar 12. Menu admin melalui web.

Gambar 15. Mengakses dengan Kmail.Gambar 14. Tampilan webmail.Gambar 13. Admin membuat user baru.

Desknow Mail Server

Page 28: Membangun Lokal DNS Server Menggunakan BIND

INFOLINUX 12/2005 77

TUTORIALBerita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial

www.infolinux.web.id

Fitur-fitur menarik lainnya� Support multi domain virtual. Fitur ini

memungkinkan kita membuat lebih dari

satu domain virtual untuk memudahkan

pembagian account user berdasarkan de-

partemen, misalnya.

� Fasilitas backup database yang dapat di-

setting otomatis sesuai dengan keingin an

kita, fi tur tersebut sangat berguna un-

tuk menjaga kemungkinan yang tidak

diinginkan seperti kerusakkan database

maupun program.

� Support akses ke beberapa POP3 server

lainnya. Fitur ini memudahkan user

dalam mengelola account email dari mail

server POP3 lainnya.

� Memungkinkan user mengirimkan e-

mail ke mail server SMTP lain dengan

menggunakan fasilitas relay yang dimil-

iki oleh Desknow Mail Server Lite ini.

� Logo pada tampilan awal bisa diubah

dengan logo kita sendiri.

Dindin Nugraha ([email protected])

digunakan sebagai sarana berbagi doku-

men-dokumen kerja kepada user-user

lainnya. Dokumen-dokumen yang perlu

mendapat tinjauan dari user lainnya dapat

dengan mudah diakses oleh user dalam

sistem jaring an yang sama. (Lihat gambar

17).

Fitur message board dan announce-mentFitur message board dan announcement ini

sepenuhnya dikelola oleh seorang System

Administrator (SysAdmin). Fitur message

board dapat disetting hak aksesnya dan

dibuat sesuai permintaan dari user baik itu

untuk sekelompok user tertentu maupun

untuk seluruh user yang ada. Sedangkan

fi tur announcement sepenuhnya menjadi

hak System Administrator untuk meng-

gunakannya, biasanya digunakan untuk

mengumunkan hal-hal penting yang perlu

disampaikan kepada semua user yang ada.

(Lihat gambar 18).

melakukan setting message board dapat

dilakukan secara remote melalui sebuah

web browser baik yang berjalan di platform

Linux maupun Operating System lainnya.

(Lihat gambar 12 dan 13).

Webmail dengan GUI yang sangat baik dan lengkapSelain proses instalasi yang terbilang cukup

singkat di platform Linux, hal lain yang juga

dinilai baik adalah fasilitas webmail-nya.

User Interface yang dimilikinya termasuk

‘good looking’ serta dapat di-customize se-

suai selera user dan yang terpenting, sangat

mudah dalam penggunaannya. Segala fi tur

yang disediakan oleh Desknow Mail Server

Lite ini dapat dijangkau dengan mudah

oleh user-nya. (Lihat gambar 14).

Memungkin user untuk menggu-nakan mail client konvensionalBagi user yang lebih suka menggunakan

program e-mail client konvensional dapat

seperti biasa melakukan setting seperti biasa

pada mail client favoritnya seperti Evolu-

tion, Kontact maupun mail client platform

lainnya seperti Outlook Express, Eudaora-

mail, Foxmail ataupun lainnya bila perlu,

menggunakan fasilitas telnet sekalipun. (Li-

hat gambar 15).

Fitur kalender even, baik personal maupun grupFitur yang cukup membantu untuk meng-

atur kegiatan sehari-hari ini men-support

kalender even grup yang dapat digunakan

sebagai sarana kolaborasi kerja dalam se-

buah tim kerja. (Lihat gambar 16).

Fitur sharing dokumenLayaknya sebuah fi le sharing dalam sebuah

sistem jaringan komputer, mail server ini

menyediakan fi tur fi le sharing untuk dapat

Gambar 16. Aplikasi web kalender. Gambar 17. Fitur file sharing. Gambar 18. Fitur message boards.

Desknow Mail Server