repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32629/1/ahmad... ·...
TRANSCRIPT
KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII DI SMPN 2
CIKARANG BARAT TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Ahmad Rizky
1111013000030
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII DI SMPN 2 CIKARANG BARAT
TAHUN PELAJARAN 201512016
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuJc Memenuhi
Persyaratan Mencapai Gelar Saijana Pendidikan
Dosen Pembimbing,
Nuryati Djihadah, M.Pd. M.A.
NIP 196629081999032003
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
F AKULTAS ILMU TARBIY AH DAN KEGURUAN
VIN SY ARIF HIDAYATULLAH .JAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH
Skripsi berjudul "Kemampuan Membaca Cepat Siswa Kelas VII di SMPN 2
Cikarang Barat Tahun Pelajaran 2015/20 16" disusun oleh Ahmad Rizky, NIM
1111013000030, diajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jaka1ia dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah pada tanggal 10
Oktober 2016 di hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh
gelar Sa1jana Pendidikan (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Jaka11a, 10 Oktober 2016
Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Panitia (Ketua Jmusan.IProdi)
Makyun Subuki, M.Hum. NIP. 198404092011012015
Sekeitaris Panitia (Seke11aris .Jurusan/Prodi)
Toto Edidarmo, M.A NIP. 197602252008011020
Penguji I
Drs. Cecep Suhendi, M.Pd. NIP. 196010171987031001
Penguji Il
Dr. Hinclun, M.Pd. NIP. 197012152009122001
Tanggal TandaTan~
fj1.ff57..... ~
~ 2016 . fcJ ·······
~l{ Okl ?.OlC,, ············
SURAT PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ahmad Rizky
Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 30 Mei 1993
NIM : 1111013000030
Jurusan : Pendidikan Bahasa clan Sastra Indonesia
Alamat : Pondok ungu n. Sultan Agung gg. Denyo
Rt 0 l/02 No. I Kee. Medan Satria Bekasi
Barat
Menyatakan dengan sesungguhnya
Bahwa skripsi yang berjudul "KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT KELAS VII DI
SMP NEGRI 2 CIKARANG BARAT TAHUN AJARAN 2015/2016" adalah benar
basil karya sendiri di bawah bimbingan:
Nama : Nuryati Djihadah, M.Pd
NIP : 196629081999032003
Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan siap menerima
konsekuensi apabila temyata skripsi ini buka basil karya sendiri.
Jakarta, 23 Juli 2016
Yang menyatakan
AhmadRizky
ABSTRAK
Ahmad Rizky: 1111013000030, Jurusan Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Judul Skripsi
“KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII DI SMPN 2 CIKARANG
BARAT TAHUN PELAJARAN 2015/2016”.
Tujuan penulis melakukan penelitian kemampuan membaca cepat siswa kelas VII
di SMPN 2 Cikarang Barat tahun pelajaran 2015/2016. Untuk mengetahui kemampuan
membaca cepat, Mengkatagorikan, Mengetahui sejauh mana pengaruh pemahaman isi
terhadap kemampuan membaca siswa/i dengan menggunakan rumus statistika korelasi
pearson kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat tahun pelajaran 2015/2016.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara tes membaca cepat pada teks
biografi B.J Habibie dan tes pemahaman isi dengan soal essai. Dengan penyajian data
berupa angka dan hasil pemahaman siswa diuji dengan rumus statistika menggunakan uji
hipotesis menggunakan rumus korelasi pearson.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui kemampuan membaca cepat yang disertai
isi pemahaman pada kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat dalam pada kategori lambat
60-80 kpm dengan rata-rata 86,4 Kpm. Dan pada uji statistik menggunakan rumus
korelasi pearson diketahui sebesar 0,77 dan 0,73 berada di antara 0,600 – 0,800
pada kelas VII C dan B SMPN 2 Cikarang Barat. Berdasarkan pedoman yang telah
dikemukakan dapat dinyatakan bahwa korelasi antara variabel X dan variabel Y
tergolong tinggi/kuat.
Kata Kunci: membaca cepat, keterampilan membaca
ABSTRACT
Ahmad Rizky: 1111013000030, Indonesian majoring and Indonesian literature,Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan faculty, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, the theme of scription
is “KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII DI SMPN 2 CIKARANG
BARAT TAHUN PELAJARAN 2015/2016”.
Interest authors conducted a study's ability to read quickly students of class VII
SMPN 2 of Cikarang Barat in the academic year 2015/2016. To determine the ability to
read quickly, categorize, the extent to which the influence of understanding of the content
of the reading ability of students using the formula Pearson correlation statistics class VII
SMPN 2 of Cikarang Barat in the academic year 2015/2016.
The collecting data is doing by reading fast test at biography test and mastering
and understanding text by an essay. by collecting data using a mark and also using a
mastering and understanding the text result, and it would be correlated using a test of
hypotesis test .by a correlation form of a pearson.
The result of the research, the reading skill which have mastering and
understanding the text material at first year of SMPN 2 Cikarang Barat in a lower
category 60-80 kpm which a rates 86,4 Kpm. in a statistic test using a correlation form of
a pearson the result is in a mark of 0,77 and 0,73 is between 0,600 s/d 0,800 at the
class of VII C and B SMPN 2 Cikarang Barat. The result is implied that the correlation
between X variable and Y variable is a high variable.
Key word: fast reading, skill of reading
KATAPENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, dengan ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul "KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT KELAS VII DI SMPN 2
CIKARANG BARATTAHUN PELAJARAN 2015/2016".
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan, motivasi,
dorongan dan do' a dari berbagai pihak. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Untuk itu sebagai ungkapan rasa hormat, penulis ucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah.; dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Makyun Subuki M. Hum. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah clan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Nuryati Djihadah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar
memberikan pengarahan; pengetahuan dan bersedia meluangkan waktu
ditengah kesibukannya_ . untuk membantu peneliti . dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi.
4. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya dosen di Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan pengetahuan
dan bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
5. Orang tua penulis, kepada lbu Hj. Yuyun Hayuni, dan keluarga Besar H.
Sulaeman yang selalu memotivasi dan terns berjuang serta berdoa untuk
kesuksesan penulis, semoga Allah SWT senantiasa menjaga beliau, amin.
6. Drs. Abang Suhamo Selaku kepala SMPN 2 Cikarang Barat yang telah
memberikan izin penelitian skripsi di SMPN 2 Cikarang Barat
7. Intan Dwi Oktavianti S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia dan para guru-guru
serta staf di SMP N 2 Cikarang Barat yang salalu mensuport selama penelitian
ini berlangsung di SMPN 2 Cikarang Barat tanpa beliau semua penulisan ini
tidak akan berlaj an dengan lancar.
8. Teman-teman seperjuangan PBSI A angkatan 2011; tenmtuk Darmawan dan
Muhammad Adi Alvian serta teman-teman yang selalu memotivasi dan yang
selalu memberikan yang terbaik.
9. Rekan-rekan kos'an haji doleh, Komunitas Kamar Wina, Komunitas Bekasi
Symphony Orchestra, guru-guru cantik di Purwacaraka, Koeman Saga, spesial
untuk Fajar Maulana, Anggi Yulianto, dan Andriansyah Nur Hidayat yang
tidak pemah berhenti memberikan semangat dan motivasi sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi.
10. Berbagai pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa dalam penu)isan ini masih jauh dari sempuma,
mengingat kemampuan dan keterbatasan waktu peneliti. Akhir kata, semoga Allah SWT
membalas atas segala kebaikan mereka yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini serta melimpahkan keberkahan dan selalu berada dalam
lindungan-N ya.
Jakarta, 23 Juli 2016
Ahmad Rizky
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 7
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORETIS
A. Hakikat Membaca ...................................................................................... 10
1. Membaca ........................................................................................ 10
2. Tujuan Membaca ........................................................................... 12
3. Manfaat Membaca ......................................................................... 14
4. Cara Menumbuhkan Minat Membaca ........................................... 15
B. Membaca Intensif dan Ekstensif ................................................................ 18
1. Membaca Cepat ............................................................................. 20
2. Kiat Membaca Cepat...................................................................... 22
3. Mengukur Kemampuan Membaca ................................................. 22
C. Hipotesis .................................................................................................... 26
D. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 32
B. Populasi dan Sample Penelitian ................................................................. 32
C. Metode Penelitian ...................................................................................... 34
D. Teknik Pengumpulan data .......................................................................... 35
E. Teknik Analisis Data.................................................................................. 36
F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil SMP N 2 Cikarang Barat ................................................................ 43
1. Identitas Sekolah .................................................................................. 43
2. Visi dan Misi SMP N 2 Cikarang Barat............................................... 43
a. Visi SMP N 2 Cikarang Barat ........................................................ 43
b. Misi SMP N 2 Cikarang Barat ....................................................... 44
3. Keadaan Guru dan Siswa SMP N 2 Cikarang Barat ............................ 44
a. Struktur Organisasi dan Keadaan Guru ......................................... 44
b. Keadaan Siswa SMP N 2 Cikarang Barat ...................................... 45
4. Sarana dan Prasarana SMP N 2 Cikarang Barat .................................. 46
B. Deskripsi Data ............................................................................................ 48
C. Hasil Penelitian .......................................................................................... 49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................................... 60
B. Saran .......................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 ................................................................................................................ 39
Tabel 3.2 ................................................................................................................ 41
Tabel 3.3 ................................................................................................................ 42
Tabel 4.1 ................................................................................................................ 45
Tabel 4.2 ................................................................................................................ 45
Tabel 4.3 ................................................................................................................ 45
Tabel 4.4 ................................................................................................................ 46
Tabel 4.5 ................................................................................................................ 46
Tabel 4.6 ................................................................................................................ 47
Tabel 4.7 ................................................................................................................ 49
Tabel 4.8 ................................................................................................................ 50
Tabel 4.9 ................................................................................................................ 51
Tabel 4.10 .............................................................................................................. 53
Tabel 4.11 .............................................................................................................. 54
Tabel 4.12 .............................................................................................................. 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial, maka dari itu manusia tidak dapat hidup
sendiri. Ia pasti membutuhkan orang lain untuk menunjang kehidupannya, karena
semua aspek kehidupan yang dijalani oleh manusia tidak luput dari berinteraksi.
Agar dapat berinteraksi dengan baik, manusia harus memiliki keterampilan
berbahasa. Keterampilan berbahasa dibagi menjadi empat, yaitu: Keterampilan
menyimak (listening skills). Keterampilan berbicara (speaking skills).
Keterampilan membaca (reading skills). Keterampilan menulis (writing skill).1
Henry Guntur Tarigan mengungkapkan bahwa, menyimak ialah “suatu
proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap
isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.”2
Henry Guntur Tarigan mengutarakan bahwa, “berbicara adalah suatu
keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya
didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebut kemampuan
berbicara atau ujaran dipelajari.”3
Henry Guntur Tarigan menyatakan bahwa, Menulis ialah “menurunkan
atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa
1 Henry Guntur Taringan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), hlm.2. 2 Ibid., hlm. 31
3 Henry Guntur Taringan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008), hlm.3
2
yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-
lambang grafik tersebut.”4
Menurut Harimurti Kridalaksana, Membaca adalah menggali informasi
dari teks, baik yang berupa tulisan, gambar, diagram maupun dari kombinasi itu
semua.5
Dari teori yang dijelaskan maka dapat disimpulkan bahwa keempat
keterampilan bahasa saling berhubungan. Dengan menyimak kita mendapatkan
informasi yang bisa kita tulis. Dengan menulis, kita mendapatkan bahan bacaan
berupa teks. Dengan teks kita mendapatkan informasi dari aktivitas membaca.
Dengan membaca kita mendapatkan informasi yang bisa kita sampaikan lewat
aktivitas berbicara. Semua kegiatan tersebut saling berhubungan dengan kata lain
bahwa manusia diberikan anugrah keterampilan tersebut dengan indra yang
dipunyainya. Aktivitas tersebut kita lakukan sehari-hari dengan manusia lain.
Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah keterampilan membaca.
Membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat
esensial bagi siswa/i dalam menerima pelajaran, Tanpa membaca sangat sulit
seseorang mendapatkan informasi. Keterampilan membaca merupakan
keterampilan mengartikan lambang-lambang. Sebagai proses berpikir, membaca
mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca
kritis, dan pemahaman kreatif.6
Pada dasarnya membaca itu bukan hanya ketepatan dan kecepatan
melafalkan lambang saja namun yang lebih penting adalah memahami apa yang
dibacanya. Dalam penelitian ini peneliti memilih membaca cepat sebagai objek
penelitian, karena keefektifan membaca nantinya membutuhkan keterampilan
membaca cepat. Melalui membaca cepat ini seseorang akan mendapatkan
pengetahuan-pengetahuan baru. Tentu saja dengan pemahaman isi semua yang
4 Henry Guntur Taringan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008), hlm.22 5 Harimurti Kridalaksana. Kamus Linguistik. (Jakarta: Pustaka Utama, 2008). Hlm. 151
6 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007) hlm 2
3
dilakukan oleh siswa/i apabila pemahaman terhadap isi kurang akan mengalami
informasi yang ambigu atau tidak memahami teks tersebut secara penuh.
Menurut Henry Guntur Tarigan dalam bukunya yang berjudul Membaca
Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, yaitu Membaca adalah suatu proses
yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.7
Dengan teknologi yang modern sekarang memang siswa/i tidak hanya
mendapatkan informasi dengan melakukan kegiatan membaca buku atau teks saja.
Tetapi, siswa/i bisa mendapatkan bahan bacaan dari internet atau media online
lainnya. Di sini peran guru atau tenaga pendidik sangat dibutuhkan untuk mencari
dan menyaring bahan bacaan yang berkualitas dan baik dibaca untuk siswa/i nya.
Dari perkembangan teknologi yang sekarang kita hadapi tentu saja ada dampak
positif dan negatifnya. Positifnya siswa/i dapat memperoleh bahan bacaan dari
media online dengan mudah dan tanpa batas. Negatifnya siswa/i banyak bahan
bacaan yang kurang berkualitas tanpa melewati penyaringan terlebih dahulu oleh
seorang guru ataupun orang tua yang bisa saja dibaca siswa/i. Kemajuan teknologi
memang tak dapat lagi dibendung oleh semua kalangan dan daerah tertentu.
Tiga puluh sembilan persen dari semua siswa kelas 4 di Amerika Serikat
sekitar 4 dari 10 siswa memeliki kemampuan membaca pada tingkat “di bawah
dasar” menurut National Assesment of Educational Progress. Di kelas 8, ketika
pola keberhasilan atau kegagalan telah terbentuk, 43 persen dari murid yang
kurang berprestasi memiliki kemampuan baca pada tingkat “dibawah dasar.”8
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa negara maju juga
mengalami kendala dalam membaca. Tidak dipungkiri bahwa dengan kemampuan
membaca seseorang bisa memiliki tingkat keberhasilan yang baik bukan hanya di
bidang akademik saja bahkan di bidang profesi sekali pun. Memang banyak yang
mempengaruhi dari faktor kurangnya kemampuan membaca bukan hanya pada
7 Henry Guntur Taringan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008), hlm.7 8 Mike schmoker, Menjadi Guru yang Efektif, (jakarta: gelora aksara pratama 2012) hlm 19
4
usia muda di bangku Sekolah Dasar bahkan di tingkat lanjut pun masih banyak
orang yang memiliki kemampuan membaca cepat di bawah rata-rata tentunya
dengan pemahaman isi yang tidak baik.
Kurangnya kemampuan membaca cepat pada diri siswa disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor tersebut adalah kurangnya motivasi siswa untuk membaca,
siswa jarang membaca atau latihan membaca, kurangnya guru memberikan tugas
membaca, masih banyak rumah baca yang disediakan oleh pemerintah ataupun
lembaga masyarakat tertentu di daerah masing-masing yang tidak digunakan
secara maksimal dan sumber bacaan yang tersedia masih kurang. Namun, guru
tetap harus profesional memberikan pelayanan terbaik bagi siswa/i. Bagaimana
pun beratnya permasalahan mendidik siswa, guru harus tetap selalu eksis mencari
solusi yang terbaik bagi kemajuan siswanya. Jika faktor penyebab tadi ditemukan
oleh guru atau tenaga pendidik, Maka cara mengantisipasinya dengan berbagai
metode dan teknik. Contohnya disebuah daerah ada rumah baca yang disediakan
tapi tidak digunakan dengan maksimal guru atau tenaga pendidik bersama siswa/i
atau warga sekitar bisa bergantian membangun sistem yang disepakati secara
bersama untuk menjaga dan memberdayakan rumah baca tersebut dengan
bergotong royong. Contoh lainnya siswa yang jarang latihan membaca biasanya
minat baca atau pemahaman dalam isi bacaannya kurang siswa tersebut sudah
pasti mempunyai kualitas baca yang tidak baik. karena suatu proses yang
menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam
suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat
diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat akan
tidak tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan
baik.9
Apabila anak sudah merasakan manfaat dari membaca, maka mereka akan
sering melakukan membaca dan merasa senang dengan kegiatan membaca.
Namun dikarenakan mereka masih belum merasakannya maka motivasi meraka
9 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung : Angkasa,
2008) hlm. 7
5
masih kurang. Dengan banyak membaca dunia akan terbuka, segala misteri akan
terungkap, sedikit demi sedikit kebodohan akan terhapus, karena dengan
membaca akan menambah wawasan keilmuan. Jika ilmu sudah dikuasai maka
akan mendapatkan apa yang mereka harapkan.
Saya harap Anda mau merenungi kisah tentang turunnya Malaikat Jibril
pertama kali kepada Rasulullah bukankah kalimat pertama kali yang mengajak
kita berpikir ialah kalimat agung, yang menjadi permulaan wahyu yang turun
kepada Rasulullah yakni kalimat, “Bacalah!”. Bisa saja wahyu pertama kali turun
dengan dimulai kalimat yang lain selain kalimat tersebut. Akan tetapi, Al-Qur’an
yang turun selama dua puluh tiga tahun ini dimulai dengan kalimat, “Bacalah!”
sebagai pedoman hidup manusia.10
Membaca dapat dibagi menjadi dua, yaitu nyaring dan dalam hati.
Membaca dalam hati dapat dikelompokkan menjadi dua lagi, yaitu membaca
ekstensif dan intensif. Membaca ekstensif adalah proses membaca yang dilakukan
secara luas. Membaca intensif dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu
Membaca Survai (Survey Reading), Membaca sekilas/skimming, Membaca
Dangkal (Superficial Reading). Membaca intensif atau intensive reading adalah
membaca dengan penuh penghayatan untuk menyerap apa yang seharusnya kita
kuasai. Membaca intensif merupakan studi seksama, telaah teliti, serta
pemahaman terinci terhadap suatu bacaan. Yang termasuk dalam membaca
intensif adalah Membaca Telaah Isi dibagi menjadi dua Membaca Teliti dan
Membaca Pemahaman. Membaca pemahaman di bagi menjadi empat yaitu
Membaca literal, Membaca Kritis, Membaca Kreatif, Membaca Cepat.
Membaca cepat merupakan teknik membaca dengan memindahkan
padangan mata secara cepat, kata demi kata, frase demi frase, atau baris demi
baris. Teknik membaca cepat bertujuan agar pembaca dapat memahami bacaan
dengan cepat. Cara membaca cepat yaitu Konsentrasi saat membaca,
Menghilangkan kebiasaan membaca dengan bersuara dan bibir bergerak, Perluas
10
Dr. Raghib As-Sirjani dan Amir Al-Madari, Spiritual Reading Hidup lebih Bermakna dengan Membaca, (solo: aqwam, Cet ke-1 2007) hlm 15
6
jangkauan mata ketika membaca, Tidak mengulang-ulang bacaan. Objeknya
meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Tingkat kecepatan yang seharusnya sudah dikuasai dalam per jenjang
sebagai berikut:
Tingkat SD : 200 kpm
Tingkat SMP : 200 – 250 kpm
Tingkat SMA : 250 – 350 kpm
Tingkat PT : 350 – 400 kpm
Jika harus disertai pemahaman isi bacaan minimal 70%, maka KM-nya
sebagai berikut:
Tingkat SD : 200 x 70% = 140 kpm
Tingkat SMP : 200 – 250 x 70% = 140 – 175 kpm
Tingkat SMA : 250 – 350 x 70% = 175 – 245 kpm
Tingkat PT : 350 – 400 x 70% = 245 – 280 kpm
Dari berbagai teknik membaca tadi yang harus sudah dikuasai oleh siswa
tingkatan SMP di kelas VII adalah membaca cepat 200 kata per menit. Namun
dengan demikian masih banyak siswa SMP yang membacanya masih dibawah
200 kpm. Melihat kenyataan ini mesti ada suatu tindakan, khususnya dari guru
bahasa Indonesia, umumnya oleh semua guru mata pelajaran untuk membimbing
anak agar kecepatan membaca siswa lebih meningkat. Bahkan kemampuan
membaca yang lebih optimal sampai dengan melebihi 200 kpm untuk kelas VII
tingkatan SMP bahkan jika bisa mencapai 1.500 kata per menit.
Setelah mencoba beberapa kali melihat kemampuan siswa/i pada kelas VII
di MTs Soebono Mantofani sejak Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT).
Peneliti mencoba mengkatagorikan kemampuan membaca cepat kelas VII di
7
SMPN 2 Cikarang Barat. Dengan jumlah data siswa/i kelas VII yang terdapat 422
siswa/i.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat
diidentifikasi permasalahan yang muncul sebagai berikut:
1. Kurangnya motivasi Siswa dalam membaca.
2. Kurangnya latihan yang diberikan kepada Siswa.
3. Terbatasnya media yang mempermudah latihan siswa membaca.
4. Kurangnya pemanfaatan dan sosialisasi rumah baca.
C. Pembatasan Masalah
Masalah yang akan dibahas benar-benar terpusat sehingga tidak terjadi
kesimpangsiuran dan kesalahpahaman dalam penerimaan maupun dalam
pembahasan. Masalah yang diteliti pada penelitian ini dibatasi pada Kecepatan
Membaca pada Kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah yang akan
diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan membaca cepat siswa kelas VII di SMPN 2
Cikarang Barat?
2. Bagaimana kategori kemampuan membaca cepat siswa kelas VII di
SMPN 2 Cikarang Barat?
3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kecepatan membaca siswa
kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat?
4. Bagaimana pengaruh pemahaman isi terhadap kemampuan membaca
cepat kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat dengan menguji hipotesis
menggunakan Korelasi Pearson?
8
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kemampuan membaca cepat siswa/i kelas VII di SMPN 2
Cikarang Barat.
2. Mengetahui kategori kemampuan membaca cepat siswa/i kelas VII di
SMPN 2 Cikarang Barat.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan membaca
siswa/i di SMPN 2 Cikarang Barat.
4. mengetahui pengaruh pemahaman isi terhadap kemampuan membaca
cepat kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat dengan menguji hipotesis
menggunakan Korelasi pearson?
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan manfaat
bagi penulis, pembaca, dan pihak yang bersangkutan terutama pada siswa dan
guru. Kegunaan praktis penelititan ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk menambah pengetahuan mengenai objek studi yang diteliti.
2. Untuk menambah kajian bagi pengembangan penelitian yang akan
datang dalam dunia pendidikan.
3. Bagi guru, dengan penelitian ini dapat memberikan umpan balik (feed
back) yaitu sebagai referensi mengajar dalam meningkatkan
kemampuan siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi
pelajaran “Membaca Cepat”.
4. Bagi siswa, melalui metode pembelajaran yang mempengaruhi hasil
belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia, maka akan
meningkatkan minat dan cara belajar sehingga hasil yang didapat akan
lebih optimal.
9
5. Untuk penelitian lebih lanjut, diharapkan dari penelitian ini dapat
mendorong penelitian selanjutnya yang sejenis dan lebih baik, karena
peneltitan ini dilaksanakan dalam lingkungan yang sempit.
Adapun kegunaan penelitian secara teoritis adalah diharapkan hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya, juga
sebagai bahan kajian dan pengembangan lebih lanjut dalam peneltian
kependidikan khususnya tentang penggunaan latihan dalam meningkatkan
kemampuan membaca cepat siswa.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
Untuk mengkaji penggunaan mengukur kemampuan membaca cepat bagi
siswa kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat Kabupaten Bekasi, digunakan teori
yang berkaitan dengan keterampilan membaca cepat dengan tes kemampuan
membaca yang dilakukan dalam upaya mengukur keterampilan membaca cepat
bagi siswa kelas VII SMPN 2 Cikarang Barat di Kabupaten Bekasi.
B. Membaca
Anderson dalam buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
membaca ialah suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat,
melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis.1
Henry Guntur Tarigan mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul
Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, yaitu “Membaca adalah suatu
proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan,
yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa
tulis.”2
Menurut Harimurti Kridalaksana dalam bukunya Kamus Linguitik
Membaca adalah menggali informasi dari teks, baik yang berupa tulisan, gambar,
diagram maupun dari kombinasi itu semua.3
Bahwa membaca memang mencakup lebih dari sekedar mampu
menyuarakan bunyi yang diwakili oleh tanda-tanda yang kita gunakan untuk
1 Alek A S & H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:Kencana
Prenada Media Group, 2010) hlm 74 2 Henry Guntur Taringan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008), hlm.7 3 Harimurti Kridalaksana. Kamus Linguistik. (Jakarta: Pustaka Utama, 2008). hlm. 151
11
mencatat ucapan dan pemikiran. “Membaca juga menyangkut suatu rentang
keterampilan lainnya, termasuk keterampilan yang membuat kita menafsirkan
muatan makna kata-kata berdasarkan konteksnya, karena suatu kata bisa memiliki
lebih dari satu makna, dan mendapatkan secara sekilas makna yang dimaksudkan
dalam suatu kalimat tanpa harus membaca setiap kata yang tercantum.”4
Dari teori yang dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa membaca
adalah proses kegiatan suatu keterampilan berbahasa yang dilakukan oleh
seseorang dalam mendapatkan pesan ataupun informasi dari yang tersirat di dalam
yang tersurat melalui media kata-kata atau bahasa tulis, baik berupa tulisan,
gambar, diagram ataupun lambang yang ada di dalam teks.
Untuk memperoleh pemahaman bacaan, seseorang pembaca memerlukan
pengetahuan kebahasaan dan nonkebahasaan. Bahkan, keluasan latar belakang
pengetahuan dan pengalaman pembaca sangat berguna sebagai bekal untuk
mencapai keberhasilan membaca. Sebab pembaca harus mengenali konsep, dan
kosakata dan latar yang terdapat dalam bacaan. Model membaca sebagai proses
memperoleh pemahaman ada tiga, bawah ke atas (bottom up), atas ke bawah (top
down), dan interaktif (interactive). Proses pemahaman bottom up dilakukan
dengan pemahaman kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana. Proses pemahaman
top down dilakukan pemahaman wacana secara utuh yang bersifat prediktif
kemudian ditelaah makna paragraf, kalimat, frasa, dan kata. Sementara itu proses
pemahaman interactive merupakan campuran kedua proses tersebut.5
Dari uraian secara singkat tentang proses membaca tersebut dapat
disimpulkan bahwa kegiatan membaca terkait dengan pengenalan huruf, bunyi,
dari huruf, makna atau maksud, dan pemahaman terhadap makna atau maksud
berdasarkan konteks wacana.
4 Gavin J. fairbairn dan susan A. Fairbairn, Reading at University a Guide For Student, (Jakarta:
Indeks 2005) hlm 6 5 Kundharu Saddhono, St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia,
(Bandung: karya putra darwati. Cet ke-1. 2012) hlm 68
12
Membaca sebagai hasil, berupa dicapainya komunikasi pikiran dan
perasaan penulis dengan pembaca. Komunikasi itu terjadi karena terdapat
kesamaan pengetahuan antara pembaca dan penulis. Komunikasi itu terjadi
bergantung pada pemahaman yang dirasakanya melalui semua proses membaca.
Oleh karenanya, membaca sering disebut proses konstruktif (menyusun gagasan
atau maksud penulis). Dengan perkataan lain bahwa membaca sebagai hasil
berupa tercapaianya komuniikasi pikiran dan perasaan pembaca dengan penulis,
yang di peroleh pembaca melalui proses membaca. Komunikasi yang terjadi
karena terdapat kesesuaian pengetahuan dan asumsi antara pembaca dan penulis.
Pengetahuan dan pengalaman pembaca, baik berupa kebahasan maupun
nonkebahasaan menentukan keberhasilan kegiatan membaca. Sebab, pada
hakikatnya penulis pun mengungkapkan gagasanya menggunakan alur berpikir
tertentu dan kaidah bahasa yang berlaku.
C. Tujuan Membaca
Setelah memahami pengertian membaca tersebut, kita perlu memahami
lebih dalam mengenai apa tujuan dan maksud seseorang dalam membaca sebuah
teks. Berikut ini beberapa tujuan membaca yang dikemukakan oleh Anderson
dalam buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi antara lain: pertama,
Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan yang telah dilakukan
oleh sang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh
perincian atau fakta. Kedua, Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu
merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa
yang diepelajari atau yang dialami sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang
dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. Ketiga, Membaca untuk
menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang
terjadi mula pertama, kedua, dan ketiga untuk mengetahui urutan atau susunan
organisasi cerita. Keempat, Membaca untuk menemukan serta mengetahui
mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak
diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, dan kualitas-kualitas
para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk
13
menyimpulkan, membaca inferensi. Kelima, Membaca untuk menemukan serta
mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa
yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut
membaca untuk mengklasifikasikan. Keenam, Membaca untuk menemukan
apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita
ingin berbuat seperti apa yang diperbuat oleh sang tokoh, atau bekerja seperti cara
sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca
mengevaluasi. Ketujuh, Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang
tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal,
bagaimna dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana sang tokoh
menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk membandingkan atau
mempertentangkan.6
Secara umum tujuan membaca dilingkupi oleh empat tujuan berbahasa
berikut. Pertama, tujuan penalaran, menyangkut kesanggupan berpikir dan
pengungkapan nilai serta sikap sosial budaya. Pendeknya identitas dan
kepribadian seseorang. Kedua, tujuan instrumental, menyangkut penggunaan
bahasa yang dipelajari itu untuk tujuan material dan konkret. Umpamanya, supaya
tahu memakai alat-alat, memperbaiki kerusakan mesin, memperlajari suatu ilmu,
dan melakukan korespondesi komersial. Ketiga, tujuan integratif, menyangkut
keinginan seseorang menjadi anggota suatu masyarakat yang menggunakan
bahasa itu sebagai bahasa pergaulan sehari-hari dengan cara menguasai bahasa itu
seperti seorang penutur asli, atau paling sedikit membuat orangnya tidak akan
dianggap asing lagi oleh penutur-penutur bahasa atau dialek itu. Keempat, tujuan
kebudayaan terdapat pada orang yang secara ilmiah ingin mengetahui atau
memperdalam pengetahuannya tentang suatu kebudayaan atau masyarakat. Ini
didasarkan atau asumsi bahwa bahasa adalah suatu inventaris dari unsur-unsur
6 Alek A $ & H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010) hlm 75-76
14
suatu kebudayaan atau mastarakat bahasa. Untuk memenuhi semua tujuan tersebut
salah satu cara efektif yang dapat ditempuh adalah dengan membaca.7
Dengan teori yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa ketika
seseorang melakukan aktivitas membaca sudah pasti seseorang tersebut
mempunyai tujuan. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan membaca informasi
yang terkandung dalam teks. Dengan tujuan tersebut seseorang bisa mencapai apa
yang diharapkan ataupun yang diinginkan dalam kegiatan tersebut baik nanti
berguna bagi dirinya sendiri ataupun orang lain.
D. Manfaat membaca
Dalam buku Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (teori dan
aplikasi) manfaat membaca antara lain:
1. Memperoleh banyak pengalaman hidup
2. Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang
sangat berguna bagi kehidupan
3. Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan
suatu bangsa
4. Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
mutakhir di dunia
5. Dapat mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang dan piker,
meningkatkan taraf hidup dan budaya keluarga, masyarakat, nusa dan
bangsa
6. Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan
seseorang menjadi cerdik dan pandai
7. Dapat memperkaya perbendaharaan kata, ungkapan, istilah, dan lain-
lain yang sangat menunjang keterampilan menyimak, berbicara, dan
menulis
7 Budinuryanta, Kasuriyanta, Imam Koermen, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta:
Universitas Terbuka. 2008) hlm 11.2
15
8. Mempertinggi potensialitas setiap pribadi dan mempermantap
eksistensi dan lain-lain.8
Dari teori yang dijelaskan diatas tentu saja manfaat membaca sangat
penting bagi siswa/i di sekolah. Bagi siswa/i yang mengalami proses belajar tentu
banyak membaca banyak mendapatkan informasi baik dari buku pelajaran atau
pun buku-buku yang lain. Dengan membaca, Semuanya akan kita ketahui dan kita
temukan jawabanya.
E. Cara Menumbuhkan Minat Baca
Dr. Raghib As-Sirjani bersama Amir Al-Madari dalam bukunya Spiritual
Reading Hidup Lebih Bermakna dengan Membaca menuliskan 10 cara
Menumbuhkan Minat Baca:9
1. Apa Tujuan Membaca?
Inilah cara pertama dan terpenting yang bisa membantu Anda
supaya membaca, menghadirkan niat, dan menentukan tujuan. Dengan
selalu memperhatikan cara ini, anda akan memperoleh beberapa
perkara yang sangat penting.
Di antaranya, setiap kali membaca ilmu yang bermanfaat, anda
akan memperoleh pahala. Setiap huruf yang Anda baca akan menjadi
kebaikan untuk Anda dan ilmi yang Anda baca dengan niat yang lurus
akan terpatri dalam pikiran anda secara baik. Selain itu, anda akan
merasakan kebahagian yang hakiki dari apa yang Anda baca.
2. Menyusun Perencanaan dalam Membaca
Menyusun sebuah perencanaan yang baik perlu melihat
fasilitas yang ada. Tentunya disesuaikan dengan kemampuan Anda,
8 Kundharu Saddhono, St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia,
(Bandung: karya putra darwati. Cet ke-1 2012) hlm 66 9 Dr. Raghib As-Sirjani dan Amir Al-Madari, Spiritual Reading Hidup lebih Bermakna dengan
Membaca, (solo: aqwam. Cet ke-1. 2007) hlm 29-42
16
yakni berupa waktu yang tepat, buku yang sesuai, dan kapasitas untuk
menguasainya.
3. Mengatur Waktu
Pilihlah waktu yang tepat tatkala pikirian Anda sedang
semangat dan saat Anda begitu mood. Dengan demikian, anda bisa
berkonsentrasi dalam membaca dan selesai dengan hasil yang
memuaskan. Biasakan jangan menunggu sampai malam untuk
membaca, tetapi tentukan waktu yang jelas untuk membaca.
4. Mulailah Setahap demi Setahap
Ketika sebagian orang membaca lembaran tentang urgensi
membaca, maka semangatnya akan menggelora, meningkat hikmahnya,
dan akan buru-buru membeli setumpuk buku. Ia akan bersegera
membacannya dan meluangkan waktu yang sangat banyak untuk itu.
Bahkan keberadaannya akan lebih menyita waktu kerja yang
penting dalam hidupnya untuk membaca. Kepada orang seperti ini kita
katakan, “hendaknya Anda perlahan-perlahan atau berangsur-angsur.”
Sesungguhnya agama ini sangat keras, maka laksanakanlah dengan
penuh kelembutan, khususnya lagi jika Anda belum terbiasa membaca.
Jika tidak, Anda akan cepat bosan atau bahkan berhenti dari
membaca. Jadilah seperti pelari meraton, yang berlari untuk jangka
panjang. Mulailah dengan tenang dan perlahan-lahan, kemudian
selangkah demi selangkah mulai dipercepat.
5. Totalitas dalam Membaca
Jika Anda membaca buku apa saja, bacalah dengan penuh
kesungguhan.
17
6. Teratur dalam Mengikat Makna
Setelah Anda membaca, berusahalah agar selalu teratur
mencatat berbagai ilmu dalam buku khusus.
7. Buatlah Perpustakaan di Rumah
Membuat perpustakaan yang dapat menampung berbagai
macam buku di rumah Anda. Kategorikan proyek ini dalam daftar
proyek-proyek yang paling penting dalam hidup Anda. Dengan
demikian, jika Anda membutuhkan sebuah buku dalam masalah
tertentu, anda akan mendapatkannya. Kadang-kadang, jika Anda
merasa bosan dengan membaca satu buku, Anda akan mendapatkan
buku yang lain dengan mudah.
8. Sampaikan Apa yang Anda Baca
Dalam hal ini, faedahnya banyak sekali dan sangat besar
manfaatnya. Di antaranya ialah agar ilmu itu terpatri dalam otak Anda
dan orang lain pun bisa mengambil manfaatnya.
9. Bantu Sahabat Anda dalam Membaca
Masing-masing orang membaca buku yang temanya berlainan.
Lalu, adakanlah pertemuan sepekan sekali, dua kali, atau dua pekan
sekali sesuai situasi dan kondisi.
10. Carilah Ilmu dari Ulama
Menimba ilmu dari ulama, ahli, dan orang-orang yang memiliki
pengalaman. Sehingga dalam hal ini, kita mulai ketika orang lain
sudah selesai.
Bertanyalah kepada seorang ahli, “apa yang Anda baca? Dari
buku apa Anda memulai? Buku mana yang lebih bagus dalam masalah
ini? Jika Anda telah membaca permasalahan tertentu, lalu judul apa
18
yang Anda baca?” demikian seterusnya. Kebanyakan orang
menghabiskan waktu untuk membaca sesuatu yang tak berguna, atau
membaca buku yang sulit. Padahal, di sana ada buku yang lebih mudah
atau buku yang ringan.
F. Membaca Intensif dan Ekstensif
Tarigan mengatakan bahwa, pemahaman bacaan ialah membaca dalam
hati yang dibaginya atas dua bagian. Pertama, membaca ekstensif, yakni suatu
kegiatan pemahaman bacaan yang tingkat pemahamannya bertaraf relatif rendah.
Kedua, membaca intensif, yakni suatu kegiatan membaca dengan teliti dan
terperinci yang dilaksanakan dalam kelas terhadap suatu tugas pendek kira-kira
dua hingga empat halaman.
Broughton mengatakan bahwa, membaca ekstensif meliputi tiga bagian:
1. Membaca survei yakni suatu kegiatan pemahaman bacaan untuk meneliti
telebih dahulu apa-apa yang akan ditelaah. Dalam menyurvei hal-hal
tersebut di atas, kecepatan dan ketepatan sangat penting karena turut
menentukan apakah pembaca berhasil atau tidak. Begitu juga halnya
dengan latar belakang pandangan dan ilmu pengetahuan seseorang turut
menentukan tepat atau tidaknya, lambat atau cepatnya dalam menyurvei
bahan bacaan.
2. Membaca sekilas yakni suatu kegiatan membaca yang lebih mengaktifkan
mata, memerhatikan bahan tertulis untuk mencari, serta mendapatkan
informasi dan penerangan. Dalam membaca sekilas, pembaca harus
mengetahui cara dan kapan melakukannya sehingga tidak memenuhi
kesulitan dalam mengikuti serta menyelesaikan bahacan yang diinginkan.
3. Membaca dangkal yakni suatu kegiatan pemahaman becaan yang
bertujuan memperoleh pemahaman dangkal, bersifat luaran, dan tidak
mendalam dari suatu bacaan. Kegiatan membaca seperti ini biasanya
dilakukan demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang dilakukan
19
untuk mendatangkan kebahagian di waktu senggang misalnya membaca
cerita pendek, dan novel ringan.
Tarigan membagi kegiatan membaca intensif atas dua bagian, pertama
membaca telaah isi, yakni kegiatan pemahaman yang dilakukan setelah
menemukan bahan bacaan yang menarik pada pembaca sekilas, sehingga
mendorong kita untuk mengetahui lebih mendalam, membaca telaah isi menuntut
adanya ketelitian, pemahaman, kekritisan berpikir, serta keterampilan menangkap
ide-ide yang tersirat dalam bacaan. Kedua, membaca telaah bahasa, yakni suatu
kegiatan membaca yang menuntut adanya pemahman yang mendalam terhadap
bahasa yang membangun bacaan. Pada hakikatnya, bacaan terdiri dari isi dan
bahasa, keduanya merupakan dwitunggal tangutuh, isi dianggap sebagai yang
bersifat rohanian dan bahasa yang dianngap yang bersifat jasmaniah, keserasian
keduanya dapat mencerminkan keindahan dan kemanunggalan bahaan bacaan.10
Dari teori yang dijelaskan bahwa dapat disimpulkan membaca terbagi
menjadi dua yaitu ekstensif dan intensif, membaca ekstensif terbagi menjadi tiga
bagian membaca survei, membaca sekilas, dan membaca dangkal. Sedangkan,
membaca intensif terbagi menjadi dua bagian membaca telaah isi dan membaca
telaah bahasa. Membaca ekstensif dikatakan lebih rendah tentang pemahaman
bacaan ketimbang membaca intensif. Akan tetapi, membaca ekstensif jauh lebih
menggunakan kecepatan membaca. Sedangkan membaca intensif jauh lebih
terperinci untuk lebih detail agar lebih dapat menyerap informasi dan ketepatan
dalam mendapatkan hal yang tersirat di dalam teks tetapi kecepatan membaca
intensif lebih lemah dibandingkan membaca ekstensif karna faktor tentang
ketelitian dalam membaca teks.
10
Alek A $ & H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group. 2010) hlm 89-90
20
G. Membaca Cepat
Sejak anak duduk di bangku Taman Kanak-kanak, guru sudah mulai
mengarahkan anak untuk dapat membaca. Maka, terjadilah proses membaca
permulaan. Anak diajak mengenal lambang-lambang tulis huruf demi huruf,
fonem demi fonem. Dengan pengenalan tersebut anak-anak akhirnya dapat
mengucapkan bunyi / a / sampai dengan / z /. Lebih jauh lebih berkembang,
mereka dapat mengenali dan mengucapkan bunyi- bunyi kata bahkan kalimat.
Pada keadaan itu anda sering berkata “anak taman kanak-kanak itu sudah dapat
membaca”. Apakah mereka itu sudah dapat dikatakan memiliki daya baca?
Jawabanya tidak. Daya baca bukan terarah pada mereka yang berada pada
taraf membaca permulaan. Daya baca ada pula tatanan membaca senyap atau
membaca lanjut. Daya baca merupakan perpaduan dua unsur kekuatan. Kekuatan
ini sangat menentukan kualitas baca seseorang. Sebagai contoh, tiga orang siswa
diberi wacana yang sama. Siswa membacanya dalam waktu yang serentak.
Setelah waktu berselang, tiga siswa menyelesaikan membaca dalam waktu yang
berbeda. Siswa pertama membaca dalam waktu 30 detik, siswa kedua 40 detik,
siswa ketiga 1 menit. Kemudian, guru menanyai mereka satu persatu mengenai isi
wacana. Siswa pertama dan ketiga itu dapat menjelaskan isi wacana dengan baik,
sedangkan siswa kedua hanya mampu menjelaskan sebagian isi wacana.
Dari kasus atau contoh di atas, dapatlah anda menentukan siswa mana
yang paling tinggi daya bacanya. Ya bagus, tentu saja siswa pertama. Mengapa
demikian? Sekalipun dapat menjelaskan isi bacaan sama dengan siswa ketiga,
siswa pertama mempunyai kelebihan, yaitu dalam hal waktu. Dia membaca lebih
cepat daripada siswa ketiga.
Dari gambaran tadi, dapatlah dijelaskan bahwa di dalam istilah daya baca
terkandung unsur “waktu” dan “pemahaman” unsur pertama berhubungan dengan
kecepatan mata menangkap lambang-lambang visual, dalam hal ini tulisan. Unsur
kedua berhubungan dengan ketepatan otak menangkap makna bacaan. Maka,
terjadilah dua perselisihan, yakni lama membaca dan pemahaman bacaan. Lebih
21
cepat anda membaca dan lebih tepat anda memhami makna atau isi bacaan lebih
tinggilah daya baca yang anda miliki. Jadi, dapatlah dikatakan bahwa daya baca
merupakan perpaduan yang harmonis dalam diri individu berupa kekuatan atau
kemampuan menangkap lambang visual dan memahami makna bacaan secara
optimal.
Istilah membaca cepat merupakan terjemahan dari speed reading, istilah
ini berkembang di Indonesia sejak tahun 80-an, padahal di negara maju istilah ini
sudah berkembang jauh sebelum negara Indonesia mengenalnya. Lewis
berpendapat bahwa seseorang menjadi pembaca yang tidak baik disebabkan tiga
hal:
1. Kebiasaan yang jelek
2. Persepsi yang salah tentang membaca
3. Tidak agresif terhadap makna
Kebiasaan jelek yang masih dijumpai dalam membaca banyak ragamnya
antara lain: mengucapkan secara nyaring kata-kata yang dibaca. Kebiasaan ini
merupakan perpanjangan dari membaca permulaan yang dilakukan masa kecil.
Dapat anda bayangkan, betapa kebiasaan ini akan menghambat kecepatan
membaca anda. Kebiasaan lainnya adalah terjadi “regresi” selama membaca.
Artinya, terjadi pengulangan terhadap bagian yang sudah dibaca. Kebiasaan yang
paling berbahaya adalah kebiasaan membaca kata demi kata. Sementara orang ada
yang berpendapat bahwa membaca bagi dirinya hanya diperlukan saat
menghadapi tugas atau ujian. Pengalihan pandangan ini dengan persepsi baru
mutlak dilakukan. Seharusnya membaca menjadi kebutuhan hidup sehari-hari.
Bukankah setiap calon cendikiawan abad modern dituntut membaca 850.000 kata
per minggu, seperti yang ditemukakan Baldridge(1979). Penyebab ketiga seorang
menjadi pembaca yang tidak baik adalah tidak agresif terhadap makna. Terhadap
22
hal ini ada cara yang dapat dilakukan untuk memperbaikinya. Salah satu caranya
adalah membaca frase.11
H. Kiat Membaca Cepat
Dr. Raghib As-Sirjani bersama Amir Al-Madari dalam bukunya Spiritual
Reading Hidup Lebih Bermakna dengan Membaca menuliskan 8 kiat membaca
cepat:12
1. Paksa diri membaca dengan cepat.
2. Bacalah ungkapan dan kalimat-kalimat yang ada dalam buku,
jangan membaca kata-katanya.
3. Bacalah dengan melompat-lompat dan berilah tanda khusus pada
topik yang penting.
4. Ujilah diri Anda setiap saat untuk mengetahui sejauh mana
perkembangan dan kemajuan kecepatan membaca Anda.
5. Lepaskan dirimu dari hiruk pikuk, keributan, atau hal-hal lain yang
bisa membuyarkan konsentrasi.
6. Membaca dengan suara keras ataupun hanya menggerak-gerakan
mulut, akan memakan waktu yang cukup banyak dana memerlukan
kesungguhan yang lebih besar.
7. Konsentrasi penuh dan berinteraksi dengan khayalan dalam ide dan
topik yang disajikan dalam buku yang Anda baca.
8. Ketika Anda sedang membaca duduklah dengan benar dan rileks,
tetapi tidak berarti terlalu santai.
I. Mengukur Kemampuan Membaca
Teknik membaca cepat dapat digunakan sebagai salah satu cara belajar
efektif. Membaca cepat merupakan teknik membaca dengan memindahkan
11
Djago Tarigan dkk, Pendidikan Keterampilan Bahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka. Cet ke-17
2005) hlm 5.4- 5.7 12
Dr. Raghib As-Sirjani dan Amir Al-Madari, Spiritual Reading Hidup lebih Bermakna dengan Membaca, (solo: aqwam. Cet ke-1. 2007) hlm 152-155
23
padangan mata secara cepat, kata demi kata, frase demi frase, atau baris demi
baris. Teknik membaca cepat bertujuan agar pembaca dapat memahami bacaan
dengan cepat.
Pada umumnya, kecepatan membaca diukur dengan jumlah kata yang
dapat dibaca per menit, dan pemahaman diukur dengan presentase dari jawaban
yang benar tentang isi bacaan, tetapi hasil pengukuran kedua aspek ini harus
diintegrasikan agar dapat menunjukan kemampuan membaca secara keseluruhan
oleh karena itu rumus yang dipergunakan ialah:
Jumlah kata dalam bacaan x presentase pemahaman isi
Lama membaca dalam sekon : 60
Untuk menghitung jumlah kata dalam bacaan dapat dipergunakan cara
yang berikut:
1) Hitung jumlah kata yang terdapat dalam satu garis penuh (dari pinggir
kiri ke pinggir kanan pada suautu halaman bacaan. Tuliskan jumlah itu
pada selembar kertas catatan. Kata yang bersambung ke baris berikut
tidak perlu dihitung).
2) Kemudian, hitunglah jumlah baris pada halaman bersangkutan dari baris
pertama sampai baris akhir. Baris yang hanya smpai separuh dari
panjang garis, atau kurang, tak perlu dihitung.
3) Kalikanlah jumlah kata pada a dan jumlah bari pada b hasil perkalian
inilah jumlah kata (lebih kurang) yang terdapat dalam halaman
bersangkutan. Jika bacaan itu terdiri dari bebebrapa halaman maka
jumlah kata ialah hasil kali dari jumlah kata tiap baris, jumlah baris dan
jumlah halaman.
Jika bacaan terdiri dai kolom-kolom seperti pada surat kabar, cara diatas
dapat juga dipakai, tetapi dengan dasar kolom, bukanlah halaman.
Untuk mengukur waktu-baca biasanya yang dipergunakan ialah sekon,
karena lama membaca tidak selalu tepat dalam menit. Oleh karena itu, jam yang
24
dipakai sebaiknya ialah jam yang pakai digit sampai sekon atau stopwatch. Yang
dimaksud dengan waktu baca ialah jumlah sekon yang dipergunakan untuk
membaca seluruh bacaan hingga selesai, tetapi tidak termasuk waktu yang dipakai
untuk membaca pertanyaan.
Angka 60 yang ada dalam rumus tersebut dipergunakan sebagai indeks
untuk mengubah waktu-baca dalam sekon menjadi menit, karena kemampuan
membaca umumnya dinyatakan dengan jumlah kata per-menit.
Yang dimaksud dengan presentase pemahaman isi ialah persentase
jawaban yang benar atas pertanyaan-pertanyaan yang tersedia, misalnua jika ada 5
pertanyaan, jawaban yang benar adalah 3, maka presentase pemahaman isi adalah
3/5 x 100% = 60%.
Untuk menyederhanakan rumus di atas simbol-simbol berikut dapat
dipergunakan:
Kemampuan membaca = KM
Jumlah kata per menit = KPM
Jumlah kata dalam bacaan = KB
Jumlah sekon membaca = SM
Persentase pemahaman isi = PI
Rumus tersebut ialah:
KM = KB x PI
SM : 60 100
Contoh : KB = 500
SM = 120
PI = 70
25
Maka KM = 500 x 70
120 : 60 100
Kpm = 17513
Tingkat SD : 200 kpm
Tingkat SMP : 200 – 250 kpm
Tingkat SMA : 250 – 350 kpm
Tingkat PT : 350 – 400 kpm
Jika harus disertai pemahaman isi bacaan minimal 70%, maka KEM-nya
sbb:
Tingkat SD : 200 x 70% = 140 kpm
Tingkat SMP : 200 – 250 x 70% = 140 – 175 kpm
Tingkat SMA : 250 – 350 x 70% = 175 – 245 kpm
Tingkat PT : 350 – 400 x 70% = 245 – 280 kpm
Untuk kalian yang masih duduk di bangku SMP, usahakan agar bisa
mencapai kecepatan membaca seperti berikut ini. Untuk kelas VII, Membaca
Cepat 200 kata per menit. Untuk kelas VIII, Membaca Cepat 250 kata per menit.
Untuk Kelas IX, Membaca Cepat 300 kata per menit14
13
D.P Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien, (Bandung:
Angkasa. edisi revisi 2008) hlm 243-245 14
Haryadi, Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Mahasiswa Jurusan BSI UNNES Dengan
Perkulihan Berbasis Latihan Berjenjang Dan Pengalaman, (semarang :journal, ) hlm 4
26
J. Hipotesis
Hipotesis (hypo = sebelum; thesis = pernyataan, pendapat) adalah suatu
pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenaranya, tetapi
memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris.15
Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat peneliti bagi
problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tesebut
merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenaranya
dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Dengan kedudukannya itu
maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, akan tetapi juga dapat tumbang
sebagai kebenaran.16
Hipotesis berasal dari dua penggalan kata, “hypo” yang artinya “di bawah”
dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis secara etimologis artinya
kebenaran yang masih diragukan. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti
kebenaranya melalui data yang terkumpul.17
Dari teori di atas yang dijabarkan dapat disimpulkan hipotesis adalah
dugaan sementara peneliti yang masih diragukan kebenaranya sampai diuji
kebenaranya melalui data yang terkumpul dari hasil penelitian yang dilakukan.
Hasil dari penelitian tersebut bisa menjadi kebenaran atau menjadi tumbang
sebagai kebenaran.
Hipotesis yang digunakan untuk menguji kebenaran bahwa ada hubungan
positif pemahaman isi terhadap kemampuan membaca cepat di SMPN 2 Cikarang
Barat adalah hipotesis alternatif atau hipotesis kerja yang terarah dengan
menggunakan analisis korelasi moment product (korelasi pearson).
15
W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Cet ke-6. 2010) hlm 57 16
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta 2013) hlm 55 17
Drs. Beni Ahmad Saebnani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia. Cet ke-1 2008) hlm 145
27
Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja, yakni hipotesis yang menyatakan
adanya hubungan antar variabel. Dalam notasi, hipotesis ini dituliskan dengan
“Ha”. Untuk hipotesis alternatif sendiri dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu: “hipotesis terarah” dan “hipotesis tidak terarah”. Untuk memperjelas
perbedaan antara hipotesis alternatif terarah dengan hipotesis tidak terarah adalah:
1. Dalam hipotesis terarah peneliti sudah berani dengan tegas
menyatakan bahwa variabel bebas memang berpengaruh terhadap
variabel tergantung.
2. Dalam hipotesis tidak terarah, peneliti merasakan adanya
pengaruh, tetapi belum berani secara tegas menyatakan pengaruh
tersebut. Ia baru berani menyatakan bahwa ada pengaruh.18
Korelasi pearson adalah statistik yang mengukur keserasian hubungan di
antara dua variabel yang masing-masing diukur pada skala interval atau ratio,
dengan asumsi bahwa masing-masing variabel.19
( )( )
√( ( ) ( ( ) )
Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
y =Jumlah perkalian antara variabel x dan Y
( )
( )
Cara Menghitung Korelasi Product Moment Dengan Angka Kasar
Tahapan yang harus dilalui untuk menyelesaikan Rumus Korelasi Product
Moment dengan angka kasar adalah:
18
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta. 2013) hlm 47-48 19
W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia. Cet Ke-6 2010) hlm 181
28
1. Jika jumlah pemahaman isi merupakan variabel X, kemampuan membaca
cepat merupakan variabel Y.
2. Buatlah tabel penolong yang mengandung unsur-unsur atau faktor-faktor
yang diperlukan dalam perhitungan korelasi sesuai dengan kebutuhan tabel
Korelasi Product Moment dengan angka kasar.
3. Menjumlahkan subyek penelitian
4. Menjumlahkan variabel X dan variabel Y
5. Mengalikan antara variabel X dan variabel Y
6. Mengkuadratkan variabel X dan menjumlahkannya
7. Mengkuadratkan variabel Y dan menjumlahkannya
Setelah kita inventarisir seluruh faktor yang diperlukan dalam rumus
Korelasi Product Moment dengan Angka kasar, maka angka-angka tersebut kita
masukkan dalam rumus di atas.
Cara Memberi Interpretasi Terhadap
Untuk memberikan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi
ada dua cara, yaitu dengan kasar atau sederhana dan dengan berkonsultasi dengan
Tabel Nilai r Product Moment. Namun sebelumnya saya perlu mengemukakan
suatu pedoman statistik yang terkait dengan interpretasi nanti.
Hasil perhitungan korelasi pada dasarnya dapat dikelompokkan
menjadi 3 kelompok besar:
1. Korelasi positif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati +1. Ini
berarti bahwa setiap setiap kenaikan skor/nilai pada variabel X akan
diikuti dengan kenaikan skor/nilai variabel Y. Sebaliknya, jika variabel X
mengalami penurunan, maka akan diikuti dengan penurunan variabel Y.
2. Korelasi negatif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati -1 atau
sama dengan -1. Ini berarti bahwa setiap kenaikan skor/nilai pada variabel
X akan diikuti dengan penurunan skor/nilai variabel Y. Sebaliknya,
29
apabila skor/nilai dari variabel X turun, maka skor/nilai dari variabel Y
akan naik.
3. Tidak ada korelasi, apabila hasil perhitungan korelasi( mendekati 0 atau
sama dengan 0). Hal ini berarti bahwa naik turunnya skor/nilai satu
variabel tidak mempunyai kaitan dengan naik turunnya skor/nilai variabel
yang lainnya. Apabila skor/nilai variabel X naik, maka tidak selalu diikuti
dengan naik atau turunnya skor/nilai variabel Y. Demikian juga sebaliknya.
Hasil perhitungan korelasi product moment bergerak antara -1 sampai
dengan +1. Jadi kalau ada hasil perhitungan korelasi product moment lebih besar
(>) dari pada +1 atau kurang dari (<) -1, maka perhitungan tersebut jelas salah.
Dengan berpedoman pada pernyataan tersebut maka dapat dilakukan rincian
sebagai berikut:
-antara 0,800 s/d 1,000 =hubungan sangat tinggi/sangat kuat
-anatara 0,600 s/d 0,800 =hubungan tinggi/kuat
-antara 0,400 s/d 0,600 =hubungan cukup
-antara 0,2000 s/d 0,400 =hubungan rendah/lemah
-antara 0,000 s/d 0,2000 =hubungan rendah sekali/lemah sekali
Interpretasi juga dapat dilakukan dengan cara berkonsultasi terhadap Tabel
Nilai r Product Moment dengan jalan:
a.Membuat hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho).
b.Menguji benar tidaknya hipotesis yang dikemukakan dengan cara
membandingkan antara r diperoleh(ro) dengan cara r tabel (rt).
30
K. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan dari hasil tinjauan peneliti. Bahwa penelitian kemampuan
membaca cepat dengan berbagai metode masih banyak dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan membaca siswa/I. Hal tersebut dapat dilihat dari
beberapa penelitian yang telah dilakukan, seperti tiga penelitian di bahwah ini:
1. Skripsi Ayu Wulandari, “Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
Kelas VII SMP di Kota Yogyakarta”, Yogyakarta, Universitas Negri
Yogyakarta, 2012. Perbedaan penelitian yang akan peneliti lakukan
adalah penelitian yang dilakukan oleh Ayu Wulandari Kemampuan
membaca pemahaman siswa dideskripsikan melalui skor rerata pada
tingkatan pemahaman faktual, interpretif, dan aplikatif. Sedangkan,
penelitian yang peneliti lakukan dideskripsikan dengan tingkatan
kategori kemampuan membaca cepat yaitu: sangat cepat, cepat,
lambat, dan lambat sekali.
2. Journal Rikke Kurniawati, “Kemampuan Membaca Pemahaman
Siswa Kelas XII SMA di Surabaya”, Surabaya, Universitas Negri
Surabaya, 2012. Perbedaan penelitian yang akan peneliti lakukan
adalah penelitian yang dilakukan oleh Rikke Kurniawati Instrumen
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ada tiga jenis tes
pemahaman bacaan, yakni ilmiah, umum, dan sastra. Ketiga jenis itu
dibuat dalam bentuk tes objektif berupa tes pilihan ganda dengan
lima alternatif jawaban. Sedangkan, penelitian yang peneliti lakukan
instrumen pengumpulan data yang digunakan hanya satu yaitu
tentang teks biografi dan jenis tesnya menggunakan essai.
3. E-journal Syarifah Fitriannisa, “Kemampuan Membaca Cepat Siswa
Kelas VII SMP Negri 1 Pulau Tiga Kecamatan Pulau Tiga
Kabupaten Natuna Tahun Ajaran 2012/2013” Tanjung Pinang,
Universitas Maritim Ali Haji, 2013. Perbedaan penelitian yang akan
peneliti lakukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Syarifah
Fitriannisa pada pengambilan sample yang dilakukan adalah sample
31
acak terhadap 40 Siswa/i. Sedangkan penelitian yang peneliti
lakukan pengambilan sample dilakukan dengan teknik Purposive
sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan
pertimbangan peseorangan atau pertimbangan peneliti.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bekasi. Subyek Penelitian adalah
siswa kelas VII pada SMPN 2 Cikarang barat Semester Genap, Tahun Pelajaran
2015/2016 yang berjumlah 422 Siswa. Penelitian ini dilaksanakan selama satu
tahun, yaitu dari bulan maret 2015 sampai dengan bulan Maret 2016.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
“Populasi terdiri atas sekumpulan obyek yang menjadi pusat perhatian,
yang dari padanya terkandung informasi yang ingin diketahui.”1
“Populasi merupakan keseluruhan sampel, misalnya seluruh tukang kuli
batu adalah populasi, seluruh santri pondok pesantren Darussalam, seluruh petani
tambak udang, dan semacamnya adalah populasi.”2
Dari teori yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa populasi
adalah sekumpulan obyek yang menjadi sasaran penelitian yang merupakan dari
keseluruhan sampel.
Adapun yang menjadi sampel pada penelitian ini ialah :
1. Populasi target adalah seluruh siswa SMPN 2 Cikarang Barat tahun pelajaran
2015-2016
2. Populasi terjangkaunya adalah siswa-siswi kelas VII SMPN 2 Cikarang Barat
Kabupaten Bekasi
Sampel adalah bagian kecil dari populasi, Contoh “jika populasinya
seluruh santri Ponpes Darusalam, sampelnya bisa hanya santri laki-laki, dan
apabila santri laki-laki dapat merupakan populasi, sampelnya bisa santri laki-laki
kelas tiga aliyah; jika santri laki-laki kelas tiga Aliyah merupakan populasi,
1 W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia. Cet ke-6 2010) hlm 76
2 Drs. Beni Ahmad Saebnani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia. Cet ke-1 2008) hlm 165
33
sampelnya bisa santri laki-laki kelas tiga Aliyah yang prestasi akademiknya di
atas tiga, dan jika populasinya santri laki-laki yang berprestasi akademiknya di
atas tiga berjumlah 100 orang, sampelnya dapat ditetapkan 10 orang. Demikianlah
seterusnya.3
Beberapa teknik pengambilan sampel (sampel techniques) yang biasa
dikenal antara lain adalah: sampling acak (random sampling), sampling kelompok
(cluster sampling), sampling berstrata (stratified sampling), sampling bertujuan
(purposive sampling), sampling daerah atau sampling wilayah (area sampling),
sampling kembar (double sampling), dan sampling berimbang (proportional
sampling).4
Sampel penelitian ialah siswa kelas VII yang diambil dari populasi
terjangkau dengan menggunakan teknik Purposive sampling yaitu pengambilan
sampel yang dilakukan berdasarkan pertimbangan perseorangan atau
pertimbangan peneliti.5
Dalam purposive sampling, pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas
ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang
erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Sebutan purposive menunjukkan bahwa teknik ini digunakan untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu. Purposive sampling didasarkan atas informasi yang
mendahului (previous knowledge) tentang keadaan populasi dan informasi ini
tidak perlu diragu-ragukan, masih samar-samar, atau masih berdasarkan dugaan-
dugaan atau kira-kira. Penyelidik secara intensional hanya mengambil beberapa
daerah atau kelompok kunci dalam populasi akan diwakili dalam sampel
penyelidikan.6
Dari hasil sampling purposive dengan pertimbang Guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat didapatkan kelas VII B
3 Drs. Beni Ahmad Saebnani, Metode Penelitian, (Bandung : Pustaka setiaCet ke -1 2008) hlm 165
4 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta:Rineka Cipta. 2013) hlm 55
5 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,dan Kebijakan
Publik, serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana, Cet ke-4 2009), hlm. 115. 6 Drs. Beni Ahmad Saebnani, Metode Penelitian, (Bandung : Pustaka setia Cet ke-1 2008) hlm 179
34
dan VII C. karena kedua sampel tersebut mewakili populasi kelas VII di SMPN 2
Cikarang Barat.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang
dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan
simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan
keadaan. Metode juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami
objek yang menjadi sasaran. Melalui metode yang tepat, seorang peneliti tidak
hanya mampu melihat fakta sebagai kenyataan, tetapi juga mampu
memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi melalui fakta itu.7
Penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data
yang berupa angka. Data yang berupa angka tersebut kemudian diolah dan
dianalisis untuk mendapatkan informasi ilmiah di balik angka-angka tersebut.8
Dalam penelitian deskriptif tidak diperlukan administrasi dan pengontrolan
terhadap perlakuan. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji
hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang suatu
variabel, gejala atau keadaan. Memang ada kalanya dalam penelitian ingin juga
membuktikan dugaan tetapi tidak terlalu lazim. Yang umum adalah bahwa
penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis.9
Penelitian deskriptif merupakan penelitian bukan eksperimen karena tidak
dimaksudkan untuk mengetahui akibat dari suatu perlakuan. Dengan penelitian
deskriptif peneliti hanya bermaksud menggambarkan atau menerangkan gejala.
Ada beberapa macam penelitian yang dapat dikategorikan sebagai penelitian
deskriptif, yaitu: penelitian survei, studi kasus, penelitian perkembangan,
penelitian tindak lanjut, analisis dokumen, dan penelitian korelasional.10
7 Prof Dr. Syamsudin AR, M.S. dan Dr Vismaia S. damaianti, M.Pd. Metode Penelitian Pendidikan
Bahasa, (bandung : Remaja Rosdakarya. Cet ke-4 2011) hlm 14 8 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, (depok: Rajagrafindo Persada 2012) hlm 20
9 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta 2013) hlm 234
10 Ibid. hlm 250
35
Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan
teknik korelasi seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah
variabel dengan variasi yang lain. Perlu diketahui dan diingat terus menerus
bahwa korelasi tidak selalu menunjuk pada hubungan sebab-akibat. Hasil
penelitian iseng yang dilakukan oleh peneliti.11
Untuk memudahkan pengumpulan data, fakta dan informasi, penulis
menggunakan metode Kuantitaif Deskriptif dengan penyajian data berupa angka
dan dideskripsikan secara “apa adanya” tanpa adanya pelakuan atau pengontrolan
terhadap perlakuan dengan menggunakan pengujian korelasional terhadap
pemahaman isi dan kemampuan membaca cepat di SMPN 2 Cikarang Barat.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sebelum melaksanakan wawancara para peneliti menyiapkan instrumen
wawancara yang disebut pedoman wawancara. Pedoman ini berisi sejumlah
pertanyaan atau pernyataan yang meminta untuk dijawab ataudi respon oleh
responden.isi pertanyaan atau penyataan bisa mencakup fakta, data, pengetahuan,
konsep pendapat, persepsi atau evaluasi responden berkenaan dengan focus
masalah atau variable yang dikaji dalam peneliti.12
Wawancara dilakukan kepada kepal Tata Usaha untuk mendapatkan
informasi sekolah yang mencakup profil sekolah, Guru, struktur sekolah, fasilitas
sekolah dan berapa jumlah siswa dan siswi di SMPN 2 Cikarang Barat.
Dalam pengumpulan data, penelitian kuantitatif menggunakan intrumen
yang ditentukan terlebih dulu, dan tidak fleksibel, tidak reflektif, yaitu tidak
mengandung interpretasi, karena penelitian menuntut jawaban yang pasti, jelas,
dan tidak ambigu. Oleh karena itu intrumennya dalam bentuk kuesioner atau tes.13
11
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta. 2013) hlm 247-248 12
Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya) h.216 13
Dr. Abdul Halim Hanafi, M.Ag. Metode Penelitian Bahasa untuk Penelitian, Tesis, dan Disertasi, (jakarta: diadit media press 2011) hlm 32
36
Intrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa tes, pedoman
wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner.14
Salah satu kegiatan penting dalam penelitian adalah pengumpulan data
yang diperlukan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan
data dengan teknik tes.
Teknik tes keterampilan membaca teks biografi dilakukan untuk
memperoleh data keterampilan membaca cepat siswa. Teknik tes dilakukan
dengan cara siswa diminta membaca salah satu biografi yang disediakan oleh
penulis dengan diberikannya waktu 60 detik.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data, menurut Patton (1980:268) adalah proses mengatur urutan
data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian
besar.15
Dalam penelitian kuantitatif, secaara garis besar, pekerjaan analisis data
meliputi tiga langkah, yaitu: (1) persiapan; (2) tabulasi dan ; (3) penerapan data
sesuaai dengan pendekatan pilihan.
1. Persiapan
Kegiatan dalam langkah persiapan, antara lain: mengecek nama
dan kelengkapan identitas pengisi. Mengecek kelengkapan data,
artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data (termasuk
kelengkapan lembaran intrumen, barangkali ada yang terlepas atau
sobek).
2. Tabulasi
Klasifikasi analisis data adalah sebagai berikut:
a) Tabulasi data
b) Penyimpulan data
c) Analisis data untuk tujuan testing hipotesis
14
Drs. Beni Ahmad Saebnani, Metode Penelitian, (Bandung : Pustaka setia Cet ke-1 2008) hlm 183 15
Prof.Dr.Lexy J. Maleong, M.A. Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2007) hlm.280
37
d) Analisis data untuk tujuan penarikan kesimpulan
3. Penerapan data.
Data kuantitatif yang dikumpulkan dalam penelitian korelasional diolah
dengan rumus statistika yang sudah disediakan, baik secara manual maupun
dengan menggunakan jasa komputer.
Teknik analisis yang penulis gunakan yaitu teknik analisis kuantatif
deskriptif. Langkah pertama adalah mengolah data yang diperoleh dari hasil tes
membaca cepat biografi yang disediakan. Nilai pada hasil tes membaca cepat
dihitung jumlahnya kemudian dihitung dalam presentase rumus.
Untuk menghitung KM seseorang dapat menggunakan rumus seperti di
bawah ini:
Kemampuan membaca = KM
Jumlah kata per menit = KPM
Jumlah kata dalam bacaan = KB
Jumlah sekon membaca = SM
Persentase pemahaman isi = PI
Rumus tersebut ialah:
KM = KB x PI
SM : 60 100
Contoh : KB = 500
SM = 120
PI = 70
38
Maka KM = 500 x 70
120 : 60 100
KPM = 175.16
Tingkat SD : 200 kpm
Tingkat SMP : 200 – 250 kpm
Tingkat SMA : 250 – 350 kpm
Tingkat PT : 350 – 400 kpm
Jika harus disertai pemahaman isi bacaan minimal 70%, maka
KEM-nya sbb:
Tingkat SD : 200 x 70% = 140 kpm
Tingkat SMP : 200 – 250 x 70% = 140 – 175 kpm
Tingkat SMA : 250 – 350 x 70% = 175 – 245 kpm
Tingkat PT : 350 – 400 x 70% = 245 – 280 kpm
16
D.P Tampubolon, kemampuan membaca teknik membaca efektif dan efisien, ( Bandung :
Angkasa. Edisi revisi. 2008) hlm 243-245
39
Tabel 3.1
Rentang Nilai Kategori Keterampilan Membaca Cepat untuk SMP
No Rentang Nilai Katagori
1 >120 kpm Sangat Cepat
2 90-119 kpm Cepat
3 60-89 kpm Lambat
4 <59 kpm Sangat Lambat
Setelah dihitung lalu hasil dari pemahaman isi dan kemampuan membaca
cepat dilakukanya pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus korelasi
pearson.
( )( )
√( ( ) ( ( ) )
Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
y =Jumlah perkalian antara variabel x dan Y
( )
( )
F. Instrumen Penelitian
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan tes. Tes
dilakukan dengan tujuan untuk mengukur keterampilan siswa dalam membaca
cepat. Pada hasil tes dianalisis, dari hasil analisis akan diketahui kemampuan
siswa/i pemahaman siswa/i dalam membaca cepat.
40
Teks Biografi yang akan menjadi teks bacaan dalam membaca cepat
Bachrudin Jusuf Habibi
Presiden ketiga Republik Indonesia, Bachrudin Jusuf Habibi, lahir di Pare-
pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari
delapan bersaudara, dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuty Marini
Puspowardojo. Habibi menikah dengan Hasri Ainun Habibi pada tanggal 12 Mei
1962 ini dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar dan Tharrq Kemal.
Masa kecil Habibi dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-pare
Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibi
sejak anak-anak. Habibi yang punya kegemaran menunggang kuda ini harus
kehilangan bapakanya yang meninggal dunia pada 3 september 1950 karena
terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya meninggal, Habibi pindah
ke Bandung untuk menuntut ilmu di Gohuvernments Middlebare School. Di SMA,
prestasi beliau mulai tampak menonjol terutama dalam pelajaran-pelajaran
eksakta. Habibi menjadi sosok favorit di sekolahnya.
Setelah tamat SMA di Bandung tahun 1954, beliau masuk Universitas
Indonesia di Bandung (sekarang ITB). Beliau mendapat gelar diploma dari
Techinsche Hochschule, di Jerman, tahun 1960, yang kemudian mendapat gelar
doktor dari tempat yang sama pada tahun 1965.
Habibi menikah pada tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak. Tahun
1967, beliau menjadi profesor kehormatan (guru besar) pada ITB (Institut
Teknologi Bandung).
Banyak langkah Habibi dikagumi, penuh kontroversi, namun tak sedikit
pula yang tak sepedapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi,
Theodore van Karman Award, itu kembali dari habitatnya Jerman beliau selalu
menjadi berita.
Habibi hanya setahun kuliah di ITB, kemudian 10 tahun beliau kuliah
hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di jerman dengan predikat
sumacamloud. Lalu, beliau bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB
41
GMBH Jerman, sebelum memenuhi panggilan presiden Soeharto untuk kemabali
ke indonesia.
Di Indonesia, selama 20 tahun Habibi menjabat Menteri Negara Ristek/
kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN industri strategis, dipilih MPR
menjadi Wakil Presiden RI, dan di sumpah oleh ketua Mahkamah Agung menjadi
presiden RI menggangtikan Soeharto.
Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibi berdasarkan
pasal 8 UUD 1945. Sampai akhirnya Habibi dipaksa pula lengser akibat
referendum Timor-timor yang memilih merdeka. Pidato pertanggung jawabanya
di tolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga negara biasa, kembali pula
hijrah untuk bermukim di Jerman.17
Tabel 3.2
Soal Latihan yang menjadi penilaian untuk pemahaman siswa/i
No Soal Latihan Bobot
1 Kapan dan dimana BJ Habibi dilahirkan? 10
2 Apa yang menjadi kegemaran BJ habibi? 10
3 Kapan BJ Habibi kehilangan Bapaknya? 10
4 Berapa jumlah anak dari BJ habibi? 10
5 Siapa nama Istri dari BJ habibi? 10
6 Siapa nama orang tua BJ habibi? 10
7 Apa yang menjadi penyebab BJ habibi lengser dari jabatanya sebagai
Presiden?
10
8 Berapa tahun BJ Habibi menjabat sebagai menteri negara ristek/kepala
BPPT?
10
9 Kapan dan dari mana BJ habibi mendapatkan gelar diploma dan doktor? 10
10 Sebutkan 2 nama anak BJ habibi? 10
17
Lembar kerja siswa, smp bahasa indonesia VII/ smt genap, hlm 26
42
Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Menjawab Soal Latihan
No Aspek Penilaian Deskriptif Skor Katagori
1 Pemahaman
tentang teks
bacaan
Sesuai dengan teks dan tepat 10 Tepat
Tepat namun siswa hanya
menjawab 70% 8
Tepat tidak
lengkap
Hanya bisa menjawab 50% 5 Kurang tepat
Salah menjawab namun
siswa berusaha 2
Berusaha
menjawab
namun tidak
tepat
Tidak berusaha sama sekali
menjawab 0
Tidak
menjawab
43
BAB IV
Deskripsi Hasil Penelitian
A. Gambaran Umum SMPN 2 Cikarang Barat
1. Profil Sekolah
a. Identitas Sekolah
NPSN : 20243973
Nama Sekolah : SMPN 2 Cikarang Barat
NSS : 2010 222 08 002
Alamat : Jl desa telaga murni Cikarang Barat
Kelurahan : Telaga Murni
Kecamatan : Cikarang Barat
Kabupaten : Bekasi
Provinsi : Jawa Barat
Telepon : (021) 8902349
Kode Pos : 17520
Status Sekolah : SMP Negeri
Nama Kepala Sekolah : Drs. Abang Suharno
Luas Bangunan : 4.335 m
Luas Tanah : 8.670 m
2. Visi dan Misi SMPN 2 Cikarang Barat
a. Visi SMPN 2 Cikarang Barat
Mempersiapkan sumber daya manusia yang agamis,
unggul dalam bidang ilmu pengetahuan, mampu berkomunikasi
dan berkreasi.
44
b. Misi SMPN 2 Cikarang Barat
1) melaksanakan kurikulum berbasis kompetensi
2) mengoptimalkan penggunaan sarana prasarana dan
fasilitas sekolah
3) menambah sarana prasarana dan fasilitas sekolah
4) mengoptimalkan manajemen sekolah
5) melaksanakan kegiatan tambahan belajar, kulikuler, dan
ekstrakulikuler
6) penyediaan sarana kompetensi bagi siswa/i/murid dan
guru
7) mengoptimalkan pembinaan organisasi kesiswa/ian
8) meningkatkan kesejahteraan personal pembinaan,
pelatihan, dan pengembangan bakat & prestasi
siswa/i/murid dan guru
9) melaksanakan kegiatan keagamaan
3. Keadaan Guru, Siswa/i, Sarana, dan Prasarana SMPN 2
Cikarang Barat
a. Struktur Organisasi dan Keadaan Guru
SMPN 2 Cikarang Barat merupkan salah satu lembaga
pendidikan formal yang memiliki struktur organisasi yang
berguna untuk menentukan tugas pokok dan profesi masing-
masing setiap guru atau karyawan. Berikut merupakan tabel yang
berisi tentang struktur organisasi dan nama tenaga pendidik yang
ada di SMPN 2 Cikarang Barat.
45
Tabel 4.1
Nama-nama wakil sekolah di SMPN 2 Cikarang Barat
Tabel 4.2
Keadaan Guru SMPN 2 Cikarang Barat
b. Keadaan Siswa/i
Tabel 4.3
Jumlah Siswa/i
No Kelas Jumlah
siswa/i
Jumlah
kelas
1 VII 422 7 kelas
2 VIII 391 7 kelas
3 IX 398 7 kelas
No jabatan Nama
1 Kepala Sekolah Drs. Abang Suharno
2 Wakil kepala Sekolah Lili Amanah, M.Pd
3 Wakil bidang
kurikulum dan sarana Edi Priyanto, S. Pd
4 Wakil bidang
kesiswa/ian dan humas Marhalim, S.Pd
5 Kepala tata usaha Jhon Khaiking
No Golongan L P Jumlah
1 PNS 16 19 35
2 GTT 3 8 11
3 GTT PNS 2 - 2
4 CPNS - 1 1
46
c. Sarana dan Prasarana
Tabel 4.4
Keadaan sarana dan prasarana SMPN 2 Cikarang Barat
No Status Keterangan
1 Kepemilikan milik sendiri
2 Luas
bangunan
4.335 m
3 Luas tanah 8.670 m
4 Jumlah ruang
belajar
28 Ruangan
5 Ukuran ruang
belajar
7 x 9 m
Tabel 4.5
Fasilitas Sekolah
No Fasilitas Jumlah
Fasilitas
1 Ruang belajar 28 Ruang
2 Laboratorium
Bahasa
1 Ruang
3 Laboratorium
Komputer
1 Ruang
4 Perpustakaan 1 Ruang
5 Ruang Kepala
Sekolah
1 Ruang
6 Ruang Guru 1 Ruang
7 Ruang BK 1 Ruang
47
8 Ruang UKS 1 Ruang
9 Ruang TU 1 Ruang
10 Ruang OSIS 1 Ruang
11 Tempat Ibadah Tersedia
12 Lapangan
Olahraga
Tersedia
13 Kantin 2 ruangan
14 Ruang Pramuka 1 Ruang
15 Ruang Kesenian 1 Ruang
Tabel 4.6
Sarana Sekolah
No Sarana Unit
1 Komputer Lab.
Bahasa
1 unit
2 Komputer TU 2 unit
3 Komputer Ruang
Guru
4 unit
4 Laptop/netbook 3 unit
5 Overhead Projector 3 unit
6 Projector 3 unit
7 TV edukasi 2 unit
8 VCD/DVD Player 1 unit
48
B. Deskripsi Data
Sebelum peneliti melakukan penelitian di SMPN 2 Cikarang Barat
peneliti melakukan observasi terlebih dahulu untuk mengetahui profil
sekolah dan melakukan wawancara terhadap Kepala Tata Usaha untuk
mengetahui fasilitas, sarana dan prasarana, keadaan tenaga kerja baik
maupun pengajar dan bagian administrasi yang ada di SMPN 2 Cikarang
Barat, setelah itu saya diberi guru bahasa Indonesia kelas VII yang
membimbing saya untuk penelitian ini. Sampel penelitian ialah siswa/i
kelas VII yang diambil dari populasi terjangkau dengan menggunakan
teknik Purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan
berdasarkan pertimbangan peseorangan atau pertimbangan peneliti1. Dari
hasil purposive sampling yang di arahkan oleh guru mata pelajaran bahasa
Indonesia kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat didapatkan kelas VII B
dan VII C. Dari 86 siswa yang ada pada kelas VII B dan VII C didapat 78
siswa pada saat penelitian ada 8 orang yang tidak hadir dalam penelitian
dikarenakan 3 orang sakit dan 5 orang lainya tidak hadir tanpa keterangan.
Menurut Arikunto “Penentuan pengambilan Sample apabila kurang dari
100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau
20-55% atau lebih tergantung sedikit banyaknya dari:
1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana
2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena
hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana.
3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk peneliti
yang resikonya besar, tentu saja jika samplenya besar hasilnya
akan lebih baik2
1 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,dan Kebijakan
Publik, serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana,Cet ke-4. 2009) hlm. 115. 2 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Rineka Cipta : Jakarta 2013) hlm 95
49
Dari 422 total Populasi kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat peneliti
mendapatkan 18% yaitu pada 78 siswa di kelas VII B dan VII C .
C. Hasil Penelitian
Tabel 4.7
Hasil Tes Kemampuan Membaca Cepat yang Disertai Pemahaman Isi
Kelas VII B
No NAMA
kecepatan
membaca
permenit
(KPM)
perolehan tes
yang dapat
dijawab dengan
benar
presentase
pemahaman
isi
kecepatan
membaca
dengan
pemahaman
isi (KM)
1 ABIMANYU MAHAROKA 159 57 5,7 90,6
2 AKMAL ADHIRA HANIF 153 45 4,5 68,8
3 ALDAM WILDAN SAPUTRA 175 45 4,5 78,7
4 ANANDA SABRINA 207 22 2,2 45,5
5 ANDINI ANGGI EKA PRIHATIN 218 25 2,5 54,5
6 BUNGA ROSSI JULIANDINI 135 42 4,2 56,7
7 CINDY SETYOWATI 448 27 2,7 120
8 DETASYA AULIA 123 48 4,8 59
9 DEWI AGUSTINI PUTERI 172 65 6,5 111,8
10 DZANIES ADELIA PUTRI 184 55 5,5 101,2
11 ELISA PUTRI PRININGTYAS 199 50 5 99,5
12 FADLAN ANUGERAH 254 63 6,3 160
13 FAHDIANA NUR INAYATUR
ROHMAH 175 40 4 70
14 FARIZ ALVIAN PUTRA 123 63 6,3 77,4
15 GIRI GALINGGI HANDYARTA 250 75 7,5 187,5
16 GLADESHA MAHA SAJIDHA 192 58 5,8 111,3
17 GUFRANAKA SAMUDRA 203 30 3 61
18 IRGI FAHREZI 133 37 3,7 49,2
19 IRSYAD ZAKIROHMAN 274 52 5,2 142,4
20 ISNAENI OKTAFIRMAN S S S S
21 MUHAMAD IHWAN TRI
YULIANTO S S S S
22 MUHAMMAD IKHWAN 198 40 4 79,2
23 MUHAMMAD REYNALDI
AZHARI 254 65 6,5 165,1
50
A: ALPHA S: SAKIT I: IZIN
Tabel 4.8
Katagori Kemampuan Membaca Cepat yang Disertai Pemahaman Isi
No Rentang Nilai Katagori Jumlah Persen
1 >120 kpm Sangat Cepat 6 orang 15,3%
2 90-119 kpm Cepat 7 orang 17,9%
3 60-89 kpm Lambat 13 orang 33,3%
4 <59 kpm Sangat Lambat 13 orang 33,3%
Total 39 orang 100%
24 MUHAMMAD RIZKIYADI 123 40 4 49,2
25 ORYZA AGUSTIN 197 30 3 59,1
26 PURWITA WIDI HASTUTI 209 46 4,6 96,1
27 RANGGA ADITYA EKA SAPUTRA 105 30 3 31,5
28 RIFAI NURCHOLIS 143 33 3,3 47,1
29 RINDIYANI 186 65 6,5 120,9
30 RIZAL SETIAWAN 200 40 4 80
31 ROBY DAUD A A A A
32 SAFIRDA CAHYA UTAMI 253 62 6,2 156,8
33 SHEILA MAHARANI 173 45 4,5 77,8
34 SYIFA AULIA ZAHRA 305 45 4,5 137,2
35 SYIFA SAFA’AH 189 17 1,7 32,13
36 TAUFIK MARWAN 259 20 2 51,8
37 TEDY FIRMANSYAH 146 63 6,3 92
38 TEGAR YUDHA PRATAMA 195 47 4,7 91,6
39 TIA KHAERANI 212 20 2 42,4
40 VINA OKTAVIA 132 37 3,7 48,8
41 WIRYA SAPUTRA 117 40 4 46,8
42 YUNIAR KUSUMA WARDANI 196 35 3,5 68,6
Jumlah KM 3319,23
Rata-rata KM 85,1
51
Data dari tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil tes
keterampilan membaca cepat mencapai nilai 85,1. Hal tersebut mengandung arti
bahwa kemampuan membaca cepat siswa/i kelas VII B SMPN 2 Cikarang Barat
termasuk dalam kategori lambat. Dari 39 siswa/i yang mengikuti tes dalam
penelitian ini, untuk kategori sangat cepat dengan rentang nilai >120 dicapai oleh
6 orang atau sebesar 15,3% dan kategori cepat dengan rentang nilai 90-119
dicapai oleh 7 orang atau sebesar 17,9%. Untuk kategori lambat dengan rentang
nilai 60-89 berhasil dicapai oleh 13 orang atau sebesar 33,3%. Untuk kategori
sangat lambat dengan rentang nilai <59 berhasil dicapai oleh 13 orang atau
sebesar 13,3% dari jumlah keseluruhan siswa/i. Hasil tersebut adalah kemampuan
siswa/i SMPN 2 Cikarang Barat Kelas VII B dengan hasil pemahaman dan latihan
soal yang diberikan.
Tabel 4.9
Hasil Tes Kemampuan Membaca Cepat yang Disertai Pemahaman Isi
Kelas VII C
No NAMA
kecepatan
membaca
permenit
(KPM)
perolehan tes
yang dapat
dijawab dengan
benar
presentase
pemahaman
isi
kecepatan
membaca
dengan
pemahaman
isi (KM)
1 MOH. FAJAR KHOERIHI A A A A
2 ABDUL 115 45 4,5 51,7
3 AFNI UMMAMI 180 40 4 72
4 ALESSANDRI ALVARO A A A A
5 ALVA RIZAL 110 40 4 44
6 ALVIN HIDAYAT 59 20 2 11,8
7 AMELIA PUTRI 219 45 4,5 98,5
8 ARIF AHMAD SANI 185 85 8,5 157
9 ARTI LAMBANG MUSTIKA 126 60 6 75,6
10 ASEP ABDUL ROHMAN A A A A
11 AZKA AURA SALSABILA 150 45 4,5 67,5
12 BONARDO JONATHAN MANIK 230 45 4,5 103,5
52
A: ALPHA S: SAKIT I: IZIN
13 DHEA NATALIA 187 75 7,5 140
14 DHETA WIJAYA 214 35 3,5 75
15 DHIETA AULIA MAHARANI 140 65 6,5 91
16 DINDA DWI NASTITI 269 52 5,2 139,8
17 ERIKA FAKHIRA RISMANSYAH 117 90 9 105
18 FARHAN AL FIANSYAH A A A A
19 FATAH NUR ROHMAN S S S S
20 FAUZAN AZMI FADHILAH 343 55 5,5 188,6
21 FURQON KHOIRUDIN 183 40 4 73,2
22 HALDI SADDAM 107 22 2,2 23,5
23 IKA ANGGUN FITRI YULIANTI 132 90 9 118
24 ILHAM MAULANA 165 75 7,5 123,7
25 INTAN SALSABILA 115 95 9,5 109
26 ISA RIZKIA MALIK 126 44 4,4 55,4
27 JAKA LESMANA 185 45 4,5 83,2
28 JONATAN SALOM PARASIAN
DONGARAN 179 40 4 71,6
29 LILIS ARISKA 250 22 2,2 55
30 MARIO REZA 106 30 3 31,8
31 MUHAMMAD TAUFIK HIDAYAT 150 65 6,5 97,5
32 MUHAMMAD FIRZI 123 42 4,2 51,6
33 MUHAMMAD PHALA PERDANA 181 37 3,7 66,9
34 NINDA AULIYA RAHMAN 209 35 3,5 73,1
35 NUR SABILA 142 36 3,6 51,1
36 PIRMANSYAH 141 55 5,5 77,5
37 PRAYUGO NITIS PAMBAGYO 175 50 5 87,5
38 PUSPITA KOMALA DEWI 160 40 4 64
39 PUTRI KINANTI RAHAYU 267 77 7,7 205,5
40 RENALDY DARMAWAN 175 65 6,5 113,7
41 RIKA ANJANI 192 55 5,5 105,6
42 SYIFANI AULIA 178 10 1 17,8
43 WARDAH CITRA AMBAR ARUM
WAHONO 275 65 6,5 178,7
44 WULAN RAHMAWATI 190 35 3,5 66,5
Jumlah KM
3422,4
Rata-rata KM
87,7
53
Tabel 4.10
Katagori Kemampuan Membaca Cepat yang Disertai Pemahaman Isi
No Rentang Nilai Katagori Jumlah presentase
1 >120 kpm Sangat Cepat 7 orang 17,9%
2 90-119 kpm Cepat 9 orang 23,07%
3 60-89 kpm Lambat 14 orang 35,8%
4 <59 kpm Sangat Lambat 9 orang 23,07%
Total 39 orang 100%
Data dari tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil tes
keterampilan membaca cepat mencapai nilai 87,7. Hal tersebut mengandung arti
bahwa kemampuan membaca cepat siswa/i kelas VII C SMPN 2 Cikarang Barat
termasuk dalam kategori Lambat. Dari 39 siswa/i yang mengikuti test dalam
penelitian ini, untuk kategori sangat cepat dengan rentang nilai >120 dicapai oleh
7 orang atau sebesar 17,9% dan kategori cepat dengan rentang nilai 90-119
dicapai oleh 9 orang atau sebesar 23,07%. Untuk kategori lambat dengan rentang
nilai 60-89 berhasil dicapai oleh 14 orang atau sebesar 35,8%. Untuk kategori
sangat lambat dengan rentang nilai <59 berhasil dicapai oleh 9 orang atau sebesar
23,07% dari jumlah keseluruhan siswa/i. Hasil tersebut adalah kemampuan
siswa/i SMPN 2 Cikarang Barat Kelas VII C dengan hasil pemahaman dan latihan
soal yang diberikan.
Dari data yang disajikan dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca
cepat yang disertai isi pemahaman pada kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat
dalam pada kategori lambat sebagian besar siswa/i berkemampuan 60-80 kpm
adapun rata-rata yang diperoleh 86,4 KM. Sedangkan, kategori normal untuk
54
kecepatan dan kemampuan membaca untuk tingkat SMP seharusnya 140–175
kpm.
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan banyak faktor penyebab
yang mempengaruhi kemampuan membaca cepat di SMPN 2 Cikarang Barat.
Faktor pertama kurangnya kemampuan membaca cepat pada siswa/i kelas VII
SMPN 2 Cikarang Barat adalah faktor suara. Para siswa/i sebagian besar masih
mengeluarkan suara dalam membaca. Dengan membaca bersuara akan
mempengaruhi pemahaman dalam isi teks. Faktor kedua kurangnya siswa/i
melakukan tes kecepatan membaca. Bahkan ada beberapa siswa/i yang ketika
penelitian ini dilakukan belum pernah melakukan tes kecepatan membaca. Faktor
ketiga kurangnya siswa/i dalam memahami isi teks. Padahal pemahaman isi
sangat mempengaruhi kemampuan membaca cepat siswa/i. Faktor keempat
tentang penilaian terhadap pemahaman hasil bacaan. Guru telah memberikan
penghargaan terhadap usaha siswa/i memahami isi bacaan teks dengan penilain
yang diberikan kepada siswa/i jika benar dan sesuai isi teks nilainya 10, jika
hanya tepat dan siswa/i menjawab 70% nilainya 8, jika hanya bisa menjawab 50%
nilainya 5, dan jika salah menjawab namun siswa/i berusaha nilainya 2. Dari hasil
penelitian masih banyak siswa/i yang mengkosongkan jawaban. Ini terjadi
kurangnya rasa percaya diri terhadap siswa/i dalam menjawab tes pemahaman
dalam membaca cepat. Padahal guru menghargai setiap jawaban yang diberikan
siswa/i.
Tabel 4.11
Data table pengujian hipotesi menggunakan rumus korelasi pada
kelas VII B SMPN 2 Cikarang Barat
siswa/i ke X Y Xy
1 57 90.6 5164.2 3249 8208.36
2 45 68.8 3096 2025 4733.44
3 45 78.7 3541.5 2025 6193.69
4 22 45.5 1001 484 2070.25
5 25 54.5 1362.5 625 2970.25
55
6 42 56.7 2381.4 1764 3214.89
7 27 120 3240 729 14400
8 48 59 2832 2304 3481
9 65 111.8 7267 4225 12499.2
10 55 101.2 5566 3025 10241.4
11 50 99.5 4975 2500 9900.25
12 63 160 10080 3969 25600
13 40 70 2800 1600 4900
14 63 77.4 4876.2 3969 5990.76
15 75 187.5 14062.5 5625 35156.3
16 58 111.3 6455.4 3364 12387.7
17 30 61 1830 900 3721
18 37 49.2 1820.4 1369 2420.64
19 52 142.4 7404.8 2704 20277.8
20 40 79.2 3168 1600 6272.64
21 65 165.1 10731.5 4225 27258
22 40 49.2 1968 1600 2420.64
23 30 59.1 1773 900 3492.81
24 46 96.1 4420.6 2116 9235.21
25 30 31.5 945 900 992.25
26 33 47.1 1554.3 1089 2218.41
27 65 120.9 7858.5 4225 14616.8
28 40 80 3200 1600 6400
29 62 156.8 9721.6 3844 24586.2
30 45 77.8 3501 2025 6052.84
31 45 137.2 6174 2025 18823.8
32 17 32.1 545.7 289 1030.41
33 20 51.8 1036 400 2683.24
34 63 92 5796 3969 8464
35 47 91.6 4305.2 2209 8390.56
36 20 42.4 848 400 1797.76
37 37 48.8 1805.6 1369 2381.44
38 40 46.8 1872 1600 2190.24
39 35 68.6 2401 1225 4705.96
N=39 1719 3319.2 163380.9 84065 342380.2
56
Hal yang bisa diketahui berdasarkan pada soal maupun tabel di atas adalah:
N=39 Y= 163380,9 =1719 =3319,2 =84065 =342380,2
Setelah kita inventarisir seluruh faktor yang diperlukan dalam rumus
Korelasi Product Moment dengan Angka Kasar, maka angka-angka tersebut kita
masukkan dalam rumus di bawah ini. Dengan demikian, maka hasil perhitungan
Korelasi Product Moment dengan Angka Kasar sebagai berikut:
( )( )
√( ( ) ( ( ) )
√( )( )
= 0,7663
= 0,77
Korelasi positif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati +1. Ini
berarti bahwa setiap setiap kenaikan skor/nilai pada variabel X akan diikuti
dengan kenaikan skor/nilai variabel Y. Sebaliknya, jika variabel X mengalami
penurunan, maka akan diikuti dengan penurunan variabel Y.
Dari perhitungan di atas diperoleh sebesar 0,77, ini menunjukkan
terdapat hubungan searah. Dan sebesar 0,77 berada di antara 0,600 s/d
0,800. Berdasarkan pedoman yang telah dikemukakan dapat dinyatakan bahwa
korelasi antara variabel X dan variabel Y tergolong tinggi/kuat. Dengan
demikian dapat dikemukakan bahwa hubungan antara kemampuan membaca
cepat yang dicapai dengan pemahaman isi yang dicapai kelas VII SMPN 2
Cikarang Barat kelas VII B adalah tinggi/kuat.
57
Tabel 4.12
Data tabel pengujian hipotesi menggunakan rumus korelasi pada kelas VII C
SMPN 2 Cikarang Barat
siswa/i ke X Y xy
1 45 51.7 2326.5 2025 2672.89
2 40 72 2880 1600 5184
3 40 44 1760 1600 1936
4 20 11.8 236 400 139.24
5 45 98.5 4432.5 2025 9702.25
6 85 157 13345 7225 24649
7 60 75.6 4536 3600 5715.36
8 45 67.5 3037.5 2025 4556.25
9 45 103.5 4657.5 2025 10712.3
10 75 140 10500 5625 19600
11 35 75 2625 1225 5625
12 65 91 5915 4225 8281
13 52 139.8 7269.6 2704 19544
14 90 105 9450 8100 11025
15 55 188.6 10373 3025 35570
16 40 73.2 2928 1600 5358.24
17 22 23.5 517 484 552.25
18 90 118 10620 8100 13924
19 75 123.7 9277.5 5625 15301.7
20 95 109 10355 9025 11881
21 44 55.4 2437.6 1936 3069.16
22 45 83.2 3744 2025 6922.24
23 40 71.6 2864 1600 5126.56
24 22 55 1210 484 3025
25 30 31.8 954 900 1011.24
26 65 97.5 6337.5 4225 9506.25
27 42 51.6 2167.2 1764 2662.56
28 37 66.9 2475.3 1369 4475.61
29 35 73.1 2558.5 1225 5343.61
30 36 51.1 1839.6 1296 2611.21
58
31 55 77.5 4262.5 3025 6006.25
32 50 87.5 4375 2500 7656.25
33 40 64 2560 1600 4096
34 77 205.5 15823.5 5929 42230.3
35 65 113.7 7390.5 4225 12927.7
36 55 105.6 5808 3025 11151.4
37 10 17.8 178 100 316.84
38 65 178.7 11615.5 4225 31933.7
39 35 66.5 2327.5 1225 4422.25
N= 39 1967 3422.4 197969.3 114941 376423.4
Hal yang bisa diketahui berdasarkan pada soal maupun tabel di atas adalah:
N=39 Y=197969,3 =1967 =3422,4 =114941 =376423,4
Setelah kita inventarisir seluruh faktor yang diperlukan dalam rumus
Korelasi Product Moment dengan Angka Kasar, maka angka-angka tersebut kita
masukkan dalam rumus di bawah ini. Dengan demikian, maka hasil perhitungan
Korelasi Product Moment dengan Angka Kasar sebagai berikut:
( )( )
√( ( ) ( ( ) )
√( )( )
= 0,732
= 0,73
Korelasi positif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati +1. Ini
berarti bahwa setiap setiap kenaikan skor/nilai pada variabel X akan diikuti
dengan kenaikan skor/nilai variabel Y. Sebaliknya, jika variabel X mengalami
penurunan, maka akan diikuti dengan penurunan variabel Y.
59
Dari perhitungan di atas diperoleh sebesar 0,73, ini menunjukkan
terdapat hubungan searah. Dan sebesar 0,73 berada di antara 0,600 s/d
0,800. Berdasarkan pedoman yang telah dikemukakan dapat dinyatakan bahwa
korelasi antara variabel X dan variabel Y tergolong tinggi/kuat. Dengan
demikian dapat dikemukakan bahwa hubungan antara kemampuan membaca
cepat yang dicapai dengan pemahaman isi yang dicapai kelas VII SMPN 2
Cikarang Barat kelas VII C adalah tinggi/kuat.
60
BAB V
A. Simpulan
Dari data yang disajikan dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca
cepat yang disertai isi pemahaman pada kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat
pada kategori lambat 60-80 kpm dengan rata-rata 86,4 Kpm.
Dari 78 siswa/i kelas VII SMPN 2 Cikarang Barat Tahun Pelajaran 2015-
2016 yang mengikuti test kemampuan membaca cepat yang disertai isi
pemahaman pada kategori sangat cepat dengan rentang nilai >120 dicapai oleh 13
orang atau sebesar 16,6%, untuk kategori cepat dengan rentang nilai 90-119
dicapai oleh 16 orang atau sebesar 20,5%, untuk kategori lambat dengan rentang
nilai 60-89 dicapai oleh 27 orang atau sebesar 34,6%, dan untuk kategori sangat
lambat dengan rentang nilai <59 dicapai oleh 22 orang atau sebesar 28,2%. dari
jumlah keseluruhan siswa. Hasil tersebut adalah kemampuan siswa/i SMPN 2
Cikarang Barat Kelas VII dengan hasil pemahaman dan latihan soal yang
diberikan.
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan banyak faktor penyebab
yang mempengaruhi kemampuan membaca cepat di SMPN 2 Cikarang Barat.
Faktor pertama faktor suara. Faktor kedua kurangnya siswa/i melakukan tes
kecepatan membaca. Faktor ketiga kurangnya siswa/i dalam memahami isi teks.
faktor keempat tentang penilaian terhadap pemahaman hasil bacaan. Guru telah
memberikan penghargaan terhadap usaha siswa/i memahami isi bacaan teks
dengan penilain yang diberikan kepada siswa/i jika benar dan sesuai isi teks
nilainya 10, jika hanya tepat dan siswa menjawab 70% nilainya 8, jika hanya bisa
menjawab 50% nilainya 5, dan jika salah menjawab namun siswa berusaha
nilainya 2. Dari hasil penelitian masih banyak siswa/i yang mengkosongkan
jawaban. Ini terjadi kurangnya rasa percaya diri terhadap siswa/i dalam menjawab
tes pemahaman dalam membaca cepat. Padahal guru menghargai setiap jawaban
yang diberikan siswa/i.
61
Dari perhitungan yang didapat untuk menguji hipotesis menggunakan
rumus statitiska korelasi pearson diperoleh sebesar 0,77 dan 0,73 pada
kelas B dan kelas C di SMP N 2 Cikarang Barat, ini menunjukkan terdapat
hubungan searah. Dan sebesar 0,77 dan 0,73 berada di antara 0,600 –
0,800. Berdasarkan pedoman yang telah dikemukakan dapat dinyatakan bahwa
korelasi antara variabel X dan variabel Y tergolong tinggi/kuat. Dengan
demikian dapat dikemukakan bahwa hubungan antara kemampuan membaca
cepat yang dicapai dengan pemahaman isi yang dicapai kelas VII SMP N 2
Cikarang Barat kelas VII C adalah tinggi/kuat. Berdasarkan hasil penelitian,
analisis, pembahasan pada bab IV, serta simpulan yang diperoleh, maka, saran
yang diberikan yaitu: agar lebih ditanamkan lagi rasa dan minat baca siswa/i,
dilakukanya latihan terhadap siswa/i dalam membaca cepat, dan perbanyak lagi
bahan untuk bacaan siswa/i SMPN 2 Cikarang Barat
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, analisis, pembahasan pada bab IV, serta
simpulan yang diperoleh, maka, saran yang diberikan yaitu: agar lebih ditanamkan
lagi rasa dan minat baca siswa/i, dilakukanya latihan terhadap siswa/I dalam
membaca cepat, dan perbanyak lagi bahan untuk bacaan siswa/I SMPN 2
Cikarang Barat
DAFTAR PUSTAKA
Alek A S & H. Achmad H.P. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010.
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2013
As-Sirjani, Raghib dan Al-Madari Amir. Spiritual Reading Hidup lebih Bermakna
dengan Membaca. Solo: aqwam. Cet ke-1. 2007.
Bungin, M. Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,dan
Kebijakan Publik, serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana, Cet k-4.
2009.
Fairbairn, Gavin J. dan Fairbairn, susan A. Reading at University a Guide For
Student, Jakarta: Indeks. 2005.
Gulo, W. Metodologi Penelitian, Jakarta : Gramedia. Cet ke-6. 2010.
Hanafi, Abdul Halim,. Metode Penelitian Bahasa untuk Penelitian, Tesis, dan Disertasi,
Jakarta: diadit media press. 2011.
Haryadi, Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Mahasiswa Jurusan BSI UNNES
dengan Perkulihan Berbasis Latihan Berjenjang dan Pengalaman, semarang :journal
Kasuriyanta, Budinuryanta, dan Koermen, Imam. Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. 2008.
Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Jakarta: Pustaka Utama. 2008.
Lembar kerja siswa, smp bahasa indonesia VII/ smt genap, hlm 26
Maleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007.
Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif. Depok: Rajagrafindo Persada. 2012.
Rahim, Farida. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara. 2007.
Saddhono, Kundharu, Slamet, St. Y. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Bandung: karya putra darwati. Cet ke-1. 2012.
Saebani, Beni Ahmad. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia. Cet ke-1. 2008.
Schmoker, Mike. Menjadi Guru yang Efektif. Jakarta: Gelora Aksara Pratama. 2012.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Syamsudin AR, M.S. dan Damaianti,Vismaia S. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa,
Bandung : Remaja Rosdakarya, Cet ke 4 2011
Tampubulon, D.P , kemampuan membaca teknik membaca efektif dan efisien, Bandung :
Angkasa. Edisi revisi. 2008.
Tarigan, Djago dkk. Pendidikan Keterampilan Bahasa. Jakarta: Universitas
Terbuka. Cet ke-17. 2005.
Tarigan, Henry Guntur. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa. 2008.
__________. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa. 2008.
__________. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa, 2008
___________.Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa. 2008
UJI REFERENSI
Nama : Ahmad Rizky
Nim : 1111013000030
Judul Skripsi : KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT KELAS VII DI SMP NEGRI
2 CIKARANG BARAT TAHUN AJARAN 2015/2016
No Referensi No Halaman Paraf Footnote Skripsi Pembimbing
Bab I ~---
.
1. Hemy Guntur Taringan, Menyimak Sebagai 1, 2 1, 1
I Suaru Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2008
2. Henry Guntur Taringan, Berbicara Sebagai 3 1 YA Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung:
Angkasa, 2008 .
3. Hemy Guntur Taringan, Menu/is Sebagai 4 2 /// Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2008
4. Harimurti K.ridalaksana. Kamus Linguistik. 5 2 'f Jakarta: Pustaka Utama, 2008
5. Farida Rahim, Pengajaran Membaca di 6 2 I ef
Sekolah Dasar, Jakarta : Bumi Aksara, 2007 6. Henry Guntur Taringan, Membaca Sebagai 7,9 3,4 f/ Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung:
Angkasa, 2008 7. Mike sclunoker, menjadi Guru yang Efektif, 8 3 / jakarta: gelora aksara pratama 2012
I
8. Dr. Raghib As-Sirjani dan Amir Al-Madari, 10 5
I Spiritual Reading Hidup lebih Bermakna dengan Membaca, solo: aqwam, 2007 cetakan l
Bab II
9. Alek AS & H. Achmad H.P, BAHASA 1, 6, 10 10, 13, 19
I JNDONESIA untuk PERGURUAN TJNGGJ, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010
10. Henry Guntur Taringan, Membaca Sebagai 2 10 I Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung:
Angkasa, 2008
11. Harimurti Kriclalaksana. Kamus Linguistik. Jakarta: Pustaka Utama, 2008
12. Gavin J. fairbaim clan susan A. Fairbairn, READING AT UNIVERSITY A GUIDE FOR STUDENT, Jaka11a: Jndeks 2005
13. Kundharu Saddhono, St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia, Bandung: Karya Putra Darwati, 2012 cet 1
14. Budinuryanta, Kasuriyanta, Imam Koermen, PENG AJA RAN KETERAMP !LAN BERBAHASA, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008
15. Dr. Raghib As-Sirjani dan Amir Al-Madari, Spiritual Reading Hidup lebih Bermakna dengan Membaca, solo: aqwam, 2007 cetakan 1
16. Djago Tarigan dkk, PENDIDIKAN KETERAMPILAN BAHASA, Jaka11a: Universitas Terbuka, 2005 cet 17
3
4
5,8
7
9, 12
11
17. D.P Tampubolon, kemampuan membaca 13 teknik membaca efektifdan efisien, Bandung : An kasa 2008 edisi revisi
18. Haryadi, PENINGKATAN 14 KETERAMPILA.N MEMBACA CEPAT M4HASJSWA JURUSAN BS! UNNES DENGAN PERKULJAHAN BERBASIS LATIHAN BER.JEN.JANG DAN P ENGALAJ.1AN, semaran : · ournal,
19. W. Gulo, METODOLOGI PENELITIAN, 15, 19 Jakarta: Gramedia 2010 cet keenam
20. Prof. Dr. Suharsimi MANAJEMEN P ENELITL4N, Rineka Cipta 2013
Arikunto, Jakarta
21 . Drs. Beni Ahmad Saebnani, METODE PENELITIAN, Bandung: Pustaka Setia Bandung 2008 cet 1
Bab III
22. W. Gulo, METODOLOGJ PENELITIAN, Jakarta: Grarnedia 20 IO cet keenam
16, 18
17
1
10
11
] 1, 1 s
14
15,22
22
25
26
26,27
26,27
26
32
23. Drs. Beni Ahmad Saebnani, Jv!ETODE P ENELITIAN, Bandung: Pustaka Setia 2008 cet 1
24. Prof. Dr. Suharsimi Ariklmto, MANAJEMEN PENELITIAN, Jakarta: Rineka Cipta 2013
25. M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,dan KebUakan Publik, serta llmu-ilmu Sosial lainnya, Jakarta: Kencana, 2009 Cet. 4
26. Prof Dr. Syamsudii1 AR, M.S. dan Dr Vismaia S. damaianti, M.Pd. metode penelitian pendidikan bahasa, bandung: Remaja Rosdakarya 2011 cet ke 4
27. Nanang Maitono, lvfetode Penelitian Kuantitatif, depok: Rajagrafindo Persada 2012
28. Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metodc penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
29. Dr. Abdul Halim Hanafi, M.Ag. metode penelitian bahasa untuk penelitian, tesis, dan disertasi. jakarta: diadit media press 2011
30. Prof.Dr.Lexy J. Maleong, M.A. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA,2007
31. D.P Tampubolon, kemampuan membaca teknik membaca efektif dan ejisien, Bandung : Angkasa 2008 edisi revisi
32. Lembar kerja siswa, smp bahasa indonesia VIII smt genap
2, 3, 6, 14
4, 9, 10, 11
5
7
8
12 •
13
15
16
17
32, 33, 33, 36
33, 34, 34,
35
33
34
34
35
36
36
39
41
..
,.. ..
m KEMENTB~IAN AGAMA No. Dokumen FITK-FR-AKD-081
UINJAKARTA FORM (FR) Tgl. Terbit 1 Maret 2010 •
FITK No. Revisi: 01 JI. Ir. 1-1. Juanda No 95 Ciputat 15412 Jnclones/a Hal 1/1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Un.O l /F.1/KM.Ol.3/.3.1~.~- - ./2014 Lamp.
Jakarta, 2/12/2014
Hal : Bimbingao Skripsi
Kepada Yth.
Nuryati Djihadah, M.Pd Pembimbing Skripsi Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakai1a.
Assalamu 'alaikum wr. wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing VII (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Nama : Ahmad Rizky
NIM : 1111013000030
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Semester : VII (Tujuh)
Judul Skripsi : Meningkatkan Sikap Bahasa di SMPN 13 Kota Bekasi
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 1 Desember 2014 , abstraksiloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional padajudul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesaj dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bu Ian berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'alaikum wr. wb.
ia
Tembusan: l. Dekan FITK 2. Mahasiswa ybs.
·-
•1 I . )'
~ KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen
UIN JAKARTA FORM (FR) Tgl. Terbit
FITK No. Revisi: JI. Ir. H. Juanria No 95 Clpulal 1!i412 Indonesia Hal
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN -
Nomor: Un.01/F1/KM.01.3/.~~2016 Lamp. : Outline/Proposal Hal : Pennohonan lzin Peneljtian
l<epada Yth.
Kepala Sekolah SMP N 2 Cikarang Barat di Tempat
Assalamu'alaikum wr. wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nam a : Ahmad Rizky
NIM : 1111013000030
Jakarta, 09 mei 2016
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Semester : 1 Cl (sepuluh)
FITK-FR-AKD-082
1 Maret 2010
01
1 /1
Judul Skripsi : KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT KELAS VII DI SMP N 2
CIKARANG BARAT TAHUN AJARAN 2015/2016
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
~~~.._!Bahasa dan Sastra Indonesia
"""LIVV'I, ~ ~
Tembusan: 1. Dekan FITK ! 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
PEllERINTAH KABUPATEN BEKASI
DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 2 CIKARANG BARAT
.JLDeu1'elllpmmd~BuatBebll 17M1 Telepeal.21~
Nomor: 074/218 .113/Disdik.08/2016
Hal : Pemberian Jzin Penelitian
Kepada
Yth. An. Dekan
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
di
Jakarta
Sehubungan dengan surat permohonan Saudara Nomor Un.Ol/Fl/KM.01.3/758/2016
tanggal 09 Mei 20 t 6 tentang Permohonan Izin Penelitian :
Nama : Ahmad Rizky
NIM : 1111013000030
Jurusan
Semester
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
: 10 (sepuluh)
Dengan ini disampaikan bahwa kami memberikan izin kepada mahasiswa tersebut untuk
mengadakan penelitian di sekolah kami, dan yang bersangkutan telah melaksanakan kegiatan
tersebut dari tanggal 16 sld 20 Mei 20 t 6, dalam rangka penyusunan Skripsi.
Demikian smat keterangan ini karni buat dengan sebenarnya ..
RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Negeri 2 Cikarang Barat
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/1
Standar Kompetensi : 3. Memahami ragam teks nonsastra dengan
bl!rbagai cara ml!mbac;1.
KompE:tensi Dasar : 3.1 Menyimpulkan isi bacaan setelab membaca
lndikator
Alokasi waktu
cepat 200 kata per menit.
1. Mampu menemukan pokok-pokok pikiran
dari bacaan melalui membaca cepat.
2. Mampu menjawab dcngan benar 75 % dari
jumlah pertanyaan yang disediakan.
3. Mampu menyimpulkan isi bacaan dengan
cara merangkai pokok~pokok bacaan.
: 2x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran
I. Siswa mampu menemukan pokok-pokok pikiran dalam bacaan.
2. Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan benar 75 % dari
jumlah pertanyaan yang disediakan.
1
3. Mampu menyimpulkan isi bacaan dengan cara merangkai pokok
pokok pikiran dalam bacaan.
B. Materi Pembelajaran
1. Menemukan pokok-pokok pikiran dari bacaan.
2. Menjawab pertanyaan bacaan
3. Menyimpulkan isi bacaan
C. Metode Pembelajaran
l. Metode Latihan
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awai
a. Salah satu siswa diberi kesempatan untuk mernbaca teks yang
disediakan guru untuk dibaca secara cepat.
b. Guru dan siswa bertanya jawab tentang kesalahan cara
membaca cepat siswa penampil.
c. Guru menyampaikan apersepsi mengenai pentingnya membaca
cepat
2. Kegiatan Inti
a. Siswa membaca bacaan yang terdiri atas 200 kata atau
kelipatannya secara cepat.
b. Siswa menghitung jumlah kata yang dibaca dalam waktu yang
dibatasi.
c. Siswa menghitung kecepatan membaca dengan rurnus tertentu
untuk mengetahui kategori kecepatan membacanya (rendah,
sedang atau tinggi).
d. Siswa menjawab pertanyaan
bacaan.
yang berhubungan dengan
e. Siswa menemukan pokok-pokok pikiran dalam bacaan.
2
f. Siswa merangkai pokok-pokok pikiran dalam satu paragraf.
g. Siswa menyimpulkan isi bacaan.
3. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri mcmbuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
b. melakukan penilaian dan/atau reflcksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan sccara konsistcn dan tcrprogram;
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran; -
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan kouseling
dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
e. menyampaikan rencana pembe!ajaran pada pertemuan
berikutnya.
E. Sumber Belajar
1. Stopwatch/jam/HP
2. Buku Bahaasa Indonesia Piranti
3. LKS Ratih
F. Penilaian
1. Teknik : Tes Unjuk Kc1ja
2. Bentuk Intrumen : Uji Petik Ke1ja Prosedw· dan Produk
3. Intrumen Penilaian :
3
Nama
Kelas
Sekolah
Teks Biografi yang akan menjadi tcks bacaan dalam membaca
cepat
Bachrudin Jusuf Habibi
Presiden ketiga Republik Indonesia, Bachrudin Jusuf Habibi, lahir
di Pare-pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau mernpakan anak
keempat dari delapan bersaudara, dati pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie
dan RA. Tuty Marini Puspowardojo. Habibi menikah dengan Hasri Ainun
Habibi pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra, yaitu
llham Akbar dan Tharrq Kemal.
Masa kecil Habibi dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-pare
Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan
Habibi sejak anak-anak. Habibi yang punya kegemaran menunggang k:uda
ini harus kehilangan bapakanya yang mcninggal durua pacla 3 september
1950 karena terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya
meninggal, Habibi pindah ke Bandung untuk menuntut ilmu di
Gohuvernments Middlebare School. Di SMA, prestasi beliau mulai
tampak menonjol terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibi
menjadi sosok favorit di sekolalmya.
Setelah tamat SMA di Bandung tahun 1954, beJiau masuk
Universitas Indonesia di Bandung (sekarang JTB). Beliau mendapat gelar
diploma dari Techinsche Hochschule, di Jerman, tahun 1960, yang
kemu<lian mendapat gelar doktor dari tcmpat yang sama pada tahun 1965.
Habibi menikah pada tahun 1962, clan dikaruniai dua orang anak.
Tahun 1967, beliau menjadi profesor kehormatan (guru besar) pada ITB
(Institut Teknologi Bandung).
4
Banyak langkah Habibi dikagumi, penuh kontroversi, namun tak
sedikit pula yang tak sepedapat dengannya. Setiap kali, peraih
penghargaan bergengsi, Theodore van Karman Award, itu kembali dari
habitatnya Jennan beliau selalu menjadi berila.
Habibi hanya setahun kuliah di lTB, kemudian l 0 tahun beliau
kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawal terbang di jerman
dengan predikat sumacamloud. Lalu, beliau bekerja di industri pesawat
terbang terkemuka MBB GMBH Jerman, sebelum memenuhi panggilan
presiden Soeha110 untuk kemabali ke indonesia.
Di Indonesia, selama 20 tahun H:ibibi mcnjabat Menteri Negara
Ristek/ kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN industri strategis,
d1pilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan di sumpah oleh ketua
Mahkamah Agung menjadi presiden RI menggangtikan Socha110.
Soeharto menyerahkan jabatan presidcn itu kepada Habibi
berdasarkan pasal 8 UUD I 945. Sampai akhimya Habibi dip&ksa pula
lengser akibat referendum Timor-timor yang memilih merdeka. Pidato
pe11anggung jawabanya di tolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi
warga negara biasa, kembali pula hijrah untuk bcrmukim di Jerman. 1
Jumlah kata permenit: ....... KPM
1 Lembar kerja siswa, smp bahasa indonesia VII/ smt genap, him 26
s
Pertanyaan.
I. Kapan dan dimana BJ Habibi dilahirkan?
Jaw ab:
2. Apa yang menjadi kegemaran BJ habibi?
Jaw ab:
3. Kapan BJ Habibi kehilangan Bapaknya?
Jaw ab:
4. Berapajumlah anak dari BJ habibi?
Jawab:
5. Siapa nama Istri dari BJ habibi?
Jaw ab:
6. Siapa nama orang tua BJ habibi?
Jaw ab:
7. Apa yang menjadi penyebab BJ habibi lengser dari jabatanya sebagai Presiden?
Jaw ab:
8. Bera.pa tahun BJ Habibi menjabat sebagai menteri negara ristek/kepala BPPT?
.Tawab:
9. Kapan dan dari mana BJ habibi mendapatkan gelar diploma dan doktor?
Jawab:
10. Sebutkan 2 nama anak BJ habibi?
Jawab:
6
T b I 3 K 't . P 'I . M a e ri er1a em aian b S IL t'h en.1awa oa a I an
No Aspek Penilaian Deskriptif Skor Katagori
1 Pemahaman Sesuai dengan teks dan 10 Tep at
tentang teks bacaan tepat T epat namun siswa hanya
8 Tepat tidak
menjawab 70% Jengkap Hanya bisa menjawab 5 Kurang tepat 50%
Berusaha Salah menjawab namun
2 menjawab
siswa berusaha I-~
namun tidak tepat
Tidak berusaha sama 0
Tidak st:kali mt:njawab menjawab
Untuk menghitung KM seseorang dapat menggunakan rnmus seperti di bawah ini:
Kemampuan membaca = KM
Jumlah kata per menit = KPM
Jumlah kata dalam bacaan =KB
Jumlah sekon membaca = SM
Persentase pemahaman isi = PI
Rumus tersebut ialah:
KM= KB x PI
SM: 60 100
Contoh : KB = 500
SM= 120
PI = 70
Maka KM = 500 x 70 = 175 KM
120: 60 100
7
Tingkat SD : 200 kpm
Tingkat SMP : 200 - 250 kpm
Tingkat SMA : 250 - 350 kpm
Tingkat PT : 350 - 400 kpm
Jika harus disertai pemahaman isi bacaan minimal 70%, maka KM-nya sbb:
Tingkat SD : 200 x 70% = 140 kpm
Tingkat SMP: 200 - 250 x 70% = 140- 175 kpm
Tingkat SMA : 250 - 350 x 70% = 175 - 245 kpm
Tingkat PT : 350 - 400 x 70% = 245 - 280 kpm
Tab 11 R t N'l ' K t e . en ang I aI a egon eteramp1 an em aca 'K 'I M b C epat untu
No Rentang Nilai
1 >120 kpm
2 90-119 kpm
3 60-89 kpm
4 <59kpm \
Mengetahui
Katagori
Sangat Cepat -
Cepat I Lamb at
Sangat Lambat
Bekasi, 09 ju11i 2016
Guru Mata Pelajaran
I
kMTS/SMP
Intan Dwi Olctavianti S.Pd
N1P 196803241997021001
8
Nama
Kelas
Sekolah
: M · l\f..h~an : \}\\ ~
: SY\ PN 2 6\JjkfO~ k~~
Teks Biografi yang akan rnenjadi teks bacaan dalam membaca ccpat
Bachrudin Jusuf Habibi
Presiden ke tiga republik Indonesia, Bachrudin Jusuf Habibi, lahi,r __
di pare-pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Bcliau merupakan anak
ke empat dari delapan bersaudara, dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie
dan RA. Tuty Marini Puspowardojo. Habibi menikah dengan Hasri Ainun
Habibi pada tanggal 12 mei 1962 ini di karuniai dua orang putra, yaitu
llham Akbar Habibi dan Thareq Kemal Habibi.
Masa kecil Habibi dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-pare
Sulawesi selatan. Sifat tegas bcrpegang pada prinsip telah ditunjukan
Habibi sejak anak-anak. Habibi yang punya kcgcmaran menw1ggang kuda
ini harus kehi langan bapakanya yang meninggal dunia pada 3 scptember
1950 karena terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya
meninggal, Habibi pindah kebandung untuk menuntut ilmu di I
Gohuvernments middlebare school. Di SMA, prestasi beliau mulai tampak
menonjol . terutama dalam pelajaran-pelajaran eksata. Habibi rnenjadi
sosok favorit di sekolahnya.
Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk
universitas indonesia di bandung (sckarang ITD). Deliau mendapat gelar
diploma dari tcchinsche hochschule, di j ennan, tahun 1960, yang
kemudian rnendapat gelar doktor dari tempat yang sama pada tahun 1965.
Habibi rnenikah pada tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak.,
Tahun 1967, beliau menjadi profesor kehonnatan (guru besar) pada
institut bandung.
Banyak langkah H abibi dikagumi, penuh kontroversi, namun tak
sedikit pula yang tak sepedapat denganya. Setiap kali, peraih penghargaan
bcrgengsi, theodore van karman award, itu kembali dari habitatnyajerman
beliau selalu menjadi berita.
Habibi hanya setahun kuliah di ITB bandung, kemudian 10 tahun
bcliau kuliah hingga meraih gelar cloktor konstruks i pesawat terbang di
jerman dengan predikat sumacamlo ud. Lalu, beliau bekerja di industri
pesawat terbang terkemuka mbb gmbh j erman, sebelum mcmenuhi
panggilan presiden Soeharto untuk kemabali ke indoncsia.
Di Indonesia, selama 20 tahun Habibi menjabat mcntri negara
ristek/ kepala BPPT, memimpin l 0 perusahaan BUMN industri strategis,
dipilih MPR mcnjadi Wakil Presiden RI, dan di sumpah oleh kctua
mahkamah agung menjadi presiden RI menggangtikan Soeharto.
Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibi
berdasarkan pasal 8 UUD 1945. Sampai akhimya Habibi dipaksa pula
lengser akibat referendum timor timor yang memilih merdeka. Pidato
pertanggung jawabanya di tolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi
warga negara biasa, kembali pula hijrah untuk bennukim di Jennan.
. v)\s Jumlah kata permerut : .. :J .. . KPM
. .
Pertanyaan.
1. Kapan dan dimana BJ Habibi dilahirkan?
r. lnLrlh I -, C \ uJt\ Jawab: ~· ~~?~ ~~ ~"'" · ~ \J
2. Apa yang mcnjadi kegernaran BJ habibi?
Jawab: ~\Yi\,~~ ~
3. Kapan BJ Habibi kehilangan Bapaknya?
Jawab: ~ ~ l~o
4. Berapa jumlah anak dari BJ habibi?
Jawab: ;i.
5. Siapa nama lstri dari BJ habibi?
Jawab:
6. Siapa nama orang tua BJ habibi?
Jawab:
\0
7. Apa yang mcnjadi penyebab BJ habibi lengser dari jabatanya sebagai Presiden?
Jawab:
8. Berapa tahun BJ Habibi menjabat sebagai menteri negara ristek/kepala BPPT?
Jawab:
9. Kapan dan dari mana BJ habibi mendapatkan gelar diploma dan doktor?
Jawab:
10. Sebutkan 2 nama anak BJ habibi?
Jawab: \\~l»T' \x,.¥-ti t hobib\t, ~ ~!;>.Yl)Jrll>O \0
Nama
Kelas
Sekolah
: kj I fa Vire 1 I :7B : } MP -i c d1-.~1M'"
Teks Biografi yang akan menjadi teks bacaan dalam membaca ccpat
Bachrudin Jusuf Habibi
Presiden ke tiga republik Indonesia, Bachrudin Jusuf Habibi, Jahir
di pare-pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak
ke empat dari delapan bersaudara, dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie
dan RA. Tuty Marini Puspowardojo. Habibi menikah dengan Hasri Ainun
Habibi pada tanggal 12 mei 1962 ini di karuniai dua orang putra, yaitu
Ilham Akbar Habibi dan Thareq Kemal Habibi.
Masa kecil Habibi dilalui bcrsama saudara-saudaranya di Pare-pare
Sulawesi scJatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukan
Habibi sejak anak-anak. Habibi yang punya kegemaran menunggang kuda
ini harus kehilangan bapakanya yang meninggal dunia pada 3 september
1950 karena terkena serangan jantung. Tak lama sctclah bapaknya
meninggal, Habibi pindah kebandung untuk menuntut ilmu di
Gohuvernments middlebare school. Di SMA, prestasi beliau mulai tampak
menonjol tcrutama dalam pelajaran-pelajaran eksata. Habibi menjadi
sosok favorit di sekolahnya.
Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, bcliau masuk
univcrsitas indoncsia di bandung (sekarang ITD). Deliau mendapat gelar
diploma dari techinsche hochschule, di jerman, tahun 1960, yang
kemudian mcndapat gelar doktor dari tempat yang sama pad a tahun l 965.
Habibi menikah pada tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak.
Tahun 1967, beliau menjadi profcsor kehonnatan, (guru besar) pada
institut bandung.
Banyak langkah Habibi dikagumi , penuh kontroversi, namun tak
sedikit pula yang tak sepedapat denganya. Setiap kali, peraih penghargaan
bergengsi, theodore van kannan award, itu kembali dari habitatnya jemrnn
beliau selalu menjadi berita.
Habibi hanya setahun kuliah di ITB bandung, kemudian 10 tahun
beliau kuliah hingga mcraih gelar doktor konstruks i pesawat terbang di
jennan dengan predikat sumacamloud. Lalu, beliau bekerja di industri
pesawat terbang terkemuka mbb gmbh je1111an, sebelum memenuhi
panggilan presiden Soeharto untuk kemabal i ke indonesia.
Di Indonesia, selama 20 tahun Habibi menjabat mentri negara
ristek/ kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN industri stratcgis,
dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan di sumpah oleh ketua
mahkamah agung menjadi presiden RI menggangtikan Soeharto.
Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibi
berdasarkan pasal 8 UUD 1945. Sampai akhimya Habibi dipaksa pula
lengser akibat referendum timor timor yang memilih merdeka. Pidato
pertanggung jawabanya di tolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi
warga negara biasa, kembali pula hijrah untuk bermukim di Jerman.
Jumlah kata permenit : .\ ~ ~ .. KPM
Pertanyaan.
L Kapan dan dimana BJ Habibi dilahirkan?
Jawab: ?S t Par--e .... pare < 2. Apu yang mcnjadi kegemaran BJ habibi?
Jawab:
3. Kapan BJ Habibi kehilangan Bapaknya?
Jawab: -b 3 ) 3
4. Berapa jumJah anak dari BJ habibi?
Jawab: a:d.V\ ~ \0 5. Siapa nama Istri dari BJ habibi?
Jawab: s:-1?~ /,\.\t\v(\ \ () 6. Siapa nama orang tua BJ habibi?
Jawab:
,--\OD
7. Apa yang menjadi penyebab BJ habibi lengscr darijabatanya sebagai Presiden?
Jawab:
8. Berapa tahun BJ Habibi mcnjabat sebagai menteri negara ristek/kepala BPPT?
Jawab: l ~ lo. It\ u I\
9. Kapan dan dari mana BJ habibi mendapatkan gelar d;ptoma dan doktor?
Jawab:
10. Sebutkan 2 nama anak BJ habibi?
Jawab: _ f"l--i ~ e1~M~ tl .tore q__ ha~ ;h,· - 1\\i\C\M ~ ~6Yj'~·, \ \)
c:tV~r>.\ "-
Na ma
Kclas
Sckolah
4~/::a Awa S'o1so/J)la
7c SMPl'f 1. CIK~IZAN<i CAf2Af
Teks Biografi yang akan menjadi teks bacaan dalam membaca cepat
Bachrudin Jusuf Habjbi
Presiden ke tiga republik Indonesia, Bachrudin Jusuf Habibi, lahir
di pare-pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak
ke empat dari delapan bersaudara, dan pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie
dan RA. Tuty Marini Puspowardojo. Habibi menikah dengan Hasri Ainun
Habibi pada tanggal 12 mei 1962 ini di karuniai dua orang putra, yaitu
Ilham Akbar Habibi dan Thareq Kemal Habibi.
Musa kccil Habibi dilalui bcrsama saudara-saudarnnya di Pare-pare
Sulawesi sclatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukan
Habibi sejak anak-anak. Habibi yang punya kegemaran menunggang kuda
ini harus kchi langan bapakanya yang mcninggal dunia pada 3 september
1950 karcna terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya
meninggal, Habibi pindah kebandung untuk menuntut ilmu di
Gohuvemments middlebare school. Di SMA, prestasi beliau mulai tampak
menonjol tcrutama dalam pelajaran-pelajaran eksata. Habibi menjadi
sosok favorit di sekolahnya.
Setelah tamat SMA di barn.lung tahun 1954, beliau masuk
universitas indoncsia.di bandung (seknn:mg ITB). Beliau mendapat gclar
diploma dari techinsche hochschulc, di jennan, lahun 1960. yang
kemudian mendapat gelar doktor dari tempat yang sama padn tahun 1965.
Habibi menikah pada tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak.
Tahun 1967, beliau me1\jadi profcsor kehormatan (gum bcsar) pada
institut bandung.
Banyak langkah Hab ibi dikagumi , penuh kontroversi, namun tak
sedikit pula yang tak sepedapat denganya. Setiap kali, peraih penghargaan
bergengsi~ theodore van kannan award, itu kcmbali dari habitatnya jennan
beliau selalu menjadi berita.
Habibi hanya setahun kuliah di ITB bandung, kemudian 10 tahun
heliau kuliah hingga mcrai h gelar doktor konstruksi pesawat terbang di
jcnnan dengan predikat sumacamloud. Lalu, beliau bekerjn di indushi
pesawat tcrbang terkcmuka mbb gmbh jennan, sebelum memcnuhi
panggilan presiden Soeharto untuk kemabali ke indoncsia.
Di Indonesia, selama 20 tahun Habibi rnenjabat mentri negara
ristek/ kcpala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN industri strategis,
dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RL dan di sumpah oleh ketua
mahkamah agung menjadi presiden RI menggangtikan Soeharto.
Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibi
berdasarkan pasal 8 UUD 1945. Sampai akhimya Habibi dipaksa pula
lengser akibat referendum timor timor yang memilih merdeka. Pidato
pe1tanggung jawabanya di tolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi
warga negara biasa, kembali pula hijrah untuk bem1ukim di Jcnnan.
Jumlah kata permenit: (~f:? .. KPM
Pertanyaan.
l. Kapan dan dimana BJ Habibi dilahirkan?
J b. J)oclt; 60rJfj,?ot 2g- ,.Joni 19 3' . awa . r · u
J'(Jl Otve.r-; .retal-an
2. Apa yang mcnjadi kegemaran BJ habibi?
Jawab: Menu/Jg .9°".9 l:.t.tei:J
3. Kapan-BJ Habibi kehilangan Bapaknya?
Jawab: S" Cep6em6er l{}d'r)
\. 0 4. Berapajumlah anak dari BJ habibi?
Jawab: 2 Cdl.O)
'-o 5. Siapa nama Istri dali BJ habibi?
Jawab:
6. Siapa nama orang tua BJ habibi?
Jaw ab:
pare-fore
\0
\.0
7. Apa yang menjadi penyebab BJ habibi lengser dari jabatanya sebagai Presiden?
Jawab:
8. Berapa tahun BJ I Iabibi menjabat sebagai m1..:nteri ncgara ristek/kepala BPPT?
Jawab:
9. Kapan dan dari mana BJ habibi mcndapatkan gelar diploma dan doktor?
Jawab:
I 0. Sebutkan 2 nama anak: BJ habibi?
Jawab: Thar~'! 'CJ
Nama
KcJas
Sekolah
: (/Hf TA .WI )A1A
: f-t
: Srv> f/v O). [i'?·pf\R
Teks Biografi yang akan menjadi tcks bacaan dalam membaca cepat
Bachrudin .Jusuf Habibi
Presiden ke tiga republik Indonesia, Bachrudin Jusuf Habibi, lahir
di pare-pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Bcliau merupakan anak
ke empat dari delapan bersaudara, dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie
dan RA. Tuty Marini Puspowardojo. Habibi menikah dengan Hasri Ainun
Habibi pada tanggal 12 mei 1962 ini di karuniai dua orang putra, yaitu
Ilham Akbar Habibi dan Thareq Kemal Habibi .
Masa keci l Habibi dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-pare
Sulawesi selatan. Sifat tegas berpegang pada ptinsip telah ditunjukan
Habibi sejak anak-anak. Habibi yang punya kegemaran menunggang kuda
ini harus kehilangan bapakanya yang mcninggal dunia pada 3 scptcmber
1950 karcna terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya
meninggal, Habibi pindah kebandung untuk menWltut ilmu di
Gohuvemments middlebare school. Di SMA, prestasi beliau mulai tampak
menonjol tcrutama dalam pelajaran-pelajaran eksata. Habibi menjadi
sosok favori t di sekolahnya.
Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk
w1ivcrsitas indoncsia di bandung (sekarang ITB). Beliau 111cndapat gda1
diploma daii techinsche hochschulc, di jernrnn, tahun 1960, yang
kemudian mendapat gelar doktor dari tempat yang sama pada lahun 1965.
Jlabibi menikah pada tabun 1.962. clan dikaruniai dua ora.ng anak.
Tahun 1967, beliau menjadi profesor kehormatan (guru besar) pada
institut bandung.
Banyak langkah Habibi dikagumi, penuh kontrovers i, namun tak
sedikit pula yang tak sepedapat denganya1 Setiap kali, peraih penghargaan
bergengsi, theodore van kannan award, itu kembali dari habitatnyajerman
beliau selalu menjadi berita.
Habibi hanya setahun kuliah di ITB banclung, kemuclian IO tahun
beliau kuliah hingga mcraih gelar doktor konstruksi pesa\\ at tcrbang di
jerman dengan predikat sumacamloudt Lalu, beliau beke1ja di industri
pesawat terbang terkemuka mbb gmbh jennan, sebclum mcmenuhi
panggilan presiden Soeharto untuk kcmabali ke indonesia.
Di Indonesia, selama 20 tahun Habibi menjabat mentri ncgara
ristek/ kepala BPPT, memimpin 10 pcrusahaan BUMN industri strategis,
dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan di sumpah oleh ketua
mahk:amah agung menjadi presiden RI menggangtikan Soeharto.
Soeharto menyerahkan jabatan presidcn itu kepada Habibi
berdasarkan pasal 8 UUD 1945. Sampai akhimya Habibi dipaksa pula
lengser akibat referendum timor timor yang memilih merdeka. Pidato
pe1tanggung jawabanya di tolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi
warga negara biasa, kembali pula hijrah untuk bennukim di Jennan.
Jumlah katapermenit : )...1.-; •• KPM
Pertanyaan.
l . Kapan dan dirnana BJ Habibi dilahirkan?
Jawab: 4 i..ii( Lv~ £;. ~l loV'n
2. Apa yang mcnjadi kegemaran BJ habibi?
Jawab: .r!:.,. • ?i-"f"' P. \_J
3. Kapan BJ Habibi kehilangan Bapaknya?
Jawab:
4. Berapa jumlah anak dari BJ habibi?
Jawab: ). anc1!t
5. Siapa nama Istri dari BJ habibi?
Jawab: ;:
6. Siapa nama orang tua BJ habibi?
Jawab:
7. Apa yang menjadi penyebab BJ habibi lengser dari jabatanya sebagai Presiden?
Jawab:
8. Berapa tahun BJ Habibi menjabat sebagai menteri negara ristek/kepala BPPT?
Jawab:
9. Kapan dan dari mana BJ habibi mendapatkan gelar diploma dan doktor?
Jawab:
J 0. Sebutkan 2 nama anak BJ habibi?
Jawab: ,... /
Profil Penulis
Ahmad Rizky anak ke Sembilan dari Sembilan bersaudara.
Lahir pada hari Minggu 30 Mei 1993 memiliki hobi bermusik sejak
kecil. Mulai menempuh pendidikan sejak taman kanak-kanak di TK
Mutiara Insani pada tahun 1998 dan berlanjut meneruskan ke jenjang
selanjutnya di SDN Medan Satria V Kota Bekasi pada tahun 1999
sampai 2005. Pada tahun 2005 – 2008 menempuh pendidikan di SMPN
13 Kota Bekasi dan tahun 2008 – 2011 menempuh pendidikan Menengah Atas di SMA N 2
Cikarang Utara.
Seorang pemuda yang memiliki cita-cita mulia membahagiakan orang tua, menyelesaikan
kuliah pada tahun 2016 di UIN Syarif Hidayatullah sebagai Sarjana Pendidikan Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain sibuk menuntut ilmu, pemuda kelahiran Bekasi
juga sibuk bermusik, dan tergabung dalam beberapa komunitas musik di daerah Bekasi dan
Jakarta, seperti Bekasi Symphony Orchestra dan Kamar Wina. Sekarang selain tetap bermain
musik, penulis juga bekerja sebagai supervisior bidang Kontraktor di PT. Kharisma Karya
Persada.