mekanisme jantung dan ekg
TRANSCRIPT
Irama Sirkadian
Andre Christian Cundawan
10-2011-110
Fakultas Kedokteran UKRIDA
Jl. Arjuna Utara No. 16 Jakarta Barat 11510
Email : [email protected]
1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh kita dan terus
menerus berdetak tidak pernah beristirahat, kecuali sepersekian detik diantara
denyutan. Fungsi jantung adalah sebagai pompa yang melakukan tekanan
terhadap darah untuk menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat
mengalir ke jaringan.
Darah seperti cairan lain, mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke
daerah yang bertekanan rendah sesuai penurunan gradien tekanan. Jika tidak adanya
jantung, maka darah dalam tubuh kita tidak ada yang memompakan ke seluruh tubuh yang
akan mengakibatkan jaringan- jaringan dalam tubuh kita akan kekurangan oksigen. Hal ini
dapat mengakibatkan terganggunya metabolisme dalam tubuh kita.
Selain jantung terdapat pula pembuluh- pembuluh darah yang berfungsi sebagai
saluran untuk mendistribusikan darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan
mengembalikannya kembali ke jantung. Pemaksaan aktifitas jantung yang melebihi ambang
batas, atau kurangnya pemanasan sebelum melakukan olah raga. Kebiasaan merokok sangat
berpengaruh pada sistem kerja dan kesehatan jantung. Terkait dengan hal tersebut, makalah
ini akan membahas dan memberikan pengertian tentang struktur jantung baik secara makro
maupun mikro dan mekanisme kerja jantung yang dapat diketahui dengan pemeriksaan EKG
serta enzim jantung yang berperan.
1
1.2 MASALAH
Seorang laki – laki usia 50 tahun mengeluh nyeri pada dada sebelah kiri
menjalar sampai ke bahu kiri sejak 3 hari yang lalu. Laki – laki tersebut menderita
tekanan darah tinggi sejak 5 tahun yang lalu.
1.3 HIPOTESIS
Pemeriksaan EKG dapat digunakan untuk mengetahui mekanisme & kerja
jantung.
1.4 TUJUAN
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan struktur sistem kardiovaskular,
baik makro maupun mikro, serta fungsi dan mekanisme dari jantung
1.5 MANFAAT
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa untuk
lebih memahami tentang struktur sistem kardiovaskular, fungsi dan mekanisme
jantung, serta fungsi pemeriksaan EKG.
2
2. PEMBAHASAN
2.1. Struktur makro jantung
Jantung terletak dalam rongga dada bagian kiri agak ke tengah, tepatnya di atas sekat
diapragma yang memisahkan rongga dada dengan rongga perut. Rongga tersebut di kelilingi
oleh tulang iga dan tulang belakang.
Jantung merupakan organ muscularis yang mempunyai rongga di dalamnya dan
berbentuk kerucut (conus) dengan ukuran sebesar kepal/tinju pemiliknya. Jantung bersandar
pada diafragma di antara bagian inferior kedua paru dan dibungkus oleh membran khusus
yang disebut pericardium terletak pada mediastinum medialis dan sebagian tertutup oleh
jaringan paru.
Gambar 1. Anatomi jantung
Bagian depan dibatasi oleh sternum dan iga 3,4, dan 5. Hampir dua per t iga bagian
jantung ter le tak di sebelah kir i gar is media s ternum. Jan tung ter le tak diatas
diafragma, miring ke depan kiri dan apeks kordis berada paling depan dari rongga
dada. Apeks ini dapat diraba pada ruang sela iga 4 – 5 dekat garis medio-klavikuler kiri.
Batas kranial dibentuk oleh aorta asendens, ar ter i pulmonal dan vena kava
superior . Ukuran atr ium kanan dan berat jantung tergantung pada umur, jenis
kelamin, tinggi badan, lemak epikardium dan nutrisi seseorang
3
Perikardium terdiri dari 2 lapisan yaitu perikardium visceral ( epikardium) dan
perikardium parietal. Epikardium meluas sampai beberapa sentimeter di atas pangkal aorta
dan arteri pulmonal. Selanjutnya jaringan ini akan berputar – lekuk (releksi) menjadi
perikardium parietal, sehingga terbentuk ruang pemisah yang berisi cairan bening licin agar
jantung mudah bergerak saat pemompaan darah. Kerangka jantung, jaringan ikat tersusun
kompak pada bagian tengah jantung yang merupakan tempat pijakan atau landasan ventrikel,
atrium dan katup – katup jantung.
Katup jantung terdiri atas 4 yaitu katup trikuspid yang memisahkan atrium kanan
dengan ventrikel kanan , katup mitral atau bikuspid yang memisahkan antara atrium kiri
dengan ventrikel kiri dua katup semilunar yaitu katup pulmonal dan katup aorta. Katup
pulmonal adalah katup yang memisahkan ventrikel kanan dengan arteri pulmonalis. Katup
aorta adalah katup yang memisahkanventrikel kiri dengan aorta.1
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom yaitu saraf simpatis dan parasimpatis.
Serabut – serabut saraf simpatis mempersarafi daerah atrium dan ventrikel termasuk
pembuluh darah koroner. Saraf parasimpatis terutam memberikan persarafan pada nodus
sinoatrial,atrioventrikular danserabut – serabut otot atrium, dapat pula menyebar ke ventrikel
kiri. Persarafan simpatis eferen preganglionik berasal dari medulla spinalis torakal atas, yaitu
torakal 3- 6, sebelum mencapai jantung akan melalui pleksus kardialis kemudian berakhir
pada ganglion servikalis superior, medial, atau inferior. Serabut post – ganglionik akan
menjadi saraf kardialis untuk masuk ke dalam jantung. Persarafan parasimpatis berasal dari
pusat nervus vagus dimedulla oblongata; serabut – serabutnya akan bergabung dengan serabut
simpatis di dalam pleksus kardialis.Rangsang simpatis akan dihantar oleh asetilkolin.
Pendarahan jantung, berasal dari aorta melalui dua pembuluh darah koroner utama
yaitu arteri koroner kanan dan kiri. Kedua arteri ini keluar dari sinus valsalva aorta. Arteri
koroner kiri bercabang menjadi ramus nodi sinoatrialis, ramus sirkumfleks dan ramus
interventrikularis anterior. Arteri koroner kanan bercabang menjadi ramus nodi sinoatrialis,
ramus marginalis dan ramus interventrikularis posterior. Aliran balik dari otot jantung dan
sekitarnya melalui vena koroner yang berjalan berdampingan dengan arteri koroner, akan
masuk ke dalam atrium kanan melalui sinuskoronarius.2
4
2.2 Secara Mikro
Arteri
Mengantar darah dari jantung ke jaring-jaring kapiler. Dinding arteri pada umumnya
terdiri atas tiga lapis atau tunika yaitu tunika intima, tunika Media,dan tunika adventisia.
Tunika intima (interna) adalah lapis paling dalam yang terdiri dari selapis sel endotel
disebelah dalam, lapisan subendotel yang merupakan jaringan ikat fibroelastis halus, dan
tunika elastika interna yang berupa sabuk serat elastis, disebelah luar. Tunika Media adalah
lapis tengah, terutama terdiri atas sel-sel otot polos yang tersusun melingkar. Di antara sel-sel
otot polos terdapat serat-serat elastin dan kolagen. Tunika adventisia adalah Lapis luar,
terutama terdiri atas jaringan ikat yang kebanyakan unsurnya tersusun sejajar sumbu panjang
pembuluh.
Kapiler
Pembuluh kapiler merupakan tabung endotel sederhana yang menghubungkan sisi
arteri dan vena dari sistem peredaran darah. Dinding kapiler terdiri dari selapis sel endotel
gepeng, yang dipisahkan dari jaringan di sekitarnya oleh lamina basal atau membran basal.
Kapiler digolongkan menjadi tiga jenis yang utama yaitu :
a. Kapiler sempurna (Jenis I)
memiliki sitoplasma sel endotel menebal di tempat yang berinti dan menipis di tempat
lainnya.
b. Kapiler bertingkap (Jenis II)
endotel di sekitar inti, sitoplasmanya sangat tipis dan ditembusi oleh pori-pori
c. Kapiler sinusoidal (tidak sempurna)
mempunyai garis tengah lumen lebih besar dari normal.
Vena
Vena umumnya lebih besar daripada arteri, tapi dinding vena jauh lebih tipis, yang
terutama disebabkan oleh berkurangnya unsur otot dan elastis.
Vena digolongkan menjadi tiga golongan yaitu :
1. Venula
a. Tunika intima terdiri dari selapis sel endotel
5
b. Tunika media terdiri dari serat otot polos melingkar setebal 1-3 lapis
c. Tunika adventisia tebal dibandingkan keseluruhan dindingnya yang tipis dan
terdiri atas serat kolagen yang tersusun memanjang dan tebaran serat elastin serta
fibroblas.
2. Vena Sedang
a. Tunika intimanya tipis terdiri dari selapis sel endotel pendek dan berbentuk
polygonal
b. Tunika medianya tipis, terdiri dari berkas kecil serat otot polos yang tersusun
melingkar, dipisahkan oleh serat-serat kolagen dan serat elastin
c. Tunika adventisianya sangat berkembang dan terdiri dari jaringan ikat longgar
3. Vena Besar
a. Tunika intimanya terdiri dari selapis sel endotel dan tampak sedikit lebih tebal dari
vena sedang
b. Tunika medianya kurang berkembang dan otot polosnya sangat kurang atau tidak
ada
c. Tunika adventisianya paling tebal dan terdiri atas tiga lapis:
Tepat di luar tunika media, mengandung jaringan ikat padat fibroelastis dengan
serat kolagen kasar
Daerah tengah mengandung banyak serat otot memanjang
Daerah paling luar hanya terdiri atas jaringan serat kolagen kasar dan serat
elastin
Vasa Vasorum
Arteri dan vena dengan garis tengah lebih dari 1 mm, disuplai oleh pembuluh nutrisi
kecil yang disebut vasa vasorum. Pembuluh ini masuk ke dalam tunika adventisia dan
berakhir sebagai jalinan kapiler padat yang masuk jauh ke dalam lapisan terdalam tunika
media. Umumnya tidak mencapai tunika intima. Pada beberapa vena besar, mungkin karena
rendahnya tekanan vena dan oksigen, vasa vasorum mencapai tunika intima.
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu endokardium, miokardium dan epikardium.
Endokardium merupakan bagian dalam dari atrium dan ventrikel. Endokarium homolog
6
dengan tunika intima pada pembuluh darah. Endokardium terdiri dari endotelium dan lapisan
subendokardial.Endotelium pada endokardium merupakan epitel selapis pipih dimana terdapat
tight/occluding junction dan gap junction. lapisan subendokardial terdiri dari jaringan ikat
longgar. Di lapisansubendokardial terdapat vena, saraf, dan sel purkinje.
Miokardium, terdiri dari otot polos. Miokardium pada ventrikel kiri lebih tebal
dibandingkan pada ventrikel kanan. Miokardium terdiri dari 2 jenis serat otot yaitu serat
konduksi dan serat kontraksi. Serat konduksi pada jantung merupakan modifikasi dari serat
otot jantung dan menghasilkanimpuls. Serat konduksi terdiri dari 2 nodus di dinding atrium
yaitu nodus SA dan AV, bundle of His dan serat purkinje. Serat purkinje merupakan
percabangan dari nodus AV dan terletak disubendokardial. Sel purkinje mengandung
sitoplasma yang besar, sedikit miofibril, kaya akanmitokondria dan glikogen serta mempunyai
1 atau 2 nukleus yang terletak di sentral.
Epikardium terdiri dari 3 lapisan yaitu perikardium viseral, lapisan subepikardial
dan perikardium parietal. Perikardium viseral terdiri dari mesothelium ( epitel selapis pipih).
Lapisan subepikardial terdiri dari jaringan ikat longgar dengan pembuluh darah koroner, saraf
serta ganglia.Perikardium parietal terdiri dari mesotelium dan jaringan ikat.3
2.3 SISTEM KARDIOVASKULER
Sistem kardiovaskuler (sistem sirkulasi ) terdiri dari 3 komponen utama :
1. Jantung adalah pompa yang memberi tekanan pada darahmengalir ke jaringan.
2. Pembuluh darah sebagai saluran untuk menyebarkan darah.
3. Darah sebagai media transport seperti O2, CO2, nutrien, zat sisa, elektrolit, dan
hormon.
Darah mengalir terus-menerus mengaliri sistem sirkulasi ke dan daei jantung melalui
dua lengkung vaskular (pembuluh darah) terpisah, dengan keduanya berasal dari dan berakhir
di jantung. Sirkulasi paru (pulmonalis) terdiri dari lengkung tertutup pembuluh-pembuluh
yang mengangkut darah antara jantung dan paru. Sirkulasi sistemik adalah sirkuit pembuluh
yang mengangkut darah antara jantung dan sistem tubuh lain.
7
Sirkulasi paru dimulai dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil,
kapiler lalu masuk ke paru,setelah dari paru keluar melalui vena kecil, vena pulmonalis dan
akhirnya kembali ke atrium kiri. Sirkulasi ini mempunyai tekanan yang rendah kira – kira 15
– 20 mmHg pada arteri pulmonalis. Sirkulasi sistemik dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu
arteri besar, arteri kecil, arteriol lalu keseluruh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena besar,
vena cava inferior, vena cava superior akhirnya kembali ke atrium kanan.4
2.4 MEKANISME KERJA JANTUNG
Jantung adalah suatu pompa ganda, dengan mengikuti jejak setetes darah melintasi
sirkuit lengkap. Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik masuk ke atrium kanan melalui
dua vena besar, vena kava, satu mengembalikan darah dari level di atas jantung dan yang lain
dari level di bawah jantung. Tetes darah yang masuk ke atrium kanan telah kembali dari
jaringan tubuh, dimana O2 telah diambil darinya dan CO2 ditambahkan ke dalamnya. Darah
yang terdeoksigenasi parsial ini mengalir dari atrium kanan ke dalam ventrikel kanan, yang
memompanya keluar menuju arteri pulmonalis, yang segera membentuk dua cabang, satu
berjalan ke masing-masing dari kedua paru. Karena itu, sisi kanan jantung menerima darah
dari sirkulasi sistemik dan memompanya ke dalam sirkulasi paru.
Di dalam paru, tetes darah tersebut kehilangan CO2 ekstra dan menyerap pasokan
segar O2 sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis yang datang dari
kedua paru. Darah kaya O2 yang kembali ke atrium kiri ini selanjutnya mengalir ke dalam
ventrikel kiri, rongga pemompa yang mendorong darah ke seluruh sistem tubuh kecuali paru;
jadi, sisi kiri jantung menerima darah dari sirkulasi paru dan memompanya ke dalam sirkulasi
8
sistemik. Satu arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah aorta. Aorta
bercabang-cabang menjadi arteri-arteri besar yang mendarahi berbagai organ tubuh.
Gambar Mekanisme pompa jantung (sumber: hendrosmk.wordpress.com)
Berbeda dari sirkulasi paru, di mana semua darah mengalir ke paru, sirkulasi sistemik
dapat dipandang sebagai suatu rangkaian jalur sejajar. Sebagian dari darah yang dipompa oleh
ventrikel kiri mengalir ke otot, sebagian ke ginjal, otak, dan sebagainya. Karena itu
pengeluaran ventrikel kiri terdistribusi sedemikian sehingga setiap bagian tubuh menerima
darah segar; darah arteri yang sama tidak mengalir dari organ ke organ. Karena itu, tetes darah
yang kita telusuri mengalir hanya ke satu organ sistemik. Sel-sel jaringan di dalam organ
tersebut menyerap O2 dari darah dan menggunakannya untuk mengoksidasi nutrien untuk
menghasilkan energi dalam prosesnya, sel jaringan membentuk CO2 sebagai produk sisa yang
ditambahkan ke dalam darah. Tetesan darah, yang sekarang hilang kandungan O2 nya
sebagian dan mengalami peningkatan kandungan CO2, kembali ke sisi kanan jantung, yang
kembali memompanya ke paru. 5
2.4. DARAH
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh
dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan
penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.
9
Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai
merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh
hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk
heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Manusia memiliki sistem
peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan
disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan
sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri
pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah
dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkanoksigen
ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian
kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.6
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari
darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang
dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan
kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah
Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:
1. Air: 91,0%
2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor,
magnesium dan zat besi, dll)
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung : albumin, bahan
pembeku darah, immunoglobin (antibodi), hormon, berbagai jenis protein, dan berbagai jenis
garam.5,6
2.5 ENZIM
Enzim jantung atau enzim kardiovaskuler terbagi 2 yaitu :
1. Enzim Fungsional
Enzim ini umumnya dibuat di dalam hati dan terdapat dalam sirkulasi darah (berfungsi
10
di dalam plasma, bekerja di dalam darah), namun kadarnya lebih di dalam jaringan.
Substratnya juga dalam sirkulasi, sifatnya kontinu atau intermiten (dalam keadaan tertentu
baru aktif). Contoh dari enzim fungsional antara lain, lipoprotein lipase, pseudocholinesterase,
proenzim pembekuan darah dan pemecahan bekuan darah.
2. Enzim Nonfungsional
Bila enzim fungsional berfungsi dalam darah maka sesuai namanya enzim
nonfungsional tidak berfungi di dalam darah. Substratnya pun tidak terdapat di dalam darah.
Terbalik dengan fungsional, kadar enzim inipun kurang di dalam jaringan. Contoh-contoh dari
enzim ini antara-lain : Sekresi eksokrin, amilase pankreas, lipase, alkaline fosfatase, fosfatase
asam prostat (PAP), empedu. Enzim intrasel nonfungsional tidak ada dalam sirkulasi darah.
Apabila dalam plasma kadarnya lebih besar daripada normal, ada indikasi pada
kerusakan/kematian sel, enzim ini berdifusi pasif kedalam plasma. Selain itu pada latihan fisik
yang berat, pelepasan enzim otot akan semakin besar.7
2.6 PEMERIKSAAN EKG
EKG adalah rekaman dari sebagian aktivitas listrik yang diinduksi di cairan tubuh oleh
impuls jantung yang mencapai permukaan tubuh, bukan rekaman jantung aktivitas listrik
jantung yang sebenarnya. EKG adalah rekaman kompleks yang mencerminkan penyebaran
keseluruhan ativitas di seluruh jantung sewaktu depolarisasi dan repolarisasi. Rekaman
mencerminkan perbandingan dalam voltase yang terdeteksi oleh elektroda-elektroda di dua
titik berbeda di permukaan tubuh, bukan potensial aksi sebenarnya. Sebagai contoh, EKG
tidak merekam potensial sama sekali ketika otot ventrikel mengalami depolarisasi atau
repolarisasi sempurna; kedua elektroda “melihat” potensial yang sama sehingga tidak terdapat
perbedaan potensial antara dua elektroda yang terekam.
Untuk menghasilkan perbandingan yang baku, rekaman EKG secara rutin terdiri dari
12 sistem elektroda kovensional, atau sadapan (lead). Ketika sebuah mesin elektrokardiograf
dihubungkan antara elektroda-elektroda perekam di dua titik tubuh maka susunan spesifik dari
masing-masing pasangan koneksi disebut sadapan. Terdapat 2 sadapan berbeda yang masing-
masing merekam aktivitas listrik di jantung dari lokasi yang berbeda-beda. Enam sadapan dari
ekstremitas dan enam sadapan dada di berbagai tempat di sekitar jantung. Untuk
11
menghasilkan gambaran dasar untuk perbandingan dan untuk mengenali penyimpangan dari
normal, ke-12 sadapan tersebut digunakan secara rutin dalam semua perekaman EKG.
Ada 3 sadapan yang terdapat pada EKG yaitu sadapan bipolar dan sadapan unipolar.
Sadapan bipolar adalah I yang merupakan sadapan anggota badan, II yang merupakan beda
potensialantara elektroda negatif di lengan kanan dan elektroda positif di lengan kiri, dan III
yang merupakan beda potensial antara elektroda negatif lengan kiri dan elektroda positif di
tungkai kiri. Sadapanunipolar adalah sadapan prekordial dan sadapan augmented. Sadapan
augmented adalah AVF yangmerupakan beda potensial anata jantung dengan tungkai, AVR
yang merupakan beda potensial anata jantung dengan lengan kanan, dan AVL yang
merupakan beda potensial anata jantung dengan lengan kir i . Sadapan prekordial
adalah V1 – V6. Sadapan V 1 ter le tak di ruang interkostal IV di
kanansternum. Sadapan V2 terletak di ruang interkostal IV di kiri sternum. Sadapan V3
diletakkan diantarasadapan V2 dan V4. Sad apan V4 di le takkan di ruang
interkostal is V sejajar dengan garis midklavikular is kir i . Sadapan V5
di le takkan secara menda tar dengan V 4 di l inea axi l lar is anter ior . Sadapan
V6 diletakkan secara mendatar dengan V4 – V5 di mid axillaris
EKG normal memiliki tiga bentuk gelombang yang jelas:
1. Gelombang P mencerminkan depolarisasi umum.
2. Kompleks QRS mencerminkan depolarisasi ventrikel.
3. Gelombang T mencerminkan repolarisasi ventrikel.
Karena gelombang pergeseran depolarisasi dan repolarisasi ini masing-masing
menyebabkan kontraksi dan relaksasi jantung maka proses siklis mekanis jantung berlangsung
sedikit lebih belakangan dari perubahan ritmis aktivitas listrik. Hal-hal berikut tentang
rekaman EKG juga perlu dicatat:
1. Lepas muatan nodus SA tidak menghasilkan aktivitas listrik yang cukup besar untuk
mencapai permukaan tubuh sehingga tidak terekam adanya gelombang pada
depolarisasi nodus SA, karena itu, gelombang yang pertama kali terekam, gelombang
P, terjadi ketika impuls atau gelombang depolarisasi menyebar ke seluruh atrium.
12
2. Pada EKG normal, tidak terlihat gelombang terpisah untuk repolarisasi atrium.
Aktivitas listrik yang berkaitan dengan repolarisasi atrium normalnya terjadi
bersamaan dengan depolarisasi ventrikel dan ditandai oleh kompleks QRS.
3. Gelombang P jauh lebih kecil daripada kompleks QRS karena atrium memiliki massa
otot yang jauh lebih kecil daripada ventrikel dan karenanya menghasilkan aktivitas
listrik yang lebih kecil.
4. Di tiga titik waktu berikut tidak terdapat aliran arus netto di otot jantung sehingga
EKG tetap berada di garis basal:
a. Sewaktu jeda/penundaan di nodus AV, jeda ini tercermin oleh interval waktu
antara akhir P dan awal QRS; segmen EKG ini dikenal sebagai segmen PR.
b. Ketika ventrikel terdepolarisasi sempurna dan sel-sel kontraktil mengalami fase
datar potensial aksi sebelum mengalam repolarisasi, diwakili oleh segmen ST.
Segmen ini terletak antara QRS dan T; segmen ini bersesuaian dengan waktu saat
pengaktifan ventrikel selesai dan ventrikel sedang berkontraksi dan mengosongkan
isinya. Perhatikan bahwa segmen ST bukan rekaman aktivitas kontraktil jantung.
EKG adalah ukuran aktivitas listrik yang memicu aktivitas mekanis.
c. Ketika otot jantung mengalami repolarisasi sempurna dan istirahat dan ventrikel
sedang terisi, setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya. Periode
ini disebut interval TP.
3. KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang telah di bahas pada bab sebelumnya dapat di tarik kesimpulan
bahwa hipotesis diterima. Pemeriksaan EKG dapat digunakan untuk mengetahui mekanisme
& kerja jantung. Jantung mempunyai peran penting dalam kehidupan, yaitu sebagai pompa
yang mengedarkan darah ke seluruh tubuh.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Snell R.S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Ed. 6. Jakarta:EGC,
2006.h.83-115.
2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi : untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2004. h 228-30.
3. Unqueira, Luiz Carlos. Histologi dasar : teks dan atlas. Jakarta : EGC, 2007.
4. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2006.
5. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC;2008.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Ed 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2011.
7. Marks, Dawn B. Biokimia Kedokteran Dasar : Sebuah Pendekatan Klinis. Jakarta :
ECG, 2004.
14