media industri edisi 4 2011

Upload: sanieburhan

Post on 05-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/15/2019 Media Industri Edisi 4 2011

    1/33

    No. 04.2011

    Memperkokoh

    IndustryLed Growth

  • 8/15/2019 Media Industri Edisi 4 2011

    2/33

    2 3MediaIndustri  • No.04- 2011 MediaIndustri • No.04- 2011

    Memperkokoh

    industry led growth

    Kinerja industri manufakturdi tengah memburuknya

    perekonomian dunia yang berpotensi kepada

    menurunnya pertumbuhanekonomi global,

    memperlihatkan hasil yangcukup menggembirakan.

    PengantarRedaksi

    cintai & gunakan

    industri

    Indonesia

    Pertumbuhan sektor industri pengolahannon-migas pada triwulan III mencapai6,98%, lebih tinggi dari pertumbuhanPDB yang sebesar 6,54%. Secara

    kumulatif, pertumbuhan industri pengolahannon-migas sampai dengan triwulan III tahun2011 adalah 6,49%, jauh lebih tinggi daripertumbuhan industri non-migas sepanjangtahun 2010 yang hanya 5,09% dan merupakanpertumbuhan tertinggi sejak tahun 2005.

    Pertumbuhan tertinggi cabang industri non-migas secara kumulatif hingga riwulan IIItahun 2011 dicapai oleh Industri Logam

    Dasar Besi & Baja sebesar15,03%, Industri ekstil,Barang Kulit & Alas Kakisebesar 8,63%, IndustriMakanan, Minuman &

     embakau sebesar 7,29%,serta Industri Alat Angkut,Mesin & Peralatannyasebesar 7,01%. Sementaraitu, kinerja ekspor industripengolahan nonmigas terusmenunjukkan tren positif, dimana nilai ekspor periode

     Januari - September tahun2011 mencapai US$ 91,8

    miliar, atau mengalami peningkatan sebesar33,4 persen dari periode yang sama tahunsebelumnya.

    Hasil positif kinerja sektor industri tersebutdapat dicapai karena adanya sinergi nasional

     yang positif, yaitu melalui kebijakan-kebijakan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah dandidukung oleh para pelaku usaha dan masyarakatdalam rangka pengembangan dan peningkatandaya saing industri nasional.

    Setelah pertumbuhan sektor manufaktur yang melaju kencang, optimisme terhadappertumbuhan ekonomi Indonesia yang makin

    berkualitas tak menipis di tengah krisis yangmendera Amerika Serikat dan Eropa. Untukmenarik lebih banyak investasi, pemerintahmenyiapkan menu insentif “enam sehat tujuhsempurna” yang diyakini akan memperkokohindustry led growth.

    Keenam insentif tersebut mencakup tax holiday ,tax alowance , penurunan tarif bea masuk, beamasuk ditanggung pemerintah (BMDP),

    pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah(PPN-DP), dan pemberian keringanansuku bunga pinjaman. Selain itu, pemerintahtetap berkomitmen melanjutkan kebijakanpengamanan industri dalam negeri, sepertimelalui safeguard , pengenaan bea ekspor untukproduk bahan baku industri, dan pengenaanstandard nasional Indonesia (SNI).

    Pengakuan dari perusahaan pemeringkatglobal Fitch Rating pada medio Desember

     yang memasukkan Indonesia dalam investment grade . (setelah menunggu lebih dari 13 tahun),dan menaikkan rating Indonesia dari BB+menjadi BBB–. Serta pernyataan United NationConference on rade and Development dalamWorld Investment Report 2011 yang menaikkan2 peringkat Indonesia ke level 7 negara yangpaling dinimati untuk tujuan investasi setelah

     AS, China, India, Brasil, Rusia, dan Polandia.Semakin membuat membuat banyak pabrikanglobal tertarik menanamkan investasinya diIndonesia, bahkan di antaranya menjadikanIndonesia sebagai ba sis produksinya.

    Menyimak kegairahan para pabrikan tersebut,menu “enam sehat tujuh sempurna” tampaknya

    cukup ampuh untuk memperkokoh industry led growth. Karena berbagai perkembangan itu bisa jadi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomiIndonesia sudah tidak lagi hanya didukungsumber daya alam, tetapi juga juga didorong olehsektor manufaktur.***

  • 8/15/2019 Media Industri Edisi 4 2011

    3/33

    4 5MediaIndustri  • No.04- 2011 MediaIndustri • No.04- 2011

    REDAKSI

    Pemimpin Umum: Ansari Bukhari | Pemimpin Redaksi: Hartono | Wakil Pemimpin Redaksi: Nyoman WiryaArtha | Redaktur Pelaksana: Intan Maria | Sekretaris: Bimo | Editor: Djuwansyah | Anggota Redaksi: Krisna,Laras | Desain: Andi | Photografer: J. Awandi | Tata usaha: Dedi, Sukirman S, Achyani , Suparman, Windy

    Alamat RedaksiPusat Komunikasi Publik, Gedung Kementerian Perindust rian, Lt 6, Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53, JakartaTelp: (021) 5255609, 525550 9, Pes. 4074, 2174.

    Redaksi menerima artikel, opini, surat pembaca. Setiap tulisan hendaknya diketik dengan spasi rangkap denganpanjang naskah 6000 - 8000 karakter, disertai identitas penulis. Naskah dikirim ke [email protected] 

    Majalah ini dapat diakses melalui www.kemenperin.go.id 

    LAPORAN UTAMA

    Penopang PertumbuhanEkonomi BerkualitasApa Kabar EkonomiKuartal Ketiga?Pertumbuhan industripengolahan nonmigas padatriwulan III tahun 2011 lebihtinggi dari pertumbuhanekonomi. Secara kumulatif, pertumbuhan industri nonmigassampai dengan triwulan III tahun 2011 mencapai 6,49%, jauhlebih tinggi dari pertumbuhan tahun 2010 sebesar 5,09% danmerupakan pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2005.

    • Memperkokoh Industry Led Growth  8

    6 EKONOMI & BISNIS

    Dari Indonesia Nestle membidik pasar AsiaTenggaraSelama ini investasi bidang manufaktur China di

    Indonesia relatif kecil dibandingkan dengan total perdagangannyadi Indonesia yang mencapai puluhan miliar dolar AS.

    • Industri percetakan Indonesia masih primitif 38

    • Komitmen jangka panjang Unilever di Indonesia 40

    • Multi Nitrotama Kimia Memanfaatkan Bisnis Peledak yang

    Makin Kuat 42

    • Industri Kabel Diprediksi Tumbuh 20 persen 44

    • Warna Baru dari Dulux 46

    • Kunci kekuatan sayap Wings Corporation 50

    • Kampoong Industry di KTT Asean 56

    36

    KEBIJAKAN

    BELEID BARU HILIRISASIINDUSTRI SAWITIndonesia merupakan penghasilsawit terbesar dunia denganproduksi crude palm oil 23 juta ton—yang lebih dari 50persennya diekspor dalam bentukmentah. Untuk menciptakan nilaitambah yang lebih besar melalui hilirisasi industri pemerintahmenerbitkan PMK 128/PMK.011/2011.

    • Pemanis Itu Bernama Tax Holiday & Tax Allowance 20

    • Restrukturisasi Industri Nasional 22

    • Potensi Besar Hilirisasi Kakao 24

    • Kawasan Baru Menjawab Pertumbuhan Industri 26

    • Penaikan Cukai Untuk Tekan Konsumsi Rokok 28

    • Paket Kebijakan Untuk Industri Rotan 30

    • Sni Untuk Tiga Batik 34

    18

    WAWANCARA

    Menteri Perindustrian M.S. Hidayat:

    Pertumbuhan Ekonomi akan kembaliDitopang Sektor ManufakturIndustri pengolahan kembali mencatat kinerjagemilang. Pada triwulan III/2011, sektor ini mencatatpertumbuhan 6,98%. Angka ini lebih dibandingkandengan pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya

    6,54%. Capaian industri manufaktur ini juga jauh lebih jauhdari pertumbuhan tahun 2010 sebesar 5,09%, dan merupakanpertumbuhan tertinggi sejak tahun 2005.

    12

    ARTIKEL

    Mengenal Tenun Filosofs BaduyOleh Nury SybliMasyarakat adat Suku Baduy, selain terkenal dengan

    ritual dan gaya hidup mereka yang dekat dengan alam,ternyata menyimpan cerita menarik tentang tenun.Di Baduy, tenun bukan hanya sekedar kain, tapi juga

    identitas dan simbol status.

    58

    INSERT

    Inovasi dari Ajang IFDAKarya dan terus berkarya. Inilah yang selalu dibenak paradesainer muda furniture itu. Untuk mendorong kreatitas

    mereka, pemerintah pun kembali menggelar ajang IndonesiaFurniture Design Award (IFDA) 2011.

    54

    TEKNOLOGI

    Peluang Tenaga Surya di Bumi KhatulistiwaIndonesia merupakan negara yang sangat potensial untukmenggunakan tenaga surya sebagai energi alternatif,

    karena terletak tepat di garis khatulistiwa.

    52

    SUKSES STORY

    Mustika Ratu Melanglang BuanaBermula dari usaha di sebuah garasi di rumahnya, BRAMooryati Soedibyo akhirnya sukses menjadi produsen

    kosmetika berkelas dunia.

    48

    PENGURANGAN ATAU PEMBEBASAN PAJAKPERUSAHAAN MANUFAKTUR  

    Dengan hormat,Pemerintah melalui Permenkeu No. 130/Permenkeu/011/2011 tentang Pemberian FasilitasPembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan.Bagaimana dengan perusahaan manufaktur? Bagaimanatatacara pengajuannya?Demikian pertanyaan saya dan saya ucapkan terimakasih.

    Sechu Widjaja, Jakarta 

    Perusahaan manufaktur yang bisa mendapatkan fasilitas ini adalahindustri pionir. Artinya, industri yang memiliki keterkaitan lua s,memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkanteknologi baru, dan memiliki nilai strategis bagi perekonomiannasional. Yang termasuk industri ini a dalah logam dasar, pengilanganminyak bumi/kimia dasar organik dari minyak atau gas bumi,

     permesinan, industri sumber daya terbarukan, dan industritelekomunikasi.

     Adapun prosesnya pengajuan permohonan fasilitas tersebut secara garisbesar sebagai berikut :1. Perusahaan mengajukan permohonan kepada Menteri

    Perindustrian dengan tembusan kepada dirjen pembina industri,dengan melampirkan fotokopi NPWP, persetujuan penanamanmodal baru, surat kesanggupan penempatan dana di bank di

     Indonesia, dokumen pengesahan badan hukum perusahaan,ketentuan mengenai adanya tax sparing dari negara asal, dan

     formulis yang diisi uraian penelitian. 2. Menteri Perindustrian menugasi dirjen pembina industri

    melakukan verifikasi dan pengkajian permohonan tersebut, melaluisebuah tim.

    3. Perusahaan melakukan presentasi kepada tim, dan melengkapidokumen, selambatnya 7 hari kerja setelah permohonandisampaikan.

    4. Tim menyampaikan laporan kepada dirjen pembina industri,selambatnya 5 hari setelah verifikasi dan pengkajian.

    5. Dirjen merekomendasikan kelayakan pembebasan atau pengurangan fasilitas pajak kepada Menteri Perindustrian, selambatnya 2 harisetelah diterma laporan

    6. Menteri menugasi BPKIMI (Badan Pengkajian Kebijakan Industri dan Mutu Industri) untuk berkoordinasi dengan BKPM(Badan Koordinasi Penanaman Modal).

    7. Menteri Perindustrian menugasi BPKIMI untuk menyiapkanusulan kepada Menteri Keuangan.

    8. Pemberitahuan secara tertulis kepada perusahaan pengaju

     permohonan fasilitas.

    Untuk mengukur efektivitas pemberian fasilitas ini, dirjen pembinaindustri akan melakukan evaluasi. Untuk itu, penerima fasilitasdiwajibkan menyampaikan laporan secara berkala 6 bulan kepadadirjen pembina industri, meliputi realisasi produksi komersial, realisasi

     pemanfaatan fasilitas pembebasan/pengurangan pajak, realiasi penyerapan tenaga kerja, dan realisasi penggunaan atau alih teknologi.Untuk lebih detilnya, Anda bisa membaca Permenperin No.93/M-IND/Per/11/2011 tentang Pedoman dan Tatacara Pengajuandan Permohonan Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan PajakBadan di Sektor Industri.

    Demikian, terimakasih

    BANTUAN LANGSUNG BUAT INDUSTRI GULA 

    Dengan hormat,Upaya untuk meningkatkan daya saing industri gulanasional, pemerintah menyatakan telah memprogramkanbantuan langsung kepada industri. Apa saja yang temasukbantuan langsung dalam program itu? Apakah programbantuan itu akan dilanjutkan pada tahun 2012 ini?Demikian terima kasih

    Hormat saya,Soleh Susanto, Kediri, Jawa Timur 

    Ketentuan program bantuan langsung kepada pabrik gula initertuang dalam Permenperin No 86/M-IND/PER/10/2011 tentangBantuan Langsung Mesin dan atau Peralatan dalam RangkaRevitalisasiindustri Gula. Tujuannya adalah mendukung pelaksanaan

     program revitalisasi industri gula, perlu dilakukan peremajaan atau penggantian mesin dan atau peralatan pabrik.

    Bentuk bantuan langsung berupa mesin dan atau peralatan industri gula. Pabrik sasaran program ini adalah milik perusahaan negara yangberstatus badan usaha milik negara (BUMN), yang yang melakukan

     peremajaan atau penggantian mesin dan atau peralatan untukmeningkatkan kapasitas produksi, transparansi, efisiensi dan atau mutu

     gula.

    Bantuan langsung diberikan kepada industri yang memenuhiketentuan, yakni mesin / peralatan menggunakan teknologi yang majudan kondisinya baru (bukan bekas), serta jenis mesin/ peralatan terkaitdangan proses produksi atau peralatan penunjang.

     Industri yang mendapatkan bantuan langsung ini wajibmemanfaatkan dan memelihara mesin/ peralatan secara optimal,menyampaikan laporan setiap 6 bulan kepada Dirjen Industri Agroatas• pemanfaatan mesin/ peralatan, dan dilarang memperjualbelikan/memindahtangankan mesin/ peralatan tersebut.

    Bantuan langsung ini dibiayai DIPA Direktoral Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2011, dan untuktahun-tahun berikutnya akan dilanjutkan sepanjang penganggarannyamendapai perselujuan dari Menteri Keuangan. Perlu diingat bahwa

     pemberian bantuan langsung ini merupakan penyertaan modal pemerintah pusat.

    Demikian, terimakasih.

    SuratPembacaD a f t a r I s i

    No.04.2011

    Memperkokoh

     Industry Led Growth

  • 8/15/2019 Media Industri Edisi 4 2011

    4/33

  • 8/15/2019 Media Industri Edisi 4 2011

    5/33

    8 9MediaIndustri  • No.04- 2011 MediaIndustri • No.04- 2011

    LaporanUtamaLaporanUtama

    Setidaknya optimisme tersebutditopang oleh angka investasiselama 9 bulan pertama 2011

     yang makin tinggi. Pada saat yang bersamaan, tak sedikit pabrikanglobal yang membenamkan modalnyauntuk membangun pabrik barumaupun perluasan kapasitas.

     erlebih lagi, pada medioDesember 2011 muncul pengakuandari perusahaan pemeringkat globalFitch Rating dengan memasukkanIndonesia dalam investment grade .setelah menunggu lebih dari 13 tahun,peringkat Indonesia akhirnya naik dariBB+ menjadi BBB–.

    “Sesungguhnya peningkatan levelinvestasi ini sudah terlewati sejaksetahun lalu,” kata Menteri Keuangan

     Agus Martowardjojo seusai membukaseminar bertema ransforming CapitalInflow into Real Investment SoundFiscal Policy di Nusa Dua Bali, Jumat(14 Desember 2011).

    Hal itu ditunjukkan denganpenurunan suku bunga sukuk padatahun lalu menjadi hanya 4% dari

    Dengan adanya penaikan peringkatIndonesia ke level investment grade ,investasi asing akan masuk ke sektorriil, “Sektor yang paling diharapkanadalah sektor infrastruktur danmanufaktur,” kata Agus.

    Insentif Untuk menarik lebih banyak

    investasi ke sektor manufaktur,pemerintah menyiapkan menu insentif“enam sehat tujuh sempurna”.

    Menurut Menteri Perindustrian,keenam insentif tersebut mencakuptax holiday , tax alowance , penurunantarif bea masuk, bea masukditanggung pemerintah (BMDP),pajak pertambahan nilai ditanggungpemerintah (PPN-DP), danpemberian keringanan suku bungapinjaman.

    Selain itu, pemerintah tetapberkomitmen melanjutkan kebijakanpengamanan industri dalam negeri,seperti melalui safeguard , pengenaan

    bea ekspor untuk produk bahan bakuindustri, dan pengenaan standardnasional Indonesia (SNI).

    Pertama , tax holiday . Kebijakan inididasarkan pada PMK No. 130 ahun2011 mengenai Pemberian FasilitasPembebasan atau Pengurangan PajakPenghasilan Badan. Kebijakan iniditujukan bagi industri pionir denganinvestasi minimal Rp5 triliun. Adalima industri yang akan mendapatkaninsentif ini, yakni industri logam dasar,industri pengilangan minyak bumi

    dan atau kimia dasar organik berbasismigas, industri permesinan, industri dibidang sumber daya alam terbarukan,dan industri peralatan komunikasi.

     ujuan pemberian tax holidayuntuk meningkatkan infrastrukturdi lokasi investasi, mendorongpenyerapan tenaga kerja domestik,alih teknologi, dan meningkatkan nilaitambah industri di dalam negeri.

    Bentuk pemberian fasilitas berupapembebasan PPh Badan dalam jangka

     waktu paling lama 10 tahun dan palingsingkat 5 tahun terhitung sejak tahundimulainya produksi komersial dengannilai investasi sebesar 100%, danpengurangan PPh Badan sebesar 50% dari PPh Badan terutang selama 2(dua) tahun pajak setelah berakhirnyapemberian fasilitas pembebasan PPh

    Setelah pertumbuhan sektor manufaktur yang melaju kencang, optimisme terhadappertumbuhan ekonomi Indonesia yang makin berkualitas tak menipis di tengah krisis

    yang mendera Amerika Serikat dan Eropa. Menu “enam sehat tujuh sempurna” diyakini

    akan memperkokoh industry led growth.

    Memperkokoh

    Industry LedGrowth

    sebelumnya mencapai 8,4%. Hal itukarena berkurangnya tingkat risikoinvestasi di Indonesia.

    Selain itu, United NationConference on rade andDevelopment dalam World InvestmentReport 2011 telah menaikkan 2peringkat Indonesia ke level 7 negara

     yang paling dinimati untuk tujuaninvestasi setelah AS, China, India,Brasil, Rusia, dan Polandia.

    Sepanjang periode Januari –September 2011, penanaman modaldalam negeri mencapai Rp52,98triliun, jauh lebih tinggi dari PMDNsepanjang tahun 2010 sebesar Rp25,61 triliun dan merupakan investasiPMDN tertinggi selama dekadeterakhir.

    Sementara itu, penanaman modalasing (PMA) selama periode Januari –September 2011 mencapai US$14,34miliar, jauh lebih tinggi dari InvestasiPMA sepanjang tahun 2010 sebesarUS$ 3,36 miliar dan merupakaninvestasi PMA tertinggi selama dekadeterakhir.

    Badan.Kedua, tax allowance. Ini diatur

    dalam PP No. 62 tahun 2008 tentangFasilitas Pajak Penghasilan UntukPenanaman Modal di Bidang-bidangUsaha ertentu dan/atau di Daerah-daerah ertentu, di mana telahdisetujui usulan revisi untuk 36 bidangusaha tertentu dan 38 bidang usahatertentu di daerah tertentu untukmendapat fasilitas pajak penghasilan,baik dalam rangka investasi barumaupun perluasan yang akan segeraditetapkan Peraturan Pemerintahnya.

    Ketiga , penurunan tarif bea masuk.Revisi PMK No. 241 ahun 2010tentang Perubahan arif Bea Masuk,

     yang menurunkan bea masuk beberapakelompok industri seperti: IndustriPangan, Industri Pakan ernak, serta

  • 8/15/2019 Media Industri Edisi 4 2011

    6/33

    10 11MediaIndustri  • No.04- 2011 MediaIndustri • No.04- 2011

    LaporanUtamaLaporanUtama

    Industri Manufaktur; mengingatbeberapa bahan baku, bahan penolong,dan barang modal dari kelompokindustri tersebut di atas belumdiproduksi atau sudah diproduksi didalam negeri namun jumlahnya masihterbatas, sehingga ketergantunganterhadap impor cukup tinggi danmempengaruhi daya saing industrinasional.

    Keempat , bea masuk ditanggungpemerintah (BMDP). Pemberianfasilitas Bea Masuk DitanggungPemerintah Atas Impor Barang danBahan untuk 14 sektor industri dalamrangka meningkatkan daya saingindustri nasional yang sebagian bahanbaku dan bahan penolong masihdiimpor.

    Kelima , pajak pertambahan nilaiditanggung pemerintah (PPN-DP).Pemerintah telah memberikan fasilitas

    PPN-DP kepada beberapa sektorindustri dalam rangka meningkatkandaya saing, sejak tahun 2009.

    Untuk tahun 2011, fasilitas PPN-DP diberikan kepada industri antaralain minyak goreng (PMK No. 26 danPMK No. 29 ahun 2011), eksplorasimigas dan panas bumi (PMK No. 22ahun 2011), climate change, danbahan bakar minyak tertentu dan elpiji3 kg bersubsidi

    Keenam, pemberian keringanansuku bunga. Sejak tahun 2007,

    Pemerintah telah menjalankanprogram restrukturisasi permesinanbagi beberapa sektor industri denganskema pemberian keringanan sukubunga. Program ini ditujukan untukmeningkatkan efisiensi dan kapasitasproduksi, yang akan meningkatkandaya saing sektor industri tersebut.

    Beberapa sektor industri yangsudah mendapatkan fasilitas ini diantaranya tekstil dan produk tekstil(sejak tahun 2007), gula (sejak tahun2009), alas kaki (sejak tahun 2008),dan IKM Sandang (sejak tahun 2011).

    Di samping itu, kebijakanpengamanan industri dalam negeri 

     juga menjadi perhatian penting, diantara bea masuk tindak pengamanan(safeguards ) berdasarkan Keppres No84 ahun 2002 entang indakanPengamanan Industri Dalam NegeriDari Akibat Lonjakan Impor.

    Selain itu ada kebijakanmengenaan bea keluar sesuai denganPMK No. 67 ahun 2010, untukkomoditas kulit, kayu, buah & kernelkelapa sawit, CPO dan produkturunannya, biji kakao, rotan.

    Pemerintah juga konsisten denganpenerapan SNI untuk produk-produktertentu, guna menjamin kualitasproduk industri yang beredar dipasaran. Saat ini terdapat 73 SNI

     yang diberlakukan wajib dari 3.969SNI produk industri. Selanjutnya ada

    program peningkatan penggunaanproduk dalam negeri (P3DN).

    Realisasi investasiKebijakan ini pula yang membuat

    banyak pabrikan global makinkepincut  membenamkan investasinyadi Indonesia, bahkan di antaranyamenjadikan Indonesia sebagai basisproduksinya.

    Pada September 2011, Unilever yang berbasis di Amsterdammeresmikan beberapa pabrik barues krim dan produk perawatan kulit,demikian juga dengan Nestle yangmembenamkan US$200 juta untukmembangun pabrik keempatnya diIndonesia.

    Baru baru ini,Menteri Energi danSumber Daya Mineral Jero Wacikmengungkapkan Sharp—pabrikan asal

     Jepang—siap menamkan modalnya

    senilai US$ 1 miliar atau sekitar Rp8,5 triliun untuk mengembangkanlistrik tenaga surya di Indonesia.

    Di sektor industri kimia, P MultiNitrotama Kimia siap membangunpabrik keduanya untuk produkbahan peledak di Kawasan IndustriKujang, Cikampek, Jawa Barat. akmau ketinggalan, P ICI Paint

     juga melipatgandakan kapasitasproduksinya untuk menangkappeluang pasar pelapis dan cat.

    Di sektor industri otomotif, sejak

    beberapa tahun terakhir hampir semuamerek melakukan ekspansi pabr iknya,mulai dari Nissan Motor Jepang,

     oyota, Daihatsu, Suzuki, hinggaGeneral Motors.

    Di industri tekstil, perluasankapasitas yang dilakukan SouthPacific Viscose, pabrik rayon bahanbaku industri tekstil dari bahan kayudi Purwakarta,Jawa Barat. igatahun sebelumnya, P Indo Bharat,perusahaan rayon dari India, sudahmasuk ke Indonesia.

    Di bidang industri elektronik,ekspansi besar-besaran dilakukanoleh pabrikan lokal Polytron danSanken. Demikian juga dengan LuckyGoldstar dan Samsung, dua raksasaelektronik dari Korea. oshiba bahkan

    melipatgandakan kapasitas produksi V LCD di Indonesia, termasukmerelokasi fasilitas produksi dariVietnam.

    Menyimak kegairahan parapabrikn tersebut, menu “enamsehat tujuh sempurna” tampaknyacukup ampuh untuk memperkokohindustry led growth. Karena berbagaiperkembangan itu bisa jadimenunjukkan bahwa pertumbuhanekonomi Indonesia sudah tidak lagihanya didukung sumber daya alam,tetapi juga juga didorong oleh sektormanufaktur. (mi)

    Perkembangan Investasi PMDN sampai Triwulan III/2011 (Rp. miliar)

    NO Industri2006 2007 2008 2009 2010 Jan -Sep 2011

    P I P I P I P I P I P I

    1 Makanan 19,0 3.175,3 27,0 5.371,7 49,0 8.192,7 34,0 5.768,5 166 16.405,4 212 6.209,3

    2 Tekstil 7,0 81,7 8,0 228,2 20,0 719,7 23,0 2.645,7 26 431,7 39 700,4

    3 BarangDariKulit& AlasKaki 1,0 4,0 2,0 58,5 2,0 10,1 1,0 4,0 4 12,5 1 13,2

    4 Kayu 9,0 709,0 3,0 38,8 4,0 306,6 2,0 33,5 6 451,3 12 561,2

    5 Kertasdan Percetakan 9,0 1.871,2 8,0 14.548,2 14,0 1.797,7 8,0 1.000,8 25 1.102,8 45 5.292,4

    6 K i mi a d a n Far mas i 10,0 3.248,9 14,0 1.168,2 23,0 503,8 15,0 5.850,1 64 3.266,0 81 2.138,2

    7 K a re t d a n P las t ik 11,0 253,6 10,0 564,5 26,0 794,2 31,0 1.532,8 48 522,8 61 1.928,6

    8 Mineral Non Logam 4,0 218,2 2,0 124,2 7,0 845,3 4,0 786,1 13 2.264,6 32 5.604,2

    9 Logam,Mesin & Elektronik 22,0 3.334,2 17,0 3.541,6 31,0 2.381,3 31,0 1.466,8 50 789,6 64 4.247,2

    10Instru.Kedokteran,Presisi&

    Optikdan Jam0 ,0 0 ,0 0 , 0 0 , 0 2 , 0 7 ,0 0 ,0 0 , 0 - 0 1 -

    11Kendaraan Bermotor& Alat

    TransportasiLain4,0 116,6 8,0 609,4 6,0 314,7 3,0 66,5 15 362,2 13 483,8

    12 IndustriLainnya 0,0 0,0 2,0 36,5 4,0 38,4 6,0 279,5 2 3,7 6 4,8

    Jumlah 96 13.012 101 26.289 188 15.911 158 19.434 419 25.612 278 51.978,4

    Perkembangan Investasi PMA Sampai Triwulan III Tahun 2011 (US$ Juta)

    NO Industri2006 2007 2008 2009 2010 Jan – Sep 2011

    P I P I P I P I P I P I

    1. Makanan 45,0 354,4 53,0 704,1 42,0 491,3 49 552,1 194 1.025,9 223 782,8

    2. Tekstil 61,0 424,0 63,0 131,7 67,0 210,3 66 251,4 112 154,8 143 373,3

    3. BarangDariKulit& AlasKaki 11,0 51,8 10,0 95,9 20,0 145,8 21 122,6 31 144,1 46 175,9

    4. Kayu 18,0 58,9 17,0 127,9 19,0 119,6 18 62,1 31 43,1 24 44,5

    5. Kertasdan Percetakan 16,0 747,0 11,0 672,5 15,0 294,8 18 68,7 33 46,4 41 199,2

    6. K i mi a d a n Fa rma si 32,0 264,6 32,0 1.611,7 42,0 627,7 41 1183,1 159 798,4 197 1.243,7

    7 . Ka re t da n P la st ik 3 3 ,0 1 12 , 7 3 6 ,0 1 5 7, 9 5 1, 0 2 7 2, 1 4 2 2 08 , 1 9 7 1 0 5, 0 1 2 4 3 5 0, 9

    8. Mineral Non Logam 7,0 94,8 6,0 27,8 11,0 266,5 8 19,5 8 28,4 38 62

    9. Logam,Mesin & Elektronik 86,0 955,2 99,0 714,1 140,0 1.280,9 121 654,9 274 589,6 318 1.427,2

    10.Instru.Kedokteran,Presisi &

    Optikdan Jam1,0 0,2 1,0 10,9 7,0 15,7 5 5,1 3 1,4 7 0,9

    11.Kendaraan Bermotor& Alat

    TransportasiLain28,0 438,5 38,0 412,3 47,0 756,1 52 583,4 98 393,8 115 467,5

    12. Lainnya 25,0 117,1 24,0 30,2 34,0 34,8 33 120,1 56 26,2 66 53,8

    Jumlah 363 3.619 390 4.697 495 4.515 474 3.831 1.096 3.357 1.342 14.344,7

  • 8/15/2019 Media Industri Edisi 4 2011

    7/33

    12 13MediaIndustri  • No.04- 2011 MediaIndustri • No.04- 2011

    Pertumbuhan Ekonomi

     Akan KembaliDitopang SektorManufaktur

    W a w a n c a r aW a w a n c a r a

    MENTERI PERINDUSTRIAN M.S. HIDAYAT:

    Industri pengolahankembali mencatat kinerjagemilang. Pada triwulanIII/2011, sektor ini

    mencatat pertumbuhan 6,98%.Angka ini lebih dibandingkandengan pertumbuhan ekonominasional yang hanya 6,54%.Capaian industri manufakturini juga jauh lebih jauh daripertumbuhan tahun 2010sebesar 5,09%, dan merupakanpertumbuhan tertinggi sejaktahun 2005.

    Pertumbuhan cabang industrinonmigas secara kumulatif hinggatriwulan III yang tertinggi dicapaioleh industri logam dasar besi danbaja sebesar 15,03%, industri tekstil,barang kulit dan alas kaki sebesar8,63%, diikuti oleh industri makanan,minuman dan tembakau yangbertumbuh 7,29%.

    Sementara itu, neraca ekspor positiftertinggi sepanjang periode Januari-September 2011 dicapai oleh eksporproduk tekstil sebesar US$5,61 miliardan pengolahan tembaga, timah, danbarang tambang lain sebesar US$ 4,58

    miliar. Adapun neraca defisit tertinggidicapai oleh ekspor produk industribesi baja, mesin-mesin & otomotifsebesar –22,64 miliar dolar AS dankimia dasar sebesar –5,40 miliar dolar

     AS.Rapor bagus juga datang dari

    sektor investasi. Sepanjang 9 bulanpertama 2011, nilai investasi yangdibenamkan oleh pemodal domestiktercatat mencapai mencapai Rp52,98triliun, jauh lebih tinggi dari investasiPMDN sepanjang tahun 2010

     yang sebesar Rp25,61 triliun danmerupakan investasi PMDN tertinggi

    selama dekade terakhir. Adapun penanaman modal asingselama periode Januari–September2011 mencapai US$14,34 miliar,

     jauh lebih tinggi dari investasiPMA sepanjang tahun 2010 yanghanya sebesar US$3,36 miliar, danmerupakan investasi PMA tertinggiselama dekade terakhir.

    “Salah satu cara untuk mencapaitarget pertumbuhan industri adalahpeningkatan efisiensi dan daya saing,”kata Menteri Perindustrian M.S.Hidayat . Dalam sebuah wawancara

    dengan Media Industri , pria kelahiran Jombang, 2 Desember 1944, inimenuturkan banyak hal, mulaikelompok industri prioritas, kebijakaninsentif pendukung industri hinggaoutlook 2012. Berikut petikannya:

    Industri apa yang menjadi prioritasuntuk mendapatkan peningkatan dayasaing?

     Ada enam kelompok industriprioritas, yakni industri padat karya,industri kecil dan menengah (IKM),industri barang modal, industriberbasis sumber daya alam, industripertumbuhan tinggi, dan kelompokindustri prioritas khusus.

     Apa yang dimaksud dengan industripadat karya, dan apa saja di antaranya?

    Industri padat karya adalahindustri yang menyerap banyaktenaga kerja, labour intensive . yangtermasuk industri ini adalah tekstildan produk tekstil, alas kaki, dan

     furniture . Program peningkatandaya saing produk industri padatkarya, dilaksanakan melalui programrestrukturisasi permesinan untukindustri tekstil dan produk tekstil sertaalas kaki, pengembangan bahan baku

    alternatif, pengembangan desain danmerek, serta program P3DN untukpengadaan barang dan jasa pemerintahdan BUMN/BUMD.

    Bagaimana kinerja industri ini?Pada tahun 2010, total nilai

    produksi industri P mencapai US$21,25 miliar, dengan tenaga kerjalangsung yang diserap 1,32 juta orang,sedangkan nilai ekspor industri Ppada tahun 2010 mencapai lebih dariUS$ 10,9 miliar.

    Industri alas kaki menunjukkanperkembangan yang sangat signifikanpada tahun 2010, di mana nilai eksporalas kaki mencapai US$2,1 miliar, atau

    tertinggi yang pernah dicapai selamaini. Adapun industri furniture

    memberikan kontribusi cukup pentingterhadap perekonomian. Pada tahun2010, nilai ekspor furniture mencapaiUS$ 2,04 miliar.

    Seperti apa kelompok prioritas IKM?Pengembangan IKM merupakan

    salah satu fokus prioritas industrinasional yang ditujukan untukmenciptakan lapangan usaha danlapangan kerja. Di antara IKM yang

    diprioritaskan adalah industri kreatif,seperti industri feshion, kerajinan danbarang seni, serta pengembanganindustri pangan, sandang dan kerajinanmelalui konsep one village one product(OVOP).

    Program yang dilakukan untukmeningkatkan daya saing kelompokini antara lain pengembangankewirausahaan untuk menciptakan

     wira usaha baru dan penyerapan tenagakerja, peningkatan kemampuan SDMmelalui pendidikan dan pelatihan,dan modernisasi peralatan IKMmelalui bantuan mesin peralatandan restrukturisasi mesin peralatankepada unit pelayanan teknis (UP)dan kelompok usaha bersama (KUB)melalui skema potongan harga.

    Selain itu peningkatan pemasaran

    melalui keikutsertaan dalam pameranbaik dalam maupun luar n egeri,penerapan standar untuk IKM dalamrangka peningkatan daya saing, sertapromosi serta fasilitasi kredit usaharakyat (KUR).

    Bagaimana dengan industri barangmodal?

    Indonesia sangat tergantungterhadap impor barang modal karenaindustri barang modal dalam negeribelum berkembang sesuai dengankebutuhan sektor industri. Imporbarang modal dalam kurun waktu 3tahun terakhir tumbuh rata-rata 32,25% per tahun, dan pada tahun 2010impor barang modal mencapai sekitarUS$ 26,9 miliar.

    Industri barang modal mencakupgalangan kapal dan permesinan.Untuk mendorong tumbuhnyaindustri barang modal dalam negeri,pemerintah akan memberikan berbagaifasilitas dan insentif fiskal berupa taxallowance , pembebasan bea masuk, taxholiday , serta dukungan kemudahan

    kredit perbankan.

    Bagaimana dengan industri berbasissumber daya alam?

    Industri berbasis sumber daya alammeliputi kelapa sawit, kakao, karet,rumput laut, baja, dan aluminiumhulu. Produksi CPO Indonesia padatahun 2010 mencapai 19,7 juta tondimana lebih dari 50,08% (9,57 jutaton) masih diekspor dalam keadaanmentah. Indonesia juga merupakannegara produsen kakao terbesar ketigadengan total produksi 0,83 juta ton, di

  • 8/15/2019 Media Industri Edisi 4 2011

    8/33

    14 15MediaIndustri  • No.04- 2011 MediaIndustri • No.04- 2011

    W a w a n c a r aW a w a n c a r a

    mana 66,65% diekspor berupa biji.Indonesia juga berpotensi menjadi

    produsen utama karet dan barang karetdunia karena didukung oleh produksikaret alam yang besar. Produksi padatahun 2009 mencapai 2,52 juta ton dimana 83,27 % diekspor dalam bentukkaret mentah.

    Untuk mendorong tumbuhnyainvestasi industri hilir agro dalamrangka meningkatkan nilai tambah didalam negeri, pemerintah memberikanfasilitas tax holiday dan tax allowancepada tahun 2011.

    Seperti apa industri pertumbuhantinggi yang diprioritaskan untukdiperkuat daya saingnya?

    Industri dengan tingkatpertumbuhan tinggi antara lain

    industri kendaraan bermotor,elektronika, dan telematika. Padatahun 2010, produksi kendaraanbermotor roda empat mencapai 770ribu unit dan kendaraan bermotor rodadua mencapai 7,3 juta unit.

    Untuk meningkatkan dayasaing industri kendaraan bermotor,pemerintah akan memfasilitasipemberian insentif fiskal, pembebasanPPnBM dan pembebasan bea masukbarang modal, bahan baku dankomponen yang dibutuhkan untukproduksi dalam negeri.

    Sedangkan industri elektronikadiarahkan pada industri elektronikaperalatan kesehatan, radar dan alatkontrol berbasis digital. Untukitu, akan diberikan dorongan dan

    insentif fiskal terhadap industri yangmemproduksi peralatan tersebut.

     Apa saja industri prioritas khusus?Industri yang dikelompokkan

    menjadi prioritas khusus adalahindustri gula, industri pupuk,dan industri petrokimia. Dalampengembangan industri gula,pemerintah akan melaksanakanrevitalisasi pada pabrik-pabrik

     yang sudah ada dan mendorongpembangunan pabrik gula baru.

    Pemerintah merencanakanuntuk membangun enam pabrikpupuk NPK dan merevitalisasi enampabrik. Selain itu, Pemerintah akanmengembangkan industri petrokimiamelalui pengembangan klaster industriberbasis migas kondensat di Gresik

    dan uban (Jatim) serta Bontang(Kaltim).

     Apa saja yang sudah dilakukansepanjang 2011?

    Program yang dijalankansepanjang tahun 2011 di antaranyarevitalisasi industri pupuk, industrigula, industri tekstil dan alas kaki,industri petrokimia, dan industrisemen. Selain itu, pemerintah jugamendorong pengembangan klasterindustri hilir kselapa sawit, danfasilitasi pengembangan zona industridi kawasan ekonomi khusus.

    Sejauh mana revitalisasi industripupuk?

     elah ditandatangani Natural

    Gas Supply Agreement (NGSPA) olehP. Pupuk kaltim dengan KKKSEastkal untuk jangka waktu 10 tahun(2012-2021), Kontrak pembangunanpabrik urea kapasitas 1,1 juta ton/tahun antara P Pupuk Kaltimdengan Konsorsium IKP dan oyoEngineering Corporation (EC),

     elah ditandatangani MoA terkaitalokasi pasokan gas bumi untukpabrik urea II P. Petrokimia Gresikdari lapangan gas Cepu sebanyak85 MMSCFD, dan pengembanganpabrik pupuk majemuk/NPK.

    Pengembangan pabrik pupukmajemuk ditandai denganditandatangani MoU/MoA antara

     Jordan Phosphate Mines Company(JPMC) deng an P. PetrokimiaGresik (Indonesia) untuk membangun

    pabrik phosphoric acid  (PA) di Gresik Jatim dengan kapasitas produksi200.000 ton/tahun, P Pusri (Persero)untuk pembangunan pabrik pupukNPK di Indonesia dengan kapasitas200.000 – 300.000 ton/tahun, P.Pusri (Persero) untuk pendirian pabrikasam phosphate  dengan kapasitas200.000 metrik ton pertahun diPalembang, P. Pupuk Kaltim un tukpendirian pabrik asam phosphate  dengan kapasitas 200.000 metrik tonpertahun di Bontang.

     Adapun pengembangan pabrikpupuk organik dilakukan dengantelah tersedia peta potensi bahan bakupupuk organik di 50 Kabupaten/Kota,dan telah disusun Draft SNI pupukorganik.

    Sejauh mana revitalisasi industri gula?Revitalisasi industri gula telah

    direalisasikan melalui pemberianbantuan keringanan pembiayaanmesin/peralatan untuk tujuhperusahaan gula, yakni PPN VII, IX,

     X, XI, XIV, P RNI 1 dan P RNI 2,

    dengan total 46 Pabrik Gula dengannilai bantuan Rp47,88 miliar dan nilaiinvestasi mencapai Rp679 miliar.

    Bantuan langsung mesin/peralatanpada tahun 2011 diberikan kepadaenam perusahaan gula yakni PPNII, IX, XI, XIV, P RNI 1 dan PRNI 2, antara lain berupa peralatananalisis rendemen individu (ARI),high grade centrifuge  (HGC) dan low

     grade centrifuge  (LGC) dan cane bagassedryer .

    Saat ini telah selesai dilakukanaudit teknologi terhadap 10 pabrik

    gula existing  terpilih. Sebagai catatan,bantuan langsung mesin/peralatankepada PG Meritjan (PPN X) tahun2010, telah berhasil meningkatkankemampuan produksi PG tersebutdari 23.617 ton pada 2010 menjadi29.725,50 ton pada 2011 (25,86%).

    Bagaimana dengan pengembanganklaster industri hilir kelapa sawit?

     erkait dengan pembangunankawasan/ klaster industri hilir kelapasawit pemerintah telah menetapkanProyek Kawasan Industri Sei Mangkei(KISM) menjadi satelit programMP3EI Indonesia bagian barat yangtelah dicanangkan Presiden dan siapdiresmikan pada awal tahun 2012.Sejauh ini, telah diselesaikannyaperluasan kapasitas pabrik kelapa sawit

    Sei Mangkei dari semula 30 on/Jam BS menjadi 75 on BS/jam.

    Sementara itu fasilitasipembangunan pabrik Palm Kernel Oil(PKO) dan Pembangkit Listrik enagBiomassa (PLBS) telah memasukitahap akhir (siap diresmikan Awal2012), dan telah tersusunnya matriksrencana pembangunan infrastrukturKlaster Sei Mangkei – Sumut, Dumai– Kuala Enok Riau, dan Maloy Ka ltim.

     erkait peningkatan investasiindustri hilir dan jaminan pasokanbahan baku saat ini telah masukinvestasi industri hilir skala besar lebihdari Rp20 riliun, setelah penerbitanPMK 128/2011 tentang Perubahan

     Atas PMK No. 67/2010 tentangPenetapan Barang Ekspor YangDikenakan Bea Keluar Dan arif BeaKeluar.

    Sementara itu, P FerrostaalIndonesia dan sebuah perusahaandari Eropa siap membangun pabrikdi Kawasan Industri Sei Mangkei.Pemerintah juga berpartisipasi aktifpada kegiatan sub working group of

     palm oil untuk menangkal dampaknegative campaign industri palm oil diIndonesia.

    Sejauh mana fasilitas pengembanganzona industri di kawasan ekonomikhusus?

    Kami telah menyelesaikan kajianmengenai Master Plan, RencanaStrategis dan Studi KelayakanEkonomi dan Finansial KEKSei Mangkei serta Master Planpengembangan kawasan IKMdan pusat inovasi di Sei Mangkei.  

    Kajian Rencana Strategis dan StudiKelayakan Ekonomi dan FinansialKEK Bitung juga telah dirampungkan.

    Kementerian Perindustrian danPPN III juga telah menandatanganMoU mengenai penyediaanlahan untuk pembangunan pusatinovasi KEK Sei Mangkei. (No.291/PPI/11/2011 dan No. 3.13/MoU/03/2011, tanggal 9 Nopember2011). Untuk tahun 2012, pemerintahakan mengalokasikan anggaranpembangunan pusat inovasi berbasiskelapa sawit di KEK Sei Mangkeidan pusat inovasi rotan di KawasanIndustri Palu.

    Bagaimana dengan program revitalisasiindustri tekstil dan alas kaki?

    Kami telah memfasilitasirestrukturisasi permesinan sebanyak

    125 perusahaan industri P, alas kakidan penyamakan kulit dengan totalinvestasi sebesar Rp 1,55 triliun dannilai bantuan Rp 147,52 miliar. Saatini ada 45 perusahaa n industri P,alas kaki dan penyamakan kulit masihdalam waiting list  sebagai pesertarestrukturisasi dengan perkiraan nilaibantuan sebesar Rp 78,51 miliar.

    Bagaimana dengan revitalisasi industripetrokimia?

     ercakupnya beberapa produkindustri petrokimia yang berhak

    menerima insentif Tax Allowancemelalui revisi PP62/2008, dan axHoliday melalui PMK 130 tahun2011 dan Permenperin mengenai axHoliday.

    Kami juga menyampaikan usulanpenyusunan tarif BM untuk produk-produk petrokimia, dan mendukungtpengadaan infrastruktur dan energimelalui subtim migas, energi danpetrokimia koridor Jawa, penyusunanSNI Polyethylene  dan Polypropylene ,promosi investasi industri petrokimiake China, dokumen DED Center of

     Excellence , ground breaking PabrikP Petrokimia Butadiene kapasitas100.000 PY, dan ground breakingekspansi P Nippon Sokubai Acylic

     Acid san Super Absorbant Polymer.

    Bagaimana dengan revitalisasi industri

    semen?Kami sedang dalam persiapan

    pembangunan pabrik semen barudengan kapasitas 600 ribu ton hingga2,5 juta ton per tahun di Manokwari,Papua Barat, dan menfasilitasipembangunan pabrik P SemenGrobogan di Kabupaten Grobogan,

     Jawa engah yang bekerjasama denganChina National Building MaterialsGroup Corporation (CNBM) dengankapasitas produksi 2,1 juta ton pertahun.

    Kami juga akan fasilitasi rencana

  • 8/15/2019 Media Industri Edisi 4 2011

    9/33

    16 17MediaIndustri  • No.04- 2011 MediaIndustri • No.04- 2011

    investasi baru oleh investor China,yaitu Anhui Conch Cement CompanyLtd. yang berencana membangunpabrik semen pada beberapa lokasi diKalimantan dan Papua barat dengankapasitas antara 2-3,5 juta ton pertahun, fasilitasi rencana investasibaru packing plant semen di Cilegon,Banten 60.000 ton/bulan, dan fasilitasiproyek optimalisasi P Semen onasadan P. Semen Gresik masing-masingsebesar 2,5 juta ton semen.

    Di samping itu dilakukanfasilitasi proyek-proyek optimalisasipabrik semen, antara lain P SemenPadang sebesar 2,5 juta t on semen,diperkirakan selesai pada tahun 2014,P. Holcim Indonesia sebesar 2,5 j utaton semen, diperkirakan selesai tahun2013; dan P. Indocement unggal

    Prakarsa sebesar 2,5 juta ton semen,diperkirakan selesai pada tahun 2012.

    Apa saja kebijakan insentif pendukungindustri?

    Setidaknya ada 6 macam insentifyang diberikan oleh pemerintah, yakni t ax holiday sesuai dengan PMK No.130 ahun 2011, tax alowance  yangdiatur dalam PP No. 62 ahun 2008,penurunan tarif bea masuk melaluirevisi PMK No. 241 ahun 2010,bea masuk ditanggung pemerintah(BMDP), pajak pertambahan nilaiditanggung pemerintah (PPN-DP),serta pemberian keringanan sukubunga pinjaman.

    Mohon dijelaskan lebih rinci tentangkebijakan insentif tersebut.

    Pertama , tax holiday . Kebijakan inididasarkan pada PMK No. 130 ahun2011 mengenai Pemberian FasilitasPembebasan atau Pengurangan PajakPenghasilan Badan. Kebijakan iniditujukan bagi industri pionir denganinvestasi minimal Rp5 triliun. Ada

    lima industri yang akan mendapatkaninsentif ini, yakni industri logam dasar,industri pengilangan minyak bumidan atau kimia dasar organik berbasismigas, industri permesinan, industri dibidang sumber daya alam terbarukan,dan industri peralatan komunikasi.

     ujuan pemberian tax holidayuntuk meningkatkan infrastrukturdi lokasi investasi, mendorongpenyerapan tenaga kerja domestik,alih teknologi, dan meningkatkan nilaitambah industri di dalam negeri.

    Bentuk pemberian fasilitas berupa

    pembebasan PPh Badan dalam jangka waktu paling lama 10 tahun dan palingsingkat 5 tahun terhitung sejak tahundimulainya produksi komersial dengannilai investasi sebesar 100%, danpengurangan PPh Badan sebesar 50% dari PPh Badan terutang selama 2(dua) tahun pajak setelah berakhirnyapemberian fasilitas pembebasan PPhBadan.

    Kedua, tax allowance. Ini diaturdalam PP No. 62 tahun 2008 tentangFasilitas Pajak Penghasilan UntukPenanaman Modal di Bidang-bidangUsaha ertentu dan/atau di Daerah-daerah ertentu, di mana telahdisetujui usulan revisi untuk 36 bidangusaha tertentu dan 38 bidang usahatertentu di daerah tertentu untukmendapat fasilitas pajak penghasilan,

    baik dalam rangka investasi barumaupun perluasan yang akan segeraditetapkan Peraturan Pemerintahnya.

    Ketiga , penurunan tarif bea masuk.Revisi PMK No. 241 ahun 2010tentang Perubahan arif Bea Masuk,

     yang menurunkan bea masuk beberapakelompok industri seperti: IndustriPangan, Industri Pakan ernak, sertaIndustri Manufaktur; mengingatbeberapa bahan baku, bahan penolong,dan barang modal dari kelompokindustri tersebut di atas belumdiproduksi atau sudah diproduksi di

    dalam negeri namun jumlahnya masihterbatas, sehingga ketergantunganterhadap impor cukup tinggi danmempengaruhi daya saing industrinasional.

    Keempat , bea masuk ditanggungpemerintah (BMDP). Pemberianfasilitas Bea Masuk DitanggungPemerintah Atas Impor Barang danBahan untuk 14 sektor industri dalamrangka meningkatkan daya saingindustri nasional yang sebagian bahanbaku dan bahan penolong masihdiimpor.

    Kelima , pajak pertambahan nilaiditanggung pemerintah (PPN-DP).Pemerintah telah memberikan fasilitasPPN-DP kepada beberapa sektorindustri dalam rangka meningkatkandaya saing, sejak tahun 2009.

    Untuk tahun 2011, fasilitas PPN-DP diberikan kepada industri antaralain minyak goreng (PMK No. 26 danPMK No. 29 ahun 2011), eksplorasimigas dan panas bumi (PMK No. 22

     ahun 2011), climate change, danbahan bakar minyak tertentu dan elpiji3 kg bersubsidi

    Keenam, pemberian keringanansuku bunga. Sejak tahun 2007,Pemerintah telah menjalankanprogram restrukturisasi permesinanbagi beberapa sektor industri denganskema pemberian keringanan suku

    bunga. Program ini ditujukan untukmeningkatkan efisiensi dan kapasitasproduksi, yang akan meningkatkandaya saing sektor industri tersebut.

    Beberapa sektor industri yangsudah mendapatkan fasilitas ini diantaranya tekstil dan produk tekstil(sejak tahun 2007), gula (sejak tahun2009), alas kaki (sejak tahun 2008),dan IKM Sandang (sejak tahun 2011).

    Bagaimana dengan kebijakanpengamanan industri dalam negeri?

     Ada beberapa kebijakan diantaranya bea masuk tindakpengamanan (safeguards ), berdasarkanKeppres No 84 ahun 2002 entang

     indakan Pengamanan IndustriDalam Negeri Dari Akibat LonjakanImpor.

    Selain itu ada kebijakanmengenaan bea keluar sesuai denganPMK No. 67 ahun 2010, untukkomoditas kulit, kayu, buah & kernelkelapa sawit, CPO dan produkturunannya, biji kakao, rotan.

    Pemerintah juga konsisten denganpenerapan SNI untuk produk-produktertentu, guna menjamin kualitasproduk industri yang beredar dipasaran. Saat ini terdapat 73 SNI

     yang diberlakukan wajib dari 3.969SNI produk industri. Selanjutnya adaprogram peningkatan penggunaanproduk dalam negeri (P3DN).

    Bagaimana perkiraan kondisi ekonomiIndonesia tahun 2012?

    Dengan terus membaiknya kinerjasektor industri non migas dalam 2tahun terakhir ini, yang ditandai olehmeningkatnya investasi di sektorindustri sejak triwulan I/2010, cukupterbuka peluang bagi sektor industrinon migas untuk tetap tumbuh dikisaran 5,8% -- 7,1% pada tahun 2012.

    Dengan pertumbuhan sektor

    industri non migas di sekitar keduaangka tersebut maka pertumbuhanekonomi Indonesia diperkirakanbisa mencapai 5,8% - 6,3%. Namundalam hal ini tetap perlu diwaspadaiperkembangan ekonomi kawasanEuro, yang berpotensi menyebabkangangguan pada pertumbuhanekonomi dunia, terutama terkaitdengan sustainabilitas fiskal danrisiko di sektor perbankan yang akanberpengaruh pada sektor riil.

    Dari sisi produksi, pertumbuhanekonomi Indonesia diperkirakan akan

    kembali didukung oleh pertumbuhansektor industri manufaktur, khususnyaindustri nonmigas. Pertumbuhansektor industri non migas yangmencapai sebesar 6,98% ( y-o-y ) padatriwulan III 2011 menunjukkanpeningkatan kinerja yang cukupmenggembirakan, dan menjadi dasarbagi pertumbuhan sektor ini padatahun 2012. Oleh karena itu padatahun 2012 pertumbuhan indutrinonmigas diperkirakan bisa mencapaisedikitnya 5,8%.

    Bahkan jika upaya-upaya maksimalbisa dilakukan, industri non migasdiperkirakan bisa tumbuh di atas7%, dimana dalam hal ini industriotomotif, industri logam dasar besi &baja, industri makanan & minuman,dan industri tekstil, barang kulit & alaskaki diharapkan bisa menjadi motor

    pertumbuhan industri.Untuk mencapai pertumbuhan

    industri nonmigas hingga 7%,pembangunan infrastrukturmerupakan faktor yang sangat penting,

     yang akan sangat berpengaruh padapertumbuhan sektor industri danperekonomian secara keseluruhan.Hal ini tidak saja karena ketersediaaninfrastruktur sangat berperan pentinguntuk menjaga kelancaran arusbarang dan jasa, tetapi juga dalammemperlancar proses produksi padaberbagai kegiatan ekonomi riil.

    Bagaimana mengenai dampak krisisperekonomian Amerika Serikat danEropa?

    Kekhawatiran terhadap meluasnyakrisis ekonomi di zona Euro dan

     Amerika Serikat semakin meningkatdi berbagai kalangan di dunia.Ketidakpastian penyelesaian krisis

     yang melanda kedua wilayah tersebutmenimbulkan ketidakpercayaanmasyarakat terhadap kinerjaperekonomian dunia pada beberapatahun mendatang.

    Pangsa pasar Amerika Serikatdan Eropa selama ini mempunyaikontribusi cukup besar dalammenyerap ekspor Indonesia. Untukekspor komoditi nonmigas, kontribusikedua kawasan ini masih mencapai25,3% dari total ekspor nasional, dimana untuk tujuan Eropa sekitar

    13,3% dan ke Amerika Serikatsekitar 12% selama periode Januari-September 2011.

    Dengan terus berlanjutnya gejolakekonomi di Amerika Serikat dankawasan Eropa, ada kekhawatiranterhadap dampak berantai yangakan berimbas pada perekonomiannasional. Jika tidak segera diantisipasi,ada kekhawatiran bahwa targetpetumbuhan ekonomi sebesar 6,7%pada tahun 2012 akan sulit dicapai.(mi)

    W a w a n c a r aW a w a n c a r a

  • 8/15/2019 Media Industri Edisi 4 2011

    10/33

    18 19MediaIndustri  • No.04- 2011 MediaIndustri • No.04- 2011

    Beleid Baru Hilirisasi Industri Sawit

    K e b i j a k a nK e b i j a k a n

    Peraturan menteri keuangan

    (PMK) yang terbit 15September 2011 inimerupakan ubahan dari PMK

    67/PMK.011/2010 tentang PenetapanBarang Ekspor yang Dikenakan BeaKeluar dan arif Bea Keluar.

    PMK ini merestrukturisasi besarantarif bea keluar atas ekspor kelapasawit, CPO, dan produk turunannya.ujuannya, mendukung hilirisasiindustri sawit serta kestabilan hargaminyak goreng dalam negeri.

    Ujung-ujungnya, ia menumbuhkanindustri hilir kelapa sawit serta

    mendongkrak lapangan kerja. Industri

    minyak sawit mentah (MSM) dinilaisudah tidak strategis lagi. Potensi pasardan profit produk turunannya jauhlebih besar.

    “Saya menjamin walaupunmenterinya berganti kebijakan yangberpihak kepada hilirisasi akantetap terlaksana,” janji MenperinMS Hidayat pada acara dialaogdengan dunia usaha/Asosiasi Industrihilir kelapa sawit, di Bekasi, Jumat(30/9/2011).

    Mantan ketua Kadin ini jugamenyarankan kepada dunia usaha

     yang terkait untuk saling membantumensukseskan Indonesia menjadi

    negara yang tidak lagi mengirim bahanbaku ke luar negeri.

    Saat ini selain Malaysia, Indonesiamerupakan produsen CPO terbesardi dunia dengan produksi 23 juta tonminyak kelapa sawit. Namun, lebihdari 50 persennya masih diekspordalam bentuk mentah (crude palm oil ).

    Dari pada diekspor, lanjutnya, lebihbaik kita mengolah CPO ini menjadibarang jadi, karena akan menambah

     value added. “Daripada dinikmatinegara kompetitor seperti China, Indiadan Uni Eropa kan lebih baik kita

     yang nikmati,” tambahnya.Untuk itu ke depannya, MS

    Hidayat berkomitmen meluaskanperkebunan kelapa sawit Indonesia

     yang saat ini mencapai 8,1 juta hektardi Pulau Sumatra, Kalimantan, danPapua. Dan juga memberikan insentif

     yang sesuai untuk pembangunanpabrik di luar pulau Jawa.

    Pemerintah mencanangkan lahanuntuk kelapa sawit di Indonesia pada2020 bisa mencapai 9,1 juta hektardengan potensi produksi CPO hingga42 juta ton.

    Menperin meyakini bilamomentum ini dimamfaatkan pelakuusaha menanamkan modal di sektorindustri, sedikitnya 60% produksiCPO dijamin akan terserap industrihilir, dan 40% sisanya dapat dieksporke pasar konvensional.

    Setidaknya, tahun ini sebanyaktujuh perusahaan di sektor minyaksawit mentah melakukan investasi,

     yakni Sinar Mas Group denganinvestasi Rp2,3 triliun, Musim MasGroup Rp2 triliun, Wilmar Group

    USD900 juta, Permata Hijau GroupRp2 triliun, Domba Mas USD180

     juta, PPN III dan FerrostalIndonesia Rp3 triliun, dan P VVF

     yang menggelontorkan dana investasiUSD100 juta untuk tahap pertama.

    Bahkan, perusahaan CPOglobal seperti Unilever, Procter andGamble, dan Cargill dikabarkan siapberinvestasi di sektor hilir kelapa sawitnasional.“Kami sangat diuntungkandengan peraturan tersebut [PMK 128],mudah-mudahan bila bergantinyamenteri di kemudian hari kebijakantersebut tidak berubah,” ujar JhonnyV, Direktur P Permata Hija u Group.

    Menurutnya, dalam PMK inipara pengusaha dan asosiasi merasadiuntungkan. Secara ilustrasi, PMKterdahulu, negara menerapkan BK

    untuk CPO lebih rendah dari padahasil turunan CPO-nya.

    “Dulu India membeli CPO denganharga pajak yang sama dengan turunanCPO, dengan PMK yang baru saat iniBK-nya sudah berbeda. “Jadi industrihilir saat ini b isa hidup,” ungkapnya.

    Menurutnya, daripada kita eksporbahan bakunya ke negara lain, kenapatidak kita saja yang mengolahnya. Kanmenambah value edit. “Sekali lagi kamiucapkan terimakasih kepada Instansiterkait yang betul-betul berpihakkepada industri dalam negeri,”sambungnya.

    Donald Siahaan dariDepartement Research DivisionPusat Penelitian Kelapa Sawit(PPKS), mengungkapkan industripengembangan berbasis minyak sawitmentah sudah tidak strategis lagikarena ada produk turunan minyak intisawit yang memiliki keuntungan yang

     jauh lebih besar.“Seperti bahan pembuatan cokelat

    dan krim yang sering dikonsumsimanusia, ternyata menggunakan

    produk turunan minyak inti sawit,”katanya. Sedangkan bungkil inti sawitselama ini banyak diekspor ke Autraliauntuk pakan ternak dengan harga jualRp 700.

    “api kalau diintegrasikan keindustri pakan ternak bisa jadi potensipasarnya bisa sangat menguntung kan,”tambah Donald.

    Gabungan Industri Minyak NabatiIndonesia (GIMNI) memperkirakanpada 2015 industri turunan minyaksawit Indonesia akan meningkatmenjadi 60% dari 40% saat ini seiring

    dengan semakin kondusifnya aturanbea keluar minyak sawit dan produkturunannya.

    Direktur Eksekutif GIMNISahat M. Sinaga mengatakanketidakmampuan industri hilirminyak sawit mentah Indonesia untukberkembang karena PMK No. 223tahun 2007 membuat BK CPO danproduk turunannya sama besar.

    Hal ini membuat para pengusahalebih tertarik mengekspor produkminyak sawit dalam bentuk CPOdibandingkan dengan produk hilir,seperti fatty acid , oleokimia, danminyak goreng.

    Menurut dia, GIMNI sudahberjuang 4 tahun agar pemerintahmenijau kebijakan yang kurangmendukung hilirisasi sawit itu.

    Dengan keluarnya PMK 128 yangberlaku 15 Oktober ini BK CPO danproduk turunannya dibedakan antara6% dan 7%.

     Artinya, BK produk turunanCPO lebih rendah antara 6%-7%dibandingkan dengan CPO, sehinggaindustri hilir CPO akan tumbuh danberkembang di Indonesia.

    Sinaga meyakini dalam jangkapendek (3 bulan setelah PMK 128diberlakukan) utilisasi produk rafineriindustri hilir CPO akan meningkatdari 40% menjadi 50%. Pada 2012,utilisasi pabrik rafineri di Indonesia

     yang berkapasitas terpasang19,8 jutaton per tahun akan meningkat menjadi65%.

    “PMK baru ini [128] benar-benar memaksa pengusaha mengolahCPO menjadi produk hilir karenamemberikan keuntungan yang lebihbesar. Bahan bakunya juga tersedia diIndonesia,” tuturnya.

    Dia memperkirakan pemilikkebun asing yang selama ini lebih sukamenjual minyak sawit mentah (CPO)

    dibandingkan mengolahnya di dalamnegeri akan berupaya untuk melobipemerintah untuk meninjau kembaliPMK 128 tersebut.

    Selama ini, CPO Indonesiamengalir ke Malaysia yang dijualoleh perkebunan asing yang tidakmemiliki industri pengolahan ke lebihhilir lagi. Di Malaysia, kata dia, CPOIndonesia diolah lebih ke hilir dannilai tambahnya dinikmati Malaysia.

    Dari sekitar 140 unit industrirafineri yang beroperasi di Indonesia,menurut dia, akan meningkatkan

    kapasitas produksinya denganmemodernisasi pabrik agar lebihefisien. “Paling tidak kapasitasproduksi yang selama ini antara400 ton-500 ton per hari, bakalditingkatkan menjadi 1.000 ton perhari agar lebih efisien,” tuturnya.

    Sementara itu, Jurubicara PMusim Mas Medan Julius mengatakanaturan yang membuat BK industri hilirCPO lebih rendah dibandingkan BKCPO sudah lama ditunggu-tunggupara pengusaha yang memiliki industripengolahan lebih hilir seperti minyakgoreng, fatty acid, oleokimia, danbiodiesel.

    “Kami memiliki kapasitaspengolahan minyak goreng 2.500ton per hari. Selama ini tidak bekerjapenuh karena produk yang dihasilkan

    kurang mendapatkan dukungan dariperaturan pemerintah. Musim Massebagian menjual produknya dalambentuk CPO karena BK-nya denganindustri hilir sama besar.”

     Aturan baru ini [PMK 128] bakallebih menarik karena pemerintah jugasudah mengeluarkan insentif berupapengurangan perpajakan kalau industridibangun di luar Jawa. “Persoalannyaadalah kesiapan infrastuktur haruscepat ditangani pemerintah, sehinggainvestor tertarik masuk ke indusri hilirCPO,” tuturnya.

    Hal senada disampaikan FadhilHasan, Direktur Eksekutif GabunganPengusaha Kelapa Sawit Indonesia(Gapki). Hilirisasi industri kelapasawit terus didorong oleh KementerianPerindustrian. Sayangnya, infrastrukturrupanya masih menjadi kendala serius.

    “Permasalahan yang menghambatdan perlu segera diselesaikan adalahinfrastruktur pendukung industriseperti pelabuhan, jalan, rel kereta api,listrik, ketersediaan lahan dan masalahperizinan,” tegas Menperin.

    Bahkan, Fadhil berpendapatpenurunan bea keluar produk turunansawit belum akan mendorong hilirisasiindustri. Jika pemerintah hendakmendorong pengembangan produkhilir kelapa sawit, maka tidak perluuntuk mengenakan bea keluar eksporproduk turunan CPO seperti minyakgoreng dan produk turunan lainnya.

    Hal yang pasti, seperti parapengusaha di sektor hilir, Gapki jugamendukung program hilirisasi industriminyak nabati ini. (mi)

    Indonesia merupakan penghasil sawit terbesar dunia dengan produksi crude palm

    oil 23 juta ton—yang lebih dari 50 persennya diekspor dalam bentuk mentah. Untuk

    menciptakan nilai tambah yang lebih besar melalui hilirisasi industri pemerintah

    menerbitkan PMK 128/PMK.011/2011.

  • 8/15/2019 Media Industri Edisi 4 2011

    11/33

    20 21MediaIndustri  • No.04- 2011 MediaIndustri • No.04- 2011

    K e b i j a k a nK e b i j a k a n

    ima industri beroleh tax holidayogam dasar

    Pengilangan minyak bumi dan ataukimia dasar organik dari minyakbumi dan gas alamPermesinanPeralatan telekomunikasiIndustri bidang sumber dayaterbarukan

    epuluh kriteria industri beroleh taxllowance

    PionirDibangun di daerah terpencil,tertinggal, perbatasan atau yangdianggap perluMelakukan penelitian,pengembangan dan inovasiMelakukan pembangunan

    infrastrukturMelakukan alih teknologiMenjaga kelestarian lingkunganhidupMelakukan kemitraan denganusaha mikro, kecil dan menengahMenggunakan barang modal darimesin dan peralatan dalam negeriMenyerap banyak tenaga kerja.

    0.Menggunakan bahan baku danatau komponen hasil produksidalam negeri

    Pemerintah menetapkanlima bidang usaha industri

     yang sifatnya pionir sebagaipenerima fasilitas pembebasan

    pajak penghasilan (tax holiday ) untuk jangka waktu minimal 5 tahun. Syaratlainnya, nilai investasi minimal Rp1triliun. Ketentuan ini tertuang dalamPeraturan Menteri Keuangan.

     Adapun sebanyak 128 bidangusaha tertentu di wilayah tertentu akanmendapatkan fasilitas keringanan PPh(tax allowance ). Ketentuan ini tertuangdalam revisi Peraturan PemerintahNo.62/2008.

    PP No.62/2008 merupakanrevisi pertama atas PP No.1/2007tentang Fasilitas PPh untuk KegiatanPenanaman Modal di Bidang Usaha

     ertentu dan atau Wilayah ertentu.Menteri Keuangan Agus D. W.

    Martowardojo menjelaskan kelimabidang usaha yang berkesempatanmendapatkan pembebasan PPh badanatau tax holiday  adalah industri logamdasar, industri pengilangan minyakbumi dan/atau kimia dasar organik

     yang bersumber dari minyak bumi dangas alam, industri permesinan, industridi bidang sumber daya terbarukan,serta industri peralatan telekomunikasi.

    “[Industri pionir] akanmemperoleh pembebasan pajakpenghasilan [PPh] badan mulai dari 5tahun, sampai berapanya kami masihbuka. Jadi ada di kisaran 5 tahun.

    Kalau dalam rancangannya antara 5dan 10 tahun,” ujarnya dalam jumpapers, Senin, 15 Agustus 2011.

    Fasilitas tax holiday  berlaku surutuntuk kegiatan usaha yang sudahberjalan setahun sebelum PMKterbit, asalkan belum memperolehkeuntungan atau komersil. “Jadi darikondisi sudah melakukan investasi,tetapi belum mencapai komersil, satutahun sebelum PMK ini [terbit],dimungkinkan untuk ber partisipasi,”ujarnya menjelaskan.

    Untuk mendapatkan tax holiday ,investor atau calon investor yangmemenuhi kriteria harus mengajukanpermohonan kepada Badan KoordiansiPenanaman Modal (BKPM) dan atauKementerian Perindustrian untukdikaji kesesuaian antara kriteria danrencana investasinya.

    Selanjutnya, BKPM danKementerian Perindustrimengusulkan calon penerimafasilitas itu kepada MenteriKeuangan untuk dikonsultasikansecara bertahap, mulai dengan tim

     verifikasi lintaskementerian, MenkoPerekonomian, dan terakhir denganPresiden.

    Bagi industri atau perusahaan yangmemperoleh fasilitas pembebasanpajak ini, dia tidak bisa menerimafasilitas terkait dengan (revisi) PPNo.1/2007 atau PP No.62/2008.“Kalau sudah memperoleh itu [tax

    allowance ], tidak bisa memperolehpembebasan pajak, dan sebaliknya,”Menkeu menegaskan.

     erkait dengan tax allowance ,Kementetrian Perindustrian,Kementerian Pertanian, KementerianPehubungan, Kementerian PekerjaanUmum, dan Kementerian Energidan Sumber Daya Mineral (ESDM)mengusulkan perluasan penerimamenjadi 215 bidang usaha.

    Namun, dalam rapat final di bawahkoordiansi Menko Perekonomiantersaring 128 bidang usaha yangdianggap layak memperolehkeringanan pajak. “Dari padalampiran (revisi PP No.62/2008) itukurang lebih ada 128 bidang usaha

     yang sekarang ini akan memperolehkesempatan untuk mendapatkan

    fasilitas (tax allowance ) terkait denganPP No 1/2007 yang merupakanperubahan kali ini,” tuturnya.

    Sementara itu, MenteriKoordinator Bidang PerekonomianHatta Rajasa mengatakan kriteria

     yang harus dipenuhi industri untukmndapatkan tax allowance . Pertama ,industri yang merupakan prioritastinggi dalam skala pemnbangunanekonomi nasional.

    Kedua , nilai investasi minimalRp50 miliar dengan tenaga kerjaminimal 300 orang, atau minimalRp100 miliar dengan tenaga kerjaminimal 100 orang, kecuali ditetapkanlain oleh masing-masing KBLI(klasifikasi baku lapangan usaha)dalam lampiran perubahan PP.

    Ketiga , industri tersebut harus ada justifikasi yang mendukung bidangusaha yang diusulkan. Keempat ,industri harus memenuhi salahsatu dari 10 kriteria dari PerpresNo.28/2008 tentang tentang ax

     Allowance.“ Nah yang memenuhi salah satu

    ini maka dia masuk dalam kriteria wajib untuk bisa mengajukan untukmendapatkan fasilitas perpajakantersebut,” kata Hatta.

    Kepala Badan Kebijakan FiskalBambang Brodjonegoro mengatakaninsentif perpajakan bagi industritertentu untuk meningkatkan dayasaing serta daya tarik investasiIndonesia. Harus ada manfaatnya yaituharus bisa bersaing dengan negara lain.

    Menurut Bambang, penerbitantax holiday  ini bisa bersamaan denganrevisi PP nomor 62/2008 tentang

    fasilitas pajak penghasilan untukpenanaman modal di bidang-bidangusaha tertentu dan di daerah-daerahtertentu atau tax allowance.

    Dia  menjelaskan sektor industrilebih berpeluang mendapatkan insentifdalam tax allowance  dibandingkandengan tax holiday  karena syarat

     yang lebih mudah serta sektor yangtercantum dari revisi tersebut lebihbanyak dan bervariasi.

    Menurut Bambang, pemberian tax holiday  kepada industri benar-benar akan dilakukan secara selektif,terutama bagi industri besar yangmempunyai nilai investasi minimalsebesar Rp100 miliar dan memberikannilai lebih dalam perekonomiannasional.

    “Tax holiday  sifatnya sangat

    selektif dan terbatas. Kalau taxallowance  terbatas juga, tidak semua,tapi [cakupan industrinya] lebih luas,kesempatan untuk mendapatkannyalebih besar dan nilai investasinya punlebih kecil,” ujarnya. (Sabtu, 13 Agustus

     2011)Pembebasan atau peringanan pajak

    merupakan pemanis bagi investorasing agar menanamkan modalnyadi sektor riil. Dengan fasilitas ini,pemerintah berupaya menangkap arusmodal asing agar menjadi investasilangsung.

    Keputusan pemerintahmeluncurkan kebijakan tax holiday  dan tax allowaance  tampaknyamendapatkan momentum di saatkondisi perekonomian di Eropa dan

     Amerika Serikat terpuruk.Para calon investor yang

    diperkirakan memindahkan dananyake pasar yang potensial, terutama dinegara-negara berkembang. Hal yangtidak kalah penting adalah mendoronginvestasi pemodal yang melakukanhal khusus, dengan memberikan tax

    holiday  yang lebih besar bagi yangmembangun lebih banyak infrastrukturdi daerah terpencil atau belumberkembang.

     Adapun tax allowance  ataukeringanan pajak juga perlu diperluasagar makin banyak pemilik dana ataumodal berbondong-bondong datang.

    Menperin M.S. Hidayatmengungkapkan beberapa investasi

     yang akan mendapatkan keringananpajak, di antara penanaman modal PNestle Indonesia di wilayah industriSurya Cipta, Karawang, Jawa Barat,

    dan industri manufaktur hilir kelapasawit.

    Pemberian fasilitas keringananpajak merupakan lompatan besarpemerintah. Pasalnya, selama inipemerintah dinilai pelit memberikankeringanan pajak. Perubahan mindsetatau pandangan ini bermula daripemikiran dari sisi pemerintah bahwapemberlakuan tax holiday dan taxallowance tidak serta merta menggeruspotensi penerimaan pajak dariindustri. Karena diharapkan denganpemberlakuan kebijakan tersebut,akan ada multiplier effect nya bagipeningkatan pertumbuhan ekonominegara.

    Pemberlakuan tax holiday  akanmendorong berkembangnya sektorindustri sehingga akan menambah

    lapangan pekerjaan. Jadi kebijakantersebut bisa meningkatkanpertumbuhan ekonomi secara luas

     yang otomatis bakal menambahpenerimaan pajak.

    Industri akan bergairah, sehinggaotomatis lapangan kerja akanbertambah dan angka pengangguranberkurang. Inilah yang disebut denganmultiplier effect .

    Kebijakan keringanan pajak yangberorientasi pada pertumbuhan (progrowth), pembukaan lapangan kerjalebih luas (pro jobs), dan penurunanangka kemiskinan (pro poor) sejatinyasudah sejalan dengan visi dan misipemerintahan Kabinet IndonesiaBersatu II.

    BKPM pun optimistis targetinvestasi Rp280 triliun tahun ini akantercapai, dan yakin prospek investasitahun depan akan makin baik.

    Mengingat masa pemberlakuanpenangguhan perpajakan yangterbatas, para investor tampaknyaperlu memanfaatkan peluang emas inidengan sebaik-baiknya. (mi)

    Catatan saja, pemerintah pernahbeberapa kali menjanjikan penerbitanbeleid ini, tapi selalu tertunda.

     Awalnya, Menkeu pernah menjanjikanbeleid ini akan terbit pada Februari2011. Lalu, Kepala BKPM Gita

     Wirjawan juga pernah mengatakanbeleid yang memuat aturan pemberianinsentif bagi investor ini akan keluarpada pertangahan April. Pada Juni,Menkeu kembali berjanji akan segeramenerbitkan aturan ini, tapi ternyatahingga saat ini belum terealisasi.

    Pemanis itu bernama Tax holiday & Tax allowancePenantian dunia usaha terhadap insentif akhirnya terjawab,setelah pemerintah menerbitkan fasilitas pajak berupa tax

     allowance dan tax holiday. Alasan kebijakan ini adalah azas

    manfaat bagi usaha penerimanya terhadap daya saing ekonomidan industri di Tanah Air.

  • 8/15/2019 Media Industri Edisi 4 2011

    12/33

    22 23MediaIndustri  • No.04- 2011 MediaIndustri • No.04- 2011

    K e b i j a k a nK e b i j a k a n

    RESTRUKTURISASI

    INDUSTRI NASIONAL

    Strategi pencapaian targettersebut dilakukan dalam tigatahapan. Pertama , strategi

     jangka pendek sampai dengan2009. Dalam tahapan ini swasembadamencakup pemenuhan konsumsilangsung rumah tangga, sedangkankebutuhan gula untuk industrisepenuhnya dipasok dari gula impor.

    Kedua , strategi jangka menengah(2010 – 2014), di mana produksi gula

    dalam negeri sudah dapat konsumsigula dalam negeri, baik untukkonsumsi langsung rumah tangga,industri, dan sekaligus dapat menutupneraca perdagangan gula nasional.

    Ketiga , strategu jangka panjang (2015 – 2025), difokuskan padamodernisasi industri berbasis tebumelalui pengembangan produkpendamping gula tebu (PPG) yangmemiliki nilai tambah.

    Pencapaian swasebada gula harusmelibatkan banyak institusi, mengingatbanyaknya aspek yang harus ditanganisecara komprehensif, mulai dari inputindustri (onfarm), industri pengolahan(off-farm), hingga kebijakanpenunjangnya.

    Di sektor off farm, pabrikan gulanasional masih menghadapi persoalanproduktivitas yang relatif rendah, diantaranya karena tingkat efisiensi

    pabrik (overall recovery ) masih jauhdi bawah standar, biaya produksimasih relatif tinggi, dan rendahnyatingkat otomatisasi pabrik yangmempengaruhi efisiensi dan daya saingusaha.

    Di samping itu, kualitas gula yangdihasilkan relatif rendah ( ICUMSA> 150), dan belum berkembangnyadiversifikasi produk berbasis tebuuntuk meningkatkan daya saingindustri gula.

    Keberadaan lembaga penunjang juga belum optimal memberidukungan, mulai dari lembaga riset,dan perbankan. Kebijakan fiskal (tarif bea masuk, pajak, retribusi sertaberbagai pungutan) belum sepenuhnyamendukung pengembangan industrigula.

    Gula merupakan komoditasstrategis, pengusahaannya berasal darion-farm sampai off-farm yang bersifatmultidimensi menyangkut teknis,sosial, ekonomi dan politis.

    Indonesia sebagai salah satu negaraprodusen gula sampai dengan tahun2010 mempunyai 61 PG berbahanbaku tebu dengan total kapasitas225.018 CD didukung areal seluas418.259 Ha, dan 8 PG Rafinasidengan total kapasitas 3,2 juta tonGKR/ahun.

    Untuk mengatasi salah satupermasalah di sektor off-farm,Kementerian Perindustrian telahmeluncurkan program revitalisasipabrik gula.

     ahun ini merupakan tahunketiga program restrukturisasi mesinindustri gula, setelah pada tahun laluanggaran yang disediakan senilai Rp24,14 miliar cukup laris manis terserapkalangan industri.

    Pada 2009, KementerianPerindustrian juga mengalokasikandana resktrukturisasi mesin industri

    gula sebesar Rp 50 miliar, namun yangterserap tidak lebih dari separuhnya

     yaitu hanya Rp 24,83 miliar yangdigunakan oleh 30 pabrik.

    Seperti di tahun pertama, serapanterhadap anggaran tahun ini yangcukup besar tampaknya tidak semulustahun lalu. Anggaran dana stimulussenilai Rp273 miliar itu diproyeksikanoleh Kementerian Perindustrian hanyaakan terserap Rp120 miliar.

    Mempertimbangkan kondisi yangdemikian, pemerintah akan mengubahmekanisme pemberian anggaran

    stimulus pabrik gula lantaran tidakterserap. Rencananya, dana tersebutakan dikucurkan sebagai bantuanlangsung untuk membeli peralatan.

    “Nantinya anggaran stimulustersebut akan diberikan sebagaibantuan langsung untuk membeliperalatan pabrik gula,” kata MenteriPerindustrian MS Hidayat di Jakarta .(20 Juli 2011)

    Pemberian stimulus itudiberikan tidak hanya untuk off-farm (pembangunan dan revitalisasi PG),tetapi juga on-farm (perluasan arealdan peningkatan produktivitas). Impormesin dan peralatan diperbolehkanselama belum dapat diproduksidi dalam negeri. Kalaupun sudahdiproduksi di dalam negeri, jumlahnyabelum mencukupi.

    Stimulus itu rencananya akandilanjutkan pada 2012-2014 untukmempercepat proses revitalisasi pabrikgula.

     ahun ini, KementerianPerindustrian tengah menggelaraudit teknologi terhadap 10 pabrikgula, sedangkan Badan PengkajianPenerapan eknologi (BPP)mendapat tugas audit terhadapdelapan pabrik.

    “Sehingga revitalisasi berlangsungefisien. Sisanya 34 pabrik gula jugaakan diaudit,” kata Menperin.

    Program swasembada guladiperkirakan membutukan investasisebesar Rp25,5 trilun, di mana Rp8,5trilun untuk revitalisasi industri gula dilingkungan Badan Usaha Milik negara(BUMN), dan Rp17 trilun untukpembangunan pabrik gula (PG) baru

     yang akan di lingkungan swasta.Menteri Perindustrian M.S.

    Hidayat mengatakan hingga akhirtahun lalu ada sekitar 35 perusahaanswasta yang mengajukan usulan untukmelakukan investasi pembangunan

    pabrik gula.Namun, mereka belum bisa

    merealisasikan investasinya karenabelum ada kepastian lahan. Untukmengatasi hal itu, Badan Pertanahannasonal (BPN) diminta segeramerealisasikan lahan untuk swasebadagula yang telah disepakati seluas300.000-350.000 hektare.

     Apalagi mengingat kebutuhangula nasional terus meningkat danpada tahun 2014 diperkirakan sebesar5,7 juta ton, terdiri dari 2,96 juta tonuntuk konsumsi langsung masyarakat

    dan 2,74 juta ton untuk keperluanindustri.

    Produksi gula tahun 2014diproyeksikan sebesar 5,7 juta tonapabila kebutuhan lahan untukpembangunan PG baru dan revitalisasiPG milik BUMN dilaksanakan sesuaidengan rencana.

    Menteri Perindustrian MS Hidayatmengingatkan program restrukturisasipengembangan industri nasionalmakin penting guna mengantisipasiancaman krisis global menyusul utang

     yang melanda negara-negara Eropa.Program tersebut berguna untuk

    meningkatkan daya saing produknasional. Langkah antisipasi jugadiupayakan dengan diversifikasi ekspordi luar pasar AS dan Eropa.

    Restrukturisasi manufaktur yang

    dapat dilakukan adalah melaluipembelian mesin baru untukmeningkatkan kualitas dan kuantitasproduksi.

    Beberapa cara yang telah dilakukanpemerintah adalah melalui pemberianbantuan restrukturisasi mesin kepadakalangan industri.” Setiap tahun

     jumlahnya kita tingkatkan. ahun2009 yang hanya Rp1,6 triliun , kaminaikkan menjadi Rp2,3 triliun padatahun 2012 mendatang,” ujar MSHidayat.Meski begitu, kata dia, restrukturisasimesin industri perlu bantuan investormengingat harga mesin industri cukupmahal. Saat ini,pemerintah sedangberupaya melakukan pendekataninvestasi dengan aiwan untukberinvestasi pada bidang industrimesin di Indonesia.

    Pemerintah memilih aiwan,lantaran negara tersebut terbukticukup tangguh dalam menghadirkanmesin industri. ”Bila kerja sama initerlaksana, kami berharap langkahini bisa meminimalisir bahkan

    menghilangkan kebergantunganimpor barang modal dari negara lain,”katanya.

    Sejauh ini pemenuhan kebutuhanmesin industri dalam negeri masihbergantung pada China dan India.

     aiwan sendiri, investor terbesarkelima di Indonesia. Nilai perdaganganantara Indonesia dan aiwan selamaperiode Januari- Agustus 2011mencapai USD8,3 miliar denganpertumbuhan 24% per tahun. (mi) 

    Pemerintah mencanangkan pencapaian swasembada

    gula pada 2014, dengan target produksi 27 juta ton.

    Untuk mendukung pencapaian ini, Kemenperin kembali

    meluncurkan program restrukturisasi mesin industri

    dengan dana stimulan sebesar Rp273 miliar.

  • 8/15/2019 Media Industri Edisi 4 2011

    13/33

    24 25MediaIndustri  • No.04- 2011 MediaIndustri • No.04- 2011

    K e b i j a k a nK e b i j a k a n

    S

    elama ini, biji kakao hasilpanenan petani langsungdiekspor, sehingga pendapatan

     yang diperoleh masyarakat

    di dalam negeri sangat tipis. Selainitu, harganya relatif rendah danrentan fluktuasi sebagaimana produkpertanian yang lain.

    Memang selama ini ada beberapakebijakan yang kurang mendukungupaya pengembangan industrihilir kakao dalam negeri sehinggaindustri hilir kakao nasional kurangberkembang, antara lain adanyakebijakan pengenaan pajak produkprimer dengan diberlakukannyaUndang-Undang No. 18 ahun 2000

    tentang PPN ata s komoditi primer.Pengenaan PPN sebesar 10%

    mengakibatkan beralihnya biji kakao yang tadinya diolah di dalam negeri

    menjadi diekspor dalam bentukbiji, sehingga industri pengolahankakao tidak memperoleh bahan baku

     yang cukup. Akibatnya, beberapaperusahaan pengolahan biji kakaotidak dapat beroperasi.

    Ini adalah sebuah ironi. Sepertipepatah “ikus mati di lumbung padi”.Industri pengolahan biji cokelat justrusekarat di negara penghasil kakaoterebesar dunia.

    Industri hilir pengolahan kakaonasional sesungguh memiliki

    potensi yang sangat besar untukdikembangkan mengingat ketersediaanbahan baku biji kakao yang cukupmelimpah di dalam negeri.

    Dalam rangka menumbuhkankembali industri pengolahan kakaomaka pada tahun 2007 pemerintahmencabut kebijakan pengenaan PPNmelalui PP No. 7 ahun 2007 tentangPerubahan Ketiga Atas PeraturanPemerintah No. 12 ahun 2001

     entang Impor dan atau PenyerahanBarang Kena Pajak ertentu YangBersifat Strategis Yang DibebaskanDari Pengenaan Pajak PertambahanNilai.

    Namun kebijakan ini belum sertamerta menghidupkan industri yangsudah terlanjur tidak beroperasi.Pemerintah kemudian melakukanupaya peningkatan produksi biji kakaomelalui Program Gerakan NasionalKakao sejak tahun 2009.

    Upaya lain yang dilakukanpemerintah adalah melakukankebijakan pengenaan Bea Keluar BijiKakao pada bulan April 2010 melaluiPMK No. 67/PMK.011/2010 tentangPenetapan Bea Keluar Kakao.

    “Adanya pungutan keluar (BeaKeluar Kakao), supaya mereka[pedagang/eksportir] membuatindustri di dalam negeri, agar kuatindustrinya,” kata Menperin M.S.Hidayat saat ditemui di kan tornya,

     Jl. Gatot Soebroto, Jakarta, Selasa(13/2/2010).

    Penerapan BK kakao merupakan

    cara untuk memajukan industri hilirkakao Indonesia, sehingga produksikakao Indonesia tidak lagi banyakdiekspor keluar negeri yang justru nilaitambahnya banyak dinikmati olehnegara lain.

    “Industri itu tulang punggung,bukan perdagangan,” tegas Hidayat.

    Ketua Umum Asosiasi IndustriKakao Indonesia (AIKI) Piter

     Jasmin sebelumnya mengatakansektor industri kakao dalam negerimendukung penerapan BK kakaokarena akan mendorong industriperkakaon Indonesia.

    Rangkaian kebijakan tersebutdiambil pemerintah dalam rangkamenghidupkan kembali industri

    pengolahan kakao dalam negeri.Pengembangan industri hilir kakaonasional yang kini sedang digalakkanpemerintah c.q. KementerianPerindustrian diharapkan mampumeningkatkan perolehan nilaitambah di dalam negeri yang padagilirannya akan mampu mendorongpertumbuhan ekonomi di daerah,meningkatkan penyediaan lapangankerja dan mendongkrak perolehandevisa dari kegiatan ekspor produkolahan biji kakao.

    Keberhasilan kebijakan ini jugaterlihat dari data ekspor biji kakao

     yang menurun pada tahun 2010dibandingkan dengan tahun 2009.

    Ekspor biji kakao sampai denganbulan Mei 2011 mencapai 97.265ton, atau turun dibandingkandengan ekspor Jan-Mei 2010 sebesar158.855 ton. Sedangkan ekspor kakaoolahannya meningkat pada periode

     Jan-Mei 2011 sebesar 55.651 tondibandingkan Jan-Mei 2010 sebesar

    35.508 ton.Pada tahun 2011 beberapa industri

     yang semula mati suri bangkit kembalidan beberapa perusahaan melakukanperluasan. Namun peningkatankapasitas tersebut belum signifikanpada tahun ini karena perlu waktuuntuk menjalankan kembali industri

     yang sudah berhenti beberapa tahundan untuk industri yang ekspansi,pemesanan mesin dan peralatannyamemakan waktu minimal satu t ahun.

    Di samping itu, ada beberapa

    perusahaan yang melakukanperluasan, di antaranya P GeneralFood Industry, P BumitangerangMesindotama, P Cocoa VenturesIndonesia, P eja Sekawan, PKakao Mas Gemilang, P GandumMas Kencana, P Freyabadi Indotamadan P Sekawan Karsa Mulia.

     Jumlah kapasitas produksi dari limaperusahaan tersebut meningkat daridari 188.875 ton menjadi 281.950 ton.(lihat tabel )

    Pada tahun 2011 ini, terdapatinvestasi baru yaitu P Asia CocoaIndonesia, yang merupakan perluasandari perusahaan pengolahan cokelatGuan Chong Cocoa ManufacturerSdn, Bhd di Malaysia dengan kapasitasproduksi mencapai 60.000 ton per

    tahun yang akan ditingkatkan menjadi120.000 ton/tahun pada bulan Maret2012 dengan investasi sekitar US$ 24

     juta.Pembangunan pabrik baru oleh P

    Nestle Indonesia salah satu industripengguna produk kakao (makananbayi cerelac, bubuk  milo dan susu bubuk  dancow) dengan kapasitas produksimencapai 65.000 ton/tahun dengantotal investasi Rp4,8 riliun.

    Selain itu berminatnya ADMCocoa untuk melakukan investasi dantelah menyampaikan surat kepadaMenteri Keuangan pada tanggal 22

     Agustus 2011 untuk menanyakanfasilitas/insentif yang dapat diberikan

    Perkembangan ekspor kakao dan kakao olahan

    Deskripsi

    2009 2010 (Jan-Mei 2010) (Jan-Mei 2011)

    Berat

    (mt)

    Nilai (juta

    US$)

    Berat

    (mt)

    Nilai(juta

    US $)

    Berat

    (mt)

    Nilai (juta

    US $)

    Berat

    (mt)Nilai(juta US $)

    Biji Kakao   4 39 .3 05 1 .0 87 4 32 .4 27 1 .1 91 1 58 .8 55 4 48 ,3   97.265   289,4

    Kakao Olahan   82.540   296   103.055   406   35. 50 8 1 42   55.651 216,4

    Cokelat   7.993 22   11.765   3 5 4 .0 84 ,8 0 1 2, 2 5 .0 47   16

     Perkembangan kapasitas pabrik kakao

    No Perusahaan LokasiKapasitas terpasang Penambahan

    (ton) Awal(ton) Menjadi (ton)

    1   PT. General Food Industry Bandung   80.000 100.000 20.000

    2   PT. Bumitangerang Mesindotama Tangerang   48.000   96.000   48.000

    3   PT. Cocoa Ventures Indonesia Medan   7.000 14.000 7.000

    4   P T. Te ja S ek awa n S urab ay a   15.000 24.500 9.500

    5   PT. Kakao Mas Gemilang Tangerang   375 450 75

    6 PT. Gandum Mas Kencana Tangerang   10.000 15.000 5.000

    7   PT. Freyabadi Indotama Karawang   22.500 25.000 2.500

    8   P T. S eka wan Kar sa Mu li a J ak ar ta 6. 000   7.000 1.000

      Total 188.875 281.950 93.075

    Potensi BesarHilirisasi KakaoIndonesia adalah produsen kakao terbesar ketiga di dunia,

    setelah Pantai Gading dan Ghana, dengan total produksi

    biji cokelat mencapai 600.000 ton. Hilirisasi industri

    kakao yang digalakkan Kemenperin adalah langkah tepat

    untuk menciptakan nilai tambah lebih besar.

    oleh pemerintah Indonesia.Rencana P Cargill Indonesia

    akan membangun pabrik pengolahankakao di Sulawesi Selatan denganinvestasi sebesar Rp1 triliun mulai Juni2012, dan selesai Juni 2013 denganmemproduksi 70- 80 jenis produkkakao olahan kualitas tinggi.

    Dengan masuknya para investordan mulai berjalannya beberapa pabrik

     yang melakukan ekspansi diperkirakankapasitas produksi pada tahun 2012meningkat lagi dari 280.000 ton/tahunmenjadi 400.000 ton per tah un. (mi)

  • 8/15/2019 Media Industri Edisi 4 2011

    14/33

    26 27MediaIndustri  • No.04- 2011 MediaIndustri • No.04- 2011

    Kawasan Baru

    K e b i j a k a nK e b i j a k a n

    MenjawabPertumbuhanIndustri

    Proyeksi kebutuhan terhadapkawasan industri yang makinbesar disampaikan olehHendra Lesmana, Ketua

    Umum Himpunan Kawasan Industri(HKI) Indonesia. Dia yakin padatahun depan permintaan kawasanindustri akan tinggi dengan masuknyabanyak investor asing yang akanmendirikan pabriknya.

    “Kami yakin tahun depanIndonesia kebanjiran investor yangakan masuk mendirikan pabrik baruatau ekspansi. Investor yang masuk

    Seiring dengan perkembangan sektor manufaktur yang

    pesat, pemerintah terus mendorong pengembangan

    kawasan industri baru. Namun, untuk menjamin

    perkembangan sektor industri yang kuat, pemerintahmenerapkan sejumlah syarat.

    masih didominasi oleh permintaandari Korea dan Jepang,” kata Hendradi Jakarta, Rabu (28 September 2011).

    Selain permintaan dari investorasing, permintaan lahan industri daripemodal dalam negeri juga tidak kalahtinggi karena kebutuhan mendirikanindustri pendukungnya.

    Permintaan kawasan industrimasih didominasi oleh industri yangbergerak di bidang otomotif danelektronik. Menurut dia, lokasi yangmenjadi primadona permintaankawasan industri adalah di Jawa Barat

    mengingat infrastruktur di daerahtersebut cukup lengkap.

     Anton Sitorus, Kepala Riset JonesLang LaSalle Indonesia, mengatakanpemintaan lahan di kawasan industrihingga akhir tahun ini diperkirakannaik dua kali lipat atau 100% daritahun lalu. Permintaan ini juga samaseperti pada 2010 lalu.

    Hal tersebut, kata Anton, karenakondisi makroekonomi anah Air

     yang dipandang oleh beberapa investorasing mengalami pertumbuhan yangpesat sehingga banyak dari investortersebut yang mendirikan pabrik baruatau ekspansi membuka cabang pabrik.

    “etapi, untuk 2012 kamiperkirakan pertumbuhannya akan

    mengalami sedikit penurunan daripertumbuhan pada tahun 2011,” kata Anton.

    Untuk menjawab kebutuhanindustri di Jawa Barat, setidaknyapemerintah berencana membangunkawasan baru di Karawang danPurwakarta, Jawa Barat. Pembangunankawasan industri itu membutuhkandana minimal Rp 4 triliun.

    Menurut Menteri PerindustrianMS Hidayat, sejumlah investor mulaikesulitan mendapatkan lahan untukmembangun industrinya. Salah satunyaadalah kumpulan investor dari aiwan

     yang mencari lahan seluas 750 hektare(ha).

    Investor dari aiwan rencananyaakan membangun sejumlah industridi Indonesia seperti industri mesin,tekstil dan petrokimia. idak hanya

     aiwan, sejumlah investor juga tengahmencari lahan untuk membangunindustri seperti dari China dan Jepang.

    Untuk mengatasi kesulitan lahan,

    pemerintah akan membangun kawasanindustri baru di Karawang, mengingatkawasan industri yang sudah ada diKarawang, Bekasi, dan Cibitung relatifpenuh. Jika pun ada harganya sudahmelambung.

    Pemerintah saat ini tengahmemusatkan industri otomotifdan elektronik di kawasan industriKarawang dan Cibitung. Untukmendukung kawasan industri yangada, pemerintah juga berencanamembangun pelabuhan baru di

    Cilamaya, Jawa Barat.Meskipun sudah ada Dry Port

    Cikarang tapi belum mencukupi.Pasalnya, kargo dan peti kemas dariDry Port masih dibawa ke pelabuhan

     anjung Priok yang kapasitasnyasudah penuh.

    Selain di Karawang, menurutDirektur Jenderal PengembanganPewilayahan Industri KementerianPerindustrian Dedi Mulyadi, kawasanindustri baru juga akan dibangun diPurwakarta.

    “Masih ada lahan seluas 5.000ha hingga 8.000 ha di Karawangdan Purwakarta yang bisa dijadikankawasan industri,” kata Dedi di Jakarta,Selasa. (1 November 2011)

    Pembangunan kawasanindustri perlu dana investasi untukmembeli tanah dan membanguninfrastrukturnya. Untuk pengadaanlahan 5.000 ha saja dibutuhkan danasekitar Rp 4 triliun. Pembangunankawasan ini akan dilakukan bertahapmulai tahun depan.

    Sebagai gambaran, lahan seluas2.000 ha di kawasan industri

     Jababeka bisa menampung 1.500pengusaha. Hitung punya hitung,lahan di Karawang dan Purwakartabisa menampung 3.000 hingga 6.000pengusaha.

    Di Indonesia ada sebanyak 64kawasan industri yang beroperasi.Namun yang menjadi favorit investoradalah kawasan industri di sekitarBekasi dan Karawang. Sepanjang

     Januari- Oktober 2011, penjualanlahan di kawasan industri sekitarKarawang, Bekasi dan Serang sudahmencapai 1.000 ha. Angka itu naikhampir dua kali lipat dari realisasi

    periode yang sama tahun lalu yangsebanyak 520 ha.

    Harga tanah di kawasan industriBekasi sekitar Rp 1 juta hingga Rp1,5 juta per meter persegi. Sedangkandi Karawang harganya sekitar Rp700.000 hingga Rp 1 juta per meterpersegi.

    Hingga saat ini, hampir sebagianbesar investasi baru masih terpusatdi Karawang, Bekasi, Purwakarta,dan Serang. Namun, porsinya makinmenipis untuk dihuni seperti di

    Karawang dan Bekasi yang tinggalmenyisakan lahan sekitar 5.000—8.000 ha. “Itu sekitar 20% dari ju mlahlahan yang ada,” ujar Dedi.

    Setidaknya terdapat 20.000ha lahan di Pulau Jawa yang bisadikembangkan menjadi kawasanindustri. Namun, pengembangannyaterkendala daya dukung wilayahterutama air bersih. “Nanti Jawakhusus industri yang tidak pakai airdan berteknologi tinggi,” ungkapnya.

    Dirjen Industri Unggulan Berbasis eknologi inggi KementerianPerindustrian Budi Darmadimenyebutkan Pulau Jawa masihmenjadi andalan pengembanganindustri utama. Untuk industri

    telematika, Indonesia masihmengandalkan Jakarta, Bandung, danSurabaya sebagai lokasi utama.

    Sementara itu Lamongandan Surabaya menjadi sentrapengembangan industri utamaperkapalan. Lalu, sektor tekstil akanterpusat di Majalengka, sedangkansekktor industri pertahanan di wilayah

     Jakarta, Bandung, dan Surabaya.Sektor industri makanan minuman

    akan dikembangkan terpusat di Bogor,Bekasi, Pasuruan, Malang, GerbangKertasura, dan kawasan Jawa engahlainnya. Sementara itu, sektor minyakdan gas mengandalkan Gresik, Cepu,dan Jawa Barat sebagai pusat kawasanindustri.

    “Kalau besi baja masih di KulonProgo,” ujar Budi Darmadi.

    Dia menilai pengembangankawasan industri di luar Karawang,Bekasi, dan Serang masih terkendalabeberapa masalah, seperti infrastruktur,regulasi perpajakan yang kurang ramah

    iklim investasi, dan soal energi.Misalnya, kebijakan insentif

    pajak, perbaikan infrastruktur, danpengkajian biaya bahan baku kemasanuntuk sektor makanan minuman. Haltersebut harus terselesaikan karenahingga 2014 terdapat 787 kegiataninvestasi mencapai Rp 800 triliun dikawasan industri tersebut.

    Pulau Jawa memang menjaditempat favorit pembangunan kawasanindustri. Meski begitu, pemerintahtetap berupaya untuk mendorong

    pembangunan kawasan di luar pulau Jawa agar di lirik oleh investor.

    Sementara itu kawasan industriluar Pulau Jawa diarahkan padapengembangan wilayah berbasissumber daya alam. Seperti, kawasanindustri kelapa sawit di Sei Mangke

     yang berlokasi sekitar 25 kilometer(km) dari pelabuhan di SumateraUtara. Selain itu, ayan pengembanganalumina, dan Batu Licin pengolahanbesi baja.

    Setidaknya KementerianPerindustrian mensyaratkan beberapahal untuk pengembangan kawasanindustri baru, di antaranya diwajibkanmembangun pusat mutu, pelatihan,pusat inovasi, pusat penelitian

    dan pengembangan kawasan, danpengembangan bisnis.Hal itu sebagai upaya agar kawasan

    industri di luar Pulau Jawa juga dilirikoleh investor layaknya penggunaankawasan industri di Pulau Jawa.Masalah infrastruktur dan tenagakerja menjadi penyebab belum larisnyapenggunaan kawasan industri di luarPulau Jawa.

    “Sehingga kami punya konsepkembangkan kawasan industri minimalharus ada dua hal yaitu pusat inovasidan sekolah untuk pelatihan tenagakerja,” kata Dirjen Dedi Mulyadi,Se