mci case.docx
TRANSCRIPT
-
8/11/2019 mci case.docx
1/16
0
Case Report Session
AKUT MIOKARD INFARK
Oleh :
dr. Elvira Rosana
Pendamping : dr. Fesdia Sari
Pembimbing : dr. Yoviza Doarest, SpPD
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
SUNGAI DAREH
2012
-
8/11/2019 mci case.docx
2/16
1
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1
Definisi Infark Miokard
Infark adalah kematian jaringan yang disebabkan oleh iskemia. Infark miokard akut
terjadi saat iskemia miokard yang terlokalisasi menyebabkan perkembangan suatu regio
nekrosis yang berbatas jelas. Infark miokard paling sering disebabkan oleh ruptur lesi
aterosklerotik pada arteri koroner. Hal ini menyebabkan penyumbatan thrombus yang
menyumbat arteri, sehingga menghentikan pasokan darah ke regio jantung yang
disuplainya.
1.2Patofisiologi
Penyebab terjadinya infark secara teoritis adalah akibat trombosis koroner dan
robekan plak. Pada penelitian angiografi dan studi postmortem yang dilakukan pada
pasien sindrom koroner akut (SKA) segera setelah timbulnya keluhan menunjukkan
lebih dari 85% terdapat adanya oklusi trombus pada arteri penyebab. Trombus yang
terbentuk merupakan campuran trombus putih dan trombus merah. Trombosis
koroner umumnya terjadi dihubungkan dengan robekan plak. Perubahan yang tiba-tiba
dari angina stabil menjadi tidak stabil atau infark miokard umumnya berhubungan
dengan robekan plak pada titik dimana tekanan shear stress nya tinggi dan seringkali
dihubungkan dengan plak aterosklerosis yang ringan. Plak yang mengalami robekan
kemudian merangsang agregasi trombosit yang selanjutnya akan membentuk trombus.
Spasme arteri koroner juga berperan penting dalam patofisiologi ini. Perubahan tonus
pembuluh darah melalui Nitric Oxide (NO) endogen dapat membawa variasi ambang
rangsangan angina diantara satu pasien dengan yang lain antara satu waktu dengan
waktu yang lain. Beberapa Faktor yang dapat mempengaruhi tonus arteri yaitu hipoksia,
katekolamin endogen, dan zat vasoaktif (serotonin, adenosin diphospsat).
-
8/11/2019 mci case.docx
3/16
2
Gambar. Aterosclerosis Timeline
MECHANISMS OF CORONARY THROMBUS FORMATION
1.3 Diagnosis
Gejala-gejala umum iskemia dan infark miokard adalah nyeri dada retrosternal.
Pasien seringkali merasa dada ditekan atau dihimpit lebih dominan dari rasa nyeri.Yang
perlu diperhatikan dalam evaluasi keluhan nyeri dada iskemik adalah :
1. Lokasi nyeri; di daerah retrosternal dan pasien sulit melokalisir rasa nyeri
2.
Deskripsi nyeri; pasien mengeluh rasa berat seperti dihimpit, ditekan atau diremas,
rasa tersebut lebih dominan dari rasa nyeri. Perlu diwaspadai juga bila pasienmengeluh nyeri epigastrik, sinkope atau sesak nafas
-
8/11/2019 mci case.docx
4/16
3
3. Penjalaran nyeri; penjalaran ke lengan kiri, bahu, punggung, leher rasa tercekik atau
rahang bawah (rasa ngilu) kadang penjalaran ke lengan kanan atau kedua lengan
4.
Lama nyeri; nyeri pada SKA lebih dari 20 menit
5. Gejala sistemik; disertai keluhan seperti mual, muntah atau keringat dingin
Nyeri yang berhubungan dengan gerakan nafas lebih sering berasal dari proses pleura,
sedangkan nyeri dengan gerakan lengan dapat disebabkan karena suatu gangguan saraf tepi
(neuritis interkostal). Nyeri yang sifatnya sebentar (beberapa detik), bergetar atau
berdenyut, biasanya bukan nyeri jantung. Nyeri pada angina sering dicetuskan oleh aktivitas
fisik, mandi, makan dan sebagainya atau oleh suatu perubahn emosional (marah, kaget, dan
lain-lain). Yang perlu juga diperhatikan dalam evaluasi nyeri adalah respon terhadap
nitrogliserin.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menegakkan diagnosis, menyingkirkan
kemungkinan penyebab nyeri dada lainnya dan mengevaluasi adanya komplikasi SKA
(Sindrom koroner akut). Pemeriksaan fisik pada SKA umumnya normal. Terkadang pasien
terlihat cemas, keringat dingin atau didapat tanda komplikasi berupa takipnoe, takikardia-
bradikardia,adanya gallop S3, ronki basah halus di paru, atau terdengar bising jantung
(murmur). Bila tidak ada komplikasi hampir tidak ditemukan kelainan yang berarti.
Elektrokardiogram
Gambar elektrokardiogram yang abnormal pada infark miokard akut selalu transien
dan berevolusi, karena itu diagnosis EKG dari infark tergantung pada observasi saat-saat
perubahan dengan waktu (rekaman serial).
Gambaran yang khas yaitu timbulnya gelombang Q yang besar, elevasi segmen ST
dan inversi gelombang T. Walaupun mekanisme pasti dari perubahan EKG ini belum
diketahui, diduga perubahan gelombang Q disebabkan oleh jaringan yang mati, kelainan
segmen ST karena injuri otot dan kelainan gelombang T karena iskemia.
Sandapan dimana gambaran infark terlihat tergantung pada lokasi. Infark anteroseptal
menimbulkan perubahan pada sandapan V1-V3. Infark anterolateral menimbulkan
perubahan pada sandapan V4-V5, sandapan I dan AVL. Infark anterior pada sandapan V1-
V4 atau bahkan sampai V6, sandapan I dan AVL. Infark inferior bila ada perubahan di
sandapan II, III dan AVF. Infark posterior tidak menimbulkan gelombang Q pada 12sandapan standard. Walaupun demikian, hilangnya aktifitas listrik dari bagian posterior
-
8/11/2019 mci case.docx
5/16
4
ventrikel kiri menyebabkan gambaran gelombang R yang tinggi di V1 dan juga terdapat
gelombang Q di sandapan V7-V9. Infark ventrikel kanan yang hampir selalu bersamaan
dengan infark inferior menimbulkan elevasi segmen ST yang transien di V4 kanan (V4R).
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk menilai adanya tanda nekrosis miokardium seperti
CKMB, Troponin T dan I, serta mioglobin dipakai untuk menegakkan SKA. Troponin lebih
dipilih karena lebih sensitive daripada CKMB. Troponin juga berguna untuk diagnosis,
stratifikasi risiko,dan menetukan prognosis. Troponin yang meningkat dihubungkan dengan
peningkatan risiko kematian. Pada pasien dengan STEMI, reperfusi tidak boleh ditunda
hanya untuk menunggu enzim jantung.
Mioglobin merupakan suatu protein sel yang dilepaskan dari sel miokardium yang
mengalami kerusakan, dapat meningkat setelah jam-jam awal terjadinya infark dan
mencapai puncak pada jam 1 s/d ke 4 dan tetap tinggi sampai 24 jam.
CKMB merupakan isoenzim dari creatinin kinase, yang merupakan konsentrasi terbesar
dari miokardium. Dalam jumlah kecil CKMB juga dapat dijumpai di otot rangka, usus kecil
atau diapragma. Mulai meningkat 3 jam setelah infark dan mencapai puncak 12-24 jam.
CKMB akan mulai menghilang dalam darah 48-72 jam setelah infark.
Troponinmengatur interaksi kerja aktin dan myosin dalam otot jantung dan lebih spesifik
dari CKMB. Mempunyai dua bentuk troponin T dan I. Enzim ini mulai meningkat pada 3
jam s/d 12 jam setelah onset iskemik. Mencapai puncak pada 12-24 jam dan masih tetap
tinggi sampai hari ke 8-21 (Trop T) dan 7-14 (Trop I). Peningkatan enzim ini berhubungan
dengan bukti adanya nekrosis miokard yang menunjukkan prognosis yang buruk pada SKA.
Diagnosis infark miokard dapat ditegakkan bila memenuhi 2 atau 3 kriteria : nyeri
dada khas infark, peningkatan serum ensim lebih dari 1 kali nilai normal, dan terdapat
evolusi khas infark. Pada gambaran EKG IMA dengan ST elevasi, adanya elevasi ST
2mm, minimal pada 2 sandapan prekordial yang berdampingan atau 1 mm pada 2
sandapan ekstremitas.
-
8/11/2019 mci case.docx
6/16
5
1.4Tatalaksana
Secara umum tatalaksana STEMI dan NSTEMI hampir sama baik pre maupun
hospital hanya berbeda dalam strategi reperfusi terapi, dimana STEMI lebih ditekankan
untuk segera melakukan reperfusi baik dengan medikamentosa(trombolisi) atau inervensi
(percutaneous coronary intervention- PCI). Berdasarkan International Consensus onCardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care Science With
Treatment Recommendation (AHA/ACC) tahun 2010, sangat ditekankan waktu efektif
reperfusi terapi. Bila memungkinkan trombolisis dilakukan saat prehospital untuk
menghemat waktu.
Tatalaksana SKA dibagi atas :
Pra Rumah Sakit (Prehospital)
Rumah Sakit (Hospital)
Prehospital
Monitoring dan amankan ABC. Persiapkan RJP dan defibrilasi
Berikan aspirin, dan pertimbangkan oksigen, nitrogliserin, dan morfin jika diperlukan
Pemeriksaan EKG 12 sandapan dan interpretasi
Lakukan pemberitahuan ke RS untuk melakukan persiapan penerimaan pasien dengan
STEMI
Bila akan diberikan fibrinolitik prehospital, lakukan checklist terapi fibrinolitik
Hospital
Ruang Gawat Darurat
Penilaian awal di IGD (< 10 menit)
Cek tanda vital, evaluasi saturasi oksigen
Pasang intravena
Lakukan anamnesis singkat, terarah dan pemeriksaan fisik
Lengkapi check list fibrinolitik, cek kontraindikasi
Lakukan pemeriksaan enzim jantung , elektroit dan pembekuan darahPemeriksaan sinar X ( 90%
Berikan aspirin 160-325 mg
Nitrogliserin sublingual atau semprot
Morvin IV jika nyeri dada tidak berkurang dengan nitrogliserin
-
8/11/2019 mci case.docx
7/16
6
Terapi inisial pada SKA
Oksigen
Oksigen harus diberikan pada semuapasien dengan sesak nafas, tanda gagal
jantung,syok, atau saturasi oksigen < 94%. Monitoring non invasive tentang kadar oksigendarah akan sangat bermanfaat untuk mengetahui apakah perlu diberikan oksigen pada
pasien. Berdasarkan konsensus terbaru 2010 tentang resusitasi jantung paru oleh
AHA/ACC, tidak ada bukti manfaat pemberian oksigen aliran tinggi (high flow) pada
pasien SKA yang masuk emergensi bila tidak ada komplikasi kardiovaskular atau bila kadar
saturasi oksigen dalam batas normal. Penelitian menunjukkan pemberian oksigen mampu
mengurangi ST elevasi pada infark anterior. Berdasarkan consensus, dianjurkan
memberikan oksigen dalam 6 jam pertama terapi. Pemberian oksigen lebih dari 6 jam secara
klinis tidak bermanfaat, kecuali pada keadaan seperti dibawah ini:
Pasien dengan nyeri dada menetap atau berulang atau hemodinamik yang tidak stabil
Pasien dengan tanda bendungan paru
Pasien dengan saturasi oksigen
-
8/11/2019 mci case.docx
8/16
7
Menghasilkan venodilatasi yang akan mengurangi beban ventrikel kiri dan
mengurangi kebutuhan oksigen
Menurunkan tahanan vascular sistemik, sehingga mengurangi afterload ventrikel kiri
Membantu redistribusi volume darah pada edema paru akut
Menurut consensus 2010 AHA/ACC tentang kardiopulmonal resusitasi morphin
diberikan secara intravena untuk mengurangi nyeri pada SKA.
Nyeri dapat diatasi juga dengan petidin 25-50 mg Intravena atau tramadol 25-50 mg
intravena.
Clopidogrel dan antiplatelet lain
Clopidogrel (antiagregasi platelet) terutama bermanfaat pada pasien STEMI dan
NSTEMI risiko sedang sampai tinggi, dengan dosis pertama (loading dose) 300 mg yang
dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 75 mg. Untuk pasien yang dipersiapkan invasifterapi diberikan dosis 600 mg.
Terapi Reperfusi Pada STEMI
Reperfusi pada pasien SKA akan mengembalikan aliran koroner pada arteri yang
berhubungan dengan area infark,mengurangi ukuran infark, dan menurunkan mortalitas
jangka panjang. Fibrinolitik berhasil mengembalikan aliran normal koroner pada 50-60%
kasus. Sedangkan percutaneous coronary intervension (PCI) dapat mengembalikan aliran
normal sampai 90% kasus, dan manfaat ini lebih besar didapatkan pada pasien dengan syok
kardiogenik. PCI juga menurunkan risiko perdarahan intracranial dan strok.
Antikoagulan
Antikoagulan diberikan pada ACS NSTEMI bersama antiplatelet baik yang
konservatif terapi maupun yang akan dilakukan intervensi koroner, enoxaparin atau
fondaparinux merupakan pilihan antikoagulan di samping yang UFH (Unfraxionated
heparin).
Pada pasien dengan SKA NSTEMI dan gangguan fungsi ginjal bivalirudin atau UFH
dapat menjadi pilihan. Sedangkan pada STEMI yang mendapatkan trombolisis juga
dilanjutkan dengan pemberian enoxaparin, UFHatau fondaparinux. Pada STEMI yang akan
dilakukan intervensi koroner enoxaparin cukup efektif dan aman sama dengan pemberian
UFH.
Terapi Tambahan (ajuvan)
Antiaritmia
Tidak diberikan sebagai terapi rutin pada SKA STEMI yang bertujuan untuk profilaksis
-
8/11/2019 mci case.docx
9/16
8
Penyekat Beta
Pemberian penyekat beta intravena tidak diberikan secara rutin pada pasien SKA, hanya
diberikan bila terdapat takikardia dan hipertensi
ACE-Inhibitor dan ARB
Kedua obat tersebut di atas telah terbukti, mengurangi morbiditas dan mortalitas bila
diberikan pada SKA STEMI
Statin (HMG Co-A inhibitor)
Pemberian statin intensif diberikan segera setelah onset SKA dalam rangka menstabilkan
plak.
-
8/11/2019 mci case.docx
10/16
9
BAB II
ILUSTRASI KASUS
Nama : Ny. A
Umur : 42 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Anamnesis :
Seorang pasien perempuan, umur 42 tahun, Masuk IGD RSUD Sungai Dareh pukul
22.40 WIB dengan :
Keluhan Utama :
Nyeri dada tengah sejak 2 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
Nyeri dada tengah sejak 2 hari yang lalu, nyeri dada seperti dihimpit benda berat,
nyeri dirasakan menjalar ke punggung dan tidak hilang dengan istirahat. Nyeri dada
ini merupakan yang pertama kali.
Nafas terasa sesak
Keringat dingin ada
Mual ada, Muntah tidak ada Demam tidak ada
Batuk tidak ada
BAK dan BAB biasa
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat hipertensi tidak diketahui
Riwayat mag ada
Riwayat penyakit jantung tidak ada
Riwayat penyakit DM tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga & Kebiasaan:
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit jantung, DM
Riwayat merokok tidak ada
Pasien pengguna KB Hormonal
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sedang
-
8/11/2019 mci case.docx
11/16
10
Kesadaran : Kompos mentis-kooperatif
Tek darah : 140/100 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Nafas : 32 x/menit
Suhu : Afebris0C
Status Generalisata
Kepala : Normocephal
Mata : Konjunctiva tidak anemis , sklera tidak ikterik,
Leher : JVP 5-2 cmH2O
Dada : Paru : Inspeksi : Simetris kiri dan kanan dalam statis dan dinamis
Palpasi : Fremitus kiri = Fremitus kanan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, Rhonki (-), Wheezing (-)
Jantung: Inspeksi : Iktus tak terlihat
Palpasi : Iktus teraba di Linea Mid Clavicula Sinistra RIC V
Perkusi : Batas jantung kanan di RIC IV Linea Sternalis Dekstra
Batas jantung kiri di RIC V Linea Mid Clavicula Sinistra
Auskultasi : Irama teratur, bising tidak ada
Abdomen: Inspeksi : distensi tidak ada
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, Nyeri tekan epigastrium
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising Usus (+) Normal
Punggung : tidak ditemukan kelainan
Ekstremitas : edema -/-, akral hangat, perfusi baik
-
8/11/2019 mci case.docx
12/16
11
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG : kesan : ST Elevasi pada V4, V5, V6
DIAGNOSIS
Utama : Angina Pektoris e.c Akut Miokard Infark Anterolateral
Tambahan : Gastritis + Hipertensi Stage I
TERAPI
- Istirahat/O24 L/1
- IVFD RL 12 jam/kolf
-
ISDN 5 mg sublingual
- Aspirin 2 tab (160mg) loading dose (PO)
- Clopidogrel 4 tab (300mg) loading dose (PO)
- Atrovastatin 1x 10 mg (PO)
- Alprazolam 1 x 0,5 mg (PO)
- Pantoprazol 1 x 1 vial (IV)
- Rawat Interne : Observasi vital sign dan nyeri dada
- EKG / Hari
FOLLOW UP
25 Agustus 2012
S/ Nyeri dada (+) sedikit berkurang,
O/ KU Kes TD Nadi Nafas Suhu
Sedang CMC 110/70mmHg 88x/menit 24 x/menit afebris
Cor : irama teratur, bising (-)
Paru: SN vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-
-
8/11/2019 mci case.docx
13/16
12
EKG : Kesan : ST Elevasi V4, V5, V6
A/ Akut Miokard Infark Hari ke -3
Th/
Istirahat/Oksigen 4 L/menit
IVFD Nacl 0.9% 12 jam/kolf
Pethidin 2 x ampul (encerkan) (IV)
Pantoprazol 1x1 vial (IV)
Aspirin 1 x 80 mg (PO)
Clopidigrel 1 x 75 mg (PO)
Atrovastatin 1 x 10 mg (PO)
Alprazolam 1 x o,5 mg (PO)
26 Agustus 2012
S/ Nyeri dada (+) berkurang,
O/ KU Kes TD Nadi Nafas Suhu
Sedang CMC 110/70mmHg 70x/menit 26 x/menit afebris
Cor : irama teratur, bising (-)
Paru: SN vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-
A/ Akut Miokard Infark Hari Ke-4
Th/
Istirahat/Oksigen 4 L/menit IVFD Nacl 0.9% 12 jam/kolf
Pethidin 2 x ampul (encerkan) (IV)
Pantoprazol 1x1 vial (IV)
Aspirin 1 x 80 mg (PO)
Clopidigrel 1 x 75 mg (PO)
Atrovastatin 1 x 10 mg (PO)
Alprazolam 1 x o,5 mg (PO)
-
8/11/2019 mci case.docx
14/16
13
27 Agustus 2012
S/ Nyeri dada (+) berkurang,
O/ KU Kes TD Nadi Nafas Suhu
Sedang CMC 100/70mmHg 88x/menit 24 x/menit afebris
Cor : irama teratur, bising (-)
Paru: SN vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-
EKG : Kesan ST Elevasi V4, V5, V6
A/ Akut Miokard Infark Hari Ke-5
Th/
Istirahat/Oksigen 4 L/menit
IVFD Nacl 0.9% 12 jam/kolf
Pethidin 2 x ampul (encerkan) (IV) Pantoprazol 1x1 vial (IV)
Aspirin 1 x 80 mg (PO)
Clopidogrel 1 x 75 mg (PO)
Atrovastatin 1 x 10 mg (PO)
Alprazolam 1 x o,5 mg (PO)
28 Agustus 2012
S/ Nyeri dada (+) berkurang,
O/ KU Kes TD Nadi Nafas Suhu
Sedang CMC 120/80mmHg 70x/menit 21 x/menit afebris
Cor : irama teratur, bising (-)
Paru: SN vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-
A/ Akut Miokard Infark Hari Ke-6
Th/
Istirahat/Oksigen 4 L/menit IVFD Nacl 0.9% 12 jam/kolf
-
8/11/2019 mci case.docx
15/16
14
Pethidin 2 x ampul (encerkan) (IV)
Pantoprazol 1x1 vial (IV)
Aspirin 1 x 80 mg (PO)
Clopidogrel 1 x 75 mg (PO)
Atrovastatin 1 x 10 mg (PO)
Alprazolam 1 x o,5 mg (PO)
29 Agustus 2012
S/ Nyeri dada (-)
O/ KU Kes TD Nadi Nafas Suhu
S. ringan CMC 120/80mmHg 70x/menit 21 x/menit afebris
Cor : irama teratur, bising (-)
Paru: SN vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-
EKG :
A/ Akut Miokard Infark Hari Ke-6
Th/ Pasien Boleh Pulang
Obat Pulang :
- Clopidogrel 1 x 75 mg (PO)
- ISDN 5 mg bila nyeri dada
- Lansoprazole 1 x 1 tab
- Kontrol Poli Penyakit Dalam
-
8/11/2019 mci case.docx
16/16
15
BAB III
DISKUSI
Seorang pasien perempuan, umur 42 tahun masuk IGD RSUD Sungai Dareh tanggal 24
Agustus 2012 dengan diagnosis Angina Pektoris e.c Akut Miokardiak Infark Anterolateral.
Diagnosis ditegakkan dari keluhan utama nyeri dada menjalar ke punggung, nyeri
dirasakan terus menerus. Nyeri dada masih dirasakan sampai pasien tiba di rumah sakit.
Pasien juga mengeluhkan dada terasa dihimpit dan nafas terasa sesak. Keluhan nyeri dada
juga disertai dengan keringat dingin. Keluhan tersebut sesuai dengan keluhan umum untuk
iskemi dan infark miokardium.
Pemeriksaan fisik ditemukan takipneu, tekanan darah meningkat, sedangkan pada
pemeriksaan jantung dan paru pasien ini masih dalam batas normal, tidak ditemukanbising jantung dan rhonki pada paru. Hal ini sesuai dengan pemeriksaan fisik pada SKA
pada umumnya, yang biasanya tidak ditemukan kelainan yang berarti dan hal ini dapat
menyingkirkan kemungkinan penyakit jantung dan paru lainnya yang memiliki keluhan
mirip dengan infark miokard.
Namun untuk memastikan adanya infark dibutuhkan pemeriksaan lanjutan EKG dan
pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan EKG pasien ini didapatkan adanya ST Elevasi
pada sadapan V4, V5, V6 yang mendukung ke arah diagnosis infark, sedangkan untuk
pemeriksaan enzim tidak bisa dilakukan. Dengan dua kriteria dari tiga yaitu nyeri dada khas
infark dan didukung oleh gambaran EKG adanya ST elevasi maka bisa kita tegakkan
diagnosis infark miokard akut.
Untuk tatalaksana awal pasien sesuai dengan protap akut miorkard infark yaitu O24
L/1, ISDN 5 mg sublingual , Ascardia 2 tab (160mg) loading dose (PO), Clopidogrel 4 tab
(300mg) loading dose (PO), Actalipid 1x 10 mg (PO), Alprazolam 1 x 0,5 mg (PO), Pantotis 1
x 1 vial (IV), pasien kemudian dirawat di bangsal interne dan di observasi vital sign dan
nyeri dada serta EKG / hari.
Pada rawatan hari ke 2 nyeri dada masih dirasakan sedikit berkurang, untuk
mengatasinya maka pada terapi ditambah dengan pethidin 2 x ampul. Rawatan hari ke-5
nyeri dada sudah hilang serta gambaran EKG nya sudah terjadi evolusi berupa tidak
ditemukan lagi gambaran ST elevasi dan pasien sudah dibolehkan pulang, dianjurkan untuk
kontrol rutin ke poli penyakit dalam.