materi vi (pengelolaan limbah rs)
DESCRIPTION
Pengelolaan Limbah RS sangat penting.TRANSCRIPT
PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT
PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN
STIKES WIRA MEDIKA BALI
2011
LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian memiliki dampak positif dan negatif terhadap lingkungan sekitarnya.
Dampak positif adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, sedangkan dampak negatifnya antara lain dari kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berwujud padat, cair dan gas yang dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran
Perlu adanya pengelolaan lingkungan yang baik untuk melindungi masyarakat dan karyawan akan bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit.
Sistem Manajemen Lingkungan rumah Sakit (SMLRS) adalah sistem pengelolaan lingkungan yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan manajemen rumah sakit.
SMLRS merupakan bagian dari manajemen terpadu, meliputi pendekatan struktur organisasi, kegiatan perencanaan, pembagian tanggung jawab dan wewenang, paktek menurut standar operasional, prosedur khusus, proses berkelanjutan dan pengembangan SDM untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji, mengevaluasi dan mensinergikan kebijakan lingkungan dengan tujuan rumah sakit.
Lanjutan ….
Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.
Berdasarkan bentuk pelayanannya rumah sakit dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Rumah Sakit Umum (RSU), yaitu pelayanan kesehatan semua jenis
penyakit dari yang bersifat dasar sampai dengan sub spesialistik.
2. Rumah Sakit Khusus (RSK), yaitu pelayanan kesehatan berdasarkan
jenis penyakit tertentu atau disiplin ilmu.
Berdasarkan kepemilikan dan penyelenggaraannya, rumah sakit dapat dibedakan atas rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta.
TIPE RUMAH SAKIT
Lanjutan ….
Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu :
1. Kelas A, yaitu RSU yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayan medik spesialistik dan sub spesialistik yg luas.
2. Kelas B, yaitu RSU yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayan medik spesialistik luas dan sub spesialistik terbatas.
3. Kelas C, yaitu RSU yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayan medik spesialistik sekurang-kurangnya 4 dasar lengkap.
4. Kelas D, yaitu RSU yang mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya pelayanan medik dasar.
PERATURAN PERUNDANGAN YANG MENGATUR PENGELOLAAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
• Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.• Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.• Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 jo PP No. 85 Tahun 1999
Tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun.• Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.• Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun.• Peraturan Menteri Kesehatan No. 1204 Tahun 2004 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.• Peraturan Menteri Kesehatan No. 928 Tahun 1995 Tentang
Penyusunan AMDAL Bidang Kesehatan.
Lanjutan ….
• Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 58 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Rumah Sakit.
• Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
• Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 Tentang Jenis Usaha Dan Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
• Kepdal No. 01 Tahun 1995 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Penyimpanan Dan Pengumpulan Limbah B3.
• Kepdal No. 03 Tahun 1995 Tentang Persyaratan teknis Pengolahan Limbah B3.
• Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor Kep-13/MenLH/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
PENGERTIAN LIMBAH RUMAH SAKIT
Berdasarkan KepMen Kes No : 1204 tahun 2004 tentang Persayaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, Limbah Rumah Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas.
Missouri Department of Health and Senior Services (DHSS) mendefinisikan sampah menular atau yang bisa dikategorikan dalam limbah medis adalah limbah yang dapat menyebabkan penyakit menular karena mengandung zat yang patogen.
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas.
Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis.
Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
Lanjutan ….
Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi dan pembuatan obat sitotoksik.
Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.
Lanjutan ….
Limbah sangat infeksius adalah limbah berasal dari pembiakan dan stock bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan dan bahan lain yang telah diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius.
Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksik untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup.
Minimisasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan (reduce), menggunakan kembali limbah (reuse) dan daur ulang limbah (recycle).
POTENSI PENCEMARAN LIMBAH RUMAH SAKIT
• Rata-rata produksi sampah sebesar 3,2 Kg per tempat tidur per hari.
• Produksi limbah cair sebesar 416,8 liter per tempat tidur/ hari.
• Produksi sampah (limbah padat) berupa limbah domestik sebesar 76,8 %
• Produksi limbah infektius sebesar 23,2 %.
• Diperkirakan secara nasional produksi sampah (limbah padat) RS sebesar 376.089 ton/hari dan produksi air limbah sebesar 48.985,70 ton per hari.
Dalam Profil Kesehatan Indonesia, Departemen Kesehatan, 1997 diungkapkan seluruh RS di Indonesia berjumlah 1090 dengan 121.996 tempat tidur. Hasil kajian terhadap 100 RS di Jawa dan Bali menunjukkan bahwa :
Hasil penelitian oleh Ratna Permatasari, 2005, diketahui timbulan limbah padat RSUD Koja Jakarta Selatan sebesar 1,741 kg/tt/hari, yang terdiri dari limbah padat medis 0,196 kg/tt/hari dan limbah padat nonmedis sebanyak 1,545 kg/tt/hari.
Lanjutan ….
Jumlah Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta Di Provinsi Bali
NO KOTA/KABJUMLAH
TTRSU RS ABRI RSK
1 Denpasar 2 2 1 1170
2 Badung 1 0 0 61
3 Gianyar 1 0 0 198
4 Tabanan 1 0 0 180
5 Bangli 1 0 1 306
6 Klungkung 1 0 0 106
7 Karangasem 1 0 0 75
8 Buleleng 1 1 0 307
9 Jembrana 1 0 0 102
TOTAL 10 3 2 2505
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bali (2007)
NOKOTA/KAB
JUMLAH
TTRSU RSK
1 Denpasar 10 3 734
2 Badung 2 1 110
3 Gianyar 1 2 158
4 Tabanan 4 0 120
5 Bangli 0 0 0
6 Klungkung 1 1 65
7 Karangasem 0 0 0
8 Buleleng 3 0 208
9 Jembrana 1 2 65
TOTAL 22 9 1.460Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bali (2007)Keterangan : Tidak semua RS Swasta melaporkan data jumlah tempat tidu
Dari data bahwa semua rumah sakit di Provinsi Bali sebagian telah memiliki insinerator dan sebagian belum memiliki tetapi telah melakukan kerjasama dengan rumah sakit yang telah memiliki insinerator untuk mengolah limbah medisnya.
RUMAH SAKIT
Air Limbah IPAL
PP 18 Jo 85 tahun 1999
(Kepdal No. 1 & 3/95)
BMLCKepmen 58/1995
Limbah Cair B3
Limbah Padat
Limbah B3
Limbah Domestik TPA
Collection
Disposal
Limbah GasBME
Kepmen 13/1995
Jenis dan Pengelolaan Limbah Rumah Sakit
Pengelolaan Limbah Rumah Sakit
• Kegiatan pelayanan rumah sakit :Tidak menimbulkan gangguan kesehatan
dan dampak lingkungan Mengurangi penularan penyakit melalui
limbah cair, pencemaran udara dan limbah B3 terhadap petugas dan lingkungan hidup
Mengelola limbah kegiatan rumah sakit sesuai dengan standar lingkungan hidup
DAMPAK LIMBAH RUMAH SAKIT TERHADAPKESEHATAN DAN LINGKUNGAN
Satmoko, 2001, pengaruh limbah rumah sakit terhadap
kualitas lingkungan dan kesehatan dapat menimbulkan
berbagai masalah, antara lain :
Gangguan kenyamanan dan estetika
Kerusakan harta benda
Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang
Gangguan terhadap kesehatan manusia
Gangguan genetik dan reproduksi
SISTEM PENGELOLAN LIMBAH RUMAH SAKIT
Menurut Putri Ary, 2002, secara garis besar teknis penanganan limbah rumah
sakit dapat dilakukan sebagai berikut :
- Dilakukan pemisahan antara limbah medis dan limbah non medis.
- Setelah itu dipisah antara logam, botol/ampul dan non logam (seperti
karet sarung tangan, perban, kasa dan lain-lain).
- Penanganan pemusnahannya dilakukan oleh pengelola rumah sakit
dengan pembakaran menggunakan incinerator khusus logam (1600º
C) untuk membakar botol, ampul dan jarum suntik dan incinerator non
logam (600º C - 1200º C) untuk membakar sarung tangan karet, kasa,
perban, kapas, plastik.
- Hasil pembakaran yang berupa abu dimasukkan ke dalam kantong
plastik dan kemudian dimasukkan dalam bak dan diletakkan di TPS
rumah sakit.
- Limbah non medis dikumpulkan di bak sampah yang kemudian
diangkut ke TPA.
JENIS-JENIS LIMBAH RUMAH SAKIT
Limbah padat rumah sakit ini dapat dibagi lagi menjadi 2 kategori, yaitu :
1. Limbah padat medis, yaitu semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit (limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam yang tinggi).
2. Limbah padat non medis, yaitu limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit di luar limbah padat medis atau limbah domestik.
Lanjutan ….
Departemen Kesehatan RI menggolongkan berdasarkan potensi bahaya yang terkandung dalam limbah medis sebagai berikut :
1. Limbah Benda Tajam, obyek / alat yang memiliki sudut tajam, sisi ujung, atau bagian yang menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit
2. Limbah Infeksius, berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan intensif) dan limbah laboratorium (pemeriksaan mikroorganisme)
3. Limbah Jaringan Tubuh, meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh (pembedahan / autopsi)
4. Limbah Sitotoksik, terkontaminasi / mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik (peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik)
5. Limbah Farmasi, obat-obat yang kadaluarsa, obat-obatan yang terbuang karena batch (tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi)
6. Limbah Kimia, penggunaan bahan kimia (tindakan medik, laboratorium, proses sterilisasi dan reset)
7. Limbah Radioaktif, terkontaminasi dengan radio isotop (penggunaan medik atau reset radionucleida)
8. Limbah Klinis, dalam pengelolaannya dikategorikan Golongan A, B, C, D, E
Jenis Limbah B3 Menurut Berbagai Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit
1. Limbah Benda tajam : jarum suntik, pisau operasi, tutup alumunium obat suntik
2. Limbah Infeksi : perban, kapas3. Limbah Jaringan tubuh : nanah,
darah, kulit, tulang4. Limbah Citotoksik : jaringan tumor5. Limbah Farmasi : obat kadaluarsa6. Limbah Kimia : bahan kimia dari
laboratorium7. Limbah radioaktif : plastik foto
sinar X8. Limbah Plastik : bekas infus,
plastik suntikan
Limbah B3 Sumber Spesifik Pada PP 85/1999
• Kode limbah : D 227• Jenis Kegiatan :
Rumah Sakit• Kode Kegiatan :
– 7511– 9309
• Sumber Pencemar :– Rumah sakit – Laboratorium Klinis– Sludge IPAL
Penjalaran Kontaminasi Limbah Rumah sakit terhadap Media Lingkungan
Liimbah Infeksi
Udara
Tanah
Air
Manusia
Manusia/Hewan/
Tumbuhan
Air Tanah
Air Minum
Biota air/Ikan
Efek kesehatanManusia dan LingkunganHidup
Kewajiban Mengelola Limbah Rumah Sakit
• Pengelolaan Limbah Cair– Pengolahan air limbah sesuai Kepmen
N0.58/MENLH/XII/1995
– Izin pembuangan limbah Cair
• Emisi Gas Buang Sumber Tidak Bergerak – Kepmen 35/1996 (emisi gas buang mis :genzet)
– Kepdal 03/1995 (Incinerator)
• Pengelolaan Limbah B3– Pengelolaan Limbah B3 sesuai PP 18/1999 Jo
PP 85/1999
– Limbah Rumah Sakit/infeksius , Limbah Lab, Obat Kadaluarsa (Kode Limbah D-227)
– Sludge IPAL rumah sakit
– Izin TPS & Pengoperasian alat Incinerator, dilengkapi manifes LB3
– Abu Incinerator
LIMBAH MEDIS PADAT
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, terdapat beberapa persyaratan
pengelolaan limbah medis padat sebagai berikut :
- Minimasi Limbah
- Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan Kembali dan Daur Ulang
- Pengumpulan, Pengangkutan, dan Penyimpanan Limbah Medis Padat di
Lingkungan Rumah Sakit
- Pengumpulan, Pengemasan dan Pengangkutan ke Luar Rumah Sakit
- Pengolahan dan Pemusnahan
PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT
LIMBAH NON MEDIS PADAT
- Pemilahan dan Pewadahan- Pengumpulan, Penyimpanan dan Pengangkutan- Pengolahan dan Pemusnahan
LIMBAH CAIR
- Proses biologis dengan biakan tersuspensi (suspended culture);- Proses biologis dengan biakan melekat (attached culture); - Proses pengolahan dengan sistem lagoon atau kolam, misalnya kolam aerasi atau stabilisasi (stabilization pond)
LIMBAH GAS Standar limbah gas (emisi) dari pengolahan pemusnah limbah medis padat dengan insinerator mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor : 131 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
Kualitas limbah (efluent) rumah sakit yang akan dibuang ke badan air atau lingkungan harus memenuhi persyaratan baku mutu sesuai KepMen LH No. 58/1995 atau peraturan daerah setempat.
Pengolahan limbah cair secara biologis aerobik dapat dibagi menjadi 3, yaitu
PERSYARATAN PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT
1.Limbah Medis Padata. Minimisasi Limbah
1) Melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber.
2) Mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia yang berbahaya
dan beracun.
3) Melakukan pengelolaan stok bahan kimia dan farmasi.
4) Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelclaan limbah medis mulai
dari pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui
sertifikasi dari pihak yang berwenang.
Lanjutan ….
b. Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan Kembali dan Daur Ulang
1) Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan
limbah.
2) Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang
tidak dimanfaatkan kembali.
3) Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa
memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti
bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak
berkepentingan tidak dapat membukanya.
4) Jarum dan syringes harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan
kembali.
5) Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses
sterilisasi sesuai Tabel 1 Untuk menguji efektifitas sterilisasi panas harus
dilakukan tes Bacillus stearothermophilus dan untuk sterilisasi kimia harus
dilakukan tes Bacillus subtilis.
Lanjutan ….
6) Limbah jarum hipodermik tioak dianjurkan untuk dimanfaatkan kembali.
Apabila rumah sakit Aidak mempunyai jarum yarg sekali pakai
(disposable), limbah jarum hipodermik dapat dimanfaatkan kembali
setelah melalui proses salah satu metode sterilisasi pada Tabel 1.
Tabel 1. Metode Sterilisasi Untuk Limbah yang Dimanfaatkan Kembali
Lanjutan ….
7) Pewadahan limbah medis padat harus memenuhi persyaratan dengan
penggunaan wadah dan label seperti pada Tabel 2.
No Kategori Warna kontainer / Kantong plastik
Lambang Keterangan
1 Radioaktif Merah Kantong boks timbal dengan simbol radioaktif
2 Sangat Infeksius Kuning Kantong plastik kuat, anti bocor atau kontainer yang dapat disterilisasi dengan otoklaf
3 Limbah infeksius patologi dan anatomi
Kuning Kantong plastik kuat, anti bocor atau kontainer.
4 Sitotoksis Ungu Kontainer plastik kuat, anti bocor.
5 Limbah kimia dan farmasi
Coklat Kantong plastik atau kontainer
Lanjutan ….
8) Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh rumah sakit kecuali untuk pemulihan
perak yang dihasilkan dari proses film sinar X.
9) Limbah sitotoksis dikumpulkan dalam wadah yang kuat, anti bocor, dan
diberi label bertuliskan "Limbah Sitotoksis".
c. Pengumpulan, Pengangkutan, dan Penyimpanan Limbah Medis Padat di
Lingkungan Rumah Sakit
1) Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan penghasil limbah
menggunakan troli khusus yang tertutup.
2) Penyimpanan limbah medis padat harus sesuai iklim tropis yaitu pada
musim hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam.
d. Pengumpulan, Pengemasan dan Pengangkutan ke Luar Rumah Sakit
1) Pengelola harus mengumpulkan dan mengemas pada tempat yang kuat.
2) Pengangkutan limbah ke luar rumah sakit menggunakan kendaraan
khusus.
Lanjutan ….
d. Pengolahan dan Pemusnahan
1) Limbah medis padat tidak diperbolehkan membuang langsung ke tempat
pembuangan akhir limbah dornestik sebelum aman bagi kesehatan.
2) Cara dan teknologi pengolahan atau pemusnahan limbah medis padat
disesuaikan dengan kemampuan rumah sakit dan jenis limbah medis
padat yang ada, dengan pemanasan menggunakan otoklaf atau dengan
pembakaran menggunakan insinerator.
Lanjutan ….
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS
1. Pemilahan 2. Pengumpulan
3. Pengangkutan 4. Pemusnahan atau Pembakaran
Lanjutan ….
Insinerator RSUP Sanglah adalah merk : Bonne, tipe Smokeless dengan Double Chamber berkapasitas 500 kg. Bantuan dari Australia pada tahun 2003. Insinerator dapat mengelola sampah medis rata-rata 300 kg/hari.
Selain menangani sampah medis RSUP Sanglah sendiri, juga menerima jasa pembakaran dari 49 rumah sakit/klinik swasta dan beberapa puskesmas yang telah melakukan kontrak kerja dengan jumlah rata-rata perbulan 1109,5 kg.
Contoh : Pengelolaan Limbah Medis Di RSUP Sanglah
OTOKLAF DI RUMAH SAKIT SANGLAH
TPS DI RUMAH SAKIT SANGLAH
RSUP Sanglah telah TPS Limbah B3, yaitu gudang untuk mengumpulkan limbah-limbah medis yang tergolong dalam limbah B3. Sesuai Lampiran PP No : 18 tahun 1999 jo PP No : 85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3 dalam Tabel 2. Daftar Limbah B3 dari sumber yang spesifik, limbah yang berasal dari kegiatan rumah sakit merupakan limbah B3 dengan kode limbah D227.
RSUD Sanglah juga melakukan pengolahan dengan otoklaf (autoclaving) yang merupakan proses desinfeksi termal basah yang digunakan untuk sterilisasi peralatan medis yang dapat digunakan kembali.
Lanjutan ….
Tata cara dan persyaratan teknis tempat penyimpanan dan pengumpulan limbah B3, mengacu kepada Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 01 tahun 1995 tentang Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3.
Keberadaan TPS limbah B3 ini adalah merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam pengelolaan limbah B3 sesuai dengan Kep Dal No : 68 tahun 1994 tentang Tata Cara Memperoleh Izin Penyimpanan, Pengumpulan, Pengoperasian Alat Pengolahan, Pengolahan dan Penimbunan Akhir Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam Keputusan ini dinyatakan bahwa setiap tempat penyimpanan dan pengoperasian alat pengolahan limbah B3 wajib mengajukan izin kepada Kementerian Lingkungan Hidup.
TPS Limbah B3 harus dilengkapi dengan kelengkapan administrasi dan dokumen-dokumen pendukung dalam pengajuan izin Tempat Penampungan Sementara (TPS) Limbah B3 dan Pengeoperasian alat pengolah limbah B3 (insinerator).
2. Limbah Non Medis Padata. Pemilahan dan Pewadahan
1) Pewadahan limbah padat non-medis harus dipisahkan dari limbah
medis padat dan ditampung dalam kantong plastik warna hitam.
2) Tempat pewadahan
a) Setiap tempat pewadahan limbah padat harus dilapisi kantong plastik
warna hitam sebagai pembungkus :imbah padat dengan lambang
"domestik" warna putih.
b) Bila kepadatan lolat di sekitar tempat limbah padat melebihi 2 (dua)
ekor per-block grill, perlu dilakukan pengendalian lalat.
b. Pengumpulan, Penyimpanan dan Pengangkutan
1) Bila di tempat pengumpulan sementara tingkat kepadatan lalat lebih
dari 20 ekor per-block grill atau tikus terlihat pada siang hari, harus
dilakukan pengendalian.
2) Dalam keadaan normal harus dilakukan pengendalian serangga dan
binatang pengganggu yang lain minimal satu bulan sekali.
c. Pengolahan dan Pemusnahan
Pengolahan dan pemusnahan limbah padat non-medis harus dilakukan
sesuai persyaratan kesehatan.
Lanjutan ….
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT NON MEDIS
1. Pengumpulan
2. Pengangkutan
Harus dilengkapi dengan tata cara (SOP) dalam penanganan limbah padat non medis baik dari pengangkutan hingga pengolahan.
Lanjutan ….
Lanjutan ….
IRD
POLIKLINIK
LABORATORIUM
JALAN
TAMAN
WI
IRNA A
HALAMAN
IRNA D
IRNA C
IRNA B
MEDIS
NON MEDIS
NON MEDIS
MEDIS
TONG SAMPAH
TPS
KANTORAN
PENUNJANG
TPA
MEDIS NON MEDIS
INCENERATOR
UJI EMISI PEMBAKARAN
Contoh Lay Out Limbah Padat
3. Limbah CairKualitas limbah (efluen) rumah sakit yang akan dibuang ke badan air atau
lingkungan harus memenuiii persyaratan baku mutu efluen sesuai
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor Kep-58/MENLH/12/1995
atau peraturan daerah setempat.
Lanjutan ….
Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang keungkinan mengandung mikroorganisme, bahan nimia beracun dan radioaktif yang berahaya bagi kesehatan (berasal dari ruangan kamar bedah, penunjang medis, penunjang non medis dan limbah cair radioaktif).
KARAKTERISTIK AIR LIMBAH RUMAH SAKIT
Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil proses seluruh kegiatan rumah sakit yang meliputi : limbah domestik cair , limbah cair medis/klinis, air limbah laboratorium dan lain-lainnya
Limbah cair buangan buangan domestik dan buangan limbah cair medis/klinis mengandung senyawa polutan organik yang tinggi
proses pengolahan secara biologis
Limbah rumah sakit yang berasal dari laboratorium banyak mengandung logam berat
proses pengolahan secara fisika - kimia
L I
MBAH
CAIR
RUMAH
SAKI T
DOMESTIK
MEDIS/KLINIS
LAIN-LAIN
LABORATORIUM
PENGOLAHAN FISIKA - KIMIA
MEDIS/KLINISPROSES
PENGOLAHAN BIOLOGIS
DESINFEKSI
DIBUANG KE SALURAN UMUM
Proses pengelolaan air limbah rumah sakit secara umum :
Lanjutan ….
Sumber Limbah Cair Rumah Sakit
Lanjutan ….
Sumber Limbah Cair Material-Material Utama Pengaruh Pada Konsentrasi Tinggi Pada Penanganan Biologis
Ruang pasien Material-material organikAmmoniaBakteri patogenAntiseptikAntibiotik
Antiseptik : beracun untuk mikroorganismeAntibiotik : beracun untuk mikroorganisme
Operasi
Ruang emergency
Ruang hemodialysis
Toilet, ruang bersalin
Klinik dan ruang pengujian patologi Material solvent organikFosforLogam beratpH fleksibel
Logam berat : beracun untuk mikroorganismepH fleksibel : beracun untuk mikroorganisme
Laboratorium
Ruang dapur Material-material organikMinyak/lemakFosforPembersih ABS
Minyak/lemak : mengurangi perpindahan oksigen ke airPembersih ABS : terbentuk gelembung-gelembung dalam bio-reaktor
Ruang cuci (laundry) FosforpH 8 ~10ABS, N-heksana
pH 8 ~10 : beracun untuk mikroorganismeABS : terbentuk gelembung-gelembung dalam bio-reaktor
Ruang pemrosesan Sinar X Ag, logam berat lain AG :beracun untuk mikroorganisme
Ruang radio-isotop Senyawa-senyawa radioaktif Senyawa-senyawa radioaktif : beracun
Sumber : Departemen Kesehatan RI
Parameter Fisika - Suhu- Padatan Tersuspensi Total atau Total Suspended Solid (TSS)
Parameter Kimia- Derajat Keasaman (pH)- Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD5)- Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD)- Amonia (NH3 Bebas)- Phospat (PO4)
Parameter Mikrobiologi- Total Coliform
TINJAUAN PARAMETER KUALITAS AIR LIMBAH RUMAH SAKIT
TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT
Teknologi Pengelolaan LImbah Cair
- Pengolahan Dengan Lumpur Aktif (Activated
Sludge)
- Kolam Oksidasi (Oxydation Pond)
- Pengolahan Limbah Cair dengan menggunakan
Septic Tank
- Pengolahan Limbah Cair dengan Ozonisasi
Teknologi Pengelolaan LImbah Padat Medis
- Pengolahan dengan Otoklaf (Autoclaving)
- Pengolahan dengan Insinerator
JENIS TAHAPAN TUJUANPengolahan secara fisika dan kimia
1. Pre-tratment
a. Bar screen
b. Bak penangkap pasir
Menghilangkan benda-benda kasar agar memudahkan proses selanjutnya
1. Primary treatment
a. Netralisasi
b. Sedimentasi
Mengurangi partikel padat
1. Pengolahan secara kimia
a. Koagulasi
b. Fokulasi
c. Desinfeksi
Mengikat unsur kimia dan mengendapkan zat padat
Pengolahan secara biologis
1. Aerobik
2. Anaerobik
3. Gabungan aerobik dan anaerobik
Menghilangkan atau mengurangi pencemaran organik dengan bantuan mikroorganisme
Pengolahan Lumpur
1. Bak pengering lumpur
2. Bak stabilisasi lumpur
3. Mesin pengering lumpur
Mengurangi risiko pencemaran tanah dan lingkungan.
Sumber : Departemen Kesehatan (2004)
Jenis Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit Yang Umum Digunakan
CONTOH PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
1. Bak screen
2. Bak equalisasi
3. Bak lumpur aktif
4. Bak clorin tank
5. Bak slude collector
1. Bak screen
2. Bak equalisasi
3. Bak biodetok
4. Bak clarifier
5. Bak lumpur
6. Bak kontak
7. Bak pasir
Lanjutan ….
Alur IPAL IRD
Lanjutan ….
Alur IPAL Mahotama
Rawat Inap
Rawat Intensip
Perkantoran
IBS Ruang Rawat Jalan ( Poli Gigi )Ruang Rawat Jalan
Ruang Rawat Jalan
Ruang Rawat Jalan
Ruangan Dapur
Ruangan Binatu
LaboratoriumDekontaminasi
RötgenIonisasi
Km. Jenasah
GREASSE TRAPP
Sumpit
Ruang WI
Resapan ST
Resapan ST
IPAL Mahotama
RIOOL KOTA
Pemeriksaan Baku Mutu
IPAL IRD
Pemeriksaan Baku Mutu
IRD & Ratna
Contoh Lay Out Limbah Cair
Lanjutan ….
4. Limbah GasStandar limbah gas (emisi) dari pengolahan pemusnah limbah medis padat
dengan insinerator mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor Kep-13/MenLH/311995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak.
Insinerator pirolitik dengan 2 (dua) tungku pembakaran pada suhu
1.200°C dengan minimum waktu tinggal 2 detik atau suhu 1.000°C
dengan waktu tinggal 5 detik di tungku kedua sangat cocok untuk bahan
ini dan dilengkapi dengan penyaring debu.
Insinerator juga harus dilengkapi dengan peralatan pembersih gas.
Insinerasi juga memungkinkan dengan rotary kiln yang didesain untuk
dekomposisi panas limbah kimiawi yang beroperasi dengan baik pada
suhu di atas 850°C.
Insinerator dengan satu tungku atau pembakaran terbuka tidak tepat
untuk pembuangan limbah sitotoksis.
SYARAT INSINERATOR
Pembersihan Gas Cerobong
(pilihan)
Tungku
Pengolahan Limbah Cair
(pilihan)
Gas buang ke atmosfer
Gas Cerobong
Udara
Limbah
Limbah cair (pilihan)
Abu
Penghasil panasUap
Abu (untuk dibuang)
Limbah cair
Pembuangan air
Lumpur
Diagram Alir Sederhana Incenerator
Sumber : Wiku Adisasmito (2007)
Monitoring limbah gas berupa NO2, S02, logam berat, dan dioksin
dilakukan minimal satu kali setahun.
Suhu pembakaran minimum 1000 °C untuk pemusnahan bakteri
patogen, virus, dioksin dan mengurangi jelaga.
Dilengkapi alat untuk mengurangi emisi gas dan debu.
Melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang banyak
memproduksi gas oksigen dan dapat menyerap debu.
TATA LAKSANA PENGELOLAAN LIMBAH GAS RUMAH SAKIT
KepMENLH No. : 13/MENLH/3/1995Baku Mutu Emisi Udara Untuk Insinerator
No Parameter Batas Maksimum (mg/m3)1 Partikel 50
2 Sulfur Dioksida (SO2) 250
3 Nitrogen Oksida (NO2) 300
4 Hidrogen Florida (HF) 10
5 Carbon Monoksida (CO) 100
6 Hidrogen klorida (HCl) 70
7 Total Hidrocarbon (sbg CH4) 35
8 Arsen (As) 1
9 Cadmium (Cd) 0,2
10 Kromium (Cr) 1
11 Timbal (Pb) 5
12 Merkuri (Hg) 0,2
13 Tilium (Ti) 0,2
14 Opasitas 10%
INSINERATOR LB3
Pemantauan Kualitas Udara Insinerator
TERIMA KASIH