materi penelitian kualitatif
DESCRIPTION
metopenTRANSCRIPT
Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan
investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka
langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian (McMillan &
Schumacher, 2003).
Penelitian kualitatif juga bisa dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-
temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (
Strauss & Corbin, 2003). Sekalipun demikian, data yang dikumpulkan dari penelitian
kualitatif memungkinkan untuk dianalisis melalui suatu penghitungan.
Penelitian kualitatif (Qualitative research) bertolak dari filsafat konstruktivisme
yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran
pengalaman sosial (a shared social eperience) yang diinterpretasikan oleh individu-
individu. (Nana Syaodih, 2001 : 94).
Sementara itu, menurut (Sugiono, 2009:15), metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime, digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan data dilakukan
secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi
(gabungan) analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan pada makna daripada generalisasi.
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistic
(naturalistic research), karena penelitian dilakukan dalam kondisi yang alamiah (natural
setting). Disebut juga penelitian etnografi, karena pada awalnya metode ini banyak
digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya. Selain itu disebut sebagai metode
kualitatif karena data yang terkumpul dan dianalisis lebih bersifat kualitatif.
Pada penelitian kualitatif, penelitian dilakukan pada objek yang alamiah
maksudnya, objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan
kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut.
Sebagaimana dikemukakan dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang
atau peneliti itu sendiri (humane instrument). Untuk dapat menjadi instrumen maka peneliti
harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya,
menganalisis, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan
bermakna.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan memahami realitas sosial,
yaitu melihat dunia dari apa adanya, bukan dunia yang seharusnya, maka seorang peneliti
kualitatif haruslah orang yang memiliki sifat open minded. Karenanya, melakukan
penelitian kualitatif dengan baik dan benar berarti telah memiliki jendela untuk memahami
dunia psikologi dan realitas sosial. Dalam penelitian sosial, masalah penelitian, tema,
topik, dan judul penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial
maupun materil kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan metedologis.
Masalah kuantitatif umum memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks
namun berlokasi dipermukaan. Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada
ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasa
yang tak terbatas.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam
penelitian kualitatif, adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, penelitian harus memiliki
bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi
obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan
terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui
makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori,
untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembagan.
Untuk itulah, maka seorang peneliti kualitatif hendaknya memiliki
kemampuan brain, skill/ability, bravery atau keberanian, tidak hedonis dan selalu
menjaga networking, dan memiliki rasa ingin tau yang besar atau openminded.
Pengertian Penelitian Kualitatif
Adapun pengertian penelitian kuliatatif dapat dilihat dari beberapa teori berikut ini:
a) Creswell (dalam Herdiansyah, 2010: 8), menyebutkan:
“Qualitaive research is an inquiry process of understanding based on distinct
methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The
researcher builds a complex, holistic picture, analizes words, report detailed views of
information, and conducts the study in a natural setting”.
b) Meleong, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah,
yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks social secara alamiah
dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti
dengan fenomena yang diteliti (Herdiansyah, 2010: 9)
c) Penelitian kualitaif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki,
menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh
social yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitaif
(Saryono, 2010: 1).
d) Sugiyono (2011:15), menyimpulkan bahwa metode penelitian kulitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan
secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif/kualitaif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.
Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan
untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap,
kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yaitu pertama, menggambarkan
dan mengungkap (to describe and explore) dan keduan menggambarkan dan menjelaskan
(to describe and explain). Kebanyakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan
eksplanatori.
Metode penelitian kualitatif merupakan salah satu metode yang digunakan peneliti
dalam ilmu sosial, dengan penekanan objek penelitinya terhadap keunikan manusia atau
gejala sosial yang tidak dapat di analisa dengan metode statistik. Dalam melakukan
penelitiannya, pengguna diri metode ini menjadi alat penelitian, yang harus mampu
menangkap, merekam dan menganalisa data-data tersembunyi yang diterimanya dari objek
penelitian dan lingkungannya, seperti bahasa tubuh, bahasa tutur, perilaku ataupun
ungkapan-ungkapan yang berkembang dalam dunia dan lingkungan responden. Kendala
yang seringkali timbul ketika akan melakukan penelitian kualitatif ini antara lain masalah
biaya, kesempatan, ataupun waktu yang akan membatasi untuk dilakukannya penelitian
secara intensif.
Dalam paradigma metode penelitian, dikenal dua metode berpikir, yaitu :
1. Metode Deduktif, yang dikembangkan oleh Aristoteles, dimana pola berpikirnya
berasal dari hal-hal yang bersifat umum/teori, menuju pada hal-hal yang bersifat
khusus. Sedangkan,Metode Induktif, yang dikembangkan oleh Francis Bacon,
menekankan pola berfikirnya berasal dari hal-hal yang bersifat khusus, menuju hal-
hal yang bersifat umum.
2. Pada mulanya metode penelitian kualitatif hanya digunakan dalam etnografi,
sedangkan metode penelitian kuantitatif dilakukan dalam penelitian ilmu
pengetahuan alam. Namun dalam perkembangannya kemudian, dua metode ini
banyak diterapkan dalam melakukan penelitian dari berbagai disiplin ilmu, seperti
sosiologi, patologi kedokteran, hukum, politik, dan sebagainya.
Tiap-tiap penelitian berpegang pada paradigma tertentu, sebab paradigma akan
mengarahkan penelitian. Seiring berjalannya waktu, paradigma dapat berubah seiring
timbulnya paradigma baru yang memberi dorongan kuat dan segar untuk mengadakan
penemuan baru.
Dikenal tiga periode paradigma, antara lain :
1. Masa Pra-Positivisme, paradigma yang memandang fenomena dunia terjadi
secara alamiah, peneliti bersifat pasif, sehingga tinggal memberi makna dari apa
yang terjadi tanpa ingin berusaha mengubahnya.
2. Masa Positivisme, paradigma yang memandang peneliti dapat dengan sengaja
mengadakan perubahan dalam dunia sekitar dengan melakukan berbagai
eksperimen.
3. Masa Post-Positivisme, paradigma akan kebenaran yang tidak hanya satu, tetapi
lebih kompleks, sehingga tidak dapat dilihat oleh satu teori tertentu saja.
Metode penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri khusus yang dapat dipakai untuk mengetahui
lebih jelas tentang metode penelitian tersebut, yang dirangkum dari literatur Lexy J.
Moleong dan Nasution. Antara lain :
1. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan dalam kondisi yang
alamiah atau natural setting. Peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi
situasi yang wajar.
2. Peneliti sebagai alat penelitian. Dalam melakukan penelitiannya, peneliti
merupakan alat utama pengumpulan data.
3. Pengumpulan data secara deskriptif. Data hasil penelitian tersebut dituangkan
dalam bentuk laporan.
4. Mementingkan proses daripada hasil. Proses terjadinya suatu fenomena sosial
menjadi lebih diutamakan dibandingkan sekedar hasil penelitian.
5. Latar belakang tingkah laku atau perbuatan di cari maknanya. Makna dibalik
tingkah laku manusia merupakan hal yang pokok bagi penelitian kualitatif.
6. Mengutamakan data langsung atau ‘’first hand’’. Untuk memahami konteks dan
berbagai perspektif dari orang yang sedang ditelitinya, peneliti melakukan sendiri
kegiatan penelitian lapangannya.
7. Dalam penelitian kualitatif dipergunakan metode triangulasi, yang dilakukan
secara ekstensif, baik tringulasi metode (menggunakan metode dalam pengumpulan
data), maupun tringulasi sumber data(memakai sumber data yang relevan)
dan tringulasi pengumpulan data (mengumpulkan data secara terpisah)
8. Mementingkan rincian kontekstual. Pengumpulan dan pencatatan data dengan
sangat terperinci mengenai hal-hal yang dianggap bertalian dengan masalah yang
ditelitinya.
9. Subjek yang di teliti berkedudukan sama dengan peneliti. Orang yang ditelitinya
dipandang sebagai partisipan, konsultan atau kolega peneliti dalam menangani
kegiatan penelitiannya.
10. Mengutamakan perspektif emik. Artinya mementingkan pandangan responden
tentang bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dari segi pendiriannya.
11. Verifikasi. Penerapan metode ini melalui kasus yang bertentangan dengan apa yang
telah ditemukannya.
12. Pengambilan sampel secara purposif. Sampel yang ditelitinya biasanya sedikit dan
dipilih menurut tujuan (purpose) penelitian. Bukan menggunakan sampling
random (acak) dan tidak menggunakan populasi sampel yang banyak.
13. Menggunakan ‘’audit trail’’. Untuk mengetahui apakah laporan penelitian sesuai
dengan data yang dikumpulkan, dilakukanlah audit trail (trail berarti mengikuti
jejak / melacak), yaitu dengan mencantumkan metode pengumpulan dan analisa
data.
14. Mengadakan analisis sejak awal penelitian hingga sepanjang melakukan penelitian
tersebut. Iti berarti penelitian kualitatif dinamakan analisa data secara
induktif (penyusunan teori dari bawah ke atas).
15. Teori dari dasar (grunded theory). Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah
bimbingan penyusunan teori arah substantif yang berasal dari data.
Sistematika Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitaif belum terdapat format baku tahapan-tahapan atau sistematika
yang dapat dijadikan patokan dalam penelitian. Ini dikarenakan penelitian kualitaif terkait
dengan salah-satu karakteristik dari penelitian kualitais itu sendiri, yaitu fleksibel.
Sehingga dengan ke-fleksibelan-nya jalan penelitian berubah-ubah sesuai dengan kondisi
yang ada. Akan tetapi, meskipun demikian para ahli sependapat bahwa setidaknya terdapat
lima tahapan sebagai patokan dalam penelitian, yaitu tergambar sebagai berikut:
1. Mengangkat permasalahan.
Permasalahan yang biasanya diangkat dalam penelitian ini adalah bersifat unik, khas,
memiliki daya tarik tertentu, spesifik, dan terkadang sangat bersifat invidual (karena
beberapa penelitian kualitaif yang dilaksanakan memang hukan untuk kepentingan
generalisasi)
2. Memunculkan pertanyaan penelitian.
Pertanyaan merupakan cirri khas dari penelitian kualitatif. Adalah sebagai spirit yang
fungsinya sama penting seperti hipotesis dalam penelitian kuantitaif.
3. Mengumpulkan data yang relevan.
Data dalam penelitian kualitaif pada umumnya berupa kumpulan kata, kalimat, pernyataan,
atau uraian yang mendalam.
4. Melakukan analisis data
Analisis data merupakan langkah berikutnya setelah data relevan diperoleh.
5. Menjawab pertayaan penelitian
Tahap ini adalah tahapan terakhir dalam penelitian kualitaif. Dalam menjawab pertanyaan,
peneliti dapat mengunakan gaya menulis yan lebih bebas, seperti narasi
atau storytelling. Sehingga dalam menjawab pertanyaan penelitian dapat lebih menarik
untuk dibaca.
Ada lima ciri pokok karakteristik metode penelitian kualitatif yaitu:
1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data
Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian utama
penelitian kualitatif. Peneliti pergi ke lokasi tersebut, memahami dan mempelajari situasi.
Studi dilakukan pada waktu interaksi berlangsung di tempat kejadian. Peneliti mengamati,
mencatat, bertanya, menggali sumber yang erat hubungannya dengan peristiwa yang terjadi
saat itu. Hasil-hasil yang diperoleh pada saat itu segera disusun saat itu pula. Apa yang
diamati pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan di mana tingkah laku
berlangsung.
2. Memiliki sifat deskriptif analitik
Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang diperoleh seperti hasil
pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan,
disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka.
Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan,
membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya (tidak ditransformasi dalam
bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang
disajikan dalam bentuk uraian naratif. Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab
pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi. Untuk itu peneliti
dituntut memahami dan menguasai bidang ilmu yang ditelitinya sehingga dapat
memberikan justifikasi mengenai konsep dan makna yang terkandung dalam data.
3. Tekanan pada proses bukan hasil
Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses bukan pada hasil. Data dan informasi
yang diperlukan berkenaan dengan pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana untuk
mengungkap proses bukan hasil suatu kegiatan. Apa yang dilakukan, mengapa dilakukan
dan bagaimana cara melakukannya memerlukan pemaparan suatu proses mengenai
fenomena tidak dapar dilakukan dengan ukuran frekuensinya saja. Pertanyaan di atas
menuntut gambaran nyata tentang kegiatan, prosedur, alasan-alasan, dan interaksi yang
terjadi dalam konteks lingkungan di mana dan pada saat mana proses itu berlangsung.
Proses alamiah dibiarkan terjadi tanpa intervensi peneliti, sebab proses yang terkontrol
tidak akan menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Peneliti tidak perlu
mentaransformasi data menjadi angka untuk mengindari hilangnya informasi yang telah
diperoleh. Makna suatu proses dimunculkan konsep-konsepnya untuk membuat prinsip
bahkan teori sebagai suatu temuan atau hasil penelitian tersebut.
4. Bersifat induktif
Penelitian kualitatif sifatnya induktif. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi
teori, tetapi dimulai dari lapangan yakni fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan,
mempelajari suatu proses atau penemuan yang tenjadi secara alami, mencatat,
menganalisis, menafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari
proses tersebut. Kesimpulan atau generalisasi kepada lebih luas tidak dilakukan, sebab
proses yang sama dalam konteks lingkungan tertentu, tidak mungkin sama dalam konteks
lingkungan yang lain baik waktu maupun tempat. Temuan penelitian dalam bentuk konsep,
prinsip, hukum, teori dibangun dan dikembangkan dari lapangan bukan dari teori yang
telah ada. Prosesnya induktif yaitu dari data yang terpisah namun saling berkaitan.
5. Mengutamakan makna
Penelitian kualitatif mengutamakan makna. Makna yang diungkap berkisar pada
persepsi orang mengenai suatu peristiwa. Misalnya penelitian tentang peran kepala sekolah
dalam pembinaan guru, peneliti memusatkan perhatian pada pendapat kepala sekolah
tentang guru yang dibinanya. Peneliti mencari informasi dari kepala sekolah dan
pandangannya tentang keberhasilan dan kegagalan membina guru. Apa yang dialami
dalam membina guru, mengapa guru gagal dibina, dan bagaimana hal itu terjadi. Sebagai
bahan pembanding peneliti mencari informasi dari guru agar dapat diperoleh titik-titik
temu dan pandangan mengenai mutu pembinaan yang dilakukan kepala sekolah. Ketepatan
informasi dari partisipan (kepala sekolah dan guru) diungkap oleh peneliti agar dapat
menginterpretasikan hasil penelitian secara sahih dan tepat.
Berdasarkan ciri di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif tidak dimulai dari
teori yang dipersiapkan sebelumnya, tapi dimulai dari lapangan berdasarkan lingkungan
alami. Data dan informasi lapangan ditarik maknanya dan konsepnya, melalui pemaparan
deskriptif analitik, tanpa harus menggunakan angka, sebab lebih mengutamakan proses
terjadinya suatu peristiwa dalam situasi yang alami. Generalisasi tak perlu dilakukan sebab
deskripsi dan interpretasi terjadi dalam konteks dan situasi tertentu. Realitas yang
kompleks dan selalu berubah menuntut peneliti cukup lama berada di lapangan.
Sejalan dengan pendapat di atas, Bogdan dan Biklen (1992) menjelaskan bahwa
bahwa ciri-ciri metode penelitian kualitatif ada lima, yaitu:
Penelitian kualitatif mempunyai setting yang alami sebagai sumber data langsung,
dan peneliti sebagai instrumen kunci.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih
banyak kata-kata atau gambar-gambar daripada angka
Penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses daripada produk. Hal ini
disebabkan oleh cara peneliti mengumpulkan dan memaknai data, setting atau
hubungan antar bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati
dalam proses.
Peneliti kualitatif mencoba menganalisis data secara induktif: Peneliti tidak
mencari data untuk membuktikan hipotesis yang.mereka susun sebelum mulai
penelitian, namun untuk menyusun abstraksi.
Penelitian kualitatif menitikberatkan pada makna bukan sekadar perilaku yang
tampak.
Atas dasar penggunaanya, dapat dikemukakan bahwa tujuan penelitian kualitatif dalam
bidang pendidikan yaitu untuk:
1. Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa yang terjadi di
lapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk menemukenali kekurangan dan
kelemahan pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya penyempurnaannya.
2. Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa pendidikan yang
terjadi di lapangan sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan waktu serta
situasi lingkungan pendidikan secara alami.
3. Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan berdasarkan
data dan informasi yang terjadi di lapangan (induktif) untuk kepentingan pengujian
lebih lanjut melalui pendekatan kuantitatif.
Metode kualitatif secara garis besar dibedakan dalam dua macam, kualitatif interaktif dan
non interaktif. Metode kualitatif interaktif, merupakan studi yang mendalam menggunakan
teknik pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan alamiahnya.
a. Studi Etnografik
Studi etnografik (ethnographic studies) mendeskripsikan dan menginterpretasikan
budaya, kelompok social atau sistem. Proses penelitian etnografik dilaksanakan di
lapangan dalam waktu yang cukup lama, berbentuk observasi dan wawancara
secara alamiah dengan para partisipan, dalam berbagai bentuk kesempatan
kegiatan, serta mengumpulkan dokumen-dokumen dan benda-benda (artifak).
b. Studi Historis
Studi Historis (historical studies) meneliti peristiwa-peristiwa yang telah berlalu.
Peristiwa-peristiwa sejarah direka-ulang dengan menggunakan sumber data primer
berupa kesaksian dari pelaku sejarah yang masih ada, kesaksian tak sengaja yang
tidak dimaksudkan untuk disimpan, sebagai catatan atau rekaman, seperti
peninggalan-peninggalan sejarah, dan kesaksian sengaja berupacatatan dan
dokumen-dokumen.
c. Studi Fenomenologis
Fenomenologis mempunyai dua makna, sebagai filsafat sain dan sebagai metode
pencarian (penelitian). Studi fenomenologis (phenomenological studies) mencoba
mencari arti dari pengalaman dalam kehidupan.Peneliti menghimpun data
berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilaian dan pemberian
makna terhadap situasi atau pengalaman-pengalaman dalam kehidupan. Tujuan dari
penelitian fenomenologis adalah mencari atau menemukan makna dari hal-hal yang
esensial atau mendasar dari pengalaman hidup tersebut.
d. Studi Kasus
Studi kasus (case study) merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap suatu
“kesatuan sistem”. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau
sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu atau ikatan tertentu. Studi
kasus adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil
makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut.
e. Teori Dasar
Penelitian teori dasar atau sering juga disebut penelitian dasar atau teori dasar
(grounded theory) merupakan penelitian yang diarahkan pada penemuan atau
minimal menguatan terhadap suatu teori.
f. Studi Kritis
Dalam penrelitian kritis, peneliti melakukan analitis naratif, penelitian tindakan,
etnografi kritis, dan penelitian feminisme. Penelitian mereka diawali dengan
mengekspos masalah masalah manipulasi, kesenjangan dan penindasan sosial.
g. Penelitian noninteraktif
Penelitian noninteraktif (non interactive inquiry) disebut juga penelitian analitis,
mengadakan pengkajian berdasarkan analisis dokumen. Peneliti menghimpun,
mengidentifikasi, menganalisis, dan mengadakan sintesis data, untuk kemudian
memberikan interpretasi terhadap konsep, kebijakan, peristiwa yang secara
langsung ataupun tidak langsung dapat diamati.
Minimal ada 3 macam penelitian analitis atau studi noninteraktif, yaitu analisis :
konsep, historis, dan kebijakan. Analisis konsep, merupakan kajian atau analisis
terhadap konsep-konsep penting yang diinterpretasikan pengguna atau pelaksana
secara beragam sehingga banyak menimbulkan kebingungan, umpamanya : cara
belajar aktif, kurikulum berbasis kompetensi dll.
Sumber:
(http://karobby.wordpress.com/2012/05/12/konsep-dan-macam-macam-metode-
penelitian/)
(http://www.diaryapipah.com/2012/05/pengertian-penelitian-kualitatif.html)
(http://fitwiethayalisyi.wordpress.com/teknologi-pendidikan/metode-penelitian-kualitaif-
sistematika-penelitian-kualitatif/)