materi

Upload: defriiin

Post on 09-Oct-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hh

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 materi

    1/14

    Bakteri dapat diklasifikasikan menjadi aerob dan anaerob. Perbedaan utama antara kedua adalah kenyataan

    bahwa bakteri aerobik membutuhkan oksigen untuk tetap hidup, sementara bakteri anaerob tidak bergantung

    pada oksigen untuk proses metabolisme dan kelangsungan hidup. Sedangkan aerob dapat berkembang di habitat

    yang memiliki oksigen berlimpah, anaerob dapat mati dalam dengan adanya oksigen. Jenis bakteri memang

    memiliki keunggulan pertumbuhan area tubuh tidak terpapar oksigen, dan mereka bisa menjadi patogen virulen.

    Perbedaan kapasitas untuk memanfaatkan oksigen antara aerob dan anaerob penting dalam pengobatan infeksi

    tubuh.

    Perbedaan Bakteri Anaerob dan Aerob

    Agar dapat menghasilkan energi, bakteri perlu merombak makanannya melalui proses respirasi secara aerobik

    atau secara anaerobik. Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, bakteri dapat dibedakan menjadi tiga

    golongan, yaitu bakteri aerob, bakteri anaerob fakultatif, dan bakteri anaerob obligat. Klasifikasi bakteri dapat

    didasarkan tidak hanya pada apakah atau tidak mereka membutuhkan oksigen, tetapi juga pada bagaimana

    mereka menggunakannya.

    1. Bakteri aerob

    Bakteri aerobadalah bakteri yang membutuhkan oksigen untuk hidupnya. Bila tidak ada oksigen, maka

    bakteri akan mati. Bakteri aerob menggunakan glukosa atau zat organik lainnya (misalnya etanol) untuk

    dioksidasi menjadi CO2(karbon dioksida), H2O (air), dan sejumlah energi. Yang termasuk bakteri aerob antara

    lainNitrosomonas, Nitrosococcus, Nitrobacter, Methanomonas(pengoksidasi metan),Hydrogenomonas,

    Thiobacillus thiooxidans, Acetobacter,danNocardia asteroides(penyebab penyakit paru-paru).

    Bakteri Aerob

    Bakteri aerob adalah salah satu penggolongan bakteri berdasarkan kebutuhan bakteri terhadap oksigen. Bakteri

    aerob merupakan jenis bakteri yang memerlukan oksigen bebas untuk kelangsungan hidupnya. Dalam hal ini,

    bakteri yang tergolong bakteri aerob hidupnya mutlak memerlukan oksigen dalam keadaan bebas. Ada pula

    yang kebutuhan akan oksigennya bersifat tidak mutlak, yaitu bakteri aerob fakultatif.

    Pengolah Limbah

    Bakteri aerob dapat memecah gula menjadi air, karbondioksida (CO2), dan energi. Oleh karena itu, saat ini,

    bakteri aerob banyak dimanfaatkan untuk pengolahan limbah-limbah cair yang dihasilkan dari pabrik-pabrik.

    Dalam pengolahan limbah ini, bakteri aerob memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut.

    1. Bakteri aerob memerlukan suhu yang tinggi agar dapat bekerja maksimal. Ia memerlukan temperatur lebih

    tinggi dari sebelumnya jika ingin sampai pada reaksi yang diinginkan.

    2. Bakteri ini akan efektif bekerja pada kisaran pH 6,5 sampai dengan 8,5. Pada reaktor aerob, hal tesebut

    dikenal dengan istilah Completely Mixed Activated Sludge (CMAS). Pada proses tersebut, terjadi netralisasi

    asam dan basa sehingga tidak diperlukan lagi tambahan bahan kimia selama BOD-nya kurang dari 25mg/liter

    limbah.3. Memiliki kebutuhan energi yang tinggi untuk prosesnya dengan tingkat pengolahan 60-90 persen.

    4. Produksi lumpur yang akan dihasilkan untuk pengolahannya tinggi. Begitupun, stabilitas proses terhadap

    racun dari limbah dan perubahan bebannya dari sedang sampai tinggi.

    5. Bakteri aerob memerlukan nutrien yang tinggi untuk beberapa limbah industri.

  • 5/19/2018 materi

    2/14

    6. Tidak ada bau yang dihasilkan dari pengolahan limbahnya.

    Penyubur Tanah

    Selain dalam pengolahan limbah, bakteri aerob berfungsi sebagai penyubur tanah dengan proses nitrifikasi yang

    dilakukannya di dalam tanah. Bakteri aerob bekerja dengan mengikat molekul-molekul nitrogen untuk

    dijadikan senyawa pembentuk tubuh mereka. Prosesnya adalah sebagai berikut.

    1. Ada organisme mati di tanah, kemudian sel-sel dari organisme yang ada di tanah itu menimbulkan zat-zathasil penguraian, seperti CO2 dan NH3 (gas amoniak).

    2. Gas inilah yang digunakan oleh bakteri aerob. Dalam hal ini, bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus untuk

    membentuk nitrit yang menyuburkan tanah.

    3. Proses inilah yang disebut proses nitrifikasi, yaitu pengoksidasian nitrit menjadi nitrat yang dilakukan oleh

    nitrobacter.

    Pembusuk Alami

    Bakteri aerob juga berfungsi sebagai zat pembusuk alami yang dapat mendekomposisi sampah-sampah organik

    menjadi inorganik sehingga dapat mengurangi jumlah sampah, menyuburkan tanah, dan menjadi sumber nutrisi

    tumbuhan.

    2. Bakteri Aerob obligatAerob obligat adalah mikroorganisme yang membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup dan mati karena

    ketiadaan kata tersebut. Contohnya adalah bakteri Bacillus anthracis. Anaerob obligat adalah organisme yang

    mati bila terkena oksigen, seperti Clostridium tetani dan Clostridium botulinum, yang masing-masing

    menyebabkan tetanus dan botulisme.

    3. Bakteri anaerob fakultatifBakteri anaerob fakultatifadalah bakteri yang dapat hidup dengan baik bila ada oksigen maupun tidak ada

    oksigen. Contoh bakteri anaerob fakultatif antara lainEscherichia coli, Streptococcus, Alcaligenes,

    Lactobacillus, danAerobacter aerogenes. Anaerob Fakultatif dapat hidup dengan adanya atau tidak adanya

    oksigen, tetapi lebih memilih untuk menggunakan oksigen. Contoh jenis ini termasuk Escherichia coli (E. coli)

    dan Staphylococcus, atau hanya Staph. Subtipe E. coli, seperti O157: H7, menyebabkan diare berdarah,

    sementara Staph dikenal sebagai penyebab infeksi kulit seperti bisul, folikulitis, dan impetigo. Ketika laserasi

    kulit luarnya menjadi terinfeksi dengan Staph, bentuk yang lebih parah dari infeksi yang disebut selulitis dapat

    terjadi.

    Dua klasifikasi lain adalah bakteri mikroaerofilik dan bakteri aerotolerant. Mikroaerofil bisa hidup di habitat

    yang memiliki kadar oksigen jika dibandingkan dengan udara. Contoh Mikroaerofil adalah Helicobacter pylori,

    yang menyebabkan tukak lambung, dan Borrelia burgdorferi, yang menyebabkan penyakit Lyme.

    Bakteri anaerob Aerotolerant tidak menggunakan oksigen namun tidak terpengaruh oleh kehadirannya.

    Contohnya adalah genus Lactobacillus, yang biasanya ditemukan dalam usus, kulit, dan vagina. Ketika populasi

    Lactobacillus dalam vagina menjadi habis, bakteri Gardnerella vaginalis seperti Bacteroides dan berkembangbiak, menyebabkan vaginosis bakteri.

    Bakteri yang dibudidayakan di laboratorium mikrobiologi untuk memberikan petunjuk penting dari identitas

    mereka. Secara khusus, bila ditanam dalam tabung reaksi, pengamatan berikut dapat didokumentasikan. Aerob

    obligat berkumpul di permukaan media kultur untuk memaksimalkan penyerapan oksigen, sedangkan anaerob

    obligat berkumpul di bagian bawah untuk menjauhkan diri dari oksigen. Bakteri fakultatif berkumpul di dekat

    bagian atas, sedangkan Mikroaerofil berkumpul di dekat bagian atas, tetapi tidak di permukaan. Anaerob

    Aerotolerant tersebar merata di sepanjang kedalaman medium.

    Mengidentifikasi apakah bakteri adalah aerob atau anaerob penting dalam pengobatan infeksi bakteri.

    Pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri anaerob sering lebih menantang karena mereka resisten

    terhadap terapi antibiotik biasa. Misalnya, pengobatan bakteri seperti Bacillus fragilis biasanya mencakup

    antibiotik kombinasi seperti piperasilin / tazobactam, imipenem / silastatin, amoksisilin / klavulanat, danmetronidazol ditambah ciprofloxacin atau gentamisin.

  • 5/19/2018 materi

    3/14

    Air merupakan pelarut universal sehingga air yang ada di sekitar kita bukanlah air murni, melainkan

    mengandung zat-zat terlarut, terutama garam-garam mineral. Garam-garam mineral inilah yang menyebabkan

    air sumur di desa terasa segar bila diminum secara langsung. Lalu, apakah pengertian air bersih? Apakah

    perbedaan air bersih dan air murni?

    Pengertian air bersih berbeda dengan air murni. Air bersih adalah air yang tidak tercemar sehingga dapatdiminum dengan tanpa mengganggu kesehatan. Sedangkan air murni adalah air yang tidak mengandung garam-

    garam mineral. Air sumur merupakan air bersih (karena tidak tercemar), namun bukan air murni (karena

    mengandung garam-garam mineral).

    Bagaimana cara mengetahui air yang kita pakai sudah bersih atau murni? Kualitas air sering dikaitkan dengan

    dua faktor berikut ini:

    Oksigen yang terlarut

    Oksigen yang terlarut (Dissolved Oxygen), biasa disingkat DO, adalah angka yang menunjukkan kadar oksigen

    (O2) yang terkandung di dalam air. Oksigen terlarut berasal dari udara dan juga dari hasil fotosintesis tumbuhan

    yang hidup di dalam air. Oksigen diperlukan oleh ikan, udang, kerang dan bakteri aerob untuk kelangsungan

    hidupnya. Bakteri aerob merupakan jenis bakteri yang membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup.

    Agar ikan dapat hidup di dalam air maka kadar oksigen air minimal 5 ppm. Jika kadar oksigen di bawah 5 ppmmaka ikan akan mati sedangkan bakteri aerob masih dapat hidup. Jika di dalam air banyak mengandung bahan

    organik, maka bakteri aerob dapat berkembang dengan pesat sehingga makin banyak memerlukan oksigen

    untuk mengoksidasi bahan organik tersebut.

    Kondisi tersebut menyebabkan kadar oksigen sangat berkurang dan dapat menyebabkan kematian ikan dan

    udang. Berkurangnya gas oksigen juga mengakibatkan berkurangnya aktifitas bakteri aerob. Selanjutnya, tugas

    penguraian akan dilakukan oleh bakteri anaerob yang tidak memerlukan oksigen dalam hidupnya. Bakteri

    anaerob mereduksi karbon, nitrogen, dan sulfur dari zat organik. Reaksi reduksi tersebut menghasilkan gas

    CH4, NH3 dan H2S yang berbau busuk.

    Kebutuhan oksigen biokimia

    Kebutuhan oksigen biokimia (Biochemical Oxygen Demand), biasa disingkat BOD, adalah angka yang

    menunjukkan banyaknya oksigen yang diperlukan dalam reaksi oksidasi oleh bakteri. Semakin besarkandungan bahan organik yang ada di dalam air, maka semakin besar nilai BOD-nya. Air dianggap bersih jika

    memiliki BOD di bawah 1 ppm. Sebaliknya, jika BOD air di atas 1 ppm maka air tersebut disebut air kotor dan

    tidak sehat.

    Dari penjelasan ini dapat kita simpulkan bahwa secara umum dapat dinyatakan bahwa air bersih memiliki DO

    yang tinggi dan BOD yang rendah. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan Anda dalam memilih air

    minum yang bersih dan menyehatkan. Mari kita jaga kebersihan lingkungan untuk kualitas hidup yang lebih

    baik!

    Referensi: http://id.wikipedia.org/wiki/Air_bersih

  • 5/19/2018 materi

    4/14

    BAB7 PENGOLAHAN AIR LIMBAH

    PENGOLAHAN AIR LIMBAH DEAN JENISJENISNYA

    Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan-bahan tersuspensi dan terapung, menguraikan

    bahan organic biodegradable, meminimalkan bakteri patogen, serta memerhatikan estetika dan lingkungan.

    Pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara alami dan secara buatan.

    a) Secara Alami

    Pengolahan air limbah secara alamiah dapat dilakukan dengan pembuatan kolam stabilisasi. Dalam kolam

    stabilisasi, air limbah diolah secara alamiah untuk menetralisasi zat-zat pencemar sebelum air limbah dialirkan

    ke sungai. Kolam stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam anaerobik, kolam fakultatif (pengolahan air

    limbah yang tercemar bahan organik pekat), dan kolam maturasi (pemusnahan mikroorganisme patogen).

    Karena biaya yang dibutuhkan murah, cara ini direkomendasikan untuk daerah tropis dan sedang berkembang.

    b) Secara Bantuan

    Pengolahan air limbah dengan bantuan alat dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

    Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu primary treatment (pengolahan pertama), secondary

    treatment (pengolahan kedua), dan tertiary treatment (pengolahan lanjutan).Primary treatment merupakan pengolahan pertama yang bertujuan untuk memisahkan zat padat dan zat cair

    dengan menggunakan filter (saringan) dan bak sedimentasi. Beberapa alat yang digunakan adalah saringan pasir

    lambat, saringan pasir cepat, saringan multimedia, percoal filter, mikrostaining, dan vacum filter.

    Secondary treatment merupakan pengolahan kedua, bertujuan untuk mengkoagulasikan, menghilangkan koloid,

    dan menstabilisasikan zat organik dalam limbah. Pengolahan limbah rumah tangga bertujuan untuk mengurangi

    kandungan bahan organik, nutrisi nitrogen, dan fosfor. Penguraian bahan organik ini dilakukan oleh makhluk

    hidup secara aerobik (menggunakan oksigen) dan anaerobik (tanpa oksigen). Secara aerobik, penguraian bahan

    organik dilakukan mikroorganisme dengan bantuan oksigen sebagai electon acceptor dalam air limbah. Selain

    itu, aktivitas aerobik ini dilakukan dengan bantuan lumpur aktif (activated sludge) yang banyak mengandung

    bakteri pengurai. Hasil akhir aktivitas aerobik sempurna adalah CO2, uap air, dan excess sludge. Secara

    anaerobik, penguraian bahan organik dilakukan tanpa menggunakan oksigen. Hasil akhir aktivitas anaerobik

    adalah biogas, uap air, dan excess sludge.

    Tertiary treatment merupakan lanjutan dari pengolahan kedua, yaitu penghilangan nutrisi atau unsur hara,

    khususnya nitrat dan posfat, serta penambahan klor untuk memusnahkan mikroorganisme patogen.

    Pengelolaan Excreta

    Excreta banyak terkandung dalam air limbah rumah tangga. Excreta banyak mengandung bakteri patogen

    penyebab penyakit. Jika tidak dikelola dengan baik, excreta dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit.

    Pengelolaan excreta dapat dilakukan dengan menampung dan mengolahnya pada jamban atau septic tank yang

    ada di sekitar tempat tinggal, dialirkan ke tempat pengelolaan, atau dilakukan secara kolektif. Untuk mencegahmeresapnya air limbah excreta ke sumur atau resapan air, jamban yang kita buat harus sehat. Syaratnya, tidak

    mengotori permukaan tanah, permukaan air dan air tanah di sekitarnya, tidak menimbulkan bau, sederhana,

    jauh dari jangkauan serangga (lalat, nyamuk, atau kecoa), murah, dan diterima oleh pemakainya. Pengelolaan

    excreta dalam septic tank dapat diolah secara anaerobik menjadi biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai

    sumber gas untuk rumah tangga. Selain itu, pengelolaan excreta dengan tepat akan menjauhkan kita dari

    penyakit bawaan air.

    Daftar Pustaka : http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=15012.0

    SUMBER AIR LIMBAH

    Potensi industri telah memberikan sumbangan bagi perekonomian Indonesia melalui barang produk dan jasa

    yang dihasilkan, namun di sisi lain pertumbuhan industri telah menimbulkan masalah lingkungan yang cukup

    serius. Buangan air limbah industri mengakibatkan timbulnya pencemaran air sungai yang dapat merugikan

    masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai, seperti berkurangnya hasil produksi pertanian, menurunnya

  • 5/19/2018 materi

    5/14

    hasil tambak, maupun berkurangnya pemanfaatan air sungai oleh penduduk.

    Seiring dengan makin tingginya kepedulian akan kelestarian sungai dan kepentingan menjaga keberlanjutan

    lingkungan dan dunia usaha maka muncul upaya industri untuk melakukan pengelolaan air limbah industrinya

    melalui perencanaan proses produksi yang effisien sehingga mampu meminimalkan limbah buangan industri

    dan upaya pengendalian pencemaran air limbah industrinya melalui penerapan installasi pengolahan air limbah.

    Bagi Industri yang terbiasa dengan memaksimalkan profit dan mengabaikan usaha pengelolaan limbah agaknya

    bertentangan dengan akal sehat mereka, karena mereka beranggapan bahwa menerapkan instalasi pengolahan

    air limbah berarti harus mengeluarkan biaya pembangunan dan biaya operasional yang mahal. Di pihak lain

    timbul ketidakpercayaan masyarakat bahwa industri akan dan mampu melakukan pengelolaan limbah dengansukarela mengingat banyaknya perusahaan industry yang dibangun di sepanjang aliran sungai, dan membuang

    air limbahnya tanpa pengolahan. Sikap perusahaan yang hanya berorientasi Profit motive dan lemahnya

    penegakan peraturan terhadap pelanggaran pencemaran ini berakibat timbulnya beberapa kasus pencemaran

    oleh industry dan tuntutan-tuntutan masyarakat sekitar industry hingga perusahaan harus mengganti kerugian

    kepada masyarakat yang terkena dampak.

    Latar belakang yang menyebabkan terjadinya permasalahan pencemaran tersebut dapat diidentifikasikan

    sebagai berikut:

    (1) Upaya pengelolaan lingkungan yang ditujukan untuk mencegah dan atau memperkecil dampak negatif yang

    dapat timbul dari kegiatan produksi dan jasa di berbagai sektor industri belum berjalan secara terencana.

    (2) Biaya pengolahan dan pembuangan limbah semakin mahal dan dana pembangunan, pemeliharaan fasilitas

    bangunan air limbah yang terbatas, menyebabkan perusahaan enggan menginvestasikan dananya untukpencegahan kerusakan lingkungan, dan anggapan bahwa biaya untuk membuat unit IPAL merupakan beban

    biaya yang besar yang dapat mengurangi keuntungan perusahaan.

    (3) Tingkat pencemaran baik kualitas maupun kuantitas semakin meningkat, akibat perkembangan penduduk

    dan ekonomi, termasuk industri di sepanjang sungai yang tidak melakukan pengelolaan air limbah industrinya

    secara optimal.

    (4) Perilaku sosial masyarakat dalam hubungan dengan industri memandang bahwa sumber pencemaran di

    sungai adalah berasal dari buangan industri, akibatnya isu lingkungan sering dijadikan sumber konflik untuk

    melakukan tuntutan kepada industri berupa perbaikan lingkungan, pengendalian pencemaran, pengadaan sarana

    dan prasarana yang rusak akibat kegiatan industri.

    (5) Adanya Peraturan Pemerintah tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air nomor: 82

    Tahun 2001, meliputi standar lingkungan, ambang batas pencemaran yang diperbolehkan, izin pembuangan

    limbah cair, penetapan sanksi administrasi maupun pidana belum dapat menggugah industri untuk melakukan

    pengelolaan air limbah.

    Permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa Penerapan Pengelolaan air Limbah pada industri kurang

    optimal dan jawaban terhadap berbagai pertanyaan di atas pada umumnya menyangkut:

    (1) Apakah industri telah melakukan upaya minimisasi limbah untuk mencegah/memperkecil dampak negatif

    yang timbul dari kegiatan produksi?

    (2) Faktor-faktor apa yang menyebabkan penerapan pengolahan air limbah kurang optimal?

    (3) Apakah penerapan pengolahan air limbah secara bersama-sama dipengaruhi oleh biaya, beban buangan air

    limbah, teknologi ipal, perilaku sosial masyarakat, dan peraturan pemerintah?

    Limbah rumah tanggaLimbah rumah tangga seperti deterjen, sampah organik, dan anorganik memberikan andil cukup besar dalam

    pencemaran air sungai, terutama di daerah perkotaan. Sungai yang tercemar deterjen, sampah organik dan

    anorganik yang mengandung miikroorganisme dapat menimbulkan penyakit, terutama bagi masyarakat yang

    mengunakan sungai sebagai sumber kehidupan sehari-hari. Proses penguraian sampah dan deterjen memerlukan

    oksigen sehingga kadar oksigen dalam air dapat berkurang. Jika kadar oskigen suatu perairaan turun sampai

    kurang dari 5 mg per liter, maka kehidupan biota air seperti ikan terancam.

    Limbah industri

    Limbah industri yang mencemarkan air dapat berupa polutan sampah organik dan anorganik. Polutan tersebut

    berasal dari pabrik pengolahan hasil ternak, polutan logam berat, dan polutan panas yang antara lain berasal

    dari air pendingin industri. Limbah industri dapat membunuh mikroorganisme air. Akan tetapi, beberapa pabrik

    tidak mampu menghilangkan unsur kimia atau racun yang dikandungnya. Limbah industri yang dapatmencemari air bergantung pada jenis industrinya. Limbah tersebut berupa organik, anorganik, dan panas.

    Sebagian besar industri membuang limbah cairnya ke perairan sungai tanpa diolah terlebih dahulu. Untuk

    mengendalikan pencemaran air oleh industri, pemerintah membuat aturan bahwa limbah industri harus diolah

    terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai. Limbah cair yang telah diolah, sisa olahannya pun masih

  • 5/19/2018 materi

    6/14

    mengandung bahan beracun dan berbahaya seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), krom (Cr), tembaga (Cu), seng

    (Zn), dan nikel (Ni).

    Merkuri dapat berasal dari air limbah penggilingan kertas (pulp = bubur kertas) dan pabrik yang membuat vinil

    plastik atau berasal dari air hujan. Kebanyakan merkuri terakumulasi di dasar perairan, seperti sungai, danau,

    dan lautan, kemudian diuraikan menjadi metal merkuri oleh metan yang diproduksi oleh bakteri. Metil merkuri

    bersifat sangat beracun dan dapat diabsorpsi oleh makhluk hidup yang berada di perairan. Ikan yang tercemar

    oleh merkuri jika dikonsumsi oleh ibu yang hamil, keturunannya dapat menderita cacat karena kerusakan pada

    saraf, bahkan dapat mengakibatkan kematian.

    Tembaga dapat masuk ke perairan atau sungai melalui pembuangan air limbah yang berasal dari bijih ataucairan tembaga yang dibuang oleh penambangan tembaga. Tembaga merupakan logam yang sangat beracun.

    Kadar tembaga yang kurang dari 1 ppm pada perairan dapat mematikan ikan dan hewan air lainnya.

    Ikan mengabsorbsi tembaga melalui insangnya. Di perairan yang mengandung konsentrasi oksigen terlarut

    rendah, gerakan membuka dan menutupnya insang berlangsung lebih cepat sehingga proses kematian ikan

    akibat polusi tembaga menjadi lebih cepat.

    Pembakaran bensin pada mesin pabrik menghasilkan lebih dari 80% timah di udara. Timah yang ditambahkan

    ke dalam bensin adalah timah tetraetil (TEL) yang berfungsi sebagai senyawa anti knock. Di daerah pedesaan,

    kandungan timah di udara yang berasal dari kegiatan manusia sekitar 20%, sedangkan di kota-kotabesar lebih

    dari 50%. Orang yang bekerja memperbaiki kendaraan bermotor di ruangan tertutup, dalam darahnya akan

    mengandung konsentrasi timah yang lebih tinggi dibandingkan bagi mereka yang bekerja pada ruangan yang

    terbuka.Jika suatu perairan mengandung timah yang berasal dari tangki atau pipa saluran air minum dengan konsentrasi

    lebih dari 0.5 ppm, maka logam tersebut dapat bersifat racun bagi kehidupan ikan di perairan. Hanya beberapa

    ganggang dan serangga yang mampu hidup di perairan tersebut. Jika ikan yang tercemar tersebut dikonsumsi

    manusia, akan membahayakan kesehatan manusia.

    Limbah pertanian

    Kegiatan pertanian dapat menyebabkan pencemaran air terutama karena penggunaan pupuk buatan, pestisida,

    dan herbisida. Pencemaran air oleh pupuk, pestisida, dan herbisida dapat meracuni organisme air, seperti

    plankton, ikan, hewan yang meminum air tersebut dan juga manusia yang menggunakan air tersebut untuk

    kebutuhan sehari-hari. Residu pestisida seperti DDT yang terakumulasi dalam tubuh ikan dan biota lainnya

    dapat terbawa dalam rantai makanan ke tingkat trofil yang lebih tinggi, yaitu manusia.

    Selain itu, masuknya pupuk pertanian, sampah, dan kotoran ke bendungan, danau, serta laut dapat

    menyebabkan meningkatnya zat-zat hara di perairan. Peningkatan tersebut mengakibatkan pertumbuhan

    ganggang atau enceng gondok menjadi pesat (blooming).

    Pertumbuhan ganggang atau enceng gondok yang cepat dan kemudian mati membutuhkan banyak oksigen

    untuk menguraikannya. Kondisi ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan mendorong terjadinya kehidupan

    organisme anaerob. Fenomena ini disebut sebagai eutrofikasi.

    Limbah pertambangan

    Pencemaran minyak di laut terutama disebabkan oleh limbah pertambangan minyak lepas pantai dan kebocoran

    kapal tanker yang mengangkut minyak. Setiap tahun diperkirakan jumlah kebocoran dan tumpahan minyak dari

    kapal tanker ke laut mencapai 3.9 juta ton sampai 6.6 juta ton. Tumpahan minyak merusak kehidupan di laut,

    diantaranya burung dan ikan. Minyak yang menempel pada bulu burung dan insang ikan mengakibatkankematian hewan tersebut.

  • 5/19/2018 materi

    7/14

    Manajemen Pengolahan Limbah Deterjen

    Detergen merupakan suatu derivatik zat organik sehingga akumulasinya menyebabkan meningkatnya COD

    (Chemichal Oxygen Demand) dan BOD (Biological Oxigen Demand) dan angka permanganat, maka dalam

    pengolahannya sangat cocok menggunakan teknik biologi.

    Proses biologis dapat dikelompokkan berdasarkan pemanfaatan oksigen, sistem pertumbuhan, proses operasi.

    Ditinjau dari pemanfaatan oksigennya, proses biologis untuk mengolah air limbah deterjen dapat

    dikelompokkan ke dalam empat kelompok utama, yaitu proses aerobic, proses anaerobic, proses anoksid dan

    kombinasi antara proses aerobik dengan salah satu proses tersebut.Proses biologis dapat pula dikelompokkan atas dasar proses operasinya yaitu proses kontinu dengan atau tanpa

    daur ulang, proses batch, proses semi batch. Proses kontinu biasa digunakan untuk pengolahan aerobik,

    sedangkan proses batch atau semi batch lebih banyak digunakan untuk sistem anaerobic. Apabila BOD tidak

    melebihi 400 mg/l, proses aerob masih dapat dianggap lebih ekonomis dari anaerob. Pada BOD lebih tinggi

    dari 4000 mg/l, proses anaerob menjadi lebih ekonomis.

    BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut

    yang diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik

    dalam kondisi aerobik. Bahan organik yang terdekomposisi dalam BOD adalah bahan organik yang siap

    terdekomposisi (readily decomposable organic matter). BOD merupakan suatu ukuran jumlah oksigen yang

    digunakan oleh populasi mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap masuknya bahan

    organik yang dapat diurai. Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa walaupun nilai BOD menyatakan jumlahoksigen, tetapi untuk mudahnya dapat juga diartikan sebagai gambaran jumlah bahan organik mudah urai

    (biodegradable organics) yang ada di perairan. Sedangkan COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah

    oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air. Hal ini karena

    bahan organik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan menggunakan oksidator kuat kalium bikromat pada

    kondisi asam dan panas dengan katalisator perak sulfat, sehingga segala macam bahan organik, baik yang

    mudah urai maupun yang kompleks dan sulit urai, akan teroksidasi. Dengan demikian, selisih nilai antara COD

    dan BOD memberikan gambaran besarnya bahan organik yang sulit urai yang ada di perairan. Bisa saja nilai

    BOD sama dengan COD, tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari COD. Jadi COD menggambarkan jumlah total

    bahan organik yang ada. Air yang bersih kandungan BOD kurang dari 1 mg/l atau 1ppm, jika BOD nya di atas

    4 ppm maka air dikatakan tercemar (Hariyadi, 2004).

    Pada beberapa penelitian membuktikan bahwa alkyl benzena sulfonat (ABS) dapat diuraikan dengan

    bakteri Staphylococcus epidermis, Enterobacter gergoviae, Staphylococcus aureus, Pseudomonas facili,

    Pseudomonas fluoroscens, Pseudomonas euruginosa, Kurthia zopfii, dan sebagainya. Bakteri ini akan

    merombak detergen yang juga merupakan zat organik sebagai bahan makanan menjadi energi.

    Penggunaan alat Trickling Filter, yaitu teknik untuk meningkatkan kontak dari air limbah dengan

    mikroorganisme pemakan bahan-bahan organik yang mengambil oksigen untuk metabolismenya dapat

    dipergunakan sebagai pengolahan limbah deterjen skala rumah tangga. Diawali dengan mengembangbiakkan

    bakteri pada media pecahan genteng selama 40 hari dalam limbah rumah tangga yang ada di selokan, kemudian

    dilakukan treatment/sirkulasi terhadap limbah deterjen sintetik padaTrickling Filter dan dianalisa nilai

    konsentrasi LAS dengan pengujian MBAS (Metylene Blue Active Surfactan). media pertumbuhan

    mikroorganisme adalah pecahan genteng yang direndam dalam selokan 40 hari. Jenis mikroorganisme yang adadi selokan antara lain Crenothrix & Sphaerotilus, Chromatium & Thiobacillus, mikroalgae hijau & biru,

    Salmonella typhi, Salmonella paratyphi, Shigella shigae, Eschericia Coli. Pengamatan langsung dengan

    menggunakan mikroskop dan pengecatan gram menunjukkan bahwa komunitas mikroba didominasi oleh

    bakteri gram negatif, menemukan komunitas bakteri dari golongan Proteobacteriamendominasi komunitas

    bakteri yang mampu mendegradasi deterjen. Pertumbuhan mikroorganisme ini berlangsung cukup lama karena

    dipengaruhi oleh suhu dan nutrisi yang diperlukannya. Deterjen akan mengalami penurunan kadar LAS dengan

    semakin bertambahnya waktu. Hal ini disebabkan mikroorganisme aerobik yang memakan zat yang terkandung

    dalam deterjen. Kemampuan mikroba terutama bakteri dalam menggunakan deterjen sebagai sumber karbon

    utama menunjukkan bahwa bakteri memegang peran penting. Deterjen dengan kadar LAS yang besar

    membutuhkan waktu peruraian yang lebih lama dan deterjen dengan kadar LAS yang kecil akan lebih cepat

    terurai. Dan semakin lama waktu sirkulasi limbah deterjen maka kadar LAS pada ketiga merek deterjen yangditeliti akan semakin mengalami penurunan, karena waktu kontak antara air deterjen dan mikroorganisme aerob

    semakin lama sehingga memberikan waktu yang cukup lama pula bagi bakteri untuk menguraikan

    deterjen(Heryani dan Puji, 2008).

  • 5/19/2018 materi

    8/14

    Penanganan dengan cara lumpur aktif juga dapat dikembangkan , dan dapat menurunkan COD, BOD 3070

    %, bergantung pada karakteristik air limbah yang, diolah dan kondisi proses lumpur aktif yang dilakukan.

    Proses lumpur aktif terus berkembang dengan berbagai modifikasinya, antara lain oxidation ditch dan kontak-

    stabilisasi. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, oxidation ditchmempunyai beberapa

    kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur

    yang dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%), kontak stabilisasi mempunyai

    kelebihan yang lain, yaitu waktu detensi hidrolis total lebih pendek (4-6 jam).

    Dengan tangki septic-filter up flow yang berisi pecahan batu bata sebagai media hidup mikroba sanggup

    mereduksi kandungan Metylene Blue Active Surfactan atau MBAS (untuk mendeteksi kandungan detergen)hingga mencapai efesiensi 87,93 persen. Dari sampel, air limbah yang sebelum dimasukkan tangki memiliki

    kandungan MBAS sekitar 2,7 mg per liter. Setelah keluar tangki, air hanya mengandung MBAS sekitar 0,326

    mg per liter, atau lebih rendah dari baku mutu yang digariskan, yakni 0,5 mg per liter. Adapun BOD yang

    didapat adalah 483,75 mg per liter (sebelum proses) dan 286,25 mg per liter (setelah proses) atau kandungan

    BOD berkurang 40 persen lebih.

    Mendestabilkan partikel deterjen dapat dimanfaatkan sebagai pengolahan limbah karena detergen mempunyai

    sifat koloid. Karakteristik dari partikel koloid dalam air sangat dipengaruhi oleh muatan listrik dan kebanyakan

    partikel tersuspensi bermuatan negative. Cara mendestabilkan atau merusak kestabilan partikel dilakukan dalam

    dua tahap. Pertama dengan mengurangi muatan elektrostatis sehingga menurunkan nilai potensial zeta dari

    koloid, proses ini lazim disebut sebagai koagulasi. Kedua adalah memberikan kesempatan kepada partikel

    untuk saling bertumbukan dan bergabung, cara ini dapat dilakukan dengan cara pengadukan dan disebutsebagai flokulasi.

    Pengurangan muatan elektris dilakukan dengan menambahkan koagulan seperti PAC. Di dalam air PAC akan

    terdisposisi melepaskan kation Al3+ yang akan menurunkan zeta potensial dari partikel. Sehingga gaya tolak-

    menolak antar partikel menjadi berkurang, akibatnya penambahan gaya mekanis seperti pengadukan akan

    mempermudah terjadinya tumbukan yang akan dilanjutkan dengan penggabungan partikel-partikel yang akan

    membentuk flok yang berukuran lebih besar. Flok akan diendapkan pada unit sedimentasi maupun klarifikasi.

    Lumpur yang terbentuk akan dibuang menggunakan scraper. Cara koagulasi umumnya berhasil menurunkan

    kadar bahan organik (COD,BOD) sebanyak 40-70 %.

    Detergen mampu memecah minyak dan lemak membentuk emulsi sehingga dapat diendapkan dengan

    menambahkan inhibitor garam alkali seperti kapur dan soda. Buih yang terbentuk akan dapat dihilangkan

    dengan proses skimming (penyendokan buih) atau flotasi.

    Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang mengapung juga dapat digunakan

    sebagai cara penyisihan bahan-bahan tersuspensi (clarification) atau pemekatan lumpur endapan (sludge

    thickening) dengan memberikan aliran udara ke atas (air flotation).

    Adsorpsi menggunakan karbon aktif dapat digunakan untuk mengurangi kontaminasi detergen. Detergen yang

    merupakan molekul organik akan ditarik oleh karbon aktif dan melekat pada permukaannya dengan kombinasi

    dari daya fisik kompleks dan reaksi kimia. Karbon aktif memiliki jaringan porous (berlubang) yang sangat luas

    yang berubah-ubah bentuknya untuk menerima molekul pengotor baik besar maupun kecil.Zeolit dapat

    menurunkan COD 10-40%, dan karbon aktif dapat menurunkan COD 10-60 %.

    Detergen mempunyai ikatanikatan organik. Proses khlorinasi akan memecah ikatan tersebut membentuk

    garam ammonium khlorida meskipun akan menghasilkan haloform dan trihalomethans jika zat organiknyaberlebih (Arifin, 2008).

    Air limbah deterjen tidak dapat dibuang ke septic tank seperti pada kotoran manusia (black water) karena

    memiliki kandungan detergen yang dapat membunuh bakteri pengurai yang dibutuhkan septic tank. Karena itu,

    diperlukan pengolahan khusus yang dapat menetralisasi kandungan detergen dan juga menangkap lemak.

    Cara yang paling sederhana mengatasi pencemaran air limbah adalah dengan menanami selokan dengan

    tanaman air yang bisa menyerap zat pencemar. Tanaman yang bisa digunakan, antara lain jaringao, Pontederia

    cordata (bunga ungu), lidi air, futoy ruas, Thypa angustifolia (bunga coklat), melati air, dan lili air. Cara ini

    sangat mudah, tapi hanya bisa menyerap sedikit zat pencemar dan tak bisa menyaring lemak dan sampah hasil

    dapur yang ikut terbuang ke selokan.

    Cara yang lebih efektif adalah membuat instalasi pengolahan yang sering disebut dengan sistem pengolahan air

    limbah (SPAL) dengan cara mudah, bahan murah dan tidak sulit diterapkan di rumah Anda. Instalasi SPALterdiri dari dua bagian yaitu bak pengumpul dan tangki resapan. Di dalam bak pengumpul terdapat ruang untuk

    menangkap sampah yang dilengkapi dengan kasa 1 cm persegi, ruang untuk penangkap lemak, dan ruang untuk

    menangkap pasir. Tangki resapan dibuat lebih rendah dari bak pengumpul agar air dapat mengalir lancar. Di

    dalam tangki resapan ini terdapat arang dan batu koral yang berfungsi untuk menyaring zat-zat pencemar yang

  • 5/19/2018 materi

    9/14

    ada dalam air limbah deterjen(greywater). Mekanisme kerja SPAL dengan cara air bekas deterjen atau bekas

    sabun dialirkan ke ruang penangkap sampah yang telah dilengkapi dengan saringan di bagian dasarnya. Sampah

    akan tersaring dan air akan mengalir masuk ke ruang di bawahnya. Jika air mengandung pasir, pasir akan

    mengendap di dasar ruang ini, sedangkan lapisan minyak, karena berat jenisnya lebih ringan, akan

    mengambang di ruang penangkap lemak. Air yang telah bebas dari pasir, sampah, dan lemak akan mengalir ke

    pipa yang berada di tengah-tengah tangki resapan. Bagian bawah pipa tersebut diberi lubang sehingga air akan

    keluar dari bagian bawah. Sebelum air menuju ke saluran pembuangan, air akan melewati penyaring berupa

    batu koral dan batok kelapa. Limbah deterjen atau air sabun yang telah diolah dapat digunakan lagi untuk

    menyiram tanaman, mengguyur kloset, dan untuk mencuci mobil. Di Singapura dan negara-negara maju bahkandiolah lagi menjadi air minum (Anonimous, 2009).

    Salah satu cara pengolahan limbah deterjen dan air sabun yang diterapkan di perusahaan produsen deterjen

    adalah dengan pembuatan bak pengumpulan air limbah sisa deterjen. Di dalam bak pengumpulan limbah

    tersebut diletakkan pompa celup yang harus terendam air untuk menghindari terbentuknya gelembung/buih

    detrejen. Pompa celup ini berfungsi sebagai sirkulasi limbah. Selanjutnya di luar bak penampungan dibuat bak

    kecil dan pompa dosing yang berisi larutan anti deterjen, misalnya jika deterjen yang terbuang banyak

    mengandung deterjen anionik, maka untuk menetralisir diberikan larutan deterjen kationik sebagai anti

    deterjennya, demikian pula sebaliknya. Kemudian larutan anti deterjen ini dimasukkan ke dalam bak

    penampungan dan dilakukan proses penetralan. Pada proses penetralan, perlu ditentukan kadar deterjen di

    dalam bak penampungan dengan analisis deterjen sistem MBAS (Metilen Blue Active Surfactan) atau dengan

    sistem Titrasi Yamin yang secara khusus untuk mengetahui kadar deterjen. Misalnya kadar deterjen 50 ppmdapat dilakukan uji coba dengan pemberian larutan anti deterjen sebanyak 5 ml per menit dengan pompa dosing

    sampai kadar deterjen 0 ppm. (Arifin, 2008).

    Bagi pemilik usaha binatu/laundry dapat melakukan upaya pemilihan deterjen dengan kandungan fosfat yang

    rendah karena dapat menjadi pencemaran air disekitarnya. Serta dapat melakukan pengelolaan limbah deterjen

    secara sederhana dengan pembuatan bak penampungan khusus, atau dengan penambahan arang aktif

    (Anonimous, 2010).

    Biosurfactan

    Savarino et al (2010) pada penelitian terbarunya membandingkan antara biosurfactan, yang merupakan

    perkembangan terbaru dari formula deterjen dengan surfaktan anionik/non ionik yang sering dipakai

    perusahaan deterjen. Biosurfactan diisolasi dari residu makanan dan limbah hijau yang disimpan pada kondisi

    aerobik selama 0-60 hari dan diteliti komposisi kimia,aktivitas sifat permukaan (surface activity) dan daya kerja

    deterjen dalam mencuci kain. Limbah perkotaan merupakan sumber yang kaya bahan organik dengan sifat

    surfaktan yang sangat baik. Bahan ini sudah tersedia dari fasilitas perkotaan dengan biodegradasi aerobik residu

    biomassa. Khususnya, untuk dua biosurfaktan terisolasi dari limbah, yaitucHAL (compost humic acid-like

    matter) yang terisolasi dari campuran makanan dan residu kompos hijau (green residues) selama 15 hari dan

    cHAL 2 terisolasi hanya dari residu hijau segar (fresh green residue). Kedua biosurfactan tersebut mengandung

    rantai alifatik panjang, gugus aromatik, asam karboksilat dan kelompok fenol.

    Biosurfactan menghasilkan berbagai macam komposisi kimia dan aktivitas sifat permukaan yang erat kaitannya

    dengan sumber biomassa yang berbeda.

    Ditemukan bahwa biosurfactan memiliki kinerja yang sama dengancommercial surfactan yang umumdigunakan (anionik maupun non ionik) ketika digunakan secara murni, jika pada campuran 1:1 biosurfactan

    dancommercial surfactan menghasilkan sinergi yang signifikan. Sangat sensitivitas terhadap kesadahan air dan

    menyebabkan kain menjadi kuning merupakan kekurangan utama untuk biosurfactan. Hasil penelitian tersebut

    menunjukkan bahwa bila digunakan di atas konsentrasi micelles tidak ada perbedaan kinerja yang signifikan

    pada seluruh kelompok biosurfactan atau campuran antara biosurfactan dan commercial surfactan. Fakta ini

    memberikan harapan bagi produksi industri dan komersialisasi Biosurfactan sebagai komponen dari formulasi

    deterjen. Serta penggunaan surfaktan yang ramah lingkungan yang berasal dari sumber daya terbaru yang

    murah dalam komposisi deterjen bagi tren industri deterjen.

    Isolasi biosurfactan diperoleh dari limbah green atau dari 1:1 limbah makanan dan green fresh residue

    yangdikumpulkan dan disimpan selama 0-60 hari secara aerobik. sampel sampah yang terkumpul diteliti selama

    24 jam pada 650C dengan perbandingan N2 dan NaOH 0.1 mol-1 L dan 0,1 mol L-1 Na4P2O7. Selanjutnyasuspensi yang dihasilkan didinginkan sampai suhu kamar dan disentrifugasi pada kecepatan 6.000 rpm. Residu

    padat dipisahkan dan

    dicuci berulang kali dengan air suling sampai terpisah cair supernatannya.Semua cairan supernatan

    dikumpulkan dan diasamkan dengan asam sulfat 50%

  • 5/19/2018 materi

    10/14

    pada pH 1.5. Endapan padat disentrifugasi seperti cara di atas, dicuci dengan air sampai akhir pH netral,

    dikeringkan pada 600C dan ditimbang. Produk akhir (cHALi) menghasilkan adalah 12-15% dari bahan kering

    sampah awal. Dari hasil percobaan biosurfactan mampu menurunkan tegangan permukaan hampir 50% lebih

    rendah dibandingkan commercial surfactan.

    Biofilter

    Limbah domestik baik rumah tangga atau limbah usaha skala kecilseperti air sisa deterjen dan air sisa sabun

    mandi harus diolah dan tidak boleh membuangnya melalui septic-tank, guna mengindari pencemaran air tanah

    disekitarnya.Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLHD) Jakarta, mengisyaratkan warga agar menyediakan alat

    pengolahan limbah, yaitu Biofilter. Alat ini mampu menghasilkan air olahan sesuai dengan baku mutu, dan

    aman bagi lingkungan. Dengan menggunakan sistem biofilter, dan umumnya terbuat dari fiberglass. maka

    limbah cucian dan limbah septic tank sudah terolah hingga mencapai baku mutu. Dan menggantikan septic tank

    yang cara kerjanya merembeskan limbah ke tanah sehingga tidak ada lagi ada rembesan. Namun masih

    diperlukan sosialisasi kepada pemilik rumah yang sudah memiliki septic tank, subsidi alat bagi perumahan

    kumuh dan harga alat yang mahal (Anonimous, 2009).

  • 5/19/2018 materi

    11/14

    SEPTIC TANK

    selain sebagai penampung, septik tank sebenarnya dimaksudkan untuk mengolah airlimbah blackwater sebelum nantinya meresap ke dalam tanah atau dibuang kepengolahan lebih lanjur. Kata kuncinya di sini mengolah.Jadi lebih darisekedarmenampung.Dan septik tank adalah bentuk pengolahan limbah cair palingsederhana dan dapat dimiliki oleh semua rumah.

    Di dalam septik tank yang sederhana itu sesungguhnya terjadi serangkaian prosesbiologis dan kimiawi (biokimia) yang sangat rumit yang melibatkan miliaran mikroba yangsecara alamiah saling berbagi tugas.

    Secara umum, di alam ada 2 kelompok mikroba yakni yang membutuhkan oksigen(aerob) dan yang tidak membutuhkan oksigen (anaerob). Sifat mikroba itulah yangdipakai dalam system pengolahan limbah yang juga terbagi menjadi dua, system aerobdan system anaerob. System aerob bekerja sangat cepat tetapi membutuhkan energy,sedangkan system anaerob bekerja sangat lambat tapi menghasilkan energy. Sistem

    anaerob ini yang salah satunya diterapkan dalam pembuatan biogas.

    Di dalam septik tank tidak ada suplai oksigen (anaerob), sehingga hanya mikrobaanaerob saja yang bisa hidup. Itu sebabnya septik tank dibuat sedemikian tertutup rapatsehingga tidak ada oksigen yang bisa masuk. Jika ada oksigen yang masuk, terjadikekacauan di dalam septik tank karena sebagian bakteri anaerob yang terkena kontakdengan oksigen mogok bekerja. Dan ketika itu terjadi, tahu-tahu septik tankmengeluarkan bau yang tidak sedap (bau tinja yang belum terolah).

    Di dalam septik tank, mikroba mengeluarkan enzim dan enzim itulah yang mengolah

    limbah. Mereka bekerja sangat lambat namun pasti, bahkan hingga berbulan-bulansebelum limbah tersebut terurai sempurna. Pada situasi normal dalam 2 bulan, hanya50% limbah yang dapat diuraikan dan dalam 5 bulan baru 80%. Dengan kata lain, jika kitabuang air hari ini, hingga 2 bulan ke depan, kotoran kita baru 50% diolah.

    Blackwater mempunyai komposisi kimia yang sangat kompleks sehingga dipakai konsepumum yang bisa menggambarkan tingkat polutan, salah satunya COD (Chemical OxygenDemand). Yaitu banyaknya oksigen yang dibutuhkan agar bahan kimia yang ada teruraisempurna. Makin tinggi nilai COD, makin tinggi tingkat pencemarannya. Ini hanya dapat

    diukur di laboratorium. Blackwater memiliki nilai COD sekitar 10.000 (mg/L), limbah daridapur mulai 500, air sungai di Jakarta ada di sekitar 50, air sungai di pegunungan 0.Untuk pusat-pusat perdagangan atau hotel, pemerintah mensyaratkan air limbahnyaharus diolah hingga COD nya di bawah 80 sebelum dibuang ke sungai.

    Hasil akhir pengolahan blackwater, salah satunya adalah biogas. Di dalam biogas sendiriada metana (bahan bakar gas) sekitar 60%, dan karbondioksida sekitar 35%; Dansisanya asam belerang dan amoniak yang menjadi sumber bau di septik tank. Sekalibuang air, kita menyimpan potensi 1 liter biogas yang setara dengan tenaga listrik untukmenyalakan lampu 5 watt selama 1 jam. Tapi kenyataannya kan sebaliknya, biogas itu

    terbuang dan kita malah berkontribusi menyumbang gas metana yang menyebabkanbumi memanas.

    Biogas ini memang harus segera dikeluarkan dari dalam septik tank agar tidak balikmeracuni mikroba yang bekerja di dalamnya. Makanya di atas septik tank dibuat pipa

  • 5/19/2018 materi

    12/14

    udara yang biasanya berbentuk huruf T. Melalui pipa tersebut biogas dari dalam septiktank terlepas ke udara bebas. Jika tidak ada pipa udara ini akibatnya bisa sangat fatal.Biogas yang dihasilkan makin lama makin banyak, hingga suatu saat mencari jalankeluarnya sendiri melalui ledakan. Coba lihat berita diKoran Republikadimana sebuahrumah di Jakarta hancur karena septik tanknya meledak.

    Sketsa toilet dan septik tank (http://promkes-banyuurip.blogspot.com/)

    Pipa udara itu juga yang membuat septik tank kita tidak cepat penuh. Karena 50%blackwater sudah terbuang dalam bentuk gas dari hasil pengolahan.

    Saat ini, septik tank di rumah-rumah sudah mempunyai 2 ruang dan memang seharusnyademikian. 1 ruang pertama untuk pengolahan dan ruang kedua untuk peresapan air. Airyang meresap membawa bakteri dari dalam septik tank sehingga bisa mencemari airtanah. Anjuran yang sudah kita tahu bersama, resapan ini minimal berjarak 10 meter darisumur. Bagi masyarakat desa, 10 meter ini perkara gampang, tapi tidak bagi masyarakat

    kota.

    Bagi permukiman padat, sebaiknya tidak perlu dibuatkan ruang resapan sehingga tidakmencemari sumur di sekitarnya. Jika septiknya penuh tinggal disedot. Ironisnya, adarumah yang sejak berdiri tahun 80an hingga sekarang tidak pernah disedot, karenamemang tidak pernah penuh. Artinya bisa ditebak. Semua air dalam septik tank sudahmeresap dan pastinya mencemari sumur di sekitarnya.

    http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/metropolitan/09/04/18/44796-septik-tank-meledak-sebuah-rumah-hancurhttp://www.republika.co.id/berita/breaking-news/metropolitan/09/04/18/44796-septik-tank-meledak-sebuah-rumah-hancurhttp://www.republika.co.id/berita/breaking-news/metropolitan/09/04/18/44796-septik-tank-meledak-sebuah-rumah-hancurhttp://www.republika.co.id/berita/breaking-news/metropolitan/09/04/18/44796-septik-tank-meledak-sebuah-rumah-hancur
  • 5/19/2018 materi

    13/14

    Proses Pengolahan Air Bersih

    PDAM merupakan perusahaan milik daerah yang bergerak di bidang pengolahan dan pendistribusian air

    bersih.Beberapa fasilitas yang dimilki dalam pemprosesan air bersih antara lain : intake, menara air, clarifier,pulsator, filter, dan reservoir. Semua perlatanperalatan tadi dapat dioperasikan melalui system computer yang

    ada. Selain berbagai macam peralatan, PDAM juga menggunakan bahan kimia seperti : kaporit dan tawas dalam

    proses pengolahan air bersih. Air yang diproduksi dipantau kualitasnya oleh laboratorium. Sehingga air yang

    dihasilkan selalu memenuhi standar kesehatan air bersih.

    1. Intake

    Intake merupakan bangunan yang berfungsi untuk menangkap air dari badan air (sungai) sesuai dengan debit yang

    diperlukan bagi pengolahan air bersih.

    2. Menara air bakuMenara air baku berfungsi mengontrol dan mengatur laju alir dan tinggi permukaan air baku agar tetap konstan,

    sehingga proses pengolahan berupa pembubuhan bahan kimia, koagulasi, pengendapan, dan penyaringan dapat

    berjalan dengan baik serta maksimal.

    3. Clarifier

    Clarifier sebagai tempat terjadinya koagulasi. Di Clarifier air dibersihkan dari kotoran-kotoran dengan cara

    mengendapkan kotoran-kotoran yang terdapat didalam air tersebut pada lamlar yang berupa jaring-jaring besi pada

    bagian bawah Clarifier. Kotoran-kotoran yang mengendap akan dibuang melalui pipa saluran pembuangan.

    4. Rapid mixing (bangunan pengaduk cepat)

    Bangunan pengaduk cepat berfungsi sebagai tempat pencampuran koagulan dengan air baku sehingga terjadi

    proses koagulasi.

    5. Slow mixing (bangunan pengaduk lambat)

    Proses pengadukan lambat (slow mixing) terjadi pada pulsator

    Di sini flokflok yang lebih besar akan terbentuk dan stabil, sehingga akan lebih mudah untuk diendapkan dan

    disaring. Cara kerja pulsator yaitu dengan sistem ruang hampa bekerja dengan menaikkan dan menurunkan air,

    sehingga flokflok yang ada dapat bercampur. Lumpur dari endapan partikel flokulen dibuang setiap 15 (lima

    belas) menit sekali. Setelah mengalami proses pada pulsator, diharapkan tingkat kekeruhan air mencapai 1 FTU

    yang selanjutnya akan diproses di filter.

    6. Bangunan filtrasi

    Bangunan filtrasi yang berfungsi sebagai tempat proses penyaringan butir-butir yang tidak ikut terendap pada bak

    sedimentasi dan juga berfungsi sebagai penyaring mikroorganisme atau bakteri yang ikut larut dalam air. Bangunan

    filtrasi biasanya menggunakan pasir silica yang berwarna hitam setebal 80 cm dan juga kerikil. Pasir ini digunakan

    karena lebih berat dan lebih menempel flok-floknya.

    7. Reservoir

    Bangunan reservoir merupakan bangunan tempat penampungan air bersih yang telah diolah sebelum

    didistribusikan ke rumah-rumah pelanggan.

  • 5/19/2018 materi

    14/14