matematika kelas 6 mi miftahul ulum 04 umbulsari.doc
TRANSCRIPT
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan pada jenjang
sekolah dasar memegang peranan yang sangat penting dalam upaya mempersiapkan siswa
sedini mungkin untuk menghadapi perkembangan teknologi yang sangat pesat. Hal ini
sesuai dengan yang dijelaskan oleh BSNP (2006:147) bahwa matematika merupakan
ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran
penting dalam berbagai disiplin, dan memajukan daya pikir manusia. Penguasaan
matematika yang kuat sejak dini diperlukan untuk dapat menguasai dan menciptakan
teknologi di masa depan. BSNP (2006:147) juga menjelaskan bahwa matematika perlu
diberikan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan
agar peserta didik mampu memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Tujuan pendidikan matematika di atas merupakan alasan peneliti mengambil mata
pelajaran matematika dalam penelitian. Dalam pendidikan matematika terdapat tujuan yang
mengharapkan siswa menjadi manusia yang terampil dalam menghadapi perkembangan
teknologi modern. Penelitian ditetapkan di MI Miftahul Ulum 04 Mundurejo Umbulsari
dengan pertimbangan bahwa pembelajaran matematika di sekolah ini pada umumnya masih
menggunakan metode ceramah saja, akibatnya siswa kurang menunjukkan ketertarikan
pada pelajaran ini dan hasil belajarnya menjadi rendah. Hasil belajar yang rendah ini
juga disebabkan oleh adanya anggapan pada diri siswa bahwa matematika adalah salah satu
mata pelajaran yang sulit. Hal ini yang menyebabkan siswa kurang berminat dan sulit
dalam memahami materi dan soal yang diberikan oleh guru. Keterangan ini diperoleh
peneliti pada saat melakukan wawancara dengan guru kelas VI pada tanggal 28
September 2015. Beragam aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung
di kelas VI MI Miftahul Ulum 04 Mundurejo Umbulsari tidak nampak. Siswa
cenderung pasif, bahkan beberapa anak terlihat mengantuk, sehingga menjadikan kegiatan
pembelajaran tidak menarik untuk diikuti. Hal ini didapat peneliti pada saat melakukan
observasi selama pembelajaran matematika yang dilaksanakan pada tanggal 28 September
sampai dengan 3 Oktober 2015, serta hasil ulangan harian siswa pada mata pelajaran
matematika yang dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2015. Hasil ulangan harian
siswa pada materi luas lingkaran menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan nilai
2
sesuai KKM yaitu ≥50 sebanyak 9 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 20
siswa. Dalam ulangan harian lain dengan materi volume prisma segitiga dan tabung juga
menunjukkan rendahnya siswa yang berhasil mencapai KKM yaitu sebanyak 13
siswa, sedangkan 16 siswa lainnya masih belum tuntas. Data tersebut menunjukkan
rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran matematika. Melihat rendahnya nilai
ulangan harian siswa pada mata pelajaran matematika serta keterangan yang didapat
peneliti dari hasil wawancara dan observasi, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian. Peneliti manggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa suatu
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Tindakan tersebut diberikan dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa (Arikunto,
2011:3).
PTK mempunyai tiga prinsip pokok, yaitu inkuiri reflektif, kolaboratif, dan
reflektif. Inkuiri reflektif berarti bahwa PTK merupakan refleksi diri guru akan
permasalahan pembelajaran yang sehari-hari dihadapi oleh guru. PTK menggunakan
metodologi yang agak longgar, tetapi tetap menerapkan metodologi taat asas dalam hal
pengumpulan data yang menekankan pada objektivitas sehingga memungkinkan
terselenggaranya peninjauan ulang oleh teman sejawat. Selanjutnya, kolaboratif berarti
bahwa PTK merupakan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mewujudkan perbaikan
yang diinginkan. Terakhir, reflektif berarti PTK secara terus-menerus bertujuan untuk
mendapatkan penjelasan dan justifikasi tentang kemajuan, peningkatan, kemunduran,
kekurangefektifan, dan sebagainya dari pelaksanaan sebuah tindakan untuk dapat
dimanfaatkan guna memperbaiki proses tindakan pada siklus kegiatan berikutnya (Supardi,
2011:110). Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, maka peneliti memilih PTK sebagai jenis
penelitian.
Dalam pembelajaran matematika, sering kali materi diambil dari buku
pelajaran yang tidak dihubungkan dengan realita kehidupan sehari-hari anak
(Nasution, 1995:4). Akibatnya, anak menganggap matematika tidak lebih dari seperangkat
simbol dan aturan yang tidak bermakna dan tidak dapat diterapkan. Pembelajaran
matematika akan lebih bermakna dan menarik jika guru memberi kesempatan anak untuk
belajar dengan kegiatannya sendiri, sedangkan guru hanya bertugas membimbing. Segala
faktor dalam lingkungan, termasuk dirinya sendiri, buku-buku, alat-alat peraga, lingkungan,
sumber lain, dan sebagainya dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran (Nasution, 1995:5).
Padangan tersebut sesuai dengan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) yang
3
dikembangkan oleh Freudenthal. Menurut pendekatan ini, kelas matematika merupakan
tempat siswa menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi masalah-
masalah nyata, bukan sekedar tempat memindahkan matematika dari guru kepada siswa
(Hartono, 2008:7-3). Zahra (2010:5) menjelaskan bahwa pendekatan matematika realistik
memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa tentang keterkaitan antara
matematika dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat memahami bahwa proses
pembelajaran di mana siswa mengkonstruksi dan mengembangkan suatu bidang kajian
merupakan hal yang utama. Dengan kegiatan pembelajaran yang sesuai dan realistik,
siswa diharapkan dapat memperoleh pengalaman belajar yang optimal, sehingga hasil
belajarnya juga optimal.
Pengolahan data merupakan salah satu pokok bahasan dalam pembelajaran
matematika yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pengolahan data
bermanfaat dalam penyusunan dan pengendalian program. Dalam pembelajaran
materi pengolahan data, siswa diajari beberapa hal, yaitu mengumpulkan, mengolah,
mengorganisasikan, dan menyimpulkan data yang disajikan dengan berbagai cara. Dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut, diperlukan ketelitian dan kecermatan
siswa. Dalam kegiatan pembelajaran pengolahan data dengan menggunakan pendekatan
matematika realistik, siswa diarahkan pada pemahaman konsep. Pemahaman konsep
dapat tercapai dengan melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan sendiri
berdasarkan pengetahuan informal yang telah dimilikinya. Setelah itu, barulah siswa
dibimbing pada formalisasi konsep matematika. Dengan demikian, konsep tersebut akan
tertanam kuat dalam benak siswa. Berdasarkan uraian tersebut, diajukan suatu penelitian
dengan judul “Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan
Pengolahan Data Siswa Kelas VI MI Miftahul Ulum 04 Mundurejo Umbulsari melalui
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Tahun Pelajaran 2015/2016”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut.
a. Bagaimanakah penerapan pendekatan matematika realistik pada pokok bahasan
pengolahan data di kelas VI MI Miftahul Ulum 04 Mundurejo Umbulsari Tahun
Pelajaran 2015/2016?
b. Bagaimanakah aktivitas belajar matematika siswa melalui menerapkan
pendekatan matematika realistik pada pokok bahasan pengolahan data di kelas
4
VI MI Miftahul Ulum 04 Mundurejo Umbulsari Tahun pelajaran 2015/2016?
c. Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa melalui menerapkan pendekatan
matematika realistik pada pokok bahasan pengolahan data di kelas VI MI
Miftahul Ulum 04 Mundurejo Umbulsari Tahun Pelajaran 2015/2016?
1.3 Tujuan
Melalui penelitian ini, berikut ini beberapa tujuan yang ingin dicapai.
a. Untuk mengetahui penerapan pendekatan matematika realistik pada pokok
bahasan pengolahan data di kelas VI MI Miftahul Ulum 04 Mundurejo
Umbulsari Tahun Pelajaran 2015/2016.
b. Untuk mengetahui aktivitas belajar matematika siswa melalui menerapkan
pendekatan matematika realistik pada pokok bahasan pengolahan data di kelas VI
MI Miftahul Ulum 04 Mundurejo Umbulsari Tahun Pelajaran 2015/2016.
c. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa melalui menerapkan
pendekatan matematika realistik pada pokok bahasan pengolahan data di kelas VI
MI Miftahul Ulum 04 Mundurejo Umbulsari Tahun Pelajaran 2015/2016.
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
a. Bagi siswa, dapat membantu siswa dalam memahami materi sehingga
meningkatkan motivasi dan hasil belajarnya.
b. Bagi guru, memberikan pengetahuan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
matematika.
c. Bagi sekolah, memberikan sumbangan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika.
d. Bagi peneliti lain, sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian lebih
lanjut.
5BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran Matematika di Madrasah Ibtidaiyah
Wijaya (2012:1) menyatakan bahwa mungkin matematika akan punah dalam
beberapa dekade ke depan sebab semakin sedikit orang yang belajar matematika. Hal ini
secara perlahan berakibat pada hilangnya tradisi manusia dalam melakukan hal-hal
menakjubkan. Oleh sebab itu, sebagai langkah awal untuk mencegah terjadinya hal
tersebut, masyarakat khususnya anak-anak atau siswa harus didorong untuk belajar
matematika. Pandangan terhadap matematika yang negatif harus diubah agar siswa tertarik.
Madrasah Ibtidaiyah merupakan tempat siswa belajar ilmu pengetahuan dasar yang
akan menjadi bekal untuk belajar di jenjang selanjutnya. Akan tetapi, kebanyakan siswa MI
masih belum memiliki pandangan jauh ke depan. Mereka belum memahami bahwa
matematika sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Marpaung (2001:4),
secara psikologis siswa MI masih dalam tahap pertumbuhan, di mana mereka senang
bermain dengan teman. Oleh sebab itu, untuk menumbuhkan minat belajar anak terhadap
matematika dapat dilakukan dengan melibatkan siswa secara langsung.
Berikut ini tujuan mata pelajaran matematika di MI dasar menurut BSNP (2006:148).
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Ruang lingkup bahan kajian matematika di MI secara umum meliputi tiga aspek,
yaitu bilangan, geometri dan pengukuran, serta pengolahan data. Aspek-aspek tersebut
hampir selalu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, namun kebanyakan siswa masih
kesulitan untuk memahaminya karena konsep matematika yang abstrak. Piaget (dalam
Marpaung, 2001:8) menyatakan bahwa siswa MI usia tujuh sampai dua belas tahun baru
dapat memahami sesuatu yang abstrak bila dibantu dengan sesuatu yang konkrit, yaitu
manipulasi kerja tangan dan mata sehingga pikiran secara otomatis dapat melakukan
6proses abstraksi.
2.2 Pendekatan Matematika Realistik
Pengembangan pendekatan matematika realistik berdasar pada pernyataan
Wijaya (2012:20) bahwa matematika merupakan suatu bentuk aktivitas manusia.
Pembelajaran matematika di kelas bukan lagi sekedar transfer informasi dari guru ke
siswa, melainkan eksplorasi masalah-masalah nyata berdasarkan aktivitas manusia untuk
memperoleh pengetahuan matematika. Banyak pihak sering menyalahartikan kata
“realistik” sebagai “dunia nyata” dan menganggap bahwa dalampendekatan matematika
realistik pembelajaran harus selalu menggunakan masalah sehari-hari. Djamali (2005:171)
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan realita adalah hal-hal yang nyata, yang dapat
diamati atau diapahami siswa melalui membayangkan. Penggunaan kata“realistik”
sebenarnya berasal dari bahasa Belanda “zich realiseren” yang berarti “untuk
dibayangkan” (Wijaya, 2012:20). Menurut Wijaya, penggunaan kata “realistik” lebih
mengacu dalam menempatkan penekanan penggunaan situasi yang bisa dibayangkan oleh
siswa.
Uraian di atas menunjukkan bahwa dalam pendekatan matematika realistik,
pembelajaran tidak dimulai dari definisi atau sifat-sifat kemudian dilanjutkan dengan
contoh-contoh soal seperti yang selama ini diterapkan di sekolah pada umumnya.
Sebaliknya, definisi atau sifat-sifat itu diharapkan seolah-olah ditemukan kembali oleh
siswa melalui penyelesaian masalah kontekstual yang diberikan guru (Djamali,
2005:172). Siswa harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali ide, konsep, dan
prinsip matematika dengan bimbingan guru. Dengan demikian, siswa akan
mengembangkan alat dan pemahaman matematika.
Berikut ini konsepsi pendekatan matematika realistik tentang siswa menurut
Hartono (2008:7-5), yaitu:
1) Siswa memiliki seperangkat konsep alternatif tentang ide-ide matematika yang mempengaruhi belajar selanjutnya.
2) Siswa memperoleh pengetahuan baru dengan membentuk pengetahuan itu untuk dirinya sendiri.
3) Siswa membentuk pengetahuan melalui proses perubahan yang meliputi penambahan, kreasi, modifikasi, penghalusan, penyusunan kembali, dan penolakan.
4) Siswa membangun pengetahuan baru untuk dirinya sendiri dari beragam pengalaman yang dimilikinya.
5) Siswa memiliki kemampuan untuk memahami dan mengerjakan matematika tanpa memandang ras, budaya, dan jenis kelamin.
Selanjutnya, Hartono (2008:7-6) menyebutkan konsepsi pendekatan
7matematika realistik tentang guru sebagai berikut.
1) Guru harus berperan sebagai fasilitator belajar.2) Guru harus mampu membangun pengajaran yang interaktif.3) Guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif
memberi sumbangan dalam proses belajarnya.4) Guru harus secara aktif membantu siswa dalam menafsirkan
masalah-masalah dari dunia nyata.5) Guru harus secara aktif mengaitkan kurikulum matematika dengan
dunia nyata, baik fisik maupun sosial.
Menurut Djamali (2005:172-173) pendekatan matematika realistik memiliki tiga
prinsip utama sebagai berikut.
a. Guided reinvention (penemuan kembali dengan bimbingan)
Prinsip ini mengacu pada pandangan konstruktivisme yang menyatakan bahwa
pengetahuan harus diperoleh dari hasil konstruksi siswa sendiri. Prinsip ini
menghendaki bahwa melalui penyelesaian masalah kontekstual yang diberikan
guru di awal pembelajaran, siswa diarahkan dengan bimbingan dan petunjuk yang
diberikan oleh guru secara terbatas sehingga seakan-akan siswa menemukan
kembali konsep, prinsip, sifat-sifat dan rumus-rumus matematika.
b. Didactical phenomenology (fenomena didaktik)
Masalah kontekstual sangat penting dalam memperkenalkan topik-topik
matematika kepada siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan
aspek kecocokan masalah kontekstual yang disajikan dengan konsep, prinsip,
rumus, dan prosedur matematikan yang akan ditemukan kembali oleh siswa.
c. Self-developed models (model-model dibangun sendiri oleh siswa)
Prinsip ini berfungsi sebagai jembatan antara pengetahuan matematika informal
dan formal. Siswa diberikan kebebasan untuk membangun sendiri model
matematika dalam menyelesaikan masalah kontekstual. Dengan demikian, sangat
mungkin akan muncul berbagai model yang dibangun siswa.
Menurut Wijaya, (2012:21-22) pendekatan matematika realistik memiliki
karekteristik sebagai berikut.
a. Penggunaan konteks
Konteks atau permasalahan realistik yang digunakan sebagai titik awal
pembelajaran matematika tidak harus berupa masalah dunia nyata, namun bisa
dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga, atau situasi lain selama hal
tersebut bermakna dan bisa dibayangkan dalam pikiran siswa. Malalui penggunaan
konteks, siswa dilibatkan secara aktif untuk melakukan kegiatan eksplorasi
permasalahan.
8b. Penggunaan model
Model merupakan tahapan proses transisi level informal menuju level matematika
formal. Penggunaan model berfungsi sebagai jembatan dari matematika tingkat
konkrit menuju matematika tingkat formal.
c. Pemanfaatan hasil konstruksi siswa
Siswa memiliki kebebasan untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah
sehingga diharapkan akan diperoleh strategi yang bervariasi. Hasil kerja dan
konstruksi siswa selanjutnya digunakan untuk landasan pengembangan konsep
matematika.
d. Interaktivitas
Proses belajar siswa akan menjadi lebih singkat dan bermakna ketika siswa saling
mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka. Interaksi dalam
pembelajaran matematika bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan
kognitif dan afektif siswa secara simultan.
e. Keterkaitan
Konsep-konsep dalam ilmu matematika tidak bersifat parsial. Oleh karena itu,
dalam pembahasan suatu topik biasanya tercakup beberapa konsep yang berkaitan.
Melalui keterkaitan ini, pembelajaran matematika diharapkan dapat mengenalkan
dan membangun lebih dari satu konsep matematika secara bersamaan.
Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik,
berbeda dengan pembelajaran konvensional, siswa terlebih dahulu mendapatkan latar
belakang ceritanya, memahaminya, baru kemudian rumus dapat ditemukan.
2.3 Materi Pengolahan Data di Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Dalam BSNP (2006:158) disebutkan bahwa materi pengolahan data di
Madrasah Ibtidaiyah meliputi mengumpulkan data, menyajikan data, dan mengolah data.
a. Mengumpulkan Data
Data adalah suatu keterangan atau bahan yang benar dan nyata tentang suatu hal atau
keadaan yang dapat dijadikan dasar kajian.
b. Menyajikan Data
Data yang telah diurutkan dapat disajikan dalam bentuk tabel dan diagram batang
untuk mempermudah siswa dalam menafsirkannya.
c. Mengolah Data
1) Menentukan Rata-rata (Mean)
Mean diperoleh dari jumlah seluruh nilai dibagi dengan banyaknya data.
92) Menentukan Median
Median adalah nilai tengah dari sekelompok data.
3) Menentukan Modus
Modus adalah nilai yang paling sering muncul pada sekelompok data.
2.4 Penerapan Pendekatan Matematika Realistik pada Pokok Bahasan Pengolahan Data
Dalam pendekatan matematika realistik, siswa mempelajari konsep-konsep
pengolahan data berdasarkan kegiatan sehari-hari siswa, sehingga diharapkan pemahaman
siswa akan meningkat. Selain itu, pendekatan matematika realistik juga akan mengubah
pembelajaran menjadi lebih interaktif.
Dalam pembelajaran dengan pendekatan metematika realistik, siswa diberi
kesempatan untuk menemukan kembali ide-ide matematika. Masalah realistik yang menjadi
titik awal pembelajaran dengan pendekatan realistik merupakan masalah nyata sehari-
hari yang diajukan oleh guru atau dikonstruksikan oleh siswa baik secara individu maupun
kelompok.
Tabel 2.1 Sintak pembelajaran matematika realistik pokok bahasan pengolahan data
Fase-fase Aktivitas Guru Aktivitas SiswaFase 1 (Menggunakan dunia nyata)
Meminta siswa untuk mengamati teman sekelasnya.
Bertanya siapakah siswa yang paling tinggi dan siswa yang paling berat badannya di kelas tersebut.
Mengamati teman sekelasnya.
Menyebutkan siswa yang paling tinggi dan paling berat badannya.
Memberikan alat pengukur tinggi badan dan berat badan pada masing-masing kelompok.
Meminta siswa untuk mengukur tinggi dan berat badan.
Memberikan alat pengukur tinggi badan dan berat badan pada masing-masing kelompok.
Meminta siswa untuk mengukur tinggi dan berat badan.
Memberikan alat pengukur tinggi badan dan berat badan pada masing-masing kelompok.
Meminta siswa untuk mengukur tinggi dan berat badan.
Menerima alat pengukur
10Membagikan LKS pada
masing-masing kelompok.
Berkeliling kelas untuk mengamati aktivitas masing- masing kelompok dalam menyelesaikan masalah menyajikan data dalam tabel, menentukan mean, menentukan modus, dan menafsirkan data
badan.
Mengukur tinggi dan berat badan.
Menulis hasil pengukuran tinggi dan berat badan, lalu memahami soal.
Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk dapat menemukan sendiri cara
Meminta perwakilan kelompok untuk menjelaskan hasil kerjanya di papan tulis dalam diskusi kelas interaktif.
Memberi tanggapan tentang presentasi yang dilakukan siswa.
Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi.
Memberi kesemapatan pada siswa untuk bertanya.
Menyajikan tabel, menentukan mean, menentukan modus, serta menafsirkan data.
Perwakilan setiap kelompok menjelaskan hasil kerjanya di papan tulis secara bergantian.
Memperhatikan penjelasan guru.
Berusaha menyimpulkan materi sesuai dengan bimbingan guru.
Menanyakan materi yang belum dipahami.
Memberikan latihan soal. Mengerjakan latihan soal
2.5 Aktivitas Belajar
Nasution (1995:86) mengungkapkan bahwa dari semua asas didaktik dapat
dikatakan bahwa aktivitas belajar adalah yang terpenting sebab belajar itu sendiri
merupakan suatu kegiatan. Menurut Piaget (dalam Nasution, 1995:89) seorang anak
berpikir selama ia berbuat. Anak harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri agar anak
berpikir sendiri. Oleh karena itu, dalam setiap proses pembelajaran, dibutuhkan aktivitas
belajar yang sesuai agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Aktivitas dalam pembelajaran mempunyai peranan sangat penting. Tanpa aktivitas
belajar yang sesuai kegiatan pembelajaran tidak mungkin berlangsung dengan baik.
Pada umumnya, aktivitas belajar yang dilakukan di sekolah hanya terbatas pada
mendengarkan dan mencatat, padahal banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan.
Andriani (2010:13) menyebutkan bahwa aktivitas siswa berdasarkan pendekatan
matematika realistik mengacu pada karakteristik berikut.
a. Menggunakan dunia nyata
Aktivitas siswa dalam konteks nyata sebagai titik awal belajar meliputi hal-hal
berikut.
1) Siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru dengan menyebutkan tinggi dan
berat badannya.
2) Siswa mampu menyebutkan siapa teman yang paling tinggi badannya dan yang
paling berat badannya.
3) Siswa melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan, teliti dalam melihat
angka yang menunjukkan tinggi badan dan berat badan, serta mencatatnya
dengan rapi.
b. Membuat model
Aktivitas siswa dalam membuat model sebagai jembatan antara dunia nyata siswa
dan dunia abstrak
1) Siswa dapat menuliskan kembali hasil dari pencatatan secara langsung terhadap
apa yang telah dilakukan pada LKS dengan benar.
2) Siswa mengerjakan LKS tersebut untuk membuat tabel, mengurutkan data,
menentukan mean, modus, dan menafsirkan data dari kegiatan real yang
dilakukan.
c. Diskusi
Aktivitas siswa dalam berdiskusi dengan kelompoknya, mengerjakan
LKS, dan bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dimengerti
dalam mengerjakan LKS.
d. Interaksi
Aktivitas siswa dalam konteks sosial dan interaksi di dalam proses
belajar mengajar yang meliputi kegiatan memperhatikan presentasi hasil
pekerjaan temannya, menjawab pertanyaan guru, dan beradu argumen.
2.6 Hasil Belajar Siswa
2.6.1 Pengertian Hasil Belajar
Sudjana (2011:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah kegiatan belajar, sedangkan menurut
Kurnia (2008:1-3) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya. Hasil belajar tersebut dapat diketahui melalui penilaian dan
evaluasi. Penilaian hasil belajar merupakan proses pemberian nilai terhadap hasil
belajar siswa berdasarkan kriteria tertentu (Sudjana, 2011:3).
Dalam penelitian ini, hasil belajar yang dimaksud adalah nilai tes dari
siswa setelah pembelajaran matematika realistik pada materi mengumpulkan
data, mengurutkan data, menyajikan data dalam tabel, menentukan mean,
median, dan modus, serta menafsirkan data. Penilaian hasil belajar siswa
dengan menggunakan alat penilaian berupa tes.
2.6.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Andriani, (2010:14) menjelaskan bahwa ada dua golongan faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern berasal dari dalam individu yang sedang belajar, sedangkan faktor
ekstern berasal dari dari luar individu. Berikut ini faktor-faktor intern tersebut.
a. Faktor jasmaniah, meliputi kesehatan dan cacat tubuh.
b. Faktor psikologi, meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
c. Faktor kelelahan, meliputi kelelahan jasmani dan rohani.
Andriani (2010:14) juga mengungkapkan faktor-faktor ekstern yang
mempengaruhi hasil belajar meliputi beberapa aspek berikut.
a. Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik anak, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
b. Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, relasi guru dan siswa, kondisi gedung, metode pembelajaran, dan tugas rumah.
c. Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan bermasyarakat.
2.6.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Penilaian harus menggambarkan perilaku siswa yang sesungguhnya.
Ketuntasan hasil belajar adalah pencapaian taraf penguasaan matematika secara
maksimal yang diterapkan bagi setiap bahan ajar, baik secara individual maupun
klasikal. Kriteria ketuntasan hasil belajar matematika yang digunakan oleh MI
Miftahul Ulum 04 Mundurejo Umbulsari untuk kelas VI adalah sebagai
berikut.
a. Daya serap perorangan, siswa dikatakan tuntas belajarnya jika telah
mencapai skor ≥ 50 dari skor maksimal 100.
b. Daya serap klasikal, suatu kelas dikatakan tuntas dalam pembelajaran
jika di kelas tersebut minimal 85% siswa telah mencapai skor ≥ 50.
Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas pada tanggal 2 8
September 2015, diperoleh keterangan bahwa kriteria ketuntasan minimal tersebut
ditentukan berdasarkan tiga komponen, yaitu intake (rata-rata kemampuan peserta
didik), kompleksitas (tingkat kesulitan SK dan KD), dan daya dukung (tingkat
ketercukupan dan kesesuain SDM dan sumber daya lainnya). Kemampuan siswa
kelas VI tergolong sangat rendah sehingga KKM yang digunakan juga rendah.
14BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas VI semester ganjil MI Miftahul
Ulum 04 Mundurejo Umbulsari tahun pelajaran 2015/2016, sebanyak 29, dengan
pertimbangan bahwa di kelas tersebut pembelajaran masih cenderung disampaikan dengan
metode ceramah. Selain itu, sebagian besar nilai matematika siswa masih berada di bawah
kriteria ketuntasan minimal. Waktu penelitian ditetapkan pada minggu kedua dan ketiga
Oktober semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016.
3.2 Definisi Operasional
Berikut ini didefinisikan variabel-variabel dalam penelitian ini.
a. Pendekatan matematika realistik adalah pendekatan pembelajaran matematika
dengan menggunakan situasi atau permasalahan nyata yang dapat dibayangkan
oleh siswa sebagai langkah awal pembelajaran.
b. Aktivitas siswa merupakan serangkaian kegiatan siswa selama mengikuti
pembelajaran. Aktivitas siswa selama pembelajaran matematika dengan
menerapkan pendekatan matematika realistik pokok bahasan pengolahan data,
yaitu melakukan pengukuran langsung, mengerjakan LKS, berdiskusi, dan
melakukan presentasi.
c. Hasil belajar siswa adalah skor tes yang diperoleh siswa melalui tes di akhir siklus
I dan di akhir siklus II.
3.3 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu
penelitian yang berguna untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah
pada penyimpulan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran, orang secara
individual maupun kelompok (Syukri, 2007:2-29). Penelitian kualitatif bersifat induktif,
peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data untuk interpretasi. Data
dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang
terperinci disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis
dokumen dan catatan-catatan. Penelitian kualitatif tetap membutuhkan teori meskipun
penelitian ini tidak berangkat dari dan untuk menguji teori, tetapi membangun teori.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas. Arikunto (2011:1) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu
15
pengamatan terhadap kegiatan belajar yang berupa suatu tindakan yang sengaja
dimunculkan dalam sebuah kelas. Tindakan tersebut dilakukan oleh siswa berdasarkan
arahan dari guru.
3.4 Rancangan dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Hopkins yang terdiri atas rangkaian empat
kegiatan yang dilakukan secara berulang. Penelitian tindakan ini diawali dengan
perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), observasi dan evaluasi
proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), dan melakuakn refleksi
(reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan yang diharapkan tercapai (Supardi,
2011:104).
a. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini, setiap siklus mencakup empat tahapan yaitu perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Jika pada siklus pertama hasil belajar siswa secara
klasikal sudah tuntas, maka pelaksanaan siklus dihentikan, namun jika hasil belajar siswa
secara klasikal belum tuntas, maka dilanjutkan pada siklus 2. Spiral penelitian tindakan
kelas dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Plan
Reflective
Action /
Observation
Revised Plan
Reflective
Action /
Observation
Revised Plan
Reflective
Action /
Observation
16 Gambar 3.1 Spiral Model PTK Skema Hopkins (dalam Musclish, 2011:43)
b. Tindakan Pendahuluan
Tindakan pendahuluan dilakukan dengan melakukan wawancara dan observasi.
Wawancara dilakukan dengan guru dan siswa di luar jam pelajaran, sedangkan observasi
dilakukan selama proses pembelajaran matematika. Tindakan pendahuluan ini berguna
untuk mengetahui gambaran proses pembelajaran matematika dan kondisi siswa.
c. Pelaksanaan Siklus 1
1) Perencanaan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan yaitu menyusun perangkat rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) pokok bahasan pengolahan data sesuai
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan pendekatan matematika
realistik.
2) Tindakan
Tindakan yang dilakukan adalah pelaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang telah disusun. Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai, maka dilaksanakan
tes siklus 1.
3) Observasi
Dalam penelitian ini, dilaksanakan observasi langsung. Kegiatan observasi
dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Hal-hal yang diamati adalah
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. Aktivitas siswa yang diamati
meliputi aktivitas menggunakan dunia nyata, membuat model, diskusi, dan
interaksi, sedangkan aktivitas guru meliputi penggunaan media pembelajaran,
pemberian kesempatan pada siswa untuk menuangkan idenya sendiri dalam
mengerjakan LKS, penciptaan situasi dan kondisi yang memungkinkan siswa
belajar dalam kelompok, pemberian kesempatan pada siswa untuk bertanya, dan
refleksi di akhir pembelajaran. Penelitian dibantu 1 observer yaitu guru kelas V
MI Miftahul Ulum 04 Mundurejo Umbulsari. Observer akan mengamati
sekelompok siswa selama pembelajaran.
4) Refleksi
Refleksi dilakukan untuk menganalisis dan memproses data yang diperoleh dari
kegiatan wawancara, observasi, dan evaluasi dengan kriteria yang telah diterapkan
dalam analisis data sehingga akan diperoleh suatu masukan sebagai bahan
pertimbangan perlu atau tidak dilaksanakan siklus berikutnya.
d. Pelaksanaan Siklus 2
1) Perencanaan
17Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan setelah siklus I, kekurangan-
kekurangan yang terjadi dijadikan bahan pertimbangan untuk menyusun
perangkat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pokok bahasan pengolahan
data sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan pendekatan
matematika realistik.
2) Tindakan
Tindakan yang dilakukan adalah pelaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang telah disusun. Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai, maka dilaksanakan
tes siklus 2.
3) Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Hal-hal
yang diamati adalah aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.
Aktivitas siswa yang diamati meliputi aktivitas menggunakan dunia nyata,
membuat model, diskusi, dan interaksi, sedangkan aktivitas guru meliputi
penggunaan media pembelajaran, pemberian kesempatan pada siswa untuk
menuangkan idenya sendiri dalam mengerjakan LKS, penciptaan situasi dan
kondisi yang memungkinkan siswa belajar dalam kelompok, pemberian
kesempatan pada siswa untuk bertanya, dan refleksi di akhir pembelajaran.
Penelitian dibantu 1 observer yaitu guru kelas V MI Miftahul Ulum 04
Mundurejo Umbulsari. Observer akan mengamati sekelompok siswa selama
pembelajaran.
4) Refleksi
Refleksi dilakukan untuk menganalisis dan memproses data yang diperoleh dari
kegiatan wawancara, observasi, dan evaluasi dengan kriteria yang telah
diterapkan dalam analisis data sehingga akan diperoleh kesimpulan dari proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
183.5 Metode Pengumpulan Data
Data penelitian mencakup hasil observasi yang memuat catatan tentang kegiatan
pembelajaran baik yang berhubungan dengan guru maupun dengan siswa, hasil pekerjaan
siswa dalam menyelesaikan soal, dan dokumentasi hasil belajar siswa.
Penilaian terhadap hasil dan aktivitas belajar siswa memerlukan data dari
berbagai pihak, terutama yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Sumber data yang
diperlukan berasal dari guru dan siswa itu sendiri (Sudjana, 2011:63). Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara,
observasi, tes, dan dokumentasi.
a. Metode Wawancara
Menurut Sudjana (2011:68), wawancara adalah sebuah tanya-jawab yang dilakukan
oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari siswa dengan beberapa cara.
Ada dua jenis wawancara, yaitu wawancara berstruktur dan wawancara tidak
berstruktur (bebas). Dalam wawancara berstruktur, kemungkinan jawaban telah disiapkan
sehingga siswa tinggal mengkategorikannya pada alternatif jawaban yang telah dibuat,
sedangkan dalam wawancara bebas, siswa bebas mengemukakan pendapatnya sehingga
tidak perlu disiapkan alternatif jawaban.
Pada penelitian ini, digunakan wawancara bebas, di mana pewawancara menentukan
beberapa pedoman pertanyaan saja dan untuk pengembangannya dilakukan pada saat
wawancara berlangsung. Wawancara juga dilakukan pada perwakilan siswa kelas VI yang
memperoleh nilai rendah, sedang, dan tinggi setelah kegiatan pembelajaran. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran matematika
sebelum dan setelah diterapkannya pendekatan matematika realistik.
b. Metode Observasi
Menurut Sudjana (2011:84), observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan
proses belajar, seperti tingkah laku siswa selama belajar, kegiatan diskusi siswa,
partisipasai siswa dalam diskusi, dan penggunaan media selama pembelajaran. Dalam
penelitian ini, dilaksanakan observasi langsung. Observasi langsung adalah pengamatan
yang dilakukan langsung oleh pengamat terhadap proses yang terjadi dalam situasi yang
sebenarnya (Sudjana, 2011:85). Tujuan observasi dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran. Pada observasi awal, peneliti melakukan
observasi sendiri, sedangkan pada observasi selama kegiatan pembelajaran pokok bahasan
pengolahan data, peneliti dibantu 1 observer.
c. Metode Tes
Tes yang diberikan berbentuk tulis objektif. Tes diberikan pada akhir siklus I dan
19akhir siklus II. Pada akhir siklus I, diberikan sebanyak 5 soal, sedangkan pada akhir siklus
II diberikan sebanyak 5 soal. Soal tes dibuat oleh peneliti dengan merujuk pada
beberapa buku paket yang sesuai dengan kurikulum dan dikonsultasikan pada guru
kelas VI MI Miftahul Ulum 04 Mundurejo Umbulsari.
d. Metode Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki benda benda
tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, dan sebagainya
(Arikunto, 2002:158). Pada penelitian ini, data penelitian yang diambil melalui
dokumentasi adalah daftar nama siswa dan nilai ulangan harian siswa mata pelajaran
matematika sebelum penelitian.
3.6 Analisis Data
Analisis data merupakan cara yang paling menentukan untuk menyusun dan
mengelola data yang terkumpul dalam penelitian agar dapat menghasilkan suatu
kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Analisis pada penelitian ini
adalah deskriptif. Menurut Arikunto (2000:353), analisis data deskriptif adalah memberikan
predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
a. Persentase aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dihitung dengan rumus
berikut.
Pa
Keterangan
Pa = persentase keaktifan siswa
A = jumlah skor yang dicapai
16 = jumlah skor maksimal
Nasution (2002:6-11) menentukan kriteria aktivitas belajar siswa dalam Tabel
3.1 berikut.
Tabel 3.1 Kriteria Aktivitas Belajar Siswa
Persentase Kriteria85% - 100% Sangat aktif70% - 84% Aktif55% - 69% Cukup40% - 54% Kurang aktif
P < 40% Sangat kurang aktif
b. Persentase aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung dihitung dengan rumus
berikut.
at Penguasaan (%)
H
as i l P e n i l aian Kualifikasi
80 ke atas A Sangat memuaskan70 – 79 B Memuaskan60 – 69 C Cukup50 – 59 D Kurang
49 ke bawah E Sangat kurang
20Pg
Keterangan
Pg = persentase aktivitas guru
g = jumlah skor yang dicapai
20 = jumlah skor maksimal
Andriani (2010:25) menentukan kriteria aktivitas guru selama proses
pembelajaran dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kriteria Aktivitas Guru
Persentase Kriteria85% - 100% Sangat sesuai70% - 84% Sesuai55% - 69% Cukup sesuai40% - 54% Kurang sesuai
P < 40% Sangat kurang sesuai
c. Persentase ketuntasan belajar siswa setelah kegiatan pembelajaran dihitung dengan
rumus berikut.
Keterangan
P = persentase ketuntasan hasil belajar siswa
n = jumlah siswa yang mencapai KKM
N = jumlah seluruh siswa
Poerwanti dkk. (2008:6-18) menentukan kriteria hasil belajar siswa dalam
Tabel 3.3 berikut.
Tingk
Tabel 3.3 Kriteria Hasil Belajar Siswa
21
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tindakan Pendahuluan
Observasi pertama dilakukan pada tanggal 28 September 2015. Selama
observasi dilakukan, pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru menerangkan
rumus yang akan digunakan dan contoh soal, kemudian siswa diminta untuk mengerjakan
beberapa latihan soal. Aktivitas siswa yang hanya terbatas pada mendengarkan penjelasan
guru dan mengerjakan latihan soal tersebut membuat siswa merasa bosan. Beberapa siswa
terlihat mengantuk dan sibuk dengan kegiatannya sendiri.
Setelah pembelajaran berakhir, dilakukan diskusi dengan wali kelas VI. Berikut ini
hasil dari diskusi tersebut.
a. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VI MI Miftahul Ulum 04
Mundurejo Umbulsari tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 29 siswa.
b. Kemampuan siswa-siswa tersebut dalam mata pelajaran matematika tergolong
lemah sehingga rata-rata hasil belajarnya juga rendah. Sebagian besar siswa masih
kesulitan dalam melakukan operasi hitung bilangan besar. Siswa juga kesulitan
dalam menghafal konsep dan rumus.
c. Guru biasa menerapkan metode ceramah dan pemberian tugas.
d. Penelitian Siklus I dilakukan selama 2 hari, yaitu 8 dan 10 Oktober 2015.
Berdasarkan diskusi tersebut, dapat diketahui bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa
kelas VI pada mata pelajaran matematika masih rendah. Untuk lebih memastikan hal
tersebut, observasi kembali dilakukan pada minggu berikutnya.
Pada Jumat, 2 Oktober 2015, observasi kembali dilakukan pada jam pelajaran
matematika. Tidak jauh berbeda dengan pertemuan sebelumnya, guru masih mendominasi
jalannya pembelajaran. Guru menerangkan rumus dan contoh soal, kemudian siswa
diminta mengerjakan latihan soal. Siswa yang pada observasi sebelumnya terlihat
bosan, pada observasi kedua ini juga tidak menunjukkan perbedaan.
Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru yang mengajar. Peneliti dibantu
oleh 1 observer. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, peneliti mengadakan diskusi dengan
observer untuk pengarahan cara pengisian lembar observasi aktivitas siswa dan guru yang
sudah dipersiapkan oleh peneliti.
4.2 Pelaksanaan Siklus
4.2.1 Siklus I
a. Perencanaan
22Berikut ini dijelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan.
1) Menyusun RPP pokok untuk 2 kali pertemuan .
2) Menyusun LKS pokok bahasan pengolahan data.
3) Menyusun soal tes yang terdiri dari 5 soal uraian dan kunci jawabannya.
4) Menyusun pedoman observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru
selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
5) Menyusun daftar kelompok siswa berdasarkan kemampuan akademis dan jenis
kelamin. Kemampuan siswa dapat dilihat dari daftar nilai ulangan harian pokok
bahasan luas lingkaran dan volume prisma dan tabung.
b. Tindakan
Sesuai dengan rencana yang telah disusun, maka dilaksanakan pembelajaran
matematika realistik pada siklus I pokok bahasan pengolahan data sebanyak 2 kali
pertemuan dengan rincian sebagai berikut.
1) Pertemuan 1 (Rabu, 7 Oktober 2015)
Pertemuan 1 dimulai pukul 07.15 dan berakhir pukul 09.00. Pada pertemuan ini,
siswa menyimak tujuan pembelajaran dan manjawab pertanyaan berkaitan dengan manfaat
pengolahan data dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, siswa diminta untuk mengamati
siapa teman sekelas yang paling berat badannya.
Memasuki kegiatan inti, siswa diarahkan untuk berkumpul dengan kelompok yang
telah ditentukan. Selanjutnya, siswa diminta untuk membaca petunjuk pengerjaan
LKS dan diberi kesempatan untuk bertanya jika ada yang kurang dipahami. Siswa
tidak diminta mengerjakan langsung semua soal yang terdapat pada LKS, melainkan
secara bertahap dengan arahan dari peneliti untuk menemukan konsep dari soal
tersebut. Untuk mengumpulkan data yang akan diolah, disediakan 2 buah timbangan badan
yang dapat digunakan secara bergantian. Data berat badan siswa dipilih agar siswa dapat
membayangkan dan memahami situasi nyata dari data yang diolah. Setelah kegiatan
pengukuran selesai, siswa dapat mulai memasukkan data ke dalam tabel. Siswa tidak
mengalami kesulitan untuk menentukan siapakah siswa yang paling paling berat, siswa
yang paling ringan, dan siswa yang memiliki berat badan yang sama. Untuk menentukan
nilai tengah dan rata-rata berat badan, setiap kelompok diminta untuk berjajar dengan
kelompok masing-masing. Dengan demikian, siswa dapat dengan mudah menentukan
nilai tengah. Untuk menetukan rata-rata, setiap kelompok diberi pensil dengan jumlah
yang sama, namun masing- masing siswa mendapatkan jumlah yang berbeda. Selanjutnya,
siswa diminta untuk berdiskusi bagaimana agar pensil-pensil tersebut dapat terbagi rata.
23Cara penyelesaian masalah tersebut dapat diterapkan pada penentuan nilai rata-rata berat
badan siswa. Setiap kelompok diamati oleh seorang observer berdasarkan pedoman
observasi yang telah dibuat. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS,
perwakilan masing- masing kelompok diberi kesempatan untuk melakukan presentasi.
Di akhir pembelajaran, siswa diajak menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah
dilakukan. Siswa juga diajak melakukan refleksi terhadap jalannya kegiatan
pembelajaran dan diberi motivasi agar mempelajari kembali materi yang telah
dipelajari.
2) Pertemuan 2 (Jumat, 9 Oktober 2015)
Pertemuan 2 dimulai pukul 07.15 dan berakhir pukul 09.00. Pembelajaran diawali
dengan melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Banyak siswa yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar sehingga peneliti
langsung menyampaikan tujuan pembelajaran selanjutnya.
Pada kegiatan inti, siswa kembali berkumpul bersama kelompok seperti pada
pertemuan sebelumnya. Siswa menerima LKS 2 dan alat-alat yang dibutuhkan untuk
membuat diagram batang, seperti lem, gunting, dan kertas lipat. Data yang akan disajikan
dalam diagram batang diperoleh dari hasil pengukuran berat badan pada pertemuan
sebelumnya. Pada kegiatan ini, banyak siswa yang terlihat bersemangat melakukan
kegiatan menggunting dan menempel kertas lipat, tetapi ada satu kesalahan fatal yang
dilakukan oleh siswa, yaitu siswa tidak memperhatikan jarak antar bilangan pada garis
horizontal. Setelah siswa menyelesaikan LKS 2, peneliti memberi kesempatan pada
perwakilan kelompok untuk melakukan presentasi. Seperti pada presentasi sebelumnya,
tidak ada siswa yang bertanya, sehingga peneliti mengajukan pertanyaan tentang kesalahan
yang telah dilakukan siswa. Dari 29 siswa, hanya 1 siswa yang pada akhirnya menyadari
bahwa jarak antar bilangan tidak sama.
Di akhir pembelajaran, ditarik kesimpulan dari hasil presentasi dan materi. Siswa juga
dihimbau untuk mempelajari kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari ini
dan sebelumnya karena setelah jam istirahat akan diadakan tes akhir siklus I. Setelah
jam istirahat berakhir, tes dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
mempelajari materi selama 2 pertemuan. Tes dilaksanakan mulai pukul 09.30-10.30 dengan
5 soal uraian.
c. Observasi
Pelaksanaan observasi dibantu oleh teman sejawat guru kelas V sebagai observer.
Observer bertugas mengamati aktivitas siswa dan peneliti selama proses pembelajaran.
24
(%) (%) (%) (%)(%)
Pertemuan 1 83 77 59 38 64Pertemuan 2 88 70 62 38 66Rata-rata (%) 85 73 63 38 65
(%) (%) (%) (%) (%) (%)(%)
Pertemuan 1 100 75 100 100 75 50 83Pertemuan 2 75 75 100 100 75 75 83Rata-rata (%) 87.5 75 100 100 75 62,5 83
1) Analisis data hasil observasi terhadap aktivitas siswa
Berdasarkan analisis hasil observasi terhadap aktivitas siswa seperti yang
tercantum pada Lampiran N, disajikan data pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Persentase Aktivitas Siswa pada Siklus I
Indikato r Rata-rata 1 2 3 4
1 = dunia nyata (melakukan pengukuran langsung)
2 = model (mengerjakan LKS)
3 = diskusi (bekerja kelompok)
4 = interaksi (bertanya dan menanggapi)
Berdasarkan persentase aktivitas siswa selama pembelajaran pada siklus I yang
ditunjukkan dalam Tabel 4.1, perbandingan aktivitas siswa pada pertemuan 1 dan
pertemuan 2 dapat dilihat dengan lebih mudah pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Diagram Batang Persentase Aktivitas Siswa pada Siklus I
Terjadi peningkatan aktivitas siswa pada aspek menggunakan dunia nyata dan
menggunakan model, tetapi pada aspek diskusi dan interaksi belum menunjukkan
perubahan berarti.
2) Analisis data hasil observasi terhadap aktivitas peneliti
Berdasarkan analisis observasi aktivitas peneliti diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 4.2 Persentase Aktivitas Peneliti pada Siklus I
Indikato r Rata-rata 1 2 3 4 5 6
25
1 = mengaitkan materi dengan dunia nyata siswa
2 = menggunakan media pembelajaran
3 = memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan kembali konsep
4 = menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa belajar dalam kelompok
5 = memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan ide dan bertanya
6 = Memberikan refleksi di akhir pembelajaran
Berdasarkan Tabel 4.2, perbandingan aktivitas peneliti pada pertemuan 1 dan
pertemuan 2 dapat pula dilihat pada Gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2 Diagram Batang Persentase Aktivitas Peneliti pada Siklus I
3) Analisis data hasil tes akhir siklus I
Berdasarkan hasil ulangan harian siswa yang diperoleh dari hasil tes yang
dilakukan di akhir pertemuan I, peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada
Gambar 4.3 berikut.
Gambar 4.3 Diagram Batang Persentase Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus I
Pada diagram batang tersebut, dapat dilihat ketuntasan belajar siswa sebelum dan
setelah diterapkannya PMR dalam pembelajaran matematika. Sebelum PMR diterapkan,
26peneliti mengambil 2 nilai ulangan harian siswa untuk dirata-rata kemudian dicari
ketuntasan klasikal di kelas tersebut. Berdasarkan rata-rata 2 nilai tersebut, diperoleh
keterangan bahwa 41% atau 12 siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal,
sedangkan sisanya 59% atau 2 0 siswa belum. Nilai tertinggi yang berhasil dicapai
siswa yaitu 65 dan nilai terendah yaitu 25. Setelah PMR diterapkan, jumlah siswa yang
berhasil mencapai KKM meningkat menjadi 72% atau 21 siswa. Jadi, hanya 8 siswa
yang belum mencapai KKM. Nilai tertinggi yang dicapai siswa yaitu 80 dan nilai
terendah yaitu 40.
Ketercapaian tiap soal pada siklus I dapat dilihat pada Gambar 4.4 di bawah ini. Dari
diagram batang tersebut, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal nomor 2 dan 3 tentang menentukan rata-rata dan median masih tergolong sangat
rendah. Persentase ketercapaian tiap butir soal pada siklus I ini secara lebih rinci dapat
dilihat.
Gambar 4.4 Diagram Batang Ketercapaian Tiap Butir Soal pada Tes Siklus I
d. Refleksi
Berdasarkan observasi dan analisa hasil tes, diketahui bahwa untuk menentukan nilai
tertinggi, nilai terendah, dan nilai yang sering muncul, tidak ada kesulitan yang dihadapi
siswa. Siswa mulai merasa kesulitan saat akan menentukan mean dan median.
Namun, setelah siswa menggunakan model matematika dengan bimbingan dari guru,
sebagian besar siswa akhirnya memahami cara menentukan mean dan median.
Pada pertemuan 1, kerjasama dalam kelompok masih kurang tampak, beberapa siswa
terlihat bekerja sendiri. Selain itu, banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam
membuat tabel, seperti tidak menuliskan judul dan kepala tabel. Namun, pada pertemuan 2,
kerjasama dalam kelompok telah berjalan dengan lebih baik. Siswa tampak antusias dalam
membuat diagram batang dari data berat badan kelompok mereka. Siswa terlihat sibuk
27menulis, menggunting, dan menempel kertas lipat. Akan tetapi ada satu kesalahan yang
dilakukan siswa, yaitu siswa tidak menuliskan jarak antar bilangan pada garis horizontal
dengan benar. Siswa hanya menuliskan dari bilangan terkecil sampai terbesar tanpa
memperhatikan jarak antar bilangan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi, diketahui bahwa terjadi
peningkatan aktivitas siswa selama pembelajaran matematika dengan menerapkan
PMR. Dari hasil tes akhir pembelajaran siklus I yang dikerjakan siswa, terdapat
8 siswa yang belum mencapai KKM. Kesalahan paling banyak terjadi pada soal nomor 2,
yaitu menentukan rata-rata. Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa persentase jumlah
siswa yang hasil belajarnya sesuai KKM sebesar 72%, sedangkan kriteria ketuntasan
belajar secara klasikal minimal adalah 85%. Dengan demikian, pembelajaran matematika
realistik pada siklus I ini masih belum mencapai target dan akan dilanjutkan pada siklus II.
4.2.2 Siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I,
dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa masih kesulitan dalam menentukan rata-rata
dan median. Meskipun sebagian siswa telah paham setelah menggunakan model yang
diperankan oleh mereka sendiri, kebanyakan siswa masih salah dalam melakukan
penghitungan. Hal ini disebabkan masih rendahnya kemampuan berhitung siswa, terutama
berkaitan dengan pembagian. Berikut ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan peneliti pada
tahap perencanaan.
1) Menyusun RPP pokok bahasan pengolahan data untuk 2 kali pertemuan.
2) Menyusun LKS pokok bahasan pengolahan data.
3) Menyusun soal tes yang terdiri dari 5 soal uraian beserta kunci jawabannya.
4) Menyusun pedoman observasi dan wawancara.
b. Tindakan
Sesuai dengan rencana yang telah disusun, maka dilaksanakan pembelajaran
matematika realistik pada siklus II pokok bahasan pengolahan data sebanyak 2 kali
pertemuan dengan rincian sebagai berikut.
1) Pertemuan 3 (Rabu, 14 Oktober 2015)
Pertemuan 3 dimulai pukul 07.15 dan berakhir pukul 09.00. Pada pertemuan ini,
siswa diajak mengulas kembali apa yang telah dipelajari pada siklus I dan mengajukan
beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi untuk menguji pemahaman siswa.
28Selanjutnya, siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan dan siap
memulai kegiatan inti.
Setelah kegiatan awal pembelajaran selesai, siswa diarahkan untuk berkumpul dengan
kelompok yang telah ditentukan. Selanjutnya, siswa diminta untuk membaca petunjuk
pengerjaan LKS 3 dan diberi kesempatan untuk bertanya jika ada yang kurang dipahami.
Untuk mengumpulkan data yang akan diolah, disediakan 2 buah metelin untuk setiap
kelompok sehingga siswa tidak perlu berebut. Pada awalnya siswa mengalami kesulitan
dalam mengukur karena panjang metelin hanya 150 cm, namun setelah diberi pengarahan
siswa mampu melakukan pengukuran. Setelah kegiatan pengukuran selesai, siswa mulai
mengolah data untuk mencari siapakah siswa yang paling paling tinggi, siswa yang
paling pendek, siswa yang memiliki tinggi badan yang sama, nilai tengah tinggi badan,
dan rata-rata tinggi badan siswa dalam kelompok masing-masing. Tidak seperti pada
pertemuan I, cukup dengan menuliskan tinggi badan secara urut saja, siswa telah mampu
membayangkan situasi nyata dan menentukan cara menemukan mean dan median. Setiap
kelompok diamati oleh seorang observer berdasarkan pedoman observasi yang telah dibuat.
Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS, perwakilan masing-masing
kelompok diberi kesempatan untuk melakukan presentasi.
Di akhir pembelajaran, siswa diajak menarik kesimpulan dari materi yang telah
dipelajari. Siswa juga diajak melakukan refleksi dan diberi motivasi.
2) Pertemuan 4 (Jumat, 16 Oktober 2015)
Pertemuan 4 dimulai pukul 07.15 dan berakhir pukul 09.00. Pembelajaran diawali
dengan kegiatan tanya jawab berkaitan dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Banyak siswa yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar sehingga peneliti
langsung menyampaikan tujuan pembelajaran selanjutnya.
Pada kegiatan inti, siswa kembali berkumpul bersama kelompok seperti pada
pertemuan sebelumnya. Siswa menerima LKS 4 dan alat-alat yang dibutuhkan untuk
membuat diagram batang, seperti lem, gunting, dan kertas lipat. Data yang akan disajikan
dalam diagram batang diperoleh dari hasil pengukuran tinggi badan pada pertemuan
sebelumnya. Pada kegiatan ini, banyak siswa yang terlihat bersemangat melakukan
kegiatan menggunting dan menempel kertas lipat. Siswa yang telah belajar dari
kesalahan pada siklus sebelumnya di mana siswa tidak memperhatikan jarak antar bilangan
pada garis horizontal, kali ini menuliskan jarak antar bilangan dengan benar. Setelah siswa
menyelesaikan LKS 4, setiap perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk melakukan
presentasi.
Di akhir pembelajaran, ditarik kesimpulan dari hasil presentasi dan materi. Siswa
29
(%) (%) (%) (%)(%)
Pertemuan 3 92 89 86 43 78
Pertemuan 4 96 93 90 53 83
Rata-rata (%) 94 91 88 48 80
juga dihimbau untuk mempelajari kembali materi karena setelah jam istirahat akan
diadakan tes akhir siklus II. Tes dilaksanakan mulai pukul 09.30-10.30 dengan 5 soal
uraian untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mempelajari materi selama 2
pertemuan.
c. Observasi
1) Analisis data hasil observasi terhadap aktivitas siswa
Berdasarkan analisis hasil observasi terhadap aktivitas siswa, diperoleh data sebagai
berikut.
Tabel 4.3 Persentase Aktivitas Siswa pada Siklus II
Indikato r Rata-rata
1 2 3 4
(%) (%) (%) (%) (%) (%)(%)
Pertemuan 3 75 75 100 100 100 75 88Pertemuan 4 100 75 100 100 75 100 92Rata-rata (%) 87,5 75 100 100 87,5 87,5 92
301 = dunia nyata (melakukan pengukuran langsung)
2 = model (mengerjakan LKS)
3 = diskusi (bekerja kelompok)
4 = interaksi (bertanya dan menanggapi)
Berdasarkan Tabel 4.3, perbandingan aktivitas siswa pada pertemuan 3 dan
pertemuan 4 dapat pula dilihat pada Gambar 4.5 berikut.
Gambar 4.5 Diagram Batang Persentase Aktivitas Siswa pada Siklus II
2) Analisis data hasil observasi terhadap aktivitas peneliti
Berdasarkan analisis observasi aktivitas peneliti , diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 4.4 Persentase Aktivitas Peneliti pada Siklus II
Indikato r Rata-rata 1 2 3 4 5 6
1 = mengaitkan materi dengan dunia nyata siswa
2 = menggunakan media pembelajaran
3 = memberikan kesempatan pada isiswa untuk menemukan kembali konsep
4 = menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa belajar dalam kelompok
5 = memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan ide dan bertanya
6 = Memberikan refleksi di akhir pembelajaran
Berdasarkan Tabel 4.4, perbandingan aktivitas peneliti pada pertemuan 3 dan
pertemuan 4 dapat pula dilihat pada Gambar 4.6 berikut.
31
Gambar 4.6 Diagram Batang Persentase Aktivitas Peneliti pada Siklus II
3) Analisis data hasil tes akhir siklus II
Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan di akhir siklus I dan akhir siklus II,
peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada Gambar 4.7. Pada diagram batang
tersebut, dapat dilihat ketuntasan belajar siswa setelah diterapkannya PMR pada siklus I
dan siklus II. Berdasarkan nilai tes akhir pembelajaran siklus I, diperoleh keterangan
bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM, yaitu dari 72%
atau 2 1 siswa menjadi 87% atau 23 siswa.
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dapat dapat dilihat pada Gambar
4.8. Pada gambar tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal nomor 3 tentang menentukan rata-rata tergolong sangat rendah. Persentase
ketercapaian tiap butir soal pada siklus II ini secara lebih rinci dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Gambar 4.7 Diagram Batang Persentase Hasil Belajar Siklus I dan II
32
Gambar 4.8 Diagram Batang Ketercapaian Tiap Butir Soal pada Tes Siklus II
4) Analisis data hasil wawancara
Pada hari Jumat, 16 Oktober 2015, dilakukan wawancara dengan guru
kelas dan siswa VI yang memperoleh nilai tes tinggi, sedang, dan rendah. Dari hasil
wawancara, diperoleh keterangan sebagai berikut.
a) Kebanyakan kesalahan siswa yang terjadi masih sama seperti pada siklus I, yaitu
ketika siswa menjumlahkan semua nilai untuk mencari rata-rata karena
kemampuan berhitung siswa yang masih lemah. Akan tetapi jumlah siswa yang
telah mampu menentukan median dengan benar telah meningkat. Siswa telah
mampu membaca tabel yang disajikan dengan baik.
b) Mengukur dengan metelin lebih menyenangkan daripada hanya mengukur dengan
timbangan. Membuat diagram dengan menempel kertas lipat juga lebih
menyenangkan karena siswa telah mengerti bagaimana cara membuat diagram
yang benar.
c) Obsever sangat mendukung pelaksanaan pembelajaran matematika dengan
menerapkan PMR karena siswa terlihat senang selama pembelajaran dan hasil
belajarnya juga meningkat.
d. Refleksi
Berdasarkan analisis hasil observasi, tes, dan wawancara, dilakukan refleksi terhadap
pelaksanaan siklus II. Pada pertemuan 3, siswa diajak kembali melakukan pengukuran
langsung dengan alat ukur yang berbeda, yaitu metelin. Sebagian besar siswa langsung
menandai tinggi badan di tembok tanpa menggunakan siku, akibatnya hasil pengukuran
kurang akurat. Berdasarkan pengalaman dalam mengerjakan LKS pada siklus I, banyak
kelompok yang langsung menuliskan data secara urut. Meskipun siswa telah
33memahami apa yang harus dilakukan untuk mencari nilai rata- rata, median, dan modus,
siswa masih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghitung. Sebagian besar
siswa masih melakukan kesalahan dalam menentukan hasil akhir dari rata-rata.
Pada pertemuan 4, siswa telah paham bagaimana cara membuat diagram yang benar
sehingga mereka terlihat tenang dan yakin dalam mengerjakan. Namun demikian, masih
ada beberapa kelompok yang melakukan kesalahan karena kurang teliti dan terburu-buru
dalam mengerjakan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi, diketahui bahwa terjadi
peningkatan aktivitas siswa selama pembelajaran matematika dengan menerapkan PMR.
Dari hasil tes akhir pembelajaran siklus II yang dikerjakan siswa, hanya tersisa 4 siswa
yang belum mencapai KKM. Kesalahan paling banyak masih terjadi pada soal nomor
3, yaitu menentukan rata-rata. Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa persentase
ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 87%. Dengan demikian, pembelajaran
matematika realistik pada siklus II ini telah mencapai kriteria ketuntasan belajar klasikal
dan siklus dapat dihentikan.
4.3 Pembahasan
Pada bagian ini dipaparkan tentang pembahasan aktivitas dan hasil belajar siswa yang
telah dilaksanakan pada siklus II. Pendekatan matematika realistik diterapkan dalam
pembelajaran matematika dengan menyajikan masalah realistik dalam kehidupan sehari-
hari yang dapat dibayangkan oleh siswa sebagai langkah awal pembelajaran. Setelah
diterapkan pendekatan matematika realistik, hasil dan aktivitas belajar siswa pada pokok
bahasan pengolahan data mengalami peningkatan. Namun demikian, terdapat beberapa
kendala yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Berikut ini dijelaskan kendala-
kendala tersebut.
a. Pendekatan matematika realistik menghendaki siswa untuk menemukan kembali ide
atau konsep melalui pemecahan masalah kontekstual yang realistik, kemudian siswa
mendiskusikan cara yang digunakan untuk menyelesaikannya. Cara penyelesaian tersebut
kemudian direfleksikan untuk selanjutnya dikembangkan, diperluas, dan ditingkatkan agar
dapat ditemukan konsep atau prinsip matematika yang lebih rumit. Dengan menggunakan
model matematika, sebagian besar siswa telah mampu menemukan kembali konsep untuk
menentukan mean dan median dengan bimbingan guru. Akan tetapi, karena kemampuan
berhitung yang masih lemah, siswa memerlukan waktu yang cukup lama untuk menghitung
jumlah kemudian membaginya. Pada akhirnya, masih banyak siswa yang salah dalam
menghitung hasil akhir meskipun cara yang mereka gunakan telah benar.
34b. Selama pembelajaran di siklus I, aktivitas siswa dalam aspek interaksi masih
sangat kurang. Hanya siswa-siswa tertentu yang berani menyampaikan pendapatnya. Hal
ini disebabkan oleh kondisi siswa VI yang sebagian besar siswanya memerlukan
bimbingan khusus dalam belajar. Oleh karena itu, selama pembelajaran peneliti selalu
mengamati kegiatan kelompok secara bergantian. Dengan demikian, siswa diharapkan mau
lebih terbuka untuk menyampaikan hal-hal yang kurang diapahami. Selain itu,
presentasi juga tetap dilaksanakan meskipun respon dari siswa lain kurang aktif agar
siswa mendapat kesempatan untuk belajar menyampaikan pendapatnya di depan kelas.
Di samping kendala-kendala yang menghambat pembelajaran tersebut, penerapan
pendekatan matematika realistik ini masih memberikan hasil yang baik. Berikut ini
dijelaskan hasil-hasil tersebut.
a. Penerapan pendekatan matematika realistik dalam proses pembelajaran memberi
kesempatan pada siswa untuk terus terlibat secara aktif. Hal ini dapat dilihat dari persentase
aktivitas siswa menggunakan dunia nyata dan menggunakan model yang telah
menunjukkan angka yang cukup tinggi sejak dilaksanakannya siklus I. Persentase aktivitas
siswa dalam menggunakan dunia nyata meningkat dari 85% pada siklus I menjadi 94%
pada siklus II, sedangkan aktivitas siswa dalam menggunakan model meningkat dari 73%
pada siklus I menjadi 91% pada siklus II. Dengan penggunaan dunia nyata dan model
ini, siswa tidak lagi sekedar menghafal rumus, melainkan benar-benar paham dengan apa
yang mereka pelajari sehingga apa yang telah dipelajari tersebut tidak akan mudah hilang
dari ingatan.
b. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan
dibandingkan dengan sebelum diterapkannya pendekatan matematika realistik selama
pembelajaran. Hasil belajar dalam penelitian ini difokuskan pada ranah kognitif dengan
mengambil nilai dari tes yang diadakan di akhir setiap siklus. Dari hasil belajar ini juga
dapat dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, baik yang berkaitan dengan strategi
belajar yang digunakan maupun yang berkaitan dengan siswa. Rata-rata hasil belajar siswa
mengalami peningkatan dari 63,13 di akhir siklus I menjadi 70 pada akhir siklus II.
Dengan demikian, ketuntasan belajar siswa secara klasikal juga meningkat dari 72% pada
siklus I menjadi 87% pada siklus II.
Dari hasil analisis penelitian secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa
penerapan pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan persentase aktivitas dan hasil belajar siswa
yang terjadi dari siklus I ke siklus II.
354.4 Temuan Penelitian
Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II, diperoleh temuan
penelitian bahwa sebagian besar siswa merasa kesulitan dalam menentukan rata-rata dan
median. Dengan menggunakan dunia nyata dan menggunakan model, banyak siswa yang
dapat memahami bagaimana cara menentukannya. Namun demikian, sebagian besar
hasil akhir pekerjaan mereka masih salah karena kemampuan berhitung mereka
yang tergolong lemah.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut.
a. Penerapan pembelajaran matematika realistik pokok bahasan pengolahan data
dapat diterapkan dengan baik dalam kegiatan pembelajaran matematika pokok
bahasan pengolahan data di kelas VI MI Miftahul Ulum 4 Mundurejo Umbulsari.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
yaitu mengawali pembelajaran dengan menghadirkan masalah dunia nyata. Siswa
diminta untuk mencari berat dan tinggi badan dengan cara melakukan pengukuran
secara langsung. Selanjutnya, siswa dibimbing untuk menentukan mean dan
median dengan menggunakan model matematika. Siswa diminta untuk berjajar
sesuai urutan berat dan tinggi badan dengan kelompok masing-masing. Untuk
menemukan kembali konsep rata-rata, setiap siswa diberi pensil dengan jumlah
berbeda, kemudian diminta untuk membagi agar semua siswa mendapat pensil
dengan jumlah sama. Untuk menemukan kembali konsep median, siswa hanya
perlu melihat bagian tengah dari barisan yang telah mereka buat. Selama
pembelajaran siswa dibimbing untuk mendiskusikan masalah secara berkelompok.
Setelah semua kelompok selesai, perwakilan siswa diminta untuk
mempresentasikan hasil pekerjaannya. Di akhir pembelajaran, siswa dibimbing
untuk merefleksikan dan menyimpulkan apa yang telah dipelajari. Dari penerapan
pembelajaran matematika realistik tersebut, aktivitas yang terlaksana dengan
sangat baik adalah menggunakan dunia dan menggunakan model matematika.
Akan tetapi, aktivitas diskusi dan interaksi masih menunjukkan hasil yang kurang
memuaskan.
b. Selama pembelajaran matematika pokok bahasan pengolahan data, siswa
diarahkan untuk melakukan aktivitas sesuai dengan karekteristik pendekatan
matematika realistik. Indikator aktivitas siswa yang diamati berupa menggunakan
dunia nyata, menggunakan model, melakukan diskusi, dan interaksi. Persentase
aktivitas siswa sebesar 65% pada siklus I dan mencapai 80% pada siklus II. Hal
tersebut menunjukkan adanya peningkatan persentase aktivitas belajar sebesar
15%.
c. Penerapan pendekatan matematika realistik pada pembelajaran matematika pokok
bahasan pengolahan data dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Rata-rata hasil
tes meningkat dari 61,13 pada siklus I menjadi 70 pada siklus II., sedangkan
persentase ketuntasan hasil belajar siswa mengingkat dari 72% pada siklus I
menjadi 87% pada siklus II. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan
persentase hasil belajar siswa sebesar 15%.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, berikut ini beberapa saran yang dapat
dijadikan bahan pertimbangan.
a. Untuk menerapkan pendekatan matematika realistik dalam pembelajaran, guru
harus mempertimbangkan dengan baik jenis materi dan aktivitas yang akan
digunakan agar jam pelajaran dapat dimanfaatkan dengan efisien. Selain itu, guru
juga hendaknya dapat membimbing siswa dalam menemukan kembali konsep
melalui eksplorasi masalah-masalah realistik.
b. Dengan pendekatan matematika realistik, penggunaan model dapat membantu
siswa dalam memahami cara menyelesaikan masalah. Akan tetapi, masih banyak
siswa yang salah dalam menentukan hasil akhir sehingga hasil belajarnya tidak
maksimal. Hal ini disebabkan oleh lemahnya kemampuan berhitung siswa. Oleh
karena itu, perlu diberikan bimbingan khusus untuk mengingkatkan kemampuan
berhitung siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Sovi. 2010. “Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Perkalian. Jurnal. Jember.
Arikunto, S. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S.. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S.. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Asmin. 2003. Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dan Kendala yang Muncul di Lapangan. Jember.
BSNP. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Djamali, Fadil. 2005. Pembelajaran Matematika Realistik di Sekolah. Jurnal Sains dan Edukasi. Universitas Islam Jember.
Hartono, Yusuf. 2008. Pengembangan Pembelajaran Matematika MI. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Agama.
Kurnia, Ingridwati. 2008. Perkembangan Belajar Peserta Didik. Jakarta: P u s t a k a P r i m a .
Marpaung, Y. 2001. Prospek RME untuk Pembelajaran Matematika di Indonesia.Makalah Disampaikan dalam Seminar Nasional RME Tanggal 24 Februari2001 di UNESA
Nasution, N.. 2002. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbitan UniversitasTerbuka.
Nasution, S. 1995. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Poerwanti, E., dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat JenderalPendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: RemajaRosdakarya.
Supardi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Syukri, M. 2008. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta: Direktorat Jenderal PendidikanTinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Zahra. 2010. Mengajar Matematika dengan Pendekatan Realistik. ht t p: / / z a h r a- a b c d e .bl o g spot. c om / 20 1 0/04 / men g a j ar - mat e mat i k a- d e n g a n - p e n d e k a tan.h t m l . Diakses pada 30 Desember 2013.
Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik: Suatu AlternatifPendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
39
Lampiran
INSTRUMEN PENELITIAN
No Jenis Instrumen
In
Sumber Data1 Wawancara a. Pendapat siswa tentang proses
pembelajaranb. Pendapat guru tentang proses pembelajaran
Siswa kelas VI MI Miftahul Ulum 4 Mundurejo UmbulsariGuru kelas VI MI Miftahul Ulum 4 Mundurejo Umbulsari
2 Observasi a. Aktivitas dalam konteks nyata sebagai titik awal
belajarb. Aktivitas dalam membuat model
sebagai jembatan antara real dan abstrak
c. Aktivitas dalam diskusi kelompok
Siswa kelas VI MI Miftahul Ulum 4 Mundurejo Umbulsari
3 Tes a. Menyajikan data dalam tabelb. Mengurutkan datac. Menentukan nilai mean, median, dan modus d. Menafsirkan data
Siswa kelas VI MI Miftahul Ulum 4 Mundurejo Umbulsari
4 Dokumentasi
Hasil ulangan harian matematika semester ganjil
Buku nilai siswa kelas VI MI Miftahul Ulum 4 Mundurejo Umbulsari
50Lampiran
DATA SISWA KELAS VI MI MIFTAHULUM ULUM 4 MUNDUREJO UMBULSARI TAHUN
PELAJARAN 2015/2016
No Nama SiswaJenis
Kelamin1 KHOIRUDIN L2 MUH. ISRUR G L3 SALAMAN ALFARISI L4 ANDRE DWI F L5 AHMAD MAULIDI L6 AJENG KUNTI P P7 ALFIAN RIZQI L8 ARVINATA INDRA K P9 DESY KARINA P P
10 M. FARHAN HAKIKI L11 FERDI ARDIANSYAH L12 HILMIA NILA F P13 IQLIMATUL LAILA P14 ISNAINI KOMALA SARI P15 LAILATUL M P16 M.MUHYIN YUNUS L17 MARIA AL F P18 MUH. RAFIE E L19 NASIHATUN K P20 NOVAL ABQORI L21 RISCA AMANDA A P22 RAUDATUL JANNAH P23 SINDY YULIA R P24 SILMA TRIA N SARI P25 SITI KHOTIMAH P26 SITI NUR FITRIA P27 SAIYIDATI HALIMA F T P28 WARDATUL M P29 KHOFIYATUN A P
51Lampiran
Daftar Nilai Siswa sebelum PMR Diterapkan
No NamaUlanganHarian 1
UlanganHarian 2
Rata-rata
1 KHOIRUDIN 30 50 402 MUH. ISRUR G 30 60 453 SALAMAN
ALFARISI30 60 45
4 ANDRE DWI F 60 50 555 AHMAD MAULIDI 30 50 406 AJENG KUNTI P 40 60 507 ALFIAN RIZQI 20 30 258 ARVINATA INDRA
K20 30 25
9 DESY KARINA P 30 40 3510 M. FARHAN
HAKIKI40 60 50
11 FERDI ARDIANSYAH
30 60 4512 HILMIA NILA F 30 40 3513 IQLIMATUL
LAILA30 40 35
14 ISNAINI KOMALA SARI
60 50 5515 LAILATUL M 50 30 4016 M.MUHYIN
YUNUS50 50 50
17 MARIA AL F 40 40 4018 MUH. RAFIE E 50 50 5019 NASIHATUN K 40 60 5020 NOVAL ABQORI 60 60 6021 RISCA AMANDA
A60 60 60
22 RAUDATUL JANNAH
40 30 3523 SINDY YULIA R 30 60 4524 SILMA TRIA N
SARI40 60 50
25 SITI KHOTIMAH 60 70 6526 SITI NUR FITRIA 40 50 4527 SAIYIDATI
HALIMA F T40 60 50
28 WARDATUL M 40 40 4029 KHOFIYATUN A 30 30 30
Rata-rata 39,69 48,44 41
52Lampiran
LEMBAR HASIL OBSERVASI AWAL AKTIVITAS BELAJAR
SISWA KELAS VI MI MIFTAHUL ULUM 4 MUNDUREJO
UMBULSARI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Jumlah siswa : 29
No. Aktivitas Siswa Keterangan
1.Memperhatikan penjelasanguru
27 siswa yang memperhatikanpenjelasan guru
2. Mencatat22 siswa yang mencatat setelah guruselesai menerangkan
3. BertanyaTidak ada siswa yang bertanya padasaat pembelajaran
4.Mengerjakan soal di papantulis
Guru menunjuk 3 siswa untukmengerjakan di papan tulis
5. Mengerjakan tugas 29 siswa yang mengerjakan tugas
6. Menyampaikan pendapatTidak ada siswa yang beranimenyampikan pendapatnya
Jember, 28 September 2015
Pengamat
Iin Indrawati
53Lampiran
LEMBAR HASIL OBSERVASI AWAL AKTIVITAS BELAJAR
SISWA KELAS VI MI MIFTAHUL ULUM 4 MUNDUREJO
UMBULSARI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Jumlah siswa : 29
No. Aktivitas Siswa Keterangan
1.Memperhatikan penjelasanguru
29 siswa yang memperhatikanpenjelasan guru
2. Mencatat25 siswa yang mencatat setelah guruselesai menerangkan
3. BertanyaTidak ada siswa yang bertanya padasaat pembelajaran
4.Mengerjakan soal di papantulis
Guru menunjuk 3 siswa untukmengerjakan di papan tulis
5. Mengerjakan tugas 29 siswa yang mengerjakan tugas
6. Menyampaikan pendapatTidak ada siswa yang beranimenyampikan pendapatnya
Jember, 28 September 2015
Pengamat
Iin Indrawati
54Lampiran F
PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN
55
Kelompok :
Indikator : 7.1 Menyajikan data ke bentuk tabel dan diagram batang
7.2 Menentukan rata-rata hitung, median, dan modus sekumpulan data
7.3 Mengurutkan data termasuk menentukan nilai tertinggi dan terendah
Petunjuk :
Berikan skor kegiatan kelompok dalam kegiatan pembelajaran dengan cara memberikan tanda
centang (v)
pada salah satu skala!
No Nama Siswa
InAktivitas siswa
padasaat
pengukuran tinggi dan
berat badan
Aktivitas dalam
mengolah data
(model)
Aktivitas siswa dengan
berdiskusi dengan kelompoknya dan
bertanya pada guru(d
Aktivitas siswa dalam beradu
argumen (interaksi)
Skor
Sk
Sk
Skor1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4
1234567 Dst.
Keterangan
- Skor 4 = sangat aktif
- Skor 3 = aktif
- Skor 2 = cukup aktif
- Skor 1 = kurang aktif
Jember, 2015
Observer
..........................................
56Lampiran G
PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS GURU MENGAJAR
Petunjuk
Berikan skor skor kegiatan guru selama pembelajaran dengan memberikan tanda
centang (v) pada salah satu skala (1, 2, 3, atau 4).
No IndikatorSkor
1 2 3 41 Mengaitkan materi dengan dunia nyata siswa2 Menggunakan media pembelajaran3 Memberikan kesempatan pada siswa untuk
menemukan kembali konsep dengan mengerjakan LKS4 Menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa
belajar dalam kelompok5 Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengungkapkan ide dan bertanya.6 Memberikan refleksi di akhir pembelajaran
Jumlah skor yang dicapaiJumlah skor maksimal
PersentaseKeterangan
- Skor 4 = Sering sekali
- Skor 3 = Sering
- Skor 2 = Jarang
- Skor 1 = Tidak sama sekali
Jember, 2015
Pengamat
.........................................
Lampiran
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
Wawancara terhadap siswa kelas VI MI Miftahul Ulum 4 Mundurejo Umbulsari semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016, secara garis besar jenis pertanyaannya adalah
sebagai berikut.No Pertanyaan Jawaban
1Bagaimana tanggapanmu tentangpembelajaran matematika yang baru saja dilakukan?
2Apakah ada kesulitan yang kamu temui selamapembelajaran?
3Bagaimana menurutmu soal tes yang kamukerjakan?
Jember, 2015Peneliti
..........................
61Lampiran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP-1)
Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VI/Ganjil
Pokok Bahasan : Pengolahan Data
Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (2 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
7. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan data
B. Kompetensi Dasar
7.1 Menyajikan data ke bentuk tabel dan diagram batang
7.2 Menentukan rata-rata hitung, median, dan modus sekumpulan data
C. Indikator
1. Mampu mengumpulkan dan menyajikan data ke bentuk tabel dan diagram
batang.
2. Mampu menentukan rata-rata hitung, median, dan modus sekumpulan data.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengumpulkan dan menyajikan data ke bentuk tabel dan
diagram batang setelah melakukan pengukuran langsung dengan benar.
2. Siswa mampu menentukan rata-rata hitung, median, dan modus sekumpulan
data setelah memperhatikan petunjuk yang diberikan guru dengan benar.
62E. Materi
Pengolahan Data
1. Menyajikan data dalam bentuk tabel
Hari ini siswa Kelas VI akan dibagi rapor. Rika senang sekali dengan hasil rapornya.
Berikut ini nilai rapor Rika yang disajikan dalam bentuk tabel.
2. Menentukan nilai rata-rata, median, dan modus
a. Rata-rata
Dari rapor Rika tersebut, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata rapor Rika
adalah 7,9. Apa yang dimaksud dengan nilai rata-rata? Nilai rata-rata adalah
jumlah semua nilai dibagi banyaknya data.
Nilai rata-rata rapor Rika dapat dihitung sebagai berikut.
Jadi, nilai rata-rata rapor Rika adalah 7,9.
63
b. Median
Berapakah niali tengah dari nilai rapor Rika? Untuk mengetahuinya, mari
mengurutkan nilai-nilai tersebut terlebih dahulu!
7, 7, 7, 8, 8, 8, 8, 8, 9, 9
Karena jumlah data genap, maka nilai mediannya dapat ditentukan dengan
rumus berikut.
x =
Median =
x = = 5
Median = = =
Jadi, nilai median rapor Rika adalah 8.
Akan tetapi, jika banyaknya data ganjil, rumus yang digunakan untuk
menentukan median adalah sebagai berikut.
x =
Median = data ke x
c. Modus
Nilai berapakah yang paling banyak diperoleh Rika? Dari tabel terlihat bahwa
nilai yang paling banyak diperoleh Rika adalah nilai 8. Nilai 8 ini dinamakan
juga modus, atau nilai yang paling sering muncul.
3. Menyajikan Data dengan Diagram Batang
Pada bagian ini, kamu akan mempelajari cara membuat diagram batang. Misalnya
data berat badan 40 siswa Kelas VI disajikan dalam tabel berikut.
64
Berat Badan Siswa Kelas VI
Berikut ini cara membuat diagram batang.
Langkah 1
Membuat sumbu mendatar dan sumbu tegak.
Langkah 2
- Pada sumbu mendatar, diletakkan nama dari anggota data, yaitu berat
badan. Dalam hal ini, berat badannya adalah 28 kg, 29 kg, 30 kg, 31 kg,
dan 32 kg.
- Pada sumbu tegak, diletakkan skala atau banyaknya siswa. Buatlah skala
dari 0 sampai dengan 20. Jarak setiap skala data harus sama.
Langkah 3
Masukkan data pada diagram dengan membuat batangan atau persegi panjang
sesuai dengan data. Alas dari setiap persegipanjang tersebut sama panjang.
Adapun tingginya sesuai dengan banyak siswa. Tinggi persegi panjang untuk
berat badan siswa 28 kg adalah sejajar dengan skala 5 pada sumbu tegak.
Artinya, banyak siswa yang beratnya 28 kg adalah 5 orang. Tinggi persegi
panjang untuk berat badan 29 kg adalah sejajar dengan skala 15 pada sumbu
65
tegak. Artinya, banyak siswa yang beratnya 29 kg adalah 15 orang.
Lakukan dengan cara yang sama untuk berat badan siswa 30 kg, 31 kg, dan 32
kg.
F. Metode
1. Pendekatan : Pendekatan Matematika Realistik (PMR)
2. Model : Direct Instructional, Cooperative Learning
3. Metode : Ceramah, Diskusi Kelompok
G. Skenario Pembelajaran
Pertemuan 1
FaseWaktu(menit)
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan 15 1. Membuka pelajarandengan salam dan doa.
2. Memberi contoh pengolahan data dalam kehidupan sehari-hari.
3. Meminta siswa menceritakan pengalamannya tentang pengolahan data.
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
5. Menanyakan kesiapan siswa untuk menerima pelajaran.
1. Menjawab salam dandoa bersama.
2. Memperhatikan dengan seksama.
3. Menceritakan pengalaman tentang pengolahan data.
4. Memperhatikan dengan seksama.
5. Siap menerima pelajaran.
66
FaseWaktu(menit)
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Fase 1(The use of context)
5 6. Apersepsi- Mengajak siswa untuk
mengamati teman sekelasnya.
- Menanyakan siapa siswa yang paling tinggi dan paling berat badannya?
6. Apersepsi- Mengamati teman
sekelasnya.
- Menyebutkan siswa yang paling tinggi dan paling berat badannya.
Kegiatan Inti 10 1. Membagi siswa kedalam kelompok beranggota 8 orang.
2. Membagikan dan menjelaskan LKS.
3. Menyediakan timbangan berat badan.
4. Mengamati kelompok secara bergantian untuk mengetahui proses pemecahan masalah.
1. Berkumpul bersamakelompok masing- masing.
2. Memperhatikan dengan seksama.
3. Mengantri untuk menimbang.
4. Bekerjasama mengerjakan LKS sesuai dengan perintah dan waktu yang diberikan.
Fase 2(Bridging by vertical instruments)
Fase 3 (Pupil contribution and interactivity)
30
40
5. Meminta kelompok yangtelah menyelesaikan LKS untuk menyiapkan wakilnya untuk presentasi di depan kelas.
6. Memberi kesempatan pada kelompok lain untuk memberikan tanggapan.
7. Menanamkan konsep tentang hasil presentasi siswa.
8. Memberikan kesempatan pada siswa yang kurang mengerti untuk bertanya.
5. Perwakilan kelompokmaju mempresentasikan hasil kerja kelompok, sementara kelompok lainnya memperhatikan.
6. Siswa terlibat dalam diskusi interaktif.
7. Memperhatikan dengan seksama.
8. Menanyakan hal yang kurang dipahami pada guru.
Penutup 5 1. Melalui tanya jawabdengan siswa, melakukan refleksi.
1. Menjawab pertanyaanguru.
67
FaseWaktu(menit)
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
2. Meminta siswamempelajari materi selanjutnya.
3. Memotivasi siswa dan memberi salam.
2. Memperhatikan instruksiguru.
3. Menjawab salam.
Pertemuan 2
FaseWaktu(menit)
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan 10 1. Membuka pelajarandengan salam dan doa.
2. Apersepsi: mengajak siswa mengulas kembali apa yang telah dipelajari sebelumnya.
1. Menjawab salam danberdoa bersama.
2. Ikut aktif mengulas kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
Kegiatan Inti
Fase 1(The use of context)
Fase 2 (Bridging by vertical instruments)
Fase 3 (Pupil contribution and interactivity)
60 1. Membagikan hasil tesindividu siswa.
2. Meminta siswa kembali berkumpul dengan kelompok.
3. Membagikan LKS, kertas lipat, dan lem.
4. Mengamati kelompok secara bergantian untuk mengetahui proses kerja siswa.
5. Meminta kelompok yang telah menyelesaikanLKS untuk menyiapkan wakilnya untuk presentasi di depan kelas.
6. Memberi kesempatan pada kelompok lain untuk memberikan tanggapan.
7. Menanamkan konsep tentang hasil presentasi siswa.
1. Memeriksa hasilpenilaian guru.
2. Siswa kembali berkumpul dengan kelompok.
3. Memperhatikan guru.
4. mengerjakan LKS sesuai dengan perintah dan waktu yang telah diberikan.
5. Perwakilan kelompok maju mempresentasikan hasil kerja kelompok, sementara kelompok lainnya memperhatikan.
6. Siswa terlibat dalam diskusi interaktif.
7. Memperhatikan dengan seksama.
68
25 8. Memberikan kesempatanpada siswa yang kurang mengerti untuk bertanya.
8. Menanyakan hal yangkurang dipahami pada guru.
Penutup 15 1. Bersama siswamerefleksi jalannya proses pembelajaran.
2. Memberi motivasi dan meminta siswa mempelajari materi selanjutnya.
3. Memberi salam.
1. Bersama guru merefleksijalannya proses pembelajaran.
2. Memperhatikan dengan seksama.
3. Menjawab salam
H. Sumber Belajar
1. Tim Bina Karya Guru. 2007. Buku Terampil Berhitung Matematika untuk
MI/SD Kelas VI. Jakarta: Erlangga.
2. Khafid, M. dan Prasetyo, R.. 2010. Mandiri Matematika untuk SD/MI Kelas VI.
Jakarta: Erlangga
I. Media Pembelajaran
1. Alat ukur panjang (metelin)
2. Alat pengukur berat badan (timbangan)
3. LKS
J. Prosedur Penilaian
Tes : tulis objektif dan unjuk kerja
Non tes : observasi
Jember, 7 Oktober 2015Peneliti
Iin Indrawati
69Lampiran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP-2)
Satuan Pendidikan : Madrasah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VI/Ganjil
Pokok Bahasan : Pengolahan Data
Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (2 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
7. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan data
B. Kompetensi Dasar
7.1 Menyajikan data ke bentuk tabel dan diagram batang
7.2 Menentukan rata-rata hitung, median, dan modus sekumpulan data
C. Indikator
1. Mampu mengumpulkan dan menyajikan data ke bentuk tabel dan diagram
batang.
2. Mampu menentukan rata-rata hitung, median, dan modus sekumpulan data.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengumpulkan dan menyajikan data ke bentuk tabel dan
diagram batang setelah melakukan pengukuran langsung dengan benar.
2. Siswa mampu menentukan rata-rata hitung, median, dan modus sekumpulan
data setelah memperhatikan petunjuk yang diberikan guru dengan benar.
E. Materi
Pengolahan Data
F. Metode
4. Pendekatan : Pendekatan Matematika Realistik (PMR)
5. Model : Direct Instructional, Cooperative Learning
6. Metode : Ceramah, Diskusi Kelompok
70G. Skenario Pembelajaran
Pertemuan 3
FaseWaktu(menit)
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan
Fase 1(The use of context)
15
5
1. Membuka pelajarandengan salam dan doa.
2. Menanyakan tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Menanyakan kesiapan siswa untuk menerima pelajaran.
5. Apersepsi- Mengajak siswa untuk
mengamati teman sekelasnya.
- Menanyakan siapa siswa yang palingtinggi dan paling tinggi badannya?
1. Menjawab salam dandoa bersama.
2. Menjawab pertanyaan.
3. Memperhatikan dengan seksama.
4. Siap menerima pelajaran.
5. Apersepsi- Mengamati teman
sekelasnya.
- Menyebutkan siswa yang paling tinggi dan paling tinggi badannya.
Kegiatan Inti 10 1. Membagi siswa kedalam kelompok beranggota 8 orang.
2. Membagikan dan menjelaskan LKS.
3. Membagikankan metelin pada setiap kelompok.
1. Berkumpul bersamakelompok masing- masing.
2. Memperhatikan dengan seksama.
3. Menerima metelin.
71
FaseWaktu(menit)
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Fase 2 (Bridging by vertical instruments)
Fase 3 (Pupil contribution and interactivity)
30
40
4. Mengamati kelompoksecara bergantian untuk mengetahui proses pemecahan masalah.
5. Meminta kelompok yang telah menyelesaikanLKS untuk menyiapkan wakilnya untuk presentasi di depan kelas.
6. Memberi kesempatan pada kelompok lain untuk memberikan tanggapan.
7. Menanamkan konsep tentang hasil presentasi siswa.
8. Memberikan kesempatan pada siswa yang kurang mengerti untuk bertanya.
4. Bekerjasamamengerjakan LKS sesuai dengan perintah dan waktu yang diberikan.
5. Perwakilan kelompok maju mempresentasikan hasil kerja kelompok, sementara kelompok lainnya memperhatikan.
6. Siswa terlibat dalam diskusi interaktif.
9. Memperhatikan dengan seksama.
10. Menanyakan hal yang kurang dipahami pada guru.
Penutup 5 1. Melalui tanya jawabdengan siswa, melakukan refleksi.
2. Meminta siswa mempelajari materi selanjutnya.
3. Memotivasi siswa dan memberi salam.
1. Menjawab pertanyaanguru.
2. Memperhatikan instruksi guru.
3. Menjawab salam.
Pertemuan 4
FaseWaktu(menit)
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan 10 1. Membuka pelajarandengan salam dan doa.
2. Apersepsi: mengajak siswa mengulas kembali apa yang telah dipelajari sebelumnya.
1. Menjawab salam danberdoa bersama.
2. Ikut aktif mengulas kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
72
FaseWaktu(menit)
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Kegiatan Inti
Fase 1(The use of context)
60 1. Membagikan hasil tesindividu siswa.
2. Meminta siswa kembali berkumpul dengan kelompok.
3. Membagikan LKS, kertas lipat, dan lem.
1. Memeriksa hasilpenilaian guru.
2. Siswa kembali berkumpul dengan kelompok.
3. Memperhatikan guru.
Fase 2(Bridging by vertical instruments)
Fase 3 (Pupil contribution and interactivity)
25
4. Mengamati kelompoksecara bergantian untuk mengetahui proses kerja siswa.
5. Meminta kelompok yang telah menyelesaikanLKS untuk menyiapkan wakilnya untuk presentasi di depan kelas.
6. Memberi kesempatan pada kelompok lain untuk memberikan tanggapan.
7. Menanamkan konsep tentang hasil presentasi siswa.
8. Memberikan kesempatan pada siswa yang kurang mengerti untuk bertanya.
4. mengerjakan LKS sesuaidengan perintah dan waktu yang telah diberikan.
5. Perwakilan kelompok maju mempresentasikan hasil kerja kelompok, sementara kelompok lainnya memperhatikan.
6. Siswa terlibat dalam diskusi interaktif.
7. Memperhatikan dengan seksama.
8. Menanyakan hal yang kurang dipahami pada guru.
Penutup 15 1. Bersama siswamerefleksi jalannya proses pembelajaran.
2. Memberi motivasi dan meminta siswa mempelajari materi selanjutnya.
3. Memberi salam.
1. Bersama guru merefleksijalannya proses pembelajaran.
2. Memperhatikan dengan seksama.
3. Menjawab salam
73H. Sumber Belajar
1. Tim Bina Karya Guru. 2007. Buku Terampil Berhitung Matematika untuk
SD/MI Kelas VI. Jakarta: Erlangga.
2. Khafid, M. dan Prasetyo, R.. 2010. Mandiri Matematika untuk SD/MI Kelas VI.
Jakarta: Erlangga
I. Media Pembelajaran
1. Alat pengukur berat badan (timbangan)
2. LKS
J. Prosedur Penilaian
Tes : tulis objektif dan unjuk kerja
Non tes : observasi
Jember, 9 Oktober 2015Peneliti
Iin Indrawati
74
Lampiran
Lembar Kerja Siswa 1
Kelompok :
Nama Anggota
1.
2.
Bu Miyas ingin mengajak anak-anak yang beratnya lebih dari rata-rata untuk
pergi berenang bersama. Untuk mengetahui siapa saja yang akan diajak,
lakukanlah kegiatan berikut!
a. Ukur berat badan teman sekelompokmu dengan menggunakan timbangan dan
catat hasil ukur berat badan tersebut dalam tabel dengan rapi!
b. Adakah siswa yang memiliki ukuran berat badan yang sama? Jika ada, sebutkan
siapa dan berapa ukurannya!
c. Berapakah nilai tengah dari berat badan siswa dalam kelompokmu?
d. Berapakah rata-rata berat badan siswa dalam kelompokmu?
e. Jadi, siapa saja yang akan diajak berenang?
Lampiran
Lembar Kerja Siswa 2
Kelompok :
Nama Anggota
1.
2.
Buatlah diagram batang berdasarkan hasil pengukuran berat badan yang telah
kalian lakukan!
Lampiran
Lembar Kerja Siswa 3
Kelompok :
1.
2.
Selain mengajak anak-anak yang beratnya lebih dari rata-rata, Bu Miyas juga
ingin mengajak anak-anak yang tingginya kurang dari rata-rata untuk pergi
berenang. Untuk mengetahui siapa saja yang akan diajak, lakukanlah kegiatan
berikut!
a. Ukur tinggi badan teman sekelompokmu dengan menggunakan metelin dan catat
hasil pengukuran tinggi badan tersebut dalam tabel dengan rapi!
b. Adakah siswa yang memiliki ukuran tinggi badan yang sama? Jika ada, sebutkan
siapa dan berapa ukurannya!
c. Berapakah nilai tengah dari tinggi badan siswa dalam kelompokmu?
d. Berapakah rata-rata tinggi badan siswa dalam kelompokmu?
e. Jadi, siapa saja yang akan diajak berenang?
Lampiran
Lembar Kerja Siswa 4
Kelompok :
1.
2.
Buatlah diagram batang berdasarkan hasil pengukuran tinggi badan yang telah
kalian lakukan!
Lampiran
Tes Akhir Siklus I
Nama :
Nomor :
Kerjakanlah soal-soal berikut dengan teliti!
1. Dora mengikuti ulangan matematika sebanyak 7 kali dengan nilai sebagai
berikut: 7 10 7 9 8 7 8
a. Urutkan nilai tersebut!
b. Berapakah rata-rata nilai ualangan Dora?
c. Berapakah median nilai ulangan Dora?
d. Berapakah modus nilai ulangan Dora?
e. Buatlah diagram batang berdasarkan nilai ulangan Dora tersebut!
Lampiran
Tes Akhir Siklus II
Nama :
Nomor :
Kerjakanlah soal-soal berikut dengan teliti!
1. Berapakah jumlah siswa di kelas tersebut?
2. Berapa banyak anak yang mendapatkan nilai 9?
3. Berapakah rata-rata dari data tersebut?
4. Berapakah median dari data tersebut?
5. Berapakah modus dari data tersebut?
Lampiran
Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus I
1. Nilai ulangan Dora
a. 7 7 7 8 8 9 10
b. Nilai rata-rata = = = 8
c. Median = 8
d. Modus = 7
e.
Lampiran
Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus II
1. Jumlah siswa = 3 + 4 + 4 + 7 + 11 + 8 + 3 = 40
2. Ada 8 siswa yang mendapat nilai 9
3.
Nilai Jumlah Siswa Nilai x Jumlah Siswa4 3 125 4 206 4 247 7 498 11 889 8 7210 3 30
Jumlah 40 295
Rata-rata = ju m lah (ni l a i x ju m lah siswa) = 295 = 7,375
jumlah siswa 40
4. Median = (nilai ke 20 + nilai ke 21) : 2 = (8 + 8) : 2 = 8
5. Modus = 8
82Lampiran
ANALISIS OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN 1
Berikan skor kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan cara memberikan tanda centang (v) pada salah satu skala!
No Nama Siswa
I
n
SkorKetercapaian
(%)
Pengukuranberat badan
(dunia nyata)
Mengolah data(model)
Diskusi
dengankelompok dan
guru
Beradu argumen
(interaksi)
S
k
S
k
S
k
S
k1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 KHOIRUDIN v v v v 9 56.25
2 MUH. ISRUR G v v v v 8 5
03 SALAMAN
ALFARISI
v v v v 13 81.25
4 ANDRE DWI F v v v v 8 5
05 AHMAD MAULIDI v v v v 8 5
06 AJENG KUNTI P v v v v 6 37.5
7 ALFIAN RIZQI v v v v 5 31.25
8 ARVINATA
INDRA K
v v v v 5 31.25
9 DESY KARINA P v v v v 9 56.25
10 M. FARHAN
HAKIKI
v v v v 10 62.5
11 FERDI
ARDIANSYAH
v v v v 12 7
512 HILMIA NILA F v v v v 7 43.75
13 IQLIMATUL
LAILA
v v v v 13 81.25
14 ISNAINI KOMALA
SARI
v v v v 5 31.25
15 LAILATUL M v v v v 10 62.5
16 M.MUHYIN
YUNUS
v v v v 14
87.5
17 MARIA AL F v v v v 10
62.5
83
No Nama Siswa
I
n
SkorKetercapaian
(%)
Pengukura
nberat badan
Mengolah data
(mo
Diskusi
dengankelompok dan
guru
Beradu argumen
(in
S
k
S
k
S
k
S
k1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
18 MUH. RAFIE E v v v v 6 37.5
19 NASIHATUN K v v v v 11 68.75
20 NOVAL ABQORI v v v v 10 62.5
21 RISCA AMANDA A v v v v 11 68.75
22 RAUDATUL JANNAH v v v v 9 56.25
23 SINDY YULIA R v v v V 12 75
24 SILMA TRIA N SARI v v v V 12 75
25 SITI KHOTIMAH v v v v 12 75
26 SITI NUR FITRIA v v v v 8 50
27 SAIYIDATI HALIMA F T v v v v 12 75
28 WARDATUL M v v v v 10 62.5
29 KHOFIYATUN A v v v v 10 62.5
Keterangan
- Skor 4 = sangat aktif
- Skor 3 = aktif
- Skor 2 = cukup aktif
- Skor 1 = kurang aktifJember, 7 Oktober 2015
Observer ,
Guru kelas V
84
Lampiran
ANALISIS OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN 2
Berikan skor kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan cara memberikan tanda centang (v) pada salah satu skala!
No Nama Siswa
I
n
SkorKetercapaian
(%)
Penguku
rantinggi badan
Mengolah
data(
Diskusi
dengankelompok dan guru
Beradu argumen
(i
S
k
S
k
S
k
S
k1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 KHOIRUDIN v v v v 10 62.5
2 MUH. ISRUR G v v v v 14 87.5
3 SALAMAN
ALFARISI
v v v v 12 75
4 ANDRE DWI F v v v v 7 43.75
5 AHMAD
MAULIDI
v v v v 11 68.75
6 AJENG KUNTI P v v v v 6 37.5
7 ALFIAN RIZQI v v v v 6 37.5
8 ARVINATA
INDRA K
v v v v 6 37.5
9 DESY KARINA P v v v v 10 62.5
10 M. FARHAN
HAKIKI
v v v v 9 56.25
11 FERDI
ARDIANSYAH
v v v v 14 87.5
12 HILMIA NILA F v v v v 12 75
13 IQLIMATUL
LAILA
v v v v 12 75
14 ISNAINI
KOMALA SARI
v v v v 6 37.5
15 LAILATUL M v v v v 13 81.25
16 M.MUHYIN
YUNUS
v v v v 15 93.75
17 MARIA AL F v v v v 10 62.5
85
No Nama Siswa
I
n
SkorKetercapaian
(%)
Penguku
rantinggi badan
Mengolah
data(
Diskusi
dengankelompok dan guru
Beradu argumen
(i
S
k
S
k
S
k
S
k1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
18 MUH. RAFIE E v v v v 6 37.5
19 NASIHATUN K v v v v 10 62.5
20 NOVAL ABQORI v v v v 13 81.25
21 RISCA AMANDA
A
v v v v 13 81.25
22 RAUDATUL
JANNAH
v v v v 12 7
523 SINDY YULIA R v v v v 15 93.75
24 SILMA TRIA N
SARI
v v v v 11 68.75
25 SITI KHOTIMAH v v v v 10 62.5
26 SITI NUR FITRIA v v v v 6 37.5
27 SAIYIDATI
HALIMA F T
v v v v 13 81.25
28 WARDATUL M v v v v 13 81.25
29 KHOFIYATUN A v v v v 10 62.5
Keterangan
- Skor 4 = sangat aktif
- Skor 3 = aktif
- Skor 2 = cukup aktif
- Skor 1 = kurang aktifJember, 9 Oktober 2015
Observer,
Guru kelas V
86Lampiran
ANALISIS OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN 3
Berikan skor kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan cara memberikan tanda centang (v) pada salah satu skala!
No Nama Siswa
I
n
SkorKetercapaian
(%)
Pengukuranberat badan
(dunia nyata)
Mengolah data
(m
Diskusi
dengankelompok dan
guru
Beradu argumen
(intera
S
k
S
k
S
k
S
k1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 KHOIRUDIN v v v v 15 93.75
2 MUH. ISRUR G v v v v 15 93.75
3 SALAMAN
ALFARISI
v v v v 15 93.75
4 ANDRE DWI F v v v v 11 68.75
5 AHMAD
MAULIDI
v v v v 11 68.75
6 AJENG KUNTI
P
v v v v 13 81.25
7 ALFIAN RIZQI v v v v 11 68.75
8 ARVINATA
INDRA K
v v v v 10 62.5
9 DESY KARINA
P
v v v v 13 81.25
10 M. FARHAN
HAKIKI
v v v v 13 81.25
11 FERDI
ARDIANSYAH
v v v v 15 93.75
12 HILMIA NILA
F
v v v v 13 81.25
13 IQLIMATUL
LAILA
v v v v 14 87.5
14 ISNAINI
KOMALA SARI
v v v v 10 62.5
15 LAILATUL M v v v v 14 87.5
16 M.MUHYIN
YUNUS
v v v v 15 93.75
17 MARIA AL F v v v v 13 81.25
87
No Nama Siswa
I
n
SkorKetercapaian
(%)
Pengukuranberat badan
(dunia nyata)
Mengolah data
(m
Diskusi
dengankelompok dan
guru
Beradu argumen
(intera
S
k
S
k
S
k
S
k1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
18 MUH. RAFIE E v v v v 9 56.25
19 NASIHATUN K v v v v 15 93.75
20 NOVAL
ABQORI
v v v v 13 81.25
21 RISCA
AMANDA A
v v v v 15 93.75
22 RAUDATUL
JANNAH
v v v v 15 93.75
23 SINDY YULIA
R
v v v v 15 93.75
24 SILMA TRIA N
SARI
v v v v 15 93.75
25 SITI
KHOTIMAH
v v v v 15 93.75
26 SITI NUR
FITRIA
v v v v 11 68.75
27 SAIYIDATI
HALIMA F T
v v v v 15 93.75
28 WARDATUL
M
v v v v 15 93.75
29 KHOFIYATUN
A
v v v v 12 7
5Keterangan
- Skor 4 = sangat aktif
- Skor 3 = aktif
- Skor 2 = cukup aktif
- Skor 1 = kurang aktifJember, 14 Oktober 2015
Observer,
Guru Kelas V
88Lampiran
ANALISIS OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN 4
Berikan skor kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan cara memberikan tanda centang (v) pada salah satu skala!
No Nama Siswa
I
n
SkorKetercapaian
(%)
Pengukuranberat badan
(dunia nyata)
Mengolah data
(m
Diskusi
dengankelompok dan
guru
Beradu argumen
(intera
S
k
S
k
S
k
S
k1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 KHOIRUDIN v v v v 15 93.75
2 MUH. ISRUR G v v v v 15 93.75
3 SALAMAN
ALFARISI
v v v v 16 100
4 ANDRE DWI F v v v v 14 87.5
5 AHMAD MAULIDI v v v v 12 7
56 AJENG KUNTI P v v v v 13 81.25
7 ALFIAN RIZQI v v v v 12 7
58 ARVINATA INDRA
K
v v v v 10 62.5
9 DESY KARINA P v v v v 14 87.5
10 M. FARHAN
HAKIKI
v v v v 13 81.25
11 FERDI
ARDIANSYAH
v v v v 16 100
12 HILMIA NILA F v v v v 15 93.75
13 IQLIMATUL LAILA v v v v 15 93.75
14 ISNAINI KOMALA
SARI
v v v v 11 68.75
15 LAILATUL M v v v v 16 100
16 M.MUHYIN
YUNUS
v v v v 16 100
17 MARIA AL F v v v v 15 93.75
89
No Nama Siswa
I
n
SkorKetercapaian
(%)
Pengukuranberat badan
(dunia nyata)
Mengolah data
(m
Diskusi
dengankelompok dan
guru
Beradu argumen
(int
S
k
S
k
S
k
S
k1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
18 MUH. RAFIE E v v v v 11 68.75
19 NASIHATUN K v v v v 16 100
20 NOVAL ABQORI v v v v 15 93.75
21 RISCA AMANDA
A
v v v v 16 100
22 RAUDATUL
JANNAH
v v v v 16 100
23 SINDY YULIA R v v v v 16 100
24 SILMA TRIA N
SARI
v v v v 15 93.75
25 SITI KHOTIMAH v v v v 16 100
26 SITI NUR FITRIA v v v v 12 75
27 SAIYIDATI
HALIMA F T
v v v v 16 100
28 WARDATUL M v v v v 16 100
29 KHOFIYATUN A v v v v 14 87.5
Keterangan
- Skor 4 = sangat aktif
- Skor 3 = aktif
- Skor 2 = cukup aktif
- Skor 1 = kurang aktif
Jember, 16 Oktober 2015
Observer,
Guru kelas V
94Lampiran
ANALISIS OBSERVASI AKTIVITAS GURU MENGAJAR
PERTEMUAN 1
Petunjuk
Berikan skor skor kegiatan guru selama pembelajaran dengan memberikan tanda
centang (v) pada salah satu skala (1, 2, 3, atau 4).
No IndikatorSkor
1 2 3 41 Mengaitkan materi dengan dunia nyata siswa v2 Menggunakan media pembelajaran v3 Memberikan kesempatan pada siswa untuk
menemukan kembali konsep dengan mengerjakan LKSv
4 Menciptakan kondisi yang memungkinkan siswabelajar dalam kelompok
v
5 Memberikan kesempatan pada siswa untukmengungkapkan ide dan bertanya.
v
6 Memberikan refleksi di akhir pembelajaran vJumlah skor yang dicapai 20
Persentase 83,33 %Keterangan
- Skor 4 = Sering sekali
- Skor 3 = Sering
- Skor 2 = Jarang
- Skor 1 = Tidak sama sekali
Jember, 7 Oktober 2015
Observer
Guru Kelas V
Lampiran
ANALISIS OBSERVASI AKTIVITAS GURU MENGAJAR
PERTEMUAN 2
Petunjuk
Berikan skor skor kegiatan guru selama pembelajaran dengan memberikan tanda
centang (v) pada salah satu skala (1, 2, 3, atau 4).
No IndikatorSkor
1 2 3 41 Mengaitkan materi dengan dunia nyata siswa v2 Menggunakan media pembelajaran v3 Memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan
kembali konsep dengan mengerjakan LKSv
4 Menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa belajardalam kelompok
v
5 Memberikan kesempatan pada siswa untukmengungkapkan ide dan bertanya.
v
6 Memberikan refleksi di akhir pembelajaran vJumlah skor yang dicapai 20
Persentase 83,33 %Keterangan
- Skor 4 = Sering sekali
- Skor 3 = Sering
- Skor 2 = Jarang
- Skor 1 = Tidak sama sekali
Jember, 9 Oktober 2015
Observer
Guru kelas V
Lampiran
ANALISIS OBSERVASI AKTIVITAS GURU MENGAJAR
PERTEMUAN 3
Petunjuk
Berikan skor skor kegiatan guru selama pembelajaran dengan memberikan tanda
centang (v) pada salah satu skala (1, 2, 3, atau 4).
No IndikatorSkor
1 2 3 41 Mengaitkan materi dengan dunia nyata siswa v2 Menggunakan media pembelajaran v3 Memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan
kembali konsep dengan mengerjakan LKSv
4 Menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa belajardalam kelompok
v
5 Memberikan kesempatan pada siswa untukmengungkapkan ide dan bertanya.
v
6 Memberikan refleksi di akhir pembelajaran vJumlah skor yang dicapai 21
Persentase 87,5 %Keterangan
- Skor 4 = Sering sekali
- Skor 3 = Sering
- Skor 2 = Jarang
- Skor 1 = Tidak sama sekali
Jember, 14 Oktober 2015
Observer
Guru Kelas V
Lampiran
ANALISIS OBSERVASI AKTIVITAS GURU MENGAJAR
PERTEMUAN 4
Petunjuk
Berikan skor skor kegiatan guru selama pembelajaran dengan memberikan tanda
centang (v) pada salah satu skala (1, 2, 3, atau 4).
No IndikatorSkor
1 2 3 41 Mengaitkan materi dengan dunia nyata siswa v2 Menggunakan media pembelajaran v3 Memberikan kesempatan pada siswa untuk
menemukan kembali konsep dengan mengerjakan LKSv
4 Menciptakan kondisi yang memungkinkan siswabelajar dalam kelompok
v
5 Memberikan kesempatan pada siswa untukmengungkapkan ide dan bertanya.
v
6 Memberikan refleksi di akhir pembelajaran vJumlah skor yang dicapai 22
Persentase 91,7 %Keterangan
- Skor 4 = Sering sekali
- Skor 3 = Sering
- Skor 2 = Jarang
- Skor 1 = Tidak sama sekali
Jember, 16 Oktober 2015
Observer
Guru Kelas V
Lampiran
NILAI LKS SIKLUS INo Nama LKS 1 LKS 2 Rata-rata1 KHOIRUDIN 80 80 802 MUH. ISRUR G 60 60 603 SALAMAN ALFARISI 40 80 604 ANDRE DWI F 100 70 855 AHMAD MAULIDI 40 50 456 AJENG KUNTI P 60 50 557 ALFIAN RIZQI 40 50 458 ARVINATA INDRA K 40 50 459 DESY KARINA P 40 80 60
10 M. FARHAN HAKIKI 80 80 8011 FERDI ARDIANSYAH 60 60 6012 HILMIA NILA F 40 40 4013 IQLIMATUL LAILA 100 80 9014 ISNAINI KOMALA SARI 40 70 5515 LAILATUL M 60 80 7016 M.MUHYIN YUNUS 100 80 9017 MARIA AL F 40 70 5518 MUH. RAFIE E 60 60 6019 NASIHATUN K 60 60 6020 NOVAL ABQORI 80 70 7521 RISCA AMANDA A 80 70 7522 RAUDATUL JANNAH 100 70 8523 SINDY YULIA R 60 80 7024 SILMA TRIA N SARI 80 70 7525 SITI KHOTIMAH 60 70 6526 SITI NUR FITRIA 60 60 6027 SAIYIDATI HALIMA F T 40 40 4028 WARDATUL M 80 80 8029 KHOFIYATUN A 40 50 45
Rata-rata 63.13 66.56 64.84
Lampiran
NILAI LKS SIKLUS IINo Nama LKS 3 LKS 4 Rata-rata1 KHOIRUDIN 80 90 852 MUH. ISRUR G 80 80 803 SALAMAN ALFARISI 60 100 804 ANDRE DWI F 100 90 955 AHMAD MAULIDI 40 70 556 AJENG KUNTI P 60 70 657 ALFIAN RIZQI 40 70 558 ARVINATA INDRA K 40 70 559 DESY KARINA P 60 100 80
10 M. FARHAN HAKIKI 80 100 9011 FERDI ARDIANSYAH 80 80 8012 HILMIA NILA F 60 60 6013 IQLIMATUL LAILA 100 90 9514 ISNAINI KOMALA SARI 40 90 6515 LAILATUL M 60 100 8016 M.MUHYIN YUNUS 100 90 9517 MARIA AL F 60 80 7018 MUH. RAFIE E 60 80 7019 NASIHATUN K 80 80 8020 NOVAL ABQORI 80 90 8521 RISCA AMANDA A 80 90 8522 RAUDATUL JANNAH 100 90 9523 SINDY YULIA R 80 100 9024 SILMA TRIA N SARI 80 90 8525 SITI KHOTIMAH 80 90 8526 SITI NUR FITRIA 60 80 7027 SAIYIDATI HALIMA F T 60 60 6028 WARDATUL M 80 100 9029 KHOFIYATUN A 40 70 55
Rata-rata 70.63 84.69 77.66
Lampiran
Nilai Tes Akhir Siklus I
No NamaSkor Jumlah
SkorSkor
MaksimalNilai
Ketuntasan1 2 3 4 5 Ya Tidak
1 KHOIRUDIN 1 0 0 1 1 3 5 60 v2 MUH. ISRUR G 1 0 1 1 1 4 5 80 v3 SALAMAN
ALFARISI1 0 0 1 1 3 5 60 v
4 ANDRE DWI F 1 0 1 1 1 4 5 80 v5 AHMAD
MAULIDI1 0 0 1 0 2 5 40 v
6 AJENG KUNTI P 1 0 0 1 0 2 5 40 v7 ALFIAN RIZQI 1 0 0 1 0 2 5 40 v8 ARVINATA
INDRA K1 0 0 1 0 2 5 40 v
9 DESY KARINA P
1 0 1 1 1 3 5 60 v10 M. FARHAN
HAKIKI1 0 0 1 1 3 5 60 v
11 FERDI ARDIANSYAH
1 0 1 1 1 4 5 80 v12 HILMIA NILA F 1 0 1 1 1 4 5 80 v13 IQLIMATUL
LAILA1 0 1 1 1 4 5 80 v
14 ISNAINI KOMALA SARI
1 0 0 1 0 2 5 40 v15 LAILATUL M 1 0 1 1 1 4 5 80 v16 M.MUHYIN
YUNUS1 1 1 1 1 4 5 80 v
17 MARIA AL F 1 0 1 1 1 4 5 80 v18 MUH. RAFIE E 1 0 0 1 1 3 5 60 v19 NASIHATUN K 1 0 1 1 1 4 5 80 v20 NOVAL ABQORI 1 0 0 1 1 3 5 60 v21 RISCA
AMANDA A1 0 0 1 0 2 5 40 v
22 RAUDATUL JANNAH
1 0 0 1 1 3 5 60 v23 SINDY YULIA R 1 0 1 1 1 4 5 80 v24 SILMA TRIA N
SARI1 0 0 1 1 3 5 60 v
25 SITI KHOTIMAH 1 0 1 1 1 4 5 80 v26 SITI NUR
FITRIA1 0 0 1 0 2 5 40 v
27 SAIYIDATI HALIMA F T
1 0 0 1 0 2 5 40 v28 WARDATUL M 1 0 0 1 1 3 5 60 v29 KHOFIYATUN
A1 0 0 1 0 2 5 40 v
Lampiran
Nilai Tes Akhir Siklus II
No NamaSkor Jumlah
SkorSkor
MaksimalNilai
Ketuntasan1 2 3 4 5 Ya Tidak
1 KHOIRUDIN 1 1 0 0 1 3 5 60 v2 MUH. ISRUR G 1 1 0 1 1 4 5 80 v3 SALAMAN
ALFARISI1 1 0 0 1 3 5 60 v
4 ANDRE DWI F 1 1 0 1 1 4 5 80 v5 AHMAD
MAULIDI0 1 0 0 1 2 5 40 v
6 AJENG KUNTI P 1 1 0 0 1 3 5 60 v7 ALFIAN RIZQI 0 1 0 0 1 2 5 40 v8 ARVINATA
INDRA K0 1 0 0 1 2 5 40 v
9 DESY KARINA P
1 1 0 1 1 4 5 80 v10 M. FARHAN
HAKIKI1 1 0 1 1 4 5 80 v
11 FERDI ARDIANSYAH
1 1 0 1 1 4 5 80 v12 HILMIA NILA F 1 1 0 1 1 4 5 80 v13 IQLIMATUL
LAILA1 1 0 1 1 4 5 80 v
14 ISNAINI KOMALA SARI
1 1 0 0 1 3 5 60 v15 LAILATUL M 1 1 0 1 1 4 5 80 v16 M.MUHYIN
YUNUS1 1 1 1 1 5 5 100 v
17 MARIA AL F 1 1 0 1 1 4 5 80 v18 MUH. RAFIE E 1 1 0 0 1 3 5 60 v19 NASIHATUN K 1 1 0 1 1 4 5 80 v20 NOVAL ABQORI 1 1 0 0 1 3 5 60 v21 RISCA
AMANDA A1 1 0 0 1 3 5 60 v
22 RAUDATUL JANNAH
1 1 0 0 1 3 5 60 v23 SINDY YULIA R 1 1 0 1 1 4 5 80 v24 SILMA TRIA N
SARI1 1 0 0 1 3 5 60 v
25 SITI KHOTIMAH 1 1 1 1 1 5 5 100 v26 SITI NUR
FITRIA0 1 0 0 1 2 5 40 v
27 SAIYIDATI HALIMA F T
1 1 0 0 1 3 5 60 v28 WARDATUL M 1 1 0 0 1 3 5 60 v29 KHOFIYATUN
A1 1 0 0 1 3 5 60 v
Lampiran
Analisis Nilai Tes Akhir Siklus I dan Siklus IINo Nama Nilai Siklus I Kriteria Nilai Siklus II Kriteria1 KHOIRUDIN 60 tuntas 60 tuntas2 MUH. ISRUR G 100 tuntas 100 tuntas3 SALAMAN
ALFARISI60 tuntas 60 tuntas
4 ANDRE DWI F 80 tuntas 80 tuntas5 AHMAD
MAULIDI40 tidak tuntas 60 tuntas
6 AJENG KUNTI P
40 tidak tuntas 60 tuntas7 ALFIAN RIZQI 40 tidak tuntas 40 tidak tuntas8 ARVINATA
INDRA K40 tidak tuntas 40 tidak tuntas
9 DESY KARINA P
60 tuntas 80 tuntas10 M. FARHAN
HAKIKI60 tuntas 80 tuntas
11 FERDI ARDIANSYAH
80 tuntas 100 tuntas12 HILMIA NILA
F80 tuntas 80 tuntas
13 IQLIMATUL LAILA
80 tuntas 80 tuntas14 ISNAINI
KOMALA SARI40 tidak tuntas 60 tuntas
15 LAILATUL M 80 tuntas 80 tuntas16 M.MUHYIN
YUNUS100 tuntas 100 tuntas
17 MARIA AL F 80 tuntas 80 tuntas18 MUH. RAFIE E 60 tuntas 40 tidak tuntas19 NASIHATUN K 80 tuntas 80 tuntas20 NOVAL
ABQORI60 tuntas 60 tuntas
21 RISCA AMANDA A
40 tidak tuntas 60 tuntas22 RAUDATUL
JANNAH60 tuntas 60 tuntas
23 SINDY YULIA R
80 tuntas 80 tuntas24 SILMA TRIA N
SARI60 tuntas 60 tuntas
25 SITI KHOTIMAH
100 tuntas 100 tuntas26 SITI NUR
FITRIA40 tidak tuntas 40 tidak tuntas
27 SAIYIDATI HALIMA F T
40 tidak tuntas 60 tuntas28 WARDATUL
M60 tuntas 80 tuntas
29 KHOFIYATUN A
40 tidak tuntas 60 tuntas
Rata-rata 63.125 70
Lampiran
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA
Nama : Alfian (nilai rendah)No Pertanyaan Jawaban
1Bagaimanakah tanggapanmu tentangpembelajaran matematika yang baru saja dilakukan?
Menyenangkan
2Apakah ada kesulitan yang kamu temuiselama pembelajaran?
Menghitung rata-rata sangatsulit karena banyak yang dijumlahkan
3Bagaimanakah menurutmu soal tes yang kamukerjakan?
Tidak sulit, kecuali mencarirata-rata.
Jember, 19 Oktober 2015
Peneliti
Iin Indrawati
Lampiran
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA
Nama : Siti Nur Fitria (nilai sedang)No Pertanyaan Jawaban
1Bagaimana tanggapanmu tentangpembelajaran matematika yang baru saja dilakukan?
Seru. Tidak hanya menulissaja.
2Apakah ada kesulitan yang kamu temuiselama pembelajaran?
Kalau mencari rata-ratahasilnya kadang salah.
3
Bagaimana menurutmu soal tes yang kamukerjakan?
Tidak sulit karena sudah tahucaranya. Tapi saya tidak yakin dengan hasil hitungan rata-rata.
Jember, 19 Oktober 2015
Peneliti
Iin Indrawati
Lampiran
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA
Nama : Ahmad Maulidi (nilai tinggi)No Pertanyaan Jawaban
1Bagaimana tanggapanmu tentangpembelajaran matematika yang baru saja dilakukan?
Menyenangkan.
2Apakah ada kesulitan yang kamu temui selamapembelajaran?
Tidak sulit, tapimenghitungnya banyak sekali, jadi lama.
3Bagaimana menurutmu soal tes yang kamukerjakan?
Mudah. Semua sudahpernah diajarkan.
Jember, 19 Oktober 2015
Peneliti
Iin Indrawati