masyarakat dan renaissance muslim di birma
TRANSCRIPT
MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA(Makalah Kedua/Perkelompok)
Muhammad Syukri (108022000018)
Tri Aprilianto Amir (108022000003)
PROGRAM STUDI JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, Asia Tenggara merupakan bagian wilayah yang besar penduduknya atau
mayoritasnya memeluk keyakinan beragama Islam terbesar di dunia. Walaupun banyak
anggapan-anggapan bahwa banyak sekali dugaan dan fakta terhadap muncul atau kedatangan
Islam di Asia Tenggara ini. Ada yang menyakini bahwa Islam telah muncul kira-kira pada abad
ke-13 serta ada pula yang mengungkapakan sudah muncul setelah Islam pertama kali muncul.1
Itulah spekulatif yang muncul dalam pembahasan Islam di tiap berbagai belahan negara Asia
Tenggara.
Sebelumnya pemakalah dari kelompok dua ini akan menjelaskan, memaparkan, sebuah
tema yang menarik tentunya yang berjudul Masyarakat Dan Renaissance Muslim Di Birma.
Tentunya di dalam makalah atau paper ini akan membahas tentang awal mulanya masuk Islam
di birma, kehidupan masyarakat Islam di birma, dan sebab-sebab kebangkitan Muslim disana.
Pembuatan makalah ini menggunakan metode kepustakaan yang artinya melakukan
penulusuran ke berbagai perpustakaan guna memperkuat argumen dari teori-teori yang sudah
bermunculan atau yang sudah ada, bahkan kita pernah mendengarnya.
Jikalau dalam pembahasan terdapat kurang dan merasa tidak pusa dari pembaca makalah
ini, Pemakalah dengan halnya pembuatan makalalah tentunya siap bersedia untuk menerima
kritik, pertanyaan, saran bahkan tambahan lainnya guna membangun dan menambah variasi isi
makalah ini.
Jakarta, 9 Maret 2011
Kelompok II
1 Al-Chaidar, Wacana Ideologi Negara Islam Studi Harakah Darul Islam Dan Moro Front , (Jakarta: Darul Falah,1999), hlm. 22.
B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
Agar mudah di mengerti dan menghindari melebarnya pembahasan, sesuai dengan judul
yang di dapat penulis yaitu ’’Masyarakat dan Renaissance Islam Dari Burma’’ penulis akan
membatasi sekaligus merumuskan masalah mengenai awal kedatangan islam di burma dan
perkembangannya.
1. Kapan masuknya Islam di Negara Burma ?
2. Bagaimana Islam bisa di terima dan berkembang di Burma ?
3. Sebab-sebab kebangkitan islam di Burma ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar lebih mengetahui sejarah masuknya islam di Burma
2. Agar lebih mengerti mengenai proses perkembangan islam di Burma
3. Untuk mengetahui sebab-sebab renaissance islam di Burma
D. METODE PENELITIAN
Penulisan makalah ini penulis menggunakan metode library research atau dengan studi
kepustakaan. dengan menggunkan buku-buku yang ada di perpustakaan universitas atau
fakultas dan di perpustakaan lainya, atau dengan sumber sumber yang berkaitan dengan
makalah.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini di bagi atas tiga bab yaitu
BAB I
A. Latar belakang masalah
B. Pembatasan atau perumusan masalah
C. Tujuan penulisan
D. Metode penelitian
E. Sistematika penulisan
BAB II
A. Pembahasan
BAB III
A. Kesimpulan
B. Daftar pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masuknya Islam Di Birma Dan Jalur Islamisasinya
Birma merupakan nama asli lain dari negara Myanmar yang berpusat di kota Rangoon
(Yangoon). Terletak dengan di Asia Tenggara dan di sebelah barat bertetangga dengan negara
Bangladesh dan India, sedangkan pada sebelah timurnya berbatasan dengan Cina, Laos, dan
Thailand.2 Dibuku ini juga diungkapkan bahwa Islam merupakan suatu keyakinan kepercayaan
masyarakat utama di negeri jauh nan disana. Kemudian disusul oleh Buddha, Kristen. Akan
tetapi pada tahun 1999, dari penghitungan jumlah Myanmar ini memiliki total jumlah
penduduk 47.305.319 jiwa, dari hasil informasi tersebut bahwa agama yang diyakini atau dianut
oleh sebagian besar 85 % -nya adalah Budha, Islam dan Kristen merupakan sisanya yang artinya
adalah kelompok religious yang bersifat minoritas. Hasil sumber ini kami dapatkan dari buku
karangan Edi Sigar dengan bukunya yang berjudul Buku Cerdas.3
Walaupun disebut dengan Muslim yang minoritas, maka kita juga jangan harus melupakan
sejarah Islam di negara Myanmar ini. Walaupun agama Buddha merupakan agama yang banyak
dianut, tetapi dari beberapa sumber mengatakan bahwa kedatangan Islam telah hadir pada
abad ke- 7 M. ajaran agama Islam dibawa oleh orang-orang Arab Muslim di garis pantai dan
berlanjut pula setelah pada abad ke-7 M. Nama pantai yang didarati adalah pantai Arakan, dan
kemudian ke selatan. Seperti teori dagang yang memaparkan bahwa Islam telah ada karena
adanya hubungan kontak dagang antara penduduk asli setempat (Burma) dengan para
pedagang dari Arab, India, dan Malaysia yang lebih efektif ‘giat’ mensyiarkan agama Islam
tersebut.4
Lalu versi lainnya mengungkapkan bahwa Islam di Burma atau Myanmar ini telah datang
pada abad ke-9. Hal ini dapat dibuktikan dengan telah datangnya para pedagang Muslim di
Burma tepatnya di delta sungai Ayeyarwady, di pantai Taninthary dan di Rakhine, dimana saat
itu belum terbentuknya kerajaan Burma di 1055 Masehi oleh Raja Anawrahta dari Bagan.
2 H.M Iwan Gayo, Buku Pintar Seri Senior Edisi Syiar Islam, Cetakan ke- 38, (Jakarta: Pustaka Warga Negara, 2006), hlm. 531.
3 Edi Sigar, Buku Cerdas, cetakan 4, 5,6,7,8,9,10,09,08,07,06,05. (,PT Pustaka Delaprasta,2005), hlm. 285.4 M. Ali ketani , Minoritas Muslim Di Dunia Dewasa Ini, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.
204.
Kedatangan para Muslim tersebut juga telah didokumentasikan para pedagang dari Arab,
Persia, Eropa dan pelancong Cina dari abad ke-9. Burma Muslim keturunan masyarakat Muslim
yang menetap dan menikah dengan Burma kelompok etnis lokal.
Muslim tiba di Burma sebagai pedagang atau pemukim, personil militer, dan tawanan
perang, pengungsi, dan sebagai korban perbudakan. Namun, umat Muslim awal banyak juga
memegang jabatan penasihat kerajaan status, administrator kerajaan, otoritas pelabuhan,
walikota, dan laki-laki obat tradisional.5
Dalam hal ini kami dapat berkesimpulan bahwa Islam di Burma ini dibawakan oleh para
pedagang, berbeda dengan hal lainya dengan negara filiphina yang terkenal mayoritas
Muslimnya di kepulauan Manguindanao dan Sulu dimana sebagian besar proses Islamisasinya
adalah berdakwah yang dilakukan oleh Para syarif, atau da’i.
Dan menurut hemat kami meyatakan bahwa memang sudah mengakarnya budaya tulis
menulis oleh para pedagang maupun para pedagang pada masa tersebut, bahkan kita juga
pernah mendengar catatan Marcopolo, Itshing, Ibnu Batuta yang mencatat setalah ia mejejakan
kaki dari berbagai daerah-daerah Asia Tenggara ini meyatakan dengan catatanaya telah ada
pemeluk agama Islam pada saat mereka (pelaut-pelaut) atau pelancong armada laut yang telah
sampai di pulau yang ia jejaki. Berbagai kegiatan atau aktivitasnya para Muslim di Burma ini
tidak hanya berdagang saja, sebab pada sumber ini mengatakan telah ataus sudahnya memiliki
peranan hubungan antara para Muslim dan para birokrat pejabat-pejabat (memiliki jabatan ) di
kerajaan yang sudah ada di Burma, antara lainya juga telah disebutkan tadi.
Persia Muslim tiba di Burma utara di perbatasan dengan wilayah Cina Yunnan seperti yang
tercatat dalam Chronicles of China di 860 Masehi. Bermese Muslim kadang-kadang disebut
Pathi, nama diyakini berasal dari Persia. Banyak pemukiman di wilayah selatan Thailand dekat
hari ini yang terkenal karena populasi Muslim, dengan Muslim sering kalah jumlah Burma lokal.
Dalam satu catatan, Pathein dikatakan diisi dengan Pathis, dan diperintah oleh tiga Muslim
India Kings pada abad ke-13. pedagang Arab juga tiba di Martaban, Margue, dan ada
pemukiman Arab di kepulauan ini's Meik pertengahan barat tempat tinggal.
Selama masa pemerintahan Raja Bagan, Narathihapate (1255-1286), dalam perang Sino-
Burman pertama, Kubilai Khan Muslim Tatar menyerang dan menduduki Kerajaan Pagan daerah 5 www.freewikipedia.com/ artikel dari Oo Aung San's Blog
sampai Nga Saung Chan. Pada 1283, Kolonel Nasruddin Turki menduduki wilayah sampai
dengan Bamaw (Kaungsin). Orang Turki (Tarek) disebut Mongol, Manchuria, Mahamaden atau
Panthays. 6 Nah, kami juga mengambil benang merah pada argumen serta penjelasan yang
telah diungkapkan dalam artikel yang bersifat fakta oleh Oo Aung San's, bahwa Islamisasi di
daearah Burma ini sama dengan halnya kepulauan nusantara atau bahkan sama dengan
negara-negara Asia Tenggara lainnya, yakni Islam dibawakan oleh jalur perdagangan,
perkawinan dengan penduduk lokal (asli setempat), yang bisa saja akibat interaksi perdagangan
yang lama di tempat ini yang kemudian menunggu lama sekian lamanya perubahan angin guna
pulang ke kampung halamanya entah dari Arab, Persia, dsb.
Setelah itu benang merah lainya adalah politik, yakni suda ada juga para pendatang
Muslim yang sudah memiliki jabatan penting dari karesidenan kerjaan Burma pada saat itu.
Namun yang disayangkan adalah dari berbagai sumber yang kami dapatkan bahwa kami belum
menemukan peran da’I yang menyebarkan Islam di Burma tersebut. Lalu kami memiliki inisiatif
berkesimpulan memang di wilayah Asia Tenggara ini merupakan daerah yang terkenal dengan
baiknya penerimaan kedatangan pengaruh asing terutama dalam halnya dibidang agama,
budaya, dsb. Serta yang terakhir adalah menandakan pada zaman masuknya Islam di Burma ini
kami berkeyakinan pada saat itu orang-orang Arab dan para pedagang Muslim lainnya itulah
pada masa kejayaanya.
Sejarah lainnya tentang Islam di Burma adalah pembangunan atau pendirian kerajaan
Muslim di Arakan yang dibentuk oleh salah satu seorang raja Bengal Muslim dimana pada saat
itu nama raja yang berkuasa adalah Naseer-Ud-Deen Mahmud Shah (1442-59 M) kemudian
beliau membantu raja yang bernama Sulayman Naramitha membangun negara Mrauku yang
Muslim.
Pemerintahannya berlangsung beberapa abad di Arakan dan meluas sampai ke selatan
maoulmein pada saat itu yang menjabat pada era kegemilanganya adalah sultan Salim Shah
Razagri (1593-1612 M).7 Pada saat itu juga bahasa resmi yang digunakan di Arakan adalah
bahasa Persia. Dan ibu kotanya myohaung. Pada abad 1784 Burma yang sebagaian besarnya
adalah penganut Buddha berhasil mengalahkan atau menaklukkan negara Muslim tersebut,
6 Ibid.,7 M. Ali Ketani, Minoritas Muslim Di Dunia Dewasa ini, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005) hlm. 204.
kemudian sekitar pada tahun 1824 M dan 1826 oleh Inggris. Ketika pada tahun 1948 takala
Burma mencapai negara yang merdeka maka Arakan masuk dalam wilayah kekuasaan negara
Burma.
Namun pada sumber ini kami tidak menemukan alasan-alasan atau sebab-sebab kalahnya
kerajaan Muslim tersebut selain diserang oleh pengikut Buddha. Menurut analisis kami barang
kali akibat sudak kroposnya kekuatan pada dinasti Islam pada saat itu, bisa juga akibat
kedatangan pihak asing seperti Inggris yang sedang melalang buana ke pelosok penjuru negara
Asia Tenggara untuk menacari bahan komoditas terutama dalam segi hal sumber daya alamnya.
B. Tempat-Tempat Masyarakat Muslim Di Burma
Pada awalnya Muslim atau warga Muslim di Burma terpusat pada tempat-tempat tertentu
di kota-kota Burma dan sekitarnya, namun yang perlu diketahui adalah kebanyakan warga
Muslim tinggal di Rangoon dan Timur Lautnya, kemudian yang di luar Arakan, yang terpenting
adalah Moulmein (bagian Tanasserim), Moulmeingyun, (bagian Irawadi), Pyinmana dan Kyaukse
(bagian Mandalay), Shwebo (bagian Sagaing), namun kami tidak menemukan pula adanya
jumlah statistik tentang berapa jumlah Muslim di beberapa bagian tersebut. 8
Masyarakat Muslim di Burma terdiri dari dua kelompok etnik yakni, etnik yang berasal dari
Indo-Pakistan, terutama hidup dan tinggal terutama di kota-kota utama konteksnya adalah kota
besar, yang masih memiliki hubungan dengan anak benua India, dan berbahasakan urdu dan
tamil yang digunakan dalam percakapan secara fasih. Kemudian Muslim yang lainnya berasal-
usul atau bahasa sekarangnya adalah berdomisili dari Burma. Jumlah mesjid di Burma
berjumlah lima ribu mesjid, diantaranya merupakan mesjid-mesjid yang sudah ada dari dulu
atau sudah berabad-abad.
Kami menganalisis bahwa semakin eratnya dahulu hubungan orang-orang pribumi asli
Burma dengan orang-orang India, sebab mengapa? Kami beralasan bahwa dengan kedatangan
para pedagang Muslim ke wilayah ini yang dibawakan oleh pedagang Muslim India sehingga
terjadinya komunikasi dan juga akibat imigrasi sehingga terjadinya sebuah etnik yang mana
orang terdapatnya etnik indo-pakistan di Burma tersebut.
Lalu menurut hemat kami dengan ditandai bukti terdapatnya lima ribu mesjid menandakan
bahwa pada saat Muslim masuk kantong-kantong distrik seperti Arakan dsb, dengan itu 8 Ibid., hlm 205.
menandakan pada saat Islam masuk kedaearah tersebut kami menyakini adanya hubungan
yang baik dari penduduk lokal dengan pendatanga atau emigran Muslim di tempat Muslim
tinggal, sebab sudah terdapatnya lima ribu mesjid di Burma.
Selain itu kami juga membayangkan bahwa kemudahan masuknya Islam dan dapat
diterimanya akibat radiasi kebudayaan setempat dengan Islam mengajarkan peradaban yang
baik pada saat itu, Serta tidak memiliki pertentangan.
Salah satu lagi yang menerangkan tentang masyarakat Muslim di Burma adalah
kebanyakan Muslim di Burma adalah penganut ahlul sunnah waljama’ah. Kemudian penduduk
Muslim di Burma terdiri dari banyak unsur etnis. Etnis tersebut diantaranya adalah Burma,
India, dan kelompok kecil dari melayu yang berada di sana.
Lalu kehidupan disana juga tidak berasatu dan hidup dalam beberapa kelompok yang
berbeda dengan masyarakat mayoritas Buddha dan juga kerajaan yang memerintah. Kelompok
masyarakat Muslim disini hidup berasingan dalam kelompok mereka masing-masing bangsa
atau keturunannya.9 Dengan hal ini berarti kita dapat mengetahui gambaran bahwa masyarkat
Islam di Burma merupakan Islam Ahlul Sunnah Waljama’ah serta hidupnya juga tidak jauh dari
kelompok masing-masing mungkin disebabkan terjaminya keamanan di kelompok tersebut.
Akan tetapi hidup yang seperti juga dianggap kurang baik sebab kesukuannya lebih tinggi
(primodialisme), lalu sulitnya untuk berkembang melihat situasi dan kondisi yang sekarang
sehingga buta akan informasi dan ilmu pengetahuan hal itulah yang akan mengancam jika
hidup tetap seperti itu menurut pandangan kami.
Masih pada buku karangan wan kamal mujani yang berjudul minoriti Islam telah
terbentuknya masyarakat Muslim yang bedasarkan kelompok dan juga kapan mereka (Muslim
di Burma datang) seperti halnya adalah:10
1. Masyarakat Islam keturunan Burma
Masyarakat keturunan Burma asli yang paling lama menempati Burma dengan waktu yang
lebih lama atau terdahulu ketimbangan dengan kelompok Muslim lainnya. Masyarakat Muslim
ini tinggal di daerah kawasan Sweboyang berhampiran dengan ibu kota raja-raja Burma pada
9 Wan Kamal Mujani, Minoriti Islam, cetakan pertama, (Bangi: Universiti Kebangsaan Malaysia, 2002), hlm. 57-58.
10 Ibid,. 58-59.
zaman kolonial. Dibuku kami mendapatkan informasi bahwa masyarakat keturunan Muslim
Burma ini menyebutkan bahwa asal-usul nenek moyang mereka adalah memiliki perkerjaan
buruh, pedagang dan peniaga yang datang dari sebelah barat yaitu utara India yang datang atau
tepat bahasanya adalah singgah di daerah ini pada abad ke-13 dan ke-14 M.
Masyarakat Muslim disini merupakan hasil perkawinan antar unsur etnis yang berbeda.
Masyarakat disini juga biasanya disebut dengan panggilan akrabnya adalah Zairbadi atau Pathi.
Meraka adalah penduduk tempatan Myanmar dari segi tempat tinggal (lahir), bahasa dan juga
bangsa. Di buku ini juga dikatakan bahwa penampilan, kelakuan adat, meraka tidak dapat
dibedakan dengan penduduk Myanmar keturunan Burma yang beragama Buddha. Pada tahun
1983, jumlah masyarakat ini kurang daripada satu pertiga penduduk Islam Myanmar.
Jadi menurut kami kemungkinan besar penduduk muslim asli Burma ini telah memeluk
islam akibat interaksi dari dunia perdagangan sebab dari asal-usul nenek moyangnya
merupakan pedagang yang handal tentunya, hal ini juga nampaknya masuk islamnya keturunan
muslim Burma asli ini juga dari peran pedagang berdomisili dari india yang pernah singgah di
kawasan Sweboyang ini. Lalu terjadilah kontak terhadap wanita penduduk asli dengan pria
pedagang sehingga terjadilah perkawinanm menurut syariat islam sehingga wanita penduduk
asli tersebut menjadi mu’alaf dan melahirkan keturunanya yang beridentitaskan muslim dan
berkembang lagi dari tahun-ketahun jumlahnya di daerah ini.
2. Masyarakat Islam Keturunan India
Muslim keturunan India di Burma ini datang pada sekitar abad ke-19. Kedatangan mereka
tepat disaat Myanmar sedang terjajah dengan kolonial Inggris. Kemudian Inggris juga telah
menggunakan kekuasaannya waktu itu di Burma.
Kemudian maka didatangkanlah para atau pekerja-pekerja, pedagang yang berasal dari
India tersebut di tempatkan ke daearah yang bernama kota Yangoon pada tahun 1930-an.
Kelompok Muslim India membentuk lebih daripada satu pertiga penduduk Islam Myanmar. Dan
para Muslim India tersebut tinggal di daerah Bandar-bandar besar yang melibatkan diri dalam
aktivasi perdagangan. Di kota Yangoon tersebut Muslim di India juga melakukan amalan
keagamaan dan kebudayaan asli dari India.
Menurut kelompok kami islam berkembang di daerah yangoon ini pasti lebih besarnya
keberadaan muslim akibat pengaruh geografisnya yang pertama. Sebab banyak Bandar
merupakan pintu masuk yang paling utama masuknya agama dan unsur-unsur kebudayaan
baru yang dibawa oleh para pendatang pada umumnya. Jadi Bandar merupakan tempat yang
paling efektif dalam perkembangan Islam dikala waktu itu di Yangoon. Yangoon itu juga
merupakan tempat lalu-lalangnya perdagangan yang ramai.
3. Masyarakat Islam di Arakan
Masyarakat Muslim ini tinggal atau menetap di daerah Arakan atau Rakhie yang
berbatasan dengan Bangladesh. Kelompok Muslim ini sangat dikenal dengan nama julukannya
Rohingya yang merupakan keturunannya adalah perkawinan percampuran silang antara Arab
dan Parsi dengan wanita-wanita setempat semenjak abad ke-7 atau 9 M.
kelompok Muslim ini disebutkan juga bahwa memiliki peran yang penting melawan
penjajahan Jepang waktu dimana kelompok ini bergabung atau berkoalisi dengan Inggris guna
menundukan Jepang dari daerah ini.
Setelah itu terjadi juga perlawanan kelompok ini dengan kelompok mayoritas Buddha
akibat pergeseran antara kelompok Rohingya dengan Buddha. Akibat atau dampak yang terjadi
adalah pengusiran besar-besaran terhadap kelompok Muslim ini ke Bangladesh.
Selain itu kelompok Muslim di Arakan juga ada kelompok yang bernama Benggali yang
berhijrah ke Bangladesh semasa kependudukan Inggris. Kumpulan Islam lainnya berkumpul
atau tinggal bersama dengan masyarakat umat Buddha lainnya di kota Arakan dan hidup
terasing dari pada kedua-dua golongan Islam diatas. Mereka merupakan golongan Islam yang
paling miskin dan paling telak menerima penindasan dari pihak pemerintah Myanmar.
Lagi-lagi menurut kami kunci masuknya Islam di arakan ini juga pasti tidak luputnya dari
perdagangan dan perkawinan, baik penduduk lokal yang sudah Islam maupun penduduk non-
muslim yang telah menikah dengan para saudagar dari Arab dan Persia.
Kelompok muslim rohingya ini merupakan kelompok muslim yang bertahan akan ketidak-
adilan dari pihak pemerintah Myanmar tersebut. Pernah pula terjadinya pertikaian antar-
kelompok agama yang berbeda seperti Islam Ronghigya dengan kelompok mayoritas Buddha
yang diback up atau didukung oleh pihak pemerinta Myanmar itu sendiri. Kesinisan dan
pendiskriminasian Muslim di Myanmar sangat terang-terangan menjadi nyata dan apalagi
ketidak harmonisan ini juga dibantu oleh pihak militer pemerintah.
Banyak juga jumlah muslim yang terbunuh akibat konflik agama tersebut, dan menurut
kami pula dengan adanya perperangan antar-agama tersebut juga merugikan kedua belah
pihak, lalu juga hilangnya anggota keluarga serta kemiskinan juga tertimpa kepada pihak yang
minoritas muslim yang menjadi miskin serta dalam status sosialnya menjadi bagian kelompok
yang menjadi kelompok yang terasingkan dalam kehidupanya.
Alangkah baiknya jika perperangan antar-agama tersebut tidak terulang lagi untuk ke masa
depanya serta menjalakan kehidupan dengan pluralisme dan toleran terhadap Antar-Agama
yang berbeda lainnnya.
4. Masyarakat Islam Berketurunan Cina
Masyarakat Islam ini adalah para pendatang dari cina yang menyebarangi sempadan
Myanmar-cina di sebelah barat laut. Nama komunitas masyakat Muslim ini disebut olah orang-
orang Burma adalah pathay, kelompok ini merupakan golongan peniaga di Sempadan
Myanmar-Cina. Kelompok ini tinggal di daerah wilayah yang bernama Shan dan di negeri Ma
dalam kawasan Kangtung.
Kehidupan kelompok Muslim ini adalah pertama mahir akan perdagangan dan pertanian.
Serta keberadaan kelompok ini ada di daerah Rangoon dan Maoulmin. Tapi dibidang pertanian
ini hanya sebagai pekerjaan tambahan guna mencukupi kehidupan sehari-sehari saja.
Menurut kerangka berfikir kami nampaknya agak sama dengan teori Prof. Sumarsono yang
mengatakan setidaknya seperti ini, yakni islam juga disebarkan oleh orang-orang atau
komunitas muslim Cina. Hal ini juga nampaknya juga terjadi oleh keturunan china Muslim di
Rangoon dan Maolmin. Dan tidak salah lagi kami meyakini bahwa datangnya Muslim Cina
tersebut juga disebabkan awal mulanya berdagang. Secara tidak langsung juga kita telah
mengetahui bahwa orang-orang chinaise kebanyakan pekerjaan atau mata pencaharian
kehidupanya adalah berdagang.
C. Rennaissance Muslim Di Birma
Sebenarnya kami berpendapat dari sumber-sumber yang kami pahami kebanyakan
Kebangkitan di Asia Tenggara menjelaskan kebangkitan secara umum secara keseluruhan,
sedikit sekali menemukan kebangkitan Muslim terutama itu di negara Burma (myanmar).
Jadi rennaissance di Asia Tenggara pada umunya terjadi oleh beberapa faktor, yaitu:11
pertama dan yang terpenting adalah bahwa Islam itu dijadikan power, maksud disini
menjelaskan bahwa Islam merupakan suatu wadah kekutan politik tatkala waktu itu telah
terbentuknya suatu dinasti atau kerajaan.
Hal ini kami contohkan di Burma adalah kerajaan Islam Burma. Dengan sarana saluran
politik inilah yang menjadikan Islam dapat berkembanga pesat dan menjadi suatu kebangkitan
dengan bukti adanya sebuah kerajaan atau timbulnya suatu dinasti. Dari kejayaan tersebut
akibat dari semua lapisan masyarakat telah memberikan konstribusi terhadap pemerintahan,
misalnya para ulama memberikan pemikiran dan masukan terhadap kerajaan sehingga mampu
membuat karya terbesar sehingga otomatis kerajaan menjadi maju dibidang ekonominya.
Kedua, kemajuan atau kebangkitan Islam se-antera Asia Tenggara akibat dampak jaringan
serta peran pedagang dan ulama yang berkembang pesat. Sehingga terjadinya pertukaran
kebudayaan antara kaum intelektual Muslim maupun ulama dengan ulama dalam
menyebarkan agama Islam tersebut. Lalu contoh yang riilnya adalah di Burma adalah rajinya
atau tekunnya mengIslamisasikan di Burma yang telah dilakukan oleh orang melayu terutama
Malaysia, dan dibantu juga dengan orang-orang Gujarat. Baik yang dilakukan oleh ulama (da’i)
dan para pedagang yang sempat singgah di Arakan dll.
Ketiga, faktor-faktor kebangkitan Islam lainnya adalah pertama, dibayarkannya beberapa
tunggakan perang dunia II kepada Muslim yang memungkinkan mereka naik haji dan
membangkitkan kesadaran Islam mereka, kedua bertambahnya perkumpulan atau organisasi
Islam yang didukung oleh masyarkat lokal bahkan internasional, ketiga, didirikannya sekolah-
sekolah tinggi dan universitas-universitas swasta maupun negeri di negara ini yang memberikan
kuliah-kuliah dan gelar-gelar dalam studi Islam, keempat adalah dengan adanya
11 Moeflich Hasbullah, Asia Tenggara Konsentrasi Baru: Kebangkitan Muslim, (Bandung: Fokus Media, 2003), hlm 113.
pemberontakan Moro mengakibatkan kesadaran akan pentingnya kebangkitan pencitraan di
kalangan dunia Muslim dan negara-negaranya.12
Kemajuan lainnya menurut kami adalah terbentuknya instasi-instasi kependidikan Islam
yang membawa pengaruh besar guna mencerdaskan Muslim yang akan menimbulkan dampak
positif yakni menciptakan intelektual-intelektual Muslim kedepanya. Dari pernyataan tersebut
kami mengutip dari buku Tradisi Dan Kebangkitan Islam Di Asia Tenggara dari karangan Taufik
Abdullah dkk.
Kemudian di paragraf ini kami akan menjelaskan tentang contoh-contoh yang kami anggap
adalah suatu bentuk kebangkitan di Burma terutama pada bidang agama, yakni mengartikan
atau zaman sekarang kita kenal dengan translate bahasa Arab yang terkandung di Al-Qur’an
kebahasa Burma oleh suatu wadah yang dikenal dengan para ulama disana dengan bahasa
Burma walaupun tidak cukup literature Islam dalam bahasa itu.13
Kami memikirkan bukan bahasa Arabnya yang diubah dengan bahasa Burma melainkan
hanya makna isi kandungannya. Hal ini bagi kami merupakan wujud yang nyata untuk warga
Muslim di Burma tidak hanya membacanya saja melainkan guna mengetahui maknanya serta
mengamalkannya. Dengan cara mengartikan bahasa Al-Qur’an ke bahasa Burma maka warga
Muslim (civil Muslim) lebih mudah dimengerti.
Hal ini juga pernah dilakukan pula oleh Muhammad Iqbal salah satu orang yang terkenal di
elit kancah perpolitikan India dimana beliau juga melakukan hal yang sama dengan halnya yang
dilakukan oleh para ulama Burma, Agar juga menghindari suatu paham jabariah dan terlalu
taklit pastinya di setiap insan Muslim, sebab jika hal itu terjadi maka tidak akan terjadinya
kebankitan Islam di India. Itulah sebagian kecil dari contoh lainnya yang masih memiliki tujuan
sama dari hasil analisa kami yang juga membawa pengaruh positif juga kepada umat Muslim di
Burma.
Hal lainnya dapat melakukan ibadah haji yang merupakan bagian dari rukun Islam yang
wajib bagi mampu, dengan adanya naik haji tersebut bisa bahkan dapat dikatakan sudah terjadi
12 Taufik Abdullah, Tradisi Dan Kebangkitan Islam Di Asia Tenggara, (Jakarta: LP3S, 1988), Hlm.348.13 M. Ali Ketani, Ibid., hlm. 205.
kemajuan orang-orang Muslim di Burma melaksanakan ibadah tersebut bahkan setiap
tahunnya sebelum memasuki tahun 1962.14
Secara tidak langsung artinya adalah Muslim disana adalah orang yang maju dalam
perkembangan ekonominya. Selain hal itu juga pasti mendapatkan ilmu pengetahuan tentang
agama yang disana sehingga terjadilah yang namanya pengabdian terhadap Muslim lainnya di
Burma yang mengajarkan tentang agama Islam setelah kembali ke tanah airnya.
Selain haji kemudian contoh lainnya yang real (nyata) bahwa penduduk Muslimnya juga
sudah ada didirikannya beberapa instasi pendidikan seperti sekolah Muslim ynag kebanyakan
muridnya adalah mayoritasa 60% adalah anak Muslim. Dengan pendidikan inilah juga
membangkitkan para kaum Muslim di Burma guna mencipatakan generasi ke generasi Muslim
lainnya menjadi akhlakul karimah serta berkehidupan dan berkribadian yang baik sesuai syariat
agama tentunya.
Bahkan di buku yang berjudul minoritas Muslim di dunia dewasa ini juga menjelaskan
kepada kita semua, sebagaimananya pihak Muslim telah menyelenggarakan tiga sekolah
menengah yang kemudian dinasionalisasikan pada tahun 1964 M. sebelum dinasionalisasikan
juga sudah ada enam lembaga pendidikan al-qur’an, namun di sekolah negeri milik pemerintah
tidak diberlakukan kurikulum agama Islam atau mengajarkan agama Islam hal ini merupakan
suatu hal diskriminasi pil pahit bagi Muslim yang disana.
Masih pada judul buku yang sama pula dikatakanya pula banyak Muslim yang lulus
diperguruan tinggi atau yang kita sebut dengan universitas tetapi prioritasnya persenstasinya
sekitar separuh dari yang non- Muslim. Bahkan banyak Muslim di Burma yang memiliki propesi
sebagai ahli hokum, insiyur, dokter, dan professor di unversitas tetapi mereka makin lama
makin berkurang akibat emigrasi. Jumlah Muslim di pemerintah dan angkatan bersenjata
sekarang tidak berarti.15
Analisis kami memperkirakan bahwa tersisihnya para Muslim yang memiliki perkerjaan
yang baik mungkin pula disebabkan oleh desakan atau tekanan dari pemerintah Myanmar
dengan kesinisanya terhadap Muslim yang sudah dianggap sukses, sehingga para Muslim
lainnya yang sudah sukses berkelana atau hijrah ke negara atau kota-kota lainnya untuk
14 Ibid., hlm. 205.15 Ibid,. hlm. 206.
menyambung kehidupan yang lebih baik lagi. Dengan tersisihnya atau hilangnya para
cendikiawan Muslim di Burma juga dapat meyebabkan krisis ilmu pengetahuan kepada umat
Muslim lainnya.
Contoh lainnya lagi bahwa ada Kebangkitan Islam di Burma sebelum angkatan bersenjata
Burma mengambilalih pada tahun 1962 serta menetapkan cap sosialismenya, Muslim di Burma
menyatu dengan penduduk. Kemudian jua ada orang Muslim yang menempati diketentaraan
dan di pemerintahanya seperti Haji M.A. Bachid, sekali menjadi Menteri Pusat Burma. Lalu juga
ada dua Hakim Muslim di Pengadilan Tinggi dan ada empat Muslim menjadi menteri di satu
atau lain waktu. Massa mayoritas Muslim adalah para petani dan sebagian lainnya adalah para
pedagang yang kaya.
Kebangkitan Muslim di Burma lagi adalah para Muslim di Burma pada tahun 1930-an telah
mendirikan sebuah instansi kesehatan atau yang sekarang kita kenal dengan rumah sakit dan
sebuah dana pusat Muslim serta organisasi Muslim lainnya. Salah satu nama organisasi yang
terkemuka adalah Jamiat Ulema-E-Islam, organisasi Muslim seluruh Burma dan dewan urusan
agama Islam.16
Tanpa kita sadari dari perbincangan dari paragraf sebelumnya di sub-bab kebangkitan
Muslim di Burma adalah setelah tahun 1960-an telah terjadinya tekanan-tekanan yang
dilakukan oleh pemerintah Myanmar (Burma) tersebut dimana saat dunia Islam di Burma
sedang bangkitnya malah lambat-laun seolah-olah menjadi macan ompong akibat kebijakan-
kebijakan sewenang-wenangan yang membuat runtuhnya kebangkitan Islam di Burma.
16 Ibid,. hlm. 206.
BAB III
KESIMPULAN
Kita bisa mengambil kesimpulan bahwasannya islam di negara burma pada awalanya di
sebarkan oleh bangsa para pedagang, hal ini terjadi karena sekitar abad ke-7 terjadi
perdagangan internasional yang melintas dari negara timur tengah, india menuju cina.
Dalam perkembangannya islam di negara burma bisa di terima dengan baik karena islam
datang dengan cara yang damai, selain itu islam membawa ajaran yang tidak mengenal
stratifikasi di dalam masyarakat, berbeda dengan agama lain yang menggunakan kepercayaan
kasta dalam kehidupan masyarakatnya. Sebab karena itu islam bisa di terima oleh masyarakat
burma. Namun faktor-faktor tersebut tidak serta merta menjadikan islam sebagi agama
mayoritas di burma, karena disana, agama Budha telah mengakar kuat sebelum islam. Hal itu
juga yang sedikit banyak mempengaruhi keadaan hidup warga muslim disana yang terkadang
mendapat perlakuan diskriminatif dari kelompok mayoritas.
Namun berposisi sebagai minoritas bukan berarti selalu termarjinalkan dan menjadi objek
pesakitan dari golongan mayoritas, begitu juga yang terjadi di burma. Islam juga mengalami
fase rennaisance atau kebangkitan di negara burma. Fase kebangkitan itu sebelum era 1960-an
karena sesudah itu, tekanan dan kesewenang-wenangan dari pihak penguasa membuat muslim
di Burma kembali dalam posisi yang menyusahkan.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik. 1988. Tradisi Dan Kebangkitan Islam Di Asia Tenggara. Jakarta: LP3S.
Ali Ketani, M. 2005. Minoritas Muslim Di Dunia Dewasa ini. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Chaidar, Al. 1999. Wacana Ideologi Negara Islam Studi Harakah Darul Islam Dan Moro
Front. Jakarta: Darul Falah.
Hasbullah, Moeflich. 2003. Asia Tenggara Konsentrasi Baru: Kebangkitan Muslim. Bandung:
Fokus Media.
Iwan Gayo, H.M. 2006. Buku Pintar Seri Senior Edisi Syiar Islam, Cetakan ke- 38. Jakarta:
Pustaka Warga Negara.
Kamal Mujani, Wan. 2002. Minoriti Islam, cetakan pertama. Bangi: Universiti Kebangsaan
Malaysia.
Sigar, Edi. 2005. buku Cerdas, cetakan 4, 5,6,7,8,9,10,09,08,07,06,05. PT Pustaka
Delaprasta.
www.freewikipedia.com/ artikel dari Oo Aung San's Blog