manajemeninvestasidanpasarmodal.files.wordpress.com…  · web viewcara gila jadi pengusaha. ala...

20
CARA GILA JADI PENGUSAHA ALA PURDI E. CANDRA (TUGAS MANAJEMEN INVESTASI & RESIKO) Disusun oleh : Dewi Ayu Kusuma Pertiwi 1108026005 PROGRAM STUDI PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA

Upload: phamthien

Post on 04-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: manajemeninvestasidanpasarmodal.files.wordpress.com…  · Web viewCARA GILA JADI PENGUSAHA. ALA PURDI E. CANDRA (TUGAS MANAJEMEN INVESTASI & RESIKO) Disusun oleh : Dewi Ayu Kusuma

CARA GILA JADI PENGUSAHA

ALA PURDI E. CANDRA

(TUGAS MANAJEMEN INVESTASI & RESIKO)

Disusun oleh :

Dewi Ayu Kusuma Pertiwi

1108026005

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA

MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

Page 2: manajemeninvestasidanpasarmodal.files.wordpress.com…  · Web viewCARA GILA JADI PENGUSAHA. ALA PURDI E. CANDRA (TUGAS MANAJEMEN INVESTASI & RESIKO) Disusun oleh : Dewi Ayu Kusuma

CARA GILA JADI PENGUSAHA ALA

PURDI E. CHANDRA

Cara Gila berbisnis yang dilakukan Purdi E. Candra memang mengundang perhatian kita. Banyak cara yang ia lakukan dengan tak lazim. Namun menurut Purdi, kalau kita memang sudah yakin bahwa menjadi pengusaha adalah pilihan hidup, kita harus berani menantangnya dan secepatnya melakukan hal-hal yang sifatnya membakar optimisme itu walaupun dengan tindakan gila. Sejak kuliah di UGM, ketika Purdi berusia 25 tahun, ia nekat keluar dan meninggalkan kuliahnya serta melantik diri sebagai presdir Primagama group, meski berkantor hanya disebuah ruko kecil dipinggir jalan Pierre Tendean di selatan perempatan Wirobajan, Yogyakarta. Tindakan atau sikap Purdi yang demikian dinilai gila oleh keluarganya. Tapi nyatanya, kini ia telah mampu membangun kembangkan Primagama menjadi Raja Bimbingan Belajar dan menjadi market leader 600 cabang diseluruh tanah air dengan puluhan cabang usaha lain. Tak salah kalau Tukul Arwana lewat acaranya yang ditonton di 9 negara, “Empat Mata”, pernah menjadikan Purdi sebagai tamu istimewanya. Majalah SWA, Tajuk, dan Ernest & Young juga pernah me-listing nama presdir primagama group sebagai nominator Entrepeneur off the years dalam beberapa versi mereka.

A.Menjadi Seorang Entrepreneur

“Jika kita punya tekad besar, tak mustahil hal itu (menjadi seorang entrepreneur) akan terwujud.” Menurut Purdi, banyak diantara kita yang ingin bekerja pada perusahaan orang lain sebagai karyawan, baik swasta maupun pegawai negeri sipil. Mereka memang cukup punya alasan, yaitu demi keamanan. Setiap bulan, nyata mendapat gaji dan ada jaminan investasi ketika tua dengan adanya pendapatan pensiun. Maka, tidak salah kiranya jika kita mengatakan bahwa minim sekali orang yang berkehendak dan tertarik untuk menjadi entrepreneur. Hal itu karena diantara kita banyak yang tidak siap menghadapi risiko, atau lebih tepatnya kita lebih suka menjauh dari risiko sehingga, tidak mengherankan banyak diantara kita yang kemudian takut untuk menjadi entrepreneur. Demi alasan keamanan itulah seorang karyawan sulit untuk berubah posisi menjadi entrepreneur. Padahal, menjadi seorang entrepeneur sangat mudah. Asalkan kita punya tekad besar, tak mustahil untuk hal itu akan terwujud. Kita tentu akan lebih bangga karena pada akhirnya punyak banyak karyawan dan bisa menggaji mereka.

Menurut purdi, kita sudah terbiasaa dengan paradigma lama, dimana setelah lulus sekolah kemudian mencari kerja, lalu bekerja keras dan terus mendapaatkan uang. Setelah uang itu diraih, uang itu kemudian ditabung, dan akhirnya kita tak pernh berani mengambil resiko. Kita tak pernah belajar untuk berani membuka usaha. Sebaliknya, kita justru lebih dajarkan cara mencari pekerjaan pada perusahaan orang lain, atau dengan kata lain, menggantungkan nasib pada orang lain. Sehingga, ketika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, seperti terkena PHK, kitapun menganggur. Oleh karena itu, menurut Purdi, sistem pendidikan kita semestinya mengajarkan kita bisa mandiri.Di era otonomi sekarang ini, tak ada salahnya kalau kita mau membangun mental dan emosi kita. Kita harus pula selalu punya keberanian mengaambil resiko. Kita tidak seharusnya takut membuat kesalahan dan tidak seharusnya takut untuk gagal. Sebab dengan begitu, kita akqan lebih mempunyai keberanian membuka usaha.

Page 3: manajemeninvestasidanpasarmodal.files.wordpress.com…  · Web viewCARA GILA JADI PENGUSAHA. ALA PURDI E. CANDRA (TUGAS MANAJEMEN INVESTASI & RESIKO) Disusun oleh : Dewi Ayu Kusuma

Bahkan, menurut Robert Kiyosaki, penulis bestseller, Rich Dad Poor Dad, untuk bisa menjadi pengusaha, maka kita harus punya mimpi, tekad besar, kemauan untuk belajar, dan kemampuan menggunakan dengan benar aset kita yang tak lain merupakan pemberian Tuhan.Kesimpulannya, Mengapa banyak orang disekitar kita yang tidak tertarik untuk memiliki bisnis sendiri? Jawabannya adalah karena mereka tidak mau dengan resiko dan takut menghadapi risiko. Sehingga, mental dan emosinya hanya ingin aman-aman saja.

1. Siapa Pun Bisa menjadi Entrepreneur

Sebenarnya, siapa pun bisa menjadi entrepreneur meskipun banyak persepsi di lapangan yang masih sering kita dengar bahwa kebanyakan orang Padang, Bugis, atau keturunan Cina lebih berhasil dibidang bisnis dibanding etnis lainnya. Menurut Purdi, hal itu bukan satu-satunya alasan kesuksesan mereka dalam berbisnis. Justru menurutnya, mereka sukes karena memang sejak kecil sudah belajar secara informal tentang bisnis (yang menjadi dunia orang tuanya) dari ingungan keluaarganya secara terus menerus. Kemudian, mereka merekamnya dalam memori otak, yang selanjutnya membentuk pola berpikir dan cara perilaku.Sejatinya, meski kita tak memiliki bakat dagang, bukan berarti kita tidak bisa menjadi pedagang atau wirausahawan. Karena itu janganlah kita merendahkan diri hanya karena persoaan berbakat atau tidak. Untuk menjadi pengusaha sebenarnya juga tidak bergantung pada usia tua atau muda, kaya atau miskin, jenius atau bodoh, berpendidikan atau bukan. Gelar formal seseorang tidak menjamin atau sebagai satu-satunya faktor penentu keberhasilan menjadi entrepreneur.

Buktinya, Al Ries, seorang penulis buku Positioning the battle of your mind pernah mengungkap bahwa lebih dari lima puluh persen anggota eksekutif puncak di McDonald’s Corporation ternyata juga tidak bergelar akademi. Namun, mereka mampu meraih kesuksesan yang luar biasa. Selain itu, untuk menjadi pengusaha juga tidak mengenal etnis artinya, etnis apapun bisa menjadi pengusaha yang sukses. Karena itulah, sepatutnya kita tak perlu khawatir atau alergi dengan dunia entrepreneurship.

Keberhasilan seseorang menjadi pengusaha sesungguhnya sangat tergantung pada kemampuan untuk merekayasa diri melalui pengalaman hiup diluar keluarga, misalnya melalui pendidikan, pelatihan, atau mentoring. Atau, bisa juga dengan belajar dari pengalaman dilapangan, yang disebut Purdi sebagai “Universitas Kehidupan”. Apalagi, kalau kita juga mampu melaksanakan empat tugas pokok seorang wirausahawan, yaitu tugas kreatif, tugas manajerial. Tugas interpersonal, dan tugas kepimpinan. Hal tersebut akan lebih memungkinkan lagi bagi kita untuk lebih bisa meraih keberhasilan dalam kriteria sebagai pengusaha yang sukses. Kuncinya hanya satu, yaitu percayalah pada kemampuan kita sendiri. Buanglah jauh-jauh rasa pesimis yang membuat kita merasa tidak mampu menjadi pengusaha yang sukses.

2. Menempuh Jalur Cepat Menjadi Entrepreneur Profesional

Umumnya, seorang pengusaha akan semakin diakui kepiawaiannya bila sudah berhasil membuka usaha dan berjalan mulus kemudian merintis usaha berikutnya. Akan tetapi, walaupun kita telah berhasil dengan suatu bisnis tertentu, jangan merasa puas dengan hanya mengandalkan satu usaha sebagai satu-satunya sumber penghasilan. Jika prinsip bisnis kita demikian, maka ibarat menaruh telur dalam suatub

Page 4: manajemeninvestasidanpasarmodal.files.wordpress.com…  · Web viewCARA GILA JADI PENGUSAHA. ALA PURDI E. CANDRA (TUGAS MANAJEMEN INVESTASI & RESIKO) Disusun oleh : Dewi Ayu Kusuma

keranjang. Jika keranjang tersebut terguncang lalu jatuh, semua telur di dalamnya pecah. Maka otomatis, hilang semua harapan kita tanpa sisa. Artinya, seorang entrepeneur jangan hanya mengandalkan suatu harapan hanya pada satu usaha saja. Berbisnis itu seperti roda, kadang diatas, kadang pula dibawah.

Seiring berjalannya waktu, tak semua jenis usaha bisa bertahan dan langgeng. Untuk itu, sebagai langkah antisipasi, seorang entrepeneur sangat dianjurkan untuk merintis usaha baru tanpa perlu memikirkan kaitan antara usaha baru dan usaha sebelumnya.Sebagai pemegang bisnis, sebaiknya pengusaha tidak perlu pada satu usaha. Bukan berarti fokus menjadi tidak penting. Saat perintisan usaha, fokus memang perlu, akan tetapi setelah usaha berjalan dan para staf atau manajer bisa menjalankannya, pemilik tak perlu fokus memikirkan prospek usaha tersebut. Lebih baik ia memikirkan ide untuk membuka usaha baru lainnya. Karena semakin banyak usaha baru yang bisa dirintis, secara tidak lansung semakin banyal pula lapangan kerja yang tersedia. Tenaga yang bisa direkrut pun semakin banyak. Sebagai implikasinya, akan banyak terserap pengangguran untuk bekerja diperusahaan tersebut.

Selain itu, yang tidak kalah penting dalam bisnis adalah pengusaha hendaknya terus mengembangkan konsep melayani banyak orang. Dengan semakin banyak orang yang bisa dilayani, maka akan semakin banyak pula rezeki yang bisa kita peroleh. Kalau kita mampu melayani ratusan orang lewat usaha kita, maka miliaran rupiah bisa kita peroleh. Dan, ketika kita sudah banyak mendapatkan rezeki, maka harus banyak pula beramal. Sebab, dengan beramal, ibarat kita edang berinvestasi, memberikan dana tanpa berpikir kepastian. Hal tersebut merupakan karakteristik seorang entrepreneur sejati, yakni berani mengambil resiko.

B. Modal Dasar Entrepreneur Pemula

Masalah yang seing kali terjadi pada pengusaha pemula atau mereka yang ingin memulai usaha adalah keyakinan mereka bahwa untuk memulai usaha harus memiliki uang sebagai modal awal usaha terlebih dahulu. Padahal, hal tersebut merupakan pandangan yang salah.

Untuk memulai sebuah usaha, modal awal yang perlu dimiliki oleh seorang calon entrepreneur atau entrepeneur pemula sebenarnya cukup sederhana, yaitu keberanian dan bukan modal uang. Purdi menyatakan bahwa seorang wirausaha jangan takut untuk bermimpi, erus mencoba setelah mengalami kegagalan, harus siap merantau,harus siap menghadapi situasi kegagalan, dan juga harus siap menggapai sukses. Lima hal tersebut merupakan modal dasar yang didapat dari pengalamannya selama ini.

Menurutnya, seorang entrepreneur jangan takut bermimpi, karena mimpi kita tidak lain dari bagian visi kita yang akan menjadikan blue print kenyataaan. Oleh karena itu, rezeki yang kita inginkan bisa mengikuti mimpi kita, bahkan dalam banyak realita, rezeki itu berbanding lurus dengan mimpi kita. Misalnya yang terjadi pada Purdi sendiri. Sejak kecil, Purdi sudah di didik berjiwa usaha. Di bangku SMP, ia sudah beternak Ayam dan Bebek, kemudian menjual telurnya ke pasar. Purdi bermimpi kelak ia akan menjadi pengusaha sukses. Dan ternyata, mimpi itu mejadi sebuah kenyataan seperti yang dia rasakan saat ini.

Sehingga, bila kita tidak takut untuk memulai langkah, maka selanjutnya adalah cobalah untuk mewujudkan ide bisnis. Seorang entrepreneur harus pantang berhenti.

Page 5: manajemeninvestasidanpasarmodal.files.wordpress.com…  · Web viewCARA GILA JADI PENGUSAHA. ALA PURDI E. CANDRA (TUGAS MANAJEMEN INVESTASI & RESIKO) Disusun oleh : Dewi Ayu Kusuma

Ia harus mencoba dan terus mencoba. Kita harus berani menghadapi kegagalan berulang-ulang dan anggaplah hal itu sebagai proses belajar menuju kesuksesan.Kegagalan merupakan hal yang biasa dalam sebuah bisnis. Sedangkan terus mencoba dan berani gagal merupakan hal yang luar biasa. Jangan patahkan semangat kita hanya dengan mengukur kegagalan, tetapi lihatlah berapa kali kita berani bangkit dan mencoba lagi.

Berani mimpi, menurut Purdi, adalah blue print dari sebuah visi kedepan seorang wirausaha. Mimpi itu akan mensugesti seseorang untuk berhasil dan mengerahkan semua kemampuannya untuk mencapai visinya. Mimpi ini pula akan memotivasi bawahannya dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih dinamis.Orang yang memiliki mimpi besar dicontohkan oleh Purdi seperti Bill Gates yang bermimpi kelak disemua rumah di dunia akan memiliki komputer. Atau, Michael Dell yang bermimpi mengalahkan perusahaan komputer raksasa IBM. Mereka ini, menurut Purdi, orang yang percaya bahwa mimpinya akan menjadi kenyataan dengan kerja keras.

Pada dasarnya, orang itu tidak pernah gagal. Hanya saja, dia berhenti mencoba. Purdi mengingatkan jika seorang ingin berhasil dalam bisnis harus berani mencoba. Situasi sulit justru membuat seorang wirausaha semakin tertantang.Seorang pengusaha juga harus berani merantau. Purdi muda ternyata juga sudah berani meninggalkan kota kelahirannya dan mencoba mandiri dengan menimba ilmu disalah satu SMA di Yogyakarta. Ibunya Siti Wasingah dan ayahnya Mujiyono, merestui keinginan kuat anaknya untuk mandiri. Dengan merantau, Purdi merasa tidak tergantung dan bisa melihat berbagai kelemahan yang ia miliki. Pelan – pelan, berbagai kelemahan itu diperbaiki oleh purdi. Hasilnya ia mengaku semakin percaya diri dan tahan banting dalam setiap langkah dalam bisnisnya.

Gagal dan berhasil dua sisi mata uang yang terpisahkan. Namun, bagaimana menyikapi sebuah kegagalan, itulah hal yang paling penting. Baginya, pengalaman gagal dapat dipergunakan untuk menemukan kekuatan baru agar bisa meraih kesuksesan kembali. Mungkin saja kegagalan itu datang untuk memuliakan hati kita, membersihkan pikiran kita, memperluas wawasan kita, membersihkan pikiran kita dari keangkuhan dan kepicikan, serta untuk mendekatkan diri kita pada Tuhan YME.

C. Konsep Bisnis Purdi

Selain menjelaskan berbagai modal dasar entrepreneur pemula, Purdi E. Chandra juga mempunyai konsep bisnis yang berbeda dengan pebisnis lain. Apa sajakah itu? Semua bisa dipelajari dalam beberapa uraian berikut:

1. Berbisnis Ibarat Bermain Golf

Bermain golf sebenarnya tidak hanya untuk kesehatan saja, tetapi secara psikologis juga akan memberikan suasana yang hampir sama dengan kegiatan bisnis. Misalnya, ketika kita harus memukul bola, bola bisa jauh, dekat, lurus, kearah kiri atau kanan, berhasil masuk kelubang. Begitu juga dalam menekuni bisnis. Bisnis kita bisa saja sukses, tapi bisa juga gagal.

Dalam olah raga golf, ketika kita gagal memasukkan bola kelubang, maka kegagalan itu bisa saja kita perbaiki pada saat itu juga walaupun mungkin sudah masuk dalam hitungan atau penilaian. Soal penilaian tentu saja berbeda dengan ketika kita masih sekolah dulu. Jika saat sekolah dulu, nilai 8 atau nilai 9 sudah bagus, tapi dalam olah raga golf justru yang jelek. Sementara, nilai 1 atau yang

Page 6: manajemeninvestasidanpasarmodal.files.wordpress.com…  · Web viewCARA GILA JADI PENGUSAHA. ALA PURDI E. CANDRA (TUGAS MANAJEMEN INVESTASI & RESIKO) Disusun oleh : Dewi Ayu Kusuma

biasa disebut hole in one merupakan nilai yang terbaik, menyusul nilai 2,3,4, dan 5 (tergantung jaraknya). Artinya, permainan kita bagus jika kita memukul paling sedikit atau tidak banyak melakukan kesalahan atau kegagalan.

Dalam bisnis, kegagalan bisa menjadi risiko finansial. Sementara dalam olahraga golf, kegagalan biasa kita artikan ketika bola lari ke kanan atau kiri, masuk kolam, hilang, dan memukul banyak. Tentu kalau nilai kita jelek, kita akan penasaran dan ingin mengulangi agar bisa bermain lebih bagus. Jika kita sudah bisa main bagus, tentu kita akan penasaran untuk mengulangi lagi.

Selain itu, ide bisnis dalam olahraga golf bisa kita lihat pada aspek manajemennya. Misalnya, cara kita menggunakan berbagai alat pemukul bola dan stik. Kita tahu bahwa alat tersebut punya fungsi yang berbeda sehingga jarak pukulannya pun berbeda.Memang, tak sedikit tantangan atau hambatan yang harus kita lakukan. Misalnya, bagaimana cara memukul bola, bagaimana kalu bola itu masuk bunker atau pasir, dan bagaimana menghadapi arah angin yang kencang. Artinya, setiap kita bermain akan mendapatkan suasana yang berbeda. Hal itu pula yang terjadi dengan bisnis kita.Jadi, meskipun kita seorang entrepreneur, tak ada salahnya mempelajari manajemen golf sehingga kita bisa pandai dalam memilih staf dan karyawan. Kita juga akan semakin banyak relasi atau lebih mudah berhubungan dengan orang lain dan membuat kita lebih mudah cepat akrab.

Selain itu, dampaknya juga sangat jelas, yaitu kita akan bisa melakukan lobi-lobi bisnis. Sebab, bukan hal yang tak mungkin lagi jika segala keputusan bisnis bisa kita lakukan dari lapangan golf. Dalam mengelola perusahaan, kita bisa juga melakukan dari lapangan golf, misalnya dengan menggunakan teknologi seperti HP yang bisa kita manfaatkan untuk bisnis.

2. Belajar Bisnis Sambil Jalan, Tidak Masalah

Untuk jadi pengusaha, sebenarnya tidak harus punya pengalaman bisnis yang mumpuni. Sebab, jika kita masih menunggu pengalaman, lalu kapan kita akan memulai bisnis? Dan, bukankah pengalaman juga dimulai dari awal?Untuk menggapai sukses dalam bisnis, tak ada salahnya bagi kita untuk meniru orang sukses lainnya. Kita bisa memahamin dan mempelajari strateginya, jenis, pilihan usaha yang dilakukan, dan sebgainya. Dari pengalaman Purdi, ssesungguhnya pengalaman bisnis yang mumpuni bisa kita raih sambil menjalankan bisnis. Jadi, bila kita ingin memulai usaha, maka sebaiknya jangan terlalu banyak mikir atau pakai rencana yang muluk-muluk. Yakinlah bahwa bisnis bisa saja berubah dan itu bisa kita tangani sambil jalan. Prinsip bisnis ini sama dengan yang dilakukan oleh Bob Sadino.

Ketakutan kita memulai sebenarnya lebih disebabkan oleh terlalu banyak mikir, terlalu siap, atau bahkan terlalu takut pada risiko bisnis. Padahal, dalam praktek bisnis, yang terjadi di lapangan justru banyak berbeda dengan apa yang pernah kita pikirkan. Sehingga, tak mengherankan kalau kita kemudian banyak menemukn jalan keluar untuk mengatasi semua kesulitan bisnis yang kita alami. Maka, tidak ada alasan bagi kita untuk memulai usaha karena alasan pengalaman bisnis kita terbatas.

Jika kita melihat realitas bisnis dilapangan, banyak usaha yang ternyata dimulai dengan nol. Misalnya, tak sedikit orang yang tidak memiliki modal uang, tapi ternyata bisa mengatasinya dengan meminjam ke orang lain atau ke bank. Tak

Page 7: manajemeninvestasidanpasarmodal.files.wordpress.com…  · Web viewCARA GILA JADI PENGUSAHA. ALA PURDI E. CANDRA (TUGAS MANAJEMEN INVESTASI & RESIKO) Disusun oleh : Dewi Ayu Kusuma

sedikit pula diantara mereka baru sekali itu terjun dalam dunia bisnis, sehingga banyak bertanya kepada orang yang telah sukses. Ada pula yang tak punya ide dan pada akhirnya memakai ide orang lain. Begitu juga dengan tempat usaha, ada yang tak punya, sehingga harus menyewa.

Gambaran diatas menunjukkan bahwa walaupun kita tak punya apa-apa, tetapi kita bisa menggunakan “kepunyaan” orang lain. Justru keadaan seperti ini yang akan membuat kita mendapat banyak pelajaran dalam bisnis. Sesungguhnya, belajar bisnis sambil jalan atau jalan sambil belajar di dunia usaha itu sama saja. Namun yang paling penting adalah kita harus berusaha dengan memulai usaha. Kita tidak lagi berjalan ditempat, yang berarti tidak kemana-mana atau tidak melakukan bisnis apapun alias diam. Dengan melangkah, ada kemungkinan bagi kita untuk sukses di samping ada pula kemungkinan gagal. Namun, tidak melangkah, maka kita tidak akan pernah sukses.

3. Memulai Bisnis Tanpa Modal Uang, Kenapa Tidak?

Pada dasarnya, semua bisnis membtuhkan modal uang. Jadi, kalau ide Purdi bahwa berbisnis tanpa modal uang itu bisa terjadi , barangkali banyak ditentang oleh orang. Apalagi, oleh mereka yang berteori. Namun, inilah ide gila berbisnis yang diterapkan Purdi, bahwa berbisnis tanpa modal uang itu mungkin saja terjadi. Ide gila ini telah terbukti dan tidak sekedar mengada. Asalkan kita mampu mengoptimalkan pemikiran kita, maka banyak jalan yang bisa ditempuh dalam menghadapi masalah permodalan untuk memulai bisnis.

Mayoritas orang memang selalu mengeluhkan ketiadaan modal uang sebagai alasan enggan berwirausaha. Padahal, modal yang paling vital sebenarnya bukanlah uang, tetapi modal nonfisik berupa motivasi dan keberanian memulai. Jika sudah memliki keberanian, maka mencari modal uang bukanlah persoalan yang tidak mungkin meskipun secara pribadi kita tidak memiliki uang. Sementara, kita telah tahu bahwa peluang bisnis telah ada di depan mata. Tentu, alangkah baiknya jika kita tidak menundanya uantuk memulai berbisnis.

Sumber permodalan sebenarnya banyak, seperti uang tabungan, uang pesangon, dan pinjam di bank, koperasi atau dilembaga keuangan. Namun, jika kita ternyata tidak memiliki uang tabungan, uang pesangon, atau katakanlah belum ada keberanian untuk meminjam uang ke bank atau kekoperasi, maka kita juga tak perlu risau. Sebab ada cara lain untuk memulai berbisnis, misalnya menjadi seoarang perantara jual beli rumah, jual beli motor atau mobil, dan lain-lain. Keuntungan yang kita dapat bisa dari komisi penjualan atau dari cara lain atas kesepakatan kita dengan pemilik produk. Kita bisa juga membuat usaha dengan cara menerapkan pembayaran di muka bagi konsumen. Dalam hal ini, kita bisa mencari bisnis, dimana konsumen yang jadi sasaran bisnis kita mau membayar atau mengeluarkan uang dulu sebelum proses bisnis, baik jasa taupun produk. Misalnya, pada bisnis jasa, seperti jasa pendidikan, siswa diwajibkan membayar dimuka sebelum proses pendidikan dimulai.

Kita bisa menggunakan sistem pesanan barang. Artinya, sebelum barang yang dipesan itu jadi, pihak konsumen harus menyerahkan uang muka terlebih dahulu. Melalui cara ini, sama saja kita telah diberi modal oleh konsumen. Selain itu, ada juga cara lain memulai bisnis tanpa memiliki uang tunai. Misalnya, menggunakan sistem bagi hasil. Cara bisnis model ini banyak diterapkam pada rumah makan Padang. Bila kita memiliki keahlian memasak, sementara partner bisnis kita

Page 8: manajemeninvestasidanpasarmodal.files.wordpress.com…  · Web viewCARA GILA JADI PENGUSAHA. ALA PURDI E. CANDRA (TUGAS MANAJEMEN INVESTASI & RESIKO) Disusun oleh : Dewi Ayu Kusuma

memiliki modal uang, kita bisa mengajaknya bekerja sama dan keuntungan yang didapat pun dibagi sesuai kesepakatan bersama.Jika kita memiliki keahlian tertentu, tak ada salahnya bagi kita untuk menjadi seorang konsultan. Selain itu, masih banyak cara lain untuk memulai bisnis tanpa uang tunai. Oleh karena itu, sebaiknya kita tidak perlu berkecil hati atau takut dipandang rendah bila berhasrat untuk memulai tapi tidak memiliki uang tunai. Sebab, dengan hanya memiliki kemauan besar menjadi wirausahawan atau entrepreneur, maka setidaknya akan selalu ada jalan untuk memulai bisnis.

Nyatanya, tidak sedikit pengusaha yang telah meraih keberhasilan meski saat memulai bisnis tanpa memiliki uang tunai sebagai modal. Hal itu menunjukkan bahwa tidak benar jika ada yang mengatakan kalau tak mungkin kita memulai bisnis tanpa memiliki uang tunai. Menurut Purdi, kuncinya sebenarnya terletak pada motivasi dan keberanian kita memulai bisnis. Hanya saja, untuk cepat meraih sukses, apalagi tanpa memiliki uang tunai, tidak semudah seperti kita membalikkan telapak tangan. Semuanya membutuhkan perjuangan dan kesabaran untuk mencoba.

4. Berutang Itu Mulia

Dalam berbisnis, kesulitan modal merupakan hal yang wajar dan biasa. Namun sejatinya, salah satu ciri usaha atau bisnis kita berkembang adalah selalu saja kekurangan modal. Misalnya, bila bisnis kita bertambah maju dan omzet naik, maka dituntut pula menyediakan modal tambahan.

Dengan omzet yang naik tersebut, kita dihadapkan pada kesulitan modal. Ketika kita tidak memiliki duit yang cukup, kita dapat meminjam uang dari orang lain atau bank dengan cara berutang. Berutang ibarat metabolisme tubuh manusia. Agar metabolisme tubuh berjalan baik, tentu saja aliran darahnya juga harus baik dan stabil sesuai kebutuhan organ-organ tubuh tersebut. Jika kurang darah, tentu saja perlu diatasi dengan cara tambahan darah. Maka, utang itulah darahnya.Berutang di bank memang ada resikonya. Tapi, semuanya itu kita anggap perjuangan. Perjuangan adalah hari-hari yang dijalani oleh seorang entrepreneur. Anggaplah bahwa risiko adalah sesuatu yang harus senantiasa diperhitungkan, tapi tidak perlu kita takuti. Hanya saja, utang atau tambahan modal usaha tersebut benar-benar kita gunakan untuk kepentingan konsumtif. Kita juga dituntut pintar dan seefektif mungkin menggunakannya.Sehingga, kita dapat membayar utang tersebut tepat waktu. Seorang entrepreneur yang cerdas pasti bisa memanfaatkan utang itu sebaik mungkin. Sebab, mereka adalah seorang pekerja keras, tekun, tak mudah puas, berani bersaing, gerak langkahnya cendrung mengejar prestasi terbaik, dan berani mengambil resiko.

Oleh karena itu, kita harus mampu menangkap dan memanfaatkan peluang apapun dengan baik, termasuk kejelian kita dalam berutang. Maka, tak mustahil jika seorang entrepreneur tidak berutang, hidupnya pun terasa hampa. Karena baginya, berutang adalah mulia. Dan, memang seperti itulah entrepreneur sejati.

5. Berpikir Optimis Akan Sukses

Seorang entrepreneur haru selalu berpikir optimis bahwa dirinya akan sukses. Sebab dengan selalu berpikir optimis akan sukses, ia akan lebih bersikap intropeksi atau mawas diri. Semua tindakan yang dilakukan tetntu penuh dengan rasa percaya diri. Bahkan, ia akan lebih memiliki prospek yang jauh kedepan.

Page 9: manajemeninvestasidanpasarmodal.files.wordpress.com…  · Web viewCARA GILA JADI PENGUSAHA. ALA PURDI E. CANDRA (TUGAS MANAJEMEN INVESTASI & RESIKO) Disusun oleh : Dewi Ayu Kusuma

Beragam pendapat tentang optimisme tersebut banyak kita temukan. Misalnya, Gerry Robert, penulis buku The Millionaire Mindset, mengatakan bahwa sebaiknya setiap saat kita selalu berpikir optimis akan sukses atau successibiltiy thinking. Selain itu, kita harus berpikir positif terhadap apapun, seperti dikatakan Norman Vincent Peale, dan memiliki Possibility thinking seperti yang disarankan Robert Schuller.

Begitu pula kesuksesan Bill Gates yang sebenarnya juga tidak lepas dari succesbility thinking. Ia berani mendirikan perusahaa microsoft sejak ia masih berusia 19 tahun tanpa pengalaman sebelumnya. Tapi, karena ia punya keberanian untuk memulai dan optimis bisnisnya akan sukses, akhirnya ia bisa sukses seperti sekarang. Diperusahaan komputer tersebut, ia bukan hanya sebagai direktur atau manajer, tetapi lebih dari itu ia sebagai presiden direktur. Jabatan tersebut telah ia pegang selama 25 tahun. Ia telah membuktikan pada dunia bahwa bisnisnya mampu meraih sukses yang luar biasa dan banyak dikagumi orang. Kini, namanya tercatat sebagai salah satu orang terkaya di dunia.

Pada konteks itulah, seorang entrepreneur harus berpikir optimis akan sukses terlebih dahulu (succesbility thinking) dalam berbisnis, baru kemudian pada tataran selanjutnya, memiliki rasa percaya diri. Yakinlah jika sudah ada peluang bisnis, maka kita harus berpikir optimis akan sukses agar kita memiliki keberanian membuat suatu usaha/perusahaan, seperti CV, PT, atau lembaga.

Dalam aktivitas bisnis, menurut Purdi, kita juga dapat mendeklarasikan berpikir optimis akan sukses setiap hari dengan sesuatu yang diyakini dan kita anggap dapat mengubah kita. Misalnya, pada hari ini kita mendeklarasikan bahwa favorit kita adalah “mungkin”. Maka, kita percaya pada apa yang mungkin. Kita melihat kemungkinan-kemungkinan dimana-mana. Kita memfokuskan pada apa yang benar, terang, dan indah. Kita melihat yang terbaik dalam situasi apapun dan pada siapapun.

Kemudian, pada hari berikutnya, kita bisa saja mendeklarasikan bahwa kita adalah orang yang bersemangat. “saya percaya, saya sukses karena saya ditakdirkan untuk sukses. Saya menolak hal-hal yang tidak baik. Saya bersemangat tentang diri saya dan potensi saya.” Deklarasi semacam ini setiap harinya bisa berganti-ganti sesuai dengan yang kita kehendaki.

Selain kita menggunakan model pendekatan deklarasi berpikir optimis akan sukses di dalam bisnis setiap hari, kita juga dapat melakukan model pendekatan religius, misalnya dengan melakukan dzikir dalam hati yang juga bisa kita lakukan kapan saja dan dimana saja. Semua itu akan menjadikan kita lebih mudah meraih sukses. Bahkan, bisnis yang kita jalankan juga akan lebih berpeluang dan berkembang sukses.

Semua itu memang membutuhkan kemauan keras. Namun, bila kita telah punya keinginan menjadikan diri kita untuk selalu berpikir optimis akan sukses, maka bisa saja kita meprogram ulang diri kita sendiri dengan jalan menyediakan waktu untuk selalu berpikir optimis akan sukses.

6. Paradigma Bisnis di Era Sekarang

Kini, zaman semakin maju dan waktu terasa cepat. Agar kita tidak ketinggalan zaman, maka sebaiknya entrepreneur harus lebih mampu bergerak cepat, energik, proaktif, dan berani mengambil resiko agar bisa lebih mudah mengantisipasi setiap kemungkinan munculnya berbagai kendala bisnis yang akan terjadi. Kita

Page 10: manajemeninvestasidanpasarmodal.files.wordpress.com…  · Web viewCARA GILA JADI PENGUSAHA. ALA PURDI E. CANDRA (TUGAS MANAJEMEN INVESTASI & RESIKO) Disusun oleh : Dewi Ayu Kusuma

harus out of box dari cara pandang lama yang hanya reaktif dan menghindari resiko.

Kita bisa meniru jejak rupert Murdoch yang ternyata juga melangkah cepat dalam bisnisnya. Pada saat bos perusahaan lainnya masih terlelap tidur, ia selalu menjadi penelepon pertama untuk melalukan negosiasi bisnis. Dengan bergerak cepat, ia mampu mengambil keputusan lebih cepat dari pesaingnya. Bagi Murdoch, bergerak lamban adalah milik mereka yang kalah.

Langkah demikian menunjukkan bahwa jika kita tidak bertindak dan bergerak cepat, maka bisnis yang kita geluti sekarang akan sulit bergerak maju. Karena pada dasarnya, bergerak adalah awal kesuksesan bisnis kita. Matthew J. Kieman, penulis The Commadments or the 21 st Century Management mengatakan bahwa dalam bisnis telah terjadi pergeseran paradigma. Jika pada abad ke-20, bisnis kita llebih terkesan stabil dan bisa diprediksi, tapi pada abad ke-21 atau diera milenium ketiga ini, perubahannya cendrung terputus-putus. Sehingga, pantas jika banyak orang bilang bahwa sekarang adalah zaman edan.

Begitu pula dalam bisnis. Jika dulu bisnis lebih didasarkan pada ukuran dan skala, tapi kini lebih pada kecepatan dan responsif. Kepimimpinan, jika dulu banyak dilakukan dari atas, maka kini bisa dilakukan semua orang. Sehingga, tak mengherankan bila dalam menjalankan bisnis diera millenium ketiga ini, kita memang dituntut untuk lebih luwes dan tidak kaku. Sebab, perjalanan bisnis lebih dikendalikan oleh visi dan nilai-nilai, dibandingkan sebelumnya yang semata-mata dikendalikan peraturan dan hierarki.Selain itu, kalau dulu dalam menjalankan bisnis kita selalu mebutuhkan kepastian, tapi kini kita harus lebih toleran terhadap ambiguitas atau memiliki sikap mendua. Begitupun masalah informasi bisnis yang sebelumnya hanya untuk pucuk pemimpin, tapi kini disebarkan ke semua orang. Sehingga, saat ini bisnis tak lagi mengandalkan pada analisis kuantitatif, tapi lebih pada kreativitas dan intuisi.

Tanpa semua itu, menurut Purdi, bisnis yang kita jalankan sekarang ini akan banyak tersendat atau sulit untuk maju. Bahkan, kalau dulunya kita keyakinan bahwa masing-masing perusahaan bisa mandiri, sekarang terasa sulit. Sebab pada dasarnya, perusahaan – perusahaan akan saling tergantung setu dengan yang lainnya.

Pergeseran paradigma bisnis di era millenium ini juga akan mengajak kita pada lingkungan yang kompetitif. Karena itu tahu bahwa dulu hanya berfokus pada organisasi internal, sedangkan kini kita harus lebih fokus pada lingkungan yang kompetitif. Selain itu, terjadi perubahan dari integrasi vertikal ke integrasi maya, seperti Amazon.com, toko buku virtual pertama dan terbesar di dunia maya.

Kalau dulu kita hanya bersaing untuk pasar masa kini, sekarang kita justru lebih tertantang untuk menciptakan pasar masa depan. Oleh karena itu, kita jangan lagi hanya mengandalkan pada keunggulan kompetitif yang berkesinambungan, tapi justru harus terus menerus mencari keunggulan. Dengan kepekaan kita terhadap kondisi tersebut, maka kita akan lebih siap menghadapi kondisi yang berubah-ubah dan lebih terbuka menerima ide-ide baru. Nahkan, kita akan lebih piawai dalam mengambil kesempatan bisnis, lebih berani mengambil resiko, dan tentu saja akan lebih siap meraih keberhasilan.

Page 11: manajemeninvestasidanpasarmodal.files.wordpress.com…  · Web viewCARA GILA JADI PENGUSAHA. ALA PURDI E. CANDRA (TUGAS MANAJEMEN INVESTASI & RESIKO) Disusun oleh : Dewi Ayu Kusuma

D. Manajemen Kecerdasan Otak

Menyeimbangkan Otak Kiri Dan Otak Kanan

Menurut Purdi, dalam aktivitas bisnis, seorang entrepreneur harus memperhatikan keselarasan antara otak kanan dan otak kiri. Keselarasan kedua otak itu sangat dibutuhkan bagi entrepreneur, terutama dalam mengambil keputusan penting dalam sebuah bisnis. Keselarasan itu akan membuat kita lebih tepat dan bijaksana dalam mengambil keputusan bisnis, terutama ketika persaingan bisnis seperti sekarang ini yang kerap menghadapkan kita pada beragam pilihan pelik.

Dalam hal itu, pendapat pengarang Emotional Intelligence, Daniel Goleman, tentang hasil penelitiannya tentang otak dan ilmu perilaku yang dimuat di The New York Times menarik untuk kita kaji. Menurutnya, sesungguhnya manusia memiliki dua otak, yaitu otak berpikir sebagai otak kiri dan otak emosional sebagai otak kanan. Sesuatu yang kita ketahui biasanya ada diotak berpikir. Sedangkan sesuatu yang kita rasakan adanya di otak emosional. Penelitian Goleman ini memang memberikan sumbangsih pengetahuan yang positif, khususnya bagi kita yang bergerak didunia usaha.

Pada umumnya, otak kiri dan otak kanan bekerja pada keselarasan yang erat, saling melengkapi, dan saling terkait di dalam otak. Emosi memberi masukan informasi kepada proses berpikir atau pikiran rasional. Sementara, pikiran rasional memperbaiki dan terkadang mencegah atau membatalkan masukan emosi tersebut.

Jika saja keduanya tak ada keselarasan atau dengan kata lain otak emosional yang dominan serta menguasai otak berpikir, maka keseimbangan kedua otak itu akan goyah. Kita akan cendrung tidak bisa berpikir jernih, suka bertindak gegabah, dan sering melakukan kesalahan yang fatal dalam setiap mengambil keputusan penting dalam bisnis. Sedangkan jika otak berpikir yang dominan, maka kita hanya sekedar bersikap analitis dan mengambil tindakan tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain sehingga menimbulkan hilangnya kegairahan dan antusiasme bisnis.

Dengan demikian, dalam aktivitas bisnis jangan sampai kita kehilangan keselarasan kedua otak tersebut. Sebab, seperti yang juga ditegaskan oleh Dr. Damasio, seorang ahli neorologi, perasaan atau emosi biasanya sangat dibutuhkan untuk keputusan rasional. Otak emosional kita akan menunjukkan arah yang tepat. Maka dalam hal ini, kita perlu mengatur emosi kita sendiri sebagai tindakan yang tepat.

Untuk bisa mengatur emosi tersebut, kita bisa belajar dari langkah-langkah yang diajarkan oleh Dr. Patricia Patton berikut, yaitu:a. Belajar mengidentifikasikan apa yang biasanya memicu emosi kita dan respons

apa yang bisa kita berikan; belajar dari kesalahan.b. Belajar membedakan dalam segala hal di sekitar kita yang dapat memberikan

pengaruh dan yang tidak memberikan pengaruh pada diri kita.c. Belajar selalu bertanggung jawab terhadap setiap tindakan yang kita lakukand. Belajar mencari kebenarane. Belajar menmafaatkan waktu secara maksimal untuk menyelesaikan masalah, danf. Belajar menggunakan kekuatan sekaligus kerendahan hati.

Page 12: manajemeninvestasidanpasarmodal.files.wordpress.com…  · Web viewCARA GILA JADI PENGUSAHA. ALA PURDI E. CANDRA (TUGAS MANAJEMEN INVESTASI & RESIKO) Disusun oleh : Dewi Ayu Kusuma

Jika kita mampu menciptakan keselarasan antara otak kiri dan otak kanan, maka dampak positifnya adalah memunculkan tindakan-tindakan produktif, membuat kita semakin mantap berbisnis, dan pada akhirnya akan berdampak positif bagi kemajuan bisnis kita juga. Jelasnya, keselarasan memang sangat berkaitan dengan pemberdayaan diri kita. Dimana kita harus bisa mengontrol diri dan menggunakan akal sehat. Tentu saja, keselarasan itu tidak terwujud kalau kita masih juga memegang teguh sifat egoisme. Dengan demikian, seorang entrepreneur yang bisa menyelaraskan otak berpikir dan otak emosional akan sangat mungkin lebih berhasil dalam bisnisnya. Bahkan, peluang menjadi entrepreneur yang berkompeten, bernilai, profesional dan bahagia akan lebih bisa dicapai.

E. Rahasia Sukses Berbisnis Purdi

1. Mengetahui Posisi BisnisHal penting yang harus dipersiapkan sebelum kita terjun kedunia bisnis adalah

kita tahu dari mana saat ini kita mulai bisnis, apakah dari posisi sebagai karyawan, direktur, profesional, atau tidak punya latar belakang pekerjaan dan ingin langsung terjun kedalam dunia bisnis.

Jika kita karyawan, maka posisi kita akan berbeda dengan direktur, profesional, atau pengusaha. Persyaratannya pun berbeda. Kalau kita karyawan, kita cukup menyiapkan fotokopi KTP, surat izin profesi, bukti penghasilan asli, serta rekening tabungan atau koran tiga bulan terakhir. Sementara jika kita pengusaha, kita biasanya diminta fotokopi KTP, fotokopi akta pendirian/Siup/TDP dan rekening tabungan/koran 3 bulan terakhir serta NPWP.

Siapa pun kita sebaiknya perlu melengkapi fotokopi NPWP. Apalagi, untuk membuat NPWP cukup mudah. NPWP sangat penting karena jika kita ingin meminjam uang diatas 50 juta, maka syratanya wajib memiliki NPWP. Alangkah baiknya juga jika rekening tabungan kita aktif dan bagus.

2. Merayu Pihak Bank Agar Memberi PinjamanBagaimana teknik merayu bank dan membuat mereka tidak tahan dan

mengejar-ngejar kita untuk memberikan pinjaman? Dan, bagaimana kita bisa membuat rekening tabungan menjadi bagus dan terlihat aktif?

Walaupun kita telah mengaku sebagai pengusaha dan sudah melengkapi SITU,SIUP/TDP/Akta Pendirian Usaha, dan sebagainya, tetapi kita tidak memiliki rekening atau rekening kita jelek/tidak layak, maka bank tidak akan percaya kepada kita dan dengan demikian akan sulit memberikan pinjaman. Maka menurut Purdi, kita sebaiknya mengatakan bahwa kita tidak ada rencana meminjam, tapi perlu bilang ke bank bahwa rekening kita sangat bagus dan aktif. Dengan cara demikian, mungkin bank justru akan mengejar-ngejar kita untuk menawarkan pinajamannya.

Jadi, kekuatan utama kita untuk berhubungn dengan bank, apalagi berhubungan dengan pinjam-meminjam adalah transaksi di rekening kita, baik rekening koran atau rekening tabungan.

Lalu, bagaimana cara membuat rekening kita aktif dan bagus sehingga memudahkan kita dalam membuat aktif rekening tersebut. Misalnya, hari ini kita menyetor uang, maka besok atau lusa kita perlu menariknya. Kemudian, kita setor lagi dan jika bisa kita perlu menambahnya. Kalau tidak ada uang sebagai

Page 13: manajemeninvestasidanpasarmodal.files.wordpress.com…  · Web viewCARA GILA JADI PENGUSAHA. ALA PURDI E. CANDRA (TUGAS MANAJEMEN INVESTASI & RESIKO) Disusun oleh : Dewi Ayu Kusuma

tambahan, maka kita bisa meminjamnya ke orang lain. Uang tersebut hanya kita masukkan dan kemudian nantinya kita tarik lagi. Singkatnya, lakukan aktivitas tarik setor selama kurang lebih tiga bulan dan seterusnya. Dengan demikian, transaksi di rekening kita sangat bagus dan akan membuahkan hasil.Teknik ini tidak dilarang dan tidak akan ditanya oleh pihak bank. Teknik inilah yang telah dilakukan oleh ribuan pengusaha sukses yang awalnya tidak banyak uang sebagai modal dalam mengawali usahanya. Dalam teknik yang diperlukan hanyalah kesabaran dan keuletan. Sabar menunggu minimal tiga bulan dan ulet untuk setor tarik lagi.