manajemen pembiayaan pendidikan pondok pesantren

23
167 Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren dan Lembaga Pendidikan Terpadu Nurushiddiiq Cirebon Nur Eka Setiowati Penulis adalah dosen tetap pada Prodi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon e-mail : [email protected] Abstrak Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengumpulkan informasi tentang perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan penggalian, alokasi dan akuntabilitas pembiayaan pendidikan di Pesantren Nuurusshidiiq serta informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan pendidikan di Pesantren Nuurusshidiiq.Serta manfaat dari managemen pembiayaan pendidikan terhadap kualitas pendidikan di Pesantren Nuurusshidiiq Data diperoleh dari yayasan Pondok Pesantren Nuurusshidiiq Cirebon dan dari staf pesantren. Analisis data dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dimana dalam penelitian in dieksplorasi secara mendalam bagaimana manajemen pembiayaan pendidikan dalam Pondok pesantren Nuurusshidiiq. Temuan penelitian ini secara umum menunjukan bahwa manajemen pembiayaan pendidikan di Lembaga Pendidikan Terpadu dan Pondok Pesantren Nuurusshidiiq Cirebon sudah memenuhi standar lembaga pendidikan. Hanya saja karena tidak ada patokan baku yang berlaku secara umum pada lembaga pesantren, standar kecukupan atau ketidakcukupan khusus pesantren tidak dapat diketahui. Apalagi secara riil sistem pendidikan dan siklus kehidupan di pesantren berbeda dengan lembaga formal lainnya. Kata Kunci : Manajemen Pembiayaan Pendidikan, Pondok Pesantren. Abstract The main objective of this study is to collect information about the planning, organizing, implementing excavation, allocation and accountability of education financing in Pesantren Nuurusshidiiq as well as information about the factors that affect the financing of education in boarding Nuurusshidiiq.Serta benefits of management education funding on the quality of education in boarding Nuurusshidiiq Data obtained from the foundation Boarding Nuurusshidiiq Cirebon and from the boarding staff. Analysis of the data in this study is a qualitative method, in which the research is explored in depth in how management education funding in Pondok Pesantren Nuurusshidiiq. The findings of this research generally shows that the management of education financing at the Institute of Integrated Education and Boarding Nuurusshidiiq Cirebon already meet the standards of educational institutions. Just because there is no standard benchmark that applies in general to boarding institutions, standards sufficiency or insufficiency of special schools can not be known. Moreover, in real terms the education system and the life cycle in different schools with other formal institutions. Keywords: Financing Management Education, Boarding School.

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

167

Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantrendan Lembaga Pendidikan Terpadu Nurushiddiiq Cirebon

Nur Eka Setiowati

Penulis adalah dosen tetap pada Prodi Perbankan SyariahFakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon

e-mail : [email protected]

Abstrak

Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengumpulkan informasi tentangperencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan penggalian, alokasi dan akuntabilitaspembiayaan pendidikan di Pesantren Nuurusshidiiq serta informasi mengenai faktor-faktoryang mempengaruhi pembiayaan pendidikan di Pesantren Nuurusshidiiq.Serta manfaat darimanagemen pembiayaan pendidikan terhadap kualitas pendidikan di PesantrenNuurusshidiiq Data diperoleh dari yayasan Pondok Pesantren Nuurusshidiiq Cirebon dandari staf pesantren. Analisis data dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dimanadalam penelitian in dieksplorasi secara mendalam bagaimana manajemen pembiayaanpendidikan dalam Pondok pesantren Nuurusshidiiq. Temuan penelitian ini secara umummenunjukan bahwa manajemen pembiayaan pendidikan di Lembaga Pendidikan Terpadu danPondok Pesantren Nuurusshidiiq Cirebon sudah memenuhi standar lembaga pendidikan.Hanya saja karena tidak ada patokan baku yang berlaku secara umum pada lembagapesantren, standar kecukupan atau ketidakcukupan khusus pesantren tidak dapat diketahui.Apalagi secara riil sistem pendidikan dan siklus kehidupan di pesantren berbeda denganlembaga formal lainnya.

Kata Kunci : Manajemen Pembiayaan Pendidikan, Pondok Pesantren.

AbstractThe main objective of this study is to collect information about the planning, organizing,

implementing excavation, allocation and accountability of education financing in PesantrenNuurusshidiiq as well as information about the factors that affect the financing of educationin boarding Nuurusshidiiq.Serta benefits of management education funding on the quality ofeducation in boarding Nuurusshidiiq Data obtained from the foundation BoardingNuurusshidiiq Cirebon and from the boarding staff. Analysis of the data in this study is aqualitative method, in which the research is explored in depth in how management educationfunding in Pondok Pesantren Nuurusshidiiq. The findings of this research generally showsthat the management of education financing at the Institute of Integrated Education andBoarding Nuurusshidiiq Cirebon already meet the standards of educational institutions. Justbecause there is no standard benchmark that applies in general to boarding institutions,standards sufficiency or insufficiency of special schools can not be known. Moreover, in realterms the education system and the life cycle in different schools with other formalinstitutions.Keywords: Financing Management Education, Boarding School.

Page 2: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

168

Pendahuluan

Lembaga pendidikan sebagai sebuahorganisasi memiliki fungsi ganda keluar danke dalam. Fungsi keluar sebagai lembagapelayanan pendidikan berfungsi memberikanbekal berbagai kemampuan bagi pesertadidik secara kognitif, afektif, danpsikomotor. Kedalam lembaga pendidikanberfungsi mengelola berbagai sumberdayayang dimilikinya untuk bertahan danberkembangnya lembaga itu menjalankanmisinya.

Salah satu yang krusial dalammanagemen lembaga pendidikan adalahpengelolaan pembiayaan pendidikan yangmeliputi perencanaan, pengorganisasian,pelaksanaan dan akuntabilitas sumber,penggunaan/expenditure maupunakuntabilitasnya. Pencarian sumberpenerimaan biasanya terdiri dari beberapasumber: pemerintah, non pemerintah maupunsumber-sumber kreatif dari parapenyelenggara lembaga pendidikan. Tujuanakhir dari pengelolaan pembiayaan ituadalah terselenggaranya proses pendidikanyang efektif dan efisien sesuai tujuaninstitusional lembaga pendidikan itu.

Akuntabilitas pembiayaan pendidikanadalah pertanggungjawaban penggunaandana itu secara akademis maupun akuntatif.Akademis artinya pertanggungjawaban yangdiukur dari ketercapaian tujuan pendidikanyang sudah digariskan oleh lembaga itu.Sedangkan pertanggungjawaban akuntatifadalah pertanggungjawaban yang dikaitkandengan efisiensi, transparansi dan kebenaranpembukuan sesuai kaidah-kaidah pembukuanilmu akuntansi.

Di antara masalah esensial dalamadministrasi pendidikan adalah ekonomipendidikan. Dalam skala mikro kajiandifokuskan pada masalah pembiayaanpendidikan yang meliputi penerimaan,alokasi, akuntabilitas dan efisiensi. Seberapabesar biaya yang harus dihitung dandikeluarkan, dari mana saja mendapatkannya,prioritas apa yang mesti didahulukan danbagaimana mengoptimalkan segala sumberdayanya.

Amanat konstitusi yang mengharuskannegara menyelenggarakan pendidikan bagiseluruh anak bangsa menjadi kendala dengankecilnya kemampuan pemerintah dalammenyediakan anggaran. Bahkan ketikapendidikan diberikan kewenangannya kepadapemerintah lokal dalam rangka otonomidaerah pun pendidikan tetap tidak beringsutdari masalah yang satu ini.

Menjadi agak lain kondisinya bila kitamelihat keberadaan pesantren sebagai unitpendidikan mandiri. Kepemilikan kolektifantara para pengurus (dalam hal ini Kyai)dan para peserta didik menjadikan pesantrenmemiliki resistensi yang lebih tinggi dalammenghadapi masalah anggaran / pembiayaanpendidikan. Padahal dari sisi managemenpendidikan, mereka tidak memiliki dasarakademis yang kompeten dalam mengaturadministrasi sebuah lembaga pendidikan.Perhitungan biaya satuan per siswa belummenjadi kajian prioritas bagi mereka.

Tetapi fakta menunjukan pesantren telahmenjadi lembaga pendidikan yang mampuhidup secara mandiri. Kemandirian itu tidakhanya dalam konsep pendidikan bagi parasantrinya, tetapi juga dalam pengelolaanpesantren termasuk pendanaannya. Mastuhu(1994) melukiskan dengan tegas bahwapesantren punya konsep biaya beberapa puncukup, biaya berapapun tidak cukup. Inimelukiskan fleksibilitas pendidikan yangsangat tinggi. Bandingankan misalnyadengan konsep pembiayaan perguruan tinggiyang punya hukum biaya berapapun harusdihabiskan.1

Dalam hal penyelenggaraan pendidikanpesantren memiliki variasi yang beragam,yaitu pesantren salafy atau tradisional denganciri pendidikan tanpa kelas dan menggunakanmetode bandungan, sorogan dan halakahdalam belajar, sedangkan yang kedua adalahalkhalafy atau al’ashry atau modern, yaitupesantren yang mengintegrasikan sistempersekolahan secara adminisratif kedalampengelolaan pengajaran dengan tanpa

1 Howard R Bowen, The Cost Higher Education,1981. San Fransisco. P.80

Page 3: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

169

menghilangkan ruh dan kurikulum pesantrenyang menitik beratkan pada materi agamaislam secara mendalam. Golongan pertamadiwakili oleh antara lain Pesantren Buntetdan Babakan Ciwaringin di Jawa Barat, AlFalah Kediri Jawa Timur dan Kaliwungu diJawa Tengah. Sedangkan yang moderndiwakili oleh antara lain Pondok Gontor ataupesantren yang berafiliasi kepadanya. Akantetapi diantara kedua golongan aliranpesantren itu memiliki konsep yang relatifsama mengenai uang dan pendanaanpendidikan yaitu : kesederhanaan,keikhlasan, kebebasan, kemandirian danpersaudaraan. Dalam lingkungan pesantrendengan afiliasi gontor hal-hal diatasistilahkan dengan panca jiwa pondok.

Kesederhanaan diterjemahkan dalambentuk fisik bangun yang “bersahaja”,penampilan Kyai dan santrinya yang“seadanya”, bahkan metode belajar dankurikulumnya pun dikemas dalamkesederhanaan yang sangat “seadanya”,tanpa kehilangan makna esensialnya.Sedangkan keikhlasan adalah konsep kerjayang sangat tinggi nilainya dan terminologiislam yaitu bekerja atau belajar tanpamengharapkan sesuatu pun kecuali ridhoAllah. Karena konsep itu pulalah PesantrenGontor tidak memasukan komponen gurudalam hitungan biaya yang harus dipikul parapeserta didiknya. Kebebasan bermaknaindependen, artinya dia menganut konsep adadimana-mana tapi tidak terikat dimana-mana.Konsep ini menempatkan pesantren sebagaiinstitusi yang mampu fleksibel menghadapizaman. Persaudaraan tidak terkait langsungdengan managemen keuangan, tetapi ruhnyabahwa akuntabilitas keuangan bukan padakeberadaan kuitansi, nota dan bukti-buktikertas lainnya tetapi lebih pada pemahamanbersama akan penggunaannya

Yang mendasari pelaksanaanpendidikan dipesantren adalah watak islamyaitu watak yang didasari oleh ajaran islamdengan dua sumber utama Al-Qur’an dan Al-Hadist dengan kelengkapan eharisma kyai,sesuatu yang tidak dimiliki pemimpin formal.Watak pendidikan Islam menurut Hery NurAly (2000) ada empat iman, amaliyah,

ilmiyah dan ketrampilan.Tetapi dibalik ituterjadi ironi yang mengganjal, sebagaisebuah institusi yang bertujuan membinamanusia untuk menjadi lebih baik secarakomperehensif mestinya peserta didik tidakhanya dibekali dengan norma-norma ilahiyahyang universal tetapi “abstrak”. Para pesertadidik perlu dibekali pula dengan ketrampilanmanajerial pengelolaan pendidikan yangdimulai dengan keseharian para pengelolanyasendiri. Konsep-konsep managemen moderndalam administrasi pendidikan. Apalagidalam hal keuangan, karena dalam hal inipesantren memiliki lebih banyak potensiuntuk digali bagi pembiayaan pendidikandisamping sumber-sumber konvensional.

Dalam batas-batas tertentu, pesantrenyang digolongkan modern yaitu pesantrenyang berafiliasi pesantren gontor telah mulaimenggunakan managemen modern itusebagai pendukung pengelolaannya, tetapikarena berbagai faktor belum diketahuiefektifitasnya.

Pertanyaannya adalah mungkinkahkemandirian yang pesantren miliki itu akanlebih baik bila mereka mampu menggunakanmanagemen pembiayaan pesantren yangdidasari oleh teori-teori administrasi yangakademis? Atau apa mungkin modelkemandirian pesantren itu bisa menjadimodel yang adaptatif bagi lembagapendidikan formal? Sebagai subyek, dipilihPondok Pesantren dan Lembaga PendidikanTerpadu Nuurusshidiq Cirebon. Sebuahpesantren modern dengan kondisi yang layakdijadikan lokasi penelitian. Penelitian inibertujuan untuk mengumpulkan informasitentang perencanaan, pengorganisasian,pelaksanaan penggalian, alokasi danakuntabilitas pembiayaan pendidikan diPesantren Nuurusshidiiq serta informasimengenai faktor – faktor yangmempengaruhi pembiayaan pendidikan diPesantren Nuurusshidiiq.Serta manfaat darimanagemen pembiayaan pendidikan terhadapkualitas pendidikan di PesantrenNuurusshidiiq.

Page 4: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

170

Kajian Teori

Pembiayaan pendidikan merupakansalah satu unsur yang sangat penting dalampraktek pendidikan. Keberadaannya sebagaiinstrumen kunci untuk mencapai tujuanpendidikan baik secara kuantitatif maupunkualitatif. Dalam konteks apapun, pendidikantidak terlepas dari pembiayaan. MenurutLevin (1987) pembiayaan sekolah adalahproses dimana pendapatan dan sumberdayatersedia digunakan untuk memformulasikandan mengoperasionalkan sekolah di berbagaiwilayah geografis dan tingkat pendidikanyang berbeda-beda. Pembiayaan sekolah inibekaitan dengan bidang politik pendidikandan program pembiayaan pemerintah sertaadministrasi sekolah. Beberapa istilah yangsering digunakan dalam pembiayaan sekolah,yakni school revenues, school expenditures,capital dan current cost.Dalam pembiayaansekolah tidak ada pendekatan tunggal danyang paling baik untuk pembiayaan semuasekolah karena kondisi tiap sekolah berbeda.Setiap kebijakan dalam pembiayaan sekolahakan mempengaruhi bagaimana sumber dayadiperoleh dan dialokasikan.2

Muhammad Fakry Ghaffar (1991)mengungkapkan bahwa pembiayaanpendidikan berkaitan dengan aspek sumber (Revenue) dan alokasi ( Expenditure).Revenue / Sumber – sumber biayapendidikan adalah semua potensi yang dapatdi eksplorasi untuk pengadaan biayapendidikan. Pembiayaan dalam dimensi ilmuadministrasi pendidikan dikenal ada tujuhdimensi, yaitu : 1. Konteks sosiologis danbudaya dalam manajemen pendidikan, 2.Proses belajar mengajar, 3. Ekonomi danpembiayaan pendidikan, 4. Studi dan teoriorganisasi, 5. Kepemimpinan dankemanagemenan, 6. Kebijakan dan politikdalam manajemen pendidikan, 7. Legal danetik dalam manajemen pendidikan.3

2 Nanang Fattah, Jurnal Pendidikan Dasar, VOL 2-April 2008.h.9

3 Mukhamad Ghaffar F, Pembiayaan PendidikanIslam,1991. Jakarta.h 25

Pembiayaan sebagai salah satudimensi itu menempati posisi yang sangatpenting karena merupakan jantung daripergerakan praktek pendidikan dimanapunberada. Perkembangan dari hal itu adalahrelevansi akademis, atmosfer akademis yangbaik, institusional managemen, filosofis,efisiensi dan inovasi.

Biaya Pendidikan

Kegiatan pendidikan pada lembagapendidikan formal tidak lepas dari kebutuhanakan biaya. Mendefinisikan biaya sebagaisemua jenis pengeluaran yang berkenaandengan penyelenggaraan pendidikan baikdalam bentuk uang, barang dan tenaga ( yangdapat dihargakan dengan uang ). Biayapendidikan ditentukan oleh berbagai faktor,antara lain: besar kecilnya sebuah institusipendidikan, jumlah siswa, tingkat gaji guruatau dosen yang disebabkan oleh bidangkeahlian atau tingkat pendidikan, ratio siswaberbanding guru/ dosen, kualifikasi guru,tingkat pertumbuhan penduduk (khususnyadi negara berkembang), perubahan kebijakandari penggajian/pendapatan (revenue theoryof cost).

Dalam menghitung biaya pendidkanini, faktor input dan output dari pendidikanserta proses yang ada didalamnya yangdikaitkan dengan program penguranganbiaya dan peningkatan efisiensi, dapatdihitung menggunakan teknik (cost analysis):(1) productifity measurement atau analisacost-effectiveness atau (2) analisa cost-benefit. Hasil perhitungan biaya pendidikandapat mengevaluasi apakah investasi tersebutmenguntungkan atau tidak baik untukindividu tersebut (private rate of return)ataupun untuk masyarakat secara luas (socialrate of return). Isu lain berkaitan denganbiaya pendidikan ini adalah: perbedaanpengeluaran anggaran dibidang pendidikan dinegara maju dengan negara berkembang,perbedaan biaya sekolah baik di institusipendidikan negeri maupun swasta. Selain itujuga perbedaan biaya untuk pendidikantermasuk investasi pendidikan terkait denganprogram peningkatan kesejahteraan

Page 5: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

171

masyarakat.Sistem biaya pendidikanmerupakan proses dimana pendapatan dansumber daya tersedia digunakan untukmemformulasikan dan mengoperasionalkansekolah.

Sistem biaya pendidikan sangatbervariasi tergantung dari kondisi masing-masing negara seperti kondisi geografis,tingkat pendidikan, kondisi politikpendidikan, hukum pendidikan, ekonomipendidikan, program pembiayaan pemerintahdan administrasi sekolah.

Sementara itu terdapat beberapafaktor yang perlu diperhatikan untukmengetahui sesuai tidaknya sistem dengankondisi negara. Untuk mengetahui apakahsistem tersebut memuaskan, dapat dilakukandengan cara: (1) menghitung berbagaiproporsi dari kelompok usia, jenis kelamin,tingkat buta huruf; (2) distribuasi alokasisumber daya pendidikan secara efisien danadil sebagai kewajiban pemerintah pusatmensubsidi sektor pendidikan dibandingkandengan sektor lainnya.

Setiap keputusan dalam masalahpembiayaan sekolah akan mempengaruhibagaimana sumber daya diperoleh dandialokasikan. Oleh karena itu perlu dilihatsiapa yang akan dididik dan seberapa banyakjasa pendidikan dapat disediakan, bagaimanamereka akan dididik, siapa yang akanmembayar biaya pendidikan. Demikian pulasistem pemerintahan seperti apa yang palingsesuai untuk mendukung sistem pembiayaanpendidikan. Tanggung jawab pemerintahdalam pembiayaan pendidikan termasukuntuk pendidikan kejuruan dan bantuanterhadap murid. Hal itu perlu dilihat darifaktor kebutuhan dan ketersediaanpendidikan, tanggung jawab orang tua dalammenyekolahkan vs social benefit secara luas,pengaruh faktor politik dan ekonomiterhadap sektor pendidikan.

Dengan mengkaji berbagai peraturandan kebijakan yang berbeda-beda di sektorpendidikan, maka akan tampakkonsekuensinya terhadap pembiayaanpendidikan, yakni:

Keputusan tentang siapa yang akandididik dan seberapa banyak jasapendidikan dapat disediakan.

Keputusan tentang bagaimana merekaakan dididik.

Keputusan tentang siapa yang akanmembayar biaya pendidikan.

Keputusan tentang systempemerintahan seperti apa yang palingsesuai untuk mendukung pembiayaansekolah

Untuk menjawab pertanyaan tersebutdiatas, ada dua hal pokok yang harus dapatdijawab, yakni: (1) bagaiman sumber dayaakan diperoleh dan (2) bagaimanasumberdaya akan dialokasikan pada berbagaijenis dan jenjang pendidikan/tipesekolah/kondisi sekolah/ kondisi daerah yangberbeda. Terdapat 2 kriteria untukmenganalisis setiap hal tersebut, yakni: (1)efisiensi yang terkait dengan keberadaansumberdaya yang dapat memaksimalkankesejahteraan masyarakat dan (2) keadilanyang terkait dengan benefit dan cost yangseimbang.4

Menurut Idochi (2003) pembiayaaanadalah sejumlah pengeluaran yang memangharus dikeluarkan oleh lembaga pendidikansebagai pembiayaan pendidikan dan besarkecilnya dipengaruhi oleh lingkungan.Dilihat dari keterkaitannya denganpenyelenggaraan pendidikan pembiayaandapat dikategorikan dalam 2 hal yaitu (1)pembiayaan langsung dan (2) pembiayaantak langsung.5 Pembiayaan langsung adalahsegala pengorbanan yang secara langsungberproses dalam produksi pendidikan, yangsecara langsung meningkatkan mutupendidikan, misalnya : gaji guru dankaryawan, pembelian buku, Laboratorium,meja kursi, bangunan. Sedangkan,pembiayaan tak langsung adalah biaya yangumumnya meliputi hal – hal yang tidaksecara langsung berhubungan dengan prosesproduksi pendidikan, seperti hilangnyapendapatan peserta didik karena sedang

4 Ibid, h.125 Idochi, 2003. Administrasi Pendidikan danManajemen, Bandung. h.6

Page 6: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

172

mengikuti pelatihan. Tidak semuapengeluaran sekolah dianggap sebagaipembiayaan pendidikan karena biayapendidikan memiliki ciri tersendiri yaitu : 1.Pengeluaran itu tidak dapat dihindarkan, 2.Pengeluaran itu dapat diduga sebelumnya, 3.Pengeluaran itu secara kuantitatif dapatdihitung, 4. Pengeluaran itu inhern darimutu/hasil.

Berbagai pengeluaran yang tidaktermasuk dalam kriteria diatas tidak disebutsebagai pembiayaan pendidikan, tetapipemborosan. Untuk kondisi di Indonesia,konvensi pendidikan tahun 1999 mencatatbeberapa masalah yang terkait denganmasalah pendanaan pendidikan secara makroantara lain :

Program utama pemerintah saat iniyaitu wajib belajar pendidikan dasar 9tahun menekankan pada jumlah siswayang dapat melanjutkan pendidikandasar. Akibatnya produksi massalpelayanan pendidikan dasar akanterjadi dan isu tentang mutupendidikan dasar akan timbul.

Terdapat permasalahan mengenaiapakah pemerintah dan masyarakatperlu memberikan prioritas dalamanggaran rutinnya. Hal ini adalahakibat tidak ada ukuran yang jelasmengenai berapa banyak dana yangharus disediakan untuk sektorpendidikan.Ilmu ekonomi sebagai pemakai awal

istilah biaya dalam produksi barang dan jasamembedakan antara biaya dan pengeluaran.Nanang Fattah mengutip Marshall danIttalak (2000), bahwa terdapat perbedaanantara biaya yang sebenarnya yangberhubungan dengan usaha atau pengorbananyang diperlukan untuk produksi barang danjasa dengan biaya yang terdiri daripengeluaran untuk membayar para pemilikfaktor produksi.6

Karena dalam konteks biayapendidikan dapat dianggap sama sepertiprodusen jasa, maka sangat mungkin terjadi

6 Ibid, h.11

pengeluaran – pengeluaran yang tidak secarainteren berhubungan dengan produksi taditidak dapat dihindarkan. Oleh karenanyaawalaupun teori pembiayaan biasanya hanyaberkontek di sekitar pemasukan danpengeluaran , ada beberapa ahli yangmempermaslahkan jasa tentangakuntabilitasnya, baik secara akademismaupun ekonomis.Terdapat tiga aspek yangperlu dikaji dalam melihat apakahpemerintah perlu terlibat dalam masalahpembiayaan pendidikan:

• Kebutuhan dan ketersediaanpendidikan terkait dengan sektorpendidikan dapat dianggap sebagaisalah satu alat perdagangan dankebutuhan akan investasi dalamsumber daya manusia/humancapital.

• Pembiayaan pendidikan terkaitdengan hak orang tua dan muriduntuk memilih menyekolahkananaknya ke pendidikan yang akanberdampak pada social benefitsecara keseluruhan.

• Pengaruh faktor politik danekonomi terhadap sektorpendidikan.

Dalam hal pendidikan kejuruan danindustri, pembiayaan pendidikan jenis iniditanggung oleh perusahaan. Perusahaanmemberi subsidi kepada para pekerjanyasendiri. Sekarang peran pemerintah semakinbesar dalam pembiayaan ini. Hal itudisebabkan adanya kepentingan ekonomi.Artinya kebijakan man power, diharapkandapat meningkatkan kepentingan untukmembagi biaya dan manfaat dari pendidikanini dengan adil.

Beberapa hal yang perlu diperhatikandalam pendidikan kejuruan ini adalah :

• Peran pemerintah dalam membiayaijenis pendidikan ini

• Perbedaan antar jenis training yangumum dan spesifik

• Pilihan antara training yang on danoff the job

• •Keseimbangan antara pembiayaandari pemerintah dan sektor swastadi pendidikan ini

Page 7: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

173

• Pentingnya praktek kerja sebagaikelanjutan dari jenis pendidikan ini

• Pembayaran kompensasi selamamengikuti pendidikan ini

• Sumber daya yang dialokasikanuntuk jenis pendidikan ini

Analisis Biaya PendidikanTerdapat berbagai tipe analisis biaya

yang relevan untuk diterapkan dalam bidangpendidikan, antara lain: cost-benefit analysis,study the determinants of educational costs,study economies of scale dalam aplikasiteknologi pendidikan baru, dan studi analisabiaya pembangunan sekolah. Guna costanalysis dalam perencanaan pendidikanadalah untuk:

• Menguji economic feasibility darisuatu rencana ekspansi, proposal,atau target

• Memprediksi tingkat biayapendidikan dimasa datang

• Memperkirakan biaya berbagaikebijakan dan reformasi atauinovasi pendidikan

• Membandingkan keuntunganberbagai alternatif proyek

• Meningkatkan efisiensi utilisasisumber daya

Cost analysis ini penting dipelajari olehperencana pendidikan karena semakintingginya tekanan dari para pengambilkebijakan dalam hal pengurangan biaya danpeningkatan efisiensi. Dalam hal pembiayaanpendidikan ini, Fattah (2001) menjelaskanbahwa biaya yang rendah berpengaruhterhadap kualitas pendidikan di SekolahDasar dan proses belajar-mengajar sertakualitas outcomes yang dihasilkan.7 Artinyaada korelasi yang positif antara besarnyabiaya pendidikan tehadap peningkatan mutupendidikan di Sekolah Dasar. Oleh karena ituperencana pendidikan harus menggunakansebaik mungkin sumber daya yang tersedia,mengawasi sumber daya yang ada terhadap

7 Fattah, Nanang 2001. “Studi Tentang PembiayaanPendidikan Sekolah Dasar”http://google.com/htm, download tanggal 8September 2013

permintaan atas sumber daya tersebut, danmen-support setiap argumen dengan analisakuantitatif dengan menggunakan bantuancost analysis ini.

Ada beberapa cara dalammengidentifikasikan dan mengukur biayapendidikan yang terkait dengan hubunganantara input dan output dalam pendidikan.8

Biaya Uang vs Biaya OportunitasInput dari pendidikan dapat diukur

dalam bentuk uang, dan dapat juga diukurdari seluruh dari sumber daya rill yangdigunakan dalam proses pendidikan (waktuguru/ dosen, waktu murid, waktu staf, buku,material, peralatan, gedung). Meskipun tidakdapat diukur secara langsung dengan uang,tetapi sumber daya ini memiliki nilai karenadapat digunakan dibidang lainnya, sehinggadinamakan “opportunity costs”.

Konsep opportunity costs lebih luasdaripada konsep money costs/expenditure,karena tidak hanya mencakup uang saja, tapipada sumber daya rill yang direpresentasikandengan pengeluaran uang walaupun tidakdibeli/dijual. Contoh seperti:

• Nilai waktu guru/dosen yang dapatdisamakan dengan sejumlah gaji

• Waktu siswa masuk sekolah yangdapat disamakan apabila diamendapatkan pekerjaan

• Sukarelawan yang tidak dibayartapi memiliki alternatif penggunaanyang lain, sehingga memilikieconomic value dan opportunitycosts

• Nilai tanah atau bahan mentah hasilhibah Opportunity costs daripendidikan dapat diukur sebagaibiaya kepada individu (privatecosts) seperti biaya pendidikan,buku, dan peralatan dan biayakepada masyarakat (social cost)seperti biaya gaji guru dan staf,buku, peralatan, bahan mentah,gedung.

Kebanyakan analisis biaya pendidikandikonsentrasikan kepada pengeluaran uang

8 Mc Mahon, Walter W. 2003. National Action Planfor Education For All: Education Finance

Page 8: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

174

daripada opportunity costs, padahal keduanyasama pentingnya. Beberapa analisis biaya,seperti costs benefit analysis, menggunakanbiaya opportunitas daripada biaya uang.Biaya Modal vs Biaya Operasional/Rutin

Biaya operasional meliputi semuapengeluaran pada barang-barang konsumtifseperti buku, stationery, bahan bakar, danjasa lainnya yang dapat membawa benefitdalam jangka menengah atau pendek. Capitalcosts atau expenditure meliputi pembeliandurable assets seperti gedung atauperlengkapan yang diharapkan memberikankeuntungan untuk jangka panjang. Pembelianbarang-barang capital/modal ini dapatdikatakan sebagai suatu investasi.

Baik current maupun capital expendituredapat diukur secara actual atau currentprices atau dalam tingkat harga yangkonstan/constant purchasing power. Analisisbiaya ini sebagai “elemental costs analysis”sukses diaplikasikan pada pendidikan yangmenghasilkan pengurangan biaya, karenamembanding bangunanbangunan yangmenggunakan material yang berbeda, teknikpembangunan berbeda untuk meningkatkanefisiensi dan mengurangi biaya pembanguangedung baru.Biaya Rata-rata (AC) dan Biaya Marjinal(MC)

Analisis biaya berkaitan dengan totalbiaya pendidikan atau dengan unit costs(biaya permurid). Ada dua cara untukmenghitung unit costs:

• Biaya rata-rata per murid, yaitubiaya keseluruhan dibagi jumlahmurid yang mendaftar di suatusekolah/ suatu level.

• Biaya rata-rata per lulusan adalahbiaya total keseluruhan dibagijumlah lulusan

Untuk menunjukan hubungan antarabiaya-biaya dengan output atau skalaoperasional suatu usaha dan melihatketerkaitannya dengan biaya total (TC),biayarata-rata (AC) dan biaya marjinal (MC)adalah dengan memperhatikan fungsi biaya.Perhitungan tiap-tiap Fungsi biaya dilakukansebagai berikut: Biaya total (TC) pertahun

adalah biaya tetap (FC) ditambah biayavariabel (VC, tergantung jumlah murid).Sedangkan biaya rata-rata (AC) adalah (TC)dibagi dengan jumlah output. Maka (AC)akan rendah bila jumlah siswa tinggi. Biayamarjinal (MC) adalah tambahan biaya yangterjadi karena ada penambahan unitcosts/murid yang mendaftar.Biaya Privat vs Biaya Sosial Pendidikan

Perbedaan antara biaya privat dan biayasosial ditentukan oleh besarnya subsidipemerintah terhadap pendidikan, seperti dibeberapa negara dimana pendidikan dasardan menengah diberikan gratis, sehinggadirect private cost atau juga yang disebutbiaya personal hanya terbatas untuk membelibuku, seragam, dan transport. Kalau jenispendidikan tersebut bersifat wajib, makatidak ada private opportunity cost dalambentuk pendapatan yang hilang karenamelanjutkan pendidikan, paling hanya daribiaya pajak yang dikenakan pemerintahsecara implicit.

Hal ini umumnya tidak berlaku untukpostcompulsory education dimana earningsdan output forgone yang menjadi faktorpenting yang dipertimbangkan pemerintahbila akan mengubah kebijakan minimumschool-leaving age.Joint Costs Pendidikan

Konsep ini muncul untuk menilaiimplikasi dari berbagai produk yangdihasilkan oleh pendidikan (seperti cognitivedan noncognitive outputs) atau olehpendidikan tinggi (teaching dan research).Karena sulit diukur single unit cost untuksingle output/product. Contoh: beberapainput menghasilkan dua atau lebih output,seperti misalnya bangunan-bangunansekolah, administrasi pusat, perpustakaan-perpustakaan, dan lain-lain.Pendekatan Kecukupan (AdequacyApproach)

Pengukuran biaya pendidikan seringkalimenitikberatkan kepada ketersediaan danayang ada namun secara bersamaan seringkalimengabaikan adanya standar minimal untukmelakukan pelayanan pendidikan. Konseppendekatan kecukupan menjadi pentingkarena memasukan berbagai standar kualitas

Page 9: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

175

dalam perhitungan pembiayaan pendidikan.Oleh karenanya, berdasarkan berbagaitingkat kualitas pelayanan pendidikantersebut dapat ditunjukkan adanya variasibiaya pendidikan yang cukup ideal untukmencapai standar kualitas tersebut.

Analisis kecukupan biaya pendidikan initelah digunakan di beberapa negara bagianAmerika Serikat untuk mengalokasikan danapendidikan. Berbagai studi di Indonesia telahpula mencoba memperhitungkan biayapendidikan berdasarkan standar kecukupan.

Perhitungan biaya pendidikan berdasarkanpendekatan kecukupan ditentukan olehbeberapa faktor, diantaranya:

• Besar kecilnya sebuah institusipendidikan

• Jumlah siswa• Tingkat gaji guru (karena bidang

pendidikan dianggap sebagai highlylabour intensive)

• Rasio siswa dibandingkan jumlahguru

• Kualifikasi guru• Tingkat pertumbuhan populasi

penduduk (khususnya di negaraberkembang)

• Perubahan dari pendapatan(revenue theory of cost).

Perubahan hubungan antara input danoutput dalam pendidikan dapat dianalisadengan menggunakan beberapa teknik yangberbeda, yaitu:Teknik pengukuran produtivitas atau analisaefektivitas biaya

Efektif tidaknya dilihat dengan mengukurbiaya input (gaji guru, pengeluaran untukpembelian buku-materialperalatan,penggunaan bangunan atau peralatan) denganoutput (pencapaian objektif seperti jumlahlulusan, hasil ujian, atau pendapatan masadepan yang diharapkan).

Tujuan yang diharapkan dapat berupajumlah lulusan, hasil ujian, atau pendapatanmasa depan yang diharapkan. Terdapat duacara dalam mengaplikasikan jenis analisa ini:

• Membandingkan biaya yangdikeluarkan dua institusipendidikan yang menggunakanmetode yang berbeda, contoh

adalah pengajaran jarak jauhdengan pengajaran konvesional dikelas, jika hasilnya sama, makadicari metode mana yangmenggunakan biaya paling sedikit.

• Jika hasilnya bervariasi, makadilihat tingkat output tertinggidengan biaya yang sama.

Analisis biaya manfaat (cost benefit analysis)Mengukur biaya dan manfaat dalam

hitungan ekonomi atau keuangan, hal inidiekspresikan dalam bentuk konsep rasioantara present value dari biaya denganpresent value dari manfaat di masa depanyang diharapkan (digunakan istilah rate ofreturn on the investment). Tujuan dari setiapanalisis cost-benefit ini adalah untukmembandingkan opportunity cost dari suatuproject dengan benefit yang diharapkan,diukur dengan tambahan pendapatan yangakan terjadi di masa depansebagai hasil dari suatu investasi.

Penghitungan ini bisa mengevaluasipendidikan sebagai suatu investasi baiksebagai individu maupun untuk masyarakat.Kalkulasi private rate of return terhadapinvestasi pendidikan menunjukan sejauhmana keuntungannya bagi individubersangkutan atau untuk keluarganya denganberinvestasi dalam pendidikan. Sedangkansocial rate of return menyediakan yardstickdalam mengevaluasi pendidikan sebagaisuatu investasi sosial. Keduanya melihatbiaya pendidikan sebagai suatu investasisosial. Keduanya melihat biaya pendidikansebagai suatu opportunity cost. “Private costof education“ terdiri dari pengeluaran untukbiaya sekolah, buku, peralatan, travel, danpendapatan yang seharusnya didapat bilatidak kuliah. Benefit ekonomi pendidikandiukur dari pendapatan tambahan sepanjanghidup seorang pekerja yang terdidik.Pendapatan orang dengan tingkat pendidikanyang berbeda dapat dilihat dari usiakemampuan, latar belakang sosial. Walaupunsulit mengukur benefit langsung atau tidaklangsung dari pendidikan, setidaktidaknyadapat diukur dengan rate of return toeducation, menggunakan discounted cashflow techniques dengan mengukur present

Page 10: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

176

value baik dari biaya yang dikeluarkan danbenefit yang akan diterima. Berdasarkanhasil penelitian diketahui bahwa:

• Rate of return dari seluruh bentukpendidikan bernilai positif dihampir seluruh negara, dan rate ofreturn dari pendidikan dasarmenengah lebih tinggi dari padapendidikan tinggi.

• Secara konsisten, private rate ofreturn lebih tinggi dari pada socialrate of return, mengindikasikanbahwa pendidikan lebihmenguntungkan sebagai betukinvestasi untuk individu, daripadauntuk masyarakat secarakeseluruhan.

PesantrenPesantren, pondok pesantren, atau

sering disingkat pondok atau ponpes, adalahsebuah asrama pendidikan tradisional, dimana para siswanya semua tinggal bersamadan belajar di bawah bimbingan guru yanglebih dikenal dengan sebutan Kiai danmempunyai asrama untuk tempat menginapsantri. Santri tersebut berada dalam kompleksyang juga menyediakan masjid untukberibadah, ruang untuk belajar, dan kegiatankeagamaan lainnya. Kompleks ini biasanyadikelilingi oleh tembok untuk dapatmengawasi keluar masuknya para santrisesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pondok Pesantren merupakan duaistilah yang menunjukkan satu pengertian.Pesantren menurut pengertian dasarnyaadalah tempat belajar para santri, sedangkanpondok berarti rumah atau tempat tinggalsederhana terbuat dari bambu. Di sampingitu, kata pondok mungkin berasal dari BahasaArab Funduq yang berarti asrama atau hotel.Di Jawa termasuk Sunda dan Maduraumumnya digunakan istilah pondok danpesantren, sedang di Aceh dikenal denganIstilah dayah atau rangkang atau menuasa,sedangkan di Minangkabau disebut surau.

Pesantren juga dapat dipahami sebagailembaga pendidikan dan pengajaran agama,umumnya dengan cara nonklasikal, di manaseorang kiai mengajarkan ilmu agama Islam

kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitabyang ditulis dalam bahasa Arab oleh UlamaAbad pertengahan, dan para santrinyabiasanya tinggal di pondok (asrama) dalampesantren tersebut.

Agar lebih mendalami dan memahamipengertian pondok pesantren disini terdiridari dua suku kata diantaranya yakni pondokdan pesantren. Pondok berasal dari katafunduq (bahasa arab) yang artinya adalahtempat istirahat, ruang tidur, ataupun asramasedangkan pesantren berasal dari kata santriyang diimbuhi awalan pe dan akhiran anyang berarti menunujukkan tempat, makaartinya adalah tempat para santri.Kesimpulannya dapat ditarik bahwapengertian dari pondok pesantren merupakansuatu tempat yang digunakan oleh para santriuntuk menimba wawasan dan mengasah ilmupengetahuannya di dalam lembaga tersebut.Pondok pesantren dikalangan masyarakatlebih dikenal dengan istilah sebutan “penjarasuci”.

Sebagai bagian tak terpisahkan daridunia pendidikan di indonesia baik secarahistoris, filosofis dan sistematis pesantrentelah berperan besar dalam mencerdaskankehidupan bangsa. Menurut Mastuhu (1994),pesantren adalah lembaga pendidikantradisional islam untuk mempelajari,memahami, mendalami, menghayati danmengamalkan ajaran islam dengan menekunipentingnya moral keagamaan sebagaipedoman perilaku sehari – hari. Sedangkan,Abdurahman Wahid dalam Ismail ( 2002)pesantren adalah a place where santri(student) live.9

Elemen Dasar Pesantren.

PondokSebuah pondok pada dasarnya

merupakan sebuah asrama pendidikan Islamtradisional di mana para siswanya (santri)tinggal bersama di bawah bimbingan seorangatau lebih guru yang lebih dikenal dengan

9 Mastuhu, 1994. Dinamika Sistem PendidikanPesantren, Jakarta. INIS. H.19

Page 11: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

177

Kyai Dengan istilah pondok pesantrendimaksudkan sebagai suatu bentukpendidikan keislaman yang melembaga diIndonesia. Pondok atau asrama merupakantempat yang sudah disediakan untuk kegiatanbagi para santri. Adanya pondok ini banyakmenunjang segala kegiatan yang ada. Hal inididasarkan jarak pondok dengan saranapondok yang lain biasanya berdekatansehingga memudahkan untuk komunikasiantara Kyai dan santri, dan antara satu santridengan santri yang lain.

Dengan demikian akan tercipta situasiyang komunikatif di samping adanyahubungan timbal balik antara Kyai dan santri,dan antara santri dengan santri. Hal inisebagaimana dikemukakan oleh ZamakhsariDhofir, bahwa adanya sikap timbal balikantara Kyai dan santri di mana para santrimenganggap Kyai seolah-olah menjadibapaknya sendiri, sedangkan santri dianggapKyai sebagai titipan Tuhan yang harussenantiasa dilindungi.10

Sikap timbal balik tersebutmenimbulkan rasa kekeluargaan dan salingmenyayangi satu sama lain, sehingga mudahbagi Kyai dan ustaz untuk membimbing danmengawasi anak didiknya atau santri. Segalasesuatu yang dihadapi oleh santri dapatdimonitor langsung oleh Kyai dan ustaz,sehingga dapat membantu memberikanpemecahan ataupun pengarahan yang cepatterhadap santri, mengurai masalah yangdihadapi para santri.

Keadaan pondok pada masa kolonialsangat berbeda dengan keberadaan pondoksekarang. Hurgronje menggambarkankeadaan pondok pada masa kolonial (dalambukunya Imron Arifin, Kepemimpinan Kyai)yaitu: “Pondok terdiri dari sebuah gedungberbentuk persegi, biasanya dibangun daribambu, tetapi di desa-desa yang agakmakmur tiangnya terdiri dari kayu danbatangnya juga terbuat dari kayu. Tanggapondok dihubungkan ke sumur oleh sederetbatu-batu titian, sehingga santri yangkebanyakan tidak bersepatu itu dapat

10 Zamakhsyari Dhofier,1983. Tradisi Pesantren Studitentang Pandangan Hidup Kyai, LP3S,Jakarta.h.15

mencuci kakinya sebelum naik kepondoknya.

Pondok yang sederhana hanya terdiridari ruangan yang besar yang didiamibersama. Terdapat juga pondok yangagaknya sempurna di mana didapati sebuahgang (lorong) yang dihubungkan oleh pintu-pintu. Di sebelah kiri kanan gang terdapatkamar kecil-kecil dengan pintunya yangsempit, sehingga sewaktu memasuki kamaritu orang-orang terpaksa harus membungkuk,jendelanya kecil-kecil dan memakai terali.Perabot di dalamnya sangat sederhana. Didepan jendela yang kecil itu terdapat tikarpandan atau rotan dan sebuah meja pendekdari bambu atau dari kayu, di atasnya terletakbeberapa buah kitab.Dewasa ini keberadaanpondok pesantren sudah mengalamiperkembangan sedemikian rupa sehinggakomponen-komponen yang dimaksudkanmakin lama makin bertambah dan dilengkapisarana dan prasarananya.

Dalam sejarah pertumbuhannya,pondok pesantren telah mengalami beberapafase perkembangan, termasuk dibukanyapondok khusus perempuan. Denganperkembangan tersebut, terdapat pondokperempuan dan pondok laki-laki. Sehinggapesantren yang tergolong besar dapatmenerima santri laki-laki dan santriperempuan, dengan memilahkan pondok-pondok berdasarkan jenis kelamin denganperaturan yang ketat.

MasjidMasjid merupakan elemen yang tak

dapat dipisahkan dengan pesantren dandianggap sebagai tempat yang paling tepatuntuk mendidik para santri, terutama dalampraktik ibadah lima waktu, khotbah dan salatJumat dan pengajaran kitab-kitab Islamklasik. Sebagaimana pula ZamakhsyariDhofir berpendapat bahwa: “Kedudukanmasjid sebagai sebagai pusat pendidikandalam tradisi pesantren merupakanmanifestasi universalisme dari sistempendidikan Islam tradisional. Dengan katalain kesinambungan sistem pendidikan Islamyang berpusat di masjid sejak masjid Quba’didirikan di dekat Madinah pada masa Nabi

Page 12: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

178

Muhammad SAW tetap terpancar dalamsistem pesantren. Sejak zaman Nabi, masjidtelah menjadi pusat pendidikan Islam”.

Lembaga-lembaga pesantren di Jawamemelihara terus tradisi tersebut, bahkanpada zaman sekarang di daerah umat Islambegitu terpengaruh oleh kehidupan Barat,masih ditemui beberapa ulama dengan penuhpengabdian mengajar kepada para santri dimasjid-masjid serta memberi wejangan dananjuran kepada murid-muridnya.

Di Jawa biasanya seorang Kyai yangmengembangkan sebuah pesantren pertama-tama dengan mendirikan masjid di dekatrumahnya. Langkah ini pun biasanya diambilatas perintah Kyainya yang telah menilaibahwa ia sanggup memimpin sebuahpesantren. Selanjutnya Kyai tersebut akanmengajar murid-muridnya (para santri) dimasjid, sehingga masjid merupakan elemenyang sangat penting dari pesantren.

Pengajaran Kitab-kitab KlasikSejak tumbuhnya pesantren, pengajaran

kitab-kitab klasik diberikan sebagai upayauntuk meneruskan tujuan utama pesantrenyaitu mendidik calon-calon ulama yang setiaterhadap paham Islam tradisional. Karena itukitab-kitab Islam klasik merupakan bagianintegral dari nilai dan paham pesantren yangtidak dapat dipisah-pisahkan.

Penyebutan kitab-kitab Islam klasik didunia pesantren lebih populer dengan sebutan“kitab kuning”, tetapi asal-usul istilah inibelum diketahui secara pasti. Mungkinpenyebutan istilah tersebut guna membatasidengan tahun karangan atau disebabkanwarna kertas dari kitab tersebut berwarnakuning, tetapi argumentasi ini kurang tepatsebab pada saat ini kitab-kitab Islam klasiksudah banyak dicetak dengan kertas putih.

Pengajaran kitab-kitab Islam klasikoleh pengasuh pondok (Kyai) atau ustazbiasanya dengan menggunakan sistemsorogan, wetonan, dan bandongan. Adapunkitab-kitab Islam klasik yang diajarkan dipesantren menurut Zamakhsyari Dhofir dapatdigolongkan ke dalam 8 kelompok, yaitu: (1)Nahwu (syntax) dan Sharaf (morfologi), (2)Fiqih (hukum), (3) Ushul Fiqh

(yurispundensi), (4) Hadits, (5) Tafsir, (6)Tauhid (theologi), (7) Tasawuf dan Etika, (8)Cabang-cabang lain seperti Tarikh (sejarah)dan Balaghah”.11

Kitab-kitab Islam klasik adalahkepustakaan dan pegangan para Kyai dipesantren. Keberadaannya tidaklah dapatdipisahkan dengan Kyai di pesantren. Kitab-kitab Islam klasik merupakan modifikasinilai-nilai ajaran Islam, sedangkan Kyaimerupakan personifikasi dari nilai-nilai itu.Di sisi lain keharusan Kyai di sampingtumbuh disebabkan kekuatan-kekuatanmistik yang juga karena kemampuannyamenguasai kitab-kitab Islam klasik.

Sehubungan dengan hal ini, Moh.Hasyim Munif mengatakan bahwa: “Ajaran-ajaran yang terkandung dalam kitab kuningtetap merupakan pedoman hidup dankehidupan yang sah dan relevan. Sah artinyaajaran itu diyakini bersumber pada kitabAllah Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah (Al-Hadits), dan relevan artinya ajaran-ajaran itumasih tetap cocok dan berguna kini ataunanti”. Dengan demikian, pengajaran kitab-kitab Islam klasik merupakan hal utama dipesantren guna mencetak alumnus yangmenguasai pengetahuan tentang Islambahkan diharapkan di antaranya dapatmenjadi Kyai.

SantriSantri merupakan sebutan bagi para

siswa yang belajar mendalami agama dipesantren. Biasanya para santri ini tinggal dipondok atau asrama pesantren yang telahdisediakan, namun ada pula santri yang tidaktinggal di tempat yang telah disediakantersebut yang biasa disebut dengan santrikalong sebagaimana yang telah penuliskemukakan pada pembahasan di depan.Menurut Zamakhsyari Dhofir berpendapatbahwa: “Santri yaitu murid-murid yangtinggal di dalam pesantren untuk mengikutipelajaran kitab-kitab kuning atau kitab-kitabIslam klasik yang pada umumnya terdiri daridua kelompok santri yaitu: - Santri Mukimyaitu santri atau murid-murid yang berasal

11 Ibid. H.35

Page 13: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

179

dari jauh yang tinggal atau menetap dilingkungan pesantren. - Santri Kalong yaitusantri yang berasal dari desa-desa sekitarpesantren yang mereka tidak menetap dilingkungan kompleks peantren tetapi setelahmengikuti pelajaran mereka pulang. Dalammenjalani kehidupan di pesantren, padaumumnya mereka mengurus sendirikeperluan sehari-hari dan mereka mendapatfasilitas yang sama antara santri yang satudengan lainnya. Santri diwajibkan menaatiperaturan yang ditetapkan di dalam pesantrentersebut dan apabila ada pelanggaran akandikenakan sanksi sesuai dengan pelanggaranyang dilakukan.

KyaiIstilah Kyai bukan berasal dari bahasa

Arab, melainkan dari bahasa Jawa.Kata Kyaimempunyai makna yang agung, keramat, dandituahkan. Selain gelar Kyai diberikankepada seorang laki-laki yang lanjut usia,arif, dan dihormati di Jawa. Gelar Kyai jugadiberikan untuk benda-benda yang keramatdan dituahkan, seperti keris dan tombak.Namun demikian pengertian paling luas diIndonesia, sebutan Kyai dimaksudkan untukpara pendiri dan pemimpin pesantren, yangsebagai muslim terhormat telah membaktikanhidupnya untuk Allah SWT sertamenyebarluaskan dan memperdalam ajaran-ajaran serta pandangan Islam melaluipendidikan.

Kyai berkedudukan sebagai tokoh sentraldalam tata kehidupan pesantren, sekaligussebagai pemimpin pesantren. Dalamkedudukan ini nilai kepesantrenannya banyaktergantung pada kepribadian Kyai sebagaisuri teladan dan sekaligus pemegangkebijaksanaan mutlak dalam tata nilaipesantren. Dalam hal ini M. Habib Chirzinmengatakan bahwa peran kyai sangat besarsekali dalam bidang penanganan iman,bimbingan amaliyah, penyebaran danpewarisan ilmu, pembinaan akhlak,pendidikan beramal, dan memimpin sertamenyelesaikan masalah yang dihadapi olehsantri dan masyarakat. Dan dalam halpemikiran kyai lebih banyak berupa

terbentuknya pola berpikir, sikap, jiwa, sertaorientasi tertentu untuk memimpin sesuaidengan latar belakang kepribadian kyai.Daripendapat di atas dapat diambil kesimpulanbahwa peran Kyai sangat menentukankeberhasilan pesantren yang diasuhnya.Demikianlah beberapa uraian tentangelemen-elemen umum pesantren, yang padadasarnya merupakan syarat dan gambarankelengkapan elemen sebuah pondokpesantren yang terklasifikasi asli meskipuntidak menutup kemungkinan berkembangatau bertambah seiring denganperkembangan zaman dan kebutuhanmasyarakat.

Jenis PesantrenSeiring perkembangan zaman, serta

tuntutan masyarakat atas kebutuhanpendidikan Umum, kini banyak pesantrenyang menyediakan menu pendidikan umumdalam pesantren. kemudian muncul istilahpesantren Salaf dan pesantren Modern,pesantren Salaf adalah pesantren yang murnimengajarkan Pendidikan Agama sedangkanPesantren Modern menggunakan sistempengajaran pendidikan umum atauKurikulum.

Pesantren salafPesantren yang hanya mengajarkan

ilmu agama Islam saja umumnya disebutpesantren salaf. Pola tradisional yangditerapkan dalam pesantren salafi adalah parasantri bekerja untuk kyai mereka - bisadengan mencangkul sawah, mengurusiempang (kolam ikan), dan lain sebagainya -dan sebagai balasannya mereka diajari ilmuagama oleh kyai mereka tersebut. Sebagianbesar pesantren salafi menyediakan asramasebagai tempat tinggal para santrinya denganmembebankan biaya yang rendah ataubahkan tanpa biaya sama sekali. Para santri,pada umumnya menghabiskan hingga 20 jamwaktu sehari dengan penuh dengan kegiatan,dimulai dari salat shubuh di waktu pagihingga mereka tidur kembali di waktumalam. Pada waktu siang, para santri pergike sekolah umum untuk belajar ilmu formal,pada waktu sore mereka menghadiri

Page 14: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

180

pengajian dengan kyai atau ustaz merekauntuk memperdalam pelajaran agama dan Al-Qur'an.

Pesantren modernAda pula pesantren yang mengajarkan

pendidikan umum, di mana persentaseajarannya lebih banyak ilmu-ilmu pendidikanagama Islam daripada ilmu umum(matematika, fisika, dan lainnya). Ini seringdisebut dengan istilah pondok pesantrenmodern, dan umumnya tetap menekankannilai-nilai dari kesederhanaan, keikhlasan,kemandirian, dan pengendalian diri. Padapesantren dengan materi ajar campuranantara pendidikan ilmu formal dan ilmuagama Islam, para santri belajar seperti disekolah umum atau madrasah. Pesantrencampuran untuk tingkat SMP kadang-kadangjuga dikenal dengan nama MadrasahTsanawiyah, sedangkan untuk tingkat SMAdengan nama Madrasah Aliyah. Namun,perbedaan pesantren dan madrasah terletakpada sistemnya. Pesantren memasukkansantrinya ke dalam asrama, sementara dalammadrasah tidak. Ada juga jenis pesantrensemimodern yang masih mempertahankankesalafannya dan memasukkan kurikulummodern di pesantren tersebut.

Modernisasi PesantrenSebab-sebab terjadinya modernisasi

Pesantren di antaranya: Pertama, munculnyawancana penolakan taqlid dengan “kembalikepada Al-Qur’an dan sunah” sebagai isusentral yang mulai ditadaruskan sejak tahun1900 Maka sejak saat itu perdebatan antarakaum tua dengan kaum muda, atau kalanganreformis dengan kalanganortodoks/konservatif, mulai mengemukasebagai wancana public. Kedua: kianmengemukanya wacana perlawanan nasionalatas kolonialisme belanda. Ketiga, terbitnyakesadaran kalangan Muslim untukmemperbaharui organisasi keislaman merekayang berkonsentrasi dalam aspek sosialekonomi Keempat, dorongan kaum Muslimuntuk memperbaharui sistem pendidikanIslam. Salah satu dari keempat faktor tersebutdalam pandangan Karel A. Steenbrink, yang

sejatinya selalu menjadi sumber inspirasipara pembaharu Islam untuk melakukanperubahan Islam di Indonesia.

Sistem Pendidikan PesantrenSebagai suatu sistem pesantren

memiliki ciri khas dan irama hidup yangberbeda, karena pesantren bukan hanyatempat mencari ilmu, tetapi juga tempat parasantri tinggal dan hidup di dalamnya. Dalamhal pengajaran, ada beberapa metode yangdikenal, yaitu metode individual ( sorogan )dan metode kelompok ( bandongan atauhalaqoh). Metode pengajaran sorogandiberikan kepada santri – santri yang baruyang berupa pengenalan kepada kitab – kitabdasar yang memuat ilmu – ilmu dasarkebersihan, ibadah, dan muamalah.Sedangkan metode pengajaran bandongandiberikan kepada santri secara berkelompok (5- 500) santri mendengarkan satu guru yangmembaca, menjelaskan, dan menerangkansatu buku islam dalam bahasa arab. Setiapsantri memegang bukunya sendiri danmencatat setiap kata atau sandi yangdianggap sulit.

Dewasa ini berkembang tren baru,yaitu tren pesantren modern yang tidak hanyamengajarkan ilmu agama tetapi jugamengajarkan kemampuan bahasa asing,sosiologi bahkan pengenalan teknologi.Pesantren model ini menggunakan metodeklasikal dan berjenjang layaknya sekolahumum. Yang termasuk pesantren ini adalahPesantren Gontor di Jawa Timur, PesantrenAl Falah Bogor dan lain – lain.

Secara manajerial pengelolaanpesantren didasarkan pada konsep amanatdan kebersamaan. Artinya pesantren dikeloladengan kultur itu adalah amanat ummat danuntuk meninggikan syiar islam danmenyemarakan islam secara keseluruhan.Pengelola pesantren pada dasarnya adalahKiyai sebagai pemimpin tertinggi, akan tetapisecara teknis operasional diberikan kepadaberbagai unit. Pembagian kerja antar unitbiasanya masih belum jelas dan tenagaadminstrasi yang belum ahli. Sistemdokumentasi administrasi belum teratur dan

Page 15: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

181

akurat, kelemahan yang ada hanyalah dalamkurang profesionalitas dalam pengelolaanya.

Pondok Pesantren dan LembagaPendidikan Terpadu NuurusshidiiqCirebon.

Lembaga pendidikan islam terpaduNuurusshidiiq mempersiapkan peserta didikuntuk beraqidah yang kuat terhadap AllahSWT dan syareatnya, menyatu dalam tauhidberakhlakul karimah, berilmu pengetahuanyang luas, keterampilan yang tinggi yangtersimpul dalam Basthotan Fil Ilmi Waljismi,sehingga sanggup, siap dan mampu untukhidup secara dinamis dilingkungan negaradan bangsanya dan bermasyarakat antarbangsa penuh dengan kesejahteraan dankebahagiaan duniawi dan ukhrowi.

Pondok Pesantren Nuurusshidiiqdidirikan oleh H.KRMPH Gumelar Ade MSpada tanggal 7 September 1998, proyektunggal Nuurusshidiiq adalah membangunlembaga Pendidikan Pesantren dan umum itusendiri. Yakni mewujudkan sebuahperkampungan/hunian yang tegak di atasnilai – nilai Islam, yang lengkap dengansemua fasilitas pendukung, mulai dari tempatmelahirkan, pengasuhan, pendidikan,usaha,sampai tempat pemakaman. Tujuan utamaNuurusshidiiq adalah mewujudkanmasyarakat yang sejahtera lahir batin danselamat dunia akhirat di bawah naunganridha Allah SWT.

Tujuan pendidikan di PondokPesantren Nuurusshidiiq dijabarkan dalamtiga bidang, yaitu :

• Bidang SosialDiwujudkan dalam bentukmemberikan asuhan dan santunanbagi anak- anak yatim –piatu ,terlantar dan bayi terbuang, cacatfisik dan mental serta manula.

• Bidang PendidikanDiwujudkan sebagai gerbang ilmuyang memberikan pelayanan dibidang pendidikan, mulai jenjangpendidikan dasar, menengah dantinggi lengkap dengan fasilitaspenunjangnya.

• Bidang Majelis Taklim dan KegiatanPerekonomian UmatDiwujudkan sebagai upaya pesantrenuntuk menunjang roda kehidupanpesantren dan masyarakat sekitarnya.

Sejarah Berdirinya Pondok PesantrenNuurusshidiiq.

Pondok Pesantren dan PerguruanIslam Terpadu Nuurusshidiiq didirikan olehH.KRMPH Gumelar Ade N MS pada tanggal7 September 1998, Proyek tunggalNuurusshidiiq adalah membangun LembagaPendidikan Pesantren dan Umum itu sendiri.Yakni mewujudkan sebuahperkampungan/hunian yang tegak di atasnilai-nilai Islam, yang lengkap dengan semuafasilitas pendukung, mulai dari tempatmelahirkan, pengasuhan, pendidikan, usaha,sampai tempat pemakaman. Tujuan utamaNuurusshidiiq adalah mewujudkanmasyarakat yang sejahtera lahir batin danselamat dunia-akhirat di bawah naunganridha Allah SWT.

Tujuan pendidikan Nuurusshidiiq inidijabarkan dalam tiga bidang yaitu; BidangSosial yang diwujudkan dalam bentukmemberikan asuhan dan santunan bagi anak-anak yatim, piatu, yatim-piatu, terlantar danbayi terbuang, cacat fisik dan mental, sertamanula; Bidang Pendidikan, mewujudkansebuah gerbang ilmu yang memberikanpelayanan di bidang pendidikan, mulaijenjang pendidikan dasar, menengah dantinggi, lengkap dengan fasilitaspenunjangnya, kedua majelis taklim dankegiatan kegiatan perekonomian umat /pesantren untuk menunjang roda kehidupanpesantren dan masyarakat sekitarnya.

Program di bidang pendidikan diarahkan bagi terwujudnya insan-insanmuslim yang beriman-takwa, berilmupengetahuan-teknologi dan berakhlak mulia.Untuk itu, telah dirumuskan apa yang disebutdengan Pendidikan Nuurusshidiiq, yangmengacu kepada tiga prinsip (trilogi) dasar:(a).orientasi Islam (islamic orientation)dalam semua aspek kehidupan.(b).disiplin yang tinggi. (c).akhlak mulia(akhlaqul karimah).

Page 16: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

182

Visi dan Misi Lembaga.Visi : Visi sekolah dimana yang akan datangdi perguruan islam terpadu dan PondokPesantren Nuurusshidiiq Cirebon adalahsekolah yang unggul dalam prestasi dankompetensi, berakhlak berilmu dan beramal.

Visi Sekolah tersebut tergambar didalamindikator sebagai berikut:1. Unggul dalam peningkatan skor ( GSA ).2. Unggul menjadi sekolah favorit dan

berkualitas3. Unggul dalam aplikasi pembelajaran

bahasa ( Indonesia, Inggris dan arab )4. Unggul dalam prestasi bidang

ketrampilan dan life skill5. Unggul dalam prestasi bidang olah raga6. Unggul dalam prestasi bidang kesenian7. Unggul dalam pemanfaatan tekhnologi

dan informasi dan komunikasi dalampembelajaran dan kehidupan sehari hari

8. Unggul dalam penciptaan kecakapanbhidup anak ( life skill )

9. Memiliki lingkungan sekolah yangnyaman dan kondusif untuk belajar danberprestasi.

10.Unggul dalam aktifitas keagaman,penguasaan ilmu agama, menbaca kitab,menafsirkan dan mengamalkan denganakhlaqul karimah.

11.Unggul dalam kepedulian sosial padamasyarakat dan lingkungan sekitarnya

12.Memiliki lingkungan sekolah yangsantun dan toleran.

Misi : Untuk mewujudkan Visinya PerguruanIslam Terpadu dan Pondok PesantrenNuurusshidiiq Cirebon mempunyai misi misisebagai berikut:1. Melaksanakan pembelajaran dan

bimbingan secara efektif sehingga siswa /santri dapat mengembangkankompetensinya ( hasil belajarnya ) secaraoptimal.

2. Menumbuhkan semangat keunggulankepada seluruh warga sekolah / pesantren

3. Membantu setiap siswa / santri untukmengenali potensinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal.

4. Mengaplikasikan secara optimalhasilpembelajaran bahasa ( Indonesia,

Inggris dan arab ) dalam bentuk tulisanmaupun lisan.

5. Mengembangkan potensi siswa / santridalam menghasilkan benda- bendakerajinan dan hasil ketrampilanlainnya,serta hasil riset ipteknya.

6. mengembangkan program yangmemungkinkan guru dan siswa melakukanpengembangan kreatifitas.

7. Menarik simpati pihak- pihak luar sekolahagar termotivasi untuk menggalangkerjasama memajukan sekolah danpesantren.

8. Melaksanakan pembinaan kesenian,olahraga dan ketrampilan secara insentif.

9. Menumbuhkan kesadaran siswa / santridan guru / ustadz untuk memanfaatkansarana tekhnologi informasi dankomunikasi ( komputer dan internet )sebagai salah satumedia dan sumberbelajar.

10.Menumbuhkan kesadaran pada siswa /santri untuk mengembangkan bakat danminatnya secara aktif.

11.Menerapakan manajemen partisipasifdengan melibatkan seluruh warga sekolahdan komite sekolah serta masyarakat .

12.Melaksanakan pendidikan agama danakhlaq secara proposional dankesungguhan.

13. Menumbuhkan keyakinan yang kuatuntuk menjadi generasi muda islam yangtangguh kuat dan menguasai semuabidang kehidupan dimuka bumi untukmengangkat harkat dan martabat umat.

4.1.2 Fasilitas Pondok Pesantren.1. Laboratorium Komputer2. Laboratorium Bahasa Audio Visual3. Laboratorium Keterampilan4. Poliklinik 24 jam Dokter dan Perawatyang terlatih dan terdidik5. Konsultan Psikologi6. Sarana olah raga basket, volly, tenismeja, bulu tangkis, dan sepak bola mini7. Perpustakaan8. Masjid Putra dan Masjid putri9. Mini Market Putra dan Putri10. Kantin Putra dan Putri11. Ruang makan Putra dan Putri

Page 17: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

183

12. Studio Radio ( Salma 101 FM )13. Gedung sekolah TK SD SMP SMA

dengan perlengkapan modern14. Asrama Putra dan Putri (bagi yang ingin

mukim dengan sistem pesantren 1kamar 5 orang + kamar mandi ).

15. GSG (Gedung Serba Guna )16. Kolam Renang17. Auto Gate dan satpam 24 jam.18. Air minum resevese osmosis 24 jam19.lingkungan yang nyaman dan aman.

Saat ini Pondok PesantrenNuurusshiddiiq Cirebon mengelola beberapalembaga pendidikan mulai dari pra sekolahsampai pendidikan menengah atas. Lembagapendidikan tersebut adalah : Play Group(PG), Taman Kanak – Kanak (TK), SekolahDasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas ( SMA ),serta Pondok Pesantren.

4.1.3 Unit – Unit Usaha Pondok PesantrenNuurusshiddiiqPondok Pesantren Nuurusshiddiiq

Cirebon selain melakukan pengembangansarana dan prasarana pondok juga mengelolalaju perekonomian melalui unit – unit usahayang berada di lingkungan PondokPesantren. Unit – unit usaha tersebutdiantaranya adalah Koperasi PondokPesantren ( Kopontren ), Batik, Radio, BiroPerjalanan ( Travel).Koperasi Pondok Pesantren ( Kopontren)

Koperasi Pondok Pesantren(Kopontren) didirikan pada awalnya hanyauntuk memenuhi kebutuhan penghunipondok saja, namun pada perkembanganselanjutnya, kopontren terusmengembangkan sayapnya untuk memenuhikebutuhan masyarakat sekitar pondok.Keberadaan kopontren di tengahtengahmasyarakat bermukim di sekitar PondokPesantren Nuurusshiddiiq sangat bermanfaat.

Kopontren membawahi unit – unitusaha yang dikelola alumni dan simpatisanpesantren, unit – unit tersebut adalah MiniMarket dan Kantin. Unit mini marketdidirikan dengan tujuan untuk memenuhikebutuhan bahan pokok (sembako), camilandan minuman bagi santri dan keluarga serta

penyedian alat – alat tulis bagi santri dansemua penghuni pesantren. Sedangkan,kantin didirikan dengan tujuan untukmemfasilitasi kebutuhan makan bagi santriyang mukim di Pondok PesantrenNuurusshiddiiq sehingga tidak perlu untukmencari makan diluar pesantren.Unit Usaha Batik.

Unit usaha ini merupakan salah satudari bagian unit ekonomi Pondok PesantrenNuurusshiddiiq Cirebon. Terdapat 2 ( dua )unit usaha batik yaitu Batik Salma dan BatikFadi & Craft.

Batik Salma yang didesain dandikelola Oleh Ibu Pengasuh PondokPesantren Nuurusshiddiiq, Hajjah TrisalelaGumelar berkembang dan menjadi bagiandari unit ekonomi Pondok PesantrenNuurusshiddiiq Cirebon, membuat motif-motif klasik tradisional dan modern ditulisdan dicetak serta perpaduan cetak tulis,showroom batik Salma berada di JalanTrusmi Kulon No 187 Plered Cirebon.FADI BaBatik Fadi & Craft yang didesaindan dikelola oleh Haji KRMPH GumelarAde dan Hajjah Trisalela Gumelarberkembang dan menjadi bagian dari unitekonomi Pondok Pesantren NuurusshiddiiqCirebon, menyediakan berbagai macam Kain- Baju Batik Tulis Halus Tradisional, Cetak,Kombinasi, untuk pria dan wanita. Terbuatdari bahan Sutera - Katun, serta tersedia jugaberbagai macam handycraft dan oleh-olehkhas Cirebon. Showroom Batik Fadi & Craftberada di jalan Trusmi Kulon no 171 PleredCirebon.

Unit Usaha Radio.Salah satu unit ekonomi Pondok

Pesantren Nuurusshiddiiq adalah radio SalmaFM. Dengan membawa nuansa yang berbedalayaknya sebuah oase di tengah kegersanganrutinitas kehidupan, Salma FM hadirmenemani pendengar yang membutuhkansentuhan ruhaniyah untuk mengisi relung hatiyang merindukan kedamaian, ketenangan,dan kebeningan melalui sajian-sajian musikdan format siaran Salma FM berupapencerahan dan kesejukan yang memberi

Page 18: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

184

manfaat, hikmah serta nilai-nilai moral yangmulia.

Seiring dengan perkembangankehidupan masyarakat Cirebon sebagai kotareligius KRMPH.KH. Gumelar Ade.N.MS,MBA menggagas sebuah program siaranradio sebagai media dakwah, ibadah,informasi dan hiburan, sehingga dapatmenyentuh kebutuhan masyarakat Cirebondan membentuk komunitas pendengar yangloyal dengan latar belakang usia, gaya hidupdan starta ekonomi yang heterogen. SalmaFM radio Islami pertama di Cirebon bersifatterbuka bagi semua kalangan masyarakatyang secara langsung hal tersebut merupakanpotensi menjaring pangsa pendengar yangloyal bagi Salma The Famous Muslim Radio.

Unit Usaha Jasa Transportasi.Unit Usaha Jasa Transportasi ( Travel )

merupakan unit yang bergerak di bidangpenyewaan kendaraan darat, sampai saat iniUnit Usaha Jasa Transportasi ini masihmemiliki 1 unit bis dan 1 unit colt/taksi yangmelayani penyewaan untuk masyarakatumum.4.2 Analisis Data

Dalam suatu lembaga maupunperusahaan sudah tentu membutuhkananggaran biaya untuk semua planning agartetap berjalan lancar dan sesuai denganharapan. Adapun planning pondok pesantrenNuurusshiddiiq yakni mengembangkanpondok pesantren dengan membangunberbagai macam fasilitas dan saranaprasarana pelengkap serta penunjangkegiatan pondok pesantren Nuurusshiddiiq.Dalam pelaksanaan semua planning pondokpesantren Nuurusshiddiiq membutuhkananggaran biaya operasional rata-rata sebesarRp. 15.000.000,00 hingga Rp.20.000.000,00perbulannya12. Semua anggaran biayaoperasional tersebut sangat dibutuhkan agarsemua kegiatan penunjang prestasi siswadapat terpenuhi serta dapat berjalan lancartanpa adanya halangan.

12 Hasil wawancara dengan salah staf di yayasanNuurusshiddiiq (Pak Yana ) dan penanggungjawabUnit pesantren Ustad H Ahmad Zaeni, tanggal 4Oktober 2013.

Setelah diadakan peninjauan terhadaphasil observasi dan wawancara dengan objekpenelitian dalam penulisan penelitian inipenulis mendapatkan beberap informasiberhubungan dengan teknik pembiayaanoperasional pondok pesantren dalammenjalankan semua kegiatan dengan selaras,seimbang dan secara konsisten. Dalamkesempatan ini penulis akan menjelaskan danmendeskripsikan berbagai macam informasiyang telah diperoleh melalui beberapa tahappenelitian.

Dalam hal pembiayaan operasionalPondok Pesantren Nuurusshiddiiq Cirebonbisa dikategorikan sangat sukses, hal inidikarenakan beberapa hal. Pertama, semuakegiatan berada dilingkungan pondokpesantren bisa berjalan dengan sangat lancardan benar-benar tepat sasaran. Kedua,pondok pesantren Nuurusshiddiiq Cirebonbisa mengatur (manage) dan mengelolakeuangan dengan sangat baik. Secara tidaklangsung kita dapat menarik kesimpulanbahwasannya anggaran biaya yangdibutuhkan oleh pihak pondok pesantrendalam menjalankan semua kegiatan jumlahnominalnya tidaklah sedikit akan tetapisangatlah besar. Hal ini disebabkan karena didalam lingkungan pondok pesantrenmempunyai berbagai macam jenis kegiatansangat beragam dan berbeda-beda baikkegiatan kelembagaan maupunkepesantrenan. Disamping itu demimenunjang kesuksesan pondok pesantrendalam menjalankan semua kegiatandibutuhkan suatu strategi yang sangat bagusagar semua kegiatan bisa berjalan lancar.

Oleh karena itu, pihak PondokPesantren Nuurusshiddiiq mempunyaistrategi yang sangat bagus untukmendapatkan biaya operasional dalammelaksanakan semua kegiatan yangberlangsung dalam lingkungan pondokpesantren. Berdasarkan hasil wawancaradengan informan yang telah ditentukan olehpeneliti sebelumnya membuahkan hasilsangat memuaskan. Adapun hasil informasimengenai sumber dana untuk pembiayaanoperasional pondok pesantrenNuurusshiddiiq diperoleh dari bantuan

Page 19: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

185

simpatisan/donatur, dermawan luar Negeriyaitu Kesultanan Brunei Darussalam, Iurantetap pondok, dan bantuan pemerintah.Berikut ini penjelasan terperinci sehubungandengan sumber dana pembiayaan operasionalsebagai berikut:1. Bantuan Simpatisan / Donatur.

Pondok pesantren Nuurusshiddiiqdalam rangka memenuhi kebutuhanoperasiona kegiatan dalam lingkup pondokpesantren juga ditunjang dari sumber danayang diperoleh berdasarkan dana bantuandari simpatisan/donatur. Dalam tahappendapatan sumber dana pembiayaanoperasional melalui simpatisan/donatur tidakdapat dipastikan. Hal ini dikarenakan jumlahsumbangan dana dari paradonatur/simpatisan tidak tetap akan tetapidisesuaikan dengan kebutuhan. Adapun tahappendapatan biaya operasional berdasarkanbantuan simpatisan/donatur tidak bersifatsecara pasti dan tidak ada unsur paksaan.Jumlah nominal yang diperoleh dari paradonatur tidak terdapat batasan semuanyasesuai dengan kehendak dari pihak parasimpatisan/donatur. Pihak Pondok Pesantrenjuga tidak memastikan objek parasimpatisan/donatur. Akan tetapi berdasarkanhasil wawancara bersama pihak pondokpesantren Nuurusshiddiiq pengahasilan yangdiperoleh melalui sumbangan dari simpatisanberkisar antara Rp.500.000,00 hinggaRp.1.000.000,00. Bahkan terkadang seorangsimpatisan menyumbangkan sebesarRp.1.500.000,00 hingga Rp.2.000.000,00.

Berdasarkan hasil data wawancaraynag dilakukan antara pihak peneliti dengansalah satu pengurus pondok pesantrenmenjelaskan bahwasannya proses pendapatansumber biaya operasional dari parasimpatisan/donatur bersifat sukarela.

Pihak pondok pesantren jugamenjelaskan bahwasannya para simpatisan /donatur bersifat tidak tetap. Hal ini terbuktidari salah satu bukti dimana pihak pondokpesantren mempunyai kebutuhan danakemudian akan menghubungi beberapa pihakpara simpatisan/donatur dan menjaelaskansemua rencana anggaran dana yangdibutuhkan dalam pelaksanaan rencana

tersebut. Kemudian jumlah nominal yangdiberikan oleh pihak simpatisan/donatursemuanya terserah pada pihak parasimpatisan/donatur. Pihak pondok pesantrenjuga mempunyai sebuah prinsip tertentu danpatut dijadikan sebagai teladan yakni, pihakpondok pesantren tidak berkenan menerimadana sumbangan yang ditawarkan oleh suatupihak para donatur/simpatisan apabilaterdapat beberapa ketentuan. Adapun yangdimaksud beberapa ketentuan yakni semuadana yang akan diperoleh pihak pondokpesantren tidak mempunyai hak sepenuhnyadalam mengelola dan memanfaatkan danasumbangan dari para donatur tersebut. Dalamkata lain pihak pondok pesantren beradadibawah pengaturan orang lain.

2. Donatur dari luar negeri (Kesultanan Brunai Darussalam).

Sumber dana biaya operasionalPondok Pesantren Nuurusshiddiiq Cirebonada juga yang berasal dari sumbangan(donatur) dari luar negeri yaitu danatur darikesultanan Brunai Darussalam. Adapun awalmula Pondok Pesantren Nurusshiddiiqmendapat dukungan dari kesultanan BrunaiDarussalam adalah karena kedekatanpengasuh Pondok Pesantren Nurusshiddiiqdengan keluarga kesultanan BrunaiDarussalam.

Berdasarkan informasi yang diperolehdari penelitian, sumbangan ( donatur) darikesultanan Brunai Darussalam ini tidakberjalan setiap bulan, karena kesultananBrunai darussalam tidak memberikansumbangan setiap bulan, namun jika PondokPesantren Nuuurusshiddiiq membutuhkandana untuk operasional maupun biayapengembangan pesantren yang lainkesultanan Brunai Darussalam memberikanbantuan berdasarkaan pengajuannya.

Dengan berjalannya waktu kesultananBrunai Darussalam terus mendukungpengembangan pesantren sehingga pihakpesantren berusaha sebaik – baiknya menjagaikatan yang sudah terjalin dan menjunjungtinggi amanah dan kepercayaan yangdiberikan dari kesultanan Brunai Darussalam.

Page 20: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

186

3. Iuran Tetap Pondok PesantrenDalam ruang lingkup pondok

pesantren Nuurusshiddiiq juga terdapatbentuk iuran tetap yang berjalan demimendukung dan memenuhi kebutuhan biayaoperasional kegiatan pondok pesantren.Sedangkan iuran tetap pondok pesantrenberasal dari sumbangan dari para wali santridengan perantara santri itu sendiri. Adapunproses iuran tetap pondok pesantren padamasa sekarang lebih dikenal dengan istilahSPP. Proses pembayaran iuran tetap pondokpesantren dilaksanakan secara rutin setiapsatu bulan sekali. Dengan kesepakatanpembayaran iuran tetap dilakukan pada awaltanggal setiap bulannya. Adapun jumlahnominal diputuskan secara bersama-samaantar pihak pondok pesantren dengan walisantri dalam musyawarah bersama yaknisebesar Rp.350.000, 00 per bulannya.Apabila jumlah siswa dalam lingkunganpondok pesantren Nuurusshiddiiq sebanyak117 orang maka penghasilan dari SPPsebesar Rp. 40.950.000, 00 per bulan. Semuapemasukan dari tahap iuran tetap pondokpesantren digunakan sebagai biayaoperasional kegiatan pondok pesantren.

4. Pemasukan dari Unit – Unit UsahaDalam pembahasan telah dipaparkan

secara terperinci bahwasannya pondokpesantren Nuurusshiddiiq selain berkembangdalam dunia pendidikan juga mempunyaibeberapa unit usaha berdiri di lingkungansekitar pondok pesantren. Akan tetapi daribeberapa unit usaha tersebut dapat dikelompokkan menjadi berbagai macamberdasrkan pengeloaannya. Dalamlingkungan pondok pesantren Nuurusshiddiiqerdapat beberapa unit usaha pengeloaan dantanggung jawabnya murni dibawah naunganpondok pesantren. Seperti contohnya: unitusaha Koperasi Pondok Pesantren yang jugamembawahi unit Mini Market dan Kantin.Pengelolaan dan tanggung jawabnya murnidibawah naungan pondok pesantren.Sebagian unit usaha lainnya sistempengelolaan dan tanggung jawabnnya beradadi bawah naungan lembaga akan tetapi jugatetapa dibawah pengawasan pondok

pesantren. Seperti contohnya: Batik Salmadan Fadi Batik & Craft, Radio Salma sertaTravel.

Berdasarkan jenis pengelompokkandiatas sudah pasti terdapat pula perbedaanpembagian hasil (laba) yang diperoleh darisemua unit usaha tersebut. Apabila beberapaunit usaha tersebut murni milik pondokpesantren maka semua hasil pendapatankeseluruhan masuk pada pondok pesantrenguna di manfaatkan sebagai biayaoperasional kegiatan. Begitu juga semuapengeluaran, pemasukan dikelola secaralangsung pihak pondok pesantren. Berbedahalnya dengan unit usaha yang berdiri dalamsuatu lembaga akan tetapi lembaga tersebuttetap berada dibawah pengawasan pondokpesantren. Maka terdapat sedikit perbedaandalam sistem pengelolaan pendapatannya.Hasil pendapatannya dibagi dua antara pihaklembaga dan pihak pondok pesantren akantetapi pembagian hasil pendapatan tersebutsesuai dengan kesepakatan telah disepakatiantara kedua belah pihak. Sehingga pihaklembaga tetap bisa menjalankan usahanyadan juga pihak pondok pesantren juga bisamemenuhi kebutuhan biaya operasionalkegiatan maupun memperbaiki danmeningkatkan fasilitas bagi para santridianggap belum terpenuhi dan sangatdibutuhkan.

5. Sumbangan Dari Pemerintah.Selanjutnya pondok pesantren

Nuurusshiddiiq Cirebon merupakan lembagapendidikan bisa dibilang cukup besar danberkembang di dareah Cirebon. Dalamlingkungan pondok pesantren mempunyaiberagam tingkat pendidikan mulai dari PlayGroup /TK hingga SMA. Secara otomatissemua lembaga pendidikan tersebutmembutuhkan anggaran dana pembiayaanoperasional semua kegiatan belajar mengajarhingga pemenuhan fasilitas para siswasangatlah besar.

Dalam proses pembiayaanoperasional ini pihak pondok pesantrenmendapatkan bantuan dari pemerintah berupadana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).Adapun bentuk subsidi yang diperoleh oleh

Page 21: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

187

pihak pondok pesantren dari pemerintahdalam bentuk uang yang nantinya digunakansebagai penunjang prestasi serta aktifitassiswa. Adapun biaya subsidi dari pemerintahdi dapatkan setiap 3 bulan sekali. Biayasubsidi pemerintah digunakan semaksimalmungkin oleh pihak pondok pesantren bagisemua peserta didik dalam lingkunganpondok pesantren. Pengelolaan subsidipemerintah secara langsung dibawahpengawasan lembaga kemudian dipertanggungjawabkan kepada pihak yayasan.Semua dana subsidi yang diberikan olehpemerintah sangat bermanfaat karena sangatmembantu semua siswa dalam mencapaiprestasi yang membanggakan.

Pengelolaan Manajemen PembiayaanPondok Pesantren.

Dalam tahap pembahasan selanjutnyamenerangkan tentang tahap prosespengelolahan manajemen biaya operasionalpondok pesantren. Peneliti setelahmendapatkan informasi terperinci mengenaisumber biaya operasional pondok pesantrenmelalui proses wawancara dan observasi.Pada tahap berikutnya peneliti mencobamenerangkan informasi terperinci mengenaiproses pengelolaan manajemen biayaoperasional pondok pesantren. Informasitersebut penliti dapatkan melalui tahapwawancara bersama sumber informan berasaldari pondok pesantren.

Informasi tersebut juga penelitidapatkan melalui tahap observasi secaralangsung pada objek penelitian berdasarkanbeberapa panduan observasi yang telahdipersiapkan pihak peneliti. Untuk lebihjelasnya peneliti menjelaskannya sebagaiberikut:

Pondok pesantren NuurusshiddiiqCirebon tergolong pondok pesantren suksesdan terkenal di wilayah kabupaten Cirebon.Hal ini diperkuat dengan adanya fakta nyatayang menunjukkan bahwa pondok pesantrenNuurusshiddiiq merupakan suatu pondokpesantren sangat sukses dan berhasil. Semuakesuksesan yang dicapai oleh pondokpesantren Nuurusshiddiiq tidak terlepas dari

sistem manajemen dalam pondok pesantrentersebut. Sistem manajemen tersebut meliputidari segi pembiayaan operasional dan jugakepengurusan di lingkungan pondokpesantren Nuurusshiddiiq.

Dalam hal proses manajemenpembiayaan operasional pondok pesantrenNuurusshiddiiq memang patut untukdijadikan sebagai contoh dan acuan bagipondok pesantren lainnya. Hal ini terbuktikarena keberhasilan pihak pondok pesantrendalam memanage (mengatur) keuangansangat baik dan maksimal. Baik dari segipencatatan akuntansi dan pengelolaannya.Adapun proses pengelolaan keuanganpondok pesantren dikelola secara langsungoleh pihak pondok pesantren secaratransparan. Semua pemasukan danpengeluaran keuangan pondok pesantrendikelola langsung oleh bagian bendaharapondok pesantren. Seperti halnya pemasukandiperoleh dari beberapa unit usaha dansumber biaya operasional lainnya dikelolasepenuhnya oleh pondok pesantren melaluibendahara. Semua dana pemasukandifungsikan sebagai biaya operasionalkegiatan, pembangunan fasilitas sarana santriserta perawatan fasilitas yang sudah ada.

Akan tetapi terdapat beberapapengecualian dalam proses pengelolaanpembiayaan pondok pesantren. Beberapapengecualian tersebut diperuntukkan bagilembaga yang berada di lingkungan pondokpesantren. Beberapa lembaga dalamlingkungan pondok pesantren jugamempunyai unit usaha yang didirikan olehlembaga itu sendiri. Sehingga prosespengelolaan manajemen keuangannyaterdapat perbedaan. Seluruh pemasukan danpengeluaran keuangan dari unit-unit usahalembaga tersebut dikelola secara langsungoleh bendahara lembaga. Lembaga tersebutdiberi hak sepenuhnya untuk mengelola sertamengatur keuangannya sendiri. Meskipunpihak lembaga telah mempunyai haksepenuhnya untuk mengatur keuangansendiri akan tetapi lembaga tersebut tetapharus berbagi hasil dengan pihak pondokpesantren. Hal ini dikarenakan lembaga

Page 22: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

188

tersebut berdiri dibawah pengawasan pondokpesantren Nuurusshiddiq.

Disamping itu seluruh prosespembiayaan pondok pesantrenNuurusshiddiiq tetap berada dibawahpengawasan majelis Kyai. Dalam hal initugas bendahara pondok pesantrenmempertanggung jawabkan semua laporanpemasukan dan pengeluaran kepada majeliskiyai secara transparan. Dalam kata lainproses pembiayaan operasional pondokpesantren Nuurusshiddiiq dilakukan dengankolektif dan transparan.

Berdasarkan proses berlangsungnyapembiayaan operasional pondok pesantrenNuurusshiddiiq sangat terorganisir denganbegitu teratur dan sistematis. Disamping ituproses pembiayaan operasional pondokpesantren Nuurusshiddiiq sangat transparandan dapat dipertanggungjawabkan. Sehinggaproses pembiayaan operasional pondokpesantren Nuurusshiddiiq dapat berjalanlancar. Oleh karena itu semua kegiatan dilingkungan pondok pesantren NuurusshiddiiqCirebon bisa berjalan sesuai dengan targetdan harapan yang di inginkan tanpa adanyahalangan.

Kesimpulan

Secara umum manajemenpembiayaan pendidikan di LembagaPendidikan Terpadu dan Pondok PesantrenNuurusshidiiq Cirebon sudah memenuhistandar lembaga pendidikan. Hanya sajakarena tidak ada patokan baku yang berlakusecara umum pada lembaga pesantren,standar kecukupan atau ketidakcukupankhusus pesantren tidak dapat diketahui.Apalagi secara riil sistem pendidikan dansiklus kehidupan di pesantren berbedadengan lembaga formal lainnya.

Pihak pihak yang terlibat dalamperencanaan pembiayaan sudahkomprehensif oleh semua komponenpesantren, yaitu pemimpin pesantren (Kyai),yayasan, dan guru. Kesadaran yang tinggidari para wali santri tentang pentingnya iuranmereka untuk kelangsungan pendidikanmenyebabkan mereka tidak mempersoalkan

besaran nominal yang harus mereka bayar.Ditambah dimensi religius yangmengedepankan sifat ikhlas, makanyabiasanya para wali santri tidak keberatan.

Daftar Pustaka

Alisjahbana, 1996. “Determinant of schoolAttainmen in Indonesia: The Role ofHousehold Characteristics,Opportunity cost, and Quality AdjustedPrice of schooling” Journal ofPopulation, Vol 2 No 2, 1996.

Badan standar Nasional Pendidikan, 2006.Standar Isi

Badan standar Nasional Pendidikan, 2006.Standar Kompetensi Lulusan

__, 2006. Draft Naskah Akademik StandarSarana dan Prasarana Pendidikan.

__, 2006. Draft Naskah Akademik StandarPendidik dan Tenaga Kependidikan.

__, 2006. Draft Naskah Akademik StandarPenilaian Pendidikan.

__, 2006. Draft Naskah Akademik StandarProses Pendidikan.

Bowen, Howard R, 1981. The Cost HigherEducation, San Fransisco.

Clark, David, James Hough, Aris Pontuluran,Robert Sembiring, Ninasapti Triaswati,1997. Financing of Education inIndonesia: Final Report Submitted toADB for collaboration with Bappenas.

Depdiknas, 2005. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan. Jakarta:Depdiknas

Depdiknas, 2005. Undang-Undang No. 20Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas, 2005. Undang-Undang No. 14Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.Jakarta: Depdiknas

Fattah, Nanang 2001. “Studi TentangPembiayaan Pendidikan SekolahDasar” http://google.com/htm,download tanggal 8 September 2013

Fattah, Nanang. 2008. Jurnal PendidikanDasar, Vol 2- April 2008.

Fatah, H Rohadi Abdul, Taufik, M Tata,Bisri, Abdul Mukti.2005. Rekontruksi

Page 23: Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pondok Pesantren

189

Pesantren Masa Depan, Jakarta Utara:PT. Listafariska Putra.

Ghaffar F, Mukhamad, 1991. PembiayaanPendidikan Islam, Jakarta.

Ghozali, Abbas . 2004. Analisis Biaya SatuanDasar dan Menengah. Jakarta:Balitbang, Depdiknas.

Hielmy, Irfan. Wancana Islam.2000.ciamis:Pusat Informasi Pesantren

HS, Mastuki, El-sha, M. Ishom. 2006Intelektualisme Pesantren, Jakarta:Diva Pustaka.

Haedari, H.Amin.2007. TransformasiPesantren, Jakarta: Media Nusantara.

Idochi, 2003. Administrasi Pendidikan danManajemen, Bandung.

Ismail, 2002. Dinamika Pesantren danMadrasah, Yogyakarta, Pustaka BelajarOffset.

Mastuhu, 1994. Dinamika Sistem PendidikanPesantren, Jakarta. INIS

Majalah Tajdid .ciamis:Lembaga Penelitiandan Pengembangan, 2009

Mc Mahon, Walter W. 2002, Financing ofEducation: Evaluation Study for PilotProject of UNICEF of Indonesia.

Mc Mahon, Walter W. 2003. National ActionPlan for Education For All: EducationFinance.

Nurcholis Madjid, 1997. Bilik-BilikPesantren Sebuah Potret Perjalanan,Jakarta: Paramadina.

Psacharopoulus, G. 1987. Research andStudies, New York: Pergamon PressPusat Penelitian dan PengembanganAgama dan Keagamaan. 2002.Standarisai Biaya Pendidikan diMadrasah (MI, MTs, MA), Jakarta:Depag

Sudjono Prasodjo,1982 Profil Pesantren,Jakarta: LP3S.

Triaswati, 2005. Education Finance inCambodia: Issues and Model,unpublished report for UNICEF Officeat Cambodia.

Triaswati, 2006. Financing Gap on PovertyAlleviation Programs in Indonesia:Measurement and Implementation,unpublished report for

CIDAGovernance Reform Support IIProject for bapenas.

Wahab, Rochidin. 2004. Sejarah PendidikanIslam di Indonesia Bandung:Alfabeta,CV.

Zamakhsyari Dhofier,1983. Tradisi PesantrenStudi tentang Pandangan Hidup Kyai,LP3S, Jakarta.