manajemen pemasaran matrikulasi
TRANSCRIPT
Manajemen Pemasaran (Matrikulasi)
Kepentingan atas Pemasaran
Pengertian Pasar - Pasar
- Pemasaran
- Manajemen Pemasaran
Teori Kebutuhan
Tugas Pemasaran
Pendekatan dalam mempelajari Pemasaran
Jenis Barang
Nilai Pelanggan
Pentingnya Mempelajari Pemasaran
Alasannya :
1. Pemasaran berperan penting dalam masyarakat,
2. Pemasaran penting untuk Bisnis
3. Pemasaran menawarkan peluang karir.
4. Pemasaran mempengaruhi kehidupan sehari-hari
Menilai peranan penting pemasaran dalam kinerja organisasi
Pasar
Konsep pertukaran mengarah pada konsep pasar
Pasar adalah terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki
kebutuhan dan keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan
mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan
keingginan itu
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu
dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain.
Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang,
dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan
individu dan Organisasi.
Teori kebutuhan
Kebutuhan, keinginan, dan permintaan
Dasar pemikiran pemasaran dimulai dari kebutuhan dan keinginan
manusia.Kini kebutuhan dan keinginan manusia sangatlah besar.Adalah
penting untuk membedakan kebutuhan, keinginan, dan permintaan.
Kebutuhan manusia (Human needs) adalah ketidak beradaan beberapa
kepuasan dasar. Kebutuhan ini tidak diciptakan oleh masyarakat atau
pemasar.
Keinginan (wants) adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang
spesifik. Orang Amerika membutuhkan makanan dan mengiginkan
hamburger, kentang goreng, dan Coca-cola.
Permintaan ( Demands ) adalah keinginan akan produk spesifik
yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya,
Keinginan menjadi permintaan jika didukung oleh daya beli. Banyak orang
mengiginkan Mercedes; namun hanya sedikit yang mampu dan bersedia
membelinya. Karena itu perusahaan harus mengukur tidak hanya berapa
banyak orang yang mengiginkan produk mereka, namun yang lebih
penting, berapa banyak yang benar-benar bersedia dan mampu
membelinya.” Pemasar menciptakan kebutuhan “ Pemasar membuat
orang membeli barang yang tidak mereka inginkan.Kebutuhan sudah ada
sebelumnya.Pemasar, seperti juga pengaruh sosial lain, mempengaruhi
keinginan. Pemasar dapat mengajukan gagasan bahwa Mercedes dapat
memenuhi kebutuhan seseorang akan status sosial. Namun mereka tidak
menciptakan kebutuhan akan status sosial. Pemasar mempengaruhi
permintaan dengan membuat suatu produk cocok, menarik, terjangkau,
dan mudah didapatkan oleh konsumen yang dituju.
Tugas pemasaran
Tugas pemasaran adalah menganalisa mengapa pasar tidak menyukai
produk tersebut dan apakan program pemasaran yang terdiri dari
perancangan ulang produk, harga yang lebih rendah, dan promosi yang
lebih baik dapat mengubah keyakinan dan perilaku pasar
Tugas pemasaran adalah menemukan cara untuk menghubungkan
manfaat produk yang bersangkutan dengan kebutuhan dan minat alami
seseorang
Tugas pemasaran adalah mengukur ukuran pasar potensial dan
mengembangkan barang dan jasa yang dapat memuaskan permintaan
tersebut secara efektif
Penggolongan barang
Ada beberapa cara penggolongan barang yang kita kenal. Prnggolongan
tersebut antara lain : (1) menggunakan dimensi kepuasan segera dan
kesejahteraan konsumen jangka panjang, (2) berdasarkan tujuan
pemakaiannya oleh sipemakai.
1. Penggolongan barang berdasarkan kepuasan segera dan
kesejahteraan konsumen jangka panjang.
Dalam penggolongan yang pertama ini dapatlah dibuat tingkatan
tingkatan pada kedua dimensi yang ada ( tinggi dan rendah ). Setiap
kombinasi dari tingkatan dimensi tersebut akan menciptakan golongan
produk tersendiri.Produk dapat digolongkan menjadi empatr golongan,
yaitu :
a. Barang yang bermanfaat (Salutory product) yaitu barang yang
mempunyai daya penarik rendah tetapi dapat memberikan manfaat
yang tinggi kepada konsumen dalam jangka panjang. Misalnya :
deterjen dengan fosfat rendah.
b. Barang yang kurang sempurna (deficient product) yaitu barang
yang tidak mempunyai baik daya penarik yang tinggi maupun kualitas
yang bermanfaat, seperti : Obat-obat yang berasa pahit.
c. Barang yang menyenangkan ( pleasing product), yaitu barang
yang dapat segera memberikan kepuasan tetapi dapat berakibat butuk
bagi konsumen dalam jangka panjang. Termasuk dalam golongan ini
adalah rokok.
d. Barang yang sangat diperlukan (desirable product) yaitu barang
yang dapat memberikan kepuasan dengan segera dan sangat
bermanfaat dalam jangka panjang, seperti : makanan yang bergizi.
2. Penggolongan Barang Menurut Tujuan pemakaiannya oleh si
pemakai
Penggolongan barang menurut tujuan pemakaiannya oleh
sipemakai ini banyak digunakan karena sangat praktis. Untuk keperluan
analisa selanjutnya, kita juga akan menggunakan penggolongan yang
kedua ini. Menurut tujuan pemakainya oleh sipemakai, barang dapat
digolongkan kedalam dua golongan, yaitu : (a) barang konsumsi, dan (b)
barang industri.
a. Barang konsumsi
Barang konsumsi adalah barang – barang yang dibeli untuk
dikonsumsikan. Pembeliannya didasarkan atas kebiasaan membeli dari
konsumen. Jadi, pembeli barang konsumsi ini adalah pembeli / konsumen
akhir, bukan pemakai industri karena barang-barang tersebut hanya
dipakai sendiri (termasuk diberikan kepada orang lain), tidak diproses lagi.
Dalam hal ini, barang konsumsi dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu :
barang konvenien, barang shopping dan barang special.
Barang konvenien (convenience goods)
Barang konvenien adalah barang yang mudah dipakai, membelinya
dapat disembarang tempat, dan pada setiap waktu. Misalnya : Rokok,
sabun dan sebagainya.
Barang shopping (shopping goods)
Barang shoping adalah barnag yang harus dibeli dengan mencari
dahulu dan didalam membelinya harus dipertimbangkan masak-
masak, misalnya dengan membanding – bandingkan mutu, harga,
kemasan, dan sebagainya. Termasuk ke dalam golongan barang
shopping ini antara lain : tekstil, perabot rumah tangga, dan
sebagainya.
Barang special (specialty goods)
Barang special adalah barang yang mempunyai cirri khas, dan hanya
dapat dibeli ditempat tertentu saja. Dalam hal ini, pembeli yang ingin
memperolehnya harus mengeluarkan pengorbanan istimewa. Sebagai
contoh : barang antic ditoko seni tertentu, pakaian wanita dirumah
mode tertentu, dan sebagainya.
Sebenarnya penggolongan barang konsumsi seperti ini
sifatnya sangat relative karena sangat dipengaruhi oleh pandangan si
pembeli. Sebagai contoh, sebuah mobil. Bagi pembeli golongan
menengah dan bawah, mobil dapat dimasukkan kedalam golongan
barang special ; tetapi bagi pembeli golongan atas (kaya), mobil
tersebut dapat digolongkan ke dalam barang shoping. Jadi, satu jenis
barang dapat dimasukkan ke dalam beberapa golongan karena
pembelinya berbeda-beda. Untuk mengetahui perbedaan antara ketiga
golongan barang konsumsi tersebut. Secara lebih jelas, kita dapat
melihat pada karakteristik dan pertimbangan pemasarannya
b. Barang Industri
Barang industri adalah barang-barang yang dibeli untuk diproses
lagi atau untuk kepentingan dalam industri. Jadi, pembeli barang industri
ini adalah perusahaan, lembaga, atau organisasi, termasuk organisasi
non laba (Organisasi yang tidak mencari laba). Dalam hal ini, barang
industri dapat dibedakan menjadi lima golongan sebagai berikut (bahan
baku, komponen dan barang setengah jadi, perlengkapan operasi,
instalasi, peralatan ekstra).
Bahan baku
Bahan baku ini merupakan bahan pokok untuk membuat barang lain.
Misalnya : kapas untuk membuat benang, jerami untuk membuat
kertas, minyak bumi untuk membuat bensin, dan sebagainya.
Komponen dan barang setengah jadi
Komponen dan barang setengah jadi merupakan barang-barang yang
sudah masuk dalam proses produksi dan diperlukan untuk melengkapi
produk akhir. Termasuk ke dalam jenis ini antara lain : benang untuk
membuat tekstil, kain untuk membuat baju, kertas untuk membuat
buku, dan sebagainya.
Perlengkapan operasi (operating supplies)
Perlengkapan operasi adalah barang – barang yang dapat digunakan
untuk membantu lancarnya proses produksi maupun kegiatan –
kegiatan lain didalam perusahaan. Dalam golongan ini termasuk juga
perbekalan yang dipakai untuk jangka waktu lama. Misalnya : minyak
pelumas untuk mesin-mesin, kertas dan pencil untuk membuat
catatan, dan sebagainya.
Instalasi
Instalasi yaitu alat produksi utama dalam sebuah pabrik / perusahaan
yang dapat dipakai untuk jangka waktu lama (termasuk barang tahan
lama ). Jadi, instalasi ini merupakan tulang punggung dari sebuah
pabrik / perusahaan. Sebagai contoh : mesin penggiling padi pada
perusahaan penggilingan padi, mesin tenun pada perusahaan tekjstil,
mesin cetak pada perusahaan percetakan, dan sebagainya.
Peralatan ekstra
Peralatan ekstra (accessory equipment) yaitu alat – alat yang dipakai
untuk membantu instalasi, seperti alat angkut dalam pabrik (truck
pengangkut barang / forklift truck), gerobag, dan sebagainya
Pendekatan dalam mempelajari
Pemasaran
A. Pengertian
Untuk mempelajari pemasaran (marketing) ada beberapa pendekatan
(approach) yang dapat digunakan.Pendekatan ini didasarkan beberapa hal yang
terlingkup pada upaya penyampaian produk ke pasar.
1. Pemasaran dari berbagai hasil produksi (production) atau klas hasil
produksi (class of production). Pendekatan dengan cara ini dinamakan
pendekatan dari segi barang.
2. Berbagai bentuk operasi dan masalah – masalah yang dihadapi oleh
berbagai lembaga-lembaga (institution) yang ikut serta memperlancar
proses pemasaran (marketing process). Pendekatan dengan cara ini
dinamakan pendekatan dari segi lembaga.
3. Fungsi-fungsi atau aktivitas-aktivitas yang dijalankan dalam pemasaran.
Pendekatan dengan cara ini dinamakan pendekatan dari segi fungsi.
4. Teori ekonomi yang digunakan untuk mengartikan berbagai masalah
pemasaran. Pendekatan dengan cara ini dinamakan pendekatan dari
segi teori ekonomi.
5. Keputusan-keputusan yang diperlukan (need of decision) untuk
menjalankan proses pemasaran. Pendekatan dengan cara ini
dinamakan pendekatan dari segi manajemen (managemen) atau
pengambilan keputusan. Pendekatan ini dapat pula diartikan sebagai
pendekatan sistem.
B. Pendekatan dari segi Barang
Pendekatan dari segi barang (Comodity approach) sering juga
dinamakan pendekatan dari segi produk (production approach). Dalam
menggunakan pendekatan dari segi barang untuk mempelajari pemasaran
berarti pengambaran dan analisa dipusatkan pada berbagai masalah yang
dihadapi dalam pemasaran barang – barang tertentu keadaan pemasaran dari
setiap hasil produksi dipilih untuk mempelajari dari berbagai segi antara lain
seperti :
1. Sumber dari keadaan penawaran.
2. Organisasi dan kebijakan perusahaan atau produsen.
3. Berbagai pedagang perantara yang berbeda yang ikut serta mengambil
bahagian dalam mendistribusikan hasil produksi tersebut.
4. Sifat dan kemungkinan perluasan pasar dari hasil produksi.
5. dan sebagainya.
Faedah yang paling besar yang diperoleh dengan menggunakan pendekatan
dari segi barang adalah bahwa dengan pendekatan tersebut analisis yang
mendetail mengenai masalah – masalah tertentu yang dijumpai dalam
pemasaran barang-barang tertentu dengan dilakukan sebagai contoh apabila
ingin diketahui secara mendalam mengenai pemasaran sayur-mayur maka
pendekatan yang paling tepat digunakan adalah pendekatan dari segi barang. Di
samping beberapa kebaikan yang dapat diperoleh dalam menggunakan
pendekatan dari segi barang ada pula beberapa kelemahan yang dijumpai.
Untuk mengetahui gambaran dan analisa yang mendalam mengenai pemasaran
dari berbagai hasil produksi maka masing-masing sistem pemasaran (marketing
system) dari masing-masing hasil produksi tersebut harus dipelajari secara
mendalam. Hal ini tentu memerlukan waktu yang relatif lama. Pada hal untuk
kebanyakan hasil produksi sistem pemasarannya adalah hamper bersamaan.
Sebagai contoh umpamanya sistem pemasaran antara beras dan tomat atau
kentang dan berbagai hasil produksi pertanian lainnya polanya dapat dikatakan
tidak berbeda. Karena itu pendekatan dari segi barang jarang sekali digunakan.
Secara umum barang atau produk yang dihasilkan dan dipasarkan
dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu sebagai berikut :
1. Barang konsumsi (consumer goods)
2. Barang industri (industrial goods)
3. Jasa (service)
Barang konsumesi adalah barang nyata (tangible) yang secara langsung
dapat memenuhi kebutuhan consumer akhir (ultimate consumer) konsumen akhir
adalah individu dan rumah tangga.
Barang industri adalah barang nyata yang secara tidak langsung
memenuhi kebutuhan. Pasar barang industri (market of industrial goods)
dinamakan pemakai industri (industrial user).
Jasa adalah alat pemuas kebutuhan yang berupa barang tidak nyata
(intangible goods) Jasa antara lain jasa pendidikan, jasa pengangkutan, jasa
hotel, jasa rumah sakit dan sebagainya.
C. Pendekatan dari segi lembaga
Pendekatan dari segi lembaga (institutional approach) berarti pendekatan
dipusatkan pada pengambaran dan analisis dari berbagai lembaga yang berbeda
yang ikut serta dalam proses pemasaran seperti pedagang besar (wholesaler).
Agen (agent). Pengecer (retailer) dan sebagainya.
Perhatian khusus dipusatkan pada berbagai masalah yang dihadapi oleh
lembaga – lembaga pemasaran dan jenis-jenis operasi yang mereka jalankan
dalam memperlancar proses pemasaran.
Dalam menggunakan pendekatan ini, terlebih dahulu dapat dimulai melalui
lapangan usaha pengeceran, sifat dan pentingnya pengeceran secara umum
dan kemudian melanjutkannya kepada operasi dan masalah-masalah yang
dihadapi oleh lembaga-lembaga yang bergerak dilapangan perdagangan eceran
seperti departemen stores. Super markets, mail order houses, serta shopping
centers dan kalau dapat melanjutkan pada pengecer yang lebih khusus seperti
automobile dealers, university book store dan lain-lain.
Untuk setiap lembaga-lembaga ini akan dicari dan jelaskan aktivitas pemasaran
(marketing activites) apa yang mereka jalankan dan bagaimana peranan mereka
dalam keseluruhan sistem pemasaran.
Pedagang eceran dapat dibagi dengan beberapa cara seperti bentuk
pemilikan (form of ownership) dan metode operasi (method of operation).
Pembagian lain adalah berdasarkan besarnya toko (size of store) yang diukur
dari volume penjualan (sales volume), perkembangan jajaran produk yang
ditangani (the extend of the product lines handled) dan lokasi geografis
(geographic location).
Analisis terhadap pedagang besar perlu pula dilakukan. Apabila pedagang
besar khususnya untuk barang-barang tertentu jika berfungsi optimal maka
sudah tentu proses pemasaran juga tidak akan berjalan dengan lancer.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pedagang besar adalah pedagang
perantara yang secara tidak langsung menjual produk ke pasar baik ke
konsumen akhir maupun pemakai industri.
Pedagang besar dapat diklasifikasikan berdasarkan : produk yang mereka
perdagangkan, Pasar yang mereka layani dan metode operasi (methods of
operation).
D. Pendekatan dari segi fungsi
Pendekatan dari segi fungsi (functional approach) membagi lapangan
pemasaran menjadi fungsi atau aktivitas yang penting dalam menjalankan
kegiatan pemasaran. Fungsi-fungsi tersebut melingkupi berbagai hal diantaranya
adalah penjualan (selling). Gudang (storage), dan pengangkutan (transportation).
Dalam menggunakan pendekatan dari segi fungsi, mak setiap fungsi atau
aktifitas dianalisis peranannya dalam pemasaran dari berbagai jenis produk, dan
sesuai dengan sifat dari lembaga-lembaga pemasaran yang menjalankan fungsi
atau aktivitas tersebut. Jadi jika kita ingin melihat peranan dari fungsi pernjualan
dari barang-barang tertentu, maka berarti bahwa peranan fungsi ini dalam
aktivitas pemasaran yang dijalankan oleh berbagai lembaga – lembaga
pemasaran yang berbeda dianalisis dan dipelajari. Pendekatan dari segi fungsi
muncul setelah pendekatan dari segi barang dan pendekatan dari segi lembaga.
Sebelum dipelajari dan dianalisis fungsi-fungsi pemasaran (marketing
functions) maka terlebih dahulu harus diketahui tiga proses pemasaran terutama
pemasaran hasil-hasil pertanian (agriculture products) ketiga proses tersebut
adalah proses konsentrasi (concentration process). Proses equalisasi
(equalization process) dan proses disperse (dispersion process).
Proses konsentrasi mengambarkan aspek pertama dari pengaliran barang
(flow of goods) dari produsen ke konsumen atau pemakai industri. Produk yang
dihasilkan dalam jumlah relatif kecil harus dikumpulkan agar menjadi lebih besar
untuk memasarkannya secara lebih efisien.
Proses disperse mengambarkan aspek kedua dari aliran produk. Dalam
aspek ini produk dipecah kembali dalam jumlah-jumlah relative sesuai dengan
kebutuhan pasar baik konsumen maupun pemakai industri.
Proses equalisasi mengambarkan aspek ketiga dari aliran barang-barang
yaitu penyeimbang antara kedua proses. Peranan pasar local (local market) dan
pasar induk (central market) adalah penting.
E. Pendekatan dari segi Teori Ekonomi
Dalam menggunakan pendekatan dari segi teori ekonomi (economic
theoretical approach) untuk mempelajari masalah-masalah pemasaran berarti
penguraian berbagai masalah pemasaran dilaksanakan dengan menggunakan
teori ekonomi, seperti
teori harga, permintaan, penawaran dan sebagainya. Pandangan dari orang
yang mempelajari pemasaran dengan menggunakan pendekatan dari segi teori
ekonomi lebih bersifat makro.
F. Pendekatan dari segi pengambilan keputusan
Pendekatan dari segi pengambilan putusan atau manajemen (decision
making or management approach) adalah merupakan kombinasi atau gabungan
dari berbagai faktor dan melihat hubungannya satu dengan yang lain dari
pandangan pengambilan putusan (the decision maker) jadi landasan untuk
menggunakan pendekatan dari segi pengambilan putusan untuk mempelajari
pemasaran adalah ketiga bentuk pendekatan yang telah disebutkan diatas yaitu
pendekatan-pendekatan dari segi barang, fungsi dan lembaga. Karena itu maka
pendekatan ini dapat pula dikatakan pendekatan sistem (system approach).
Sebelum dilanjutkan bagaimana penggunaan pendekatan dari segi pengambilan
keputusan dalam mempelajari pemasaran maka terlebih dahulu harus diketahui
mengenai apa yang dimaksud dengan “Uncontrollabless variables” dan
“Controllables variables” Istilah “Uncontrollables variables” merupakan interaksi
secara teratur dan terus-menerus dari kekuatan-kekuatan ekonomi, sosiologis,
psikologis dan politik yang merupakan faktor-faktor penyebab dari terjadinya
perubahan pasar. Faktorf ini tidak dapat dipengaruhi atau dikendalikan oleh
pengambil putusan dalam merumuskan kebijakan pemasaran (marketing policy)
dan strategi pemasaran (marketing strategy).
Istilah “Controllables variables” berarti bahwa berbagai kekuatan pemasaran
yang dapat dikendalikan dan dipengaruhi serta digerakkan dan disesuaikan oleh
setiap perusahaan untuk menetapkan harga, hasil produksi, advertensi,
penjualan pribadi serta untuk mencapai dan memperluas market share. Kedua
hal tersebut baik “ Uncontrollables variables” maupun “Controllables variables”
sangat penting untuk diketahui oleh pengambil keputusan dibidang pemasaran.
Dengan mengetahui kedua hal tersebut beserta bahagian-bahagiannya maka
lebih mudah merumuskan atau menyusun proses keputusan pemasaran
(marketing decision process)
MARKETING MIX
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah strategi
acuan bauran pemasaran yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan
berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran
produk pada segmen pasar tertentu, yang merupakan pasar sasarannya.
Marketing mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti
dari sistem pemasaran, variabel mana yang dapat dikendalikan dan digunakan
oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar
sasarannya. Variabel atau kegiatan tersebut perlu dikombinasikan atau
dikordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin dalam melakukan kegiatan
atau tugas pemasarannya. Dengan demikian perusahaan tidak hanya sekadar
memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja, akan tetapi dapat
mengkordinasikan berbagai variabel marketing mix tersebut untuk melaksanakan
program pemasaran secara efektif.
Seperti diketahui, strategi pemasaran adalah suatu himpunan asas yang
secara tepat, konsisten dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai
saran pasar yang dituju (target pasar) dan tujuan perusahaan (objektivitas)
dalam jangka panjang dalam situasi persaingan tertentu. Dalam strategi
pemsaran ini, terdapat strategi acuan atau bauran promosi (marketing mix) yang
menetapkan komposisi yang terbaik dari komponen atau variabel pemasaran
untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju dan sekaligus mendapat tujuan
dan sasaran perusahaan. Marketing mix (bauran pemasaran)merupakan strategi
yang dijalankan perusahaan yang berkaitan dengan penentuan bagaimana
perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu yang
merupakan sasaran perusahaan.
Strategik bauran pemasaran strategic
Marketing mix merupakan variabel-variabel terkendali yang dapat
digunakan perusahaan untuk mempengaruhi konsumen dari segmen pasar
tertentu yang dituju perusahaan.yang menyangkut kordinasi antara kebijakan
produk, harga, promosi, dan distribusi. Dalam definisi lain diartikan bahwa
marketing mix adalah campuran dari variabel-variabel pemasaran yang dapat
dikendalikan yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat
penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran.
1. Kebijakan produk
Dalam pengelolaan produk perlu adanya perencanaan dan
pengembangan produk oleh perusahaan dan dalam pelaksanaannya perlu
pertimbangan untuk menghindari penyimpangan yang tidak diinginkan. Produk
adalah suatu sifat yang kompleks, baik dapat diraba atau tidak termasuk
bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan yang
diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya
Dalam pengertian lain produk dapat diartikan dapat ditawarkan dipasar
untuk mendapatkan perhatian pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi
keingginan atau kebutuhan, meliputi benda fisik, jasa barang, tempat, organisasi
dan gagasan. Terdapatnya persaingan yang semakin tajam dalam pemasaran
produk, terutama dalam kondisi pasar dimana pembeli mempunyai peranan
dominant sehingga perlu adanya penekanan pada pemberian kepuasan kepada
konsumen atas barang atau jasa yang dipasarkan, maka perlunya perusahaan
memperhatikan kualitas produk, sebab kualitas itu merupakan tingkat
kemampuan dari suatu produk atau merk dalam melaksanakan fungsinya yang
diharapkan oleh pihak konsumen.
Kegiatan yang dilakukan dititikberatkan pada produk atau jasa yang
dijual. Perbedaan barang (product Differentiation) yaitu menciptakan kesan
terhadap pembeli mengenai produknya agar mengadakan perbandingan harga
dengan produk pesaing lainnya. Ada beberapa cara yang ditawarkan dalam
membedakan produk yaitu ciri, mutu, ketahanan, kehandalan, mudah diperbaiki,
harga, inovasi, gaya dan desainnya. Ciri merupakan sifat dari fungsi produk,
mutu menunjukkan tingkat operasi sifat utama produk. Ketahan berguna untuk
mengukur harapan hidup produk dan kehandalan untuk mengukur kemungkinan
produk tidak rusak selama jangka waktu tertentu dan jika terjadi kerusakan
kemungkinan diperbaiki sangat mudah. Salah satu faktor yang sangat penting
dan perlu diperhatikan bagi keberhasilan strategi pemasaran yang dijalankan
oleh perusahaan untuk mempertahankan permintaan pasar terhadap produk
yang ditawarkan adalah dengan mengetahui tahapan kehidupan produk (Product
life cycle) yang antara lain :
a. Tahap perkenalan (Introduction) : Dalam masa perkenalan sebuah
produk, penjualan mulai dari nol dan meningkat secara perlahan-lahan.
Keuntungan pada tahap ini akan menunjukkan jumlah yang negative
karena besarnya biaya yang dikeluarkan untuk penelitian dan promosi
serta tidak dapat diimbangi oleh tingkat penjualan yang masih rendah.
b. Tahap pertumbuhan (Grouwth) : selama tahap ini penjualan meningkat
secara cepat dan diikuti pula dengan peningkatan yang rendah. Tahap
ini merupakan suatu periode dimana suatu produk mempunyai tingkat
penjualan yang tinggi serta menghasilkan keuntungan yang paling
maksimal. Persaingan belum begitu ketat sehingga margin yang
dikenakan terhadap produk masih tinggi.
c. Tahap dewasa (maturity) : pada tahap ini penjualan mencapai titik paling
maksimal dan kemudian menurun sehingga keuntungan yang diperoleh
menjadi kecil. Hal ini akibat dari munculnya banyak persaingan yang
menjual produk serupa.
d. Tahap menurun (Decline) : Selama tahap ini baik penjualan maupun
keuntungan akan turun terus sampai akhirnya produk tersebut ditarik
dari pasar.
Konsep produck Life Cycle (PLC) ini sangat bermanfaat untuk penerapan
strategi pemasaran yang efektif bagi suatu produk, apabila telah diketahui pada
tahap yang mana produk tersebut berada, sehingga dapat diambil langkah
kebijaksanaan pemasaran yang tepat, terutama dalam kaitannya dengan
penetapan strategi marketing mix
2. kebijakan harga
Dalam penetapan harga suatu produk senantiasa harus
mempertimbangkan dua pihak dalam pasar yaitu produsen dan konsumen agar
terciptanya suasana saling menguntungkan, karena harha tersebut merupakan
penentuan bagi perkembangan usaha produsen baik pada masa sekarang
maupun dimasa mendatang dan bagi konsumen harga tersebut merupakan
ukuran dalam menentukan pembelian mana yang sesuai atau cocok
berdasarkan kebutuhan dan kemampuannya.
Harga adalah nilai daripada barang/jasa yang dinyatakan dengan atau
dalam bentuk uang. Dalam definisi lain harga adalah jumlah uang yang
dibayarkan oleh konsumen untuk membeli suatu produk. Jika konsumen merasa
terlalu tinggi dan apabila tidak diturunkan kemungkinan mereka akan
menurunkan volume pembelian atau tidak melakukan pembelian sama sekali
ataupun juga membeli ditempat lain.
Dari pengertian diatas pada dasarnya menekankan pada nilai tukar
terhadap suatu barang/jasa yang dapat dinilai dengan uang dimana hal tersebut
harus sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Pada penentuan harga ini ada
beberapa metode perumusan yang dapat dipedomani, antara lain :
a. Berdasarkan harga jual atasa dasar biaya.
b. Berdasarkan orientasi atas dasar saingan.
c. Berdasarkan pada orientasi terhadap permintaan.
Sehingga dalam penentuan harga ini dapat memberikan keuntungan
bagi perusahaan dan dapat menentukan penetapan harga yang tepat dan
sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Apabila terjadinya persaingan atau
perang harga, maka disini diperlukan adu keunggulan, pemenangnya adalah
persaingan yang lebih baik. Menurut pandangan strategis, sebuah perusahaan
harus memutuskan bagaimana caranya pada posisi terdepan dan membentuk
posisi bersaing yang menguntungkan.
Perusahaan yang agresif selalu mengiginkan market share yang
besar, tetapi untuk itu perusahaan haruslah menghadapi persaingan apakah
menitik beratkan pada persaingan harga atau persaingan non harga. Jika
perusahaan menitikberatkan pada persaingan harga, maka akan
menghadapidua alternative, yaitu :
a. Mengadakan perubahan harga : Perusahaan harus menentukan tindakan
apa yang perlu diambil dalam menghadapi persaingan berbagai situasi
dapat menyebabkan perubahan harga. Apabila market share perusahaan
menurun karena kuatnya persaingan, perusahaan dapat mengadakan
reaksi dengan penurunan harga.
b. Mengadakan reaksi terhadap perubahan harga pesaing. Reaksi ini akan
terjadi apabila pesaing mengadakan perubahan pada harganya, maka
pihak perusahaan mau tidak mau mesti mengadakan penyesuaian harga
terhadap perubahan harga yang terjadi.
Maka jelaslah bahwa harga merupakan faktor yang berperan penting,
oleh karenanya diperlukan perencanaan dan penetapan harga dengan teliti dan
seksama.
3. Kebijakan promosi
Promosi merupakan proses penyampaian informasi dari penjual
kepada pembeli untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku. Dalam
kebijaksanaan promosi juga bertujuan agar dapat meningkatkan image (persepsi
atau pandangan) konsumen terhadap penampilan perusahaan.
Dari pengertian diatas tergambar bahwa promosi adalah salah satu
dari elemen marketing mix yang besar peranannyadalam perusahaan, guna
mengenalkan produk yang dihasilkannya kepada konsumen. Oleh sebab itu
kegiatan promosi adalah segala usaha yang dilakukan penjual untuk membujuk
konsumen agar membeli. Disamping itu mengigatkan kembali kepada konsumen
lama agar melakukan pembelian ulang. Promosi juga merupakan kegiatan untuk
menyebarluaskan informasi tentang produk yang dijual dengan maksud agar
konsumen mengetahui tentang produk tersebut.
Dengan mempertimbangkan apakah diarahkan pada kelompok
sasaran yang ingin dituju atau hanya untuk tujuan pertumbuhan pasar ataupun
pengembangan pasar yang telah ada. Disinilah dituntut keahlian seseorang
manajer untuk memanfaatkan informasi yang ada dan strategi dalam
menentukan sasaran yang tepat. Untuk mengkomunikasikan peroduk ini perlu
disusun suatu strategi yang sering disebut dengan bauran promosi (Promotion
mix) yang terdiri dari lima komponen utama, yaitu :
a. Periklanan (advertising)
Merupakan suatu alat komunikasi untuk memberikan informasi,
membujuk, menciptakan kesan dan pemuasan keinginan konsumen oleh pihak
perusahaan dalam menawarkan produk yang dihasilkannya ke pasar.
Komunikasi bersifat massal dan tidak pribadi. Dalam mengadakan periklanan,
manajemen dihadapkan pada masalah pemilihan media yang akan dipakai,
apakah melalui surat kabar, majalah, televisi, radio, direct mail (kartu post, buku
kecil, surat edaran dan brosur) dan out door (spanduk, papan-papan reklame
dan plakat).
b. Penjualan perorangan (personal Selling)
Merupakan interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan
untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan
pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Dalam operasinya,
personal selling lebih fleksibel dibandingkan dengan bauran promosi yang lain.
Hal ini disebabkan karena tenaga-tenaga penjualan tersebut dapat secara
langsung mengetahui keinginan, motif dan perilaku konsumen dan sekaligus
dapat melihat reaksi konsumen, sehingga mereka langsung dapat mengadakan
penyesuaian seperlunya.
C. Hubungan masyarakat (public relation)
Didefinisikan sebagai fungsi manajemen yang memberikan penilaian
tentang sikap masyarakat, identitas kebijaksanaan dan prosedur dari individu-
individu atau organisasi dengan keingginan masyarakat dan melakukan program
tindakan untuk mendapatkan pengertian serta pengakuan masyarakat. Salah
satu kegiatan dari bagian humas adalah mendorong publisitas. Jadi, humas
bertanggung jawab untuk menentukan dan mempertahankan komunikasi dua
arah secara terbuka dengan seluruh masyarakat serta menciptakan opini
masyarakat yang baik tentang organisasi, individu maupun produk.
d. Publisitas
Merupakan sejumlah informasi tentang seseorang, barang atau
organisasi yang disebarluaskan kemasyarakatan melalui media tanpa dipungut
biaya atau tanpa pengawasan dari sponsor. Biasanya media bersedia
mempublisitaskan suatu produk dalam hal ini tidak hanya baring namun
termasuk juga orang dan tempat, apabila materinya dirasa cukup menarik atau
patut dijadikan berita.
e. Promosi penjualan (Sales promotion)
Merupakan kegiatan-kegiatan pemasaran selain personal selling,
periklanan dan publisitas yang mendorong efektivitas pembelian konsumen dan
pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, pameran,
demonstrasi produk dan sebagainya. Beberapa metode promosi penjualan yang
digunakan seperti pemberian contoh barang, kupon/nota, hadiah, kupon
berhadiah, undian rabat atau potongan harga serta peragaan.
4. Kebijakan Distribusi
Dalam rangka memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke
konsumen, maka salah satu elemen dari bagian pemasaran yang juga
mempunyai peranan penting adalah saluran distribusi. Sebagain besar produsen
menggunakan perantara pemasaran untuk memasarkan produknya melalui
saluran distribusi.
Saluran distribusi adalah sebagai saluran pemindahan kepemilikan
barang atau produk dari produsen sampai kepada konsumen.
Dalam definisi lain saluran distribusi adalah kegiatan yang terlibat dalam
pengadaan dan penggunaan semua bahan yang dipergunakan untuk
memproduksi barang jadi, kegiatan ini meliputi pengendalian produksi dan
persedian pembelian lalu lintas, penanganan bahan dan penerimaan.
Saluran distribusi merupakan sekelompok lembaga yang ada diantara
berbagai lembaga yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan
saluran distribusi adalah untuk mencapai pasar-pasar yang tertentu. Dengan
demikian, pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan distribusi. Saluran
distribusi melaksanakan dua kegiatan, yaitu mengadakan penggolongan dan
pendistribusian barang atau produk. Perusahaan harus mampu menyingkapi
perbedaan distribusi fisik pengiriman barang kepada pelanggan.
Falsafah Manajemen Pemasaran
Ada lima konsep alternative yang dilakukan organisasi dalam
menjalankan kegiatan-kegiatan pemasaran mereka; Konsep produksi, produk,
penjualan, pemasaran, dan pemasaran kemasyarakatan.
Konsep produksi
Konsep produksi falsafah yang menyatakan bahwa konsumen akan menyukai
produk-produk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan (highly affordable)
dan bahwa manajemen sebaiknya memusatkan perhatian pada peningkatan
efisiensi produksi dan distribusi
Konsep produk
Konsep produk adalah gagasan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk
yang menawarkan mutu, kinerja, dan penampilan terbaik, dan bahwa suatu
organisasi sebaiknya mencurahkan tenaganya untuk melakukan perbaikan
produk secara berkesinambungan.
Konsep penjualan
Konsep penjualan adalah gagasan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup
produk perusahaan kecuali jika perusahaan tersebut melakukan upaya – upaya
penjualan dan promosi yang gencar.
Konsep pemasaran
Konsep pemasaran falsafah manajemen pemasaran yang menyatakan bahwa
pencapaian tujuan – tujuan organisasional bergantung pada penetapan
kebutuhan dan keinginan dari pasar sasaran dan penyampaian kepuasan yang
diinginkan secara lebih efektif dan lebih efisien ketimbang yang dilakukan para
pesaing.
Konsep pemasaran kemasyarakatan
Konsep pemasaran kemasyarakatan gagasan bahwa organisasi sebaiknya
menentukan kebutuhan, keinginan, dan minat dari pasar sasaran dan
mengirimkan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan lebih efisien
daripada para pesaing sedemikian rupa sehingga mampu memelihara atau
meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat