manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah dalam...
TRANSCRIPT
MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU
(Studi Empirik SMP Muhammadiyah Plus Salatiga Tahun
Pelajaran 2019)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
Khotimah Taufik Nur Hidayah
NIM. 23010150348
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA 2019
ii
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
iv
v
vi
MOTTO
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain”. (Q.S Al-Insyiroh: 7)
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karuniaNya,
skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak Ahmad Masykur dan Ibu Daryonah selaku orang tua saya tercinta,
yang selalu mendo’akan, menasehati, mengasihi dan menyayangi saya.
2. Kakak dan adik saya, Syarifuddin, Masrof Ismail, Rahmat Iman dan
Royan Fankhas yang menemani serta memberikan arti kehidupan dan
persaudaraan.
3. Abah Nasrum, Umi Songidah, bulek Nur Hasanah, Pak Ilal Albab dan Bu
Dian selaku orang tua kedua saya di tanah perantauan yang selalu memberi
motivasi, inspirasi, mencukupi secara materiil dan do’a supaya menjadi
orang sukses dunia dan akhirat.
4. Keluarga besar SMP Muhammadiyah Plus Salatiga yang telah
memberikan waktu dan tempat sebagai penelitian sehingga skripsi ini
dapat selesai dengan baik.
5. Keluarga besar Muhammadiyah dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Kota Salatiga yang telah membantu saya menempa diri dan berproses
menjadi manusia seutuhnya.
6. Keluarga Asrama Immawati 1 (satu) yang telah menemani, memotivasi,
dan membantu saya untuk terus berjuang di tanah perantauan.
viii
7. Sahabat tercinta saya Muhammad Sofyan Syarifudin, yang telah mengajari
saya makna sebuah ketulusan dan kasih sayang.
8. Sahabat terbaik saya Bidah Sariyati, Rifka Anisa, Nur Afifah Aminuddin,
Betaria Suci Nuratih, Amalia Qurrota Ayunin, Sri Mulyani, Anisa
Nurjanah, Muhammad Fathan Jaelani, Sodik Basuki, Dewi Masrurroh,
Irtifaiyyah, Wijayanti Maslakhah, Alif Faizah, Fatimatu Zahra yang telah
menemani suka duka dan pahit manisnya perjuangan saya di Kota Salatiga
hingga sekarang.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada seluruh makhluk yang lemah tiada
daya dan kekuatan kecuali atas izin dari-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada revolusioner, seorang
pemimpin yang tidak berdasi, seorang teladan sejati, baginda nabi Muhammad
SAW. Besar harapan agar dapat menjadi golongan yang mendapatkan
syafa’atnya. Amin.
Dalam penulisan skripsi ini, tentu banyak kesulitan yang penulis hadapi.
Namun berkat dorongan, bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak
sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M. Ag, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Prof. Dr. Mansur, M. Ag, selaku Ketua Dekan Tarbiyah IAIN Salatiga.
3. Dra. Siti Asdiqoh, M. Si, selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.
4. Dr. Maslikhah, S. Ag., M. Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang
telah membimbing penulis dari semester awal sampai semester akhir.
x
5. Dr. H. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Pembimbing Skripsi, yang telah
mencurahkan segala waktu, tenaga dan pengetahuannya dalam
membimbing.
6. Seluruh Dosen IAIN Salatiga yang telah berbagi pengetahuan dan ilmunya
kepada penulis.
7. Rekan-rekan seperjuangan dan semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari skripsi ini tentu jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu penulis dengan kerendahan hati memohon kritik dan saran dari pembaca serta
seluruh pihak yang berkompeten dengan skripsi ini. Penulis berharap dari
sumbangsih kritik dan saran yang diberikan mampu membuat skripsi ini menjadi
lebih baik dan lebih sempurna.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bisa memberikan
sumbangan pemikiran dalam bidang pendidikan dan memberi kontribusi bagi
pecinta ilmu serta bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Salatiga, Juli 2019
Penulis
Khotimah Taufik N.H
23010-15-0348
xi
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................ i
LEMBAR BERLOGO ................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. v
MOTTO ...................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ....................................................................................... vii
KATA PENGATAR ................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
ABSTRAK .................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Fokus Penelitian.............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 5
E. Penegasan Istilah............................................................................ 6
F. Sistematika Penulisan..................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen
Kepemimpinan....................................................................... ......... 12
B. Pengertian Pemimpin dan
Kepemimpinan...................................................................... ......... 13
C. Fungsi Kepemimpinan..................................................................... 17
xii
D. Gaya Kepemimpinan..................................................................... 19
E. Kepala Sekolah.............................................................................. 23
F. Kepemimpinan Kepala
Sekolah.......................................................................................... 30
G. Kinerja Guru................................................................................. 37
H. Kajian Terdahulu.......................................................................... 53
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................... 56
B. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................ 57
C. Sumber Data.................................................................................. 57
D. Prosedur Pengumpulan Data......................................................... 59
E. Analisis Data................................................................................. 61
F. Pengecekan Keabsahan Data........................................................ 62
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan data................................................................................... 64
B. Analisis data................................................................................... 98
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 108
A. Kesimpulan..................................................................................... 108
B. Saran................................................................................................ 109
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Prasarana Sekolah ........................................................... 68
Tabel 4.2 Jumlah Ketenagaan Guru ............................................................ 69
Tabel 4.3 Jumlah Karyawan ........................................................................ 71
Tabel 4.4 Jumlah Siswa............................................................................... 72
Tabel 4.5 Peraihan Prestasi Siswa ............................................................... 72
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kode Penelitian
Lampiran 2 : Hasil Wawancara
Lampiran 3 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 4 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 5 : Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 6 : Dokumentasi
Lampiran 7 : Daftar Nilai SKK
Lampiran 8 : Daftar Riwayat Hidup
xv
ABSTRAK
Hidayah, Khotimah Taufik Nur. 2019. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala
Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru (Studi Empirik SMP
Muhammadiyah Plus Salatiga Tahun Pelajaran 2019). Skripsi,
Program Studi Pendidikan Agama Islam. Jurusan Tarbiyah. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. H. Imam Sutomo, M.
Ag.
Kata Kunci: Manajemen; Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen dan gaya
kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP
Muhammadiyah Plus Salatiga. Fokus penelitian ini adalah: (1) Bagaimana
manajemen dan gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja
guru di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga. (2) Bagaimana kinerja guru di SMP
Muhammadiyah Plus Salatiga.
Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan dengan metode
kualitatif. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, tenaga kependidikan dan
peserta didik di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga dengan jumlah 14 orang.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumen.
Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling sedangkan teknik analisis
data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Kepemimpinan kepala
sekolah SMP Muhammadiyah Plus Salatiga merupakan kepemimpinan yang
efektif. Sifat kepala sekolah yang berintegritas, berjiwa besar, berkarisma,
memiliki rasa empati yang tinggi, komunikatif, ramah, sopan, santun, optimis,
memiliki etos kerja yang tinggi, pantang menyerah, pendengar yang baik dan luas
dalam pergaulan menjadikan sebuah motivasi bagi bawahannya untuk meniru sifat
tersebut. Pemberian motivasi secara kontinu oleh kepala sekolah kepada warga
sekolah menjadi penyemangat tenaga pendidik. Gaya kepemimpinan yang
digunakan adalah gaya kepemimpinan transformasional yang merupakan salah
satu gaya kepemimpinan yang dianggap paling efektif untuk diterapkan pada
organisasi sekolah terutama dalam peningkatan kinerja organisasi. (2)
Kepemimpinan kepala sekolah SMP Muhammadiyah Plus Salatiga sangat
mempengaruhi aspek kepribadian dan sosial guru. Hal ini di pengaruhi oleh
keteladanan dan kontinuitas kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada
guru. Guru harus menjadi seorang yang disiplin dan figur yang dikagumi,
disegani, dan dijadikan motivasi peserta didik untuk terus maju, berkembang dan
berprestasi.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan merupakan salah satu proses memajukan
peradaban suatu bangsa, penggalian dan pemberdayaan potensi dapat di
maksimalkan untuk membantu mengarahkan manusia menjadi pribadi
yang lebih baik.
Pendidikan adalah proses mentransformasikan peserta didik
menjadi manusia yang bermanfaat bagi alam semesta beserta segenap isi
dan peradabannya. Lulusan dari suatu proses pendidikan harus memiliki
kompetensi untuk melanjutkan pendidikannya secara mandiri sehingga
esensi tujuan pendidikan dapat tercapai (Mohammad Nuh, 2013: 31).
Pendidikan berarti menghasilkan dari kepribadian yang potensial
serta proses bimbingan untuk perubahan sikap dan perilaku seseorang
dalam rangka pendewasaan manusia dalam pembentukan pribadi yang
mandiri serta sempurna secara jasmani dan rohani (Ali Muhdi Amnur,
2007: 35-37).
Sebuah lembaga pendidikan tidak jauh berbeda dengan sebuah
organisasi, di mana harus ada sebuah tujuan bersama untuk dicapai.
Organisasi yang sehat, tentu dikelola oleh pemimpin yang profesional
yang mendayagunakan potensi organisasi untuk mencapai tujuan
2
bersama(Onisimus Amtu, 2014: 107). Dalam sebuah organisasi diperlukan
seorang pemimpin sebagai pengorganisasian, begitu pula pada lembaga
pendidikan, dibutuhkan seorang pemimpin agar tujuan bersama dapat
tercapai. Pemimpin dalam lembaga pendidikan disebut dengan “kepala
sekolah”.
Seorang kepala sekolah memegang peran penting dalam
perkembangan sekolah yang dipimpinnya. Kemampuan mempengaruhi
tenaga pendidik dalam lembaga pendidikan dan bertanggung jawab atas
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan
tenaga lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana prasarana.
Kurang maksimalnya kepala sekolah dalam membina dan membimbing
tenaga pendidik akan menyebabkan terjadinya ketidakdisiplinan tenaga
pendidik, kondisi ini akan menjadi permasalahan yang kompleks ketika
tidak ditindak lanjuti. Kepala sekolah harus mampu menjadi figur teladan
bagi para tenaga pendidik serta peserta didik yang ada di sekolahnya dan
mampu menjalankan fungsinya sebagai pemimpin.
Indonesia saat ini sedang mengalami keterpurukan dengan
kompleksnya permasalahan yang ada. Permasalahan bangsa tersebut yang
dirasa meruncing adalah menurunnya martabat bangsa. Hal ini
menyebabkan individu dalam bangsa akan mudah tergelincir serta tersihir
oleh berbagai pengaruh globalisasi.
3
Rendahnya kejujuran masyarakat, kebiasaan buruk sikap suap,
individualisme dan adanya sikap buruk yang lain. Pergaulan bebas, mudah
meniru budaya asing, hedonisme, dan budaya glamoritas sungguh tampak
semakin memprihatinkan. Dengan demikian betapa tragisnya hasil dari
proses pengajaran dan pendidikan dinegeri tercinta zaman ini (Ali Muhdi
Amnur, 2007: 116-117).
Lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut bertanggung jawab atas
terbentuknya moral anak bangsa. Lembaga pendidikan dikatakan bermutu
dan memiliki peran aktif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, salah
satu indikasinya adalah jika terdapat pemimpin dan tenaga pendidik yang
bertanggung jawab, profesional di bidangnya, dan memiliki nilai moral
yang tinggi.
Kemajuan suatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh
bagaimana kepemimpinan dan pemberdayaan tenaga pendidiknya. Dalam
hemat peneliti, lembaga pendidikan di Indonesia semakin berkembang
namun kualitas dan mutu pendidikan belum dimaksimalkan, sehingga
beberapa sekolah harus mengalami penurunan prestasi sekolah dan bahkan
berdampak kepada penurunan jumlah peserta didik. Tenaga pendidik dan
objek yang dididik kurang diperhatikan, terutama dalam pemenuhan
standar layanan minimal pendidikan. Salah satunya, dikarenakan
kurangnya sarana prasarana sekolah yang menyebabkan terhambatnya
perkembangan dan kemajuan suatu lembaga pendidikan, namun kepala
4
sekolah dalam hal ini sangat berperan penting untuk senantiasa
memotivasi dan bersama meningkatkan mutu serta kualitas lembaga
pendidikannya.
Dalam hal prestasi, SMP Muhammadiyah Plus Salatiga termasuk
salah satu sekolah di Salatiga yang berkemajuan. Sekolah ini merupakan
sekolah yang baru berdiri pada tahun 2017 tetapi sudah menggunakan
embel-embel plus dan memang terbukti banyak prestasi yang sudah di raih.
Dengan demikian kepemimpinan kepala sekolah sangat berpengaruh
terhadap kinerja tenaga pendidik pada khususnya para guru, dan peserta
didik. Apalagi dengan adanya permasalahan yang kompleks dalam
lembaga pendidikannya, kepala sekolah harus selalu ada bersama para
guru untuk selalu mengevaluasi dan menyelesaikan satu-persatu persoalan
yang ada. Kebijaksanaan dan ketegasan kepala sekolah dalam mengambil
keputusan akan sangat menentukan kemajuan suatu lembaga pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut melalui penelitian dengan judul
“Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Kinerja Guru (Studi Empirik SMP Muhammadiyah
Plus Salatiga Tahun Pelajaran 2019)”.
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana manajemen dan gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga?
5
2. Bagaimana kinerja guru di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga?
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan manajemen dan gaya kepemimpinan kepala sekolah
dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Muhammadiyah Plus
Salatiga.
2. Mendeskripsikan kinerja guru di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
pembaca baik secara teoretis maupun praktis.
1. Secara teoretis
a. Sebagai khazanah ilmu pengetahuan tentang manajemen dan
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP
Muhammadiyah Plus Kota Salatiga.
b. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan atas manajemen dan
gaya kepemimpinan.
c. Sebagai bacaan atau referensi bagi para pembaca terutama bagi
pemimpin pendidikan dan guru dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya.
2. Manfaat praktis
6
a. Bagi lembaga, sebagai revolusi pembenahan sistem serta
perbaikan manajemen dan gaya kepemimpinan dalam
menghadapi berbagai permasalahan baik dengan sesama guru,
lingkungan sekolah maupun peserta didik. Dan sebagai sekolah
percontohan bagi lembaga pendidikan lainnya.
b. Bagi tenaga pendidik, sebagai motivasi serta hasil dari
manajemen dan gaya kepemimpinan kepala sekolah,
diharapkan mampu menjadi bahan evaluasi guna
meningkatkan kinerja guru dalam suatu lembaga pendidikan,
serta mampu memberikan kontribusi bagaimana menilai,
menanggapi, menumbuhkan dan membentuk kepribadian guru
yang profesional.
c. Bagi masyarakat, sebagai usaha untuk memunculkan kepekaan
sosial masyarakat terhadap persoalan yang terjadi pada
khususnya di lembaga pendidikan dengan harapan mampu
menumbuhkan semangat untuk saling berkontribusi dan
mengevaluasi terhadap lembaga pendidikan terkait.
E. Penegasan Istilah
1. Manajemen
Tilaar (2004: 4) mengartikan manajemen pendidikan sebagai suatu
kegiatan yang mengimplikasikan adanya perencanaan pendidikan serta
7
kegiatan implementasinya untuk mengelola sumber daya pendidikan
secara efektif dan efisien.
Menurut Suryosubroto (2004: 16) manajemen pendidikan sebagai
proses untuk mencapai tujuan pendidikkan dimana proses tersebut
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, dan
penilaian.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
manajememen pendidikan adalah suatu proses yang mengimplikasikan
adanya perencanaan, pengorganisasian dan pengevaluasian untuk
mengelola sumber daya pendidikan secara efektif dan efisien.
2. Kepemimpinan
Dalam Bedjo Sujanto (2009: 67-69), Vaughan dan Hogg
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu usaha untuk
menggerakkan orang lain demi tercapainya tujuan bersama. Dapat
disebut kepemimpinan apabila terdapat anggota yang dipimpin, orang
yang memimpin, dan kesepakatan bersama tentang tujuan yang akan
dicapai.
Dalam Onisimus Amtu (2014: 114) kepemimpinan menurut
Palestini (2003) adalah kemampuan membangun dan mengelola iklim
kreatif serta terbuka untuk perubahan dan perbaikan berkelanjutan, di
mana motivasi terhadap pencapaian tujuan sagat diutamakan agar
8
muncul sikap saling percaya dan menghormati sistem nilai yang cocok
untuk dikembangkan.
Kepemimpinan adalah suatu usaha untuk membangun, mengelola
iklim kreatif, terbuka untuk perubahan dan perbaikan berkelanjutan
serta kemampuan menggerakkan orang lain demi tercapainya tujuan
bersama.
3. Kepala Sekolah
Wahjosumidjo (2002: 83) mengartikan kepala sekolah sebagai
seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin
suatu sekolah tempat terselenggaranya proses pembelajaran, atau
tempat di mana terjadi interaksi antara guru dan peserta didik sebagai
pemberi dan penerima pelajaran.
Jadi kepala sekolah adalah seorang guru yang diangkat untuk
menduduki jabatan struktural dan diberi tugas memimpin suatu
lembaga pendidikan atau sekolah.
4. Kinerja
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009: 67) adalah
prestasi kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
dalam melaksanakan tugas dan sesuai dengan tanggung jawabnya.
Kinerja merupakan suatu prestasi kerja dalam usaha untuk
mencapai hasil yang lebih baik bagi organisasi, kelompok dan individu
9
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Kinerja guru adalah
hasil kerja yang telah dicapai guru dalam pembelajaran berdasarkan
atas ketentuan pihak yang berwenang.
5. Guru
Dalam Harsono dan Joko Susilo (2010: 22-24), Guru adalah tenaga
pendidik profesional yang bertugas mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik dalam suatu
lemabaga pendidikan.
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, guru memiliki
multifungsi yaitu sebagai fasilitator, motivator, informator,
komunikator, transformator, agent of change, inovator, konselor,
evaluator dan administrator. Dalam budaya Islam, guru diterjemahkan
sebagai kiyai atau ustadz, yaitu orang yang meneruskan risalah
kerasulan untuk mengajarkan Al-qur’an dan Hadits serta
kandungannya pada umat manusia agar dapat diamalkan sehingga
dapat menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat.
6. SMP Muhammadiyah Plus Kota Salatiga
Dalam [Majelis Diklitbang dan LPI] Pimpinan Pusat
Muhammadiyah (2010: 100), Muhammadiyah adalah salah satu
organisasi Islam yang menekankan perbaikan hidup beragama dengan
menggiatkan amal-amal pendidikan dan sosial.
10
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi pergerakkan, salah
satunya bergerak di bidang pendidikkan. Muhammadiyah memiliki
AUM yaitu Amal Usaha Muhammadiyah yang didalamnya terdapat
Sekolah, Rumah Sakit dan Panti-panti asuhan.
SMP Muhammadiyah Plus Salatiga Adalah suatu lembaga
pendidikan formal swasta yang merupakan amal usaha monumental
sebagai cikal bakal perkembangan Muhammadiyah di Salatiga.
Lembaga ini berada di bawah naungan Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga. SMP
Muhammadiyah Plus Salatiga berdiri pada 14 September 2018 dan
memiliki izin operasional pada 17 September 2017. Sekolah ini
beralamat di Jln. Suropati 14 Togaten, kel. Mangunsari, kec.
Sidomukti Kota Salatiga, Jawa Tengah 50721.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana
manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja guru di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam membaca dan memahami penelitian ini,
maka penulis memberikan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bagian awal meliputi judul, lembar berlogo, halaman nota
pembimbing, pernyataan keaslian tulisan, pengesahan kelulusan, motto,
11
persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel dan daftar
lampiran.
Bab I Pendahuluan, berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika
penulisan.
Bab II Kajian Pustakan, meliputi landasan teori meliputi, pengertian
manajemen, pemimpin dan kepemimpinan, fungsi kepemimpinan, gaya
kepemimpinan, kepala sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, kinerja
guru, kajian penelitian terdahulu.
Bab III Metode Penelitian, meliputi jenis penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data,
pengecekan keabsahan data.
Bab IV Paparan dan Analisis Data, berisi pemaparan data dan temuan
peneliti serta analisis data.
Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen Kepemimpinan
Manajemen pendidikan merupakan proses kerja sama dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Siti Farikhah;
Wahyudhiana, 2015: 5). Pentingnya manajemen pendidikan adalah untuk
memudahkan pelaksanaan kegiatan pendidikan juga menempatkan posisi
personal sesuai dengan keahlian individu sehingga tujuan pendidikan akan
tercapai secara optimal.
Manajemen merupakan proses merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan dan mengendalikan dengan melibatkan orang lain untuk
mencapai suatu tujuan. Dalam perencanaan perlu adanya analisis SWOT,
yaitu strength, weakness, opportunities, threats (Kompri, 2014: 3).
Dalam kehidupan sehari-hari manajemen sering disebut dengan
pengelolaan atau administrasi. Dalam dunia pendidikan pengelolaan lebih
diarahkan pada suatu proses untuk menghimpun sumber daya yang ada
dalam rangka pencapaian tujuan.
Ada tujuh komponen manajemen pendidikan di sekolah yang harus
dikelola dengan baik yaitu manajemen kurikulum, tenaga kependidikan,
kesiswaan, keuangan dan pembiayaan, sarana dan prasarana pendidikan,
hubungann sekolah dengan masyarakat, dan layanan khusus.
Tujuan manajemen pendidikan adalah untuk menyeimbangkan
struktur kewenangan antara sekolah, pemerintah daerah, pelaksana proses
13
pendidikan sehingga manajemen menjadi lebih efisien. Selain itu
manajemen pendidikan juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan secara keseluruhan. Bagi sumber daya manusia, peningkatan
kualitas bukan hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan,
melainkan untuk meningkatkan kesejahteraan pula (Jamal Ma’mur
Asmani, 2012: 48)
Ada empat fungsi manajemen menurut G R. Terry dalam Rusman
(2009: 122) yaitu: planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),
actuating (pelaksanaan) dan controlling (pengawasan).
B. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan
Dalam Muhammad Harfin Zuhdi (2014: 39-44), menyebutkan
bahwa menjadi manusia sosial dan membentuk sebuah komunitas adalah
sebuah fitrah. Dalam sebuah komunitas selalu dibutuhkan seorang
pemimpin. Pemimpin adalah orang yang dijadikan rujukan dalam
komunitas tersebut. Dalam Al-Qur’an kepemimpinan diungkapkan dengan
berbagai istilah di antaranya adalah ulilamri.
Istilah uli al-amri oleh ahli Al-Qur’an, Nazwar Syamsu
diterjemahkan sebagai functionnaries yaitu orang yang mengemban tugas
dan menjalankan fungsi tertentu dalam suatu organisasi. Hal menarik
dalam memahami konsep ini adalah keragaman pengertian yang
terkandung dalam kata amr. Kata amr bisa diterjemahkan sebagai perintah
(perintah Tuhan), urusan (manusia atau Tuhan), perkara, sesuatu,
keputusan (oleh Tuhan/manusia), kepastian (yang ditentukan Tuhan),
14
bahkan juga dapat diartikan sebagai tugas, misi, kewajiban dan
kepemimpinan (Dawam Raharjo, 2002). Berbeda dengan ayat-ayat yang
menunjukkan istilah amr, ayat-ayat yang menunjukkan istilah uli al-amri
dalam Alqur’an hanya disebut 2 kali, yaitu:
Terjemahan Al-Qur’an: “Wahai orang-orang yang beriman! taatilah Allah
dan Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara
kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (Q.S An-Nisa’: 59)
Terjemahan Al-Qur’an: “Dan apabila sampai kepada mereka sesuatu berita
tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka langsung menyiarkannya.
(padahal) apabila mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di
antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya
(akan dapat) mengetahuinya (secara resmi) dari mereka (Rasul dan Ulil
Amri). Sekiranya bukan karena karunia dan rahmat Allah kepadamu,
tentulah kamu mengikut setan, kecuali sebagian kecil saja (di antara
kamu)”. (Q.S. An-Nisa’: 83)
15
Maksud dari dua ayat di atas jelas menunjukkan bahwa yang
dimaksud dengan ulil amri adalah orang-orang yang mengurusi segala
urusan umum, sehingga mereka termasuk orang-orang yang harus ditaati
setelah taat terhadap perintah Allah dan Rasul. Apabila terjadi perbedaan
pendapat, maka harus dikembalikan kepada Allah dan Rasul.
Menurut Toha (dalam buku Siti Farikhah dan Wahyudhiana, 2018:
163-166), pemimpin dan kepemimpinan merupakan seni dan keterampilan
seseorang dalam memanfaatkan kekuasaannya untuk mempengaruhi orang
lain agar melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Semua manusia menurut kodrat dan iradatnya dilahirkan menjadi
pemimpin, minimal pemimpin bagi diri sendiri, karena mempunyai akal
dan hati. Nabi Muhammad SAW juga bersabda bahwa semua manusia
adalah pemimpin dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya. Sebagaimana telah disebutkan dalam sebuah hadis:
بن دينار عن عبد الل ثن مالك عن عبد الل ثنا إسماعيل حد حد
ل عليه وسلم قال أ صل الل ن رسول الل
عنهما أ بن عمر رض الل
ي عل الناس ككم راع وككم مسئول عن رعيته مام ال فال
هل بيته وهو مسئول راع وهو مسئول عن رعيته والرجل راع عل أ
هل بيت زوجها ووله وه مسئولة ة راعية عل أ
عن رعيته والمرأ
16
ل فككم عنهم وعبد الر جل راع عل مال سي ده وهو مسئول عنه أ
راع وككم مسئول عن رعيته Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Ismail Telah menceritakan
kepadaku Malik dari Abdullah bin Dinar dari Abdullah bin Umar
radliallahu 'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"ketahuilah Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan
dimintai pertanggungjawabannya atas yang di pimpin, penguasa yang
memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang
dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota
keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya,
dan isteri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-
anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka,
dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan
dimintai pertanggungjawaban terhadapnya, ketahuilah, setiap kalian
adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya”. (H. R Bukhari)
Pengertian pemimpin menurut Hikmat (2009: 249) adalah orang
yang memiliki wewenang mengendalikan organisasi dan semua struktur
yang ada, berkemampuan meningkatkan sumber daya manusia dan
organisasi, memiliki pengaruh, mempunyai kedudukan tertinggi dan
paling bertanggung jawab atas seluruh kinerja dalam organisasi.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pemimpin adalah orang yang memberikan visi dan tujuan serta memiliki
kemampuan mempengaruhi orang lain untuk melakukan suatu kegiatan
sesuai dengan tujuan organisasi.
Kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting untuk
mencapai suatu tujuan organisasi. Proses pelaksanaan tugas dan kewajiban
pemimpin disebut dengan kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan sifat
17
dari pemimpin dalam memikul tanggung jawabnya secara moral dan legal
formal atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah didelegasikan
kepada bawahannya.
Seorang pemimpin harus memiliki keahlian utama yaitu terampil
mengendalikan situasi dan kondisi organisasi dalam bentuk kerangka kerja
yang visioner. Proses pendelegasian tugas kepada bawahan merupakan
usaha untuk menjalin komunikasi, interaksi dan dapat diketahui mentalitas
serta kinerjanya agar dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan organisasi
secara efektif dan efisien.
Menurut Sagala (2009: 115), kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi perilaku orang lain secara individu maupun kelompok agar
melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
Berdasarkan berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa kepemimpinan adalah rangkaian kemampuan dan kepribadian
seorang pemimpin untuk mempengaruhi, meyakinkan dan menggerakkan
orang lain untuk bekerjasama guna mencapai tujuan organisasi.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa pemimpin adalah orang
yang memiliki kedudukan utama dalam suatu organisasi sebagai
motivator, stabilisator, katalisator, dan kreator dalam organisasi.
Sedangkan kepemimpinan adalah proses pelaksanaan tugas dan kewajiban
pemimpin, termasuk sifatnya sebagai bentuk atau pola kepemimpinan.
C. Fungsi Kepemimpinan
18
Dalam sebuah organisasi dibutuhkan seorang pemimpin yang
efektif, yaitu seseorang yang mampu untuk menggerakan, membimbing,
mengarahkan, memotivasi, memberi inspirasi dan mengajak dengan
sukarela terhadap orang lain dalam rangka mencapai tujuan organisasi
serta anggotanya dapat merasakan bahwa kebutuhan mereka terpenuhi,
baik kebutuhan bekerja, motivasi, rekreasi, kesehatan, sandang, pangan,
papan maupun kebutuhan lainnya yang pantas didapatkannya. Hal tersebut
dapat terjadi apabila pemimpin dapat melaksanakan fungsi utamanya
untuk menjalankan kepemimpinan dengan baik dan benar berdasarkan
aturan yang ditetapkan organisasi.
Seorang manajer yang baik adalah seorang yang mampu
menangani kompleksitas organisasi, dia adalah ahli perencana strategik
dan operasional yang jujur, mampu mengorganisasikan aktivitas organisasi
secara terkoordinasi, dan mampu mengevaluasi secara reliable dan valid.
Seorang pemimpin yang efektif mampu membangun motivasi staf,
menentukan arah, menangani perubahan secara benar, dan menjadi
katalisator yang mampu mewarnai sikap dan perilaku para staf organisasi
(Aan Komariah dan Cepi Triatna, 2005: 74).
Menurut Engkoswara dan Aan Komariah (2011) fungsi utama
kepemimpinan (1) berhubungan dengan tugas atau fungsi pemecahan
masalah dan (2) berhubungan dengan pembinaan kelompok atau fungsi
sosial. Fungsi tugas untuk memudahkan koordinasi kelompok dan
memecahkan masalah secara mufakat. Sedangkan fungsi sosial untuk
19
membantu kegiatan kelompok lebih lancar, menjembatani perbedaan
pendapat, meredam konflik, dan dapat memberikan perasaan bahagia dan
empati kepada anggota.
Pada umumnya, fungsi pemimpin dalam suatu organisasi adalah
sebagai manajer organisasi, pengambil keputusan, motivator, evaluator,
dinamisator dan katalisator organisasi, stabilisator dan supervisor. (Siti
Farikhah dan Wahyudhiana, 2018: 171-178).
D. Gaya Kepemimpinan
1. Pengertian gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap tindakan apa
yang akan dilakukan dalam menjalankan organisasi. Pemimpin yang
efektif ialah pemimpin yang menggunakan gaya yang dapat
mewujudkan sasarannya. Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku,
sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk
berbuat baik.
Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai
dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin (Rivai dan Mulyadi,
2012: 42).
Gaya kepemimpinan yang tepat akan menimbulkan motivasi
seseorang untuk berprestasi. Sukses tidaknya bawahan dalam prestasi
kerja dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan atasannya (Hardini,
2001 dalam Suranta, 2002).
20
Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan pimpinan untuk
mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai.
2. Macam-macam Gaya Kepemimpinan
Dalam Raihani (2012: 26-48), Leithwood dan Duke
mengidentifikasi 20 konsep kepemimpinan dan mengklasifikasikannya
menjadi enam pendekatan, yaitu:
a. Kepemimpinan intruksional, yaitu kepemimpinan yang
memusatkan perhatiannya pada sikap-sikap guru ketika mereka
terlibat dalam kegiatan yang berkaitan langsung dengan
perkembangan siswa. Pemimpin intruksional paling banyak
berurusan dengan guru dan memberi mereka dukungan dan kondisi
yang dibutuhkan untuk kualitas kurikulum dan intruksi. Kualitas
kurikulum dan intruksi merupakah salah satu faktor yang
berkontribusi terhadap prestasi siswa.
b. Kepemimpinan moralis, memusatkan perhatiannya pada nilai dan
etika pemimpin. Nilai merupakan hal pokok bagi praktik
kepemimpinan dan administrasi. Kepala sekolah moralis membawa
sekolah menuju sebuah visi atau tujuan dengan penuh keyakinan
bahwa mereka berdiri diatas nilai-nilai moral dan edukasional yang
penting. Menurut Sergiovanni (1992), kepemimpinan moralis
didasarkan pada otoritas moral, yang terpusat pada kepercayaan
dan nilai yang dianut kepala sekolah sebagai pusat kepemimpinan.
21
Kepercayaan dan nilai tersebut mencakup tentang bagaimana
manusia belajar dan mengetahui, yang menentukan gaya
kepemimpinan kepala sekolah.
c. Kepemimpinan partisipatif, Leithwood dan Duke (1999).
berasumsi bahwa proses pembuatan keputusan oleh kelompok
yang seharusnya menjadi fokus utama kepemimpinan. Ada tiga
pendapat yang berbeda tentang landasan kepemimpinan
partisipatif. Pertama, untuk tujuan meningkatkan efektivitas
organisasional. Kedua, harus dijalankan di sekolah-sekolah yang di
sokong oleh nilai-nilai demokrasi. Ketiga, ia menjadi penting
dalam konteks manajemen berbasis sekolah di mana para
stakeholder yang sah berbagi kepemimpinan. Kepemimpinan
model ini harus mampu melibatkan lebih banyak orang dalam
proses pembuatan keputusan, serta untuk memanejemen konflik
yang muncul dalam proses tersebut.
d. Kepemimpinan manajerial, Leithwood dan Duke (1999)
mengatakan bahwa kepemimpinan ini memusatkan perhatiannya
pada fungsi, tugas dan sikap pemimpin. Fungsi kepemimpinan
model ini untuk menciptakan keteraturan dan stabilitas di sekolah.
e. Kepemimpinan kontingental, memusatkan perhatiannya pada soal
bagaimana pemimpin merespons situasi yang dihadapi. Kondisi
yang unik disebabkan oleh sifat dan kesukaan rekan kerja, kondisi
kerja, dan tugas yang harus dilaksanakan. Tidak ada gaya
22
kepemimpinan yang efektif. Day dkk menemukan bahwa
kepemimpinan di sekolah sukses di Inggris dianggap sebagai
people-oriented dan dilandasi oleh nilai-nilai personal dan
profesional kepala sekolah serta komunitas sekolah itu sendiri.
Kepemimpinan kontingental berkenaan dengan kepala sekolah
yang sikapnya sesuai dengan konteks. Owens (200) menyatakan
bahwa orientasi kepemimpinan ini sangat membantu dalam
mengatasi masalah motivasi, pembuatan keputusan, perubahan
organisasional, kultur organisasional dan manajemen konflik.
f. Kepemimpian transformasional, sebagian besar ahli menyatakan
bahwa dimensi kepemimpinan transformasional sejalan dengan
masa perubahan yang cepat dan dengan konteks yang berubah-
ubah. Caldwell dan Spinks (1992) menyatakan, kepemimpinan
sekolah pada masa perubahan membutuhkan empat dimensi
kepemimpinan, kultural, edukasional, dan responsif.
Kepemimpinan kultural berarti seorang pemimpin
mempunyai kapasitas untuk menganalisis dan menciptakan kultur
sekolah yang mendukung perubahan dan perkembangan.
Kepemimpinan strategis berkenaan dengan upaya membangun visi
sekolah masa depan dan memiliki strategi untuk mengimplikasikan
visi tersebut.
Kepemimpinan edukasional merupakan kapasitas seorang
pemimpin untuk menciptakan suatu organisasi pembelajaran
23
efektif. Kepemimpinan responsif mengacu pada kualitas seorang
kepala sekolah yang secara aktif memberikan respons terhadap
harapan dan kebutuhan siswa, komunitas, dan masyarakat luas.
Kepemimpinan transformasional dalam pendidikan telah terbukti
efektif dalam memfasilitasi sekolah untuk mencapai performa yang
lebih baik.
E. Kepala Sekolah
1. Pengertian kepala sekolah
Kepala sekolah memiliki kedudukan dan fungsi mengarahkan dan
mendorong bawahannya untuk mengerjakan tugas di sekolah dengan
baik, efektif dan efisien. Sebagai penggerak, dan pembuat
perencanaan, mengatur pelaksanaan, mengendalikan dan mengawasi
pelaksanaan tugas-tugas, serta menyusun laporan pelaksanaan kegiatan
dari kepala sekolah. Lingkungan sekolah juga menuntut agar kepala
sekolah mampu berkomunikasi dengan tenaga pendidik dan peserta
didik serta mampu memobilisasi partisipasi masyarakat.
Wahjosumidjo (2002: 83) mengartikan bahwa kepala sekolah
adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk
memimpin suatu sekolah atau tempat di mana terjadi interaksi antara
guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.
2. Fungsi kepala sekolah
Dalam E. Mulyasa (2003) kepala sekolah harus mampu
memobilisasi sumber daya sekolah terutama guru sebagai perencana
24
dan pengevaluasi prograam sekolah, mengembangkan kurikulum dan
pembelajaran, penyediaan sarana dan prasarana, pengelolaan
administrasi dan tentunya dalam penciptaan iklim sekolah yang
kondusif. Seorang kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan
manajemen dan kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil
keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah.
Kepemimpinan yang baik memiliki keterampilan teknis tinggi dan
sifat kepribadian yang unggul. Keberhasilan pemimpin dapat diukur
melalui attributes x result. Selain itu dengan melihat dampak
kesejahteraan jasmani maupun rohani bawahannya, disamping semua
prestasi yang telah dicapai. Secara ringkas fungsi kepemimpinan
meliputi: memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi
atau membangunkan motivasi kerja, mengemudikan organisasi,
menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik, memberikan
supervisi/pengawasan yang efisien, dan membawa para pengikutnya
kepada sasaran yang ingin dituju, sesuai dengan ketentuan dan
perencanaan.
Dalam Djunaidi (2017: 99-105) fungsi kepala sekolah di antaranya
adalah sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader,
inovator, motivator, dan mediator.
3. Sifat dan Peran kepala sekolah
25
Dalam Kartini Kartono (2004) kemampuan pemimpin memerlukan
sejumlah sifat yang baik dan tepat. Sifat pemimpin harus diterapkan
dan ditujukan lebih dahulu dalam praktik kepemimpinan pada waktu
dan situasi yang tepat pula. Menurut George R. Terry, ada sepuluh
sifat pemimpin yang unggul, yaitu:
a. Kekuatan, kekuatan badaniah dan rohaniah merupakan syarat
pokok bagi pemimpin yang harus bekerja lama dan berat pada
waktu-waktu yang lama serta tidak teratur dan di tengah-tengah
situasi yang tidak menentu.
b. Stabilitas emosi, pemimpin yang baik memiliki emosi yang stabil.
Artinya dia tidak mudah marah, tersinggung dan tidak meledak-
ledak secara emosional.
c. Pengetahuan tentang relasi insani, salah satu tugas pokok
pemimpin adalah memajukan dan mengembangkan semua bakat
serta potensi bawahannya untuk bisa bersama-sama maju dan
mengecap kesejahteraan.
d. Kejujuran, pemimpin yang baik harus memiliki nurani tinggi yaitu
jujur pada diri sendiri dan pada orang lain.
e. Objektif, pertimbangan pemimpin itu harus berdasarkan hati nurani
yang bersih, supaya objektif.
26
f. Dorongan pribadi, keinginan dan kesediaan untuk menjadi
pemimpin itu harus muncul dari dalam sanubari sendiri. Dukungan
dari luar akan memperkuat hasrat sendiri untuk memberikan
pelayanan dan pengabdian diri kepada kepentingan orang banyak.
g. Keterampilan berkomunikasi, pemimpin diharapkan mahir menulis
dan berbicara, mudah menangkap maksud orang lain, cepat
menangkap esensi pernyataan orang lain dan mudah memahami
maksud para anggotanya.
h. Kemampuan mengajar, pemimpin yang baik itu diharapkan juga
menjadi guru yang baik.
i. Keterampilan sosial, pemimpin juga diharapkan memiliki
kemampuan untuk mengelola manusia, agar mereka dapat
mengembangkan bakat dan potensinya.
j. Kecakapan teknis dan kecakapan manajerial, pemimpin harus
memiliki satu atau beberapa kemahiran teknis tertentu. Juga
memiliki kemahiran manajerial untuk membuat rencana,
mengelola, menganalisis keadaan, membuat keputusan,
mengarahkan, mengontrol dan memperbaiki situasi.
Untuk menciptakan kegairahan kerja guru dan karyawan,
dibutuhkan kepemimpinan seorang yang mempunyai jiwa besar. Dari
27
sepuluh sifat pemimpin yang unggul tersebut, ada juga beberapa sifat
kepala sekolah dalam peranannya sebagai pemimpin, yaitu:
a. Lebih banyak mengarahkan dari pada menyuruh dan memaksa
b. Bekerja sama dalam menjalankan tugas dan bukan berdasarkan
pada SK atau sebagai penguasa
c. Menanamkan kepercayaan kepada guru dan semua karyawan,
bukan menakut-nakuti
d. Menunjukkan bagaimana cara melakukan sesuatu dan bukan
menunjukkan bahwa ia tahu sesuatu
e. Menciptakan suasana harmonis, bukan suasana yang menjemukan
f. Bersifat memperbaiki kesalahan dan bukan menyalahkan
g. Bekerja keras dengan penuh kesungguhan dan bukan ogah-ogahan
h. Mampu mengarahkan orang lain tanpa merasa diperintah
i. Serta berupaya untuk mencapai tujuan sekolah
Jabatan kepala sekolah tidak hanya secara internal bagi
organisasinya akan tetapi juga dalam menghadapi berbagai pihak
diluar organisasi. Dimana peranan tersebut terbagi menjadi tiga bentuk
yang bersifat interpersonal, informasional dan dalam kancah
pengambilan keputusan.
28
a. Peranan yang bersifat interpersonal, ini merupakan bentuk
keterampilan insani, yaitu dalam berinteraksi dengan stakeholders
di dalam dan luar organisasi, yang terwujud dalam tiga bentuk: 1)
selaku simbol keberadaan organisasi; 2) bertanggung jawab untuk
memberikan motivasi dan arahan pada bawahan; 3) sebagai
penghubung yang harus memiliki kemampuan menciptakan
jaringan yang luas dengan berbagai pihak yang memiliki informasi
yang dibutuhkan organisasi.
b. Peranan yang bersifat informasional, informasi merupakan aset
yang memiliki sifat kritikal, dan peranan ini terbagi dalam tiga
bentuk: 1) sebagai pemantau arus informasi yang terjadi dalam luar
organisasi bahkan yang tidak ditujukan kepadanya tetapi kepada
orang lain dalam organisasi; 2) sebagai disseminator informasi,
tuntutan peran ini adalah pemahaman yang mendalam tentang
makna informasi yang diterimanya, dan pengetahuan tentang
berbagai fungsi yang harus diselenggarakan; 3) sebagai juru-bicara
organisasi, peran ini memerlukan kemampuan menyalurkan
informasi secara tepat kepada berbagai pihak di luar organisasi,
terutama jika menyangkut informasi tentang rencana,
kebijaksanaan, tindakan, dan hasil yang telah dicapai organisasi.
c. Peran pengambilan keputusan, peranan ini mengambil empat
bentuk: 1) selaku enterpreneur, pemimpin diharapkan mampu
mengkaji terus-menerus situasi yang dihadapi oleh organisasi,
29
untuk mencari dan menemukan peluang yang dapat dimanfaatkan;
2) peredam gangguan, peranan ini merupakan kesediaan memikul
tanggung jawab untuk mengambil tindakan korektif apabila
organisasi menghadapi gangguan serius; 3) pembagi sumber dana
dan daya, hal ini berkaitan dengan manajemen dengan wewenang
atau kekuasaan; 4) perunding bagi organisasi.
Kesemuanya itu memiliki keterlibatan bahwa seseorang yang
mendapat kepercayaan sebagai pemimpin dituntut untuk memiliki
kemampuan menggunakan analisis SWOT atau dengan memiliki
kemampuan mengenali faktor-faktor yang berpengaruh akan
keberhasilan organisasi, mengenali rintangan yang menghadang,
peluang yang datangnya tiba-tiba dan gangguan yang datangnya tidak
dapat diperkirakan. Kemampuan itu nantinya diharapkan dapat
memainkan peranannya selaku pemimpin yang baik (Jurnal Farid
Firmansyah, 2006).
Kepala sekolah dan tenaga kependidikan yang lain adalah tenaga
professional yang harus terus berinovasi demi kemajuan sekolah.
Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki profil kuat, mandiri,
inovatif dan memberikan iklim yang kondusif untuk mengembangkan
sikap kritis, kreatif dan motivasi. Konsep akuntabilitas yang kuat
kepada peserta didik dan warga sekolah yang lain melalui pembinaan
layanan yang berkualitas. Pengelolaan pendidikan dengan menciptakan
30
lingkungan belajar yang kondusif berkelanjutan merupakan komitmen
dalam pemenuhan janji sebagai pemimpin pendidikan.
Kepala sekolah yang memimpin tanpa ilmu kependidikan dan
hanya bermodalkan kekuasaan akan mematikan kreativitas dan
otonomi guru maupun peserta didik. Maka diperlukan adanya
penilaian terhadap kepemimpinan kepala sekolah. Penilaian yang
kontinu terhadap kinerja pimpinan menjadi hal yang urgent, karena
menjadi landasan usaha perbaikan program, prosedur dan usaha
mencapai tujuan. Dengan demikian efektifitas kinerja semua sub
sistem sekolah bisa ditetukan dan kualitas pembelajaran dapat
ditingkatkan, sehingga kualitas pendidikan dapat diperbaiki (Siti
Farikhah dan Wahyudhiana, 2015: 200-207).
F. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Keberhasilan sekolah sebagai suatu organisasi pendidikan bertalian
erat dengan peran fungsi kepemimpinan kepala sekolah. Kesuksesan
organisasi sangat bergantung pada kemampuan dan kecakapan yang
dimiliki seorang pemimpin. Kepemimpinan dapat dimaknai sebagai proses
dan aktivitas mempengaruhi, menggerakkan, mengarahkan, memotivasi,
mengendalikan, memerintahkan, mengawasi, menilai dan memberdayakan
segenap potensi organisasi untuk mencapai tujuan jangka pendek,
menengah maupun jangka panjang yang telah ditetapkan dalam suatu
organisasi.
31
Dalam pandangan Dess dan Picke (2000) kepemimpinan sangat
penting dalam mencapai fleksibilitas strategis. Pemimpin masa depan yang
efektif akan mampu mengembangkan visi strategis yang dapat memotivasi
dan menginspirasi karyawan, mengembangkan dan memberdayakan
berdasarkan budaya dan kepercayaan. Kepemimpinan selalu bergerak ke
arah perubahan organisasi yang dinamis dan kreatif, sebagai kekuatan
untuk meningkatkan kapasitas organisasi yang sehat dan permanen.
Keberhasilan memimpin suatu organisasi memerlukan dukungan sumber
daya manusia dan material. Sistem, mekanisme dan prosedur adalah
kewenangan yang dimiliki seorang pemimpin telah berjalan dengan baik
(Onisimus Amtu, 2014; 114-115).
Dalam Ahmad Baedowi, dkk. (2015: 114-116) beberapa temuan
penting dari studi tentang kepemimpinan sekolah yang efektif juga
digambarkan secara baik dalam studi Teddlie dan Stringfield (1993), yang
melukiskan bahwa effective school leader akan membawa keseimbangan
dalam proses operasional sekolah, bagaimana kurikulum dikembangkan,
serta melibatkan hampir seluruh stakeholder sekolah dalam merancang
dan mengambil keputusan.
Beberapa penelitian penting dalam mengembangkan
kepemimpinan sekolah berkualitas menyebutkan setidaknya ada delapan
karakter dasar bagaimana effective school leader dapat tumbuh dan
berkembang.
32
Pertama, menurut Murphy and Louis (1994) seorang kepala
sekolah harus menyadari pentingnya menjaga visi dan misi sekolah yang
dirumuskan secara bersama. Kemampuan kepala sekolah dalam
memimpin dan menjaga visi, misi dan tujuan sekolah sangat dibutuhkan
dalam rangka mengakomodasi kebutuhan internal dan eksternal sekolah,
sebuah kemampuan manajerial berkesinambungan yang selalu
memperhatikan aspirasi “atas-bawah” seluruh stakeholders sekolah
Kedua, menurut Teddlie and Stringfield (1993) kemampuan
mengembangkan partisipasi guru dan peserta didik. Indikasi kuatnya
sebuah kepemimpinan sekolah adalah tergambar dari seberapa besarnya
partisipasi guru dalam menyemai proses pembentukan budaya sekolah
yang positif bagi pengembangan bakat dan minat siswa, serta prinsip-
prinsip share-leaders dibangun dengan penuh kepercayaan dan kesadaran.
Ketiga, kepedulian kepala sekolah terhadap proses pengajaran.
Dalam praktiknya, adalah kewajiban kepala sekolah untuk secara rutin
berkunjung ke kelas-kelas, memonitoring sekaligus membimbing para
guru dan siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Menjadi
partner dalam sebuah pembelajaran kolaborasi adalah bukti lain dari sifat
dan karakter kepala sekolah yang peduli pada proses belajar-mengajar.
Keempat, kemampuan mengelola sumber informasi pembelajaran
melalui personal monitoring, inpeksi mendadak (sidak) adalah sebuah
kemampuan mendeteksi persoalan secara natural yang disebut Peter and
Waterman (1982) sebagai “management by wandering around”. Jika
33
proses ini berlangsung efektif, maka sekolah tersebut memiliki potensi
untuk mengembangkan budaya sekolah yang positif.
Kelima, adanya kebijakan yang transparan dan terbuka dalam
proses seleksi guru dan tenaga administratif sekolah. Jika proses seleksi
memiliki standar baku dan metode yang terukur dan terencana dengan
baik, maka dapat dipastikan sekolah tersebut memiliki kesadaran yang
baik terhadap standarisasi mutu guru dan sumber daya kependidikan.
Keenam, berfokus pada orientasi akademik. Tugas seorang
pemimpin adalah bagaimana membangun kesadaran akan pentingnya
budaya akademis sekolah yang sehat, komitmen terhadap prinsip belajar
tuntas yang berpusat pada peserta didik serta membangun basis
pengembangan kurikulum yang pro pada kemampuan bakat dan minat
siswa yang beragam dan pluralis.
Ketujuh, menurut Teddlie et.al. (1989) pentingnya menumbuhkan
rasa percaya diri dan kebanggaan komunitas sekolah terhadap sekolahnya.
Dalam praktiknya, proses ini mengharapkan seluruh civitas akademika
sekolah terlibat secara langsung dalam perumusan kebijakan sekolah.
Sedangkan dari perspektif kepala sekolah, membangun rasa percaya diri
komunitas sekolah dapat dimulai dengan mengawal integritas ruang
belajar agar lebih variatif, inovatif dan kaya akan metodologi pengajaran.
Kedelapan, menurut Murphy’s (1990) sistem monitoring dan
evaluasi yang dipilih dan akan digunakan sekolah dalam rangka mengukur
tingkat kemajuan siswa, guru, orangtua dan manajemen sekolah.
34
Kepemimpinan sekolah harus merumuskan sistem monitoring dan evaluasi
yang dapat mengukur tingkat kemampuan guru, partisipasi masyarakat dan
manajemen sekolah sekaligus.
Day dkk. menemukan bahwa para kepala sekolah sukses dalam
konteks pendidikan di Inggris mampu memanejemen sejumah ketegangan
yang saling bersaing dan dilema-dilema yang terjadi di lingkungan
sekolah. Mereka berhasil karena menjalankan model kepemimpinan yang
disebut Day dkk. dengan istilah “kepemimpinan kontingental dipadu nilai”
(values-led contingency). Menurut Day dkk. (200) istilah ini
mengindikasikan bahwa kepemimpinan kepala sekolah terpusat pada
manusia dengan segala aspeknya dan lebih dilandasi oleh nilai-nilai (yaitu
kemanusiaan, agama dan sebagainya) dari pada sistem manajemen dan
tuntutan pasar. Kemudian para kepala sekolah dalam studi tersebut
menjalankan dimensi-dimensi kepemimpinan, seperti:
a. Nilai-nilai dan visi: kerja sama dan penyesuaian nilai-nilai serta visi
yang dianut pemimpin dengan visi dan nilai-nilai orang-orang
selainnya.
b. Integritas: konsistensi dan integritas tindakan-tindakan para kepala
sekolah yang mencakup kepemimpinan invitasional, yang dibangun
atas dasar optimisme, penghargaan, kepercayaan dan iktikad baik.
c. Konteks: respons cepat dan tinggi terhadap apa yang ada dan terjadi di
dalam dan luar konteks.
35
d. Pembangunan profesionalisme yang terus menerus: kekuasaan atau
otoritas dengan dan melalui tim maupun individu.
e. Refleksi: membangun diri untuk bersikap relektif dengan cara-cara
yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut, kepercayaan-kepercayaan
dan praktik-praktik dari diri sendiri maupun para staf.
Dalam penelitiannya, Day dan kolega-koleganya menemukan
bahwa kepala sekolah yang diteliti mengkonfirmasikan lima karakteristik
utama pemimpin efektif yang diutarakan Mac Beath (1998) dan
menambahkan satu karakteristik lainnya:
a. Kepemimpinan berarti mempunyai visi yang jelas tetang apa yag ingin
di capai.
b. Pemimpin yang baik selalu terlibat dalam segala hal, bekerja
berdampingan dengan kolega-koleganya.
c. Kepemimpinan berarti menghormati otonomi guru, dan melindungi
mereka dari tuntutan yang tidak relevan.
d. Pemimpin yang baik memandang ke depan, mengantisipasi perubahan,
dan manyiapkan orang-orang yang dibawahinya untuk menghadapi
perubahan itu sehingga tidak mengejutkan atau melemahkan mereka.
e. Pemimpin yang baik bersikap pragmatis, mampu memahami realitas-
realitas dalam konteks ekonomi maupun politik dan mampu
melakukan negoisasi dan kompromi.
36
f. Pemimpin yang baik dipengaruhi oleh nilai-nilai personal dan
edukasional yang jelas, dan merepresentasikan tujuan moral mereka
untuk sekolah.
Kelima dimensi “kepemimpinan dipadu-nilai” yang diklaim Day
dkk. sebagai suatu model kepemimpinan sekolah post-transformational
dan karakteristik yang keenam, menunjukkan bahwa praktik
kepemimpinan yang efektif menggabungkan sejumlah pendekatan
terhadap kepemimpinan. Pendekatan tersebut mencakup kepemimpinan
visioner, antisipatif, responsif terhadap konteks, kolaboratif, dan reflektif.
Proposisi-proposisi bahwa kepala sekolah sukses itu adalah:
a. Mempunyai nilai-nilai personal dan profesional yang kuat, dan
menghargai nilai-nilai orang lain.
b. Menganalisis situasi atau konteks sekolah baik yang internal maupun
eksternal.
c. Menciptakan visi sekolah, merumuskan pernyataan misi,
mengembangkan penerimaan terhadap tujuan-tujuan kelompok,
menciptakan ekspektasi-ekspektasi yang tinggi, dan menetapkan arah
serta strategi-strategi. Seluruh proses ini dilandasi oleh nilai-nilai dan
keyakinan, serta secara dinamis dan terus menerus menyesuaikan diri
dengan konteks-konteks dan situasi-situasi.
d. Menciptakan karakteristik belajar-mengajar yang kuat yang mencakup
suatu fokus pada kurikulum dan intruksi.
37
e. Menyokong perkembangan profesionalitas bagi dirinya sendiri dan
bagi staf melalui cara-cara seperti stimulasi intelektual, memberikan
dukungan individual, program-program yang terencana dengan baik,
serta memberikan contoh.
f. Mendesain ulang organisasi termasuk megidentifikasi dan
menciptakan atau mengubah kultur sekolah dan memodifikasi struktur
organisasional.
g. Membangun kultur kolaboratif yang mendorong adanya keterlibatan
yang tinggi oleh para stakeholder sekolah dalam proses pengambilan
keputusan dan membangun kolaborasi dengan masyarakat yang lebih
luas.
G. Kinerja Guru
1. Hakikat Kinerja Guru
Menurut Suhardiman (2012) dalam Kompri (2014: 162-169),
kinerja atau prestasi kerja merupakan pencapaian tujuan organisasi.
Jika tujuan organisasi tercapai dengan baik, maka dapat dikatakan
bahwa kinerja dari organisasi tersebut baik dan sebaliknya.
Menurut Mangkunegara (2005) kinerja sumber daya manusia
adalah prestasi kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai
sumber daya manusia persatu periode waktu dalam melaksanakan
tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Kinerja manusia ditentukan oleh kemampuan dan motivasi.
Namun pada kenyataannya, peningkatan dan perbaikan kinerja guru
38
sebagai pelaku pembelajaran di lembaga pendidikan umumnya hanya
dilakukan melalui perbaikan sistem pengkajian, kenaikan pangkat,
pelatihan dan tunjangan.
Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah dan bertanggung jawab
atas peserta didik di bawah bimbingannya dengan meningkatkan
prestasi belajar peserta didik (Supardi, 2013: 54).
Kinerja guru berkaitan dengan kompetensi guru. Artinya, untuk
memiliki kinerja baik harus didukung dengan kompetensi yang baik.
Tanpa memiliki kompetensi yang baik, seorang guru tidak mungkin
dapat memiliki kinerja yang baik. Sebaliknya, seorang guru yang
memiliki kompetensi yang baik belum tentu memiliki kinerja yang
baik (Suprihatiningrum, 2013: 138-139).
Kinerja guru merupakan proses komunikasi yang berlangsung terus
menerus, yang dilaksanakan kemitraan, antara seorang guru dengan
peserta didik. Dengan terjalinnya komunikasi yang baik antara kepala
sekolah dengan guru, dan guru dengan peserta didik dalam proses
pembelajaran dapat lebih mempercepatkan pemahaman peserta didik
terhadap materi yang disampaikan oleh guru, dan ini merupakan suatu
sistem kinerja yang memberi nilai tambah bagi sekolah dalam rangka
meningkatkan kualitas peserta didik dalam belajar.
2. Indikator kinerja guru
39
Indikator guru merupakan suatu bentuk kualitas yang menunjukkan
adanya jumlah dan mutu kerja yang dihasilkan oleh seorang guru,
indikator tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan, sistem
penempatan dan unit variasi pengalaman, kemampuan praktis,
kualifikasi, hasil pekerjaan dan pengembangan (Supardi, 2013: 49).
Baharudin mengatakan indikator kinerja guru meliputi 1)
perencanaan dan persiapan mengajar, 2) penguasaan materi ajar, 3)
peguasaan metode dan strategi mengajar, 4) pemberian tugas kepada
peserta didik, 5) kemampuan mengelola kelas, 6) kemampuan
melakukan evaluasi dan penilaian (Baharudin, 2012: 446).
3. Faktor kinerja guru
Menurut Suhardiman (2012: 35), sekurang-kurangnya ada tiga
faktor yang akan mempengaruhi kinerja, yaitu: 1) Kemampuan, 2)
Upaya, 3) Peluang atau kesempatan. Faktor kemampuan yaitu
kemampuan yang dimiliki oleh pegawai yang terlibat dalam kegiatan
produksi. Pegawai harus memiliki kemampuan sesuai kebutuhan
sehingga mendukung pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dan
mampu profesional. Faktor upaya yaitu harus ada upaya dari seluruh
orang yang terlibat dalam organisasi untuk selalu meningkatkan
kemampuannya yang mendukung terhadap peningkatan kinerja. Faktor
peluang atau kesempatan yaitu sekecil apa pun peluang yang ada harus
dimanfaatkan oleh seluruh pegawai dalam organisasi.
40
Kinerja guru akan mempengaruhi kemampuan kerjanya dan kinerja
harus dimulai dari kepala sekolah sebagai teladan utama. Kepala
sekolah sebagai figur sentral harus menyadari bahwa terbentuknya
kebiasaan, sikap dan perilaku dalam konteks kinerja guru sangat
dipengaruhi oleh pribadi, gaya kepemimpinan dan cara dia melihat
perkembangan ke depan yang bersifat visioner.
Dalam Ondi Saondi dan Aris Suherman (2015: 24), keberadaan
guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak terlepas dari
pengaruh faktor internal dan eksternal yag berdampak pada perubahan
kinerja guru, beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu:
a. Kepribadian dan dedikasi
Setiap guru memiliki pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri
pribadi yang mereka miliki. Kepribadian adalah suatu masalah
abstrak yang hanya dapat dilihat dari penampilan, tindakan,
ucapan, cara berpakaian dan dalam menghadapi persoalan.
Kepribadian guru akan tercermin dalam sikap dan
perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik,
semakin baik kepribadian guru semakin baik dedikasinya dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru.
Kepribadian dan dedikasi tinggi dapat meningkatkan kesadaran
akan pekerjaan dan mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan
bagi organisasi. Guru dengan kepribadian baik dapat
membangkitkan kemauan untuk giat memajukan profesinya dan
41
meningkatkan dedikasinya dalam melakukan pekerjaan mendidik
sehingga dapat dikatakan memiliki akuntabilitas yang baik, dengan
kata lain perilaku akuntabilitas meminta agar pekerjaan itu berakhir
dengan hasil yang baik dan memuaskan serta tidak asal-asalan.
b. Pengembangan profesi
Pengembangan profesionalisme guru menekankan kepada
penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta
strategi penerapannya. Pengembangan dapat dilakukan dengan
mengusahakan perpustakaan khusus untuk guru-guru yang
mencakup segala bidang studi sehingga guru kaya dalam mencari
bahan dan referensi untuk mengajar. Pengembangan lainnya dapat
dilakukan dengan pemberian kesempatan guru-guru untuk
mengarang bahan pelajaran tersendiri sebagai buku tambahan bagi
siswa baik secara perorangan atau berkelompok. Usaha ini dapat
memotivasi guru dalam melakukan inovasi dan mengembangkan
kretaivitasnya yang berarti memberi peluang bagi guru untuk
meningkatkan kinerjanya.
Pembinaan dan pengembangan profesi guru bertujuan
untuk meningkatkan kinerja dan dilakukan terus menerus sehingga
mampu menciptakan kinerja sesuai dengan persyaratan yang
diinginkan, pembinaan juga harus sesuai arah dan tugas/fungsi
yang bersangkut dalam sekolah.
c. Kemampuan mengajar
42
Untuk melaksanakan tugas-tugas dengan baik, guru
memerlukan kesanggupan guru dalam mengelola pembelajaran.
Titik tekannya adalah kemampuan guru dalam pembelajaran,
bukan apa yang harus dipelajari, guru dituntut mampu menciptakan
dan menggunakan keadaan positif untuk membawa mereka ke
dalam pembelajaran agar anak dapat mengembangkan potensinya.
Semakin sedikit kemampuan mengajar guru maka akan berdampak
terhadap penurunan prestasi peserta didik. Tanpa kemampuan
mengajar yang baik maka tidak mungkin guru mampu melakukan
inovasi dan kreasi dari materi yang ada dalam kurikulum.
d. Komunikasi
Komunikasi yang efektif adalah penting bagi suatu
organisasi, maka para pemimpin dan komunikator dalam organisasi
perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi
mereka. Bagi guru sangatlah penting untuk memperhatikan
hubungan dan komunikasinya, baik dengan sesama guru, maupun
peserta didik. Komunikasi akan membawa konsekuensi terjalinnya
interaksi seluruh komponen yang ada dalam sistem sekolah.
Kegiatan pembelajaran akan berhasil jika ada hubungan dan
komunikasi yang baik dengan siswa sebagai komponen yang
diajar. Komunikasi dan hubungan yang baik serta sehat diantara
komponen sekolah akan mendorong pribadi seseorang untuk
melaksanakan tugas dengan baik.
43
e. Hubungan dengan masyarakat
Sekolah merupakan lembaga sosial yang tidak dapat
dipisahkan dari lingkungan masyarakat, sebaliknya masyarakat pun
tidak dapat dipisahkan dari sekolah sebab keduanya memiliki
kepentingan, sekolah merupakan lembaga formal yang diserahi
mandat untuk mendidik, melatih dan membimbing generasi muda
sementara masyarakat merupakan pengguna jasa pendidikan
tersebut.
Manfaat hubungan dengan masyarakat sangat besar bagi
peningkatan kinerja guru melalui peningkatan aktivitas-aktivitas
bersama, komunikasi yang kontinu, proses saling memberi dan
menerima serta membuat intropeksi sekolah dan guru menjadi giat
dan kontinu. Setiap aktivitas guru dapat diketahui oleh masyarakat
sehingga guru akan berupaya menampilkan kinerja yang lebih baik.
f. Kedisiplinan
Kedisiplinan sangat diperlukan dalam menajalankan tugas
dan kewajiban sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing peserta
didik. Disiplin yang tinggi akan mampu membangun kinerja yang
profesional, sebab dengan pemahaman kedisiplinan yang baik guru
mampu mencermati aturan dan langkah dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
Kedisiplinan seorang guru menjadi tuntutan yang sangat
penting untuk dimiliki dalam upaya menunjang dan meningkatkan
44
kinerja dan disisi lain akan memberikan teladan bagi siswa, bahwa
disiplin adalah kunci sukses.
g. Kesejahteraan
Faktor kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh
terhadap kinerja guru dalam meningkatkan kualitasnya, sebab
semakin sejahtera seseorang maka makin tinggi kemungkinan
untuk meningkatkan kinerjanya. Profesionalisme guru tidak saja
dilihat dari kemampuan guru dalam mengembangkan dan
memberikan yang baik kepada peserta didik, tetapi juga harus
dengan cara memberikan gaji yang berkelayakan. Bila kebutuhan
dan kesejahteraan para guru telah layak, maka tidak akan ada lagi
guru yang membolos karena mencari tambahan penghasilan di luar
sekolah. Adapun jaminan kehidupan yang layak bagi guru dapat
memotivasi untuk selalu bekerja dan meningkatkan kreativitas
sehingga kinerja selalu meningkat setiap waktu.
h. Iklim kerja
Iklim kerja adalah hubungan timbal balik antara faktor
pribadi, sosial dan budaya yang mempengaruhi sikap individu dan
kelompok dalam lingkungan sekolah yang tercermin dari suasana
hubungan kerja sama yang harmonis dan kondusif antara kepala
sekolah dengan guru, antara guru dengan guru yang lain, antara
guru dengan pegawai sekolah dan keseluruhan komponen itu harus
45
menciptakan hubungan dengan peserta didik sehingga tujuan
pendidikan dan pengajaran dapat tercapai.
Iklim yang kondusif pada tempat kerja dapat menjadi faktor
penunjang bagi peningkatan kinerja, sebab kenyamanan dalam
bekerja membuat guru berfikir dengan tenang dan terkonsentrasi
hanya pada tugas yang sedang dilaksanakan (Ondi Saondi dan Aris
Suherman, 2015: 24-47).
i. Kepemimpinan
Baik buruknya pegawai selalu dihubungkan dengan
kepemimpinan. Handoko dalam Reksohadi Prodjo menyatakan
bahwa dalam kenyataannya pemimpin dapat mempengaruhi moral
dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas hidup kerja, dan terutama
tingkat prestasi suatu organisasi. Oleh karena itu, mengusahakan
kepemimpinan yang baik adalah sebuah keharusan dalam upaya
meningkatkan kinerja guru (Barnawi dan Muhammad Arifin, 2012:
75).
j. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana sekolah sangat menunjang pekerjaan
guru. Kinerja guru dengan sarana prasarana yang memadai akan
mendorong guru untuk berlomba menunjukkan kinerjanya dengan
baik. Kualitas sarana prasarana hendaknya mengikuti
perkembangan teknologi yang lebih mutakhir/modern (Barnawi
dan Muhammad Arifin, 2012: 53-54).
46
4. Manajemen kinerja guru
Menurut Simanjuntak (2005) manajemen kinerja adalah
keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja
sebuah perusahaan ataupun organisasi. Sedangkan manajemen kinerja
didefinisikan oleh Bacal dalam Darma (2005) sebagai proses
komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan
antara seorang karyawan dan penyedia langsungnya.
Menurut Maisah (2013) manajemen sumber daya manusia adalah
untuk meningkatkan kinerja pegawai yang bekerja dalam suatu
organisasi serta mengembangkan keterampilan para pegawai melalui
pelatihan, agar pegawai menguasai keterampilan yang dimiliki.
Kepala sekolah bertanggung jawab dalam mengelola kinerja secara
maksimal. Melalui kompetensi manajerialnya, kepala sekolah
merancang dan mengawasi kinerja guru. Selanjutnya fungsi
manajemen kinerja guru di sekolah yang dilakukan kepala sekolah
adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan kinerja guru
Menurut Santrock (2011) perencanaan adalah aspek penting
untuk menjadi seorang guru yang kompeten. Planning merupakan
salah satu fungsi dalam proses manajemen, tanpa perencanaan
maka program tidak dapat dilaksanakan secara sistematis, efisien,
efektif, dan kontrol serta evaluasipun sulit dilaksanakan karena
tidak ada pedoman dalam pelaksanaan kegiatan.
47
Menurut Siagian (2008) melalui perencanaan sumber daya
manusia yang matang, produktivitas kerja dari tenaga yang ada
sudah dapat ditingkatkan. Hal ini dapat diwujudkan dengan
peningkatan disiplin kerja dan keterampilan sehingga setiap orang
mampu menghasilkan sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan
organisasi.
John M. Ivancevich (2007) dalam bukunya yang berjudul
Huan Resource Management mengatakan bahwa pelatihan dan
pengembangan adalah proses yang berusaha untuk
menyediakan/mempersiapkan karyawan dengan informasi,
keterampilan, dan pemahaman tentang organisasi dan tujuannya.
Selain itu, pengembangan pelatihan direncana untuk membantu
seseorang untuk terus memberikan kontribusi positif dalam bentuk
kinerja yang baik.
Manajemen kinerja guru menghendaki adanya perencanaan
yang baik oleh suatu lembaga pendidikan, perencanaan yang baik
hendaknya mempertimbangkan faktor tujuan yang ingin dicapai,
siapa yang melaksanakan kegiatan, dan biaya yang akan
digunakan. Peningkatan kompetensi guru akan memberikan
manfaat dalam kaitannya dengan memahami kemampuan,
kelebihan, kekurangan dan potensi yang dimiliki. Perencanaan
manajemen kinerja guru seyogyanya bersifat komprehensif, yaitu
seluruh kompetensi yang menjadi tuntutan tugas sebagai guru
48
(kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional),
semua harus masuk dalam perencanaan untuk dilakukan
peningkatan.
Perencanaan adalah kegiatan persiapan yang dilakukan
melalui perumusan dan penetapan keputusan yang berisi langkah-
langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu
pekerjaan yang terarah untuk pencapaian tujuan tertentu. Semua
hal tersebut harus dilakukan berdasarkan proses pengambilan
keputusan secara ilmiah.
b. Pelaksanaan kinerja guru
Pelaksanaan/pengarahan manajemen sekolah dimaksudkan
untuk menggerakan seluruh orang yang terkait agar secara
bersama-sama melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas masing-
masing. Penggerakan adalah kegiatan menciptakan, memelihara,
mempertahankan dan memajukan organisasi melalui setiap
personil, baik secara struktural maupun fungsional agar langkah
operasionalnya mencapai tujuan organisasi.
Penggerakan dalam manajemen pembinaan kinerja guru
adalah kemampuan kepala sekolah untuk menggerakan semua
tenaga pendidik dan kependidikan, meningkatkan hubungan kerja
antar guru, dan tenaga kependidikan, membina dan memberi
motivasi dalam rangka meningkatkan kompetensinya dan
menyelesaikan tugas yang diembannya. Seorang pemimpin atau
49
kepala sekolah hendaknya memiliki kecerdasan, kemampuan dan
keterampilan yang lebih dari yang dipimpinnya, sehingga
pelaksanaan suatu kegiatan dapat berhasil sesuai rencana.
Pelaksanaan pembinaan kinerja guru dapat dikatakan baik
apabila seluruh anggota kelompok ikut serta dan berpartisipasi
aktif dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan dan
didukung dengan sarana prasarana yang memadai, sehingga semua
kegiatan yang direncanakan berjalan dengan sebagaimana
mestinya. Guru yang andal maksudnya adalah guru yang siap dan
mampu menghadapi segala keadaan, baik di waktu yang stabil
maupun diwaktu yang labil mampu mengatasi keadaan, sedangkan
guru yang aktif maksudnya, dia selalu berupaya mencari kemajuan-
kemajuan dalam mencapai tujuan. Guru inovatif maksudnya, guru
yang selalu berupaya menemukan kemajuan-kemajuan serta
menciptakan sesuatu yang baru untuk mencapai tujuan pendidikan.
Seorang tenaga pendidik harus mampu mengorganisir
materi yang diajarkannya sehingga sistematis dan bermakna. Harus
mampu memperbaiki strategi belajar, menempatkan siswa sebagai
subyek, pusat dan fokus pendidikan.
Tenaga pendidik hanya berperan sebagai fasilitator dan
pendamping siswa dalam proses pembelajaran. Proses
pembelajaran yang dilakukan adalah bersifat hangat, saling
menghargai dan berbagi antara tenaga pendidik dan siswa.
50
Prestasi tenaga pendidik akan sangat berpengaruh terhadap
pembentukkan dan perubahan karakter peserta didik, karena tenaga
pendidik adalah teladan bagi perubahan diri peserta didik. Prestasi
kerja tenaga pendidik dapat dilihat dari kemampuan menjalankan
tugas yang dibebankan sekolah kepadanya, yaitu mengajar di kelas,
membuat perangkat mengajar, membuat perangkat penilaian,
menganalisis hasil penilaian, dan tugas lainnya.
c. Pengawasan/evaluasi kerja guru
Menurut Mulyasa (2005) salah satu fungsi kepala sekolah
adalah sebagai pengawas, karenanya ia harus mampu melakukan
berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan
kinerja guru.
Pengawasan dan pengendalian merupakan kontrol agar
kegiatan pendidikan di sekolah fokus pada tujuan yang telah
ditetapkan. Hal ini juga merupakan tindakan preventif untuk
mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan
penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan
pekerjaannya. Pengawasan dalam manajemen kinerja guru adalah
pengamatan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk
mendapatkan informasi mengenai pekerjaan guru yang sedang
berlangsung di sekolah, apakah sudah sesuai dengan yang
diharapkan dan apakah menghadapi kendala dalam
pelaksanaannya.
51
Guru memerlukan pengawasan khusus dari kepala sekolah,
agar mereka dapat menggunakan waktu untuk melaksanakan
kewajibannya sesuai dengan aturan yang ada.
Menurut Usman (2006) supaya pengawasan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1) Menyusun program pengawasan secara objektif,
bertanggungjawab dan kelanjutan;
2) Menyusun program pengawasan didasarkan pada standar
pendidikan Nasional;
3) Menyusun pengawasan disosialisasikan keseluruhan
pendidik dan tenaga kependidikan;
4) Pengawasan pengelolaan sekolah meliputi pemantauan,
supervise, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan;
5) Pemantauan pengelola sekolah dilakukan oleh komite
sekolah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-
pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkelanjutan
untuk menilai efisien, efektivitas dan akuntabilitas
pengelolaan;
6) Supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara teratur
dan berkelanjutan oleh kepala sekolah dan pengawas
sekolah;
52
7) Guru melaporkan hasil evaluasi dan penilaian sekurang-
kurangnya setiap akhir semester yang ditujukan kepada
kepala sekolah dan orang tua/wali murid;
8) Tenaga kependidikan melaporkan pelaksanaan teknis dari
tugas masing-masing,
9) Kepala sekolah melaporkan hasil evaluasi kepada komite
sekolah dan pihak yang lain yang berkentingan;
10) Setiap pihak yang menerima laporan hasil pengawasan,
harus menindaklanjuti hal tersebut dalam rangka
meningkatkan mutu sekolah, termaksuk memberikan sanksi
atas penyimpangan yang ditemukan dan
11) Sekolah mendokumentasikan serta menggunakan hasil
pemantauan, supervisi, evaluasi dan pelaporan, catatan
tindak lanjut untuk memperbaiki kinerja sekolah dalam
pengelolaan pembelajaran dan pengelolaan secara
keseluruhan.
Menurut Mukhtar dan Iskandar (2009), tujuan dan manfaat
pengawasan terhadap kinerja guru antara lain: 1) Membangkitkan
dan mendorong semangat guru dan pegawai administrasi sekolah
lainnya untuk menjalankan tugas dengan baik; 2) Agar guru serta
pegawai administrasi lainnya berusaha melengkapi kekurangannya;
3) Berusaha bersama-sama mengembangkan, mencari dan
menggunakan metode-metode baru untuk kemajuan proses
53
mengajar yang baik dan; 4) Membina kerja sama yang harmonis
antara guru, murid dan pegawai sekolah, misalnya dengan
mengadakan seminar, workshop, inservice/ training.
H. Kajian Terdahulu
Dalam kajian pustaka ini peneliti mencoba membandingkan antara
penelitian yang akan peneliti lakukan dengan penelitian-penelitian
sebelumnya. Dengan harapan peneliti mampu melahirkan teori baru yang
berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu
“Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru
(Studi Empirik SD Muhammadiyah Plus Salatiga Tahun Pelajaran
2019)”. Sehingga dapat memberikan referensi bagi peneliti yang akan
datang.
Diantara penelitian terdahulu yang peneliti jadikan pembanding
adalah sebagai berikut:
1. Skripsi Sri Murniasih, berjudul “Kepemimpinan Kepala Sekolah
dalam Meningkatkan Kinerja Guru (Studi Empirik SMK
Muhammadiyah 3 Surakarta)”. Menyimpulkan bahwa gaya
kepemimpinan kepala sekolah menunjukkan kepemimpinan dengan
gaya demokratis. Gaya kepemimpinan sangat mendukung keberhasilan
dalam memimpin sebuah organisasi. Kepala sekolah juga memiliki
sifat yang baik seperti saling percaya dan mempercayai, saling
menghargai, simpati dan adil serta berkarisma. Kepala sekolah
memiliki peranan sebagai educator, manajer, administrator,
54
supervisor, leader, climator dan enterpreneurship. Peningkatan kinerja
guru dilakukan dengan cara: pembinaan disiplin, pemberian motivasi
dan dukungan, pemberian penghargaan serta menciptakan persepsi
yang baik di sekolah dengan adanya diskusi dan pengajian bulanan.
2. Jurnal Djunaidi, “Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Kinerja Guru”, dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolah memiliki pengaruh besar dalam menentukan arah jalannya
suatu lembaga pendidikan. Kepala sekolah tidak seharusnya mencari
kesalahan dalam menjalankan fungsinya sebagai pengawas, tetapi
diharapkan mampu memberi pengaruh baik dalam menetapkan
fungsinya. Kepemimpinan akan efektif apabila dalam mengelolanya,
sosok yang dijadikan pemimpin mampu menjadi teladan bawahannya.
Kepala sekolah juga harus memahami gaya-gaya kepemimpinan agar
dapat memimpin sekolah dengan sebaik-baiknya. Ada 4 gaya
kepemimpinan otoriter, pseudo-demokratis, gaya bebas dan
demokratis.
3. Artikel Penelitian Mulyadi, berjudul “Kepemimpinan Kepala Sekolah
dalam Meningkatkan Kinerja Guru”, dapat disimpulkan bahwa
keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan yang
dituangkan dalam visi dan misi sekolah tidak lepas dari seorang
pemimpin yaitu kepala sekolah. Kepala sekolah harus menerapkan
gaya kepemimpinan untuk mencapai tujuan yang dimaksudkan.
Keberhasilan sekolah pada SD Negeri 06 Emang Bemban Kecamatan
55
Pinoh Selatan Kabupaten Melawi tidak lepas dari gaya kepemimpinan
kepala sekolah dalam memimpin sekolah. Berdasarkan hasil dan
pembahasan penelitian yang telah dikemukakan, kepala sekolah SD
Negeri 06 Emang Bemban Kecamatan Pinoh Selatan Kabupaten
Melawi tersebut menerapkan kepemimpinan transformasional. Secara
garis besar penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1)
kepemimpinan kepala sekolah lebih dominan gaya kepemimpinan
transformasional untuk meningkatkan kinerja guru yang mengajar di
sekolah yang dipimpinnya; 2) kinerja guru SD Negeri 06 Emang
Bemban Kecamatan Pinoh Selatan Kabupaten Melawi cukup baik. Hal
ini ditunjukkan dengan meningkatnya prestasi anak dan kinerja guru
SD Negeri 06 Emang Bemban Kecamatan Pinoh Selatan Kabupaten
Melawi; 3) upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah melalui rapat
koordinasi guru, staff serta memberikan arahan terhadap tupoksi guru
dan staff; 4) kendala yang dihadapi sekolah disebabkan oleh fasilitas
sekolah yang belum memadai, kualitas sarana dan prasarana yang
kurang baik dan kualitas guru yang kurang kreatif.
56
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya (KBBI W.J.S Poerwadinata, 1982: 362).
Langkah- langkah yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Dalam Moh.
Kasiram (2010: 175) penelitian kualitatif menurut Sudarto (1997) adalah
prosedur penilaian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis
atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati.
Dalam pendekatannya, penelitian ini menggunakan metode
penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan adalah kegiatan
penelitian yang dilakukan di lingkungan masyarakat tertentu, baik di
lembaga dan organisasi kemasyarakatan maupun lembaga pemerintah,
dengan cara mendatangi rumah tangga, perusahaan dan tempat-tempat
lainnya (Mahmud, 2011: 31).
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, penelitian ini
merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengumpulkan informasi
mengenai status suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa
adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 2005: 234).
57
Dalam penilitian ini, objek yang akan diamati adalah kepala
sekolah dan tenaga pendidik pada khususnya guru untuk menggambarkan
fakta tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja para
guru.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat peneliti melakukan penelitiannya
yaitu di SMP Muhammadiyah Plus Kota Salatiga yang beralamat di
Jln. Suropati 14 Togaten, kel. Mangunsari, kec. Sidomukti Kota
Salatiga, Jawa Tengah 50721.
Adapun pemilihan tempat penelitian ini berdasarkan dengan rasa
penasaran peneliti, mengapa sekolah tersebut mampu menghasilkan
prestasi dengan baik di bidang akademik maupun non-akademik,
walaupun sekolah tersebut merupakan sekolah yang baru berdiri.
Sehingga peneliti ingin menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan
rujukan sekolah lain untuk terus meningkatkan mutu dan kualitas
pendidikannya sehingga sekolahnya dapat menjadi sekolah yang
diimpikan dan di percaya oleh masyarakat sebagai salah satu lembaga
untuk mencerdaskan generasi muda bangsa.
b. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah saat dimana peneliti melakukan penelitian
pada waktu yang ditentukan hingga selesai.
3. Sumber Data
58
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian,
artinya peneliti terjun langsung ke lapangan untuk proses penelitian dan
pengumpulan data. Adapun karakteristik dalam penelitian ini adalah:
Pertama, peneliti menggunakan sistem wawancara tidak terstruktur,
sehingga memungkinkan peneliti untuk mengembangkan pertanyaan
wawancara lebih mendalam. Kedua, peneliti mengadakan komunikasi
dengan objek menggunakan bahasa informal agar lebih mudah dipahami
dan mengalir, sehingga terjalin suasana yang baik antara peneliti dan
informan. Ketiga, peneliti mengumpulkan dan mencatat data secara
terperinci dengan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang
diteliti.
Salah satu hal yang penting dalam penelitian adalah sumber data.
Sumber data dalam penelitian adalah dari mana data-data diperoleh.
a. Sumber data primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama,
baik dari individu maupun perorangan seperti hasil wawancara atau
hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Data
dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari informan atau tempat
yang dijadikan objek penelitian. Informan utama dalam penelitian ini
adalah kepala sekolah SMP Muhammadiyah Plus Salatiga.
Informan digunakan sebagai sumber data dan pelaku yang ikut
menentukan berhasil tidaknya sebuah penelitian melalui informasi
yang diberikan. Responden dalam penelitian ini yaitu tenaga pendidik
59
tepatnya guru dan karyawan serta peserta didik di SMP
Muhammadiyah Plus Salatiga yang berperan untuk mengklarifikasi
kebenaran pola kepemimpinan kepala sekolah terutama dalam
berkomunikasi dengan guru dan peserta didik yang dijadikan objek
utama dari suatu lembaga pendidikan. Data yang dimaksud yaitu
berupa transkip wawancara, observasi dan dokumentasi.
b. Sumber data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
dari sumbernya. Sumber data sekunder dapat diperoleh dari buku,
jurnal, internet, artikel, majalah atau koran serta hasil penelitian
lainnya.
Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan
dengan suatu peristiwa atau aktifitas tertentu. (Suprayogo, 2001:163).
Dalam penelitian ini sumber data sekunder yang digunakan adalah data
lembaga.
4. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dimana
peneliti mengadakan pengamatan secara langsung (Arikunto, 2006:
156). Pada teknik ini peneliti menggunakan observasi partisipatif
yaitu pengamatan akan manusia pada habitatnya. Peneliti sering
60
berkunjung ke tempat penelitian untuk dapat mengamati kegiatan
tenaga pendidik maupun peserta didik. Peneliti juga melakukan
wawancara serta pendekatan terhadap guru-guru di tempat penelitian
agar dapat mempermudah pengumpulan data.
Peneliti akan melakukan observasi di SMP Muhammadiyah Plus
Salatiga mengenai gaya kepemimpinan kepala sekolah serta untuk
mengetahui bagaimana kegiatan sosial kepala sekolah dengan guru-
guru dan peserta didik di lingkungan sekolah.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data denganmengajukan
pertanyaan kepada responden dan mencatat atau merekam jawaban-
jawaban responden (Mahmud, 2011:173). Wawancara adalah salah
satu alat yang paling sering digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian kualitatif.
Peneliti akan melakukan wawancara tidak terstruktur dalam
mencari data dari informan. Sehingga dalam memberikan penggalian
informasi dapat lebih mendalam dan lengkap.
Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
(Sugiyono, 2009:300).
c. Dokumen
Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau
peristiwa pada waktu yang lalu (Gulo, 2002: 123). Dokumen yang
61
dimaksud adalah segala catatan baik dalam catatan kertas maupun
catatan elektronik. Dokumen sudah lama digunakan dalam
penelitian sebagai sumber data yang dapat digunakan untuk
menguji, menafsirkan maupun meramalkan.
Dalam hal ini peneliti akan mengumpulkan dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan penelitian baik dari kepala sekolah, guru,
karyawan maupun dari peserta didik di SMP Muhammadiyah Plus
Salatiga. Dengan harapan dari berbagai dokumen yang terkumpul
dapat dijadikan sebagai sumber data yang bisa mengantarkan
penelitian menjadi valid dan dapat diterima secara ilmiah.
5. Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.
Penulis menggunakan analisa deskriptif kualitatif, yaitu analisa dalam
bentuk kata verbal dan uraian deskriptif.
Tujuan utama analisis data dalam penelitian kualitatif adalah
mencari makna dibalik data, melalui pengakuan subyek pelakunya (Moh
Kasiram, 2010: 355). Analisis data kualitatif merupakan proses sistematis
yang berlangsung terus-menerus, bersamaan dengan pengumpulan data.
a. Reduksi Data (data reduction)
Memilah-memilih data yang tidak beraturan menjadi potongan-
potongan yang lebih teratur dan menyusunnya menjadi katagori, serta
62
merangkumnya menjadi pola dan susunan yang sederhana (Rhenald,
2008: 369).
b. Penyajian Data (data display)
Langkah selanjutnya adalah penyajian data, dapat dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan bahwa
yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif (Sugiyono, 2016:
339). Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan peneliti untuk
memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya sesuai
dengan apa yang dipahami peneliti.
c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Menarik
kesimpulan dari berbagai data yang telah tersaji dan memverifikasi
dengan cara menelusuri kembali data yang diperoleh. Karena data
kesimpulan awal masih bersifat sementara, dan akan berubah jika tidak
ditemukan bukti yang kuat untuk mendukung tahap pengumpulan data
berikutnya.
6. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam pengecekan keabsahan data dapat diadakan dengan teknik
triangulasi. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk
63
keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data
tersebut. Ada 4 macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan: sumber, metode, penyelidikan dan teori
(Moleong, 2002: 331).
Dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi dengan sumber
yang artinya membandingan dan mengecek kembali derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam metode kualitatif.
Hal ini dapat dicapai peneliti dengan: 1) membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara; 2) membandingkan apa
yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan
secara pribadi; 3) membandingkan apa yang dikatakan orang tentang
situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu; 4)
membandingkan keadaan seseorang dengan berbagai pendapat dan
pandangan orang yang berpendidikan, orang yang berada, dan orang
pemerintahan; 5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
dokumen yang berkaitan (Basrowi dan Suwandi, 2008: 84-87).
64
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Paparan data
1. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah Plus Salatiga
SMP Muhammadiyah Plus Salatiga merupakan yayasan
pendidikan Islam. Manajemen dan kualitas pembelajaran di SMP
Muhammadiyah Plus Salatiga mendapatkan akreditasi A. Jumlah
peserta didik pada tahun ajaran 2017/2018 adalah 69 anak, tahun
ajaran 2018/2019 sejumlah 94 anak, dan tahun ajaran 2019/2020
sejumlah 118 anak. Dari data tersebut terlihat bahwa jumlah peserta
didik selalu meningkat, hal ini membuktikan bahwa SMP
Muhammadiyah Plus Salatiga sudah mendapatkan kepercayaan
masyarakat untuk mendidik anak mereka.
Sarana dan prasarana yang ada di SMP Muhammadiyah Plus
Salatiga masih dalam proses penyempurnaan. Setiap tahun selalu ada
penambahan sarana dan prasarana, mulai dari lab. Komputer dan lab.
IPA serta prasarana lainnya. Namun fasilitas yang ada hingga sekarang
sudah cukup memadai untuk guru dan peserta didik.
a. Profil SMP Muhammadiyah Plus Salatiga
1) Nama : SMP Muhammadiyah Plus Salatiga
2) NPSN Sekolah : 69980298
3) Status Sekolah : Swasta
65
4) Alamat : Jl. Suropati 14 Togaten Salatiga,
Mangunsari, Sidomukti, kota Salatiga, Jawa
Tengah 50721
5) Jalan : Jalan Suropati 14
6) Desa/Kelurahan : Mangunsari
7) Kecamatan : Sidomukti
8) Kabupaten/Kota : Salatiga
9) Provinsi : Jawa Tengah
10) Kode Pos : 50721
11) Telephone : (0298) 322441
Sumber: (D/22-7-2019)
b. Letak Geografis
Letak sebuah sekolah sangat berpengaruh terhadap proses
kegiatan pembelajaran, hal ini dapat mempengaruhi situasi dan
kondisi belajar warga sekolah sehingga dapat memberikan
kenyamanan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.
Adapun batas geografis SMP Muhammadiyah Plus Salatiga
adalah:
1) Sebelah barat berbatasan dengan Masjid Muhajirin Togaten
Salatiga.
2) Sebelah timur berbatasan dengan pemukiman warga dan jalan
raya Solo-Semarang.
3) Sebelah selatan berbatasan dengan pemukiman warga.
66
4) Sebelah utara berbatasan dengan pemukiman warga.
Sumber: (O/19-7-2019)
c. Sejarah Berdirinya Sekolah
SMP Muhammadiyah Plus Salatiga adalah sebuah lembaga
pendidikan lanjutan dari SD Muhammadiyah Plus Salatiga. Hal ini
berangkat dari sebuah tekad dan pemikiran untuk mengadakan
proses pendidikan yang berkelanjutan oleh Tim 9 (sembilan)
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Salatiga. Dari diskusi rutin
antara Majelis Dikdasmen PDM Kota Salatiga (Tim 9), para staff
pimpinan SD Muhammadiyah Plus Salatiga beserta beberapa
lembaga terkait, bersama-sama membulatkan tekad untuk
mendirikan SMP Muhammadiyah Plus Salatiga pada 26 November
2016, akhirnya sekolah ini berdiri pada 14 September 2018 dan
memiliki izin operasional pada 17 September 2017 (W/Sutomo/22-
7-2019).
d. Visi, Misi, Tujuan Sekolah dan Sasaran
1) Visi
“Menjadi lembaga yang unggul dalam keilmuan serta
mengupayakan terbentuknya generasi muslim berkualitas,
unggul dalam prestasi, cerdas dan beramal Qur’ani”.
2) Misi
a) Menumbuhkan sikap penghayatan dan pengalaman ajaran
agama dalam kehidupan sehari-hari.
67
b) Menyelenggarakan pendidikkan yang kompetitif, efektif
dan Islami.
c) Membentuk jiwa religius siswa dengan pembiasaan Islami.
d) Meningkatkan kompetensi dan komitmen seluruh tenaga
kependidikan dalam rangka meningkatkan pengetahuan,
wawasan dan kecerdasan siswa.
e) Menanamkan dan menumbuhkan semangat disiplin serta
berakhlak mulia pada warga sekolah.
f) Melaksanakan kegiatan pembiasaan diri siswa yang
terprogram secara efektif dan efisien.
3) Tujuan Sekolah
a) Meningkatkan praktik pelaksanaan agama dan pembiasaan
peserta didik
b) Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan
c) Menghasilkan output yang unggul, cerdas dan Qur’ani
d) Meningkatkan kemandirian peserta didik
4) Sasaran
a) Semua tenaga pendidik, kependidikan, juga siswa
membiasakan perilaku budaya Islami dalam berinteraksi di
lingkungan sekolah.
b) Menjadikan kegiatan berbasis IMTAQ dan IPTEK sebagai
kegiatan yang dapat menjadi contoh di tingkat kotamadya.
68
c) Pengelolaan manajemen sekolah dapat terkoordinasi
dengan baik sesuai standar pengelolaan manajemen
pendidikan.
d) Sekolah dapat mencapai standar pendidik dan tenaga
kependidikan meliputi: semua guru berkualifikasi S1,
semua mengajar sesuai dengan bidangnya, terampil dalam
melakukan PTK dan terampil dalam pembelajaran berbasis
IT.
e) Semua guru telah mengembangkan dan memiliki serta
melaksanakan perangkat mengajar sesuai dengan kurikulum
yang berlaku.
f) Semua guru terlatih dalam melakukan inovasi pembelajaran
Sumber: (D/20-7-2019)
e. Sarana dan Prasarana Sekolah
Berikut adalah data Sarana dan Prasarana SMP
Muhammadiyah Plus Salatiga:
1) Sarana
a) Tanah
Status tanah : Hak milik
Surat tanah : 1978
Luas tanah : 3.150 m2
2) Prasarana
Tabel 4.1 Jumlah Prasarana
69
No Jenis Prasarana Jumlah
1 Ruang Kelas 14
2 Perpustakaan 1
3 Ruang Labolatorium IPA 1
4 Ruang Labolatorium Komputer 1
5 Ruang labolatorium Baca 1
6 Ruang Pimpinan 1
7 Ruang Guru 1
8 Ruang Tata Usaha 1
9 Ruang Konseling 1
10 Tempat Beribadah 1
11 Ruang UKS 1
12 Jamban 9
13 Gudang 1
14 Tempat Olahraga 1
15 Ruang IPM 1
16 Ruang sirkulasi -
17 Kantin 1
18 Dapur 1
19 Satpam 1
Sumber: (D/27-7-2019)
f. Ketenagaan
1) Data guru
Tabel 4.2 Jumlah Ketenagaan Guru
No Nama Guru
1 Iwan Tri Nugroho, S. Pd
70
2 Arif Fahrurozi, S. Pd
3 Vera Atmawati, S. Pd
4 Muttaqin, M. Pd. I
5 Ina Dinawatim S. S
6 Ratna Sari Arum Wardani, S. Pd
7 Winanti Sekar Utami, S. Pd
8 Nindito Istiono, S. Pd
9 Tri Nurul Handayani, S. Pd
10 Albar Jatmiko Widhy Purwanto, S. Pd
11 Agus Zainuri, S. Pd. I
12 Ika Nurratri Nugrahani, M. Pd
13 Elisa Linda Yulia, S. Sos
14 Amalina Rizqi, S. Pd. I
15 Ana Irawanti, M. Pd
16 Bogi Dwi Febrihandoko, S. Pd
17 Nur Hidayati, S. Psi
18 Azizah, S. Pd
19 Abdullah Azam Al-Mubarok,S. Pd
20 Yeni Pratiwi, S. Pd
21 Nur Rohimah, S. Pd
Sumber: (D/20-7-2019)
2) Data Karyawan
Tabel 4.3 Jumlah Karyawan
No Nama
1 Eko Budi Prasetiyo, A. Md. Esy
2 Muhlisin, A. Md. Kom
71
3 Nindyatri Pratiwi, S. Psi
4 Hadi karmaudin, S. E
Sumber: (D/20-7-2019)
g. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
SMP MUHAMMADIYAH PLUS SALATIGA
Sumber: (D/20-7-2019)
h. Jumlah Siswa
Tabel 4.4 Jumlah Siswa
Tahun
Pelajaran
Jumlah Siswa
Kelas VII
Jumlah Siswa
Kelas VIII
Jumlah Siswa
Kelas IX
2017/2018 69 - -
2018/2019 94 69 -
2019/2020 118 94 69
Sumber: (D/20-7-2019)
i. Prestasi Siswa
Tabel 4.5 Peraihan Prestasi Siswa
72
No. Jenis lomba Penyelenggara Tahun
1 Juara 2 Robotika Solo-DIY 2018
2 Juara 1 Pencak Silat O2SN 2018
3 Juara 1 Tapak Suci Semarang 2018
4 Juara 1 Tapak Suci Semarang 2018
5 Juara 1 Tapak Suci Semarang 2018
6 Juara 1 Tapak Suci Semarang 2018
7 Penghargaan Pertukaran Guru
Indonesia-
Thailand 2018
8 Juara 2 Robotika Purwokerto 2018
9 Juara 2 Robotika Purwokerto 2018
10 Juara 2 Panahan Purwokerto 2018
11 Juara 2 PTK Purwokerto 2018
12 Juara 3 MAPSI (tartil pi) Salatiga 2018
13 Juara 2 MAPSI (tartil pa) Salatiga 2018
14 Juara 3 MAPSI (tahfidz pi) Salatiga 2018
15 Juara 3 MAPSI (pidato pa) Salatiga 2018
16 Juara 1 Macapat pa Salatiga 2018
17 Juara 3 Macapat pi Salatiga 2018
18 Juara 3 Melukis Salatiga 2018
19 Juara 3 Puisi Salatiga 2018
20 Harapan 3 Menyanyi Salatiga 2018
21 Juara 1 Story Telling Salatiga 2018
22 Harapan 1 Irof Robot Bandung 2018
23 Harapan 1 Irof Robot Bandung 2018
24 Emas Tapak Suci Tegal 2018
73
25 Emas Tapak Suci Tegal 2018
26 Emas Tapak Suci Tegal 2018
27 Emas Tapak Suci Tegal 2018
28 Emas Tapak Suci Tegal 2018
29 Emas Tapak Suci Tegal 2018
30 Perak Tapak Suci Tegal 2018
31 Perak Tapak Suci Tegal 2018
32 Perak Tapak Suci Tegal 2018
33 Perak Tapak Suci Tegal 2018
34 Perak Tapak Suci Tegal 2018
35 Perak Tapak Suci Tegal 2018
36 Perak Tapak Suci Tegal 2018
37 Perak Tapak Suci Tegal 2018
38 Perak Tapak Suci Tegal 2018
39 Perak Tapak Suci Tegal 2018
40 Perak Tapak Suci Tegal 2018
41 Perak Tapak Suci Tegal 2018
42 Perak Tapak Suci Tegal 2018
43 Harapan 1 Krenova Salatiga 2018
44 Harapan 1 Robotika Bandung 2018
45 Harapan 1 Robotika Bandung 2018
46
Juara 2 MAPSI dan MTQ Cabang
Tartil Kota salatiga 2018
47
Juara 3 MAPSI dan MTQ Cabang
Tartil Kota salatiga 2018
48
Juara 3 MAPSI dan MTQ Cabang
Pidato Kota salatiga 2018
74
49
Juara 3 MAPSI- SMP Cabang
Tahfidz Kota salatiga 2018
50
Juara 3 MTQ Pelajar dan Umum
Cabang Fahmil Quran Kota salatiga 2019
51
Juara 3 MTQ Pelajar dan Umum
Cabang Fahmil Quran Kota salatiga 2019
52
Juara 3 MTQ Pelajar dan Umum
Cabang Fahmil Quran Kota salatiga 2019
53 Juara 1 Story Telling Kota salatiga 2018
54 Juara 2 Story Telling Kota salatiga 2019
55 Juara 1 Popda Cabang Pencak Silat Kota salatiga 2019
56 Juara 1 Popda Cabang Pencak Silat Kota salatiga 2019
57 Juara 1 Popda Cabang Pencak Silat Kota salatiga 2019
58 Juara 1 Popda Cabang Pencak Silat Kota salatiga 2019
59 Juara 1 Popda Cabang Pencak Silat Kota salatiga 2019
60 Juara 1 Popda Cabang Pencak Silat Kota salatiga 2019
61 Juara 1 Popda Cabang Renang Kota salatiga 2019
62 Juara 2 Popda Cabang Panahan Kota salatiga 2019
63
Juara 1 O2SN Cabang Pencak Silat
Seni Putri Kota salatiga 2019
64
Juara 2 O2SN Cabang Pencak Silat
Seni Putra Kota salatiga 2019
65 Juara 1 O2SN Cabang Renang Kota salatiga 2019
66 Juara 2 Popda Cabang Pencak Silat Karesidenan 2019
67 Juara 2 Popda Cabang Pencak Silat Karesidenan 2019
68 Juara 2 Popda Cabang Pencak Silat Karesidenan 2019
69 Juara 3 Popda Cabang Pencak Silat Karesidenan 2019
75
70 Juara 3 Popda Cabang Pencak Silat Karesidenan 2019
71 Juara 1 O2SN Pencak Silat Salatiga 2019
72 Juara 2 O2SN Pencak Silat Salatiga 2019
73 Juara 2 FLS2N Musik Tradisional Salatiga 2019
74
Juara 2 Festival PAI SMAN 1
Salatiga (Khitobah) Salatiga 2019
75
Juara 2 Festival PAI SMAN 1
Salatiga (Khitobah) Salatiga 2019
76
Juara 3 Festival PAI SMAN 1
Salatiga (MTQ) Salatiga 2019
77
Juara 2 Festival PAI SMAN 1
Salatiga (MTQ) Salatiga 2019
78
Juara 3 Festival PAI SMAN 1
Salatiga (Adzan) Salatiga 2019
79
Juara 2 Festival PAI SMAN 1
Salatiga(Story Tellin) Salatiga 2019
Sumber: (D/28-7-2019)
j. Kegiatan Ekstrakurikuler
Program ekstrakurikuler direncanakan, disusun, dan
diprogramkan untuk mengembangkan kemampuan bakat dan minat
peserta didik. Selain itu, program ini adalah salah satu bentuk
implementasi dari prinsip multiple intelegensi. Sehingga
diharapkan dengan optimal. Semua anak memiliki kemampuan,
potensi, dan kecerdasan yang beragam, untuk itu perlu diberikan
wadah/sarana dalam menunjang pengoptimalan potensi tersebut.
76
Beberapa kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah Plus
Salatiga yaitu:
1) Ekstrakurikuler WAJIB
Kelas VII: Kepanduan Hizbul Wathan (HW), Tapak Suci
Kelas VIII: Kampung English
2) Ektrakurikuler PILIHAN
a) KIR (Karya Ilmiah Remaja)
b) Futsal
c) PMR (Palang Merah Remaja)
d) Jurnalistik
e) Pemprogaman/cinematografi
f) Tari
g) Band
h) Panahan
i) Robotika
Sumber: (D/28-7-2019)
2. Hasil Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan,
akan dipaparkan hasil penelitian terkait dengan manajemen dan
kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru.
Berikut akan dipaparkan data hasil observasi:
Hari Jum’at 19 Juli 2019 di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga
terlihat cukup ramai, diluar gerbang terdapat spanduk-spanduk ucapan
77
selamat datang dan foto prestasi guru dan peserta didik serta kegiatan-
kegiatan yang telah di laksanakan SMP Muhammadiyah Plus Salatiga.
Memasuki gerbang suasana menjadi ramai dengan suara hafalan
peserta didik dan pembiasaan siswa setiap pagi. Suasana ramai yang
menyenangkan dan menentramkan jiwa. Di pos jaga terdapat security
penjaga keamanan yang selalu ramah menyapa dan memberi salam
setiap orang yang memasuki gerbang.
Di dinding dekat gerabang terdapat lemari besar yang berisi piala
dan penghargaan yang diterima para peserta didik. Ada juga mading
yang berisi kata-kata mutiara dan motivasi sebagai penyemangat bagi
para pembacanya. Gedung SMP di cat warna cokelat biru dengan
desain yang simpel dan menarik. Di dinding-dinding luar ruangan dan
tangga terdapat banyak tulisan motivasi, peraturan dan foto-foto
kegiatan. Gedung SMP terdiri dari 2 lantai, lantai satu ada ruang IPM,
ruang kepala sekolah, ruang Tata Usaha, ruang BK dan UKS. Ada
ruang kelas dan ruang guru, serta area parkir dan lapangan. Terdapat
kantin kejujuran juga di lantai satu ini, ada panggung kecil di pojokan
degan berbagai lukisan dan pajangan hasil karya seni peserta didik.
Dilantai satu ini terdapat pintu menuju ke masjid jadi tembok
masjid dan sekolah menjadi satu. Lantai kedua ada ruang kelas dan
perpustakaan serta ruang latihan kesenian. Tempat sampah tersedia
dimana-mana dan kamar mandinya juga bersih. Pemandangannya asri
karena terdapat banyak tumbuhan/bunga-bunga dan pohon yang
78
rindang. Tidak lupa di sekolah ini juga dilengkapi dengan wifi sebagai
fasilitas tenaga pendidik untuk lebih mudah mengembangkan dirinya.
(O/19-7-2019).
Hari Sabtu, 20 Juli 2019. Hari sabtu adalah saat dimana peserta
didik menyibukkan diri dengan kegiatan ekstrakurikuler yang ada, Di
SMP masih dalam masa orientasi bagi peserta didik baru, akan tetapi
karena kelas VII baru saja mengadakan kunjungan ke Malang, maka
kegiatan belajar mengajar di tiadakan. Tetapi bukan berarti sekolah
menjadi sepi. Di sekolah masih banyak siswa yang sedang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler dan persiapan studi banding ke Singapura,
Malaysia dan Thailand. Dan tidak lupa pembiasaan Islami di pagi hari
untuk bersama-sama membaca juz 30 dalam Al-Qur’an.
Ada juga yang berlatih menari, story telling dan sebagainya.
Sembari berjalan menyusuri lorong sekolah, dan melewati banyak
peserta didik mereka selalu menyapa dan menebar senyuman serta
memberi salam. Mungkin sudah menjadi kebiasaan mereka untuk
menjalankan 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) seperti
yang terpasang di dinding sekolah. (O/20-7-2019).
Berikut akan di paparkan data hasil wawancara:
a. Manajemen dan gaya kepemimpinan kepala sekolah SMP
Muhammadiyah Plus Salatiga
1) Sikap dan etika kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di
sekolah
79
Adapun mengenai sikap dan etika kepala sekolah SMP
Muhammadiyah Plus Salatiga sebagai berikut:
“Seorang pemimpin harus bisa menjadi teladan. Seperti
jargon yang selalu saya pegang teguh yaitu ing ngarso sung
tuladho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Saya
sedang berusaha membangun dan menanamkan budaya sekolah
berkemajuan dan sekolah teladan. Seorang guru juga harus bisa
disiplin, memiliki komitmen yang tinggi dan bertanggung
jawab terhadap tugasnya, itu yang menjadi fokus saya dalam
mengembangkan sekolah ini. Kami juga melakukan
pembiasaan kepada peserta didik dengan program Morning
Activity, yaitu program mengaji untuk anak-anak yang masih
perlu bimbingan, sholat dhuha, dan tahfidz. Itu biasa kami
lakukan setiap pukul 07.00-08.00 WIB” (W/Sutomo/22-7-
2019).
Ada yang menjelaskan bahwa: “Etika dan sikap kepala
sekolah sangat tegas, disiplin, ramah dan selalu jadi teladan”
(W/Yeni/20-7-2019). Ada juga yang menjelaskan bahwa:
“Sikap dan etika kepala sekolah baik, selalu menajadi teladan,
motivator dan suka berkomunikasi dengan berbagai pihak”
(W/Suryaningsari/20-7-2019). Ada juga yang menjelaskan
bahwa: “Pak Tomo itu suka kasih motivasi, menyenangkan dan
suka ngobrol sama murid-muridnya” (W/Nadin/20-7-2019).
80
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Pak Tomo itu baik,
ramah, disiplin dan deket sama murid-murid” (W/Arba/20-7-
2019).
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Pak kepala sekolah itu
baik, suka kasih motivasi kita, selalu rapi, selalu jadi teladan
dan ngga pernah marah” (W/Fachruddin/20-7-2019). Ada juga
yang menjelaskan bahwa: “Sikap dan etika pak Tomo selaku
kepala sekolah sangat baik, disiplin dan bisa ngemong
bawahannya” (W/Azizah/20-7-2019). Ada juga yang
menjelaskan bahwa: “Pak Tomo itu baik, tegas lucu dan seru”
(W/Hanif/20-7-2019). Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Pak
kepala sekolah sangat tegas, selalu jadi teladan dan baik”
(W/Devi/20-7-2019). Ada juga yang menjelaskan bahwa:
“Kepala sekolah itu baik, dan bisa menjadi contoh bagi
bawahannya” (W/Ina/20-7-2019).
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Sikap dan etika pak
kepala sekolah bagus dan beliau menjadikan dirinya sebagai
teladan dalam segala hal. beliau juga memiliki style tersendiri
dalam berkomunikasi dan guru-guru disini belum ada yang bisa
meniru beliau” (W/Rozi/22-7-2019). Ada juga yang
menjelaskan bahwa: “Pak kepala sekolah sangat bagus dan
sangat menginspirasi” (W/Nur Hidayati/22-7-2019). Ada juga
yang menjelaskan bahwa: “Pak Sutomo itu tipe pemimpin yang
81
sangat diharapkan di era millenial, mulai dari gaya
memimpinnya, postur tubuhnya, sikapnya yang ramah dan bisa
diterima disemua kalangan” (W/Muttaqin/22-7-2019).
2) Proses pengambilan keputusan oleh kepala sekolah
Adapun dalam mengambil keputusan yang dilakukan
kepala sekolah adalah sebagai berikut:
“Pak kepala kalau memutuskan sesuatu selalu di
musyawarahkan bersama” (W/Yeni/20-7-2019). Ada yang
menjelaskan bahwa: “Kepala sekolah kalau ngambil keputusan
selalu di musyawarahkan dan tergantung masalahnya juga
mba” (W/Awanda/20-7-2019). Ada yang menjelaskan bahwa:
“Dalam pengambilan keputusan selalu dilaksanakan secara
bersama atau musyawarah, biasanya dibahas ketika rapat”
(W/Suryaningsari/2019). Ada juga yang menjelaskan bahwa:
“Kepala sekolah kalau memutuskan sesuatu biasanya
dimusyawarahkan dulu” (W/Azizah/20-7-2019).
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Kepala sekolah dalam
mengambil keputusan selalu dimusyawarahkan bersama”
(W/Ina/20-7-2019). Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Kalau
dalam mengambil keputusan ada beberapa yang
dimusyawarahkan bersama pas rapat, dan ada beberapa
kebijakan yang tidak harus dimusyawarahkan misal dalam
pergantian waka” (W/Rozi/22-7-2019). Ada juga yang
82
menjelaskan bahwa: “Pak Tomo kalau memutuskan sesuatu
selalu dikomunikasikan dulu, dimusyawarahkan” (W/Nur
Hidayati/22-7-2019)
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Biasanya dirapatkan
mba kalau dalam mengambil keputusan” (W/Muttaqin/22-7-
2019).
3) Respon kepala sekolah dalam menghadapi permasalahan
Adapun respon kepala sekolah dalam menghadapi masalah
yang ada adalah sebagai berikut:
“Kalau ada permasalahan biasanya bapak langsung ngajak
kumpul guru-guru, untuk membahas permasalahan dan
penyelesaiannya” (W/Yeni/20-7-2019). Ada yang menjelaskan
bahwa: “Biasanya kalau kepala sekolah di lapori permasalahan
beliau selalu menenangkan guru biar ngga panik, dan ngemong
guru untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ada”
(W/Suryaningsari/20-7-2019). Ada juga yang menjelaskan
bahwa: “Pak Tomo kalau dilapori permasalahan itu langsung
tanggapi, ditindak lanjuti dan diselesaikan” (W/Azizah/20-7-
2019). Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Kalau ada
permasalahan biasanya bapak menyikapinya dengan kepala
dingin dan tidak terburu-buru dalam mengambil
keputusan”(W/Ina/20-7-2019).
83
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Pak kepala sekolah
kalau ada permasalahan biasanya langsung bertindak dengan
cepat/segera ditindak lanjuti dalam menyelesaikan masalah.
Pokoknya hari ini harus selesai biar besok bisa mengerjakan
yang lainnya” (W/Rozi/22-7-2019). Ada juga yang
menjelaskan bahwa: “Kalau ada masalah biasanya langsung di
carikan solusi oleh pak Tomo” (W/Muttaqin/22-7-2019)
4) Kepala sekolah ikut dalam pekerjaan teknis
Adapun keikutsertaan kepala sekolah dalam hal teknis
sebagai berikut:
“Kepala sekolah selalu ikut andil dalam pekerjaan teknis,
biasanya beliau bantu membukakan pintu mobil orang tua
siswa yang mengantar ke sekolah” (W/Yeni/20-7-2019). Ada
yang menjelaskan bahwa: “Kepala sekolah itu selalu ikut
pekerjaan teknis, beliau orang yang tidak suka diam, jadi harus
melakukan sesuatu gitu mba. Jadi kalau ada apa-apa selalu ikut
bantu dan mengarahkan, kemarin saja beliau ikut ngusung kursi
untuk di taruh lab. Komputer” (W/Awanda/20-7-2019)
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Jadi pak Tomo itu
selalu menjadi contoh, bukan orang yang suka memerintah,
beliau akan memberikan contoh dulu kepada kita. Misal ada
sampah di halamann nanti beliau ambil dan dimasukan tong
sampah” (W/Suryaningsari/20-7-2019). Ada juga yang
84
menjelaskan bahwa: “Pak Tomo itu selalu ikut dalam pekerjaan
teknis seperti nata pot-pot dan kerja bakti beliau selalu ikut
serta” (W/Nur Hidayati/22-7-2019).
5) Keterampilan sosial kepala sekolah dengan peserta didik, guru
dan masyarakat
Adapun keterampilan sosial kepala sekolah adalah sebagai
berikut:
“Hubungan sekolah dengan masyarakat baik, kami selalu
membangun jejaring dengan intens bersama masyarakat dan
kami juga selalu berpartisipasi dalam kegiatan lomba-lomba di
masyarakat RT/RW dan dalam rangka memperingati hari-hari
besar. Dan kami juga sangat mengharapkan kritik dan saran
dari masyarakat maupun wali murid untuk kemajuan sekolah”
(W/Sutomo/22-7-2019). Ada yang menjelaskan bahwa:
“Kepala sekolah sangat antusias dengan kegiatan-kegiatan
msayarakat, dan selalu ada masukan juga dari masyarakat
sekitar untuk kemajuan SMP Muhammadiyah Plus Salatiga
juga” (W/Yeni/20-7-2019)
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Pak Tomo itu selalu
ramah, mengayomi, sopan dan santun dengan siapapun
termasuk dengan masyarakat sekitar sekolah dan wali murid”
(W/Awanda/20-7-2019). Ada juga yang menjelaskan bahwa:
“Komunikasi pak kepala sekolah itu baik, kita juga sering
85
silaturahmi dan ikut berpartispasi dalam kegiatan-kegiatan
masyarakat” (W/Suryaningsari/20-7-2019). Ada juga yang
menjelaskan bahwa: “Keterampilan sosial pak Tomo baik dan
beliau selalu jadi motivator para guru dan murid-murid”
(W/Azizah/20-7-2019).
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Komunikasi kepala
sekolah dengan kita baik dan silaturahmi dengan masyarakat
juga selalu terjaga dengan baik” (W/Ina/20-7-2019). Ada juga
yang menjelaskan bahwa: “Pak kepala sekolah itu
komunikasinya sangat bagus dan ada syle atau gaya tersendiri
dan guru-guru disini belum ada yang bisa seperti beliau dan
beliau juga bisa ngemong” (W/Rozi/22-7-2019). Ada juga yang
menjelaskan bahwa: “Komunikasi pak kepala sekolah sangat
bagus dan di percaya banyak orang sampai beliau dapat
kepercayaan menjadi kepala sekolah teladan juga”
(W/Muttaqin/22-7-2019).
6) Cara kepala sekolah dalam mengarahkan dan menyampaikan
kritik saran kepada bawahan
Adapun cara yang digunakan kepala sekolah dalam
memberi arahan, menyampaikan kritik dan saran adalah
sebagai berikut:
“Untuk kritik dan saran biasanya saya menggunakan dua
pendekatan yaitu pendekatan personal dengan catatan serta
86
pembinaan langsung dan pendekatan secara komprehensif atau
secara umum biasanya saya menyampaikannya di rapat
koordinasi” (W/Sutomo/22-7-2019). Ada yang menjelaskan
bahwa: “Bapak itu selalu menyelipkan kata-kata motivasi dan
penyemangat dalam rapat dan selalu ngasih gambaran tentang
sekolah-sekolah yang sudah maju sehingga kita termotivasi
untuk seperti sekolah tersebut, dan ada juga reward bagi guru
yang selalu datang lebih awal” (W/Yeni/20-7-2019).
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Biasanya disetiap
rapat rutin mingguan itu beliau selalu memberi motivasi”
(W/awanda/20-7-2019). Ada juga yang menjelaskan bahwa:
“Bapak itu tidak suka menjustis satu orang, tapi kalau ada satu
orang yang salah biasanya tegurannya di tujukan kepada semua
orang, misal pas nyambut siswa senyumnya kurang lebar nanti
pas rapat beliau mesti mengingatkan untuk lebih di lebarkan
lagi senyumnya gitu” (W/Suryaningsari/20-7-2019).
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Biasanya beliau selalu
kasih motivasi pas di forum, dan kadang kalau kritikan
biasanya langsung kepada yang bersangkutan. Biasanya di
panggil ke ruangan beliau untuk di beri pembinaan”
(W/Azizah/20-7-2019). Ada juga yang menjelaskan bahwa:
“Biasanya bapak kasih motivasi di rapat koordinasi dan di grup
wa setiap hari beliau post kata-kata motivasi dan evaluasi entah
87
mengutip atau beliau membuat sendiri kata-kata tersebut”
(W/Ina/20-7-2019).
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Biasanya di setiap
rapat mba, dan rapat nya juga sudah ada jadwal sendiri-sendiri
jadi senin untuk waka, selasa untuk guru gitu mba nanti di rapat
tersebut beliau kasih kita evaluasi dan motivasi” (W/Nur
Hidayati/22-7-2019). Ada juga yang menjelaskan bahwa:
“Untuk motivasi guru biasanya ada reward bagi yang
berprestasi, dan untuk yang perlu pembinaan nanti di panggil
ke ruangan beliau” (W/Muttaqin/22-7-2019).
7) Pelanggaran yang ada di sekolah
Adapun pelanggaran yang ada di sekolah sebagai berikut:
“Kalau pelanggaran sudah pasti ada, sekecil apapun itu dan
kami masih dalam tahap memperbaiki” (W/Sutomo/22-7-
2019). Ada yang menjelaskan bahwa: “Pelanggaran yang
paling sering adalah masalah atribut sekolah, seperti tidak
memakai sabuk, tidak memakai ciput kerudung dan baju yang
dikeluarkan” (W/Suryaningsari/20-7-2019). Ada juga yang
menjelaskan bahwa: “Biasanya ada beberapa siswa yang datang
terlambat ke sekolah” (W/Devi/20-7-2019).
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Pelanggaran yang
sering dilakukan siswa adalah pada atribut” (W/Muttaqin/22-7-
2019).
88
b. Kinerja guru di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga
1) Evaluasi kinerja guru dan kesejahteraan guru
Adapun evaluasi yang dilakukan kepala sekolah dan
kesejahteraan guru sebagai berikut:
“Evaluasi yang kami lakukan biasanya dengan diadakannya
rapat koordinasi bersama, kami ada jadwal setiap hari untuk
bertemu dengan waka/guru maupun karyawan. Dan rapat
keseluruhan biasanya diadakan setiap hari Sabtu. Untuk
kesejahteraan guru sebenarnya kondisional atau tentatif, dan
kami selalu mengusahakan yang terbaik untuk hak guru yang
seyogyanya dan disesuaikan dengan kinerja mereka”
(W/Sutomo/2019).
Ada yang menjelaskan bahwa: “Biasanya evaluasi
dilakukan dalam rapat mingguan setiap sabtu oleh koordinator
dan kesejahteraan guru disini sangat terjamin sekali. Biasanya
ada reward dari kepala sekolah untuk guru yang paling awal
datang” (W/Yeni/20-7-2019). Ada juga yang menjelaskan
bahwa: “Biasanya ada rapat rutinan dan nanti ada masukkan
dari guru-guru juga” (W/Awanda/20-7-2019).
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Biasanya kita ada
kumpul bersama untuk rapat dan itu sudah terjadwalkan”
(W/uryaningsari/20-7-2019). Ada juga yang menjelaskan
bahwa: “Evaluasi dilakukan bersama waka dan kesejahteraan
89
disini sangat di perhatikan biasanya yang mengurusi adalah
waka ketenagakerjaan” (W/Azizah/20-7-2019).
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Biasanya ada rapat
rutinan mba dan kalau ada kekurangan biasanya langsung
dipanggil tanpa menunggu rapat. Kesejahteraan karyawan juga
meningkat dan sangat diperhatikan” (W/Devi/20-7-2019). Ada
juga yang menjelaskan bahwa: “Ada rapat evaluasi dari
supervisi persemester, biasanya kepala sekolah langsung masuk
kelas untuk melihat guru ngajar, nanti ada masukan bahkan di
contohkan bagaimana cara mengajar yang baik. Dan
kesejahteraan disini selalu ditingkatkan setiap tahunnya”
(W/Rozi/22-7-2019).
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Untuk evaluasi,
biasaya kepala sekolah bekerjasama dengan waka-waka nya
untuk mengawasi guru-guru disini soalnya kepala sekolah
sering dinas di luar juga. Dan kesejahteraan guru disini juga
bagus” (W/Nur Hidayati/22-7-2019). Ada juga yang
menjelaskan bahwa: “Evaluasinya biasanya ada di rapat kerja
dan rutinan secara keseluruhannya setiap Sabtu. Untuk
kesejahteraan guru itu tanggapan setiap orang beda-beda, ada
yang merasa cukup dan ada yang merasa kurang. Itu tergantung
pribadi amsing-masing mba, kalau saya sendiri alhamdulillah
sudah cukup” (W/Muttaqin/22-7-2019).
90
2) Sarana dan prasarana yang ada si sekolah
Adapun sarana dan prasarana yang ada di sekolah sebagai
berikut:
“Untuk sarana dan prasarana sudah lengkap. Misal guru
membutuhkan sesuatu berkaitan dengan kebutuhan
pembelajaran dan mengajukan kepada kepala sekolah langsung
diadakan/diusahakan mba” (W/Yeni/20-7-2019). Ada juga
yang menjelaskan bahwa: “Untuk sarana dan prasarana seolah
masih bertahap untuk penyempurnaan mba, masih proses
melengkapi dan alhamdulillah selalu ada peningkatan untuk
sarana dan prasarana di sini” (W/Awanda/20-7-2019).
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Sarana dan prasarana
di sini sudah lengkap dan kami sebagai guru juga merasa
terfasilitasi, tinggal ke sarpras biasanya langsung disediakan”
(W/Suryaningsari/20-7-2019). Ada juga yang menjelaskan
bahwa: “Sudah komplit dan terpenuhi untuk sarana dan
prasaranya” (W/Azizah/20-7-2019). Ada juga yang
menjelaskan bahwa: “Sarana dan prasarana di sini sudah
memadai mba cuman untuk lahan parkir masih kurang, kalau
pagi dan sore seringnya macet karena jalannya sempit juga”
(W/Devi/20-7-2019).
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Kepala sekolah sangat
perhatian dengan sarana dan prasarana yang ada, selalu ngecek
91
kebutuhan sekolah kalau belum ada beliau akan segera
menindaklanjutinya” (W/Rozi/22-7-2019). Ada juga yang
menjelaskan bahwa: “Untuk sarana dan prasarana masih
banyak yang perlu di benahi tetapi sudah cukup memadai untuk
digunakan” (W/Nnur Hidayati/22-7-2019).
3) Kepedulian kepala sekolah dalam proses pembelajaran
Adapun kepedulian kepala sekolah dalam proses
pengajaran sebagai berikut:
“Biasanya saya mengunjungi kelas-kelas dan ada laporan
administrasi pra mengajar dari guru” (W/Sutomo/22-7-2019).
Ada yang menjelaskan bahwa: “Kadang-kadang pak Tomo itu
keliling ke kelas-kelas untuk melihat guru-guru pas ngajar, dan
kadang masuk kelas juga. Ada tim khusus juga untuk menilai
dan mengevaluasi kinerja guru dalam mengajar” (W/Yeni/20-
7-2019). Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Pak Tomo juga
suka masuk perpustakaan, ngecek koleksi buku terbaru dan
menanyakan perkembangan perpustakaan” (W/Awanda/20-7-
2019).
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Pak Tomo selalu cek
untuk fasilitas yang belum terpenuhi oleh guru dalam proses
pembelajaran dan menanyakan kesulitan-kesulitan guru dalam
mengajar/menghadapi siswa” (W/Suryaningsari/20-7-2019).
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Biasanya kepala sekolah
92
suka jalan-jalan keliling kelas, mengawasi guru saat megajar
dan kadang juga masuk kelas” (W/Azizah/20-7-2019). Ada
juga yang menjelaskan bahwa: “Pak kepala sekolah kadang
memantau guru pas ngajar dan ada penilaian juga untuk kinerja
guru dan keterampilan guru dalam mengajar” (W/Ina/20-7-
2019).
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Pak kepala sekolah
sangat memperhatikan kurikulum dan selalu update mengenai
kurikulum yang ada. Untuk kurikulum yang digunakan disini
ada kurikulum K13, Kurikulum Kemuhammadiyahan dan
Kurikulum Pesantren dan menjadi Kurikulum Terpadu”
(W/Rozi/22-7-2019). Ada juga yang menjelaskan bahwa:
“Kepala sekolah selalu ceking laporan bulanan tentang kasus
yang ada di sekolah dan cara penanganannya dan saya juga ada
laporan perkembangan untuk tindak lanjut permasalahan” (W/
Nur Hidayati/22-7-2019).
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Pak Tomo selalu
intens memantau para guru dalam mengajar dan kadang juga
masuk kelas dan memberikan contoh dalam mengajar”
(W/Muttaqin/22-7-2019).
4) Kewajiban guru dalam membuat RPP ketika mengajar
Terkait kewajiban guru mengajar menjelaskan bahwa:
93
“Para guru diwajibkan membuat RPP dan ada deadline
pengumpulan kepada waka kurikulum” (W/Yeni/20-7-2019).
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Untuk RPP ada deadline
pengumpulannya mba, dan setiap guru wajib membuat RPP
sebelum mengajar untuk dicek kepala sekolah”
(W/Suryaningsari/20-7-2019). Ada juga yang menjelaskan
bahwa: “Pembuatan RPP diwajibkan bagi setiap guru dan
biasanya disuruh untuk ada variasi dalam mengajar”
(W/Ina/20-7-2019). Ada juga yang menjelaskan bahwa: “RPP
diwajibkan kepada setiap guru untuk setiap semester”
(W/Rozi/22-7-2019).
5) Cara menyampaikan materi dengan kemampuan siswa yang
berbeda-beda
Adapun cara guru dalam menyampaikan materi sebagai
berikut:
“Biasanya saya menggunakan metode ceramah dulu,
kemudian menggunakan metode inkuiri jadi saya bisa
mengetahui kemampuan siswa dan pola pikir anak bisa
dibangun. Terkadang saya juga mengajak anak belajar di luar
kelas” (W/Yeni/20-7-2019). Ada yang menjelaskan bahwa:
“Kalau saya biasanya jelasin materi secara umum dan saya
anggap semua sama, kemudian untuk mengetahui kemampuan
94
siswa biasanya saya buat kelompok-kelompok”
(W/Suryaningsari/20-7-2019).
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Kalau saya biasanya
variasi metode pembelajaran, jadi metodenya di ganti-ganti biar
anak ngga bosen” (W/Azizah/20-7-2019). Ada juga yang
menjelaskan bahwa: “Saya selalu mengusahakan menggunakan
media-media untuk membantu proses pembelajaran, biar ada
variasi mengajar juga” (W/Ina/20-7-2019). “Saya biasanya
dalam mengajar mengacu kepada RPP yang sudah dibuat
kemudian mengadakan pengayaan dan memasuki dunia anak
dulu kemudian baru mulai mengajar dan kadang juga belajar di
luar ruangan” (W/Muttaqin/22-7-2019).
6) Cara menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif,
nyaman dan menyenangkan
“Kalau saya belajar memahami keadaan siswa terlebih
dahulu dan tidak memaksakan keadaan” (W/Yeni/20-7-2019).
Ada yang menjelaskan bahwa: “Biasanya setiap pertemuan
saya menggunakan metode yang berbeda/ganti-ganti biar anak
gak bosen dan disesuaikan kebutuhan siswa juga”
(W/Suryaningsari/20-7-2019). Ada juga yang menjelaskan
bahwa: “Ruang dan tempat harus memadai dan medianya juga
ada” (W/Azizah/20-7-2019). Ada juga yang menjelaskan
bahwa: “Saya biasanya memahami dulu keinginan anak apa
95
dan mengikuti keinginan mereka baru saya akan
menyampaikan materi” (W/Ina/20-7-2019).
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Kalau saya biasanya
kasih motivasi anak dulu, kemudian masuki dunia mereka dan
baru saya akan menyampaikan materi setelah mereka bisa
menerima keberadaan saya di depan” (W/Muttaqin/22-7-2019).
7) Usaha peningkatan kinerja guru dan hambatannya
Adapun usaha yang dilakukan kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru adalah sebagai berikut:
“Untuk menggali potensi siswa serta guru, ada pemetaan
bakat dan minat, dengan adanya ekstrakurikuler sebagai wadah
bagi para peserta didik untuk mengembangkan dirinya. Dan
bagi guru, harus faham akan tugas nya sebagai guru dan harus
memiliki 4 kompetensi dasar guru yaitu kepribadian,
paedegogik, sosial dan profesional serta membuat kesepakatan
tugas pokok guru. Untuk kendala yang ada selalu saya pandang
positif sebagai tantangan dan motivasi untuk selalu
meningkatkan dan mengembangkan sekolah” (W/Sutomo/22-
7/2019).
Ada yang menjelaskan bahwa: “Kalau disini, saya lihat
orang-orangnya pada nggak mau diem mba, selalu belajar dan
belajar jadi bukan hanya anaknya yang harus berprestasi, tapi
gurunya juga. Sering ikut pelatihan-pelatihan dan workshop.
96
Kendalanya lebih ke pribadi masing-masing si mba kadang rasa
males itu yang menghambat” (W/Yeni/20-7-2019). Ada juga
yang menjelaskan bahwa: “Untuk pengembangan diri dan
kinerja security biasanya ada pelatihan dari polsek dan
kendalanya menjadi security itu di lalu lintas dan akses jalan
yang sempit” (W/Devi/20-7-2019).
Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Biasanya kita ada
studi banding, workshop dan pelatihan di luar dan kadang juga
membuat pelatihan guru di sekolah sendiri” (W/Ina/20-7-
2019). Ada juga yang menjelaskan bahwa: “Untuk
meningkatkan kinerja guru, biasanya ada reward dari kepala
sekolah untuk guru-guru berprestasi” (W/Muttaqin/22-7-2019).
B. Analisis data
Berdasarkan data yang telah dipaparkan, selanjutnya akan
dilakukan analisis data. Adapun hal yang akan dianalisis yaitu bagaimana
manajemen dan gaya kepemimpinan kepala sekolah di SMP
Muhammadiyah Plus Salatiga, bagaimana kinerja guru di SMP
Muhammadiyah Plus Salatiga.
a. Manajemen dan gaya kepemimpinan kepala sekolah di SMP
Muhammadiyah Plus Salatiga
Berdasarkan teori manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah
dapat di tarik kesimpulan bahwa:
97
1) Kepala sekolah harus mampu mempengaruhi, menggerakkan,
mengarahkan, memotivasi, memberi inspirasi, memberdayakan
dan membimbing serta mengajak dengan sukarela para guru
untuk mencapai tujuan bersama.
2) Kepala sekolah harus mempunyai sifat-sifat yang baik dan
perilaku positif agar dapat ditiru oleh bawahannya serta mampu
menjadi katalisator yang mampu mewarnai sikap dan perilaku
para staf organisasi.
3) Sikap, gaya dan kepribadian kepala sekolah dapat
mempengaruhi lingkungan sekolah.
Dari data yang telah diperoleh, kepala sekolah SMP
Muhammadiyah plus Salatiga merupakan tipe pemimpin yang efektif,
karena mampu menggerakan tenaga kependidikan untuk bertanggung
jawab atas kinerjanya, membimbing dan mengarahkan menuju
kemajuan bersama dengan cara memotivasi dan mengajak segala
tenaga kependidikan dan pihak terkait untuk bersama-sama
mewujudkan tujuan sekolah yaitu menjadikan generasi muslim
berkualitas, unggul dalam prestasi, cerdas dan beramal Qur’ani.
Hal itu tercermin dari keteladanannya sebagai pemimpin tertinggi,
keuletannya dalam bekerja, keramahannya kepada siapapun sehingga
mampu menjadi komunikator yang efektif, prestasinya, sopan,
santunnya dan cara kepala sekolah dalam membangun etos kerja
dengan disiplin tinggi.
98
Dalam hal kesejahteraan tenaga kependidikan, kepala sekolah
mengupayakan untuk selalu memberikan yang terbaik atas hak setiap
anggota sesuai kinerja yang telah dilakukan. Hal tersebut sesuai
pernyataan kepuasan tenaga kependidikan terkait dengan kesejahteraan
yang telah dirasakan.
Sikap kepala sekolah dalam mengambil keputusan sangat tegas,
lugas, hemat waktu dan berkualitas serta tidak tergesa-gesa. Selalu
mengutamakan mufakat dan kemaslahatan bersama.
Fungsi tugas kepala sekolah terlaksana dengan efektif, yaitu
dengan adanya rapat rutin setiap Sabtu oleh seluruh tenaga
kependidikan dan pada hari tertentu sesuai jadwal yang telah di buat.
Fungsi sosial kepala sekolah ditunjukkan dengan keramahannya
dengan setiap orang, luasnya pergaulan dan kepercayaan lembaga lain
kepada kepala sekolah. Hal itu tercermin pula dengan partisipasi
kepala sekolah dalam setiap kegiatan kemasyarakatan. Sehingga
kesempatan berkompetisi begitu dimanfaatkan sebagai sarana
kemajuan sekolah, baik dalam akademik maupun non akademik.
Berbagai penghargaan telah diraih sebagai bukti kerja keras dan
sinerginya seluruh tenaga kependidikan dalam pemberdayaan sumber
daya potensial di lingkungan sekolah.
Fungsi motivator sangat ditekankan oleh kepemimpinan kepala
sekolah SMP Muhammadiyah Plus Salatiga, hingga kepala sekolah
diberi kepercayaan untuk mengisi kegiatan-kegiatan seminar sebagai
99
motivator guru berprestasi. Tidak hanya di luar lingkungan sekolah, di
dalam lingkungan sekolah pun kepala sekolah selalu menjadi
motivator handal yang profesional. Adanya pemberian reward kepada
tenaga kependidikan harus dijadikan motivasi untuk terus bergerak dan
maju.
Dilihat dari sisi negatif, kesibukkan kepala sekolah di luar sekolah
dapat menjadikan pengawasan terhadap warga sekolah berkurang dan
fungsi keteladanannya sedikit terhalang. Akan tetapi, dari segi positif
dapat dilihat bahwa kegiatan dinas luar kepala sekolah adalah dengan
membawa misi menjaga kepercayaan sebagai kepala sekolah teladan
dan untuk memprofilkan sekolahnya dikancah nasional bahkan
internasional serta sebagai aktualisasi diri untuk mengembangkan karir
dan bakatnya demi kemajuan sekolah. Selain itu, fungsi pengawasan
yang seharusnnya dilaksanakan oleh kepala sekolah, sudah
dilimpahkan kepada wakil kepala sekolah. Sehingga fungsi pengawas
dapat terlaksana dengan baik.
Kepala sekolah juga membekali tenaga kependidikannya dengan
membangun kesadaran akan tugas dan kewajiban setiap anggota.
Sehingga, ada dan tidaknya kepala sekolah tidak begitu berpengaruh
terhadap kinerja para tenaga kependidikan. Rasa saling percaya dan
menjaga kepercayaan pun dibangun kepala sekolah.
Kesalahan merupakan keniscayaan, akan tetapi kepala sekolah
tidak menjadikan kesalahan sebagai bahan mencaci dan memaki.
100
Pembinaan dan teguran selalu ada, kepala sekolah dalam
menyampaikannya pun secara personal dan secara umum dalam forum
rapat tanpa memojokkan.
Gaya kepemimpinan yang digunakan kepala sekolah SMP
Muhammadiyah Plus Salatiga menurut peneliti adalah gaya
kepemimpinan transformasional. Perubahan dan perkembangan tenaga
kependidikan dengan penanaman sikap untuk disiplin, ramah,
memiliki rasa empati, dan rasa tanggung jawab tinggi. Dan bagi
peserta didik, pembiasaaan morning activity, etika dan budaya 5 S
(Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) sangat di junjung tinggi di
sekolah.
Kepala sekolah selalu memberikan motivasi bawahan dan peserta
didik. Tidak hanya berupa ucapan, akan tetapi melalui sikap
keteladanan pula. Kepala sekolah mampu mengkomunikasikan visi
sekolah kepada tenaga kependidikan dengan efektif. Kepala sekolah
juga mampu menginspirasi warga sekolah dengan memberikan
gambaran tentang sekolah yang sudah berkemajuan, dan memberi
masukan, kritik dan saran kepada tenaga kependidikan demi kemajuan
dan perkembangan sekolah.
Kepala sekolah merupakan pendengar yang baik, setiap keluh
kesah bawahan selalu didengarkan dan diberikan sebuah solusi, sikap
ngemong yang beliau terapkan menambah keterbukaan dan segan
setiap warga sekolah terhadapnya.
101
Menurut peneliti, kepala sekolah mempunyai sifat karismatik,
karena banyak dikagumi orang baik di luar maupun di dalam sekolah.
Kepala sekolah memiliki style yang unik dalam bergaul dan dalam
memberikan keteladanan bagi tenaga kependidikan dan peserta didik.
Sebagai teladan, kepala sekolah juga dapat menjadi seorang
pengajar. Untuk kinerja guru yang belum sesuai dengan apa yang
diharapkan kepala sekolah dalam mengajar, akan mendapat pembinaan
langsung dan dicontohkan bagaimana cara mengajar yang efektif dan
efisien oleh kepala sekolah.
Kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa sudah disediakan, baik dalam
bidang akademik maupun non akademik. Tuntutan berkompetisi dan
berprestasi kepada siswa sangat ditanamkan. Bagi para guru ada
tuntutan untuk selalu kreatif dan inovatif dalam pembelajaran, serta
dengan adanya pelatihan-pelatihan bagi para guru untuk
mengembangkan keahliannya. Kompetensi dasar keguruan sangat
ditekankan bagi para guru terutama dalam kompetensi kepribadian.
Bagaimana agar guru dapat diteladani oleh peserta didik baik dalam
setiap tindakan maupun dalam prestasi.
Sebagai teladan, sifat yang baik dan tepat serta pemimpin yang
berjiwa besar sudah ada pada diri kepala sekolah. Iklim sekolah sangat
kondusif. Komunikasi yang dibangun antar tenaga kependidikan
sangat baik. Mulai dari saling memberi semangat antara guru satu
dengan yang lain dan permasalahan yang ada pun tidak terlalu
102
serius/besar. Maka, tenaga pendidik dalam bekerja merasa enjoy tapi
serius. Sehingga perasaan bahagia dapat muncul, tidak merasa tertekan
walaupun ada tuntutan dan tanggung jawab, begitu pula dengan peserta
didik.
SMP Muhammadiyah Plus Salatiga dalam proses seleksi guru
memiliki standar baku, kebijakan yang transparan dan terbuka.
Kualifikasi pengajar minimal adalah Sarjana (S1) dan penempatan di
sesuaikan dengan bidangnya, sehingga kinerja pendidik dapat
dimaksimalkan dengan baik.
Pemahaman kepada guru akan kurikulum yang digunakan di
sekolah sangat penting. Karena proses pembelajaran sangat
menentukan kemana peserta didik akan dibawa. Penanaman rasa
bangga akan komunitas sekolah juga diberikan oleh kepala sekolah,
agar menambah rasa percaya diri setiap warga sekolah baik di dalam
maupun di luar sekolah.
Kreatifitas peserta didik dan pendidik diwujudkan dengan upaya
memberi kenyamanan terhadap proses belajar mengajar. Ruang kelas
dibuat senyaman mungkin baik dari estetika ruang kelas yang dihias,
dan adanya pajangan tulisan-tulisan motivasi.
Sebagai sitem evaluasi bersama, kepala sekolah mengadakan
pertemuan-pertemuan bersama wali murid untuk memusyawarahkan
keputusan terbaik bagi peserta didik dan sekolah.
103
Kepala sekolah SMP Muhammadiyah Plus Salatiga merupakan
sosok yang memiliki integritas tinggi. Sikap optimistik dan
komunikator yang efektif serta sikap reflektifnya mampu menjadikan
dirinya sebagai pribadi yang dipercaya di mana pun berada dan oleh
siapa pun.
b. Kinerja guru di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga
Berdasarkan teori tentang kinerja guru dapat disimpulkan bahwa
kinerja guru berkenaan dengan kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah dan bertanggung jawab
atas peserta didik di bawah bimbingannya dengan meningkatkan
prestasi belajar peserta didik. Kinerja guru diukur dari aspek
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Indicator kinerja guru
meliputi pengetahuan, keterampilan, system penempatan dan unit
variasi pengalaman, kemampuan praktis, kualifikasi, hasil pekerjaan
dan pengembangan.
Kinerja atau prestasi kerja guru di SMP Muhammadiyah Plus
Salatiga sudah baik. Pemahaman terhadap empat kompetensi dasar
keguruan yaitu profesional, pedagogik, kepribadian dan sosial sangat
diperhatikan dan ditekankan di sekolah ini. Terutama pada aspek
kepribadian dan sosial. Guru harus mampu menjadi teladan bagi
peserta didiknya baik dalam attitude maupun prestasi. Kepribadian
guru sangat disoroti oleh kepala sekolah, karena peserta didik
104
berprestasi akan lahir dari para pendidik berprestasi, untuk menuju
prestasi diperlukan kepribadian yang baik.
Pelanggaran yang terjadi di sekolah sangat minim dan para guru
memiliki kepedulian yang tinggi dalam menyelesaikan permasalahan
yang ada. Kualitas pendidikan sangat diutamakan oleh kepala sekolah,
dibuktikan dengan kepedulian kepala sekolah terhadap proses
pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.
Kinerja guru diukur dari aspek perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian. Kinerja para guru di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga
sudah baik, terbukti dengan persiapan perencanaan
mengajar/diwajibkannya pengumpulan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) kepada wakil kepala kurikulum sebelum proses
pembelajaran sebagai tertib administratif guru, hal ini telah disebutkan
dalam sasaran pendidikan yaitu guru wajib mengembangkan dan
memiliki serta melakukan perangkat mengajar sesuai dengan
kurikulum yang berlaku, semua guru terlatih dalam melakukan inovasi
pembelajaran, dengan digunakannya variasi metode dan strategi
pembelajaran, adanya pembelajaran di luar ruangan, kemampuan guru
dalam mengelola kelas, kedisiplinan guru di dalam kelas, kepedulian
dan komunikasi guru kepada setiap siswa serta adanya proses
pembelajaran yang menggembirakan.
Guru di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga merupakan guru
profesional yang ditempatkan sesuai dengan bidangnya. Hal ini sesuai
105
dengan standar pendidikan dan tenaga pendidik berkualifikasi S1,
semua sesuai bidangnya, terampil dalam melakukan PTK dan dalam
pembelajaran berbasis IT. Upaya kepala sekolah dalam
mengembangkan kemampuan setiap tenaga pendidik adalah dengan
adanya pelatihan dan workshop serta dengan membangun kesadaran
belajar kepada setiap tenaga pendidik untuk memanfaatkan waktu
luang dengan melakukan kegiatan positif dalam rangka peningkatan
kualitas diri dan profesionalitas setiap guru. Kepala sekolah selalu
memberikan informasi peluang-peluang yang ada untuk dimanfaatkan
dengan baik oleh para guru dalam rangka peningkatan kinerjanya.
Pengembangan profesi di sekolah ini masih dititik beratkan pada
kesadaran individu, untuk ikut dalam kegiatan-kegiatan pelatihan atau
workshop. dalam hemat peneliti, fasilitas pendukung kinerja guru
masih perlu ditambah dengan adanya koleksi perpustakaan bagi para
guru. Penyediaan buku-buku sebagai referensi bahan ajar masih kurang
lengkap, akan tetapi usaha sekolah untuk menyediakan referensi
mengajar sudah dilakukan yaitu dengan penyediaan buku pegangan
setiap guru.
Kemampuan mengajar seorang guru sangat menentukan
keberhasilan atau prestasi peserta didik. Maka tuntutan kepala sekolah
terhadap guru di sekolah ini adalah guru harus mampu mengajar
dengan baik dan mampu melakukan inovasi serta kreasi dalam
kurikulum yang ada. Kurikulum yang digunakan di sekolah ini adalah
106
kurikulum terpadu di mana kurikulum K13, Kemuhammadiyahan dan
Pesantren yang diterapkan secara bersama.
Tingkat kedisiplinan di sekolah ini sangat tinggi, sebab sikap
disiplin akan berpengaruh terhadap profesionalitas guru. kedisiplinan
akan berdampak pada proses pembelajaran, maka kepala sekolah
membangun etos kerja dengan disiplin tinggi.
Sarana dan prasarana sekolah sudah memadai, sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Kesadaran setiap tenaga
pendidik sangat membantu kepala sekolah dalam hal ini, karena
dengan dibangunnya kesadaran setiap tenaga pendidik, maka rasa
tanggung jawab akan terbangun dengan baik.
107
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis mengenai manajemen dan kepemimpinan
kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru (studi empirik SMP
Muhammadiyah Plus Salatiga Tahun Pelajaran 2019) maka dapat ditarik
kesimpulan:
1. Kepemimpinan kepala sekolah SMP Muhammadiyah Plus Salatiga
merupakan kepemimpinan yang efektif karena kepala sekolah mampu
menjadi teladan bagi bawahannya dan lingkungan sekitar. Sifat kepala
sekolah yang berintegritas, berjiwa besar, berkarisma, memilik rasa
empati yang tinggi, komunikatif, ramah, sopan, santun, optimis,
memiliki etos kerja yang tinggi, pantang menyerah, pendengar yang
baik dan luas dalam pergaulan menjadikan sebuah motivasi bagi
bawahannya untuk meniru sifat tersebut. Pemberian motivasi secara
kontinu oleh kepala sekolah kepada warga sekolah terutama tenaga
kependidikan menjadi penyemangat tersendiri bagi para tenaga
pendidik.
Sikap keteladanan kepala sekolah dari berbagai pihak
menjadikannya dipercaya oleh berbagai pihak. Salah satunya,
penghargaan kepala sekolah teladan dan berprestasi diberikan
kepadanya.
108
Gaya kepemimpinan yang digunakan kepala sekolah SMP
Muhammadiyah Plus Salatiga adalah gaya kepemimpinan
transformasional yang merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang
dianggap paling efektif untuk diterapkan pada organisasi sekolah
terutama dalam peningkatan kinerja organisasi.
2. Kepemimpinan kepala sekolah SMP Muhammadiyah Plus Salatiga
sangat mempengaruhi aspek kepribadian dan sosial guru. Hal ini
dipengaruhi oleh keteladanan dan kontinuitas kepala sekolah dalam
memberikan motivasi kepada guru. Guru harus menjadi seorang yang
disiplin dan figur yang dikagumi, disegani, dan dijadikan motivasi
peserta didik untuk terus maju, berkembang dan berprestasi. Tuntutan
berprestasi tidak hanya diwajibkan untuk peserta didik, akan tetapi
untuk para tenaga pendidik pula diwajibkan sebagai upaya memotivasi
peserta didik. Guru harus menjadi komunikator yang efektif dan
teladan bagi peserta. Dalam melaksanakan tugas utama sebagai
pendidik dan pengajar, guru harus terampil dalam membuat
perencanaan pembelajaran, dalam melaksanakan perencanaan dan
penilaian dalam proses pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan analisis yang telah penulis paparkan, maka penulis
akan menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Seorang pemimpin hendaknya selalu menjadi teladan kapan pun, di
mana pun dan dengan siapapun. Karena pemimpin merupakan ikon
109
utama sebuah organisasi termasuk kepala sekolah. Inovasi gaya
kepemimpinan sangat diperlukan untuk kemajuan suatu lembaga
pendidikan. Sikap keteladanan, motivasi, etika, rasa tanggung jawab,
iklim yang kondusif dan disiplin menjadi sorotan utama bagi sekolah
berkemajuan.
2. Bagi guru yang dipimpin oleh kepala sekolah harus dapat
menyesuaikan dengan gaya kepemimpinan yang digunakan di sekolah.
Guru hendaknya memiliki kesadaran akan kewajiban dan tanggung
jawabnya sebagai pendidik untuk terus meningkatkan kinerjanya.
110
DAFTAR PUSTAKA
Amnur, Ali Muhdi. 2007. Konfigurasi Politik Pendidikan Nasional. Yogyakarta:
Pustakafahima.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto,Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Asmani, Jamal Ma’ruf. 2012. Tips Aplikasi Manajemen Sekolah. Jogjakarta: Diva
Press.
Baedowi, Ahmad., dkk. 2015. Potret Pendidikan Kita. Jakarta: Pustaka Alvabet.
Baharudin. 2012. Kepemimpinan Pendidikan Islam Atara Teori dan Praktek.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Barnawi; Arifin, Muhammad. 2012. Kinerja Guru Profesional. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Basrowi; uwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Djunaidi. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meingkatkan Kinerja Guru.
Jurnal Tarbiyatuna, (Online), Vol. 2 No. 1 Januari 2017,
(http://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&lr=&as_sdt=0%2c5&q=jur
nal+djunaidi+kepemimpinan+kepala+sekolah&btnG=#d=gs_qabs&u=
%23p%3D7v3dlUtN3kQJ, diakses pada 19 Juni 2019).
Farikhah, Siti; Wahyudhiana. 2018. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Firmansyah, Farid. Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Kepemimpian
Kepala Sekolah. Jurnal Tadris, (Online), Vol. 1 No. 2 2006,
(http://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&lr=&as_sdt=0%2c5&q=jur
nal+farid+firmansyah&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3D9kMdn6Vv
V4QJ, diakses pada 19 Juni 2019).
Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT Grasindo.
Harsono; Susilo, M. Joko. 2010. Pemberontakan Guru: Menuju Peningkatan
kualitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hikmat. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
111
Kartono, Kartini. 2004. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Kasali, Rhenald. 2008. Metode-Metode Riset Kualitatif dalam Public
Relations & Marketing Communications. Yogyakarta: Bentang.
Kasiram, Moh. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif. Yogyakarta:
Sukses Offset.
Komariah, Aan; Triatna, Cepi. 2005. Visionary Leadership; Menuju Sekolah
Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Kompri. 2014. Manajemen Sekolah: Teori dan Praktik. Bandung: Alfabeta.
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Majelis Diklitbang dan LPI PP Muhammadiyah. 2010. 1 Abad Muhammadiyah.
Jakarta: Buku Kompas.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2010. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT
Refika Aditama.
Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nuh, Muhammad. 2013. Menyemai Kreator Peradaban. Jakarta: zaman.
Onisimus Amtu. 2014. Membenahi Pendidikan di Wilayah Kepulauan. Bandung:
Alfabeta.
Raihani. 2010. Kepemimpinan Sekolah Transformatif. Yogyakarta: PT. LkiS
Printing Cemerlang.
Rivai, Veithzal; Deddy Mulyadi. 2012. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.
Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kepemimpinan,
Memberdayakan Guru, Tenaga Kependidikan dan Masyarakat dalam
Manajemen Sekolah. Bandung: alfabeta.
Saondi, Ondi; Suherman, Aris. 2015. Etika Profesi Keguruan. Bandung: PT
Refika Aditama.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: ALFABETA.
112
Suhardiman, B. 2012. Studi Pengembangan Kepala Sekolah: Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sujanto, Bedjo. 2009. Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah Model
Pengelolaan Sekolah Era Otonomi Daerah. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suprayogo, Imam dkk. 2001. Metode Penelitian Sosial Agama. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Guru Profesional, Pedoman Kinerja, Kualifikasi
dan Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Tilaar, HAR. 2004. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Rosdakarya.
W.J.S., Poerwadinata. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoretik dan
Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Wibowo, Agus. 2014. Manajer dan Leader Kepala Sekolah Masa Depan Profil
Kepala Sekolah Professional da Berkarakter. Yogyakarta: Pustaka
pelajar.
Zuhdi, Muhammad Harfin. Konsep Kepemimpinan dalam perspektif Islam.
Jurnal Akademika, (Online), Vol. 19 No. 1 Januari-Juni 2014,
(http://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2c5&q=jurnal+
muhammad+harfin+zuhdi&lr=&oq=, diakses pada 19 Juni 2019).
113
Lampiran 1
KODE PENELITIAN
MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN KINERJA GURU
(Studi Empirik SMP Muhammadiyah Plus Salatiga Tahun Pelajaran 2019)
1. Metode
Kode Metode Penelitian
W Wawancara
O Observasi
D Dokumen
Keterangan:
Agar data yang dikumpulkan tidak mengalami penyimpangan dan
memiliki keabsahan data yang tinggi, maka pembuatan pedoman metode
penelitian dilaksanakan melalui konsultasi kepada pakar atau ahli.
2. Jadwal Wawancara
No Hari/tanggal Nama
Informan
Subyek Waktu
1 Sabtu, 20 Juli 2019 Yeni Pratiwi Guru mata
pelajaran
08.20
2 Sabtu, 20 Juli 2019 Awanda
Rohma
Pustakawan 08.40
3 Sabtu, 20 Juli 2019 Suryaningsari Guru mata
pelajaran
08.50
114
4 Sabtu, 20 Juli 2019 Nadin Benita Siswa kelas IX 09.10
5 Sabtu, 20 Juli 2019 Arba Khoirun
Nisa
Siswa kelas IX 09.20
6 Sabtu, 20 Juli 2019 Fachruddin
Nur Huda
Siswa kelas VIII 09.25
7 Sabtu, 20 Juli 2019 Azizah Wali kelas VII 09.30
8 Sabtu, 20 Juli 2019 Hanif Wasista
Hasbi
Siswa kelas VIII 09.49
9 Sabtu, 20 Juli 2019 Widyatma
Devi Setiaji
Bagian
Keamanan
09.52
10 Sabtu, 20 Juli 2019 Ina Dinawati Kepala Tata
Usaha
10.05
11 Senin, 22 Juli 2019 Sutomo Kepala Sekolah 08.10
12 Senin, 22 Juli 2019 Nur Hidayati Guru BK 08. 23
13 Senin, 22 Juli 2019 Muttaqin Guru mata
pelajaran
08.45
14 Senin, 22 Juli 2019 Arif Fahrurozi Waka
Kurikulum
09.10
115
Lampiran 2
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Sutomo, M. Ag
Jenis kelamin : Laki-laki
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari/tanggal : Senin, 22 Juli 2019
Pukul : 08.10 WIB
Lokasi : Ruang Kepala Sekolah
B. Butir-butir Pertanyaan
1. Bagaimana cara bapak memimpin di sekolah ini?
Jawaban: “Pemimpin adalah seorang teladan. Saya memakai slogan
ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.
Dan tidak lepas dari membangun habit dan kultur keteladanan bagi
semua warga sekolah, mulai dari guru, tenaga kependidikan, siswa dan
wali murid kami bangun habit dan kultur keteladanan”.
2. Selama ini pelanggaran apasaja yang sering terjadi di sekolah?
Jawaban: “Pembelajaran adalah proses, tentunya semua punya catatan,
semua punya kelebihan dan kekurangan. Dalam saya memantau guru
juga tidak lepas dari proses belajar, disiplin dan komitmen dan
tanggung jawab menjadi fokus penguatan terhadap bapak dan ibu guru.
Untuk siswa membangun habit dan kultur ini menjadi komitmen saya
selaku kepala sekolah untuk di terapkan kepada semua anak didik agar
patuh dan tertib terhadap tata tertib sekolah”.
3. Apasaja pembiasaan yang dilakukan di SMP Muhammadiyah Plus
Salatiga?
Jawaban: “Pembiasaan-pembiasaan setiap pagi kami melakukan
penyambutan, setiap bertemu bersalaman putra dengan putra dan putri
dengan putri baik itu pada bapak ibu guru maupun pada teman. Karena
itu akan membangun suasana silaturahim kepada warga sekolah. Setiap
pagi kami ada Morning Activity rutin tiap hari dari setangah 7 sampai
setengah 8, yaitu pelaksanaan sholat duha, tahfidz dan tambahan
membaca alqur’an bagi yang belum lancar”.
4. Bagaimana bapak menggali dan mengembangkan potensi guru dan
peserta didik?
Jawaban: ”Dalam kita memberikan komitmen kepada guru dan
kepercayaan pada guru untuk bagaimana melihat dan memetakan
potensi siswa sesuai dengan bakat dan minat masing-masing, tentu ini
bagian dari proses kami untuk bisa memberikan yang terbaik, bakat
dan minat itu bisa berkembang dengan baik di SMP muhammadiyah
Plus Salatiga tentunya dengan kita dorong melalui ekstra maupun intra
sekolah, kita fasilitasi mereka sehingga bakat dan minat siswa bisa
tersalurkan”.
116
5. Bagaimana bapak membimbing, menggerakkann dan membangun
kepercayaan kepada setiap guru?
Jawaban: “Dalam memberikan tugas pokok dan kepercayaan kepada
guru tentunya tidak lepas dari apa yang sudah kita sepakati bagaimana
tupoksi (tugas pokok dna fungsi) guru dan guru memahami
kompetensinya minimal 4 kompetensi guru yaitu kepribadian,
pofesional, pedagogik dan sosial, itu yang selalu kita ingatkan dan kita
refresh dan dorong, agar guru benar-benar memahami tugas pokok
fungsi guru, bahwa sekolah ini maju harus dengan guru yang faham
akan tupoksinya”.
6. Apakah bapak selalu memeriksa guru ketika mengajar?
Jawaban: “Ya itu namanya kunjungan kelas atau supervisi. Tentunya
itu wajib dilakukan kepala sekolah pra mengajar yaitu dengan
melaporkan administrasi pembelajaran, kemudian kunjungan supervisi
di kelas maupun pembinaan melalui koordinasi terhadap guru dan wali
kelas khususnya itu kami lakukan”.
7. Untuk masalah rapat dan koordinasi itu bagaimana pak
Jawaban: “Setiap seminggu dua kali itu wajib, senin pagi pukul 06.30-
06-50 WIB, dan sabtu kami lakukan dari jam 10-13 dan itu
kondisional”.
8. Evaluasi program sekolah ?
Jawaban: “Tentunya kita mengacu pada hasil raker yang sudah di
sepakati dan program yang akan dilaksanakan sejauh aman target dan
hasil yang di capai, itu kita evaluasi tiap sebulan atau 3 bulan sekali,
terkahir 6 bulan sekali sekaligus pembagian laporan hasil bealajar
siswa”.
9. Bagaimana hubungan sekolah dengan masyarakat?
Jawaban: “Alhamdulillah dalam membangun jejaring dengan
mayarakat, kita selalu intens, sinergi dengan kegiatan yang dilalukan
masyrakat terutama dalam lomba-lomba tingkat RT/RW, kegiatan hari
besar nasional misalkan pemilu, tujuh belasan, semua ingin
bekejasama menggunakan fasilitas sekolah sebagai tempat kegiatan,
misal mengaji setiap kamis oleh warga juga di sekolah kami”.
10. Bagaimana bapak menyikapi kesalahan yang dilakukan bawahan, dan
bagaimana cara menyampaikan kritik dan saran kepada bawahan?
Jawaban: “Langsung kami ada pendekatan personal disesuaikan
dengan catatan yang telah dilakukan oleh guru. dan secara umum atau
komprehensif/kolektif juga kami lakukan pada saat rapat hari sabtu”.
11. Bagaimana bapak mengusahakan kesejahteraan guru?
Jawaban: “Alhmdulillah walau pun proses, dan kondisonal tapi kita
ingin berikan yang terbaik untuk tenaga kependidikan agar mendapat
hak yang seyogyanya sesuai dengan kineja yang dilakukan”.
12. Apasaja kendala yang bapak hadapi selama menjadi pemimpin di SMP
Muhammadiyah Plus Salatiga ini?
Jawaban: “Alhadulilah kendala mesti ada, dan tentunya kita ingin
semua kendala itu menjadikan tantangan dan motivasi sehingga semua
117
disikapi dengan positif dan pada muaranya akan memberikan
kontribusi positif pada lembaga kami. Kritik dan saran sangat kami
harapkan sebagai potret diri kita. Tentunya dari masyarakat,
stakeholder, pimpinan dan persyarikatan, tentunya punya semangat
agar kami dikritik dan diberikan saran”.
13. Harapan bapak untuk selanjutnya
Jawaban: “Seteah SD Muhamamdiyah Plus Salatiga mendapat trush
/kepercayaan masyarakat dan SMP Muhammadiyah Plus di tahun
ketiga ini alhamdulillah sudah mendapat animo baik dan kepercayaan
masyarakat juga meningkat, maka harapan saya dan tim 9 PDM
Salatiga akan dilanjutkan ke SMA Muhammadiyah Plus Salatiga untuk
bisa terwujud dan dapat memberikan warna dakwah pendidikan Islam
di Kota Salatiga”.
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Yeni Pratiwi
Jabatan : Guru Mata Pelajaran
Hari/tanggal : Sabtu, 20 Juli 2019
Pukul : 08.20 WIB
B. Butir-butir Pertanyaan
1. Bagaimana sikap dan etika kepala sekolah sebagai pemimpin?
Jawaban: “Bapak itu tegas, disiplin dans selalu jadi teladan, dan
ramah”.
2. Bagaimana kepala sekolah mengevaluasi kinerja dan bagaimana
kesejahteraan guru di sekolah ini?
Jawaban: “Evaluasinya dengan rapat koordinai 1 minggu
sekali/dua kali. Untuk kesejahteraan guru insyaalloh terjamin dan
kepala sekolah juga suka ngasih reward bagi guru yang selalu
datang awal”.
3. Apakahkeputusan kepala sekolah didasarkan atas keputusan
bersama?
Jawaban: “Keputusannya selalu di musyawarahkan”.
4. Bagaimana respon kepala sekolah dalam menghadapi
permasalahan?
Jawaban: “Kalau ada masalah langsung guru-guru diajak kumpul
dan membahas permasalahan dan pemecahannya”.
5. Bagaimana sarana dan prasarana di sekolah ini?
Jawaban: “Lengkap dan kalau misal ada yang minta prasarana
langsung diadakan”.
6. Apakah kepala sekolah ikut andil dalam pekerjaan teknis?
Jawaban: “Kalau kepala sekolah selalu ikut andil dalam pekerjaan
teknis”.
7. Bagaimana keterampilan sosial kepala sekolah baik dengan peserta
didik, guru maupun masyarakat?
118
Jawaban: “Sangat baik, sagat antusias dengan kegiatan-kegiatan
masyarakat sekiar. Dan sering juga dapat masukan untuk kemajuan
sekolah dari masyarakat setempat maupun wali murid”.
8. Bagaimana cara kepala sekolah memberi motivasi bawahan dan
bagaimana cara menyampaikan kritik dan saran kepada bawahan?
Jawaban: “Kepala suka sering sekali memberi kata-kata motivasi
dan penyemangat kepada para guru setiap rapat dan suka memberi
inspirasi gambaran sekolah yang sudah maju agar sekolah kita bisa
seperti sekolah tersebut”.
9. Bagaimana kepedulian kepala sekolah dalam proses pengajaran?
Jawaban: “Kadang-kadang kepala sekolah datang untuk menilai
cara kami mengajar, kadang beliau sendiri dan kadang bersama tim
penilai”.
10. Apakah anda selalu membuat RPP setiap mengajar?
Jawaban: “Iya, soalnya ada deadline pengumpulan RPP oleh waka
kurikulum”.
11. Bagaimana cara anda menyampaikan materi dengan baik,
meskipun kemampuan setiap siswa beragam?
Jawaban: “Biasanya saya menggunakan metode ceramah, inkuiri
(menggali kemampuan siswa) agar tahu pola pikir mereka dan
kemudian dibangun pola pikirnya kemudian diskusi di dalam
maupun di luar kelas”.
12. Bagaimana anda menciptakan suasana belajar yang kondusif,
nyaman dan menyenangkan?
Jawaban: “Pahami dulu karakter anak dan tidak memaksakan
keadaan”.
13. Dalam rangka peningkatan kinerja guru, usaha apa yang dilakukan
kepala sekolah dan apa saja hambatannya?
Jawaban: “Guru-guru disini kebanyakan tidak mau diem artinya
selalu menyibukkan diri dengan kegitatan poitif, kadang ada
pelatihan juga. Kendalaya lebih ke diri sendiri, rasa malas yang
kadang membuat seseorang tidak bisa maju”.
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Awanda Rohmah
Jabatan : Pustakawan
Hari/tanggal : Sabtu, 20 Juli 2019
Pukul : 08.40 WIB
B. Butir-butir Pertanyaan
1. Bagaimana sikap dan etika kepala sekolah sebagai pemimpin?
Jawaban: “Tegas, disiplin, ramah”.
2. Bagaimana kepala sekolah mengevaluasi kinerja dan bagaimana
kesejahteraan guru di sekolah ini?
119
Jawaban: “Evaluasi diadakan setiap raker tiap semester dan rapat
rutinan setiap sabtu, beliau juga ngasih masukan untuk perkembangan
perpustakaan”.
3. Apakah keputusan kepala sekolah didasarkan atas keputusan bersama?
Jawaban: “Keputusan di putuskan secara bersama dan tergantung
masalahnya juga”.
4. Bagaimana respon kepala sekolah dalam menghadapi permasalahan?
Jawban: “Selalu menindaklanjuti masalah yang ada”.
5. Bagaimana sarana dan prasarana di sekolah ini?
Jawaban: “Masih dalam tahap melengkapi tetapi selalu ada
peningkatan”.
6. Apakah kepala sekolah ikut andil dalam pekerjaan teknis?
Jawaban: “Selalu ikut setiap pekerjaan teknis, beliau tidak bisa kalau
harus duduk berdiam diri saja, sukanya jalan-jalan mengarahkan dan
ikut bantu-bantu”.
7. Bagaimana keterampilan sosial kepala sekolah baik dengan peserta
didik, guru maupun masyarakat?
Jawaban: “Beliau sangat mengayomi, ramah dan sopan serta santun”.
8. Bagaimana cara kepala sekolah memberi motivasi bawahan dan
bagaimana cara menyampaikan kritik dan saran kepada bawahan?
Jawaban: “Biasanya dengan rapat koordiasi terus beliau memberikan
motivasi-motivasi”.
9. Bagaimana anda menciptakan suasana belajar yang kondusif, nyaman
dan menyenangkan?
Jawaban: “Kalau diperpustakaan ada rewar juga bagi paara pembaca
tergiat”.
10. Dalam rangka peningkatan kinerja guru, usaha apa yang dilakukan
kepala sekolah dan apa saja hambatannya?
Jawaban: “Kendala pustakawan biasanya anak-anak di peprus ramai,
tetapi selama tidak megganggu tidak apa, dan kurangnya koleksi yang
menarik bagi siswa”.
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Suryaningsari
Jabatan : Guru Mata Pelajaran
Hari/tanggal : Sabtu, 20 Juli 2019
Pukul : 08.50 WIB
B. Butir-butir Pertanyaan
1. Bagaimana sikap dan etika kepala sekolah sebagai pemimpin?
Jawaban: “Baik, teladan, suka memotivasi dan suka komunikasi”.
2. Bagaimana kepala sekolah mengevaluasi kinerja dan bagaimana
kesejahteraan guru di sekolah ini?
Jawaban: “beliau selalu berkomunikasi atau rapat”.
3. Apakahkeputusan kepala sekolah didasarkan atas keputusan bersama?
Jawaban: “Bersama, biasanya di bahas pas rapat”.
120
4. Bagaimana respon kepala sekolah dalam menghadapi permasalahan?
Jawaban: “Beliau akan menenangkan guru agar tidak panik dan
ngemong guru”.
5. Bagaimana sarana dan prasarana di sekolah ini?
Jawaban: “Lengkap dan terfasilitasi”.
6. Apakah kepala sekolah ikut andil dalam pekerjaan teknis?
Jawaban: “Selalu dan beliau selalu memberi contoh bukan nyuruh”.
7. Bagaimana keterampilan sosial kepala sekolah baik dengan peserta
didik, guru maupun masyarakat
Jawaban: “Baik, silaturahmi dan sering komunikasi”.
8. Bagaimana cara kepala sekolah memberi motivasi bawahan dan
bagaimana cara menyampaikan kritik dan saran kepada bawahan?
Jawaban: “Gak suka nge just orang yang salah tapi kalau mengigatkan
itu secara umum untuk semua orang”.
9. Bagaimana kepedulian kepala sekolah dalam proses pengajaran?
Jawaban: “Selalu ngajak komunikasi, failitas apa yang kurang dan
belum terpenuhi jadi selalu konsultasi”.
10. Apakah anda selalu membuat RPP setiap mengajar?
Jawaban: “Iya. Ada deadline pengumpulan juga”.
11. Bagaimana cara anda menyampaikan materi dengan baik, meskipun
kemapuan setiap siswa beragam?
Jawaban: “Saya jelaskan secara umum, saya anggap semua siswa
memiliki kemampuan sama, setelah itu secara khusus untuk
mengetahui kemampuan siswanya dengan menggunakan
pengelompokkan. Dan biasanya siswa saya suruh konsultasi juga
diluar jam belajar mengajar”.
12. Bagaimana pelanggaran yang ada di sekolah ini?
Jawaban: “ Lebih ke atribut sekolah”.
13. Bagaimana anda menciptakan suasana belajar yang kondusif, nyaman
dan menyenangkan?
Jawaban: “Setiap pertemuan ganti metode dan disesuaikan dengan
materi, seringnya dibuat kelompok-kelompok”.
14. Dalam rangka peningkatan kinerja guru, usaha apa yang dilakukan
kepala sekolah dan apa saja hambatannya?
Jawaban: “Ada pelatihan bagi para guru, kesejahteraan diperhatikan
kendalanaya lebih ke diri sendiri”.
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Azizah
Jabatan : Walikelas
Hari/tanggal : Sabtu, 20 Juli 2019
Pukul : 09.30 WIB
B. Butir-butir Pertanyaan
1. Bagaimana sikap dan etika kepala sekolah sebagai pemimpin?
Jawaban: “Baik,disiplin dan ngemong”.
121
2. Bagaimana kepala sekolah mengevaluasi kinerja dan bagaimana
kesejahteraan guru di sekolah ini?
Jawaban: “Evaluasi bersama waka, kesejahteraan di perhatikan dan
biasanya yang urus waka ketenaga kerjaan”.
3. Apakahkeputusan kepala sekolah didasarkan atas keputusan bersama?
Jawaban: “Dimusyawarahkan”.
4. Bagaimana respon kepala sekolah dalam menghadapi permasalahan?
Jawaban: “Langsung ditanggepi dan diselesaikan”.
5. Bagaimana sarana dan prasarana di sekolah ini?
Jawaban: “Terpenuhi dan komplit”.
6. Apakah kepala sekolah ikut andil dalam pekerjaan teknis?
Jawaban: “Ikut terjun langsung”.
7. Bagaimana keterampilan sosial kepala sekolah baik dengan peserta
didik, guru maupun masyarakat?
Jawaban: “Baik. Menjadi inspirator bagi anak dan guru”.
8. Bagaimana cara kepala sekolah memberi motivasi bawahan dan
bagaimana cara menyampaikan kritik dan saran kepada bawahan?
Jawaban: “Pertemuan rutin setiap satu. Kritik dan saran biasanya
langsung dan di forum juga”.
9. Bagaimana kepedulian kepala sekolah dalam proses pengajaran?
Jawaban: “Diawasi, jalan-jalan pernah masuk kelas saat guru ngajar
juga”.
10. Apakah anda selalu membuat RPP setiap mengajar?
Jawaban: “Iya”.
11. Bagaimana cara anda menyampaikan materi dengan baik, meskipun
kemmapuan setiap siswa beragam?
Jawaban: “Metodenya ganti-ganti”.
12. Bagaimana pelanggaran yang ada di sekolah ini?
Jawaban: “Atribut yang kurang tertib”.
13. Bagaimana anda menciptakan suasana belajar yang kondusif, nyaman
dan menyenangkan?
Jawaban: “Ruang dan tempat memadai, medianya juga ada”.
14. Dalam rangka peningkatan kinerja guru, usaha apa yang dilakukan
kepala sekolah dan apa saja hambatannya?
Jawaban: “Pelatihan dan kendala kepribadi amsing-masing”.
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Widyatma Devi Setiaji
Jabatan : Bagian Keamanan
Hari/tanggal : Sabtu, 20 Juli 2019
Pukul : 09.52 WIB
B. Butir-butir Pertanyaan
1. Bagaimana sikap dan etika kepala sekolah sebagai pemimpin?
Jawaban: “Tegas selalu jadi teladan dan baik”.
122
2. Bagaimana kepala sekolah mengevaluasi kinerja dan bagaimana
kesejahteraan guru di sekolah ini?
Jawaban: “Rapat dan dikumpulkan. Kesejahteraan meningkat dan di
perhatikan”.
3. Apakahkeputusan kepala sekolah didasarkan atas keputusan bersama?
Jawaban: “Bersama”.
4. Bagaimana respon kepala sekolah dalam menghadapi permasalahan?
Jawaban: “Langsung diselesaikan / tindaklanjuti”.
5. Bagaimana sarana dan prasarana di sekolah ini?
Jawaban: “Sudah memadai”.
6. Apakah kepala sekolah ikut andil dalam pekerjaan teknis?
Jawaban: “Sering ikut”.
7. Bagaimana cara kepala sekolah memberi motivasi bawahan dan
bagaimana cara menyampaikan kritik dan saran kepada bawahan?
Jawaban: “Langsung ngasih contoh bukan memerintah”.
8. Bagaimana pelanggaran yang ada di sekolah ini?
Jawaban: “Terlambat”.
9. Dalam rangka peningkatan kinerja guru, usaha apa yang dilakukan
kepala sekolah dan apa saja hambatannya?
Jawaban: “Pelatihan dari polsek dan kendala selama menjadi security
adalah lebih ke lalu lintas nya karena jalannya sempit”.
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Ina Dinawati
Jabatan : Kepala Tata Usaha dan Guru Mapel
Hari/tanggal : Sabtu, 20 Juli 2019
Pukul : 10.05 WIB
B. Butir-butir Pertanyaan
1. Bagaimana sikap dan etika kepala sekolah sebagai pemimpin?
Jawaban: “Baik dan bisa menjadi contoh”.
2. Bagaimana kepala sekolah mengevaluasi kinerja dan bagaimana
kesejahteraan guru di sekolah ini?
Jawaban: “Rapat setiap seminggu sekai/dua kali sesuai jadwal”.
3. Apakahkeputusan kepala sekolah didasarkan atas keputusan bersama?
Jawaban: “Musyawarah bersama”.
4. Bagaimana respon kepala sekolah dalam menghadapi permasalahan?
Jawaban: “Dengan kepala dingin,tidak terburu-buru mengambil
keputusan”.
5. Bagaimana sarana dan prasarana di sekolah ini?
Jawaban: “Memadai”.
6. Apakah kepala sekolah ikut andil dalam pekerjaan teknis?
Jawaban: “Sering, kebersihan: tanpa menegur tapi mencontohkan”.
7. Bagaimana keterampilan sosial kepala sekolah baik dengan peserta
didik, guru maupun masyarakat?
Jawaban: “Baik, silaturahmi terjaga”.
123
8. Bagaimana cara kepala sekolah memberi motivasi bawahan dan
bagaimana cara menyampaikan kritik dan saran kepada bawahan?
Jawaban: “Koordinasi, grup wa kasih tulisan motivasi kata-kata
penyemangat dari repost maupun beliau yang membuatnya sendiri”.
9. Bagaimana kepedulian kepala sekolah dalam proses pengajaran?
Jawaban: “Dipantau dan dinilai”.
10. Apakah anda selalu membuat RPP setiap mengajar?
Jawaban: “Wajib, diharapka mmapu membuat variasi mengajar”.
11. Bagaimana cara anda menyampaikan materi dengan baik, meskipun
kemmapuan setiap siswa beragam?
Jawaban: “Saya usahaka menggunakan media pembelajaran yang
menarik”.
12. Bagaimana pelanggaran yang ada di sekolah ini?
Jawaban: “Lebih ke atribut da terlambat”.
13. Bagaimana anda menciptakan suasana belajar yang kondusif, nyaman
dan menyenangkan?
Jawaban: “Ikut keinginan anak dan pahami dulu karakter anak
didiknya”.
14. Dalam rangka peningkatan kinerja guru, usaha apa yang dilakukan
kepala sekolah dan apa saja hambatannya?
Jawaban: “Studi bandinng, workshop dan pelatihan”.
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Arif Fahrurozi
Jabatan : Waka Kurikulum
Hari/tanggal : Senin, 22 Juli 2019
Pukul : 09.10 WIB
B. Butir-butir Pertanyaan
1. Bagaimana sikap dan etika kepala sekolah sebagai pemimpin?
Jawaban: “Bagus dan sebagai teladan”.
2. Bagaimana kepala sekolah mengevaluasi kinerja dan bagaimana
kesejahteraan guru di sekolah ini?
Jawaban: “Supervisi persemester, kepala sekolah lihat dikelas, dan
perangkat mengajar.kesejahteraan selalu ditinngkatkan tiap tahunnya”.
3. Apakahkeputusan kepala sekolah didasarkan atas keputusan bersama?
Jawaban: “Beberapa mufakat misla dalam membuat program dan
beberapa beliau sendiri misal dalam pergantian waka”
4. Bagaimana respon kepala sekolah dalam menghadapi permasalahan?
Jawaban: “Cepat. Hari ini harus selesai besok nggarap lainnya”.
5. Bagaimana sarana dan prasarana di sekolah ini?
Jawaban: “Sangat perhatian selalu cek fasilitas yang belum ada dan
ditindaklanjuti”
6. Apakah kepala sekolah ikut andil dalam pekerjaan teknis?
Jawaban: “Ikut”.
124
7. Bagaimana keterampilan sosial kepala sekolah baik dengan peserta
didik, guru maupu masyarakat?
Jawaban: “Sangat bagus, bisa ngemong dan memiliki sytle sendiri”.
8. Bagaimana cara kepala sekolah memberi motivasi bawahan dan
bagaimana cara menyampaikan kritik dan saran kepada bawahan?
Jawaban: “Diadakapertemuan”.
9. Bagaimana kepedulian kepala sekolah terhadap kurikulum yang
digunakan?
Jawaban: “Terhadap kurikulum update. Kurikulum yang digunakan
adalah K13, Kemuhammadiyahan dan Pesatren menjadi Kurikulum
terpadu”.
10. Apakah setiap guru selalu membuat RPP setiap mengajar da apa
kendalanya?
Jawaban: “Diwajibkan setiap semester, kadang masih ada yang telat
mengumpulkan”.
11. Dalam rangka peningkatan kinerja guru, usaha apa yang dilakukan
kepala sekolah?
Jawaban: “Biasanya diadakan seminar dan pelatihan. Dan kalau
kinerjanya bagus ada reward dan apabila kinerjanya kurang ada
pembinaan”.
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Nur Hidayati
Jabatan : Guru BK
Hari/tanggal : Senin, 22 Juli 2019
Pukul : 08.23 WIB
B. Butir-butir Pertanyaan
1. Bagaimana sikap dan etika kepala sekolah sebagai pemimpin?
Jawaban: “Sangat bagus dan menginspirasi”.
2. Bagaimana kepala sekolah mengevaluasi kinerja dan bagaimana
kesejahteraan guru di sekolah ini?
Jawaban: “Evaluasi bekerjasama dengan waka. Kesejahteraan sudah
bagus”.
3. Apakahkeputusan kepala sekolah didasarkan atas keputusan bersama?
Jawaban: “Musyawarah, selalu dikomuniksikan”.
4. Bagaimana respon kepala sekolah dalam menghadapi permasalahan?
Jawaban: “Konsekuensi nya kena point dan yang tidak melanggar ada
reward”.
5. Bagaimana sarana dan prasarana di sekolah ini?
Jawaban: “Masih banyak yang perlu dibenahi”.
6. Apakah kepala sekolah ikut andil dalam pekerjaan teknis?
Jawaban: “Ikut. Nata tanaman dan kerja bakti misalnya”.
7. Bagaimana keterampilan sosial kepala sekolah baik dengan peserta
didik, guru maupu masyarakat?
Jawaban: “Bagus”.
125
8. Bagaimana cara kepala sekolah memberi motivasi bawahan dan
bagaimana cara menyampaikan kritik dan saran kepada bawahan?
Jawaban: “Ada pertemuan rutin setiap sabtu dan pada hari tertentu
sesuai jadwal yang telah dibuat”.
9. Bagaimana pelanggaran yang ada di sekolah ini?
Jawaban: “Lebih ke tata tertib dan atribut”.
10. Dalam rangka peningkatan kinerja guru, usaha apa yang dilakukan
kepala sekolah dan apa saja hambatannya?
Jawaban: “ Biasanya saya ada laporan ke pak kepala mengenai kasus
yang ada dan tindak lanjut kasus yang sudah saya lakukan. Ada
MGBK Musyawarah guru BK juga”.
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Muttaqin
Jabatan : Guru Mata Pelajaran
Hari/tanggal : Senin, 22 Juli 2019
Pukul : 08.45 WIB
B. Butir-butir Pertanyaan
1. Bagaimana sikap dan etika kepala sekolah sebagai pemimpin?
Jawaban: “Sesuai harapan, kekinian, gaya dan postur tubuhnya bagus,
ramah dan bisa diterima di semua kalangan”.
2. Bagaimana kepala sekolah mengevaluasi kinerja dan bagaimana
kesejahteraan guru di sekolah ini?
Jawaban: “Evaluasi setahun seklai, raker dan rutinan setiap sabtu”.
Kesejahteraan tergantung pribadi aming-masing kalau sayacukup
3. Apakahkeputusan kepala sekolah didasarkan atas keputusan bersama?
Jawaban: “Ditentukan di raker dan tim 9 PDM”.
4. Bagaimana respon kepala sekolah dalam menghadapi permasalahan?
Jawaban: “Langsung dicarikan solusi”.
5. Bagaimana sarana dan prasarana di sekolah ini?
Jawaban: “Memadai, sudah ada lab. Komputer dan IPA juga”.
6. Apakah kepala sekolah ikut andil dalam pekerjaan teknis?
Jawaban: “Ikut, suka kasih teladan”.
7. Bagaimana keterampilan sosial kepala sekolah baik dengan peserta
didik, guru maupu masyarakat?
Jawaban: “Komunikasinya sangat bagus dan dipercaya banyak orang”.
8. Bagaimana cara kepala sekolah memberi motivasi bawahan dan
bagaimana cara menyampaikan kritik dan saran kepada bawahan?
Jawaban: “Ada reward bagi guru yang berprestasi dan pembinaan bagi
yang masih kurang sesuai sesuai dengan harapan kepala sekolah”.
9. Bagaimana kepedulian kepala sekolah dalam proses pengajaran?
Jawaban: “Intens dan dikasih contoh mengajar”
10. Apakah anda selalu membuat RPP setiap mengajar?
Jawaban: “Diwajibkan”.
126
11. Bagaimana cara anda menyampaikan materi dengan baik, meskipun
kemmapuan setiap siswa beragam?
Jawaban: “Mengacu pada RPP, pengayaan dan dilaksanaka di dalam
atau di luar kelas”.
12. Bagaimana pelanggaran yang ada di sekolah ini?
Jawaban: “Atribut”.
13. Bagaimana anda menciptakan suasana belajar yang kondusif, nyaman
dan menyenangkan?
Jawaban: “Motivasi , masuk materi dan masuki dunia anak”.
14. Dalam rangka peningkatan kinerja guru, usaha apa yang dilakukan
kepala sekolah dan apa saja hambatannya?
Jawaban: “Pelatihan dan adanya reward “.
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Nadin Benita
Jabatan : Siswa Kelas IX
Hari/tanggal : Sabtu, 20 Juli 2019
Pukul : 09.10 WIB
B. Butir-butir Pertanyaan
1. Mengapa anda memilih sekolah di SMP Muhammadiyah Plus
Salatiga?
Jawaban: “Soalnya dari SD Muh Plus Salatiga dulu, dan orang tua
sudah percaya kepada kepala sekolah”.
2. Pernahkah anda melanggar tata tertib sekolah?
Jawaban: “Atribut sekolah, sering ga pake ciput kerudung”.
3. Bagaimana sosok kepala sekolah menurut anda
Jawaban: “Suka kasih motivasi, menyenangkan, suka ngobrol sama
murid”.
4. Pernahkah anda melihat kepala sekolah marah?
Jawaban: “Belum pernah”.
5. Pernahkah guru datang terlambat ketika mengajar di kelas anda?
Jawaban: “Pernah tapi gak sering”.
6. Bagaimana caraguru mengajar? Apakah anda bisa memahami yang
disampaikan
Jawaban: “Tergantung gurunnya, ada yang kalau nyampein mudah di
pahami dan ada yang susah”.
7. Pernahkah anda di hukum oleh guru? Jika pernah karena hal apa?
Jawaban: “Penah. Karena telat masuk kelas”.
8. Bagaimana perasaan anda bisa sekolah di SMP Muhammadiyah Plus
Salatiga?
9. Jawaban: “Seneng, sekolahan ini beda dengan sekolah lain dan bisa
lanjutin pelajaran agamanya”.
127
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Arba Khoirun Nisa
Jabatan : Siswa Kelas IX
Hari/tanggal : Sabtu, 20 Juli 2019
Pukul : 09.20 WIB
B. Butir-butir Pertanyaan
1. Mengapa anda memilih sekolah di SMP Muhammadiyah Plus
Salatiga?
Jawaban: “Dari sd muh plus dan ikutan temen-temen”.
2. Pernahkah anda melanggar tata tertib sekolah?
Jawaban: “Belum pernah”.
3. Bagaimana sosok kepala sekolah menurut anda?
Jawaban: “Baik, ramah, disiplin dan deket sama murid”.
4. Pernahkah anda melihat kepala sekolah marah?
Jawaban: “Gak pernah”.
5. Pernahkah guru datang terlambat ketika mengajar di kelas anda?
Jawaban: “Ada syang suka telat”.
6. Bagaimana caraguru mengajar? Apakah anda bisa memahami yang
disampaikan?
Jawaban: “Metode guru kadang monoton, bikin bosen”.
7. Pernahkah anda di hukum oleh guru? Jika pernah karena hal apa?
Jawaban: “Pernah, karena ngebantah guru”
8. Bagaimana perasaan anda bisa sekolah di SMP Muhammadiyah Plus
Salatiga?
Jawaban: “Seneng, sekolahnya enjoy”
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Fachrudin Nur
Jabatan : Siswa Kelas VIII
Hari/tanggal : Sabtu, 20 Juli 2019
Pukul : 09.25 WIB
B. Butir-butir Pertanyaan
1. Mengapa anda memilih sekolah di SMP Muhammadiyah Plus
Salatiga?
Jawaban: “Ikut zona”.
2. Pernahkah anda melanggar tata tertib sekolah?
Jawaban: “Pernah pake sepatu ga sesuai dan bolos pelajaran”.
3. Bagaimana sosok kepala sekolah menurut anda
Jawaban: “Baik, suka kasih motivasi dan gak pernah marah, selalu rapi
dan jadi teladan kita”.
4. Pernahkah anda melihat kepala sekolah marah
Jawaban: “Gak pernah”.
5. Pernahkah guru datang terlambat ketika mengajar di kelas anda?
Jawaban: “Belum pernah”.
128
6. Bagaimana caraguru mengajar? Apakah anda bisa memahami yang
disampaikan?
Jawaban: “Mudah dimengerti”
7. Pernahkah anda di hukum oleh guru? Jika pernah karena hal apa?
Jawaban: “Pernah karena bolos pelajaran”.
8. Bagaimana perasaan anda bisa sekolah di SMP Muhammadiyah Plus
Salatiga?
Jawaban: “Seneng, temenya banyak, sekolahnya luas dan hukumannya
tidak terlalu berat”.
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Hanif Wasista Hasbi
Jabatan : Siswa Kelas VIII
Hari/tanggal : Sabtu, 20 Juli 2019
Pukul : 09.49 WIB
B. Butir-butir Pertanyaan
1. Mengapa anda memilih sekolah di SMP Muhammadiyah Plus
Salatiga?
Jawaban: “Bagus, ada mapel keIslamannya”.
2. Pernahkah anda melanggar tata tertib sekolah?
Jawaban: “Belum”.
3. Bagaimana sosok kepala sekolah menurut anda?
Jawaban: “Baik, tegas, lucu dan seru”.
4. Pernahkah anda melihat kepala sekolah marah?
Jawaban: “Pernah sekali”.
5. Pernahkah guru datang terlambat ketika mengajar di kelas anda?
Jawaban: “Pernah”.
6. Bagaimana caraguru mengajar? Apakah anda bisa memahami yang
disampaikan?
Jawaban: “Kalau fokus bisa”.
7. Pernahkah anda di hukum oleh guru? Jika pernah karena hal apa?
Jawaban: “Belum”.
8. Bagaimana perasaan anda bisa sekolah di SMP Muhammadiyah Plus
Salatiga?
Jawaban: “Seneng, temenya baik dan gurunya ramah”.
129
Lampiran 3
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
130
131
Lampiran 4
SURAT TUGAS PEMBIMBING SKRIPSI
132
Lampiran 5
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI
133
Lampiran 6
DOKUMENTASI
Gambar 1 Gedung SMP Muhammadiyah Plus Salatiga Tampak Depan
134
Gambar 2 Kegiatan Belajar Mengajar di Dalam Kelas
135
Gambar 3 Kegiatan Belajar Mengajar di Luar Kelas
136
Gambar 4 Kegiatan Ekstrakurikuler
137
Gambar 5 Labolatorium IPA
Gambar 6 Peralatan Kesenian
138
Gambar 7 Hasil Kerajinan Tangan Peserta Didik
Gambar 8 Kantin Sehat Sekolah
139
Gambar 9 Perpustakaan
Gambar 10 Wawancara Kepala Sekolah
140
Gambar 11 Wawancara Waka Kurikulum
Gambar 12 Wawancara Guru BK
141
Gambar 13 Wawancara Guru Mata Pelajaran
Gambar 14 Wawancara Guru Mapel
142
Gambar 15 Wawancara Petugas Perpustakaan
Gambar 16 Wawancara Guru Mapel
143
Gambar 17 Wawancara Siswa Kelas IX
Gambar 18 Wawancara Siswa Kelas IX
144
Gambar 19 Wawancara Siswa Kelas VIII
Gambar 20 Wawancara Walikelas
145
Gambar 21 Wawancara Siswa Kelas VIII
Gambar 22 Wawancara Security
146
Gambar 23 Contoh Silabus dan RPP Guru
147
Lampiran 7
SATUAN KREDIT KEGIATAN
NAMA
NIM
: Khotimah Taufik N. H
: 23010-15-0348
Jurusan
Dosen PA
: PAI
: Dr. Maslikhah, S. Ag., M. Si
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Status Skor
1 Pengkajian Ramadhan 1440 H
oleh Pimpian Pusat
Muhammadiyah di ITB Ahmad
Dahlan Jakarta "RISALAH
PENCERAHAN DALAM
KONTEKS KEUMMATAN
DAN KEBANGSAAN"
12-14 Mei 2019 Peserta 25
2 2nd Borobudrur Internatioal
Conference, Interfaith
Conference, “The Inspiration for
World Peace & Harmony”
6 Mei 2017 Peserta 10
3 MASTA (Masa Ta’aruf) dan
Seminar Nasional IMM Salatiga
”Membumikan gerakan
mahasiswa berilmu amaliyah,
amalan ilmiah”
12 September
2015
Panitia 8
4 FUN Training Nasional
Pendidikan GEMAS (Gerakan
Masyarakat Salatiga)
27 Februari 2016 Peserta 8
5 MASTA (Masa Ta’aruf) dan
SEMINAR NASIONAL oleh PC
IMM Salatiga, “Membangun
Intelektualitas Mahasiswa melalui
Budaya Literasi di Era Virtual
10 September
2016
Panitia 8
6 SK Pengesahan Pimpinan
Komisariat Ahmad Dahlan IMM
Salatiga 2016/2017
20 Maret 2016 Ketua Bidang Riset
dan Pengembangan
Keilmuan
6
7 SK Pimpinan Komisariat Ahmad
Dahlan IMM Salatiga 2017-2018
14 Mei 2017 Sekretaris Umum 6
8 FORTASI (Forum Ta’aruf dan
Orientasi Sekolah) oleh PD IPM
Salatiga, “Membangun Spirit
19 Juli 2017 Pemateri 6
148
Gerakan Berkemajuan, Wujudkan
Pelajar Berkarya Nyata”
9 Pelatihan Desain Grafis-Corel
Draw oleh PK Ahmad Dahlan
IMM Salatiga
23 Desember
2017
Pemateri 6
10 SK Pimpinan Cabang IMM
Salatiga 2017-2018
11 Mei 2017 Sekretaris Bidang
Riset dan
Pengembangan
Keilmuan
6
11 SK Pimpinan Cabang 2018-2019 11 Mei 2018 Ketua Bidang
Kader
6
12 SK Korps Instruktur PC IMM
Salatiga 2018-2019
22 September
2018
Sekretaris Divisi
Pendukung
6
13 RAKORDA DPD IMM Jawa
tengah, “Ejawantah Aktualisasi
Keilmuan menuju Jawa Tengah
Berkemajuan”
28-29 November
2015
Panitia 5
14 PRA (Pondok Ramadhan Anak)
TPQ An-Nida XV, “Warna-warni
Keindahan Ramadhan”
17-20 Juni 2016 Panitia 5
15 Baitul Arqom AUM oleh PD
Muhammadiyah Salatiga
“Meneguhkan Kader
Persyarikatan Membagun Sekolah
Muhammadiyah Unggul dan
Berkemajuan”
27-28 Agustus
2016
Panitia 5
16 TAKE ME SOM HMJ PAI IAIN
Salatiga 2017, “Realisasi
Mahasiswa PAI sebagai
Cendekiawan Muslim yang
Multitalent dan Profesional”
29-30 April 2017 Panitia 5
17 Baitul Arqom dan Rapat Kerja PD
Muhammadiyah Kota Salatiga di
Hotel Bandungan, “Implementasi
Ideologi Muhammadiyah menuju
Masyarakat Salatiga yang Uggul
dan Berkemajuan”
20-21 Mei 2017 Panitia 5
18 MASTA “Masa Ta’aruf” IMM
Salatiga, “Sukses Organisasi,
26-27 Agustus
2017
Panitia 5
149
Unggul dalam Studi”
19 Rapat Kerja Pimpinan Daerah
Muhammadiyah Salatiga,
“Pemantapan Ideologi
Muhammadiyah Membangun
Masyarakat Aman Damai
Berkemajuan”
10-11 Februari
2018
Panitia 5
20 Pelatihan Kepramukaan oleh
FTIK IAIN Salatiga
19-21 Juli 2018 Peserta 5
21 Pelatihan Instruktur oleh MPK
Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah Jawa Tengah
16-18 Maret 2018 Panitia 5
22 Madrasah Profetik 2nd Edition
diseleggarakan oleh PC IMM
Salatiga, “Dekonstruksi Nalar
Kritis menuju Kader Progresif”
24-29 Desember
2017
Panitia 5
23 Diskusi RUMPI (Rumah Mimpi
Immawati) olehPK Ahmad
Dahlan PC IMM Salatiga,
“Immawati sebagai Pilar
Keluarga”
3 Maret 2018 Panitia 5
24 Pelatihan Jurnalistik oleh PC
IMM Salatiga, “Realisasi
Intelektualitas Kader sebagai
Aktivis melalui Gerakan Menulis”
16-17 Januari
2016
Panitia 5
25 NOBAR (Nonton Bareng) film
Bajrangi Bhaijaan dan bedah film
bersama Hammam, M. Pd
17 Desember
2015
Panitia 5
26 Training Dasar Kepribadian
PONPES Putra/Putri An-Nida
Salatiga, “Membentuk Pribadi
Muslim yang Kaamiil”
19-20 September
2015
Peserta 5
27 OPAK DEMA FTIK IAIN
Salatiga, “Integrasi Pendidikan
Karakter Mahasiswa melalui
Kampus Edukatif Humanis dan
Religius”
13 Agustus 2015 Peserta 3
28 OPAK DEMA IAIN Salatiga,
“Penguatan Nilai-nilai Islam
Idonesia meuju Negara yang
14 Agustus 2015 Peserta 3
150
Aman dan Damai”
29 UPT Perpustakaan IAIN Salatiga 21 Agustus 2015 Peserta 3
30 Seminar Motivasi “Kenali Diri
Raih Prestasi” oleh UKMI STIE
AMA Salatiga
16 Desember
2015
Peserta 3
31 Diskusi Santri An-Nida dengan
tema “Dodolan Agama”
24 April 2016 Peserta 3
32 Syahadah dari UPTPB (SIBA) 22 Februari-10
Juni 2016
Peserta 3
33 Syahadah dari UPTPB (SIBI) 22 Februari-10
Juni 2016
Peserta 3
34 Ramadhan In Campus 2017 oleh
DEMA FTIK IAIN Salatiga,
“Jalani Bulan Suci dengan
Muhasabah Diri menuju Jiwa
yang Suci”
15 Juni 2017 Peserta 3
35 Seminar Advokasi Perempuan
dan Anak oleh PD Nasyiatul
Aisyiyah Salatiga,
“Perempuan Tanggap dan Bijak
Menyikapi Era Digital”
25 Agustus 2018 Peserta 3
36 Pawai Cendekia dan FGD
Deklarasi Pemilu Damai oleh
Pimpinan Cabang IMM Salatiga,
“Mengawal Pesta Demokrasi
2019 menuju Indonesia yang
Berdaulat”
14 Maret 2019 Peserta 3
Jumlah 201
151
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Khotimah Taufik Nur Hidayah
NIM : 23010150348
Tempat Tanggal Lahir : Purbalingga, 17 September 1997
Alamat : Kramat, RT. 02/04, kec. Karangmoncol, Kab.
Purbalingga, Prov. Jawa Tengah
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
1. TK ABA Kramat : Tahun 2002-2003
2. MI Muhammadiyah Kramat : Tahun 2003-2009
3. MTs Muhammadiyah 05 Tamansari : Tahun 2009-2012
4. SMK Muhammadiyah 3 Pucang Gading Demak : Tahun 2012-2015
Riwayat Organisasi
1. 2016-2017 : Sekretaris Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan
Pimpinan Komisariat Ahmad Dahlan PC IMM Salatiga
2. 2017-2018 : Sekretaris Umum Pimpinan Komisariat Ahmad Dahlan
PC IMM Salatiga
3. 2017-2018 : Sekretaris Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan
Pimpinan Cabang IMM Salatiga
4. 2017-2018 : Sekretaris Umum Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar
Muhammadiyah Salatiga
5. 2017-2018 : Devisi Pemberdayaan Mahasiswa HMJ PAI IAIN Salatiga
6. 2018-2019 : Ketua Bidang Kader Pimpinan Cabang IMM Salatiga
7. 2018-2019 : Bidang JARKOMINFO DEMA IAIN Salatiga
152
Judul Skripsi : MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU (Studi
Empirik SMP Muhammadiyah Plus Salatiga Tahun Pelajaran
2019)
Pengarang : a. Nama : Khotimah Taufik
b. E-mail : [email protected]
Pembimbing : a. Nama : Dr. H. Imam Sutomo, M. Ag
b. E-mail : [email protected]
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidika Agama Islam
Jumlah hlm : 113