malpraktek medik gigi

Free Powerpoint Templates Free Powerpoint Templates

Malpraktek Medik gigiBy Drg. Bayu indra sukmana

http://www.powerpointstyles.com/


Free Powerpoint Templates

Malpraktek : Malpraktek adalah praktek kedokteran yang salah atau tidak sesuai dengan standar profesi atau standar prosedur operasional.

Malpraktek secara Umum, seperti disebutkan di atas, teori tentang kelalaian melibatkan lima elemen : (1)tugas yang mestinya dikerjakan.(2)tugas yang dilalaikan. (3)kerugian yang ditimbulkan.(4)Penyebabnya(5)Antisipasi yang dilakukan.


Free Powerpoint Templates 3

Cara ?

Pendidikan dokter gigi Praktek dokter gigi

observ STR

Standar Pendidikan

Pembinaan

Dokter Gigi yang Kompeten



Malpraktek:

Malpraktek

BUKTI Prima fasie(px/keluarga)

Sanggahan Dokter Pengadilan

1. Resiko diketahui dengan informed consent.2. Pemohon memiliki andil pada terjadinya luka atau sakitnya itu sendiri dengan tidak mematuhi instruksi dokter atau melanggar pantangan – pantangan yang ada.3. Bahwa luka atau kerugian disebabkan oleh pihak ketiga dan bukan merupakan dampak dari instruksi yang diberikan dokter.



Malpraktek:Penegakkan diagnosis tanpa bantuan pemeriksaan penunjang yang tersedia dapat membawa kesalahan.

Kegagalan dalam menggunakan standar dan uji diagnostik yang tersedia pada kenyataannya merupakan sebuah praktik kedokteran yang substandar. Di lain pihak, penggunaan standar dan uji diagnostik yang berlebihan pada masa mendatang harus diwaspadai.



Jenis Malpraktek :

1. Criminal malpractice, misalnya melakukan pembedahan dengan niat membunuh pasiennya atau adanya dokter yang sengaja melakukan pembedahan pada pasiennya tanpa indikasi medik, yang sebenarnya tidak perlu dilakukan, jadi semata-mata untuk mengeruk keuntungan pribadi.

2. Civil Malpractice adalah tipe malpraktek dimana dokter karena pengobatannya dapat mengakibatkan pasien meninggal atau luka tetapi dalam waktu yang sama tidak melanggar hukum pidana.

Pada civil malpractice, tanggung gugat dapat bersifat individual atau korporasi. Dengan prinsip ini maka rumah sakit dapat bertanggung gugat atas kesalahan yang dilakukan oleh dokter-dokternya asalkan dapat dibuktikan bahwa tindakan dokter itu dalam rangka melaksanakan kewajiban rumah sakit



Malpraktek: Menurut Hubert W. Smith tindakan malpraktek meliputi 4D, yaitu (a) duty, (b) adanya penyimpangan dalam pelaksanaan tugas (dereliction), (c) penyimpangan akan mengakibatkan kerusakan (direct caution), (d) sang dokter akan menyebabkan kerusakan (damage). Dalam hubungan perjanjian dokter dengan pasien, dokter haruslah bertindak berdasarkan: 1)Adanya indikasi medis2) Bertindak secara hati-hati dan teliti3) Bekerja sesuai standar profesi (knowledge, skill and professional attitude)4) Sudah ada informed consent.



Malpraktek : Dokter dikatakan melakukan malpraktek jika:- Dokter kurang menguasai iptek kedokteran yang sudah berlaku umum dikalangan profesi kedokteran.- Memberikan pelayanan kedokteran dibawah standar profesi (tidak lege artis).- Melakukan kelalaian yang berat atau memberikan pelayanan dengan tidak hati-hati.- Melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan hukum.



Bentuk Pelanggaran Disiplin Praktik Kedokteran :

1. Dokter tidak kompeten2. Tidak merujuk pasien kepada dokter yg memiliki kompetensi yang sesuai3.Mendelegasikan kepada tenaga kesehatan/dokter yg tidak memiliki kompetensi yg sesuai4.Memakai dokter pengganti yang tidak memiliki kompetensi kewenangan yang sesuai dan tidak memberitahukan perihal pengganti5.Melakukan pemeriksaan atau pengobatan yang berlebihan6. Menjalankan PRADOK dalam kondisi tingkat kesehatan fisik/mental sedemikian rupa sehingga tidak kompeten dan akhirnya membahayakan pasien7. Dalam penatalaksanaan pasien tidak sesuai dengan tanggung jawab profesionalnya, sehingga dapat membahayakan pasien.



Bentuk Pelanggaran Disiplin Paktik Kedokteran

8. Tidak memberikan penjelasan yg jujur, etis dan memadai kepada pasien dan keluarganya9. Melakukan tindakan medis tanpa persetujuan pasien/keluarga10.Dengan sengaja tidak membuat atau menyimpan rekaman medis11.Melakukan perbuatan yang bertujuan untuk menghentikan kehamilan12.Melakukan perbuatan yang dapat mengakhiri kehidupan pasien atas permintaan sendiri atau keluarga13, Menjalankan Praktik kedokteran dengan menerapkan pengetahuan atau keterampilan atau tehnologi yang belum diterima14.Melakukan penelitian dalam praktik kedokteran dengan menggunakan manusia sebagai subjek penelitian15. Tidak memberi pertolongan darurat ( permenkes 512 psl 19 ayt 2,3)



16. MENOLAK/ MENGHENTIKAN PENGOBATAN TANPA ALASAN YG SAH 17. MEMBUKA RAHASIA MEDIS TANPA IZIN18. BUAT KETERANGAN MEDIS TDK BENAR19. IKUT SERTA TINDAKAN PENYIKSAAN 20. PERESEPAN OBAT PSIKOTROPIK/NARKOTIK TANPA

INDIKASI21. PELECEHAN SEKSUAL, INTIMIDASI, KEKERASAN22. PENGGUNAAN GELAR AKADEMIK/ SEBUTAN PROFESI,

PALSU23. MENERIMA KOMISI THD RUJUKAN/ PERESEPAN24. PENGIKLANAN DIRI YG MENYESATKAN 25. KETERGANTUNGAN NAPZA26. STR, SIP, SERTIFIKAT KOMPETENSI TDK SAH27. IMBAL JASA TDK SESUAI TINDAKAN28. TDK BERIKAN DATA/INFORMASI ATAS PERMINTAAN MKDKI



Tindakan pencegahan :1. Mempekerjakan dan melatih asisten dengan arahan langsung sampai asisten tersebut dapat memenuhi standar kualifikasi yang ada.2. Mengambil langkah hati-hati untuk menghilangkan faktor resiko di tempat praktik.3. Memeriksa secara periodik peralatan yang tersedia di tempat praktik.4. Menghindari dalam meletakkan literatur medis di tempat yang mudah diakses oleh pasien. Kesalahpahaman dapat mudah terjadi jika pasien membaca dan menyalahartikan literatur yang ada.5. Menghindari menyebut diagnosis lewat telepon.6. Jangan meresepkan obat tanpa memeriksa pasien terlebih dahulu.7. Jangan memberikan resep obat lewat telepon.8. Jangan menjamin keberhasilan pengobatan atau prosedur operasi yang ada.9. Rahasiakanlah sesuatu yang seharusnya menjadi rahasia. Jangan membocorkan informasi yang ada kepada siapapun. Rahasia ini hanya diketahui oleh dokter dan pasien.10. Simpanlah rekam medis secara lengkap, jangan menghapus atau mengubah isi yang ada.



Tindakan Pencegahan :11. Jangan menggunakan singkatan-singakatan atau simbol-simbol tertentu di rekam medis.12. Gunakan formulir persetujuan yang sah dan sesuai Docu-books adalah alat bantu yang penting dalam menyimpan surat persetujuan yang telah dibuat.13. Jangan mengabaikan pasienmu.14. Cobalah untuk menghindari debat dengan pasien tentang tarif dokter yang terlampau mahal. Buatlah diskusi dan pengertian dengan pasien mengenai tarif dokter yang wajar.15. Pada tiap kali pertemuan, gunakanlah bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien. Jangan pernah menduga jika pasien mengerti apa yang kita ucapkan.16. Jalinlah empati untuk setiap masalah yang dialami pasien, dengan ini tata laksana akan menjadi komprehensif.17. Jangan pernah berbohong, memaksa, mengancam, atau melakukan penipuan kepada pasien. Jangan mengakali pasienmu. Jangan mengarang-ngarang cerita mengenai penyakit pasien.18. Jangan pernah melakukan pemasangan alat bantu, pengobatan atau tata laksana jika pasien masih berada dalam pengaruh alkohol atau pengaruh pengobatan yang mengandung narkotika.19. Jangan pernah menawarkan untuk membiayai pengobatan pasien dengan dana sendiri. Jika pengobatan yang diberikan melebihi polis asuransi yang pasien miliki, maka jangan limpahkan kepada polis asuransi yang kita miliki.20. Jangan menjelek-jelekkan pasien atau teman sejawatmu.



Contoh Kasus:

Kasus Iseorang pasien tertarik pada iklan melalui dunia maya untuk pembersihan karang gigi akan diberi diskon, Namun setelah selesai discaling, pasien protes karena gigi depannya jadi berlubang, setelah discaling

Setelah dikonfirmasi kepada dokter gigi yang mengerjakannya, gigi depan pasien sebelum discaling terlihat bercak-bercak putih (hypoplasi - enamel).Karena tidak ada penyelesaian, kemudian Pasien menuntut dokter gigi tsb ke MKDKI



Contoh Kasus II:

Seorang perawat magang di sebuah RSIA Swasta di jakarta datang ke poli gigi rumah sakit tersebut dan berkeinginan untuk mencabut gigi geraham pertama kanan bawah, tapi dokter gigi yg bersangkutan melakukan pencabutan pada gigi molar 3 kanan bawah, perawat tersebut tidak terima karena setelah beberapa hari masih terjadi pembengkakan & timbul pus pada gusi daerah post pencabutan. Perawat tersebut kemudian melaporkan dokter gigi & RSIA tersebut ke pengadilan dan kasus ini berakhir dengan pemecatan perawat tersebut karena telah mencemarkan nama baik RSIA itu & penyelesaian secara kekeluargaan terhadap kasus dengan dokter gigi tersebut.



Contoh Kasus III :Seorang Pasien datang kesebuah klinik gigi swasta dengan keluhan ingin merawat giginya yang sakit, pasien tersebut kemudian ditambal oleh dokter gigi yg bertugas disana, selang beberapa hari terjadi pembengkakan pada daerah pipi dari gigi yang ditambal, pasien tersebut kemudian melakukan second opinion kepada dokter lain dan akhirnya dilakukan perawatan ulang hingga sembuh, pasien tersebut kemudian melaporkan kasus tersebut ke MKDKI dan akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan.



Contoh Kasus IV :Seorang pasien datang ingin dicabut giginya, setelah dicabut selang 1 minggu pasien tersebut merasa ada sisa gigi didaerah bekas pencabutan sehingga dia kembali ke dokter gigi tersebut, tapi dokter gigi tersebut memberikan penjelasan bahwa 3 bulan kemudian akar gigi pasien itu akan keluar dengan sendiri, karena merasa tidak puas pasien itu kemudian melakukan konsultasi kepada dokter gigi lain & ternyata sisa gigi itu dapat dikeluarkan, pasien itu kemudian melaporkan dokter gigi tersebut kepada PDGI setempat yang dilanjutkan dengan penyelesaian secara kekeluargaan antara dokter gigi & pasien tersebut.



Contoh Kasus V :Pasien dengan kasus central diastema, dilakukan perawatan ortho cekat oleh dokter gigi, mengeluh selama 6 bulan dirawat, gigi terasa sakit, tidak nyaman, susah makan dsb.Karena merasa tidak ditanggapi, pasien tersebut konsultasi ke drg Sp Ortho, dan disana dikompori, antara lain ini bukan kompetensi drg tsbPasien marah menuntut ke MKDKI, teradu diperiksa MKDKI, didapat bukti selama dilakukan perawatan ortho tidak mengikuti prosedur, dan hasil cetakan terakhir yang dilakukan oleh drg SpOrtho tampak bahwa kasus maloklusi tersebut sama sekali bukan termasuk kompetensi yg bisa dirawat oleh seorang GP dan malah memperparah keadaan, terlebih lagi Dokter gigi tersebut mengakui dia bersalahKasus ini divonis dengan pencabutan STR 5 bulan



Kesimpulan :1. Perlu dilakukan perubahan paradigma seorang

dokter/dokter gigi terhadap ETIKA2. Setiap praktek kedokteran hendaknya memiliki

informed consent yg harus ditandatangani oleh pasien untuk menghindari terjadinya tuntutan malpraktek dikemudian hari

3. Hendaknya dokter/dokter gigi menghindari bekerja berlebihan yang akan berpengaruh pada kualitas pekerjaan.

4. Dokter / dokter gigi yang berpraktek swasta hendaknya memiliki asuransi yg menawarkan perlindungan hukum terhadap tuntutan malpraktek oleh pasien.


malpraktek medik gigi

Documents