malaria

Upload: azkafaridah

Post on 14-Oct-2015

58 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kasus malaria dan pembahasannya

TRANSCRIPT

KASUSMaria, seorang anak berusia 12 tahun berasal dari kota Bandung datang ke ruang gawat darurat dengan keluhan utama demam selama 6 hari yang hilang timbul setiap 2 hari. Dimulai dari menggigil dan diikuti dengan demam tinggi dan berkeringat. Dia juga mengeluhkan sakit kepala, nyeri otot, mual dan muntah. Tidak terdapat riwayat pendarahan dan ruam pada kulit serta infeksi saluran nafas bagian atas, saluran pencernaan maupun saluran kemih. Defekasi dan mikturisi normal. Tidak ada riwayat kontak dengan pasien TB dan dia telak vaksin BCG dengan bekas luka BCG positif. Dia pergi ke Kupang (NTT) 1 bulan yang lalu dan menetap disana selama 1 minggu. Tidak ada anggota keluarganya yang mengeluhkan keluhan yang sama dengannya. Keadaan umum: alert, pucat dan terlihat moderately ill. temperatur 39.00 C; pulse rate 108 beats/minute; respiratory rate 28/min. tidak ada tanda dehidrasi dan gangguan sirkulasi serta ruam pada kulit. Berat badan 42 Kg.Pada pemeriksaan abdomen menunjukkan hepato-splenomegaly. Lymphadenopathy tidak ditemukan. Pada pemeriksaan neurologis tidak ada tanda iritasi meningen, reflex patologis negative. Pemeriksaan lain dalam batas normal. Hasil lab menunjukkan Hb content 8,8 g%, Hematocrit 27%, white blood cell and platelet count dalam batas normal. Blood smear menunjukkan hemolytic appearance, tidak ada abnormalitas WBC dan morfologi platelet. Tidak terdapat tanda abnormal pada urinalisis. Blood smear examination menunjukkan parasit darah seperti gambar berikut.

Maria diobati dengan chloroquine , 25 mg/kg berat badan (hari pertama: 10 mg/kg dan 6 jam selanjutnya 5 mg/kg; hari kedua dan ketiga: 5 mg/kg ). Dia juga diberikan supportif dan simtomatik treatment. Dia sudah mulai membaik dan sudah boleh keluar dari RS.

Tujuh bulan berikutnya maria kambuh dengan malaria vivax. Setelah Chloroquine (3 hari) dan Primaquine simultatiously (14 hari) per oral, dia keluar dari RS dengan baik dan tidak ada laporan kekambuhan kembali.

NYAMUK DAN SIKLUS HIDUP NYAMUK1. Ae.aegyptiKerajaan : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : InsectaOrdo : DipteraFamilia : CulicidaeSub familia : CulicinaeGenus : Aedes (stengomya)Species : Ae.aegypti

2. An.aconitusKerajaan : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : InsectaOrdo : DipteraFamilia : AnophelidaeSub familia : AnophelinaeGenus : AnophelesSpecies : An.aconatus

3. Cx. quinquefasciatusKerajaan : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : InsectaOrdo : DipteraFamilia : CulicidaeSub familia : CulicinaeGenus : CulexSpecies : Cx. quinquefasciatus

Nyamuk mempunyai siklus hidup, bionomik dan penyebaran nyamuk dan penyakit yang berbeda-beda. Adapun siklus hidup, bionomik, penyebaran nyamuk Ae.aegypti, An.aconitus dan Cx.quinquefasciatussebagai berikut :1. Siklus hidupNyamuk Ae.aegypti, An.aconitus dan Cx.quinquefasciatus mempunyai siklus hidup sempurna mulai dari telur, larva, pupa dan imago (dewasa) antara lain sebagai berikut:a. TelurSeekor nyamuk betina mampu meletakan 100-400 butir telur. Setiap species nyamuk mempunyai kebiasaan yang berbeda-beda misalnya:1) Telur nyamuk Ae.aegypti diletakkan pada bagian yang berdekatan dengan permukaan air atau menempel pada permukaan benda yang terapung misalnya bak yang airnya jernih dan tidak berhubungan langsung dengan tanah misalnya (kaleng bekas, bak air dan potongan bambu)2) Nyamuk An.aconitus meletakan telurnya dipermukaan air satu persatu atau bergelombolan tetapi saling lepas dan mempunyai alat pengapung.3) Nyamuk Cx.quinquefasciatus meletakan telurnya diatas permukaan air secara bergelombolan dan bersatu membentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung.b. LarvaSetelah kontak dengan air, telur akan menetas dalam waktu 2-3 hari. Pertumbuhan dan perkembangan larva dipengaruhi oleh factor temperatur, tempat perindukan, nutrisi dan ada tidaknya hewan predator. Pada kondisi optimum waktu yang dibutuhkan mulai daripenetasan sampai dewasa kurang lebih 5 hari.c. PupaPupa merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air, pada stadium ini tidak memerlukan makanan dan terjadi pembentukan sayap hingga dapat terbang, stadium kepompongmemakan waktu lebih kurang satu sampai dua hari. Pada fase ini nyamuk membutuhkan waktu 2 5 hari untuk menjadi nyamuk, dan selama fase ini pupa tidak akan makan apapun dan akan keluar dari larva menjadi nyamuk yang dapat terbang dan keluar dari air.d. Imago (dewasa)Segera setelah muncul dari pupa nyamuk jantan dan betina akan kawin dan nyamuk betina yang sudah dibuahi akan menghisap darah dalam waktu 24-36 jam. Darah merupakan sumber protein yang esensial untuk mematangkan telur.8 Perkembangan dari telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10 sampai 12 hari.2. Bionomik NyamukNyamuk betina menghisap darah untuk proses pematangan telur, berbeda dengan nyamuk jantan. Nyamuk jantan tidak memerlukan darah tetapi hanya menghisap sari bunga.8Setiap nyamuk mempunyai waktu menggigit, kesukaan menggigit (Feeding place), tempat beristirahat (Resting place) dan berkembang biak (breeding place) yang berbeda-beda satu dengan yang lain.a. Waktu menggigitNyamuk Ae. aegypti mempunyai aktifitas menggigit pada pagi hari yaitu beberapa jam setelah matahari terbit yaitu pada pukul 09.00 sampai 13.00 dan sore hari beberapa jam sebelum gelap yaitu pukul 15.00 sampai 17.00.8Sedangkan pada nyamuk Anopheles dan Culex menggigit beberapa jam setelah matahari terbenam sampai sebelum matahari terbit. Dan puncak menggigit nyamuk ini adalah pada pukul 01.00 - 02.00.b. Breeding place (tempat berkembang biak)Nyamuk Ae.aegypti suka berkembang biak di air yang bersih yang tidak beralaskan tanah. Biasanya telur tersebut di letakkan pada bagian yang berdekatan dengan permukaan air misalnya di bak yang airnya jernih dan tidak berhubungan langsung dengan tanah (bak mandi, WC, tempayan, drum air, bak menara (tower air) yang tidak tertutup, kaleng bekas, tempat minum burung, vas bunga, pot bunga dan potongan bambu yang mengapung diair.Nyamuk An.aconitus suka berkembang biak di air yang tenang dan sedikit mengalir misalnya didaerah persawahan. Sedangkan nyamuk Cx.quinquefasciatus suka berkembang biak disembarang tempat misalnya di air yang kotor yaitu genangan air, got terbuka dan empang ikan.c. Feeding place (kesukaan menggigit)Nyamuk Ae.aegypti suka menggigit manusia sedangkan nyamuk An.aconitus dan Cx.quinquefasciatus suka menggigit manusia dan hewan terutama pada malam hari. Nyamuk Culex suka menggigit binatang peliharaan, unggas, kambing, kerbau dan sapi. Menurut penelitian yang lalu kepadatan menggigit manusia didalam dan di luar rumah nyamuk Cx. quinquefasciatus hampir sama yaitu di luar rumah (52,8 %) dan kepadatan menggigit didalam rumah (47,14 %), namun ternyata angka dominasi menggigit umpan nyamuk manusia didalam rumah lebih tinggi (0,64643) dari pada nyamuk menggigit umpan orang di luar rumah 0,60135).d. Resting place (kesukaan beristirahat)Setelah nyamuk menggigit orang atau hewan nyamuk tersebut akan beristirahat selama 2 sampai 3 hari. Setiap spesies nyamuk mempunyai kesukaan beristirahat yang berbeda-beda. Nyamuk Ae. aegypti suka beristirahat ditempat yang gelap, lembab dan tersembunyi didalam rumah atau bangunan termasuk dikamar mandi, kamar kecil atau dapur. Dalam ruangan nyamuk ini suka beristirahat dibawah furniture, benda-benda tergantung seperti baju, gorden serta dinding. Sedangkan diluar rumah nyamuk Aedes suka beristirahat di pot tanaman hias dihalaman rumah. Nyamuk An.aconitus suka beristirahat di tempat-tempat yang dekat dengan tanah tetapi ada pula yang hinggap pada didinding setelah menghisap darah manusia dan diluar rumah nyamuk ini suka beristirahat didalam gua, lubang yang lembab dan tempat yang berwarna gelap. Nyamuk Cx.quinquefasciatus suka beristirahat dalam rumah. Nyamuk ini sering berada dalam rumah sehingga dikenal dengan nyamuk rumahan.3. Penyebaran NyamukPenyebaran nyamuk dapat dipengaruhi oleh jarak terbang nyamuk, suhu, ketinggian, kelembaban, angin dan transportasi. Penyebaran nyamuk Ae.aegypti dapat mencapai jarak 100 meter dari lokasi kemunculan akan tetapi penelitian terbaru di Puerto rico menunjukkan bahwa nyamuk dapat menyebar sampai lebih dari 400 meter terutama untuk mencari tempat bertelur. Nyamuk An.aconitus Jarak terbang terbatas, biasanya lebih dari 2-3 km dari tempat perindukannya. Kecepatan dan arah angin dapat mempengaruhi jarak terbang nyamuk, bila angin kuat maka nyamuk bias terbawa sampai 30 km. Suhu yang tinggi akan meningkatkan aktivitas nyamuk dan perkembangannya bisa menjadi lebih cepat tetapi apabila suhu di atas 35C akan membatasi populasi nyamuk. Suhu mempengaruhi perkembangan parasit dalam nyamuk. Suhu yang optimum berkisar antara 20C - 30C.Makin tinggi suhu makin pendek masa inkubasi ekstrinsik (sporogoni) dan sebaliknya makin rendah suhu makin panjang masa inkubasi ekstrinsiknya. Kelembaban yang rendah memperpendek umur nyamuk. Tingkat kelembaban 60% merupakan batas paling rendah memungkinkan hidupnya nyamuk.Nyamuk jantan dewasa umumnya hanya tahan hidup selama 6 sampai 7 hari sedangkan betina dapat mencapai 2 minggu di alam. Sedangkan nyamuk dilaboratorium yang dipelihara dengan cukup kalbohidrat dalam kelembaban yang tinggi dapat mencapai usia beberapa bulan. Pengaruh kelembaban, suhu, jarak terbang angin terhadap penyebaran nyamuk disebabkan karena semakin panjang umur nyamuk maka mempunyai kesempatan menularkan penyakit dan penyebaran nyamuk.Penyebaran nyamuk selain dipengaruhi kelembaban, suhu, jarak terbang dan angin, nyamuk dapat menyebar apabila terbawa pesawat atau kapal laut sehingga menyebarkan nyamuk Ae.aegypti, An.aconitus dan Cx. quinquefasciatus kedaerah non endemic nyamuk ini.

Perbedaan siklus hidup nyamuk anopheles, culex dan aedes

Telur nyamuk aedes

Telur nyamuk culex

Telur nyamuk anopheles

Nyamuk culex (kiri), nyamuk anopheles (kanan)

Nyamuk aedes

Morfologi nyamuk anopheles

PLASMODIUMPenyakit malaria pada manusia, disebabkan oleh plasmodium yang terdiri dari 4 empat spesies yaitu:1. Plasmodium vivax, menimbulkan malaria tertian benigna atau malaria vivax2. Plasmodium falciparum, menimbulkan malaria tertiana maligna atau malaria tropika3. Plasmodium malariae, menimbulkan malaria kuartana4. Plasmodium ovale, menimbulkan malaria tertiana benigna ovaleTipe infeksi oleh plasmodium:Karakteristik morfologi plasmodiumP.falciparumP.malariaeP.vivaxP.ovale

Eritrosit terinfeksiTidak membesar, kadang irregularTidak berubah,Membesar, bentuk tidak berubahSedikit membesar ireguler

Trofozoit mudaCincin halus, acceleroform, inti merah.Cincin biru ,inti merahCincin biru,inti merahCincin biru inti merah,

Trofozoit matangCincin menebal menjadi ireguler bulat atau memanjang, pigmen tampakPlasma membentuk pita , kadang ada vakuola, pigmen kasarPlasma ireguler, amuboid, pigmen kuningBulat, padat inti besar,pigmen kasar

SkizonMengisi 2/3 eritrosit,merozoit 8-32 iregulerMengisi 2/3 eritrosit, merozoit 6-12 rosette formMengisi penuh eritrosit, merozoit 12-14Mengisi 2/3 eritrosit, ireguler,merozoit 4-14

MakrogametositLebih kecil dari mikrogametosit, plasma biru inti kecil,padatBulat atau oval, plasma biru inti kecil, pigmen kasarBulat atau oval plasma biru inti kecilBulat atau oval, inti padat

MikrogametositLebih gemuk, plasma merah muda, inti besar, pucatBulat atau oval, plasma merah muda inti besarBulat atau oval, plasma bulat inti besarBulat atau oval inti pucat

Apus darah tebalUniform, tidak ada zona merah, parasit lebih kecil dari limfositTidak uniform, tidak ada zona merah, warna parasit lebih tuaTidak uniform zona merah,Tidak uniform zona merah

Infeksi campuran, yaitu terjadinya infeksi oleh Plasmodium pada seseorang oleh lebih dari satu spesies, terjadi pada 0,5-9 % kasus.Infeksi multippel pada satu eritrosit, yaitu apabila pada satu eritrosit ditemukan lebih dari satu spesies parasit.Umur Plasmodium: Plasmodium falciparum memiliki umur paling pendek yaitu sekitar 0,5-1 tahun Plasmodium vivax memiliki umur sekitar 3tahun Plasmodioum malariae memiliki umur 30 tahun

Siklus Hidup PlasmodiumParasit malaria memerlukan dua hospes untuk siklus hidupnya, yaitu manusia dan nyamuk anopheles betina. Fase seksual/ sporogony pada nyamuk anopheles betina. Fase aseksual/ schizogony pada manusia. Fase aseksual terjadi pula pada manusia di sel hati dan eritrosit.

1.Siklus pada manusia Stadium pre-eritrosit schizogonySporozoit yang berinokulasi pada host yang dibawa oleh nyamuk akan menghilang dari sirkulasi dalam waktu 30 menit.Beberapa sporozoit akan memasuki hepatosit, di mana akan berkembang dan bermultiplikasi disebut stadium pre eritrosit schizogony.Jaringan schizonts membesarNukleus dan sitoplasma terbagi untuk membentuk beribu-ribu merozoit

Setelah 6-16 hari akan membuat sel hepatosit ruptur

Ke sirkulasi kemudian memasuki eritrosit

Stadium eritrositikMerozoites memasuki eritrosit

Membentuk cincin

Kemudian berkembang menjadi trophozoites

Mengabsorpsi Hb

Kemudian meninggalkan pigmen hematin/ hemozoin yaitu kombinasi Hb dengan protein disebut juga granules malaria2.Siklus pada nyamuk anopheles betina

Stadium Gametogony

Setelah 1 minggu, merozoites akan membentuk perbedaan secara seksual dari gametosit yang terbentuk dari nyamuk Anopheles betina (yang akan menjalankan fase seksual):-male microgamete-female macrogamete

Nukleus gamet jantan akan terbagi dan terbentuk flagellaMemasuki gamet betina

exflagellation

Membentuk zigot

Menjadi ookinet

Berpenetrasi di antara sel-sel epitel lambung sampai seluruh permukaan luar dinding lambung

Oocyst (bisa mencapai jumlah ratusan dalam lambung nyamuk)

Sporozoit

Menyebar kemudian masuk ke kelenjar saliva pada nyamuk

Siap untuk berinokulasi lagi pada host yang baru dengan cara menggigit hostDurasi dari siklus nyamuk ini diketahui sebagai periode inkubasi eksternal yaitu:1. Dengan suhu yang bervariasi 8-10 hari pada suhu 28 derajat celcius dan 16 hari pada suhu 20 derajat celcius.2. Siklusnya tidak akan berlangsung pada suhu kurang dari 15 derajat celcius.

Epidemiologi Ditemukan pada 60 LU-32 LS Ditemukan hampir pada seluruh daerah kecuali di pasifik tengah dan selatan (hawai, selandia baru) Malaria dalam suatu vdaerah dapat ditemukan secara : Autokhon yaitu kasus malaria pada suatu daearah yang terbatas Indigen yaitu malaria yang secara alami terdapat dalam suatu daerah Impor yaitu didapatnya kasus malaria di luar daerah yang biasa, terjadi karena masuknya kasus tersebut dari luar Introdus kasus malaria yang terbukti terbatas pada suatu daerah dan diperoleh dari malaria impor Sporadic yaitu kasus autokhon yang terbatas pada hanya sedikit daerah tapi tersebar Indus yaitu didapatnya infeksi secara parenteral Derajat endemic ditentukan oleh spleen rate: Hipoendemi yaitu angka spleenomegali pada anak 10% atau kurang Mesoendemi apabila angka spleenomegali pada anak-anak 11-50% Hiperendemi apabila angka spleenomegali pada anak-anak tetap di atas 75% dan angka spleenomegali pada orangtua tinggi Holoendemi apabila angka spleenomegali pada anak-anak tetap di atas 75% dan angka spleenomegali pada orangtua rendah serta toleransi tinggi

MALARIADefinisiPenyakit demam menular yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium, yang merupakan parasit pada sel darah merah; malaria ditularkan oleh nyamuk Anopheles dan ditandai adanya serangan menggigil, demam, dan berkeringat, yang terjadi pada interval yang bergantung pada waktu yang diperlukan untuk berkembangnya generasi baru parasit di dalam tubuh. (Dorland)Penyakit protozoa yang ditularkan oleh gigitan nyamuk anopheles yang terinfeksi. (Harrison)Penyakit yang merupakan infeksi protozoa sel darah merah yang ditularkan oleh gigitan nyamuk anopheles betina (Manson Tropical Medicine)Epidemiologi P. falciparum paling sering di sub-Saharan Africa dan Melanesia (Papua New Guinea dan Solomon Islands); P. vivax terutama ditemukan di Central dan South America, North Africa, Middle East dan Indian subcontinent; P. ovale paling sering ditemukan di West Africa tetapi dapat juga di Asia; dan P. malariae terjadi di seluruh dunia, walaupun paling banyak kasus terjadi di Africa.

Daerah dengan kasus malaria klinis tinggi dilaporkan dari Kawasan Timur Indonesia antara lain dari provinsi Papua, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara dan Sulawesi Tenggara. Di Kawasan lain angka malaria dilaporkan masih cukup tinggi antara lain di provinsi Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Riau.Jenis Plasmodium yang banyak ditemukan di Indonesia adalah P. falciparum dan P. vivax, sedangkan P. malariae dapat ditemukan di beberapa provinsi antara lain : Lampung, Nusa Tenggara Timur dan Papua. P. ovale pernah ditemukan di Nusa Tenggara Timur dan Papua.Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001, terdapat 15 juta kasus malaria dengan 38.000 kematian setiap tahunnya. Sejak lima tahun terakhir, angka kesakitan malaria meninjukkan penurunan. Di Jawa-Bali Annual Parasite Incidence (API) pada tahun 2000 sebesar 0.81% turun menjadi 0.15% pada tahun 2004. Untuk diluar Jawa-Bali, Annual Malaria Incidence (AMI) pada tahun 2000 sebesar 31.09% turun menjadi 20.57% pada tahun 2004.Namun demikian, sejak 1997-2005 kejadian luar biasa (KLB) malaria masih sering terjadi, dengan jumlah kasus 32.987 penderita dan 559 kematian akibat malaria. Case fatality rate (CFR) malaria berat yang dilaporkan dari beberapa rumah sakit berkisar 10-50%. Malaria ditransmisikan oleh beberapa spesies nyamuk anopheline. Transmisi malaria tidak dapat terjadi pada temperatur di bawah 16C atau di atas 33C, dan pada ketinggian lebih dari 2000 m di atas permukaan laut karena perkembangan di dalam nyamuk (sporogony) tidak dapat terjadi. Kondisi optimal untuk transmisi adalah kelembaban yang tinggi dan temperatur lingkungan antara 20 dan 30C. Malaria biasanya rainy season disease bersamaan dengan peningkatan banyaknya nyamuk. Meskipun curah hujan menyediakan tempat perkembangbiakan untuk nyamuk, curah hujan yang terlalu berlebihan dapat menghanyutkan larva dan pupa nyamuk.

Etiologi

KlasifikasiBerdasarkan komplikasi Complicated UncomplicatedBerdasarkan periode Benign tertian : intermittent setiap 48 jam, contoh; P. vivax, P. ovale Benign quartan : intermittent setiap 72 jam, contoh; P. malariae Malignant tertian : intermittent lebih lama dan irregular, contoh; P. Falciparum

DiagnosisDiagnosis Malaria Berdasarkan Ketentuan Menteri Kesehatan Tahun 2012: ANAMNESIS:1. Keluhan utama: Demam Menggigil Berkeringat disertai: Sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot/pegal-pegel2. Riwayat kunjungan: Bermalam 14 minggu ke daerah endemik malaria3. Riwayat tinggal di daerah endemik4. Riwayat sakit malaria5. Riwayat minum obat malaria 1 bulan terakhir6. Riwayat mendapat tranfusi darah7. Tanda dan gejala pada malaria berat: Gangguan kesadaran beragam derajat Keadaan umum lemah (tidak bisa berdiri/duduk) Kejang Panas sangat tinggi Mata/tubuh kuning Perdarahan hidung, gusi, saluran pencernaan Nafas cepat/sesak Muntah terus tidak bisa makan minum Warna kencing seperti teh kehitaman Oligouria sampai anuria Telapak tangan sangat pucat FISIK:1. Demam 37,5o C2. Konjungtiva / telapak tangan pucat3. Splenomegali4. Hepatomegali5. Pada malaria berat: Suhu rectum 40o C Nadi cepat/lemah/kecil Tekanana darah sistol < 70 mmHg pada dewasa dan pada anak < 50 mmHg Nafas > 35 x permenit pada dewasa atau > 40 x permenit pada balita, anak < 1 tahun > 50 x permenit GCS turun < 11 Petekie, purpura, hematom Tanda dehidrasi (mata cekung, turgor turun, bibir kering, oligouria) Anemia berat (konjungtiva pucat, telapak tangan pucat, lidah pucat, dll) Mata ikterik Ronki pada kedua paru Splenomegali/hepatomegali Gagal ginjal oligouria/anuria Gejala neurologi (kaku kuduk, refleks patologik) LAB:1. Sediaan darah tebal & tipis: (+) atau (-) parasit dengan pewarnaan Giemsa/Gram Utama untuk diagnosis Darah diambil dari ujung jari Spesies dan stadium plasmodium Tahapan: Ambil darah dua kali masing-masing sebanyak 2 tetes bisa dari ujung jari, bawah kuku, atau bawah siku (baik untuk memeriksa Plasmodium falciparum). Untuk apus tipis, sebarkan darah menggunakan pinggiran slide yang lain, dan untuk apus tebal, putar-putar dengan menggunakan sudut slide yang lain sampai sedikit mengental. Biarkan hingga kering. Kemudian warnai dengan teknik pewarnaan Giemsa atau Field. Untuk apus tipis, masukan ke dalam pewarnaan merah terlebih dahulu selama 6 detik, bilas di air mengalir selama 5 detik, masukan ke dalam pewarnaan biru selama 3-4 detik, lalu bilas di air mengalir selama 5 detik. Sebaliknya, untuk apus tebal masukan ke pewarnaan biru terlebih dahulu selama 5 detik, bilas di air mengalir selama 5 detik, masukan ke pewarnaan merah selama 5 detik, lalu bilas di air mengalir selama 5 detik. Biarkan kering. Periksa dengan pembesaran 1000 kali dengan menggunakan minyak emersi. Catatan: Pemeriksaan apus tebal baik untuk memeriksa tahapan skizon dan gametosit, sedangkan apus tipis baik untuk memeriksa tahapan tropozoit; Pemeriksaan apus tebal baiknya dicari pada daerah dengan ketebalan optimum dan tanpa artefak, sedangkan apus tipis baiknya dicari pada daerah ekor; Jika ditemukan 2 parasit dalam 1 sel, maka dihitung sebagai 1 parasit; Apus tebal memeriksa parasite yang ada di dalam leukosit per 200 leukosit, sedangkan apus tipis memeriksa parasite yang ada di dalam eritrosit per 1000 eritrosis; Kualitas pemeriksaan ditentukan oleh kemampuan laboran pemeriksa, kualitas pengambilan specimen, pewarnaan, dan mikroskop, juga waktu pemeriksaan.

Kepadatan parasit: Semi kuantitatif: (-) : tidak ada parasit dalam 100 LPB (+) : 1 10 parasit dlm 100 LPB (++) : 11 100 parasit dlm 100 LPB (+++): 1 10 parasit dlm 1 LPB (++++): > 10 dlm 1 LPB Kuantitatif: Hitung jumlah parasit mikroliter pada sediaan darah tebal (leukosit) tipis (eritrosit) 1500 parasit per 200 lekosit , jumlah lekosit 8000/uL = 8000/200 x 1500 = 60.000 parasit/uL Pada malaria berat :1. Jika pertamanya (-) perikas ulang tiap 6 jam ampe 3 hari berturut-turut2. Bila sediaan tebal 3 harinya masih (-) no malaria!!!2. Rapid tes diagnostic: Deteksi antibodi malaria. Mengandung:a. HRP-2 (Histidine rich protein 2) diproduksi oleh tropozoid, skizon dan gametosit muda P. falciparumb. p-LDH (parasit laktat dehidrogenase) diproduksi parasit bentuk aseksual daan seksual P. falciparum, P. vivax, P. ovale, P. malariae Sensitivitas alatnya 95% dan spesifisitasnya 95%3. Untuk malaria berat ditunjang: HB dan Hct Leukosit, trombosit Kimia darah (gula, bilirubin, SGOT, SGPT, ALP. Albumin/globulin, ureum, kreatinin, Na, K, BGA) EKG Foto toraks Analisis CSF Biakan darah dan serologi Urinalisis

Hasil Pemeriksaan Lab Untuk Malaria Berat

Diagnosis Banding Berdasarkan Menteri Kesehatan: Tanpa komplikasi (Berdasarkan pola demam): Demam tifoid; Demam dengue; Leptospirosis. Dengan komplikasi (Berdasarkan pola demam dan penurunan kesadaran): Infeksi otak Stroke Tifoid ensefalopati Hepatitis A Leptospirosis berat Glomerulonefritis akut Sepsis Dengue Hemorrhagic Fever/Dengue Shock Syndrome Diagnosis Banding di Luar Negeri (yang berwarna merah yang paling utama): African trypanosomiasis (sleeping sickness) Babesiosis Dengue fever Ehrlichiosis Infective endocarditis Influenza Leptospirosis Meningitis Toxic shock syndrome Thypoid fever Hodgkin disease Relapsing fever Poliomyelitis Schistosomiasis (acute Katamaya fever) Seizure disorder HIV infection Plague Q fever Viral hemorrhageic fever Gastroenteritis Giardiasis Heat exhaustion and head stroke Hepatitis Hypothermia Leishmaniasis Mononucleosis Otitis media Pelvic inflammatory disease Pharyngitis Bacterial pneumonia Immunocompromised pneumonia Mycoplasma pneumonia Viral pneumonia Salmonela infection Sinusitis Tetanus Toxoplasmosis Yellow fever Amebiasis and amebic liver abscess Brucellosis Collagen vascular diseases Enteric fever Epidemic or louse-borne thypus Food-borne illness or toxin Viral illness Bacteremia

Ookista rupture melepaskan sporozoit danberdiam di kelenjar saliva nyamukZigot berkembang menjadi OokinateMerozoit Menyerang RBC lainErythrocyte Schizont Ruptur :melepaskan merozoitEarly Trohozoit (ring form)Mature SchizontInteriozation :Gerakan mengebor masuk ke dalam eritrosit. Orientation :Kompleks Apikal parasite menempel pada reseptor eritrositMerozoit dilepaskan ke aliran darah dan menyerang eritrositHepatosit yang mengandung merozoit mature (hepatic schizont) akan rupturMulai stage Aseksual, Dimana parasite bermultiplikasi serta bertambah ukurannya ,Antigen Parasit mimikri dengan hepatosi tsehingga tidak dihancurkan sel kupferrMasuk sirkulas idarah, lalu menuju sel target (hepatosit) dalam waktu 45 menitAnopheles Betina Menginjeksikan Sporozoit (8-15 sporozoit)Pathogenesis Malaria

Falciparum : 5 hariMalariae : 15 hariOvale&vivax :membentukhypnozoit dormant (berbulan-bulan)

Parasit bereproduksi aseksual dan membesar dengan memakan konten eritrosit

Growing Trophozoit (ameboid form)

Merozoit Berkembang menjadi Gametosit : Dihisap Anopheles

Membentuk Makro-mikrogamet lalu bereproduksi seksual Patofisiologi Malaria

Cadangan ATP menurun :Lemas/ mudah lelahKegagalan glikolisis & GlukoneogenesisSintesis Protein MenurunParasit di Hepatosit Merusak Fungsi HeparSpike Pattern FeverMual MuntahInduksi Pelepasan TNF Alfa (pulse realease) Menggigil (mendahului demam)DemamErythrocyte Schizont RupturMerubah thermostat HipothalamusHb turun menyebabkan anemia Pelepasan sitokin IL-6, IL-8, IL-12, IL-18Antigen parasit Berikatan dengan IgE antimalariaMelepaskan Materi Glikolipid : menstimulasi pelepasan mediator inflamasiErythrocyte Schizont Ruptur

Protein dan Faktor Pembekuan menurunMetabolisme Anaerob :Akumulasi asam laktat (Berujung asidosis)

Hemolisis MassifRBC terinfeksi (mengandungParasit)

Urobilinogen urin meningkat :Urin GelapStimulasi secara langsung kaskade koagulasi

CytoadhesionJumlah yang RBC rusak / fragmennya meningkat

Menempel pada endotel (sequestration)Peningkatan breakdown RBC di Spleen Stimulasi serta akselerasi fibrinogenesis dan Fibrinolisis

Obstruksi MikrovaskulerErythrocyte RosetteRBC normal/ rusakikutmenempelSpleenomegaliCoagulopathy

Pada Ginjal : AKI (Oligouri/anuria)Pada Otak : Cerebral Malaria (penurunan kesadaran & kelainan neurologis)

Pengobatan MalariaMalaria FalsiparumLini pertama pengobatan malaria falsiparum adalah seperti yang tertera dibawah ini:

Lini pertama = Artesunat + Amodiakuin + PrimakuinSetiap kemasan Artesunat + Amodiakuin terdiri dari 2 blister, yaitu blister amodiakuin terdiri dari 12 tablet @ 200 mg = 153 mg amodiakuin basa, dan blister artesunat terdiri dari 12 tablet @ 50 mg. Obat kombinasi diberikan per-oral selama tiga hari dengan dosis tunggal harian sebagai berikut:Amodiakuin basa = 10 mg/kgbb dan Artesunat = 4 mg/kgbb.Primakuin tidak boleh diberikan kepada: lbu hamil Bayi < 1 tahun Penderita defisiensi G6-PD

Pengobatan lini pertama malaria falsiparum menurut kelompok umurHariJenis ObatJumlah tablet perhari menurut kelompok umur

0-1 Bulan2-11 Bulan1-4 Tahun5-9 Tahun10-14 Thn15 Tahun

1Artesunat1/21234

Amodiakuin1/21234

Primakuin*)*)3/41 1/222-3

2Artesunat1/21234

Amodiakuin 1/21234

3Artesunat1/21234

Amodiakuin 1/21234

Pengobatan lini kedua malaria falsiparum diberikan, jika pengobatan lini pertama tidak efektif dimana ditemukan: gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali (rekrudesensiLini kedua = Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + PrimakuinKina tabletKina diberikan per-oral, 3 kali sehari dengan dosis 10 mg/kgbb/kali selama 7(tujuh) hari.DoksisiklinDoksisiklin diberikan 2 kali per-hari selama 7 (tujuh) hari, dengan dosis orang dewasa adalah 4 mg/Kgbb/hari, sedangkan untuk anak usia 8-14 tahun adalah 2 mg/kgbb/hari. Doksisiklin tidak diberikan pada ibu hamil dan anak usia 15 Tahun

1Kina *)3 X 1/23 X 13 X 11/23 X (2-3)

Doksisiklin ---2 X 1**)2 X 1**)

Primakuin -3/411/222-3

2Kina *)3 X 1/23 X 1 3 X 11/23 X (2-3)

Doksisiklin ---2 X 1**)2 X 1**)

*) Dosis diberikan kg/bb**) 2x50 mg Doksisiklin***) 2x100 mg Doksisiklin

Pengobatan lini kedua untuk malaria faliparumHari Jenis ObatJumlah tablet perhari menurut kelompok umur

0-11 Bulan 1-4 Tahun5-9 Tahun 10-14 Tahun >15 Tahun

1Kina *)3 X 1/23 X 1 3 X 11/2 3 X (2-3)

Tetrasiklin---*)4 X 1**)

Primakuin -3/411/222-3

2 - 7Kina *)3 X 1/23 X 1 3 X 11/2 3 X (2-3)

Tetrasiklin---*)4 X 1**)

*) Dosis diberikan kg/bb**) 4x250 mg TatrasiklinUntuk penderita malaria mix (P.falciparum + P.vivax) dapat diberikan pengobatan obat kombinasi peroral selama tiga hari dengan dosis tunggal harian sebagai berikut:Amodiakuin basa = 10 mg/kgbb dan Artesunat = 4 mg/kgbb ditambah dengan primakuin 0,25 mg/ kgbb selama 14 hari.Malaria mix = Artesunat + Amodiakuin + Primakuin

Pengobatan malaria mix (P. Falciparum + P. Vivax)Hari Jenis ObatJumlah tablet perhari menurut kelompok umur

0-1 Bulan 2-11 Bulan1 - 4 Tahun 5 - 9 Tahun 10-14 Tahun >15 Tahun

1Artesunat1234

Amodiakuin1234

Primakuin--)1/211 1/22

2Artesunat1234

Amodiakuin1234

Primakuin--1/211 1/22

3Artesunat1234

Amodiakuin1234

3-14Primakuin--1/211 1/22

Manajemen kasusPengobatan malaria vivaks, malaria ovale, malaria malariae :Malaria vivaks dan ovaleLini pertama pengobatan malaria vivaks dan malaria ovale adalah seperti yang tertera dibawah ini :

Lini Pertama = Klorokuin + Primakuin

Kombinasi ini dignakan sebagai pilihan utama untuk pengubatan malaria vivaks dan malaria ovale. Pemakaian klorokuin bertujuan untuk membunuh parasit stadium asexual dan seksual.Pemberian primakuin selain bertujuanuntuk hipnozoit di sel hati, juga dapat membunuh parasit asexual di eritrosis.KlorokuinKlorokuin tablet ing beredar di Indonesia mengandung 250 mg garam difosfat yang setara dengan 150 mg basa. Klorokuin diberikan 1 kali per-hari selama 3 hari, dengan dosis total 25 mg basa/kgbb.PrimakuinDosis Primakuin hdala 0,25 mg/kgbb per-hari yang diberikan selama 14 hari dan diberikan bersama klorokuin.Seperti pengobatan malaria falsiparum, primakuin tidak boleh diberikan kepada : Ibu hamil, bayi < 1 tahun, dan penderita defisiensi G6-PD.Apabila pemberian dosis obat tidak memunkinkan berdasarkan berat badan penderita, pemberian obat dapat diberikan berdasarkan golongan umur seperti :HariJenis ObatJumlah tablet menurut kelompok umur (dosis tunggal)

0 1Bulan2 11Bulan1 4Tahun5 9 Tahun1 14 Tahun 15 Tahun

H1Klorokuin1233 - 4

Primakuin--1

H2Klorokuin1233 - 4

Primakuin--1

H3Klorokuin1/811 2

Primakuin--1

H4 - 14Primakuin--1

Ket: Pengobatan efektif apabila sampai dengan hari ke -28 aetelah pemberian obat, ditemukan keadaan sebagai berikt : klinis sembuh (sejak hari ke -4) dan tidak ditemukan parasit stadium aseksual sejak hari -7.Pengobatan tidak efektif apabila dalam 28 hari setelah pemberian obat :a. Gejala klinis memburuk dan parasit aseksual positif, ataub. Gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali sebelum hari ke -14 (kemungkinan resisten).c. Gejala klinis membaik, tetapi parasit aseksual timbul kembali antara hari ke -15 sampai hari ke -28 (kemungkinan resisten, relaps atau infeksi baru).

Pengobatan malaria vivaks klorokuin

Lini Kedua = Kina + PrimakuinKina TabletTablet kina yang tersebar di Indonesia adalah tablet yang mengandung 200 mg kina fosfat atau sulfat. Kina diberikan per-oral, 3 kali sehari dengan dosis 10 mg/kgbb/kali selama 7 hari.PrimakuinDosis Primakuin hdala 0,25 mg/kgbb per hari yang diberikan selama 14 hari. Seperti pengbatan malaria pada umumnya, primakuin tidak boleh diberikan kepada : Ibu hamil, bayi < 1 tahun, dan penderita defisiensi G6-PD. Kombinasi ini digunakan untuk pengobatan malaria vivaks yang resisten terhadap pengobatan klorokuin.*) Dosis kina adalah 30 mg/kgbb/hari yang diberikan 3 kali per hari. Pemberian kina pada anak usia dibawah 1 tahun harus dihitung berdasarkan berat badan.Dosis dan cara pemberian primakuin hdala sama dengan pemberian primakuin pada malaria vivaks terdahulu yatu 0,25 mg/kgbb/hari selama 14 hari. Dosis obat juga dapat ditaksir dengan memakai tabel dosis berdasarkan golongan umur penderita.Pengobatan malaria vivaks resisten klorokuinHariJenis ObatJumlah tablet menurut kelompok umur (dosis tunggal)

0 1Bulan2 11Bulan1 4Tahun5 9 Tahun1 14 Tahun 15 Tahun

H1Klorokuin*)*)3 x 3 x 13 x 1 3 x 3

Primakuin--1

*) Dosis diberikan kg/bbPengobatan malaria vivaks yang relapsPengobatan malaria vivaks relaps (kambuh) sama dengan regimen sebelumnya, hanya dosis primakuin ditingkatkan. Klorokuin diberikan 1 kali per hari selama 3 hari, dengan dosis total 25 mg basa/kgbb dan primakuin diberikan selama 14 hari dengan dosis 0,5 mg/kgbb/hari. Dosis obat juga dapat di taksir berdasarkan golongan umur pendertia.Pengobatan malaria vivaks yang relaps (kambuh).HariJenis ObatJumlah tablet menurut kelompok umur (dosis tunggal)

0 1Bulan2 11Bulan1 4Tahun5 9 Tahun1 14 Tahun 15 Tahun

H1Klorokuin1233 - 4

Primakuin-- 11 2

H2Klorokuin1233 - 4

Primakuin-- 11 2

H3Klorokuin1/811 2

Primakuin-- 11 2

H4 14Primakuin-- 11 2

Khusus untuk penderita defisiensi enzim G6PD yang dapat diketahui melalui anamnesis hdala keluhan atau riwayat warna urin coklat kehitaman estela minum obat (golongan sulfa, primakuin, kina, klorokuin dan lain-lain), maka pengobatan diberikan secara mingguan.Klorokuin diberikan 1 kali per minggu selama 8 sampai 12 minggu, dengan dosis 10 mg/kgbb/kali. Primakuin juga diberikan bersamaan dengan klorokuin setiap minggu dengan dosis 0,75 mg/kgbb/kali. Pengobatan juga dapat di berikan berdasarkan golongan umur penderta.Pengobatan malaria vivaks penderita defisiensi G6PDLama MingguJenis ObatJumlah tablet menurut kelompok umur (dosis tunggal)

0 1Bulan2 11Bulan1 4Tahun5 9 Tahun1 14 Tahun 15 Tahun

8 s/d 12Klorokuin1233 - 4

8 s/d 12Primakuin-- 1 2 3

Tindakan Umum dan Supportive Bebaskan jalan nafas untuk menghindari adanya afiksia, bila perlu berikan oksigen Perbaiki keadaan umum. Beri cairan Monitor tanda vital(kesadaran,pernafasan, TD, suhu) Lakukan pemeriksaan darah tebal ulang untuk konfirmasi diagnosisPengobatan simptomatik Berikan antipiretik pada penderita demam untuk mencegah hipertermia Berikan antikonvulsan pada penderita kejangIndikasi pulang Keadaan umum baik Keadaan klinis membaik Tidak ada tanda komplikasi.Follow UpPemantauan Pengobatan untukPlasmodium falsiparumdanPlasmodium vivaxPemantauan pengobatan dilakukan pada : hari ke-3, hari ke-7, hari ke 14 sampai hari ke-28.RAWAT JALANPemantauan dilakukan pada : hari ke-2, hari ke-3, hari ke-7, hari ke- 14 dan hari ke-28 setelah pemberian obat hari pertama, dengan memonitor gejala klinis dan pemeriksaan mikroskopik. Apabila terjadi perburukan gejala klinis sewaktu-waktu segera kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan.RAWAT INAPEvaluasi pengobatan dilakukan setiap hari dengan memonitor gejala klinis dan pemeriksaan mikroskopik. Evaluasi dilakukan sampai bebas demam dan tidak ditemukan parasit aseksual dalam darah selama 3 hari berturut-turut. Setelah pasien dipulangkan harus kontrol pada hari ke-14 dan ke-28 sejak hari pertama mendapatkan obat anti malaria.

Kriteria Keberhasilan Pengobatan :1. SembuhPenderita dikatakan sembuh apabila : gejala klinis (demam) hilang dan parasit aseksual tidak ditemukan pada hari ke-4 pengobatan sampai dengan hari ke-282. Gagal pengobatan dini/Early treatment failurea. Menjadi malaria berat pada hari ke-1 sampai hari ke-3 dengan parasitemiab. Hitung parasit pada hari ke-2 > hari ke-0c. Hitung parasit pada hari ke-3 > 25% hari ke-0d. Ditemukan parasit aseksual dalam hari ke-3 disertai demam

3. Gagal Pengobatan kasep/Late treatment failurea. Gagal Kasep Pengobatan Klinis dan Parasitologis(1) Menjadi malaria berat pada hari ke-4 sampai ke-28 dan parasitemia(2) Ditemukan kembali parasit aseksual antara hari ke-4 sampai hari ke-28 disertai demamb. Gagal kasep Parasitologis : Ditemukan kembali parasit aseksual dalam hari ke-7, 14, 21 dan 28 tanpa demam

4. RekurensiRekurensi :ditemukan kembali parasit aseksual dalam darah setelah pengobatan selesai. Rekurensi dapat disebabkan oleh :

1) Relaps :rekurens dari parasit aseksual setelah 28 hari pengobatan. Parasit tersebut berasal dari hipnozoit P. vivax atau P.ovale.

2) Rekrudesensi: rekurens dari parasit aseksual selama 28 hari pemantauan pengobatan. Parasit tersebut berasal dari parasit sebelumnya (aseksual lama)

3) Reinfeksi: rekurens dari parasit aseksual setelah 28 hari pemantauan pengobatan pasien dinyatakan sembuh. Parasit tersebut berasal dari infeksi baru (sporozoit)

Tindak Lanjut Kegagalan PengobatanApabila dijumpai gejala klinis memburuk dan disertai parasit aseksual positif maka pasien segera di rujuk.Apabila dijumpai gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang dibandingkan pemeriksaan pertama atau parasit menghilang, kemudian timbul kembali selama periode follow up maka diberi pengobatan lini kedua.

Pencegahan1. Chemoprophylaxis Chloroquine 500 mg sebagai single dose dalam seminggu dimulai sebelum masuk daerah endemic dan dilanjutkan empat minggu kemudian setelah keluar daerah endemic Anak anak dapat diberikan sebanyak 5mg/kg Chloroquine biasa dikombinasikan dengan proguanil 200 mg daily dan dilanjutkan 4 minggu kemudian setelah keluar daerah endemic Bagi daerah yang resisten chloroquine dapat diberikan 1 tablet (250mg) mefloquine dimulai dimulai 1-2 minggu sebelum masuk daerah endemic dan dilanjutkan empat minggu kemudian setelah keluar daerah endemic Obat alternative yaitu doxycycline dosis 100 mg daily selama 2 mingu sebelum masuk daerah endemic dan dilanjutkan empat minggu kemudian setelah keluar daerah endemic2. Kontrol Larva Lingkungan : Penimbunan rawa atau kolam, pengeringan sawah secara rutin dua minggu sekali, pengangkatan tumbuhan air, pemasangan kawat kasa di jendela rumah Predator larva : Ikat sepat, ikan cupang, Bacillus thringuliensis3. Kontrol kontak vector-man Kelambu Kelambu berinsektisida Repellent DEET pada kulit Permethrin yang disemprot pada baju4. Kontrol nyamuk dewasa Insektisida

Indikasi Transfusi Darah1. Treatment of symptomatic anemia Prophylaxis in life-threatening anemia Restoration of oxygen-carrying capacity in case of hemorrhage2. RBC are also indicated for exchange transfusion Sickle cell disease Severe parasitic infection (malaria, babesiosis) Severe methemoglobinemia Severe hyperbilirubinemia of newborn3. pharmacologically treatableanemia such as: Iron deficiency anemia Vitamin B12 or folate deficiency anemia

Chloroquinea. Indikasi dan dosis Malaria prevention 300 mg Amebiasis ekstraintestinal 600mg per hari selama 2 hari dilanjutkan 500mg dalam 24 jamb. Interaksi obat Quinidine Mefloquine Thiorizadinec. Adverse drug Gi problem; mual, muntah, sakit perut, loss appetite Abnormal ekg Methemoglobinemia Retinopathyd. Kontraindikasi Hypersensitivity Psoriasis Retinal/ visual field changee. MoA Hambat aktivitas polimerase menyebabkan peningkatan heme bebas dan akan menyebabkan efek toxic parasitf. Farmakologis Absorbsi; bioavaibility 89% Peak time plasma; 1-2 jam Metabolisme; liver Eliminasi; 3-5 hari Ekskresi: 70% urinPrimaquinea. Indikasi dan dosisMalaria 26,3 mg Qd po selama 4 harib. Interaksi Buah anggur Ivacaftor Quinacrinec. Adverse effect Abdominal pain Nausea Vomitd. Kontraindikasi Hipersensitivitas Hamile. Farmakologis Absorbsi; well absorbed Peak time plasma; 3,7-9.6 jam Metabolisme; liver Ekskresi:urin

INTERPRETASI HASIL LAB

Early trophozoite (ring form) Plasmodium vivax (thin)

Growing trophozoite (amoeboid form) Plasmodium vivax (thin)

Late trophozoite Plasmodium vivax (thin)

Mature schizont Plasmodium vivax (thin)

Growing trophozoite (amoeboid form) Plasmodium vivax (thick)

IIMC

Jika kalian mendengaradawabah di suatudaerah, makajanganmemasukidaerahtersebut. Dan, Jikawabahterjadi di suatudaerah ,sedangkan kalian sedangberada di dalamnya, jangankeluardaridaerahtersebut.(Hadissahih, diriwayatkanoleh al-Bukhari, hadis no. 3214; Muslim, hadis no. 4108; al-Tirmizi, hadis no. 985; Ahmad, hadis no. 20768, 20799, 20806, 20810, 20817 dan 20826; Malik, hadis no. 1392)

Sesungguhnya Allah Taalaitubaik (dan) menyukaikebaikan, bersih (dan) menyukaikebersihan, mulia (dan) menyukaikemuliaan, bagus (dan) menyukaikebagusan.Olehsebabitu, bersihkanlahlingkunganmu.(HR. At-Tirmidzi)BHP* Edukasi adalah faktor terpenting pencegahan malaria yang harus diberikan kepada setiap pelancong atau petugas yang akan bekerja di daerah endemis. Materi utama edukasi adalah mengajarkan tentang cara penularan malaria, risiko terkena malaria, dan yang terpenting pengenalan tentang gejala dan tanda malaria, pengobatan malaria, pengetahuan tentang upaya menghilangkan tempat perindukan.* Melakukan kegiatan sistem kewaspadaan dini, dengan memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang cara pencegahan malaria.* Proteksi pribadi, seseorang seharusnya menghindari dari gigtan nyamuk dengan menggunakan pakaian lengkap, tidur menggunakan kelambu, memakai obat penolak nyamuk, dan menghindari untuk mengunjungi lokasi yang rawan malaria.* Modifikasi perilaku berupa mengurangi aktivitas di luar rumah mulai senja sampai subuh di saat nyamuk anopheles umumnya mengigit.* Apabila berkunjung ke daerah endemic malaria melakukan tindakan kemoprofilaksis untuk mengurangi risiko jatuh sakit jika telah digigit nyamuk infeksius. Beberapa obat-obat antimalaria yang saat ini digunakan sebagai kemoprofilaksis adalah klorokuin, doksisiklin, primakuin dan sebagainya. Untuk mencegah terjadinya infeksi malaria terhadap pendatang yang berkunjung ke daerah malaria pemberian obat dilakukan setiap minggu; mulai minum obat 1-2 minggu sebelum mengadakan perjalanan ke endemis malaria dan dilanjutkan setiap minggu selama dalam perjalanan atau tinggal di daerah endemis malaria dan selama 4 minggu setelah kembali dari daerah tersebut.* Tindakan terhadap vector seperti pengendalian secara mekanis (mengeringkan genangan air yang menjadi sarang nyamuk, mengurangi kontak nyamuk dengan manusia, misalnya memberi kawat nyamuk pada jendela dan jalan angin lainnya), pengendalian secara biologis (menggunakan makhluk hidup yang bersifat parasitik terhadap nyamuk atau penggunaan hewan predator atau pemangsa serangga dengan memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk), dan pengendalian secara kimiawi (mengunakan insektisida)