makna tanda verbal dan visual (kajian semiotik atas

70
MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas Karikatur Sosial-Politik Jorge Bahjury) Oleh: Sumarni NIM: 1120510024 TESIS Diajukan Kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Agama Islam Dan Filsafat Konsentrasi Ilmu Bahasa Arab Yogyakarta 2015

Upload: others

Post on 06-Apr-2022

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL

(Kajian Semiotik atas Karikatur Sosial-Politik Jorge Bahjury)

Oleh:

Sumarni

NIM: 1120510024

TESIS

Diajukan Kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

Gelar Magister dalam Ilmu Agama Islam Dan Filsafat

Konsentrasi Ilmu Bahasa Arab

Yogyakarta

2015

Page 2: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas
Page 3: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas
Page 4: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas
Page 5: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas
Page 6: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas
Page 7: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

vii

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Makna Tanda Verbal dan Visual Karikatur

Jorge Bahjury. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk

tanda verbal dan visual karikatur Jorge Bahjury dalam media online al-Ahram dan

untuk mengungkapkan makna di balik tanda-tanda tersebut serta untuk

mengetahui pesan-pesan yang terkandung di dalam karikatur tersebut. Penulis

tertarik meneliti karikatur tersebut karena karikatur merupakan media yang

ditampilkan untuk menyampaikan kritikan atas masalah yang berkembang secara

tersamar dan tersembunyi. Lewat karikatur, pembaca diajak untuk berpikir,

merenungkan, dan memahami pesan-pesan yang tersurat dan tersirat dalam

gambar tersebut. Karikatur secara umum memiliki kecenderungan untuk membela

pihak yang lemah dan tertindas melalui kritik terhadap praktik ketidakadilan

dalam kehidupan politik yang tidak harus dibuang begitu saja. Hanya saja dibuat

seakan lebih halus sehingga membuat orang yang melihat tersenyum dan tidak

memancing emosi secara berlebihan. Karikatur selain berisi kritikan atau sindiran,

juga berisi saran atau pesan terhadap tingkah laku tokoh masyarakat yang meliputi

permasalahan sosial dan politik. Hal menarik lainnya dalam penelitian ini adalah objek materialnya yaitu

media online al-Ahram. Al-Ahram adalah media online milik Pemerintah Mesir.

Dengan dasar itu penulis ingin melihat sejauh apa karikatur tersebut

melaksanakan fungsinya sebagai media untuk mengkritisi kebijakan pemerintah

ataukah sebaliknya hanya sebagai corong pemerintah Mesir saja?

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan sumber

primer karikatur karya Jorge Bahjury yang diterbitkan dalam harian online Mesir

www.ahram.org.eg. Sementara data sekunder diambil dari berbagai sumber

diantaranya dari buku-buku, literatur-literatur, internet dan lain-lain yang

berkaitan dengan penelitian. Penelitian ini menggunakan teori semiotika Charles

Sanders Pierce.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa dalam karikatur terdapat

tanda-tanda sebagai unsur dasar dalam semiotika yang mengandung makna.

Keberadaannya mempunyai dua unsur yaitu penanda (bentuk) dan petanda

(makna). Tanda yang dimanfaatkan dalam karya karikatur karya Jorge Bahjury

sebagian besar menggunakan ikon, indeks, dan simbol. Karena pesan yang

terdapat pada pelbagai karya karikatur yang menjadi objek kajian penelitian ini

adalah pesan yang disampaikan kepada khalayak dalam bentuk tanda karikatur,

maka secara garis besar, tanda dapat dilihat dari dua aspek, tanda verbal dan tanda

visual. Tanda verbal didekati dari bahasa, gaya penulisan, tema dan pengertian

yang didapatkan. Tanda visual dilihat dari cara menggambarkannya, apakah

secara ikonis, indeksikal, atau simbolis. Penelitian ini menemukan dua jenis

karikatur yang disampaikan oleh Jorge bahjuri yaitu karikatur sosial (social

carricature) dan karikatur politik (political carricature)

Kata-kata kunci: karikatur, tanda verbal, tanda visual, semiotik.

Page 8: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri agama RI dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22

Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal

Huruf

Arab

Nama Huruf Latin Keterangan

alif Tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا

ba‟ b be ة

ta‟ t te ث

ṡa‟ ṡ es (dengan titik di atas) ث

jim j je ج

ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah) ح

kha kh ka dan ha خ

dal d de د

żal ż zet (dengan titik di atas) ذ

ra‟ r er ر

zai z zet ز

sin s es ش

syin sy es dan ye ش

ṣad ṣ es dan ye ص

ḍad ḍ es (dengan titik di bawah) ض

Page 9: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

ix

ṭa‟ ṭ de (dengan titik di bawah) ط

ẓa‟ ẓ te (dengan titik di bawah) ظ

ain „ zet (dengan titik di bawah)„ ع

gain g ge غ

fa‟ f e ف

qaf q qi ق

kaf k ka ك

lam l el ل

mim m em و

nun n en

wawu w we و

ha‟ h ha

hamzah „ apostro ء

ya‟ y ye ي

B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap

يفعقدي

عدة

ditulis

ditulis

muta„aidinīn

„iddah

C. Ta’Marbutah

1. Bila dimatikan ditulis h

هبت

جسيت

ditulis hibbah

Page 10: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

x

ditulis jizyah

(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap

ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila

dikehendaki laal aslinya).

Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka

ditulis dengan h.

ditulis كرايت الأونيبء

karāmah al-auliyāˋ

2. Bila taˋ marbutah hidup atau dengan harakat, athah, kasrah, dan

dammah ditulis t.

زكبة انفطر

ditulis Zakātul

D. Vokal Pendek

kasrah

fathah

dammah

ditulis

ditulis

ditulis

i

a

u

E. Vokal Panjang

fathah + alif

جبههيت

Fathah + yaˋ mati

يسعى

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

i

jāhiliyyah

a

yasˋā

Page 11: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

xi

Kasrah + yaˋ mati

كريى

Dammah + wawu mati

فروض

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

karῑm

u

furūd

F. Vokal Rangkap

Fathah + yaˋ mati

بيكى

Fathah + wawu mati

قول

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ai

bainakum

au

qaulun

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan

Apostrof

أأتى

أعدث

ئ شكرتىن

ditulis

ditulis

ditulis

aˋntum

u‟idat

la‟in syakartum

H. Kata Sandang Ali + Lam

a. Bila diikuti Huruf Qamariyah

انقرأ

انقيبش

ditulis

ditulis

al-Qura‟ān

al-Qiyās

Page 12: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

xii

b. Bila diikuti Huru Syamsiyah ditulis dengan menggandakan huruf

syamsiyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf (el)-nya.

انسبء

انشص

ditulis

ditulis

as-Samāˋ

asy-Syams

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

ذوي انفروض

أهم انست

ditulis

ditulis

ẓawῑ al-furūḍ

ahl as-sunnah

Page 13: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

xiii

MOTTO

لكل جمال عين تنظر

ذن تسمعأ لكل صواب

لكل محبة قلب يسلم

“Dalam setiap keindahan, selalu ada mata yang memandang

Dalam setiap kebenaran, selalu ada telinga yang mendengar.

Dalam setiap kasih, selalu ada hati yang menerima”.

(Ivan Panin, Matematikawan Rusia (1855-1942)

Page 14: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

xiv

PERSEMBAHAN

Untuk suamiku tercinta, Chabibullah, S.Ag.,

Kedua orang tuaku tersayang Bapak M. Marsudi dan Ibu Marsukha

dan Almarhum Bapak Muh. Tohir dan Ibu Tukirah serta Segenap

Program Pascasarjana Beserta Civitas Akademik

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 15: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

xv

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيمم و تنا في توسيع العلاواجب ىدبرحمتو نستطيع أن نؤ الحمدلله الحكيم العليم الخبير، الذي

. أشهد أن لاإلو إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسولووالدعارف، ونثر الحب والإبتسام. لو وأصحابو اجمعين. آوالصلاة والسلام على النبي الأخير، محمد خير البشر. وعلى

وبعد.

Puji syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT atas limpahan

cinta dan kasihNya penulis dapat melalukan penelitian ini penuh perjuangan.

Berkat cinta dan kasihNya, dalam keterbatasan waktu masa studi saya dan atas

dorongan dari pihak-pihak tercinta penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan

baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Akhir zaman dia

Muhammad Rasulullah saw, sosok teladan umat sepanjang zaman penebar

kebaikan dan ilmu pengetahuan kepada umatnya.

Penulisan tesis ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk

memperoleh gelas Magister Humaniora pada program studi Agama dan Filsafat

Konsentrasi Ilmu Bahasa Arab Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penyelesaian tesis ini terwujud atas bantuan,

bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala hormat dan

ungkapan bahagia, penulis sampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Drs. H. Akh Minhaji, M.A. Ph.D., selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Page 16: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

xvi

2. Prof. Noorhaidi, M.A., M.Phil., Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Begitu pula seluruh jaaran pimpinan dan

staf yang dengan tulus memberikan pelayanan kepada penulis.

3. Prof. Dr. H. Sugeng Sugiyono, M.A., selaku pembimbing tesis merangkap

penguji. Terima kasih atas segala pencerahan dan bimbingannya, sehingga

karya ilmiah sederhana ini menjadi lebih baik.

4. Dr. Uki Sukiman, M.Ag., selaku penguji. Terima kasih atas segala

pencerahan, catatan dan masukannya sehingga tesis ini menjadi lebih baik.

5. Dosen Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang telah

memberikan ilmu dan pencerahan kepada penulis selama mengikuti

perkuliahan.

Penghargaan juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua penulis, Bapak

M. Marsudi dan Ibu Marsukha, yang telah memberikan segalanya terutama

limpahan kasih sayang dan do’a restu kepada penulis “sungkem dalem mugi

tansah marak wonten ngarso keng Bopo soho simbok keng tansah pinayungan

rohmatipun Allah SWT, kantri pangajab mugi dalem dados putro ingkeng saged

mikul dhuwur mendhem jero dateng tiang sepah kekalih”.

Kepada suami tercinta Chabibullah, S.Ag., atas segala cinta-kasih, motivasi,

kesabaran dan keridhoannya. Semoga semua proses ini menjadi senyum

kebahagiaan kita nanti. Amin.

Kepada Sdr. Sugiarto, S.Pd.I., M.M., atas segala motivasi, dukungan dan

bantuan buku yang telah memperkaya sumber dalam penelitian ini sehingga

Page 17: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

xvii

menjadi karya yang lebih layak dan baik. Semoga dicatat sebagai amal shalih dan

dibalas oleh Allah swt dengan balasan yang melimpah. Amin.

Kepada Sdr. Nur Khalid Syaifullah, Lc., atas dukungan dan keikhlasannya

menjadi nara sumber selama penulisan tesis, serta semua informasi dan segala

ilmu tentang bahasa Arab Mesir. Semoga dicatat sebagai amal shalih dan dibalas

oleh Allah swt dengan balasan yang melimpah. Amin.

Sahabat-sahabat seperjuangan di manapun berada yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, atas segala motivasi, canda dan tawanya yang mengiringi

proses perkuliahan kita. Semoga ilmunya bermanfaat untuk masyarakat dan umat.

Amin.

Akhirnya kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penulisan tesis

semoga doa, motivasi, dan pelayanan mereka mendapat apresiasi yang indah dari

Allah swt. Amin.

Yogyakarta, 26 Agustus 2015

Penulis

Sumarni

NIM: 112051002

Page 18: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

xviii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................... ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ....................................................................... iii

PENGESAHAN DIREKTUR .................................................................................... iv

PERSETUJUAN TIM PENGUJI ............................................................................... v

NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................................. vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................................ viii

MOTTO ..................................................................................................................... xiii

PERSEMBAHAN ...................................................................................................... xiv

KATA PENGANTAR ............................................................................................... xv

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xviii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xxi

BAB I: PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 11

C. Tujuan dan Kegunaan .................................................................................... 12

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 13

E. Kerangka Teori............................................................................................... 15

F. Metode Penelitian........................................................................................... 26

G. Sistematika Pembahasan ................................................................................ 29

Page 19: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

xix

BAB II: SEMIOTIKA KOMIK-KARTUN-KARIKATUR (KKK), PERS DAN

SURAT KABAR ...................................................................................... 31

A. SEMIOTIKA .................................................................................................. 31

1. Pengertian Semiotika ............................................................................... 31

2. Serba-serbi semiotika ............................................................................... 34

3. Semiotika Charles Sanders Peirce ............................................................ 38

a. Tanda dan Proses Semiosisnya .......................................................... 41

b. Tipologi Tanda ................................................................................... 47

1) Tipologi pertama: Qualisign, Sinsign, dan legisign ..................... 47

2) Tipologi kedua: Ikon, Indeks, dan Simbol ................................... 48

3) Tipologi ketiga: Rema, disen, dan Argumen ............................... 52

c. Tanda Ikonis ....................................................................................... 53

1) Citra .............................................................................................. 53

2) Diagram ........................................................................................ 55

3) Metafora ....................................................................................... 56

B. KOMIK-KARTUN-KARIKATUR (KKK) ................................................... 57

a. Pengertian Komik-Kartun-Karikatur (KKK) ..................................... 57

b. Jenis Karikatur ................................................................................... 66

c. Fungsi Karikatur ................................................................................ 68

C. TANDA VERBAL DAN NONVERBAL (VISUAL) ................................... 69

a. Tanda Verbal ...................................................................................... 70

b. Tanda Nonverbal (Visual) .................................................................. 72

BAB III: ANALISA KARIKATUR JORGE BAHJURY ........................................ 80

Page 20: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

xx

BAB IV: PENUTUP .................................................................................................. 154

DATAR PUSTAKA ..................................................................................................

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 21: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Identitas Harian Mesir www.ahram.org.eg

Lampiran 2: Daftar gambar

Lampiran 3: Daftar Tabel

Lampiran 4: Curiculum Vitae

Page 22: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Bahasa merupakan kunci untuk mengungkapkan realitas dunia

manusiawi.1 Dalam dunia manusiawi inilah kecakapan berbicara secara verbal

menduduki posisi yang sentral. Oleh karena itu, untuk dapat memahami alam

semesta ini manusia harus memiliki kemampuan dalam memahami kata-kata dan

tanda-tanda. Dalam pengertian ini, berarti manusia hanya dapat mengungkapkan

makna realitas dunia melalui medium bahasa. Apabila manusia gagal dalam

menggunakan pendekatan melalui medium bahasa, maka manusia akan dinilai

gagal pula memahami hakikat makna dunia material melalui bahasa.2 Bahasa

benar-benar merupakan pencapaian spesies manusia yang distingtif.3 Dengannya,

orang dapat dengan mudah mengklasifikasi dunia dengan kata-kata dan melipur

diri dengan lelucon dan cerita. Tanpanya, orang mungkin tidak akan dapat

mengembangkan pelbagai institusi dalam kehidupan: bagaimana kita akan mampu

merekacipta praktik religius tanpa teks sakral, dan bagaimana orang akan mampu

mengembangkan hukum-hukum apabila tidak ada kata-kata, akan sulit

diwujudkan.

Ucapan-ucapan (kata-kata) adalah tanda, gerak, isyarat adalah tanda,

lampu lalu lintas, bendera adalah tanda. Dengan kata lain tanda ada di mana-

1 Kaelan, Filsafat Bahasa, Semiotika dan Hermeneutika, (Yogyakarta: Paradigma, 2009),

hlm. v. 2 Ibid., hlm. 157.

3 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, cet.1, (Yogyakarta: Jalasutra, 20011), hlm.

130.

Page 23: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

2

mana, tanda ada di sekitar kita. Tanda dalam pengertian ini bukan hanya sekedar

harfiah, melainkan lebih luas misalnya dalam struktur karya sastra, film,

bangunan, nyanyian burung, dan segala sesuatu yang dapat dianggap tanda di

dalam kehidupan manusia ini.4

Ilmu yang mengkaji mengenai tanda disebut dengan semiotika. Istilah

semiotika berasal dari bahasa Yunani „semeion‟ yang berarti „tanda‟ atau „seme‟

yang berarti penafsiran tanda.5 Semiotika sangat luas cakupannya, sebagaimana

telah dicontohkan di atas. Selain itu surat cinta, poster politik, komik, kartun

bahkan karikatur serta ungkapan-ungkapan bahasa lain adalah tanda.

Kemunculan semiotika merupakan akibat langsung dari formalisme dan

strukrularisme.6 Strukturalisme lahir pada awal abad ke-20, yang kemudian

disusul oleh semiotika, yang merupakan akibat dari stagnasi strukturalisme.

Pemikiran tentang tanda sebenarnya sudah dilakukan sejak zaman Yunani. Para

ahli filsafat Yunani sudah sering memikirkan fungsi tanda. Selain itu, pada masa

filsafat Yunani abad pertengahan pengertian serta penggunaan tanda juga telah

disinggung. Istilah semiotika itu sendiri baru digunakan pada abad ke-18 oleh

Lambert (seorang ahli filsafat dari Jerman) sebagai sinonim kata logika, dan orang

baru memikirkan secara sistematis tentang penggunaan tanda dan marak dibahas

pada abad ke -20.7

4 Kaelan, Filsafat Bahasa …, hlm. 162.

5 Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 97. 6 Ibid., hlm. 96.

7 Panuti Sudjiman dan Aart van Zoest, Serba Serbi Semiotika, (Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 1996), hlm. vii.

Page 24: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

3

Pada prinsipnya semiotika atau semiologi (istilah yang dipakai oleh

Ferdinand de Saussure) mempelajari bagaimana manusia memaknai hal-hal,

segala sesuatu. Memaknai dalam hal ini tidak dapat dicampuradukan dengan

mengkomunikasikan. Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya

membawa inormasi, dalam arti dalm mana hal mana objek-objek itu hendak

berkomunikasi, melainkan juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.8

Suatu tanda menandakan sesuatu selalin dirinya sendiri, dan makna (meaning)

adalah hubungan antara sesuatu objek atau ide dan suatu tanda. Prinsip itu

mengikat bersama seperangkat teori yang amat luas berurusan dengan simbol,

bahasa, wacana, dan bentuk-bentuk nonverbal, teori yang mejelaskan bagaimana

tanda berhubungan dengan maknanya dan bagaimana tanda itu disusun. Secara

umum, studi tanda merujuk kepada semiotika.9

Dengan kerangka berfikir itu, maka kajian atas karikatur merupakan

bagian dari kajian semiotika. Dengan teori semiotika, karikatur akan terungkap

makna dan pesan yang tersirat dan tersurat di dalamnya.

Kehadiran karikatur secara universal telah menjadi alat kontrol yang

aktivitasnya dan perannya cukup berarti. Dengan bahasa visual dan verbalnya,

karikatur mampu menyampaikan pesan yang terkandung di dalamnya sehingga

mampu menembus berbagai tingkat sosial masyarakat, mulai dari yang buta huruf

sampai masyarakat yang berpendidikan. Karena karikatur memiliki gaya bahasa

unik dan terkesan „pelit‟ kata-kata namun „menggelitik‟ dan dapat menawarkan

interpretasi yang lebih luas. Semakin banyak interpretasi atau pemaknaan yang

8 Roland Barthes, The Semiotic Collenge, (New York: Hill and Wang, 1988), hlm. 179.

Lihat juga Kurniawan, Semiologi Roland Barthes, (Magelang, Yayasan Indonesia, 2001), hlm. 53. 9 Kaelan, Filsaat Bahasa …, hlm. 163.

Page 25: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

4

dibangkitkan oleh sebuah teks, akan tampak semakin banyak pesan psikologis

yang diberikannya.

Karikatur merupakan gambar lelucon yang muncul dalam media massa

dengan membawa pesan kritik sosial sebagaimana kita lihat di ruang opini surat

kabar. Sedangkan gambar lelucon yang berisikan humor semata, tanpa membawa

beban kritik sosial biasanya disebut dengan kartun. Cerita bergambar dalam

sebuah majalah, surat kabar ataupun berbentuk buku (buku komik) yang isi

kandungannya mudah dicerna dan lucu disebut dengan komik. Walaupun dalam

perkembangannya komik tidak hanya lucu, namun kadang kala terdapat komik

yang bersifat serius. Karikatur-Kartun-Komik (KKK) punya kesamaan dan

kedekatan dalam menyajikan sebuah pesan yaitu bersifat humor.10

Karikatur merupakan bagian dari kartun opini namun dalam

perkembangannya menjadi salah kaprah. Ditegaskan lebih lanjut bahwa karikatur

yang sudah dibebani pesan, kritik, dan sebagainya berarti telah menjadi kartun

opini. Dengan kata lain, kartun yang membawa pesan kritik sosial, yang muncul

setiap penerbitan surat kabar adalah political cartoon atau editorial cartoon, yaitu

versi lain dari editorial, atau tajuk rencana dalam versi gambar humor11

. Inilah

yang biasa kita sebut dengan karikatur.

Kartun opini setidaknya memuat empat hal yang harus ada di dalamnya: 1)

informatif dan komunikatif, 2) situasional, 3) memuat kandungan humor, 4)

10

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), hlm. 137. 11

Sudarta, Karikatur: Mati Ketawa Cara Indonesia, (ttp.: Prisma 5, 1987), hlm. 49-53.

Page 26: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

5

memiliki gambar yang bagus12

. Apabila kurang salah satu dari hal-hal yang telah

disebutkan maka fungsi kartun opini kurang lengkap.

Ditinjau dari fungsinya, komik-kartun-karikatur ditampilkan untuk

menyampaikan kritikan atas masalah yang berkembang secara tersamar dan

tersembunyi. Pembaca diajak untuk berpikir, merenungkan, dan memahami

pesan-pesan yang tersurat dan tersirat dalam gambar tersebut.

Gambar yang terdapat dalam komik-kartun-karikatur tersebut tampil

sebagai „tanda‟ karena ada kedekatan dengan objeknya ada hubungan ikonis

antara gambar itu dengan acuan (reference). Dengan demikian, gambar-gambar

yang terdapat dalam karikatur memiliki pola :proposition-indexical-type

(legisign). Suatu pernyataan yang mengacu pada objeknya secara indeksikal dan

menjadi „tanda‟ karena hukum, tradisi atau kesepakatan.13

Selanjutnya, pendapatnya lagi, bahasa yang tercantum di sekitar ilustrasi

bisa dideskripsikan dengan mempertimbangkan sign, object, dan interpretant.14

Menjadi sesuatu yang menarik apabila teks bahasa dihadapkan dengan ilustrasi

karikatur, hal itu akan menjelma argumen, dan argumen tersebut adalah tema

utama dari karkarikatur. Dengan demikian, proses semiosis yang paling dominan

dalam karikatur adalah gabungan atau proposisi (visual dan verbal) yang dibentuk

oleh kombinasi tanda argumen indexical legisign.

KKK di dalamnya penuh dengan perlambangan-perlambangan yang kaya

akan makna. Selain dikaji sebagai teks, secara kontekstual juga dilakukan yakni

12

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi …, hlm. 139. 13

Tommy Cristomy, Pengantar Semiotik Pragmatik Peirce: Non Verbal dan Verbal

dalam Pusat Penelitian Kemasyarakatan Dan Budaya Lembaga Penelitian Universitas Indonesia,

Bahan Pelatihan semiotika, hlm. 11. Lihat juga Alex Sobur, Semiotika …, hlm. 134 14

Ibid., hlm. 11.

Page 27: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

6

dengan menghubungkan karya seni tersebut dengan situasi yang sedang menonjol

di masyarakat. hal itu di maksudkan untuk menjaga signifikasi permasalahan dan

sekaligus menghindari pembiasan tafsiran.15

Penulis tertarik meneliti karikatur sebagai kartun oponi yang terdapat

dalam surat kabar karena karikatur dan surat kabar adalah dua hal yang saling

berkaitan erat. Salah satu fungsi surat kabar dan karikatur adalah untuk

menyampaikan kritikan ataupun pesan kepada pemerintah yang sedang berkuasa

selain itu juga berfungsi untuk mengkritik kondisi sosial politik masyarakat yang

sedang berkembang. Berdasarkan pada permasalahan itu penulis ingin mengetahui

sejauh apa fungsi itu berjalan beriringan sebagai media kontrol atas segala

permsalahan yang berkembang di masyarakat. Namun bagaimanakah jika objek

materialnya adalah media massa online milik pemerintah dalam hal ini pemerintah

Mesir, apakah karikatur dan media massa online masih memiliki fungsi sebagai

kontrol atau penyampai kritikan? Atau sebaliknya, kedua media itu digunakan

untuk mengkampanyekan program dan kinerja pemerintah rezim pada masa itu

saja, serta untuk mengambil simpati rakyat tanpa menghadirkan sisi lain

(keburukan) rezim itu? Apakah pers dan surat kabar masih independen dalam

menjalankan fungsinya? Semua pertanyaan itu akan terjawab dalam bahasan

selanjutnya.

Pers sejauh ini diketahui sebagai salah satu unsur bagi negara dan

pemerintahan yang demokratis karena sarana bagi warga negara untuk

mengeluarkan pikiran dan pendapat. Pers yang bebas dan bertanggung jawab

15

Muhammad Nashir Setiawan, Menakar Panji Koming; Tafsiran Komik Karya Dwi

Koendoro pada Masa Reformasi Tahun 1998, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2002), hlm. 17.

Page 28: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

7

memegang peranan penting dalam masyarakat demokratis. Dalam melaksanakan

fungsi, hak, kewajiban, dan peranannya, pers menghormati hak asasi setiap orang.

Pers dituntut profesional dan terbuka yang dikontrol oleh masyarakat. Keberadaan

pers dapat membuat terjadinya check and balance dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara. Di Indonesia pers merupakan alat perjuangan nasional, bukan

sekedar penjual berita untuk mencari keuntungan finansial. Keterkaitan tentang

pers dengan media massa tidak dilepaskan dari artinya itu sendiri. Pers dalam

penyiaran memerlukan peranan media massa, yaitu media elektronik maupun

media cetak. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan

dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat

komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. Penulis

berpendapat peranan media massa sekarang ini, sangatlah penting demi

keberlangsungan hidup manusia. Media massa dalam menyampaikan sebuah

informasi membutuhkan instrumen melalui surat kabar, film, televisi maupun

radio.

Media massa merupakan sumber kekuatan, alat kontrol, manajemen, dan

inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan

atau sumber daya lainnya.16

Pendapat tersebut penulis pahami merupakan bagian

dari peran media yang memberikan informasi teraktual, tetapi juga dapat dijadikan

alat kekuatan untuk memikat perhatian khalayak luas. surat kabar pada dasarnya

memiliki peran penting dalam menginformasikan berita kepada khalayak luas,

memberikan manfaat bagi pembaca yang membutuhkan, dan itu termasuk ke

16

McQuail Dennis, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1996), hlm. 3

Page 29: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

8

dalam fungsi utama surat kabar. Fungsi sekunder bertujuan untuk kegiatan

kemasyarakatan, memberikan sebuah hiburan tentunya bagi pembaca, dan sebagai

agen informasi yang juga dapat berperan memperjuangkan hak-hak setiap orang.

Harian online al-Ahram adalah salah satu surat kabar yang ada di Mesir

berdasarkan pengamatan penulis al-Ahram merupakan harian online milik

pemerintah Mesir yang berdiri sejak 27 Desember 1875 dan pertama kali terbit

pada 5 Agustus 1876 di Iskandariayah atau juga dikenal dengan kota Alexandria.

Pada mulanya al-Ahram hanya berbentuk koran mingguan yang terbit dengan 4

(empat) halaman saja, selanjutnya berkembang menjadi koran yang terbit setiap

hari. Al-Ahram merupakan koran yang paling terkenal dan maju di semenanjung

Arab dan masih terus terbit hingga sekarang.

Surat kabar online al-Ahram dijadikan sampel untuk penelitian karikatur

sebagai salah satu media online yang tak hanya berisi tentang informasi, tetapi

juga memiliki kolom karikatur dalam rubrik opininya yang dimanfaatkan sebagai

sarana mengekspresikan atau merepresentasikan situasi sosial-politik melalui

cara-cara yang lebih menarik. Oleh karena itu, karikatur yang dihadirkan di

dalamnya secara tidak langsung mewakili opini dari redaksi Al-Ahram sendiri.

Karikatur di www.ahram.org.eg merupakan jenis political cartoon atau editorial

cartoon, yakni versi lain dari editorial, atau tajuk rencana dalam versi gambar

humor.

Penulis mengamati, karikatur secara umum memiliki kecenderungan untuk

membela pihak yang lemah dan tertindas melalui kritik terhadap praktik

ketidakadilan dalam kehidupan politik yang tidak harus dibuang begitu saja,

Page 30: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

9

hanya saja dibuat sehalus mungkin sehingga membuat orang yang melihat

tersenyum. Karikatur selain berisi kritikan atau sindiran, juga berisi saran atau

pesan terhadap tingkah laku tokoh masyarakat yang meliputi permasalahan sosial

dan politik.

Berdasar pada intensitas kemunculannya, maka penulis (peneliti) akan

membatasi karikatur yang akan diteliti, dalam hal ini penulis akan mengambil dan

menganalisa karikatur dengan tema sosial-politik Jorge Bahjury pada edisi Juni-

September 2014. Melalui pembatasan ini, diharapkan penelitian lebih fokus dan

terarah.

Kajian karikatur adalah sebuah kajian yang dihadapkan pada tanda-tanda

visual dan kata-kata. Penggunaan bahasa verbal adalah aspek lingusitik yang

seringkali tidak dapat dihindari dalam tampilan sebuah karikatur. Pemanfaatan

unsur-unsur verbal seperti kata, frasa, kalimat, wacana, disamping gambar-gambar

jenaka, sangat diperlukan sebagai unsur terpenting dalam karikatur. Walaupun

pada mulanya karikatur miskin akan kata-kata, namun pada prakteknya karikatur-

karikatur tidak hanya menyajikan visualnya saja, melainkan diiringi dengan kata-

kata yang akan membentuk argument tema pokok sebuah karikatur.17

Maka dari

itu, kajian ini akan menggunakan kajian kritis semiotika. Karena semiotika

memandang fenomena sosial sebagai fenomena bahasa. Dengan kata lain, bahasa

dijadikan model dalam berbagai wacana sosial. Berdasarkan pandangan

semiotika, bila seluruh praktik sosial dapat dianggap sebagai fenomena bahasa,

17

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi …, hlm.11.

Page 31: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

10

maka semuanya dapat juga dipandang sebagai tanda-tanda.18

Karikatur sebagai

objek penelitian ini merupakan bagian dari fenomena sosial dengan demikian

secara otomatis bagian dari fenomena bahasa yang terentang luas di tengah-tengah

masyarakat. Karikatur sebagai sebuah tanda termasuk dalam wilayah tanda verbal

dan non verbal. Adapun pembahasan tanda verbal dan non verbal akan dibahas

lebih luas dalam bab selanjutnya.

Berikut ini contoh karikatur Jorge Bahjury yang terdapat dalam harian

online Mesir (www.ahram.org.eg):

Gambar 1.

9 Juni 2014

10 Juni 2014

18

Yasraf Amir Piliang, Sebuah Dunia yang Dilipat: Realitas Kebudayaan Menjelang

Milenium Ketiga dan Matinya Posmodernisme, (Bandung: Mizan, 1999), hlm. 262.

Page 32: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

11

Gambar 2.

9 Juli 2014

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan

sebelumnya, penulis mengemukakan masalah yang dirumuskan dalam bentuk

pertanyaan yaitu:

1. Bagaimana bentuk-bentuk tanda verbal dan visual yang terdapat

dalam karikatur Jorge Bahjury pada harian online Mesir

(www.ahram.org.eg)?

2. Apa makna tanda verbal dan visual yang terdapat dalam karikatur

Jorge Bahjury pada harian online Mesir (www.ahram.org.eg) ditinjau

dari kajian semiotik?

3. Apa saja pesan-pesan sosial-politik yang terkandung pada karikatur

Jorge Bahjury?

C. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 33: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

12

1. Mengetahui bentuk-bentuk tanda verbal dan visual karikatur Jorge

Bahjury terutama karikatur yang bertema sosial-politik dalam harian

online (www.ahram.org.eg) edisi Juni-September 2014.

2. Mengungkap makna di balik tanda-tanda verbal dan visual yang

terdapat dalam karikatur sosial-politik Jorge Bahjury pada harian

online (www.ahram.org.eg) edisi Juni-September 2014.

3. Mengetahui pesan-pesan sosial-politik yang terkandung dalam

karikatur Jorge Bahjury dalam surat kabar online (www.ahram.org.eg).

Kegunaan dari penulisan ini adalah adalah sebagai berikut: Secara teoritis,

penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademik bagi mahasiswa

bidang bahasa, dan sebagai bahan referensi penelitian semiotika. Selebihnya,

diharapkan dari penelitian ini dapat meningkatkan sensitifitas pembaca dalam

menangkap tanda-tanda verbal dan visual dalam realitas kehidupan manusiawi.

Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah dapat menjadi kerangka acuan bagi

media massa untuk menghasilkan karikatur yang lebih inovatif dan variatif dalam

menggambarkan realitas kehidupan, cermin budaya masyarakat, sehingga mudah

dipahami oleh masyarakat.

D. Tinjauan Pustaka

Sejauh ini penulis telah melakukan riset melalui penelusuran digital

library opac perpustakaan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,

opac Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan opac Universitas Indonesia Depok

Jakarta, belum ditemukan penelitian yang secara khusus membahas tentang

“Makna Tanda Verbal dan Visual Karikatur Sosial-Politik Jorge Bahjury” yang

Page 34: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

13

terdapat dalam harian online Mesir (www.ahram.org.eg). Namun demikian,

penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang membahas tentang karikatur

sebagaimana berikut ini:

Tesis “Dimensi Notasional Dalam Penafsiran Makna Karikatur Siswa

SMK Di Lihat Dari Tulisan Mereka” tesis ini di susun oleh Nur Azizah yang

merupakan mahasiswi Program Magister Linguistik Fakultas Ilmu Pengetahuan

Budaya Universitas Indonesia tahun 2011. Tesis ini merupakan kajian semiotik

yang dikaitkan dengan kompetensi berbahasa menulis. Penelitian ini bertujuan

untuk menentukan dimensi notasional (denotasi, konotasi, dan anotasi) yang

terdapat di dalam penafsiran makna karikatur siswa SMK, dan untuk mengetahui

keterkaitan antara dimensi notasional dalam penafsiran makna karikatur oleh

siswa SMK dan ciri-ciri jenis tulisan yang terdapat di dalam tulisan yang mereka

hasilkan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun hasil

penelitian menunjukan bahwa unsur dominan yang terdapat di dalam penafsiran

makna karikatur siswa tersebut adalah unsur konotatif, sedangkan ciri jenis tulisan

mereka adalah ciri tulisan argumentasi. Ada keterkaitan antara dimensi notasional

dalam penafsiran makan karikatur dengan ciri jenis tulisan yang terdapat di dalam

tulisan siswa SMK tersebut.

Selain hasil penelitian yang berupa tesis terdapat juga hasil penelitian yang

telah diterbitkan berupa buku diantaranya adalah: Karikatur dan Politik karya

Augustin Sibarani, dan Kumpulan Karikatur Politik karya Eko Gatot Cahyono.

Buku Karikatur dan politik karya Augustin Sibarani diterbitkan oleh Garba

Budaya di Jakarta, cetakan pertama terbit pada tahun 2001 dengan ketebalan 422

Page 35: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

14

halaman. Buku tersebut merupakan hasil karya luar biasa yang menyajikan

kumpulan karikatur politik sebelum jatuhnya Orde Baru dan sesudahnya.

Jumlahnya sekitar seratus buah karikatur yang berhasil dikumpulkan oleh Sibarani

dalam buku itu. Untuk menjelaskan makna karikatur Sibarani menggunakan

sajak-sajak untuk penjelasan makna karikatur. Menurutnya sajak sebagai

penjelasan atas karikatur-karikaturnya lebih efektif dibandingkan dengan

penyajian teks di bawah ilustrasi, hal itu kaku menurutnya. di samping itu ia sejak

kecil menyukai sajak-sajak, maka sangat tepat bila ia menjelaskan makna

karikaturnya dengan sajak-sajak. Berdasarkan jenisnya, karikatur karya Sibarani

dalam buku Karikatur dan Politik adalah karikatur sosial-politik.

Sedangkan buku Kumpulan Karikatur Politik karya Eko Gatot Cahyono

yang dicetak dengan bahasa Indonesia di terbitkan di Jakarta oleh Pustaka Sinar

Harapan pada tahun 2001 dengan ketebalan 160 halaman. Buku ini berisi tentang

karikatur politik yang menggambarkan kondisi perpolitikan Indonesia pada tahun

1998.

Dari kedua buku yang telah penulis sebutkan di atas, secara eksplisit tidak

dijelaskan metode penelitian yang digunakan maupun pedekatan yang digunakan

dalam penelitian tersebut, namun penulis menyimpulkan bahwa kedua buku

tersebut sama-sama menyajikan banyak karikatur-karikatur politik dan

memberikan pemaknaan dengan bahasa teks (bahasa verbal) baik menggunakan

metode sajak, ataupun sekedar pemaknaan di bawah ilustrasi tersebut.

Berdasarkan pada hasil riset di atas, penulis yakin bahwa masalah yang

penulis teliti belum pernah diteliti ataupun diterbitkan oleh lembaga manapun.

Page 36: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

15

Terutama adalah tema yang akan penulis angkat dalam tesis ini yaitu, “Makna

Tanda Verbal Dan visual Karikatur Sosial-Politik Jorge Bahjury Dalam Harian

Online Mesir www.ahram.org.eg Edisi Juni-September 2014”. Dalam penelitian

ini penulis akan menganalisa karikatur dalam pandangan semiotik untuk

mengetahui makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh karikaturis dalam

karikaturnya.

E. Kerangka Teori

1. Tanda Verbal dan Non Verbal (Visual)

Berdasarkan sifatnya, tanda yang ditimbulkan oleh manusia dapat

dibedakan menjadi dua, verbal dan non verbal.19

Yang disebut dengan

tanda verbal adalah tanda-tanda yang digunakan untuk berkomunikasi

yang dihasilkan oleh alat bicara. Sementara itu tanda non verbal adalah

tanda yang dihasilkan oleh: 1) anggota badan, lalu diikuti dengan

lambang, misalnya “pergi!”. 2) dihasilkan oleh suara misalnya siulan,

deheman (jawa) yang mempunyai makna memanggil seseorang. 3) yang

diciptakan oleh manusia untuk menghemat waktu dan menjaga

kerahasiaan, misalnya rambu-rambu lalu lintas, bendera dan lain-lain. 4)

benda-benda yang bermakna kultural dan ritual, misalnya bayem, dan

kacang panjang dalam ritual doa di dalam adat Magelang harus selalu ada

dalam hidangan yang disajikan, karena semua itu mempunyai makna.

19

Mansur Pateda, Semantik Leksikal, cet. 2. (Jakarta: Rieneka Cipta, 2001), hlm. 48.

Lihat juga Alex Sobur, Semiotika Komunikasi …, hlm. 122.

Page 37: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

16

Bayem bermakna ben ayem20

, kacang panjang bermakna agar diberi umur

panjang oleh sang Khalik.21

Tanda non verbal dihasilkan oleh persepsi atas tubuh sebagai

sesuatu yang lebih dari zat fisik. Kedipan mata, isyarat tangan, ekspresi

wajah, postur, dan tindakan badaniyah lainnya mengomunikasikan

sesuatu secara relevan dengan budaya dalam situasi-situasi sosial

tertentu.22

2. Komik-Kartun-Karikatur (KKK)

Sebelum penulis memaparkan panjang lebar mengenai karikatur,

terlebih dahulu akan penulis paparkan komik dan kartun, dengan ini akan

terurai perbedaan dan persamaannya secara gamblang.

Komik secara umum adalah cerita bergambar dalam majalah,

surat kabar, atau berbentuk buku, yang pada umumnya mudah dicerana

dan lucu, dan ada juga yang menampilkan cerita-cerita serius. Komik

bertujuan utama menghibur pembaca dengan bacaan ringan, cerita rekaan

yang dilukiskan relatif panjang dan tidak selamanya mengangkat masalah

hangat meskipun menyampaikan moral tertentu. Bentuk penyampaian

komik lebih atraktif dan menjangkau sasaran yang lebih luas. Bahasa

20

Bayem (Jawa) berarti bayam dalam bahasa Indonesia adalah jenis sayuran yang

berwarna hijau. Ben ayem (Jawa) dalam bahasa Indonesia berarti agar damai. 21

Alex Sobur,Semiotika Komunikasi …, hlm. 122. 22

Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan

teori Komunikasi, (Yogyakarta: jalasasutra, 2004), hlm. 54.

Page 38: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

17

komik terutama sekali adalah bahasa gambar karena komik hadir sebagai

bahasa gambar dan bahasa teks.23

Kartun adalah sebuah gambar lelucon yang muncul di media

massa, yang hanya berisikan humor semata, tanpa membawa beban kritik

sosial apapun. Namun ada juga yang mengungkapkan masalah sesaat

secara ringkas namun tajam dan humoristis sehingga tidak jarang

membuat pembaca tersenyum sendiri.24

Karikatur (caricature/cartoon) adalah gambar lelucon yang

membawa pesan kritik sosial sebagaimana kita lihat di setiap ruang opini

surat kabar. Menurut Sudarta, kartun adalah semua gambar humor,

termasuk karikatur itu sendiri. Sedangkan karikatur adalah deformasi

berlebihan atas wajah seseorang, biasanya orang terkenal, dengan

mempercantiknya penggambaran ciri khas lahiriahnya untuk tujuan

mengejek.25

Karikatur adalah bagian dari kartun opini, kemudian menjadi

salah kaprah. Karikatur yang sudah diberi beban pesan, kritik, dan

sebagainya berarti telah menjadi kartun opini. Dengan kata lain, kartun

yang membawa pesan kritik sosial, yang muncul di setiap penerbitan

surat kabar adalah political cartoon atau editorial cartoon, yakni versi

23

Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa, Mengungkap hakikat bahasa, makna, tanda,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004 ). hlm. 130 24

Ibid., hlm. 140. 25

Ibid., hlm. 138.

Page 39: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

18

lain dari editorial, atau tajuk rencana dalam versi gambar humor. Inilah

yang disebut sebagai karikatur.26

Sebagai kartun opini, setidaknya empat hal teknis harus diingat,

yaitu: 1) harus informatif dan komunikatif, 2) harus situasional dengan

pengungkapan yang hangat, 3) cukup memuat kandungan humor, dan 4)

harus mempunyai gambar yang baik.

Karikatur adalah bagian dari opini penerbit yang dituangkan

dalam wujud gambar-gambar khusus. Pada awal kemunculannya

karikatur hanya sebuah selingan dan ilustrasi belaka dalam sebuah surat

kabar. Namun pada perkembangannya, karikatur dijadikan sarana untuk

menyampaikan kritik yang sehat. Dikatakan demikian karena

diungkapkan dengan wujud gambar-gambar lucu dan menarik.27

Pada dasarnya, karikatur mengungkapkan masalah sesaat secara

ringkas namun tajam dan humoristis sehingga tidak jarang membuat

pembaca tersenyum sendirian. Karena itu, pada umumnya satu “kisah”

karikatur hanya terbit satu kali di dalam surat kabar atau majalah.

Ditinjau dari fungsinya, komik-kartunal bertujuan utama

menghibur pembaca dengan bacaan ringan, cerita rekaan yang dilukiskan

relatif lebih panjang dan tidak selamanya mengangkat masalah hangat

meskipun menyampaikan moral tertentu. Ditinjau dari bentuknya, komik-

kartunal lebih atraktif dan menjangkau sasaran yang lebih luas.

Sebaliknya, fungsi kartun dan karikatur memiliki fungsi yang khas, yaitu

26

Sudarta, Karikatur: Mati Ketawa Cara Indonesia , (ttp.: Prisma 5, 1987), hlm. 49.

Lihat juga Ale Sobur, Semiotika Komunikasi …, hlm. 138-139. 27

Ale Sobur, Semiotika Komunikasi …, hlm. 140.

Page 40: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

19

bertujuan utama menyindir atau memperingatkan. Karena itu, dapat

dijumpai kartun editorial, kartun politis, kartun sosial, kartun moral yang

kisahnya selalu membidik sasaran tertentu, lazimnya masalah penting di

dalam kehidupan masyarakat. Karena itu, tokohnya yang umumnya

berupa manusia menjadi semacam representasi dari rakyat. Dengan

bahasa parodinya, kartun yang bagus berhasil menyampaikan amanat

rakyat secara humoristis sehingga masalah penting semakin menarik

perhatian atau bahkan berubah menjadi tanda bahaya dan pihak yang

disindir tidak marah, paling-paling tersenyum kecut.28

Karikatur adalah sebuah kajian yang dihadapkan dengan tanda-

tanda visual dan kata-kata. Penggunaan bahasa verbal adalah aspek

lingusitik yang seringkali tidak dapat dihindari dalam tampilan sebuah

karikatur. Pemanfaatan unsur-unsur verbal seperti kata, frasa, kalimat,

wacana disamping gambar-gambar jenaka sangat diperlukan sebagai

unsur terpenting dalam kartun. Walaupun pada mulanya karikatur miskin

akan kata-kata, namun pada prakteknya karikatur-karikatur tidak hanya

menyajikan visualnya saja, melainkan diiringi dengan kata-kata yang

akan membentuk argument tema pokok sebuah karikatur.

Gambar yang terdapat dalam komik-kartun-karikatur tersebut

tampil sebagai „tanda‟ karena ada kedekatan dengan objeknya ada

hubungan ikonis antara gambar itu dengan reference (acuan). Dengan

demikian gambar-gambar yang terdapat dalam karikatur memiliki pola

28

Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa …, hlm. 141.

Page 41: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

20

:proposition-indexical-type (legysign). Suatu pernyataan yang mengacu

pada objeknya secara indeksikal dan menjadi „tanda‟ karena hukum,

tradisi dan kesepakatan. Bahasa yang tercantum di sekitar ilustrasi bisa

dideskripsikan dengan mempertimbangkan sign, object, dan interpretant.

29 Menjadi sesuatu yang menarik apabila teks bahasa dihadapkan dengan

ilustrasi karikatur, hal itu akan menjelma argumen, dan argumen tersebut

adalah tema utama dari karkarikatur.30

Dengan demikian, proses semiosis

yang paling dominan dalam karikatur adalah gabungan atau proposisi

(visual dan verbal) yang dibentuk oleh kombinasi tanda argumen

indexical legisign.

KKK penuh dengan perlambangan-perlambangan yang kaya akan

makna. Selain dikaji sebagai teks, secara kontekstual juga dilakukan

yakni dengan menghubungkan karya seni tersebut dengan situasi yang

sedang menonjol di masyarakat. Hal ini di maksudkan untuk menjaga

signifikasi permasalahan dan sekaligus menghindari pembiasan

tafsiran.31

3. Pengertian semiotika dan Tokoh Semiotika

Semiotika berasal dari kata Yunani semeion yang berarti

“tanda”.32

Dalam pandangan Piliang, penjelajahan semiotika sebagai

metode kajian ke dalam pelbagai cabang keilmuan ini dimungkinkan

29

Tommy Cristomy, Pengantar Semiotik …, hlm. 11. Lihat juga Alex Sobur, Semiotika

Komunikasi …, hlm. 134. 30

Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa …, hlm. 141. 31

Muhammad Nashir Setiawan, Menakar …, hlm. 22. 32

Umberto Eco, The Limits of Intrepretation, (Bloomington: Indiana University Press,

1990), hlm. 49.

Page 42: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

21

karena ada kecenderungan untuk memandang pelbagai wacana sosial

sebagai fenomena bahasa. Dengan kata lain, bahasa digunakan model

dalam pelbagai wacana sosial. Berdasarkan pandangan semiotika, bila

seluruh praktik sosial dapat dianggap sebagai fenomena bahasa, maka

semuanya dapat dipandang sebagai tanda. Hal ini dimungkinkan karena

luasnya pengertia tanda itu sendiri.33

Tokoh semiotika yang terkenal adalah Ferdinand de Saussure

(187-1913) dan Charles Sanders Peirce (1839-1914). Kedua tokoh

tersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak saling

mengenal satu sama lain. Saussure di Eropa dan Peirce di Amerika

Serikat. Latar belakang keilmuan saussure adalah linguistik sedangkan

Peirce filsafat. Saussure menyebut ilmu yang dikembangkannya dengan

semiologi (semiology).34

Peirce menyebut ilmu yang dibangunnya dengan semiotika

(semiotics). Bagi Peirce yang ahli filsafat dan logika, penalaran manusia

senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya manusia hanya dapat bernalar

lewat tanda. Dalam pikirannya logika sama dengan semiotika dan

semiotika dapat diterapkan pada segala macam tanda.35

Dalam

perkembangannya istilah semiotika lebih poluper daripada semiologi

33

Yasraf Amir Piliang, Sebuah Dunia …, hlm. 262. 34

Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2012), hlm.

11. 35

Arthur Asa Berger, Tanda-Tanda Dalam Kebudayaan Kotemporer, terj. M. Dwi

Marianto dan Sunarto, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2000), hlm. 11-25.

Page 43: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

22

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda (sign). Tanda

adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti tanda lain. Zoest berpendapat,

semiotika adalah ilmu tanda yaitu sebuah metode analisis untuk mengkaji

tanda. Adapun tanda-tanda adalah alat yang kita pakai dalam upaya

mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah kehidupan manusia dan

bersama-sama manusia. Tanda- tanda terletak di mana-mana, kata adalah

tanda, demikian juga gerak isyarat, lampu lalu lintas, bendera, dan

sebagainya. Tanda dalam hal ini bukan sekedar harfiah, melainkan lebih

luas cakupannya misalnya struktur karya sastra, struktur film, bangunan,

nyanyian burung, dan segala sesuatu yang dianggap sebagai tanda di

dunia ini.36

Menurut Peirce, tanda (representament) ialah sesuatu yang dapat

mewakili sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu37

tanda akan selalu

mengacu kepada sesuatu yang lain, oleh Peirce disebut dengan objek

(denotatum). Mengacu berarti mewakili atau menggantikan. Tanda baru

dapat berfungsi bila diinterpretasikan dalam benak penerima tanda

melalui interpretant. Jadi, interpretant ialah pemahaman makna yang

muncul dalam diri penerima tanda. Artinya, tanda baru dapat berfungsi

sebagai tanda bila dapat ditangkap dan pemahaman terjadi berkat ground

yaitu pemahaman tentang sistem tanda dalam suatu masyarakat.

36

Panuti Sudjiman dan Aart van Zoest, Serba Serbi …, hlm. vii. 37

Ibid., hlm. 15.

Page 44: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

23

Hubungan ketiga unsur yang dikemukakan Peirce terkenal dengan nama

segitiga semiotik.38

Tanda dalam hubungan dengan acuannya dibedakan menjadi

ikon, indeks, dan simbol.39

Ikon adalah tanda yang antara tanda dengan

acuannya ada hubungan kemiripan dan biasa disebut metafora. Contoh

ikon adalah potret. Bila ada kedekatan eksistensi, tanda yang demikian

disebut indeks. Tanda seperti ini disebut metonimi. Contoh indeks adalah

tanda panah petunjuk arah bahwa di sekitar tempat itu ada bangunan

tertentu. Langit berawan tanda akan turun hujan. Simbol adalah tanda

yang diakui keberadaannya berdasarkan hukum konvensi. Contoh simbol

adalah bahasa tulisan.40

Proses antara representamen, objek, dan interpretan yang dikenal

sebagai proses semiosis ini niscaya menjadi objek kajian yang

sesungguhnya dari setiap studi semiotika. Jika interpretan, seperti

disampaikan sebelumnya, pada gilirannya dapat berposisi sebagai

representamen, maka pada dasarnya objekpun demikian. Objek dapat

bergeser posisinya menjadi tanda, menduduki posisi sebagai

representamen, di dalam struktur triadik ini. Dengan kata lain, proses

semiosis adalah sebuah rangkaian yang tidak berujung-pangkal, tanpa

38

Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi …, hlm. 15. Lihat juga Aart van Zoest dan

Panuti Sudjiman, Serba-serbi Semiotika, (Jakarta: Gramedia, 1992), hlm. 8. 39

Kaelan, Filsafat Bahasa …, hlm. 196-197. 40

Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, Dan Problem Ikonisitas, (Yogyakarta:

Jalasutra, 2011), hlm. 19-23.

Page 45: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

24

awal dan akhir. Sebuah semiosis tanpa batas.41

Interpretant pada

rangkaian semiosis lapisan pertama akan menjadi dasar untuk mengacu

pada objek baru dan dari sini terjadi rangkaian semiosis lapisan kedua.

Jadi, apa yang berstatus sebagai tanda pada lapisan pertama berfungsi

sebagai penanda pada lapisan kedua, dan demikian seterusnya. Ini sejalan

dengan pendapat Eco bahwa sebuah karya (teks) adalah sebuah “karya

yang terbuka”, yaitu terbuka untuk berbagai interpretasi.42

Jadi, proses

semiosis dapat berlanjut secara tak terbatas. Semiosis berlanjut mengikuti

waktu dan pengalaman seseorang, sekelompok orang, atau masyarakat

luas.

Terkait dengan itu, Barthes mengemukakan teorinya tentang

makna konotatif. Ia berpendapat bahwa konotasi dipakai untuk

menjelaskan salah satu dari tiga cara kerja tanda dalam tatanan

pertandaan kedua. Konotasi menggambarkan interaksi yang berlangsung

tatkala tanda bertemu dengan perasaan atau emosi penggunanya dan

nilai-nilai kulturalnya. Ini terjadi tatkala makna bergerak menuju

subjektif atau setidaknya intersubjektif. Semuanya berlangsung ketika

interpretant dipengaruhi sama banyaknya penafsir dan objek atau

tanda.43

41

Kris Budiman, Semiotika Visual …, hlm. 76. 42

Umberto Eco, The Limits of …, hlm. 41. Lihat juga Marcel Danesi, Pesan, Tanda …,

hlm 164 43

Jhon Fiske, Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Paling

Komprehensif, terj. Yosa Iriantara dan Idi Subandy Ibrahim, (Yogyakarta: Jala Sutra, 2005), hlm.

118-119.

Page 46: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

25

Bagi Barthes, faktor penting dalam konotasi adalah penanda

dalam tatanan pertama. Penanda tatanan pertama merupakan tanda

konotasi. Jika teori itu dikaitkan dengan desain karya KKK, maka setiap

pesan KKK merupakan pertemuan antara signifier (lapisan ungkapan)

dan sinified (lapisan makna). Lewat unsur verbal dan visual (nonverbal),

diperoleh dua tingkatan makna, yaitu makna denotatif yang didapat pada

semiosis tingkat berikutnya. Pendekatan semiotik terletak pada tingkat

kedua atau pada tingkat signified, makna pesan dapat dipahami secara

utuh.44

Mengingat KKK mempunyai tanda berbentuk bahasa verbal dan

visual (nonverbal) serta merujuk teks KKK dan penyajian visualnya juga

mengandung ikon, maka pendekatan semiotik terhadap KKK layak

diterapkan.

Konsep dasar semiotik yang digunakan dalam penelitian ini

mengacu pada Roland Barthes yang dikembangkan dari pendapat

Ferdinan de Saussure dan Charles Sanders Peirce. Pendekatan Barthes

lebih digunakan untuk mengungkap makna denotatif dan konotatif

sedangkan pendekatan Peirce digunakan untuk melihat tanda KKK

sebagai ikon, indeks, simbol

44

Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi …, hlm. 15. Lihat juga Roland Barthes, The

Semiotics challenge, (New York: Hill and Wang, 1998), hlm. 172-173.

Page 47: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

26

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan jenis penelitiannya, penelitian ini merupakan jenis

penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini memberi peluang interpretasi-

interpretasi alternatif dengan metodologi analisis-deskriptif. 45

Jenis riset

deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual,

dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.

Melalui kerangka konseptual, periset melakukan operasionalisasi konsep

yang akan menghasilkan variabel beserta indikatornya. Hasil dari

pengumpulan data yang didapat penulis mengenai karikatur dalam

www.ahram.org.eg ini kemudian akan dianalisis melalui pendekatan

semiotik.

2. Sumber Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data skunder. Sumber

data primer adalah sumber yang dijadikan rujukan utama dalam hal ini

yang menjadi sumber data primer adalah karikatur-karikatur dalam surat

kabar online Mesir (www.ahram.org.eg). Sedangkan sumber data sekunder

adalah didapat dari buku-buku tentang karikatur dan hasil penelitian

tentang karikatur serta teori yang membentuknya.

3. Teknik Pengumpulan Data

45

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, cet. VI, (Bandung: Rosdakarya, 2012), hlm. 147.

Page 48: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

27

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua

yaitu pengumpulan data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data

primer yaitu observasi sebagai kegiatan mengamati secara langsung –tanpa

mediator- sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang

dilakukan objek tersebut, dengan tehnik Purposive Sampling mencakup

karikatur yang diseleksi berdasarkan tujuan riset. Purposive Sampling

digunakan karena didasarkan pada tujuan penelitian yakni mengungkap

makna yang termuat dalam tanda pada kriteria tertentu, yakni teks dan

karikatur Oom Pasikom Harian Kompas yang bertema politik, sosial, dan

perorangan pribadi.

Dikutip dari Dedy Mulyana,46

“Purposive sampling termasuk salah satu dari beberapa jenis

pengambilan sampel non probabilitas (non probability sampling)

yang biasanya disebut dalam penelitian kualitatif. Disebut non

probabilitas karena,anda sebagai peneliti tidak bertujuan untuk

menggeneralisasikan temuan penelitian.”

Dari pendapat di atas penulis memahami bahwa tujuan dari

penelitian tidak untuk menggeneralisasi melainkan melakukan interpretasi

terhadap temuan penelitian. Dengan demikian, untuk mengumpulkan data

penulis menggunakan teknik purposive sampling (sampel bertujuan),

dengan tujuan untuk mengetahui makna tanda dari tiap-tiap karikatur yang

bertema politik, sosial, dan perorangan pribadi di dalam harian online al-

Ahram.

46

Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi

dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), hlm. 5.

Page 49: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

28

Sedangkan teknik pengumpulan data sekunder yaitu data yang

diperoleh dari studi kepustakaan dan literatur-literatur yang relevan

dengan objek yang diteliti.

Penulis juga menggunakan informan yaitu Nurkholid Syaifullah47

.

Informan dibutuhkan penulis dalam penelitian ini untuk membantu

meneremahkan bahasa amiyah Mesir yang terdapat dalam karikatur serta

untuk menggali informasi seputar harian al-Ahram.

4. Teknik Analis Data

Analisis data dilakukan dengan cara periset sebagai instrumen riset

memberi makna kepada data berdasarkan tingkat reliabilitas dan validitas

data menggunakan cara berfikir induktif yaitu cara berpikir yang berangkat

dari hal-hal yang khusus (fakta empiris) menuju hal-hal umum (tataran

konsep).

Data yang diperoleh di lapangan melalui observasi, dokumen, studi

kepustakaan dan literatur diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori

tertentu. Setelah diklasifikasikan, periset melakukan pemaknaan terhadap

data. Pemaknaan ini merupakan prinsip dasar riset kualitatif, yaitu bahwa

realitas ada pada pikiran manusia, realitas adalah hasil konstruksi manusia.

Analisis data dalam penelitian ini berdasarkan model semiotika Charles

Sanders Peirce mengenai tanda-tanda verbal dan visual dalam karikatur

sosial-politik Juruj Bahjury.

47

Nur Kholid Syaifullah adalah Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga dan telah

menyelesaiakan pendidikan strata satu di Universitas al-Azhar Kairo Mesir.

Page 50: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

29

Untuk menganalisis data, yang pertamakali dilakukan adalah

melihat dan memilah gambar (karikatur) dan teks yang ada dalam

karikatur. Kemudian menganalisisnya dengan menggunakan analisis

semiotika. Dalam hal ini kata dan gambar tersebut dianalisis ke dalam

komponen-komponen semiotika, yaitu mengaitkan hubungan tanda dan

acuannya untuk mengungkap makna yang terkandung di dalamnya.

G. Sistematika Pembahasan

Disebut dengan karya ilmiah yang baik apabila disajikan secara teratur,

kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku, terurut, dan tertib.

Berdasarkan pada pemikiran di atas, maka penulis menyajikan sistematika

penyusunan penelitian yang dapat dijadikan sebagai kerangka berfikir penulis.

Semua itu terangkum dalam sebuah sistematika penulisan. Dengan sistematika

tersebut, diharapkan penelitian (tesis) ini dapat tersusun dengan sistematis.

Adapun sistematika yang akan digunakan dalam menyusun tesis ini adalah

sebagai berikut ini:

Bab pertama, pendahuluan. Berisi uraian latar belakang masalah, tujuan

dan kegunaan, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan

sistematika pembahasan.

Bab kedua, dalam bab ini penulis akan menyajikan landasan teori

semiotika yang berisi teori semiotika Charles Sanders.

Bab ketiga, data penelitian yang meliputi data karikatur sosial-politik edisi

Juni sampai dengan September 2014, serta analisis terhadap karikatur sosial-

Page 51: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

30

politik dan pembahasannya dalam mengungkap makna tanda verbal dan visual

berdasarkan jalinan tanda teori segitiga makna Charles Sanders Peirce.

Bab keempat, penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Page 52: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

BAB IV

PENUTUP

Tanda sebagai unsur dasar dalam semiotika adalah segala sesuatu

yang mengandung makna. Keberadaannya mempunyai dua unsur yaitu

penanda (bentuk) dan petanda (makna). Tanda yang dimanfaatkan dalam

karya karikatur sebagian besar menggunakan ikon, indeks, dan simbol.

Karena pesan yang terdapat pada pelbagai karya karikatur yang

menjadi objek kajian penelitian ini adalah pesan yang disampaikan kepada

khalayak sasaran dalam bentuk tanda yaitu karikatur. Secara garis besar,

tanda dapat dilihat dari dua aspek, tanda verbal dan tanda visual. Tanda

verbal didekati dari bahasa, gaya penulisan, tema dan pengertian yang

didapatkan. Tanda visual dilihat dari cara menggambarkannya, apakah

secara ikonis, indeksikal, atau simbolis.

Berdasarkan pengamatan penulis, harian online www.ahram.org.eg

adalah media massa online milik pemerintah Mesir yang berfungsi sebagai

corong dari pemerintah Mesir atau rezim yang sedang berkuasa maka tidak

heran apabila karikatur-karikatur yang di muat di dalamnya adalah

karikatur yang berpihak dengan pemerintah Mesir sebagaimana karikatur

karya Jorge Bahjury. Karikatur karyanya yang di muat dalam harian online

al-Ahram tidak lagi berfungsi untuk mengkritisi kebijakan pemerintah baik

dalam kaitannya dengan kebijakan politik maupun kondisi ekonomi dan

Page 53: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

155

kehidupan sosial di Mesir namun lebih bersifat menggambarkan capaian-

capaian pemerintah Mesir dan rezim yang sedang berkuasa dalam hal ini

adalah rezim Abdul Fatah as-Sisi.

Kondisi politik Mesir yang sedang berguncang akibat revolusi di

Mesir serta akibat pengaruh politik eksternal yang sedang berlangsung di

Negara Timur Tengah menjadi bahan utama Jorge Bahjury dalam

membuat karikaturnya. Kebijakan ekonomi dan kehidupan sosial Mesir

tak luput menjadi perhatian sang karikaturis walaupun intesitasnya sangat

jarang.

Penelitian ini menemukan dua jenis karikatur yang disampaiakan

oleh Jorge bahjuri yaitu karikatur sosial (social carricature) dan karikatur

politik (political carricature)

Karikatur Jorge Bahjury ingin menyampaikan beberapa pesan dari

pemerintah Mesir:

1. Negara memeperhatikan rakyat Mesir sekalipun negara dalam

kondisi carut marut akibat kondisi sosial politik yang tidak

stabil, karena rakyat sesunguhnya adalah pemegang kekuasaan

yang sesungguhnya. Hak-hak mereka harus diberikan dan

kewajiban para pemimpin yang telah diberikan mandat penuh

oleh rakyat harus ditunaikan. Hal tersebut ditunjukan dalam

karikatur Jorge Bahjury yang terbit pada 9 Juni 2014, 10 Juni

2014, 10 Juli 2014, 4 September 2014;

Page 54: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

156

2. Pemerintah Mesir terutama pada masa rezim Abdul Fattah as-

Sisi adalah pemerintah yang berprestasi. Hal itu ditunjukan

dengan gambaran para Menterinya yang giat bekerja demi

kemakmuran Mesir dan pembangunan mega proyek yang

dilakukan oleh pemerintahannya. Gambaran tersebut

ditunjukan dalam karikatur Jorge Bahjury yang terbit pada edisi

9 Juli 2014, 14 Agustus 2014 dan 26 September 2014.

3. Pemerintah Mesir sangat berpengaruh bagi negara tetangga.

Hal itu digambarkan dalam karikatur Jorge Bahjury yang terbit

pada edisi 6 Agustus 2014 dan 28 Agustus 2014

Secara umum karikatur Jorge Bahjury yang terbit dalam harian

online al-Ahram belum mewakili aspirasi rakyat kecil, selain itu penulis

melihat subjektifitas Bahjury masih sangat terlihat dalam setiap

karikaturnya. Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat

dan dapat disempurnakan serta ditindaklanjuti dengan penelitian-penelitian

berikutnya dengan mengemukaan masalah-masalah yang belum tertuang

dalam penelitian ini.

Page 55: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Hidayat, Asep, Filsafat Bahasa, Mengungkap hakikat bahasa, makna,

tanda, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Ali, Atabik, Kamus Inggris- Indonesia, Yogyakarta: Multi karya Grafika, 2003.

Ardiansyah, Warna Dalam Al-Qur’an Analisa Semiotika Terhadap Warna-Warna

Dalam Al-Qur’an), Yogyakarta: Tesis UIN Sunan Kalijaga, 2012.

Amir Piliang, Yasraf, Sebuah Dunia yang Dilipat: Realitas Kebudayaan

Menjelang Milenium Ketiga dan Matinya Posmodernisme, Bandung:

Mizan, 1999.

Barthes, Roland, Element of Semiology, New York: Hill and Wang, 1981.

______, Petualangan Semiologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

______, Roland, The Semiotic Collenge, New York: Hill and Wang, 1988.

Berger, Arthur Asa, Pengantar Semiotika Tanda-Tanda Dalam Kebudayaan

Kontemporer, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010.

Budianto, Irmawanti M, “Aplikasi Semiotik pada Tanda Non-verbal” dalam

Bahan Pelatihan Semiotika, Jakarta: Pusat Penelitian Kemasyarakatan

dan Budaya Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2001.

Budiman, Kris, Kosa Semiotika, Yogyakarta: LKIS, 1999.

________, “Membaca Mitos Bersama Roland Brthes: Analisa Wacana Dengan

Pendekatan Semiotik” dalam Analisis Wacana: Dari Linguistik Sampai

Dekonstruktif, Yogyakarta: Penerbit Kanal, 2002.

________, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas,

Yogyakarta:Jalasutra, 2011.

Cristomy, Tommy, “Pengantar Semiotik Pragmatik Peirce: Non Verbal dan

Verbal”, Bahan Pelatihan semiotika, Jakarta: Pusat Penelitian

Kemasyarakatan Dan Budaya Lembaga Penelitian Universitas Indonesia.

Danesi, Marcel, Pesan, Tanda, dan Makna, cet. Ke-1, Yogyakarta: Jalasutra,

20011.

Page 56: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

De Saussure, Ferdinand, Course In General Linguistic, New York: Mc Graw Hill,

1996.

Eco, Umberto, The Limits of Intrepretation, Bloomington: Indiana University

Press, 1990.

Enscyclopedia International, New York: Grolier Incorcorated, 1970. 4 Vols.

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta:

LKIS, 2012.

Fiske, Jhon, Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Paling

Komprehensif, terj. Yosa Iriantara dan Idi Subandy Ibrahim, Yogyakarta:

Jala Sutra, 2005.

Hodge, Robert dan Guther Kress, “Saussure and the Origin of Semiotics” dalam

The Polity Reader in Cultural Theory, Cambridge: Polity Press, 1994.

Hoed, Benny H, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, Depok: Komunitas

Bambu, 2011.

Hidayat, Asep Ahmad, Filsafat Bahasa, Mengungkap hakikat bahasa, makna,

tanda, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Hidayat, Komarudin, Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermeneutik,

Jakarta: Paramadina, 1996.

http://galerisoemardja.fsrd.itb.ac.id/?p=1906#sthash.946wBy3D.dpuf , Akses

pada tanggal 20 Oktober 2014.

http://basnendar.dosen.isi-ska.ac.id/2010/07/22/bahasa-ungkap-dalam-kartun-

politik-indonesia-tahun-1965-2/, Akses pada tanggal 21 November 2014.

Kaelan, Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta: Jalasutra, 2010.

______, Filsafat Bahasa, Semiotika, dan Hermeneutika, Yogyakarta: Paradigma,

2009.

Kurniawan, Semiologi Roland Barthes, Magelang: Yayasan Indonesia, 2001, hlm.

53.

Kutha Ratna, Nyoman Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2004.

Lechte, Jhon, Filsuf Kontemporer Dari Strukturalis Sampai Postmodernitas,

Yogyakarta: Pustaka Kanisius, 2001.

Page 57: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

Nashir Setiawan, Muhammad, Menakar Panji Koming; Tafsiran Komik Karya

Dwi Koendoro pada Masa Reformasi Tahun 1998, Jakarta: Penerbit

Buku Kompas, 2002, hlm. 17.

Maharsi, Indira, Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas, Yogyakarta: Kata Buku,

2011.

Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan tekniknya,

Jakarta: Rajawali Press, 2011.

McCloud, Scot, Under Standing Comics atau Memahami Komik, terj. S. Kinanti,

Jakarta: KPG, 2001.

Pateda, Mansoer, Sosiolinguistik, Cet. Ke- 2, Jakarta: Rieneka Cipta, 2001.

Pramono, Kartun Bukan Sekedar Seni, ttp.: Prisma 1, 1996.

Priyanto, Metafora Visual Kartun pada Surat Kabar Jakarta 1950-157, Disertasi

Bandung: FSRD, 2005.

Santoso, Puji, Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra, Bandung: Angkasa,

1990.

______, Ancangan Semiotika Dan Pengkajian Susastra, cet. Ke-10, Bandung:

Angkasa, 1993.

Segers, Rien T, Evaluasi Teks Sastra, terj. Sumino A. Suyuti, Yogyakarta: Adicita

Karya Nusa, 2000.

Sibarani, Augustin, Karikatur Dan Politik, Jakarta: Garba Budaya, 2001.

Sobur, Alex, Semiotika Komunikasi, Bandung: Rosdakarya 2006.

_________, Analisis Teks Media:Suatu pengantar Untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotik, dan Analisis framing, Bandung, Rosda Karya, 2006.

Sidarta, dalam http://www.rastika.com. Akses pada tanggal 10 Januari 2015.

Sudarta, Karikatur: Mati Ketawa Cara Indonesia, ttp.: Prisma 5, 1987.

Sudjiman , Panuti dan Aart van Zoest, Serba-Serbi Semiotika, Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 1992.

The New Encyclopedia Britanica, The Chicago University: Helen Hemingway

Benton, 1943-1973. 2 Vols.

Tinarbuko, Sumbo, Semiotika Komunikasi Visual, Yogyakarta: Jalasutra, 2012.

Page 58: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

Zoest, Aart van, Semiotika Tentang Tanda, Cara Kerjanya dan Apa yang Kita

Lakukan Dengannya, Jakarta: Yayasan Sumber Agung, 1993.

W.J.S. Poerwadarminta, S. Wojowasito, Kamus lengkap Inggris- Indonesia,

Indonesia- Inggris, Bandung: Hasta, 1980.

www.ahram,org.eg

Page 59: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas
Page 60: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas
Page 61: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas
Page 62: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas
Page 63: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas
Page 64: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas
Page 65: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas
Page 66: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas
Page 67: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

Lampiran 2

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Contoh karikatur Jorge Bahjury tanggal 10 Juni 2014, 11.

Gambar 2 Contoh karikatur Jorge Bahjury tanggal 9 Juli 2014, 11.

Gambar 3 Struktur triadik Charles Sanders Peirce, 42.

Gambar 4 Bunga Mawar, 43.

Gambar 5 Contoh aplikasi struktur triadik Charles Sanders Peirce, 44.

Gambar 6 Contoh aplikasi struktur triadik Charles Sanders Peirce, 46.

Gambar 7 Hubungan antara tanda dan acuannya menurut Charles Sanders

Peirce, 47.

Gambar 8 Contoh ikon, 49.

Gambar 9 Contoh indeks, 50.

Gambar 10 Contoh simbol, 51.

Gambar 11 Contoh emoticon, 54.

Gambar 12 Contoh ikon diagramatis, 55.

Gambar 13 Contoh ikon diagramatis, 56.

Gambar 14 Contoh metafora, 56.

Gambar 15 Contoh boneka yang didistorsi, 61.

Page 68: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

Lampiran 3

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Trikotomi ikon, indeks, simbol Charles Sanders Peirce, 51.

Page 69: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

Lampiran 4

CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri

Nama : Sumarni, S.S

Tempat/Tanggal Lahir : Kebumen, 06 Agustus 1984

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Dsn. Tosaren, RT 003 RW 06 Kradenan,

Srumbung, Magelang

No Telepon : 081904242474

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. TK Pertiwi Karang Bolong Kebumen Jawa Tengah (Lulus Th. 1990)

b. SDN Karang Bolong Buayan Kebumen Jawa Tengah (Lulus Th. 1996)

c. MTs Nururrohmah, Kuwarasan, Kebumen Jawa Tengah (Lulus Th. 1999)

d. MA Wali Songo, Ngabar Ponorogo Jawa Timur (Lulus Th. 2003)

e. S1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Lulus Th. 2008)

2. Pendidikan Non Formal

a. Pon. Pes Modern Al-Kamal, Kuwarasan Kebumen Jawa Tengah (1996-1999)

b. Pon. Pes Modern Wali songo, Ngabar Ponorogo Jawa Timur (1999-2003)

C. Pengalaman Organisasi

a. Mayoret Grup Marching Band Nururrohmah Kebumen (1996-1999)

b. Pramuka Garuda Penegak (2000-2003)

c. Ketua OSIS MA Walisongo, Ngabar Ponorogo Jawa Timur (2001-2002)

d. Senat Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2004-2007)

e. Sekretaris Lingkar Studi Tarjamah Yogyakarta (2004-2007)

f. Pimpinan Redaksi Buletin Kinasih Lembaga Dakwah UIN (2004-2006)

g. Wakil Ketua Pusat Pengembangan Bahasa Asing UIN (2004-2005)

h. Divisi Advokasi dan Politik Fatayat NU Kab. Magelang (2014-Sekarang)

D. Pengalaman Kerja

a. Staf LSM FPUB Yogyakarta (2005-2006)

b. Staf LSM Serikat Tani Merdeka (2006-2008)

Page 70: MAKNA TANDA VERBAL DAN VISUAL (Kajian Semiotik atas

Lampiran 4

c. Staf Div. Pengawasan Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Magelang (2013-2014)

E. Prestasi/Penghargaan

a. Juara 3 MTQ Kecamatan Kuwarasan (1997)

b. Juara I Putri Muslimah Fatayat NU Provinsi Jawa Tengah (2015)

F. Karya Tulis

a. Skripsi ترجمة رواية لم اعد أبكي لزينب حفني ومشكلة التكافؤ في مسفتوى العبارات الإسمية

فيها

(2008)