making the best of a bad decision

15

Upload: pt-visi-anugerah-indonesia

Post on 30-Mar-2016

228 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Making the Best of a Bad Decision (Melakukan yang Terbaik atas Keputusan Buruk yang Anda Buat) Bagaimana melupakan penyesalan masa lalu Anda, menerima anugerah, dan maju menyongsong masa depan yang lebih baik “Saya telah melakukan kesalahan yang merubah hidup saya selamanya. Apa yang harus saya lakukan sekarang?” “Apakah ada jalan untuk melupakan apa yang telah terjadi dan memulainya dari awal? “Akankah situasi yang saya hadapi menjadi lebih baik, atau apakah saya telah melewatkan kesempatan untuk memiliki masa depan yang indah?” Kita semua pernah membuat keputusan dalam hidup yang akhirnya kita sesali, tetapi ini kabar baiknya: Anda dapat menghapus rasa bersalah, membereskan masalah dengan Tuhan dan orang lain, dan menerima anugerah serta awal yang baru.

TRANSCRIPT

Page 1: Making the Best of a Bad Decision
Page 2: Making the Best of a Bad Decision

Buku InI DIpersemBahkan untuk:

Dengan pesan:

terIrIng salam,

Page 3: Making the Best of a Bad Decision
Page 4: Making the Best of a Bad Decision

Making the Best of a Bad Decision, Indonesian Copyright © 2011 by Erwin W. Lutzer Indonesian edition © 2012 by PT. Visi Anugerah Indonesia with permission of Tyndale House Publisher, Inc. All rights reserved.

Pengalih bahasa : Lenny Wati Kusnadi Penyunting : James YanuarDesain cover : Denny OctavianusLayout : Felly Meilinda

Hak terjemahan Bahasa Indonesia ada pada :PT. VISI ANUGERAH INDONESIAJalan Karasak Lama No.2 - Bandung 40235Telp : 022-522 5739 - Fax : 022-521 1854Email : [email protected]

ISBN 978-602-8073-82-0Cetakan pertama, Februari 2013Indonesian Edition © Visipress 2012

Hak cipta dilindungi oleh undang-undangDilarang memperbanyak sebagian atauseluruh isi buku ini tanpa seizin Penerbit.

Member of CBA IndonesiaNo : 05/PBL-BS/1108/CBA-Ina

Member of IKAPINo : 185/JBA/2010

Page 5: Making the Best of a Bad Decision

Kata Pengantar

Jadi anda telah MeMbuat Sebuah KePutuSan Yang buruK… 7Anda tidak sendirian!

1. KePutuSan terburuK Yang Pernah diaMbil 13Syukurlah, itu bukan keputusan Anda

2. KetiKa anda telah MeMilih Yang Kedua terbaiK 33Memercayai Tuhan sewaktu menempuh jalan yang salah

3. KetiKa anda telah MeniKah dengan MaSalah 55Anda menyesali sumpah yang bodoh itu

4. KetiKa anda telah Melanggar bataS Moral 81Rahasia Anda terungkap

5. KetiKa anda telah MeMbuat Sebuah KePutuSan FinanSial Yang buruK 101Anda tidak membaca kontraknya secara lengkap

6. KetiKa anda berada dalaM PeKerJaan Yang Salah 123Anda benci pergi bekerja

7. KetiKa anda telah MeMbuat orang lain terluKa 147Penyesalan yang tidak dapat Anda singkirkan

8. bagaiMana MeMbuat KePutuSan Yang biJaK 167Kebijaksanaan di waktu mendatang

9. KePutuSan terburuK Yang daPat anda buat 185Ketika Anda mengabaikan mempersiapkan diri untuk kekekalan

Catatan 191

daft

ar is

i

Page 6: Making the Best of a Bad Decision
Page 7: Making the Best of a Bad Decision

7

Orang pintar dapat membuat keputusan yang bodoh! Kita semua mengenal orang-orang brilian yang telah memilih karir yang mandek, menikah dengan pasangan yang tidak sepadan, atau yang tergoda oleh skema ingin-cepat-jadi-kaya. Kita semua pernah membuat keputusan yang ingin kita lupakan, tetapi kadang kita tidak dapat melupakannya karena konsekuensi-kosekuensi keputusan tersebut kian menumpuk. Kehidupan kita adalah hasil dari keputusan-keputusan kita. Karakter kita terlihat sangat jelas dari keputusan-keputusan yang kita pilih dan akibat dari kepu-tusan yang kita buat terhadap diri kita dan orang lain. Siapa diri kita menentukan apa yang kita lakukan—itu artinya, karakter kita akan mendikte keputusan macam apa yang kita ambil. Kita bebas menentukan pilihan, tetapi kita tidak be-bas memilih konsekuensinya. Bahkan yang lebih serius: Satu pilihan buruk dapat menyebabkan penyesalan dan sakit hati seumur hidup. Satu tindakan amoralitas, satu episode menyetir-sambil-mabuk, satu pernikahan yang tergesa-gesa—semua itu dan pilihan-pilihan bodoh yang tak terhitung lainnya dapat mengubah rute dan arah hidup kita menjadi lebih buruk. Dan setelah memulainya di ja-

Jadi anda Telah MeMbuaT

Sebuah KepuTuSan Yang buruK…

Anda tidak sendirian!

kata

pen

gant

ar

Kita bebas menentukan pilihan, tetapi kita

tidak bebas memilih konsekuensinya.

Page 8: Making the Best of a Bad Decision

8

lan yang salah, Anda mungkin mendapati begitu sulitnya (bahkan kadang terlihat mustahil) untuk memutar balik. Keputusan-keputusan yang telah Anda ambil di masa lampau telah menentukan tempat dimana Anda berada sekarang dalam perjalanan hidup ini. Begitu juga, keputusan-keputusan yang Anda ambil hari ini akan memengaruhi masa depan Anda. Pilihan-pilihan yang bijak dapat mentransformasi keputusan-keputusan buruk di masa lampau menjadi sebuah fondasi atas kehidupan dan pelayanan yang lebih produktif—dimulai dari sekarang. Membuat keputusan baik dalam situasi yang menantang adalah sukar, tetapi bukannya mustahil. Sebuah kisah Perjanjian Lama tentang seorang pria muda bernama Yusuf, yang membuat serangkaian keputusan baik walaupun dikhianati oleh saudara-saudaranya yang iri hati, merupakan sebuah contoh yang baik. Yusuf berpaling dan lari dari rayuan istri atasan-nya, dipenjara walaupun tidak bersalah selama beberapa tahun sebagai

akibatnya, dan kemudian menolak untuk membalas dendam terhadap saudara-saudaranya ketika ia me-miliki kesempatan. Ia memilih ke-rendahan hati di atas harga diri dan

pengampunan di atas kepahitan. Kita menghormatinya hari ini karena keputusan-keputusannya yang bijak membawa konsekuensi positif jauh melebihi yang dapat ia bayangkan. Seperti Yusuf, kita bangun setiap pagi dengan pilihan-pilihan yang harus kita ambil hari itu. Kita akan memilih jalan yang terbaik atau yang sedikit lebih buruk, tetapi ketika hari telah berakhir, kita tidak akan dapat kembali ke waktu kita memulainya. Seiring berjalannya waktu, keputusan-keputusan yang kita buat—apakah itu kecil atau besar—akan menjadi warisan yang kita tinggalkan. Saya memiliki seorang teman yang membeli saham pertambang-an yang sangat direkomendasikan dan mendorong orang lain untuk melakukannya juga. Setiap indikasi menunjukkan bahwa perusahaan itu

Membuat keputusan baik dalam situasi yang menantang adalah sukar, tetapi bukannya mustahil.

Page 9: Making the Best of a Bad Decision

Kata pengantar

9

akan bertumbuh—dengan pesat. Tetapi sebuah ledakan di pertambang-an menghentikan pertumbuhan tersebut dan para investor kehilangan sekitar 80 persen uang mereka. Jelas, teman saya tidak memiliki kewa-jiban secara legal untuk membantu mereka yang telah ia rekomenda-sikan membeli saham itu, tetapi ia merasa memiliki kewajiban moral atas kehidupan mereka. Ia memutuskan untuk menjual rumahnya dan mengembalikan investasi mereka. Lagi pula, pikirnya, teman-temannya telah kehilangan uang akibat rekomendasinya. Coba bayangkan bagaima-na pria itu dan istrinya akan dikenang! Buku ini berbicara tentang melakukan yang terbaik atas keputusan-keputusan buruk kita. Buku ini ditulis dengan keyakinan kuat bahwa Tuhan dapat mengubah apa yang kita sebut sebagai “yang kedua ter-baik” menjadi apa yang dapat kita sebut sebagai “yang pertama ter-baik,” hanya jika kita mengundang-Nya berjalan bersama kita. Ketika kita mendapati diri kita di jalan yang salah, Tuhan mampu membawa kita ke sebuah persimpangan dimana kita dapat memilih jalan baru yang akan menuntun kita kepada sesuatu yang lebih baik. Kegagalan kita un-tuk melihat Tuhan di tengah kesalahlangkahan kita-lah yang membuat kita selalu tersandung dari satu keputusan buruk pada satu keputusan buruk lainnya. Tuhan ahli dalam mengalihkan arah mereka yang meng-inginkan jalan yang lebih baik. Di halaman-halaman berikutnya, Anda pasti akan menemui per-simpangan jalan—Anda akan dihadapkan pada pilihan lainnya: Akankah Anda terus dibayang-bayangi oleh keputusan buruk Anda, atau akankah Anda melihat Tuhan, yang dapat mengambil apa yang Anda berikan ke-pada-Nya dan mengubahnya menjadi sesuatu yang produktif dan ber-nilai kekal, melampaui semua keputusan buruk itu? Anda dapat memilih hidup di dalam penyesalan atau hidup yang penuh dalam optimisme. Itu

Kegagalan kita untuk melihat Tuhan di tengah

kesalahlangkahan kita-lah yang membuat kita selalu

tersandung dari satu keputusan buruk pada satu

keputusan buruk lainnya.

Page 10: Making the Best of a Bad Decision

10

pilihan Anda. Dalam buku ini, Anda akan berjumpa dengan orang-orang yang telah membuat keputusan yang sangat buruk: para kriminal, pecandu seks, dan orang-orang yang telah menghancurkan pernikahan serta ke-luarga mereka melalui amoralitas atau bentuk lain dari keegoisan diri. Anda akan berjumpa dengan orang-orang yang membuat janji bodoh; dan yang lainnya yang telah kehilangan hidup mereka karena judi atau investasi yang gagal. Dengan kata lain, jika Anda telah memilih jalan yang salah dan sekarang hidup dalam konsekuensinya, Anda akan menemu-kan diri Anda sendiri dalam halaman-halaman di buku ini. Tetapi pastinya, ini adalah sebuah buku yang penuh pengharapan. Fakta bahwa Anda masih hidup adalah bukti bahwa masih ada kepu-tusan-keputusan bijak yang dapat Anda ambil! Tidak peduli berapa kali Anda telah salah jalan, masih ada satu jalan benar yang Anda dapat pilih di depan sana. Tuhan lebih besar daripada kebodohan Anda; lebih besar dari kesalahan-kesalahan yang telah Anda lakukan; lebih besar dari dosa-dosa Anda; dan lebih besar dari kekacauan yang telah Anda tinggalkan di sepanjang jalan yang telah Anda pilih sampai sekarang. Doa saya adalah menawarkan Anda dorongan semangat, walaupun semua akibat keputusan-keputusan yang Anda ambil, Anda harapkan

dapat berubah. Saya mengundang Anda untuk bersama-sama meng-arungi sebuah perjalanan yang mem-beri pengharapan. Dalam perjalanan

tersebut, kita akan belajar bagaimana kuasa dan pengampunan Allah dapat membuat noda-noda kotor menjadi lukisan yang indah.

Tuhan lebih besar dari kesalahan-kesalahan yang telah Anda lakukan.

Page 11: Making the Best of a Bad Decision
Page 12: Making the Best of a Bad Decision
Page 13: Making the Best of a Bad Decision

13

Keputusan apa, dalam Opini anda, yang merupakan keputusan terbu-ruk? Tak peduli betapa buruknya kegagalan Anda, saya dapat memastikan bahwa ada orang lain yang telah membuat keputusan lebih buruk. Tu-han berada di sana untuk menebus pilihan buruk mereka dan menem-patkan mereka pada jalan lain, jadi kita dapat memastikan bahwa Dia ada bagi kita ketika kita mengambil jalan yang salah dalam kehidupan ini.

Hilangnya Sorga Taman Eden

Dalam Alkitab, kita mendengar tentang sepasang manusia yang telah membuat keputusan terburuk sepanjang sejarah. Berada di lingkungan Eden yang sempurna, mereka telah memilih jalan yang berkonsekuensi sangat luas. Bahkan, keputusan mereka telah memengaruhi setiap generasi di bawah mereka, sampai hari ini. Tidak ada keputusan lain yang telah begitu negatifnya memengaruhi begitu ba-nyak orang untuk waktu yang begitu lama—tepatnya, sampai kekekalan. Tentu saja, waktu itu mereka tidak mengetahui bahwa keputusan me-reka akan menjadi bumerang dan melahirkan segala macam kejahatan: kekerasan, bencana alam, dan bahkan kematian. Ya, Adam dan Hawa me-menangkan kejuaraan keputusan terburuk yang pernah diambil. Tetapi jika kita melihat bahwa Allah dapat dan juga mau melakukan yang ter-

1

keputusan terBurukYang pernah DIamBIl

Syukurlah, itu bukan keputusan Anda

Adam dan Hawa memenangkan kejuaraan keputusan terburuk yang

pernah diambil.

Page 14: Making the Best of a Bad Decision

14

baik dari tragedi yang mereka ciptakan, kita boleh yakin bahwa Dia juga siap menolong kita.

Kesempatan-Kesempatan yang Mereka Miliki

Bayangkan Adam dan Hawa sedang berada di Taman Eden. Mereka menikmati sebuah lingkungan yang sempurna, tidak ada kebutuhan yang tak terpenuhi. Mereka tinggal di taman yang indah, dikelilingi oleh pekerjaan tangan Allah yang luar biasa, dan kelima indera mereka sempurna. Apakah mereka lapar? Ada banyak pohon dalam taman yang buahnya dapat mereka makan. Dan jika mereka ingin sesuatu yang tidak mereka miliki, mereka dapat memintanya kepada Tuhan, dan saya yakin Dia akan menciptakannya bagi mereka. Hawa tak memiliki rasa tidak aman. Ia tidak hanya tinggal di sebuah lingkungan yang sempurna, ia juga memiliki seorang suami yang sem-

purna! Saya yakin Adam dengan setia membuang sampah dan membantu-nya menyiapkan makan malam. Tidak disangsikan lagi, Adam seorang yang sensitif, penyayang, romantis, dan

memiliki sifat-sifat lainnya yang sangat dihargai wanita. Hawa tidak perlu khawatir terhadap wanita di sebelah rumah yang menjadi terlalu ramah terhadap Adam. Ia tidak perlu berkompetisi dengan para super model dan artis dalam setiap sampul majalah. Dan ia tidak perlu terbangun di malam hari bertanya-tanya apakah ia telah menikah dengan pria yang tepat! Adam dan Hawa juga memiliki keuntungan adanya akses langsung kepada Tuhan. Mereka dapat berjalan bersama-Nya di malam hari, berdiskusi dan sepertinya Dia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan. Tetapi pada suatu hari mereka membuat keputusan yang mengakhiri hubungan mereka dengan Yang Maha Kuasa. Berdiri ber-dampingan di Taman Eden, di depan sebuah pohon yang buahnya dila-

Hawa tidak terbangun di malam hari bertanya-tanya apakah ia telah menikah dengan pria yang tepat!

Page 15: Making the Best of a Bad Decision

Keputusan terburuK Yang pernah diambil

15

rang untuk dimakan, Adam dan Hawa membuat sebuah keputusan yang mengotori hubungan mereka dengan Tuhan juga hubungan mereka satu sama lain. Sebagai akibatnya, dengan satu gigitan buah terlarang, mereka menjadi musuh Tuhan, hubungan manis mereka menjadi masam. Sekarang, jika Anda bertanya mengapa pasangan ini memilih untuk melanggar perintah Tuhan, walaupun mereka berada di lingkungan yang sempurna dan memiliki segala yang mereka inginkan dan perlukan, tidak ada jawaban yang tepat. Alkitab tidak memberikan penjelasan lengkap. Yang kita ketahui ialah bahwa, bahkan di zaman kita sekarang, orang-orang tetap membuat keputusan yang buruk, walaupun mereka memi-liki hak istimewa dan keluarga yang mengasihi. Seperti Adam dan Hawa, kita sering memilih untuk melakukan apa yang kita pikir merupakan yang terbaik bagi diri kita sendiri, dan kita tidak mengindahkan peri-ngatan serta hikmat orang lain, termasuk Tuhan.

Keputusan yang Mereka Ambil

Perintah Tuhan jelas: “Engkau boleh makan buah-buahan dari semua pohon di taman ini, kecuali dari pohon yang memberi pengetahuan ten-tang yang baik dan yang jahat. Buahnya tidak boleh engkau makan; jika engkau memakannya, engkau pasti akan mati pada hari itu juga” (Ke-jadian 2:16-17). Ketika Setan, dalam penyamaran seekor ular, mendekati Hawa, ia fokus—seperti yang biasa ia lakukan—kepada satu hal yang Tuhan telah larang. Ia mengalihkan perha-tian Hawa dari segala kebaikan yang mengelilingi ia dan Adam—banyak pohon yang buahnya bebas mereka makan—dan mempertanyakan hik-mat dan kasih Tuhan. Ia memperdaya Hawa untuk berpikir bahwa ia dapat berbuat lebih baik dengan meng-abaikan perintah Tuhan yang jelas.

Setan memperdaya Hawa untuk berpikir bahwa ia dapat berbuat lebih baik

dengan mengabaikan perintah Tuhan yang jelas.