makanan : wujud, variasi dan fungsinva serta ...repositori.kemdikbud.go.id/8378/1/makanan wujud...
TRANSCRIPT
MAKANAN : WUJUD, VARIASI DAN FUNGSINVA SERTA CARA PENVAJIANNVA DAERAH
SUMATERA UTARA
D.EPARTEMEN PEND IDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Milik Depdikbud Tidak diperdagangkan
MAKANAN : WUJUD, VARIASI DAN
FUNGSINYA SERTA CARA
PENYAJIANNYA DAERAH
SUMATERA UTARA
Ors. E.K. Sia11aan - Ketua Tim T. Sitanggang, SH - Sekretaris Ors. Maniur Malau - Anggota
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DI REKTORAT JEN DER AL K EBUDAYAAN
DIREKTORAT SE.:IARAH DAN NILAI TRADISIONAL PROYEK PENELITIAN PENGKAJIAN DAN PEMBINAAN NILAl-NILAI BUDAYA
1993
PRAKATA
Keanekaragaman suku bangsa dengan budayanya di seluruh Indonesia merupakan kekayaan bangsa yang perlu mendapat perhatian khusus. Kekayaan ini mencakup wujud-wujud kebudayaan yang didukung oleh masyarakatnya. Setiap suku bangsa memiliki nilai-nilai budaya yang khas, yang membed�kan jati diri mereka daripada suku bangsa lain. Perbedaan ini akan nyata dalam gagasangagasan dan hasil-hasil karya yang akhirnya dituangkan lewat interaksi antarindividu, antarkelompok, dengan alam raya di sekitarnya.
Berangkat dari kondisi di atas Proyek Penelitian, Pengkajian, dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya menggali nilai-nilai budaya dari setiap suku bangsa/daerah. Penggalian ini mencakup aspek-aspek kebudayaan daerah dengan tujuan memperkuat penghayatan dan pengamalan Pancasila guna tercapainya ketahanan nasional di bidang sosial budaya.
Untuk melestarikan nilai-nilai budaya dilakukan penerbitan hasil-hasil penelitian yang kemudian disebarluaskan kepada masyarakat um um. Pencetakan. naskah yang berjudul Makanan : Wujud, Variasi dan Fungsinya Serta Cara Penyajiannya Daerah Sumatera Utara, adalah usaha untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
Tersedianya buku ini adalah berkat kerjasama yang baik antara berbagai pihak, baik lembaga maupun perseorangan, seperti Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, pemerintah Daerah, Kantor
iii
Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Perguruan Tinggi, Pimpinan dan staf Proyek Penelitian, Pengkajian, dan Pem
binaan Nilai-Nilai Budaya, baik Pusat m'aupun Daerah, dan para
peneliti/penulis.
Penyusunan buku ini belum merupakan suatu hasil penelitian
yang mendalam, tetapi barn pa da tahap pencatatan. Sangat diharapkan masukan-masukan yang mendukung penyempurnaan buku ini di waktu-waktu mendatang.
Perlu diketahui bahwa naskah ini pernah diterbitkan oleh proyek yang sama pada 1991. Banyaknya peminat buku ini kami
memandang perlu untuk dicetak ulang pada tahun ini.
Kepada semua pihak yang memungkinkan terbitnya buku ini, kami sampaikan terimakasih.
Mudah-mudahan buku ini bermanfaat, bukan hanya bagi masyarakat umum, juga para pengambil kebijaksanaan dalam rangka membina dan mengembangkan kebudayaan nasional.
Jakarta, Agustus 1993
Penelitian, Pengkajian, Nilai-Nilai Budaya ·
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KEBUDAY AAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDA Y AAN
�enerbitan buku sebagai salah satu usaha untuk memperluas cakrawala budaya masyarakat merupakan usaha yang patut dihargai. Pengenalan berbagai aspek kebudayaan dari berbagai daerah di Indonesia diharapkan dapat mengikis etnosentrisme yang sempit di dalam masyarakat kita yang majemuk. Oleh karena itu kami dengan gembira menyambut terbitnya buku yang merupakan liasil dari "Proyek Penelitian, Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya" pada Direktorat Sejarah· dan Nilai Tradisional, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Penerbitan buku ini kami harap akan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai aneka ragam kebudayaan di Indonesia. Upaya ini menimbulkan kesaling-kenalan dan dengan demikian diharapkan tercapai pula tujuan pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional kita.
Berkat adanya kerjasama yang baik antarpenulis dengan para pengurus proyek, akhirnya buku ini dapat cliseiesaikan .. Buku ini belum merupakan suatu hasil penelitian yang mendalam, sehingga di dalamnya masih mungkin terdapat kekurangan dan kelemahan, yang diharapkan akan dapat disempurnakan pada masa yang akan datang.
v
Sebagai penutup saya sampaikan terima kasih kepada pihak yang telah menyumbangkan pi.kiran dan tenaga bagi penerbitan bukuiai.
Vi
Jakarta, Agustus 1993
Direktur Jenderal Kebudayaan
2;/j Prof. Dr. Edi Sedyawati
DAFTAR ISi
Halaman
P R A K A T A . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii SAMBUT AN DI REKTUR JENDERAL KE BUDAY AAN . . . . . v
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vii
BAB I. PENDAHULUAN . .... ... .... .. ... .. .. .. .
1.1 Ruang Lingkup Masalah dan Wilayah Pene-litian .............................. .
1. 2 Cara Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.3 Kerangka Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
BAB II. MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN ...... 10 2.1 Lingkungan Fisik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Jo 2. 2 Sis tern Politik dan Lapisan Sosial . . . . . . . . . 12 2.3 Kehidupan Ekonomi . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 4 2.4 Sistem Kekerabatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15 2.5 Kehidupan Agama . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18 2.6 Pandangan Hidup dan Sistem Nilai Masya-
rakat. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20
BAB III. KONSEP MENGENAI MAKANAN ORANG
BATAK TOBA ........................ .
3.1 Konsep Mengenai Makanan ............ . 3.2 Makanan dan Penyajian serta Kelakuan
Makanan ........................... .
3.3 Makanan/Minuman dan Upacara-upacara .. .
BAB IV. MAKANAN ............ .' . . . .... . . .. ... .
4.1 Makanan Mentah dari Buah ............ .
4.2 Makanan Mental'\ dari Hewan ........... .
4.3 Makanan Mentah dari Sayur-sayuran ..... .
23
23
24
30
107
107
1 2 1
1 2 2
ix
BAB V.
4 .4 Makanan/Minuman Hasil Proses Peragian . . . 12 7
4.5 Makanan Hasil Masakan Cara Sederhana. . . . 129 4.6 Makanan Hasil Masakan Cara Komplek . . . . . 145
4.7 Makanan Hasil Masakan Cara Kompleks (Ma-
kanan Kecil) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 53 4.8 Makanan Hasil Masakan Cara Kompleks
Makanan Untuk Upacara-upacara Keagama-an ................................ .
4.9 Beberapa Jenis Makanan Anggota Mandailing dan Melayu, Sebagai Perbandingan Tema dap Makanan Batak Toba ......... .
KESIMPULAN ......................... .
5.1 Makanan Orang Batak Toba ............ .
5.2 Makanan Orang Anggota Mandailing ..... .
5.3 Makanan Suku Melayu ................ .
5.4 Saran ............................. .
157
20b
207
208
209
DAFTAR INDEKS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21 O
LAMPIRAN:
l. Peta . .... ...... ... .. ..... .. .. . .. . .. ... ... . 223-226
"' Illustrasi .... .. ..... ... .. .. .... ...... ..... . . 227-230
3. Daftar Informan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 232
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Ruang Lingkup Masalah Dan Wilayah Penelitian
1.1. l Ruang Lingkup Masalah
Kehidupan manusia dan makanan adalah dua ha! yang tidak dapat dipisahkan. Sepanjang sejarah manusia, makanan dan kehidupan dapat dilihat sebagai keadaan yang isi mengisi di mana manusia hidup untuk mencari makanan dan makanan yang dicari dipergunakan untuk kehidupan manusia.
Dapat dikatakan tidaklah mungkin ada kehidupan manusia di muka bumi ini tanpa adanya makanan. Tulisan ini justru membicarakan suatu aspek yang conditio sine qua non dalam kehidupan manusia yakni makanan, dengan judul "Makanan: Wujud. Variasi dan Fungsi serta Cara Penyajiannya".
Makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh manusia diperoleh dari lingkungan fisiknya di mana beserta kelompoknya tinggal. Karena lingkungan fisik yang berbeda-beda dari satu tempat ke tempat yang lain, maka hal itu mengakibatkan bahan mentah yang diperoleh berbeda pula sesuai dengan lingkungan fisiknya.
Dapat diyakini bahwa bahan makanan telah tersedia sejak mula pertama manusia ada di muka bumi ini. Namun demikian, betapa pun sederhananya cara pengolahan/teknologi bahan mentah itu sehingga menjadi bahai;i makanan yang langsung dapat dikonsumsi adalah merupakan hasil · kebudayaan manusia. Dengan
perkataan lain, walaupun suatu bahan mentah secara potensial
dapat dimakan, tetapi itu hanya terwujud menjadi makanan ka
rena adanya peranan kebudayaan.
Kebudayaan yang merupakan keseluruhan perwujudan tang
gapan manusia (total responses of man) terhadap lingkungannya
ternyata mampu mem buat:
a. Sistem Klasifikasi mengenai bahan mentah yang dapat dan
yang tidak dapat digunakan sebagai bahan makanan/minuman.
b. Sistem Klasifikasi bahan mentah yang dapat atau tidak dapat
langsung dikonsumsi.
c. Sistem teknologi/pengolahan bahan mentah yang tidak dapat
langsung dikonsumsi sehingga dapat dikonsumsi dengan cara
memasak, memeram, meragi dan sebagainya.
d. Klasifikasi makanan sesuai dengan fungsinya, yakni makanan/
minuman sehari-hari, makanan/minuman pelengkap, makanan
minuman untuk tamu dan makanan minuman untuk upacara.
Kemampuan manusia untuk mengklasifikasi bahan dan makan-
an seperti tersebut di atas inilah yang menjadi ruang lingkup yang
pertama dan umum dalam penelitian ini.
Bagi orang Batak Toba, masalah makan dan makanan selain
untuk kebutuhan fisik. juga telah menjadi tradisi yang terjalin
erat dalam sistem kepribadian dan sistem saraf dari warga masya
rakat.
Bahwa kebiasaan makan serta memilih makanan telah menjadi
suatu tradisi yang terjalin erat dalam sistem kepribadian dan telah menjadi suatu susunan syaraf masyarakat Batak Toba, hal itu dapat kita lihat dari kebiasaan berikut:
a. Waktu makan dua kali sehari. tidak bisa dilewatkan meski
pun perut sudah kenyang karena jajan atau makan sampingan.
b. Bahan makanan untuk makan rutin sehari-hari tidak dapat di
rubah, meskipun ada bahan makanan lain yang nilai gizinya kira-kira sama dengan nasi, misalnya jagung a tau sagu.
Selanjutnya dalam kaitan yang lebih luas, kebiasaan makan
dan makanan untuk orang Batak Toba itu terlihat dalam hubungan kemasyarakatan orang Batak Toba yang disebut "Dalihan Na Tolu" (= tungku nan tiga) yang terdiri dari "hula-hula'', "dongan
2
tubu", dan "boru''. *)
Agar hubungan di antara ketiga komponen dalihan na tolu itu selalu serasi, maka haruslah dilaksanakan falsafah/pandangan hidup yang mengatakan: "samba marhula-hula, manat mardongan
tubu, elek marboru " . Artinya: hormat dan sujud kepada hulahula, membujuk kepada boru, serta hati-hati, adil dan cermat kepada dongan tubu.
Pandangan hidup ini terjelma juga dalam wujud makanan dan cara makan orang Batak Toba. Misalnya dalam acara adat selalu nampak, bahwa makanan (lauk) yang dihidangkan kepada hulahula ialah ''iuhut na marsaudara" (daging yang dicampur dengan darah), sedang untuk "boru" dihidangkan "dengke" (= ikan). Kedua bentuk/wujud makanan ini mempunyai pengertian perJambang (metaforik) yakni juhut na marsaudara sebagai lambang penghormatan dan sikap sembah sujud, sedang "dengke" sebaga.i lam bang bujukan dan mengambil hati serta rasa. respect terhadap jasa dari pihak boru.
Makanan untuk dongan tubu pada umumnya sama dengan makanan sendiri karena dengan tubu itu adalah kelompok sendiri yang berarti sama tingkatan/martabatnya dengan diri sendiri. Meskipun demikian, dongan tubu masih dapat juga dibedakan sebagai pihak yang lebih tua dan pihak yang lebih muda di mana makanan yang dihidangkan juga menggambarkan kedudukan terse but.
Arti perlambang (metaforik) ini masih kita jumpai pula dalam pembagian "tudu-tudu ni sipanganon" yang berlaku secara umum untuk orang Batak Toba. "Osang" (= dagu) dari hewan yang disembelih diberi kepada hula-hula dan "panahui" (bagian kepala sebelah atas) diberi kepada boru. Untuk dongan tubu diberi "na marngingi" (yaitu bagian kepala tempat gigi/rahang atas).
*) Hula-hula : ialah pihak/clan pemberi gadis/isteri.
Boru ialah pihak/clan penerima gadis/isteri. Dongan tubu ialah satu clan/teman semarga.
3
Demikianlah secara sepintas mengenai kebiasaan makan dan
makanan yang sudah menjadi tradisi dan kepribadian masyarakat Batak Toba baik untuk makan sehari-hari maupun dalam upacara ad at.
1 .1.2 Wilayah Penelitian
Sesuai dengan basil para survai dan rapat tim aspek makanan. maka kelompok masyarakat yang menjadi objek penelitian aspek ini ialah salah satu suku yang mendiami wilayah Propinsi Sumatera
Utara yakni suku Batak (Toba). Suku ini secara administratif mendiami seluruh Kabupaten Tapanuli Utara yang secara pengertian etnis cultural disebut "tano Batak" (tanah Batak).
Selanjutnya tim telah pula sepakat menetapkan desa Lumban
Tambak Kecamatan Silaen Kabupaten Tapanuli Utara sebagai desa sample untuk penelitian aspek makanan ini. Adapun yang menjadi alasan/pertimbangan tim untuk menetapkan desa ini ialah:
a. Secara geografis Keeamatan Silaen dan juga daerah sekitarnya yaitu dari Porsen sampai ke Balige yang lebih dikenal dengan daerah Toba adalah pusat daerah Kabupaten Tapanuli Utara.
b. "Daerah Toba" ini adalah bagian paling subur dari Kabupaten Tapanuli Utara serta kaya akan ragam bahan pangan. serta telah lama sebagai pusat lintas budaya orang Batak Toba.
c. Desa Lumban Tambak sendiri agak jauh dari pusat lalu lintas. yang membuatnya lebih sedikit menerima pengaruh luar, terutama dalam hal upacara-upacara adat.
d. Pemilihan suku/sub suku Batak Toba sendiri sebagai objek penelitian ialah karena orang Batak Toba termasuk suku yang tertua yang mendiami daerah Sumatera Utara (Proto Melayu), dan orang Batak Toba terkenal sebagai suku yang kuat mempertahankan tradisi-tradisinya dari dulu hingga sekarang.
1.2 Cara Pengu mpulan Data
Sesuai dengan TOR yang telah ditetapkan oleh Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah (IDKD) Pusat,
maka metode penelitian untuk aspek "makanan" ini ialah metode pengamatan terlibat/observasi partisipasi dan metode dokumentasi (kepustakaan). Di bawah ini berturut dije]askan penggunaan kedua
metode tersebut:
4
1.2.l Metode Pengamatan Terlibat/Metode Observasi Partisipasi
Dengan penggunaan metode ini penelitian secara langsung mengamati dan ikut terlibat dalam penyajian/pembuatan makanan untuk sebagian atau seluruhnya. sehingga peneliti tidak hanya mendeskripsikannya dari pembicaraan para informan.
Selain itu dalam kebiasaan makan orang Batak Toba pun tim
selalu mengusahakan keterlibatannya. Semuanya itu adalah untuk makin cermatnya hasil penelitian yang dilaksanakan oleh tim.
Dengan penggunaan metode ini. selama berada di lapangan tim telah melibatkan diri secara langsung dalam proses pengolahan bahan mentah hingga menjadi bahan makanan yang Jangsung dapat dimakan. Hasilnya ialah bahwa tim peneliti tidak saja sampai pada pengenalan yang kognitif. tetapi juga telah sampai pada pengenalan efektif.
Selama dalam tahap pengumpulan data di lapangan. tim hampir secara keseluruhan menggunakan metode ini dengan dibantu oleh para responden yakni Bapak Hisar Panjaitan, Penilik Kebudayaan Kecamatan Silaen serta pengetua-pengetua dan ibuibu yang merupakan ahli-ahli makanan Batak Toba pada desa penelitian.
Sesuai pula dengan petunjuk TOR, tim mengusahakan agar konsepsi tim sendiri sejauh mungkin dikesampingkan/dihindarkan, tetapi semata-mata hanya yang sesuai dengan kenyataan yang hidup dalam desa sample ditambah dengan penjelasan para responden dan informan. Dari keterangan yang berbeda-beda telah diusahakan pula untuk memilih keterangan dan penjelasan yang Jebih umum.
Mengenai observasi dan keterlibatan dalam upacara-upacara di mana disajikan makanan dan minuman yang berkaitan dengan upacara itu, telah diusahakan agar saat penelitian bertepatan dengan saat upacara diadakan. Tetapi untuk upacara-upacara yang tidak mungkin dihadiri, diusahakan agar foto-foto upacara itu dapat diperoleh.
1.2.2 Metode Dokumentasi (Kepustakaan)
Sebagai metode y,ao,g kedu'a ialah metode pengumpulan data melalui buku-buku (kepustakaan) yang memuat pembicaraan
5
makanan pada umumnya dan makanan orang Batak Toba pada
khususnya. Tim telah sependapat, bahwa sebelum turun ke lapang
an lebih dulu mendapat pandangan umum melalui buku-buku, majalah dan catatan-catatan lain yang membicarakan masalah
makanan dan minuman.
Apabila pengamatan terlibat tidak mungkin dilaksanakan,
maka keterangan (penjelasan para responden dan informan yang banyak bersesuaian serta dibandingkan dengan data-data kepustakaan, tentu akan merupakan data-data yang lebih valid dan
reliable.
Namun demikian sangat disayangkan bahwa karya tertulis
mengenai makanan pada umumnya sangat langka, apalagi karya tertulis yang membicarakan secara khusus mengenai makanan/ minuman orang Batak Toba.
1.2.3 Metode Wawancara
Meskipun dalam TOR tidak ada disebut dan dianjurkan tentang metode wawancara, tetapi tirn secara terpaksa mesti juga menggunakan metode ini untuk melengkapi data-data sebanyak mungkin.
Alasan untuk menggunakan metode wawancara ini ialah:
a. Sesuai dengan dana dan waktu yang tersedia tidak mungkin semua data dikumpulkan dengan metode pengamatan terlibat dan metode kepustakaan.
b. Khusus mengenai upacara dan makanan yang disajikan untuk upacara itu, tidak selamanya upacara muncul bersamaan dengan waktu penelitian.
Sesuai dengan kedua alasan yang disebut di atas ini, maka tim
melengkapi data-datanya berdasarkan metode wawancara. Namun demikian rekaman berupa foto dari makanan yang dibicarakan dalam wawancara itu selalu diusahakan mengumpulnya.
1.3 Kerangka Penulisan
Aspek "Makanan: Wujudnya, Variasi dan Fungsinya serta cara penyajiannya'', terdiri dari 5 bab, dengan susunan seperti berikut:
6
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Ruang lingkup masalah dan wilayah penelitian 1.2 Metode (cara) pengumpulan data 1.3 Kerangka penulisan
BAB II. MASY ARAKAT DAN KEBUDAY AAN
2.1 Llngkungan fisik 2.2 Sistem politik dan pelapisan sosial 2.3 Kehidupan ekonomi 2.4 Sistem kekerabatan 2.5 Kehidupan agama 2.6 Pandangan hidup dan sistem nilai masyarakat
BAB III. KONSEP MENGENAI MAKANAN
3.1 Konsep mengenai makanan 3.2 Makanan dan penyajian serta kelakuan makanan 3.3 Makanan/minuman dan upacara-upacara
BAB IV MAKANAN 4.1 Makanan/minuman dari bahan mentah: macam,
cara pengolahan, penyajian, cara konsurnsi. 4. 2 Makanan/minuman hasil proses peragian a tau pro
ses pengadaan lainnya. . 4.3 Makanan/minuman yang dimasak secara sederhana
(direbus, dibakar). 4.4 Makanan/minuman yang dimasak secara kompleks
(bahannya, burn bu dan cara pengolahannya).
BAB V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan 5.2 Saran
DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN I. Peta 2. Foto dan Ilustrasi 3. Daftar Informan.
Uraian Singkat Setiap Bab:
BAB I. PENDAHULUAN
1. Ruang Lingkup Ma�lah dan Wilayah Penelitian:
Sub bab ini menjelaskan adat masyarakat Batak
7
Toba terutama mengenai adat kebiasaan makan
yang masih berlaku/ditradisikan. Seterusnya melalui adat kebiasaan makan itu diusahakan meng
ungkapkan sistem nilai dan sistem kepribadian masyarakat Batak Toba.
Metode Pengumpulan Data:
Di sini dijelaskan bahwa metode yang digunakan ialah metode pengamatan terlibat dan metode dokumentasi. serta pemakaian metode-metode tersebut. Kemudian karena keterbatasan dana dan waktu. digunakan pula metode wawancara yang keseluruhannya bertujuan untuk memperoleh data
yang makin lengkap.
3. Kerangka Penulisan
Memberi penjelasan mengenai garis besar penulisan/kerangka penulisan.
BAB II. MASY ARAKA T DAN KEBUDA Y AAN
Bab ini secara berturut-turut menguraikan: I. Lingkungan fisik Sumatera Utara dan Tanah Batak
Toba termasuk desa sample Lumban Tambak Kecamatan Silaen.
2. Sistem politik dan lapisan sosial Batak Toba.
3. Kehidupan ekonomi Batak Toba. 4. Sistem Kekerabatan Batak Toba. 5. Kehidupan agama. 6. Pandangan hidup dan sistem nilai masyarakat
Batak Toba.
BAB Ill. KONSEP MENGENAI MAKANAN
8
Bab ini menjelaskan tentang konsep makan dan makanan bagi orang Batak Toba. Dalam bab ini diberi klasifikasi makanan dan fungsinya sebagaimana yang dikenal dan ditradisikan oleh masyarakat Batak Toba, demikian juga makanan dalam hubungannya dengan upacara-upacara yang masih berlaku pada masyarakat
Batak Toba.
BAB IV. MA KANAN
Bab ini adalab suatu deskripsi me.ngenai makanan
orang Batak Toba yang meliputi:
1. Makanan dari bahan mentah.
2. Makanan dari basil proses peragian dan sejenisnya.
3. Makanan dari basil makanan sederhana (dire bus/ dibakar).
4. Makanan yang dimasak dengan cara yang kompleks. Dalam deskripsi ini dijelaskan cara pengolahan,
cara penyajian dan cara memakannya sena meliputi
lapisan masyarakat mana saja.
BAB V. KESIMPULAN
Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu: - Kesimpulan dan - Saran
Dalam kesimpulan kembali ditekankan suatu gambaran umum kepada pembaca tentang: - Jenis makanan orang Batak Toba
Konsep masyarakat Batak Toba tentang makanan Fungsi makan/makanan bagi orang Batak Toba Kaitan antara makan dengan sistem kepribadian
dan sistem nilai bagi masyarakat Batak Toba.
Saran, memuat apa-apa yang dirasa oleh tim sebagai usaha meningkatkan gizi makanan dan usaha-usaha yang perlu untuk merubah kebiasaan makan demi ketahanan nasional di bidang pangan dan komoditi perdagangan.
9
BAB II
MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
2.1 Lingkungan Fisik
2.1.1 Sumatera Utara
Propinsi Sumatera Utara terletak pada I 0 Lin tang Utara sampai 4° Lin tang Utara dan 98° Bujur Timur sampai IO I 0 Bujur Timur dengan luas wilayah 72.913 Km2 (Biro Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara, 1980).
Di tengah wilayah ini dari Utara ke Selatan membujur suatu pegunungan yang disebut Bukit Barisan. Pada bagian Timur terdapat dataran rendah yang luas dan di bagian Barat dataran rendah yang sempit. Pada pegunungan ini terdapat sebuah danau dengan panorama yang indah yakni danau Toba.
Propinsi Sumatera Utara terdiri dari 1 1 Kabupaten, 6 Kotamadya dan 2 Kata Administratip. Penduduk Sumatera Utara berjumlah 9.028.981 orang (Data Dasar Kanwil Depdikbud Propinsi Sumatera Utara, tahun 1983/1984).
Secara etnis penduduk Propinsi Sumatera Utara terdiri dari beberapa suku yang terdiri dari suku asli dan suku pendatang. Yang merupakan suku asli di Sumatera Utara ialah Batak, Melayu dan '.'Has. Suku Batak sendiri masih dapat dibedakan atas sub suku yakni: Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak/ Dairi serta Batak Angkola/Mandailing. Sedang yang tergolong sebagai suku pendatang ialah Jawa, Aceh Minang dan suku pendatang lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.
10
Mengenai iklim di Sumatera Utara umumnya baik dalam arti
musim hujan dan kemarau berimbang, sehingga keadaan musim
tidak begitu berpengaruh pada usaha pertanian.
Penduduk Sumatera Utara pada umumnya hidup dari hasil
pertanian. ·Sementara itu petemakan hewan dan ikan mulai berkembang. Di sekitar pantai hampir seluruhnya hidup sebagai nelayan. Di bidang perkebunan Sumatera Utara termasuk sebagai suatu daerah penghasil devisa terbesar di Indonesia yang berasal dari hasil perkebunan karet, teh dan kelapa sawit.
2.1.2 Lokasi Penelitian
Seperti dikemukakan pada Bab Pendahuluan bahwa lokasi penelitian aspek Makanan ini ialah desa Lumban Tambak. Kecamatan Silaen Kabupaten Tapanuli Utara. Desa ini merupakan bagian dari "daerah Toba" (daerah Toba ialah dataran rendah/ lembah pinggiran danau Toba mulai dari Porsea sampai ke Balige.).
Desa ini seperti halnya "daerah Toba" lainnya merupakan
daerah pertanian yang su bur dan kaya akan bahan pangan. Luas areal desa ini ialah 900 Ha, dengan penduduk l .500jiwa yang terdiri 720 orang laki-laki dan 780 orang perempuan. Desa ini letaknya 7 Km dari Silimbat suatu desa antara Porsea dan Laguboti.
Jumlah keluarga desa Lumban Tambak ini adalah 295 keluarga.
Mata pencaharian utama desa ini ialah bertanam padi dan tanaman muda seperti kacang dan bawang. Usaha petemakan se
perti temak babi dan kerbau, masih bersifat usaha sambilan. Mata pencaharian lain yang berupa mata pencaharian tetap tidak
ada.
Penduduk desa ini seluruhnya telah beragama yaitu Kristen Protestan dan Katolik. Penghayat Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa masih ada tetapi jumlahnya tinggal sedikit yakni 11 orang. Di desa ini terdapat 1 buah gereja Protestan dan l buah gereja Katolik.
Mengenai pendidikan, di desa ini semua anak-anak usia sekolah sudah masuk sekolah. Di sini terdapat 2 buah SD Negeri, SD Swasta, 1 buah SMP Negeri dan 1 buah SMP Swasta. SMA Swasta 1 buah terdapat di ibukota Kecamatan yaitu di Silaen.
11
2.2 Sistem Politik dan Lapisan Sosial
Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara yang sekarang, adalah
merupakan satu kesatuan etnis, yang disebut orang Batak Taba.
Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, disebut "Tana Barak" (=
tanah Batak). Orang Batak Toba yang mendiami "Tana Barak"
itu menyebut dirinya "halak Batak" (orang Batak) dan untuk menyebut orang sesamanya disebut "halak hita" (orang kita).
Untuk maksud politik devide et impera dari pihak kolonial Belanda, "halak Batak" (= orang Batak) sempat juga disebut
"bangsa Barak" (= bangsa Batak). Untunglah sejak tibanya ke
merdekaan bangsa Indonesia, sebutan "bangso Batak" menjadi
hilang atas kesadaran orang Batak Toba itu sendiri.
Mengenai sistem politik di Tanah Barak, apabila ha! itu ditinjau dari segi theori kekuasaan/surnber kekuasaan penguasa, maka sistem politik di tanah Batak itu adalah sistem demokrasi.
Dalam hal ini berarti kekuasaan bersumber dari kesepakatan
rakyat yang dilaksanakan pula oleh rakyat melalui pengetua
pengetua demi kepentingan bersama.
Pengertian demokrasi untuk orang Batak tersimpul dalam
peribahasa yang berbunyi: "aek godang tu aek laut, dos ni raha
sibahen na saut" (= air besar/sungai ke air laut, bulat mufakatlah yang membuat tercapainya maksud). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian demokrasi untuk orang Batak adalah musyawarah menuju mufakat. Dalam hidup sehari-hari ha! itu terwujud dalam kerja sama masyarakat berupa gotong-royong seperti mendirikan rumah, turun ke sawah, saat suka dan duka yang selalu tolong-menolong.
Kalaupun di tanah Batak dan bagi orang Batak ada sebutan "Raja", maka ha! itu bukanlah dalam arti menguasai/kekuasaan (souvereiniteit). Pengertian "raja" untuk orang Batak ditekankan dalam arti sikap, watak dan tindakan, yakni seseorang yang bijaksana, adil, pengasih cfan penolong serta menjunjung tinggi adat dan kebiasaan hidup.
Dengan demikian, baik sistem politik maupun lapisan sosial di tanah Batak tidak pemah didasarkan atas keturunan atau asal darah; dan tidak dijumpai kelas bangsawan dan kelas rakyat atas keturunan darah.
12
Karena stratifikasi sosial dari segi keturunan darah (bangsawan
atau rakyat) tidak dikenal pada masyarakat Batak Toba, maka
satu-satunya sistem pelapisan sosial (social stratification) yang
dianut dengan setia ialah pelapisan sosial berdasarkan "Dalihan
Na Tolu" (tungku nan tiga).
Dalam membicarakan arti perlambang yang tersimpul dalam
makanan pada Bab Pendahuluan, telah disinggung bahwa unsur
unsur dalihan na tolu itu merupakan tiga serangkai yang tidak
pernah terpisahkan dalam setiap event baik suka maupun duka. Ketiga komponen dalihan na tolu itu ialah pihak/clan "hula-hula".
"dongan tubu/dongan sabutuha" dan "boru".
Meskipun dari ketiga komponen itu ada yang lebih tinggi dan
yang lebih rendah, tetapi itu tidak pemah diartikan bahwa yang mempunyai derajat yang lebih tinggi (hula-hula) menguasai secara
souverein kepada yang lebih rendah (boru).
Dari ketiga unsur dalihan na tolu itu, hula-hula !ah yang
mempunyai kedudukan yang tertinggi. Bagi orang Batak Toba,
hula-hula dipandang sebagai sumber berkat, pahala dan rezeki,
sehingga hula-hula dipandang sebagai "debata na niida "*) (Tuhan/
dewata yang nampak).
"Dongan tubu/dongan sabutuha" ialah orang-orang teman
satu clan/marga terutama keluarga dekat dalam garis patrilinial.
Yang termasuk unsur ini berkedudukan sebagai tuan rumah
(suhut) dalam setiap acara baik dalam keadaan suka maupun
dalam duka.
"Boru" adalah unsur dalihan na tolu yang mempunyai ke
dudukan yang terendah. Kelompok inilah yang diharapkan akan
memberi bantuan baik berupa tenaga maupun dana (materi) dalam setiap kejadian di pihak hula-hulanya. Walaupun boru itu
dalam struktur dalihan na tolu mempunyai kedudukan yang te
rendah, tetapi boru itu sangat dihargai. J adi jelas bahwa boru itu bukanlah orang yang diperhamba atau pihak yang sudah ditakdir
kan untuk diexploitasi.
*) Dengan masuknya agama Kristen anggapan itu mulai berkurang. Memang hula-hula
tetap dihormati, tetapi tidak sampa\ kepada tingkat 'Tulum yang nampak ". Ini se· suai dengan hukum taurat kelirna, bahwa penghormatan tertinggi hanyalah kepada orang yang disebut "orang tua ".
13
Keserasian antara ketiga unsur dalihan na !Qiu harus terus
dijaga dan dipelihara dengan baik. Usaha pemeliharaan keserasian itu tersimpul dalam falsafah yang, telah disebut pada Bab Pendahuluan yakni: "Somba marhula-hula, manat mardongan tubu,
elek marboru ". Som ba marhula-hula berarti sembah dan sujucl
kepada hula-hula sesuai dengan keyakinan dan adat orang Batak.
Mani:lt mardongan tubu berarti cermat, teliti dan adil terhadap
teman satu clan/marga. Dongan tubu harus diperlukan seperti
terhadap diri/keluarga sendiri. Elek marboru berarti harus dihargai, dibujuk dan diberi respect yang wajar sesuai dengan jasajasanya kepada hula-hulanya.
Kesimpulan kita yang terakhir ialah tidak ada pelapisan sosial
menurut kelas bangsawan dan rakyat bagi orang Batak Toba.
Pelapisan sosial satu-satunya dan yang tetap lestari ialah sesuai dengan dalihan na tolu.
2.3 Kehidupan Ekonomi
2.3.1 Kabupaten Tapanuli Utara
Kabupaten Tapanuli Utara dengan sebutan ''tano Batak"
itu, mempunyai luas wilayah 1.162.541 Ha. Dari luas wilayah
itu hanya 78.830 Ha b erupa sawah. ladang. tegalan kosong. kebun
dan kolam-kolam. Selebihnya adalah b erupa hutan belukar.
padang rumput. padang tandus. kuburan, danau Toba dan jalan
jalan (Tapanuli Utara dewasa ini. 1973 hal. 2 ).
Dari angka di atas nampak. bahwa wilayah tanah Batak Toba
("tano Batak") itu hanya 6.7% yang dapat diusahai. Ini disebabkan tanahnya kebanyakan terdiri dari tanah tuf, tanah scalk dan tanah berbatu-batu yang tidak subur. Selain itu letak tanah yang
terlalu tinggi sehingga tidak mungkin diairi. dan tanah-tanah
pegunungan. serta jauh dari pusat-pusat perhubungan.
Sebagian dari sawah-sawah di sana, pengairannya masih ter
gantung pada hujan, seperti terdapat di pulau Samosir dan Hum
bang. Peternakan berupa ternak babi. lembu dan kerbau belum
dapat diusahakan secara intensif.
Hasil kerajinan tangan berupa pertenunan dan anyaman tikar
belum dapat dijadikan sebagai mata pencaharian tetap. Pem
buatan alat pertanian seperti cangkul dan babat masih dikerjakan
secara tradisional oleh para pengrajin besi.
14
Mengenai hasil tambang, sampai kini belum ada ditemukan.
Keadaan ekonomi seperti tersebut di atas membuat wilayah ini
seperti apa yang sering disebut dalam beberapa mas media yaitu "daerah peta kemiskinan". Inilah yang membuat penduduk/orang
Batak banyak meninggalkan daerahnya dan merantau terpencar
pencar di seluruh persada Nusantara untuk menc;tri nafkah.
2.3.2 Desa Lumban Tambak
Seperti telah disinggung dalam Lingkungan Fisik di muka bahwa penduduk desa Lumban Tambak pada umum_nya hidup
dari bertani. Dari luas wilayah desa ini yakni 900 Ha, daerah pertanian 400 Ha, yang setiap tahunnya menghasilkan gab&}l kering sekitar 1.650 ton. Walaupun desa ini termasuk bertanah subur, tetapi karena sumber hanya satu macam saja, yaitu padi maka hidup penduduk masih termasuk hidup yang jauh dari hidup berkecukupan.
2.4 Sistem Kekerabatan
2.4.1 Garis Keturunan
Garis keturunan pada masyarakat Batak Toba adalah garis keturunan menurut garis ayah (patrilinial). Sistem patrilinial merupakan tulang punggung masyarakat Batak Toba, karena baik dalam keluarga batih sampai kepada kelompok marga, semuanya berdasarkan garis keturunan ayah.
Garis keturunan ibu/perempuan tidak diperhitungkan, karena apabila seorang perempuan sudah berumah tangga. maka si perempuan itu telah masuk ke marga/clan pihak suaminya.
2.4.2 Kelo mpok Kekerabatan
Yang merupakan kelompok kekerabatan yang terkecil masyarakat Batak Toba ialah keluarga batih yang biasa disebut ''ripe''*) yang terdiri dari suami, isteri dan anak-anaknya. Semua anak-anaknya (laki-laki/perempuan) disebut: Saama-saina" !seayah-seibu).
Sesudah orang yang "Saama-saina ". ialah orang yang "saompung" (satu nenek) dan yang di atasnya disebut: "ompu marti-
* \ Ripe= kadang-kadang diartikan juga sebagai keluarga yang lebih besar, dalam ha! ini pengertiannya lebih bersifa! kelompok.
Dongan saripe = berarti isteri/suami.
15
nodohon" (neneknya bersaudara). Sesudah "ompung martinodo
hon" sampai yang di atasnya disebut saja "halak na paompu
ompu" (orang bersaudara di tingkat leluhur. yakni sampai sejauh mana kerabat dari garis ayah itu masih dikenal atau masih diketahui silsilahnya. Kerabat tertinggi menurut garis ayah ialah orang yang "semarga" �satu marga).
Marga pada masyarakat Batak Toba sangat banyak. yang keseluruhannya dapat dikelompokkan atas dua bagian besar sebagai keturunan Guru Tateabulan dan Raja Jsumbaon yang berasal dari Si Raja Barak yang merupakan leluhur semua orang Batak.
Untuk menentukan hubungan di antara sesama orang Batak .Yang belum saling mengenal ditentukan dengan jalan "partuturan ..
'· (= silsilah), yaitu saling menjelaskan marga (stam) dan keturunan ma sing-ma sing.
Yang pertama-tama dapat ditentukan melalui partuturan ialah kedudukan, dan hubungan satu sama Jain sesuai dengan dalihan na tolu, yakni apakah teman bersapa itu sebagai hula-hula, dongan rubu a tau boru. Itulah se ba bnya maka lahir umpasa (pantun) yang berbunyi:
"Jolo tiniptip sanggar Mambahen huru-huruan Jolo sinungkun marga Asa binoto partuturan"
Artinya: Duluan dikerat-kerat pimping Untuk dijadikan sangkar Duluan ditanyakan marga Agar diketahui partuturan.
2.4.3 Istilah Kekerabatan
Kita ketahui bahwa kekerabatan terjadi karena perkawinan, dan dari hubungan kekerabatan ini lahir pulalah istilah-istilah kekerabatan. Dalam bahasa Batak Toba hubungan antara setiap individu dengan individu lainnya berupa sapaan disebut "marparuhaon '� Misalnya ditanyakan: Ego marparuhaon kepada suami saudara perempuan. Dijawab: "Marlae" (memanggil ipar). Jadi marparuhaon berarti memanggil apa ".
16
Di bawah ini disajikan sapaan (paruhaon) antara Ego dengan kerabat-kerabat yang berhubungan dengan Ego. Dalarn keluarga batih kita lihat sebagai berikut:
A B
I 6 = Perkawinan
6 = Laki-laki
0 = Perernpuan 6_ A 6:. 6 c D E F G
(EGO)
E dengan A = rnarama/maramang E dengan B = marina/ marinang E dengan c = marangkang E dengan D/F = marito E dengan G = maranggi D dengan F = maranggi F dengan D = marangkang A/B dengan C/E/G = maranak A/B dengan D/F = marboru
Sesudah istilah kekerabatan dalam keluarga batih ini, kita lihat pula istilah kekerabatan dalam kekerabatan yang lebih luas, seperti beriku t:
Ompung suhut Ompung bao Amang tua lnang tua Amanguda lnanguda Namboru Amangboru Tulang Nantulang Lae Pariban
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
ayah/ibu dari bapak ayah/ibu dari ibu abang dari ayah isteri dari amang tua adik laki-laki dari ayah isteri amanguda saudara perempuan ayah suami narn boru saudara laki-laki ibu isteri tulang suami saudara perempuan sa·udara perempuan isteri
17
Be re Arna na poso =
Simatua deli Simatua boru Parumaen He la Bao
=
=
=
=
=
=
=
anak saudara perempuan anak laki-laki dari saudara laki-laki isteri ayah isteri/a'Yah suami ibu isteri/ibu suami isteri anak laki-laki suami anak perempuan isteri dari saudara laki-laki isteri atau ipar suami
Inang naposo = isteri dari ama naposo
2.5 Kehidupan Agama
2.5.1 Animisme
Sebelum masuknya agama Kristen dan Islam masyarakat Batak Toba menganut kepercayaan ani.misme. Konsepsi-konsepsi dasar dari kepercayaan asli orang Batak Toba terdapat dalam buku kuno yang disebut "Pustaha".
Menurut kepercayaan asli orang Batak Toba ada 3 dunia yaitu: "banua ginjang" (benua/dunia atas), "banua tonga" (benua/dunia tengah) dan "banua toru" (benua/dunia bawah). Pencipta segala yang ada termasuk seluruh alam dan isinya ialah "Debata Mulajadi
Na Bolon" dewata besar mula segala yang ada).
Berdasarkan kepercayaan orang Batak Toba, manusia terdiri dari roh dan jasmani. Roh disebut "tondi'' dan jasmani disebut "daging ". Apabila seseorang sudah meninggal, maka menurut kepercayaan asli orang Batak Toba, disebut: "daging gabe tano.
hosa gabe alogo, tondi gabe begu" yang berarti: jasmanijadi tanah, napas jadi angin, roh jadi hantu.
Jadi jelas bahwa "begu" itu menurut kepercayaan asli orang Batak Toba berasal dari roh manusia. Hanya perlu dicatat bahwa "begu" ada sedikit bedanya dari hantu, karena hantu lebih berasosiasi dengan kekuatan yang berbuat jahat.
Sesuatu yang dekat dengan pengertian "tondi" ialah "sahala " ,
yaitu wibawa atau kharisma bagi orang yang hidup dan kira-kira sama dengan "mana" bagi orang yang sudah meninggal.
Mengenai kekuatan/tenaga bertindak, menurut kepercayaan orang Batak Toba sebelum menganut agama yang monotheis, bahwa tondi dan begu sama-sama dapat bertindak. Ini nampak aan ucapan "martondi na mangolu, maroegu na mate" (mem-
18
punyai roh yang hidup, mempunyai hantu yang mati). Begu itu dapat melihat juga keadaan orang/keluarga yang ditinggalkannya.
Beau ada yang jahat dan ada pula yang baik. Begu yang baik dan terutama kepada keturunan yang ditinggalkan disebut: "simangot ni natua-tua" (begu orang tua yang bersifat menjaga�.
S'imangot ni natua-tua" itu harus selalu "disubut" (dihonnati dengan memberi sajian).
Macam-macam begu yang lain ialah:
Begu ganjang, selain berupa tenaga gaib, juga dapat dipelihara dan dapat disuruh membunuh orang lain.
Begu Nurnur, ialah begu yang tingginya ada setinggi pohon enau dan sangat berbahaya.
Begu Simadang-adang, begu yang berkelana dan selalu mendatangkan bala.
Sombaon, ialah sejenis begu yang berdiam di hutan atdu di gunung.
Solobean, ialah sejenis begu yang berkuasa di air atau di danau.
Silaon, ialah sejenis begu berdiam di pohon-pohon atau di batu.
Mengenai peruntungan atau nasib manusia, menurut keper-cayaan orang Batak Toba dulu, sudah ditentukan sebagai takdir bagi seseorang, yang disebut: "sibaran" dan itu sudah dinyatakan dalam mimpi orang tua seseorang sebelum lahir yang disebut "purba ".
2.S.2 Islam
Agama Islam masuk ke tanah Batak bersamaan dengan Perang Paderi (1824) yang masuk dari Sumatera Barat. Sebagian lagi ada yang masuk dari pesisir Barat yaitu dari daerah Barus. Penganut agama Islam di tapah Batak (Tapanuli Utara) ± 4% (Tapanuli Utara dewasa ini, 1973).
2.S .3 Agama Kristen
Agama Kristen mulai masuk ke tanah Batak pada tahun 1824 yang dibawa oleh Burton dan Ward, keduanya missionaris gereja Baptis di Inggris. Kemudian pada tahun 1834 disusul oleh Lyman dan Munson, missionaris gereja Baptis dari Boston, Amerika. Seorang ahli bahasa yang banyak jasanya pada pennulaan masuk-
19
nya agama Kristen ialah Van Der Tuuk dari negeri Belanda. Pekerjaan pengembangan agama ini kemudian diambil alih dan diteruskan oleh Rijnsche Missions Gesselschaft (RMG) yang ber
pusat di Barmen (Jerman). Seorang tokoh terkenal dari lending
ini ialah Dr. Ingewer Ludwig Nommensen yang digelari sebagai "Apostel untuk orang Batak" (Immanuel, HKBP 1984).
Komposisi penganut agama di tanah Batak ialah: Protestan 83%, Katolik 12%, Islam 4% dan animisten I%, (Tapanuli Utara dewasa ini. 1973).
Di Desa Lumban Tambak sendiri komposisi penganut agama adalah sebagai berikut: Kristen Protestan 65.3o/c, Katolik 33,3%. Islam 0. 7% dan animisten 0, 7%.
2.6 Pandangan Hidup dan Sistem Nilai Masyarakat
Dalam pembicaraan mengenai sistem kekerabatan di muka tel ah diterangkan bah wa "dalihan na tolu" adalah merupakan kerangka dasar kekerabatan. Tetapi lebih dalam dari itu "dalihan
na tolu" juga merupakan suatu pandangan hidup (!evens visie) untuk orang Batak Toba, karena susunan ketiga unsur "dalihan na tolu" adalah merupakan refleksi dari tiga benua yang dikenal dalam kepercayaan masyarakat Batak Toba (dunia atas, tengah dan bawah).
Tujuan hidup tertinggi bagi orang Batak Toba ialah menjadi orang yang disebut "na martua" {yang bertuah). Orang demikian ialah orang yang hidupnya disertai "hamoraon ", hagabeon dan hasangapon" (kaya, punyai keturunan laki-laki dan perempuan serta mulia).
Seperti telah disebut di muka, agar tujuan hidup demikian tercapai, hubungan seseorang dengan unsur-unsur dalihan na tolu harus serasi.
Keserasian itu ialah sem bah sujud kepada hula-hula, teliti, adil, cermat dan seirama dengan dongan tubu, dan bersifat mengambil hati atau membujuk kepada boru.
Orang Batak Toba sangat cinta dengan hidup dan kehidupan ini walaupun hidup itu penuh kesusahan. Ini terbukti dari peribahasa yang berbunyi: "Lapa-lapa pe di toru ni sobuon, malap
alap pe taho asal di hangoluan" gabah kosong pun di bawah sekam, biar pun susah asal hidup). Ini menggambarkan suatu
20
optimisme, bahasa biarpun hidup kini susah. ada juga masanya hidup senang asal tekun berusaha.
Orang Batak Toba selalu merasa bersatu dengan negerinya yaitu tanah Batak yang juga disebut istilah "bona pasogit" a tau "bona ni pinasa ". Ini tergam bar dalam suatu lirik lagu "arga do bona ni pinasa, di hita angka na marroha" (sangat indah dan tinggi nilainya negeri tercinta bagi kita yang mengerti hikmat). Orang Batak Toba yang hidup di perantauan selalu merindukan bona pasogitnya yang juga terpancar pada suatu Jirik lagu:
"O, tano Batak sai naeng hutatap Ahu on naeng mian di ho sambulongki''
Artinya: "O, tanah Batak senantiasa ku kan menatapmu Aku ini ingin berada padamu tempat akhir hayatku.
Mengenai sistem nilai yang merupakan warisan para leluhur sangat dijunjung tinggi. Adat adalah merupakan pusaka yang tidak kunjung usang. Adat haruslah selalu dilestarikan dan dijunjung tinggi. Ini terlukis dari ungkapan atau pepatah berikut:
"Rcija na di jolo, martungkot siala gundi, Adat pinungka ni na parjolo, siihuthonon ni parpudi".
Artinya: "Raja yang di depan bertongkatkan siala gundi,"') Adat yang diciptakan orang terdahulu harus diikuti orang yang kemudian."
Selain itu adat merupakan norma hukum yang didukung rasa kemanusiaan yang tinggi. Adat harus .ditegakkan. dan dijunjung tinggi. Ini diungkapkan dalam peribahasa: '
"J ongjong hau na so sitabaon, peak na so sigulingon ".
Artinya: "Berdiri kayu jangan ditebang, tumbangpun jangan diguling".
Seterusnya apabila dikaitkan dengan pandangan hidup negara kita Pancasila, maka tiap-tiap sila ada juga dalam pandangan
•) Siala gundi, ialah sejenis tumbuhan semak yang kayunya keras, lurus dan dahannya jarang.
21
hidup orang Batak Toba. Misalnya:
Sila Pertama = "Sirungguk sitata, ia disi hit a . marpungu disi do Ompunta Debata" yang artinya: Sirungguk Sitata, bila di situ kita berkumpul, di situ hadir Tuhan Dewata.
Sila Kedua = "Ndang jadi hu roha mida na metmet" yang artinya: Tidak boleh anggap leceh kepada manusia/orang kecil dan hina.
Sila Ketiga = "Manimbung rap tu ginjang, mangangkat rap
tu toru" yang artinya: melompat sama ke atas, terjun sama ke bawah (= seia sekata).
Sila Keempat = "Hata torop sabungan ni hata. hata mamunjung ha ta lalaen ", yang artinya: Suara orang banyak. atau mufakat orang banyaklah induk
dari semua pendapat, sedang pendapat seorang sendiri adalah pendapat orang gila.
Sila Kelima = "Marbagi di na otik, mardua di na godang" yang artinya: dibagi kalau sedikit. dipecah
kalau banyak (= pembagian yang adil dan
merata).
Demikianlah secara sepintas pandangan hidup Jan sistem nilai
masyarakat yang hingga kini masih hidup dan dijunjung tinggi
oleh kelompok masyarakat Batak Toba/orang Batak Toba.
BAB III
KONSEP MENGENAI ORANG BATAK
3.1 Konsep Mengenai Makanan
MAKANAN TOBA
Makanan dalam pengertian umum adalah segala bahan yang tersedia atau yang dapat disediakan bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia dalam arti nutrisional dan cultural (Nico S. Kalangi, hal. 6 ).
Pengertian makanan dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan secara lexical ke dalam bahasa Batak Toba dengan kata: "Sipanganon. Siallangon" dan "Hangoluan Siapari".
Meskipun ketiga kata itu bersinonim, namun intensitas pengertian secara cultural mempunyai. degree yang berbeda. Siallangon.
lebih banyak mempunyai stress pengertian untuk kebutuhan organisme tubuh manusia. Sipanganon. selain mempunyai pengertian untuk kebutuhan organisme tubuh, juga mempunyai makna cultural sedang hang'oluan siapari mempunyai arti lain di luar kedua pengertian terdahulu, yakni juga mencakup pengertian sumber
kehidupan manusia.
Dalam konteks judul tulisan ini maka sinonim yang lebih sesuai dengan pengertian makanan dalam Bahasa Indonesia. ialah pengertian yang kedua. yaitu sipanganon.
Bertolak dari pengertian/uraian di atas maka makanan (si!)anganon) menurut konsep orang Batak Toba ialah segala hasil organik dengan kuantitas-kuantitas biokimia yang secara fisiologis berfungsi untuk mempertahankan hidup tubuh manusia dan me-
23
miliki makna budava yang diakui dan dibenarkan secara tersendiri oleh anggota-anggota setiap kelompok masyarakat (Nico S. Kalangi hal. 5).
Setelah perumusan tentang pengertian makanan menurut orang Batak Toba. maka makanan menurut orang Batak Toba dapat digolongkan. dalam: makanan sehari-hari. makanan pelengkap, makanan untuk tamu dan makanan untuk upacara-upacara.
Termasuk sebagai bagian makanan adalah minuman. Minuman bagi orang Batak Toba dapat pula digolongkan dalam: air minum sehari-hari, air minum teman sarapan. minuman untuk tamu dan minuman sebagai jajan.
3.2 Makanan dan Penyajian serta Kelakuan Makan
Jenis-jenis makanan bagi orang Batak Toba selalu punya kaitan dengan konsep mereka mengenai makan. yang dalam bahasa Batak Toba disebut "mangan ". Pengertian makan (mangan) sesuai dengan tradisi orang Batak Toba ialah makan nasi beserta dengan Jauk-pauknya pada waktu-waktu yang sudah tertentu. Sebagaimana dengan kelompok masyarakat/suku lain di Indonesia, maka bagi kelompok masyarakat Batak Toba pun sistem kelakuan makanan/minuman itu adalah sesuatu yang menjadi tradisi dari warga masyarakat Batak Toba.
Mengenai waktu makan yang umum untuk orang Batak Toba ialah sebanyak dua kali dalam sehari. Selain dari konsep makan (mangan) yang disebut di atas ada lagi beberapa konsep makan/ minum, yang fungsinya di luar konsep tersebut di atas, yakni: jajan dan berbagai konsep makan sebagai pancaran suasana perasaan seperti pernyataan rasa hormat, sayang dan saling memaafkan.
Adapun jenis-jenis makanan yang biasa dihidangkan untuk makan sesuai dengan konsep orang Batak Toba seperti tersebut di atas umumnya terdiri atas nasi dan lauk-pauknya.
Menurut konse.p kebudayaan orang Batak Toba, makan (mangan) dibagi dalam dua golongan yakni makan siang dan makan sore/ma/am. Sarapan pagi dan makan tambahan yang lain tidak tergolong dalam pengertian makan (mangan) sesuai dengan konsep kebudayaan orang Batak Toba.
·
24
Sejalan dengan konsep makan bagi orang Batak Toba, makan
an yang dihidangkan dapat digolongkan sesuai dengan fungsi
makanan, kedudukan sosial/adat dan ekonomi dan masyarakat
masyarakat lokal.
3.2.1 Jenis Makanan Sesuai Dengan Fungsinya:
Menurut fungsinya, jenis makanan dapat pula dibedakan atas makan sehari-hari. makan untuk peristiwa khusus dan makan tam
bahan.
3.2.1.1 Makan sehari-hari
Makanan sehari-hari disebut juga makanan pokok. Yang dimaksud dengan makanan sehari-hari untuk orang Batak Toba ialah makan nasi dengan lauk-pauknya sesuai dengan kondisi sosial ekonomis masing-masing keluarga.
Walaupun konsep makan sesuai dengan kebudayaan orang Batak Toba hanya mengenal makan siang dan makan sore/malam, tetapi hal ini mempunyai kekecualian untuk anak-anak sesuai dengan umurnya. Selain kedua waktu makan tersebut di atas mereka mempunyai waktu lagi antara makan siang dan makan malam. Makanan yang mereka makan ialah sisa makanan siang.
3.2.1.2 Makanan untuk peristiwa khusus
Makanan untuk peristiwa khusus ini meliputi makan untuk kedatangan tamu dan makan untuk upacara-upacara. Karena makan untuk upacara-upacara akan dibicarakan secara tersendiri, maka dalam nomor ini akan dibicarakan hanya untuk kedatangan
tamu.
Makanan untuk tamu sebenamya adalah merupakan bagian dari makanan sehari-hari. Yang membedakan makanan sehari-hari dengan makanan untuk tamu ialah intensitas kenikmatannya, kuantitas dan kualitasnya. Selain itu cara penyajian dan peng
konsumsiannya juga berbeda. Tetapi waktu dan konsepsinya ada
lah sama dengan makanan sehari-hari.
Bagi masyarakat orang Batak Toba, yang tergolong tamu itu dapat pula dikelompokkan sesuai dengan dasar kekerabatan Batak Toba yaitu "dalihan na tolu· ', yang terdiri dari dengan tu bu, hula-hula dan boru.
25
Tamu yang datang digolongkan kepada salah satu unsur dari ketiga unsur dalihan na tolu itu. Sejalan dengan itu maka makanan yang disuguhkan pun berbeda pula. wujud dan maknanya. Dalam penyajian makanan untuk tamu itu yang paling utama diperhatikan ialah lauk-pauknya sesuai dengan kemampuan keluarga yang menjamu.
Apabila tamu yang datang termasuk kelompok boru, maka lauk-pauk yang dihidangkan sesuai dengan ketentuan �dat Batak Toba ialah "dengke" (ikan) dan kalau tamu yang datang termasuk kelompok hula-hula, maka !auk yang ialah ''iuhut na marsaudara"
(daging babi yang dicincang dicampur dengan darah). Tetapi apabila tamu yang datang adalah kelompok dongan tubu, maka !auk yang dihidangkan menurut adat adalah sama dengan lauk si penerima tamu dengan peningkatan kenikmatannya, karena tamu yang datang dipandang sekelompok dengan si penerima tamu.
Perlu dijelaskan bahwa hidangan yang disebut di atas ini adalah berdasarkan prinsip dalihan na tolu, namun segalanya itu tetap ditentukan kondisi sosial ekonomi si penerima tamu.
Se lain makan untuk menerima tamu, maka dalam makan untuk peristiwa khusus ini masih perlu dibicarakan fungsi/makan lain dari makanan yang itu menunjukkan rasa hormat serta untuk menandai suatu peristiwa.
Mak:m yang khusus untuk menyambut orang yang dihormati. atasan atau teman adalah untuk menunjukkan rasa hormat dan respect terhadap tamu tersebut.
Makanan di waktu mendamaikan orang yang berselisih adalah merupakan meterai atau sahnya perdamaian di antara orang yang berselisih. Makanan seperti ini dalam bahasa Batak Toba disebut: indahan sinaor'' (nasi untuk rujuk).
3.2.1.3 Makanan Tambahan
Makanan tambahan disebut juga makanan pelengkap atau makanan sampingan. Yang termasuk pada makanan ini ialah makanan yang dimakan sebagai tambahan makanan pokok. Ciri-ciri makanan tambahan ini ialah:
26
Bahan makanan tersebut bermacam-macam. Fungsinya lebih banyak untuk kenikmatan. Ukuran kuantitas/kualitas lebih bebas dari makanan pokok. Waktunya tidak tertentu.
Contoh makanan tambahan ialah ubi bakar, ubi rebus, minuman
teh, kopi dan berbagai makanan jajanan.
Pada beberapa tempat/lokal masyarakat Batak Toba sengaja lebih dulu makan ubi rebus sebelum makan (mangan). Tujuannya ialah untuk mengurangi pengkonsumsian beras/nasi. Makan ubi rebus ini disebut "mangan gadong" atau "manggadong" (makan ubi). Kadang-kadang sebagai ungkapan eufemis, sehingga makan (mangan) disebut juga manggadong terutam(l pada saat mengajak
tamu atau famili untuk makan bersama.
Untuk melengkapi uraian tersebut di atas, di bawah ini di
cantumkan daftar-daftar tentang makanan tambahan yang mencakup: waktu, peristiwa, melibatkan siapa saja, makanan apa saja yang disajikan, bagaimana prosesnya, golongan lapisan sosial dan di desa/kota.
3.2.1.4. Minuman
Minuman untuk orang Batak Toba dapat juga diklasifikasikan atas minuman sehari-hari, minuman untuk tamu dan minuman pada pesta-pesta.
Minuman sehari-hari, yakni minuman untuk makan, ialah teh makan (teh tanpa gula).
Minuman untuk tamu, apabila untuk makan, maka yang dihidangkan ialah tek makan juga, tetapi ada kalanya dihidangkan juga "tuak" (nira yang dicampur dengan sejenis kulit kayu yang disebut "raru".
Minuman untuk tamu selain untuk makan sehari-hari ialah teh manis. kopi manis dan kadang-kadang dicampur susu. Minuman untuk upacara pesta pada umumnya adalah tuak. Tetapi minuman untuk pesta ini pun disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomis orang yang mengadakan pesta.
3.2.2. Jenis makanan sesuai dengan kedudukan sosial dan eko
nomi dalam masyarakat Batak Toba.
Mengenai jenis-jenis makanan yang dihidangkan sesuai dengan kedudukan sosial dan ekonomi pada masyarakat orang Batak Toba, harus ditinjau dari sistim lapilan sosial yang ada atau yang pemah ada.
27
Seperti telah berulang-ulang dikatakan, bahwa satu-satunya
sistim lapisan sosial yang ada pada masyarakat orang Batak Toba
hanyalah berdasarkan "dalihan na rolu ".
Pada masyarakat Batak Toba pada dasarnya tidak dikenal sis
tim tingkatan sosial berdasarkan keturunan/darah seperti pada
suku-suku lain. Masyarakat Batak Toba tidak mengenal kaum
bangsawan dan rakyat biasa.
Kalaupun kedudukan hula-hula lebih tinggi dari kedudukan boru, hal itu adalah sesuai dengan ketentuan adat, bukan atas
ketentuan darah/keturunan seperti pada golongan bangsawan. Lagi pula tidak pernah seseorang mutlak selalu berkedudukan hulahula, karena seorang hula-hula adalah juga menjadi boru pada pi
hak lain yaitu keluarga isterinya.
Seperti telah diterangkan di muka bahwa makanan yang dihi
dangkan untuk tamu dapat berbeda-beda sesuai dengan kedudukan tamu dalam struktur dalihan na tolu.
Kedudukan seseorang secara ekonomis pada dasarnya tidak
mengakibatkan penggolongan jenis-jenis makanan bagi masyarakat Batak Toba. Kalaupun ada perbedaan, hanyalah perbedaan kwanti
tas, kwalitas atau pun gizi, namun perbedaan secara adat atau nilai
cultural tidak ada.
3.2.3. Jenis makanan sesuai dengan keanekaragaman corak budaya lokal.
Sub suku Batak Toba masih dapat dikelornpokkan atas kelornpok-kelornpok rnasyarakat lokal seperti: Samosir, Toba, Hurnbang, Silindung dan Pahae.
Llngkungan fisik masyarakat-rnasyarakat lokal ini satu sama lain masih mempunyai perbedaan-perbedaan yang rnenirnbulkan
variasi-variasi adat/budaha terrnasuk juga dalam wujud makanan dan rninuman beserta cara penyajiannya.
Salah satu contoh yang sering ditemui dalam upacara-upacara adat yang merupakan perbedaan lokal pada masyarakat Batak
28
Toba, ialah mengenai "tudu-tudu ni sipanganon "* J Di •aaerah, Toba'' (Porsen, Laguboti dan Balige serta sekitamya), yang menjadi ''iambar" (perolehan menurut adat) untuk hula-hula ialah "ulu" (batok kepala), sedang di daerah-daerah lain yang termasu� wilayah adat Batak Toba, jambar untuk hula-hula ialah osang
(dagu).
Demikian juga mengenai "sangsang ·· (daging babi yang dicincang dicampur dengan darah). Pada beberapa daerah lokal seperti Samosir dan Humbang, cincang itu agak besar-besar (sebesar biji nangka), sedang untuk daerah lokal yang lain seperti Toba dan Silindung cincang itu dicincang sampai Jumat.
Demikian juga ubi (gadong) termasuk hampir sebag:ai makanan pokok untuk daerah Humbang sedang untuk daerah lain sebagai tambahan atau jajanan.
Makanan-makanan yang tidak tergolong sebagai makanan pokok juga beraneka ragam dan juga dapat digolong-golongkan sesuai dengan fungsinya. Fungsinya tersebut ialah:
a. Fungsi Kenikmatan, yaitu sering makanan rnakanan kecil bukan karena lapar atau haus, tetapi hanya karen:i ingin menikmatinya saja. Contohnya ialah: makanan kue. ubi goreng, pisang goreng, jagung bakar, minuman cendol dan sebagainya.
b. Fwzgsi untuk memenuhi kebutuhan makan dan minuman dalam keadaan darurat.
Maka dalam keadaan darurat ini tentu dalam keadaan dimana makan sesuai dengan konsep makan yang biasa tidak dapat dipenuhi.
Misalnya orang yang sedang dalam perjalanan meskipun sudah tiba waktunya makan secara rutin, tetapi karena makanan untuk makan secara rutin tidak ada, makanan kecil seperti kue-kue, ubi rebus, ubi goreng, teh dan kopi dimakan sebagai makanan pokok sampai tiba saatnya dapat memperoleh makanan yang pantas untuk makan secara rutin.
c. Fungsi sosial. Sering makanan seperti ini sekedar memenuhi
*) Tudu-tudu ni sipanganon, umumnya terdiri dari batok kepala dibagi dua yang
paling atas disebut panahui, bagian rahang atas disebut "na marngingi", sudah itu "olllng" (dagu) "ihur" (ekor), panamboli (bagian belakang Jeher), somba-somba (empat paaang tulang rusuk), seit (tdlang pangkal paha) dari babi, Jembu atau ker
bau yang dipotong pada pesta adat.
29
hubungan sosial atau pergaulan. Misalnya makan di pesta,
sering makanan sekedar dicicipi saja. Demikian juga menyam
but tamu, sering makan seperti ini hanya sebagai pernyataan rasa hormat, kasih dan sebagainya.
d. Fungsi lain.
Misalnya mentraktir teman dengan makanan makanan kecil, karena rasa gembira dan puas atas suatu prestasi yang diperoleh secara sukses.
Sesuai dengan sistim penggolongan makanan dan fungsinya dalam konsep orang Batak Toba, maka masing-masing golongan
jenis makanan menurut fungsinya, digolongkan nilainya (kwantitas dan kwalitas serta variasi-variasinya).
Selain itu digolongkan juga menurut sistim pelapisan sosial, asal darah/masyarakat lokal, golongan umur dan cara penyajiannya. Untuk jelasnya, di belakang akan dibuat perinciannya dalam bentuk daftar.
3.3. Makanan/minuman dan upacara-upacara.
Disini lebih dulu kita mulai dengan pengertian upacara, yang kemudian disusul dengan makanan pada setiap upacara. Upacara
adalah suatu rangkaian tindakan nyata yang berfungsi sebagai perlambang atau referensi dan sebagai pancaran suasana perasaan
(stimuly of emotion).
Upacara-upacara bukan hanya dimaksudkan untuk menanamkan pengertian atau memberitahukan akan pentingnya tindakan
yang diperagakan secara simbolik, akan tetapi juga mengandung perintah kepada mereka yang terlibat, untuk bertindak sesuai dengan lambang-lambang yang diperagakan. Selain itu upacara sangat pen ting sebagai sumber informasi kebudayaan karena ia juga sa
ngat erat kaitannya dengan kepercayaan akan adanya kekuatan gaib sehingga dapat dipergun�an sebagai petunjuk tentang kepercayaan yang dianut oleh masyarakat pendukungnya (S. Budhisantoso, hal. 8 - 9 )*)
*) Rumusan Parsudi Suparlan mengenai upacara: Upacara ialah serangkaian tindakan
yang berlandaskan suatu patokan yang baku yang ada dalam kebudayaan yang memperlihatkan pentingnya symbol-symbol sebagaimana yang telah digariskan
dalam tradisi.
30
Upacara dapat dibagi dua yaitu ritlllll dan ceremonial. Upacara rite tidak selamanya melibatkan banyak orang dan banyak benda, tetapi ceremony selalu me
libatkan banyak orang dan benda-benda suci (pengarahan di Cisarua Bogor. 1982).
Upacara-upacara yang ada pada masyarakat Batak Toba dapat digolongkan atas 3 golongan, yaitu: Upacara adat, Upacara agama dan Upacara yang berhubungan dengan lingkungan hidup.
Upacara yang berhubungan dengan adat, misalnya kelahiran, perkawinan dan k�matian.
Pada pembicaraan mengenai "jenis makanan sesuai dengan keanekaragaman cara budaya lokal ", telah disinggung mengenai "tudu-tudu ni sipanganon'"dan "jambar". Mengingat pentingnya arti dan peranan "jambar" dalam setiap upacara aoat Batak Toba, maka sudah pada tempatnyalah disini dibicarakan secara khusus mengenai hal tersebut. Disini akan kita lihat bahwa "jambar" disamping sebagai makanan, tetapi lebih-lebih lagi dalam·nilai kutturalnya.
Mengenai "parjambaran" dalam upacara adat Batak Toba adalah sesuatu yang sangat essensil dan prinsipil. Secara morfologis kata itu dapat diuraikan atas: par - jambar - an, yang terjemahan langsungnya dalam Bahasa Indonesia, ialah: ''Pembagian''.
Namun apabila diteliti secara hakikinya, bahwa yang dimaksud dengan "jambar'"itu falah suatu hak, atau kewenangan atau suatu hukum yang tidak dapat diubah-ubah oleh siapapun. 'jambar" itu adalah suatu ketentuan yang sudah baku dan berlaku secara turun-temurun.
Beta pa kuatnya ikatan yang tersimpul dalam "jam bar", 'hal itu temyata dari peribahasa berikut: "Ndang tarahut jambar, tartodo bagian". artinya kira-kira demikian:
"Tidak akan bisa direbut jambar, dan tidak akan bisa dipilih nasib ' '. ·
Jadi jelas nampak. bahwa ''jam bar" itu hampir sama kedudukan dan kekuatannya dengan "nasib". Yang tidak mungkin diubahubah. Demikian ketatnya makna yang terkandung dalam jambar/ perjambaran itu, sehingga setiap penyimpangan terhadap perjambaran akan menimbulkan "ketegangan" diantara pihak-pihak yang terlibat dengan pembagian "jam bar" itu.
Sep�rti telah dijelaskan pada bab-bab terdahulu bahwa "Dal.than Na Tolu" adalah merupakan kerangka dasar kekerabatan dan hubungan kekeluargaan dalam m.asyarakat Batak Toba. Maka dalam "parjambaran" pun selalu berjalan sesuai dengan kedudukan
31
dan fungsi dalam ··oalihan 1\a Tolu·· . .Jadi akan kita lihat pembagian utama ··parjambaran .. sesuai dengan unsur-unsur ''dalihan na tolu.. yaitu, jambar untuk hula-hula, jambar untuk dongan sabutuha dan jambar untuk boru. Kalaupun ada jambar-jambar yang lain, hal itu dapat dianggap sebagai bagian dari salah satu unsur dalihan na tolu tersebut.
Selanjutnya orang-orang yang berhak menerima "jambar'' itu haruslah sesuai dengan derajat (graad) nya dalam kekerabatan. Misalnya, saudara: ada saudara kandung. ada saudara dekat, dan ada saudara sepupu atau hanya sebagai saudara semarga. Dalam hal ini sudah tentu yang diutamakan ialah saudara kandung.
dan apabila tidak ada. barulah "jam bar .. diberi kepada saudara yang lain, dan demikian jugalah dengan kekerabatan yang lain.
Mengenai pengutamaan .. parjam baran'.' "sesuai dengan derajad (graad) ini dapat kita lihat dari pepatah yang berbunyi: "Molo tangkas di parsoburan. ingkon tangkas di panggagatan )*) molo tangkas di partuturan ingkon tangkas di parjambaran) yang artinya: "Kalau sudah jelas di parsoburan. harus pula jelas di panggagatan. Kalau sudah jelas dalam silsilah. harus pula jelas dalam parjambaran .
..
' Jadi seseorang penerima "jam bar·· harus jelas kedudukannya
sesuai dengan unsur "dalihan Na Tolu" danjelas pula urutannya derajadnya (graad) nya. Menurut fungsinya 'jambar" itu adalah se bagai berikut:
a. Untuk memperlihatkan bagaimana kedudukan seseorang itu dalam unsur Dalihan Na Tolu. yaitu: Dongan Sabutaha, Hulahula, Boru dan juga termasuk kawan sekampung dan para undangan lainnya. Hal ini jelas dapat kita lihat pada waktu pesta perkawinan ataupun waktu dibunyikannya gondang sabangunan.
b. Membayar utang adat yang telah diterima. Hal itu nampak jelas pada waktu_kematian orang tua yakni seorang orang tua meninggal dunia maka para keturunannya berusaha untuk memotong kerb au atau lembu yang disebut: "boan ''. Dimasa h�dupnya orang tua, yang meninggal itu telah menerii:na adat
*) Parsoburan
Panggagatan
32
Tempat minum ternak seperti kerbau, lembu dan kuda yang
terbuat dari kayu.
Padang rumput tempat pengembalaan atau kandang di mana
rumput disediakan tempat makan ternak.
dari orang lain, maka sepantasnyalah setelah ia meninggal dunia para keturunannya membayar . ,,utang adat" orang tuanya, seperti temyata dari pepatah orang Ba1ak Toba:, "Sisoli-soli uhum, siadapari gogo " artinya "berganti-ganti yang melaksanakan aturan-aturan dan tenaga itu bersifat gotong-royong".
c. Untuk mendatangkan tuah atau pahala bagi orang yang memberikan jambar misalnya: pada waktu pesta perkawinan, setiap orang yang menerima jambar selalu membalas dengan ucapan "HarU's jala gabe ma borui" artinya : Selamat lab orang yang dipestakan moga-moga banyak keturunannya.
Menurut wujudnya "jambar/perjambaran" itu adalah jambar hata (hak berbicara), jambar juhut (pembagian daging) dan jambar hepeng (jambar perolehan uang) ': Namun sesuai dengan judul penulisan ini, maka yang dibicarakan hanyalah jambar juhut (daging).
Jambar juhut ialah penerimaan berupa daging. Pembagian jambar juhut ini adalah yang paling rumit di antara semua jambarjambar yang disebut di atas, dan harus hati-hati benar orang yang membagikan karena banyak variasinya, cara pembagiannya yang tidak sama disemua daerah Batak Toba.
Pembagian jambar juhut ini harus dilaksanakan seteliti mungkin dalam musyawarah, karena kesalahan dalam pelaksanaan jambar ini bisa mengakibatkan perselisihan diantara orang-orang yang berkeluarga.
Dalam penerimaan jambar juhut, kadang-kadang daging yang diterima hanya sedikit (kadang-kadang tidak sampai satu ons kalau di timbang) tetapi nilai kulturalnyalah yang membuat daging yang menjadi sangat berharga.
Beberapa upacara adat pada masyarakat Batak Toba yang masih dilaksanakan adalah: Upacara kelahiran; Upacara perkawinan, Upacara memasuki rumah baru, Upacara. kematian dan Upacara mangongkal holi (menggali tulang belulang)
3.3.1. Upacara Kelahiran (lihat gambar pada lampiran). a. lhur-ihur (ekor), diterima "SJhut" (orang yang mengadakan
pesta).
b. Somba-somba (tulang rusuk), diterima "hula-hula bona ni ari"
33
c. Osang-osang (dagu), diterima hula-hula d. Soit (tulang paha)., diterima oleh "dongan sabutuha"/"dongan
sahuta".
e. Ulu (kepala), diterima "born ni hasuhuton" (boru dari yang berpesta).
3.3.2. Upacara Perkawinan.
Mengenai "perjambaran" pada upacara perkawinan adalah sebagai berikut:
a. Na mamgingi parhambirang = kepala sebelah kiri bawah dari dari babi/kerbau.
b. Na mamgingi parsiamun = kepala sebelah kanan bawah dari babi/kerbau.
c. Osang = dagu dari pada babi/kerbau.
d. Panamboli = bagian atas antara leher dengan punggung dari bagi/kerbau.
e. Somba-somba = tulang rusuk dari pada babi/kerbau.
f. lhur-ihur = daging bagian ekor bersama ekor dari babi/kerbau.
g. Soit = tulang paha dari pada babi/kerbau. h. Aliang-aliang/tanggo-tanggo na godang = daging bagian leher
dari pada bagi/kerbau dan lain-lain.
Pembagian "jambar'" ini adalah di dasarkan pada tempat dan siapa yang berpesta, yang umum dilaksanakan adalah: a. Jambar paranak yang terdiri dari: Ulu (kepala), Na mamgingi
bagian kiri, Panamboli, Soit, Yi (2 buah), Somba-somba, Y::! dan Aliang-aliang/tanggo-tanggo na godang.
b. Jambar parboru, yang terdiri dari: lhur-ihur himpal (bagian ekor), Osang himpal (bagian rahang bawah), Somba-somba, Yi Ulu (kepala), Na mamgingi bahagian kanan dan Soit, 1/i (2
buah).
Pada umumnya "jambar·· yang sudah dibagi-bagi ini masih ada lagi pembagiannya kepada pihak peranak dan pihak par boru, sebab setiap upacara masirtg-masing mempunyai hak baik pihak peranak maupun pihak parboru.
34
Selanjutnya pembagian "jambar" pada pihak Paranak biasawa na mamgingi par hambirang (kepala bagian kiri) masih dibagi dµa lagi yaitu na mamgingi dan na marsanggulan.
Pembagian lengkapnya adalah sebagai berikut: a. Na mamgingi diberikan kepada Tulang (saudara laki-laki ibu)
pengantin laki-laki. b. Somba-somba diberikan kepada bona tulang.
c. Na marsanggulan diberikan kepada boru.
d. Panamboli diberikan kepada dongan tubu
e. 't2 dari soit diberikan kepada dongan sahuta (teman sekampung)
f. Yz dari soit diberikan kepada pemerintah setempat/pangula ni huria.
g. Tanggo-tanggo na godang/aliang-aliang 4iberikan kepada pangolian ni namar haha maranggi (= hula-hula dari orang bersaudara) ale-ale, pariban dan lain-lain.
Pembagian "jambar-jambar" pada pihak Parboru, juga seperti pembagian paranak, bahwa na marngingi tetap di bagi dua yaitu: na marngingi dan na marsanggulan (bagian atas kuping babi/ker
bau tersebut). Pembagian lengkapnya adalah sebagai berikut;
a. Osang, diberikan kepada hula-hula.
b. Yz dari somba-somba, diberikan kepada bona tulang
c. Na marngingi, diberikan kepada tulang d. Yz dari somba-somba atau sebagian dari ihur-ihur diberikan
kepada dongan tubu
e. Na marsanggulan,' diberikan kepada boru
f. Yi dari soit, diberikan kepada dongan sahuta
g. Yi dari soit, diberikan kepada pemerintah setempat/pangula ni huria.
h. Tanggo-tanggo na godang/aliang-aliang, diberikan kepada pangolian ni na marhaha maranggi, ale-ale pariban dan lain-lain.
3.3.3. Mangompoi Jabu (upacara 11).emasuk i rumah baru).
Pada upacara "mangompoi jabu" biasanya yang dipotong ialah
35
babi. dan pembagian perjambaran adalah sebagai berikut:
a. Ihur-ihur (ekor) diterima oleh suhut
b. Ulu (kepala) diterima oleh tulang
c. Somba-somba (tulang rusuk, yang bertemu pangkal dalam satu tulang punggung). diterima oleh hula-hula.
d. Osang-osang (bagian rahang bawah), diterima oleh boru. * )
e. Na marngingi (bagian mulut) diterima oleh pariban
f. Ojahan (kaki) diterima oleh raja.
g. Panamboli dan pamultak (bagian tulang punggung dan bagian
perut), diterima oleh dongan sahuta (teman-sekampung).
3.3.4. Upacara Kematian.
Pada masyarakat Batak Toba ''pasangaphon Natorasna" yang
maksudnya adalah memberi hormat yang setinggi-tingginya kepada ibu dan ayah sesudah menjadi darah daging suku Batak Toba, se
perti pepatah orang Batak Toba mengatakan "Natoras do Debata
Na Ni Ida"'
maksudnya orang tualah sebagai wakil Tuhan yang da
pat dilihat. Kenyataan dari ucapan itu dapat dilihat bahwa orang
Batak Toba selalu menghormati orang tuanya selama hidup bahkan orang tua tersebut sudah meninggal dunia, sampai ke tulang belulang pun orang Batak Toba selalu menghargainya.
Seorang orang tua yang meninggal dunia dengan meninggalkan
cucu dari beberapa orang anak saja atau belum semua anaknya berumah tangga, orang tua tersebut hanya bisa disebut "Gabe" a tau .. Sari Mafua", sedangkan bagi orang tua yang telah meninggal dan meninggalkan anak seluruhnya sudah kawin, mempunyai cucu d
·an cicit, maka orang tua tersebut disebut: "Saur Matua".
Yang terakhir ini harus melalui upacara adat yang disertai
dengan pembagian jambar sesuai dengan kemampuan-kemampuan keturunannya.
Pembagian jambar dalam upacara kematian pada masyarakat Batak Toba: Kerbau.
a. Ulu, ihur-ijur (bagian ekor atau pangkal pada sampai watas
•) Berlaku hanya di daerah penelitian, akan tetapi pada umumnya di daerall Batak
Toba osang adalah diterima oleh Hulo-hulll.
36
pinggang), satu kaki kanan, rawan (terdiri dari usus, hati, paruparu dan darah diisi dalarn usus dan daging biasa), tinggal pada
yang punya pesta (upa suhut).
b. Upa · suhut:. (bagian untuk yang punya pesta) : bunian tondi (bagian ini diperdapat antara kedua pangkal paha muka),
rawan.
c. Upa panamboli (bagian untuk penyembelih), paneatan (bagian Jeher yang dipotong), satu pia (ginjal), rawan dan siboras.
d. Upa pangalapa (upah pembantru): Japaan (bagian perut dari Juar rawan ), siboras.
e. Upa raja (bagian untuk raja): somba-somba (bagian tulang rusuk yang bertemu ujungnya pangkalnya).
f. Upa panungkun (bagian untuk penyapa) : sasap (bagian pangkal paha muka), rawan siboras.
MAKANAN SAMPINGAN (TAMBAHAN) ORANG LAKl-LAKI
DEW ASA
a. Nama makanan
b. Unsur
c. Fungsi
d. Waktu
e. Kuantitas
f. Kualitas
g. Spesifikasi/Variasi
h. Cara makan
i. Daerah/Masyarakat
Tugo
Ubi rebus/ubi bakar, lampet (sejenis kue-kue).
Makanan sampingan untuk menambah
tenaga.
Antara makan siang dan makan sore dan malam.
Ala kadarnya.
Sesuai dengan bahan yang ada.
Tanpa ada variasi.
Boleh makan bersama-sama atau sendirisendiri.
lokal Semua daerah masyarakat Batak Toba.
j. Lapisan sosial Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
37
MAKANANSAMPINGAN(TAMBAHAN)ORANG PEREMPUAN
DEW ASA
a. Nama makanan
b. Unsur
c. Fungsi
d. Waktu
e. Kuantitas
f. Kualitas
g. Spesifikasi/Variasi
h. Cara makan
i. Daerah/Masyarakat lokal
j. Lapisan sosial
Catatan:
Tugo
Ubi rebus/ubi bakar, lampet (sejenis kue
kuean).
Makan sampingan untuk menam bah te
naga.
Antara makan siang dan antara makan
sore dan malam.
Ala kadarnya.
Sesuai dengan bahan yang ada.
Tanpa ada variasi.
Boleh makan bersama-sama dan sendiri
sendiri.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
1. Untuk penduduk kota makanan tugo itu lebih sering bersifat
jajan yang terdiri dari kue-kue dan makanan ringan.
2. Untuk masyarakat kota makanan tambahan itu adalah berupa
buah-buahan atau manis-manisan yang dimakan setelah selesai makan siang dan sore.
MAKANAN SAMPINGAN (TAMBAHAN) ANAK-ANAK UMUR
6-13 TAHUN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
38
Nama makanan
Unsur
Fungsi
Waktu
Kuantitas
Kualitas
Tugo
Nasi dan lauk, ubi dan kue-kue.
Menambah tenaga dan untuk pertum
buhan badan.
Antara makan siang dan sore.
Nasi, ubi, kue ala kadarnya.
Sesuai dengan bahan makanan yang ada.
g. Spesifikasi/Variasi Kadang-kadang nasi, ubi dan kue-kue.
h. Cara makan Sendi.ri-sendiri di rumah atau di tempat lain.
i. Dae rah /Masyaraka t lokal Semua masyarakat daerah Batak Toba.
j. Lapisan sosial Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
k. Kota/Desa Semua masyarakat Desa.
Cata tan: I. Pada masyarakat kota "tugo" itu sering diganti dengan ber
bagai makanan jajan.
2. Karena tugo ini dimakan pada waktu siang dalam bahasa Batak Toba "arian" maka kita kenal istilah "tugo arian" tetapi pengertiannya bukan lagi makanan melainkan adalah "tanah"
yaitu sawah atau ladang.
MAKANAN SAMPINGAN (TAMBAHAN) BALITA DI BAWAH
5 TAHUN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g. h.
i.
j.
k.
Nama makanan
Unsur
Fungsi
Waktu
Kuantitas
Kualitas
Spesifikasi/Variasi Cara makan
. .
Daerah/Masyarakat lokal
Lapisan sosial
Kota/Desa
Tugo
nasi, lauk, ubi dan kue-kue.
Menambah tenaga dan untuk pertumbuhan badan.
Antara makan siang dan sore.
Nasi, ubi, kue, ala kadarnya.
Sesuai dengan bahan makanan yang ada.
Kadang-kadang nasi, ubi dan kue-kue. Sendiri-sendiri atau bersama-sama di rumah atau di tempat lain.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat di desa dan di kota.
39
Catatan:
1. Pada masyarakat kota rugo itu sering diganti dengan berbagai
makanan jajan.
MAKANAN SAMPINGAN (TAMBAHAN) BALITA DI BAWAH
3 TAHUN
a. Nama makanan
b. Unsur
c. Fungsi
.\"asi. Bubur. Jkan ata11 Air Susu /bu
Nasi, bubur. ikan.
Makan biasa dan untuk pertumbuhan
badan si anak.
d. Waktu Kapan saja. asal Japar.
e. Kuantitas Secukupnya.
f. Kualitas Diusahakan bergizi.
g. Spesifikasi/Variasi Tidak bervariasi.
h. Cara makan Makan sendiri.
i. Daerah/Masyarakat lokal Semua daerah Batak Toba.
j. Lapisan sosial
k. Kota/Desa
Catatan
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Di desa maupun di kota.
Tidak ada makanan sampingan (tambahan) kecuali apabila buah
buahan atau pun kue-kue yang bisa dimamahkan. Makanan ini biasa disebut "tugo" a tau "tugo arian ".
Penjelasan yang disebut di atas ini dapat dituangkan dalam daftar-daftar yang mencakup: waktu, peristiwa, melibatkan siapa
saja, makanan apa yang disajikan, bagaimana prosesnya, golongan lapisan sosial dan di desa/kota.
MAKANAN PAGI QRANG LAK.1-LAK.I DEWASA
a. Nama makanan
b. Unsur
c. Fungsi
40
Nasif Kue-kue, Ubi.
Nasi, gulamo (ikan asin), samba], kadangkadang bersama dengan sayur, minuman,
teh makan dan teh manis.
Penam bah tenaga semen tara untuk me-
nunggu waktu makan yang sebenarnya.
d. Kuantitas Nasi setengah piring, gulamo (ikan asin) satu ekor atau ikan teri satu sendok, teh/ kopi satu gelas (boleh teh manis dan boleh juga teh biasa).
e. Spesifikasi/V ariasi Kadang-kadang nasi. kadang-kadang ubi rebus, kue-kue, minum disesuaikan dengan makanan tersebut.
f. Kualitas Biasanya tidak memperhitungkan glZl, yang perlu sekedar menambah tenaga.
g. Cara makan Makan sendiri-sendiri atau bersama-sama, duduk di atas tikar atau pun meja dan juga di ladang.
h. Daerah/Masyarakat lokal Seluruh masyarakat Batak Toba.
i. Lapisan sosial
j. Kota/Desa
Seluruh lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Seluruh masyarakat kota dan masyarakat desa.
MAKANAN PAGI ORANG PEREMPUAN DEWASA
a. Nama makanan
b. Unsur
c. Fungsi
d. Kuantitas
e. Kualitas
Nasi, kue-kue. ubi.
Nasi, gulamo (ikan asin), samba] kadangkadang bersama dengan sayur. Teh manis ditambah dengan teh makan.
Penambah tenaga sementara untuk menunggu waktu makan yang sebenamya.
Nasi setengah piring "gulamo" (ikan asin) satu ekor atau ikan teri satu sen-dok, teh atau kopi satu gelas (boleh teh manis, maupun teh biasa).
Biasanya tidak memperhitungkan gizi, yang perlu ialah sekedar menambah tenaga.
f. Spesifikasi/Variasi Kadang-kadang nasi, ubi rebus, kue-kue, minuinan
· disesuaikan dengan makanan
terse but.
41
g. Cara makan Makan sendiri-sendiri atau bersama-sama duduk di atas tikar maupun di atas meja.
h. Daerah/Masyarakat lokal Seluruh masyarakat Batak Toba.
i. Lapisan sosial Seluruh lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
j. Kota/Desa Seluruh masyarakat yang ada di kota maupun di desa.
MAKANAN PAGI ANAK-ANAK UMUR 6 - 13 TAHUN
a. Nama makanan
b. Unsur
c. Fungsi
d. Kuantitas
e. Kualitas
Nasi
Nasi, gulamo (ikan asin), sayur.
Sebagai makanan biasa demiuntuk pertumbuhan badan.
Setengah piring sampai satu piring nasi.
Di samping penambah tenaga juga untuk
mementingkan gizi demi kepentingan si anak.
f. Spesifikasi/Variasi Tanpa ada variasi.
g. Cara makan Makan sendiri-sendiri atau pun bersamasama dengan seluruh anak-anak yang ada di rumah itu dan duduk di atas tikar.
h. Daerah/Masyarakat lokal Seluruh masyarakat Batak Toba.
i. Lapisan sosial
j. Kota/Desa
Catatan:
Seluruh lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Seluruh masyarakat di kota maupun di desa.
Kalau di kota kebanyakan makan di atas meja sedangkan di desa umumnya makan dan duduk di atas tikar.
MAKANAN PAGI BAUTA DI BAWAH S TAHUN
a. Nama makanan
b. Unsur
42
Nasi.
: Nasi, gulamo (ikan asin), sayur.
c. Fungsi
d. Kuantitas
e. Kualitas
Sebagai makanan biasa demt·pertµm\)uh.an badan.
Setengah sampai satu piring nasi.,
Di samping gizi demi pertumb,uhan si anak.
f. Spesifikasi/Variasi Tanpa ada variasi.
g. Cara makan Makan sendiri-sendiri atau pun bersamasama anak-anaknya-yang ada .di r'l:lmah itu dan duduk di atas tikar.
h. Daerah/Masyarakat lokal Seluruh masyarakat Batak Toba.
i. Kota/Desa
j. Lapisan sosial
Seluruh masyarakat kota maupun desa.
Seluruh lapisan masyarakat Batak Toba.
'!• ;
MAKANAN PAGI BALITA DI BAWAH UMUR 3' TAHUN
a. Nama makanan
b. Unsur
c. Fungsi
d. Kuantitas
e. Kualitas
f. Spesifikasi/Variasi
g. Cara makan
h. Daerah/Masyarakat
Bubur/Nasi.
Nasi, bubur, lompan atau atuk.
Makanan biasa (untuk peltumbuhan).
Sampai kenyang.
Gizi yang baik menurut kemampuan.
Tanpa ada variasi.
Biasanya disuap pakai tangan (disuap dengan sendok/nasi digiling atau . di-
. <. �
mamah langsung).
lokal Semua masyarakat Batak Toba.
i. Lapisan sosial
j. Kota/Desa
Catatan :
Semua lapisan sosial masyar_akat, Bata)< Toba.
Semua masyarakat yang ada di kota dan di desa.
Yang sudah bisa makan nasi biasa; biasanya sampai· satu piring, kalau bubur biasanya satu cangkir.
43
MAKANAN SIA'NG ORANG LAKI-LAKI DEWASA
a. Nama makanan Nasi.
b. Unsur Nasi, lauk-pauk.
c. Fungsi Makan biasa.
d. Kuantitas Satu sampai dengan dua piring, satu sam
pai dengan dua potong ikan dan ditambah dengan sayur.
e. Kualitas Diusahakan makanan yang bergizi sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan.
f. Spesifikasi/Variasi Bagi orang petani lauk-pauk pada hari pekan lebih enak dibanding dengan hari biasa, demikian juga untuk pegawai terutama pada bulan muda/hari gajian.
g. Cara makan
h. Daerah/masyarakat lokal
i. Lapisan sosial
.J. Kota/Desa
Catatan:
Makan bersama-sama duduk di atas tikar atau makan di meja.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Pada masyarakat kota lebih mengutamakan kelezatan daripada kekenyangan. Sedangkan pada masyarakat desa lebih mengutamakan kekenyangan daripada kelezatan.
Pada beberapa tempat sebelum makan nasi didahului dengan memakan ubi rebus untuk membantu penghematan beras.
MAKANAN SIANG-ORANG PEREMPUAN DEWASA
a. Nama makanan
b. Unsur
c. Fungsi
d. Kuantitas
44
Nasi.
Nasi, lauk-pauk.
Makan biasa.
Satu sarnpai dengan dua piring nasi, satu sarnpai dengan sayur.
e. Kualitas Mengusahakan makanan yang bergizi sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan .
f. Spesifikasi/Variasi Bagi petani, lauk-pauknya pada hari pekan lebih enak dibanding dengan hari biasa, demikian juga untuk pegawai ter
utama pada bulan muda/hari gajian.
g. Cara makan
h. Daerah/Masy araka t
lokal
i. Lapisan sosial
J. Kota/Desa
Cata tan:
Makan bersama-sama duduk di atas tikar atau makan di meja.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Pada masyarakat kota lebih mengutamakan kelezatan daripada kekenyangan.
sedangkan pada masyarakat desa lebih mengutamakan kekenyangan daripada
kelezatan.
Pada beberapa tempat sebelum makan nasi didahului dengan memakan ubi rebus untuk membantu penghematan beras.
MAKANAN SIANG ANAK-ANAK UMUR 6 - 13 TAHUN
a. Nama makanan Nasi.
b. Unsur Nasi, gulamo (ikan asin), sayur.
c. Fungsi Sebagai makanan biasa demi untuk pertumbuhan badan.
d. Kuantitas Setengah piring sampai dengan satu piring nasi.
e. Kualitas Di samping penambah tenagajuga untuk menambah gizi demi pertumbuhan si anak.
f. Spesifikasi/Variasi : Tanpa ada variasi.
g. Cara makan Makan sendiri-sendiri atau pun bersamasama anak-anak yang ada di rumah itu dan duduk di atas tikar.
45
h. Daerah/Masyarakat lokal Seluruh masyarakat Batak Toba.
i. Lapisan sosial
j. Kota/Desa
Catatan:
Seluruh lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Seluruh masyarakat kota maupun di desa
Kalau di kota kebanyakan makan di atas meja sedangkan di desa umumnya makan dan duduk di atas tikar.
MAKANAN SIANG BALITA DI BAWAH 5 TAHUN
a. Nama makanan Nasi.
b. Unsur Nasi gulamo (ikan asin), sayur.
c. Fungsi Sebagai makanan biasa dan untuk per-tumbuhan badan.
d. Kuantitas Setengah sampai satu piring nasi.
e. Kualitas Di samping penambah tenaga juga se-bagai penambah gizi demi kepentingan pertumbuhan badan si anak.
f. Spesifikasi/Variasi Tanpa ada variasi.
g. Cara makan Makan sendiri-sendiri atau pun bersama-sama anak-anaknya yang ada di rumah itu dan duduk di a tas tikar.
h. Daerah/Masyarakat lokal Seluruh masyarakat Batak Toba.
i. Lapisan sosial Seluruh lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
j. Kota/Desa Seluruh masyarakat kota dan masyarakat desa.
MAKANAN SIANG BALITA DI BAWAH 3 TAHUN
a.
b.
c.
d.
46
Nama makanan
Unsur
Fungsi
Kuantitas
Bubur/Nasi.
Nasi, bubur (lompan atau atuk).
Makanan biasa dan untuk pertumbuhan badan.
Sampai kenyang.
e. Kualitas Gizi yang baik menurut kemampuan.
f. Spesifikasi/Variasi Tanpa ada variasi.
g. Cara makan Biasanya disuap pakai tangan ( disuap dengan sendok/nasi digiling atau dimamah langsung).
h. Daerah/Masyarakat lokal Semua masyarakat Batak Toba.
i. Lapisan sosial
j. Kota/Desa
Cata tan:
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Semua masyarakat yang ada di kota dan di desa.
Yang sudah bisa makan nasi biasa, biasanya sampai satu piring, kalau bubur biasa satu cangkir.
MAKANAN SORE/MALAM ORANG LAKl-LAKI DEWASA
a. Nama makanan
b. Unsur
c. Fungsi
d. Kuantitas
Nasi.
Nasi, lauk-pauk.
Makan biasa.
Satu sampai dengan dua piring nasi, satu sampai dengan dua potong ikan dan di-tambah dengan sayur.
e. Kualitas Diusahakan makanan yang bergizi sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan.
f. Spesifikasi/Variasi Bagi orang petani lauk-pauk pada hari pekan lebih enak dibandingkan dengan hari biasa, demikian juga untuk pegawai terutama pada bulan muda/hari gajian.
g. Cara makan Makan bersama-sama duduk di atas tikar atau makan di meja.
h. Daerah/Masyarakat
lokal Semua masyarakat daerah Batak Toba.
i. Lapisan sosial Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
47
j. Kota/Desa
Cata tan:
Pada rnasyarakat kota lebih rnengutarna
kan kelezatan daripada kekenyangan sedangkan pada rnasyarakat desa lebih mengutarnakan kekenyangan daripada kelezatan.
Pada beberapa ternpat sebelurn makan nasi didahului dengan memakan ubi rebus untuk rnernbantu penghernatan beras.
MAKANAN SORE/MALAM ORANG PEREMPUAN DEWASA
a. Narna rnakanan Nasi.
b. Unsur Nasi. lauk-pauk.
c. Fungsi Makanan biasa.
d. Kuantitas Satu sarnpai dengan dua pmng nasi. Satu sarnpai dengan dua potong ikan.
Kadang-kadang ditarnbah denga.n sayur.
e. Kualitas Mengusaha.kan rnakanan yang bergizi sebaik-baiknya sesuai denga.n kemampuan.
f. Spesifikasi/Variasi Bagi petani lauk-pauk pada pekan lebih enak dibandingkan dengan hari biasa, dernikian juga untuk pegawai terutarna
pada bulan muda/hari ga.jia.n.
g. Cara makan
h. Daerah/Masyara.kat
lokal
1. Lapisan sosial
j. K ota/Desa
Catatan:
Makan bersa.rna-sama duduk di atas tikar a.tau makan di meja.
Semua masyarakat daerah Bata.k Toba.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Pada masyarakat kota lebih mengutama
kan kelezatan daripada kekenyangan, sedang pada masyarakat desa lebih mengutamakan kekenyangan daripada kelezatan.
Pada beberapa tempat sebelum makan nasi didahului dengan
memakan ubi rebus untuk membantu penghematan beras.
48
MAKANAN SORE/MALAM ANAK-ANAK UMUR 6 - 13
TAHUN
a. Nama makanan Nasi.
b. Unsur Nasi, gulamo (ikan asin), sayur.
c. Fungsi Sebagai makanan biasa demi untuk per
tumbuhan badan si anak.
d. Kuantitas Di samping penamb,!lh tenagajuga untuk
mementingkan gizi demi kepentingan si anak.
e. Kualitas Di samping penambah tenaga juga untuk mementingkan gizi demi kepentingan si
anak.
f. Spesifikasi/Variasi Tanpa ada variasi.
g. Cara makan Makan sendiri-sendiri atau pun bersama
sama yang ada di rumah itu dan duduk di atas tikar.
h. Daerah/Masyarakat lokal Seluruh rnasyarakat daerah Batak Toba.
i. Lapisan sosial
j. Kota/Desa
Catatan:
Seluruh lapisan sosial rnasyarakat Batak Toba.
Seluruh rnasyarakat kota rnaupun di desa.
Kalau di kota kebanyakan rnakan di rneja, sedang di desa urnurn
nya rnakan dan duduk di atas tikar.
MAKANAN SORE/MALAM BALITA DI BAWAH 5 TAHUN
a. Nama makanan
b. Unsur
c. Fungsi
d. Kuantitas
e. Kualitas
Nasi.
Nasi, gulamo (ikan asin), sayur.
Se bagai makanan biasa dan untuk pertum buhan badan.
Setengah sampai satu piring nasi.
Di samping penambah tenaga juga se
bagai penambah gizi demi pertumbuhan si anak.
f. Spesifikasi/V ariasi Tan pa ada variasi.
49
g. Cara makan Makan sendiri-sendiri atau pun bersama
sama dengan seluruh keluarga yang ada di rumah itu dan duduk di atas tikar.
h. Daerah/Masyarakat
lokal Semua masyarakat daerah Batak Toba.
1. Lapisan sosial
j. Kota/Desa
Ca tatan :
Seluruh lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Seluruh masyarakat kota dan masyarakat
desa.
Kalau di kota kebanyakan makan di meja, sedang di desa umum
nya makan dan duduk di atas tikar.
MAKANAN SORE/MALAM BALITA DI BAWAH 3 TAHUN
a. Nama makanan
b. Unsur
c. Fungsi
d. Kuantitas
e. Kualitas
f. Spesifikasi/Variasi
g. Cara makan
h. Daerah/Masyara.Kat
lokal
i. Lapisan sosial
j. Kota/Desa
Cata tan:
Bubur/Nasi.
Nasi, bubur (lompan atau atuk).
Makanan biasa (untuk pertumbuhan).
Sampai kenyang.
Gizi yang baik menurut kemampuan.
Tanpa ada variasi.
Biasanya disuap pakai tangan/disuap dengan sendok/nasi digiling atau dimamah langsung.
Semua daerah masyarakat Batak Toba.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Semua masyarakat yang ada di kota dan
di desa.
Yang sudah bisa makan nasi biasanya sampai satu piring, kalau yang masih makan bubur, biasanya satu cangkir.
50
Catatan : Yang termasuk tamu ialah:
Tamu yang ada hubungannya dengan kaabat. Tamu teman sejawat Tamu musafir Biasanya lauknya diusahakan lebih enak dari yang biasa tetapi apabila tamu yang datang itu sekaligus berhubungan dengan adat disambut dengan adat.
- Pembicaraan selanjutnya mengenai adat lihat makanan yang disediakan dalam upacara.
MAKANAN/SUGUHAN PAGI UNTUK TAMU ORANG PEREMPUAN DEWASA.
a. Nama makanan
b. Unsur
c. Fungsi
f. Spesifikasi/Variasi
g. Cara makan
Nasi, kue-kue
Nasi, gulamo (ikan asin), sambal, kadang-kadang bersama sayur dengan teh makan atau pun ditambah teh manis.
Penambah tenaga sementara untuk menunggu waktu makan yang sebenarnya.
Kadang-kadang nasi, kadang-kadang ubi kue-kue dan minuman disesuaikan de-ngan makanan tersebut.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar atau pun meja.
h. Lapisan sosial Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
i. Da�rah/Masyarakat lokal Seluruh daerah masyarakat Batak Toba.
j. Kota/Desa Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
MAKANAN/SUGUHAN PAGI UNTUK TAMU ANAK ANAK
UMUR6-13 TAHUN.
a. Nama makanan
b. Unsur
c. Fungsi
d. Kwantitas
Nasi,
Nasi, gulamo (ikan asin), sayur.
Sebagai makanan biasa dan untuk pertumbuhan badan.
Setengah piring sampai satu piring.
51
Kedua jenis makan/makanan yang disebut terakhir ini mempunyai arti perlambang/metaforik, penghormatan dan perdamaian.
MAKANAN/SUGUHAN PAGI UNTUK ORANG LAKI-LAKI DEW ASA.
Untuk lebih jelasnya mengenai makanan/suguhan Tamu ini dapat dilihat pada daftar di bawah ini :
MAKANAN/SUGUHAN PAGI UNTUK ORANG LAKI-LAKI
DEW ASA.
a. Nama makanan
b. Unsur
c. Fungsi
d. Kwantitas
e. Kwalitas
f. Spesifikasi/Variasi
g. Cara Makan
h. Daerah/Masyarakat Lokal
i. Lapisan sosial
j. Kota/Desa
52
Nasi/Kue-kue, ubi.
Nasi, gulamo (ikan asin) samba! kadangkadang bersama dengan sayur, teh makan atau teh manis.
Penambah tenaga sementara untuk menunggu waktu makan yang sebenarnya.
Nasi setengah piring, gulamo satu ekor (satu sendok ikan teri), teh/kopi satu gelas (boleh teh manis dan boleh juga teh biasa).
Biasanya, · tidak ada memperhitungkan gizi, yang perlu sekedar menambah tenaga.
Kadang-kadang nasi, kadang-kadang ubi rebus, kue-kue, minuman disesuaikan dengan makanan terse but.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar atau pun meja.
Seluruh masyarakat Batak Toba.
Seluruh Japisan sosial masyarakat Batak Toba.
Seluruh masyarakat Kota dan masyara. kat Desa.
e. Kwalitas Disamping penambah tenaga juga untuk
menambah gizi demi pertumbuhan si
anak.
f. Spesifikasi/Variasi Tanpa variasi.
g. Cara makan Makan sendiri-sendiri atau bersama-sa
ma anak-anak yang ada di rumah itu
dan duduk di atas tikar/di meja.
h. Daerah/Masyarakat Lokal Seluruh masyarakat Batak To ba.
Catatan : Biasanya disesuaikan dengan anjuran dari tamu yang
mempunyai bayi.
MAKANAN/SUGUHAN PAGI UNTUK TA.MU BAUTA DI
BAWAH 3 TAHUN.
a.
b.
c.
d.
Nama makanan
Unsur
Fungsi
Kwantitas
Bubur1Nasi
Nasi, bu bur (lompan a tau atuk)
Makanan biasa (untuk pertumbuhan ).
Sampai kenyang
Gizi yang baik menurut kemampuan.
f . Speisifikasi/Variasi : Tanpa variasi.
e. Kwalitas
g. Cara makan Biasanya disuap pakai tangan (di suap dengan sendok/nasi digiling atau dima
mah langsung).
h. Daerah/Masyarakilt
Lokal. Semua masyarakat Batak Toba.
i. Lapisan sosial
j. Kota/Desa
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat yang ada di Kota
dan Desa.
Catatan : Biasanya sesuai deng�n anjuran dari tamu yang empunya
bayi.
53
MAKANAN/SUGUHAN SIANG UNTUK T AMU ORMJG LAKILAKI DEWASA.
a.
b. c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Nama makanan
Unsur Fungsi Kwantitas
Kwalitas
Spesifikasi /Variasi
Cara makan
Daerah/Masyarakat Lokal
Lapisan sosial
Kota/Desa
Nasi
Nasi, lauk pauk
Makanan biasa Satu sampai dengan dua piring nasi. Sa
tu sampai dengan dua potong ikan dan
ditambah dengan sayur.
Diusahakan makanan yang bergisi sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan
Biasanya lauknya diusahakan lebih enak dari yang biasa.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar atau makan di meja.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Pada masyarakat Kota lebih menguta
makan kelezatan dari pada kekenyangan sedangkan pada masyarakat Desa lebih mengutamakan kekenyangan daripada kelezatan.
MAKANAN/SUGUHAN SIANG UNTUK TAMU PEREMPUAN DEWASA.
a. Nama makanan
b. Unsur
c. Fungsi
d. Kwantitas
e. Kwalitas
54
Nasi,.
Nasi, lauk pauk
Makanan biasa.
Satu sampai dengan dua pmng nasi. Satu sampai dua potong ikan di tambah
dengan sayur .
. Mengusahakan makanan yang bergizi sebaik-baiknya, sesuai dengan kemampuan.
f. Spesifikasi/Variasi
g. Cara makan
h. Daerah/Masyarakat
Lokal
i. Lapisan sosial
j. Kota/Desa
Diusahakan lauknya lebih enak dibanding dengan hari biasa.
Makan bersama�ama, duduk di atas tikar atau makan di meja.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Pada masyarakat Kota lebih mengutamakan kelezatan dari pada kekenyangan, sedangkan masyarakat Desa lebih
mengutamakan kekenyangan dari pada kelezatan.
MAKANAN/SUGUHAN SIANG UNTUK TAMU ANAK-ANAK UMUR6 -13 TAHUN.
a. Nama makanan
b. Unsur
c. Fungsi
d. Kwantitas
e. Kwalitas
f. Spesifikasi/Variasi
g. Cara makan
h. Daerah/Masyarakat Lokal
i. Lapisan sosial
j. Kota/Desa
Nasi,
Nasi, gulamo (ikan asin), sayur.
Sebagai makanan biasa demi untuk per
tumbuhan badan.
Setengah sampai dengan satu piring nasi.
Disamping penambah tenagajuga untuk menambah gizi demi pertumbuhan si anak.
Tanpa ada variasi
Makan bersama�ama anaknya yang ada di rumah itu dan duduk di atas tikar.
Seluruh masyarakat Batak Toba.
Seluruh lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Seluruh masyarakat Kota dan Desa.
55
MAKANAN/SUGUHAN SIANG UNTUK TAMU BALITA DI
BAWAH 5 TAHUN.
a. Nama makanan
b. Unsur
c. Fungsi
d. Kwantitas
Nasi.
Nasi, gulamo (ikan asin), sayur.
Sebagai makanan biasa dengan untuk
pertumbuhan si anak.
Setengah sampai dengan satu piring
nasi.
e. Kwalitas Disamping penammbah tenagajuga menambah gizi demi pertumbuhan si anak.
f. Spesifikasi/Variasi Tanpa ada variasi
g. Cara makan Makan sendiri-sendiri ataupun bersamasama dengan anak-anak yang ada di rumah itu dan duduk di atas tikar.
h. Daerah/Masyarakat Lokal Seluruh masyarakat daerah Batak Toba.
i. Lapisan scsial
j. Kota/Desa
Seluruh lapisan sosia1 masyarakat Batak
Toba.
Seluruh masyarakat Kota dan masyara
kat Desa.
Catatan : Kalau di Kota kebanyakan makan di atas meja sedangkan di Desa umumnya makan dan duduk di atas tikar.
MAKANAN/SUGUHAN SIANG UNTUK T AMU BALIT A DIBA
WAH 3 TAHUN.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
56
Nama makanan
Unsur
Fungsi
Kwantitas
Kwalitas
Spesifikasi/Variasi Cara makan
Nasi/Bubur
Nasi, bubur, Iompan atau atuk.
Makanan biasa (untuk pertumbuhan).
Sampai kenyang.
Gizi yang baik menurut kemampuan.
Tanpa variasi. Biasanya disuap pakai tangan (di suap dengan Sendok/nasi digiling atau di-
marnah langsung).
h. Daerah/Masyarakat Lokal
i. Lapisan sosial
j. Kota/Desa
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Semua masyarakat yang ada di Kota atau pun yang ada di Desa.
MAKANAN/SUGUHAN SORE/MALAM UNTUK TAMU ORANG LAKI-LAKI DEWASA.
a. Narna rnakanan
b. Unsur
c. Fungsi
d. K wantitas
e. Kwalitas
f. Spesifikasi/V ariasi
g. Cara rnakan
h. Daerah/Masyaraka t Lokal
i. Lapisan sosial
j. Kota/Desa
Nasi.
Nasi, lauk pauk.
Makan biasa.
Satu sampai dengan dua piring nasi, satu sampai dengan dua potong ikan dan di tambah dengan sayur.
Diusahakan makanan yang bergizi sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan
Diusahakan lauknya lebih enak dibanding dengan hari biasa.
Makan bersama-sarna duduk di atas tikar atau makan di meja.
Semua rnasyarakat daerah Batak Toba.
Sernua lapisan sosial rnasyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat Kota atau pun masyarakat Desa.
MAKANAN/SUGUHAN SORE/MALAM UNTUK TAMU ORANG PEREMPUAN DEWASA.
a. Nama makanan
b. Unsur
c. Fungsi
Nasi,
Nasi, lauk pauk.
Makanan biasa . .
57
d. Kwantitas
e. Kwalitas
f. S pesi fikasi /Variasi
g. Cara makan
h. Daerah/Masyaraka t Lokal
i. Lapisan sosial
j. Kota/Desa
Satu sarnpai dengan dua pmng nasi,
satu sarnpai dengan dua potong ikan,
kadang-iredang pakai sayur.
Mengusahakan makanan yang bergizi sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan.
Lauk pauk diusahakan lebih dari pada
lauk pauk hari biasa.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar atau makan di meja.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Semua rnasyarakat Kota maupun Desa.
MAKANAN/SUGUHAN SORE/MALAM UNTUK TAMU ANAK
ANAK UMUR 6 -13 TAHUN.
a. Nama makanan Nasi
b. Unsur Nasi, gulamo (ikan asin), sayur.
c. Fungsi Sebagai makanan biasa dan untuk per-tumbuhan badan si anak.
d. Kwantitas Setengah sampai dengan satu piring nasi
e. Kwalitas Mengusahakan makanan yang bergizi
sesuai dengan kemampuan.
f. Spesifikasi/Variasi Tanpa ada variasi.
g. Cara makan Seluruh masyarakat Batak Toba.
i. Lapisan sosial Seluruh lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
j. Kota/Desa Masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
58
MAKANAN/SUGUHAN SORE/MALAM UNTUK TAMU BALITA DI BAWAH S TAHUN.
a. Nama makanan
b. Unsur
c. Fungsi
d. Kwantitas
e. Kwalitas
f. S pesifikasi /Variasi g. Cara makan
h. Daerah/Masyarakat Lokal
i. Lapisan Sosial
j. Kota/Desa
Nasi
Nasi, gulamo (ikan asin) sayur.
Sebagai makanan biasa dan untuk pertumbuhan badan si anak.
Setengah sampai satu piring nasi.
Di usahakan manakan yang bergizi sesuai dengan kemampuan.
Tanpa ada variasi Makan sendiri-sendiri atau pun bersama sama dan duduk di atas tikar atau di Meja.
Seluruh masyarakat Batak Toba.
Seluruh lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
MAKANAN/SUGUHAN SORE/MALAM UNTUK TAMU BALITA DI BAWAH 3 TAHUN.
a.
b.
c.
d.
f.
g.
Nama makanan
Unsur
Fungsi
Kwantitas
S pesifikasi /Variasi
Cara makan
Bubur, nasi,
Bubur, nasi, lempan atau atuk.
Makanan biasa untuk pertumbuhan.
Gizi yang baik menurut kemampuan.
Tanpa ada variasi.
Biasanya disuap pakai tangan/di suap dengan sendok/nasi digiling atau di mamah langsung.
h. Daerah/Masyarakat
Lokal Semua masyarakat daerah Batak Toba.
59
1. Lapisan sosial
j. Kota/Desa
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
3.3.6. Makanan yang berhubungan dengan Upacara. Setiap melaksanakan suatu upacara pada suku Batak khusus
nya Batak Toba, pada umumnya makanan khusus tidak dapat di tiadakan dalam upacara tersebut. Makanan khusus yang sesuai/ serasi dengan corak upacara selalu dihidangkan, karena sudah menjadi ketentuan adat.
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini dapat dijelaskan mengenai makanan dan upacara dalam daftar-daftar yang mencakup: waktu peristiwa, melibatkan siapa saja, makanan, kwalitas, kwantitas, fungsi, variasi dan cara makan.
MAKANAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPACARA.
a. Jenis upacara
b. Wakt u diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. J enis makanan
f. Kwantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
60
Hontas
Pagi jam 9 - 11 (pamangkok ni mata ni ari).
Kehamilan sesudah 3 (tiga) bulan.
Semua unsur-unsur Dalihan Na Tolu yang terdekat dan "Datu atau Sibaso"" (dukun).
"Hare" Dengke (ikan mas) biasanya disediakan hula-hula. Sup ayam.
Hare kira-kira enam puluh piring. Dengke kira-kira lima puluh ekor. Sup ayam satu ekor. Juhut/daging sepuluh kilo Nasi satu ampang (satu bakul).
Harl dan lauk pauknya seimbang. Nasi dan lauk seimbang.
Demi keselamatan anak dalam kandung an beserta ibu yang mengandung.
i. J umlah /Variasi
J. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat Lokal
l. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. J enis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kwantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
Kadang-kadang dibuat juga "juhu t na
mar saudara'' ·sebagai tambahan dan "tuak tangkasan" (nira yang sudah diragi).
Lebih dahulu di doakan kemudian di suguhi pertama-tama kepada yang ham il lalu kepada semua orang yang badir
kemudian makan bersama.
Hanya terdapat di daerah Porsea dan Balige.
Di Kota maupun di Desa.
Semua lapisan sosial.
Mangirdak ( mamosuri)
Jam 9 - 11 pagi (parnangkok ni mata ni ari).
Menjelang kelahiran anak.
Semua keluarga terdekat dari wanita yang hamil dan masing-masing datang secara sendiri-sendiri.
Sesuai dengan kedudukan kekerabatan yang datang (kalau yang datang pihak hula-hula, membawa nasi dan "dengke'' kalau yang datang pihak boru membawa nasi dan juhut (daging).
Kalau yang datang saudara yang hamil yang dibawa adalah nasi dan dengke, daging.
Nasi setengah bakul (ampang) ikan 3 Kg. dan daging tiga kilo gram.
Nasi dan lauk seimbang.
Supaya jiwa dan semangat yang hamil berada dalam keadaan tenaga dan aman kare'na sudah tiba bulannya untuk bersalin.
61
i. J umlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat Lokal
I. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. J enis makanan
f. Kwantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
i. J umlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat Lokal
I. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
62
Tanpa variasi.
Makan bersama-sama setelah. lebih dahulu di doakan.
Semua daerah masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Mangkaroani anak tubu atau "esekesek ·:
Sesuai dengan waktu kelahiran tetapi boleh juga diadakan waktu siang.
Kelahiran anak.
Keluarga yang bersangkutan dan tetangga-tetangganya.
Nasi, daging ayam, daging babi.
Satu bakul nasi, lima sampai sepuluh kilo daging ayam atau daging babi.
Nasi berimbang dengan lauk.
Merupakan pernyataan rasa gembira karena kelahiran anak.
Kadang-kadang ada '' bangun-bangun· ·
dan "tuak tangkasan".
Makan bersama-sama.
Semua daerah msyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak · . Toba.
Catatan: Bukan saja anak lahir yang df "haroani"tetapi juga beberap<i kejadian yang bersifat suka cita. Mangharoani anak tubu disebu t " esek-esek".
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kwanitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/masyarakat Lokal
1. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
Manaruhon aek ni unte/hon indahan pohol-pohol.
Antara jam 9 - 1 1 pagi.
Kelahiran
Keluarga yang bersangkutan dan pihak hula-hula yang datang.
Hula-hula membawa na�i, dengke "bangun-bangun na ni dugu" dan tuak.
Setengah bakul na si dengke satu sampai tiga kilogram. Bangun-bangun na ni dugu satu panci. Tuak satu ceret
Nasi dan lauk berimbang.
Menunjukkan kegembiraan pihak hulahula terhadap borunya yang mendapat kelahiran anak.
Kadang-kadang nasi dibawa hanya sedikit sekedar melengkapi makanan yang dibawa.
Makan secara bersama-sama.
Seluruh masyarakat Batak Toba.
Sama yang di Kota dan di Desa.
Seluruh lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Manggoar
Antara jam 9 - 11 pagi (pamangkok ni mata ni ari).
63
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kwantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
J. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat Lok al
l. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kwantitas
64
Pemberian nama kepada anak lahir.
Semua unsur-unsur Dalihan Na Tolu termasuk keluarga dekat dan tetangga.
Nasi dan daging disediakan keluarga yang bersangkutan (Keluarga yang melahirkan). Nasi dan dengke dibawa hula-hula terdekat. Tuak satu kaleng.
Tiga sampai lima bakul nasi. Dua puluh sampai lima puluh kilogram daging. Tiga sampai lima kilo gram ikan.
Nasi dan lauk berimbang.
Memilih dan mensahkan nama.
Tetap/tanpa variasi.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
Sekitar Porsea dan Laguboti.
Sama pada masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
Sama pada semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Martutuaek
Antara jam 8 - l 0 pagi.
Untuk membawa anak pertama kali mandi ke pancuran.
Orang tua silaki-laki dan orang tua si perempuan beserta tetangga.
"Lampet" ,
Tiga puluh sampai lima puluh biji.
g. Kwalitas
h. Fungsi
L J umlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah /Masyarakat Lokal
I. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kwantitas
l..ebih manis dari pada yang dijual sehari-hari di padan.
Rasa kegembiraan karena saat itu anak bersama ibunya telah bisa mandi ke pancuran se.Jcah gus menolak bala dari "penghuni" (rokh halus) pancuran.
Jumlah tetap variasi tidak ada.
Sebagai dimakan dipancuran bersamasama dengan orang lain dan sebagian lagi dimakan setelah sampai dirumah.
Semua daerah masyarakat Batak Toba.
Pada umumnya masyarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat yang ada di Desa.
Mangebang/maronan -onan (membawa ke pekan).
Sesuai dengan waktu pekan (ada pakan pagi dan ada pekan sore).
Saat pertama kali anak yang lahir di bawa ke tempat yang ramai (pekan).
Orang tua si anak yang lahir. bersamasama dengan nenek serta tetangga atau keluarga lain.
a. Di pekan, yang dimakan ialah pisang, lampet, nangka dan jenis-jenis buah-buahan yang manis-manis, tuak tangkasan.
b. Di rumah yang dimakan/diminum tuak tangkasan, makanan yang diberi di pekan, nasi, dengke simudurmudur (pora-pora bulan).
Satu sampai tiga sisir pisang, dua puluh samJ:?ai tigapuluh biji lampet. Nasi dan
.
lauk untuk seisi rumah.
65
g. Kwalitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat
Lokal
I. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kwantitas
66
Nasi sebanding dengan lauk (berimbang).
Pemberitahuan kepada orang banyak membawa anaknya telah lahir.
Jumlah tetap/variasi sesuai dengan buah
manisan yang boleh diperoleh di pekan.
Makan sendiri-sendiri di pekan atau di
tempat lain, di rumah bersama-sama.
Semua daerah masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat Desa dan Kota.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Parorohon/patunangkon
Antara jam 9 - 11 pagi.
Menjodohkan anak semasa kecil (anakanak).
Semua unsur-unsur Dalihan Na Tolu dan teman sekampung, tetangga.
a. Nasi, "juhur namar saudara" dari yang punya anak laki-laki.
b. Dengke dari yang pun ya anak perempuan.
c. Tuak tangkasan (tuak asli).
Kira-kira sepuluh bakul (ampang) nasi. Lima puluh sampai seratus kilo gram juhut dari pihak laki-laki. Lima sampai sepuluh kilo gram ikan Dua sampai empat kaleng tuak (satu kaleng = IO liter).
g. Kwantitas Nasi dan lauk pauk berimbang.
h. Fungsi Mengingat janji di antara kedua belah hak yang menjodohkan agar perjodoh-an itu (perkawinannya) itu dilaksana-kan setelah mereka dewasa.
1. Jumlah/Variasi Jumlah tetap/variasi tidak ada.
j. Daerah/Masyarakat Lokal Semua daerah masyarakat Batak Toba.
k. Cara makan Makan bersama-sama duduk di atas ti-kar.
l. Kota/Desa Semua masyarakat yang ada di Desa dan di Kota.
m. Lapisan sosial Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Cata tan : Pada masa sekarang "paorohon" sudah mulai hilang atau tidak ada lagi pada masyarakat Batak Toba.
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kwantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
Mangalehon Tanda
Antara jam 8 - 9 sampai dengan jam 10 malam.
Permulaan peminangan dari laki-laki kepada perempuan (tanda ikatan/tukar cincin).
Yang dihadiri oleh muda-mudi dan·satu sampai dua orang, orang tua/yang sudah berkeluarga.
Nasi atau lampet.
Apabila nasi yang disediakan, banyaknya setengah sampai satu bakul nasi, kalau lampet, tiga puluh sampai lima puluh biji.
Makan tidak sekenyang biasa.
Sebagai tanda peringatan bahwa antara laki-laki dan anak gadis telah mengikat
67
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat Lok al
I. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. J enis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kwantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat ; Lokal
68
janji untuk sehidup semati (menjelang Perkawinan).
Jumlah tetap/variasi tidak ada.
Bersama-sama duduk di atas tikar.
Semua daerah masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat Kota dan Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Marhata Sinamot
•Pagi, siang atau malam.
Penentuan uang jujuran yang akan dibayarkan oleh pihak laki-laki kepada pihak keluarga penganten perempuan.
Kedua belah pihak leuarga penganten laki-laki dan perempuan membawa atau memanggil Dalihan Na Tolu masing-masing dan teman sekampung.
Nasi, daging, dengke dan tuak tangkasan.
Nasi sepuluh sampai sebelas bakul. Juhut namar saudara delapan puluh sampai seratus kilo gram. Dengke lima sampai sepuluh kilo gram.
Nasi berimbang dengan lauk.
Ikatan janji untuk segera mengadakan pemikahan. Penetapan besarnya uang
jujuran.
Jumlah tetap/variasi tidak ada.
Makan bersama-sama duduk. di atas tikar.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
1. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan c. Berkenaan dengan
peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kwantitas
g. Kwantitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat I..okal
1. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
Semua masyarakat Desa dan Kota.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak • Toba.
Mangan sibuha-buhai
Antara jam 7 - 8 pagi.
Perkawinan.
Dalihan Na Tolu kedua belah pihak pengantin.
Nasi, juhut na marsaudara.
Satu 'sampai dua bakul (ampang) nasi. 5 sampai dengan enam kilogram juhut dari pihak laki-laki. Dua sampai tiga kilo gram ikan mas.
Nasi dan lauk berimbang.
Sebagai makanan khusus untuk dinikmati oleh hasuhuton parboru (orang tua dan keluarga dekat pengantin perempuan).
Jumlah tetap/variasi tidak ada.
Makan bersama�ama duduk di atas tikar.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Marunjuk
An�ara jam l 0 sampai dengan pukul 4 sore.
69
c. Berkenaan dengan
peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kwantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/masyarakat Lokal
I. Kota/Desa
m. l..apisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan
peristiwa
d. Yang terlibat
�. Jenis makanan
70
Peresmian perkawinan adat.
Dalihan ·Na Tolu kedua belah pihak,
tetangga, handai tolan.
Nasi, juhut namar saudara, dengke,
tuak.
Kira-kira 40 sampai 80 bakul (ampang) nasi. 50 sampai dengan 150 kilo gram juhut.
5 sampai 10 kilo gram ikan mas. 5 sampai 7 kaleng tuak.
Nasi dan lauk berimbang.
Makanan sebagai tanda kegembiraan untuk semua para undangan.
Jumlah tetap.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar dan melingkar.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Seluruh masyarakat yang ada di Desa dan di Kota.
Semua lapisan sosoal masyarakat Batak Toba.
Me bat
Antara jam 9 keatas pagi hari.
KUJ1jungan yang pertama oleh mempelai kerumah orang tua perempuan setelah perkawinannya diresmikan.
Dalihan Na Tolu dan tetangga pihak paranak.
Nasi, juhut, dengke disediakan pihak
parboru.
f. Kwantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat Lokal
I. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan
peristiwa
d. Yang terliba t
e. Jenis makanan
f. Kwantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
i. Kota/Desa
Satu sampai dua bakul nasi.
5 sampai 10 Kg juhut namar sau
dara dibawa oleh pihak laki-laki.
2 sampai 3 Kg ikan mas.
Nasi seimbang dengan lauknya.
Pernyataan rasa syukur karena pesta
telah selesai.
Jumlah tetap/varia�i tidak ada.
Makan bersama�ama duduk di atas
tikar.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat baik dia di Kota
maupun di Desa.
Semua laoisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Maningkir Tangga.
Antara jam 10 - 12 (parnangkok ni
mata ni ari).
Kunjungan yang pertama dari pihak orang tua si perempuan kepada pihak
laki-laki.
Orang tua si perempuan dan keluarga
dekat dari pihak perempuan.
Nasi, dengke, juhut.
2 sampai 3 bakul nasi 1 sampai 3 Kg ikan mas
3 sampai 5 Kg juhut
Nasi dan lauk seimhang
Pernyataan rasa syukur bahwa anak pe
rempuan itu sudah berumah tangga dengan baik.
Semua masyarakat Desa maupun Kota.
71
j. Cara-makan
k. Daerah/masyarakat Lokal
1. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. J enis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. J enis makanan
f. Kwantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat Lokal
1. Kota/Desa
72
Makan bersama-sarna duduk di atas tikar.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat Kota maupun Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Mangindahan (min ta "indahan arian" setelah kelahiran anak pertama).
Pagi antara pukul 9 sampai dengan jam 12 siang.
Meminta "indahan arian" setelah kelahiran anak pertama (indahan arian tanah/lahan sawah).
Dalihan Na Tolu kadua belah pihak bertempat di rumah orang tua pengantin perempuan.
Nasi, juhut, namar saudara, dengke, tuak.
3 sarnpai 5 bakul nasi 2 sampai dengan 3 Kg ikan mas yang di bawa oleh pihak perempuan.
Nasi sebanding dengan lauk.
Untuk membujuk hula-hula supaya bermurah hati memberi "iridahan arian" ·
kepada pahompunya (cucunya).
Jumlah tetap variasi tidak ada.
Makan bersarna-sama duduk di atas tikar.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat Kota maupun masyarakat Desa.
m. Lapisan sosial Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
a. J enis upacara Paebathon Pahompu.
b. Waktu diadakan Antara jam 9 sampai dengan jam 11 pa-gi.
c. Berkenaan dengan peristiwa Kunjungan anak lahir ke rumah nenek
dari pihak ibu.
d. Yang terlibat " Ayah dan lbu si anak yang lahir.
e. J enis makanan Nasi, juhut, dengke, tuak
f. Kwantitas 1 sampai dengan 2 bakul nasi - :'.! sampai dengan 3 Kg daging. - 1 sampai dengan 2 Kg ikan mas.
g. Kwalitas Nasi berimbang dengan lauk.
h. Fungsi Sebagai minta izin dari anak yang baru Jahir kerumah neneknya dari pihak ibu.
i. J umlah/Variasi Jumlah tetap/Variasi tidak ada.
j. Cara makan Makan bersama-sama duduk di atas ti-kar.
k. Daerah/Masyarakat Lokal Semua masyarakat Batak Toba.
1. Kota/Desa Semua masyarakat Kota dan Desa.
m. Lapisan sosial Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
a. J enis upacara Manuruk-nuruk
b. Waktu diadakan Antara jam 10 sampai jam 11 pagi.
c. Berkenaan dengan peristiwa Kawin lari.
d. Yang terlibat Dalihan Na Tolu kedua belah pihak.
e. Jenis makanan Nasi, juhut, dengke, tuak.
f. Kwantitas � sampai dengan 10 bakul nasi. - 30 sampai dengan 40 Kg daging di-
73
g. Kwalitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
sediakan oleh pihak peranak (lakilaki). 5 sanipai 7 Kg ikan mas disediakan pihak parboru (perempuan).
Nasi berimbang dengan lauk.
Minta maaf atas perbuatan yang melarikan anak perempuan itu sekaligus mem-berikan/membicarakan kapan diadakan pesta "niangadati" (membayar adat).
Jumlah tetap/variasi tidak ada.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
k. Kota/Desa Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
1. Daerah/Masyarakat Lokal Semua masyarakat Batak Toba.
m. Lapisan sosial Seluruh lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
a. Jenis upacara Manjalo sulang-sulang ni pahompu (mangadati).
b. Waktu diadakan An tar ajam 10 sampai dengan jam 12
siang.
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan f. Kwantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
74
Kawin lari.
Dalihan Na Tolu kedua belah pihak di tarnbah dengan tetangga.
Nasi, juhut, dengke, tuak. 30 sarnpai 50 bakul nasi 5 sampai l 0 Kg ikan mas 50 sarnpai 100 Kg juhut narnar saudara biasanya dibawa oleh pihak laki-laki.
Nasi seimbang dengan lauknya.
Membayar adat yang ketinggalan akibat kawin lari.
i. J umlah/V ariasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat Lokal
1. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kwantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
i. J umlah /Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat lokal.
1. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
Jumlah tetap/variasinya tidak ada.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
Semua masyarakat Batak Toba.
Seluruh masyarakat Kota maupun masyarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Ansimun-ansimun (mentimun)
Antara jam 9 sampai jam 11 pagi.
Orang tua sakit.
Seluruh keturunan orang tua yang sakit memberikan makanan.
Nasi, jihut, dengke na ni ura, aek sitiotio.
1 sampai 2 bakul nasi - 2 sampai 5 Kg juhut - 2 sampai 3 ekor na ni ura.
Nasi sebanding dengan lauk (berimbang).
Mendoakan supay l lekas sehat dan meminta doa restu dai orang tua yang sakit.
Jumlah tetap/variasi tidak ada.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
75
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
ct. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kwalitas
g. Fungsi
h. Jumlah/Variasi
i. Cara makan
j. Daerah/Masyarakat Lokal
k. Kota/Desa
I. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
76
Sulang-sulang hariapan (pasahat abalabal = parboni-bonian = palangka ni hoda).
Antara jam 9 sampai dengan jam 11 pa
gi.
Orang tua yang saki t.
Golongan Dalihan Na T olu dari yang sakit dan golongan Dalihan Na Tolu dari anak lak.i-laki yang sudah ber keluarga.
Nasi 20 sampai 30 bakul (ampang) nasi. 5 sampai l 0 Kg juhut 5 sampai 8 ekor na ni ura
Nasi sebanding dengan lauk (berimbang).
Meminta agar penyakit orang tua itu las sembuh dan meminta berkat dari orang tua yang sakit.
Jumlah tetap/variasi tidak ada.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Semua masyarakat Kota dan masayrakat di Desa.
Seluruh lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Mangguntari natua-tua (= menyapa kembali dengan sungguh-sungguh).
Antara jam 9 sampai dengan jam 11
pagi.
Orang tua yang sakit dan telah menerima sulang-sulang hariapan.
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f Kwalitas
g. Kwantitas
t. Fungs1
i. Jumlah !\'ariasi
J. Daerah/Masyarakat
Lokal
k. Cara makan
I. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan:
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
Semua keturunan orang tua yang sakit dan memberikan makan, Dalihan Na
Tolu dari keturunan anaknya dan juga
tetangga.
Nasi, juhut, dengke na ni ura, aek sitio
tio.
- 20 sampai dengan 30 bakuJ nasi. - Juhut 20 sampai dengan 50 Kg.
- Na ni ura 5 sampai 10 ekor.
Nasi dan lauk berimbang.
Melengkapi keinginan-keingina;; orang
tua yang sakir semasa dia masih hidup.
Jumlah tetapivariasi tidak ada.
Semua masyarakat yang berada di sekitar Porsea. Laguboti, Balige.
Makan bersama�ama dan duduk di atas
tikar.
Semua masyarakat Kota maupun ma
syarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Mangarapot (pertemuan untuk membi
carakan pemberangkatan jenazah orang tua).
Antara jam 9 sampai dengan jam 10 pagi.
Meninggalnya orang tua yang sudah punya cucu.
Semua kerabat Dalihan Na Tolu serta sahabat dan teman sekampung/teman senegeri.
Nasi,juhut
77
f. Kwantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat Lokal
l . Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kwantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
78
- I sampai 2 bakul nasi - 2 sampai 3 Kg juhut
Nasi berimbang dengan !auk.
Meminta doa restu agar keturunan orang tua yang meninggal panjang umur dan sejahtera.
Jumlah tetap/variasi tidak ada.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
Sekitar daerah Laguboti, Porsea dan Balige.
Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
Semua Japisan sosial masyarakat Batak Toba.
Partuat ni natua-tua (upacara penguburan orang tua).
Pagi atau sore
Pagi dan sore.
Semua keluarga dan masayrakat sekitarnya.
Daging mentah dibagi-bagikan kepada urn um.
Daging lembu atau babi dan juga kerbau, 50 sampai l 00 kg.
Tidak ada.
Sebagai lambang berkat dari orang tua yang meninggal kepada setiap orang yang menerima pembagian daging itu.
Tetap/Variasi tidak ada.
Dibawa ke rumah masing-masing.
k. Daerah/Masyarakat Lokal
l. Kota/Desa
m Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan
peristiwa
ct. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kwantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
i. J umlah /V ariasi
j. Cara makan
k. Dae rah /Masayraka t lokal
I. Kota/Desa
Daerah sekitar Porsea, Laguboti. Balige.
Pada daerah lain turut juga makan seperti pesta. Tetapi pembagian daging
mentah tetap diteruskan sampai seka
rang.
Semua daerah masyarakat Kota . dan
masyarakat Desa.
Semua masyarakat lapisan sosial Batak Toba.
Manuan ompu�mpu (mananom ompuompu yaitu tumbuhan umbi seperti bawang).
Pagi.
Penguburan orang tua yang sudah mempunyai cucu.
Dalihan Na Tolu dari orang tua yang meninggal dan Dalihan Na Tolu dari anak laki-lakinya.
Nasi. daging Uuhut), dengke nani ura, tuak, mual sitio-tio (air bersih).
- I sampai dengan 2 bakul nasi - 3 sampai 4 Kg daging.
Nasi seimbang dengan !auk.
Sebagai alat menerima berkat dari Tuhan Yang Maha Esa melalui Dalihan Na Tolu.
Jumlah tetap variasi tidak ada.
Makan bersama-sarna.
Sekitar Porsea. Laguboti. Balige.
Semua masyarakat yang ada di Kota dan masyarakat di Desa.
79
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis mak.anan
f. Kwantitas
g. Kwantitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat Lok al
I. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
80
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Mengungkap hombung (membuka peti penyimpanan harta).
Antara pukul I 0 - 12 pagi.
Meninggalnya orang tua yang punya
cucu dari semua anak-anaknya (cucu dari anak laki-laki dan anak perempuan ).
Hula-hula dan keturunan orang tua yang meninggal.
Nasi. ju hut. dengke. tuak
:'\asi kira-kira 3 sampai dengan 5
bakul. Juhut kira-k1ra : sampai dengan 3 Kg.
- Dengke kira-kira I sampai dengan 3 Kg. Tuak kira-kira 1 sampai 2 kaleng.
Nasi seimbang dengan lauk.
Persembahan kepada hula-hula sekaligus meminta berkat.
Jumlah tetap/variasi tidak ada.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
Semua masyarakat Batak Toba.
Seluruh masyarakat Kota dan Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Mangalehon piso-piso/hoda-hundulan (memberi "piso-piso").
b. Waktu diauakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. J enis makanan
f. Kwantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat Lok al
1. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
Pagi antara pukul 9 � 11 pagi.
Mau memindahkan tulang belulang orang tua yang.meninggal .
Keturunan dari yang meninggal serta keturunan hula-hula orang tua yang meninggal.
Nasi, juhut. dengke, tuak.
Nasi kira-kira 1 atau 2 bakul. Juhut kira-kira 5 sampai I 0 Kg. Dengke kira-kira 1 sampai 3 Kg. Tuak kira-kira 1 sampai � kaleng.
Nasi berimbang dengan lauk.
Meminta izin dan restu dari hula-hula dari orang tua yang akan digali.
Jumlah tetap/Variasi tidak ada.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
Semua masyarakat Batak Toba yang berada di sekitar daerah Porsea, Laguboti, Balige.
Semua masyarakat Kota maupun masyarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Mangongkal holi/panangkek saringsaring/marturun (menggali tulang belulang).
Antara pukul 10 pagi sampai pukul 2
sore.
Memindahkan tulang-belulang orang . tua �tau. nenek yang sudah meninggal.
81
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kwantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat Lokal
1. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kwantitas
82
Dalihan Na Tolu dari yang digali serta
Dalihan Na Tolu dari anak laki-lakinya
dan khalayak ramai.
Nasi, juhut, dengke, tuak.
Nasi 2 sampai dengan 3 bakul.
lkan mas 2 sampai 3 Kg.
Juhut 7 sampai 8 Kg. Tuak 2 atau 3 kaleng.
Nasi berimbang dengan lauk.
Meminta berkat dari Tuhan melalui hu
la-hula dan raja-raja adat.
Jumlah tetap/variasi tidak ada.
Makan bersama-sama duduk di atas ti
kar.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat Kota dan masya
rakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Martonggo raja (musyawarah).
Antara pukul 10 sampai 12 pagi, di Kota dari pukul 14 .00 - I 7 .00.
Akan diadakannya suatu pesta, selesai
nya menyangkol holi.
Dalihan Na Tolu orang tua yang digali dan Dalihan Na Tolu keturunannya
serta orang ramai.
Nasi, juhut, dengke, tuak
4 sampai 6 bakul nasi
4 sampai 8 Kg juhut
2 sampai 3 Kg ikan mas
2 sampai J kaleng tuak.
g. Kwalitas h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan .
k. Daerah/Masayrakat Lokal
l. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. J enis makanan
f. Kwantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
Nasi berimbang dengan juhut. Untuk meminta berkat dari Tuhan melalui hula-hula dan raja raja adat.
Jumlah tetap/Variasi tidak ada.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Marindahan sipaet-paet (memberi nasi "sipait-pait" ).
pa g i.
Kematian "mate mangkar" {meninggal dengan meninggalkan anak-anak kecil atau pun yang beum berkeluarga) de
ngan maksud agar rokh yang difr�ggalkan yang meninggal pahit/selamat.
Unsur-unsur Dalihan Na Tolu yang terdekat.
Nasi, juhut, ikan
l sampai dengan 2 bakul nasi. 2 sampai dengan 3 Kg ikan mas. I sampai dengan 2 Kg daging.
Nasi berimbang dengan lauk
Sebagai penghibur kepada keluarga yang ditinggalkan serta memohon kepada Tuhan supaya jangan terulang lagi (mate mangkar). lndahan sipaet-paet ini diberikan juga kepada orang yang "tilahaon� ' (kematian anak).
Jumlah tetap/Variasi tidak ada.
83
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat Lok al
I. Kota.'Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. J enis makanan
f. Kwantitas
g. K·wantitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
j Cara makan
k. Daerah/Masyarakat Lokal
I. Kota/Desa
84
Makan bersama-sama duduk diatas tikar.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Manaba hau (menebang kayu).
Antara jam 9 sampai dengan jam I 0
pagi.
Niat untuk mendirikan rumah beserta para tukang.
Orang yang akan mendirikan rumah beserta para tukang.
Nasi, juhut, dengke, tuak.
Setengah bakul nasi I sampai 2 Kg juhut I ekor dengke (ikan mas) Setengah kaleng tuak.
Nasi berimbang dengan lauk.
Minta restu dari Tuhan demikian juga dari penghuni hutan agar berkenan mengizinkan orang yang mendirikan rumah memperoleh kayu yang akan dibutuhkannya.
Jumlah tetap/Variasi tidak ada.
Makan bersama-sama atau makan sendiri-sendiri.
Semua lapisan sosial masyarakat Btak Toba.
Sernua masyarakat yang ada di Desa.
m. l.apisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kwantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
i. Jumlah;'V ariasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat Lokal
l. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan Peristiwa
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Manuhil (= memahat)
Mulai pukul 8 sampai 10 pagi.
Memulai mendirikan rumah.
"suhut" {yang puny a), tukang beserta tetangga yang datang.
Nasi. juhut. dengke.
1 sampai dengan 2 bakul nasi. 2 sampai denga n 3 Kg daging 1 Kg dengke 1 baskom itak (tepung beras campur gula).
Nasi berimbang dengan lauk.
Meminta doa restu kepada Tuhan agar yang punya dan tukang selamat-selamat untuk meneruskan pendirian rumah.
Jumlah tetap/Variasi tidak ada.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
Sekitar daerah Persea, Laguboti, Balige dan beberapa tempat lain.
Semua masyarakat Kota dan masayrakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Paraithon (merampungkan/mendirikan)
Setelah siap dituhil (manuhil) = siap memahat.
Merampungkan semua bahan yang telah selesai dilobangi (dipahat).
85
d. Yang terlibat
e. J enis makanan
f. K wantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
i. J umlah /Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat
lokal
l. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
Yang.punya rumah, tukang, tetangga.
Nasi, jhut, dengke.
2 smnpai dengan 4 bakul nasi
5 sampai dengan I 0 Kg daging
I Kg ikan mas.
Nasi berimbang dengan lauk.
Meminta doa restu kepada Tuhan agar
yang punya rumah dan tukang selamatselamat untuk meneruskan pendirian
rumah.
Jumlah tetap/Variasi tidak ada.
Makan bersama-sama duduk di atas
tikar.
Semua masyarakat Batak Toba:
Semua masyarakat baik dia di Kota
maupun di Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Catatan: Sebab menurut kepercayaan orang Batak Toba apabila
tukang tidak senang melaksanakan tugasnya, hal itu berkaitan
kepada keselamatan yang punya rumah.
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. J enis makanan
f. Kwantitas
86
Manaru/manubut tukang (mengambil tukang).
An tara jam 1 0 sam pai d engan I l pagi.
Manubut (mengambil hati atau membu
juk tukang dalarn pendirian sebuah
rurnah).
Suhut dan tukang.
Nasi, juhut, dengke na ni ura
Setengah sampai satu bakul nasi. I sampai 2 Kg daging
1 sampai 2 ekor ikan na ni ura.
g. Fungsi
h. Kwalitas
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat Lokal
1. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
Supaya tukang bekerja sebaik mungkin
sesuai dengan kepercayaan Batak Toba.
Nasi sebanding dengan lauk.
Tetap/Variasi tidak ada.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
Semua masyarakat-Batak Toba.
Semua masyarakat baik dia di Kota maupun di Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Catatan : Lihat catatan No. 34
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. J enis makanan
f. Kwantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
Panangkok ulu singa/ulu gordang (menaikkan ulu singa).
Tergantung pada waktu, tukang yang
menentukan.
Melengketkan sulu singa/ulu gordang.
Suhut. tukang, hula-hula. tetangga.
Nasi, Juhut, dengke na ni ura dan deng
ke na hinobolan, tuak.
- 3 sampai 5 bak:ul nasi - 3 sampai 4 ekor na ni ura - 1 sampai 3 Kg dengke nahinobolan.
Nasi sebanding dengan lauk.
Meminta doa restu dari Tuhan agar yang punya rumah tetap dalam keadaan sehat selamat melalui tukang dan hula-hula serta tetangga.
Jumlah tetap/variasi tidak ada.
Makan bersama-sama duduk di atas ti
kar.
87
k. Daerah/Masyarakat
Lok al
!. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kwantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
1. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat Lok al
1. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
88
Sekitar daerah Porsea. Laguboti. Balige.
Semua masyarakat Kota dan masyara
kat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Manggorga (= mengukir)
Tergantung pada waktu. tukang yang
menentukan.
Manggorga (= mengukir)
Suhut, tukang. hula-hula. tetangga.
Nasi. juhut, dengke na ni ura dan dengke na ni hinobolon, tuak.
- :2 sampai 3 bakul nasi - 3 sampai 4 ekor na ni ura - 1 sampai 3 Kg dengke na hinobolon.
Nasi sebanding dengan lauk.
Meminta doa restu dari Tuhan agar yang punya rumah tetap dalam keadaan
sehat selamat melalui tukang dan hula
ula serta tetangga.
Jumlah tetap/Variasi tidak ada.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
Sekitar daerah Porsea, Laguboti, Balige.
Semua masyarakat Kota dan Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Mamasang Ulu Paung.
Tergantung pada tukang.
c. Berkenaan dengan
peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kwantitas
g. Kwalitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
j. Cara m akan
k. Daerah/Masyarakat Lok al
1. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. J enis u pacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
Memasang IBu Paung
Suhut, tukang, hula-hula serta tetangga.
Nasi, juhut, dengke na ni ura dan dengke na hinobolan.
- I sarnpai dengan 2 bakul nasi - 2 sampai dengan 7 Kg juhut - 3 sampai dengan 4 ekor dengke na ni
ura. - 2 sampai dengan 3 Kg dengke na hi-
nobolan.
Nasi sebanding dengan lauknya.
Meminta doa restu dari Tuhan agar
yang punya rumah tetap dalam keadaan sehat, dan selamat-selamat melalui doa
tukang dan doa hula-hula serta tetangga
Jumlah tetap/Variasi tidak ada.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua yang berada di Kota dan di Desa
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Paulak Tukang (mengantar pulang tu
kang).
Pagi.
Selesainya rumah.
Suhut, tukang dan tetangga.
Nasi, juhut, dengke na ni ura, dengke na ni arsik dan tuak. Sebahagian dari makanan ini disediakan oleh yang punya rumah untuk dibawa tukang ke rumahnya.
89
f. Kuantitas
g. Kualitas
h. Fungsi
i. J umlah/V ariasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat lokal
1. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Wa�tu diadakan
c. Ber kenaan dengan
peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kuantitas
g. Kualitas
h. Fungsi
i. Jumlah/V ariasi
90
- 2 sampai dengan 3 bakul nasi.
- 2 sampai dengan 3 Kg ikan mas. - 2 sampai dengan 3 kaleng tuak.
Nasi sebanding dengan lauk.
Merupakan ucapan terima kasih atas jasajasa tukang agar tukang tidak menaruh sedikit pun sakit hati kepada yang punya
rumah (sudah merupakan adat yang laku di Tapanuli Utara).
Jumlah tetap /variasi tidak ada.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat kota maupun masyarakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Mangompoi/mamongoti jabu (memasuki rumah baru).
Antara jam 8 sampai jam I 0 pagi.
Memasuki rumah baru.
Yang punya rumah. Dalihan Na Tolu dan khalayak ramai.
Nasi. juhut, dengke, tuak.
- 13 sampai 15 bakul nasi - 10 sampai 45 kg daging.
Nasi sebanding dengan !auk.
Meminta doa kepada Tuhan agar yang
empunya rumah selamat, selamat menempati rumahnya, selain itu lihat fungsi lain dalam makanan kompleks untuk
· .upacara keagamaan.
Jumlah tetap/variasi juhut na mar saudara.
j. Cara makan Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
k. Daerah/Masyarakat lokal Semua masyarakat daerah Batak Toba.
1. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. J enis makanan
f. Kuantitas
g. Kualitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
Semua masyarakat baik di kota maupun
di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Mangupa (tepung tawar).
Pagi atau siang (parnangkok ni mata ni
ari (matahari ·sedang naik) = mulai jam 6.00 pagi sampai 11.30 siang.
Belum tercapainya suatu cita-cita yang dirindukan atau diinginkan (supaya mendapat keturunan dan lain-lain).
Suami isteri dan orang tua suami isteri atau "tulang'' (paman) dari pihak pe
rempuan.
Nasi, dengke na hinobolan (ikan bulat), juhut.
- 1 sampai 2 bakul nasi - l sampai 3 kg dengke nahinobolan - 4 sampai 5 kgjuhut.
Nasi berimbang dengan lauk.
Meminta berkat kepada Tuhan melalui orang tua isteri, orang tua suami dan tulang (paman).
Jumlah tetap/variasi tidak ada.
j. Cara makan Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
k. Daerah/Masyarakat lokal Semua masyarakat Batak Toba.
1. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
Semua masyarakat kota dan masyarakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
91
a. J enis u pacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kuantitas
g. Kualitas
h. Fungsi
i. J umlah/V ariasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat lokal
I. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. J enis u pacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. J enis makanan
f. Kuantitas
g. Kualitas
h. Fungsi
92
Mangupa-upa (memberi upah-upah).
Antara jam 9 dan I 0 pagi.
Lepasnya seseorang dari mara bahaya.
Keluarga yang bersangkutan Dalihan Na Tolu dan keluarga serta tetangga.
Nasi, juhut. dengke na hinobolan.
- I sampai dengan 2 bakul nasi - I sampai dengan 2 kg dengke na hino-
bolan - 2 sampai dengan 3 kgjuhut.
Nasi sebanding dengan lauk.
Ucapan syukur dan terima kasih kepada Tuhan karena lepas (luput) dari bahaya.
Jumlah tetap/variasi juhut na marsaudara
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat kota dan masyarakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Marsahata (bersepakat).
Pagi sampai siang.
Kurang rukunnya kehidupan orang yang bersaudara.
Orang-orang yang bersaudara.
Nasi, juhut.
Setengah sampai satu bakul nasi.
Nasi sebanding dengan lauk.
Menerima berkat dari Tuhan supaya orang yang bersangkutan berhasil mencapai kehidupannya.
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat lokal
l. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kuantitas
g. Kualitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat lokal
I. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
Jumlah -tetap/variasi tidak ada.
Makan bersama-sama.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Semua masyarakat kota dan masyarakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Mardebata.
Pagi atau siang hari.
Keluarga yang kehidupannya susah.
Keluarga Dalihan Na Tolu, datu serta tetangga.
Manuk mira polin. manuk nabontar, sitompion na godang (lam bet besar yang dibungkus dengan daun nangka). gaburgabur (pohul-pohul). gundur pangalumi. assimun pangalamboki.
- 1 sampai 2 bakul nasi
- Sitompion 20 biji - Gabur-gabur 20 biji - Gundur pangalumi dan assimun pa-
lamboki l biji.
Nasi sebanding dengan lauk.
Doa kepada Tuhan semoga penderitaan hidup berubah menjadi kebahagiaan.
Jumlah tetap/variasi tidak ada.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat di kota dan di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
93
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan
peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jen is makanan
f. Kuantitas
g. Kualitas
h. Fungsi
i. J umlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyaraka t: lokal
·I. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. J enis makanan
f. Kuantitas
94
Marsanti/Mangalahat.
Pagi a tau siang.
Keluarga yang kehidupannya susah tetapi dalam keluarga yang lebih terbatas.
Keluarga.
Manuk nira polin, manuk na bontar, sitompion na godang, gabur-gabur (po
hul-pohul), gundur pangalumi/ansimun pangalamboki.
- Nasi I sampai 2 bakul - Manuk 2 ekor - Sitompion 20 biji - Gabur-gabur 20 biji - I gundur mangalumi dohot ansimun
pangalamboki.
Nasi sebanding dengan !auk.
Doa kepada yang Maha Kuasa semoga hidup berubah menjadi cerah.
Tetap/tidak ada.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
Sekitar daerah Porsen, Laguboti Balige.
Semua masyarakat di kota dan masyara
kat di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Mamele Simangot.
Antara pukul 9 sampai pukul 11 pagi.
Yang selalu menyakitkan atau kurang rezeki.
Keluarga yang berkepentingan, datu.
-Makanan yang selalu disenangi oleh mendiang selarna hidupnya.
Nasi, juhut, dengke.
g. · Kualitas
h. Fungsi
i. J umlah/V ariasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat lokal
I. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jen is makanan
f. Kuantitas
g. Kualitas
h. Fungsi
i. Cara makan
Nasi sebanding dengan lauk.
Sajian kepada arwah orang tua/nenek yang sudah meninggal.
Jumlah tetap/variasi tidak ada.
Makan bersama-sama.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Semua masyarakat di kota dan masyarakat di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Marmanuk diampartg.
Tergantung pada datu (biasanya antara pagi jam 9 sampai jam 11 pagi).
Melihat rejeki seseorang pada · waktu yang akan datang.
Keluarga (orang satu keluarga) datu.
Nasi, daging, ayam.
- Setengah sampai dengan satu bakul nasi.
- 2 sampai 5 kg juhut ayam (daging ayam).
Nasi sebanding dengan daging.
Untuk meminta rezeki yang baik serta menolak bala di hari yang akan datang.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
j. Jumlah/Variasi Jumlah tetap/variasi tidak ada.
k. Daerah/Masyarakat lokal Semua masyarakat daerah Batak Toba.
I. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
Semua masyarakat kota dan masyarakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
95
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan
peristiwa
d. Yang terlibat
e. J enis makanan
f. Kuantitas
g. Kualitas
h. Fungsi
i. J urn I ah 'Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masy araka t
lokal
I. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kuantitas
g. Kualitas
96
Padao Parsili.
Tergantung pada datu.
Adanya tanda bahaya melalui mirnpi
atau pun tanda-tanda yang lain.
Satu keluarga dan Datu.
Nasi,dengke na hinobolon. telor ay�m.
- Setengah sampai dengan I bakul nasi.
- I sampai 2 kg na hinobolon. - I biji sampai 3 biji telor ayam.
Nasi sebanding dengan lauk.
Menghindarkan bala berhubung karena
adanya tanda-tanda buruk berupa mirnpi
atau pun tanda-tanda lain.
Jumlah tetap/variasi tidak ada.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Semua masyarakat di kota dan di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Padao Sipaimbar.
Tergantung pada waktu yang ditentukan
oleh datu.
Adanya tanda bahaya melalui mimpi atau pun tanda-tanda yang lain.
Satu keluarga dan datu.
Nasi, kunyit, daging ayam, dengke na
hinobolan.
- I sampai dengan 2 bakul nasi.
- Kunyit secukupnya.
- I atau 3 kg daging ayam. - I kg ikan mas.
Nasi sebanding dengan lauk.
h. Fungsi
i. J umlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat lokal
1. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kuantitas
g. Kualitas
h. Fungsi
i. J umlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat lokal
1. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
Menghindarkan bala, berhubung k�ena adanya tanda-tanda buruk berupa mimpi atau pun tanda-tanda lain.
Jumlah tetap/variasi ti�ak ada.
Mak an bersama-sama duduk di at as tikar.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Semua masyarakat kota maupun masyarakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Mangan babi sitio-tio.
Antara jam 9 sampai dengan jam 11 pagi.
Penanaman padi.
Masyarakat satu desa.
Nasi, juhut.
- 5 sampai 20 bakul nasi - 30 sampai 80 kg daging
Nasi sebanding dengan lauk.
Doa kepada Tuhan agar panen berhasil baik.
Jumlah tetap/variasi tidak ada.
Makan bersama-sama.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Semua masyarakat di kota dan masyarakat di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Mangan babi ambat.
Antara jam pagi sampai siang.
97
c. Berkenaan dengan
peristiwa
d. Yang terlibat
e. J enis makanan
f. Kuantitas
g. Kualitas
h. Fungsi
1. J umlah/Variasi
Penyakit sampar.
Seluruh masyarakat Desa.
Nasi, juhut.
- 20 sampai 30 bakul nasi. - 20 sampai 50 kg juhut.
- 2 sampai 5 kg ikan mas. - 3 sampai 4 kaleng tuak.
Nasi sebanding dengan lauk-pauk.
Pernyataan rasa gembira dan syukur
kepada Tuhan.
Jumlah tetap/variasi tidak ada.
J. Cara makan Makan bersama-sama.
k. Daerah/Masyarakat
lokal Semua masyarakat Batak Toba.
I. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. K uantitas
g. Kulitas
h. Fungsi
i. J umlah/Variasi
j. Cara makan
98
Semua masyarakat kota dan masya
rakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Mafua sian pangkangkungi.
Antara pukul 13.00 sampai 14.00.
Penerimaan sidi di gereja.
Keluarga Dalihan Na Tolu serta tetangga.
Nasi, juhut, dengke, tuak.
- 10 sampai 30 bakul nasi
- I 0 sampai 50 kg juhut - 2 sampai 5 kg ikan mas - 3 sampai 4 kaleng tuak.
Nasi berimbang dengan lauk.
Pernyataan rasa gembira dan ucapan syukur kepada Tuhan.
Jumlah tetap/variasi tidak ada.
Makan bersama-sama.
k. Daerah/Masyarakat lokal
1. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. J enis makanan
f. Kuantitas
g. Kualitas
h. Fungsi
i. J umlah /Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat lokal
1. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. J enis makanan
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat kota dan masyarakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Maritak gurgur.
Antara pagi dan siang.
Sulit mendapat rejeki.
Keluarga itu sendiri (sajabu).
Itak gurgur = tepung beras mentah dicampur gula aren dan sedikit garam.
- 20 sampai 30 biji. - Y2 sampai I sendok makan garam.
Supaya mudah mendapat rezeki dan terhidar dari macam-macam musibah.
Jumlah tetap /variasi tidak ada.
Makan bersama-sama atau sendiri-sendiri.
Semua daerah masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat kota dan desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Matumona (memulai panen).
Pagi.
Memulai panen.
Orang yang satu keluarga, (ayah, ibu dan anak-anak).
Nasi •yang berasal dari beras baru hasil panen dan dengke dan daging ayam.
99
f. Kuantitas
g. Kualitas
h. Fungsi
i. J umlah/V ariasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat lokal
I. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jen is makanan
. f. Kuantitas
g. Kualitas
h. Fungsi
i. J umlah/V ariasi
- Setengah sampai satu bakul nasi. - Dengke secukupnya. - 2 sampai 3 kg daging .
•
Nasi berimbang dengan lauk.
Se bagai pernyataan rasa syukur kepada Tuhan karena padi sudah dapat dipanen.
Jumlah tetap/variasi tidak ada.
Makan bersama-sama.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat kota dan masyarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Pauba goar (menganti nama).
Antara jam 9 sampai dengan jam 22 pagi.
Penyakit dan kenakalan anak-anak jadi perlu dirubah hamanya sesuai dengan petunjuk dukun.
Keluarga satu rumah dan tetangga.
ltak Gurgur.
- 20 sampai 50 biji. - Gula secukupnya.
Permohonan kepada Tuhan semoga penyakit sembuh atau pun kelakuan anak menjadi baik.
Jumlah tetap/variasi tidak ada.
j. Cara makan Makan bersama-sama dan sendiri-sendiri.
k. Daerah/Masyarakat . lokal Semua masyarakat daerah Batak Toba.
I. Kota/Desa
100
: ··semua masyarakat kota dan masyarakat desa.
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kuantitas
g. Kualitas
h. Fun�i
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat lokal
1. Kota/Desa
m. Lapisan scsial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terli bat
e. Jenis makanan
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Mamampe harajaan.
Antara pagi dan siang.
Penobatan jadi raja menurut agama si Raja Batak antara lain Parbaringin.
Suhut, Dalihan Na Tolu, Raja Adat dan khalayah ramai.
Nasi,juhut, dengke., tuak.
- 30 sampai SO bakul nasi - 40 sampai 70 bakul nasi - 3 sampai 5 kg ikan - 5 sampai 7 kaleng tuak.
Nasi berimbang dengan lauk.
Pennohonan kepada Tuhan supaya dia selamat membawa kedudukan sebagai raj a.
Jumlah tetap/variasi juhut namar saudara.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Semua masyarakat kota dan masyarakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Mamampe marga.
Pagi dan siang.
Memberi marga kepada yang bukan keturunan orang Batak Toba.
Suhut, Dalihan Na Tolu, Raja adat, khalayak ramai. ,
Nasi, juhut, dengke, tuak.
101
f. Kuantitas
g. Kualitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat lokal
I. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
. d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kuantitas
g. Kualitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
102
- 70 sampai 80 bakul nasi - 20 sampai 90 kgjuhut - 3 sampai 6 kg juhut - 5 sampai 6 kaleng tuak
Nasi berimbang dengan lauk.
Sebagai pemberitahuan kepada semua orang ramai bahwa orang yang bukan orang Batak Toba tersebut telah mempunyai marga Batak To ba.
Kadang-kadang ada juhut na mar saudara.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Semua masyarakat kota dan desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Pesta ramot-ramot.
Antara jam 9 sampai jam 11 pagi.
Akan jam 9 sampai jam 11 pagi .
Orang seketurunan beserta dengan dalihan na tolunya.
Nasi, juhut, dengke, tuak.
- 5 sampai dengan 6 bakul nasi. - 10 sampai dengan 20 kg juhut - I sampai dengan 2 kg ikan - 2 sampai 3 kaleng tuak.
Nasi berimbang dengan lauk.
Permohonan kepada Tuhan supaya orang yang seia sekata dan tidak mendapat bahaya.
Kadang-kadang ada juhut namar saudara.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
k.· Daerah/Masyarakat lokal Semua masyarakat daerah Batak Toba.
I. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. J enis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. J eois makanan
f. Kuantitas
g. Kualitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat lokal
l. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
Semua masyarakat kota dan masyarakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Padao Hangalan.
Antara jam 8 sampai 11 pagi.
Selalu tertunda untuk mencapai yang dicita-citakan.
Orang yang bersangkutan, datu dan orang tuanya.
Nasi, dengke atau pun yang lain sesuai dengan petunjuk datu.
- Vi sampai 1 bakul nasi - I atau 2 ekor dengke - Semua keperluan ditentukan oleh
datu.
Nasi berim bang dengan lauk.
Permohonan kepada Tuhan semua apa yang dicita-citakannya cepat tercapai.
J umlah tetap /variasi tidak ada.
Makan bersama-sama atau sendiri-sendiri.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat kota dan masyarakat desa
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Mamestahon huta/manosor.
Pagi dan siang.
Meresmikan nama kampung yang baru didirikan.
103
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kuantitas
g. Kualitas
h. Fungsi
i. Jumlah/Variasi
Semua penduduk kampung barn itu dan raja-raja adat dari kampung yang ditinggalkan serta datu (dukun).
Nasi, juhut (horbo), tuak.
- 20 sampai 30 bakul nasi - 50 sampai dengan 100 kg juhut - 2 sampai 4 kaleng tuak.
Nasi berimbang dengan lauk.
Permohonan kepada Tuhan semoga se
mua penduduk kampung baru itu sehat-sehat dan mudah rejeki dan menjadi orang yang berpahala.
Jumlah tetap/variasi ti dak ada.
j. Cara makan Makan bersama-sama.
k. Daerah/Masyarakat lokal Semua masyarakat daerah Batak Toba.
1. Kota/Desa
m Lapisan sosial
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kuantitas
g. Kualitas
h. Fungsi
Semua masyarakat di kota dan di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Tardidi.
Antara pukul 13.00 - 14.00 (pulang kebaktian gereja).
Pembaptisan di gereja.
Keluarga Dalihan Na Tolu, teman sekampung, tetangga.
Nasi, juhut, dengke, tuak.
- 20 sampai 30 bakul nasi
- 20 sampai 50 juhut - 2 sampai 5 kg ikan mas - 3 sampai 4 kaleng tuak.
Nasi sebanding dengan lauk-pauk.
Pemyataan rasa gembira dan syukur kepada Tuhan.
1. J umlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat
lokal
1. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
a. J enis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan
peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jen is makanan
f. Kuantitas
g. Kualitas
h. Fungsi
i. J umlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat lokal
I. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
Jumlah tetap/variasi tidak ada.
Makan bersama-sama.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat kota dan masyarakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Mamampe goar.
Pagi dan siang.
Mewariskan nama dari nenek yang dianggap/dipandang berpahala.
Keluarga. Dalihan Na Tolu. tetangga. . khalayak ramai.
Nasi. juhut, dengke, tuak.
- 20 sampai 40 bakul nasi - 30 sampai 60 kgjuhut - 3 sampai 6 kg dengke - 5 sampai 8 kaleng tuak.
Nasi berimbang dengan lauk.
Permohonan kepada Tuhan agar orang yang memperoleh nama itu serupa dengan neneknya yang besar pahalanya yang semasa hidupnya memakai nama itu juga.
Jumlah tetap/variasi tidak ada.
Makan bersama-sama.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Semua masyarakat kota dan masyarakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
105
a. Jenis upacara
b. Waktu diadakan
c. Berkenaan dengan peristiwa
d. Yang terlibat
e. Jenis makanan
f. Kuantitas
g. Kualitas
h. Fungsi
i. J umlah/Variasi
j. Cara makan
k. Daerah/Masyarakat lokal
l. Kota/Desa
m. Lapisan sosial
106
Surung-surung.
Antara jam 9 sampai jam 10 pagi.
Orang tua dalam keadaan sakit.
Se bagian dari anak orang tua yang sakit
dan tetangga.
Nasi, juhut, tuak, dengke nasi ura, aek sitio-tio.
- 3 atau 4 bakul (ampang) nasi. - Na ni ura kira-kira I - 2 kg. - 2-Skgjuhut.
Nasi dan lauk seim bang.
Meminta kepada Tuhan agar penyakit orang tua itu lekas sembuh dan meminta berkat dari orang tua yang sakit untuk keturunannya.
Tetap/variasi tidak ada.
Makan bersama-sama duduk di atas tikar.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Seluruh masyarakat kota maupun masya
rakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
BAB IV
JENIS JENIS MAKANAN SESUAI DENGAN PROSES
PENGOLAHANNY A
4.1. Makanan Mentah Dari Buah.
a. Nama makanan Ura-ura
b. Asal bahan mentah: Sera-sera (babal), jantung pisang, daun
pepaya.
c. Bumbu/bahan alat
pengolahan
d. Cara pengolahannya:
e. Fungsi dan cara
penyajiannya.
f. Cara makan/Peng
konsumsian
g. Daerah/Masbyrakat
Garam, asam, ca be.
Ditumbuk di lesung bersama sama de
ngan bumbunya.
Sebagai makanan wanita waktu me
ngandung tetapi juga dimakan oleh
orang-orang muda laki-laki dan wanita
di sajikan dalam piring atau dimakan
langsung dari lesung.
Sendiri-sendiri atau makan bersamasama.
lokal. Semua masyarakat Batak Toba.
h. Kota/Desa Umumnya masyarakat yang ada di
Desa.
i. Lapisan sosial Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
107
a. Narna rnakanan
b. Asal bahan rnentah :
c. Burnbu/bahan alat pengolahan
d. Cara pengolahannya ·
e. Fungsi dan cara
penyajian
f. Cara makan /peng
konsumsian
g. Daerah/�fasyarakat Lok al
h. Kot a /Des a
i. Lapisan sosial
a. Narna makanan
b. Asal bahan rnentah:
c. Burnbu/Bahan alat pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara rnakan/peng-konsurnsian
g. Daerah/Masayrakat
Lokal.
.h. Kota/Desa
108
Ansimun
Mentirnun
Gula. cabe. nenas. garam. wortel.
Dikuliti lalu dipotong-potong kadang
kadang di ad uk.
Sebagai makanan untuk sayur pada
waktu pesta di sajikan dalam piring atau dicampur dengan nasi.
Makan sendiri -sendiri atau bersama
sama.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua rnasyarakat Kota maupun masyarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Pali a
Petai
Garam, cabe, asam, andaliman. kemiri atau kacang kincung. Semuanya di jadikan menjadi sam bal.
Dikupas kulitnya kadang-kadang dire
bus atau dicampur dengan ikan teri.
Sebagai lauk untuk rnakan sehari-hari disajikan dalarn tapak/piring.
Sendiri-sendiri atau rnakan bersarna-sarna.
Semua masyarakat Daerah Batak Toba.
Semua masyarakat Kota dan masyara
kat Desa.
j . Lapisan sosial
a. Jenis makanan
b. Asal bahan mentah :
c. Bwnbu/Bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/Pengkonsumsian.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Jering
Jering Uengkol)
Garam, cabe (sambal),yang berasal dari andaliman dan kincung (rias).
Dikuliti (dikupas) kadang-kadang dima
sak (direbus).
Sebagai lauk makan sehari-hari atau sebagai tambal tuak disajikan di dalam piring.
Sendiri-sendiri atau bersama-sama.
g. Daerah/Masyarakat Semua masayrakat daerah Batak Toba. Lokal.
h. Kota/Desa Semua masyarakat baik di Kota maupun di Desa.
i. Lapisan sosial Semua lapisan sosial mas5arakat Batak Toba.
a. Nama makanan Lasiak (= cabai)
b. Asal bahan mentah: Cabai
c. Bumbu/bahan alat : Garam pengolah.
d. Cara pengolahan Di tumbuk/di giling/kadang-kadang 'di ata" (digigit langsung).
e. Fungsi dan cara Sebagai bahan utama atau sebagai lauk penyajian pauk untuk makan sehari-hari atau se
bagai bumbu untuk masa)c memasak disajikan dalam tapak (piring).
f. Cara makan/Peng- Bersama-sama atau sendiri-sendiri. konsumsian.
g. Kota/Desa Semua masyarakat yang mempergunakanrlya baik dia di Kota maupun di Desa.
h. Daerah/Masyarakat Lokal.
i. Lapisan sosial
Semua masayrakat daerah Batak Toba.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
a. Nama makanan Tomat
a. Asal bahan mentah: Tomat.
c. Bumbu/bahan alat : Garam, cabe. pengolahan.
d. Cara pengolahan Di potong-potong kadang-kadang digi
ling dengan bumbunya.
e. Fungsi dan cara Sebagai makanan buah-buahan atau penyajian sebagai campuran sambal yang disajikan
untuk makan sehari-hari.
f. Cara makan/Peng- Sendiri-sendiri atau pun bersama-sama. konsumsian.
g. Daerah/Masyarakat: Semua masyarakat daerah Batak Toba. Lokal.
h. Kota/Desa Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
i. Lapisan sosial Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
a. Nama makanan Aramoja (= semangka)
b. Asal bahan mentah: Semangka
c. Bumbu/Bahan alat : pengolahan.
d. Fungsi dan cara penyajian
e. Cara pengolahan
f. Cara makan/Pengkonsumsian.
110
Sebagai makanan tambahan atau sampingan sehabis makan dan juga sehagai makanan jajanan disajikan di dalam piring.
Dipotong-potong.
Sendiri-sendiri.
g. Daerah/Masyarakat: Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Lokal.
h .. Kota/Desa Semua masyarakat Kota dan masyara-
kat Desa.
i. Lapisan sosial Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
a. Nama makanan Kelapa muda
b. Asal bahan men tah: Kelapa muda
c. Bumbu/bahan alat : Gula
d. Cara pengolahan Dikupas/dikuliti kemudian disajikan da-
lam gelas atau piring.
e. Fungsi dan cara Sebagai makanan/minuman di sajikan
penyajian dalam gelas atau piring.
f. Cara makan/Peng- Sendiri�endiri atau bersama�ama
konsumsian.
g. Daerah/Masyarakat: Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Lokal.
h. Kota/Desa Semua masyarakat Kota dan masyara-
kat Desa.
i. Lapisan sosial Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
a. Nama makanan Botik (= pepaya)
b. Asal bahan mentah: Pepaya.
c. Bumbu/bahan alat Kadang-kadang dengan gula. pengolahan
d. Cara pengolahan Dikuliti (dikupas) kadang-kadang dibe-lah langsung tanpa dikuliti.
e. Fungsi dan cara Sebagai makanan jajanan bagi masyara-penyajian kat Batak Toba, pada masa sekarang ini
termasuk makanan tambahan sewaktu habis makan.
f. Cara makan/Peng- Sendiri�endiri kadang-kadang bersama-konsumsian sama.
111
g. Daerah/Masyarakat: Semua masyarakat dman Batak Toba. Lokal.
h. Kota/Desa Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah :
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/peng-konsumsian
g. Daerah/Masyarakat: Lokal.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/Bahan alat: pengolahan.
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara
112
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Pinasa ( = nangka)
Nangka
Nangka dibelah lalu di dalamnya nampak bijinya sesudah itu bijinya dibuang atau pun di kumpul.
Sebagai makanan sedap-sedapan dan makanan jajanan bagi masyarakat Batak Toba pada masa sekarang ini.
Makan sendiri-sendiri ataupun bersamasama.
Semua masayrakat daerah Batak Toba.
Semua masyarakat Kota maupun masyarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Setul (= sejenis pohon yang buahnya sebesar biji kemiri dan rasanya asam).
Setul.
Garam, cabe
Setul di potong-potong lalu di dalamnya ada bijinya, kemudian bijinya di buang,di campur dengan cabe + garam.
Kadang-kadang dimakan mentah akan
penyajian. tetapi biasanya setul ini adalah sebagai bahan memasak ikan arsik arsik, di sajikan dalam piring.
f. Cara makan/peng- : konsumsian
Dimakan bersama-sama atupun sendirisendiri.
g. Daerah/Masyarakat Lokal.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
h. Kota/Desa Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
i. Lapisan sosial Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
a. Nama makanan Jambu aek
b. Asal bahan mentah: Jam bu air
c. Bumbu/bahan alat : Garam, cabe, andaliman. pengolahan.
d. Cara pengolahan Lebih dahulu di cuci lalu di potongpotong.
e. Fu�gsi dan cara Sebagai makanan wanita yang mengan-penyajian. dung tetapi juga dimakan laki-laki atau
sebagai makanan jajanan bagi anak-anak yang disajikan dalam piring kadang-kadang dipegang sendiri.
f. Cara makan/Peng- : Sendiri-sendiri atau pun bersama-sama konsumsian.
g. Daerah/Masyarakat: Semua daerah masyarakat Batak Toba. Lokal.
h. Kota/Desa Semua masyarakat di Kota maupun masyarakat di Desa.
I. Lapisan sosial Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
a. Nama makanan Jambu bol
b. Asal bahan mentah: · Jamb'u bol
c. Bumbu/bahan alat : Gara_m, cabe. pengolahan.
113
d. Cara pengolahan Di cuci lebih dahulu lalu dipotong-potong.
e. Fungsi dan cara Sebagai makanan wanita yang hamil te-penyajian tapi juga dimakan oleh laki-laki atau se
bagai makanan jajanan anak-anak.
f. Cara makan/Peng- Dimakan bersama-sama atau pun sendi-konsumsian ri-sendiri disajikan di dalam piring ka
dang-kadang di pegang langsung.
g. Daerah/Masyarakat: Semua masyarakat Batak Toba. Lok al.
h. Kota/Desa Semua masyarakat .Kota maupun masyarakat Desa.
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan.
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian.
f. Cara makan/Pengkonsumsian.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Antajau
Jambu, kelutuk
Garam, cabe
Jambu di tumbuk dicampur dengan garam, cabe.
Sebagai makanan wanita yang hamil atau pun laki-laki dan juga sebagai makanan jajanan anak-anak disajikan dalam piring atau langsung dimakan dari lesung.
Dimakan bersama-sama atau pun sendiri-sendiri.
g. Daerah/Masyarakat: Semua masyarakat daerah Batak Toba. Lokal.
h. Kota/Desa Semua masyarakatKota dan masyarakat Desa.
i. Lapisan sosial
114
Semua �apisan sosial masyarakat Batak Toba.
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan.
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
Mangga
Mangga
Garam, cabe
Di kuliti lalu di potong-potong dan dicampur dengan garam.
Sebagai makanan jajanan bagi 'anakanak atau juga sebagai makanan wanita yang sedang mengidam (hamil). Disaji-kan dalam piring kadang-kadang dipegang masing-masing.
f. Cara makan/Peng- : Dimakan bersama-sama atau sendiri-konsumsian sendiri.
g. Daerah/Masyarakat: Semua daerah masyarakat Batak Toba. Lokal.
h. Kota/Desa Semua masyarakat di Kota maupun di Desa.
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat.: pengolahan.
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/pengkonsumsian.
g. Daerah/Masyarakat: Lokal.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Ram be
Ram be
Dikupas lebih dahulu lalu dimakan.
Sebagai makanan sedap-sedapan atau bagai makanan jajanan.
Makan sendiri-sendiri atau bersama-sama.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat Kata dan masyarakat Desa.
Semua l�pisan sosial masyarakat Batak Toba.
115
a. Narna makanan Durian arab <sirsak)
b. Asal bahan mentah: Durian arab
c. Bumbu/bahan alat pengolahan.
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/pengkonsumsian
Dipotong/dibelah lebih dahulu pada waktu makan bijinya di buang.
Sebagai makanan sedap-sedapan atau pun sebagai makanan jajanan.
Makan sendiri-sendiri atau pun bersama-sarna.
g. Daerah/Masyarakat: Semua masyarakat Batak Toba. Lokal.
h. Kota/Desa Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
i. Lapisan sosial Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
a. Narna makanan Lansat
b. Asal bahan mentah: Langsat
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan.
d. Cara pengol�an
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat: Lokal.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a.. Narna makanan
b. Asal bahan mentah:
116
Waktu mau makan di kuliti.
Sebagai makanan jajanan disajikan dalam piring.
Makan sendiri�endiri atau makan bersarna-sarna.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Manggis
Manggis
c. Bumbu/bahan alat :
pengolahan.
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/peng-
Di kuliti atau dipotong-potong.
Sebagai makanan sedap sedapan atau
makanan jajanan disajikan dalam piring (tapak).
Dimakan bersama-sama atau s�ndiri-konsumsian sendiri.
g. Daerah/Masyarakat: Sekitar daerah Laguboti, Porsea, Balige. Lokal.
h. Kota/Desa Terdapat di Kota.
1. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/Pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat: Lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah: c. Bumbu/bahan alat :
pengolahan.
d. Cara pengolahan
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Arnbasang
Embacang
Dikupas/dikuliti lalu di potong-potong kemudian di makan.
Sebagai makanan sedap-sedapan dan sebagai makanan jajanan bagi masyarakat.
Dimakan sendiri-sendiri atau pun ber
sama-sama.
Semua daerah masyarakat Batak Toba, bahagian Porsea, Lagubeti, Balige.
Semua masyarakat Kota dan Desa .
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Markisa
Markisa Gula aren/gula putih
Dikorek dan dimasukkan ke dalam gelas lalu di campur dengan gula.
117
e. Fungsi dan cara Sebagai makanan jajanan atau pun asam penyajian asaman, dan sebagai makanan wanita
yang hamil dan bisa untuk laki-laki disajikan dalam piring atau dalarn tapak.
f. Cara makan/peng- : Dimakan bersama-sarna atau sendiri-konsumsian sendiri.
g. Daerah/Masyarakat: Semua masyarakat Batak Toba. Lokal.
h. Kota/Desa Baik masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan.
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/peng- : konsumsian
g. Daerah/Masyarakat: Lokal.
h. Kota/Desa
i. La pis an sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan.
118
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Ho n a s(= nanas)
Nenas
Sedikit garam.
Nenas di kuliti (di kupas) dan dipotongpotong lalu di makan.
Sebagai makanan sedap-sedapan atau pun makanan rujak yang sebahagian sebagai campuran susu kerbau pada wak
tu memasak.
Dimakan sendiri-sendiri atau pun bersama-sama.
Semua daerah masyarakat Batak Toba
Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Pisang
Pisang
d. Cara pengolahan Lebih dahulu di kupas baru dimakan.
e. Fungsi dan cara Sebagai makanan sedap-sedapan dan
penyajian sebagai makanan sampingan (tambah
an) sesudah siap makan disajikan di
dalam piring atau pun tapak.
f. Cara makan/peng- : Makan bersama-sama atau sendiri-
konsumsian sendiri.
g. Daerah/Masyarakat: Semua daerah masyarakat Batak Toba.
Lokal.
h. Kota/Desa Semua masyarakat Kota dan masyara
kat Desa.
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan.
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara
penyajian
f. Cara makan/peng
konsumsian
g. Daerah/Masyarakat: Lokal.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu /bahan alat: pengolahan.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Apokat
Apokat
Gula putih/gula aren
Dikupas lalu di korek pakai sendok
atau tangan dan dimasukkan ke dalam
gelas lalu di aduk pelan-pelan.
Sebagai makanan sedap-sedapan disaji
kan di dalam�elas.
Makan sendiri-sendiri atau pun bersa
ma-sama.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat di Kota maupun masyarakat di Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Tarutung
Durian (tarutung)
Tuak dicampur dengan durian.
119
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara
penyajian
f. Cara makan/Pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat: Lok al
h. Ko ta/ Des a
i. Lapisan sosial
Dibelah, sesudah dibelah isinya dimakan waktu memakan isinya bijinya dibuang keluar.
Sebagai makanan sedap-sedapan disaji
kan dalam piring atau tapak.
Makan bersama-sama atau sendiri-sen-diri.
Semua daerah masyarakat Batak Toba.
semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
a. Nama makanan Unte manis
b. Asal bahan mentah: Jeruk manis
c. Bumbu/bahan alat :
pengolahan.
d. Cara pengolahan Dikupas di kuliti) lebih dahulu kemu
dian pada waktu mau makan di buang bijinya.
e. Fungsi dan cara Sebagai makanan jajanan atau makanan penyajian sedap-sedapan di ambil satu-satu dari
buah atau dalam piring.
f. Cara makan/Peng- Dimakan sendiri-sendir atau bersarna-konsumsian sama.
g. Daerah/Masyarakat: Semua daerah masyarakat Batak Toba. Lokal.
h. Kota I Desa Semua Desa hanya sekali seminggu sebagai makanan jajanan dan di Kota sebagai makanan jajanan.
i. Lapisan sosial Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
a. Narna makanan Unte albung
b. Asal bahan mentah: Unte albung
120
c. Burnbu/bahan alat pengolah.
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara rnakan/Pengkonsurnsian
g. Daerah/Masyarakat Lokal.
h. Kota/Desa
1. Lapisan sosial
Dikuliti (dikupas) lebih dahulu lalu isinya dipetik dan dirnakan.
Sebagai rnakanan sedap-sedapan atau pun sebagai rnakanan jajanan.
Dirnakan bersama-sama atau sendirisendiri.
Sernua daerah rnasyarakat Batak Toba.
Sernua rnasyarakat Kota dan rnasyarakat Desa.
Sernua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
4.2. Makanan Mentah Dari Hewan.
a. Narna rnakanan
b. Asal bahan mentah:
c. Burnbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/Pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat: Lokal.
h. Kota I Desa
i. Lapisan sosial
Dengke na ni ura
Ikan mas
Garam, asam (unte jungga), cabe. andaliman, hasior (kencur), kunyit, jahe, kemiri/kacang, lada.
Ikan disisiki dibelah dari punggung lalu dibuang tulang-tulangnya kemudian direndam dengan bumbu yang tersedia lalu dalam waktu minimal dua jam.
Makanan penyedap, disajikan waktu makan bersama atau makan sendiri.
Dipotong-potong lalu dibagi-bagikan.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
Seipua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
121
a. Nama makanan "Dendent' ·
b. Asal bahan mentah: Daging lembu, kerbau, babi.
c. Bumbu/bahan alat : Garam, asam, cabe, merica, andaliman, pengolahan kunyit, jahe.
d. Cara pengolahan Dipotong-potong tipis-tipis lalu di ren-dam dalam bumbu kemudian di jemur sampai kering betul atau disalai di atas tungku masal.
e. Fungsi dan cara Lauk penyedap yang tahap lama disim· penyajian pan dan dan disajikan sewaktu makan
bersama atau tambul tuak.
f. Cara makan/Peng- Dibagikan sepotong-sepotong waktu konsumsian makan.
g. Daerah/Masyarakat: Semua masyarakat Batak Toba. Lokal.
h. Kota/Desa Semua masyarakat Kota dan masyara-kat Desa.
i. Lapisan sosial Semua masyarakat lapisan sosial Batak Toba.
4.3. Makanan Mentah Dari Sayur-Sayuran.
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah :
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/Pengkonsumsian
122
J oring/Palia
Jengkol/Petai
Garam, cabe, asam, andalirnan, kemiri, atau kacang, kincung metah (rias). Bahan-bahan ini dirarnu menjadi sambil
Dikupas (dikuliti) kadang-kadang direbus/dibakar.
Sebagai lauk untuk makan sehari-hari dan disajikan dalam�iring atau tapak.
Makan sendiri-sendiri atau bersamasama.
g. Daerah/Masyarakat Lokal.
h. Kota/Desa
i. Lap is an sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/Pengkonsumsian
g. Daerah/M asyarakat: Lokal.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
Sernua daerah rnasyarakat Batak Toba.
Sernua rnasyarakat Kota dan masyarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
K o l
K o l
Gararn, cabe, andaliman, kemiri atau kacang, kincung mentah (rias) bahan tersebut diramu menjadi sambal.
Dipotong-potong kdang-kadang direbus
Sebagai lauk untuk makanan sehari-hari dan disajikan dalam piring atau tapak.
Makan , sendiri-sendiri atau bersamasama.
Semua masyarakat daerah Batak·Toba.
Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
Sernua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
a. Nama makanan Sikerput (sejenis tumbuhan air di sawah mirip dengan genjer).
b. Asal bahan mentah: Sihorput.
c. Bumbu/bahan ala't : Garam, cabe, tomat, asam, andaliman. pengolahan.
d. Cara pengolahan Akarnya dibuang lalu dicuci dengan air bersih kemudian di dugu di dalam penutuan (gilingan cabe).
e. Fungsi dan cara Sebagai !auk untuk makan sehari-hari penyajian atau makanan sedap-sedapan disajikan
dalam piring kadang-kadang langsung dimakan dari dalam gilingan.
123
f. Cara makan/Peng- : Makan sendiri-seridiri atau bersama-sa-konsumsian ma.
g. Daerah/Masyarakat: Semua masyarakat daerah Batak Toba. Lokal.
h. Kota/Desa Semua masyarakat Batak yang ad 1 di Kota dan di Desa.
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Ampapaga (daun tapak kaki kuda).
Ampapaga
Garam, cabe, andaliman, kemiri atau kacang, kincung mentah (rias).
Dicuci dahulu kemudian didugu di dalam pepene.
Sebagai makan sedap-sedapan atau lauk pauk untuk makan sehari-hari disajikan dalam piring atau langsung di ambil dari tempatnya.
f. Cara makan/Peng· : Makan sendiri-sendiri atau bersama-konsumsian sama.
g. Daerah/Masyarakat: Sekitar daerah Laguboti, Porsea, Balige Lokal.
h. Kota/Desa Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan •
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
124
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Kacang-panjang.
Kacang panjang
Sambal terdiri dari garam, cabe, asam, andaliman, kemiri, kincung mentah, kadang-kadang sambal tersebut direbus.
Kadang-kadang dipotong-potong direbus.
e. Fungsi dan cara penyajian
Sebagai makan sedap-sedapan atau lauk pauk untuk makan sehari-hari disajikan dalam piring atau langsung di ambil dari tempatnya.
f. Cara makan/Peng- : Makan bersama-sama atau sendiri-sen-konsumsian diri.
g. Daerah/Masyarakat: Seluruh masyarakat Batak Toba. Lokal.
h. Kota/Desa Semua masyarakat Kota dan' masyarakat Desa.
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah :
c. Bumbu/bahan alat pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/Pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat Lokal.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Bulung betik (= daun kates).
Daun kates
Garam, cabe, asam. andalirnan, kemiri. kacang, kincung mentah (rias) bahan ini diramu menjadi sambal.
Dipetik lalu di dugu, kadang-kadang di rebus.
Sebagai makanan obat-obatan dan lauk pauk untuk rnaka nan sehari-hari dan disajikan dalam piring atau tapak.
Makan sendiri-sendiri atau bersamasama.
Semua masyarakat Batak Toba.
Sernua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
a. Narna rnakanan Bawang Muda
b. Asal bahan rnentah: Bawang pmda
c. �urnbu/bahan alat : Garam, cabe, andalirnan, kerniri, kacang
125
pengolahan tam Clirarnu menjadi sarnb·al kemudian bawang muda dicarnpur dengan �sarnbal.
dengan cara mendugu . .
d. Cara pengolahan Kulit arinya dibuang kadang-kadang dipotong-potong lalu direbus serta di dugu di dalarn pepene (panutuan).
e. Cara makan/Peng- Makan sendiri-sendiri atau bersama-sa-konsumsian ma.
f. Fungsi dan cara Sebagai makanan sedap-sedapan atau penyajian sebagai lauk untuk makan sehari-hari
dan disajikan di dalam piring atau di dalam tapak.
g. Daerah/Masyarakat: Semua masyarakat daerah Batak Toba. Lokal.
h. Kota/Desa Semua masyarakat Kota maupun masyarakat Desa.
i. Lapisan sosial
a. Narna makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Burnbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/Pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat:
h. Kota/Desa
I. Lapisan sosial
126
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Halosi (sejenis tumbuh-tumbuhan rumput, rasanya agak pahit).
Hasoli
Garam, cabe, asam, andaliman, kemiri atau kacang, kemudian diramu menjadi samba!.
Dicuci lalu didugu dengan sarnbal.
Sebagai makanan sedap-sedapan atau pun lauk makan sehari-hari disajikan dalarn�iring atau tapak.
Makan bersarna-sarna atau sendiri-sendiri.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Semua masyarakat Kota maupun masyarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat
pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/Peng
konsumsian
g. Daerah/Masyarakat:
Lokal.
h. Kota/Desa
i. lapisan sosial
Hatumbor
Hatumbor
Cabe, garam, asam, andaliman, kemiri
atau kacang, kincung mentah (rias)
lalu di dugu langsung dengan samba!.
Dicuci, lalu di dugu kadang-kaang di rebus.
Sebagai lauk untuk makan sehari-hari
disajikan dalam piring atau tapak.
Makan sendiri-sendiri atau makan ber
sama-sama.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Semua masyarakat Kota dan masyara
kat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
4.4. Makanan/Minuman Basil Proses Peragian/Pembusukan Makanan.
a. Nama makanan Tape gadong (tapai ubi)
b. Asal bahan mentah: Ubi kayu
c. Bumbu/bahan alat : Ra g i pengolahan
d: Cara pengolahan Ubi kayu dimasak setengah matang, di-beri ragi, diperam dengan daun pisang dalam bakul dengan ketat selama tiga malam.
c. Fungsi dan cara Sebagai makanan jajanan disajikan, di-penyajian bungkus dalarn dau n pisang untuk di-
jual atau dimakan sendiri.
f. Care. makaP./Peng- Makan sendiri-sendiri. konsumsian.
g. Daerah/M asyarakat: Semua daerah masyarakat Batak Toba. Lokal.
127
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
Sernua rnasyarakat Kota dan rnasyarakat Desa.
Sernua lapisan sosial rnasyarakat Batak Toba .
a. Narna rnakanan Tubis (rebung)
b. Asal bahan rnentah: Re bung
c. Burnbu/Bahan alat: Garam. cabe, kunyit. jahe. andalirnan. pengolahan.
d. Cara pengolahan Re bung diiris-iris lalu direndarn dengan air selarna tiga sarnpai ernpat rnalarn kemudian dirnasak.
e. Fungsi dan cara Sebagai sayur/lauk rnakan dan rarnuan penyajian makanan arsik-arsik, disajikan di dalarn
piring a tau di dalarnstapak.
f. Cara rnakan/Pengkonsurnsian
Dirnakan seperti sayur biasa dengan makan bersama-sarna atau pun sendiri sendiri.
g. Daerah/Masyarakat: Semua daerah masyarakat Batak Toba.
Lokal.
h. Kota/Desa Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
i. Lapisan sosial Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
a. Narna makanan Na nilampian
b. Asal bahan mentah: Tulang-tulang lembu/kerbau, kulit lembu/kulit kerbau, beras.
c. Bumbu/bahan alat : Garam, cabe, andaliman, jahe pengolahan.
d. Cara pengolahan Tulang-tulang di cincang a tau kulit di cincang sampai kecil lalu dicarnpur dengan beras dan bumbu kemudian di bungkus/diikat di dalam vakul sampai ketat. Setelah itu disalai di atas tungku
128
selama 4 sampai 7 hari sehingga sampai membusuk.
e. Fungsi dan cara Sebagai makanan sedap-sedapan dan se-penyajian bagai sayur/lauk u ntuk makanan sehar�
hari di sajikan di dalam piring atau dalam patak ..
f. Cara makan/Peng- : Dimakan seperti sayur biasa dengan konsumsian bersama-sama.
g. Daerah/Masyarakat Sebagai daerah masyarakat Batak Toba. Lokal.
h. Kota/Desa Pada masyarakat Desa.
i. Lapisan sosial
a. Nama minuman
b. Asal bahan mentah :
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/minum: pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat Lokal.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba di Desa.
Tuak
Nira (tuak)
Ragi (raru) sejenis kulit kayu yang kelat rasanya.
Tuak dipukul-pukul lalu di tampung.
Sebagai minuman sedap-sedapan di kedai disajikan dalam cangkir atau dalam gelas.
Diminum seperti teh biasa atau seperti kopi dengan sendiri-sendiri.
Semua daerah masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
Semua lapisan ·sosial masyarakat Batak Toba.
4.5. Makanan/Minuman Basil Masakan Cara Sederhana.
a. Nama makanan Gadpng rebus.
b. Asal bahan mentah: Ubi kayu.
129
e. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/peng- : konsumsian
g. Daerah/Masyarakat: Lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/Peng- : konsumsian
g. Daerah/Masyarakat: Lokal
h. ·Kota/Desa
i. Lapisan sosial
130
Sedikit garam, kdang-kadang di campur dengan kelapa yang sudah diparut.
Dikuliti lalu dipotong-potong dicuci kemudian direbus.
Sebagai makanan tambahan untuk mengurangi pengkonsumsian nasi, tetapi boleh juga sebagai makanan jajanan disajikan dalam piring.
Dimakan bersama-sama atau sendirisendiri.
Di desa sebagai makanan tetapi di kota sebagai makanan jajanan.
Makanan ini terdapat di Kota dan di Desa.
Untuk petani sebagai makanan tambahan dan untuk yang berkecukupan digunakan sebagai jajanan.
Ga d o ng
Ubi rambat
Sedikit garam
Di cuci kemudian di rebus.
Sebagai makanan tambahan untuk mengurangi pengkonsumsian nasi, tetapi boleh juga sebagai makanan janan disajikan dalam piring atau tempat yang lain.
bimakan bersama-sama atau sendirisendiri.
Di desa sebagai makanan tambahan tetapi di kota sebagai makanan jajanan.
Makanan ini terdapat di kota dan di Desa.
Untuk petani sebagai makanan tambah-
a. Narna makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan.
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian.
f. Cara makan/Peng-konsumsian
g. Daerah/Masyarakat:
Lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Narna makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan.
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara ·
penyajian
an dan untuk yang berkecukupans di
gunakan sebagai jajanan.
Jagung rebus
Jagung Muda.
Sedikit garam.
Sebagai kulit pembungkusnya dibuang, kadang-kadang di kuliti langsung direbus.
Dimakan sendiri-sendiri.
Dimakan sendiri-sendiri atau pun ber
sarna-sarna.
Kadang-kadang di desa sebagai makan
an tarnbahan tetapi di kota sebagai makanan jajanan.
Makanan ini terdapat di kota dan di
Desa.
Kadang-kadang untuk petani sebagai makanan tarnhahan dan untuk orang yang berkecukupan digunakan sebagai
makanan jajanan.
Jagung tua rebus
Jagung tua.
Sedikit gararn
Sebahagian kulit pembungkusnya dibuang, kadang-kadang dikuliti dan dipetik lalu di rebus.
Sebagai makanan sedap-sedapan atau makanan tambahan untuk mengurangi pengkonsumsian nasi, tetapi boleh juga sebagai makanan jajanan disajikan dalarn piring.
131
f. Cara makan/Peng- : konswnsian
g. Daerah/Masyarakat: Lokal.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Namarnakanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan.
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/Pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat: Lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bwnbu/bahan alat : pengolahan
132
Dimakan sendiri-sendiri atau pun bersama-sama.
Di desa sebahagian besar sebagai tarnbahan tetapi di kota sebagai jajanan.
Makanan ini terdapat di Kota dan di Desa.
Kadang-kadang untuk petani sebagai makanan tambahan dan untuk orang Kota/berkecukupan sebagai makanan jajanan.
Kacang rebus
Kacang tanah.
Garam sedikit
Dipetik dari pokoknya kadang-kadang langsung dicuci kemudian direbus.
Sebagai makanan jajanan dan juga di
gunakan untuk samba!.
Dimakan sendiri-sendiri atau bersamasama.
Semua masyarakat Batak Toba mempergunakan sebagai campuran samba! dan juga di Kota digunakan sebagai campuran samba! juga sebagai makanan jajanan.
Makanan ini terdapat di Kota dan di
Desa.
Untuk petani sebagai campuran samba! dan di Kota adalah sebagai makanan jajanan.
Pisang rebus
Pisang kapok
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/Peng-komumsian
g. Daerah/Masyarakat: Lokal
h. Kata I Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/ pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat: Iokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
Sesudah dipetik dari pokoknya di
rebus.
Sebagai makanan tarnbahan atau pun sendiri-sen diri.
Dimakan bersama-sarna atau pun sen-diri-sendiri.
Di des a sebagai makanan tambahan dan di Kot a sebagai ganti makanan jajanan.
Makanan ini terdapat di Ko ta dan di Desa.
Untuk petani, sebagai makanan tam-bahan. dan untuk orang kota/orang yang berkecukupan sebagai makanan jajanan.
Batu ni pinasa.
Biji nangka.
Bijinya dikumpulkan kemudian direbus.
Sebagai makanan sedap-sedapan atau makanan iseng disajikan di piring.
Dimakan bersama-sama atau sendiri-sendiri
Semua masyarakat Batak Toba menggunakan sebagai makanan tambahan (iseng). (iseng).
Makanan ini terdapat di kota maupun di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Suhat robus.
133
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/ pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat: lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan ./ pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat: lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
134
Kela di.
Sedikit garam.
Dicuci dan dikikis lalu direbus.
Sebagai makanan tambahan untuk mengurangi pengkonsumsian nasi, tetapi boleh juga sebagai makanan jajanan disajikan dalam piring.
Dimakan bersama-sama atau pun sendirisendiri.
Di desa sebagai makanan tambahan tetapi di kota sebagai makanan jajanan.
Makanan ini terdapat di kota dan di desa
Untuk petani sebagai makanan tambahan dan untuk orang berkecukupan sebagai jajanan.
Suhar aek.
Keladi air.
Garam sedikit.
Tungkulnya dipotong lalu dicuci dan dikikis-kikis kemudian direbus.'
Sebagai makanan tambahan untuk mengurangi pengkonsumsian nasi, tetapi boleh juga sebagai makanan jajanan disajikan dalam piring.
Dimakan bersama-sama atau sendiri-sendiri
Di desa sebagai makanan tambahan tetapi di kota sebagai makanan jajanan.
Makanan ini terdapat di kota dan di desa
Untuk petani sebagai makanan tambahan dan untuk orang kota/berkecu�upan sebagai makanan tambahan (jajanan).
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i._
Nama makanan
Asal bahan mentah:
Bumbu/bahan alat
pengolahan
Cara pengolahan
Fungsi dan cara
penyajian
Cara makan/
pengkonsumsian
Daerah/M asyaraka t
lokal
Kota/Desa
Lapisan sosial
Kacang robus.
Kacang bogor.
Dicuci lebih dahulu kemudian dimasak/
dire bus.
Sebagai makanan sampingan disajikan di sajikan di dalam piripg.
Dimakan bersama-sama atau sendiri�
sendiri.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Makanan masyarakat kota maupun ma
syarakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
a. Nama makanan Kacang ijo robus.
b. Asal bahan mentah: Kacang ijo.
c. Bumbu/bahan alat pengolahan Garam, gula, kelapa.
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
Dipetik dari pokoknya lalu direbus.
Sebagai makanan sedap-sedapan dan juga sebagai makanan orang hamil atau sebagai makanan jajanan.
f. Cara makan/ Dimakan bersama-sama atau sendiri-pengkonsumsian sendiri.
g. Daerah/Masyarakat
lokal Semua masyarakat Batak Toba.
h. Kota/Desa Makanan ini terdapat di kota dan di desa
i. Lapisan sosial Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
a. Nama makanan Kacang d(lli robus.
b. Asal bahan mentah: Dali (kacang dali).
135
c. Bumbu/bahan alat pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara
penyajian
f. Cara makan/ pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat: lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
Garam sedikit.
Dikupas kulitnya kemudian direbus/ kadang-kadang dicampur dengan ikan
teri.
Sebagai makanan tambahan untuk mengurangi pengkonsumsian nasi. tetapi boleh juga sebagai makanan jajanan di
sajikan dalam piring. tapak.
Makan bersama-sama atau sendiri-sendiri.
Di desa se bagai makanan tam bahan tetapi di kota sebagai makanan jajanan.
Makanan ini terdapat di kota maupun di desa.
Untuk masyarakat petani sebagai makan
an tambahan dan untuk orang kota/ berkecukupan sebagai makanan jajanan.
a. Nama makanan Jelok robus.
b. Asal bahan mentah: Labu tua (jelok).
c. Bumbu/bahan alat pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/ pengkonsumsian •
g. Daerah/Masyarakat:
lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
136
Garam dan gula.
Diiris-iris atau dipotong-potong.
Sebagai ob.at penyakit maag dan sebagai lauk untuk makan sehari-hari disajikan dalam piring .
Dimakan bersama-sama atau sendirisendiri.
Di desa dipergunakan sebagai obat dan
se bagai sayur at au pun di kota.
Terdapat di kota atau pun di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
a. Nama makanan Bulung gadong robus.
b. Asal bahan mentah: Daun ubi kayu.
c. Bumbu/bahan alat : Garam, cabe, andaliman, kincung men-pengolahan tah (rias) diramu menjadi sambal.
d. Cara pengolahan Dipetik (ditapu) kemudian direbus.
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan I pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat: lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/ pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat: lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
Kadang-kadang ditumbuk lalu dimasak.
Sebagai sayur/lauk untuk makanan sehari-hari dan juga sebagai ramuan untuk arsik-arsik disajikan di dalam piring.
Dimakan sama dengan sayur biasa dimakan bersama-sama atau pun sendirisendiri.
Semua daerah masyarakat Batak Toba menggunakan sebagai sayur.
Semua masyarakat kota maupun masyarakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Bulung gadong robus.
Daun ubi rambat.
Garam, cabe, andaliman, kunyit asal.
Ditapu (dipetik) lalu direbus.
Sebagai sayur biasa dimakan untuk lauk sehari-hari dan juga sebagai obat disajikan di dalam piring.
Dimakan bersama-sama atau pun sendirisendiri.
Di desa sebagai sayur sedang di kota sebagai makanan hewan.
Terdapat di kota mall'pun di desa.
Semua lap"isan sosial masyarakat Batak Toba.
137
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/ pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat: lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
Bulung ansimun ( robusJ.
Daun timun.
Garam, cabe, andaliman, kelapa diramu menjadi samba!.
Dipetik dari pokoknya Ialu direbus.
Dimakan sebagai sayur untuk lauk makanan sehari-hari disajikan dalam piring.
Dimakan bersama-sama atau sendirisendiri.
Semua masyarakat Batak Toba yang menggunakannya (memakannya).
Terdapat di kota maupun di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Bulung botik (rob us).
Daun pepaya.
Garam, cabe. andaliman, kincung mentah, kunyit, kacang atau kemiri menjadi samba!.
Diam bil dari pokoknya lalu dire bus.
Dimakan seperti sayur biasa dan juga sebagai obat disajikan di dalam piring.
f. Cara makan/ Dimakan bersama-sama atau pun sendiri-pengkonsumsian sendiri.
g. Daerah/Masyarakat: Semua daerah masyarakat Batak Toba. lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
Semua masyarakat kota dan masyarakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
a. Nama makanan Jipang robus.
b. Asal bahan mentah: Jipang (rappa).
138
c. Bumbu/bahan alat : Cabe, garam, asam, andanman, kacang pengolahan (kemiri) diramu menjadi sam bal.
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/ pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/ pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
Dipotong-potong atau diiris-iris lalu direbus.
Dimakan sebagai sayur biasa untuk lauk nasi sehari-liari.
Dimakan bersama-sama atau sendirisendiri.
Semua masyarakat Batak Toba.
Makanan ini terdapat di kota dan di desa
Lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Torung robus.
Terong.
Garam, cabe, andaliman kemiri atau kacang, kunyit diramu menjadi sambal.
Dipotong-potong kadang-kadang direbus bulat-bulat kemudian direbus.
Sebagai sayur biasa untuk lauk makanan sehari-hari kadang-kadang disajikan di dalam piring.
Dimakan bersama-sama atau pun sendirisendiri.
Semua daerah masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat di kota maupun di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
a. Nama makanan Kacang panjang robus.
b. Asal bahan mentah: Kacang panjang.
c. Bumbu/bahan alat : Garam, cabe, andaliman, kemiri, kacang,
139
pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara
penyajian
f. Cara makan/
pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat
lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : . pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara
penyajian
f. Cara makan/ pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat: lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
kincung mentah (rias) diramu menjadi
samba!.
Dipotong-potong lalu direbus.
Dimakan sebagai sayur biasa untuk lauk nasi (makanan) sehari-hari.
Dimakan bersama-sama atau sendiri
sendiri.
Semua daerah masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat kota dan masyarakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Toge robus.
Toge.
Garam, cabe, andaliman, kunyit, kacang
semua bumbu tersebut diramu menjadi
sambal.
Akarnya dibuang lalu dire bus.
Sebagai sayur biasa untuk lauk makanan sehari-hari.
Dimakan bersama-sama ataupun sendirisendiri.
Semua daerah masyarakat Batak Toba.
Terdapat di kota maupun di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
a. Nama makanan Sinaok.
b. Asal bahan mentah: Ga bah setengah tua.
140
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/ pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat lokal
h. Kota/Desa
i. l..apisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
Kadang-kadang dicampur dengan gula aren dan kelapa yang diparut.
Setelah gabah diketam lalu di "hois" (mengeluarkan biji padi dari mayangnya dengan menggunakan sekerat bambu yang mirip dengan piso) lalu digongseng sampai terasa bau wangi, kemudian didinginkan dan setelah dingin barulah ditumbuk seperti menumbuk padi biasa di lesung.
Sebagai makanan sedap-sedapan yang menandakan musim panen akan segera tiba, makanan ini sering juga dikirimkan kepada famili atau keluarga di tempat yang jauh, sama halnya seperti sasagun. Cara penyajiannya ditaruh di dalam piring atau bakul kecil.
Makan sendiri-sendiri ataupun makan bersama-sama.
Seluruh masyarakat Batak Toba.
Seluruh masyarakat kota dan masyarakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Tinipa/ tipa-tipa.
Gabah biasa/gabah pulut.
Kadang-kadang dicampur dengan gula aren dan kelapa yang diparut.
Setelah gabah diketam lalu dihois (mengeluarkan biji padi dari mayangnya dengan menggunakan sekerat bambu yang mirip. dengan piso) lalu digongseng sampai terasa bau wangi kemudian terus ditumbuk ke lesung seperti menumbuk
141
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/ pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara peny�ian
142
padi biasa. Karena dia ditumbuk di waktu panas maka bentuknya berbeda d�ngan si!laok yakni bentuk sinaok seperti beras biasa sedang na tinipa bentuknya gepeng.
Sebagai makanan sedap-sedapan yang menandakan musim panen telah tiba. makanan ini sering juga dikirimkan famili atau keluarga di tempat yang jauh sama halnya seperti sasagun. Cara penyajiannya ditaruh di dalam piring atau bakul kecil. ·
Makan sendiri-sendiri dan bersama-sama.
Semua masyarakat Batak Toba.
Seluruh masyarakat kota dan masyarakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Rondang ( = rondong ).
Jagung/gabah kering.
Kadang-kadang dicampur dengan kelapa atau air garam.
J agung a tau gabah dijemur sampai kering betul, lalu digongseng dalam kuali atau periuk tanah sampai tiap bij1 pecah dengan menampakkan wama putih.
Sebagai makanan jajahan ataupun dijadikan obat disentri yang dicampur dengan gula aren. Selain itu digunakan juga oleh pawang ular untuk mengusir ataupun menangkap ular. Disajikan dalam piring atau memakai alat pembungkus.
f. Cara makan/
pengkonsumsian Makan sendiri-sendiri.
g. Daerah/Masyarakat lokal Seluruh masyarakat Batak Toba.
h. Kota/Desa Semua masyarakat kota maupun masyarakat desa.
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara minum/ pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Ko pi.
Kopi tumbuk.
Gula putih (gula aren).
I sampai 2 sendok makan gula dan satu
sendok makan kopi dimasukkan ke da
lam gelas atau cangkir lalu dimasukkan
air panas ke dalam gelas/cangkir sampai penuh kemudian diaduk.
Sebagai minuman pagi atau sore hari dan untuk menjamu tamu atau pada waktu siskarnling.
Minum sendiri-sendiri atau bersama-sama
Semua daerah masyarakat Batak Toba.
Terdapat di kota maupun di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
a. Nama minuman Teh Manis.
b. Asal bahan mentah: Daun teh.
c. Cara pengolahan Satu sampai dua sendok makan gula dan air teh dicampur dengan gula lalu di-
143
d. Bumbu/bahan alat pengolahan
e. Fungsi dan cara
penyajian
f. Cara minum/ pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama minnman
b. Aal bahan mentah c. Bumbu/bahan alat :
pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara minum/peng- : konsumsian
g. Daerah/Masyarakat: Lok al
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
144
sukkan dalam gelas atau cangkir kemudian ditambah air panas lalu diaduk.
Gula putih.
Sebagai minuman pagi atau pada waktu siskamling.
Minum sendiri-sendiri ataupun bersamasama.
Semua daerah masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat kota maupun masyarakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Na iniraan
Air putih Garam, asam, cabe, kadang-kdang kunyit, jahe.
Bumbu digiling (ditumbuk)
Sebagai minuman sehabis makan ubi, agar jangan terasa mula, disajikan dalam cangkir.
Minum bersama-sama atau sendiri-sen ndiri.
Hanya pada beberapa tempat pada masyarakat Batak Toba.
Terdapat hanya pada masyarakat di Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba yang petani.
4.6. Makanan/Minuman Hasil Masakan Cara Kompleks.
a. Nama makanan Juhut naginetaan "* )
b. Asal bahan mentah: Daging bagi, anjing, lembu, kerbau, kambing.
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/Pengkonsumsian
g. Daerah/masyarakat: asal.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyanyian
Halas (lengkuas), cabe, garam, andaliman, jahe, bawang, asam. merica', kelapa yang digongseng (ditumbuk) dan serai.
Daging dicincang kemudian dimasak la lu dicampur bumbu dan darah.
Sebagai lauk makan biasa dan lauk makanan upacara dan ditaroh di dalam piring atau tapak.
Dimakan bersama nasi pada makan sehari-hari, dipesta, di kedai.
Semua daerah masayrakat Batak Toba.
Baik di Kota maupun di Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Na pinanggang (daging yang di panggang).
Daging babi, lembu, kerbau, kambing.
Halas (lengkuas), cabe, garam, andaliman, jahe yang di tumbuk, bawang, asam, merica, dicampur dengan darah, serai.
Daging di panggang di atas bara lalu dipotong-potong.
Sebagai makanan sedap-sedapan atau sebagai lauk dan makanan hidangan pa-
*) Juhut Naginotaan disebut juga, juhut na binontaran atau 'luhut namar saudara".
145
da upacara memele simangot di sajikan dalam piring atau tapak.
f. Cara makan/Peng- : Dimakm sendiri-sendiri atau bersama-konsumsian sama.
g. Daerah/Masyarakat: Semua daerah -masyarakat Batak Toba Lok al
h. Kota/Desa Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/Pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat; Lok al.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat :
146
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Dengke na ni ura
llcan mas
Garam, asam (unte jungga), cabe, andaliman, hasior (kencur), kunyit, jahe kemirL kacang, lada.
Dean disisiki, dibelah dari punggung lalu dibuang tulang-tulangnya kemudian direndam dengan asam dalam jangka minimal dua jam.
Makanan penyedap, disajikan waktu makan bersama atau makan sendiri-sendiri.
Dipotong-potong kemudian dibagi-bagikan.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Dengke na tinombur
llcan mas, ikan lele, ikan gabus.
Kemiri bakar/kacang tanah, garam,
pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/Peng- : konsumsian
g. Daerah/Masyarakat: Lok al.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asa. bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
asam, cabe, merica, andaiman, jahe,
kencur, bawang, kincung mentah (rias).
Dean dipanggang lalu di aduk dengan bumbu dan disedu sedikit air.
Sebagai makanan sedap-sedapan dan lauk waktu · makan ditaruh dalam piring atau langsung dari tempat mengaduk, disajikan dalam piring atau dalam tapak.
Dihidangkan bersama nasi untuk makan siang atau sore.
Semua daerah masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Dengke na ni arsik
Dean mas, ikan lele. gabus, ikan parepare* ), ikan kepala tima.
Garam, cabe, kincing, bawang Batak, andaliman, jahe, asam mobe (asam Jawa) dan setul dan ubi.
Dimasak dalam periuk tanah atau su susuban dalam keadaan bula-bulan dipotong-potong.
Sebagai lauk makan pagi, siang dan sore ditaroh di dalam piring atau langsung di ambil dari susuban (periuk tanah temppat memasak ikan).
*) Pora-�ra ia�h: seje�s ilcan yang sedikit lebih besar dari ilcan teri dan mempunyai
sisik, biasa d1temw d1 danau Toba, atau sungai-sungai sekitamya.
147
f. Cara makan/Peng- : konsumsian
g. Daerah/Masyarakat: Lokal.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
Dihidangkan bersama dengan nasi waktu makan pagi, siang, malam.
Semua daerah masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat Kota maupun masyarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
a. Nama makanan Juhut na ni arsik
b. Asal bahan mentah: Daging babi, kerbau, kambing, biang (anjing).
c. Bumbu/bahan alat pengolahan
d Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/Pengkonsumsian
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
148
Garam, cabe, kincung, jahe, bawang Batak, andaliman, asam mobe (asam Jawa) dan juga setul, daun ubi, tubis.
Dimasak dalam periuk tanah atau susuban dalam keadaan bulat-bulat atau dipotong-potong.
Sebagai !auk makan nasi pagi, siang, sore/malam ditaroh di dalam piring atau langsun diambil dari periuk tanah (susuban).
Dihidangkan bersama dengan nasi waktu makan dari pagi, siang dan sore/malam.
baik di Kota maupun di Desa.
Seluruh lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
lndahan na hinunihan
Beras, air, kunyit.
Kunyit.
Beras ditanak dan sebelum mendidih ditaruh air kunyit.
e. Fungsi dan cara penyajian
d. Cara makan/Peng- : konsumsian
g. Daerah/Masyarakat: Lokal.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan men tah :
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/Peng-konsumsian
g. Daerah/Masyarakat: Lok al.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan men tah :
Makanan sajian untuk "simangot" dan orang tua/nenek yang sudah meninggal, ditaruh dalam piring lalu diletakkan di tempat yang tertentu.
Dimakan sesudah .. dingin" (sesudah dimakan oleh simangot).
Hanya ditemui pada masyarakat .yang masih adapenganut HPK.
Semua, baik dia di Kota maupun di Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat batak Toba.
Na ni dugu (daun yang di rebus).
Daun bangun-bangun ...... .
Daging ayam, lembu, kerbau yang telah dicincang atau ikan lele yang telah dipanggang dicampur dengan garam, asam andaliman, jahe, marica, kemiri.
Daun bangun-bangun di dugu (diremas sampai halus) lalu diaduk dengan bumbu bersama air panas.
Sebagai lauk bagi ibu yang baru melahirkan (bersalin) dan disajikan dalam piring.
Dihidangkan bersama nasi dan kuah.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Hare hontas (sejenis bubur sajian)
Tepang ·beras, pisang, nangka, guhdur (semangka).
149
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara rnakan/Pengkonsurnsian
g. Daerah/Masyarakat Lokal.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah :
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/Pengkonsumsian
150
Telur, susu kerbau, kuah sup ayam, garam, gula, merica, jahe, ken cur.
Simaratea-ate (sejenis rumput rumputan), indor (sejenis semak), simarsinta-sinta (si dukung anak), air perasan dari ketiganya di aduk dengan bahan sampai kental.
Makanan sajian untuk ibu yang sedang harnil pertarna dan disajikan dalarn piring.
Lebih dulu dihidailgkan kepada ibu yang sedang hamil kemudian dimakan bersarna-sama dengan tetangga yang hadir.
Sekitar daerah Laguboti, persea, Balige.
Semua masyarakat yang ada di Kota dan di Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Na nirungrung
Dengke mas (ikan mas).
Garam, cabe, asam, kincung,, bawang, batak, andaliman, jahe, asarn mobe (asarn Jawa), setul dan daun ubi.
I.kan disisiki dan dibelah. Semua tulang-tulangnya dibuang kemudian dimasak di dalarn periuk tanah (susuban) seperti "mangarsik" Sebagai laUk makan biasa serta g\ilai untuk ibu yang baru melahirkan atau sebagai gulai biasa disajikan di dalam piring atau tapak.
Dihidangkan bersama dengan nasi, waktu makan pagi, siang, sore/malarn pada orang yang baru melahirkan.
g. Daerah/Masyarakat: Semua daerah masyarakat Batak Toba. Lokal.
h. Kota/Desa Semua masyarakat Kota dan masyarakat Desa.
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. fFungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/Pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat Lokal.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama minuman
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Gantalan atau dengket dengket
Kulit kerbau, lembu
Halas (lengkuas), cabe, garam, andaliman, jahe, bawang, asam, merica, semuanya ini di tumbuk (digiling).
Semua bulunya dibakar sampai bersih lalu direbus sampai lunak (lembek) atau mudah digigit. Kemudian dipotong-potong dicampur bumbu dengan darah dan gan talan.
Sebagai makanan sedap-sedapan atau tambul tuak disajikan dalam tapak atau piring.
Makan sendiri-sendiri atau bersama-sama.
Semua daerah masyarakat Batak Toba.
Terdapat hanya pada masyarakat Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat yang ada di Desa.
Tambar ( obat).
Kulit/akar latong (kayu yang daunnya gatal), si tomgom (getah kayu yang gatal), sitaratullit, halto na bibi (kolangkaling muda), simarate-ate, simarsintasinta, indot.
Halas (lengkuas), parmasak (rempah seratus), lada, kunyit, cabe, jahe, kencur,
151
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara minum/ pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama minuman
b. Asal bahan mentah :
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
152
lempuyang, 7 macam jeruk yaitu: untejungga, unte hajoran. unte nipis, unte rikrik, unte mungkur, unte bolon, unte sira.
- Latong, sitomgom, sitara tullit, halto na bibi direbus, indot, simarsinta-sinta, simarate-ate , dicincang lalu dijemur sampai kering kemudian ditumbuk/digiling.
- Air rebusan latong, sitomgom, sitara tullit, halto na bibi dicampur dengan air sup anjing dan air sup ayam.
- Dimasukkan bumbu lalu semua di-masak sampai mendidih beberapa jam.
Sebagai obat penambah tenaga, dan penyedap sayur-sayuran, cara penyajian disajikan satu sendok makan untuk satu gelas tuak.
Diminum bersama tuak atau air sup.
Semua masyarakat Batak Toba.
Semua · masyarakat kota dan masyarakat desa.
Serriua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Sendor ( cendol).
Tepung beras biasa/beras pulut.
Bunga pandan, santan cairan, gula aren, sedikit garam, sedikit kunyit.
Tepung dimasak beserta bumbunya menjadi bubur lalu didinginkan, kemudiari dimasukkan ke dalam muk yang sudah dilubangi dan bubur ke luar melalui lubang-lubang dan ditampung dengan ember yang berisi air dingin, setelan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara min um
g. Daerah/Masyarakat
lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
meitjadi butir-butir, airnya dicurahkan. Seterusnya dicampur dengan santan dan
air gula aren.
Minuman sedap-sedapan disajikan dalam gelas/cangkir.
Diminum sendiri-sendiri.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Hanya terutama didapati di kota.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
4. 7 .Makanan Basil Masakan Cara Kompleks (Makanan Kecil)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Nama makanan
Asal bahan mentah:
Bumbu/bahan alat :
pengolahan
Cara pengolahan
Fungsi/cara penyajian
Cara makan/ pengkonsumsian
Daerah/Masyarakat lokal
Kota/Desa
Lapisan sosial
Ponsal (pecal).
Daun ubi, genjer, kacang panjang, daun kates, jipang/pepaya muda.
Garam, cabe, kencur, kacang tanah/ kemiri, kulit jeruk purut, gula aren.
Sesudah bahan mentah direbus dan semua bumbu digiling lalu disedu dengan
sedikit air matang, kemudian bahan mentah yang sudah direbus dicampur
dengan bumbu sesuai dengan perbandingan yang wajar.
Sebagai makanan sedap-sedapan atau lauk untuk makan dan disajikan dalam
piring.
Makan sendiri-sendiri atau bersama-sama.
Semua masyarakat daerah Batak Toba.
Semua masyarakat kota dan masyarakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
153
a. Narna makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara
penyajian
f. Cara makan/ pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
Sasogun (sagun).
Tepung beras.
Kelapa yang diparut, gula aren dan sedikit garam.
Tepung beras bersarna dengan gula aren, kelapa yang diparut dan sedikit garam dicampur bersama-sama sampai merata lalu disaok (digongseng) hingga baunya terasa
wangi.
Sebagai makanan sedap-sedapan terutama pada masa hari Natal dan Tahun Baru serta sebagai oleh-oleh yang sangat khas Batak Toba untuk dikirimkan ke
pada famili/sahabat di tempat yang jauh atau perantau. Dengan menerima kiriman si penerima merasa seolah-olah dia berada di tengah keluarganya di Bona Pasogit disajikan dalam piring/tapak dengan tanpa sendok.
Dimakan bersama-sama ataupun sendirisendiri.
Seluruh daerah masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat kota dan masyarakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
a. Nama makanan Pale-pale.
b. Asal bahan mentah: Jagung.
c. Bumbu/bahan alat pengolahan
d. Cara pengolahan
154
Gula, garam, kadang-kadang kelapa.
Jagung ditumbuk/digiling setelah itu dibersihkan. Jagung tumbuk itu dicarnpur sedikit dengan air lalu dimasukkan gula atau kelapa. Seterusnya dikepal-kepal lalu dirnasal.
e. Fungsi dan cara
penyajian
f. Cara makan/
Sebagai makanan sedap-sedapan atau
atau makanan tambahan dan juga sebagai
makanan jajanan disajikan dalam piring.
pengkonsumsian Makan bersama-sama atau sendiri-sendiri.
g. Daerah/Masyarakat lokal Semua masyarakat daerah Batak Toba.
h. Kota/Desa Terdapat di kota maupun di desa.
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Lamper.
b. Asal bahan mentah: Tepung beras/tepung ubi kayu.
c. Cara pengolahan Tepung bersama dengan gula, kelapa
yang diparut dan sedikit garam dicampur bersama sampai merata lalu dikepalkepal kemudian dimasak.
d. Bumbu/bahan alat : Gula aren, gula putih, kelapa yang di-pengolahan parut.
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/ pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
Sebagai makanan sedap-sedapan atau sebagai makanan jctjanan dan juga sebagai tugo waktu bekerja di sawah atau di ladang disajikan dalam piring.
Dimakan bersama-sama ataupun sendirisendiri.
Seluruh daerah masyarakat Batak Toba.
Terdapat di kota maupun di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Dolung-do/ung.
Tepung beras.
Sedikit ga.ram, gula aren kelapa yang diparut.
155
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/ pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Narna makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/ pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat: lokal
156
Tepung dicampur dengan garam dan air
kemudian dikepal-kepal berbentuk bulat setelah gula aren dan kelapa ditaruh di tengahnya, seterusnya dibungkus dengan daun pisang lalu dimasak.
Sebagai makanan sampingan/sarapan waktu pagi dan sore hari di rumah atau pun di ladang disajikan dalam piring.
Dimakan bersama-sama atau sendirisendiri.
Semua masyarakat Batak Toba.
Baik di kota maupun di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Onde-onde.
Ubi kayu atau beras pulut ditumbuk menjadi tepung.
Gula aren, kelapa.
Tepurig dicampur dengan gula aren dan kelapa kemudian dikepal-kepal berbentuk bulatan sesudah itu dibungkus dengan daun pisang seterusnya lalu dimasak.
Sebagai makanan sarapan atau jajanan bagi masyarakat Batak Toba kadangkadang waktu bekerja onde-onde inilah yang disajikan di dalam piring di ladang atau di sawah.
Dimakan bersama-sama atau sendirisendiri.
Di desa makanan ini adalah sebagai makanan waktu bekerja di ladang dan di kota makanan ini hanya sebagai jajanan.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara
f. Cara makan/ pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
Terdapat di kota maupun di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
Bubur gadong (mirip dengan kolak).
Ubi kayu.
Gula aren.
Ubi dipotong-potong lalu dimasak kemudian sesudah dimasak dicampur gula aren lalu kembali lagi dimasak yang ditam bah dengan air.
Sebagai makanan sedap-sedapan disajikan di dalam piring atau tapak.
Makan bersama-sama atau sendiri-sendiri.
Semua daerah masyarakat Batak Toba.
Semua masyarakat kota maupun masyarakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak
Toba.
4.8. Makanan Basil Masakan Cara Kompleks (Makanan Untuk Upacara Keagamaan
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Untuk upacara
Sitompion na godang.
Tepung beras.
Kunyit, garam, alat pembungkus daun nangka.
Tepung diaduk dengan sedikit air panas kemudian dimasukkan garam, lalu dibungkus dengan daun nangka lalu dimasak.
Menyembah simangot nenek yang sudah meninggal.
157
f. Cara penyajian
g. Cara makan
h. Daerah/Masyarakat: lokal
i. Kota/Desa
j. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah :
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Untuk upacara
f. Cara penyajian
g. Cara makan
Disajikan di atas pinggan (piring) yang dihiasi dengan mare-mare ( daun kelapa yang masth muda) dan bunga-bungaan yakni bunga raya yang sedang mekar.
Dimakan setelah selesai acara penyuguhan kepada simangot.
Pada masyarakat yang masih menganut kepercayaan lama.
Semua baik di kota maupun di desa yang masih menganut kepercayaan animisme.
Semua masyarakat yang masih menganut kepercayaan lama.
Juhut namar saudara.
Daging babi, dading kambing.
Halas (lengkuas), cabe, garam, andaliman, jahe, bawang, asam, merica, kelapa yang digongseng/ di tum buk.
Kepala, ekor, soit, aliang (leher), ate-ate (hati), pusu-pusu (jantung) direbus sam-pai masak dan selebihnya dicincang kemudian setelah · masak dicampur dengan darahnya.
Mamele simangot ni ompu.
Disajikan di atas pinggan (piring) yang dihiasi dengan mare-mare dan juga di-dampingi dengan bunga-bungaan.
Dimakan setelah selesai acara penyuguhan kepada roh-roh nenek moyangnya.
h. Daerah/Masyarakat: Pada umumnya masyarakat yang masih lokal mempunyai kepercayaan lama.
i. Kota/Desa
j. Lapisan sosial
158
Semua masyarakat yang masih menganut kepercayaan lama baik di kota maupun di desa.
Semua masyarakat lapisan sosial yang masih menganu t kepercayaan lama.
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Untuk upacara
f. Cara penyajian
g. Cara makan
Na pinadar.
Ayam.
Garam, cabe, andaliman, kemiri atau kacang, asam.
Daging ayam dipanggang di atas bara api lalu dipotorig-potong sampai kecil ke-mudian bumbu dicampur dengan darah. Setelah bumbu dicampur dengan darah ayam tersebut lalu dimasak sampai mendidih. lnilah yang kemudian bumbu ayam yang dipanggang. Tetapi yang memakai campuran bumbu dengan darah ayam mentah.
Mamele simangot ni ompu atau orang tua yang sudah meninggal, dan juga disajikan k�pada simangot agar mendapat rejeki yang baik.
Biasanya ditaroh di dalam piring kemudian diletakkan di tempat yang tersedia yaitu dekat galapang atau pun di atas raga-raga.
Sesudah selesai acara-acara penyuguhan kepada simangot.
h. Daerah/Masyarakat: Pada masyarakat yang masih menganut lokal kepercayaan lama.
i. Kota/Desa
j. Lapisan sosial
Desa masyarakat kota atau pun masyarakat desa yang masih menganut kepercayaan lama. Semua masyarakat lapisan sosial yang masih menganut kepercayaan lama.
a. Nama makanan Dengke na ni arsik.
b. Asal bahan mentah: Ikan mas.
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
Kunyit, garam, bawang prei, bawang Batak, cabe, kincung, andaliman, jahe, asam mobe (asam jawa) dan sotul, daun ubi.
159
d. Cara pengolahan
e. Untuk upacara
f. Cara penyajian
g. Cara makan
h. Daerah/Masyarakat: lokal
i. Kota/Desa
j. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah :
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Untuk upacara
160
Kunyit digiling (ditumbuk), asam diperas kemudian dicampur dengan ikan mas dan juga bahan lainnya dicampur
dengan ikan mas kemudian dimasak
sampai kering.
Mamele simangot dan juga untuk upacara perkawinan, zaman sekarang sudah menjadi makanan sehari-hari.
Disajikan di atas galapang yang sudah dihiasi dengan mare-mare ( daun kelapa muda).
Dimakan setelah selesai acara penyuguhan kepada simangot atau sesudah se1esai penyerahan.
Pada masyarakat yang masih menganut kepercayaan lama.
Semua masyarakat kota atau pun masyarakat desa yang masih menganut kepercayaan lama.
Semua lapisan sosial yang masih percaya kepada kepercayaan lama.
Dengke na ni arsik.
Dengke (ikan mas).
Kunyit, garam, cabe, andaliman, asam, lengkuas, jahe dan lain-lain.
Kunyit digiling (ditumbuk) lalu diperas airnya dan asam dibelah dan juga diperas aimya kemudian bumbu-bumbu lainnya langsung dicampur dengan ikan mas seterusnya dimasak.
Mangirdak, karena ada kepercayaan bagi orang Batak Toba dahulu bahwa ada makhluk-makhluk halus (begu) yang akan mengganggu wanita yang mau melahirkan.
f. Cara makan
g. Daerah/Masyarakat: lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Untuk upacara
f. Cara penyajian
g. Cara makan
h. Daerah/Masyarakat: lokal
i. Kota/Desa
j. Lapisan sosial
Setelah didhkan lalu dimakan bersama-
sama.
Masyarakat Batak Toba sekitar Porsea, Laguboti dan Balige.
Baile . dia di kota mau pun di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Lamper.
Tepung beras.
Gula aren, kelapa, sedilcit garam.
Tepung beras dicampur dengan gula aren dan kelapa lalu dilcepal-kepal berbentuk bulat kemudian dibungkus dengan daun nangka atau daun pisang dan dimasak.
Martuaek (mandi ke pancuran) karena di pancuran itu masih berdiam mahlukmahluk halus, hantu, dan setan-setan sehingga lampet inilah disajikan.
Ditaruh di atas piring, lalu didoakan (dimanterai).
Setelah. selesai dimanterai · atau disuguhkan, lalu dimakan bersama-sama atau
· sendiri-sendiri.
Pada masyarakat yang masih menganut kepercayaan lama.
Semua masyarakat yang masih menganut kepercayaan lama baik di kota maupun dia di desa.
Semua masyarakat yang masih menganut kepercayaan lama.
a. Nama makanan Nasi, juhur. dengke.
b. Asal bahan mentan: Dean mas, babi, ayam.
l§J
c. Bumbu/bahan alat : Garam, asam, bawang, jahe, andalirnan, pengolahan lengkuas, dan lain-lain.
d. Cara pengolahan
e. Untuk upacara
f. Cara penyajian
g. Cara makan
h. Daerah/Masyarakat: lokal
i. Kota/Desa
j. Lapisan sosial
a. Nama makanan b. Asal bahan mentah: c. Bumbu/bahan alat):
pengolahari d. Cara pengolahan
e. Untuk upacara
f. Cara penyajian
162
Garam, oam, dicampur kemudian dicampur dengan bumbu lainnya lalu digiling kemudian dimasak. Manaba hau karena menurut kepercayaan orang Batak Toba dulunya bahwa perlu minta izin kepada roh-roh halus yang disebut dengan sombaon. Disajikan di atas piring di hutan.
Dimakan sesudah selesai acara penyuguhan kepada sombaon.
Pada masyarakat yang masih menganut kepercayaan lama. Semua masyarakat yang masih menganut kepercayaan lama. Semua masyarakat yang masih menganut kepercayaan lama.
Nasi, juhut, dengke.
Beras, dengke, daging babi, daging ayam. Air, garam, cabe, andaliman, asam, lengkuas, kemiri/kacang tanah. Bumbu digoreng lalu dicampur dengan daging yang sudah dicincang. Mamongoti jabu/mangompoi jabu karena makanan tersebut adalah alat penangkal terhadap rob yang jahat hal ini berkaitan dengan nujuman mimpi pada orang Batak Toba bahwa mimpi memasuki rumah baru itu sebagai alamat akan ada anggota keluarga akan meninggal atau pun sakit keras. Lebih dahulu disajikan, di dalam piring yang dihiasi dengan mare-mare, bungabungaan.
g. Cara makan Dimakan setelah selesai acara penyuguhan kepada simangot ni ompu.
h. Daerah/Masyarakat: Pada masyarakat yang masih menganut lokal kepercayaan animisme.
i. Kota/Desa
j. Lapisan sosial
. a. Nama makanan b. Asal bahan mentah: c. Bumbu/bahan alat :
pengolahan d. Cara pengolahan
e. Untuk upacara
f. Cara penyajian
g. Cara makan
h. Daerah/Masyarakat: lokal
i. Kota/Desa
j. Lapisan sosial
Semua masyarakat yang masih menganut kepercayaan lama.
Semua masyarakat yang masih menganut kepercayaan lama.
Daging ayam, daging babi.
Ayam, babi. Garam, cabe, asam, andaliman, lengkuas, jahe, kemiri/kacang tanah.
Ayam dipotong/babi lalu dibakar diambil perutnya dan dibersihkan dan dicincang �tau dipotong-potong, bumbunya seperti asam diperas dan bum bu lainnya digoreng lebih dahulu baru dicampur dengan daging yang sudah dibakar tadi. Mamele simangot, karena makanan tersebut sebagai persembahan kepada arwah nenek moyang semoga arwah-arwah tersebut melindungi dan memberi berkat kepada keturunan nenek moyang yang sudah meninggal itu. Disajikan di atas pinggan (piring) yang dihiasi dengan mare-mare daun kelapa muda dan bunga-bunga lainnya. Dimakan setelah selesai acara penyuguhan kepada simangot.
--
Pada masyarakat yang masih menganut kepercayaan lama. Semua masyarakat yang masih menganut kepercayaan lama. Semua lapisan sosial masyarakat yang masih menganut ke.percayaan lama.
163
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah :
c. Bmnbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Untuk upacara
f. Cara penyajian
g. Cara makan
h. Daerah/Masyarakat: lokal
i. Kota/Desa
j. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
164
Nasi, dengke na hinobolan, telor ayam.
Beras, ikan mas yang tidak dipotongpotong, telor'ayam.
Garam, cabe, bawang, andaliman, asam, jahe, rias.
Garam dan asam lebih dahulu dimasukkan ke dalam ikan kemudian menyusul bawang, andaliman, cabe, jahe, rias dan seterusnya dimasak.
"Padao parsili". Makanan. tersebut adalah sebagai alat pengganti dari orang yang seharusnya mendapat bala atau
musibah sesuai dengan mimpi buruk, atau tanda lain seterusnya parsili itu sendiri dianggap sebagai ganti badan seseorang yang seharusnya akan meninggal.
Disajikan di dalam periuk tanah atau piring dan boleh juga di dalam bakul.
Setelah selesai acara penyuguhan atau pembuangan parsili.
Semua daerah masyarakat yang masih mempercayai kepercayaan lama.
Semua masyarakat kota dan masyarakat desa yang masih menganut kepercayaan lama.
semua lapisan sosial masyarakat yang masih percaya terhadap kepercayaan lama.
Nasi, kunyit, daging ayam, dengke na hinobolan.
Beras, kunyit, ayam, ikan mas.
Garam, kunyit, asam, bawang, andaliman, jahe, rias.
Kunyit ditumbuk airnya diperas lalu dicampur dengan beras dan garam, cabe,
e. Untuk upacara
f. Cara penyajian
g. Cara makan
h. Daerah/Masyarakat:
lokal
i. Kota/Desa
j. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Untuk upacara
bawang. andaliman, jahe, rias, ditumbuk dan digoreng kemudian sama-sama dimasukkan ke dalam p�riuk tanah atau
kuali.
Padao si paimbar. makanan tersebut sebagai alat pengganti dari orang yang se
harusnya mendapat bala atau musibah sesuai dengan mimpi buruk atau tanda Jain (seterusnya parsili/padao si paimbar ini dianggap se bagai ganti badan seseorang yang seharusnya akan meninggal jadi boleh dikatakan padao si paimbar ini sebagai penolak bala.
Disajikan dalam periuk tanah atau piring atau di dala111 bakul.
Sesudah selesai acara padao si paimbar
lalu makan bersama-sama.
Semua masyarakat yang masih mempercayai kepercayaan lama.
Semua masyarakat yang masih mempercayai kepercayaan lama.
Semua lapisan sosial masyarakat yang mempunyai kepercayaan lama.
Babi ambat.
Ba bi.
Garam, cabe, andaliman, Jengkuas, jahe, bawang, asam, merica dan lain-lain.
Babi dipotong lebih dahulu setelah dipotong dibakar seterusnya dicincang dan semua bumbu-bumbu digiling, kemudian dicampur waktu memasaknya dan juga dicampur darah.
Mangan babi ambat, di mana makanan tersebut adalah sebagai alat sajian bagi roh-roh jahat yang mendatangkan penyakit sampar. Menurut kepercaya;m
165
f. Cara penyajian
g. Cara makan
h. Daerah/Masyarakat:
lokal
i. Kota/Desa
j. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat :
d. Cara pengolahan
e. Untuk upacara
f. Cara penyajian
166
lama bahwa apabila rahang babi ambat itu digantungkan di pintu gerbang masuk kampung maka semua penyakit sampar yang akan datang ditolaknya.
Disajikan di atas piring yang dihiasi dengan mare-mare (daun kelapa muda)
dan bunga-bungaan yakni bunga raya yang sedang mekar.
Setelah selesai acara penyuguhan lalu dimakan bersama-sama.
Semua masyarakat Batak Toba yang menganut kepercayaan lama.
Semua baik di kota maupun di desa yang masih menganut kepercayaan lama.
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba yang masih meyakini kepercayaan lama.
Nasi, juhut ( horbo), tuak.
Beras, kerbau.
Garam, cabe, andaliman, lengkuas, jahe, merica.
- Beras dimasukkan dalam periuk dengan air lalu dimasak.
- Kerbau dipotong, darahnya diambil Jalu dikuliti, setelah dikuliti dicincang kemudian ditaruh asam ke darahnya, bumbu-bumbu semuanya digoreng lebih dahulu baru dicampur dengan daging kemudian dimasak.
Mamestahon huta, karena makanan tersebut dimasukkan untuk persembahan roh-roh halus yang dulunya menempati perkampungan didirikan.
Disajikan di atas pinggan (piring) yang sudah dihiasi dengan mare-mare dan bunga-bungaan lainnya lalu disuguhkan.
g. Cara makan
h. Daerah/Masyarakat: lokal
1. Kota/Desa
j. Lapisan sosial
Setelah selesai acara penyuguhan kepada roh-roh tersebut lalu dimakan bersamasama.
Seluruh masyarakat Batak Toba waktu dulu.
Bagi masyarakat yang mempercayainya.
Semua lapisan sosial masyarakat _yang rriasih menganut kepercayaan lama.
4.9. Beberapa jenis makanan Angkola Mandailing dan Melayu sebagai perbandingan terhadap Makanan aatak toba.
Sesduai dengan kesepakatan para nggota tim dari aspek "Makanan; Wujud, Variasi dan Fungsinya serta. Cara Penyajiannya", maka pokok penelitian ialah "makanan" bagi suku/orang/masyarakat Batak Toba. Tetapi untuk mendapat perbandingan dengan "makanan" bagi suku/sub suku lain di Sumatera Utara, disini tim mengumpul juga beberapa jenis makanan dari suku Melayu dan sub suku Batak Angkola - Mandailing (Tapanuli Selatan), seperti berikut:
4.9.1. Beberapajenis makanan orang Ang.kola Mandailing.
a. Nama makanan
b. Bahan mentah
c. Bumbu/bahan
d. Cara pengolahan
e. Cara penyajian/ Fungsinya
Dean Boyom
Semua jenis ikan, tetapi lebih sering ikan yang kecil-kecil, dan juga ikan besar yang sudah dipotong-potong.
Sariang-riang (asam daun) atau asam belimbing dan garam.
Bahan mentah dan bumbunya dibungkus dengan daun pisang dengan 3 a tau 4 lapis. Kemudian dipanggang di atas bara api. J adinya masak ikan ialah karena diboyom (dibungkus rapat) dan ditaroh di atas hara.
Untuk orang dewasa dan anak-anak yang sudah dapat memakan cabai, disediakan samba!, yang dicampur sebagai sambal ikan boyom tersebut, dan
167
f. Daerah/Masyarakat: Lokal.
g. Lapisan sosial
. a. Nama makanan
b. Bahan men tah
c. Bumbu/bahan
d. Cfil'a pengolahan
e. Cara penyajian/ fungsinya
f. Daerah/Masyarakat Lokal
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan asal 'mentah :
c. Bumbu/bahan
168
dimakan bersama-sama dengan nasi waktu makan. Fungsinya ikan ini hanya sebagai lauk waktu makan.
Semua daerah Tapanuli Selatan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan .
lkan Anyang
Semua jenis ikan dari air tawarn, ukuran besar atau sedang.
Burnbu rempah, garam, asam jeruk a tau asam sihala (buah kincung).
Mula-mula tulang-tulang ikan dikeluarkan semua. Kalau ikannya ikan bersisik, sisiknya juga dibuang. Kemudian dicincang sampai halus. Kemudian bumbu/bahan dicampur dengan ikan yang sudah dicincang. Disimpan sampai satu malam dalam rantang atau panci dan ikan menjadi masak sendiri karena bum bu.
lkan dimakan dengan menyaji.kan di atas piring sebagai obat yang terkena racun, juga sebagai lauk nasi waktu makan.
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapian sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Incor na dilomang (incor - ikan kecil bersisik putih di sungai, di lomang =
dilemang).
Incor
Santan kelapa, cabe, rempah-rempah dan asam serta garam.
d. Cara pengolahan
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat Lok al
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan b. Bahan mentah c. Bumbu/bahan
d. Car pengolahan
e. Cara penyajian/ Fungsinya
Ilcan incor dibuang sisiknya dan kotorrannya lalu dicuci bersih baru di a4uk bersama bumbu-bumbunya kemudian dimasukkan dalam bumbu lemmg. Kemudian dimasukkan air santan. Bumbu yang berisi ikan incor itu diisi + 2/3 lalu dimasukkan air santan sehinga babu berisi + 3/4 bumbu. Kemudian babu dibakar seperti membakar lemang.
Setelah masak, bambu dipedan isinya ditaruh dalam piring. Fungsinya ialah sebagai lauk nasi dan sebagai oleh-oleh untuk famili dekat.
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan. Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Ilcan gule santan Semua jenis ikan. Garam, asam, rempah-rempah santan dan sangge-sangg (serai). Kalau ikannya ber sisik, maka ikan itu lebih dahulu disisiki, dan kalau ikannya besar, ikan itu dipotong-potong.
Ilcan dimasukkan dalam kuali atau perikuk lalu dimasukkan santan. Setelah air santan mulai mendidih lalu dimasukkan garam, dan asam serta rempah-rempahnya. Kemudian dimasukkan sebatang serai yang sudah dipukul. Api dihidupkan dengan sedangsedang agar santan jangan terbang karena menguap. Setelah masak, dihidangkan dalam piring untuk dirnakan bersama a tau sendiri-sendiri sebagai klauk nasi.
169
f. Daerah/Masyarakat: · Semua daerah masyarakat Tapanuli I..okal. Sela tan.
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan mentah
c. Bumbu/bahan
d. Cara pengolahannya:
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan mentah
c. Bumbu/bahan
d. Cara pengolahannya:
170
semua lapisan sosial masyarakat Tapa nuli Selatan.
Juhut na di anyang
Daging lembu, kerbau a tau daging kambing yang paling bagus.
Garam, cabe giling, bawang asam jeruk dan rempah-rempah.
Daging dicincang sampai halus lalu dicampurkan dengan semua bumbu yang telah disediakan di dalam panci atau sejenis. Setelah sat malam daging sudah masak oleh semua bumbu-bumbunya.
Disajikan dalam piring sebagai lauk nasi waktu makan bersama-sama atau sendiri-sendiri.
Semua daerah masyarakat Tapanuli Selatan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Juhut anyang babiat
Daging lembu, daging kerbau atau daging kambing yang paling bagus atau daging ayam.
Garam, cabai giling, bawang, rempahrempah dan getah balakka.
Daging dicincang sampai lumat, kulit belakka (= sejenis pohon kayunya keras, kulitnya rasa asam kelat) ditumbuk lalu diperas. Aimya diaduk dengan bumbu ... bumbunya, lalu daging dimasuk kan ke tempat mengaduk dan diremasremas. Setelah satu malam daging menjadi masak karena getah belakka dan bumbu-bumbunya.
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan Mentah
c Bumbu/bahan
d. Cara pehgolahannya:
e. Cara penyajian/ fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: lokal
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan mentah
c. Bumbu/bahan
d. Cara pengolahannya:
Disajikan dalam tapak atau piring untuk lauk nasi atau teman manisan nira (tuak). Dimakan bersama-sama atau sendiri-sendiri.
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Gule polin
Daging lembu dan daging kerbau yang paling bagus.
Garam, asam gelugur, bawang merah, rempah dan santan.
Dimasak sampai santannya agak kental, lalu dimasukkan daging beserta bumbubumbunya yang sudah tersedia. Setelah itu baru kita masak sampai masak di atas api.
Disajikan dalam piring dan dimakan sendiri-sendiri atau bersama-sama sebagai lauk nasi waktu makan biasa atau pada pesta.
Semua daerah masyarakat Tapanuli SeJatan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Gule koring
Daging lembu atau daging kerbau yang paling baik.
Garam sedikit, asam, bawang merah dan sedikit bawang putih, kacang merah dan san tan.
Sant,.annya dibuat agak kenta n, lalu dimasak seperti memasak minyak kelapa
171
e. Cara Penyaji'¥1/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
a Nama makanan
b. Bahan mentah
c. Bumbu/Bahan
d. Cara pengolahannya:
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan mentah
c. Bumbu/bahan
172
sampai kotorannya atau kerak minyak bercampur dengan daging.
Disajikaq dalam piring untuk lauk nasi waktu makan bersama atau sendiri-sendiri.
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Ilcan sombom (ikan bakar)
Ilcan sungai/tawar yang kecil, daun pisang.
Bawang merah, cabe merah, jahe, lengkuas, kunyit, serai, garam dan asam de/jeruk.
Ilcan dibersihkan/disiangi, lalu dibubuhi dengan garam dan asam jeruk, bumbu digiling halus dan bawangmerah diirisiris, kemudian bumbu dan i.kan dicampur /diaduk baru dibungkus dengan daun pisang tadi lalu dibakar di atas api/ bara.
Disajikan dalam piring sebagai lauk nasi waktu makan bersama atau sendiri-sendiri.
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Ikan panggang
Ikan mas
Bawang merah, cabe merah, lengkuas, asam, sahe, kunyit, serah, asam, garam.
d. Cara pengolahannya: Ilcan dibersihkan, atau disiangi, bumbu digiling halus, lalu di aduk dengan sekalian bumbunya, setelah ikannya disayat sayat lalu asam ditabur + asam, lalu dibakar setelah masak baru diangkat setelah dihidangkan bawang merah diiris-iris dan tomat lalu ditaro11 kecap, lalu dihidangkan.
c. Cara / pen yaj ian Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bah an men tah
c. Bumbu/bahan
d. Cara pengolahannya:
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
Disajikan dalam tapak atau piring untuk lauk nasi waktu makan bersama sama atau sendiri-sendiri.
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Gulai ikan sale
Ilcan mas yang sudah disalai.
Kepala/santan, bawang merah, kunyit, lengkuas, jahe, sereh, asam, garam, daun jeruk.
Bumbu digiling halus kecuali bawang merah, daun kunyit, sereh ditokok, lalu kelapa diremas/santan, lalu masukkan bumbu dan santan kedalam wajan/ kwali, kemudian di jerangkan, tunggu sampai mendidih setelah itu masukkan ikan, setengah masak lalu dibubuhi dengan asam dan garam secukupnya, setelah masak dan santannya sudah kental lalu diangkat dan dihidangkan.
Disajikan dalam tapak dan piring untuk !auk nasi waktu makan bersama-sama atau sendiri-sendiri,
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Sela tan.
173
a. Nama makanan
b. Bahan mentah
c. Bumbu/bahari
d. Cara pengolahannya:
e. CC:}ra penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan mentah
c. Bumbu6bhan
d. Cara pengolahan
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
174
Ilcan asam (masal ikan asam)
Ilcan sungai (kecil atau besar).
Cabe merah, bawang, lengkuas, jahe, serah, garam, asam (asam riang-riang)
Ilcan dibersihkan lalu bumbu digiling halus, sereh di tokok, lalu bumbu dan ikan dimasukkan kedalam kuali yang sudah diisi air, kemudian dijerangkan sampai masak lalu asam + garam dibubuhi secukupnya setelah masak lalu diangkat dan dihidangkan.
Disajikan dalam tapak atau piring untuk !auk nasi waktu makan bersamasama atau sendiri-sendiri,
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Samba! tuktuk
Ilcan aso-aso tawar (sejenis ikan gembung, bentuknya pipih).
Garam, cabe kecil, asam jeruk.
Garam digiling dan juga cabe, setelah agak ha: __ �:emudian baru dimasukkan ikan aso-aso tawar yang sudah dibakar dan yang sudah dibersihkan, dan digiling agak kasar, setelah diangkat lalu dibubuhi dengan asam jeruk sun de.
Disajikan dalam tapak atao pfring unttuk !auk nasi waktu makan bersama-sama atau sendiri-sendiri,
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
a. Nama makanan
b. Bahan mentah
c. Bumbu/bahan
d. Cara pengolahan
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan mentah
c. Bumbu/bahan
d. Cara pengolahan
e. Cara penyajian1 Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
Daun ubi tumbuk
Daun ubi muda,
Kincung, rirnbang, kelapa, lengkuas, cabe merah, bawang, jahe, sereh, garam.
Daun ubi ditumbuk, kincung serta bumbu lainnya ditumbuk, santar di peras dimasukkan dalam wajan kemudian dijerangkan api, setelah mendidih dimasukkan daun ubi yang sudah ditum buk tadi lalu ditunggu sampai masak dan garam sesukupnya,
Disajikan dalam piring atau tapak untuk lauk nasi waktu makan bersamasama atau sendiri-sendiri,
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Samba! Borsang (samba! kelapa)
Kela pa
Cabe merah, bawang merah, asam jemk sunde, garam.
Kelapa dikukur/diparut, bumbu digiling halus, lalu dimasukkan kelapa kedalam gilingah yang masih ada bumbunya tadi, kemudian baru diangkat dan dihidangkan.
Disajikan dalam tapak ·atau piring untuk lauk nasi waktu makan bersama-sama atau sendiri-sendiri.
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
175
a. Nama makanan
b. Bahan men tah
c. Bumbu/bahan
d. Cara pengolahannya:
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan mentah
c. Bumbu/bahan
d; Cara pengolahannya:
e. Cara penyajian/ Fungsinya
Gulai jelok (gulai labu)
Labu, kelapa
Cabe merah, lengkuas, kunyit, sereh, asam jeruk.
Labu dikupas dan dipotong potong, lalu kelapa diperas dan santannya dimasukkan dalam kuali/wajan, bumbu digiling halus, santan dan bumbu di didihkan setelah mendidih masukkan labu tadi dan diberi garam secukupnya, setelah masak diangkat lalu dihidangkan.
Disajikan dalam piring untuk lauk nasi waktu makan bersama-sama atau sendiri-sendiri.
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Gule pahu (gulai pakis)
Daun pakis, kelapa.
Bawang merah, cabe merah, lengkuas, jahe, kunyit asam gelugur (asam po-tong).
Bumbu digiling halus, Jalu pakis yang dibersihkan kemudian kelapa di peras dan santannya dimasukkan kedalam wajan + bumbu setelah mendidih masukkan daun pakis dan garam secukupnya, lalu diangkat setelah masak boleh pakai perencah.
Disajikan dalam piring atau tapak untuk lauk nasi waktu makan bersama-sama atau sendiri-sendiri,
f. Daerah/Masyaraci.kat: Semua daerah masyarakat Tapanuli
176
Lok al Sela tan.
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan mentah
c. Bumbu/bahan
d. Cara pengolahannya:
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan mentah
c. Bumbu/bahan
d. Cara pengolahannya;
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Gule pisang
Pisang mentah, kelapa
Bawang merah. kunyit, lengkuas,.asam jeruk/sunde, cabe, garam.
Pisang di potong-potong. bumbu digiling halurs, kelapa diperas. santannya dimasukkan dalam wajan beserta de
ngan bumbu. Setelah mendidih masukkan pisang mentah yang sudah dipotong-potong tadi lalu ditunggu sampai masak lalu dibubuhi garam. setelah masak lalu diangkat.
Disajikan dalam tapak atau piring untuk lauk nasi waktu makan bersama-sama atau sendiri-sendiri,
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Rendang Bolut
llcan belut, kelapa.
Bawang merah, cabe, lengkuas, jahe, kunyit, sereh, garam, daun jeruk purut kelapa gongseng, ketumbar.
Kelapa dan ketumbar digongseng dan digiling haus. Kelapa diperas, santannya dimasukkan dalam kuali/wajan serta dimasukkan bumbunya serta ik
.an be
lut, daun jeruk purut dan kelapa gong
seng, ditunggu sampai masak, kemudian dibubuhi garam secukupnya, lalu di
angkat dan dihidangkan.
177
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan mentah
c; Bumbu/bahan
d. Cara pengolahannya:
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b; Bahan mentah
c. B-µmbu/bahan
Disajikan dalam tapak atau piring untuk lauk nasi waktu makan bersamasama atau sendiri-sendiri,
Semua daerah masyarakat Tapanuli Selatan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Gule Batang Pisang.
Hati/isi batang pisang, kelapa,
Bawang merah, cabe, kunyit, jahe, lengkuas, daun kunyit, sereh, garam.
Batang pisang dikuliti lalu diambil isinya (umbut) lalu dipotong-potong kemudian santan dimasukkan kedalam wajan beserta bumbunya setelah mendidih dimasukkan hati batang pisang dan garam secukupnya setelah masak lalu dihidangkan.
Disajikan dalam tapak atao piring untuk lauk nasi waktu makan bersama-sama atau sendiri-sendiri,
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Gule Sumangge (= sejenis sayur parit tumbuh disawah).
Daun sumangge, kelapa, ikan sale.
Bawang merah, cabe merah, kunyit, jahe, lengkuas dan daun kunyit, sereh +
garam .
. d. cara pengolahannya: Kelapa diperas, daun sumangge disiangi, santannya dijerangkan dalam kwali/ wajan, setelah mendidih dimasukkan
178
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyaraka t: Lok al
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan men tah
c. Bumbu/bahan
d. Cara pengolahannya:
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan mentah
c. Bumbu/bahan
d. Cara pengolahannya:
daun sumangge dan garad secukupnya setelah masak lalu diangkat dan dihidangkan.
Disajikan dalam tapak atao piring. untuk lauk nasi waktu makan bersama sama atau sendiri-sendiri,
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial uasyarakat Tapanuli Selatan.
Lomang ltak (= tepung beras).
Tepung beras,
Gula merah, kelapa, daun pisang, bumbu, garam.
Kelapa diperas lalu gula me rah dimasak, daun pisang dimasukkan kedalam bambu, lalu dimasukkan gula merah, lalu dibakar sampai masak/matang lalu diangkat.
Disajikan dalam tapak atao piring untuk lauk nasi waktu makan bersama-sama atau sendiri-sendiri,
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Sasagun
T epung beras
Kelapa, gula merah, garam,
Tepung dan kelapa digongseng, kemudian gula dimasak sampai k�ntal, tepung dan kelapa digongseng tadi sudah keras berarti sudah masak lalu dimasukkan ke 'dalam gula tadi dan diaduk kemudian baru dihidangkan,
179
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat; Lok al
�· Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan mentah .c.. Bumbu/Bahan
d. Cara pengolaha-nnya:
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: lokal
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan mentah
c. Bumbu/bahan
d. Cara pengolahannya:
180
Disajikan dalam tapak atao piring unruk dimakan sedap sedapan,
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Wajit Pulut
Beras pulut Gula merah. daun pisang yang sudah tua/kering, kelapa,
Beras pulut dimasak setelah masak. kelapa diambil santannya. gula merah dimasak, kemudian setelahmendidih agak lama (sudah kental) lalu dimasukkan beras pulut yang setengah masak tadi dan diaduk di dalam kuali/wajan sampai kering dan diberi garam sedikit. setelah masak baro diangkat dan dibungkus dengan daun pisang kering/ tua.
Disajikan dalarn taqak atau piring untuk makanan sedap sedapan, dimakan bersama-sama atau sendiri-sendiri,
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan, Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Lepat Ubi
Ubi kayu
Gula merah, kelapa, garam daun pisang.
Ubi diparut dan kelapa, gula merah, diiris-iris kemudian ubi, kelapa dan gula merah dicampur lalu dibunikus dalam daun pisang setelah itu + garam secukupnya. Wajah/dandang diisi dengan air
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan mentah
c Bumbu/bahan
d. Cara pengolahannya:
e. Cara penyajian/ Fungsinya
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan mentah
c. Bumbu/bahan
d. Cara pengolahannya:
dan masuk.kan lepat tadi kedalamnya kemudian di jerangkan di atas api setelah masuk lalu diangkat dan dihidangkan.
Disajikan dalam tapak atau piring untuk makan · bersama-sama a tau sendirisendiri dan sedap-sedapan.
Sernua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Panggelong (kue dari pulut)
Tepung pulut.
Minyak makan, gula merah, garam.
Tepung beras pulut, dibulati dibentuk setelah diaduk dengan sedikit air garam, lalu digoreng di dalam kuali setelah diangkat gula merah dimasak dalam kuali setelah dibubuhi sedikit air tunggu sampai kental baru dimasukkan tepung pulut yang sudah digoreng tadi kedalam gula merah yang dimasak, setelah dingin baru diangkat dan dihidangkan.
Disajikan dalam tapak atau piring untuk dimakan sedap-sedapan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Kerupuk ubi
Ubi kayu.
Gula aren, minyak goreng.
Ubi direbus dahulu setengah masak, lalu diiris-iris kemudian dijemur, setelah kering di goreng dan gula merah
181
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarilkat: Lokal
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan mentah
c. Bumbu/bahan
d. Cara pengolahannya:
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan mentah
c. Bumbu/bahan
dimasak sampai kental. Setelah itu dimasukkan ubi yang digoreng tadi +
garam secukupnya lalu diangkat dan dihidangkan.
Disajikan dalam tapak atau piring untuk dimakan bersama-sama atau sedapsedapan.
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Ko n j i
Tepung beras.
Gula merah, kelapa.
Gula dimasak dahulu, kelapa diperas dan diambil san tannya setelah itu santan, gula, tepung beras dan garam dicampur dan diaduk sampai rata, kemudian dimasukkan ke dalam kuali lalu digongseng di atas api setelah kental baru diangkat dan setelah dingin di po tong-po tong.
Disajikan dalam tapak atau piring untuk dimakan sedap-sedapan.
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Kus Gagatel (kue angka delapan).
Tepung pulut
Min yak goreng, telor, gula putih, van iii, daun keladi.
d. Cara pengolahannya: Telor dikocok sampai kembang, setelah itu diaduk dengan tepung beras pulut
182
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan mentah
c. Bumbu/bahan
d. Cara pengolahannya:
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
sampai rata, kemudian baru dibentuk angka delapan dan masukkan minyak makan dalam wajan lalu dimasukkan kur tadi, baru dijerangkan di atas api setelah setengah masak ·lalu diangkat dan dijemur di panas terik matahari sesudah kering, lalu dimasak gula putih. Setelah cair/masak masukkan kue angka delapan tadi kedalam kuali dan diaduk sampai rata gulanya, baru diangkat dan dihidangkan.
Disajikan dalam tapak atau piring untuk dimakan bersama-sama atau sendiri-sendiri dan makanan sedap-sedapan.
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Ra b a r
Baba, nanas
Cabe merah, garam, asam, jeruk.
Garam, cabe ditumbuk halus, kemudian masukkan babal ditumbuk agak kasar baru dimasukkan nenas dan asam jeruk setelah agak halus baru di angkat dan dihidangkan.
Disajikan dalam tapak atau piring untuk dimakan bersama-sama dan sendiri-sendiri atau makanan sedapsedapan,
Semua daerah masy�rakat Tapanull Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
183
a. Nama makanart
b. Bahan mentah
. c. Bumbu/bahan
d. Cara, pengolahannya:
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
a. N ama makanan
b. Bahan mentah
c. Bumbu/bahan
d. Cara pengolahannya:
184
Sambal pati
Kelapa, ik.an teri, petai
Cabe meah garam, lengkuas, jahe, sereh, kunyit asam potong.
Semua bumbu digiling halus kecuali sereh, kelapa diperas diambil santannya lalu dimasukkan dalam kuali/wajan dan bumbu di jerangkan, setelah mendidih masukkan ik.an teri, petai dan asam potong serta garad secukupnya, lalu ditunggu sebentar 4etelah masak baru diangkat dan dihidangkan.
Disajik.an dalam tapak atau pmng untuk dimakan bersama-sama atau sendiri-sendiri dan makanan sedapsedapan,
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Sela tan.
Gule bulung gadung
Daun ubi muda.
Rias (kincung), rimbang, lengkuas (halas), sangge-sangge (serai), kelapa, jahe.
Daun ubi disiangi, dicuci lalu ditumbuk sampai lumat. Ditumbuk bersama dengan rimbang dan palangnya. Sanggesangge dipukul saja + I - 2 batang. Kemudian santannya diperas diasingkan dalam panci, Daun ubi direbus sampai mendidih kemudian dimasukkan sangge sangge/jahe, lalu masukkan santan. Setelah mendidih baru masukkan garam secukupnya lalu dimasukkan ik.an asin/ ik.an salai bakar untuk mengharumkan Setelah masak dihidangkan,
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
a. Narna rnakanan
b. Bahan mentah
c. Burnbu/bahan
Disajikan dalarn tapak dan piring un tuk
dibuat !auk nasi dan dirnakan bersarnasarna atau sendiri-sendiri,
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Gule tinggaung (= sejenis pohon menja-lar di hutan).
Daun tinggaung.
Kelapa, serah, halia, lengkuas, cabe, gararn dan beras yang digongseng yang ditumbuk.
d. Cara pengolahannya: Daun tinggaung di siangi, lalu dicuci berkali-kali. Santan diremas dan burnbu
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
a. Nama rnakanan
b. Bahan men tah
burnbunya ditumbuk kecuali sore hanya dipukul. Santan dirnasukkan ke daIarn kuali beserta bumbu-burnbunya sarnpai rnendidih, lalu dimasukkan daun tinggaung, gararn dirnasukkan secukupnya,
Lauk makan poada qesta raja raja atao atau upacara adat. Tidak boleh dirnakan rakyat biasa setiap hari sebagai gulai, Catatan: mengarnbil daun tinggaung ke hutan harus dengan upacara rnakan pulut putih agar daun tinggaung itu mudah di dapat.
Sernua daerah rnasyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial rnasyarakat Tapanuli Selatan.
Any�g pahu
Daun pakis
185
c. Bumbu/bahan
d. Cara pengolahannya:
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan mentah
c. Bum hu/bahan
Kelapa, cabe, garad , asam, bawang, udang kering/udang pukul.
Daun pakis direbus sampai masak, lalu dikeringkan dengan memakai tapisan, Kelapa digongseng sampai masak dan ditumbuk halus, cabe digiling bersama bawang dan udang sampai halsus. Kemudian di aduk dengan kelapa gongseng yang ditumbuk. Kemudian diaduk dengan daun pakis sampai bumbu merata.
Lauk makan atau jajanan/sedap-sedapan, biasanya di buat pada bulan
puasa,
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
Raum-rauman,
Mutik ni jelok (daun labu yang muda) pitola, pucuk daun ubi, pucuk jipang,
mutik jipang, terung asam, arias, palak (palang)
Bawang putih dengan daun�aunnya, garam, cabe, terasi, atau ikan laut yang mudah kering.
d. Cara pengolahannya: Direbus dahulu sayur-sayuran dan dimasukkan bumbu-bumbunya tapi cabe
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Daerah/Masyarakat: Lok al
g. Lapisan sosial
f 86
diluar.
Disajikan dalaID: piring untuk lauk nasi dan dimakan bersama-sama atau sendiri sendiri.
Semua daerah masyarakat Tapanuli Sela tan.
Semua lapisan sosial masyarakat Tapanuli Selatan.
4.9.2. Bebenlpa Jenis Makanan Orang Melayu
a. Nama makanan Halwa Pepaya.
b. Asal bahan mentah : Buah pepaya.
c. Bumbu/bahan pengolahan
d. Cara pengolahannya
e. Fungsi/cara penyajian
f. Cara makan
g. Daerah/Masyarakat lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan pengolahan
d. Cara pengolahannya
Gula putih (gula pasir), kapur sirih, benang sela dan benang tawas.
Buah kelapa dikuliti lalu direndam sambil dipotong-pQtong kemudian dibentuk diukir) menurut selera si pembuat, seterusnya direndam dalam air kapur selama 4 jam. Sesudah itu lalu direbus benang sela dan benang tawas sampai mendidih, sesudah mendidih laltt dimasukkan pepaya selama l 0 menit, kemudian. diangkat dan dikeringkan. Sesudah dingin lalu disiram dengan gula putih (gula pasir) yang sudah dipanaskan: Hal ini berulang dilakukan agar gula sampai mengental pada pepaya terse but.
Sebagai makanan sedap-sedapan waktu bulan Ramadhan dan makanan waktu menyam but hari ldul Fitri.
Makan sendiri-sendiri atau bersama-sama.
Semua masyarakat suku Melayu.
Terdapat di kota maupun di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
Halwa Pala.
Buah pala.
Gula putih, benang sela, benang tawas, pijar.
Bltah pala dikupas lalu direndam dengan garam selarna satu minggu. Sesudah itu dicuci dengan air. Seterusnya disiram atau pun dirnasak kurang, lebih 15 menit
187
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan
g. Daerah/Masyarakat
lokal
h. Kota/Desa
1. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan pengolahan
d. Cara pengolahannya
e. Cara penyajian/ fungsinya
f. Cara makan
188
dan dicampur dengan benang sela, benang tawas dan pijar kemudian dikeringkan sampai dingin. Selanjutnya gula pun dipanaskan, sesudah dingin lalu gula dicampur dengan bahan-bahan tersebut di atas.
Sebagai makanan sedap-sedapan disajikan dalam piring.
Makan bersama-sama atau sendiri-sendiri.
Semua daerah masyarakat Melayu.
Semua masyarakat kota dan masyarakat desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
Halwa Cabai.
Cabe merah, cabe hijau.
Gula putih, benang sela, benang tawas, pijar.
Semua biji-biji ca be dibuang lalu direndam dalam air garam selalu tiga hari, dalam tiga hari itu cabe dibalik-balikkan agar semuanya terendam. Seterusnya direndam dengan air kapur sirih selama 4
jam, kemudian benang sela dan benang tawas direbus sampai mendidih, lalu dimasukkan ca be selama 10 menit, lalu dikeringkan, sesudah dingin lalu disiram dengan air gula putih yang sudah dipanaskan lebih dahulu dan kemudian berulang-ulang disiram dengan air gula supaya gula mengental dalam cabe tersebut.
Sebagai makanan sedap-sedapan ditaruh dalam piring atau tapak.
Makan bersama-sama atau sendiri-sendiri.
g. Daerah/Masyarakat lokal Semua daerah masyarakat Melayu.
h. Kota/Desa Terdapat di kota maupun di desa.
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah :
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan-nya
e. Cara penyajian/ fungsinya
f. Cara makan
g. Daerah/Masyarakat
asal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahannya
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
Halwa daun pepaya.
Daun pepaya, kelapa.
Air kelapa, garam, kapur sirih, gula putih, sumba warna hijau, benang sela, benang tawas.
Daun pepaya direndam dengan air, garam selama 2 malam. Selanjutnya direndam lagi dengan air kapur sirih selama 4 jam, kemudian dicuci sampai bersih lalu direbus dengan air kelapa dan dicampur dengan benang sela, benang tawas sampai masak. lalu dikeringkan sampai kering/didinginkan. Selanjutnya disiram dengan air gula sampai manis.
Sebagai makanan sedap-sedapan.
Makan bersama-saina atau sendiri-sendiri.
Semua daerah masyarakat Melayu.
Terdapat di kota mau pun di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
Asam gelugur.
Buah gelugur muda, kelapa.
Garam, gula putih, kapur sirih. air kelapa, benang sela, benang tawas.
Asam gelugur dipotong-potong/dibentuk menurut selera si pembuat lalu direndam dengan air: garam selama tiga hari, selanju tnya lalu dicuci bersih kemudian dirr:ndam lagi dengan air kapur sirih se-
189
e. Car& penyajian/
fungsinya
f. Cara makan
g. Daerah/Masyarakat
lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat :
pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Cara penyajian/
fungsinya
f. Cara makan
190
lama 3 jam, sesudah itu lalu dicuci ke
mudian direbus dengan air kelapa se
cukupnya· lalu dicampur dengan benang
sela dan benang tawas baru dimasak.
Sebagai makanan sedap-sedapan.
Makan bersama-sama atau sendiri-sendiri.
Semua daerah masyarakat Melayu.
Semua masyarakat di kota dan masya
rakat di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
Pajeri nenas.
Nenas, kelapa, cengkeh, kulit. kayu
manis, bawang merah, serai.
Minyak goreng, cabe merah, alia Uahe),
belacan, gula merah, garam, dicampur
lalu digiling sampai halus.
Nenas dikupas dan dicuci bersih dan <li
beral menjadi empat bahagian, kemudian bagian tengahnya dibuang. Selanjutnya setiap bahagian dipotong-potong setebal 2 cm. Selanjutnya bumbu-bumbu yang sudah digiling tadi digoreng hingga wangi. kemudian nenas, cengkeh, kayu kulit manis dan serai dicampur juga dengan bumbu lalu dimasukkan. se
hingga air nenas dimasukkanlah santan kelapa. Seterusnya lalu dimasak sampai nenasnya menjadi lembek.
Se bagai lauk waktu makan pagi, siang maupun malam juga se bagai makanan upacara. perkawinan, khitanan dan lain
lain.
Makan bersama-sama atau sendiri-sendiri.
g. Daerah/Masyarakat lokal Semua daerah masyarakat Melayu.
h. Kota/Desa Terdapat di kota maupun di desa.
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
Semua lapisan sosial masyarakat Batak Toba.
Nasi manis.
b. Asal bahan mentah: Beras pulut, kelapa.
c. Bumbu/bahan alat pengolahan
d. Cara pengolahan-nya
e. Cara penyajian/ fungsi
f. Cara makan
g. Daerah/Masyarakat lokal
h. Kota(Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Bahan asal mentah :
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
Gula merah, daun pandan, garam.
Beras pulut dicuci lalu dimasak/dikukus kemudian didinginkan. Selanjutnya air perasan .kelapa dimasak bersama gula serta daun pandan dimasak dijadikan mendidih dan gula merah telah hancur lalu dimasukkan nasi pulut serta diaduk hingga sampai mengental dan bersatu. Sesudah masak diratakan di dalam talam sesudah dingin lalu dipotong-po tong.
Sebagai makanan sedap-sedapan atau sebagai makanan jajanan terutama pada waktu hari raya ldul Fitri.
Dimakan bersama-sama atau sendirisendiri oleh para tamu-tamu yang datang.
Semua daerah masyarakat Melayu.
Terdapat �i kota maupun di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
Perjaram.
Tepung �acang hijau, tepung beras.
Gula · merah, min yak goreng, kapur sirih, garam.
191
d. Cara pengolahan
e. Cara penyajian/ fungsinya
f. Cara makan
g. Daerah/Masyarakat
Tepung kacang hijau dan tepung beras digongseng sampai kuning. Kemudian gula merah dimasak dengan air hingga gula tersebut sampai mengental lalu didinginkan. Selanjutnya tepung kacang hijau, tepung beras dicampur dengan gula · merah serta diaduk sampai rata hingga bersatu kemudian dipotong-potong, sesudah itu disiram dengan tepung
beras 'yang sudah diairi lalu digoreng.
Sebagai makanan sedap-sedapan.
Dimakan bersama-sama atau sendirisendiri.
lokal Semua daerah masyarakat Melayu.
h. Kota/Desa Terdapat di kota maupun di desa.
1. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahannya
e. Cara penyajian/ fungsinya
g. Daerah/Masyarakat lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
192
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
Lenggenang.
Beras pulut.
Minyak goreng, garam secukupnya.
Beras pulut lebih dahulu dicuci lalu dimasak/dikukus kemudian dicampur dengan garam, sesudah dimasak diangkat dan diratakan di atas talam, kemudian dipotong-potong sesuka hati, dijemur sesudah kering barn digoreng.
Sebagai makanan sedap-sedapan.
Semua daerah masyarakat Melayu.
Terdapat di kota maupun di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahannya
e. Cara penyajian/ fungsi
f. Cara makan
g. Daerah/Masyarakat lokal
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahannya
Dodo/.
Tepung pulut, labu lemak.
Kelapa (santan), gula merah, bawang merah, minyak goreng, kunyit.
Labu dipotong-potong dan direbus sampai masak lalu diremas-remas sampai hancur. Kemudian bawang dan kunyit tersebut terbuang. Selanjutnya tepung dicampur bersama labu serta santan kelapa dan dimasukkan ke dalam kuali dan dimasak betul-betul lalu dimasukkan gula sedikit demi sedikit sampai gula tersebut mencair, lalu dimasak sampai mendidih hingga menjadi kental dan dapat dipotong-potong.
Dihidangkan pada hari raya, di sarnping itu juga dihidangkan waktu kenduri, sunatan, perkawinan dan lain-lain.
Makan sendiri-sendiri atau bersama-sama.
Semua daerah masyarakat Melayu.
Terdapat di .kota maupun- di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
Bubur pedas:
Beras, kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu, pisang, kentang, labu lemak, daun jeruk purut, daun kunyit, daun mengkudu, bawang prei, daun sup (seledri).
Garam, santan kelapa, udang basah/ daging ayam, kerang rebus, jintan manis dan jintan putih.
Lada halus, buah cengkeh, buah pala, kulit kayu manis, halia (jahe) semuanya digiling ·sa�pai halus lalu ditumis. Selanjutnya apabila beras, kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu, pisang, kentang,
193
e.
f.
g.
h.
i.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
a.
b.
c.
d.
194
Cara penyajian/ fungsinya
Cara makan
Daerah/Masyarakat lokal
Kota/Desa
Lapisan sosial
Nama makanan
Asal bahan mentah:
Bumbu/bahan alat : pengolahan
Cara pengolahan
Cara penyajian/ fungsinya
Cara makan
Daerah/Masyarakat lokal
Kota/Desa
Lapisan sosial
Nama makanan
Asal bahan mentah:
Bumbu/bahan alat : pengolahan
Cara pengolahan-nya
labu lemak sudah lembek lalu dicampur dengan daun jeruk purut, daun kunyit, daun mengkudu, bawang prei dan daun sup. Sesudah agak masak lalu dicampur lagi dengan bumbu-bumbu tadi diaduk dan dimasak sampai menyusut hingga mengental.
Makanan sajian waktu berbuka puasa dan disajikan dalam piring.
Dimakan bersama-sama oleh keluarga.
Semua daerah masyarakat Melayu.
Terdapat di kota dan di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
Bubur Jagung.
Jagung muda, daun pandan wangi
Gula merah, garam, santan kelapa, kemudian dimasak sampai mendidih.
Jagung diiris-iris lalu direbus dengan air secukupnya sampai lembut.
Sebagai makanan sajian waktu berbuka puasa.
Dimakan bersama-sama oleh keluarga.
Semua daerah masyarakat Melayu.
T erdapat di kota maupun di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
Pin dang.
Ikan belanak.
Tomat masak dibelah-belah, asam gelugur dipotong-potong, cabe rawit, garam secukupnya kemudian dimasak.
Alia (jahe), bawang merah, biji bawang ·
keling, batang serai semua diisir-iris/di-
e. Cara penyajian/ fungsinya
f. Cara makan/ pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat lokal
h. Kota/Desa
i. 4_pisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat pengolahan
d. Cara pengolahannya
e. Fungsi/cara penyitjian
f. Cara makan/ pengkonsumsian
g. Daerah/Mssyarakat lokal
h. Kota/Desa i. Lapisan sosial
a. Nama makanan b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
potong-potong sampai halus, lalu diaduk/ dicampur dengan air.
Sebagai makanan sedap-sedapan dan disajikan di waktu bulan puasa.
Pibidangkan bersama nasi pada waktu pagi.
Semua daerah masyb'akat Melayu. Terdapat di kota maupun di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
Pa is
Ikan gembung.
Santan kelapa, garam.
Daun k�nyit, daun asam gelugur dan daun pisang, batang serai, bawang merah diiris-iris/dipotong-potong, kemudian cabe merah ditumbuk sampai halus lalu dicampur seterusnya dimasak.
Makan bersama-sama ataupun sendirisendiri.
Makan bersama-sama atau sendiri-sendiri.
Semua daerah masyarakat Melayu.
Terdapat di kota maupun di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
Gulai lemak ikan.
Ikan bawal atau senangin.
Cabe merah, bawang merah, ketumbar, serai, asam potong atau asam gelugur, kunyit, alia (jahe), jeruk purut, santan kelapa, tomat yang masak dan garam. Semuanya bumbu terse but dicampur lalu dimasak bersama-sama.
195
d. Cara pengolahan-nya
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/ pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat lokal
h Kota/Desa
l. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah :
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
II<an disisiki (dibuang sisiknya/kulitnya) lalu dipotong-potong menurut selera).
Sebagai lauk waktu makan pagi, siang siang dan malam.
Dihidangkan bersama nasi.
Semua daerah masyarakat Melayu.
Terdapat di kota maupun di desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
Batok
II<an senangin
Cabe merah, cabe rawit, ketumbar, kunyit, alia (jahe), bawang merah, garam, semua digiling sampai halus, kemudian daun bebuas, daun semangka, pucuk leban, labu lemak, daun sikentut, daun kunyit, serai dan asam gelugur di iris
iris/dipotong-potong sampai kecil-kecil. Selanjutnya ikan dimasak, sesudah ikan tersel;>Ut mendidih lalu masukkan bumbu-bumbunya hingga daun tadi sampai lembut lalu dicampurlah dengan santan kelapa.
d. Cara pengolahannya: Ikan dibecsihka n dan isi perutnya di
buang lalu di cuci serta dikeringkan .sampai satu malam. Selanjutnya lalu tulang tulangnya dibuang.
e.
f.
g
h.
196
Cara penyajiannya/: fungsi
Cara makan/Peng- : konsumsian
Daerah/Masyarakat: Lokal.
Kota/Desa
Sebagai lauk sedap-sedapan waktu makan siang, pagi dan malam.
Dihidangkan beserta nasi.
Semua daerah masyarakat Melayu.
Semua yang terdapat di Kota maupun di Desa.
Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahannya:
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Cara makan/Pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat: Lokal.
h Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
Gulai lemak ketam
Ketam (Kepiting)
Cabe merah, ketumbar, alia Gahe) kunyit dan garam semuanya digiling sampai halus. Kemudian daun jerruk purut, serai diiris-iris, Selanjutnya bumbu-bum bu tadi dimasak bersama san tan kelapa lalu dimasukkan ketam (kepiting) sampai mengental betul.
Ketam (kepiting) dipotong-potong dan dicuci sampai bersih lalu dikeringkan.
Sebagai lauk un tuk makan siang, pagi dan malam.
Dihidangkan bersama nasi,
Semua daerah masyarakat Melayu.
Terdapat di Kota maupun di Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
Rendang Putih
Daging lembu atau daging kerbau.
Santan, cengkeh, kulit manis, bawang merah, jeruk asamt. ketumbar jintan putih, jintan manis, kemiri, alia (jahe) bawang putih, serai.
·
Selanjutnya bumbu�bumbu tersebut di atas digiling san1pai halus lalu ditumis sampai bau wangi, kemudian dimasukkan daging, cengkeh, kayu manis dan diaduk pelan-pelan sehingga menjadi rata �udah itu baru dimasak lagi deg.gan ru.juan agar daging lembu/kerbau men-
197
jadi lembek. Selanjutnya sesudah daging tadi lembek dimasukkanlah perasan kelapa (santan) dan perasan jeruk nipis hingga sampai mengering (kental).
d. Cara pengolahannya: Daging lembu atau daging kerbau dipotong-potong menurut selera lalu dikeringkan.
e. Cara penyajian/ Fungsinya
Sebagai lauk sedap-sedapan waktu makan pagi, siang, malam dan dihidangkan pada waktu hari raya, menyambut tamu-tamu ketika mengadakan kenduri, perkawinan disajikan dalam piring.
f. Cara makan/Peng- : konsumsian
g. Daerah/Masyarakat: Lokal.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah :
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan.
d. Cara pengolahannya:
Makan bersama-sama atau sendiri-sendiri,
Semua daerah masyarakat Melayu.
Terdapat di Kota maupun di Desa,
Semua lapisan sosial masyarkakat Melayu.
Lan cut
Cabe merah, cabe rawit, bawang merah, limau.
Garam, belacan yang sudah di bakar.
Cabe dicuci bersih lalu dipatah-patahkan menjadi 3 atau 4 bahagian kemudian bawang diiris-iris lalu dicampur dengan bumbu-bumbu.
e. Fungsi dan cara Sebagai alat pembuka selera makan dan penyajian dihidangkan waktu pagi, siang dan ma
lam.
f. Cara makan/Peng- Dihidangkan bersama-sama dengan nasi. konsumsian.
g. Daerah/Masyarakat: Semua daerah masyarakat Melayu. Lokal.
198
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan men tah :
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan.
e. Cara pengolahannya:
e. Cara penyajian/ Fungsinya
f. Cara makan/Pengkonsumsian.
g. Daerah/Masyarakat: Lokal.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan men tah :
c. Bumbu/Bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahannya:
e. Cara penyajian/ Fungsinya
terdapat di Kota dan di Desa.
Semua lapisan sosial masyarkakat Melayu.
Samba} kerak kelapa.
Kelapa, bawang merah, jeruk nipis,.
Cabe merah, garam.
Kelapa dicungkil dari batoknya lalu digiling agak kasar, kemudian bumbubumbu digiling sampai halus lalu dicampur dengan air perasan limau sundai atau jeruk nipis.
Dihidangkan waktu makan pagi, siang malam.
Dihidangkan bersama nasi.
Semua daerah masyarakat Melayu.
Terdapat di Kota maupun di Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
Sambal serai
Serai, kepah basah, kelapa , asam potong, daun jeruk purut.
Cabe merah, ketumbar, alia (jahe), kunyit, bawang merah dan garam.
Serai, kepah digiling lalu dicampur dengan daun jeruk peurut, kemudian dimasak bersama air perasan kelapa hingga sampai mengering. Selanjutnya dicampur dengan bumbu lainnya.
Sebagai iauk untuk makan pagi, siang dan malam.
199
f. Cara makan/Peng- Dihidangkan bersama nasi. konsumsian.
g. Kota/Desa Terdapat di Kota dan di Desa.
h. Daerah/Masyarakat: Semua daerah masyarakat Melayu. Lokal.
i. Lapisan sosial Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
a. Nama makanan Samba! asam
b. Asal bahan mentah: Cabe merah, cabe rawit, bawang merah. limau sundai.
c. Bumbu/bahan alat : Garam, air masak. pengolahan.
d. Cara pengolahan Cabe, garam digilihg agak kasar dan dicampur bersama perasan air limau sundai sampai terasa asam, kemudian dicampur dengan bawang yang sudah diiris-iris serta diaduk bersama sampai merata.
e. Fungsi dan cara penyajian.
f. Cara makan/Pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat: lokal.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan rnentah:
c. Burnbu/bahan alat : pengolahan
200
Sebagai lauk nasi waktu makan
Dihidangkan bersama nasi wak tu makan pagi, siang dan malarn.
Seluruh masyarakat suku Melayu.
Terdapat di Kota maupun di Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
Anyang paku (pakis)
Paku (pakis), limau sundai atau jeruk nipis, kelapa, bawang merah.
Cabe merah, cabe rawit, alia (jahe) udang basah yang sudah digoreng, gararn.
d. Cara pengolahannya: Palcu (pakis) dibersihkan dan ctipotong potong bersarna bawang dan batang
serai. Kemudian dicampur serta diaduk sampai merata lalu dicampur bersama bumbu-bumbu.
e. Fungsi dah cara penyajian
f. Cara makan/Peng-konsumsian.
g. Daerah/Masyarakat: lokal.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. N ama makanan
b. Asal bahan men tah :
c. Bumbu/bahan alat pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/Peng-konsumsian.
g. Daerah/Masyarakat Lok al.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
Sebagai makanan pada bulan Rhamadan waktu berbuka puasa.
Dihidangkan bersama nasi.
Semua daerah masyarakat Melayu.
Terdapat di Kota maupun di Desa.
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
Anyang Udang Sungai
Udang g,ingai. jeruk nipis.
Cabe merah, cabe rawit, ketumbar alia (jahe) lengkuas, serai, bawang merah, garam.
Udang dicuci dan dikeringkan lalu diremas-remas asam sehingga masak, kemudian dicuci lalu dicampur bersama bumbu-bumbu yang sudah digiling dan di aduk sampai rata dengan air perasan jeruk nipis lalu terasa asam.
Sebagai lauk sedap-sedapan waktu pergi bertamasya.
Disajikan bersama dengan nasi,
Semua daerah masyarakat Melayu.
Terdapat di Kota maupun di Desa.
Semua fapisan sosial masyarakat Melayu.
201
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah :
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
Anyang Umbut PlSitftg..
Umbut Pisang.
Cabe merah, batang serai, halian Gahe) bawang merah, lengkuas, udang, kelapa yang sudah digongseng, asam jeruk nipis, garam.
Kemudian dicampur dengan umbut pisang tersebut.
d. Cara pengolahannya: Umbut pisang dicuci dan dicincang sampai halus kemudian diremas-remas dengan idicampur bersama bumbubumbunya serta diaduk dengan air perasan jeruk nipis sampai merata.
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Cara makan/Peng-konsumsian.
g. Dae rah/ masyaraka t: Lokal.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat pengolah
d. Cara pengolahannya:
e. Fungsi dan cara penyajian
202
Sebagai lauk un tuk makan pagi, siang dan malam di sajikan dalam piring.
Dihidangkan bersama dengan nasi
Semua daerah masyarakat Melayu. ·
Terdapat di Kota maupun di Desa,
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
Anyang ayam
Ayam
Cabe merah, kelapa yang sudah digongseng, bawang merah, ketumbar halia (jahe), batang serai, beras gongseng, Iengkuas, jeruk nipis dan garam, ditumbuk bersama-sama.
Ayam dipotong serta dibersihkan dan dipanggang, kemudian dipisahkan dari tulang-tulangnya lalu dipotong-potong menurut selera,
Sebagai lauk sedap-sedapan menyambut hari raya.
f. Cara makan/Peng- : Dihidangkan bersama dengan nasi, konsumsian.
g. Daerah/Masyarakat Semua daerah masyarakat Melayu. Lokal.
h. Kota/Desa Terdapat di.Kota maupun di Desa,
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d; Cara pengolahannya:
e. Fungsi dan cara penyajian,
f. Cara makan/Pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat: Lokal.
h. Kota I Desa
i. Lapisan sosial
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
Kelaka
Beras pulut.
Kadang-kadanggula merah, gula putih, dan garam,
Setelah beras ditumbuk sampai berbentuk tepung kemudian dicampur dengan air daun pa ndan serta kapur sirih hingga bersatu. Selaajutnya tepung tersebut dibagi-bagi' kira-kira sebesar 2 x gulL sudah itu dimasukkan, gula lalu dibentuk billat, kemudian direbus sampai m endidih dan sesudah m endidih diangkat. K emudian dilumuri dengan kelapa yang sudah diparu t serta dicampur garam,
Sebagai makanan sedap-sedapan,
Makan bersama-sama atau sendiri-sendiri,
Semua daerah masyarakat M elayu.
Terdapat di Kota maupun di Desa,
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
a. Nama makaan Torak
b. Asal bahan mentah: Beras, durian.
203
c. Bumbu/bahan alat : pengolahan
d. Cara pengolahan
e. Fungsi dan cara penyajian,
f. Cara makan/Peng-konsumsian
g. Daerah/Masyarakat: Lokal.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/Bahan alat : pengolahan.
d Cara pengolahannya:
204
Kadang-kadang gula merah, gula putih, santan kelapa.
Beras ditumbuk dijadikan tepung dan dicampur dengan durian kemudian diaduk pelan-pelan lalu dimasukkan ke dalam daun pisang yang telah diben tuk bulat. Sela.JJjutnya dimasukkan ke dalam kual�'
wajan, lalu di masakkan sampai m �ndidih kemudian sesuda h masak lalu dipotong-poto!lg.
Sebagai makanan sedap-sedapan,
Makan sendiri-sendiri atau bersama-sama. sama,
Semua daerah masyarakat M elayu.
Terdapat di Kota maupun di Desa,
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
Lepat Berinti
Beras·pulut
Gula merah, ganilli, garam
Beras ditumbuk menjadi tepung kemudian daun pandang ditumbuk dan airnya di ambil untuk di campur dengan santan.
Selanjutnya santan dan daun pandan dicampur dengan tepung, lalu diaduk s sampai bersatu dan padat hingga dapat dibentuk, kemudian dibungkus dengan daun pisang dan pada bagian tengahnya diberi inti secukupnya waktu membungkusnya pada bagian alam daun pisang diolesi dengan santan lalu dimasak.
e. Fungsi dan cara Sebagai makanan sedap-sedapan. penyajian.
f. Cara makan/Peng- Makan bersama-sama atau sendiri-sen-konsumsian diri.
g. Daerah/Masyarakat Semua daerah masyarakat Melayu. Lokal.
h. Kota/desa Terdapat di Kota maupun di Desa.
i. Lapisan sosial
a. Nama makanan
b. Asal bahan mentah:
c. Bumbu/bahan alat : pengolah
d. Cara pengolahannya:
e. Fungsi dan cara penyajian
f. Caramakan/Pengkonsumsian
g. Daerah/Masyarakat Lok al.
h. Kota/Desa
i. Lapisan sosial
Semua lapisan sosial masyarakat Melayu.
Lasidah
Tepung terigu, bawang merah.
Gula putih, vanilli, air dingin dan minyak goreng.
Bawang merah diiris-iris sampal halus. Selanjutnya tepung, gula. air, vanilli diccampur menjadi satu dan dimasak lalu diaduk pelan-pelan agar tepung jangan sampai · mengental. Sesudah agak mengendal seluruhnya lalu minyak goreng dimasukkan dari bagian pinggir dengan cara meneteskannya dan kembali lagi dimasak. Selanjutnya sesudah siap di masak baru didinginkan kemudian dibentuk bulat-bulat sebesar telur ayam, lalu pada bagian atasnya diberi bawang goreng.
Sebagai makanan sedap-sedapa n.
Makan bersama-sama atau sendiri-sendiri.
Semua daerah masyarakat Melayu.
Terdapat di Kota maupun di Desa.
Semua fapisan sosial masyarakat Me-. Layu.
205
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Makanan Orang Batak Toba
Setelah memperhatikan uraian, penjelasan dan contoh-contoh
dari Bab-bab terdahulu, maka sampailah kita pada kesimpulan
kesimpulan mengenai makanan orang Batak Toba seperti berikut
ini:
a. Jenis-jenis makanan pada masyarakat Batak Toba mulai dari bahan mentah yang langsung dapat dimakan sampai dengan makanan yang merupakan hasil mak11nan yang kompleks
sangat banyak macamnya . .Yang agak sedikit ialah makanan
dari proses peragian. Jenis-jenis makanan ini pada umumnya
bersamaan untuk seluruh masyarakat Batak Toba.
b. Mengenai konsep makan bagi masyarakat Batak Toba, ialah bahwa yang disebut makan ("mangan") ialah makan nasi
dengan lauk-pauknya secara rutin dua kali sehari yakni makan siang dan makan sore/malam. Makan seperti yang dimaksud
dalam konsep ini selalu dilakukan atau dipenuhi walaupun
su?ah kenyang dengan makan kecil ataupun jajan.
c. Mengenai fungsi-fungsi makanart untuk masyarakat Batak Toba, dapat dibedakan fungsi pada makanan pokok (makanan
sehari-hari) dan fungsi dari makanan yang tidak tergolong
makanan pokok. Fungsi makanan pokok ialah untuk makan
sehari-hari, untuk makan sampingan, makan untuk menyambut tamu dan makan untuk upacara-upacara. Selain makanan
206
pokok, maka makanan yang bukan makanan pokok pun mempunyai fungsi-fungsi tersendiri, yakni untuk fungsi kenikma tan semata-mata, untuk fungsi makan dalam keadaan darurat, untuk fungsi sosial dan fungsi lainnya.
d. Kaitan antara makan dengan sistem nilai yang dianut oleh masyarakat Batak Toba ialah dengan melestarikan 'Ylljud makanan dan cara-cara kelakuan makan. Hal ini nampak jelas dalam penyajian dan pembagian "tudu-tudu ni sipanganon"
yang merupakan "Jiwa" dan "Semangat" adat bagi masyarakat Batak Toba.
e. Mengenai makan dan makanan pada masyarakat Batak Toba terlihat adanya suatu sistem kepribadian serta sistem saraf dari masyarakat Batak Toba. Ini nampak dalam konsep makan (mangan) yang senantiasa harus terdiri dari nasi dan lau�-pauknya serta waktu makan dua kali sehari, yakni makan siang dan makan sore/malam. Wujud makanan tertentu ·untuk suatu upacara tertentu juga tidak dapat dirubah dan lebih baik tidak disajikan apabila ketentuan yang sudah menjadi tradisi tidak dapat dipenuhi karena hal itu mengganggu sistem saraf dan sistem kepribadian masyarakat.
f. Makanan orang Batak Toba umumnya dapat dikategorikan sebagai makanan "keras" dalam arti rasa asin, rasa asam dan rasa pedas sangat jelas, sedang rasa manis dan rasa lemak sangat kurang.
5.2 Makanan Orang Angkola Mandailing
a. Sebagai sub suku dari suku Batak, maka konsep dan pengertian makan bagi orang Angkola - Mandailing hampir sama saja dengan konsep dan pengertian makan bagi orang Batak Toba. Bedanya ialah konsep makan bagi Angkola Mandailing adalah 3 (tiga) kali sehari.
b. Mengenai jenis-jenis makanan mulai dari makanan mentah yang langsung dapat dimakan sampai ke makanan sebagai basil masakan kompleks, juga hampir sama. Yang membedakan ialah perbedaan makanan karena pengaruh agama. Di Angkola Mandailing tidak dijumpai. makanan yang diharamkan agama Islam, seperti babi, anjing dan darah.
207
c. Tentang fungsi-fungsi makanan, seperti untuk makan seharihari, makan tambahan, menjamu dan upacara-upacara adat, fungsi-fungsi tersebut dijumpai secara bersamaan bagi untuk orang Batak Toba maupun orang Batak Angkola Mandailing.
d. Kaitan antara makan/makanan dengan nilai-nilai sosial kultural hampir tidak dapat dicari perbedaan antara nilai sosial kultural makanan bagi orang Batak Toba di Angkola Mandailing. Hal ini jelas sekali pada makanan-makanan yang diperuntukkan bagi upacara adat.
e. Mengenai kebiasaan makan/makanan bagi orang Angkola Mandailing sama saja dengan orang Batak Toba, di mana hal itu sudah menjadi suatu kepribadian dan merupakan suatu susunan syaraf masyarakat yang sulit diubah atau dipengaruhi.
f. Kesan umum mengenai makanan Angkota - Mandailing, juga sama dengan makanan orang Batak Toba yakni "keras" dalam arti untuk rasa asin, rasa asam dan rasa pedas sangat jelas.
5.3 Makanan Suku Melayu
a. Orang Melayu dan orang Batak Toba memang dua suku yang mempunyai perbedaan. Suku Melayu termasuk Deutro Melayu sedang suku Batak termasuk Proto Melayu. Selain itu suku Melayu hampir seluruhnya memeluk agama Islam, sedang orang Batak Toba kebanyakan beragama Kristen.
b. Karena suku Melayu umumnya tinggal di tepi pantai maka jenis-jenis makanan mulai dari makanan mentah yang langsung dapat dimakan sampai ke makanan basil makanan kompleks sesuai dengan dimakan sampai ke makanan basil makanan kompleks sesuai dengan bahan mentah yang tersedia, maka jumlah macamnya agak kurang dibanding dengan makanan Batak Toba.
c. Mengenai konsep makan bagi suku Melayu sama saja dengan konsep makan bagi orang Batak Toba, yakni bahwa yang disebut makan ialab makan nasi dan lauknya, serta waktu makan 2 sampai 3 kali sehari.
d. Fungsi-fungsi makanan seperti yang dijumpai pada masyarakat Batak Toba dan Angkola Mandailing secara persis dijumpai juga pada fungsi-fungsi makanan pada suku Melayu.
208
e. Kai tan antara makanan dengan nilai kultural bagi suku Melayu
sama juga seperti pada suku Batak yaitu Batak Toba dan Angkola Mandailing. Baile makanan yang diperuntukkan untuk upacara adat atau pun agama kita lihat bahwa di samping nilai nutrisional juga nilai kultural didapati pada makanan tertentu suku Melayu.
f. Bahwa kebiasaan makan/makanan merupakan suatu kepribadi
an dan merupakan susunan syaraf masyarakat. hal itu berlaku juga bagi suku Melayu.
g. Kesan umum mengenai makanan Melayu, ialah cenderung kepada yang ''berwatak" manis, berlemak dan "kurang 'dalam
rasa pedas.
5.4Sa ra n
Berdasarkan pengamatan selama pengumpulan data aspek
· makanan ini, tim merasa perlu mengajukan saran-saran seperti
di bawah ini:
a. Dalam rangka Ketahanan Nasional berkaitan dengan masalah pangan terutama sekali menghindari kerawanan pangan, maka dirasa perlu lagi diadakan pendalaman khusus mengenai kon
sep makan orang-orang Batak Toba (demikian juga bagi orang Angkola Mandailing dan Melayu).
b. Pola makanan "4 sehat 5 sempuma" perlu dimantapkan di tengah masyarakat Batak Toba melalui jalur budaya, karena konsep makan/makanan yang sudah menjadi sistem kepribadi
an dan sistem syaraf masyarakat itu sulit dirubah melalui jalur ilmu pengetahuan (nutrisional).
c. Kebiasaan pengk·onsumsian makanan tambahan seperti ubi dan jagung per]u diterapkan secara intensif dan merata di tengah masyarakat sehingga makanan pokok itu tidak selalu tergantung pada nasi/beras.
d. Dalam hubungan pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional, diperlukan usaha saling memperkenalkan konsepkonsep makan dan makanan antar suku atau kelompok masyarakat lokal di Indonesia melalui pengenalan langsung atau melalui jalur informan tertentu.
A
Aek godang itu ........ .
Aek sitio-tio
Ale-ale
Amang boru
Arna naposo
Amang tua
Amanguda
Ambasang
Ampapaga
Ansimun
Ansimun-ansimun Ansimun pangalamboki
Antajau
Anyang ayam
Anyang pahu
Anyang paku
Anyang udang sungai
Anyang umbut pisang
Aramoja
Arga do bona ni .........
Asam gelugur
Ate-ate
Atuk
210
IND E KS
B
Babi ambat Banpo Batak Bangu n-bangun Banua ginjang Banua tonga Bantia toru Bao Batok Batu na pir Batu ni pinasa Begu Begu ganjang Begu numur Begu simadang-adang Be re Boan Bona ni ari Bona ni pisana Bona tulang Bona pasogit Boru Boru ampuan Botik Bubur gadong Bubur jagung Bubur Pedas Bulung ansimun Bulung botik Bulung gadong Bunian tondi
D
Daging. daging gabe tano Dalihan na tolu Dangket-dangket Datu Daun ubi tumbuk Debata Mulajadi Nabolon Debata na niida
211
Dengdeng
Dengke
Dengke na hinobolan
Dengke na niarsik
Dengke na niura
Dengke simudur-udur
Dengke na tinombur
Disu but
Dodo!
Dolung-dolung
Dongan sabu ruha
Dongan sahuta
Dongan tubu
Dos ni roha si bah en na sau t
E
Elek marboru
Esek-esek
G
Gabe
Gabur-gabur
Ga dong
Gadong robus
Gantalan
Gulamo
Gl'lai lemak i kan Gulai lemak ketam Gule batang pisang
Gule bulung gadung
Gule jelok
Gule koring
Gule pahu
Gule pisang
Gule polin
Gule sumangge
Gule tinggaung
Gundur pangalamuni Guru Tateabulan
212
H
Haga be on
Halak Batak
Halak hita
Halak na paompu-ompu
Halas Hasoli
Halwa cabai Halwa daun pepaya
Halwa pala
Halwa pepaya
Hamoraon
Hangoluan. siapari
Hare
Hasangapon
Hasuhu ton parboru
Hata torop
Hatumbor
He la
Hois
Holi Honas Horas jala gabe Hosa gabe alogo
Hontas
Hula-hula
I
Ihur, ihur - ihur
lkan anyang lkan asam Ikan boyom lkan gule koring Ikan panggang Ikan gule san tan
Ikan sombom
Inang naposo lnang tua Inang uda
Incor na di lomang
213
Indahan arian
lndahan na hinunikan
lndahan sinaor
In dot
J
Jagung robus Jagung tua re bus
Jam bar
Jam bar hata
Jam bar hepeng
Jarnbar juhut
Jarnbu aek
Jelok robus
Jipang robus
Jongjong hau, na so
Joring
Juhut Juhut anyang babiat
Juhut na binontaran Juhu t na di tu tung
Juhut na dianyang
Juhut na ginotaan
Juhut na marsaudara Juhut na ni arsik
K
Kacang dali Kacang ijo Kac ang ro bus
Kelaka
Konji
Kue gagatel
L
Lae Lampet
Lancut
Lansat.
214
Lapa-lapa pe ...... Lasiak Lasidah La tong Lenggenang Lepat berinti Lomang itak Lorn pan
M
Malua sian pangkangkungi Mamampe goar Mamampe harajaon Mamampe marga Mamele simangot Mamestahon hu ta/manosor Mamosuri Manaba hau Manaru/manu but tukang Manaruhon aek ni unte Manaruhon indahan pohol-pohol Manat mardongan tu bu Mangadati Mangalehon piso-piso Mangalehon tanda Mangalehon ulos tondi Mangan Mangan babi ambat Mangan babi sitio-tio Mangan gadong/manggadong Mangan sibuha-buhai Mangarapot Mangarsik Mangebang/maronan-onan Manggoar Manggorga Mangguntari natua-tua Mangindahan Mangirdak Mangkaroani
215
Mangompoi/mamongoti jabu
Mangompoi jahu
Mangongkal holi
Mangungkap hombung
Mamampe harajaon
Mamape marga
Mamele simangot
Mamestahon hu ta.1manosor Mamosuri
Manaba hau
Manaru./manubut tukang
Manaruhon aek ni unte
Manaruhon indahan pohol-pohol Manat mardongan tu bu Mangadati
Mangalehon piso-piso Mangalehon tanda Mangalehon ulos tondi Mangan
Mangan babi ambat Mangan babi sitio-tio
Mangan gadong/manggadong Mangan sibuha-buhai
Mangarapot
Mangarsik
Mange bang/maronan-onan
Manggoar Manggorga Mangguntari natua-tua
Mangindahan Mangirdak M angkaroani
Mangompoi/mamongoti jabu
Mangompoi jahu
Mangongkal holi
Mangungkap hombung Mangupa Mangupa-upa
Manimbung rap tu
Maningkir tangga
216
Manjalo sulanfiSUlang di pahompu Manuan ompu-ompu Manuhil Manuk nira polin
Manuk na bontar Manuruk-nuruk Marama Maranak Maranggi Marangkang Marbagi di na Marbegu na mate Marboru Mardebata Marga
Marhata sinamot Marina Marindahan sipaet-paet Maritak gurgur Mari to Marlae Marmanuk di ampang Marparuhaon Marsahata Marsanti/Mangalahat Martonggo raja Martua, na martua Martutuaek Marunjuk Matumona Me bat Molo tangkas di
N
Na hinobolan Namboru Na marngingi Na marsanggulan Na martua
217
Na nilampian
Na nirungrung
Na pinadar Na pinanggang Na siniraan Nantulang Ndang jadi hu N dang tarahu t
Nasi manis Natoras
0
0, tano Batak ....... .
Ojahan Ompung bao Ompu martidohon Ompung suhu t On de-on de Osang
p
Padao hangalan
Padao parsili
Padao sipaim bar Paebathon Pais Pajeri nenas Pale-pale Pali a Pamultak Panahui Panamboli Pan agkok saring-saring Panangkok ulu singa/ulu gordang Panggagatan Panggelong Pangolian ni na marhaha marahggi Pangula ni huria Paompohon Paorohon/Patunangkon
218
Paraithon Paranak Parboru Pariban Pannasak Parsoburan Partauat ni natura-tua Partuturan Paruhaon, marparulraon Parumaen Pasahat abal-abal/parboni-bonian/palangka ni hoda Pauba goar Paulak tukang Perjaram Pesta ramot-ramot Pinasa Pin dang Pisang Pisang ro bus Pohul-pohul Ponsal Pora-pora Purba Pust aha Pusu-pusu
R
Ra bar Raja Raja lsum baon Raja na di jolo Raru Raum-rauman Raw an Rendang bolut Ren dang pu tih Rias Ripe,saripe Ron dang Rungkung
219
s
Saama saina
Sabala Sambal asam
Sam bal as am binjei
Sam bal borsang Sambal kerak kelapa Sambal pati Sam bal serai
Sam bal tuktuk
Sangsang
Saompu, saompung
Sarimatua
Sasagun
Saur matua Sendor
Sera-sera
Sialagundi
Siallangon
Sibaran
Sihorput
Silaon
Simangot ni natua-tua
Simatua boru
Sirna tu a. doli
Simarate-ate Sim arsin ta-sin ta
Sinasok Sipanganon Si Raja Batak
Sirungguk sitata
Sisoli-soli uhum Sisuban Sitompion na godang Sitaratullit Sitomgom Soit Solo bean Somba-somba
Somba marhula-hula
220
Sombaon
Sotul
Suhat aek
Suhat robus
Suhut Sulang-sulang hariapan Sunmg-surung
T
Tarn bar
Tanggo-tanggo na godang
Tano Batak
Tape
Tardidi
Tarutung
Tilahaon
Tinipa
Tondi
Tondi gabe begu
Torak
Toning
Tuak
Tuak tangkasan
Tu bis
Tudu-tudu ni sipanganon
Tu go
Tugo arian
Tulan panjungkat
Tulang
u
Ulu Ulu paung Umpasa Ungkapan Unte albung Unte manis Upa bona ni ari Upa boru ampuan
22J
Upa hela
Upa panamboli
Upa pangalapa
Upa pangolian
Upa panungkun
Upa raja
Upasuhut
Upa tulang tangkas
Ura-ura
222
SUMATERA UTARA Skala 1 : 1.875.000
.s .. <. """ ,..
Tapanufi Selauin
s
223
PETA KABUPA TEN TAP ANUU UT ARA
Skala 1 : 7 50.000
Tanah Karo
v I
224
Onan Ganjang
' ' - � ... '
\
Ke Sibolga '
...
v
� s
____ G,.aro�a
• Tarutuni: Pangaribuan
1 ....... ,
Sarulla �
'
/
/ I I I
/
Tapanuli Selatan
\ �-
DESA LUMBAN T AMBAK
=
S AEK BOLON
- �� - - - -
Lumban Gambiri i::
SD INPRES LBN T AMBAK
SMA SILAEN c
\l
4 s
DESA LBN. TAMBANI
O SMPSILAEN
'
SKALA 1 : 200.000 25
PERKAMPUNGAN ·�
.Zi:
--
--
--
225
226
DESA SITORANG IV
Desa Sitorang I I•
'
I
- ... - - -·- -
� SlTORANG IV ::I
Tanoegar 0
- - - - -- - - -- - - - - - - - - -
SKALA: l 200.000
l52
1.a.b,e .,..._.
fH\,U'I.
SOlT
227
I
.. , ' '\\
( ' - -· ..... ,. \ \ )·. ' '
NAMA-NAMA ''PARJAMBARAN" PADA KERBAU INI SAMA JUGA DENGAN NAMA-NAMA "PARJAMBARAN" PADA BABI.
228
1.
2.
3.
4.
Dengke Sitto-do
Dengke Simwlur�udur
Dengke Sitio-tio dan Dengke Simudur·udur
"Tudu-tudu ni sipanganon" (babi)
229
230
"Pasahathon tudu-tudu ni sipanganon" (= Menyampaikan "tudu-tudu ni sipanganon ").
"Pasahathon dengke sitio�tio/simudur-udur ". (=Menyampaikan ikan sitiO�tio/simudur-udur/
DAFTAR RESPONDEN MAKANAN BATAK TOBA
I. �ama ALBERT PANJAITAN Umur 44 Tahun
Pendidikan PGSP
Pekerjaan Kepala SD lnpres
Luban Tambak
Agama Kristen
Alam at Desa Si torang 4
.., Nam a H. PANJAITAN -·
Umur 51 Tahun
Pendidikan SLTA
Pekerjaan Penilik Ke budayaan
Kecamatan Silaen
Agama Kristen
Alam at Desa Sitorang 4
3. Nam a L.B. PANJAITAN Umur 75 Tahun
Pendidikan SD
Pekerjaan Kepala Desa Sitorang 4
Agama Kristen Alam at Desa Sitorang 4
23i
DAFTAR INFORMAN MAKANAN BATAK TOBA
l. Nam a J. PANJAITAN
Umur 73 Tahun
Pendidikan SD
Pekerjaan Petani
Ag am a Kristen
Alam at Desa Si torang 4
,, Nam a K. SILALAHI -·
Umur 46 Tahun
Pendidikan SD
Pekerjaan Petani
Agama Kristen
Alam at Desa Sitorang 4
3. Nam a P. SILALAHI
Umur 48 Tahun
Pendidikan SD
Pe kerj :ian Petani
Agama Kristen
Alam at Desa Si to rang: 4
4. �arna JASAN PANJAITA�
Umur 70 Tahun
Pendidikan SD
Pekerjaan Pegawai Bank
Agama Kristen
Alam at Desa Si to rang 1
232
5. Nam a D.�.ARUAN tJmur 47?ahun Pendidikan SD Pekerjaan Petani Agarna Kristen Alam at Desa Sitorang 4
6. Nama R.B. PANJAITAN Umur 68 Tahun Pendidikan SD Pekerjaan Petani Agama Kristen Alamat Desa Pintu Batu
7. Nama RAJA POLIN NAPITUPULU Umur 73 Tahun Pendidikan SD Pekerjaan PetaiU Agama Kristen Alam at Desa N api tu pu lu I
8. Nam a RAJA PARHUJALAN Umur 63 Tahun Pendidikan Pekerjaan Petani Agama Kristen Alam at Desa Sitorus Godang
9. Nama RAJA L. SIAGIAN Umur 73 Tahun Pendidikan Pekerjaan Petani Agama Kristen Alam at Desa Banua Huta
10. Nama K. SILALAHI Umur 70 Tahun Pendidikan Pekerjaan PetaiU Agama Kristen Alam at Desa Si torailg V
233
11. Nama A. SILALAHI
Umur 55 Tahun
Pendidikan SD
Pekerjaan Petani
Agama Kristen
Alam at Desa Sitorang V
l :2. Nama 0. PANJAITAN
Umur 46 Tahun
Pendidikan SD
Pekerjaan Petani
Agama Kristen
Alam at Desa Si torang II
13. Nama G. SILAEN
Umur 70 Tahun
Pendidikan
Pekerjaan Petani
Agama Kristen
Alamat Desa Siringkiron
14. Nama U. NAIBORHU
Umur 38 Tahun
Pendidikan SD
Pekerjaan Petani
Agama Kristen
Alamat Desa Si torang 4
15. Nama GURU L. PANJAITAN
Umur 48 Tahun
Pendidikan SD
Pekerjaan Petani
Agama Kristen
Alamat Desa Sitorang 2
16. Nama M. PANJAITAN
Umur 63 Tahun
Pendidikan SGB
Pekerjaan Pensiunan Guru
Agama Kristen
Alam at Desa Si to rang 2
234
17. Nama T. SILAEN
Umur 40 Tahun Pendidikan SMP Pekerjaan Pengusaha Agarna Kristen Alamat Lumban Tambak
1s. Nama OP. SIPOLHA SILAEN Umur 75 Tahun Pendidikan SD Pekerjaan Petani Agama Kristen Alamat Lumban Tambak
19. Nama B. PANJAITAN Umur 57 Tahun Pendidikan SD Pekerjaan Kepala Desa Bariba tali Agama Kristen Alamat Desa Silim bat
20. Nama T. PANJAITAN Umur 42 Tahun Pendidikan SD Pekerjaan Pegawai Agama Kristen Alamat Des a Si to rang 2
21. Nama OP. SILINA SILAEN Umur 65 Tahun Pendidikan SD Pekerjaan Petani Agama Kristen Alam at Desa Lumban Tambak
22. Nama W. SIAGIAN Umur 52 Tahun Pendidikan PGSLP Pekerjaan Kepala SD Agama Kristen Alamat Desa Parbagasan
23S
23. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Agama Alam at
24. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Agama Alam at
25. Nama Urpur Pendidikan
Pekerjaan
Agama Alam at
26. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Agama Alam at
27. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Agama Alam at
28. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Agama Alam at
236
D. SITORUS 48 Tahun PGSLP Kepala SD Kristen Desa Siringo-ringo
R. BR. NAPITUPULU (OP. BULAN) 35 Tahun SLTP Petani Kristen Desa Napitupulu I
A. SIALEN 46 Tahun SLTP
Tukang sender
Kristen Desa Lumban Tambak
NAI PITUA BR NAPITUPULU
46 Tahun SLTP Jual Peca!
Kristen Desa Lumban Iambak
R. BR. PANJAITAN 40 Iahun SLIP Kedai Nasi Kristen Desa Lumban Tambak
OP. SI JONNI BR MARPAUNG 50 Tahun SLIP Kedai Kopi Kristen Desa Sitorang II
29.,Nama Nai JONGOR BR SITORUS
Umur 42 Tahun Pendidikan SD Pekerjaan Jual Sendor Agama Kristen Alam at Desa Sitorang II
61 *Nama M. PANJAITAN Umur 40 Tahun
Pendidikan SMA
Pekerjaan Kepala Desa Sitorang I
Agama Kristen Alamat Desa Sitorang I
31. Nama B. NAIBORHU
Umur 60 Tahun Pendidikan SD Pekerjaan Petani Agama Kristen Alamat Desa Si torang 4
32. Nama NAI ARTA BR T AMPUBOLON
Umur 60 Tahun Pendidikan SD Pekerjaan Kedai
Agama Kristen Alam at Desa Sitorang I
33. Nama A. P AIMA SITORUS
Umur 46 Tahun Pendidikan SD Pekerjaan Kedai Kopi Agama Kristen Alam at Desa Sitorang I
34. Nama ST. A. PANJAITAN Umur 48 Tahun
Pendidikan SPMA
Pekerjaan Kedai Nasi Agama Kristen
Alam at Desa Sltorang I
237
35. Nama 0. PANJAITAN
Umur 52 Tahun Pendidikan SD Pekerjaan Kedai Nasi Agama Kristen Alam at Desa Sitorang I
36. Nama BAKTIAR PANJAITAN
Umur 32 Tahun Pendidikan SMTP Pekerjaan Kedai Nasi Agama Kristen Alamat Desa Sitorang I
37. Nama SAIDI PANJAITAN
Umur 45 Tahun Pendidikan SMTP Pekerjaan Kedai Kopi Agama Kristen Alam at Desa Si to rang I
38. Nama MANTIGOR BR TAMPUBOLON
Umur 33 Tahun Pendidikan SD Pekerjaan Jual Pecal Agama Kristen Alam at Hutagurgur Selatan
39. Nama NAN TIRAUN BR PANJAITAN
Umur 46 Tahun Pendidikan SD Pekerjaan Jual Soto Agama Kristen Alam at Desa Sitorang II
40. Nama NAI BANUA BR NAIBORHU Umur 44 Tahun
Pendidikan SGKP
Pekerjaan Jual Soto Agama Kristen Alam at Desa Sitorang I
238
NAMA-NAMA INFORMAN MAKANAN TAP ANULI SELATAN
1. Nama JAKUASI LUBIS Umur 55 Tahun Pendidikan Sekolah lending Pekerjaan Veteran Aaama Islam Alam at Sitanggiling Padang Sidempuan Barat.
2. Nama PARUHUMAN HARAHAP
Umur 46 Tahun Pendidikan PGSLP Pekerjaan Kasi Kebudayaan
Agama Islam Alamat Jin. Batang Gadis No. 9
Padang Sidempuan
3. Nama AMINULLAH RAMBE
Umur 55 Tahun Pendidikan SPG Pekerjaan Penilik Kebudayaan Padang Sidempuan
Agama Islam
Alam at Jalan Sudinnan Padang Sidempuan
4. Nama P. RAMBE
Umur 60 Tahun Pendidikan Sekolah Desa
Pekerjaan Tukang Roda Pedati
Agama Islam Alam at Saborang Padang Sidempuan Wijk V
239
5. Nam a ABSULLAH LUBIS Umur 56 Tahun Pendidikan Sekolah Agama Pekerjaan Kakandepdikbud Tapanuli Selatan Agama Islam Alam at Wijk V Lorong 2 Padang Sidempuan
6. :\am a JAPODANG HARAHAP
Umur 70 Tahun
Pendictikan PBH 1979 Pekerjaan Tukang Perabot
Agama Islam
A.lam at Wijk V Lomg 2 Padang Sidempuan
i Nam a SOU HARAHAP I ,
Umur 70 Tahun
Pen di dikan Veivolg School
Pekerjaan Pensiun Kantor Pos
Agama Islam
Alam at Wijk V Lorong 2 Padang Sidempuan.
8. Nam a NURHA YA TI SIREGAR
Umur 47 Tahun
Pendictikan SPG
Pekerjaan Guru SD
Agama Islam
Alam at Jalan Batang Gadis No. 9 Padang Sedempuan
9. Nama MAUM HARAHAP
Umur 50 Tahun
Pendidikan PBH
Pekerjaan Bertani
Agama Islam
AJamat Sitanggiling Padang Sedempuan
Jin. Batang Gadis
10. Nama RIDO HARAHAP
Umur 40 Tahun
Pendidikan SPG Pekerjaan Guru SD
Agama Islam
Alam at Kampung Losung Padang Sidempuan
240
11. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Agama Alam at
12. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Agama Alamat
MORLIN SIREGAR 33 Tahun SR Bertani Islam Kampung Losung Padang Sidempuan.
PESTI HARAHAP 22 Tahun SPG Guru SD Islam Jalan Batang Gadis No. 9
Padang Sidempuan
241
NAMA-NAMA INFORMAN MAKANAN MELAYU
l. Nam a MADJRUL
Umur 55 Tahun
Pekerjaan Ex. Kepala Kantor Direktorat Jenderal
Kebudayaan Kotamadya Medan
Pendidikan SMP Negeri
Agama Islam
Alam at Jalan Seroja II No. 169 Blok 14 Perumnas
Helvetia Medan.
,, Nam a SAN I AH ....
Umur 24 Tahun
Pekerjaan Mahasiswa USU Pendidikan Sarjana Muda Hukum
Agama Islam
Alam at Jalan Dahlia No. 233 Blok 14 Perumnas
Helvetia Medan
3. Nama ROLIYAH
Umur 35 Tahun
Pekerjaan Guru SD Negeri
Pendidikan SPG Agarna Islam
Alam at Jalan Besar Pantai Cermin. Kabupaten
Deli Serdang
4. Nama M. IDHAM NOEH Um11r 34 Tahun PekO'jaan Sekretaris I Koperasi POSKUD Mina S.U.
Pendidikan Madrasah Aliyah Negeri Aaama Islam Alamat Desa Pantai Cennin Kanan.
5. Nama SAIYAH
Umur 68 Tahun Pendidikan SD
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Agama Islam Alamat Desa Citaman,-Kecamatan Perbaungan
6. Nama GED AH Umur 68 Tahun Pendidikan SD Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Agama Islam Alam at Desa Kota Galuh, Kecamatan Perbaungan
7. Nam a JUSMANITA Umur 32 Tahun Pendidikan PGSLP Pekerjaan Guru SMP Ag am a Islam Alam at Desa Pekan Perbaungan
8. Nama K A T IK Umur 52 Tahun Pendidikan SD Pekerjaan Wiraswasta
Agama Islam Alamat Desa Tangsa Kecamatan Babalan Pangkalan
Berandan Kabupaten Langkat.
9. Nama NURI SAH Umur 34 Tahun Pendidikan SD Pekerjaan Wiraswasta Agama Islam Alamat Desa Terjun Kecamatan Pantai Cennin
243
l 0. Nam a
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Alam at
244
NURHAITI
29 Tahun
SAA
Pegawai Negeri
Islam
Jalan Besar Medan = Tanjung Balai (Km 1)
Tanjung Balai Asahan.