makalah.smk3 kelompok oya fix

26
MAKALAH SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PROYEK PT. TRAKINDO UTAMA) OLEH: M. FAHYUDI (0810942006) SYAHRIAL ALI WARDI (1010942005) AROIYA ALAWIYAH (1110942013) ELSA FITRIANI (1110942030) WILLSHON SAPUTRA (1110942048) DOSEN: ESMIRALDA, MT JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

Upload: elsa-fitriani

Post on 07-Feb-2016

98 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah.smk3 Kelompok Oya Fix

MAKALAH

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSANAAN

PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PROYEK PT. TRAKINDO

UTAMA)

OLEH:

M. FAHYUDI (0810942006)

SYAHRIAL ALI WARDI (1010942005)

AROIYA ALAWIYAH (1110942013)

ELSA FITRIANI (1110942030)

WILLSHON SAPUTRA (1110942048)

DOSEN:

ESMIRALDA, MT

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2014

Page 2: Makalah.smk3 Kelompok Oya Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hal ini merujuk pada perlindungan tenaga kerja dari bahaya, penyakit dan

kecelakaan akibat kerja maupun lingkungan kerja. Pemerinta mencatat sepanjang

2009 telah terjadi sebanyak 54.398 kasus kecelakaan kerja di Indonesia dan

mengalami kenaikan pada tahun 2010 sebanyak 98.000 kasus.

Riset yang dilakukan oleh badan dunia International Labour Organization (2003)

menunjukkan, bahwa setiap hari rata-rata 6.000 orang meninggal, setara dengan

satu orang setiap 15 detik atau 2,2 juta orang per tahun akibat sakit atau

kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Masalah K3 tidak hanya

menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi tanggung jawab dari semua pihak

terutama pengusaha, tenaga kerja, dan masyarakat. Berdasarkan PEMNAKER

05/MEN/1996 ‘’Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak

seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan

oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan

kecelakaan kerja wajib menerapkan K3’’. Hampir semua perusahaan menerapkan

aturan tentang K3 untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan produktivitas kerja

karyawan.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis mengangkat dan menulis dalam suatu

makalah yang membahas mengenai kajian pustaka dan yang berkaitan dengan

keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa rumusan masalah pada makalah ini adalah:

1. Apa pengertian dan tujuan keselamatan & kesehatan kerja berdasarkan

teorinya;

2. Bagaimana Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

(SMK3) itu dan penerapannya di PT. Trakindo Utama

Page 3: Makalah.smk3 Kelompok Oya Fix

1.3 Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Mengetahui pengertian dan tujuan keselamatan & kesehatan kerja

berdasarkan teorinya;

2. Menganalisis mengenai Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja (SMK3) PT. Trakindo Utama dan penerapannya berdasarkan

peraturan- peraturan terkait atau siklus PDCA;

Page 4: Makalah.smk3 Kelompok Oya Fix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Tujuan Keselamatan & Kesehatan kerja

2.1.1 Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat

kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya

serta cara-cara melakukan suatu pekerjaan (Suma‟mur, 1981).

Keselamatan kerja dapat berkenaan di suatu tempat kerja konstruksi bangunan

yang berhubungan dengan para pekerja dan karyawan. Keselamatan kerja juga

menyangkut segenap produksi dan distribusi baik barang maupun jasa serta sarana

untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan

kerja. Adapun tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan

untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas

nasional.

b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.

c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efsien.

(Silalahi, 1985).

Dalam upaya melaksanakan pekerjaan dengan selamat, perlu dipertimbangkan

beberapa faktor yaitu; manusia, mesin, material, metode kerja dan lingkungan

kerja. Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor manusia merupakan faktor

kecelakaan terbesar yaitu sebesar 85%. Maka dari itu, usaha keselamatan selain

ditujukan kepada teknik mekanik, juga harus memperhatikan secara khusus untuk

aspek manusiawi. Dalam hal ini, pendidikan dan penggairahan keselamatan kerja

kepada tenaga kerja merupakan sarana penting. (Suma‟mur, 1981)

2.1.2 Kesehatan Kerja

Selain faktor keselamatan, hal penting yang juga harus diperhatikan oleh manusia

pada umumnya dan para pekerja konstruksi khususnya adalah faktor kesehatan.

Kesehatan berasal dari bahasa Inggris “health‟ yang tidak hanya berarti

Page 5: Makalah.smk3 Kelompok Oya Fix

terbebasnya seseorang dari penyakit, tetapi pengertian sehat mempunyai makna

sehat secara fisik, mental dan juga sehat secara sosial. Dengan demikian

pengertian sehat secara utuh menunjukkan pengertian sejahtera (well-being).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa

pengertian kesehatan adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial kesejahteraan

dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Kesehatan adalah konsep

positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi serta kemampuan fisik.

Sedangkan menurut Suma‟mur pada tahun 1981 defenisi kesehatan kerja adalah

spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan

agar pekerja/masyarakat memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik

fisik atau mental maupun sosial dengan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor

pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum.

Kesehatan kerja memang harus diperhatikan, untuk itu perlu dilakukan

pemeriksaaan terhadap seluruh karyawan yang mencakup hal berikut:

a. Pemeriksaan kesehatan karyawan (pekerja baru dan pekerja lama).

b. Lingkungan tempat kerja (debu, kebisingan, pencahayaan, getaran dan gas-gas

berbahaya).

c. Ergonomis (tempat duduk, alat kerja, dimensi kerja dan lain-lain).

2.1.3 Tujuan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Adapun tujuan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ialah sebagai

berikut:

a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan baik

secara fisik, sosial dan psikologis.

b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya

dengan seefektif mungkin.

c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi

pegawai.

e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian dan partisipasi kerja.

f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau

kondisi kerja.

Page 6: Makalah.smk3 Kelompok Oya Fix

g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. (Luckyta,

2012)

2.2. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan. Tak

terduga dikarenakan di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan

lebih dalam bentuk perencanaan. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang

berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan. Penyebab dari kecelakaan

di berbagai tempat kegiatan konstruksi tidak sama. Namun memiliki kesamaan

umum yang dibedakan dalam 2 golongan:

a. Tindakan atau perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe

human acts) yang berarti manusialah penyebab dari kecelakaan. Tindakan yang

membahayakan (unsafe human acts) dapat berupa sikap sebagai berikut:

1) Menjalankan pekerjaan tanpa mempunyai kewenangan (bekerja bukan pada

kewenangannya).

2) Gagal menciptakan keadaan yang baik sehingga menjadi tidak aman atau

memanas.

3) Menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kecepatan geraknya.

4) Memakai Alat Pelindung Diri (APD) atau safety hanya berpura-pura.

5) Menggunakan peralatan yang tidak layak.

6) Pengurusan alat pengaman peralatan yang digunakan untuk melindungi

manusia.

7) Bekerja berlebihan atau melebihi jam kerja di tempat kerja.

8) Mengangkat dan mengangkut beban yang berlebihan.

b. Keadaan lingkungan yang tidak nyaman (unsafe conditions) yang berarti

situasi atau keadaan lingkungan sekitarlah yang menyebabkan kecelakaan.

Kondisi yang membahayakan (unsafe conditions) dapat berupa situasi sebagai

berikut:

1) Dalam keadaan pengamanan yang berlebihan.

2) Alat dan peralatan yang sudah tidak layak digunakan.

3) Terjadi kemacetan dalam penggunaan alat/mesin (congestion).

4) Sistem peringatan yang berlebihan (in adequate warning system).

Page 7: Makalah.smk3 Kelompok Oya Fix

5) Ada api di tempat yang berbahaya. Misalnya, tempat yang mengandung

bensin atau sejenisnya yang mendatangkan bahaya api.

6) Alat penjaga atau pengaman gedung kurang standar.

7) Kondisi suhu (atmosfir) yang membahayakan seperti; terpapar gas, fumes

dan lain-lain.

8) Terpapar bising.

9) Terpapar radiasi.

10) Pencahayaan dan ventilasi yang kurang ataupun berlebihan. (Santoso,

2004)

2.3. Alasan Mendasar Perlunya Standar K3

Adapun beberapa alasan yang mendasari perlunya standar K3 dapat ditinjau dari 3

aspek yaitu:

a. Aspek Moral (Kemanusiaan)

Faktor ini sangat penting karena jiwa manusia tidak dapat dihitung secara

ekonomi, tetapi dengan menonjolkan faktor ini dan mengabaikan faktor

ekonomi adalah kurang bijaksana. Setiap pekerja tidak seharusnya

mendapatkan risiko cedera dan sakit di tempat kerja, begitu juga setiap orang

yang berhubungan dalam lingkungan kerja. Faktor ini sangat ditonjolkan

pemerintah dan organisasi pekerja, sehingga kriteria accident adalah bila terjadi

kecelakaan yang mengakibatkan meninggalnya manusia atau cacat permanen.

b. Aspek Ekonomis Rendahnya kinerja K3 dengan adanya kecelakaan dan

penyakit akibat kerja yang berakibat: 1) Peningkatkan biaya negara dan biaya

sosial (melalui pembayaran keamanan sosial, biaya pengobatan, kerugian,

hilangnya kesempatan bekerja bagi pekerja, terganggu dan menurunnya

produktifitas semua pihak yang terkena dampaknya), 2) Perusahaan pengguna

dan organisasi pengerah tenaga kerja juga menanggung biaya atas kejadian

kecelakaan (biaya administrasi resmi, denda, kompensasi kerusakan dan

kecelakaan, waktu penyelidikan, terhentinya produksi, hilangnya kepercayaan

dari tenaga kerja, dari pelanggan dan dari masyarakat luas).

c. Alasan Hukum

Persyaratan K3 harus diperkuat oleh peraturan hukum perdata dan pidana.

Karena tanpa dorongan ekstra tindakan pengaturan/penuntutan hukum yang

Page 8: Makalah.smk3 Kelompok Oya Fix

tegas, banyak perusahaan tidak akan memenuhi kewajiban moralnya.

(Beesono, 2012) Sesuai ketentuan pada Pasal 4 ayat 1 Permen PU No.9 Tahun

2008 kegiatan jasa konstruksi yang dilaksanakan oleh pengguna jasa terdiri dari

jasa pemborongan, jasa konsultansi dan kegiatan swakelola yang aktifitasnya

melibatkan tenaga kerja dan peralatan kerja. Untuk keperluan pelaksanaan

pekerjaan fisik di lapangan, wajib menyelenggarakan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) konstruksi bidang Pekerjaan

Umum.

2.4. Defenisi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) meliputi struktur

organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan

sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,

pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam

rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya

tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05/ MEN/ 1996 pasal 1 menyebutkan

bahwa SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan meliputi

struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses,

dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,

pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka pengendalian resiko

yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,

efisien dan produktif.

Dalam penerapan SMK3 perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan

sebagai berikut (pasal 4 ayat 1) :

1. Menetapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan SMK3;

2. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan SMK3;

3. Menerapkan kebijakan secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan

mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan

sasaran K3;

4. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta melakukan tindakan

perbaikan dan pencegahan;

Page 9: Makalah.smk3 Kelompok Oya Fix

5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan SMK3 secara

berkesinanmbungan dengan tujuan meningkatkan kinerja K3.

Langkah-langkah dalam mengembangkan sistem manajemen Keselamatan dan

Kesehatn Kerja dapat diuraikan sebagai berikut (Azmi, 2008) :

1. Peraturan PerUndang-Undangan dan Standar;

Sebelum implementasi harus diidentifikasi semua peraturan Perundang-

undangan dan standar K3 yang berlaku dalam perusahaan yang bersangkutan.

Sebaiknya dibentuk tim untuk mendokumentasikan peraturan perUndang-

Undangan dan standar K3.

2. Menetapkan Kebijakan K3 Perusahaan;

Yaitu pernyataan mengenai komitmen dari organisasi untuk melaksanakan

semua ketentuan K3 yang berlaku sesuai dengan operasi perusahaan,

melindungi keselamatan dan kesehatan semua pekerja termasuk kontraktor dan

stacholder lainnya seperti pelanggan dan pemasok.

3. Mengorganisasikan;

Untuk melaksanakan kebijakan K3 secara efektif dengan peran serta semua

tingkatan manajemen dan pekerja.

4. Menerapkan SMK3;

Perusahaan harus membuat perencanaan yang efektif guna mencapai

keberhasilan penerapan dan kegiatan Sistem Manajemen K3 dengan sasaran

yang jelas dan dapat diukur.

5. Penerapan SMK3;

Perusahaan harus menyediakan personil yang memiliki kualifikasi, sarana yang

memadai sesuai sistem Manajemen K3 yang diterapkan dengan membuat

prosedur yang dapat memantau manfaat yang akan didapat maupun biaya yang

harus dikeluarkan.

6. Mengukur dan memantau hasil pelaksanaan, dengan menggunakan standar

yang telah ditetapkan terlebih dahulu;

7. Melakukan audit dan meninjau ulang secara menyeluruh.

2.3 Manfaat Penerapan SMK3

Page 10: Makalah.smk3 Kelompok Oya Fix

Pengaruh positif terbesar yang diraih akibat penerapan manajemen K3 pada

sistem manajemen perusahaan adalah adanya pengurangan angka kecelakaan

kerja dan penyakit akibat kerja. Selain itu, beberapa manfaan lain dari penerapan

manajemen K3 adalah:

1. Memberikan kepuasan dan meningkatkan loyalitas pekerja terhadap

perusahaan, karena adanya jaminan keselamatan dan kesehatandalam kerja;

2. Menunjukan bahba sebuah perusahaan telah beritikad baik dalam mematuhi

peraturan perudangan, sehingga dapat beroperasi secara normal tanpa menghadapi

kendala dari segi ketenagakerjaan;

3. Mencegah terjadinya kecelakaan, kerusakan, atau sakit akibat kerja, sehingga

perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya yang ditimbulkan oleh kejadian

tersebut;

4. Menciptakan adanya aktivitas dan kegiatan yang terorganisir, terarah, dan

berada dalam koridor yang teratur, sehingga organisasi dapat berkonsentrasi

melakukan peningkatan sistemm anajemennyadibandingkan melakukan perbaikan

terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi;

5. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan, karena tenaga kerja dapat

bekerja optimal, kemudian meningkatkan kualitas produk dan jasa yang

dihasilkan.

2.5 Penilaian Berdasarkan OHSAS

Pada penerapannya dalam mengatur sistem manajemen kesehatan dan

keselamatan kerja, OHSAS akan membentuk siklus plan, do, check, dan action

(PDCA) yang berkesinambungan. Gambaran mengenai siklus PDCA pada

OHSAS dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut(Nurdinnim, 2007):

Page 11: Makalah.smk3 Kelompok Oya Fix

Gambar 2.1 Bentuk Siklus PDCA dalam OHSAS

Sumber: Nurdinnim, 2007

Penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja terbagi menjadi 4

tahap, yaitu:

1. Tahap Plan

a. Kebijakan K3;

b. Perencanaan seperti Identifikasi bahaya dan penilaian;

c. Persyaratan Legal dan Persyaratan Lainnya;

d. Sasaran dan Program.

Page 12: Makalah.smk3 Kelompok Oya Fix

2. Tahap Do

a. Penerapan dan operasi (Sumber daya, peranan, tanggung jawab,

akuntabilitas dan kewenangan);

b. Kompetensi, pelatihan dan kesadaran;

c. Komunikasi, partisipasi dan konsultasi;

d. Pengendalian dokumen;

e. Kontrol Operasional;

f. Kesiapan dan tanggap darurat;

3. Tahap Check

a. Pengukuran dan pemantauan kinerja;

b. Evaluasi Kesesuaian;

c. Investigasi insiden, ketidaksesuaian, tindakan koreksi dan tindakan

pencegahan;

d. Pengendalian catatan;

e. Audit internal.

4. Tahap Action

Penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja pada tahap action

ini ialah klausul 4.6 Tinjauan manajemen. Berdasarkan OHSAS 18001:2007,

manajemen puncak harus meninjau sistem manajemen K3 pada interval yang

terencana, untuk menjamin kecocokan sistem, kelayakan dan efektifitas.

Peninjauan harus mencakup penilaian peluang untuk peningkatan dan kebutuhan

perubahan sistem manajemen K3, termasuk kebijakan K3 dan sasaran K3. Catatan

tinjauan manajemen harus dipelihara.

2.5 PT. Trakindo Utama

Profil PT. Trakindo Utama

PT. Trakindo Utama merupakan perusahaan yang bergerak dibidang

pertambangan ,pertanian kehutanan,dan peralatan kontroksi,mesin diesel dan gas

alam,mesin indrustri dan generator set. PT. Trakindo Utama adalah dealer resmi

di indonesia untuk produk caterpillar.

Page 13: Makalah.smk3 Kelompok Oya Fix

PT Trakindo Utama didirikan pada tahun 1970 oleh pemiliknya, AHK Hamami.

Perusahaan ini menjadi dealer resmi untuk Caterpillar pada tahun 1971 dan

sekarang memiliki lebih dari 50 cabang di seluruh negeri dari Sumatera ke Papua.

Didukung oleh fasilitas pendukung dan jaringan luas untuk suku cadang cadang

pasokan yang tak terkalahkan, Trakindo menyediakan layanan kelas dunia untuk

pelanggan di konstruksi, pertambangan, kehutanan, pertanian, energi dan sektor

industri.

PT. Trakindo Utama mempunyai visi dan misi antara lain:

1.   Visi dari PT.trakindo utama adalah Untuk menjadi solusi penyedia peralatan

Caterpillar kelas dunia. 

2.  Misi dari PT.trakindo utama adalah Untuk mendirikan sebuah entitas yang

menciptakan kesempatan kerja yang bermanfaat dan menantang untuk

sebanyak mungkin warga negara Indonesia.

Page 14: Makalah.smk3 Kelompok Oya Fix

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 2 (dua), yaitu data primer

dan data sekunder.

1. Data primer

Data primer adalah data yang diambil sendiri dari lapangan. Data primer pada

penelitian ini adalah mengenai kondisi lokasi pekerjaan, jenis-jenis pekerjaan

yang berhubungan dengan K3 pada proyek konstruksi. Pada penelitian ini

teknik pengumpulan data diambil dengan cara observasi (pengamatan) untuk

meneliti proses suatu pekerjaan proyek konstruksi dengan menitikberatkan

pada jaminan keselamatan dan kesehatan kerja untuk melindungi tenaga kerja.

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, penelitian ini digolongkan

pada observasi nonpartisipan (Non Participant Observation) karena tidak

terlibat langsung dalam proses pelaksanaan pekerjaan, namun hanya sebagai

pengamat yang hanya mengamati setiap pekerjaan dan kecelakaan-kecelakaan

yang terjadi pada proyek konstruksi yang disebabkan oleh beberapa faktor.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari kontraktor. Data sekunder

berupa uraian pekerjaan, data tentang tenaga kerja dan data-data lainnya yang

didapat langsung dari kontraktor.

Page 15: Makalah.smk3 Kelompok Oya Fix

BAB IV

PEMBAHASAN

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

SMK3 PT. TRAKINDO UTAMA

Perencanaan K3 yang baik, dimulai dengan melakukan identifikasi bahaya,

penilaian resiko, dan penentuan pengendaliannya. Tanpa perencanaan, sistem

manajemen K3 tidak akan berjalan dengan baik. Dalam melakukan hal tersebut,

harus dipertimbangkan berbagai persyaratan perundangan K3 yang berlaku bagi

organisasi serta persyaratan lainnya seperti standar, kode, atau pedoman

perusahaan terkait atau yang berlaku bagi bagi organisasi.

4.1 Pekerjaan Penggalian:

1) Ketentuan Umum

Sebelum penggalian pada setiap tempat dimulai, stabilitas tanah harus diuji

terlebih dahulu oleh orang yang ahli.

2) Sebelum pekerjaan dimulai pada setiap tempat galian pemberi kerja harus

melakukan pemeriksaan terlebih dahulu atas segala instalasi di bawah tanah

seperti saluran pembuangan, pipa gas, pipa air, dan konduktor listrik, yang

dapat menimbulkan bahaya selama waktu pekerjaan.

3) Apabila perlu untuk mencegah terjadinya kecelakaan sebelum penggalian

dimulai, gas, air, listrik dan prasarana umum lainnya harus dimatikan atau

diputuskan alirannya terlebih dahulu.

4) Apabila pipa bawah tanah, konduktor, dan sebagainya tidak dapat dipindahkan

atau diputuskan alirannya, benda tandi harus dipagari, ditarik ke atas atau

dilindungi.

5) Apabila diperlukan untuk mencegah bahaya, tanah harus dibersihkan dari

pohon-pohon, batu-batu besar dan rintangan-rintangan lainnya sebelum

penggalian dimulai

4.2 Pekerjaan Pondasi:

Persyaratan Umum

Page 16: Makalah.smk3 Kelompok Oya Fix

1) Mesin pemancang (pile divers) harus ditumpu oleh dasar yang kuat seperti

balok kayu yang berat, bantalan beton atau pondasi penguat lainnya.

2) Bila perlu untuk mencegah bahaya, mesin pemancang harus diberi tali atau

rantai penguat secukupnya.

3) Mesin pemancang tidak boleh digunakan di dekat jaringan listrik.

4) Bila 2 buah mesin pemancang digunakan pada satu tempat, maka jarak antara

mesin-mesin tersebut tidak boleh kurang dari panjang kakinya yang terpanjang.

5) Fasilitas untuk mencapai lantai kerja (platform) dan roda penggerak (pulley)

pada ujung atas harus berupa tangga yang memenuhi persyaratan.

6) Lantai kerja dan tempat kerja operatornya harus terlindungi dari cuaca.

7) Kerekan pada mesin pancang harus sesuai dengan persyaratan.

8) Bila pemancangan harus dilakukan miring:

a) Harus diberi pengimbangan yang sesuai.

b) Instrumen yang dimiringkan harus dilin-dungi terhadap kemungkinan

tergelincir.

9) Saluran uap atau udara yang terbuat dari pipa baja atau semacamnya.

10) Sambungan pipa (hose) harus diikat dengan tali atau rantai.

4.3 Pengecoran Beton:

Persyaratan Umum

1) Konstruksi beton bertulang yang berat untuk kerangka atap dan kerangka atas

lainnya harus didasarkan pada gambar rencana:

a) Mencakup spesifikasi besi baja dan beton serta bahan-bahan lain yang

dipakai, termasuk cara-cara (methods) teknis yang aman untuk penempatan

dan pengerjaan.

b) Menunjukkan tipe, kekuatan dan peng-aturan bagian yang menumpu gaya

muatan.

c) Dilengkapi dengan perhitungan kekuatan atap dan struktur berat lainnya

yang dibuat dengan bahan-bahan prefabricated.

2) Selama pembangunan harus dicatat data sehari-hari mengenai kemajuan

pembangu-nan, termasuk data yang mempengaruhi kekuatan beton menurut

waktunya.

Page 17: Makalah.smk3 Kelompok Oya Fix

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang dilakukan, maka dapat

ditarik kesimpulan:

1. Masih kurangnya pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja dari

para pekerja mengenai keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Dengan adanya sistem manajemen kese-lamatan dan kesehatan kerja para

pekerja dapat sedikit terhindar dari kecelakaan dan penyakit kerja.

3. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang ada dapat dikatakan

belum terealisasikan dengan baik .

4.2 Saran

Saran yang dapat diambil dari penjelasan makalah di atas adalah sebagai berikut:

1. Program K3 harus lebih ditingkatkan lagi supaya para pekerja lebih merasa

aman dan nyaman.

2. Perusahaan harus lebih lagi mensosialisasi-kan program K3 untuk

meningkatkan dukungan pekerja terhadap program K3 yang nantinya juga

meningkatkan komitmen pekerja terhadap perusahaan.

Page 18: Makalah.smk3 Kelompok Oya Fix

DAFTAR PUSTAKA

Billy, Alfred Wuon,Analisa Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

di PT. Kerismas Makmur, Manado; 2014

Nurdinnim.2007.SistemManajemen K3 dan Manfaat Penerapannya.

http://jurnalk3.com. Tanggal Akses 9 September 2014

www.trakindo.co.id. Tanggal Akses 9 September 2014