makalah supply chain management at world co

10

Click here to load reader

Upload: aliyudhih

Post on 14-Jun-2015

734 views

Category:

Education


4 download

DESCRIPTION

Logistics and Supply Chain Management Case Study: Supply Chain Management at World Co., Ltd

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah supply chain management at world co

1

Logistics and Supply Chain Management

Case Study:

Supply Chain Management at World Co., Ltd

Ali Yudhi Hartanto - 1206185053

Azhar Harris - 1206185356 Dame Reiny E. Manalu - 1206185570

Irawati Cipto - 1206186522

Magister Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia

Jakarta, 2013

Page 2: Makalah supply chain management at world co

2

Sinopsis Kasus

World bermarkas di kobe, sebuah kota pelabuhan yang disebut "kota mode" di

Jepang, banyak perusahaan fashion terkemuka -termasuk wold- terletak di pulau

pelabuhan tersebut. World didirikan pada 13 Januari 1959 dengan pertama kali

sebagai grosir pakaian yang mengkhususkan diri dalam produksi garment, Hidezo

Torei, the president of Japanese women;s apparel retailer world co ltd

menyampaikan bahwa world didirkan oleh sekelompok manajer dari perusahaan

bernama Empire; mereka ingin usaha baru mereka untuk menjadi lebih besar dari

Empire', dan mereka memilih nama 'world' pada perusahaannya. world menjual lebih

dari 40 merek yang berbeda di sekitar 7.000 toko pada akhir 1990 dan dengan

jumlah karyawan world pada tahun 1998 berjumlah 2.394.

Terai merasa bahwa kecepatan dan daya tanggap menjadi sangat penting bagi

kelangsungan hidup world dalam lingkungan yang sangat kompetitif, torei telah

memperjuangkan sistem SPARCS (Super, Productions, Apperel, Retail, Consumer

Satisfactions) yang telah diperkenalkan World pada bulan Januari 1992 menjadi

respon dalam rantai pasokan.

Mata rantai pasokan yang luar biasa yang dikembangkan oleh World’s

memungkinkan untuk sering melakukan perubahan product. setiap periode dua

minggu, 20% sampai 70% dari SKU diubah berdasarkan data penjualan terakhir.

Terai menjadi presiden pada tahun 1997 dan terus menerapkan sistem SPARCS

dengan mentransfer sistem SPARCS untuk semua merek World’s SPA lainnya.

World membagi mereknya menjadi dua, yaitu merek grosir yang dijual melalui toko-

toko yang tidak dimiliki oleh World, dan SPA (Specialty Store Private - label apparel)

merek yang dijual hanya melalui toko-toko yang dimiliki oleh World dan

didedikasikan untuk produk-produk World. Keuntungan keuangan dari respon yang

cepat terhadap sinyal pasar yang dramatis. meskipun perusahaan secara

keseluruhan mencapai lima inventory turns a year dan margin kotor dari 47%, SPA

merek private label World, yang menggunakan sistem SPARCS untuk

mengkoordinasi rantai pasokan, ternyata mampu mencapai inventory turns a year

8,5 kali dalam setahun dengan margin kotor 47, 8%. dibandingkan, retailes sejenis

Page 3: Makalah supply chain management at world co

3

yang berasal dari AS degan inventory turns a year rata-rata mencapai 2,6 dan

margin kotor 41%.

Identifikasi Masalah

1. Meskipun SPARCS (Super, Productions, Apperel, Retail, Consumer

Satisfactions) telah diperkenalkan World sejak Januari 1992 dan telah menjadi

andalan World dalam mengelola Supply Chain Managementnya, serta kemudian

Hidezo Terai mentransfer SPARCS sistem keseluruh business model World dan

SPA Brand yang lain, namun, apakah system yang telah dikembangkan world

tersebut dapat menjawab tantangan perkembangan dunia fashion yang amat

dinamis dan mampu memnjawab kebutuhan World yang akan melakukan

ekspansi keluar Japan.

2. Dalam mencapai tujuan responsiveness pada mata rantai supply chainnya,

World co ltd menyusun forecasting demand dengan serangkaian tahapan dan

telah diujicobakan dan dilaksanakan selama ini, masihkah relevan untuk

dijalankan untuk mencapai tujuan Hidezo Terai emphasized monitoring sales

trends and consumer demand to deliver right product to right store at right time to

maximize profitability.

3. Bagaimana world menyusun supply chain Performancenya.

Teori Pendukung

Tujuan perencanaan manufaktur dan kontrol (MPC) adalah sistem untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan dengan memungkinkan manajer untuk membuat keputusan

yang tepat, sistem yang mengkoordinasi informasi mengenai proses kunci yang

memungkinkan bahan untuk mengalir secara efisien dan efektif. tiga horizon waktu

yang terlibat untuk semua proses ini, yaitu :

Long term, untuk mendukung keputusan tentang penyediaan kapasitas. keputusan

ini pada dasarnya strategis, dan menjawab pertanyaan berapa kapasitas yang

Page 4: Makalah supply chain management at world co

4

dibutuhkan, kapan dan tipe apa? termasuk volume oulline, kapasitas internal dan

pemasok dan strategi distribusi

Mid term, untuk menyesuaikan penawaran dan permintaan. di sini organisasi dapat

merencanakan secara lebih rinci selama 12 bulan kedepan untuk memastikan

bahwa perkiraan permintaan dapat dipenuhi dengan penyediaan material yang

tepat, bersama-sama dengan kapasitas dan ketersediaan sumber daya, rencana

bulanan.

Short term, untuk memenuhi permintaan hari ke hari seperti yang dibutuhkan.

organisasi membuat rencana produksi mingguan untuk memenuhi pesanan

pelanggan tertentu. mungkin ada banyak perubahan yang mempengaruhi

pencapaian rencana ini, termasuk perubahan permintaan pelanggan, masalah

fasilitas dan kekurangan pemasok. Rencana jangka pendek membantu manajer

untuk memutuskan tindakan perbaikan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan

masalah tersebut, dan terus berproses setiap hari atau mingguan

Dua sistem pengendalian material dapat dibedakan sebagai berikut: Push

Schedulling: sistem pengendalian material dimana sinyal pengguna ke pembuat atau

penyedia untuk menyiapkan sejumlah material yang diperlukan. materi dikirim hanya

dalam menanggapi sinyal tersebut. Dan Pull Schedulling: sistem pengendalian

Page 5: Makalah supply chain management at world co

5

material dimana pembuat dan penyedia membuat atau mengirim materi dalam

menanggapi jadwal yang telah ditetapkan, terlepas dari apakah proses selanjutnya

membutuhkan mereka sepanjang waktu.

Model rantai pasokan telah didominasi digunakan dua ukuran kinerja yang berbeda

yaitu : (1) Cost dan (2) Combination of cost and customer responsiveness.

Penggunaan sumber daya, output dan fleksibilitas yang diinginkan telah diidentifikasi

sebagai komponen penting untuk keberhasilan rantai pasok. Oleh karena itu, sistem

pengukuran rantai pasok harus menekankan pada tiga jenis terpisah dari ukuran

kinerja, yaitu : pengukuran resources (R), pengukuran output (O) dan pengukuran

fleksibility (F), masing-masing dari ketiga jenis ukuran kinerja memiliki tujuan yang

berbeda-beda. System rantai pasok harus melakukan pengukuran pada masing-

masing dari tiga jenis (R, O dan F) ukuran kinerja, karena masing-masing tipe

berperan penting untuk keberhasilan kinerja keseluruhan rantai pasokan.

Analisa Permasalahan

Analisa 1

Apakah SPARCS (Super, Productions, Apperel, Retail, Consumer Satisfactions)

system yang telah dikembangkan world dapat menjawab tantangan perkembangan

dunia fashion yang amat dinamis dan mampu menjawab kebutuhan World yang

akan melakukan ekspansi keluar Japan?

Terdapat 3 (tiga) hal yang menjadi perhatian utama dalam SPARCS system, yaitu :

(1) SPARCS system merupakan system informasi terpadu dengan basis SKUs,

system ini mengamati pergerakan inventory dari manufacturing, transportation, store

dan perpindahan antar store. (2) SPARCS system dibangun dengan mengandalkan

pada historical data sejak tahun 1992 dan kemudian di update pada tahun 1995. (3)

SPARCS system dibangun untuk memberikan world co ltd keunggulan competitive

dalam persaingan dunia fashion dengan mengutamakan pada aspek speed dan

responsiveness.

Page 6: Makalah supply chain management at world co

6

SPARCS system mengintegrasikan customer relationship, order fulfillment,

manufacturing dan supplier relationship proses. keseluruhan aspek tersebut

dikembangkan dengan melibatkan alur services, materials, informations dengan

customer demand.

Terlepas segala keunggulan dari skema system SPARCS, dari case studi diketahui

bahwa gross data error yang cukup tinggi sekitar 1% (20 pieces out an average of

2000 pieces per store) pada kondisi penjualan musim regular yang menggambarkan

ketidakakuratan system SPARCS yang sedang dikembangkan oleh World.

Disisi lain, statement Hidezo Terai ”Our lead time for replenishing fashion apparel is

two weeks. We can also design, produced and ship new products to our store in six

weeks”. Belum mampu menunjukkan keunggulan dari system SPARCS world co ltd

untuk mampu menjawab perkembangan dinamis dari dunia fashion ke depan yang

menuntut speed dan responsiveness untuk dapat memenuhi selera konsumen.

World co ltd akan menghadapi resiko permasalahan yang cukup serius apabila

product fashion yang mereka hasilkan dan tersaji di store-store mereka tidak sesuai

dengan demand dari market yang disasar.

Waktu lead time yang cukup lama sekitar 2 bulan (lead time production dan

replenishing) dikhawatirkan akan berdampak pada World co ltd kehilangan

momentum untuk menggali profit margin yang tinggi pada saat in seasonally

demand (lost sales opportunity).

World co ltd dapat mengembangkan system SPARCS dengan system infomasi yang

real-time berdasarkan informasi demand dan tidak hanya berdasarkan historical data

saja. System yang dikembangkan oleh SPARCS diharapkan dapat menjawab

pertanyaan mendasar dalam supply chain management berupa How much to make;

What to make; When to make it dan Delivery.

Analisis 2

Dalam mencapai tujuan responsiveness pada mata rantai supply chainnya, World co

ltd menyusun forecasting demand dengan serangkaian tahapan berupa

Page 7: Makalah supply chain management at world co

7

a. Menghitung initial demand forecast dengan dua cara, yaitu distribution side

forecast dan category side forecast;

b. Aggregate demand yang diperoleh kemudian dilakukan rangking individual SKUs

dengan mengikuti sistem obemeyer method; rangking kemudian dikelompokkan

dengan ABCD analysis;

c. World kemudian melakukan updating forecast during product lifecycle dengan

memperhatikan sales.

d. World co ltd kemudian menghitung inventory and production planning yang

bertujuan untuk (1) material preparations, (2) first order quantity, (3)

replenishment quantity.

Dengan serangkaian tahapan yang telah diujicobakan dan dilaksanakan selama ini,

masihkah relevan untuk dijalankan untuk mencapai tujuan Hidezo Terai emphasized

monitoring sales trends and consumer demand to deliver right product to right store

at right time to maximize profitability.

Sejauh ini, case study menunjukkan bahwa World co ltd mempunyai keunggulan

competitive dengan menerapkan SPARCS dan system forecastnya. SPA brands

yang menggunakan SPARCS system memiliki 8.5 inventory turns per tahun dengan

gross margin of 47.8% bila dibandingkan dengan 2.6 turns per tahun and 41% gross

margin oleh para pesaingnya di U.S.

System inventory, production planning dan forecasting yang dibangun World cukup

memadai apabila diperbandingkan dengan para pesaingnya di US. Namun, cerita ini

akan menjadi lain apabila World co ltd diperbandingkan dengan inditex dengan merk

Zaranya.

Sebagaimana yang telah dibahas dalam analisa 1, bahwa World co ltd menghadapi

resiko akan lost sales opportunity apabila fashion yang diproduksi tidak sesuai

dengan market demand. World membutuhkan waktu setidaknya 2 (dua) bulan untuk

dapat memproduksi dan melakukan replenishment fashion di store-store mereka.

Agar tidak kehilangan sales opportunity, maka World harus mampu untuk

menyediakan 40% - 50% product pada in-seasons inventory commitments dengan

waktu tidak kurang dari 2 (dua) minggu saja.

Page 8: Makalah supply chain management at world co

8

Berbagai hal yang dapat diterapkan oleh world antara lain :

Membangun distribution centre di dekat kobe Japan dan membangun

Distribution centre di luar negeri dengan pangsa pasar terbesar.

Membangun system logistic yang responsive dengan mengandalkan pada

factor speed. Armada logistic harus mampu untuk memenuhi pemesanan ke

seluruh jaringan store dalam maksimum 72 jam ke asia.

Memperbesar kapasitas industry dan membangun vertical integrations

industry fashion.

Dengan kemampuan ini, maka World dapat tetap bersaing dengan industry fashion

dimana pun didunia.

Analisa 3

Bagaimana world menyusun supply chain performancenya?.

World dapat menyusun supply chain performance dengan bantuan balanced

scorecard, finance performance, customer performance, internal process

performance dan learning and growth performance pada keseluruhan aspek

perusahaan..

Nigel Slack and Michael Lewis, Operations Strategy, 3rd Edition, © Nigel Slack and Michael Lewis 2012

Slide 7.27

Customer performance

measures

To achieve strategic

impact how should we

be viewed by

customers?

Financial performance

measures

To achieve strategic impact

how should we be viewed by

shareholders?

Internal process

performance measures

To achieve strategic impact

what aspects of

performance should

business process excel at?

Learning and growth

performance measures

To achieve strategic

impact how will we build

capabilities over time?

Overall

strategic

objectives

The measures used in the balanced scorecard

Page 9: Makalah supply chain management at world co

9

Kemudian, world mendefinisikan supply chain performancenya atas sistemyang

terbangun dengan melakukan pengukuran resources (R) dan pengukuran output

(O).

Untuk pengukuran resources, secara group, world dapat membandingkan total cost

tahun berjalan dengan tahun-tahun sebelumnya. Untuk pengukuran output, world

dapat menggunakan on time delivery, customer response time, manufacturing lead

time dan customer complein sebagai factor-factor keberhasilan supply chain

managementnya.

Salah satu factor yang juga penting menunjang keberhasilan supply chain, world

dapat menetapkan sistem remunerasi dengan mengkombinasikan salary dengan

bonus dari penjualan pada setiap storenya dan mengkaitkannya dengan sales

forecasts dan sales growth pada masing-masing store.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Tujuan Supply Chain Management Hidezo Terai emphasized monitoring sales

trends and consumer demand to deliver right product to right store at right time

to maximize profitability.

SPARCS system mengintegrasikan customer relationship, order fulfillment,

manufacturing dan supplier relationship proses. keseluruhan aspek tersebut

dikembangkan dengan melibatkan alur services, materials, informations dengan

customer demand.

Waktu lead time yang cukup lama sekitar 2 bulan (lead time production dan

replenishing) dikhawatirkan akan berdampak pada World co ltd kehilangan

momentum untuk menggali profit margin yang tinggi pada saat in seasonally

demand (lost sales opportunity).

World mendefinisikan supply chain performancenya atas system yang terbangun

dengan melakukan pengukuran resources (R) dan pengukuran output (O).

Page 10: Makalah supply chain management at world co

10

Saran

Agar tidak kehilangan sales opportunity, maka World harus mampu untuk

menyediakan 40% - 50% product pada in-seasons inventory commitments

dengan waktu tidak kurang dari 2 (dua) minggu saja.

Membangun distribution centre di dekat kobe Japan dan membangun

Distribution centre di luar negeri dengan pangsa pasar terbesar.

Membangun system logistic yang responsive dengan mengandalkan pada

factor speed. Armada logistic harus mampu untuk memenuhi pemesanan ke

seluruh jaringan store dalam maksimum 72 jam ke asia.

Memperbesar kapasitas industry dan membangun vertical integrations

industry fashion.

Menetapkan sistem remunerasi dengan mengkombinasikan salary dengan

bonus dari penjualan pada setiap storenya dan mengkaitkannya dengan sales

forecasts dan sales growth pada masing-masing store

Pembelajaran yang dapat ditarik

Tujuan Supply Chain Management to deliver right product to right store at right

time to maximize profitability.

Keberhasilan supply chain management diukur melalui pengukuran resources

(R), pengukuran output (O) dan pengukuran fleksibility (F) dan

membandingkanya dengan periode yang telah lalu atau membandingkannya

dengan pengukuran competitor.

Daftar Pustaka

1. Benita M, Beumon. Internasional Journal of Operations and Production

Management. Bradford, 1999 Vo 19 Edisi 3 pg 275.

2. Harrison, Alan and Van Hoek, Remko, Logistics management and Strategy, 3

rd edition, Prentice Hall,England, 2008.