makalah sumber hukum islam

11
I. PEDAHULUAN Sumber Islam adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan dasar aturan atau pedoman agam Islam. Sumber hokum Islam yang utama adalah Al-Qur‟an dan Al Hadits sebagai mana hadits Rosulullah saw : “Aku timggikan dua perkara yag jika kamu berpegang teguh kepada keduanya tidak akan tersesat selamanya yaitu Al-Qur‟an dan Al Hadits atau As Sunnah” (H.R. Baihaqi). Dalam Al-Qur‟an banyak yang menyebutkan tentang akal, maka para ulama menjadikan akal sebagai sumber hukum yang ketiga di dalam ajaran Islam. Hasil dari akal inilah yaitu ra‟yu yang pelaksanaannya adalah melalui ijtihad. Untuk memahami sumber-sumber hukum Islam di atas akan dijabarkan secara terinci mulai dari Al-Qur‟an, Al Hadits atau As Sunnah dan Ijtihat serta bentuk-bentuknya. II. TUJUAN PEMBELAJARAN Kompetisi Dasar : 1. Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Al-Qur‟an, Al Hadits dan Ijtihat sebagai sumber hukum Islam. 2. Menjelaskan pengertian, kedudukan dan fungsi hukum taklifi dalam hukum Islam. 3. Menjelaskan pengertian dan hikmah ibadah. 4. Menerapkan hukum taklifi dalam kehidupan sehari-hari. III. RIGKASAN MATERI 1. Al-Qur’an (sumber hukum Al-Qur’an) 1) Pengertian Al-Qur‟an. Secara bahasa Al-Qur‟an berarti bacaan (qira‟ah). Dalam hal ini Allah swt berfirman : Artinya : “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya. Apabila kami Telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. (QS. Al-Qiyamah (75) : 17-18) Adapun pengertian Al-Qur‟an menurut istilah, yaitu Firman Allah swt, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan lisan Arab. Merupakan mukjijat dan telah ditulis dalam beberapa musaf, dimana samapai kepada kita dengan jalur mutawakir. Membacanya merupakan sebuah ibadah diawalai dengan Surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas. 2) Kandungan Al-Qur‟an. Isi pokok kandungan Al-Qur‟an dikelompokkan menjadi 5 perkara, yaitu : a) Tauhid Tauhid merupakan hukum tentang keyakinan. Dalam Al-Qur‟an mengandung tuntunan yang mengajarkan keimanan kepada Allah swt, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari Kiamat serta beriman kepada Qada dan Qadar.

Upload: pujiasc

Post on 14-Jun-2015

34.123 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Sumber Hukum Islam

I. PEDAHULUAN

Sumber Islam adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan dasar aturan

atau pedoman agam Islam. Sumber hokum Islam yang utama adalah Al-Qur‟an

dan Al Hadits sebagai mana hadits Rosulullah saw : “Aku timggikan dua

perkara yag jika kamu berpegang teguh kepada keduanya tidak akan tersesat

selamanya yaitu Al-Qur‟an dan Al Hadits atau As Sunnah” (H.R. Baihaqi).

Dalam Al-Qur‟an banyak yang menyebutkan tentang akal, maka para

ulama menjadikan akal sebagai sumber hukum yang ketiga di dalam ajaran

Islam. Hasil dari akal inilah yaitu ra‟yu yang pelaksanaannya adalah melalui

ijtihad.

Untuk memahami sumber-sumber hukum Islam di atas akan

dijabarkan secara terinci mulai dari Al-Qur‟an, Al Hadits atau As Sunnah dan

Ijtihat serta bentuk-bentuknya.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

Kompetisi Dasar :

1. Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Al-Qur‟an, Al

Hadits dan Ijtihat sebagai sumber hukum Islam.

2. Menjelaskan pengertian, kedudukan dan fungsi hukum taklifi

dalam hukum Islam.

3. Menjelaskan pengertian dan hikmah ibadah.

4. Menerapkan hukum taklifi dalam kehidupan sehari-hari.

III. RIGKASAN MATERI

1. Al-Qur’an (sumber hukum Al-Qur’an)

1) Pengertian Al-Qur‟an.

Secara bahasa Al-Qur‟an berarti bacaan (qira‟ah). Dalam hal ini Allah

swt berfirman :

Artinya : “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di

dadamu) dan membacakannya.

Apabila kami Telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.

(QS. Al-Qiyamah (75) : 17-18)

Adapun pengertian Al-Qur‟an menurut istilah, yaitu Firman Allah swt,

yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan lisan Arab.

Merupakan mukjijat dan telah ditulis dalam beberapa musaf, dimana

samapai kepada kita dengan jalur mutawakir. Membacanya merupakan

sebuah ibadah diawalai dengan Surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan

surat An-Nas.

2) Kandungan Al-Qur‟an.

Isi pokok kandungan Al-Qur‟an dikelompokkan menjadi 5 perkara,

yaitu :

a) Tauhid

Tauhid merupakan hukum tentang keyakinan. Dalam Al-Qur‟an

mengandung tuntunan yang mengajarkan keimanan kepada Allah

swt, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari

Kiamat serta beriman kepada Qada dan Qadar.

Page 2: Makalah Sumber Hukum Islam

b) Ibadah

Hukum ibadah yang terkandung dalam Al-Qur‟an antara lain ibadah

shalat, puasa, zakat dan haji. Ibadah merupakan hubungan manusia

dengan Tuhan. Ibadah adalah bukti bahwa manusia bersyukur atas

anugerah yang diberikan Allah kepadanya. Dengan ibadah akan

memupuk rasa iman kepada Allah swt.

c) Al Wadu‟ Wal Wa‟id

Artinya adalah jani dan ancaman. Melalui Al-Qur‟an Allah telah

berjanji kepada manusia yang beriman kepada-Nya dan mengikuti

semua petunjuk Al-Qur‟an akan memberikan pahala kebahagiaan di

dunia dan akhirat. Dan sebaliknya Allah swt mengancam manusia

yang mengingkari dan melanggar ketentuan-ketentuan yang telah

digariskan oleh Al-Qur‟an dengan azab dan siksa yang pedih.

d) Petunjuk untuk memperoleh kebahagiaan

Dalam Al-Qur‟an mengandung petunujuk-petunjuk yang dibutuhkan

manusia dalam interaksinya untuk meraih kebahagiaan di dunia dan

akhirat.

e) Sejarah Umat Terdahulu

Al-Qur‟an banyak mengisahkan sejarah kehidupan Nabi dan Rasul

dalam berdakwah, menegakkan agama Islam di tengah umatnya

yang masih jahiliyah. Selain itu Al-Qur‟an juga mengisahkan sejarah

orang-orang saleh seperti Ashabul Kahfi, Lukman Hakim, sahabat-

sahabat Rasulullah dan sebagainya.

3) Kedudukan Al-Qur‟an.

Al-Qur‟an merupakan sumber hukum utama dalam Islam. Semua

tuntutan dan larangan dalam Al-Qur‟an harus ditatati oleh semua muslim

dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Firman Allah swt :

Artinya : “Maka berpegang teguhlah kamu kepada (agama) yang telah

diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus.

( QS. Az-Zukhruf (43) : 43).

Kandungan Al-Qur‟an mencakup semua aspek kebutuhan manusia yang

ada di bumi ini, maka tidak satupun yang tertinggal. Al-Qur‟an telah

memberikn dasar-dasar hukum. Hal ini terdapat dalam firman Allah swt :

Artinya : “Tidak ada sesuatu pun yang kami luputkan di dalam kitab. (

QS. Al-An‟am (6) : 38)

4) Ayat Al-Qur‟an

Ayat menurut bahasa berarti tanda kekuasaan Allah. Ayat menurut

istilah merupakan bagian dari Al-Qur‟an yang terdiri dari beberapa kata

dan masing-masing ayat dipisahkan dengan ayat lain menggunakan

tanda pisah. Ayat Al-Qur‟an ada yang panjang dan ada yang pendek.

Ayat yang panjang terdapat dalam Al-Baqarah 282 dan ayat yang

terpendek seperti :

dan sebagainya.

Macam-macam ayat Al-Qur‟an ditinjau dari masa turunnya ada 2

macam, yaitu ayatul Makkiyah dan ayatul Madaniyah.

Page 3: Makalah Sumber Hukum Islam

a) Ayatul Makkiyah yaitu ayat Al-Qur‟an yang diturunkan di kota

Mekah, sebelum Nabi hijrah ke Madinah. Ayatul Makiyah memiliki

cirri-ciri sebagai berikut :

ayat-ayat pendek

berisi tentang aqidah akhlak

diawali dengan kalimat ( )

berisi janji dan ancaman

Contoh : surat dalam juz 30 (juz Amma)

b) Ayatul Madaniyah yaitu ayat Al-Qur‟an yang diturunkan di

Madinah, setelah Nabi hijrah. Ayatul Madaniyah memiliki cirri-ciri

sebagai berikut :

ayat-ayat panjang

berisi tentang hukum kemasyarakatan+

diawali dengan kalimat ( )

Contoh : surat Al-Baqarah

2. Hadits dan Sunnah Rasul

Hadits menurut bahasa artinya kabar atau baru. Adapun menurut istilah

adalah kegiatan/ perbuatan, ucapan atau ketetapan dari Nabi Muhammad

saw. Sebagian ulama berpendapata bahwa antara hadits dan sunnah

mempunyai pengertian yang sama. Namun sebagian mempunyai pendapat

bahwa sunnah hanya perilaku Nabi sedangkan hadits yaitu perkataan Nabi

yang diriwayatkan oleh seorang sahabat atau lebih dan hanya merekalah

yang mengetahuinya serta tidak menjadi sandaran atau malan umum. Semua

perbuatan Nabi saw adalah atas bimbingan Allah swt. Firman Allah swt :

Artinya :”Seandainya ia (Muhammad) mengada-adakan sebagian

perkataan atas (nama) kami, Niscaya benar-benar Kami pegang dia pada

tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali

jantungnya.” (QS. Al-Haqqah (69) 44-46)

1) Kedudukan dan Fungsi Hadits

Beberapa kedudukan dan fungsi hadits antara lain :

a. Haditst berkedudukan sebagai sumber hukum Islam yang kedua

setelah Al-Qur‟an.

Hukum-hukum yang terdapat dalam hadits juga wajib ditaati oleh

orang muslim. Allah swt berfirman dalam surat Al-Hasyr ayat 7)

Artinya: “apa yang diberikan Rasulullah kepadamu, maka terimalah

dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.” (QS.

Al-Hasyr (59): 7)

Dalam hadits Rasulullah disebutkan bahwa untuk menyelesaikan

perkara harus berpegang pada Allah dan sunnah Rasul. Sabda

Rasullulah itu adalah :

Artinya : Telah aku tinggalkan kepaadamu dua perkara yang kamu

tidak akan tersesat selama kamu berpegang kepada keduanya yaitu

kitab Allah dan sunnah rasul-Nya. (HR. Malik dan Hakim)

Page 4: Makalah Sumber Hukum Islam

Pada masa Rasulullah saw masih hidup, hadits belum dibukukan.

Setelah rasul wafat, hadits mulai dibukukan. Pada masa rasul hadits

tidak ditulis karena untuk menjaga agar tidak bercampur dengan Al-

Qur‟an. Penulisan hadits mulai dilakukan pada masa Bani

Ummayyah tepatnya pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz,

kemudian disempurnakan pada masa Khalifah Al Mansur.

b. Hadits sebagai penjelas hukum-hukum yang ada di dalam Al-Qur‟an

Dalam hal ini, hadits memiliki fungsi mencakup hal-hal sebagai

berikut :

(1) Penjelasan terhadap hal-hal yang masih bersifat umum (bayanu/

mujmal). Misalnya hadits Nabi saw yang menjelaskan

pelaksanaan shalat, puasa, dan zakat secara detail dan sebagainya

yang di dalam Al-Qur‟an keterangan hukumnya masih bersifat

umum.

(2) Pembatas hal-hal yang masih global dalam Al-Qur‟an (Taqyidul

mutlaq).

Misalnya hadist Nabi yang menjelaskan batasan hukum potong

tangan bagi pencuri yaitu sampai batas pergelangan tangan.

Hukum potong tangan dalam Al-Qur‟an hanya menerangkan

perintah potong tangan saja tanpa menyebutkan batasan secara

rinci.

(3) Pengkhususan hal-hal yang masih bersifat umum hukumnya di

dalam Al-Qur‟an (takshisulaim).

Misalnya hadits Nabi saw yang menerapkan secara detail hukum

tentang warisan (harta pusaka). Dalam Al-Qur‟an tidak

ditegaskan mengenai perbedan agam antara anak dan orang tua

yang sama-sama muslim.

(4) Hadits menetapkan hukum-hukum yang tidak terdapat dalam Al-

Qur‟an. Misalnya diharamkannya memakai cincin, emas dan

pakaian sutera bagi kaum laki-laki.

(5) Hadits sebagai penguat hukum-hukum yang termaktul dalam Al-

Qur‟an. Misalnya hadits Nabi saw berikut ini :

Artinya : “Shalat itu tiang agam, maka barang siapa yang

mendirikan shalat berarti ia telah menegakkan agama dan

barang siapa yang meninggalkan berarti ia telah

menghancurkan agama”. (HR. Baihaqi)

Hadits diatas menguatkan firman Allah swt, yang menerangkan

kewajiban shalat bagi umat Islam, yaitu :

Artinya : “Dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah

dari (perbuatan) keji dan munkar.”

c. Bentuk-bentuk hadits

Hadits terbagi menjadi 3 bentuk, yaitu hadits fikliyah, taqririyah, dan

qauliyah.

(1) Hadits fikliyah adalah hadits yang berdasarkan atas perbuatan

yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw.

(2) Hadits qauliyah adalah hadits yang didasarkan pada ucapan dan

perkataan Nabi saw.

Page 5: Makalah Sumber Hukum Islam

(3) Hadits taqririyah adalah hadits yang didasarkan pada ketetapan-

ketetapan Nabi saw. Sedangkan ketetapan yang dimaksud adalah

suatu perbuatan yang dilakukan oleh para sahabat dan Nabi saw

juga melihatnya akan tetapi Nabi diam saja atau menyetujuinya.

Dilihat dari segi kualitasnya, maka hadits dibagi menjadi 3 bagian,

yaitu :

(a) Hadits Sahih (hadits yang sah)

Yaitu hadits yang dapat dipakai sebagai landasan hukum. Hadits

yang sahih para perawinya bersambung sampai kepada Nabi

saw, perawinya orang yang taat beragama, kuat hafalannya dan

isinya tidak bertentangan dengan Al-Qur‟an.

(b) Hadits Hasan (baik)

Yaitu hadits yang memenuhi persyaratan seperti perawinya

semuanya bersambungan, perawinya taat beragama, agak kuat

hafalannya, tidak bertentangan dengan Al-Qur‟an dan tidak cacat

di dalamnya.

(c) Hadits Daif (lemah)

Yaitu hadits yang tidak memenuhi kriteria persyaratan hadits

hasan apalagi shahih. Hadits daif tidak boleh dijadikan sebagai

landasan hukum.

Tingkatan hadits sahih, antara lain sebagai berikut :

a. Mutafaq‟alaih ( ), hadits yang disepakati oleh

Bukhori Muslim, menempati tingkatan yang paling tinggi.

b. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari

c. Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim

d. Hadits yang diriwayatkan oleh ulama ahli hadits selain Bukhari

Muslim atas dasar syarat Bukhari Muslim

e. Hadits yang diriwayatkan oleh ulama besar hadits dengan syarat-

syarat Bukhari Muslim

f. Hadits yang disahihkan oleh ulama hadits selain Bukhari Muslim

3. Ijtihad

Ijtihad adalah berasal dari kata ijtihad-ijtihadan yang berarti bersungguh-

sungguh. Menurut syara‟ ijtihat adalah berusaha dengan bersungguh-

sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapannya,

baik dalam Al-Qur‟an maupun Al Hadits dengan menggunakan akal pikiran

yang sehat dan jernih, serta berpedoman kepada cara-cara menetapkan

hukum yang telah ditentukan.

Beberapa dasar hukum melakukan ijtihad adalah :

1) Al-Qur‟an dengan firman Allah swt

Artinya : “Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai

orang-orang yang mempunyai pandangan.” (QS. Al-Hasyr (59) : 2)

Page 6: Makalah Sumber Hukum Islam

2) Hadits Rasulullah saw

Artinya : “Apabila seorang hakim memutuskan hukum dengan berijtihad

dan kemudian mencapai kebenaran maka ia mendapat dua ganjaran. Dan

apabila seorang hakim memutuskan hukum dengan berijtihad dan kemudian

tidak mencapai kebenaran maka ia mendapatkan satu ganjaran”.

(HR. Bukhari Muslim).

3) Asar sahabat

Artinya perilaku atau perkataan sahabat contoh sahabat yang ada yaitu

pertanyaan Umar bi Abi Khatab r.a, beliau mengatakan sesungguhnya

umat telah bersungguh-sungguh mencari kebenaran namun ia tidak

mengetahui akan kebenaran itu sudah tercapai atau tidak.

4) Beberapa fatwa Imam Mujtahidin

- Imam Malik berkata “Aku hanyalah manusia biasa yang mungkin

salah dan benar maka periksalah pendapat-pendapatku. Jika terdapat

kesesuaian antara pendapatmu dengan Al-Qur‟an dan sunnah maka

ambillah dan jika sebaliknya maka tinggalkanlah”

- Imam Syafi‟I berkata “Jika segala sesuatu telah kukatakan ternyata

tidak bertentangan dengan sabda Nabi saw, itulah yang harus kamu

ikuti. Dan bila ada hadits sahih telah menyalahi mazbku maka ikutilah

hadits tersebut karena sebenarnya hadits itu adalah mazabku.

- Imam Hambali berkata “Janganlah kamu bertauhid (menerima

pendapat orang lain tanpa mengetahui sumber dasarnya) kepadaku

atau kepada Imam Malik atau kepada Imam Syafi‟I dan As Sauri tapi

ambillah hukum-hukum dari tempat mereka mengambilnya.

5) Kedudukan dan Bentuk-bentuk Ijtihad

Hukum ijtihad yang dihasilkan oleh beberapa mujtahid dapat berlainan

disebabkan tingkat penalaran, penngkajian dan situasi serta kondisi yang

dihadapi oleh seseorang mujtahid tersebut.

Hukum ijtihad mengikat seorang mujtahid yang bersangkutan artinya

harus mengamalkan secara konsisten terhadap hasil pendapatnya selama

ia belum mengubah pendapat itu.

Ijtihad dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu :

(a) Ijma‟ yaitu kesepakatan para ulama dalam menetapkan masalah

hukum yang tidak diterangkan dalam Al-Qur‟an maupun hadits

setelah setelah Rasulullah wafat . ijma‟ dilakukan dengan cara

musyawarah dengan besdasarkan Al-Qur‟an dan Hadits.

(b) Qiyas yaitu menyamakan permasalahan yang tejadi dengan masalah

lain yang sudah ada hukumnya, karena ada kesamaan sifat atau

alasan. Contoh hukum minuman keras dapat diqiyaskan dengan

khamar karena keduanya ada kesamaan sifat yaitu sama-sama

memabukkan.

(c) Ihtisan yaitu menetapkan suatu hukum masalah yang tidak dijelaskan

secara rinci dalam Al-Qur‟an dan Hadits yang didasrkan atas

kepentingan atau kemaslahatan umat.

(d) Ijtihad yaitu meneruskan keduanya berlakunya suatu hukum pada

suatu masalah yang telah ditetapkan karena adanya suatu dalil

sampai adanya dalil lain yang mengubah kedudukan hukum tersebut.

Page 7: Makalah Sumber Hukum Islam

(e) Maslahah mursalah yaitu memutuskan hukum suatu permasalahan

dengan pertimbangan kemaslahatan bersama sesuai dengan maksud

syarak yang hukumnya tidak diperoleh dari dalil secara langsung dan

jelas.

Contoh seseorang wajib membayar kerugian kepada pemilik barang

karena kerusakan yang terjadi diluar kesepakatan.

Fungsi ijtihad dalam hukum Islam antara lain :

a) Sebagai sumber hukum Islam yang ketiga setelah Al-Qur‟an dan

Hadits.

b) Sebagai sarana untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang

muncul di masyarakat dengan berpedoman pada Al-Qur‟an dan

Hadits.

c) Sebagai suatu cara yang disyariatkan untuk menyelesaikan

permasalahan sosial dengan ajaran-ajaran Islam.

d) Sebagai wadah pencurahan pikiran bagi kaum muslim.

Hukum Taklifi

Hukum taklifi adalah kitab Allah swt atau sabda Nabi saw, yang di

dalamnya mengandung tuntunan berupa perintah dan larangan. Hukum

taklifi dibagi menjadi 5 bagian :

1) Fardu (wajib) yaitu kitab Allah swt yang berhubungan dengan tuntunan

perintah melakukan sesuatu secara pasti.

Fardu dibagi menjadi :

a) Fardu „ain yaitu wajib yang harus dilaksanakan oleh setiap orang.

b) Fardu kifayah, yaitu wajib yang harus dilakukan akan tetapi apabila

salah seorang telah mengerjakannya maka gugurlah dosa serta

kewajiban atas semua. Namun apabila tidak ada seorangpun yang

mengerjakan maka semua orang menjadi berdosa.

c) Haram/ larangan, yaitu kitab Allah swt yang berhubungan dengan

larangan melakukan sesuatu secara pasti apabila dikerjakan

mendapat siksa.

d) Makruh, yaitu kitab Allah swt yang berhubungan dengan larangan

melakukan sesuatu apabila dikerjakan tidak berdosa.

e) Mubah (boleh) yaitu kitab Allah swt yang mengandung pilihan

antara melaksanakan sesuatu perbuatan atau meninggalkannya.

2) Hikmah Ibadah

Beberapa hikmah yang dapat diambil ketika menjalankan ibadah antara

lain :

a) Hidup tentram dan tenang telah menjalankan kewajiban.

b) Memupuk rasa keikhlasan dan tawakal kepada sang pencipta.

c) Memupuk rasa persaudaraan dan persatuan bila itu ibadah

habluminannas.

d) Memupuk keimanan dalam hubungan habluminallah.

e) Menyadari akan adanya kekuasaan Allah swt.

Hukum Syari’ dalam Islam

Dalam ilmu usul fiqih hkum secara bahasa bermakna :

Artinya : “menetapkan sesuatu atas sesuatu”

Page 8: Makalah Sumber Hukum Islam

Sedangkan makna hukum secara istilah :

Artinya : Firman (kitab) Allah swt yang berhubungan dengan segala amal

perbuatan mukalaf kitab tersebut mengandung tuntutan perintah. Tuntutan

memilih atau wad’I (menjadikan sesuatu sebab syarat atau penghalang

mani’) bagi sesuatu hukum.

1) Yang mengandung tuntutan, Allah swt berfirman :

Artinya : “Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah

beserta orang-orang yang ruku'”. (QS. Al-Baqarah (2) : 43)

2) Yang mengandung larangan, Allah swt berfirman :

Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu

adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.”

(QS. Al-Isra‟ (17) : 32)

3) Yang mengandung kebolehan, Allah swt berfirman :

Artinya : “Dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau

menerima tebusan sampai perang berakhir.” (QS. Muhammad (47) : 4)

Ayat ini berbicara tentang tawanan perang kita boleh membebaskan

mereka atau menerima tebusan.

4) Menjadikan sesuatu menjadi sebab, Allah swt berfirman :

Artinya : “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir “

(QS. Al-Isra‟ (17) : 78)

Matahari tergelincir terjadi sebab masuknya waktu shalat (zhuhur)

contoh lain yang menjadi penghalang yaitu sabda Nabi saw :

Artinya : “Tidak ada hak bagi pembunuh sedikitpun”. (HR. Nasai)

Perbuatan membunuh menghalangi pelaku pembunuhan untuk tidak bias

mewaris walaupun ia adalah anak kandung orang yang meninggal.

Page 9: Makalah Sumber Hukum Islam

II. Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Sebutkan sumber-sumber hukum Islami!

2. Apa yang dimaksud dengan hadits daif?

3. Sebutkan 3 macam ijtihad!

4. Bagaimana pahala orang yang melakukanijtihadbila hasilnya benar?

5. Sebutkan isi pokok Al-Qur‟an!

6. Jelaskan pengertian Al-Qur‟an menurut istilah!

7. Apa yang dimaksud dengan surat Makkiyah?

8. Sebutkan cirri-ciri surat Madaniyah!

9. hasil ijtihad jika pendapatnya benar akan mendapat …pahala.

10. Al-Qur‟an berisi perintah-perintah Allah swt sebanyak … ayat.

Page 10: Makalah Sumber Hukum Islam

VI. KUNCI JAWABAN

I.

II.

1. a. Al-Qur‟an

b. Al Hadits

c. Ijtihad

1) ijma‟

2) qiyas (analogi)

3) al maslahatul mursalah (memelihara maksud syara‟)

d. urf (adat istiadat)

e. saddu zara‟i

2. Hadits Daif (lemah)

Yaitu hadits yang tidak memenuhi kriteria persyaratan hadits hasan apalagi

sahih. Hadits daif tidak boleh dijadikan sebagai landasan hukum.

3. a. ijma‟

b. qiyas

c. istihsan

d. ijtihad

e. marsalah mursalah

4. Apabila seorang hakim memutuskan hukum dengan berijtihad dan

kemudian mencapai kebenaran maka ia mendapat 2 ganjaran.

5. a. tauhid

b. ibadah

c. al wa‟du wal wa‟id

d. petunjuk untuk memperoleh kebahagiaan

e. sejarah umat terlebih dahulu

6. pengertian Al-Qur‟an menurut istilah, yaitu firman Allah swt yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan lisan arab.

7. surat yang di turunkan di kota Mekkah, sebelum Nabi hijrah ke Madnah.

8. ciri-ciri surat Madaniyah

a. ayat-ayatnya panjang

b. berisi tentang hukum kemasyarakatan

c. di awali dengan kalimat ( )

9. dua

10. 6666

1. b. Al Hadits

2. c. Gua Hira

3. b. Al Furqan

4. b. ijtihad

5. d. Al Hadits

6. a. pembeda

7. d. makruh

8. a. fardu

9. d. ayatul makkiyah

10. a. Imam Bukhari

11. b. Al Hadits

12. c. Al Furqan

13. b. bacaan

14. b. semua salah

15. a. qauliyah

Page 11: Makalah Sumber Hukum Islam

DAFTAR PUSTAKA

Kharisma, CV. HAKA MJ

Mentari. Jakarta : CV. GRAHA PUSTAKA

Surakarta : CITRA PUSTAKA

Simpati SMA PAI X

Mastear PAI SMK X