makalah studi quran.pdf

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Turunnya Wahyu al-Qur’an merupakan suatu kejadian yang menjadi titik tolak seorang hamba yang bernama Muhammad bin Abdullah dinobatkan sebagai manusia pilihan bagi alam semesta. Maha suci Allah yang telah menurunkan adz- adzikr dimana Muhammad saw diberi tugas untuk menerangkannya kepada umat, dengan hikmah, agar mereka mengambil pelajaran darinya. 1 Telah dilakukannya hal itu, sehingga ia tidak berbicara berdasarkan atas kemauannya sendiri. Dengan turunnya Al Qur’an berarti banyak hal yang perlu dikaji lebih mendalam lagi, baik dari segi proses turunnya Wahyu Al Qur’an itu sendiri maupun apa-apa yang turun. Al-Qur’an, Wahyu dan Nuzulul Qur’an merupakan tiga kata yang saling berkaitan antara satu sama yang lain. Sebab -secara awam- Al-Qur’an itu sendiri adalah merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada NabiNya Muhammad SAW. Sedangkan wahyu adalah petunjuk dari Allah yang hanya diturunkan kepada para Nabi dan rasulNya melalui berbagai cara. 2 Pembahasan mengenai Wahyu dan Nuzulul Qur’an merupakan pembahasan yang menarik, dalam arti hal yang fundamental untuk ditelaah kembali saat ini. Sejak pewahyuannya kepada Rasulullah hingga saat ini, al-Quran telah menempuh sejarah panjang selama empat belas abad lebih. Dalam hal yang menyangkut detail tentang Rasulullah menerima wahyu, kiranya perlu kajian secara ilmiah dengan merujuk sumber-sumber utama Islam dan analisis-analisis rasional yang dikembangkan para sarjana atau ilmuwan baik klassik maupun modern. 1.2. Tujuan 1. Menjelaskan tentang Wahyu. 2. Menjelaskan Nuzulul Qur’an. 3. Menjelaskan ayat yang pertama dan terakhir diturunkan. 1 Tafsir jalalain.chm QS. 016: 44 2 Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, iOS v.2.4 1

Upload: floyd-cole

Post on 03-Feb-2016

237 views

Category:

Documents


76 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah studi quran.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Turunnya Wahyu al-Qur’an merupakan suatu kejadian yang menjadi titik

tolak seorang hamba yang bernama Muhammad bin Abdullah dinobatkan sebagai

manusia pilihan bagi alam semesta. Maha suci Allah yang telah menurunkan adz-

adzikr dimana Muhammad saw diberi tugas untuk menerangkannya kepada umat,

dengan hikmah, agar mereka mengambil pelajaran darinya.1 Telah dilakukannya

hal itu, sehingga ia tidak berbicara berdasarkan atas kemauannya sendiri. Dengan

turunnya Al Qur’an berarti banyak hal yang perlu dikaji lebih mendalam lagi, baik

dari segi proses turunnya Wahyu Al Qur’an itu sendiri maupun apa-apa yang

turun.

Al-Qur’an, Wahyu dan Nuzulul Qur’an merupakan tiga kata yang saling

berkaitan antara satu sama yang lain. Sebab -secara awam- Al-Qur’an itu sendiri

adalah merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada NabiNya

Muhammad SAW. Sedangkan wahyu adalah petunjuk dari Allah yang hanya

diturunkan kepada para Nabi dan rasulNya melalui berbagai cara.2

Pembahasan mengenai Wahyu dan Nuzulul Qur’an merupakan

pembahasan yang menarik, dalam arti hal yang fundamental untuk ditelaah

kembali saat ini. Sejak pewahyuannya kepada Rasulullah hingga saat ini, al-Quran

telah menempuh sejarah panjang selama empat belas abad lebih. Dalam hal yang

menyangkut detail tentang Rasulullah menerima wahyu, kiranya perlu kajian

secara ilmiah dengan merujuk sumber-sumber utama Islam dan analisis-analisis

rasional yang dikembangkan para sarjana atau ilmuwan baik klassik maupun

modern.

1.2. Tujuan

1. Menjelaskan tentang Wahyu.

2. Menjelaskan Nuzulul Qur’an.

3. Menjelaskan ayat yang pertama dan terakhir diturunkan.

1 Tafsir jalalain.chm QS. 016: 442 Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, iOS v.2.4

1

Page 2: makalah studi quran.pdf

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu masalah terkait

dengan Wahyu, yaitu sebagai berikut:

1. Apa Pengertian daripada Wahyu?

2. Bagaimana Cara Penyampaian Wahyu?

3. Ayat manakah yang pertama dan terakhir kali diwahyukan?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Wahyu

Arti Kata Wahyu berkisar pada terma “al-isharah al-sariah” (isyarat yang

cepat), “al-kitabah” (tulisan), “al-maktub” (tertulis), “al-risalah” (pesan), “al-

ilham” (ilham), “al-kalam al-khafy” (pembicaraan yang bersifat tertutup dan tidak

diketahui pihak lain dan cepat).3 Al-Wahyu atau wahyu adalah kata masdar

(infinitif); dan materi itu menunjukkan dua pengertian dasar, yaitu: tersembunyi

dan cepat.4 Oleh karena itu, maka dapat dikatakan secara konklusif bahwa dalam

arti lughawinya, “wahy” ialah pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat yang

khusus ditunjukan kepada orang yang diberitahu tanpa diketahi orang lain.5

Ada lebih dari 60 kali kata-kata wahy (و - ح – ي ) itu disebut dalam Al-

Qur’an. Berdasarkan penelitian, Manna’ Khalil Al-Qattan memetakan dari

beberapa ayat dapat diperoleh makna dari Al-Wahyu itu yang meliputi beberapa

istilah sebagai berikut6 :

1. Al-Wahyu berarti petunjuk Tuhan yang timbul di hati atau dapat disebut

dengan istilah ilham, sebagai bawaan dasar manusia. Seperti wahyu

terhadap ibu Nabi Musa, tertuang dalam QS. Al-Qashsash (28) : 7.

3 Ibn Mandzur, Lisan al-Arab (Kairo: Dar al-Ma’arif, t.th) h.4787. Manna’ Khalil Al Qattan. Mabahits Fi Ulumil Qur’an (Kairo: Maktabah Wahbah, 1995) h.24, Rashid Ridha, al-Wahy al-Muhammady (Beirut: Muassasah `Izzu ad-Addin: 1406 H) h.81

4 Qattan, Mabahits h.265 Ridha, al-Wahy, h. 816 Qattan, Mabahits h.27

2

Page 3: makalah studi quran.pdf

2. Al-Wahyu berarti ilham yang berupa naluri pada binatang, seperti

wahyu kepada lebah, tertuang dalam QS. An-Nahl (16) : 68.

3. Al-Wahyu berarti Isyarat yang cepat melalui rumus dan kode seperti

isyarat Zakaria yang dikisahkan pada QS. Maryam (19) : 11.

4. Al-Wahyu berarti bisikan, tipu daya setan untuk menjadikan yang buruk

kelihatan indah dalam diri manusia, pada QS. Al-An’am 21) : 121.

5. Al-Wahyu berarti apa yang disampaikan Allah kepada Malaikatnya

berupa perintah untuk dikerjakan, pada QS. Al-Anfal (8) : 12.

Kemudian dari arti lughawi ini, para sarjana islam membangun definisi

“wahy” secara terminologis atau istilah. Muhammad Abduh di dalam kitab

Risalatut Tauhid mendefinisikan wahyu sebagai pengetahuan yang didapati

seseorang dari dalam dirinya dengan disertai keyakinan pengetahuan itu datang

dari Allah, baik dengan melalui perantara ataupun tidak; yang pertama melalui

suara yang terjelma dalam telinganya atau tanpa suara sama sekali.7 Adapun

Manna’ Khalil Al-Qattan mengatakan bahwa, pengertian Al-Wahyu secara syara’

adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada seorang Nabi.8 Atau seperti yang

diriwayatkan dari az-Zuhri yang menyatakan: Wahyu adalah apa yang diberitakan

Allah kepada salah seorang Nabi; Dia tetapkan ke dalam hatinya, sehingga Dia

menyampaikannya dengan kata-kata, dan dia menulisnya, dan itulah kalam Allah.9

Adapun perbedaan antara wahyu dengan ilham adalah bahwa ilham itu

intuisi yang diyakini jiwa sehingga terdorong untuk mengikuti apa yang diminta,

tanpa mengetahui dari mana datangnya. Hal seperti itu serupa dengan perasaaan

lapar, haus, sedih dan senang.10 Definisi di atas adalah pengertian masdar wahyu.

Bagian awal definisi ini mengesankan adanya kemiripan antara wahyu dengan

suara hati atau kasyaf, tetapi perbedaannya dengan ilham diakhir defenisi

meniadakan hal ini. Dari definisi ini jelas bahwa terma “wahy” dalam Islam harus

memuat dua unsur utamanya, yaitu (i) pemberi berita (Allah SWT) dan (ii)

penerima berita (nabi), sehingga mustahil wahyu berlangsung dengan menafikan

7 Muhammad Abduh, risalah at-tauhid (Kairo: Dar al-Syuruq, 1994) h. 1028 Qattan, Mabahits h.279 Jalaluddin As Suyûthi, al itqân fi `ulum al-quran, (Beirut: Dâr al-Fikr, 2008) h. 10 Qattan, Mabahits, h. 37

3

Page 4: makalah studi quran.pdf

salah satunya atau -terlebih- tanpa keduanya.

2.2 Kaifiyat Turunnya Wahyu

A. Wahyu Allah turun kepada Malaikat.

Jelas bahwa Al-qur’an telah dituliskan di lauhul mahfuzh, berdasarkan

firman Allah Q.S. Al-Buruj /85 : 21-22.

bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia, dalam (tempat) yang terjaga (Lauh Mahfuzh).11

Demikian juga, Al-qur’an itu diturunkan sekaligus di Baitul ‘Izzah yang berada

dilangit dunia pada malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan. Dalam

berlangsungnya pewahyuan, Allah menggunakan malaikat sebagai perantara.

Malaikat yang pada dasar berwujud non-material, bisa menjelma menjadi wujud

material untuk menyampaikan wahyu tersebut dari Allah.12 Dalam Al-Qur’an al-

Karim terdapat nash mengenai kalam Allah kepada Malaikat-Nya. Sebagaimana

firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah/2 :31.

Dan Dia ajarkan kepada Adam Nama-nama (benda) semuanya kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, "Sebutkanlah kepada-Ku nama semua (benda) ini jika kamu benar.13

Ada juga nash al-Qur’an tentang para malaikat yang mengurus urusan dunia

menurut perintah-Nya. Allah berfirman dalam Q.S. An-Naziat (79) : 5

Dan (malaikat-malaikat) yang mengatur urusan (dunia).14

Nash-nash di atas dengan tegas menunukan bahwa Allah berbicara kepada

Malaikat tanpa perantaraan dan dengan pembicaraan yang dipahami oleh

malaikat.

Para ulama berpendapat mengenai cara turunnya wahyu Allah yang berupa

al-qur’an kepada Jibril dengan beberapa pendapat:

a) Jibril menerimanya secara pendengaran dari Allah dengan lafaznya yang

11 Departemen Agama. Muqaddimah Al-Qur’an dan Tafsirnya. (Jakarta : Cv. Darma Pala, 1997)., h. 590.

12 Hafidz Abdurrahman, Ulumul Quran Praktis (Bogor: IDeA Pustaka Utama, 2003) Cet. I, h.2413 Depag, Muqaddimah, h. 614 Depag, Muqaddimah, h. 583.

4

Page 5: makalah studi quran.pdf

khusus.

b) Jibril menghafalnya dari lauhil mahfuzh.

c) Maknanya disampaikan kepada Jibril, sedangkan lafaznya dari Jibril, atau

Nabi Muhammad saw. 15

Pendapat yang pertama, dijadikan pegangan oleh ahlu sunnah waljamaah

dimana Al-qur’an adalah kalam Allah dengan lafaz-Nya, bukan kalam Jibril atau

Kalam Muhammad saw. Penyandaran ini terdapat dalam firman Allah Q.S. Al-

Naml /27 : 6.

Dan sesungguhnya engkau (Muhmmad) benar-benar telah diberi Al qur'an dari sisi (Allah), yang Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui.16

Adapun pendapat kedua, tidak dapat dijadikan pegangan, sebab adanya Al-

Qur’an di aluhil mahfuzh itu termasuk bersifat gaib. Sedangkan pendapat ketiga,

hampir sama dengan makna sunnah17. Sebab sunah itu juga wahyu dari Allah swt.

Kepada Jibril, kemudian kepada Nabi Muhammad saw. Firman Allah dalam Q.S.

al-Najm /53 : 3- 4.

Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut keinginannya. Tidak lain (al-Qur’an itu) adalah wahyu yang wahyu diwahyukan (kepadanya).18

Karenanya diperbolehkan meriwayatkan hadits menurut maknanya,

sedangkan al-Qur’an tidak.

15 Qattan, Mabahits, h. 3816 Depag, Muqaddimah, h. 377. 17 Kata sunnah dan kata yang seakar dengannya dalam hadist Nabi disebutkan berulang kali.

Asal kata itu berarti jalan atau perjalanan hidup. Jika kata itu digunakan dalam syariat, maka itu berarti segala apa yang diperintahkan, yang dilarang, maupun yang dianjurkan oleh Nabi saw berupa perkataan atau perbuatan dimana tidak dibicarakan oleh Quran. Baca: Mandzur, Lisan, h. 2124, Musthofa Al-Syiba’i, As-sunnah wa makanatuha fi at-tasyri` al-Islamy, (Beirut, al-Maktab al-Islami, 1985) h. 47,

18 Depag, Muqaddimah, h. 526

5

Page 6: makalah studi quran.pdf

B. Wahyu Allah turun kepada Rasul

Ragam bentuk wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad saw.

Allah memberikan wahyu kepada para Rasul atau Nabi-Nya secara rahasia

dan sangat cepat itu bervariasi. Dari variasi itu ada dua pengelompokan, yaitu:

melalui malaikat Jibril dan langsung tanpa perantara.19ada yang melalui

perantaraan dan ada yang tidak melalui perantaraan.

1. Melalui perantaraan malaikat pembawa wahyu.

Wahyu yang diturunkan dengan cara ini dikenal ada dua, yaitu;

Pertama, Jibril menampakan wajahnya atau bentuknya dengan

wajah asli. Cara seperti ini terjadi dua kali; ketika Nabi Muhammad

saw. menerima wahyu yang pertama Q.S. al-Alaq ayat 1-5 di gua

Hira dan ketika di Sidratul Muntaha pada malam Isra’ dan Mi’raj.20

Kedua, Jibril menyamar seperti laki-laki yang berjubah putih.

Misalnya ketika Nabi Muhammad saw. menerima wahyu tentang

iman, Islam, Ihsan dan tanda-tanda kiamat.21

2. Tanpa melalui perantaraan malaikat (langsung).

a. Diantaranya melalui mimpi yang benar, misalnya wahyu surah Al-

kautsar / 108 : 1-3.

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.(1) Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah (2) Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus (3).22

b. Allah berbicara secara langsung.

Ada pula yang menyatakan bahwa cara ini adalah turunnya wahyu

melalui balik hijab. Misalnya wahyu Allah kepada Nabi Musa yang

19 Abu Anwar, Ulumul Qur’an ; sebuah pengantar (Cet. 9, Pekan Baru: Amzah, 2009), h. 15-17. 20 Al-Hasan, 'Ali, al-Manâr, ( Beirut: Dâr al-Fikr al-'Arabi, 1998), hal. 52.21 Muhammad bin Ismâ’îl, Shahîh al- Bukhâri (Beirut: Dâr Ibn Katsîr 1987) ed. Dr. Musthafâ

Dîb al-Bighâ, Cet. III. Kitâb al-Imân,hadits no. 48.22 Depag, Muqaddimah, h. 602

6

Page 7: makalah studi quran.pdf

diceritakan dalam firman Allah pada Q.S. al-Anisa /4 : 164.

Dan ada beberapa rasul yang telah kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya ada beberapa rasul (lain) yang kami tidak kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa Allah berfirman secara langsung.23

3. Cara lain adalah seperti gemerincing lonceng. Cara ini termasuk cara

yang paling berat dirasakan oleh Rasul. Firman Allah dalam Q.S. al-

Muzammil/73 : 5. Sesungguhnya Kami akan menurunkan Perkataan yang

berat kepadamu.24

Nabi Muhammad saw. sebagai manusia biasa menerima bisikan dari Allah

swt. yang disebut dengan wahyu. Bisikan itu berisi misi atau risalah ilahiah yang

disampaikan kepadanya melalui malaikat Jibril. Artinya, pewahyuan Al-qur’an

kepada Nabi menggambarkan terjadinya perjumpaan antara mahluk material

(jasmaniah), yaitu Nabi Muhammad dengan makhluk immaterial (ruhani), yaitu

Jibril. dan diterimanya interaksi antara makhluk jasadi dengan khaliq yang maha

tinggi.25

Al-Qur’an menyebutkan, ada tiga cara penyampaian misi ilahiah itu

kepada Nabi Muhammad saw. yaitu melalui wahyu secara langsung secara

langsung, pembicaraan dibalik hijab, dan atau Allah mengirim seorang utusannya.

Firman Allah dalam Q.S. al-Syuara /42 :51.

Dan tidak patutlah bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya, Dia Mahatinggi lagi Mahabijaksana.26

2.3 Wahyu Pertama dan Terakhir

Al-Qur’an mulai diturunkan kepada Nabi ketika sedang berkhilwat di Gua

Hira’ pada malam Isnen, bertempatan dengan tanggal 17 Romadhon Tahun 41 dari

23 Depag, Muqaddimah, h. 424 Depag, Muqaddimah, h. 57425 Kadar M. Yusuf, Studi Al-Qur’an (Jakarta; Amzah, 2009), Cet. I, h. 23.26 Depag, Muqaddimah, h. 488

7

Page 8: makalah studi quran.pdf

kelahiran Nabi Muhammad SAW. 06 Agustus 610M27.

A. Ayat Pertama Turun

Ada empat pendapat tentang Ayat pertama turun :

1. Pendapat pertama ada yang mengatakan bahwa ayat yang mula-

mula turun adalah surat Al-Fatihah, pendapat ini berdasarkan

Riwayat Maisarah, melalui Abu Ishaq,katanya Setelah rosululloh

SAW mendengar suara lalu beliau melarikan diri, rosululloh sendiri

yang menyebutkan turun Malaikat kepadanya. Kata malaikat itu

Bacalah 28.

Segala Puji bagi Allah,Tuhan semesta Alam (sampai akhir Ayat)

Pendapat ini juga dikemukakan oleh Al Imam Muhammad ‘Abduh,

katanya bahwa surat yang mula-mula turun adalah Al-Fatihah29

dengan alasan :

a. Terletak dipermulaan Al Kitab(Al-Qur’an)

b. Mengingat kandungannya yang lengkap, melengkapi segala

isi Al--Qur’an, yang menyebabkan kita harus

memandangnya Fihris ringkas lengkap bagi segala isi Al-

Qur’an

c. Hadist yang diriwayatkan Al Baihaqi dalam Kitab Dalilun

Nubuwah.

2. Pendapat kedua ada juga yang mengatakan Ayat yang turun

pertama ialah Bismillah itu turun sebagai sumber pengambilan bagi

setiap surat30. Hadis- hadis yang menerangkan ini adalah Mursal

(sanadnya terputus).

3. Pendapat ketiga adalah surah Al-Alaq ayat 1-5

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang

menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal

darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,Yang

27 M Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan pengantar ilmu Al Qur'an dan tafsir, (Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2000), hal. 3728 Qattan, Mabahits, hal 7329 Ash-Shiddieqy, Sejarah,,hal 4930 Qattan, Mabahits, hal 72

8

Page 9: makalah studi quran.pdf

mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar

kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Pendapat ini 31Menurut Hadis Syaikhan, Aisyah

mengatakan Awal pertama (permulaan) Rosululloh SAW menerima

wahyu berupa mimpi shadiq di waktu tidurnya. Tidak pernah

beliau bermimpi seperti itu selama ini. Datang kepadanya seperti

Falak di waktu subuh. Sudah itu dia ingin hendak bersunyi-sunyi

diri. Maka pergilah beliau ke Gua Hira’. Disinilah (Gua Hira’)

beliau sendiri sampai beberapa malam. Dan untuk itu beliau

menyiapkan perbekalan. Sudah itu beliau kempali ke Siti Khadijah.

Oleh Khadijah dipersiapkan perbekalan seperti yang pertama.

Demikianlah sampai turunnya Wahyu. Di waktu itu beliau berada

di Gua Hira’,datang kepadanya malaikat. Kata Malikat itu

“Bacalah”. Kata Rosul “Aku tidak pandai membaca’’. Maka

diambilah Aku dan dirangkulnya kuat-kuat sehingga Aku

kepayahan. Sesuadah itu dilepaskannya Aku kembali,seraya

berkata “Bacalah”.Kataku “Aku tidak pandai membaca”. Aku

dirangkulnya kedua kalinya sehingga Aku kepayahan. Sesudah itu

dilepaskannya kembali, seraya berkata “Bacalah”. Kataku “Aku

tidak pandai membaca”. Lantas Aku dirangkulnya untuk ketiga

kalinya. Sudah itu dilepaskannya kembali seraya berkata “Bacalah

dengan menyebut nama Tuhan engkau yang menjadikan”. Sesudah

itu badan Rosululloh gemetar dan kemudian pulang kerumahnya.

Kemudian menurut pendapat lainnya yaitu Hadist yang

diriwayatkan oleh Ath Tharbary dari Abdulloh Ibnuz Zubair32,

ujarnya :

Bersabdalah Rosululloh SAW : maka datanglah kepadaku jibril,

dan kala itu aku sedang tidur, Jibril membawa selembar namath

(kain berwarna) dari sutera, padanya ada Tulisan (suratan). Jibril

berkata “Iqra (Bacalah)”. Maka akupun menjawab bahwa Aku

31 Qattan, Mabahits, hal. 7032 Ash-Shiddieqy, Sejarah, hal 41

9

Page 10: makalah studi quran.pdf

tidak bisa membaca. Karena itu aku dipeluknya erat-erat, hingga

Aku sangka bahwa aku akan mati. Kemudia Dia lepaskan Aku,

seraya berkata pula : Iqra’(bacalah). Apa yang akan aku baca? Aku

mengatakan demikian hanya supaya dia jangan kembali lagi

memeluk aku erat-erat dan kuat-kuat sebagai yang sudah, Dia

berkata surat Al-Alaq 1-5. Setelah itu ia pun pergi. Sesudah ia pergi

akupun bangun dari tidurku, dan seolah-olah telah termateri

dijiwaku suatu Tulisan (Kitab)

4. Ada pula orang yang mengatakan bahwa ayat yang pertama turun

ialah firman Allah yang berbunyi :

Hai orang yang berkemul (berselimut).

Pendapat ini didasarkan dari Syaikhan dari Abu Salamah bin

Abdurrahman33. Katanya, Aku pernah berkata kepada Jabir bin

Abdullah, apakah Ayat Al-Qur’an yang mula-mula turun?

Katanya : Hai orang yang berkemul (berselimut). Kataku, Apakah

Tidak : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang

menciptakan. Katanya Apakah tidak aku sampaikan kepadamu

Hadis yang kami terima dari Rosululloh SAW. Kata Nabi SAW

“Aku berjalan-jalan sekekliling Hira’. Setelah berkeliling,turunlah

wahyu. Ketika Aku sedang berada dalam lembah. Aku menoleh ke

depan, ke belakang, ke kanan, dan ke kiri, sudah itu Aku melihat

kelangit. Maka Dia ( Jibril) Mengambil Aku yang sedang gemetar.

Aku pulang kepada Khadijah, Aku suruh orang-orang agar Aku

diselimuti. Lantas Allah menurunkan Ayat :

Hai orang yang beselimut, bangunlah, maka berilah peringatan.

Kata Jabir RA. Aku pernah mendengar Rosululloh SAW

menyampaikan sepotong Hadis tentang fitrotul wahyu. Kata Nabi

dalam Hadisnya itu, diwaktu aku sedang berjalan-jalan lalu aku

mendengar suara dari langit. Lalu aku angkat kepalaku. Malaikat

yang datang kepadaku digua Hira’ itu kini sedang duduk diatas

33 Qattan, Mabahits, hal. 70

10

Page 11: makalah studi quran.pdf

kursi, antara Bumi dan Langit. Lalu aku kembali, kataku selimuti

aku,maka orang-orang menyelimuti aku.

Sebagian orang mengumpulkan kedua hadis ini. Jabir

mendengar Nabi menyebutkan kisah permulaan wahyu. Yang

didengarnya itu ialah bagian yang terkhir, sedangkan yang pertama

tidak didengarnya. Karena iu masih diragukan bahwa ayat ini yang

pertama turun. Memang ayat Mudatsir itula yang pertama itu Turun

sesudah al-alaq 1-5 dan fitratul wahyu. Terdapat dalam sahihain,

juga dari jabir bahwa Rosullulloh pernah menyampaikan hadis

tenteng fitrotl wahyu. Didalam hadis itu Nabi mengatakan Di

waktu Aku sedang berjalan-jalan, Aku mendengar suara dari langit,

lalu kuangkat kepalaku,maka tampak oleh-ku Mailaikat yang

datang padaku di Gua Hira’ itu sedang duduk diatas kursi diantara

langit dan bumi. Aku gemetar, lantas akukembali pulang. Kataku

selimuti Aku. Diwaktu itu Allah menurunkan surat Al-alaq 1-5.

Didalam Hadis ini diberitahukan tentang malaikat yang

datang padanya diGua Hira’ tadinya itu. Dan dalam hadis Aisyah

RA dikatakan bahwa turun surat Al-alaq 1-5 digua Hira’,inilah

wahyu pertama. Sesudah itu terjadi masa Fitrah (masa kekosongan

wahyu). Didalam Hadis Jabir dikatakan bahwa wahyu itu berurut-

urut datangnya sesudah turun aturan ayat,

Dengan demikian maka taulah kita secara mutlak Al-alaq 1-

5 yang pertama turun. Sesudah itu baru surat Al-Mudatsir.

Demikian pula menurut Ibnu Hiban dalam sohihnya. Tidak ada

pertentangan antara kedua Hadis ini. Ayat yang pertama diturunkan

ialah : iqra` bismirabbikal ladzi kholaq. Digua Hira’ sesudah itu

nabi kembali kepada Khodijah dan Oleh Khodijah Nabi disiram

Air dingin.34 Dirumah Khodijah inilah Allah menurunkan Ayat

yang berbunyi :

Sekarang jelaslah persoalannya, yaitu setelah turun kepada

34 Qattan, Mabahits, hal. 73

11

Page 12: makalah studi quran.pdf

Nabi SAW surat Al-Alaq 1-5 dia kembali kerumah lantas

berselimut. Setelah itu turun Ya Ayyuhal Mudastir.

B. Ayat Terakhir

1. Pertama, ada orang yang mengatakan bahwa ayat yang terkhir

turunnya ialah ayat yang mengenai riba35. Menurut Hadis Bukhori dan

Ibnu Abbas katanya : ayat yang terakhir diturunkan Tuhan Kepada

Muhammad SAW adalah ayat tentang Riba. Yang dimaksud dengannya

ialah firman Tuhan yang berbunyi :

Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kamu kepada Allah dan

tinggalkanlah Riba (QS Al-Baqarah : 278)

2. Kedua, adapula orang yang mengatakan pula ayat yang terakhir

diturunkan Allah ialah firman Tuhan yang berbunyi :

Dan peliharalah dirimu (adzab yang terjadi pada) hari yang pada

waktu itu kamu sekalian dikembalikan oleh Allah (QS Al-Baqarah :

281)

Sedangkan36 menurut Hadis yang dirawikan An Nasa’i dan lainnya,

dari Ibnu Abbas dan Said bin Jubair RA, mengatakan bahwa ayat yang

Al-Qur’an yang terkhir turunnya yang berbunyi : Dan takutlah kamu

terhadap Adzab yang terjadi pada hari yang waktu itu kamu semua

dikembalikan kepada Allah SWT.(QS AtTaubah 128-129)

3. Ketiga, adapula orang yang mengatakan bahwa ayat yang terkhir

diturunkan oleh Allah yaitu ayat yang mengenai utang piutang. 37Menurut hadis yang diRawikan dari Said bin Al-Musayab

mengatakan bahwa telah sampa kepadanya berita Al-Qur’an mengenai

janji di Arasy itu ialah yang mengenai utang piutang. Yang dimaksud

ialah ayat: Hai Orang-orang beriman apabila kamu bermuamalah,

tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan hendaklah kamu

menuliskannya (QS Al-Baqarah : 282)

Apabila dikumpulkan ketiga Riwayat ini maka ketiga ayat tersebut

35 Qattan, Mabahits, hal. 7436 Qattan, Mabahits, hal. 7537 Qattan, Mabahits, hal. 75

12

Page 13: makalah studi quran.pdf

diturunkan sekaligus. Seperti yang tersusun pada mushaf. Ayat

Riba,wattakuyauman,dan ayat utang piutang. Terdapat pada suatu

kisah diberitahukan bahwa tiap-tiap isi perawi yang merawikan tentang

ayat-ayat yang terkhir diturunkan adalah Sahih.

4. Keempat, adapula orang yang mengatakan bahwa ayat yang terkhir

ialah ayat Kalallah. 38Menurut hadis Saikhan dari Al Bar’a bin Azib

katanya, ayat yang terakhir diturunkan Allah yaitu ayat yang berbunyi:

Mereka meminta Fatwa kepadamu (tentang Kalalah) katakanlah,Allah

memberi fatwa kepadamu tentang kalallah (QS An Nisa 176).

5. Kelima, ada pula yang mengatakan bahwa ayat terakhir diturunkan

ialah firman Tuhan yang berbunyi: sesungguhnya telah datang

kepadamu seorang Rosul dari Golongan kamu sendiri (QSAtTaubah :

128).

6. Keenam, ada pula yang mengatakan bahwa ayat yang terakhir turun

ialah surat Al Maidah. Sebagai mana yang telah dirawikan oleh Tirmizi

dan Hakim, Aisyah mengatakan Aku perkenankan bahwa yang

dimaksud terkhir turunnya ialah ayat yang mengenai halal dan haram.

Ayat ini tidak menasikhan Hukum.

7. Ketujuh,39 ada pula yang mengatakan ayat terakhir turunnya ialah

firman Tuhan yang berbunyi :

Maka Tuhan mereka memperkenankan permoonannya (dengan

berfirmn). Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang

yang beramal diantara kamu, baik laki-laki maupun perempuan

(karena)sebagian kamu adaah turunan yang sebagian lagi (QS Al-

imron: 195)

Menurut Hadis yang dirawikan oleh Marduwiyah via Mujtahid,

dari Umu salamah, katanya Ayat terakhir turunnya ialah ayat yang

berbunyi maka Tuhan mereka memperkenankan permohonan mereka

(dengan berfirman) Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal

orang-orang yang beramal diantara kamu. Sampai akhir ayat. Yang ini

38 Qattan, Mabahits, hal. 7539 Qattan, Mabahits, hal. 77

13

Page 14: makalah studi quran.pdf

pernah dtanyakan. Ya rosululloh mengapa yang diperhatikan Allah

hanya Laki-laki yang Dzikir,bukan perempuan? Ketika itu turunlah

ayat yang berbunyi: Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang

dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari yang

sebagian lagi (QS An Nur:32)

Dan diturunkan pula ayat yang berbunyi : Sesungguhnya laki-laki

dan perempuan (QS Al Ahzab 35)

Dari ketiga ayat tersebut diatas maka ayat inilah yang terakhir

turunnya. Sesudah itu diturunkan pula yang khusus bagi laki-laki. Dari

riwayat itu jelaslah bahwa ayat tersebut yaitu akhir turun dari ketiga

ayat tersebut. Akhir ayat yang turun itu dinisbahkan kepada apa yang

tersebut dalam surat (QS An Nisa’ 32)

8. Menurut Hadist Riwayat Bukhori dan lainnya, dari Ibnu Abbas RA

katanya ayat yang berbunyi barang siapa yang membunuh orang

mukmin dengan sengaja,maka balasannya ialah jahanam. Yang

dimaksud disini adalah QS:An Nisa 93

9. Hadis dari Ibnu Abbas RA mengatakan bahwa surat terakhir yang

diturunkan ialah Apabila datang pertolongan Allah dan kemenangan

(QS An Nashr :1)

10. Menurut pendapat Jumhur, ayat yang terakhir adalah surat Al Maidah :

3 Pada hari ini telah aku sempurnakan bagimu agamamu dan aku

telah cukupkan untukmu nikmatku dan aku telah pilih (Aku Ridhoi)

Islam menjadi agamamu (QS Al Maidah : 3)

Ayat ini turun di Arafah pada tahun Haji Wada. Pada Akhirnya menunjukan

kesempurnaan segala yang fardhu dan hukum-hukum. Diatas telah dikemukakan

tentang apa yang dirawikan dalam hal turunnya ayat Riba,utang-piutang,kalalah

dan lain-lain. 40Menurut pengertian As Said Muhammad Rasyid Ridlo, bahwa

Imam Ibnu Jarir menukil dari Tafsirnya, bahwa para Ulama sepakat menetapkan

bahwa wahyu tidak berhenti-henti turunya kepada Rosul sampai Rosululloh

Wafat. Bahkan kala Rosululloh hampir wafat lebih rapat lagi turunnya wahyu.

40 Ash-Shiddieqy, sejarah, hal. 54

14

Page 15: makalah studi quran.pdf

Semua pendapat yang diatas tidak satu jua pun yang dari Nabi SAW. Karena

itu harus dilakukan Ijtihad dan menyambunh hal-hal yang masih dikeragui.

Barangkali pengertian bahwa tiap-tiap berita mengenai surat yang terakitu

didengar dari rosul. Atau perkataan yang demikian di’itbarkan dengan surat yang

sempurna turun.

Sekiranya kita menganalisis pendapat-pendapat di atas, kita akan

menghadapi kesukaran untuk menentukan ayat terakhir diturunkan kepada

Rasulullah SAW disebabkan perbedaan pendapat tersebut. Walau bagaimanapun

kita boleh membuat rumusan berdasarkan logika

Ayat 275 hingga 281 surah al-Baqarah nampaknya diturunkan bersama

karena ayat ini membicarakan persoalan riba’ dan hukum berkaitannya. ‘Umar

dan ‘Abdullah Ibn ‘Abbas mengatakan ayat riba merupakan ayat

terakhir diturunkan kepada Rasullah SAW, tepat Rasulullah wafat 9 hari setelah

ayat ini diturunkan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Sa’id bin Jubair dan Ibn

Juraij mengenai ayat 281, surah al-Baqarah.

Pandangan Ibn ‘Abbas mengenai ayat 93 surah An-nisa’ ialah

tentang ayat terakhir berhubung pembunuhan seorang Muslim, bukannya ayat

terakhir al-Quran. Manakala pendapatnya mengenai surah An-nasr tidak menjadi

masalah. Surah An-nasr kemungkinan merupakan surah pendek yang terakhir

diturunkan, sementara surah al-Bagarah merupakan surah panjang yang terakhir

diturunkan. Ini tidak berbeda dengan pendapat ‘Aisyah dan Ibn ‘Amr yang

mengatakan surah al-Ma’idah merupakan surah yang terakhir diturunkan. Mereka

maksudkan surah terakhir mengenai perkara halal dan haram.

Pandangan al-Bara tentang Ayat 176 surah An-nisa’ sebagai ayat

akhir turun ialah ayat akhir tentang faraid. Apa yang diriwayatkan oleh Ubay bin

Ka’ab mengenai ayat 128 hingga 129 surah aT-Taubah adalah sebahagian

daripada surah tersebut yang diturunkan secara keseluruhan sebagai surah panjang

yang terakhir diturunkan. Riwayat Ummu Salamah pula bukannya mengenai ayat

terakhir tetapi lebih kepada jawaban Rasullah saw kepada persoalan mengenai

kedudukan wanita dalam Islam. Pandangan Mu’awiyah pula jelas merujuk kepada

yang terakhir diturunkan di Mekah melibatkan surah al-Kahfi termasuk ayat

15

Page 16: makalah studi quran.pdf

terakhirnya.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Al-Qur’an adalah merupakan Kalamullah yang diturunkan kepada

NabiNya Muhammad SAW yang tidak perlu diragukan kebenarannya. Al-Qur’an

adalah merupakan sebuah nama yang diberikan terhadap kitab Allah yang

diturunkan kepada Muhammad SAW. Al-Qur’an memiliki banyak nama selain Al-

Qur’an.

2. Wahyu adalah merupakan Kalamullah yang disampaikannya kepada

seorang Nabi dalam hal ini adalah Muhammad SAW dengan berbagai cara ada

yang langsung dan ada yang melalui perantaraan malaikat Jibril dalam kurun

waktu 20 tahun atau 23 tahun dan atau 25 tahun (terjadi perbedaan ulama karena

perbedaan menghitung berapa lama Nabi di Makkah setelah diangkat jadi Rasul).

3. Al-Qur’an sebagai wahyu Allah turun sekaligus dari Lauh Mahfuzh ke

langit dunia dan dari langit dunia turun secara berangsur-angsur kepada Nabi

Muhammad SAW. Cara turunnya Al-Qur’an melalui Jibril ini para ulama berbeda

pendapat, ada yang mengatakan bahwa Jibril menerimanya secara pendengaran

dari Allah dengan Lafalnya yang khusus; ada yang mengatakan bahwa Jibril

menghafalnya dari Lauh Mahfuzh; dan ada pula yang mengatakan bahwa

maknanya disampaikan kepada Jibril, sedangkan lafalnya adalah lafal Jibril, atau

lafal Muhammad SAW.

A.Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas penulis dapat menyimpulkan yaitu sebagai

berikut:

1 Bahwa Wahyu adalah “Pemberitahuan Tuhan kepada nabi/rasul-Nya tentang

hukum-hukum Tuhan, berita-berita dan cerita-cerita dengan cara yang samar

16

Page 17: makalah studi quran.pdf

tetapi meyakinkan, bahwa apa yang diterimanya benar-benar dari Tuhan.

Pemberitahuan tersebut bersifat ghaib, rahasia dan berlangsung sangat cepat.

2. Tata cara penyampaian wahyu Allah SWT. kepada para nabi itu pada

hakekatnya melalui dua cara, yaitu: yang pertama secara langsung, tidak melalui

Malaikat Jibril dan yang kedua tidak secara langsung, yaitu melalui perantara

Malaikat Jibril.

3. Secara konkulusif, QS. Al-alaq ayat 1-5 yang pertama turun. Sesudah itu baru

surat Al-Mudatsir. Adapun Surah aT-Taubah sebagai surah panjang yangterakhir

turun; Surah An-nasr surah pendek terakhir turun; dan ayat 275 hingga 281 Surah

al-Baqarah merupakan ayat terakhir diturunkan. Inilah catatan tentang ayat

terakhir turun, yaitu melalui intervensi atau alasan yang lebih mendukung.

B. Saran

Dalam makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan

kekurangan. Oleh karenanya penulis memohon maaf, karena penulis hanyalah

mausia yanng penuh salah dan lupa. Kemudian Kritik dan saran sangat kami

harapkan guna perbaikan dikemudian hari dan semoga makalah ini bemanfaat

bagi orang yang membacanya.

17