makalah skeario 1 blok 6 kelompok 2
DESCRIPTION
srhsrggTRANSCRIPT
-
MAKALAH
GIGI PALSUKU DI SEMEN BIAR CEKAT DENGAN GIGIKU
Instruktur : drg. Beta Widya Oktiani
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Rina Fitriana (I1D114207)
Dina Rosida (I1D114214)
Wulandari (I1D114219)
Eny Febrianti (I1D114225)
Sahdhina Rismawati (I1D114226)
Niketa Khairina (I1D114240)
Muhammad Fauzan Ihsan (I1D114241)
Nadia Dewi Astuti (I1D114246)
Ansori Rohimi (I1D114253)
Fifi Dwidhanti (I1D114270)
Monica Thiodora Limay (I1D114271)
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2015
-
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dari tutorial Gigi Palsuku di Semen Biar Cekat
dengan Gigiku ini.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada drg.
Beta Widya Oktiani, yang membimbing dalam tutorial Gigi Palsuku di
Semen Biar Cekat dengan Gigiku" dan penyusunan makalah ini. Makalah ini
disajikan dengan bahasa yang singkat dan mudah dimengerti. Makalah ini
diawali dengan bab 1 yaitu pendahuluan yang berisi skenario dan analisis
masalah Gigi Palsuku di Semen Biar Cekat dengan Gigiku, bab 2 yaitu
menjawab sasaran belajar yang ada pada tutorial pertama, dan bab 3
merupakan bagian penutup yang berupa kesimpulan dan saran. Makalah ini
juga dilengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber dan referensi
bahan dalam penyusunan makalah ini.
Kami sangat menyadari tentunya makalah ini belum sempurna. Kami
mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun, semoga pada
penulisan selanjutnya akan lebih baik.
Akhir kata, kami berharap makalah tutorial Gigi Palsuku di Semen
Biar Cekat dengan Gigiku ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Amin.
Banjarmasin, Mei 2015
Tim Penyusun
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Skenario ........................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................ 1
1.3 Daftar Masalah ................................................................ 2
1.4 Analisis Masalah ............................................................. 2
1.5 Pohon Masalah ................................................................ 3
1.6 Sasaran Belajar ................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ............................................................................ 5
2.2 Fungsi .............................................................................. 5
2.3 Faktor yang Memengaruhi Dental Semen ....................... 6
2.4 Sifat ................................................................................. 6
2.5 Klasifikasi ........................................................................ 7
2.6 Indikasi Kontraindikasi Mahkota Selubung .................... 17
2.7 Pemasangan Mahkota Selubung ...................................... 17
2.8 Semen yang Dipilih dalam scenario ................................ 18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................... 21
3.2 Saran ................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA .... ............................................................................... 22
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Skenario
Gigi Palsuku di Semen Biar Cekat dengan Gigiku
Pasien datang ke klinik dengan keluhan gigi depab atas berlubang,
dokter gigi kemudian merawatnya dengan membuatkan mahkota selubung
yang terbuat dari bahan porselen. Setelah melalui proses gigi dipreparasi,
dicetak kemudian hasil cetak diisi dengan gips dan menjadi model kerja,
nodel ini kemudian dikirim ke laboratorium gigi. Seminggu kemudian
mahkota selubung telah siap untuk diinsersikan. Mahkota selubung porselen
dicobakan terlebih dahulu ke pasien dan disiapkan semen untuk melekatkan
mahkota ke gigi. Di meja terdapat berbagai macam kemasan produk semen,
diantaranya adalah semen polikarboksilat, semen seng oksida eugenol,
semen luting GIC, semen luting komposit dll. Dengan berbagai
pertimbangan seperti ketebalan lapisan semen, kekentalan, setting time,
kelarutan dan estetik, dokter gigi memutuskan menggunakan salah satu dari
semen diatas. Semen yang di campur kemudian ditempatkan dalam mahkota
kemudian di pasangkan pada gigi. Kelebihan semen di evaluasi terutama
pada daerah servikal.
1.2 Klarifikasi/Identifikasi Istilah Asing
Preparasi : Perbaikan pada jaringan keras.
Insersi : Memasukan atau mengaplikasikan.
Mahkota selubung :Yang menyelubungi seluruh gigi anterior atau
posterior yang vital maupun nonvital.
Bahan Porselen : Bahan untuk restorasi jangka panjang, non logam.
Setting time : Waktu yang dibutuhkan bahan hingga mengalami
perubahan atau expansi.
Gips : Bahan material kedokteran gigi, model positif.
-
1.3 Daftar Masalah
1. Cara membuat mahkota selubung?
2. Komposisi dari semen-semen yang ada di scenario?
3. Kenapa mahkota selubung harus terbuat dari porselen?
4. Mengapa sebelum dipasang mahkota selubung harus di preparasi
terlebih dahulu?
5. Mengapa harus diuji coba terlebih dahulu?
6. Mengapa kelebihan semen hanya pada daerah servikal saja?
7. Semen yang mana yang akan di gunakan berdasarkan
pertimbangannya?
8. Kelebihan dan kekurangan dari semen tersebut?
9. Bagaimana proses pemasangan mahkota selubung?
10. Kenapa harus 1 minggu mahkota diinsersikan?
11. Bagaimana komposisi gips?
12. Faktor yang mempengaruhi setting time?
13. Kenapa pada skenario diatas dilakukan tindakan pembuatan mahkota
selubung?
14. Perbedaan preparasi dengan restorasi?
1.4 Analisis Masalah
1. SB
2. Semen seng oksida eugenol, resin putih, seng asetat, dan cairan
eugenol.
3. Karena porselin mudah dimanipulasi, mudah dibentuk, permukaanya
licin, tidak mudah terkikis, warna menyerupai gigi, tidak cocok
digunakan pada gigi bagian posterior karena tidak kuat.
4. Untuk membuang jaringan yang rusak agar memudahkan proses
restorasi dan agar penempelannya lebih kuat.
5. Agar mengetahui kecocokannya.
6. Karena pemnasangan tepat pada daerah servikal.
7. SB
8. SB
-
9. Calsium sulfat, dihidrat, silica, dan alumina.
10. Suhu ruangan, suhu air (panas, dingin, dan sedang), kekentalan semen
(volume air dan berat semen), ketebalan lapisan, pengadukan (waktu
dan caranya), dan perbandingan air dengan semennya.
11. Faktor estetika.
12. Preparasi adalah suatu pembuangan pada jaringan yang rusak
sedangkan restorasi adalah tindakan perbaikan pada gigi yang rusak.
1.5 Pohon Masalah
1.6 Sasaran Belajar
1. Semen yang mana yang akan di gunakan berdasarkan
pertimbangannya.
2. Kelebihan dan kekurangna dari semen tersebut.
3. Bagaimana proses pemasangan mahkota selubung.
4. Perbedaan preparasi dengan restorasi.
5. Menjelaskan problem tree.
DENTAL SEMEN
Klasifikasi
Fungsi
Sifat
Faktor
Definisi
Komposisi Kelebihan
Dan
Kekurangan
Pengaplikasian
-
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Semen merupakan suatu bahan yang bisa dibentuk untuk menutupi
sebuah celah atau untuk menyemen dua komponen menjadi satu. Semen
kedokteran gigi adalah campuran powder dan liquid yang merupakan reaksi
kimia antara asam dan basa. Powder yang besifat basa dan liquid yang
bersifat asam membentuk konsistensi berupa pasta kental yang kemudian
akan mngeras menjadi massa yang padat. 1
2.2 Fungsi
1. Sebagai pelekatan
Perlekatan kimia pada dentin email untuk mendapatkan perlekatan
kimia yang baik diperlukan kavitas yang bersih, karena itu akan
memperkecil perlekatan pada dentin dan email. 2
2. Semen sebagai lutting
Tujuan utama lutting mengisi dan menutupi sela secara lengkap .
luting mengisi dan mengaliri permukaan yang kasar solid
retensi. 2
3. Semen sebagai basis
Basis adalah lapisan semen yang di tempatkan dibawah restorasi
permanen untuk memacu perbaikan pada pulpa yang rusak dan
melindunginya dari kerusakan. Basis befungsi menahan tekanan
selama proses kondensasi serta dapat bentuk yang struktural bagi
kavitas. 2,3
4. Semen sebagai liner dan varnish
Liner adalah bahan yang ditempatkan sebagai lapisan yang tipis
dan berfungsi untuk memberikan penghalang bagi iritasi kimia.
Varnish adalah rosin alam atau sintetik yang dilarutkan dalam pelarut
seperti eter/chloroform yang di oleskan di sekeliling kavitas. Pelarut
-
menguap meninggalkan selapis tipis yang berfungsi untuk mengurangi
mikroleakage yang terjadi di sekeliling restorasi.2
5. Semen sebagai Pelindung Pulpa
Semen berfungsi untuk penempatan restorasi, cavity liner dengan
low strength base yang tidak mengiritasi pulpa. 3
6. Semen sebagai Bahan Restorasi
Semen berfungsi sebagai bahan restorasi permanen maupun
sementara.3
2.3 Faktor-Faktor
1. Rasio bubuk
2. Ketepatan pengadukan
3. Waktu pengadukan
4. Temperature
5. Sifat fisik dan biologinya.1
Faktor kegagalan :
1. Perbandingan bubuk dan air tidak tepat
2. Cara pengadukan
3. Cara pengerasan (contoh pada bracket)
4. Kontaminasi bahan lain
5. Adanya kontaminasi atau penambahan air pada saat penambahan
adonan sehingga mempercepat reaksi pengerasan ,jadi waktu
manipulasi cepat.
6. Jika email tidak ada resiko untuk bocor sangat besar
7. Kebocoran miko pada foramen ,menyebabkan cairan masuk, jaringan
periapikal sepanjang interfacial antara bahan pengisi saluran akar
8. Karena kurangnya daya adhesi antara bahan semen dan gigi.6
2.4 Sifat
1. Ketebalan dan konsistensi
-
Ketebalan semen sangat menentukan adabtasi restorasi pada
gigi.resistensi juga dapat di pengaruhi oleh ketebalan semen.
Ketebalan maksimum dari semen adalah 25m. semakin tebal
konsistensinya maka semakin besar juga ketebalan semen yang
mengakibatkan restorasi kurang sempurna. 1
2. Kekentalan
Konsistensi dari semen dapat diukur dengan mengukur
kekentalan. Peningkatan akan suhu dan waktu telah menunjukan
peningkatan kekentalan atau viskositas dari beberapa jenis semen. 1
3. Setting time
Merupakan waktu yang dibutuhkan mulai dari pengadukan
hingga semen menjadi keras. Working time adalah waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai konsistensi luting atau perekatan. Stndar
setting time menurut American Dental Association (ADA) berkisar
pada 2,5 menit hingga 8 menit pada suhu tubuh 37oc dengan 60-90
detik pertama, merupakan lama waktu yang dibutuhkan untuk
pencampuran semen. 1
4. Kekuatan
ADA (American Dental Association) menetapkan bahwa
standar konsistensi luting dari semen kedokteran gigi harus
menunjukan minimum 24 jam compressive strength sebesar 70Mpa. 1
5. Kelarutan
Dalam air dan cairan dalam mulut juga merupakan suatu faktor
yang penting untuk dipertimbangkan dalam property semen. Pada
umumnya water based cement memiliki kelarutan dalam air dan cairan
dalam mulut lebih tinggi dibandingkan resin atau oil based cemment.1
2.5 Klasifikasi
-
1. Semen polikarboksilat
a. Komposisi
Cairannya adalah air dari asam poliakrilat atau kopolimer dari
asam akrilik dengan asam karboksilat yang tidak jenuh
Bubuknya mengandung oksida seng dengan sejumlah
magnesium. Oksida oksida lainnya mislanya bismuth dan
aluminium. Bubuk ini juga mengandung sejumlah kecil
stannous florida yang mengubah waktu pengerasan dan
memperbaiki sifat manipulasi.2
b. Kelebihan
1. Waktu penggunaan lebih cepat dari seng fosfat
2. Perlekatannya baik pada komponen kalsium dari stuktur gigi
3. Tidak mengiritasi pupla
4. Merekat baik pada struktur gigi
5. Perlekatannya melalui ikatan kimi dengan hidroksiapatit
sehingga tidak mudah lepas
6. Insulator panas yang baik.1
c. Kekurangan
1. Disentegrasi tinggi
2. Waktu kerja pendek
3. Tidak melekat baik pada logam mulia
-
4. Tidak sekaku semen fosfat.1
d. Manipulasi
Pengadukan dengan rasio 1,5 : 1
Persiapan permukaan dengan retensi (adhesi dan retensi buruk)
Pembuangan kelebihan semen.5
e. Pengaplikasian : mengoleskan larutan asam poliakrilat 10%
selama 10-15 menit dilanjutkan dengan pembilasan dengan air.1
2. Semen seng oksida eugenol (SOE)
a. Komposisi
Powder :
Zinc oxide 69,0%
White resin 29,3 %
Zinc acetate 0,7%
Magnesium oxide. 1
Liquid :
eugenol 85%
olive oil 15,0%. 1
b. Klasifikasi SOE
tipe 1 tidak memiliki kekuatan dan memiliki daya tahan
dalam jangka waktu panjang dan digunakan untuk proses
penyemenan sementara (semen sementara).5
tipe 2 telah diperkuat dengan penambahan agen.
Digunakan untuk semen permanen dan restorasi atau aplikasi
lain. 5
tipe 3 restorasi sementara dan basis penahan panas.2
tipe 4 pelpik kavitas.2
c. Kelebihan
1. Miminimalkan kebocoran mikro
2. Memberikan perlindungan pada pulpa
3. Daya antibakteri
-
4. Memiliki working time yang cukup.1
d. Kekurangan
1. Mempunyai potensi iritasi terhadap jaringan
2. Kekuatan kurang
3. Kurang kuat terhadap abrasi
4. Mudah larut dalam cairan mulut.1
3. Semen luting GIC
a. Komposisi
Kuarsa (S1O2), alumina, aluminium flourida, kalsium
flourida, natrium flourida, kriolit dan alumunium fosfat.2
b. Kelebihan
1. Tahan terhadap penyerapan air dan kelarutan dalam air
2. Kemampuan berikatan dengan email dan dentin
3. Memiliki angka relensi gigi
4. Biokompabilitas
5. Estetika
6. Mempunyai kekuatan kompresi yang tinggi
7. Bersifat adhesi
8. Tidak iritatif
9. Mengandung flour
10. Daya larut rendah.1
c. Kekurangan
-
1. Tidak dapat menahan tekanan kunyah yang benar
2. Tdk tahan terhadap keausan
3. Daya lekat pasta lebih kecil terhadap dentin
4. Setelah restorasi butuh proteksi
5. Kekrasan kurang baik
6. Rapuh dan sensitive terhadap air waktu pengerasan.1
d. Klasifikasi Semen Ionomer Kaca Berdasarkan Kegunaannya
a) Type I Luting cements
SIK tipe luting semen sangat baik untuk sementasi permanen
mahkota, jembatan,veneer dan lainnya. Dapat digunakan sebagai
liner komposit. Secara kimiawi berikatan dengan dentin enamel,
logam mulia dan porselen. Memiliki translusensiyang baik dan
warna yang baik, dengan kekuatan tekan tinggi. SIK yang
diberikanpada dasar kavitas akan menghasilkan ion fluorida
serta berkurangnya sensitifitasgigi, perlindungan pulpa dan
isolasi. Hal ini mengurangi timbulnya kebocoran mikro (micro-
leakage) ketika digunakan sebagai semen inlay komposit atau
onlay.4
b) Type II Restorasi
Karena sifat perekatnya, kerapuhan dan estetika yang cukup
memuaskan, SIK juga digunakan untuk mengembalikan struktur
gigi yang hilang seperti abrasi servikal. Abrasi awalnya
diakibatkan dari iritasi kronis seperti kebiasaan menyikat gigi
yang terlalu keras.4
c) Type III Liners and Bases
Pada teknik sandwich, SIK dilibatkan sebagai pengganti dentin,
dan komposit sebagai pengganti enamel. Bahan-bahan lining
dipersiapkan dengan cepat untuk kemudian menjadi reseptor
bonding pada resin komposit (kelebihan air pada matriks SIK
dibersihkan agar dapat memberikan kekasaran mikroskopis yang
nantinya akan ditempatkan oleh resin sebagi pengganti enamel.1
d) Type IV Fissure Sealants
-
Tipe IV SIK dapat digunakan juga sebagai fissure sealant.
Pencampuran bahan dengan konsistensi cair, memungkinkan
bahan mengalir ke lubang dan celah gigi posterior yang sempit.2
e) Type V - Orthodontic Cements
Pada saat ini, braket ortodonti paling banyak menggunakan bahan
resin komposit. Namun SIK juga memiliki kelebihan tertentu. SIK
memiliki ikatan langsung ke jaringan gigi oleh interaksi ion
Polyacrylate dan kristal hidroksiapatit, dengan demikian dapat
menghindari etsa asam. Selain itu, SIK memiliki efek
antikariogenik karena kemampuannya melepas fluor. Bukti dari
tinjauan sistematis uji klinis menunjukkan tidak adanya perbedaan
dalam tingkat kegagalan braket Ortodonti antara resin modifikasi
SIK dan resin adhesif.2
f) Type VI Core build up
Beberapa dokter gigi menggunakan SIK sebagai inti (core),
mengingat kemudahan SIK dalam jelas penempatan, adhesi, fluor
yang dihasilkan, dan baik dalam koefisien ekspansi termal. Logam
yang mengandung SIK (misalnya cermet, Ketac perak,
EspeGMbH, Germany) atau campuran SIK dan amalgam telah
populer. Saat ini, banyak SIK konvensional yang radiopaque lebih
mudah untuk menangani daripada logamyang mengandung bahan-
bahan lain. Namun demikian, banyak yang menganggapSIK tidak
cukup kuat untuk menopang inti (core). Maka direkomendasikan
bahwa gigi harus memiliki minimal dua dinding utuh jika
menggunakan SIK.2
g) Type VII - Fluoride releasing
Banyak laboratorium percobaan telah mempelajari fluorida yang
dihasilkan SIK dibandingkan dengan bahan lainnya. Namun, tidak
ada review sistematis dengan atau tanpa meta-analisis yang telah
dilakukan. Hasil dari satu percobaan, dengan salah satu tindak
lanjut periode terpanjang, menemukan bahwa SIK konvensional
menghasilkan fluorida lima kali lebih banyak daripada kompomer
-
dan 21 kali lebih banyak dari resin komposit dalam waktu 12
bulan. Jumlah fluorida yang dihasilkan, selama 24 jam periode
satu tahun setelah pengobatan, adalah lima sampai enam kali lebih
tinggi dari kompomer atau komposit yang mengandung fluor.4
h) Type VIII - ART (atraumatic restorative technique)
ART adalah metode manajemen karies yang dikembangkan untuk
digunakan dinegara-negara dimana tenaga terampil gigi dan
fasilitas terbatas namun kebutuhan penduduk tinggi. Hal ini diakui
oleh organisasi kesehatan dunia. Teknik menggunakan alat-alat
tangan sederhana (seperti pahat dan excavator) untuk menerobos
enamel dan menghapus karies sebanyak mungkin. Ketika karies
dibersihkan, rongga yang tersisa direstorasi dengan menggunakan
SIK viskositas tinggi. SIK memberikan kekuatan beban
fungsional.4
i) Type IX - Deciduous teeth restoration
Restorasi gigi susu berbeda dari restorasi di gigi permanen karena
kekuatan kunyahdan usia gigi. Pada awal tahun 1977, disarankan
bahwa semen ionomer kaca dapat memberikan keuntungan
restoratif bahan dalam gigi susu karena kemampuan SIK untuk
melepaskan fluor dan untuk menggantikan jaringan keras gigi,
serta memerlukan waktu yang cepat dalam mengisi kavitas. Hal ini
dapat dijadikan keuntungan dalam merawat gigi pada anak-anak.
Namun, masih diperlukan tinjauan klinis lebih lanjut.4
4. Semen Ionomer Kaca modifikasi Logam
a) Komposisi : Kaca ionomer dan partikel logam
b) Fungsi : Untuk restorasi gigi posterior sebagai alternatif amalgam,
restoratif konserfatif kelas 1
c) Klasifikasi :
Metode 1 : mencampur bubuk logam amalgam yang berpartikel
sfersis dengan bubuk ionomer tipe II sering disebut semen
gabungan logam campur perak
-
Metode 2 : mencampur bubuk kaca dengan partikel perak dengan
pemanasan tinggi sering disebut cermet.
d) Sifat :
Peningkatan ketahanan terhadap keausan
Waktu pengerasanya cepat
Potensi adhesi dan gaya tahanya terhadap karies.1
5. Semen seng fosfat
a) Bahan semen yang menjadi tolak ukur bagi sistem baru. Seng
fosfat terdiri atas bubuk dan cairan di dua botol yang terpisah.1
b) Komposisi
Bubuk : Oksida seng (90%) dan oksida magnesium (10%)
Cairan : fosfor, air (33% 5%), alumunium fosfat dan dalam
berbagai keadaan seng fosfat.1
c) Fungsi powder:
Mengurangi temperatur pada proses clacination
Inactive filler, membantu proses calcination
Smothness, jumlah banyak akan memperpanjang setting
Mengubah working characteristic dan final properties.5
d) Setting time antara 5-9 menit.1
e) Faktor yang mempengaruhi setting time:
Rasio bubuk : cairan (1,4 gram : 0,5 ml)
Kecepatan penggabungan bubuk
Waktu pengadukan
Temperatur alas aduk.1
f) Manipulasi
Mungkin tidak perlu alat ukur untuk membagi jumlah bubuk
dan cairan karena kekentalan yang diinginkan bervariasi
Sebaiknya digunakan alas aduk yang dingin
Pengadukan diawali dengan penambahan sedikit bubuk
Harus segera dipasang
Kelebihan semen dapat dibuang setelah mengeras.1
-
g) Pengaplikasian
Dioleskan ke bagian dalam tuangan dan harus segera
dimasukkan ke dalam kavitas sebelum terjadi pembentukan
matriks. Setelah tuangan didudukkan pada tempatnya harus
ditahan dengan ditekan sampai semen mengeras untuk
mengurangi rongga udara.1
h) Terbagi menjadi 2 tipe
Tipe I
Tipe II : disarankan untuk basis.1
6. Semen seng silikofosfat
a) Komposisi
Kaca silikat
Bubuk oksida seng
Asam fosfor.1
b) Perbedaan utama dengan seng fosfat adalah ZSP lebih translusen
karena mengaduk kaca silikat.1
-
7. Semen berbasis resin
a) Teknik etsa asam untuk merekatkan resin ke email
b) Komposisi sebagian besar mirip bahan tambal resin komposit dan
bahan pengisinya sama dengan komposit yaitu, silika, bergaris
tengah 1,5 m
c) Sifat
Tidak larut dalam cairan mulut
Ada sistem adhesif
Tidak punya potensi antikariogenik
Dapat mengiritasi pulpa (sifat biologi)
d) Maka dierlukan lapisan pelindung dan yang dipakai kalsium
hidroksida (Ca(OH)2)
e) Manipulasi
Pencampuran di kertas aduk 20-30 detik
Pembuangan semen (kelebihan) segera setelah direstorasi
dipasang dengan benar. Jika ditunda sampai semen mengalami
polimerisasi akan sulit
f) Waktu penyinaran tidak boleh kurang dari 40 detik
g) Digunakan pada
jembatan berikatan resin
Braket orthodontik
Restorasi kaca-keramik.1
8. Kalsium Hidroksida
a) Fungsi: Untuk bahan penutup pulpa dan basis penahan panas
b) Manipulasi, ada 2:
Mekanis: Menggunakan amalgamator
Manual:
o Ada 3 cara ( sircular motion , figure eight, fold and press
motion
o Menggunakan alat semen spatel (untuk mengaduk),
plastis instrumen (untuk memasukkan ke dalam kavitas).
-
o Powder : Liquid = 1,3 : 1 atau sesuai anjuran pabrik.
o Pencampurannya hingga tampak glossy (mengkilat) tidak
boleh hingga buram.
Cara Pengerasan :
- Menggunakan sinar
- Didiamkan.1
2.6 Indikasi dan kontraindikasi Mahkota Selubung
Indikasi
Fraktura gigi anterior
Perubahan warna gigi, dekalsifikasi,
hipoplasi enamel,dll
Perubahan bentuk anatomi gigi,
atrisi, rotasi atau perubahan
posisi terbatas
Penutupan diatema
Sebagai retainer suatu jembatan
Baik bila gigi masih vital. 6
Kontra Indikasi :
Mahkota klinis pendek, dengan cingulum yang datar, sehingga retensi
kurang
Ruang pulpa masih lebar ( usia sangat muda)
Gigitan anterior dalam (Deep Bite)
Kerusakan gigi yang kompleks sehingga tak memungkinkan
pembuatan mahkota jaket
Gigi non vital
Alergi terhadap bahan yang digunakan.6
2.7 Pemasangan Mahkota Selubung
1. Gigi dipreparasi
-
2. Semen ditempatkan pada protesa
3. Insersi protesa ke gigi
4. Tekan protesa hingga semen keluar
5. Buang kelebihan semen.1
2.8 Semen yang Digunakan pada Skenario
Semen yang digunakan adalah zinc phosphat karena kekuatan
kompresinya tinggi yaitu sekitar 104 MPA. Kemudian kekuatan tariknya 5,5
MPA. Dan mudah di temukan. Untuk dari segi ekonomi zinc phosphat
merupakan semen yang terjangkau.1
Kandungan utama bubuk semen zink fosfat adalah zinc oxide. Garam
metalik digunakan untuk mengubah karakteristik kerja dan sifat akhir
semen. Magnesium oksida biasanya ditambahkan untukmengurangi proses
pada saat proses kalsinasi. Silikon dioksida merupakan filler inaktif pada
bubuk semen. Bismuth trioksida ditambahkan untuk menghasilkan
campuran semen yang halus dan juga untuk memperpanjang setting time.1
-
Pengaplikasiannya, dioleskan ke bagian dalam tuangan dan harus
segera dimasukkan ke dalam kavitas sebelum terjadi pembentukan matriks.
Setelah tuangan didudukkan pada tempatnya harus ditahan dengan ditekan
sampai semen mengeras untuk mengurangi rongga udara.1
Setting Reaksi
Saat bubuk diaduk dengan cairan, asam fosfor akan menyerang
permukaan partikel dan melepaskan ion zinc ke dalam cairan. Alumina
yang sudah terbentuk sempurna dengan asam fosfor akan bereaksi dengan
zink dan menghasilkan suatu gel zink aluminofosfat pada permukaan
partikel yang tersisa. Semen yang telah set ini berupa struktur inti,
terutama terdiri dari pertikel zink oksida yang tidak bereaksi yang tertanam
dalam matriks kohesif amorphous zink aluminofosfat. Reaksi ini
dihasilkan melalui reaksi eksotermis. Air merupakan hal penting saat
reaksi, oleh karena itu komposisi cairan/liquid harus dijaga untuk
menjamin terjadinya reaksi yang konsisten selama pengadukan.1
Sifat Fisis dan Karakteristik1
1) Sifat Mekanis
Jika semen zink fosfat dimanipulasi dengan tepat maka akan
memiliki compressive strength sampai dengan 104 MPa dan
diametral telsile strength-nya sekitar 5,5 MPa. Modulus elastisitas
zink fosfat semen sekitar 13,7 MPa. Sehingga semen ini agak kaku
serta digunakan sebagai bahan luting pada restorasi yang terkena
stress pengunyahan yang tinggi.
2) Solubilitas dan Disintegrasi
Semen ini dapat larut dalam cairan mulut (terutama dalam suasana
asam).
3) Keasaman
Karena adanya asam fosfor maka keasaman semen ini cukup tinggi
terutama pada saat pertama kali diletakkan pada gigi.
4) Retensi
-
Setting semen zink fosfat tidak melibatkan reaksi apapun dengan
jaringan keras sekelilingnya ataupun dengan bahan restorasi.
Kegunaan
Berdasarkan konsistensinya, semen zink fosfat dikenal dengan
istilah luting yang digunakan pada restorasi alloy. Basis semen zink
fosfat digunakan sebagai penghalang termal dan kimia diatas lapisan
dentin yang tipis. Namun ada juga konsistensi diantara luting dengan
base yang dikenal dengan istilah konsistensi band-seating.1
-
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Semen merupakan suatu bahan yang bisa dibentuk untuk menutupi
sebuah celah atau untuk menyemen dua komponen menjadi satu. Semen
kedokteran gigi adalah campuran powder dan liquid yang merupakan
reaksi kimia antara asam dan basa. Fungsi semen adalah sebagai pelekatan,
lutting, basis, dan liner dan varnish. Semen juga memiliki beberapa jenis
klarifikasi yang bermacam macam.
3.2 Saran
Sebaiknya kita sebelum menggunakan semen harus mengetahui dulu
jenis semen yang mana yang cocok untuk kita gunakan, setiap jenis semen
mempunyai fungsi dan sifat yang berbeda beda jadi kita harus pandai
dalam mentukan semen mana yang akan kita gunakan agar tidak terjadi
kesalahan dalam menggunakannya.
-
DAFTAR PUSTAKA
1. Annusavice, Kenneth J. 2014. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Edisi
10. Jakarta : EGC
2. Baum.L.Philips.R.W.Lund,M.R.2014.buku ajar ilmu konservasi gigi.edisi
3.jakarta.EGC
3. Craig RG Powers Jm.Wataba Jc 2008. Dental materials, property and
manipulation 7th
edition. Newdelhi.harcourt private limited
4. Craig, et al. 2004. Dental Materials, Properties and Manipulation 6th
Edition. CV Mosbey
5. Heymann, Harald Q. et al. 2012. Sturdevants Art and Science of Operative
Dentistry 6th Edition. CV Mosbey.
6. Syafiar L., dkk. 2011. Bahan Ajar Ilmu Material & Teknologi Kedokteran
Gigi. Medan.