makalah seismik
TRANSCRIPT
Daftar Isi
1. Seismic Data Acquisition
a. Reflection dan Refraction
a.1. Source
a.2. Receiver
a.3. Cable
b. Configuration of Seismic Array
b.1. End Off
b.2. Split Spread
2. Seismic Data Processing
a. CMP Method
b. Deconvolution
c. Migration
3. Interpretation
METODA SEISMIK
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
1. Akuisisi Data Seismik
Survey seismik dilakukan untuk mendapatkan rekaman data seismik dengan
kualitas yang baik. Penilaian baik tidaknya data seismik adalah dari perbandingan
antara banyaknya sinyal refleksi dengan sinyal gangguan atau noise yang diterima.
Semakin banyak sinyal refleksi serta semakin sedikit noise yang diterima maka
kualitas perekaman data seismik semakin bagus. Keakuratan pengukuran waktu
tempuh (travel time) juga mempengaruhi kualitas perekaman.
Secara garis besar eksplorasi seismik dibagi menjadi eksplorasi seismik
dangkal dan eksplorasi seismik dalam. Eksplorasi seismik yang digunakan untuk
eksplorasi hidrokarbon (minyak dan gas bumi) adalah eksplorasi seismik dalam.
Sedangkan eksplorasi seismik dangkal (shallow seismic reflection) biasa digunakan
untuk eksplorasi batubara dan bahan tambang lainnya. Kedua jenis eksplorasi
seismik tersebut memiliki resolusi dan akurasi yang berbeda. Seismik refleksi
terbagi atas tiga bagian yaitu akuisisi data seismik, proses data seismik, dan yang
terakhir adalah interpretasi data. Akuisisi data adalah untuk memperoleh data
seismik dari area yang disurvey. Dari proses data seismik akan diperoleh
penampang seismik permukaan bawah tanah. Setelah data seismik diproses maka
dilakukan interpretasi untuk menganalisa keadaan geologi di bawah permukaan
dan juga untuk memperkirakan komposisi material batuan di bawah permukaan
tersebut. Proses akuisisi data sangat penting karena mempengaruhi kualitas data
seismik. Kualitas data seismik yang baik akan menghasilkan penggambaran
penampang seismik bawah tanah yang baik sehingga proses interpretasi juga dapat
dilakukan dengan baik.
Secara umum kegiatan akuisisi data seismik adalah dimulai dengan membuat
sumber getar buatan, seperti vibroseis atau dinamit, kemudian mendeteksi dan
merekamnya ke suatu alat penerima, seperti geophone atau hidrophone. Getaran
hasil ledakan akan menembus ke dalam permukaan bumi dimana sebagian dari
sinyal tersebut akan diteruskan dan sebagian akan dipantulkan kembali oleh
reflektor. Sinyal yang dipantulkan kembali tersebut akan direkam oleh alat perekam
di permukaan. Sedangkan sinyal yang menembus permukaan bumi akan
dipantulkan kembali oleh bidang refleksi yang kedua sinyalnya akan diterima
kembali oleh alat perekam dan seterusnya hingga ke alat perekam yang terakhir.
Alat perekam akan menghasilkan data berupa trace seismik.
Gelombang seismik adalah gelombang mekanis yang muncul akibat adanya
gempa bumi. Sedangkan gelombang secara umum adalah fenomena perambatan
gangguan (usikan) dalam medium sekitarnya. Gangguan ini mula-mula terjadi
secara lokal yang menyebabkan terjadinya osilasi (pergeseran) kedudukan partikel-
partikel medium, osilasi tekanan maupun osilasi rapat massa. Karena gangguan
merambat dari suatu tempat ke tempat lain, berarti ada transportasi energi.
1
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Gelombang seismik disebut juga gelombang elastik karena osilasi partikel-partikel
medium terjadi akibat interaksi antara gaya gangguan (gradien stress) malawan
gaya-gaya elastik. Dari interaksi ini muncul gelombang longitudinal, gelombang
transversal dan kombinasi diantara keduanya. Apabila medium hanya memunculkan
gelombang longitudinal saja (misalnya di dalam fluida) maka dalam kondisi ini
gelombang seismik sering dianggap sebagai gelombang akustik.
Dalam eksplorasi minyak dan gas bumi, seismik refleksi lebih lazim digunakan
daripada seismik refraksi. Hal tersebut disebabkan karena siesmik refleksi
mempunyai kelebihan dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dan baik
mengenai keadaan struktur bawah permukaan. Penyelidikan seismik dilakukan
dengan cara membuat getaran dari suatu sumber getar. Getaran tersebut akan
merambat ke segala arah di bawah permukaan sebagai gelombang getar.
Gelombang yang datang mengenai lapisan-lapisan batuan akan mengalami
pemantulan, pembiasan, dan penyerapan. Respon batuan terhadap gelombang yang
datang akan berbedabeda tergantung sifat fisik batuan yang meliputi densitas,
porositas, umur batuan, kepadatan, dan kedalama batuan. Gelombang yang
dipantulkan akan ditangkap oleh geophone di permukaan dan diteruskan ke
instrument untuk direkam. Hasil rekaman akan mendapatkan penampang seismik.
Refleksi Seismologi (Refleksi Seismik) adalah metode geofisika eksplorasi yang
menggunakan prinsip – prinsip seismologi untuk memperkirakan sifat – sifat
bumi bawah permukaan dari refleksi gelombang seismik . Metode ini memerlukan
kontrol energi sumber seismik, seperti dinamit / Tovex, Airgun atau vibrator
seismik, umumnya dikenal dengan nama dagang (trademark) Vibroseis. Dengan
mencatat waktu yang dibutuhkan untuk pantulan tiba di penerima (receiver),
memungkinkan untuk menentukan kedalaman fitur yang menggenerate pantulan
(refleksi). Dengan cara ini, seismologi refleksi mirip
dengan sonar dan echolocation .
Metoda seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls untuk
melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas – batas formasi geologi, dan kembali
ke permukaan tanah pada suatu geophone. Refleksi dari suatu horison geologi mirip
dengan gema pada suatu muka tebing atau jurang. Metoda seismic repleksi banyak
dimanfaatkan untuk keperluan explorasi perminyakan, penetuan sumber gempa
ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah.
Seismic refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang dari batas-
batas formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis
gelombang yakni : Gelombang-P, Gelombang-S, Gelombang Stoneley,
dan Gelombang Love.
Refraksi Seismologi (Pembiasan seismik) adalah prinsip geofisika yang diatur
oleh hukum Snell. Digunakan dalam bidang geologi teknik , rekayasa
2
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
geoteknik dan geofisika eksplorasi. Transverse refraksi seismik ( garis seismik )
dilakukan dengan menggunakan seismograf atau geopone dalam array dan sumber
energi. Metode refraksi seismik refraksi memanfaatkan gelombang seismik pada
lapisan geologi dan batuan / unit tanah untuk mencirikan kondisi geologi bawah
permukaan dan struktur geologi .
Metoda seismik refraksi mengukur gelombang datang yang dipantulkan sepanjang
formasi geologi dibawah permukaan tanah. Peristiwa refraksi umumnya terjadi pada muka air
tanah dan bagian paling atas formasi bantalan batuan cadas.
Grafik waktu datang gelombang pertama seismik pada masing-masing geofon
memberikan informasi mengenai kedalaman dan lokasi dari horison-horison geologi
ini. Informasi ini kemudian digambarkan dalam suatu penampang silang untuk
menunjukkan kedalaman dari muka air tanah dan lapisan pertama dari bantalan
batuan cadas.
Sumber seismik adalah sebuah alat yang menggenerate kontrol energi seismik
yang digunakan untuk melakukan survey seismik baik itu refleksi maupun refraksi.
Sebuah sumber seismik dapat merupakan alat yangs ederhana seperti bahan
peledak (dinamit), atau dapat merupakan teknologi yang lebih canggih seperti
Airgun. Sumber seismik dapat menyediakan pulsa tunggal atau sweep energi yang
terus menerus menghasilkan gelombang seismik, yang perjalanan melalui
media seperti air atau lapisan batuan. Beberapa gelombang kemudian
mencerminkan dan membiaskan
Source signature adalah karakteristik pulsa akustik (acoustic pulse) yang
dihasilkan oleh sumber gelombang seismik. Pada akusisi seismik marine, source
signature diukur dengan meletakkan perekam (hydrophone) pada kedalaman
tertentu yang biasanya 90 meter di bawah sumber gelombang (air gun). Marine
source signature memiliki tiga elemen penting yakni direct arrival atau gelombang
yang merambat dari sumber langsung ke penerima, source ghost yang terefleksikan
oleh batas air udara dan bubble pulse yang dihasilkan oleh gelembung udara akibat
ledakan.
Gambar di bawah ini adalah arsitektur marine source signaturedalam domain
waktu dan domain frekuensi.
3
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Sebuah souce signature yang baik harus memiliki direct arrival yang
dominan, memiliki inteferensi konstruktif antara direct arrival dan ghost serta
memiliki interferensi bubbles yang minimum.
Interferensi dekstruktif dari ghost dapat dihindarkan dengan meletakkan
air gun pada kedalaman tertentu sehingga ghost notchtidak terletak pada
rentang frekuensi gelombang seismik yang dikehendaki.
Hubungan antara frekuensi ghost dengan kedalaman dapat digambarkan
dengan persamaan sbb:
Dimana,
k = integer 0, 1, 2, 3, dst
Vair = kecepatan gelombang seismik pada air(~1485m/s)
dperekam = kedalaman hydrophone (biasanya 7 meter)
θ = sudut arah penjalaran gelombang terhadap garis vertikal
Jika diasumsikan θ=70o maka akan diperoleh fghost pertama=0 dan
fghost berikutnya ~110Hz. Pada kondisi ini, jika rentang frekuensi seismik
yang umumnya 3-85Hz akan terhindar dari interferensi ghost notch.
Pengaruh intereferensi bubbles dapat dihindari dengan mendesain
volume airgun yang berbeda-beda. Karena pada praktiknya, air gun tersebut
merupakan rangkaian dari beberapa kompresor udara dengan kapasitas volume
yang berbeda yang dinyalakan pada waktu yang bersamaan. Sehingga, selain
memiliki keuntungan jumlah energi yang besar, rangkaian sumber dengan
perbedaan volume tersebut akan memberikan efek destructive
interference antara satu bubble dengan bubble yang lainnya. Hal ini
disebabkan karena waktu munculnya bubble merupakan fungsi dari dari
volume, untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini:
4
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Parameter akusisi data seismik terdiri dari lintasan seismik, sumber getar, receiver,
peralatan perekaman, dan media penyimpanan data. Ditinjau dari jenis survei yang sering
dilakukan, maka parameter akusisi seismik dibagi atas :
1. Jenis source : - Dinamit
- Vibrator
- Air gun
- Weight drop
2. Jenis receiver : - Geophone (single, array)
- Hidrophone (single, array)
- Geophone 3-C (single, array)
3. Instrument perekaman : - Analog
- Digital
4. Media penyimpanan data : - Round tape
- Cartridge
- Hexabyte
5. Format data : - Multiplex (SEG-A, SEG-B)
- Demultiplex (SEG-D, SEG-Y)
6. Geometri : - Split spread (Simetri, Asymetri)
- Off-end (double, alternating)
7. Navigasi : - Pengukuran stake
1.1 Desain Parameter Akusisi Seismik
Yang harus dilakukan pertama kali dalam membuat desain parameter
adalah pemelajaran mengenai obyektif suatu survei. Obyektif survei tersebut
meliputi geometri struktur bawah permukaan, sifat fisika batuan, dan
5
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
kedalaman. Parameter tersebut dapat diperoleh dari data geologi lapangan,
hasil pemboran sumur terdekat atau data seismik dari survei yang pernah
dilakukan di daerah itu.
Parameter awal yang pertama kali ditentukan adalah jenis sumber getar
dan penerima, hal ini disesuaikan dengan kondisi permukaan (daratan, rawa,
transisi atau laut). Pada tahap berikutnya, adalah menentukan atau menghitung
parameter perekaman yang terdiri atas :
1. Offset maksimum, yaitu panjang bentangan perekaman
2. Offset minimum, yaitu jarak terdekat antara sumber
3. Grup interval, yaitu arak antar receiver
4. Shot interval, yaitu jarak antar sumber getar
5. Jumlah chanel, yaitu jumlah sambungan titik rekam pada setiap
perekaman
6. Sample rate, yaitu laju pencuplikan data.
7. Record length, yaitu panjang perekaman
8. Instrument, yaitu peralatan yang akan digunakan pada perekaman data
1.2 Tahapan Akusisi Data (Darat)
1.2.1 Pembuatan Lintasan Seismik
1. Pembuatan Kerangka Horizontal GPS
Pembuatan Kerangka GPS adalah pembuatan kerangka yang berisi
titik-titik ikat yang akan dijadikan ikatan pengukuran lintasan seismik.
Pengukuran titik-titik ikatan tersebut menggunakan sistem GPS (Global
Posistioning System). Titik-titik ikat tersebut dibuat permanen dan
ditandai dengan nomor titik ikat yang dikeluarkan oleh BAKOSURTANAL.
2. Pengukuran Lintasan
Merupakan pembuatan lintasan berupa garis lurus dengan lebar
lintasan ± 2 meter yang dapat dilalui oleh orang berjalan guna
mengangkut peralatan. Pada lintasan tersebut pada setiap jarak tertentu
ditancapkan patok untuk pemasangan receiver, dan pemboran dangkal.
Beberapa pekerjaan yang termasuk pengukuran lintasan adalah :
• Membuat pelurusan lintasan seismik dengan alat T0 / Kompas sesuai
dengan program lintasan. Titik awal lintasan ditentukan oleh
pengukuran yang telah diikatkan pada kerangka GPS atau titik-titik
ikat.
• Memasang patok pada jarak tertentu menggunakan tali yang telah
dibuat/ditandai dengan jarak tertentu (chaining). Jarak antar patok
sama pada proyeksi bidang datar.
6
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
• Mengukur posisi, arah dan ketinggian patok. Hasilnya merupakan
koordinat patok.
• Perintisan, yaitu membersihkan lintasan seismik selebar ± 2 meter agar
dapat dilalui dengan mudah oleh orang yang akan mengangkut
peralatan. Perintisan meliputi penebangan ranting pohon, dan
pembersihan semak.
• Bila lintasan seismik memotong bukit atau melewati rawa, maka
diperlukan pembuatan tangga-tangga atau titian dari kayu.
• Pemasangan Bench Mark pada perpotongan dan ujung lintasan
seismik.
3. Pemboran dan Penanaman Dinamit
• Pembuatan lubang bor sedalam 20 – 40 meter yang akan digunakan
untuk menanam dinamit sebagai sumber getar. Pembuatan lubang bor
ditentukan dari patok yang sudah ditentukan sebagai titik tembak
( SP / shot point)
• Pada titik tembak yang telah dibor dilakukan penanaman dinamit yang
ukurannya telah ditentukan.
1.2.2 Tes Instrumen
Merupakan pengujian alat rekam agar spesifikasi alat tersebut sesuai
dengan standar spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik. Pada kondisi
demikian kualitas data rekaman yang dipengaruhi kesalahan alat perekam
dianggap tidak ada. Berikut merupakan contoh jenis pengujian yang
dilakukan pada SN 388, dimana peralatan tersebut sering digunakan
Pertamina dan merupakan peralatan paling baru yang dikeluarkan oleh
SERCEL.
Box : - Harmonic distortion
- Dinamic Range
- RMS and Offset
- Cross talk
- Impulse
- Leakage
Kabel : - Resistance
- Leakage
7
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
1.2.3 Tes Parameter
Beberapa pengujian yang harus dilakukan sebelum perekaman antara
lain :
• Cap undershoot, yaitu pengujian terhadap ketepatan waktu peledakan
dinamit dan perekaman. Mengingat setiap perekaman menggunakan
Alat tembak (blaster) lebih dari satu, maka peralatan tersebut dibuat
memiliki karakter yang sama.
• Charge size, pengujian besarnya charge dinamit yang akan digunakan.
• Array, pemilihan bentuk array geopon untuk meningkatkan S/N.
• Depth charge, penentuan kedalaman minimal/rata-rata pemboran.
• Polaritas, penentuan keseragaman polaritas rekaman.
• Geometri, pemilihan bentuk geometri sesuai dengan tujuan survei.
1.2.4 Perekaman dan Kendali Mutu
• Melakukan perekaman seluruh lintasan sesuai dengan parameter yang
telah
ditentukan.
• Melakukan pengamatan / analisis terhadap hasil perekaman data.
• Secara umum kendali mutu dilakukan pada seluruh pekerjaan seismik,
karena
seluruh tahapan pekerjaan seismik dapat mempengaruhi kualitas data
seismik.
b. Configuration of Seismic Array
b.1. End Off
b.2. Split Spread
2. Seismic Data Processing
a. CMP Method
CDP (Common Deep Point) adalah istilah dalam pengambilan data seismik
untuk konfigurasi sumber-penerima dimana terdapat satu titik tetap dibawah
permukaan bumi. Untuk kasus reflektor horisontal (tidak miring) CDP kadang-
8
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
dagang dikenal juga dengan CMP (Common Mid Point). Selain CDP dikenal juga
CR (Common Receiver) untuk konfigurasi beberapa sumber satu penerima, CS
(Common Shoot) untuk konfigurasi satu sumber beberapa penerima dan
Common Offset untuk konfigurasi sumber penerima dengan jarak (offset) yang
sama. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah berikut
responseismiknya.
9
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
b. Deconvolution
Dekonvolusi dilakukan sepanjang sumbu waktu (time axis) yang bertujuan
untuk meningkatkan resolusi temporal dengan mengkompresi wavelet seismik
asal sampai mendekati bentuk spike dan meminimalkan reverberasi gelombang.
Untuk itulah, maka pada awal pengerjaan dekonvolusi diperlukan suatu time
gate dimana di dalam gate tersebut diusahakan tercakup nilai-nalai sinyal to
noise rasio yang cukup baik agar dihasilkan operator dekonvolusi yang tepat.
Biasanya nilai signal to noise rasio yang masih cukup baik terdapat antara first
break time sampai beberapa milisecond di bawahnya, dimana amplitudo sinyal
masih dapat terlihat cukup kuat. Adapun jenis dekonvolusi yang dipakai pada
pengolahan data kali ini adalah tipe spike/predictive dekonvolusi, dimana
konsep dari metode ini yaitu dengan menggunakan teori filter Wiener yang
merupakan sebuah operasi matematik yang menganut azas kuadrat terkecil
dalam menjalankan operasinya.
Dekonvolusi adalah proses pengolahan data seismik yang bertujuan untuk
meningkatkan resolusi temporal (baca: vertikal) dengan cara mengkompres
wavelet seismik. Deconvolusi umumnya dilakukan sebelum stacking akan tetapi
dapat juga diterapkan setelah stacking. Selain meningkatkan resolusi vertikal,
deconvolusi dapat mengurangi efek 'ringing' atau multiple yang mengganggu
interpretasi data seismik. Deconvolusi dilakukan dengan melakukan konvolusi
antara data seismik dengan sebuah filter yang dikenal dengan Wiener Filter .
Filter Wiener diperoleh melalui permasaan matriks berikut:
a x b = c
a adalah hasil autokorelasi wavelet input (wavelet input diperoleh dengan
mengekstrak dari data seismik)
10
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
b adalah Filter Wiener
c adalah kros korelasi antara wavelet input dengan output yang dikehendaki.
Output yang dikehendaki terbagi menjadi beberapa jenis [Yilmaz, 1987]:
1. Zero lag spike (spiking deconvolution)
2. Spike pada lag tertentu.
3. time advanced form of input series (predictive deconvolution)
4. Zero phase wavelet
5. Wavelet dengan bentuk tertentu (Wiener Shaping Filters)
Zero lag spike memiliki bentuk [1 , 0, 0, 0, ..., 0] yakni amplitudo bukan nol
terletak para urutan pertama. Jika Output yang dikehendaki memiliki bentuk [0 , 0, 1, 0, ...,
0] maka disebut spike pada lag 2 (amplitudo bukan nol terletak para urutan
ketiga) dan seterusnya.
Dalam bentuk matrix, Persamaan Filter Wiener dituliskan sbb:
dimana n adalah jumlah elemen. Matriks a diatas merupakan matriks dengan
bentuk spesial yakni matriks Toeplitz, dimana solusi persamaan diatas secara
efisien dapat dipecahkan dengan solusi Levinson. Dengan demikian operasi
Deconvolusi jenis ini seringkali dikenal dengan Metoda Wiener-Levinson. Untuk
memberikan kestabilan dalan komputasi numerik diperkenalkan
sebuah Prewhitening (e) yakni dengan memberikan pembobotan dengan
rentang 0 s.d 1 pada zero lag matriks a (sehingga elemen a0 matrix diatas
menjadi a0(1+e).
Gambar dibawah ini menunjukkan diagram alir proses Deconvolusi.
11
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Gambar 1 mengilustrasikan asumsi fundamental dekonvolusi maximum-
likelihood, yakni reflektivitas bumi tersusun atas event-event besar yang
bercampur dengan latar belakang event-event kecil Gaussian.
Gambar 1 : Asumsi dasar metoda Maximum-Likelihood
12
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Hal ini berlawanan dengan dekonvolusi spiking, yang mengasumsikan
distribusi random sempurna koefisien refleksi. Reflektivitas real log sonik pada
Gambar 1 menunjukkan bahwa model seperti ini bisa dipertanggung jawabkan.
Secara geologis, event-event besar tersebut berasosiasi dengan
ketidakselarasan dan batas litologi utama.
Dari asumsi-asumsi model tersebut, kita dapat menurunkan fungsi objektif
yang dapat diminimalkan untuk menghasilkan reflektivitas yang paling mirip
dan kombinasi wavelet yang konsisten dengan asumsi statistika. Perhatikan
bahwa metoda ini memberikan estimasi reflektivitas sparse dan wavelet.
Fungsi objektif J diberikan oleh :
dimana r(k) = koefisien refleksi pada sampel ke-k, m = jumlah refleksi, L =
jumlah total sampel, N = akar kuadrat variasi bising, n = noise pada sampel ke-
k, λ = likelihood bahwa sampel mempunyai sebuah refleksi. Urutan reflektivitas
diasumsikan bersifat jarang , berarti sebuah spike yang diharapkan diatur oleh
parameter λ yang merupakan rasio dari jumlah spike tidak nol yang diharapkan
diatur oleh jumlah sampel trace.
Biasanya λ mempunyai nilai kurang dari 1. Parameter lainnya yang
diperlukan untuk mendeskripsi perilaku yang diharapkan adalah R , ukuran
RMS spike besar, dan N, ukuran RMS dari noise. Setelah parameter-parameter
tersebut dispesifikasi, semua solusi dekonvolusi dapat diuji untuk melihat
apakah ia merupakan hasil proses statistika dengan parameter-parameter
tersebut.
Sebagi contoh, bila estimasi reflektivitas mempunyai jumlah spike yang
lebih besar daripada nilai yang diharapkan, maka ia mencerminkan hasl yang
tidak benar. Dalam ungkapan yang lebih sederhana, dapat dikatakan bahwa
kita mencari solusi dengan jumlah spike minimum pada reflektivitasnya dan
komponen noise yang lebih rendah.
13
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Gambar 2a & b menunjukkan dua kemungkinan solusi untuk input trace
seismik yang sama.
Gambar 2 : (a) Fungsi objektif untuk satu alternatif solusi pada input trace
seismik (b) Fungsi objektif untuk aternatif kedua solusi trace seismik
Tentu saja terdapat jumlah yang tidak terbatas dari solusi yang mungkin
didapatkan sehingga akan memerlukan waktu yang lama untuk melihat masing-
masing kemungkinan solusi tersebut. Oleh karenanya digunakan metoda yang
lebih sederhana untuk mendapatkan jawaban yang paling optimum.
Prinsipnya kita mulai dengan estimasi wavelet awal, estimasi reflektivitas
sparse, selanjutanya di-iterasi sampai sebuah fungsi objektif yang rendah dapat
tercapai dan dapat diterima. Hal ini ditunjukkan dengan Gambar 3 .
14
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Gambar 3 : Diagram alir untuk memperoleh reflektivitas dan wavelet, iterasi dilakukan
sampai diperoleh konvergenitas
Terdapat dua tahap prosedur yakni estimasi wavelet, memperbaharui
reflektivitas sehingga diperoleh refektivitas estimasi, dan memperbaharui
wavelet.
Prosedur diatas diilustrasikan pada data model (Gambar 4 dan 5) pada
Gambar 4 prosedur untuk memperbaharui reflektivitas ditunjukkan. Ia terdiri
atasperosedur penambahan koefisien refleksi satu persatu sampai satu set
koefisien sparse yang optimum diperoleh. Algoritma untuk memperbaharui
reflektivitas ini dikenal dengan nama Single Most Likely Addition (SMLA)
karena setiap selesai satu tahapan ia akan mencoba menemukan spike optimum
untuk ditambahkan.
Gambar 4 : Algoritma Single Most Likely Addition (SMLA) yang
mengilustrasikan model reflekivitas sederhana
Gambar 5 menunjukkan prosedur untuk memperbaharui fasa wavelet.
Model masukan ditunjukkan pada bagian atas gambar, dan reflektivitas serta
fasa yang diperbaharui ditujukkan setelah iterasi kesatu, kedua, kelima, dan
kesepuluh. Perhatikan bahwa hasil akhir yang diperoleh cukup bisa
mengestimasi wavelet model.
15
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Gambar 5 : Prosedur untuk memperbaharui wavelet pada metoda
Maximum-Likelihood
c. Migration
Proses migrasi dilakukan pada data seismik dengan tujuan untuk
mengembalikan reflektor miring ke posisi 'aslinya' serta untuk menghilangkan
efek difraksi akibat sesar, kubah garam, pembajian, dll. Terdapat beberapa
macam migrasi: Kirchhoff migration, Finite Difference migration, Frequency-
Wavenumber migration dan Frequency-Space migration [Yilmaz, 1987].
Teknologi Q migration diterapkan pada data seismik dengan tujuan untuk
melakukan migrasi seismik sekaligus melakukan koreksi amplitudo serta fasa
seismik yang terdistorsi karena efek atenuasi dan velocity dispersion. Dengan
kata lain, setelah melakukan Q Migration, diharapkan diperoleh data yang telah
dikembalikan ke posisi dan timing yang seharusnya serta mengembalikan
kandungan frekuensi tinggi yang hilang akibat atenuasi. Persamaan gelombang
pada domain transformasi Fourier ditunjukkan oleh Gazdag (1978),sbb:
16
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Dimana U adalah medan gelombang, kx adalah bilangan gelombang pada
arah horizontal, kz adalah bilangan gelombang pada arah vertikal, Δz adalah
sampling pada arah vertikal, ωadalah frekuensi sudut. Bilangan gelombang
pada arah vertikal, kz didefinsikan dengan:
Dimana k=ω/v. Untuk memperhitungkan efek atenuasi, maka
kecepatan v digantikan oleh frekuensi dependent dan kompleks
kecepatan c:
Dimana Q adalah atenuasi dan γ=1/(πQ(z)).
Gambar di bawah ini menunjukkan contoh data seismik sebelum proses
migrasi:
d. Courtesy Wang, Y., GEOPHYSICS,VOL. 73, NO. 1 , 2008
Gambar di bawah ini adalah hasil migrasi konvensional, tanpa melibatkan
efek Q (gambar a), sedangkan gambar (b) adalah hasil migrasi dengan
melibatkan efek Q (Q Migration). Perhatikan kehadiran frekuensi tinggi yang
memberikan definisi reflektor dengan lebih baik.
17
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
e. Courtesy Wang, Y., GEOPHYSICS,VOL. 73, NO. 1 , 2008
Gambar di bawah ini adalah perbandingan trace seismik dari hasil migrasi
konvensional dan hasil Q migration. Perhatikan perbedaan kedalaman event
pada kedalaman sekitar 600, 1050 meter. Jelas bahwa dengan Q Migration,
data seismik telah mengalami koreksi pergeseran fasa.2. Interpretation
2.1. Interpretasi Struktur Geologi
2.1.1. Sesar
• Adanya ketidakmenerusan pada pola refleksi (offset pada horison)
• Penyebaran kemiringan yang tidak sesuai dengan atau tidak berhubungan
dengan stratigrafi
• Adanya pola difraksi pada zona patahan
• Adanya perbedaan karakter refleksi pada kedua zona dekat sesar.
2.1.2. Lipatan
Adanya pelengkungan horison seismik yang membentuk suatu antiklin
maupun sinklin
2.1.3. Diapir (kubah garam)
• Adanya dragging effect yang kuat pada refleksi horison di kanan atau di
18
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
kiri tubuh diapir sehingga membentuk flank di kedua sisi.
• Adanya penipisan lapisan batuan diatas tubuh diapir
• Dapat terjadi pergeseran sumbu lipatan akibat dragging effect
2.1.4. Intrusi
• dragging effect tidak jelas / sangat kecil.
• batuan sedimen yang tererobos intrusi mengalami melting sehingga
struktur perlapisannya menjadi tidak jelas / cenderung chaotic di kanan-kiri
intrusi
2.2.Interpretasi Stratigrafi
Langkah interpretasi stratigrafi seismik- Analisis sekuen seismik
Sekuen seismik dibatasi oleh terminasi horizon seismik (toplap, downlap, dll)
yang membatasi sekuen pada bagian atas dan bawahnya.
2.2.1. Analisis fasies seismik
Deskripsi dan interpretasi geologi berdasarkan parameter –
parameter konfigurasi pantulan, kontinuitas pantulan, amplitudo, frekuensi,
kecepatan interval dan geometri. Analisa yang dapat secara langsung
dilakukan pada sayatan seismik adalah konfigurasi pantulan. Satu sekuen
seismik dapat terdiri dari beberapa fasies seismik
2.2.2. Analisis muka air laut
Penafsiran perubahan muka air laut relatif berdasarkan analisa
sekuen dan fasies seismik
2.2.4. Analisis sekuen seismik
• Stratigrafi sekuen : pembagian sedimen berdasarkan kesamaan genetik
yang dibatasi dari satuan genetik lain oleh suatu ketidakselarasan atau
bidang non deposisi dan keselarasan padanannya
• Penampang seismik dibagi menjadi unit-unit sekuen pengendapan
• Unit-unit sekuen pengendapan dapat diketahui dengan melihat batas
sikuen datau pola pengakhiran seismik.
• Erotional truncation : pengakhiran suatu seismik oleh lapisan erosi,
merupakan batas sekuen yang paling reliable
•Toplap : pengakhiran updip lapisan pada permukaan yang menutupinya
(karena non deposisi atau erosi minor)
• Downlap : lapisan miring yang berakhir secara downdip pada permukaan
horisontal/miring (dominan karena non deposisi)
• Onlap : lapisan yang relatif horisontal berakhir pada permukaan miring
atau pengakhiran updip lapisan miring pada permukaan yang lebih miring
(dominan karena non deposisi)
downlap dan onlap yang kurang dapat dibedakan satusama lain sering
19
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
dinamakan sebagai baselap
2.3.Seismic Stratigraphic Surfaces
•Maximum Flooding Surface (MFS) : permukaan yang mencerminkan keadaan
maximum transgression (kolom air tinggi maksimum). secara stratigrafi
merupakan pengendapan dengan laju yang rendah berupa sedimen pelagic –
hemipelagic yang membentuk condensed section. Dari seismik dapat terlihat
sebagai permukaan downlap, namun tidak semua permukaan downlap
merupakan MFS.
• Sequence Boundary (SB) : Batas sekuen berupa ketidakselarasan atau
keselarasan padanannya. Dari seismik ditandai oleh : erosional truncation dan
permukaan onlap.
• Transgresive Surface (TS): merupakan awal dari transgresive system track
yang memiliki bentuk stacking patern retrogradasi. TS sukar dikaitkan dengan
terminasi horizon.
System Tracts
• Lowstand System Tract (LST) : dibatasi SB dibagian bawah dan TS dibagian
atas. Merupakan keadaan rising sea level dan high sedimentation sehingga
memiliki stacking patern agradasi atau slightly prograde.
• Transgresive System Tract (TST) : berada diatas LST dan dibawah HST,
dibatas TS dibagian bawah dan MFS dibagian atas. Menunjukkan keadaan rapid
sea level rise dan low sedimentation sehingga menunjukkan stacking patern
retrogradasi.
• Highstand System Tract (HST) : berada diatas TST, dibawah LST, dibatasi SB
dibagian atas dan MFS dibagian bawah. Menunjukkan keadaan sealevel stand
still dan low sedimentation, memiliki stacking patern progradasi
20
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Tidak semua system tract dapat dijumpai, misalkan LST tidak dijumpai dan
diatas TST langsung didapati HST.
2.4.Analisis fasies seismik
Analisis fasies seismik : deskripsi dan interpretasi geologi dari parameter-
parameter pantulan seismik yang meliputi konfigurasi pantulan, kontinuitas
pantulan, amplitudo, frekuensi, kecepatan internal, dan geometri eksternal.
Setiap parameter pantulan seismik dapat memberikan informasi mengenai
kondisi geologi terkait
Parameter seismik yang dapat dianalisis secara visual/langsung di sayatan
seismik terutama adalah konfigurasi pantulan seismik
2.5.Konfigurasi pantulan seismik dalam analisis stratigrafi seismik
a. PARAREL & SUBPARAREL
- Relatif sejajar
- Kecepatan pengendapan yang seragam pada paparan yang menurun secara
seragam atau dalam cekungan sedimen yang stabil
- Variasi : even dan wavy
b. DIVERGEN
- Berbentuk membaji dimana penebalan lateral dari seluruh unit disebabkan
oleh penebalan dari pantulan itu sendiri
- Variasi lateral kecepatan pengendapan atau pengangkatan/pemiringan secara
progresif bidang pengendapan
c. PROGRADASI
- Akibat adanya pengembanagan sedimentasi secara lateral yang membentuk
permukaan pengendapan dengan lereng landai (clinoform)
- Pola konfigurasi progradasi dapat berupa sigmoid, oblique, complex sigmoid-
21
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
oblique, shingled, dan hummockly. Perbedaan konfigurasi progradasi
menunjukkan adanya variasi pasokan sedimen, kecepatan penurunan cekungan
dan perubahan muka air laut.
- Pola Sigmoid
o Bagian atas dan bawah relative tipis dan hamper horizontal, bagian tengan
relatif lebih tebal dengan kemiringan yang lebih besar.
o Pasokan sediment yang rendah, penurunan cekungan cekungan yang cepat
atau kenaikan muka laut yang cepat
o Pada pengendapan laut dalam dengan energi rendah
- Pola Oblique
o Pengendapan yang terjadi di dekat dasar gelombang dengan lingkungan yang
mempunyai energi tinggi
o Pola oblique tangential merupakan pola progradasi yang ditandai dengan
adanya kemiringan pada bagian bawah strata yang berkurang dan berbentuk
cekung
o Pola oblique pararel merupakan pola progradasi dengan pengendapan strata
relatif sejajar
o Pola complex sigmoid-oblique merupakan pola kombinasi antara pola sigmoid
dan pola oblique dalam satu fasies seismik
- Pola shingled
Merupakan pola progradasi yang tipis dan umumnya sejajar dengan batas atas
da bawah atau miring landai. Pola ini menunjukkan pengendapan pada air
dangkal
- Pola hummockly
Merupakan pola konfigurasi yang tidak menerus. Pola ini menunjukkan
progradasi yang clinoform ke dalam air dangkal dalam prodelta
d. CHAOTIC
- Pola yang tidak menerus, saling memotong dan menunjukkan susunan yang
tidak teratur
- Akibat energi pengendapan yang tinggi atau akibat deformasi yang kuat. Pola
ini dapat menunjukkan slump structure
e. REFLECTION FREE
- Menunjukkan tidak adanya pantulan pada rekaman seismic
- Terjadi pada batuan yang homogen dan tidak berlapis, seperti pada batuan
beku, tubuh garam, batupasir atau serpih yang tebal
22
MAKALAHMetoda SeismikDepartemen FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
23