makalah-rump-laut-potensi-obat-di-bagor-lipi

Upload: bowo-cerberus

Post on 19-Jul-2015

141 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

JENIS-JENIS RUMPUT LAUT YANG BERPOTENSI SEBAGAI OBAT YANG TUMBUH PADA BERBAGAI SUBSTRAT DI PANTAI RANCABABAKAN NUSAKAMBANGAN CILACAP 1)Drs. A Ilalqisny Insan, MS2) dan Dra. Dwi Sunu Widyartini, M.Si3) Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto

ABSTRAKPengembangan upaya menggali potensi laut sangat menarik perhatian, bukan saja terhadap pembudidayaannya tetapi juga terhadap kelestarian sediaan alaminya. Salah satu diantarannya adalah rumput laut, yang merupakan sumber bahan pangan dan sumber bahan obat obatan maupun industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis jenis rumput laut yang berpotensi sebagai obat pada berbagai subtrat di pantai Rancababakan Nusakambangan Cilacap , yang dilakukan pada Januari Maret 2008. Pantai Rancababakan terletak di bagian barat Pulau Nusakambangan Kabupaten Cilacap. Pantai Rancababakan merupakan teluk kecil yang menghadap ke arah samudra Hindia. Beranekaragam jenis rumput laut tumbuh pada berbagai substrat dasar Pantai Rancababakan. Rumput laut yang tumbuh di pantai ini mempunyai nilai ekonomi dan berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Beberapa rumput laut berpotensi sebagai obat dan dapat dikembangkan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode survai dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode transek. Garis transek dibuat sebanyak 8 buah dengan jarak antar garis transek sepanjang 20 m. Pada masing-masing substrat diambil sebanyak 3 plot secara acak terpilih. Hasil penelitian menunjukkan beranekaragam rumput laut tumbuh pada berbagai substrat dasar di Pantai Rancababakan Cilacap. Terdapat 26 jenis rumput laut meliputi 4 jenis dari divisio Chlorophyta, 9 jenis dari divisio Rhodophyta dan 13 jenis dari divisio Phaeophyta ditemukan di Pantai Rancababakan Cilacap. Sebanyak 23 jenis rumput laut diketahui memiliki potensi sebagai obat meliputi 2 jenis dari divisio Chlorophyta, 8 jenis dari divisio Rhodophyta dan 13 jenis dari divisio Phaeophyta. Potensi rumput laut antara lain sebagai antibakteri, antivirus, antifungi, antitumor, antikanker, obat penurun tekanan darah tinggi, obat cacing, diare, antikesuburan, gangguan dalam dan gangguan saluran kencing dan gondok serta sumber vitamin dan iodin.Kata kunci : rumput laut, potensi obat, Pantai Rancababakan1

PENDAHULUAN Pengembangan upaya menggali potensi rumput laut sangat menarik perhatian, bukan saja terhadap pembudidayaannya tetapi juga terhadap kelestarian sediaan alaminya. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan panjang pantai kurang lebih 81.000 Km, maka wajarlah apabila kita beranggapan bahwa lautan sebagai salah satu lingkungan alam yang penting bagi12) 3)

Makalah Seminar Nasional PTTI ; 21 23 Oktober 2008 - Cibinong Bogor Staf Pengajar Fakultas Biologi Unsoed Staf Pengajar Fakultas Biologi Unsoed

1

kehidupan masyarakat Indonesia di masa mendatang.. Salah satu diantarannya adalah rumput laut, yang merupakan sumber bahan pangan bagi penduduk di sekitarnya dan sumber bahan obat obatan maupun industri. Tumbuhan yang digunakan sebagai obat selama ini kebanyakan dari tumbuhan darat, sedangkan tumbuhan yang berasal dari laut seperti rumput laut belum banyak mendapat perhatian. Indonesia memiliki wilayah perairan yang sangat luas tentunya memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi yang kemungkinan berpotensi sebagai obat. Rasyid A. (2004) beberapa jenis rumput laut di Indonesia dapat digunakan sebagai obat, akan tetapi saat ini mengalami kendala karena penelitian mengenai eksplorasi dan pengolahannya belum berkembang, maka pemanfaatannya sampai saat ini sangat terbatas. Rumput laut merupakan tumbuhan berklorofil yang hidup dengan melekatkan diri pada substrat perairan menggunakan holdfast sehingga rumput laut tidak mudah berpindah oleh gerakan air. Rumput laut banyak tumbuh di daerah pasang surut yang perairannya jernih dan menempati substrat tertentu yang sesuai dengan kehidupannya (Kadi, 2005). Sulistyowati (2003) dan Kadi (2004) menyatakan bahwa jenis substrat merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keanekaragaman rumput laut di perairan pantai Indonesia. Selain jenis substrat, banyak faktor fisik lain yang mempengaruhi keanekaragaman rumput laut seperti suhu, cahaya matahari, gerakan air dan faktor kimia seperti salinitas, derajat keasaman (pH), dan zat hara serta faktor biologi 2seperti pemangsaan oleh ikan herbivora dan kompetisi antar jenis rumput laut (Graham & Wilcox, 2000) Menurut Handayani (2006), beberapa jenis rumput laut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku beberapa industri seperti industri makanan, tekstil, keramik, kosmetik, pupuk dan fotografi. Gumay et al., (2002) dan Kadi (2004) menyatakan beberapa rumput laut yang bernilai ekonomis berasal dari marga Gracilaria, Gelidium, Hypnea, Eucheuma, Turbinaria, Sargassum, Laurencia, Ulva, Enteromorpha, Caulerpa, Chaetomorpha, Dictyota, Halimeda, Velonia, Galaxaura, Chondrus, Ecklonia, Gelidiopsis, dan Rhodymenia. Beberapa rumput laut juga dapat digunakan sebagai obat. Potensi rumput laut sebagai obat sangat penting untuk dikembangkan mengingat kebutuhan akan obat semakin meningkat dengan adanya pertambahan penduduk dan banyak macam penyakit seperti kanker, penyakit hipertensi, penyakit tumor dan penyakit akibat pencemaran limbah kimia maupun biologis. Saat ini masyarakat lebih cenderung memilih obat yang bersifat alami karena efek samping yang relatif sedikit bahkan tidak ada sama sekali.2

2

Mengingat akan kekayaan alam yang terkandung di lautan, khususnya di pantai maka sebagai langkah awal penggalian sumber hayati laut diteliti jenis-jenis rumput laut yang berpotensi sebagai tanaman obat yang terdapat di daerah pasang surut Rancababakan Nusakambangan Cilacap . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis - jenis rumput laut yang ada di pantai Rancababakan Nusakambangan Cilacap yang berpotensi sebagai tanaman obat. MATERI DAN METODE PENELITIAN Penelitian telah dilakukan pada bulan Januari Maret 2008. Pengambilan sampel dilakukan dengan membuat garis transek tegak lurus garis pantai saat surut terendah. Garis transek dibuat 8 buah dengan jarak antar garis transek 20 m. Pada masing-masing substrat (pasir, karang dan campuran) diambil sebanyak 3 plot berukuran 1x1 m2 secara acak terpilih. Rumput laut yang ada dalam plot diambil dimasukkan ke dalam kantung plastik, diberi label dan dipisahkan menurut jenisnya. Dicatat keberadaan jenis-jenis rumput laut pada setiap plot. Pengamatan substrat dilakukan dengan cara mengamati secara visual substrat yang terdapat di lokasi tersebut. Pengamatan faktor pendukung seperti suhu, salinitas, derajat keasaman, kedalaman genangan air laut saat surut terendah dan kadar nitrat dan posphat. Jenis rumput laut yang didapatkan dideterminasi dengan pustaka acuan Taylor (1960); Lobban & Wayne (1981); Dawes (1981); Luning (1990); Atmadja et al., (1996) dan Graham & Wilcox (2000) dan dianalisis secara deskriptif ciri-ciri morfologinya. Potensi rumput laut sebagai obat ditentukan dengan pustaka acuan Lobban & Wayne (1981); Soegiharto et al., (1978); Atmadja et al., (1996); Atmadja (1990); McClintock and Baker (2001); Romimohtarto dan Juwana (2001) dan Kadi (2004). HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Jenis Rumput Laut Pantai Rancababakan merupakan daerah berupa teluk kecil yang menghadap ke arah laut lepas, terletak di bagian barat Pulau Nusakambangan Kabupaten Cilacap, memiliki tiga macam substrat dasar meliputi substrat pasir, karang dan campuran yang banyak ditumbuhi oleh tumbuhan laut seperti rumput laut. Berdasarkan hasil pengamatan morfologi talus diperoleh jenijenis rumput laut yang tumbuh pada berbagai substrat di Pantai Rancababakan berjumlah 26 jenis meliputi 4 jenis dari divisi Chlorophyta yaitu Chaetomorpha crassa (Ag) Kuetzing, 3

Valoniopsis pachynema Martens, Ulva rigida C. Agardh dan Analipus sp. Rumput laut dari divisi Rhodophyta ditemukan sebanyak 9 jenis rumput laut yaitu Gelidium rigidum (Vahl) Grev, Gracilaria foliiferae (Forsskal) Boergesen, Gracilaria lichenoides GMEL, Gracilaria eucheumoides Harvey, Gracilaria damaecornis J. G Agardh, Acanthophora spicifera (Vahl) Boergesen, Acanthophora muscoides (L) Bory, Eucheuma serra J. Agardh, Rhodymenia palmata (L) Greville sedangkan dari divisi Phaeophyta ditemukan sebanyak 13 jenis rumput laut yaitu Padina australis Hauck, Turbinaria conoides (J. Agardh) Kuetzing, Turbinaria murayan Barton, S. crassifolium J.G Agardh, S. duplicatum J.G Agardh, S. vulgare J.G Agardh, S. hystrix J.G Agardh, S. polycystum C.A Agardh, S. cinereum J.G Agardh, S. plagyophyllum (Martens) J.G Agardh, S. polyceratium Montagne, S. fluitans Borgesen, Dictyopteris sp. Jumlah jenis rumput laut yang tumbuh pada substrat pasir lebih sedikit jika dibanding banyaknya jenis rumput laut yang tumbuh pada substrat karang dan campuran. Tidak stabilnya substrat pasir menyebabkan rumput laut mudah terlepas dari substrat sehingga hanya rumput laut yang mampu melekat dengan kuat saja yang dapat tumbuh pada substrat pasir seperti U. rigida dan P. australis. Kedua jenis rumput laut tersebut memiliki talus berupa lembaran tipis yang membantu melekat lebih kuat pada substrat pasir. Menurut Kadi (2005) substrat pasir di perairan pantai Indonesia tidak banyak ditumbuhi oleh jenis rumput laut. Beberapa marga Padina, Ulva dan Gracilaria diketahui tumbuh pada substrat pasir dengan kedalaman air laut 10-30 cm, salinitas 32-35 o/oo dan suhu antara 27,25 0C-29,75 0C. Substrat karang Pantai Rancababakan ditumbuhi oleh 24 jenis rumput laut meliputi 4 jenis dari divisi Chlorophyta, 8 jenis dari divisi Rhodophyta dan 12 jenis dari divisi Phaeophyta. Ulva rigida merupakan rumput laut yang paling banyak ditemukan. R. palmata, T. murayan dan G. damaecornis merupakan rumput laut yang jarang ditemukan pada substrat karang. Menurut Taylor (1960), G. damaecornis banyak ditemukan pada substrat karang karena memiliki holdfast keras yang cocok untuk melekat pada karang dibanding substrat yang lain. Rumput laut G. eucheumoides dan S. polyceratium tidak ditemukan pada substrat karang Pantai Rancababakan. Sebanyak 24 jenis rumput laut tumbuh pada substrat campuran, meliputi 4 jenis dari divisi Chlorophyta, 8 jenis dari divisi Rhodophyta dan 12 jenis dari divisi Phaeophyta. Turbinaria conoides merupakan rumput laut yang paling sering ditemukan pada substrat campuran. G. lichenoides, G. eucheumoides dan Rhodymenia palmata merupakan rumput laut yang jarang ditemukan 4

2. Potensi Rumput Laut Sebagai Obat Berdasarkan hasil studi pustaka tentang potensi rumput laut sebagai obat diketahui 23 jenis rumput laut berpotensi sebagai obat meliputi 2 jenis (9 %) dari divisi Chlorophyta, 8 jenis (35 %) dari divisi Rhodophyta dan 13 jenis (56 %) dari divisi Phaeophyta.9%C hlorophyta

56%

35%

Rhodophyta Phaeophyta

Rumput laut dari divisi Rhodophyta, marga Gracilaria diketahui kaya akan antilipemik yang digunakan sebagai obat penyakit gangguan dalam. Laurenccia dapat digunakan untuk antivirus, antibakteri dan antijamur. Gelidella dapat digunakan untuk penyakit gangguan dalam, antibakteri dan antijamur. Di Jepang marga dari Gelidium digunakan sebagai pendingin dan scrofula (penyakit kelenjar pencernaan) adalah Gelidiella acerosa. Acanthophora berkhasiat untuk antimikroba dan anti kesuburan. Menurut Atmadja W (1990) pada tahun 1986 Wahidul pernah melakukan penelitian mengekstrak Acanthophora spicifera, dari hasil ekstrak tersebut dapat diisolasi senyawa kimia yaitu sterol, kolesterol, asam lemak, stearik, palmitat, behamik (C22), asam arakhidik (C2O) dan methyl palmitat. Rumput laut ini juga mempunyai daya aktivitas antimikroba terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans dan memiliki aktivitas anti kesuburan terhadap binatang. Rhodymenia dapat digunakan sebagai antifermivuge (obat cacing). Di kawasan Asia Timur spesies Rhodymenia pelmata digunakan sebagai obat cacing. Beberapa spesies dari marga Eucheuma di Filipina digunakan sebagai bahan obat batuk. Rumput laut yang berpotensi sebagai obat dari divisi Chlorophyta yang diperoleh adalah dari marga Ulva, Enteromorpha, Cladophora dan Caulerpa . Marga dari Ulva diketahui mempunyai aktivitas antibakteri dan dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Ulva dapat digunakan untuk pengobatan cacingan misalnya Ulva lactuca digunakan untuk menyembuhkan penyakit kelenjar. Di Cina digunakan untuk menyembuhkan penyakit panas (Hope et al. 1979). Enteromorpha diketahui mempunyai aktivitas antibakteri. Caulerpa dapat digunakan sebagai antijamur. Caulerpa racemosa diketahui bersifat racun terhadap beberapa organisme laut. Hasil dari ekstrak Caulerpa dapat diisolasi senyawa kimia seperti caulerpicin, caulerpin dan sterol. Caulerpicin menimbulkan rasa pedas dan memyebabkah efek anesthesia yang ringan bila 5

ditempelkan pada mulut, sehingga aktivitas neurotropik ini mempunyai nilai klinis. Caulerpicin juga dapat diisolasi dari Caulerpa racemosa. Acanthophora berkhasiat untuk antimikroba dan anti kesuburan. Menurut Atmadja (1990) pada tahun 1986 Wahidul pernah melakukan penelitian mengekstrak Acanthophora spicifera, dari hasil ekstrak tersebut dapat diisolasi senyawa kimia yaitu sterol, kolesterol, asam lemak, stearik, palmitat, behamik (C22), asam arakhidik (C2O) 3 dan methyl palmitat. Rumput laut ini juga mempunyai daya aktivitas antimikroba terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans dan memiliki aktivitas anti kesuburan terhadap binatang. Rhodymenia dapat digunakan sebagai antifermivuge (obat cacing). Di kawasan Asia Timur spesies Rhodymenia indica digunakan sebagai obat cacing. Beberapa spesies dari marga Eucheuma di Filipina digunakan sebagai bahan obat batuk. Rumput laut dari divisi Phaeophyta yang diperoleh dari ke dua pantai tersebut yang berpotensi sebagai obat diantaranya marga Padina, Dictyota dan Sargassum. Padina dan Dictyota diketahui mempunyai aktivitas antibakteri, sedangkan aktivitas antitumor dimiliki oleh Dictyopteris. Marga dari Sargassum diketahui mempunyai aktivitas antibakteri, antitumor, menurunkan tekanan darah tinggi dan gangguan kelenjar gondok (Atmadja et al. 1990). Substansi dari S. duplicatum adalah efektif dalam meningkatkan efektivitas serum lipolitik. Substansi hypoglyemic mampu menurunkan gula darah sebesar 17%, dan dalam jumlah prosentase tertentu menunjukkan aktivitas antilipemic (Hope et al. 1979). Rumput laut berpotensi obat yang tumbuh pada substrat pasir diketahui sebanyak 18 jenis (30 %), 21 jenis (34 %) tumbuh pada substrat karang dan 22 jenis (36 %) tumbuh pada substrat campuran di Pantai Rancababakan, Cilacap.

36%

30%Substrat Pasir Substrat Karang Substrat C ampuran

34%4

3 4

6

Jenis-jenis rumput laut yang berpotensi sebagai obat di Pantai Rancababakan Cilacap (Lampiran 1) meliputi rumput laut jenis C. crassa, U. rigida, Gelidium rigidum, G. foliiferae, G. lichenoides, G. eucheumoides, Acanthophora spicifera, A. muscoides, Eucheuma serra, R. palmata P. australis, T. conoides, T. murayan, S. crassifolium, S. duplicatum, S. vulgare, S. hystrix, S. polycystum, S. cinereum, S. plagyophyllum, S. polyceratium, S. fluitans dan Dictyopteris sp. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Rumput laut yang berpotensi sebagai obat di Pantai Rancababakan sebanyak 23 jenis yang meliputi 2 jenis dari divisi Chlorophyta, 8 jenis dari divisi Rhodophyta dan 13 jenis dari Phaeophyta. 2. Potensi rumput laut antara lain sebagai antibakteri, antivirus, antifungi, antitumor, antikanker, obat penurun tekanan darah tinggi, obat cacing, diare, antikesuburan, gangguan dalam dan gangguan saluran kencing dan gondok serta sumber vitamin dan iodin. B. Saran Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang kandungan rumput laut yang berpotensi obat dan pengembangan dalam budidaya rumput laut yang tumbuh di Pantai Rancababakan Kabupaten Cilacap.

DAFTAR REFERENSIAtmadja, W.S. 1990. Rumput Laut Sebagai Obat. Jurnal Oseana, 17: 1-8 _______, W.S., A. Kadi, Soelistijo & R. Satari. 1996. Pengenalan Jenis-jenis Rumput Laut Indonesia. Puslitbang Oseanologi LIPI, Jakarta. Dawes, C.J. 1981. Marine Botany. John Wiley & Sons, New York. Graham, L. E and L. W Wilcox. 2000. Algae. Prentice Hall Inc., USA. Gumay, M.H., Suhartono dan R. Aryawati. 2002. Distribusi dan Kelimpahan Rumput Laut di Pulau Karimunjawa Jawa Tengah. Jurnal Aseafo, 2: 1-7

7

Handayani, T. 2006. Protein pada Rumput Laut. Jurnal Oseana, 4: 23-40 Kadi, A,. 2004. Rumput Laut di Beberapa Perairan Pantai Indonesia. Jurnal Oseana, 4: 25-36 _______, A. 2005. Beberapa Catatan Kehadiran Marga Sargassum di Perairan Indonesia. Jurnal Oseana, 4: 19-29 Lobban, C. S & M. J. Wayne. 1981. The Biology of Seaweed. Blackwell Scientific Publication. New York. Luning, K. 1990. Seaweeds: Their Environment, Biogeography and Ecophysiology . John Wiley & Sons, New York. Meena, B., R.A Ezhilan, R. Rajesh, A. S Hussain, B. Ganesan and R. Anadan. 2008. Antihepatotoxic Potential of Sargassum polycystum (Phaeophyceae) on Antioxidan Defense Status In D galactosamine Inducer Hepatitis In Rat. African Journal of Biochemistry Research 2 ; 051-055 McClintock, J. B and B. J Baker. 2001. Marine Chemical Ecology. CRC Press, USA Romimohtarto, K dan S. Juwana. 2001. Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Penerbit Djambatan, Jakarta. Rasjid A, 2004. Berbagai Manfaat Algae. Oseana XXIX (3) ; 9 15. Sulistyowati, H. 2003. Struktur Komunitas Seaweed (Rumput Laut) di Pantai Pasir Putih Kabupaten Situbondo. Jurnal Ilmu Dasar 1: 58-61 Taylor, W. R. 1960. Marine Algae of Tropical and Subtropical Coast of the Americas. The University of Michigan Press, USA.

Lampiran 1: Jenis-jenis rumput laut dan potensinya sebagai obat yang tumbuh pada berbagai substrat dasar di Pantai Rancababakan, Cilacap No1 2 3 4 5

Jenis Rumput LautChaetomorpha crassa (Ag) Kuetzing Ulva rigida C. Agardh Gelidium rigidum (Vahl) Grev Gracilaria foliifera (Forsskal) Boergesen Gracilaria lichenoides (L) GMEL

Potensi ObatAnti-kesuburan, antibakteri Antibakteri, penurun tekanan darah tinggi Gangguan dalam, antitumor, antivirus, antifungi, antimikroba Gangguan dalam, antitumor, antivirus, antimikroba Gangguan dalam, antitumor, antivirus, antimikroba

SubstratP, K, C P, K, C P, K, C K, C P, K, C

8

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Gracilaria eucheumoides Harvey Acanthopora spicifera (Vahl) Boergessen Acantophora muscoides (L) Bory Eucheuma serra J. Agardh Rhodymenia palmata (L) Greville Padina australis Hauck Turbinaria conoides (J. Agardh) Kuetzing Turbinaria murayan Barton Sargassum crassifolium J.G Agardh Sargassum duplicatum J.G Agardh Sargassum vulgare J.G Agardh Sargassum hystrix J.G Agardh Sargassum polycystum C.A Agardh Sargassum cinereum J.G Agardh Sargassum plagyophyllum (Martens) J.G Agardh Sargassum polyceratium Montagne Sargassum fluitans Borgesen Dictyopteris sp.

Penyakit kandung kencing, anti gondok, obat sakit perut Antibakteri, antifungi, anti-kesuburan Antibakteri Antitumor Antivermifuge Antibakteri, antitumor Antitumor Antitumor Antibakteri, antimikroba, gangguan kelenjar gondok, tekanan darah tinggi Antibakteri, antimikroba, gangguan kelenjar gondok, tekanan darah tinggi Antibakteri, antimikroba, gangguan kelenjar gondok, tekanan darah tinggi Antibakteri, antimikroba, gangguan kelenjar gondok, tekanan darah tinggi Antibakteri, antimikroba, gangguan kelenjar gondok, tekanan darah tinggi, gangguan kantung kemih Antibakteri, antimikroba, gangguan kelenjar gondok, tekanan darah tinggi Antibakteri, antimikroba, gangguan kelenjar gondok, tekanan darah tinggi Antibakteri, antimikroba, gangguan kelenjar gondok, tekanan darah tinggi Antibakteri, antimikroba, gangguan kelenjar gondok, tekanan darah tinggi Antitumor, antibakteri

P, C P, K, C K, C P, K, C P, K, C P, K, C P, K, C P, K, C P, K, C P, K, C P, K, C P, K, C P, K, C P, K, C P, K, C C K, C P, K

Keterangan : P: pasir, K: karang, C: campuran

Potensi rumput laut sebagai obat berdasarkan pustaka acuan Lobban & Wayne (1981); Soegiharto et al., (1978); Atmadja (1990); Atmadja et al., (1996); McClintock and Baker (2001); Romimohtarto dan Juwana (2001) , Kadi (2004) dan Meena, B., R.A ., et al 2008..

Lampiran 2 : Data faktor lingkungan (kimia dan fisika) di Pantai Rancababakan Cilacap.No 1 2 3 4 5 Parameter pendukung 1. Pasir Suhu Salinitas Derajat keasaman (pH) Kedalaman genangan air saat surut terendah Kadar nitrat 28 0C 34,5 0/00 8 10 - 30 cm 0, 7064 mg/l 2. Karang 29 0C 34,5 0/00 8 0 10 cm 0, 4495 mg/l 3. Campuran 29,5 0C 35 0/00 8 10 25 cm 0, 4843 mg/l

9

6

Kadar posphat

0, 2763 mg/l

0, 3458 mg/l

1,3924 mg/l

10