makalah proteksi sistem tenaga : dasar pengendalian menggunakan relay 220vac 8 pin
DESCRIPTION
Judul : DASAR PENGENDALIAN MENGGUNAKAN RELAY 220VAC 8 PINTugas Proteksi Sistem Tenaga Oleh Pak Aris : UNJTRANSCRIPT
PROTEKSI SISTEM TENAGA
DASAR PENGENDALIAN MENGGUNAKAN
RELAY 220VAC 8 PIN
Disusun Oleh :
Nama : Hendra Suherman
No. Reg : 5115127099
Prodi : Pend. Teknik Elektro Non. Reguler
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTADAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
2014
I. Dasar Relay
Dalam aplikasi elektromekanik peranan relay sangat diperlukan terutama
digunakan sebagai rangkaian pengendali atau control. Selain relay, umumnya
pengendali elektromekanik menggunakan magnetic contactor (MC) sebagai
komponen utama untuk membangun rangkaian control atau pengendalinya. Baik
relay maupun magnetic contactor sama-sama memiliki kumparan elektromagnetik
dan kontak-kontak baik NO maupun NC.
Secara prinsip, cara kerja komponen ini adalah sama saja, hanya saja ada
sedikit perbedaan dimana Magnetic Contactor memiliki kontak utama yang
berfungsi sebagai kontak untuk menghubungkan dengan beban-beban listrik dan
kontak bantu yang berfungsi sebagai kontak-kontak untuk rangkaian
pengendali.Sedangkan pada relay juga memiliki kumparan elektromagnetik dan
kontak-kontak baik NO maupun NC, tetapi pada relay kontak yang dimiliki
memiliki fungsi yang sama (tidak mengenal kontak utama dan bantu.
Relay yang digunakan untuk pengendali elektromekanik juga beragam, salah
satunya adalah menggunakan relay AC 220V yang memiliki 8 pin / kaki.
Bentuk relay AC 220V 8 pin / kaki
Bentuk soket / dudukan relay 8 pin
Pemasangan relay pada soket relay
Soket dan relay pada trainer aid / papan peraga
II. Fungsi pin / kaki-kaki relay AC 220V 8 pin
Posisi pin / kaki-kaki relay dan fungsinya
Fungsinya adalah sebagai berikut :
Ø Pin 2 dan 7 : tempat terminal kumparan elektromagnetik
coilØ Pin 1 (Common) dan
4
: kontak NC (Normally Close)Ø Pin 1 (Common) dan
3
: kontak NO (Normally Open)Ø Pin 8 (Common) dan
5
: kontak NC (Normally Close)Ø Pin 8 (Common) dan
6
: kontak NO (Normally Open)
III. Dasar Saklar PUSH BUTTON DPST
PUSH BUTTON SWITCH merupakan salah satu jenis saklar yang umum
digunakan pada pengendali elektromekanik. Fungsi utama dari saklar adalah
untuk menyambung dan memutus arus listrik ke rangkaian. Secara prinsip, jenis
saklar ini sama dengan kontak – kontak pada komponen listrik yang lain yaitu NO
dan NC. NO (Normally Open) yaitu kondisi kontak terbuka dan jika tombol
ditekan maka kontak menutup. NC (Normally Close) yaitu kondisi kontak tertutup
dan jika tombol ditekan maka kontak membuka.
Pada praktikum berikut, salah satu jenis saklar push button yang digunakan
adalah DPST (Double Pole Singgle Throw) non lock yaitu memiliki kontak NC
dan NO masing-masing 1 buah. Kedua kontak saklar akan bekerja bersama-sama
saat tombol ditekan dan akan kembali keposisi semula saat tombol dilepas / tidak
ditekan.
Bentuk saklar PUSH BUTTON jenis DPST
3 buah tombol PUSH BUTTON pada trainer aid / papan peraga
Pada kondisi awal sebelum tombol ditekan, kontak 1-2 terhubung dan
kontak 3-4 terbuka. Jika tombol ditekan, maka kontak 1-2 terbuka dan kontak 3-4
tertutup. Jika tombol dilepas, maka kondisi kontak kembali seperti semula yaitu
kontak 1-2 terhubung dan kontak 3-4 terbuka.
Untuk memahami dasar – dasar pengandalian elektromekanik berikut
beberapa contoh aplikasi dasar pengendali elektromekanik menggunakan relay
AC 220V 8 pin dan PUSH BUTTON SWITCH.
1. Mengendalikan 1 buah lampu menggunakan tombol PUSH BUTTON
2. Mengendalikan 2 buah lampu menggunakan tombol PUSH BUTTON
3. Mengendalikan 1 buah lampu menggunakan tombol PUSH BUTTON
dari 2 tempat (REMOTE)
4. Mengendalikan 2 buah lampu menggunakan tombol PUSH BUTTON
dari 2 tempat (REMOTE)
5. Mengendalikan 2 buah lampu saling kunci menggunakan tombol PUSH
BUTTON
6. Mengendalikan 2 buah lampu secara berurutan menggunakan 3 tombol
PUSH BUTTON
7. Mengendalikan 2 buah lampu secara berurutan menggunakan 4 tombol
PUSH BUTTON
8. Mengendalikan 2 buah lampu secara berurutan menggunakan 4 tombol
PUSH BUTTON
9. Aplikasi Pengendali Pompa Air Otomatis menggunakan 2 buah limit
switch
10. Aplikasi Pengendali Pompa Air Otomatis menggunakan 2 buah limit
switch dilengkapi indicator ketinggian air
11. Aplikasi Alarm Pengaman Rumah Menggunakan 2 buah relay
IV. Contoh Relay Lainnya
Fungsi relay adalah \"saklar\" yang dapat di beri beban yang besar. Relay yang sering
dipakai adalah relay berkaki 4 dan 5. Ambil contoh yang berkaki 4 (karena pada prinsipnya
sama)
Relay kaki 4 memiliki kaki dengan angka 30, 85, 86, dan 87. Fungsi kaki tersebut adalah
85 dan 86, sebagai trigger
30 dan 87, sebagai jalur yang mempunyai beban besar..
jalur 30 dan 87 ini terputus, tapi dapat tersambung ketika trigger dinyalakan
kenapa bisa gitu ?
Karena pada trigger ini ada semacam kumparan yang dapat menghasilkan medan magnet.
Nah si medan magnet ini lah yang bikin kaki 30 dan 87 tersambung. Jadi, relay memiliki
cara kerja seperti saklar microswitch, tapi dengan beban yang lebih besar. Dengan beban
yang lebih besar, performa alat yang dipasang semakin maksimal.
Setelah tau cara kerja relay, selanjutnya mengenal jenis-jenis relay. Relay yang umum
dipakai adalah relay yang berkaki 4 dan berkaki 5.
Relay Kaki 4
Yang pertama relay berkaki 4.
Dengan kaki bernomor 30, 85, 86,
dan 87. Relay ini merupakan relay
dengan cara kerja yang sudah
dijelaskan di atas.
Relay 5 Kaki
Yang kedua relay berkaki 5. Relay ini memiliki 2 jenis lagi yaitu yang memiliki kaki
bernomor 30, 85, 86, 87, dan 87a dan yang memiliki kaki bernomor 30, 85, 86, 87, dan 87.
kita sebut saja yang ada 87a, adalah relay A dan yang 87 adalah relay B
Relay Tipe A
Relay A, memiliki kemampuan untuk
mengalihkan arus / beban saat trigger
dinyalakan.
Jadi saat trigger dalam kondisi off, arus
/ beban mengalir dari kaki 30 ke kaki
87a.
Saat trigger dalam kondisi on, arus /
beban beralih dari asalnya ke kaki 87a,
jadi ke kaki 87..
Relay Tipe B
Sedangkan untuk relay B, memiliki
kemampuan mengalirkan arus / beban
melalui 2 kaki.
Contohnya kalo pasang klakson yang
dual, masing-masing klakson dapet
kaki relay yang terpisah.
Kalau dengan relay 4 kaki, kabel dari
relay di pecah menjadi 2, konon
katanya kalo pake cara yang ini, arus
yang mengalir agak berkurang,
meskipun ngga signifikan.
V. Fungsi Kaki Relay
Kaki relay 85 dan 86: Arus listrik untuk koil atau lilitan kawat pada inti besi
Kaki relay 30: Source atau sumber arus listrik atau terminal atau kaki COM
Kaki relay 87: Normaly Open atau terminal NO
Kaki relay 87a: Normaly Close atau terminal NC
Normaly Open ( NO ): Kaki 87 tidak terhubung dengan kaki 30 pada kondisi normal
Normaly Close ( NC ): Kaki 87a terhubung dengan kaki 30 pada kondisi normal
Kondisi Normal: Kondisi tidak ada mengalir arus listrik pada kaki 85 dan 86
Catatan:
Terkadang di temukan dipasaran kaki 87a berfungsi sebagai kaki normal open yang
menjadi satu dengan kaki 87 dan contohnya ada di main relay mobil timor, lebih baik di
periksa secara fisik apakah kaki 87 dengan 87a terpisah atau tidak. Satu lagi yang perlu
diperhatikan adalah posisi kaki relay, karena ada juga relay yang urutan kakinya tidak
seperti gambar di atas. Contohnya posisi kaki 86 dan 85 tidak berhadapan tetapi
bersebelahan atau berdekatan.