makalah produksi benih jagung
DESCRIPTION
taskTRANSCRIPT
MAKALAH PRODUKSI BENIH TANAMAN PAKAN
JAGUNG (Zea mays)
Disusun oleh :
Kelompok VII
Fajar Eka Ramadhan (PT / 06151)
Imran Satriadi (PT / 06212)
Eva Maulida (PT / 06413)
FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA2013
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan peternakan di Indonesia saat ini dituntut suatu
keseimbangan antara ketersediaan pakan yang berkelanjutan dalam
kuantitas dan kualitas pakan yang mampu mencukupi kebutuhan nutrien
ternak. Hasil yang diperoleh di daerah tropis masih rendah, antara lain
disebabkan pakan yang kurang memenuhi persyaratan baik kualitas
maupun kuantitas. Masalah kualitas dan kuantitas hijauan pakan ternak
sampai saat ini masih merupakan masalah utama karena persediaannya
sangat tergantung pada musim.
Pakan merupakan salah satu faktor yang penting untuk menunjang
berhasilnya suatu usaha peternakan, karena tanpa memperhatikan faktor
ini perkembangan peternakan tidak dapat memuaskan. Salah satu faktor
penghambat perkembangan peternakan Indonesia adalah kurangnya
penyediaan benih unggul tanaman pakan.
Salah satu bahan pakan sumber energi yang paling banyak
digunakan oleh pabrik pakan di Indonesia yaitu jagung. Tangendjaja et al.
(2007) memaparkan bahwa dilihat dari formula yang didasarkan atas
harga bahan baku saat ini, maka jagung memberikan kontribusi yang
paling tinggi dalam ransum ayam (lebih dari 55%) dan diikuti oleh bungkil
kedelai (sekitar 23%) serta bahan-bahan lainnya berupa hasil samping
industri pertanian terutama dedak padi dan sumber protein selain bungkil
kedelai.Penggunaan jagung dalam formulasi ransum unggas dapat
mencapai lebih dari 50%.
Data dari BPS (2014) menunjukkan bahwa produksi jagung pada
tahun 2013 (Angka Sementara) sebesar 18,51 juta ton pipilan kering atau
turun sebesar 0,88 juta ton (4,54 persen) dibanding tahun 2012.
Penurunan produksi ini terjadi di Jawa sebesar 0,62 juta ton dan di luar
Jawa sebesar 0,26 juta ton. Penurunan produksi terjadi karena adanya
penurunan luas panen seluas 137,43 ribu hektar (3,47 persen) dan
penurunan produktivitas sebesar 0,55 kuintal/hektar (1,12 persen).
Berdasarkan uraian di atas, maka dirasa perlu melakukan
pengembangan tanaman pakan di Indonesia, terutama di luar Jawa. Hal
ini dilakukan karena pembukaan lahan baru di luar Jawa dapat dilakukan,
mengingat areal lahan masih luas. Oleh karena itu peran Pemerintah
pusat, stakeholder dan masyarakat dalam mendukung, menggerakkan
dan mendanai untuk peningkatan produksi jagung sangat diperlukan.
BAB II
REVIEW PUSTAKA
a. Produksi Biji Jagung
Jagung ditanam untuk dipetik hasilnya berupa biji jagung. Biji-biji ini
terbentuk dalam satu kesatuan yang melekat pada tongkol/janggel.
Daerah tropik cocok untuk tanaman seperti jagung dan sorghum yang
memanfaatkan energi matahari untuk diubah menjadi energi kimia,
sehingga dapat dimakan oleh manusia. Pada daerah ini potensi matahari
untuk mengubah energi menjadi bahan kering tanaman lebih besar
daripada di daerah beriklim sedang. Daerah tropik mempunyai potensi
produksi tanaman jagung yang lebih baik bila air, hara, tenaga kerja dan
sebagainya cukup tersedia. Maka meskipun biaya yang dikeluarkan cukup
banyak (seperti jagung hibrida, jagung manis) namun usaha penanaman
jagung tetap dilaksanakan, sebab nilai produksinya cukup tinggi.
Produksi jagung dapat ditingkatkan atas dasar hasil percobaan
pemberian tambahan unsur hara dan pupuk. Di Cina diadakan percobaan
pemupukan tanaman jagung dengan pupuk K2O 75 kg/Ha. Jumlah
eksperimen ke-11, hasil pengamatan produksi 3.915 kg/Ha menunjukkan
peningkatan 920 kg/Ha atau 23%. Dibeberapa negara Afrika, peranan
pupuk cukup besar dalam usaha peningkatan produksi seperti di negara
Burkina Faso, Madagaskar, Rwanda, Somali, Tanzania, dan Zaire.
Negara-negara tersebut semula memproduksi jagung rata-rata 1 ton/Ha,
dan setelah dilakukan pemupukan dengan dosis optimum, ternyata
produksi dapat meningkat. Variasi produksi yang dihasilkan antara 2,4 ton
dan 4,5 ton/Ha. Perkembangan produksi jagung di Korea dari tahun 1970
hingga tahun 1984 menunjukkan peningkatan, terutama sebagai akibat
dari pemupukan. Pada tahun 1970 produksi jagung 1,45 ton/Ha,
sedangkan pada tahun 1984 produksi jagung 4,44 ton/Ha.
Berdasarkan penelitian Callaud J.F., untuk memproduksi biji jagung
sebesar 8 ton/Ha dengan kadar air 15% diperlukan pupuk kira-kira:
Nitrogen (N) 200 Kg/Ha, P2O5 95 kg/Ha dan Potash (K2O) 215 kg/Ha.
Penggunaan tambahan pupuk K2O pada penanaman jagung di negara
Pakistan sesuai hasil pengamatan menunjukkan peningkatan produksi.
Dari 71 hari percobaan dipupuk 170 kg/Ha N dan 74 kg/ha P2O5
selanjutnya dibuat dua perlakuan, perlakuan pertama tidak ditambahkan
pupuk K2O sedang perlakuan lainnya ditambah 124 kg/Ha pupuk K2O
ternyata produksi yang diperoleh mula-mula 3,346 ton/Ha menjadi 3,576
ton/Ha. Dengan demikian terjadi peningkatan hasil sebesar 7 %.
b. Sistem Penanaman Jagung
Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman.
Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai
komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit,
keteknikan dan social ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di
Indonesia, biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan
curah hujan (terutama pada daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung
dari hujan. Maka pemilihan jenis/varietas yang ditanampun perlu
disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan.
Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan adalah sebagai berikut:
1) Tumpang sari (Intercropping), melakukan penanaman lebih dari
1 tanaman (umursama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur
seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela
pohon, padi gogo.
2) Tumpang gilir (Multiple Cropping), dilakukan secara beruntun
sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk
mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo,
kacang tanah, ubi kayu.
3) Tanaman Bersisipan (Relay Cropping): pola tanam dengan cara
menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok
(dalam waktu tanam yang
bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang
tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
4) Tanaman Campuran (Mixed Cropping): penanaman terdiri atas
beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun
larikannya, semua tercampur jadi satu Lahan efisien, tetapi riskan
terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran
seperti jagung, kedelai, ubi kayu.
Jagung tidak tahan dengan cekaman kekeringan, sama halnya
dengan wijen dan tanaman panen dataran tinggi lain. Kelembapan tanah
yang baik sangat dibutuhkan pada tanaman jagung. Tanaman jagung
minimal membutuhkan sekitar 30 cm profil tanah yang bersifat lembab.
Tanah alluvial merupakan tanah yang baik untuk menanam jagung.
Jagung butuh penanaman yang hati-hati dan akurat akar perkecambahan
terjadi. Tempat penanaman biji sekurang-kurangnya harus bebas dari
rerumputan dan gulma dengan kedalaman tanah 5-7 cm. Agar tempat
penamanan (seedbed) baik, pembajakan harus dilakukan. Jagung dapat
tumbuh subur pada tanah yang tidak diolah khusus untuk pertanian. Sisa-
sisa tumbuhan mati yang tidak dibersihkan akan berfungsi sebagai mulsa
alami dan dapat mengurungi temperatur tanah, sehingga berkorelasi
positif terhadap perkecambahan jagung.
Saat penanaman, biji harus ditanam pada kedalaman 3-5 cm untuk
memungkinkan air terserap oleh biji sebagai syarat mutlak
perkecambahan. Jika penanaman biji atau benih lebih dangkal dari yang
ditentukan, pasitikan bahwa suhu tidak terlalu tinggi sehingga merusak
fisiologi benih. Jarak penanaman yang ideal adalah dengan panjang 70
cm dan leber 50 cm. Untuk setiap lubang benih, minimal diberi 2 buah
benih. Jagung merupakan tanaman dengan satu batang. Hal itu berarti
tidak dapat toleran terhadap kondisi yang tidak mendukung, karena
batang yang tipis dan pendek tidak akan mampu menopang daun dan
akan terjadi penurunan produksi panen. Maka dari itu, pembagian yang
seimbang antara jumlah biji yang ditanam pada setiap lubang harus
menjadi pertimbangan.
c. Biologi Tanaman Jagung
Tanaman jagung (Zea mays L.) dalam sistematika tumbuh-
tumbuhan menurut Warisno (2007) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Monocotyledonae
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Zea
Species : Zea mays L.
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif. Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari
akar, batang, daun, bunga, dan buah. Perakaran tanaman jagung terdiri
dari 4 macam akar, yaitu akar utama, akar cabang, akar lateral, dan akar
rambut. Sistem perakaran tersebut berfungsi sebagai alat untuk mengisap
air serta garam-garam mineral yang terdapat dalam tanah, mengeluarkan
zat organik serta senyawa yang tidak diperlukan dan alat pernapasan.
Akar jagung termasuk dalam akar serabut yang dapat mencapai
kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada
tanaman yang cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang
bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat sebagaimana sorgum dan
tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Batang tanaman jagung
beruas-ruas dengan jumlah ruas bervariasi antara 10-40 ruas. Tanaman
jagung umumnya tidak bercabang. Panjang batang jagung umumnya
berkisar antara 60-300 cm, tergantung tipe jagung. Batang jagung cukup
kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. Daun jagung adalah daun
sempurna. Bentuknya memanjang, antara pelepah dan helai daun
terdapat ligula.Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan
daun ada yang licin dan ada pula yang berambut. Setiap stoma dikelilingi
oleh sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting
dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. Jagung
memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu
tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga
dari suku Poaceae, yang disebut floret. Bunga jantan tumbuh di bagian
puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari
berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam
tongkol yang tumbuh diantara batang dan pelepah daun. Pada umumnya,
satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun
memiliki sejumlah bunga. Buah jagung terdiri dari tongkol, biji dan daun
pembungkus. Biji jagung mempunyai bentuk, warna, dan kandungan
endosperm yang bervariasi, tergantung pada jenisnya. Umumnya buah
jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara lurus atau berkelok-
kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji.
d. Reproduksi Jagung
Jagung merupakan tanaman monoecious dimana setiap individu
tanaman memiliki bunga jantan dan betina. Bunga jantan terletak pada
titik tumbuh tanaman jagung. Ketika fase pertumbuhan terhenti, bentuk
utuh dari bunga betina akan terlihat jelas. Bunga betina terletak pada
bagian tengah tanaman. Penyerbukan terjadi pada bagian kelobot yang
kemudian akan berkembang menjadi jagung.
Bunga jantan memiliki central spike dan beberapa cabang lateral.
Setiap spike memiliki banyak bunga. Bunga tersebut disebut spikelet.
Spikelet membawa serbuk sari. Serbuk sari mulai berterbangan selama 2
hari sebelum bunga betina siap untuk menerima. Lepasnya serbuk sari
dari bunga jantan akan terus berlangsung selama 8 hari dimana bunga
betina sudah siap menerimanya. Bagian bunga betina muncul pada
daerah sumbu daun (leaf axis). Tidak semua sumbu daun dapat
mengeluarkan bunga betina, hanya 1 atau 2 sumbu daun yang dapat
menjadi tempat tumbuhnya bunga betina. Pada tanaman jagung, bunga
betina muncul pada bagian tengah batang. Bunga betina mirip dengan
bunga jantan dalam bentuk berambut. Serbuk sari dari dari bunga jantan
tertambat oleh silk atau bagian utama bunga betina yang berbentuk
seperti rambut. Serbuk sari kemudian membuahi telur.
Perkecambahan.Biji jagung akan tumbuh optimum jika ditanam
pada tanah yang berkelembapan 21 derajat Celcius. Dengan suhu
tersebut, biji akan berkecambah dalam waktu 2-3 hari. Jika temperatur
tanahnya rendah yaitu kurang dari 18 derajat Celcius, tanaman jagung
akan sulit untuk berkecambah. Secara keseluruhan jika suhu tinggi dan
kelembapan kurang, dimungkinkan dapat menghambat atau membunuh
biji yang akan ditanam.
Pertumbuhan Vegetatif Awal. Akar yang tumbuh awal (akar
adventif) akan tumbuh dari ruas batang pertama yang berada di bawah
permukaan tanah,dan akan menjadi akar utama setelah 10 hari setelah
muncul. Daun akan muncul dalam jumlah sedikit dan berbentuk kecil.
Dikarenakan titik tumbuhnya masih berada di bawah tanah, daun yang
muncul pada minggu ke 2 dan ke 3 ini masih rentan terhadap banjir. Pada
3 minggu awal ini, tanaman jagung telah memunculkan lebih dari 5 daun
dan mulai nampak bakal tempat bunga jantan dan bakal tempat bunga
betina.
Pertumbuhan Vegetatif Lanjutan. Pada minggu ke 5 sampai ke 7,
merupakan fase paling kritis pada tanaman jagung. Batang dan akar
tumbuh secara cepat, dengan kebutuhan akan zat hara dan air cukup
tinggil. Pada minggu ke 5, pertumbuhan daun sudah sempurna dan sistem
perakaran telah kompleks. Pada vase ini, bunga jantan mulai
berkembang diikuti oleh perkembangan bunga betina. Satu atau dua
bauh bunga betina akan tumbuh. Sikitar minggu ke 7, bunga betina akan
berada pada ukuran penuh. Serangan kekeringan dan hama penyakit
akan berdampak besar pada hasil panen. Pada fase ini, tanaman jagung
sangat membutuhkan air untuk tumbuh.
Fase Pembungaan. Fase pembungaan dapat diindikasi apabila
daun telah berjumlah lebih dari 20 helai. Fase ini juga diindikasikan
dengan bunga jantan yang berkembang penuh. pada masa ini, tanaman
tidak membutuhkan unsur Kalium, namun masih membutuhkan unsur
hara lain serta jumlah pengairan yang banyak. Jumlah panen yang sedikit
sebenarnya dikarenakan pada masa pembungaan tanaman kekurangan
air. Penyerbukan sering terjadi pada sore hari. Hal ini dikarenakan pada
terik matahari yang terlalu panas, dapat merusak serbuk sari yang akan
menuju bunga betina.
Fase Pertumbuhan Buah. Biji atau buah jagung akan tumbuh 7 hari
setelah pembungaan. Tanaman kini menggunakan energinya untuk
memperbesar buah. Pada masa ini, biji pada buah jagung terasa berair
seperti susu bila ditekan. Pada masa ini unsur hara N dan P sangat
dibutuhkan. Pengerasan pada biji akan terjadi sekitar 20 hari setelah
penyerbukan.
Fase Pematangan Buah. Sekitar 30 hari setelah penyerbukan,
tanaman telah mencapai berat kering maksimum. fase ini disebut fase
kematangan fisiologis. Pada fase ini, biji telah berwarna kuning, dan garis
berwarna putih yang membatasi tiap biji telah tertutup oleh biji jagung
yng masak. Kelembapan kernel (biji) pada masa ini adalah 30%. Masa
siap panen ditandai dengan daun yang telah kering dan kelembapan biji
kurang dari 20%.
e. Pembatas produksi biji
Ketersediaan unsur hara merupakan salah satu faktor pembatas
dalam peningkatan produksi jagung, sehingga upaya pemupukan sangat
diperlukan untuk mengatasinya.Penggunaan pupuk anorganik (pupuk
kimia) merupakan hal yang sangat umum dijumpai ditingkat petani
dibandingkan penggunaan pupuk organik karena efeknya dapat dilihat
segera setelah pemberian. Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman
Pangan (2005) menyatakan bahwa kekurangan unsur hara yang
diperlukan oleh tanaman dapat ditanggulangi dengan cara pemupukan.
Pemupukan yang tepat, berbeda tergantung dari kesuburan tanah dan
jenis tanah.
Rekomendasi pemupukan tanaman jagung umumnya hanya
terbatas pada unsur N, P dan K. Rekomendasi pemupukan tersebut tidak
efektif karena tidak berdasarkan pada kesuburan tanah dan kebutuhan
hara tanaman jagung, sehingga diperlukan pemupukan yang bersifat
spesifik lokasi agar pemupukan lebih efisien. Penerapan pemupukan
jagung di tingkat petani umumnya petani hanya menggunakan pupuk N,
kombinasi pupuk N dengan dengan P atau kombinasi N dengan pupuk
kandang.
Jagung membutuhkan unsur hara dari dalam tanah. Hal ini
biasanya membutuhkan pupuk lengkap, dengan waktu pemberian sekitar
40 hari sampai panen. Kekurangan zinc menyebabkan daun klorosis dan
dapat dengan mudah diatasi dengan penggunaan sengsulfat (FAO,
2014).
Pupuk umumnya diterapkan baik pra-tanaman dan sebagai sisi-
dressing untuk mencapai hasil yang tinggi. Jagung merespon kuat untuk
pupuk tetapi penampakannya akan tergantung pada ketersediaan
kelembaban tanah musiman dan seleksi kultivar. Kandungan pupuk NPK
sekitar 80 kg N, 40 kg P (P2O5) dan40 kg/ha K (K2O) biasanya digunakan
untuk tanaman hujan tumbuh. Perhatian terhadap pengendalian gulma
sangat penting sampai menutupnya kanopi.
f. Syarat Pertumbuhan
Tanaman jagung berasal dari daerah tropis yang dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan di luar daerah tersebut.Jagung tidak
menuntut persyaratan lingkungan yang terlalu ketat, dapat tumbuh pada
berbagai macam tanah bahkan pada kondisi tanah yang agak
kering.Tetapi untuk pertumbuhan optimalnya, jagung menghendaki
beberapa persyaratan.
f.1. Iklim
1) Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah
daerahdaerah
beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah.
Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU
hingga 0-40derajat LS.
2) Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini
memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus
merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu
mendapatkan cukup air.Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan,
dan menjelang musim kemarau.
3) Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari.
Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat/
merana, dan memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat
membentuk buah.
4) Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 derajat C, akan
tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum
antara 23-27 derajat C. Pada proses perkecambahan benih jagung
memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C.
5) Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik
daripada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan
biji dan pengeringan hasil.
f.2. Media Tanam
1) Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya
dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus.
2) Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol (berasal
dari gunung berapi), latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah
dengan tekstur berat (grumosol) masih dapat ditanami jagung dengan
hasil yang baik dengan pengolahan tanah secara baik.Sedangkan untuk
tanah dengan tekstur lempung/liat (latosol) berdebu adalah yang terbaik
untuk pertumbuhannya.
3) Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur
hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman
jagung adalah pH antara 5,6 - 7,5.
4) Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan
air dalam kondisi baik.
5) Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % dapat ditanami jagung,
karena disana kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil.
Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya
dilakukan pembentukan teras dahulu.
f.3. Ketinggian Tempat
Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di
daerahpegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m
dpl.Daerah dengan ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan
ketinggian yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung.
g. Pembibitan
g.1. Persyaratan Benih
Benih yang akan digunakan sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik,
fisik maupun fisiologinya. Berasal dari varietas unggul (daya tumbuh
besar, tidak tercampur benih/varietas lain, tidak mengandung kotoran,
tidak tercemar hamadan penyakit). Benih yang demikian dapat diperoleh
bila menggunakan benih bersertifikat.Pada umumnya benih yang
dibutuhkan sangat bergantung pada kesehatan benih, kemurnian benih
dan daya tumbuh benih.Penggunaan benih jagung hibrida biasanya akan
menghasilkan produksi yang lebih tinggi. Tetapi jagung hibrida
mempunyai beberapa kelemahan dibandingkan varietas bersari bebas
yaitu harga benihnya yang lebih mahal dan hanya dapat digunakan
maksimal 2 kali turunan dan tersedia dalam jumlah terbatas. Beberapa
varietas unggul jagung untuk dipilih sebagai benih adalah: Hibrida C1,
Hibrida C2, Hibrida Pioneer 1, Pioneer 2, IPB 4, CPI-1, Kaliangga,
Wiyasa, Arjuna, Baster kuning, Kania Putih, Metro, Harapan, Bima,
Permadi, Bogor Composite, Parikesit, Sadewa, Nakula. Selain itu, jenis-
jenis unggul yang belum lama dikembangkan adalah: CPI-2, BISI-1, BISI-
2, P-3, P-4, P-5, C-3, Semar 1 dan Semar 2 (semuanya jenis Hibrida).
g.2. Penyiapan Benih
Benih dapat diperoleh dari penanaman sendiri yang dipilih dari beberapa
tanaman jagung yang sehat pertumbuhannya. Dari tanaman terpilih,
diambil yang tongkolnya besar, barisan biji lurus dan penuh tertutup rapat
oleh klobot,dan tidak terserang oleh hama penyakit. Tongkol dipetik pada
saat lewat fase matang fisiologi dengan ciri: biji sudah mengeras dan
sebagian besar daun menguning. Tongkol dikupas dan dikeringkan hingga
kering betul. Apabila benih akan disimpan dalam jangka lama, setelah
dikeringkan tongkol dibungkus dandisimpan dan disimpan di tempat
kering. Dari tongkol yang sudah kering, diambil biji bagian tengah sebagai
benih.Biji yang terdapat di bagian ujung dan pangkal tidak digunakan
sebagai benih.Daya tumbuh benih harus lebih dari 90%, jika kurang dari
itu sebaiknya benih diganti.Benih yang dibutuhkan adalahsebanyak 20-30
kg untuk setiap hektar.
g.3. Pemindahan Benih
Sebelum benih ditanam, sebaiknya dicampur dulu dengan fungisida
seperti Benlate, terutama apabila diduga akan ada serangan jamur.
Sedangkan bila diduga akan ada serangan lalat bibit dan ulat agrotis,
sebaiknya benih dimasukkan ke dalam lubang bersama-sama dengan
insektisida butiran dan sistemik seperti Furadan 3 G.
h. Pengolahan Media Tanam
Pengolahan tanah bertujuan untuk: memperbaiki kondisi tanah, dan
memberikan kondisi menguntungkan bagi pertumbuhan akar. Melalui
pengolahan tanah, drainase dan aerasi yang kurang baik akan diperbaiki.
Tanah diolah pada kondisi lembab tetapi tidak terlalu basah.Tanah yang
sudah gembur hanya diolah secara umum:
1) Persiapan
Dilakukan dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah
agar diperoleh tanah yang gembur untuk memperbaiki aerasi. Tanah yang
akan ditanami (calon tempat barisan tanaman) dicangkul sedalam 15-20
cm, kemudian diratakan. Tanah yang keras memerlukan pengolahan yang
lebih banyak.Pertama-tama tanah dicangkul/dibajak lalu dihaluskan dan
diratakan.
2) Pembukaan Lahan
Pengolahan lahan diawali dengan membersihkan lahan dari sisa sisa
tanaman sebelumnya.Bila perlu sisa tanaman yang cukup banyak dibakar,
abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dilanjutkan dengan
pencangkulan dan pengolahan tanah dengan bajak.
3) Pembentukan Bedengan
Setelah tanah diolah, setiap 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang
barisan tanaman.Lebar saluran 25-30 cm dengan kedalaman 20 cm.
Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.
4) Pengapuran
Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah harus dikapur.Jumlah kapur
yangdiberikan berkisar antara 1-3 ton yang diberikan tiap 2-3 tahun.
Pemberian dilakukan dengan cara menyebar kapur secara merata atau
pada barisan tanaman, sekitar 1 bulan sebelum tanam. Dapat pula
digunakan dosis 300 kg/ha per musim tanam dengan cara disebar pada
barisan tanaman.
5) Pemupukan
Apabila tanah yang akan ditanami tidak menjamin ketersediaan hara yang
cukup maka harus dilakukan pemupukan. Dosis pupuk yang dibutuhkan
tanaman sangat bergantung pada kesuburan tanah dan diberikan secara
bertahap. Anjuran dosis rata-rata adalah: Urea=200-300 kg/ha, TSP=75-
100 kg/ha dan KCl=50-100 kg/ha.
Adapun cara dan dosis pemupukan untuk setiap hektar:
a) Pemupukan dasar: 1/3 bagian pupuk Urea dan 1 bagian pupuk TSP
diberikan saat tanam, 7 cm di parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 5
cm lalu ditutup tanah;
b) Susulan I: 1/3 bagian pupuk Urea ditambah 1/3 bagian pupuk KCl
diberikan setelah tanaman berumur 30 hari, 15 cm di parit kiri dan kanan
lubang tanam sedalam 10 cm lalu di tutup tanah;
c) Susulan II: 1/3 bagian pupuk Urea diberikan saat tanaman berumur 45
hari.
i. Pemeliharaan
1) Penjarangan dan Penyulaman
Dengan penjarangan maka dapat ditentukan jumlah tanaman per lubang
sesuai dengan yang dikehendaki. Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3
tanaman, sedangkan yang dikehendaki hanya 2 atau 1, maka tanaman
tersebut harus dikurangi. Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik,
dipotong dengan pisau atau gunting yang tajam tepat di atas permukaan
tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan,
karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh.
Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak
tumbuh/mati.Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Jumlah dan
jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman samadengan sewaktu
penanaman. Penyulaman hendaknya menggunakan benih dari jenis yang
sama. Waktu penyulaman paling lambat dua minggu setelah tanam.
2) Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman
pengganggu (gulma).Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali.Penyiangan
pada tanaman jagung yang masih muda biasanya dengan tangan atau
cangkul kecil, garpu dan sebagainya.Yang penting dalam penyiangan ini
tidak mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih
belum cukup kuat mencengkeram tanah.Hal ini biasanya dilakukan
setelah tanaman berumur 15 hari.
3) Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan bertujuan
untuk memperkokoh posisi batang, sehingga tanaman tidak mudah
rebah.Selain itu juga untuk menutup akar yang bermunculan di atas
permukaan tanah karenaadanya aerasi.Kegiatan ini dilakukan pada saat
tanaman berumur 6 minggu,bersamaan dengan waktu
pemupukan.Caranya, tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman
diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman.Dengan
cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang. Untuk efisiensi
tenagabiasanya pembubunan dilakukan bersama dengan penyiangan
kedua yaitu setelah tanaman berumur 1 bulan.
4) Pemupukan
Dosis pemupukan jagung untuk setiap hektarnya adalah pupuk Urea
sebanyak 200-300 kg, pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk
KCl sebanyak 50-100 kg. Pemupukan dapat dilakukan dalam tiga
tahap.Pada tahap pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan bersamaan
dengan waktu tanam.Pada tahap kedua (pupuk susulan I), pupuk
diberikan setelah tanaman jagung berumur 3-4 minggu setelah
tanam.Pada tahap ketiga (pupuk susulan II), pupuk diberikan setelah
tanaman jagung berumur 8 minggu atau setelah malai keluar.
5) Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila
tanah telah lembab.Pengairan berikutnya diberikan secukupnya dengan
tujuan menjaga agar tanaman tidak layu.Namun menjelang tanaman
berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air
pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.
6) Waktu Penyemprotan Pestisida
Penggunaan pestisida hanya diperkenankan setelah terlihat adanya
hama yang dapat membahayakan proses produksi jagung. Adapun
pestisida yang digunakan yaitu pestisida yang dipakai untuk
mengendalikan ulat. Pelaksanaan penyemprotan hendaknya
memperlihatkan kelestarian musuh alami dan tingkat populasi hama yang
menyerang, sehingga perlakuan ini akan lebih efisien.
j. Jenis-Jenis Jagung Menurut Bentuk Bijinya
Jagung yang merupakan tanaman semusim termasuk dalam jenis
rumputan / graminae yang mempunyai batang tunggal. Jenis-jenis
jagung dapat dibagi berdasarkan bentuk dan struktur biji jagung, berikut
jenis- jenis jagung berdasarkan struktur bijinya :
Jagung Mutiara (Flint Corn)
Tipe biji jagung berbentuk bulat licin, mengkilap dan keras. Pada bagian
pati jagung keras terdapat pada bagian atas biji. Dan pada saat
memasak, bagian atas biji menjadi mengkerut bersama-sama sehingga
permukaan biji bagian atas licin dan bulat.
Jagung Gigi Kuda (Dent Corn)
Bagian pati yang keras pada jagung ini berada dibagian sisi biji,
sedangkan bagian pati yang lunak berada pada bagian tengah sampai
ujung biji. Tipe jagung gigi kuda ini bentuknya besar, pipih dan berlekuk.
Jagung Manis (Sweet Corn)
Biji jagung manis akan mengalami pengeriputan dan transparan setalah
masak. Dan biji yang belum masak kaya akan kandungan kadar gula
lebih tinggi daripada pati. Sifat Jagung manis ditentukan oleh gen sugary
yang resesif pada jagung manis.
Jagung Pod
Jagung Pod adalah jagung yang memiliki sifat paling primitif. Jagung ini
biasanya terbungkus oleh glume atau kelobot yang berukuran kecil.
Karena sifatnya primitif, jagung ini tidak banyak dibudidayakan secara
komersial sehingga masyarakat tidak banyak mengenalnya.
Jagung Berondong (Pop Corn)
Jenis jagung ini memiliki tipe biji yang berukuran kecil. Endospern biji
pada jagung berondong ini mengandung pati keras dengan proporsi lebih
banyak daripada pati lunak. Saat jagung berondong ini di panaskan,
maka uap akan masuk dalam biji yang kemudian akan membesar dan
pecah.
Jagung Pulut (Waxy Corn)
Jagung pulut adalah salah satu dari jenis-jenis jagung yang memiliki
kandungan pati hampir 100% amilopektinnya. Gen tunggal jagung pulut
ini bersifat resesif epistasis yang terletak pada kromosom sembilan dan
mempengaruhi komposisi kimiawi pati, sehingga akumulasi amilosa pada
jagung pulut sangat sedikit.
Jagung QPM (Quality Protein Maize)
Jagung QPM adalah salah satu jenis jagung uang memiliki protein lisin
dan tritofan yang tinggi dalam endospermnya. Kandungan yang dimiliki
oleh jagung QPM adalah gen opaque-2 (o₂) yang bersifat resesif untuk
mengendalikan produksi lisin dan triptofan. Fraksi prolamin pada jagung
QPM akan berkurang hingga 50%, sedangkan sintesis albumin, globulin
dan glutein menjadi meningkat.
Jagung Minyak Tinggi (High-Oil)
Jenis jagung ini ini memiliki biji dengan mengandung minyak lebih rendah
dari 6%, sedangkan sebagian besar jagung memiliki kadar minyak 3,5-
5%. Jagung minyak tinggi ini memiliki tipe biji bermacam-macam, bisa
berbentuk dent ataupun bisa berbentuk flint.
1. Jagung gigi kuda (Dent corn)
Banyak terdapat di Amerika Serikat dan Meksiko Utara, kemudian
di Eropa. sebagian besar dijadikan makanan ternak. Di Indonesia jenis
jagung ini jarang ditanam karena tidak tahan tarhadap hama bubuk dan
cocok untuk dibuat tepung jagung
Ciri khas biji jagung kuda adalah adanya lekukan dibagian tengah
atau atau bagian atas biji, batangnya tingi dan panjang tumbuhnya tegap
dan umurnya lama .Setiap batang tumbuhnya 1-2 tongkol. Biji-bijian
tanaman jagung kuda berukuran besar yang terbagi dalam beberapa
baris, dan berwarna kuning, putih atau kadang-kadang berwarna
lain ,beratnya per 1000 biji antara 300-500 gr. Cara penyimpanannya
ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang, disortir
dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran yang
seragam , kemudian dikemas dalam wadah dan disimpan didalam wadah
yang dingin.
Bagian pati keras pada tipe biji dent berada di bagian sisi biji,
sedangkan pati lunaknya di tengah sampai ke ujung biji. Pada waktu biji
mengering, pati lunak kehilangan air lebih cepat dan lebih mengkerut dari
pada pati keras, sehingga terjadi lekukan (dent) pada bagian atas biji.
Tipe biji dent ini bentuknya besar, pipih dan berlekuk. Jagung hibrida tipe
dent adalah tipe jagung yang populer di Amerika dan Eropa. Di Indonesia,
terutama di Jawa, kira-kira 25% dari jagung yang ditanam bertipe biji semi
dent (setengah gigi kuda).
2. Jagung mutiara (flint corn)
Biji jagung tipe mutiara berbentuk
bulat, licin, mengkilap dan keras karena bagian pati yang keras terdapat
di bagian atas dari biji. Pada waktu masak, bagian atas dari biji
mengkerut bersama-sama, sehingga menyebabkan permukaan biji
bagian atas licin dan bulat. Pada umumnya varietas lokal di Indonesia
tergolong ke dalam tipe biji mutiara. Sekitar 75% dari areal pertanaman
jagung di Pulau Jawa bertipe biji mutiara. Tipe biji ini disukai oleh petani
karena tahan hama gudang.
Jagung ini banyak terdapat di dunia terutama di Amerika Serikat
Argentina . sebagia digunakan untuk keperluan pakanternak . Kalau di
Indonsia dimanfaatkan untuk konsumsi manusia dan ternak. Tanaman
jagung mutiara dapat beradaptasi baik didaerah tropis dan subtropis.
Umur tanaman jagung ini agak lama demikian juga jumalah dan
tumbuhan janggel (tongkol bermacam-macam. beratnya per 1000 biji
antara 100-700 gr. dan bentuknya agak bulat dan ukurannya lebih kecil
dari pada biji jagung model gigi kuda , warnanya bervariasi ,
putih,kuning.dan juga agak merah. Permukaan biji cerah dan bersinar
dan agak keras ( horny starch) kandungan zat tepung relatif sedikit dan
terletak dibagian dalam (tengah).
Biji jagung mutiara tidak berkerut saat mengering sehingga lebih
tahan terhadap serangan hama gudang dan gangguan gudang dan
gangguan dari luar, seperti keadaan hujan tidak teratur, sedangkan biji
jagung gigi kuda berkerut (perbedaannnya).
Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis
dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung,
tongkol dan disortir ukuran yang seragam , kemudian dikemas dalam
wadah dan disimpan didalam wadah yang suhu yang stabil tidak terlalu
dingin.
3. Jagung Manis ( Sweet Corn)
Jagung manis ( Z .m. saccharata ) diusahakan secara besar
besaran di AmerikaSerikat dan Meksiko. Produksi jagung manis
digunakan bahan pembuatan sirup, karena mengandung zat gula yang
sangat tinggi. sedangkan di Indonesia jagung manis baru mulai ditanam
kurang lebih sekitar tahun 2000 dan dalam beberapa tahun terakhir ini
jagung manis menjad mata dagangan ekspor ke pasar dunia.
Ciri khas jagung manis adalah biji-biji yang masih muda bercahaya
dan berwarna jernih, biji yang telah masak dn kering berkeriput
( mengerut. untuk membedakan dapat dilihat dari rambut tongkol
berwarna putih .jika rambutnya berwarna merah berarti jaung biasa.
Apabila ada yang berminat menanam jagung manis ini terlebih kita
melihat umur tanam yang berkisar antara 60-70 hari, namun didataran
tinggi mencapai 80 hari.
Bentuk biji jagung manis pada waktu masak keriput dan
transparan. Biji jagung manis yang belum masak mengandung kadar gula
lebih tinggi dari pada pati. Sifat ini ditentukan oleh satu gen sugary (su)
yang resesif. Jagung manis umumnya ditanam untuk dipanen muda pada
saat masak susu (milking stage).
Jagung manis apabila ditanam satu tempat dengan jagung biasa
maka akan berubah rasa manis, karena jagung ini tidak bisa
mempertahankan sifat terhadap penyerbukan silang ,sebaiknya
menanam jagung manis dan jagung biasa agak berjauhan (minimal 100
meter) atau pada batas petakan ditanam tanaman pelindung sebagai
pembatas.
Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis
dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung,
tongkol dan disortir ukuran yang seragam , kemudian dikemas dalam
wadah dan disimpan didalam wadah yang teduh dan dingin.
4. Jagung Brondong( Pop Corn)
Jagung Berondong (Z.M everta)
diusahakan secara besar-besaran di Amerika terutama Iowa, Nebrazka
dan Meksiko.
Ciri-cinya bijinya kecil-kecil seperti terdapat di Mall –Mall atau
pertokoan hampir seluruh bentuk (endosperm) merupakan bagian yang
keras, serta jika dipanaskan dapat mengembang 10-30 kali dri volume
semula. Biji jagung berondong ini berwarnaa putih atau kekuning –
kuningan dengan bentuk yang agak meruncing dan tongkolnya berukuran
kecil . bila ditimbang bijinya yang 1000 biji maka beratnya mencapai
antara 80 sampai 130 gr.jenis jagung ini ada dua tipe satu diberi nama
rice pop corn bedanya bijijnya agak pipih dan meruncing, sedangkan
yang satu lagi diberi nama pear pop corn bentuk bijinya bulat dan
kompak.Jagung ini cocok untuk snack.
Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis
dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung,
tongkol dan disortir ukuran yang seragam , kemudian dikemas dalam
wadah dan disimpan didalam wadah yang dingin.
5. Jagung Pod (Pod Corn)
Jenis Jagung Pod (Z.m.Tunicata)
merupakan bentuk primitif yang dijumpai pertama kali di Amerika
Selatan, terutama di Uruguay dan Paraguay.Di Indonesia tidak ada yang
mengusahakan karena jagung ini kurang menguntungkan cirirkhas nya
biji dan tongkolnya banyak diselubungi oleh kelobot bijiny seolah-olah
tidak kelihatan. Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan
strategis dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut,
jagung, tongkol dan disortir ukuran yang seragam, kemudian dikemas
dalam wadah dan disimpan didalam wadah yang dingin
6. Jagung Berlilin ( Waxy Corn)
Jagung berlilin (Z.m Ceratina)biasa
disebut jagung pulen karena kadar amilopektinnya tinggi. dan cirinya
lengket apabila dimasak bijinya kecil berwarna jernih dan mengkilap
seperti lilin dan dan zat patinya seperti tepung tapioka dan memiliki
ekonomis tinggi sebab dapat mengganti tepung 9tapioka dan bahan
pengganti sagu serta dapat dijadikan bahn pakan ternak.Asalmula jagung
ini adalh dari Asia . Endosperma pada tipe jagung waxy seluruhnya terdiri
dari amylopectine, sedangkan jagung biasa mengandung ± 70%
amylopectine dan 30% amylose. Jagung waxy digunakan sebagai bahan
perekat, selain sebagai bahan makanan.
Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis
dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung,
tongkol dan disortir ukuran yang seragam, kemudian dikemas dalam
wadah dan disimpan didalam wadah yang dingin.
7. Jagung Tepung ( Flour Corn)
Jenis Jagung Tepung Flour Corn atau (Z.m amilacea) dikembang
kan di Amerika Selatan bagian Peru, Bolivia dan Colombia serta
Colombia serta di Afrika. Zat pati yang terdapat dalam endosperma
jagung tepung semuanya pati lunak, kecuali di bagian sisi biji yang tipis
adalah pati keras.
Ciri-ciri jagung tepung adalah hampir seluruh bijinya berisi pati
yang berupa tepung dan lunak, serta apabila terkena panas akan mudah
pecah panjang tongkolnya berkisar 25- 30 cm dan barisan bijinya
berkisar 8- 12 baris. jagung jenis ini cocok untuk membuat tepung
maezena.
Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis
dimasukan kegudang namun sebelumnya dijemur dibawah sinar
matahari selama 7 hari atau lebih hingga kadar air mencapai 18
% .Jagung disortir dengan memisahkan rabut,jagung, tongkol dan disortir
ukuran yang seragam , kemudian dikemas dalam wadah dan disimpan
didalam wadah yang dingin. Apabila jagung kering yang mau dipipil
dengan menggunakan alat pemipil maka dikeringkan kembali sampai
kadar airnya 12 % kemudian disimpan digudang yang sejuk dan kering
serta berpentilasi baik.
‘
DAFTAR PUSTAKA
AAK.1993.Seri Budidaya Jagung.edisi ke-13.Kanisius:Yogyakarta
AAK, 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta. Kanisius
Anonim, 2014. Zea Mays L. http://www.fao.org/ag /AGP/AGPC/ doc/Gbase/ data/pf000342.htm (diakses tanggal 13 september 2014 pukul 12.38 WIB
Belfield, Stephanie & Brown, Christine. 2008. Field Crop Manual: Maize (A Guide to Upland Production in Cambodia). Canberra.
BPS, 2014. Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai (Angka Sementara Tahun 2013). Berita Resmi Statistik No. 22/03/ Th. XVII
Prihatman, Kemal. 2000. Tentang Budidaya Jagung (Zea Mays L.). Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, Proyek PEMD, BAPPENAS: Jakarta
Rukmana, R., 1997. Usaha Tani Jagung. Kanisius, Yogyakarta.
Suprapto, 1999. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya, Jakarta.
Tangendjaja, B dan E. Wina, 2007. Limbah Tanaman dan Produk Samping Industri Jagung untuk Pakan. Balai Penelitian Ternak, Bogor.
Warintek, 2000. Jagung.www.warintek.ristek.go.id/pertanian/jagung.pdf
Warisno, 2007. Tehnik Budidaya Jagung. Yogyakarta : Kanisius.
Wirawan G.N dan M.I. Wahab, 2007. Teknologi Budidaya Jagung. http://www.pustaka-deptan.go.id/agritech/jwtm0107.pdf. Tanggal Akses : 13 September 2014.