makalah ppk fix (2)
DESCRIPTION
makalahTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahSekolah merupakan instansi pendidikan yang saling berhubungan antara
komponen yang satu dengan yang lain. Salah satu komponen pendukung yang
penting dalam instansi pendidikan (sekolah) adalah tenaga administrasi. Peran
dari tenaga administrasi sekolah sangatlah penting dalam mendukung
kesuksesan dan kelancaran tata administrasi sekolah. Di dalam menangani tata
adminsitrasi sekolah dibutuhkan suatu keahlian dan kemampuan yang cukup
dalam bidang administrasi. Oleh karena itu, sumber daya manusia dalam hal ini
tenaga administrasi menjadi komponen yang penting dalam suatu sekolah.
Berkenaan dengan hal itu semua, peran dari tenaga pengajar (guru) di
dalam memperlancar tata administrasi sekolah sangatlah penting, serta tidak bisa
dipisahkan antara komponen yang satu dengan yang lain. Disamping itu,
dibutuhkan suatu keahlian juga ketrampilan di dalam menangani urusan tata
administrasi sekolah tersebut. Sehingga sangat diperlukan tenaga tata
administrasi yang terampil, handal, serta paham akan pekerjaan dalam
administrasi tersebut.
Guru merupakan salah satu komponen dalam sistem pendidikan yang
memiliki peran yang sangat besar dalam pencapaian tujuan pendidikan. Peran
guru bukanlah hanya sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta
didik. Namun jika dilihat secara luas, guru juga berperan sebagai administrator
pendidikan yang terampil, dan handal. Namun pada kenyataan di lapangan,
rendahnya pengetahuan dan pengalaman guru tentang tata administrasi sekolah
menjadi sebuah fenomena yang perlu dituntaskan dengan segera. Karena peran
dari tenaga tata adminstrasi di dalam sebuah sekolah sangatlah dibutuhkan oleh
sekolah tersebut.1
Untuk itu penulis akan mengkaji tentang “Layanan Administrasi
Pendidikan” sebagai makalahnya. Dengan tujuan untuk memberikan sumber dan
1Ngalim Purwanto dan Sutaadji Djojopranoto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Mutiara, 1984), hal. 24-25.
2
pengetahuan tentang tugas atau peran guru dalam menjalankan administrasi
sekolah.
B. Pembatasan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada makalah hanya difokuskan pada
layanan administrasi pendidikan menengah.
C. Perumusan Masalah
1. Apa pengertian administrasi pendidikan?
2. Bagaimana ruang lingkup administrasi pendidikan?
3. Apa tujuan mempelajari administrasi pendidikan?
4. Apa saja fungsi administrasi pendidikan?
5. Apa saja bidang – bidang (scope) administrasi pendidikan?
6. Bagaimana peranan guru dalam administrasi pendidikan?
D. Tujuan Penulisan Makalah
1. Menjelaskan pengertian administrasi pendidikan.
2. Mengetahui ruang lingkup administrasi pendidikan.
3. Menguraikan tujuan mempelajari administrasi pendidikan.
4. Menguraikan fungsi-fungsi administrasi pendidikan.
5. Mengetahui bidang-bidang (scope) administrasi pendidikan.
6. Mengetahui peranan guru dalam administrasi pendidikan.
E. Manfaat Penulisan Makalah
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai “Layanan Administrasi Pendidikan” dalam matakuliah
Pengembangan Profesi Keguruan.
BAB II
3
PEMBAHASAN
A. Pengertian Administrasi PendidikanDalam menjelaskan arti administrasi pendidikan, kita tidak dapat
melepaskan diri dari pengertian Ilmu Administrasi pada umumnya. Bahkan
dapat dikatakan, bahwa administrasi pendidikan adalah penggunaan atau
aplikasi ilmu administrasi ke dalam pendidikan. Oleh karena itu, sebelum
menguraikan apakah administrasi pendidikan itu, ada baiknya kita mengetahui
terlebih dahulu apakah yang dimaksud dengan “administrasi”.
Kata “administrasi” berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari kata “ad” dan “ministrare”. Kata “ad” mempunyai arti yang sama dengan kata “to” dalam bahasa inggris yang berarti ke atau kepada. Sedangkan, “ministrare” sama artinya dengan kata “to serve” atau “to conduct” yang berarti melayani, membantu, atau mengarahkan. Dalam bahasa Inggris, “to administer” berarti mengatur, memelihara, dan mengarahkan. Jadi kata “administrasi” dapat diartikan sebagai sutu kegiatan atau usaha untuk: membantu, melayani, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai tujuan.
2
“Jadi secara etimologis administrasi adalah melayani secara intensif.
Kata “administratio” dan kata “administrativus” yang kemudian masuk kedalam
bahasa inggris menjadi “administration” dalam bahasa indonesianya menjadi
administrasi.”3 Selain itu di Indonesia dikenal juga istilah administratie yang
berasal darai bahasa belanda yang pengertiannya lebih sempit, sebab hanya
terbatas pada aktivitas ketatausahaan yaitu kegiatan penyusunan keterangan
secara sistematis dan pencatatan secara tertulis semua keterangan yang diperoleh
dan diperlukan mengenai hubungan satu sama lain.
Istilah administrasi pendidikan terdiri dari dua kata, yaitu administrasi
dan pendidikan. Apa yang dimaksud dengan administrasi telah kita ketahui
seperti yang telah tertuang di atas. Sedangkan, maksud dari kata pendidikan
akan dibahas di bawah ini. Kata-kata pendidikan, bimbingan, pengajaran,
belajar, pembelajaran, bimbingan dan pelatihan, tentunya sudah tidak asing lagi
2 ?Ngalim Purwanto dan Sutaadji Djojopranoto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Mutiara, 1984), hal. 11.
3 ? Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer (Bandung : Alfabeta, 2013), hal. 21
4
bagi kita. Kata-kata tersebut merupakan istilah–istilah teknis yang kegiatan-
kegiatannya lebur dalam aktivitas pendidikan. “Pendidikan sebagai aktivitas
berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau
sekelompok orang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pandangan hidup,
sikap hidup, dan keterampilan hidup baik yang bersifat manual, individual dan
sosial.”4
Di dalam suatu pendidikan itu mempunyai suatu proses kegiatan. Kegiatan tersebut mengubah input menjadi output adalah proses, yaitu dengan memproses siswa sebagai input yang diterima dalam suatu lembaga atau satuan pendidikan, dan lulusan menjadi output pendidikan. Tetapi prosesnya tidak sederhana karena berkaitan dengan pembelajaran, kurikulum, tenaga kependidikan yang professional, fasilitas, anggaran, dan sebagainya apalagi dihubungkan dengan kualitas lulusan atau sering disebut lulusan pendidikan.5
Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud administrasi
pendidikan yaitu “Administrasi pendidikan seringkali diartikan secara sempit
sebagai semata-mata kegiatan ketatausahaan seperti menyelenggarakan surat-
menyurat, mengatur dan mencatat penerimaan, penyimpanan,
mendokumentasikan kegiatan, mempersiapkan laporan, penggunaan dan
pengeluaran barang-barang, mengururs neraca keuangan, dan sebagainya.”6
Kemudian administrasi satuan pendidikan atau administrasi sekolah
sebagai unit yang memberikan pelayanan belajar dan bertanggung jawab
terhadap kualitas outputnya. Untuk memperluas pemahaman tentang pengertian
administrasi pendidikan berikut ini dikemukakan beberapa batasan atau definisi
yaitu:
1. Menurut Nawawi (1989: 11), mengartikan administrasi pendidikan
sebagai berikut “Administrasi pendidikan adalah serangkaian kegiatan atau
keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk
mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang
diselenggarakan dalam lingkungan tertentu, terutama berupa lembaga
pendidikan formal.”7
4 ?Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer (Bandung : Alfabeta, 2013), hal. 1.5 ?Ibid., hal. 14.
6 ?Ibid., hal. 37. 7 ?Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Gunung Agung, 1983), hal. 11.
5
2. Administrasi pendidikan menurut Engkoswara (1987: 42) yaitu
“Administrasi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari penataan sumber
daya yaitu manusia, kurikulum, atau sumber belajar dan fasilitas untuk
mencapai tujuan pendidikan secara optimal dan penciptaan suasana yang
baik bagi manusia yang turut serta dalam mencapai tujuan pendidikan yang
disepakati.”8
3. Ngalim Purwanto (1984: 14) mengartikan definisi administrasi pendidikan
sebagai “suatu proses keseluruhan, kegiatan bersama dalam bidang
pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan
menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personil,
materil, maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif
dan efisien.”9
4. Oteng Sutisna (1983: 17) berpendapat bahwa “Administrasi pendidikan
sebagai suatu peristiwa mengkoordinasikan kegiatan yang saling
bergabtung dari orang-orang dan kelompok-kelompok dalam mencapai
tujuan bersama pendidikan anak-anak.”10
Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa “administrasi
pendidikan adalah segenap proses pengerahan dan pengintegrasian segala
sesuatu atau potensi dalam suatu aktivitas kelembagaan, baik personal, spiritual
dan material, yang bersangkutan dengan pencapaian tujuan pendidikan.”11
Dalam arti luas “administrasi pendidikan mencakup semua kegiatan
yang dijalankan oleh pemerintah dan satuan pendidikan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditentukan seperti menentukan kebijakan (policy), menyusun
peraturan-peraturan, membagi tugas, mengawasi dan membimbing pelaksanaan,
mengatur penempatan dan penggunaan personel, mengadakan, mengatur
penggunaan material dan keuangan, dan sebagainya.”12
8 ?Engkoswara, Dasar-dasar Administrasi Pendidikan (Jakarta: Dirjen Depdikbud, 1987), hal. 42.9 ?Ngalim Purwanto dan Sutaadji Djojopranoto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Mutiara, 1984), hal. 14.10 ?Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan; Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional (Bandung: Angkasa, 1983), hal. 17.
11Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer (Bandung : Alfabeta, 2013), hal. 3912Ibid., hal. 40
6
B. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan
“Ruang lingkup administrasi pendidikan pembahasannya itu difokuskan
pada kegiatan administrasi pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai
pelayanan kebutuhan sekolah disatu pihak, dan sekolah sebagai pelaksana
kegiatan pembelajaran dengan focus utama pelayanan belajar di pihak
lainnya.”13 Pada kedua pihak ini kegiatan administrasi pendidikan difokuskan
pada profesionalisme pengelolaan pendidikan dilihat dari segi kelembagaan
pemerintah sebagai penanggung jawab pendidikan terhadap masyarakan maupun
satuan pendidikan atau sekolah pada semua jenjang dan jenis sebagai institusi
yang memberikan jasa pelayanan belajar kepada masyarakat. Untuk dapat
mengukur kualitas pendidikan perlu didukung oleh profesionalisme supervisi
pengajaran baik yang disediakan oleh sekolah maupun yang disediakan oleh
pemerintah dilihat dari manajemen pembelajaran, hal ini sebagai bagian yang
terintegrasi.
C. Tujuan Mempelajari Administrasi Pendidikan
Secara umum dapat ditegaskan bahwa “tujuan mempelajari administrasi
pendidikan adalah menyediakan dasar konseptual dengan mendefinisikan
administrasi dengan mengimplementasikannya dalam kegiatan pendidikan.”14
Penyediaan dasar konseptual ini untuk membentuk pemahaman dan memiliki
keterampilan dalam bidang administrasi pendidikan. Pemahaman dan
keterampilan ini perlu dimiliki, untuk menunjang efektivitas dan efisiensi
tugasnya sebagai pengambil kebijakan pendidikan, guru atau pimpinan sekolah,
dengan memahami kebutuhan-kebutuhan sekolah yang harus disediakan oleh
pemerintah, penyelengaraan program sekolah, dan bagaimana sekolah itu
dikelola samapi pada batas kualitas yang ditentukan.
Melalui ilmu administrasi yang diterapkan dalam kegiatan pendidikan
menggambarkan variabel pemerintah sebagai pengambil kebijakan, sekolah
sebagai pelaksana kegiatan belajar mengajar, profesi kependidikan dan guru
sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap mutu layanan belajar, adalah
13Ibid., hal. 4414Ibid., hal. 45
7
menjadi jaminan bahwa pendidikan dalam suatu negara telah dilaksanakan
dengan baik sesuai keinginan masyarakat. Sehingga dapat diketahui siapa saja
sebenarnya pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan
pendidikan. Kemudian dapat diketahui peran dan kedudukan legislative maupun
eksekutif pada tingkat pemerintahan pusat, provinsi, dan kabupaten/kota serta
peran dan kedudukan satuan pendidikan pada semua jenjang dan jenis yang
menggambarkan tingkat dan jenis keilmuan. Mengetahui bahwa guru merupakan
komponen yang sangat penting, sehingga dapat memberikan sumbangan secara
maksimal untuk mencapai tujuan sekolah. Sumbangan dapat diberikan bila guru
dan kepala sekolah memahami kewajiban dan hak-hak nya dalam melaksanakan
tugas disekolah. Pengambil kebijakan pada pemerintahan, legislatif, kepala
sekolah dan guru tidak dapat terlepas dari kegiatan administrasi pendidikan,
mereka harus mengetahui peranan yang diharapkan dalam penyelengaraan
sekolah. Pemahaman demikian menjadi tujuan mempelajari administrasi
pendidikan yang pada akhirnya para guru, kepala sekolah, konselor, supervisor,
pemerhati pendidikan, orang tua siswa, dan para pejabat birokrasi pada
pemerintahan yang berkaitan dengan pendidikan memahami administrasi
pendidikan dan mampu serta terampil menerapkannya dalam penyelenggaraan
pendidikan.
D. Fungsi Administrasi Pendidikan
Agar kegiatan dalam komponen adminstrasi pendidikan menengah
dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, kegiatan tersebut harus
dikelola dengan baik. “Dibawah ini akan diuraikan macam-macam fungsi
administrasi pendidikan yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, pembiayaan, dan penilaian tersebut secara rinci:”15
a. Perencanaan (Planning)
Menurut Purwanto dan Djojopranoto (1984: 25), “perencanaan adalah
suatu cara menghampiri masalah-masalah yang merupakan salah satu syarat
mutlak bagi setiap kegiatan administrasi.”16 Sedangkan, menurut Soetjipto
dan Kosasi (2011: 134), “perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah
15Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, M.Sc., Profesi Keguruan (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hal. 134.
8
alternatif tentang penetapan prosedur pencapaian, serta perkiraan sumber
yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan tersebut. Yang dimaksud
dengan sumber meliputi sumber manusia, material, uang, dan waktu.”17
Dalam perencanaan kita mengenal beberapa tahap, yaitu: identifikasi
masalah, perumusan masalah, penetapan tujuan, identifikasi alternatif,
pemilihan alternatif, dan elaborasi alternatif.
Lingkup perencanaan meliputi semua komponen administrasi
pendidikan, yaitu perencanaan kurikulum, kemuridan, keuangan, prasarana
dan sarana, kepegawaian, layanan khusus, hubungan masyarakat, proses
belajar mengajar fasilitasnya, dan ketatausahaan sekolah.
Perencanaan pendidikan di pendidikan menengah dapat dibedakan
menjadi beberapa kategori yaitu: Jangkauan waktunya, timbulnya, besarnya,
pendekatan, serta pelaku.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan
proses untuk memilih dan memilah orang-orang (guru dan personel sekolah
lainnya) serta mengalokasikan prasarana dan sarana untuk menunjang tugas
orang-orang itu dalam rangka mencapai tujuan sekolah. “Berikut ini yang
termasuk dalam kegiatan pengorganisasian adalah penetapan tugas,
tanggungan jawab, dan wewenang orang-orang tersebut serta mekanisme
kerjanya sehingga dapat menjadi tercapainya tujuan sekolah itu.”18
c. Pengarahan
Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang
telah direncanakan dpat berjalan seperti yang dikehendaki. Suharsimi
Arikunto (1988) memberikan definisi “pengarahan sebagai penjelasan,
petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terhadap para petugas yang
terlibat, baik secara structural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas
16Ngalim Purwanto dan Sutaadji Djojopranoto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Mutiara, 1984), hal. 25.
17Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, M.Sc., Profesi Keguruan (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hal. 134.
18Ibid., hal. 136.
9
dapat berjalan dengan lancar.”19 Kegiatan pengarahan dapat dilakukan
dengan berbagai cara antara lain:
1. melaksanakan orientasi tentang pekerjan yang akan dilakukan
individu atau kelompok
2. membrikan petunjuk umum dan petunjuk khusus, baik secara lisan
maupun tertulis, secara langsung maupun tidak langsung (suharsimi
1988).
d. Pengkoordinasian
Pengkoordinasian di sekolah dapat diartikan sebagai usaha untuk
menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau unit di sekolah agar
kegiatn mereka berjalan selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam
usaha mencapai tujuan sekolah. “Usaha pengkoordinasian dapat dilakukan
melalui berbagai cara, seperti: (a) melaksanakan penjelasan singkat
(briefing), (b) mengadakan rapat kerja, (c) memberikan petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis, (d) memberikan balikan tentang hasil suatu
kegiatan.”20
e. Pembiayaan
Pembiayaan dapat didefinisikan sebagi “Pembiayaan sekolah adalah
kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan
belanja pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya,
usaha untuk mendapatkan dana yang mendukung rencana itu, penggunaan,
serta pengawasan penggunaan anggaran tersebut.”21
f. Penilaian
Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu program diperlukan
adanya penilaian atau evaluasi. Dalam waktu-waktu tertentu, sekolah pada
umumnya atau anggota organisasi sekolah seperti guru, kepala sekolah, dan
murid pada khususnya harus melakukan penilaian tentang seberapa jauh
tujuan yang telah ditetapkan tercapai, serta mengetahui kekuatan dan
kelemahan program yang dilaksanakan. “Jadi, evaluasi sebagai fungsi
19Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (Jakarta: Ditjen Dikti, 1988), hal. 24.
20Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, M.Sc., Profesi Keguruan (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hal. 137-138.
21Ibid., hal. 138.
10
administrasi pendidikan adalah aktivitas-aktivitas untuk menentukan sampai
di mana hasil dan tujuan-tujuan pendidikan itu telah tercapai.”22
Secara lebih rinci yang dimaksud dengan penilaian adalah untuk:
“a. memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode
kerja pekerjaan tersebut berhasil, b. menjamin cara bekerja yang efektif dan
efisien, c. memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran dan untuk
menghindarkan situasi yang dapat merusak, serta d.memajukan kesanggupan
para guru dan orangtua murid dalam mengembangkan organisasi sekolah.”23
Penilaian dapat dilakukan dengan mengadakan penelitian atau
pengamatan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam lembaga pendidikan.
F. Scope (Bidang - Bidang) Administrasi Pendidikan
Setiap kegiatan dalam proses administrasi pendidikan diarahkan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan tergambarkan didalam
kurikulum sekolah masing-masing. Adanya unsur tujuan ini menimbulkan
perlunya pengadministrasian pelaksanaan kurikulum yang menjadi tugas dan
tanggung jawab kepala sekolah bersama guru-guru dan pegawai sekolah lainnya.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa administrasi pendidikan
mencakup bidang-bidang garapan yang sangat luas. “Tercakup didalamnya
administrasi personal, administrasi kurikulum, kepemimpinan, kepengawasan
atau supervisi pendidikan, administrasi bisnis pendidikan, organisasi lembaga
pendidikan, dan sebagainya.”24 Secara lebih terperinci, bidang garapan
administrasi pendidikan dapat pula diuraikan sebagai berikut:
a. Administrasi tatalaksana sekolah hal ini meliputi:
1. Organisasi dan struktur pegawai tata usaha.
2. Otorisasai dan anggaran belanja keuangan sekolah.
3. Masalah kepegawaian dan kesejahteraan personalia sekolah.
4. Masalah perlengkapan dan perbekalan.
22Ngalim Purwanto dan Sutaadji Djojopranoto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Mutiara, 1984), hal. 32.
23Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, M.Sc., Profesi Keguruan (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hal. 138.
24 Ngalim Purwanto dan Sutaadji Djojopranoto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Mutiara, 1984), hal. 20.
11
5. Keuangan dan pembukuannya.
6. Korespondensi/surat-menyurat
7. Laporan-laporan (bulanan, kwartalan dan tahunan).
8. Masalah pengangkatan, pemindahan, penempatan dan pemberhentian
pegawai.
9. Pengisian buku pokok, klapper, rapor, dan sebagainya.
b. Administrasi personil guru dan pegawai sekolah, hal ini meliputi:
1. Pengangkatan dan penempatan tenaga guru
2. Organisasi personil guru-guru.
3. Masalah kepegawaian dan kesejahteraan guru.
4. Rencana orientasi bagi tenaga guru yang baru.
5. Kondite dan penilaian kemajuan guru-guru.
6. In-service training dan up-grading guru-guru.
c. Administrasi murid, meliputi:
1. Organisasi dan perkumpulan murid.
2. Masalah kesehatan an kesejahteraan murid.
3. Penilaian dan pengukuran kemajuan murid.
4. Bimbingan dan penyuluhan bagi murid-murid.
d. Supervisi pengajaran meliputi:
1. Usaha membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan
pegawai-pegawai TU dalam menjalankan tugasnya masing-masing
sebaik-baiknya.
2. Usaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode-metode
baru dalam mengajar dan belajar yang lebih baik.
3. Mengusahakan dan mengembangkan kerjasama yang baik antara guru,
murid dan pegawai TU sekolah.
4. Mengusahakan cara-cara menilai hasil-hasil pendidikan dan pengajaran.
5. Usaha mempertinggi mutu dan pengalaman guru-guru.
e. Pelaksanaan dan pembinaan kurikulum
1. Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum didalam
kurikulum sekolah yang bersangkutan dalam usaha mencapai dasar-dasar
dan tujuan pendidikan dan pengajaran.
12
2. Menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum beserta materi-
materi, sumber-sumber dan metode-metode pelaksanaannya, disesuaikan
dengan pembaharuan pendidikan dan pengajaran serta kebutuhan
masyarakat dan lingkungan sekolah.
3. Kurikulum bukanlah merupakan sesuatu yang diikuti dan diturutbrgitu
saja dan mutlak tanpa perubahan dan penyimpangan
sedikitpun.nkurikulum lebih merupakan pedoman bagi para guru dalam
menjalankan tugasnya. Dalam mempergunakan kurikulu, guru atau
pendidik disamping menuruti dan mengikuti apa yang tercantum
didalamnya, berhak dan berkewajiban pula memilih dan menambah
materi-materi, sumber-sumber ataupun metode-metode pelaksanaan yang
lebih sesuai dengan kebutuhan perkembangan masyarakat lingkungan
sekolah, dan membuang serta mengurangi apaayang dianggapnya sudah
tidak sesuai lagi dengan kemajuan dan kebutuhan masyarakat dan negara
pada umumnya.
f. Pendirian dan perencanaan bangunan sekolah
Meskipun pada umumnya perencanaan dan pedirian bangunan sekolah
menjadi tanggunga jawab pemerintah, namun dalam kenyataan dewasa ini,
sesuai dengan kemajuan dan perkembangan dunia pendidikan dan
pengajaran dinegara kita, banyak sekolah-sekolah yang didirikan oleh
masyarakat dan atau pemerintah setempat dengan bekerjasama dengan para
guru. Untuk ini sangat diperlukan pengetahuan bagi para guru tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan perencanaan dan pendirian sekolah.
Seperti pengetahuan dan kecakapan mengenai:
1. Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang dibutuhkan.
2. Mengusahakan, merencanakan dan menggunakan biaya pendirian
gedung sekolah.
3. Menentukan jumlah dan luas ruangan-ruangan kelas, kantor, gudang,
asrama, lapangan olahraga, podium, kebun sekolah dsb; serta
komposisinya satu sama lain.
4. Cara penggunaan gedung sekolah dan fasilitas-fsilitas lain yang
efektif dan produktif serta pemeliharaan seara kontinu.
13
5. Alat-alat perlengkapan sekolah dan alat-alat pelajaran yang
dibutuhkan.
6. Apa yang tercantum pada nomer 1-5 diatas, sangat erat hubungannya
dengan kurikulum, kondisi-kondisi serta kenajuan masyarakat
setempat dan bertambahnya jumlah anak-anak setiap tahunnya yang
memerlukan sekolah tersebut.
g. Hubungan sekolah dan mayarakat
Hal ini mencakup hubungan sekolah dengan sekolah lain, hubungan
sekolah dengan pemerintah setempat, hubungan sekolah dengan instansi-
instansi dan jawatan-jawatan lain, dan hubungan sekolah dengan masyarakat
pada umumnya. Hendaknya semua hubungan kerjasama yang bersifat
pedagogis, sosiologis dan produktif, yang dapat mendatangkan keuntungan
dan perbaikan serta kemajuan bagi kedua belah pihak. Untuk ini kepala
sekolah memegang peranan yang penting dan menentukan.
Dari uraian pada a-g diatas, bidang-bidang yang tercakup didalam
administrasi pendidikan dapat dikelompokan sebagai berikut:
1. Administrasi material ialah kegiatan administrasi yang menyangkut
bidang-bidang, materi/benda-benda; seperti ketatausahaan sekolah,
administrasi keuangan, gedung dan alat-alat perlengkapan sekolah, dan
lain-lain.
2. Administrasi personal
Mencakup didalamnya administrasi personil guru dan pegawai sekolah,
dan juga administrasi murid. Dalam hal ini masalah kepemimpinan dan
supervisi atau kepengawasan memegang peranan yang sangat penting.
3. Administrasi kurikulum mencakup penyusunan kurikulum, pembinaan
kurikulum, pelaksanaan kurikulum, seperti pembagian tugas enagjar
pada guru-guru, penyususnan silabus atau rencana pengajaran tahuanan,
persiapan harian dan mingguan, dan sebagainya.
G. Peranan Guru dalam Administrasi Pendidikan
Tugas utama guru yaitu mengelola proses belajar-mengajar dalam suatu
lingkungan tertentu, yaitu sekolah. Sekolah merupakan subsistem pendidikan
14
nasional dan di samping sekolah, sistem pendidikan nasional itu juga
mempunyai komponen-komponen lainnya. Guru harus memahami apa yang
terjadi di lingkungan kerjanya.
Di sekolah guru berada dalam kegiatan administrasi sekolah. Sekolah
melaksanakan kegiatannya untuk meghasilkan lulusan yang jumlah serta
mutunya telah ditetapkan. Dalam lingkup administrasi sekolah itu peranan guru
amat penting. “Dalam menetapkan kebijaksanaan dan melaksanakan proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan dan
penilaian kegiatan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, personalia
sekolah, keuangan dan hubungan sekolah-masyarakat, guru harus aktif
memberikan sumbangan, baik pikiran maupun tenaganya.”25 Administrasi
sekolah adalah pekerjaan yang sifatnya kolaboratif, artinya pekerjaan yang
didasarkan atas kerjasama, dan bukan bersifat individual. Oleh karena itu, semua
personel sekolah termasuk guru harus terlibat.
“Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992, Pasal 20
disebutkan bahwa: Tenaga kependidikan yang akan ditugaskan untuk bekerja
sebagai pengelola satuan pendidikan dan pengawas pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah dipilih dari kalangan guru.”26 Ini berarti, bahwa selain
peranannya untuk menyukseskan kegiatan administrasi di sekolah, guru perlu
secara sungguh-sungguh menimba pengalaman dalam administrasi sekolah, jika
karier yang ditempuhnya nanti adalah menjadi pengawas, kepala sekolah atau
pengelola satuan pendidikan yang lain.
25Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, M.Sc., Profesi Keguruan (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hal. 143.
26Ibid., hal. 143.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa layanan
administrasi pendidikan itu sangat penting dimiliki oleh seluruh anggota
sekolah. Karena administrasi pendidikan merupakan suatu system yang terkait
dengan suatu institusi pendidikan yang di dalamnya ada serangkaian kegiatan
atau proses dan kerjasama sejumlah orang dengan mengkoordinasikan kegiatan
yang saling bergantung satu sama lainnya untuk mencapai tujuan secara optimal.
16
B. Saran
Dengan tersusunnya makalah ini, maka diharapkan guru tidak hanya
sebagai pendidik atau pengajar. Akan tetapi, dia juga harus mengetahui peranan
dan tugasnya sebagai administrasi sekolah, karena administrasi pendidikan bagi
kalangan pendidik sangat penting dalam penyelenggaraan dan pengembangan
pendidikan pada umumnya, sehingga kita dapat menjadi guru yang professional.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.
Jakarta: Ditjen Dikti, 1988.
Engkoswara. Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Dirjen Depdikbud, 1987.
Nawawi, Hadari. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung, 1983.
Purwanto, Ngalim, dan Djoyopranoto, Sutaadji. Administrasi Pendidikan. Jakarta:
Mutiara, 1984.
Sagala, H. Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta, 2013.
Soetjipto, dan Kosasi, Raflis. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta, 2011.
17
Sutisna, Oteng. Administrasi Pendidikan; Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional.
Bandung: Angkasa, 1983.