makalah pnddkan keting

33
MAKALAH LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKANDISUSUN OLEH: YUSRIN KADIR (562415029) SARTIKA AHMAD (562415018) AMAR FILZA (562415012) CHARLY T.BONDE (562415004) PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Upload: thayban

Post on 11-Apr-2016

243 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

paper

TRANSCRIPT

Page 1: makalah pnddkan keting

MAKALAH

“LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN”

DISUSUN OLEH:YUSRIN KADIR (562415029)

SARTIKA AHMAD (562415018)

AMAR FILZA (562415012)

CHARLY T.BONDE (562415004)

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2015

Page 2: makalah pnddkan keting

KATA PENGANTAR

Asalamualaikum warahmatulahi wabarakatu, puji dan syukur kita panjatkan

kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala limpahan rahmat dan hidayat-

Nya yang di berikan kepada kita, sehingga kita dapat di pertemukan pada kesempatan

ini dalam rangka proses belajar mengajar.

Makalah ini dibuat dengan judul “Landasan Psikologis Pendidikan”

diharapkan bisa membuat pembaca mengerti tentang landasan-landasan fiosofis

pendidikan,serta mengetahui aliran-aliran pendidikan.

Makalah ini masih sangat sederhana dan masih banyak sekali ditemukan

kekurangan baik isi, atau kata yang kurang tepat dalam penyajiannya dan kami sangat

mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Walaupun

demikian makalah ini juga sangat bermanfaat bagi kita karena dengan membaca

makalah ini kita mengetahui Pengertian landasan psikologis pendidikan dan aliran

alirannya serta implikasinya  terhadap pendidikan. Demikian sebagai pengantar

makalah ini

Page 3: makalah pnddkan keting

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan masalah

C. Tujuan makalah

BAB II URAIAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Landasan Psikologis Pendidikan

B. Situasi Pergaulan Pendidikan

C. Beberapa Dimensi Proses Pendididkan

D. Tugas-Tugas Pokok Perkembngan

E. Pemahaman Terhadap Perkembangan Anak

F. Beberapa Teori Belajar Dalam Anak

G. Jenis-Jenis Upaya Pendidikan

BAB III PENUTUP

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: makalah pnddkan keting

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, dengan

pendidikan manusia dapat memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya. Banyak

para pendidik yang memaksakan kehendaknya kepada peserta didik untuk melakukan

hal yang mereka inginkan sedangkan peserta didik sendiri tidak membutuhkanya.,

maka setiap guru dituntut untuk memahami teori psikologi pendidikan agar potensi

yang ada pada peserta didik dapat dikembangkan berdasarkan tahap

perkembangannya. Banyak para ahli yang memaparkan tentang perkembangan

peserta didik diantaranya Piaget, Carl R. Rogers, Kohnstamm.

Karena pentingnya landasan psikologi pendidikan dalam proses pembelajaran

maka pada kesempatan ini kami akan membahas makalah tentang pengertian

landasan pendidikan, bagaimana situasi pergaulan pendidikan setiap individu, apa

saja dimensi dalam proses pendidikan, apa saja tugas-tugas pokok perkembangan,

bagaimana pemahaman guru terhadap perkembangan pribadi anak, apa saja teori-

teori belajar dalam pendidikan, dan apa saja jenis-jenis upaya dalam proses

pendidikan.

Page 5: makalah pnddkan keting

B.  Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan Landasan Psikologis Pendidikan?

2.      Bagaimana situasi Pergaulan Pendidikan setiap individu?

3.      Apa saja dimensi dalam proses pendidikan?

4.      Apa saja tugas-tugas pokok perkembangan?

5.      Bagaimana pemahaman guru terhadap perkembangan pribadi anak?

6.      Apa saja teori-teori belajar dalam pendidikan?

7.      Apa saja jenis-jenis upaya dalam proses pendidikan?

C.  Tujuan Makalah

1.      Untuk mengetahui pengertian landasan psikologis pendidikan.

2.      Untuk mengetahui situasi pergaulan pendidikan pada setiap individu.

3.      Untuk megetahui dimensi-dimensi dalam proses pendidikan.

4.      Untuk mengetahui apa saja tugas-tugas pokok perkembangan.

5.      Untuk memberikan pemahaman kepada guru terhadap perkembangan pribadi anak.

6.      Untuk mengetahui teor-teori belajar dalam pendidikan.

7.      Untuk mengetahui jenis-jenis upaya dalam proses pendidikan.

Page 6: makalah pnddkan keting

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Landasan Psikologis Pendidikan

Proses kegiatan pendidikan melibatkan proses interaksi psikho-fisik dalam sosio-

kultural yang antropologis- filosofis – normative. Artinya pendidikan adalah suatu

kegiatan yang menyangkut interaksi kejiwaan antara pendidik dan peserta didik

dalam suasana nilai- nilai budaya suatu masyarakat yang didasarkan pada nilia-nilai

kemanusiaan. Pendidikan selalu melibatkan aspek- aspek yang tidak dipisahkan satu

sama lain yaitu aspek kejiwaan,kebudayaan, kemasyarakatan, norma- norma, dan

kemanusiaan.

Landasan Psikologis Pendidikan adalah kajian tentang dasar- dasar psikologi yang

dapat menjadi landasan teori maupun praktek pendidikan. Adapun tujuan pendidikan

adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, yaitu pendidik tidak saja mencerdaskan

intelektualnya saja tetapi pendidik juga harus mengembangkan kecerdasan spiritual,

emosional, sosial, dan tingkatan yang lebih tinggi adalah kecerdasan kognitif.

Manusia mempunyai banyak kebutuhan dalam hidupnya merurut A.H Maslow

dalam Individual and society mengkategorikan 5 kebutuhan ( krech,dkk.1992:76)

yaitu:

a.     Kebutuhan fisik, contoh lapar, haus.

b.    Kebutuhan keamanan, contoh keamanan, aturan.

c.     Kebutuhan memiliki & rasa cinta, contoh kasih sayang.

d.    Kebutuhan penghargaan, contoh prestasi, harga diri.

e.     Kebutuhan aktualisasi diri, contoh kebutuhan untuk menyempurnakan diri.

Menurut Maslow kebutuhan yang lebih tinggi dapat di penuhi jika kebutuhan

dasar terpenuhi dan sampai kemampuan untuk merealisasikan/ mengaktualisasikan

diri seseorang dapat terwujud dalam kehidupan sehari- hari.

Page 7: makalah pnddkan keting

B.  Situasi Pergaulan Pendidikan

Pergaulan pendidikan adalah hubungan antara dua pihak yang mempunyai

maksud yang disengaja untuk mempengaruhi anak didik sehingga anak didik tersebut

berkembang menuju kedewasaan. Proses pendidikan tidak langsung menghasilkan

kekedewasaan melainkan peserta didik akan secara bertahap menuju kekedewasaan.

Karena kedewasaan merupakan suatu proses yang berkesinambungan, saling

berbuhungan terus menerus.

Manusia adalah makluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, manusia hidup di

lingkungan sesuai dengan aktualisasinya ,keluarga merupakan pendidikan pertama

bagi anak yang dapat mempengaruhi kepribadian anak . misalnya anak hidup di

keluarga yang ceria, soleh, akrab ramai, maka anak akan bersikap seperti itu, dan

sebaliknya. Peserta didik itu merupakan individu yang unik mempunyai potensi dan

sikap yang berbeda maka pendidik harus memahami perkembangannya agar

perkembangan anak didik bisa secara tepat, baik kebutuhannya, cita- cita, dan tujuan

hidup.

C.  Beberapa Dimensi Proses Pendidikan

Pendidikan pada dasarnya mempunyai dimensi tujuan untuk memperbaiki

perilaku. Berbeda dengan hewan, manusia makhluk yang berakal yang bisa dididik

dan perlu pendidikan, maka pendidikan berlaku bagi manusia sepanjang hayat.

Inti dari pendidikan bukan memperbaiki keterampilan seperti pada hewan tetapi

kita mendidik anak agar anak memiliki integritas kepribadian dan mampu untuk

bertanggung jawab. Untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab membutuhkan

memilih nilai kesusilaan, agar dapat berbuat kebaikan, karena manusia mempunyai

kata hati yang mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, antara

yang jelek dan tidak, dsb.

Page 8: makalah pnddkan keting

Prof. Dr. Kohnstamm tokoh pendidik Belanda, mengadakan pembedaan antara

berbagai lapisan perilaku pada berbagai jenis makhluk yang disebut “nevous van

gedringen” yaitu :

1.    Lapisan perilaku anorganis, seperti peristiwa jatuh baik pada makhluk

Hidup maupun mati, yang keduanya tunduk pada hukum alam yang berupa

gaya tarik bumi atau gravitasi.

2.    Lapisan Vegetatif /nabati, yaitu lapisan tentang segala proses yang terdapat dalam

tubuh untuk memelihara kehidupan jasmani, seperti pernapasan, pertukaran zat-zat

dalam tubuh yang diambil dari alam sekitar.

3.    Perilaku animal atau hewani, yaitu lapisan yang sifatnya sudah berupa dorongan

yang bersifat instinktif /naluriah, misalnya nafsu makan, dorongan seks, berkelahi,

dll.

4.    Perilaku Human/Insani atau manusawi, yaitu lapisan perilaku yang hanya

dimiliki manusia. Lapisan ini meliputi potensi-potensi manusiawi yaitu :

a.    Adanya kemauan yang dapat menguasai hawa nafsu, sehingga manusia dapat

menunda perbuatannya. Kemampuan ini berimplikasi pada kemampuan membuat

perencanaan untuk kegitan yang akan dilakukan.

b.    Adanya kesadaran intelektual, sehingga manusia dapat mengembangkan

ilmunya, memecahkan persoalan-persoalan dengan kemampuan logikanya dan

kritisisme.

c.    Adanya kesadaran diri, yaitu kemampuan menyadari terhadap sifat-sifat yang

ada pada dirinya, menilai diri dan mengembangkan diri.

d.   Manusia sebagai makhluk sosial, dapat mengatur hidupnya dengan orang lain,

mengadakan komunikasi, persabatan, perkawinan, dan kehidupan bersama dengan

sesama manusia lain dalam masyarakat.

e.    Manusia mempunyai bahasa simbolis

f.     .Manusia dapat menyadari nilai-nilai seperti kesusilaan, kebenaran, keadilan,

keindahan, dll.

Page 9: makalah pnddkan keting

5.    Lapisan mutlak (Absolut), dalam lapisan ini manusia dapat menghayati kehidupan

beragama dan religius, sehingga dapat berkomunikasi dengan Tuhan dan dapat

menghayati nilai-nilai kehidupan manusia yang tertinggi, yaitu kehidupan ketuhannan

dan nilai-nilai keberagamaan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa proses pendidikan dapat berlangsung dalam

berbagai jenis dimensi perilaku, dan menyangkut aspek kognitif yang dapat

berlangsung di sekolah, aspek afektif, religious dan kepribadian yang utuh dapat

dilakukan di rumah atau lingkungan keluarga., sedangkan aspek motorik dapat

didapatkan dari koordinasi tubuh.

D.  Tugas- Tugas Pokok Perkembangan

Proses pendewasaan manusia itu adalah pertemuan antara pertumbuhan potensi

dari dalam pada anak, dari pengaruh lingkungan, yang sebagian diatur dengan sengaja

yang disebut pendidikan.

Pendidikan terdiri atas pelaksanaan tugas- tugas perkembangan, yaitu

memperhatikan tahap- tahap pertumbuhan, dan perkembangan anak yang mempunyai

dasar pemikiran teori sendiri sesuai dengn konsep yang dipakai untuk melaksanakan

periodesasi itu.

Adapun tugas perkembangan menurut Robert Havinghurst adalah suatu tugas yang

berada pada tahap kehidupan seseorang yang akan membawa individu kepada

kebahagiaan dan keberhasilan tugas- tugas perkembangan berikutnya, yaitu pada

tahap kehidupan tersebut dijalani dengan berhasil. Sedangkan dalam kegagalan dalam

perkembangan dapat mengakibatkan kehidupan tidak bahagia dan kesulitan- kesulitan

lain dalam kehidupannya kelak.

Tahapan- tahapan perkembngan menurut Erikson yang diadopsi oleh Sikun

Pribadi (1984;156-159) sbb.

Page 10: makalah pnddkan keting

1.    The sense of trust ( kemampuan mempercayai) kira- kira umur 0-12 bulan.

Kemampuan ini mulai berkembang sejak lahir, karena diliputi oleh suasana yang

hangat, mesra, dan kasih sayang orang tua terhadap anak dan semua anggota

keluarga, sehingga mempercayai bahwa kebutuhan hidupnya terpenuhi. Kemampuan

ini merupakan dasar kepercayaan pada orang lain, diri sendiri, dan percaya bahwa

hidup ini penuh dengan kebaikan.

2.    The sence of authonomy ( kemampuan berdiri sendiri) kira-kira umur 1,5-3

tahun. Pada masa ini anak bukan berarti tidak memerlukan orang lain tetapi anak

mempunyai kemauan sendiri serta dapat berdiri sendiri. Seorang pendidik tidak boleh

meremehkan anak dan jangan sampai dipermalukan. Kita harus mendukung perasaan

anak bahwa ia adalah pribadi yang mempunyai harga diri yang harus kita perlakukan

adalah menghargai, toleransi dan memberi penghargaan. Kepribadian anak

merupakan pantulan dari orang tuanya, seorang ibu yang mempunyai jiwa penyayang

dan penuh kepercayaan diri maka anak akan percaya diri secara mantap.

3.    The tense of initiative ( kemampuan berprakarsa) kira- kira umur 3,5- 5,5

tahun. Anak pada umur ini ingin menemukan kemampuan yang tersimpan dalam

dirinya. Dia ingin melakukan kebebasan untuk mengetahui sesuatu hal dengan cara

meniru, dan bereksplorasi dan mengembangkan daya fantasinya, dalam hal ini anak

membutuhkan dukungan, motivasi, bukan kritikan atau penekanan.

4.    The tense ofaccomplisment ( kemampuan menyelesaikan tugas) kira- kira

umur 6-12 tahun. Anak ada keinginan dalam dirinya untuk meyelesaikan tugas,

sehingga anak akan kelihatan rajin, aktif, maka sebagi pendidik kita harus bisa

menjaga perasaanya agar anak tidak rendah diri dan merasa tidak berprestasi dan

sikap putus asa.

5.    The sense of identity ( kemampuan mengenali identitasnya) kira- kira

umur 12-18 tahun. Pada masa ini anak sudah menginjak masa remaja dimana dia

akan mencari siapa aku, bagaimana sifat dan sikap baiknya, bagaimana pergaulan

dengan orang lain. Biasanya mengalami masa ombang- ambing dan merasa masih

kanak- kanak dan dia mencoba memainkan pberbagai peran.

Page 11: makalah pnddkan keting

6.    Tahap kedewasaan, ada 3 tahap periode ini yaitu:

a.    keakraban ( intimacy)

b.    kemampuan mengurus (generativity), pada periode ini akan menujukan dapat

mengurisi orang lain.

c.    tahap keutuh an kepribadian (integrity).

E.  Pemahaman terhadap Perkembangan Anak

Kita sebagai calon guru bukan hanya dituntut untuk hanya memahami

perkembangan pribadi anak dari segi biologisnya saja, melainkan kita juga harus

paham bahwa selain sebagain makhluk biologis anak juga sebagai makhluk psikis dan

spiritual. Sebagai makhluk biologis artinya anak itu dapat dikenali dari segi fisik dan

instinktifnya, misal instink mempertahankan diri, instink seks, berkelahi, lari dan

berasosiasi dengan orang lain. Sedangkan dari aspek psikisnya kita dapat mengenali

dimensi jiwa anak seperti motivasinya, emosinya, kognisinya, serta kehidupan

psikomotornya. Pemahaman terhadap diri ini adalah dalam rangka untuk

mengembangkan potensi anak agar memahami kemampuan dirinya, dan mencapai

kedewasaan. Selain dengan observasi pemahaman terhadap dunia anak juga dapat

dilakukan dengan intropeksi dan empati yaitu kemampuan menempatkan diri dalam

diri anak.

Secara umum perkembangan kehidupan anak dibagi dalam empat periodisasi,

yaitu :

1.    Anak bayi (0-1 tahun)

Periode ini disebut dengan periode vital. Periode ini mempunyai makna

mempertahankan hidup, anak dibekali dengan beberapa kemampuan terutama instink.

Instink ini adalah kemampuan untuk terhadap lingkungan yang telah ada sejak lahir.

Instink ini meliputi segi kognitif, afektif, dan konatif serta kejasmanian yang terjadi

secara spontan, tanpa belajar terlebih dahulu. Misalnya perilaku instink pada anak

ialah saat menyusu. Pada anak juga telah nampak instink sosial, yaitu sebagai alat

komunikasi dengan lingkungannya. Misalnya ketika seorang ibu mengajak bicara

Page 12: makalah pnddkan keting

anak, kadang anak tersebut mereaksi dengan senyum. Selain itu, jika anak merasa

kurang nyaman terhadap sesuatu dia akan menangis. Pada anak juga telah ada instink

meniru yaitu anak suka meniru perbuatan ibunya, misal menirukan kata kata mama

dan papa. Ada juga instink refleks yang dibawa sejak lahir misal refleks biji mata,

lutut, terkejut, menggenggam, jari kaki dll. Selain instink releks, anak usia 0-1 tahun

juga memiliki kemampuan untuk belajar. Bayi dapat meningkatkan keterampilan-

keterampilan yang menyangkut gerak-gerik badan dan anggota tubuh lainnya seperti

tangan dan kakinya. Dia juga dapat belajar memegang benda, berbaring dengan sisi

badannya, merangkak, duduk, berdiri, menelungkup, dll. Belajar pada anak juga bisa

dalam bentuk pembiasaan misalnya tidur, makan, bangun pada waktu dan tempat

tertentu.

Dalam hal yang berkaitan dengan psikis anak dapat dilihat dengan adanya

kesadaran sensorik, artinya anak dapat mereaksi terhadap rangsangan luar melalui

alat indranya yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan cita rasa.

Anak juga dilengkapi dengan potensi perkuasan dunia yaitu dengan penjelajahan

ruang. Saat anak sudah mulai belajar berjalan, ia dapat mengenali tempat dan

lingkungan sekitar, mereka dapat menemukan benda, orang/hal-hal lain yang akalnya

tidak dipahami oleh anak. Pada perode ini juga adanya perkembangan bahasa

pada anak. Apabila pada usia ini anak belum belajar bercakap/berjalan, ada indikasi

anak tersebut terhambat perkembangannya.

2.    Masa kanak-kanak (3-5 tahun)

Disebut juga masa peralihan dari masa bayi ke masa anak sekolah (pra sekolah).

Biasanya anak yang dimasukan ke TK/TPA terlebih dahulu, maka jiwanya telah

matang untuk bersekolah. Seorang ahli benama Kohnstamm menyebut periode ini

dengan periode estetis yang berarti keindahan karena pada periode ini anak

mempunyai 3 ciri khas yang tidak terdapat pada periode lain yaitu : perkembangan

emosi, kegembiraan hidup, kebebasan dan adaptasi. Ketiga ciri itu berkembang

dengan berbagai bentuk ekspresi seperti permainan, dongeng, nyanyian dan

menggambar. Masa yang bebas dan gembira merupakan unsur yang penting dalam

Page 13: makalah pnddkan keting

kehidupan anak. Masa ini merupakan reaksi yang dapat mengimbangi kehidupan

intelektual dalam mencari daya guna dari segala kehidupan manusia. Seperti yang

dikemukakan oleh J.J Rousseau dari Prancis bahwa masa kanak-kanak adalah masa

bahagia sebagai hak setiap anak dalam susasana kebebasan dan kegembiraan hidup.

Dengan mengembangkan keempat jenis kegiatan yaitu bermain, menyanyi,

mendongeng, menggambar dapat mengembangkan kreativitasnya dengan

mengggunaka daya fantasinya.

Selain itu pada periode ini terjadi perkembangan daya pengindraan meliputi

pembedaan warna, pendengaran termsuk nyanyian meraba, mencium, mencicipi dsb.

Juga terjadi perkembangan bahasa yang mempunyai 3 fungsi yaitu untuk menyatakan

isi hati dan perasaan, mengadakan komunikasi dengan oranglain, dan sebagai fungsi

berpikir. Fungsi bahasa sebagai alat berpikir adalah fungsi yang paling sulit karena

menggunakan symbol-simbol dan lambang. Oleh karena itu pembelajaran yang

dimulai sejak kanak-kanak merupakan cara yang paling efektif dalam rangka

mengembangkan daya piker, berimajinasi, kreasi sosial dan emosi. Pada masa kanak-

kanak anak sedang berada pada periode egosentris dan ceria.

3.    Masa Sekolah (6-12 tahun)

Menurut Kohnstamm periode ini disebut perode intelektual karena sebagian besar

waktunya dipergunakan untuk pengembangan kemampuan intelektualnya. Anak pada

usia ini telah ada pada sekolah dasar yang mulai belajar tentang alam dan masyarakat.

Minat pada periode ini disebut periode objektif yang perhatiannya lebih ditujukan

kepada dunia kenyataan yang dianalisis dan memahami adanya hubungan sebab

akibat. Anak pada usia ini mudah melaksanakan tugas yang kita berikan dan bila

mereka berada pada lingkungan yang penuh pengertian, maka dia akan mudah beajar

berbagai kebiasaan misalnya tidur dan bangun tepat waktu. Pada usia ini anak juga

mudah diajak bekerja sama dan patuh. Jika pada usia ini terjadi kesalahan pemberian

pendidikan maka akan timbul berbagai masalah perillaku seperti mengompol,

berbohong, nakal, suka berkelahi, tidak naik kelas dll.

Page 14: makalah pnddkan keting

4.    Masa Remaja ( pubertas dan Adolensi)

Pubertas adalah periode antara 12-15 tahun saat anak duduk di sekolah lanjutan

pertama. Sesudah itu tiba waktu adolensi sampai usia 21 tahun saat anak sudah

memasuki Perguruan Tinggi. Nah pada periode ini anak sudah mulai menunjukkan

sifat-sifat kedewasaan, lebih stabil, lebih besar tanggung jawabnya, tertarik pada

pekerjaan dan cita-cita yang mantap. Prestasi sekolah yang baik akan membawa

stabilitas kepribadian anak yang lebih matap, sebaliknya bila terjadi kegagalan dalam

sekolah akan menimbulkan berbagai jenis masalah dan tidak sesuai perilaku.

Kohnstamm menyebut periode ini dengan periode :

a.    Periode sosial karena anak mulai memilki minat terhadap hal-hal

Kemasyarakatan.

b.    Remaja sangat menonjol perkembangan nafsu birahinya karena aktifnya

kelenjar-kelenjar hormone seks, dan mulai tertarik pada lawan jenis.

c.    Pada usia inti anak juga mengalami pertumbuha jasmani yang cepat.

d.   Moral anak pada usia ini juga berkembang. Anak mulai mengenal nilai-nilai

rohani sperti kebenaran, keadailan, kebaikan, keindahan dan ketuhanan.

F. Beberapa Teori Belajar dalam Anak

1.    Teori Psikologi Kognitif (Kognitivisme)

Psikologi kognitif yang dipengaruhi oleh Kurt Lewin, John Dewey, dan Kohler

mempunyai pandangan bahwa proses belajar pada manusia melibatkan proses

pengenalan yang bersifat kognitif. Jean Piaget membagi tapan-tahtan kognisi dari

usia anak dan remaja menjadi 4, yaitu :

a.    Tahap sensori-motorik (0,0 - 2,0);

b.    Tahap operasi awal (2,0 - 6,0);

c.    Tahap Operasi Konkret (7,0 - 11,0);

d.   Tahap Operasi Formal (12,0 sampai ke atas).

Page 15: makalah pnddkan keting

Menurut Brunner, perkembangan intelektual dapat dielaskan kepada 3

sistem/tahapan, yaitu :

a.    Tahap enactive, yaitu tahap perkambangan kognisi anak dalam memahami

lingkungan melalui reaksi-reaksi motorik;

b.    Tahap iconic, yaitu perkembangan kognisi anak yang mulai mampu berpikir atas

model gambar atau hal-hal konkret;

c.    Tahap Simbolik yaitu tahap berpikir anak yang tidak terbatas pada hal-hal konkrit,

anak mampu berpikir atas dasar symbol bahasa mampu menggunakan bahasa sebagai

alat berpikir, hingga dapat diketahui tingkat struktur pengetahuan seseorang atau

sebaliknya.

Guru harus memilki rancangan materi yang memungkinkan anak dapat

mengembangkan kesadaran terhadap masalahnya sendiri. Guru mempunyai peranan

penting dalam aktifitas belajar mengajar yaitu guru harus lebih aktif dalam kegiatan

belajar mengajar, memilih materi belajar,dan menciptakan situasi belajar, sehingga

anak terlibat secara aktif.

Peranan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan teori Piaget :

·      Merancang program menata lingkungan yang kondusif, memilih materi

pembelajaran, dan mengendalikan aktifitas murid untuk melakukan inkuiri dan

interaksi dengan ligkungan

·      Mendiagnosa tahap perkembangan murid, menyajikan permasalahan kepada murid

yang sejajar dengan tingkat perkembangannya

·      Mendorong perkembangan murid kea rah perkembangan berikutnya dengan cara

memberikan latihan, bertanya dan mendorong murid untuk melakukan eksplorasi.

Redja Mudyahardo mengemukakan bahwa pengaruh teori belajar kognitif terhadap

pendidikan adalah sebagai berikut:

a.    Individuslisasi: perlakuan individual di dasarkan pada tingkat perkembangan anak

b.    Motivasi: motivasi belajar bersifat instrinsik.

c.    Metodologi: menggunakan kurikulum dan metode yang mengembangkan

keterampilan dasar berfikir dan bahan pelajaran

Page 16: makalah pnddkan keting

d.   Tujuaan kulikuler: memusatkan diri pada kemampuan secara keseluruhan

e.    Bentuk pengelolaan kelas: berpusat pada anak

f.     Efektifitas pengajaran: disusun dalam bentuk pengetahuan yang terpadu, konsep

dan keteram[pilan dirancang secara hierarkis

g.    Partisipasi siswa: siswa dituntut untuk melakukan pengembangan kemampuan

berfikir dan melalui belajar dan bekerja

h.    Kegiatan belajar siswa: mengutamakan metode tilikan dan pemahaman

i.      Tujuan umum pendidikan: mengembangkan fungsi-fungsi kognitif secara optimal

2.    Teori psikologi humanistik

Tokoh yang mempelopori teori ini adalah Abraham H.maslow dan carl R. Rogers

menurut aliran ini bahwa perilaku manusia itu ditentukan oleh dirinya sendiri, faktor

internal, dan bukan oleh kondisi lingkungan ataupun pengetahuannya. Manusia yang

mencapai punck perkembangannnya adalah yang mampu mengaktualisasikan dirinya,

mengembangkan potensinya, dan merasa dirinya itu utuh, bernakna, dan berfungsi

(full functioning person)

Carl R. Rogers dalam dasar- dasar kependidikan mengemukakan prinsip- prinsip

belajar yaitu:

a.    Manusia mempunyai dorongan untuk belajar, ingin tau, melakukan eksplorasi, dan

mengasimilasi pengalaman baru

b.    Belajar akan bermakna bila yang dipelajari itu relevan dengan kebutuhan anak.

c.    Belajar di perkuat dengan mengurangi ancaman eksternal seperti hukuman,

merendahkan murid.dsb.

d.   Belajar dengan insiatif sendiri akan melibatkan keseluruhan pribadi

e.    Sikap berdiri sendiri, kreatifitas dan percaya diri diperkuat dengan penilaian diri

sendiri.

Pandangan kaum humanistik tentang proses belajar mengimplikasikan perlunya

penataan prioritas kegiatan pendidikan dan peranan guru.Pendidikan yang bersifat

humanistik menekankan pada pertumbuahan yang seimbang antara kognitif dan

Page 17: makalah pnddkan keting

afektif dari pada isi yang dipelajari, peran guru lebih pada sebagai fasilitator yang

menurut Carl R. Rogers memiliki tugas yaitu :

a.    Membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif

b.    Membantu siswa mengklasifikasikan tujuan belajar

c.    Membantu siswa mengembangkan dorongan dan tujuannya sebagai kekuatan untuk

belajar

d.   Menyediakan sumber-sumber belajar.

Menurut Carl R. Rogers menyarakan beberapa teknik untuk membantu guru

menciptakan iklim kelas yang memungkinkan terjadinya proses belajar bermakna

yaitu:

a.    Terimalah kondisi siswa sebagai mana apa adanya.

b.    Kenali dan biua minat siswa

c.    Usahakan sumberbelajar yang dapat diperoleh siswa dan memungkinkan siswa

dapat memilih dan menggunakannyaGunakan pendekatan ‘Discovery”

d.   Tekankanlah pentingnya penilaian diri sendiri dan biarkan siswa mengambil

tanggung jawab untuk memenuhi tujaunnya itu.

Redja Mudyahardjo menguraikan tentang pengaruh teori belajar humanistic

terhadap pendidikan

a.    Individualisasi: Perlakuan individual didasarkan pada kebutuhan dan perkembangan

individualitas/kepribadian anak;

b.    Motivasi: belajar bersifat instinktif dan menekankan pada pemuassan kebutuhan

individu;

c.    Metodologi: lebih menekankan pada pendekatan proyek dan kehidupan sosial;

d.   Tujuan Kurikuler: Lebih menekankan pada pengembangan sosial, keterampilan

komuniakasi, tanggap pada kebutuhan kelompok dan individu

e.    Usaha mengefektifkan mengajar: Pengajaran disusun dalam bentuk topic yang

terpadu berdasarkan kebutuhan individual anak

f.     Partisipasi siswa: Partsisipasi aktif siswa sangat diutamakan.

Page 18: makalah pnddkan keting

g.    Kegiatan belajar siswa: Belajar melalui pemahaman dan pengertian, bukan hanya

memperoleh pengetahuan belaka

h.    Tujuan umum pendidikan: Mencapai kesemurnaan diri dan pemahaman.

3.    Teori Belajar Behavioristik

Tokoh pelopor teori ini adalah E.L. Thordike dan B.F Skinner yang memandang

bahwa perilaku manusia adalah hasil pembentukan melalui kondisi lingkungan.

Asumsi pokok yang melandasi teori ini menurut M.I. Soelaeman (1985; 335)

adalah:

a.    Perilaku ini dipelajari dan dibentuk dengan adanya ikatan asosiatif antara stimulus

dan respon (S-R)

b.    Manusia pada dasarnya mencari kesenangan dan menghindari hal-hal yang

menyakitkan

c.    Perilaku pada dasarnya ditentukan oleh lingkungan

Menurut teori ini, ada tiga hal yang mempengaruhi proses belajar seseorang yaitu

stimulus, respon, dan akibat. Tujuan Pendidikan aliran ini bersifat eksternal yaitu

ditentukan berdasarkan pengaruh lingkungan yang berorientasi pada pengembangan

kompetensi, penguasaan secara tuntas terhadap apa-apa yang dipelajari. Peranan guru

dalam proses belajar adalah sebagai pengambil inisiatif dan pengendali proses belajar,

yaitu:

a.    Mengidentifikasi perilaku yang dipelajari dan merumuskannya dalam rumusan yang

spesifik

b.    Mengidentifikasi perilaku yang diharapkan dari proses belajar

c.    Mengidentifikasi reinorcer yang memadai

d.   Menghindarkan perilaku yang tidak diharapkan

Ada dua hal pokok yang merupakan implikasi dari teori ini yaitu:

·         Modifikasi perilaku menggunakan cara-cara spesifik menggunakan system

ganjaran

·         Pengajaran berprogram

Page 19: makalah pnddkan keting

Menurut Redja Mudyahardjo, pengaruh teori behaviorisme terhadap pendidikan,

yaitu:

a.    Individualisasi : Perlakuan individu didassrkan pada tugas, ganjaran, dan disiplin.

b.    Motivasi: Bersifat ekstrinsik melalui pembiasaan terus menerus.

c.    Metode: Dijabarkan secara rinci.

d.   Tujuan-tujaun kurikuler: Memusatkan diri pada pada pengetahuan dan keterampilan

akademis serta tingkah laku sosial.

e.    Bentuk pengelolaan kelas: bersusat pada guru.

f.     Usaha mengefektifkan kelas: Disusun secara rinci dan bertingkat dan lebih

mengutamakan penguasaan bahan.

g.    Partisipasi siswa: Siswa menunjukan perilaku pasif.

h.    Kegiatan belajar siswa: Pemahiran keterampilan melalui pembiasaan bertahan.

G.  Jenis-jenis Upaya pendidikan

Upaya pendidikan adalah suatu cara usaha pendidikan untukk membimbing anak

mencapai kedewasaannya. Usaha itu dapat berbentuk pendidikan atau situasi yang

dengan sengaja diadakan untuk mendidik anak.

Setiap upaya pendidikan dilaksanakan behubungan dengan empat hal yaitu:

Page 20: makalah pnddkan keting

1.    Untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.

2.    Dihubungkan dengan siapa yang menggunakan upaya itu, walaupun upaya itu jelas

tujuannya belum tentu seseorang memakainya secara efektif

3.    Dihubungkan dengan cara/bentuk upaya yang dipergunakan seperti larangan dsb.

4.    Bagaimana efeknya terhadap anak.

Berdasarkan uraian tersebut mempunyai implikasi bahwa setiap upaya atau

pelaksanaan proses pendidikan sebenarnya adalah suatu perbuatan wibawa, dimana

nilai atau maksud yang dinginkan harus sesuai dengan kenyataan. Pendidikan pada

hakikatnya tidak dilaksanakan dalam kepura-puraan, pendidik harus jujur, murni dan

otentik. Pendidik juga dituntut untuk berbuat sesuai asas kepatuhan artinya setiap

perbuatan mendidik akan mengandung konsekuensi logis baik dari segi logika,

praktika, etika, dan estetika. Oleh karena itu, guru selalu dipandang sebagai panutan,

idola, dan sebagai orang yang menjalankan berbagai perilaku yang bermoral.

Manakala guru berlaku tidak sesuai dengan harapan masyarakat maka akan dianggap

sebagai guru yang tidak patut, tidak layak jadi panutan, disebut.

 

Page 21: makalah pnddkan keting

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Landasan Psikologis Pendidikan

adalah kajian tentang dasar- dasar psikologi yang dapat menjadi landasan teori

maupun praktek pendidikan. Dalam praktek pendidikan ini seorang guru terlebih

dahulu harus mengetahui dan mengenal tentang situasi pergaulan pendidikan yang

akan terjadi pada setiap individu, be bera dimensi dalam proses pendidikan, tugas-

tugas pokok perkembangan, pemahaman terhadap perkembangan pribadi anak, teori-

teori belajar dalam pendidikan, dan jenis-jenis upaya pendidikan, agar guru tersebut

ketika dia terjun ke dalam bisa mengatasi berbagai permasalahan-permasalahan yang

terjadi pada anak didiknya sehingga potensi-potensi yang ada pada diri anak dapat

dibantu untuk dikembangkan.

B.  Saran

Makalah yang kami buat ini masih banyak kekuranggannya, dan masih jauh dari

kata sempurna. Oleh karena itu Kami mohon kritik, saran serta masukan-masukan

dari rekan-rekan yang membaca makalah kami, agar kedepannya dalam pembuatan

makalah kami bisa lebih baik lagi.

Page 22: makalah pnddkan keting

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, MD. (1984). Model-Model Mengajar; Beberapa Alternatif Interakasi

Belajar. Bandung: CV. Diponegoro.

Joyce, Bruce and Weil, Marsha. (1980). Models of Teaching. Englewood Clifs:

Prentice Hall International.

Noor, Madjid. (1987). Filsafat dan Teori Pendidikan. Bandung: Subkoordinar Mata

Kuliah Filsafat dan Teori Pendidikan, Falsafat Ilmu Pendidikan, IKIP Bandung.

Pribadi, Sikun. (1984). Landasan Kependidikan. Bandung: Jurusan Filsafat dan

Sosiologi Pendidikan IKIP Bandung.

Yelon, L. Stephen and Weinsten, W. Grace. (1977). A Teacher World; Psychology

in the Classroom. Aucland, Bogota, etc., McGraw-Hill Kogakusha.