makalah perhitungan arah kiblat

13
PERHITUNGAN ARAH KIBLAT 1 Oleh: Luqman Al-Hakim Musthafa A. PENDAHULUAN Bahasan ilmu falak yang dipelajari dalam Islam erat kaitannya dengan pelaksanaan ibadah, sehingga pada umumnya ilmu falak ini mempelajari empat bidang, di antaranya: 1. Arah kiblat dan bayangan arah kiblat; 2. Waktu-waktu shalat; 3. Penentuan awal bulan (khususnya bulan Qamariyah); dan 4. Gerhana (gerhana matahari dan gerhana bulan). 2 Pembahasan makalah ini fokus hanya mengenai arah kiblat yaitu berkenaan dengan perhitungan arah kiblat. Ilmu falak yang membahas penentuan arah kiblat pada dasarnya adalah menghitung berapa besar sudut yang diapit oleh garis meridian yang melewati suatu tempat yang dihitung arah kiblatnya dengan lingkaran besar yang melewati tempat yang bersangkutan dan Ka’bah, 1 Disampaikan pada perkuliahan Ilmu Falak pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Tahun 2013 2 Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik. (Yogyakarta: Buana Pustaka. 2008), hlm. 2. Lihat Moh. Murtadho, Ilmu Falak Praktis. (Malang: UIN-Malang Press. 2008), hlm. 7.

Upload: mahendra-khalid-bin-walid

Post on 05-Dec-2014

376 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

ILMU FALAK (TUGAS UAS)

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Perhitungan Arah Kiblat

PERHITUNGAN ARAH KIBLAT1

Oleh: Luqman Al-Hakim Musthafa

A. PENDAHULUAN

Bahasan ilmu falak yang dipelajari dalam Islam erat

kaitannya dengan pelaksanaan ibadah, sehingga pada umumnya

ilmu falak ini mempelajari empat bidang, di antaranya:

1. Arah kiblat dan bayangan arah kiblat;

2. Waktu-waktu shalat;

3. Penentuan awal bulan (khususnya bulan Qamariyah); dan

4. Gerhana (gerhana matahari dan gerhana bulan).2

Pembahasan makalah ini fokus hanya mengenai arah

kiblat yaitu berkenaan dengan perhitungan arah kiblat. Ilmu

falak yang membahas penentuan arah kiblat pada dasarnya

adalah menghitung berapa besar sudut yang diapit oleh garis

meridian yang melewati suatu tempat yang dihitung arah

kiblatnya dengan lingkaran besar yang melewati tempat yang

bersangkutan dan Ka’bah, serta menghitung jam berapa

matahari itu memotong jalur menuju Ka’bah.3

Arah kiblat merupakan kebutuhan umat Islam, karena

melaksankan ibadah shalat setiap muslim harus menghadap ke

arah kiblat. Menghadap ke arah kiblat menjadi syarat sah bagi

umat Islam yang hendak menuanikan shalat baik shalat fardhu

maupun shalat nawafil. Pengukuran arah kiblat dapat

dimanfaatkan untuk menentukan posisi kuburan umat Islam,

1Disampaikan pada perkuliahan Ilmu Falak pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Tahun 2013

2Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik. (Yogyakarta: Buana Pustaka. 2008), hlm. 2. Lihat Moh. Murtadho, Ilmu Falak Praktis. (Malang: UIN-Malang Press. 2008), hlm. 7.

3Murtadho, Ilmu Falak, hlm.8.

Page 2: Makalah Perhitungan Arah Kiblat

karena orang-orang Islam yang meninggal pada saat dikuburkan

selayaknya pada posisi mengahadap ke arah kiblat. Posisi

bangunan masjid dan mushola kerap kali tidak searah dengan

kiblat, sehingga dalam pelaksanaan ibadah shalat berjamaah,

ada yang tepat mengahadap ke arah kiblat, bahkan ada jamaah

yang shalat di masjid yang sudah dibangun searah dengan

kiblat, ketika ia shalat masi menyerongkan diri ke kanan. Oleh

karena itu, dapat dibayangkan jika masjid itu sudah serong

terlalu kanan sebanyak 100 , kemudian masih menyerongkan

diri lagi ke kanan sebanyak 230, maka orang yang salat di majid

tersebut bukan lagi mengahadap ke arah kiblat tapi sudah

menyimpang sebanyak 330. Maka kiblat orang shalat dapat

dipastikan tidak mengahadp Baitullah di Makkah, tetapi

mengahadap ke Masjidil Aqsha di Yarussalem.

Dengan demikian, sebaiknya setiap muslim mengetahui

pedoman yang digunakan untuk mengetahui arah kiblat, baik

untuk pelaksanaan ibadah shalat maupun untuk pembangunan

tempat-tempat ibadah. Kaidah dalam menentukan arah kiblat

memerlukan suatu ilmu khusus yang harus dipelajari atau

sekurang-kurangnya menyakini arah yang dibenarkan agar

sesuai dengan syari’at.

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Kiblat dan Dasar Hukumnya

Secara etimologi kata kiblat berasal dari bahasa Arab

qiblah, yaitu salah satu bentuk masdar (derivasi) dari qabala,

yaqbalu, qiblah yang berarti menghadap(munawir, 1997:1078)

atau berarti arah dan arah yang dimaksud adalah arah ke

Ka’bah.4 Kiblat yang mempunyai pengertian arah, identik 4 Ibid, hlm. 123.

Page 3: Makalah Perhitungan Arah Kiblat

dengan kata jihah dan syathrah, yang dalam bahasa Latin

dikenal dengan istilah azimuth yang dalam ilmu Falak diartikan

sebagai arah yang posisinya diukur dari titik utara sepanjang

lingkaran horizontal se arah jarum jam.5

Secara terminologi, para ulama memberikan definisi yang

variatif tentang arah kiblat, di antaranya:

a. Muhyiddin Khazin mendefiniskan kiblat sebagai arah atau

jarak terdekat sepanjang lingkaran besar yang melewati kota

Makah (Ka’bah) dengan tempat kota yang bersangkutan.6

b. Moh. Murtadho mendefinisikan kiblat sebagai arah terdekat

dari seseorang menuju Ka’bah dan setip muslim wajib

menghadap ke arahnya saat mengerjakan shalat. Dengan

kata lain, arah kiblat adalah suatu arah yang wajib dituju

oleh umat Islam ketika melakukan ibadah shalat dan ibadah-

ibadah yang lain.7

c. Abdul Aziz Dahlan mendefinisikan kiblat sebagai bangunan

Ka’bah atau arah yang dituju kaum muslimin dalam

melaksanakan sebagaian ibadah.8

Para ulama sepakat bahwa yang dimaksud kiblat adalah

Ka’bah yang berada di Masjidilharam kota Mekah Saudi Arabia,

sebagaimana ditegaskan dalam QS al Baqarah ayat 143, 144,

149, dan 150.9 Selain ayat al Qur’an juga terdapat dalam hadits-

hadits Rasulullah SAW, yang artinya:

“Bila kamu hendak shalat maka sempurnakanlah wudhu

lalu menghadap kiblat kemudian bertakbirlah” (HR Bukhari dan

Muslim dari Abu Hurairah).

5 Ibid.6 Khazin, Ilmu Falak, hlm.48.7Murtadho, Ilmu Falak. hlm. 126.8Ensiklopedi hukum islam9Sofwan Jannah, Pengukuran Arah Kiblat dan Problematikanya

(Yogyakarta, 2007), http://rukyatulhilal.org. hlm. 1

Page 4: Makalah Perhitungan Arah Kiblat

Baitullah adalah kiblat bagi orang-orang di masjidilharam.

Masjidil haram adalah kiblat bagi penduduk tanah haram

(Makah) dan tanah haram adalah kiblat bagi semua umatku di

bumi, baik di barat ataupun di timur (HR. al-Baihaqi dari Abu

Hurairah).

2. Kaidah Penetapan Arah Kiblat

Ulama Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali telah

bersepakat bahwa mengahadap kiblat salah satu syarat sahnya

shalat. Atas dasar al Quran dan dan As Sunnah ulama Syafi’iyah

dan Hanabilah berpendapat bahwa kiblat adalah ain al Ka’bah

(Ka’bah-nya sendiri). Oleh karena itu, orang yang akan

melakukan shalat harus berusaha dengan maksimal untuk

mengetahui arah ain al ka’bah, baik berada di daerah yang

terdekat dengan Ka’bah maupun yang jauh dari Ka’bah. Ulama

Hanafiyah dan Malikiyah berpendapat hanya bagi yang shala di

Masjidilharam harus langsung menghadap ke arah ain al ka’bah,

sedangkan bagi yang jauh cukup mengahadap kea rah jihat al

ka’bah, alasannya menentukan arah ke ain al ka’bah bagi yang

jauh dari Ka’bah sangat sulit (masaqqah).10

Dengan demikian kaidah penetapan arah kiblat terdapat

tiga macam di antaranya: mengahadap Kiblat Yakin (qiblat

yaqiin), mengahadap kiblat perkiraan (qiblat dzan), dan

mengahadap kiblat ijtihad (qiblat ijtihad).

a. Menghadap Kiblat Yakin

Seseorang yang berada di dalam Masjidil haram dan

melihat langsung Ka’bah, wajib menghadapkan dirinya ke

Kiblat dengan penuh yakin (ainul Ka’bah). Kewajiban

tersebut bias dipastikan terlebih dahulu dengan melihat atau

menyentuhnya bagi orang yang buta atau dengan cara lain 10Ibid.,hlm. 3.

Page 5: Makalah Perhitungan Arah Kiblat

yang bias digunakan misalnya pendengaran. Sedangkan bagi

seseorang yang berada dalam bangunan Ka’bah itu sendiri

maka kiblatnya adalah dinding ka’bah.

b. Menghadap Kiblat Perkiraan

Seseorang yang berada jauh dari Ka’bah yang berada

di luar Masjidil Haram atau sekitar tanah suci Makkah

sehingga tidak dapat melihat bangunan Ka’bah, mereka

wajib menghadap kea rah Masjidil Haram sebagai maksud

menghadap ke arah Kiblat secara dzan atau jihadul ka’bah

untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan bertanya

kepada mereka yang mengetahui seperti penduduk Makkah

atau melihat tanda-tanda kiblat atau shaff yang sudah

dibuat di tempat-tempat tersebut.

c. Menghadap Kiblat Ijtihad

Ijtihad arah kiblat digunakan seseorang yang berada di

luar tanah suci Makkah atau bahkan di luar Negara Arab

Saudi. Bagi yang tidak tahu arah dan ia tidak dapat mengira

Kiblat Dzan nya maka ia boleh menghadap kemanapun yang

ia yakini sebagai arah kiblat. Ijtihad dapat digunakan untuk

menentukan arah kiblat dari suatu tempat yang terletak jauh

dari Masjidil Haram. Di antaranya ijtihad menggunakan

posisi rasi bintang, bayangan matahari, arah matahari

terbenam dan perhitungan segitiga bola maupun

pengukuran menggunakan peralaan modern (kompas, GPS,

theodolit, dsb.).11

3. Tatacara Menentukan arah Kiblat

11Mutoha bin Akanuddin, Perhitungan dan Pengukuran Arah Kiblat (Yogyakarta, 2007). http://rukyatulhilal.org, hlm.5-6.

Page 6: Makalah Perhitungan Arah Kiblat

Penentuan arah kiblat dapat dilakukan dengan tiga cara,

yaitu:

a. Mengamati ketika matahari tepat di atas ka’bah;

b. Melakukan suatu perhitungan arah kiblat dengan ilmu

ukur segitiga bola (spherical trigonometri);

c. Mengamati atau memperhatikan pada saat bayangan

matahari (terhadap suatu benda tegak) se arah dengan

arah kiblat.

Cara yang pertama dapat dilakukan dengan cara tanpa

mengetahui koordinat tempat yang akan dicari arah kiblatnya,

tetapi cukup menunggu kapan saatnya posisi matahari tepat

berada di atas Ka’bah. Hal ini terjadi dua kali selama satu tahun

yaitu tanggal 27 Mei (tahun Kabisat) atau 28 Mei (tahun

pendek/basithah) jam 11.57 LMT atau 16.18 WIB (jarak LMT

Mekah dan WIB sekitar 4 jam 21 menit) dan 15 Juli (tahun

Kabisat) atau 16 Juli (tahun pendek/basithah)jam 12.06 LMT

atau 16.27 WIB.

Dalam makalah ini hanya akan disampaikan penentuan

arah kiblat melalui penghitungan dengan ilmu ukur segitiga

bola.

4. Perhitungan Arah Kiblat

Sebelum ke perhitungan arah kiblat sebaiknya mengetahui

terlebih dahulu tentang koordinat posisi geografis. Kordinat

masing-masing disebut lintang/latitude dan bujur/longitude.

Latitude/lintang adalah garis vertikal yang menyatakan jarak

sudut sebuah titik dari lintang nol derajat yaitu garis equator.

Sedangkan longitude/bujur adalah garis horizontal yang

Page 7: Makalah Perhitungan Arah Kiblat

menyatakan jarak sudut sebuah titik dari bujur nol derajat yaitu

garis Prime Meridian.12

No Indonesia Nilai Arab Internasio

nal

Simbol

1 Lintang

(LU/LS)

+/- ‘ardul

balad

Latitude (U/S) Phi=φ

2 Bujur (BT/BB) +/- Thulul

balad

Longitude

(E/W)

Lamda=λ

Untuk perhitungan arah kiblat, ada tiga buah titik yang

diperlukan, yaitu:

a. Titik A, terletak di Ka’bah (φ= 21025’25” LU dan

λ=39049’39”BT.

b. Titik B, terletak dilokasi yang akan dihitung arah kiblatnya.

c. Titik C, terletak di titik kutub Utara.

Adapun rumus-rumus yang dapat digunakan di antaranya:

a. Tg K=sin ( λt−λK )

cosφt .tanφK−sinφt .cos ( λt− λK)

K=sudut arah kiblat dari utara ke barat

12Jannah, Pengukuran Arah, hlm.7.

1800

1800

900

900

LU(+)BT(+)

LS(-)BT(+)

LS(-)BB(-)

LU(+)BB(-)

Page 8: Makalah Perhitungan Arah Kiblat

φK=lintang Ka’bah (21025’25” LU)

λK=bujur Ka’bah (39049’39” BT)

φt=lintang tempat/kota ybs

λt=bujur tempat/kota

catatan: K=n dihitung dari ditik utara sejati ke arah barat

b. tanK= sinCcosφtp. tanφKb−sinφtp . cosC

c. CotanB= cotanb .sinasinC

−cosa . cotanC

a= 900 - lintang tempat

b=900 - lintang ka’bah

C=jarak bujur antara bujur tempat yang dihitung arah

kiblatnya dengan bujur ka’bah(39049’39” BT), sehingga:

-jika λ = 00000’00” s.d. 39049’39” BT maka C = 39049’39”

– λ

-jika λ = 39049’39” s.d. 180000’00” BT maka C = λ -

39049’39”

-jika λ = 00000’00” s.d. 140010’21” BB maka C =(λ) +

39049’39”

-jika λ = 140010’21” s.d. 180000’00” BB maka C =

320010’21” – (λ)

C. PENUTUP

Semoga makalah ini bermanfaat untuk melakukan koreksi

dan interpretasi terhadap penentuan arah kiblat supaya jadi

salah satu alternatif dalam penyempurnaan ibadah. Karena

menghadap kiblat dalam ibadah terutama shalat merupakan

syarat sah nya ibadah kita.

Page 9: Makalah Perhitungan Arah Kiblat

Segala kritik dan saran yang membangun dapat

dilayangkan melalui e-mail : [email protected] atau fb:

[email protected].

Wallahu a’lam bii ashshawaab

DAFTAR PUSTAKA

Akanuddin, Mutoha bin. 2007. Perhitungan dan Pengukuran

Arah Kiblat. http://rukyatul hilal.org.

Jannah, Sofwan. 2007. Pengukuran Arah Kiblat dan

Problematikanya. http://rukyatul hilal.org.

Khazin, Muhyiddin. 2008. Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik.

Yogyakarta: Buana Pustaka.

Murtadho, Moh. 2008. Ilmu Falak Praktis. Malang:UIN-Malang

Press.

Page 10: Makalah Perhitungan Arah Kiblat

PERHITUNGAN ARAH KIBLAT

MAKALAH

Disampaikan pada Diskusi Kelompok Kerja Penyuluh

Agama Islam

Kabupaten Garut tanggal 16 Maret 2011

Oleh:

Page 11: Makalah Perhitungan Arah Kiblat

LUQMAN AL-HAKIM MUSTHAFA, S.Pd.I.

NIP 19840904 200901 1 015

KEMENTERIAN AGAMA KANTOR KABUPATEN GARUT

1432 H/2011 M