makalah perencanaan tenaga keperawatan
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MAKALAH
“PERENCANAAN TENAGA KEPERAWATAN”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan
Dosen Pengampu : Deden Iwan Setiawan, S.Kep., Ns.,M.Kep.
OLEH :
KELAS A.74
KELOMPOK V :
1. RIA ANDRIANI (10130147)
2. EVA MARIA EFRILIANA (10130163)
3. NURIYANTO PRASSETYO (10130178)
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
yang dilimpahkan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perencanaan Tenaga Keperawatan”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah manajemen dalam
kebutuhan tenaga keperawatan yang dapat mempengaruhi profesi keperawatan dan pelayanan
kesehatan dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata
kuliah “Manajemen Keperawatan”. Rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami ucapkan
kepada Dosen Pengampu mata kuliah Manajemen Keperawatan dan teman-teman karena dalam
proses pendalaman materi ini kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi bahasa, pengelolaan maupun dalam
penyusunannya. Maka segala kritik dan saran yang membangun akan kami terima.
Yogyakarta, Maret 2013
(KELOMPOK V) Penulis
DAFTAR ISI
Cover
Kata pengantar…………………………………………………………………………… i
Daftar isi…………………………………………………………………………..…….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………. 1
1.2. Tujuan Penulisan Makalah………………………………………….………….. 2
1.2.1. Tujuan Umum………………………………………………………… 2
1.2.2. Tujuan Khusus……………………………………………………….. 3
BAB III TINJAUAN TEORIA. Definisi………………………………………………………………………….. 4
B. Metode Perhitungan Perencanaan Tenaga Keperawatan……………………….. 5
1. Metode Lokakarya PPNI…………………………………………………… 5
2. Metode Ilyas………………………………………………………………… 6
3. Metode Swansburg………………………………………………………….. 7
BAB III KASUS DAN PEMBAHASAN…………………………………………….. 8
BAB IV PENUTUPA. Kesimpulan……………………………………………………………………… 11
B. Saran…………………………………………………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….......
BAB IPENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sejalan dengan berkembangnya zaman, pelayanan kesehatan pun mengalami
perkembangan dalam upaya menghadapi era globalisasi yang menuntut persaingan yang
cukup tinggi diantara rumah sakit baik rumah sakit swasta maupun pemerintah. Pada kondisi
persaingan yang tinggi, pelanggan memiliki informasi yang memadai dan mampu untuk
memilih diantara beberapa alternatif pelayanan yang ada. Oleh karena itu untuk
memenangkan persaingan dalam mendapatkan pelanggan, rumah sakit harus dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas yang dapat memberikan kepuasan pada
klien (Windy Rakhmawati, 2008).
Salah satu bagian yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yaitu pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang mempunyai kontribusi yang besar terhadap pelayanan
kesehatan, selain itu keperawatan merupakan armada terbesar dalam pelayanan kesehatan di
suatu rumah sakit sehingga pelayanan keperawatan mempunyai posisi yang sangat penting
dan strategis dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit. Dan salah
faktor utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan adalah tenaga
keperawatan yang efektif dan efisien sebagai sumber daya manusia (Windy Rakhmawati,
2008).
Efektifitas dan efisiensi ketenagaan dalam keperawatan sangat ditunjang oleh
pemberian asuhan keperawatan yang tepat dan kompetensi perawat yang memadai. Oleh
karena itu, perlu kiranya dilakukan perencanaan yang strategis dan sistematis dalam
memenuhi kebutuhan tenaga keperawatan. Dan perencanaan yang baik mempertimbangkan :
klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan, metode pemberian asuhan keperawatan,
jumlah & kategori tenaga keperawatan serta perhitungan jumlah tenaga keperawatan. Untuk
itu diperlukan kontribusi dari manager keperawatan dalam menganalisis dan merencanakan
kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit rumah sakit (Windy Rakhmawati, 2008).
Pengembangan tenaga kesehatan khususnya perawata sudah menjadi tanggung jawab
pihak rumah sakit untuk memiliki tenaga perawat yang bermutu karena keperawatan adalah
suatu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam penyelenggaraan upaya menjaga
mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit (Aditama, 2004). Tercapainya mutu pelayanan di
rumah sakit dapat melalui kegiatan manajemen sumber daya manusia atau yang disebut juga
manajemen ketenagaan di RS yang meliputi analisis kini dan mendatang tentang kebutuhan
tenaga, recruitment, seleksi, penempatan yang sesuai (placement), promosi, pensiun
(separation), pengembangan karir, pendidikan dan pelatihan (Aditama, 2004).
Griffith JR (1987) dalam buku The Well Managed Community Hospital (dalam
Aditama, 2004) bahwa kegiatan dalam perencanaan meliputi mengantisipasi jumlah dan jenis
pekerjaan yang dibutuhkan, jadwal waktu untuk recruitment, retraining dan pemutusan
hubungan kerja bila dibutuhkan, gaji dan kompensasi yang akan diberikan dikaitkan dengan
kondisi sosial ekonomi yang ada serta berbagai kemungkinan perubahan dalam
kebijaksanaan kesehatan.
Di masa depan, manajemen SDM menjadi hal yang sangat potensial untuk diperhatikan
oleh para pemimpin rumah sakit. Ketepatan dalam pemilihan, penerimaan, pengelolaan dan
pengembangan SDM rumah sakit merupakan kunci sukses rumah sakit untuk berkembang
(Ilyas, 2004).
2. TUJUAN PENULISAN MAKALAH2.1. Tujuan Umum
Setelah membahas lebih lanjut mengenai “Perencanaan Tenaga Keperawatan”,
diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang Manajemen Keperawatan, khususnya
dalam manajemen perencanaan tenaga keperawatan dan metode perhitungannya yang
dapat mempengaruhi proses pelayanan kesehatan terutama pemberian asuhan
keperawatan yang berkualitas dalam rumah sakit.
2.2. Tujuan Khusus
1) Menjelaskan pengembangan tenaga keperawatan di rumah sakit.
2) Menjelaskan perencanaan tenaga keperawatan di rumah sakit.
3) Menghitung kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit dengan metode
Lokakarya PPNI, metode Ilyas dan metode Swansburg.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Perencanaan tenaga (staffing) keperawatan merupakan salah satu fungsi utama
pimpinan organisasi dalam keperawatan. Keberhasilan pimpinan organisasi dalam
merencanakan perawat ditentukan oleh kualitas SDM (Arwani & Suprianto, 2006).
Perencanaan tenaga kesehatan adalah proses memperkirakan jumlah tenaga dan jenis
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai target pelayanan
kesehatan yang telah ditentukan dan mencapai tujuan kesehatan. Perencanaan ini mencakup
persiapan: siapa yang berbuat apa, kapan, dimana, bagaimana, dengan sumber daya apa dan
untuk populasi mana. Perencanaan tenaga rumah sakit adalah sebagai perencanaan tenaga
kesehatan untuk mencapai target pelayanan rumah sakit yang dibutuhkan yang akan
membantu pencapaian target kesehatan. Langkah-langkah perencanaan tenaga rumah sakit
secara garis besar sama dengan langkah-langkah perencanaan tenaga pada umumnya.
Memang ada beberapa kekhususan-kekhususan sesuai dengan fungsi rumah sakit (Junaidi,
1988 dalam Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Di Instalasi Rawat Inap RSUD Karimun
oleh Liza Sri, 2011).
Menurut Ilyas (2004) dalam menentukan kebutuhan SDM rumah sakit harus
memperhatikan beberapa faktor seperti ukuran dan tipe rumah sakit; fasilitas dan tipe
pelayanan yang ditawarkan; jenis dan jumlah peralatan dan frekuensi pemakaiannya;
kompleksitas penyakit; usia pasien dan lamanya waktu tinggal di rumah sakit; pemberian
cuti, seperti melahirkan, liburan, sakit, dan tugas belajar; keterbatasan anggaran; turn over
(mengundurkan diri) personel dan tingkat ketidak hadiran; pelayanan dan perawatan
kesehatan 24 jam dan lain-lain
Menurut Suyanto (2008), perhitungan tenaga kerja perawat perlu diperhatikan hal-hal,
sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan.
a. Faktor klien, meliputi : tingkat kompleksitas perawat, kondisi pasien sesuai dengan
jenis penyakit dan usianya, jumlah pasien dan fluktuasinya, keadaan sosial ekonomi
dan harapan pasien dan keluarga.
b. Faktor tenaga, meliputi : jumlah dan komposisi tenaga keperawatan, kebijakan
pengaturan dinas, uraian tugas perawat, kebijakan personalia, tingkat pendidikan dan
pengalaman kerja, tenaga perawat spesialis dan sikap ethis professional.
c. Faktor lingkungan, meliputi : tipe dan lokasi rumah sakit, layout keperawatan,
fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan, kelengkapan peralatan medik atau
diagnostik, pelayanan penunjang dari instalasi lain dan macam kegiatan yang
dilaksanakan.
d. Faktor organisasi, meliputi : mutu pelayanan yang ditetapkan dan kebijakan
pembinaan dan pengembangan.
B. METODE PERHITUNGAN PERENCANAAN TENAGA KEPERAWATAN
1. Metode Lokakarya PPNI
Penentuan kebutuhan tenaga perawat menurut Lokakarya PPNI dengan mengubah
satuan hari dengan minggu. Selanjutnya jumlah hari kerja efektif dihitung dalam
minggu sebanyak 41 minggu dan jumlah kerja perhari selama 40 jam per minggu.
PPNI berusaha menyesuaikan lama kerja dan libur yang berlaku di Indonesia:
Tenaga Perawat =( A × 52 minggu)×7 Hari (TT × BOR )
Harikerja efektif × total jam kerja perminggu + 25%
Keterangan :
A = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan oleh pasien perhari
52 minggu = 365 hari dalam setahun : 7
TT = Tempat Tidur
BOR (Bed Occupancy Rate) adalah presentase rata-rata jumlah tempat tidur yang
digunakan selama periode tertentu (satu semester/tahun)
Hari kerja efektif yang dihitung sebagai berikut :
= (365 – (52 hari minggu + 12 hari libur nasional + 12 hari cuti tahunan)
= 289 hari : 7 hari/minggu
= 41 minggu
Total jam kerja perminggu = 40 jam
Komponen 25% yaitu tingkat penyesuaian terhadap produktivitas
2. Metode Ilyas
Metode ini dikembangkan oleh Yaslis Ilyas sejak tahun 1995. Metode ini berkembang
karena adanya keluhan dari rumah sakit di Indonesia bahwa metode Gillies
menghasilkan jumlah perawat yang terlalu kecil, sehingga beban kerja perawat tinggi,
sedangkan PPNI menghasilkan jumlah perawat yang terlalu besar sehingga tidak
efisien.
Rumus dasar dari formula ini adalah sebagai berikut :
Tenaga Perawat = A × B × 365 hari
(255 × Jam Kerja /hari)
Keterangan :
A = Jam perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien)
B = sensus harian (BOR x jumlah tempat tidur)
365 = jumlah hari kerja selama setahun
255 = hari kerja efektif perawat/tahun
= {365 - (12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan) x 34
}
= 255 hari
Jam kerja/hari = 6 jam, didapat dari 40 jam (total jam kerja/minggu) : 7 hari
Indeks ¾ merupakan indeks yang berasal dari karakteristik jadwal kerja perawat
dirumah sakit yang dihitung dari setiap empat hari kerja efektif, dimana perawat
mendapat libur satu hari setelah jadwal jaga malam. Uraiannya sebagai berikut hari
pertama perawat masuk pagi, hari kedua siang, hari ketiga malam dan hari keempat
perawat mendapat libur satu hari.
3. Metode Swansburg
Formula perhitungannya adalah sebagai berikut;
a. Total jam perawat /hari :
b. Jumlah perawat yang dibutuhkan perhari :
Sehingga dari rumus dapat disimpulkan menjadi :
=
Jumlahrata−rata pasien /hari× jumlah jam kontak perawat−pasien/hariJam kerja /hari
Rumus selanjutnya adalah untuk menghitung jumlah shift dan kebutuhan perawat
dalam satu minggu.
a. Jumlah shift perminggu :
b. Jumlah perawat yang dibutuhkan perminggu
Menurut Warstler dalam Swansburg & Swansburg (1999), merekomendasikan untuk
pembagian proporsi dinas dalam satu hari :
Pagi : Siang : Malam = 47 % : 36 % : 17 %.
Keterangan :
Jumlah hari kerja/minggu = 6 hari
= Jumlah Klien × Jumlah jam kontak perawat-klien
=
Total jam perawat /hariJumlah jam kerja/hari
= Jumlah perawat yang dibutuhkan/hari × Jumlah shift dalam 1 minggu
= Jumlah shift /minggu
jumlahhari kerja /minggu
Jumlah jam kerja/hari = 7 jam, didapat dari 40 jam (total jam kerja/minggu) :
6 hari
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
I. Contoh Kasus 1 : Perhitungan menggunakan metode PPNI
Diketahui rata-rata perawatan selama 24 jam adalah 40 jam seperti pada tabel, BOR rata-rata
70 %, dan jumlah tempat tidur 100 buah. Hitung berapa kebutuhan perawat di rumah sakit
tersebut. Tabel rata-rata perawatan selama 24 jam
No. Jenis/KategoriRata-rata
pasien/hari
Rata-rata jam
perawatan
pasien/hari
Jumlah jam
perawatan
/hari
1. Pasien Bedah 10 4 40
Jawab :
Tenaga Perawat =( A × 52 minggu)×7 Hari (TT × BOR )
Harikerja efektif × total jam kerja perminggu + 25%
= (40 ×52 minggu ) ×7 hari (100× 0,7)
41 minggu ×40 jam + 25%
= (2080 )× 7(70)
1640 + 25%
= 1019200
1640+25 %
= 621,46 + 155,36 = 776,82 = 777.
Jadi, jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan ialah 777 orang.
II. Contoh Kasus 2 : Perhitungan menggunakan metode Ilyas
Diketahui rata-rata perawatan selama 24 jam adalah 6 jam, BOR rata-rata 70 %, jumlah
tempat tidur 100, berapa kebutuhan perawat di rumah sakit tersebut :
Jawab :
Tenaga Perawat = A × B × 365 hari
(255 × Jam Kerja /hari)
= 6 × (100 ×0,7 )× 365
255 ×6
= 6 ×70 ×365
1530
= 153.300
1.530
= 100,19 = 100.
Jadi, jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan ialah 100 orang.
III.Contoh Kasus 3 : Perhitungan menggunakan metode Swansburg
Diketahui pada suatu unit dengan 24 tempat tidur dan jumlah klien perhari rata-rata 17
orang. Jumlah jam kontak langsung perawat-klien = 5 jam/klien/hari, total jam kerja/
minggu = 40 jam.
Jawab :
1) Total jam perawat /hari = Jumlah Klien × Jumlah jam kontak perawat-klien
= 17 × 5 jam
= 85 jam
2) Jumlah perawat yang dibutuhkan perhari = Total jam perawat /hariJumlah jam kerja/hari
= 857
= 12,143 = 12 orang perawat/hari
3) Jumlah shift perminggu
= Jumlah perawat yang dibutuhkan/hari × Jumlah shift dalam 1 minggu
= 12 × 7
= 84 shift/minggu
4) Jumlah perawat yang dibutuhkan perminggu = Jumlah shift /minggu
jumlahhari kerja /minggu
= 84
6 hari = 14 orang.
Jadi, Total 14 orang perawat = 12 orang perawat yang dibutuhkan perhari + 2 orang
perawat cadangan.
5) Pembagian proporsi dinas dalam satu hari :
Sehingga jika jumlah total staf keperawatan/hari = 12 orang, maka pembagian shiftnya :
Pagi : 47% × 12 = 5,64= 6 orang
Sore : 36% × 12 = 4,32 = 4 orang
Malam : 17% × 12 = 2,04 = 2 orang
Pagi : Siang : Malam = 47 % : 36 % : 17 %
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Salah satu aspek penting tercapainya mutu pelayanan di suatu rumah sakit adalah
tersedianya tenaga keperawatan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan. Untuk hal ini
dibutuhkan kesiapan yang baik dalam membuat perencanaan terutama tentang
ketenagaan. Perencanaan ketenagaan ini harus benar-benar diperhitungkan sehingga tidak
menimbukan dampak pada beban kerja yang tinggi sehingga memungkinkan kualitas
pelayanan akan menurun. Bila hal ini dibiarkan akan menyebabkan angka kunjungan
klien ketempat pelayanan kesehatan akan menurun sehingga pendapatan rumah sakit juga
akan menurun.
Seorang menajer keperawatan harus mampu membuat perencanaan ketenagaan
dengan baik, yaitu dengan memanfaatkan hasil perhitungan yang didasarkan pada data-
data kepegawaian sesuai dengan yang ada di rumah sakit tersebut. Dalam melakukan
penghitungan kebutuhan tenaga perawat di rumah sakit, kita dapat menggunakan
beberapa rumus dimana tiap metode penghitungan pada prinsipnya hampir sama akan
tetapi memiliki kekhasan bagi situasi dan kondisi tertentu dari sistem pemberian layanan
asuhan keperawatan kepada klien.
B. SARAN
Bagi Mahasiwa
Berdasarkan kekurangan yang sudah disampaikan oleh penulis, diharapkan
mahasiswa dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang
manajemen keperawatan, bahkan mengembangkan metode perhitungan dalam
perencanaan tenaga keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan rumah sakit di
Indonesia.
Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar tidak hanya meningkatkan keterampilan dalam
memberikan praktik asuhan keperawatan (care giver), tetapi juga meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam hal manajerial (koordinator) baik dalam
manajemen kasus atau mengorganisasi pelayanan kesehatan sehingga perawat dapat
memberikan asuhan keperawatan yang maksimal.
Bagi Dunia Keperawatan
Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, manajemen keperawatan dalam
perencanaan tenaga keperawatan dapat terus ditingkatkan sehingga dapat menambah
pengetahuan yang lebih baik bagi dunia keperawatan, serta dapat diaplikasikan untuk
mengembangkan kompetensi dalam keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama Y.C. (2004). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Cetakan Ketiga. Universitas
Indonesia. Jakarta. Diunduh 1 Maret 2013 Pukul 21.29 WIB.
Arwani & Heru Suprianto. 2005. Manajemen Keperawatan; Pengelolaan Tenaga Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Devi, Liza Sri Kusuma. 2011. Tesis Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Di Instalasi Rawat
Inap RSUD Karimun Tahun 2010. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Diunduh 6 Maret 2013 Pukul 13.45 WIB.
Ilyas, Yaslis. (2004). Perencanaan SDM Rumah Sakit: Teori, Metoda dan Formula. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Diunduh 1 Maret 2013 Pukul 22.30 WIB.
Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional,
Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Swansburg. R.C., & Swansburg R.J. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan untuk Perawat Klinis. Jakarta : EGC.