makalah - · pdf filemakalah “penjadwalan ... inti dari algoritma ini adalah simple /...

16
Mahasiswa : Elan K. Luwiti Dosen : Azwar, M. Kom Makalah PENJADWALAN PROSESDosen : Azwar, M. Kom DI SUSUN OLEH ELAN K.LUWITI NIM :T3114117 KELAS 2/KC FAKULTAS ILMU KOMPUTER (FIKOM) UNIVERSITAS ICSHAN GORONTALO 2015

Upload: phamngoc

Post on 05-Mar-2018

304 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah -   · PDF fileMakalah “PENJADWALAN ... Inti dari algoritma ini adalah simple / paling sederhana karena prinsipnya sama seperti prinsip antrian tak berprioritas

Mahasiswa : Elan K. Luwiti Dosen : Azwar, M. Kom

Makalah

“PENJADWALAN PROSES”

Dosen : Azwar, M. Kom

DI SUSUN OLEH

ELAN K.LUWITI

NIM :T3114117

KELAS 2/KC

FAKULTAS ILMU KOMPUTER (FIKOM)

UNIVERSITAS ICSHAN GORONTALO

2015

Page 2: Makalah -   · PDF fileMakalah “PENJADWALAN ... Inti dari algoritma ini adalah simple / paling sederhana karena prinsipnya sama seperti prinsip antrian tak berprioritas

Mahasiswa : Elan K. Luwiti Dosen : Azwar, M. Kom

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat dan

karunianya baik berupa kesehatan maupun kesempatan sehingga penyusunan makalah ini dapat

terselesaikan sebagai mana mestinya.

Adapun tema yang saya sajikan yaitu ”PENJADWALAN PROSES” merupakan tugas

yang di berikan oleh dosen pembimbing mata kuliah guna memenuhi salah satu persyaratan

akademik,dalam standarisasi penilayan, meskipun makalah ini telah tersusun secara mendetail

maupun ilmiawi, namun saya menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kesalahan dan

kekurangan yang ada di dalamnya,oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak yang

sifatnya konstruktif (membangun), terutama dari teman-teman mahasiswa maupun dosen

pembimbing, sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini, harapan penulis muda-

mudahan makalah ini dapat memenuhi fungsinya.

Gorontalo, April 2015

Penyusun

Elan.K.Luwiti

Page 3: Makalah -   · PDF fileMakalah “PENJADWALAN ... Inti dari algoritma ini adalah simple / paling sederhana karena prinsipnya sama seperti prinsip antrian tak berprioritas

Mahasiswa : Elan K. Luwiti Dosen : Azwar, M. Kom

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

2. Rumusan Masalah

3. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

1. Penjadwalan proses Fifo(Firs in-First on)

2. Penjadwalan proses Shortest Job First(Sjf)

3. Penjadwalan Proses Round Robin(RR)

4. Penjadwalan Proses Priority Scheduling(Ps)

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah -   · PDF fileMakalah “PENJADWALAN ... Inti dari algoritma ini adalah simple / paling sederhana karena prinsipnya sama seperti prinsip antrian tak berprioritas

Mahasiswa : Elan K. Luwiti Dosen : Azwar, M. Kom

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penjadwalan merupakan kumpulan kebijaksanaan dan mekanisme di sistem operasi yang

berkaitan dengan urutan kerja yang dilakukan sistem komputer. Penjadwalan adalah fungsi dasar

dari sistem operasi. Semua resources pada komputer dijadwalkan sebelum digunakan.

Penjadwalan bertugas untuk memutuskan proses yang harus berjalan serta kapan dan selama

berapa lama proses itu berjalan.

Penjadwalan proses yaitu kumpulan kebijaksanaan dari mekanisme sistem operasi yang

berkaitan dengan urutan kerja yang di lakukan oleh sistem komputer.

Adapun tugas penjadwalan yaitu untuk memutuskan:

1. Proses yang harus berjalan

2. Kajian dan selama berapa lama proses itu bekerja

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara penjadualan dengan menggunakan strategi penjadualan berprioritas dan

penjadualan terjamin, ketika pemroses melakukan eksekusi proses yang berkaitan

dengan operasi pada beberapa peripheral I/O secara bersamaan?

2. Bagaimana membedakan strategi penjadualan berprioritas dan penjadualan terjamin,

ketika penjadualan tersebut bekerja pada peripheral I/O?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui cara penjadualan dengan menggunakan strategi penjadualan

berprioritas dan penjadualan terjamin, ketika pemroses melakukan eksekusi proses yang

berkaitan dengan operasi pada beberapa peripheral I/O secara bersamaan

2. Untuk membedakan strategi penjadualan berprioritas dan penjadualan terjamin, ketika

penjadualan tersebut bekerja pada peripheral I/O

Page 5: Makalah -   · PDF fileMakalah “PENJADWALAN ... Inti dari algoritma ini adalah simple / paling sederhana karena prinsipnya sama seperti prinsip antrian tak berprioritas

Mahasiswa : Elan K. Luwiti Dosen : Azwar, M. Kom

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PENJADWALAN PROSES

Pada sistem komputer terdapat beberapa bentuk penjadwalan :

1. First-Come First-Served Scheduling (FCFS)

Inti dari algoritma ini adalah simple / paling sederhana karena prinsipnya sama seperti

prinsip antrian tak berprioritas. Page yang masuk terlebih dahulu maka yaitu yang akan keluar

duluan juga. Untuk algoritma ini menggunakan structure data stack. Jadi kerjanya yaitu dimana

kalau tidak ada frame yang kosong saat terjadi page fault maka korban yang dipilih adalah frame

dengan stack paling bawah seperti hal nya halaman yang sudah lama tersimpan didalam memory

maka dari itu algoritma ini juga bisa memindahkan page yang sering digunakan.

FCFS/FIFO bisa diartikan sebagai Proses yg tiba lebih dahulu akan dilayani lebih

dahulu.Kalau ada proses tiba pada waktu yg sama, maka pelayanan mereka dilaksanakan melalui

urutan mereka dalam antrian.Proses di antrian belakang harus menunggu sampai semua proses di

depannya selesai.Setiap proses yang berada pada status ready dimasukkan ke dalam FCFS queue

sesuai dengan waktu kedatangannya.

Proses yang pertama kali meminta jatah waktu untuk menggunakan CPU akan dilayani

terlebih dahulu. Pada skema ini, proses yang meminta CPU pertama kali akan dialokasikan ke

CPU pertama kali.

Misalnya terdapat tiga proses yang dapat dengan urutan P1, P2, dan P3 dengan waktu

CPU-burst dalam milidetik yang diberikan sebagai berikut :

Process Burst Time

P1 24

P2 3

P3 3

Gant Chart dengan penjadwalan FCFS adalah sebagai berikut :

P1 P2 P3

0 24 27 30

Page 6: Makalah -   · PDF fileMakalah “PENJADWALAN ... Inti dari algoritma ini adalah simple / paling sederhana karena prinsipnya sama seperti prinsip antrian tak berprioritas

Mahasiswa : Elan K. Luwiti Dosen : Azwar, M. Kom

Waktu tunggu untuk P1 adalah 0, P2 adalah 24 dan P3 adalah 27 sehingga rata-rata waktu

tunggu adalah (0 + 24 + 27)/3 = 17 milidetik. Sedangkan apabila proses datang dengan urutan

P2, P3, dan P1, hasil penjadwalan CPU dapat dilihat pada gant chart berikut :

P2 P3 P1

0 3 6 30

Waktu tunggu sekarang untuk P1 adalah 6, P2 adalah 0 dan P3 adalah 3 sehingga ratarata

waktu tunggu adalah (6 + 0 + 3)/3 = 3 milidetik. Rata-rata waktu tunggu kasus ini jauh lebih

baik dibandingkan dengan kasus sebelumnya. Pada penjadwalan CPU dimungkinkan terjadi

Convoy effect apabila proses yang pendek berada pada proses yang panjang.

Algoritma FCFS termasuk non-preemptive. karena, sekali CPU dialokasikan pada suatu

proses, maka proses tersebut tetap akan memakai CPU sampai proses tersebut melepaskannya,

yaitu jika proses tersebut berhenti atau meminta I/O.

Contoh Soal :

Jika diketahui terdapat 5 macam antrian proses, yaitu A-B-C-D-E dengan waktu kedatangan

semuanya 0-1-2-2-5. Lama proses berturut-turut antara lain: 5-2-6-8-3.

Pertanyaan:

Kapan dimulainya eksekusi dari tiap-tiap antrian proses tsb?

Kapan selesai eksekusinya?

Hitung Turn Arround Time (TA)-nya?

Berata rerata TA?

Rumus

TA = Waktu Tunggu + Lama Eksekusi

Rerata TA = ∑TA / ∑Job

Waktu Tunggu = Mulai Eksekusi – Waktu Tiba

Page 7: Makalah -   · PDF fileMakalah “PENJADWALAN ... Inti dari algoritma ini adalah simple / paling sederhana karena prinsipnya sama seperti prinsip antrian tak berprioritas

Mahasiswa : Elan K. Luwiti Dosen : Azwar, M. Kom

jawab:

Kelemahan dari algoritma ini:

Waiting time rata-ratanya cukup lama.

Terjadinya convoy effect, yaitu proses-proses menunggu lama untuk menunggu 1 proses

besar yang sedang dieksekusi oleh CPU.

Algoritma ini juga menerapkan konsep nonpreemptive, yaitu setiap proses yang sedang

dieksekusi oleh CPU tidak dapat di-interrupt oleh proses yang lain.

2. Shortest Job First Scheduler (SJF)

Shortest Job First (SJF) Merupakan penjadwalan tidak berprioritas dan Non Preventive.

Maksud NonPreveentive disini ialah ketika proses diberi jatah waktu penggunaan prosessor

maka processor tidak dapat diambil proses lain, sampai proses tersebut selesai di eksekusi.

Penjadwalan ini mengasumsikan waktu jalan proses sampai selesai diketahui sebelumnya.

Mekanismenya adalah menjadwalkan proses dengan waktu jalan terpendek lebih dulu sampai

selesai, sehingga memberikan efisiensi yang tinggi dan turn around time rendah. Dalam artian

waktu yang digunakan saat program (job) mulai masuk ke system sampai proses diselesaikan

system, membutuhkan waktu yang singkat. Shortest Job First (SJF) bisa dikatakan algoritma

penjadwalan yang optimal dengan rata-rata waktu tunggu yang minimal.

Selain FCFS/FIFO ada juga yang namanya sjf(shortest job first)bisa diartikan yaitu

Setiap proses yang ada di ready queue akan dieksekusi berdasarkan burst time terkecil.

Mengakibatkan waiting time yang pendek untuk setiap proses dan waiting time rata-ratanya juga

menjadi pendek, sehingga dapat dikatakan ini adalah algoritma yang optimal.

Page 8: Makalah -   · PDF fileMakalah “PENJADWALAN ... Inti dari algoritma ini adalah simple / paling sederhana karena prinsipnya sama seperti prinsip antrian tak berprioritas

Mahasiswa : Elan K. Luwiti Dosen : Azwar, M. Kom

Langkahnya:

Langkah I: tentukan urutan prioritas berdasarkan pendeknya proses yang dilayani

Langkah II: penentuan proses mana yg dilayani oleh pemroses.

Contoh soal (dengan waktu tiba berbeda):

Jawaban :

Pada penjadwalan SJF, proses yang memiliki CPU burst paling kecil dilayani terlebih

dahulu. Terdapat dua skema :

1. Non preemptive, bila CPU diberikan pada proses, maka tidak bisa ditunda sampai CPU

burst selesai.

Page 9: Makalah -   · PDF fileMakalah “PENJADWALAN ... Inti dari algoritma ini adalah simple / paling sederhana karena prinsipnya sama seperti prinsip antrian tak berprioritas

Mahasiswa : Elan K. Luwiti Dosen : Azwar, M. Kom

2. Preemptive, jika proses baru datang dengan panjang CPU burst lebih pendek dari sisa

waktu proses yang saat itu sedang dieksekusi, proses ini ditunda dan diganti dengan

proses baru. Skema ini disebut dengan Shortest-RemainingTime-First (SRTF).

SJF adalah algoritma penjadwalan yang optimal dengan rata-rata waktu tunggu yang

minimal.

Misalnya terdapat empat proses dengan panjang CPU burst dalam milidetik.

Process Arrival Time Burst Time

P1 0.0 7

P2 2.0 4

P3 4.0 1

P4 5.0 4

Penjadwalan proses dengan algoritma SJF (non-preemptive) dapat dilihat pada gant chart berikut

:

P1 P3 P2 P4

0 7 8 12 16

Waktu tunggu untuk P1 adalah 0, P2 adalah 26, P3 adalah 3 dan P4 adalah 7 sehingga rata-rata

waktu tunggu adalah (0 + 6 + 3 + 7)/4 = 4 milidetik. Sedangkan Penjadwalan proses dengan

algoritma SRTF (preemptive) dapat dilihat pada gant chart berikut :

0 2 4 5 7 11 16

Waktu tunggu untuk P1 adalah 9, P2 adalah 1, P3 adalah 0 dan P4 adalah 4 sehingga rata-rata

waktu tunggu adalah (9 + 1 + 0 + 4)/4 = 3 milidetik.

Meskipun algoritma ini optimal, namun pada kenyataannya sulit buntu

diimplementasikan karena sulit untuk mengetahui panjang CPU burst berikutnya. Namun nilai

ini dapat diprediksi. CPU burst berikutnya biasanya diprediksi sebagai suatu rata-rata

eksponensial yang ditentukan dari CPU burst sebelumnya atau “Exponential Average”.

P 1 P 3 P 2 P 4 P 2 P 1

Page 10: Makalah -   · PDF fileMakalah “PENJADWALAN ... Inti dari algoritma ini adalah simple / paling sederhana karena prinsipnya sama seperti prinsip antrian tak berprioritas

Mahasiswa : Elan K. Luwiti Dosen : Azwar, M. Kom

Grafik hasil prediksi CPU burst dapat dilihat pada Gambar 4-3.

Sebagai contoh, jika α = 0,5, dan:

CPU burst (τn ) = 6 4 6 4 13 13 13 .

. .

τn = 10 8 6 6 5 9 11 12 .

. .

Pada awalnya τ0 = 6 dan τn = 10, sehingga : τ2 = 0,5 * 6 + (1 - 0,5) * 10 = 8 Nilai yang

dapat digunakan untuk mencari τ3 τ3 = 0,5 * 4 + (1 - 0,5) * 8 = 6

3. Priority Scheduling

Algoritma SJF adalah suatu kasus khusus dari penjadwalan berprioritas. Tiaptiap proses

dilengkapi dengan nomor prioritas (integer). CPU dialokasikan untuk proses yang memiliki

prioritas paling tinggi (nilai integer terkecil biasanya merupakan prioritas terbesar). Jika

beberapa proses memiliki prioritas yang sama, maka akan digunakan algoritma FCFS.

Penjadwalan berprioritas terdiri dari dua skema yaitu non preemptive dan preemptive. Jika ada

proses P1yang datang pada saat P0sedang berjalan, maka akan dilihat prioritas P1. Seandainya

prioritas P1 lebih besar dibanding dengan prioritas P0, maka pada non-preemptive, algoritma

tetap akan menyelesaikan P0sampai habis CPU burst-nya, dan meletakkan P1 pada posisi head

Gambar 4-3 : Prediksi panjang CPU burst berikutnya

Page 11: Makalah -   · PDF fileMakalah “PENJADWALAN ... Inti dari algoritma ini adalah simple / paling sederhana karena prinsipnya sama seperti prinsip antrian tak berprioritas

Mahasiswa : Elan K. Luwiti Dosen : Azwar, M. Kom

queue. Sedangkan pada preemptive, P0akan dihentikan dulu, dan CPU ganti dialokasikan untuk

P1.

Misalnya terdapat lima proses P1, P2, P3, P4dan P5yang datang secara berurutan dengan

CPU burst dalam milidetik.

Process Burst Time Priority

P1 10 3

P2 1 1

P3 2 3

P4 1 4

P5 5 2

Penjadwalan proses dengan algoritma priority dapat dilihat pada gant chart berikut :

0 1 6 16 18 19

Waktu tunggu untuk P1 adalah 6, P2 adalah 0, P3 adalah 16, P4 adalah 18 dan P5 adalah 1

sehingga rata-rata waktu tunggu adalah (6 + 0 +16 + 18 + 1)/5 = 8.2 milidetik.

4. Round-Robin Scheduling

Disingkat dengan RR. Model Penjadwalan. Penjadwalan ini merupakan :

a) Penjadwalan preemptive, bukan di-preempt oleh proses lain, tapi terutama oleh penjadwal

berdasarkan lama waktu berjalannya proses, disebut preempt by time.

b) Penjadwal tanpa prioritas.

Semua proses dianggap penting dan diberi sejumlah waktu proses yang disebut kwanta

(quantum) atau time slice dimana proses itu berjalan.

Ketentuan algoritma round robin adalah sebagai berikut:

1. Jika kwanta dan proses belum selesai maka proses menjadi runnable dan pemroses dialihkan

ke proses lain.

2. Jika kwanta belum habis dan proses menunggu suatu kejadian (selesainya operasi I/O), maka

proses menjadi blocked dan pemroses dialihkan ke proses lain

3. Jika kwanta belum habis tapi proses telah selesai, maka proses diakhiri dan pemroses

dialihkan ke proses lain.

Algoritma penjadwalan ini dapat diimplementasi sebagai berikut:

- Mengelola senarai proses read (runnable) sesuai urutan kedatangan.

P 2 P 5 P 1 P 3 P 4

Page 12: Makalah -   · PDF fileMakalah “PENJADWALAN ... Inti dari algoritma ini adalah simple / paling sederhana karena prinsipnya sama seperti prinsip antrian tak berprioritas

Mahasiswa : Elan K. Luwiti Dosen : Azwar, M. Kom

- Ambil proses yang berada di ujing depan antrian menjadi running.

- Bila kwanta belum habis dan proses selesai maka ambil proses di ujung depan antrian

proses ready.

- Jika kwanta habis dan proses belum selesai maka tempatkan proses running ke ekor antrian

proses ready dan ambil proses di ujung depatn antrian proses ready.

Round Robin

Algoritma ini menggilir proses yang ada di antrian. Proses akan mendapat jatah sebesar time

quantum. Jika time quantum-nya habis atau proses sudah selesai, CPU akan dialokasikan ke proses

berikutnya. Tentu proses ini cukup adil karena tak ada proses yang diprioritaskan, semua proses

mendapat jatah waktu yang sama dari CPU yaitu (1/n), dan tak akan menunggu lebih lama dari (n-

1)q dengan q adalah lama 1 quantum.

Algoritma ini sepenuhnya bergantung besarnya time quantum. Jika terlalu besar, algoritma ini akan

sama saja dengan algoritma first come first served. Jika terlalu kecil, akan semakin banyak peralihan

proses sehingga banyak waktu terbuang.

Permasalahan utama pada Round Robin adalah menentukan besarnya time quantum. Jika time

quantum yang ditentukan terlalu kecil, maka sebagian besar proses tidak akan selesai.

dalam 1 quantum. Hal ini tidak baik karena akan terjadi banyak switch, padahal CPU memerlukan

waktu untuk beralih dari suatu proses ke proses lain (disebut dengan context switches time).

Sebaliknya, jika time quantum terlalu besar, algoritma Round Robin akan berjalan seperti algoritma

first come first served. Time quantum yang ideal adalah jika 80% dari total proses memiliki CPU

burst time yang lebih kecil dari 1 time quantum.

Konsep dasar dari algoritma ini adalah dengan menggunakan time-sharing. Pada

dasarnya algoritma ini sama dengan FCFS, hanya saja bersifat preemptive. Setiap proses

mendapatkan waktu CPU yang disebut dengan waktu quantum (quantum time) untuk membatasi

waktu proses, biasanya 1-100 milidetik. Setelah waktu habis, proses ditunda dan ditambahkan

pada ready queue.

Jika suatu proses memiliki CPU burst lebih kecil dibandingkan dengan waktu quantum,

maka proses tersebut akan melepaskan CPU jika telah selesai bekerja, sehingga CPU dapat

segera digunakan oleh proses selanjutnya. Sebaliknya, jika suatu proses memiliki CPU burst

yang lebih besar dibandingkan dengan waktu quantum, maka proses tersebut akan dihentikan

sementara jika sudah mencapai waktu quantum, dan selanjutnya mengantri kembali pada posisi

ekor dari ready queue, CPU kemudian menjalankan proses berikutnya.

Page 13: Makalah -   · PDF fileMakalah “PENJADWALAN ... Inti dari algoritma ini adalah simple / paling sederhana karena prinsipnya sama seperti prinsip antrian tak berprioritas

Mahasiswa : Elan K. Luwiti Dosen : Azwar, M. Kom

Jika terdapat n proses pada ready queue dan waktu quantum q, maka setiap proses

mendapatkan 1/n dari waktu CPU paling banyak q unit waktu pada sekali penjadwalan CPU.

Tidak ada proses yang menunggu lebih dari (n-1)q unit waktu. Performansi algoritma round

robin dapat dijelaskan sebagai berikut, jika q besar, maka yang digunakan adalah algoritma

FIFO, tetapi jika q kecil maka sering terjadi context switch.

Misalkan ada 3 proses: P1, P2, dan P3yang meminta pelayanan CPU dengan quantum-time

sebesar 4 milidetik.

Process Burst Time

P1 24

P2 3

P3 3

Penjadwalan proses dengan algoritma round robin dapat dilihat pada gant chart berikut :

P1 P2 P3 P1 P1 P1 P1 P1

0 4 7 10 14 18 22 26 30

Waktu tunggu untuk P1 adalah 6, P2 adalah 4, dan P3 adalah 7 sehingga rata-rata waktu tunggu

adalah (6 + 4 + 7)/3 = 5.66 milidetik.

Algoritma Round-Robin ini di satu sisi memiliki keuntungan, yaitu adanya keseragaman

waktu. Namun di sisi lain, algoritma ini akan terlalu sering melakukan switching seperti yang

terlihat pada Gambar 4-4. Semakin besar quantum-timenya maka switching yang terjadi akan

semakin sedikit.

context switch

Gambar 4-4 : Menunjukkan waktu kuantum yang lebih kecil meningkatkan

Page 14: Makalah -   · PDF fileMakalah “PENJADWALAN ... Inti dari algoritma ini adalah simple / paling sederhana karena prinsipnya sama seperti prinsip antrian tak berprioritas

Mahasiswa : Elan K. Luwiti Dosen : Azwar, M. Kom

Waktu turnaround juga tergantung ukuran waktu quantum. Seperti pada Gambar 4-5, rata-rata

waktu turnaround tidak meningkat bila waktu quantum dinaikkan. Secara umum, rata-rata

waktu turnaround dapat ditingkatkan jika banyak proses menyelesaikan CPU burst berikutnya

sebagai satu waktu quantum. Sebagai contoh, terdapat tiga proses masing-masing 10 unit waktu

dan waktu quantum 1 unit waktu, rata-rata waktu turnaround adalah 29. Jika waktu quantum 10,

sebaliknya, rata-rata waktu turnaround turun menjadi 20.

Kelemahan

Permasalahan utama adalah menentukan besarnya time quantum.

Jika time quantum yang ditentukan terlalu kecil, maka sebagian besar proses tidak akan

selesai dalam 1 time quantum.

Hal ini tidak baik karena akan terjadi banyak switch, padahal CPU memerlukan waktu untuk

beralih dari suatu proses ke proses lain (context switches time).

Jika time quantum terlalu besar, algoritma Round Robin akan berjalan seperti algoritma

First Come First Served.

Gambar 4-5 : Menunjukkan waktu turnaround berbeda pada waktu quantum yang berbeda

Page 15: Makalah -   · PDF fileMakalah “PENJADWALAN ... Inti dari algoritma ini adalah simple / paling sederhana karena prinsipnya sama seperti prinsip antrian tak berprioritas

Mahasiswa : Elan K. Luwiti Dosen : Azwar, M. Kom

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Priority Schedulling (PS) adalah tiap proses diberi prioritas dan proses yang berprioritas

tertinggi mendapat jatah waktu lebih dulu (running). Berasumsi bahwa masing-masing proses

memiliki prioritas tertentu, sehingga akan dilaksanakan berdasar prioritas yang dimilikinya.

Ilustrasi yang dapat memperjelas prioritas tersebut adalah dalam komputer militer, dimana

proses dari jendral berprioritas 100, proses dari kolonel 90, mayor berprioritas 80, kapten

berprioritas 70, letnan berprioritas 60 dan seterusnya. Dalam UNIX perintah untuk mengubah

prioritas menggunakan perintah nice.

Penjadwalan berprioritas dinamis memberikan janji yang realistis (memberi daya pemroses

yangsama) untuk membuat dan menyesuaikan performance adalah jika ada N pemakai,sehingga

setiap proses (pemakai) akan mendapatkan 1/N dari daya pemroses CPU.

Algoritma penjadwalan PS (priority scheduling) adalan penjadwalan berprioritas yang setiap

proses dilengkapi dengan prioritas. CPU dialokasikan untuk proses yang memiliki prioritas

paling tinggi. Jika beberapa proses memiliki prioritas yang sama, maka akan digunakan

Algoritma FiFo

B. Saran

Demikian makalah yang saya buat,semoga bermanfaat bagi kita semua,dan terutama bagi

saya pribadi,untuk itu saya sangat membutuhkan saran dan kritik yang bersifat membangun

demi kesempurnaan makalah saya ini

Page 16: Makalah -   · PDF fileMakalah “PENJADWALAN ... Inti dari algoritma ini adalah simple / paling sederhana karena prinsipnya sama seperti prinsip antrian tak berprioritas

Mahasiswa : Elan K. Luwiti Dosen : Azwar, M. Kom

DAFTAR PUSTAKA

Ariyus. Dony. 2006. Computer Security, Yogyakarta:Penerbit ANDI.

Ariyus. Dony. 2005. Kamus Hacker. Yogyakarta: penerbit ANDI.

Ariyus. Dony. 2008 Ppengantar Ilmu Kriptografi Teori, Analisis, Dan Implementasi.

Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Bach, Maurice J. 1986. Design of UNIX Operating System. US: Prentice Hall.

Bob DuCharme. 2001. The Operating System Handbook or. Fake Your Way Through

Minis and Mainframes. Singapure: McGraw- Hill Book Co.

Bill Venners. 1998. Inside the Java Virtual Machine, Singapure:McGraw-Hill Book Co.

Deitel, Harvey M. 2004. Operating System. 3th Edition Massachusetts: Addison- Wesley

Publshing Company.

Gary B. Shelly. 2007. Discovering Computers: Fundamentals. USA: Thomsons & Thomson.

Gollman, Dieter. 1999. Computer Security, Canada: John willey & son Inc.

Ghrossans, D. 1986, File System: Design and Implementation. New Jersey: Prentice-hall Inc.

Harvey M. Deitel & Paul J. Deitel. 2005. Java How To Program, Sixth Editionn New

Jersey: Pretince Hall.