makalah pendidikan profesi
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penulis telah dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Hakikat Bimbingan dan Konseling”. Di
dalam makalah ini kami menyampaikan tentang berbagai hal yang menyangkut
tentang bimbingan dan konseling yang berupa pengertian, azas-azas dan prinsip-
prinsipnya.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat banyak
kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan mutu makalah ini.
Semoga makalah ini berguna dan dapat meningkatkan pembelajaran
bimbingan dan konseling.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan sekarang menjadi salah satu dasar kehidupan yang terpenting.
Pendidikan dibutuhkan untuk masa depan yang lebih baik. Hal yang mendekati
pada arti pendidikan itu sendiri yaitu belajar, dimana di dalam belajar dibutuhkan
berbagai macam bimbingan.
Dalam bimbingan itu sendiri terdapat berbagai macam hal yang perlu
diketahui agar dapat terciptanya hasil belajar yang optimal. Berdasarkan hal itulah
penulis ingin membahas lebih lanjut mengenai “Hakikat Bimbingan dan
Konseling”.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian dari hakikat bimbingan dan konseling?
1.2.2 Apa saja fungsi, asas, prinsip dan tujuan bimbingan dan konseling?
1.2.3 Bagaimana hubungan persamaan dan perbedaan bimbingan dan konseling?
1.2.4 bagaimana hubungan bimbingan dengan pendidikan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian hakikat bimbingan dan konseling.
1.3.2 Dapat menjelaskan dan mengetahui fungsi, asas, prinsip, dan tujuan
bimbingan dan konseling.
1.3.3 mengetahui hubungan persamaan dan perbedaan bimbingan dan konseling.
1.3.4 mengetahui hubungan antara bimbingan dengan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan terjemahaan dari istilah “guidance”
dan “conseling” dalam bahasa Inggris. Guidance berasal dari akar kata “guide”
yang berati mengarahkan, memandu, menyetir, mengelola.
Pertama, bimbingan merupakan suatu proses yang mengadung makna
bahwa bimbingan itu merupakan kegiatan yang berkesinambungan, berlangsung
terus-menerus, bukan kegiatan seketika dan kebetulan. Bimbingan merupakan
serangkaian kegiatan yang sistematis dan terencana yang terarah kepada
pencapaian tujuan.
Kedua, bimbingan merupakan “helping”, yang identik artinya dengan
aiding, assisting, atau availing, yang artinya adalah bantuan atau pertolongan.
Makna bantuan dalam bimbingan menunjukkan bahwa yang aktif dalam
mengembangkan diri, mengatasi masalah, atau mengambil keputusan adalah
siswa sendiri.
Ketiga, bantuan itu diberikan kepada individu. Individu yang diberi
bantuan adalah individu yang sedang berkembang dengan segala keunikannya,
yang mempertimbangkan keragaman keunikan individu.
Keempat, tujuan bimbingan adalah perkembangan optimal. Perkembangan
optimal yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang
kehidupan yang baik dan benar. Perkembangan optimal bukanlah semata-mata
pencapaian tingkat kemampuan intelektual yang tinggi, yang ditandai dengan
penguasaan pengetahuan dan keterampilan, melainkan suatu kondisi dinamik
dimana individu mampu mengenal dan memahami diri, dan sistem nilai,
melakukan pilihan mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri.
Pengertian Bimbingan menurut beberapa ahli,yaitu:
Para ahli mendefinisikan bimbingan seperti berikut ini :
a. Crow & Crow, bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik
pria maupun wanita , yang telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian
dan pendidikan yang memadai kepada seorang dari semua usia untuk
membantunya mengatur kegiatan, keputusan sendiri, dan menanggung bebannya
sendiri.
b. Jones, bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu-individu
dalam menentukan pilihan dan mengadakan berbagai penyesuaian dengan
bijaksana dengan lingkungannya.
c. Mortensen& Scmuller, bimbingan diartikan sebagai bagian dari keseluruhan
pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan pribadi dan layanan staf
ahli dengan cara mana, setiap individu dapat mengembangkan kemampuan dan
kesanggupan sepenuhnya sesuai dengan ide-ide demokrasi.
Sehingga dari pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan
merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada
seseorang atau beberapa individu agar orang tersebut dpat mengembangkan
kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dangan memenfaatkan kemampuan
individu yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang
berlaku.
Pengertian konseling menurut beberapa ahli, yaitu:
a. Bernard & Fullmer, konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu
untuk mengungkapkan kebutuhan-kebuutuhan, motivasi, dan potensi-potensi yang
unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk
mengapresiasikan ketiga hal tersebut
b. Sertzer& Stone, mengemukakan bahwa konseling merupakan suatu proses
dimana konselor membantu konseli dalam membuat interpretasi tentang fakta-
fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, dan penyesuaian yang perlu
dibuatnya
c. Menurut Division of Counseling Psychology, konseling diartikan sebagai suatu
proses untuk membantu individu untuk mengatasi hambatan-hambatan
perkembangan dirinya dan untuk mencapai perkembangan optimal kemampuan
pribadi yang dimilikinya dimana proses tersebut terjadi setiap waktu.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa konseling
adalah suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara
konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami
suatu masalah (klien/konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi oleh klien/konseli tersebut.
Dalam hubungannya dalam bimbingan konseling merupakan salah satu
jenis layanan bimbingan. Secara umum layanan bimbingan dan konseling adalah
mambantu siswa mengenal bakat, minat, dan kemampuannya, serta memilih dan
menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan untuk meneruskan karier yang
sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
B. Fungsi, Asas, Prinsip dan Tujuan Bimbingan
1. Fungsi dan Bimbingan Konseling
a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang membantu siswa agar memiliki
pemahaman terhadap diri dan lingkungannya.
b. Fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya pembimbing untuk
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi, dan berupaya
untuk mencegah supaya masalah itu tidak dialami siswa. Melalui fungsi ini,
pembimbing atau guru pembimbing memberikan bimbingan kepada siswa tentang
cara menghindari diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
c. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari
fungsi-fungsi lainnya. Pembimbingan dan personel sekolah sama dengan
merumuskan dan melaksanakan program bimbingan yang sistematis, baik
menyangkut aktivitas, maupun materi atau bahan bimbingan yang mendukung
siswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.
d. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif (penyembuhan).
Teknik yang digunakan di sini adalah konseling (dilakukan oleh guru pembimbing
atau konselor), dan remidial teaching (dilakukan oleh guru bidang studi).
2. Asas-asas Bimbingan
Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut :
a. Asas kerahasiaan, yaitu asas yang menuntut kerahasiaan segenap data atau
keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan.
b. Asas kesukarelaan, yaitu asas yang mengkehendaki adanya kesukaan dan kerelaan
peserta didik (klien) mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan
baginya.
c. Asas keterbukaan, yaitu asas yang mengkehendaki agar perserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik di
dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima
berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan
keterbukaan peserta didik (klien).
d. Asas kegiatan, yaitu asas yang mengekehendaki agar peserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan/kegiatan mau berpartisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan.
e. Asas kemandirian, yaitu asas yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan
konseling, yaitu peserta didik, (klien) sebagai sasaran layanan bimbingan dan
konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri dengan ciri-ciri
mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil
keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri sebagaimana telah
diutarakan terdahulu.
f. Asas kekinian, yaitu asas yang mengkehendaki agar objek sasaran layanan
bimbingan dan konseling ialah permasalahan peserta didik (klien) dalam
kondisinya sekarang.
g. Asas kedinamisan, yaitu asas yang mengkehendaki agar isi layanan terhadap
sasaran layanan (klien) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak
monoton dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan
tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
h. Asas keterpaduan, yaitu asas yang mengekehendaki agar layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun
oleh pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadukan.
i. Asas kenormatifan, yaitu asas yang mengkehendaki agar segenap layanan dan
kegiatan bimbingan dan koneling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan
dengan nilai dan norma-norma yang ada, yaitu norma agama, hukum dan
peraturan, adat-istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan yang berlaku.
j. Asas keahlian, yaitu asas yang mengkehendaki agar layanan dan bimbingan dan
konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.
k. Asas ahli tangan, yaitu asas yang mengkehendaki agar pihak-pihak yang tidak
mampu menyelenggarakan layanan bimbingan konseling secara tepat dan tuntas
atas suatu permasalahan peserta didik (klien) mengalihtangankan permasalahan
itu kepada pihak yang lebih ahli.
l. Asas tut wuri handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
mengkehendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan
dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman),
mengembangka keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan serta
kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju.
3. Prinsip-prinsip Bimbingan
a. Bimbingan diberikan kepada individu yang sedang berada dalam proses
berkembang. Ini berarti bahwa bantuan yang diberikan kepada siswa harus
bertolak dari perkembangan dan kebutuhan siswa.
b. Bimbingan diperuntukkan bagi semua siswa. Bimbingan tidak hanya ditunjukkan
kepada siswa yang bermasalah atau salah satu dari mereka, tetapi ditunjukkan
kepada semua siswa. Prinsip ini mengadung arti bahwa pembimbing perlu
memahami perkembangan dan kebutuhan siswa secara menyeluruh dan
menjadikan perkembangan dan kebutuhan siswa tersebut sebagai salah satu dasar
bagi penyusun program bimbingan di sekolah.
c. Bimbingan dilaksanakan dengan mempedulikan semua segi perkembangan siswa.
Prinsip ini mengandung arti bahwa dalam bimbingan semua segi perkembangan
siswa, baik fisik, mental, sosial, emosional, maupun moral-spiritual dipandang
sebagai satu kesatuan dan saling berkaitan.
d. Bimbingan berdasarkan kepada kemampuan individu untuk menentukan pilihan.
Prinsip ini mengandung makna bahwa manusia memiliki kemampuan untuk
menentukan pilihan sendiri yang akan dia lakukan.
e. Bimbingan adalah bagian terpadu dari proses pendidikan. Proses bukanlah proses
pengembangan aspek intelektual semata. Melainkan proses pengembangan
seluruh aspek kepribadian siswa.
f. Bimbingan dimaksudkan untuk membantu siswa merealisasikan dirinya. Prinsip
ini mengandung makna bahwa bantuan di dalam proses bimbingan diarahkan
untuk membantu siswa memahami dirinya, mengarahkan diri kepada tujuan yang
realistik, dan mencapai tujuan yang realistik itu sesuai dengan kemampuan diri
dan peluang yang diperoleh.
4. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Secara garis besar tujuan bimbingan dan konseling dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
a. Tujuan umum
Tujuan umum bimbingan dan konseling pada dasarnya adalah untuk
membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya, berbagai latar belakang yang
ada serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Maka, bimbingan dan
konseling membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam
kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan,
penyesuaian, dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan
lingkungannya.
Dengan tercapainya tujuan tersebut maka seorang individu akan menjadi
insan yang mandiri yang memiliki kemampuan untuk memahami diri sendiri dan
lingkungannya secara tepat dan objektif, menerima diri sendiri dan lingkungannya
secara positif dan dinamis, mampu mengambil keputusan secara tepat dan
bijaksana, mengarahkan diri sendiri sesuai keputusan yang diambilnya, serta
akhirnya mampu mewujudkan diri sendiri secara optimal.
Pencapaian tujuan tersebut dalam rangka pengembangan perwujudan
keempat dimensi kemanusiaan individu. Dimensi tersebut antara lain adalah
dimensi keindividuan (individualitas), dimensi kesosialan (sosialitas), dimensi
kesusilaan (moralitas), dan dimensi keberagamaan (religiusitas).
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran dari
tujuan umum yang dikaitkan langsung dengan permasalahan yang dialami
individu. Masalah yang dialami individu sangatlah beragam, memiliki intensitas
yang berbeda serta bersifat unik. Dengan demikian maka tujuan khusus
bimbingan dan konseling untuk tiap-tiap indivdu bersifat unik pula, artinya tujuan
bimbingan dan konseling tersebut tidak boleh disamakan antara individu satu
dengan individu lain.
C. Hubungan Persamaan dan Perbedaan Bimbingan dan Konseling
a) Hubungan antara bimbingan dan konseling
Menurut Mohamad Surya (1988), ada tiga pandangan mengenai hubungan
antara bimbingan dan konseling. Pandangan pertama berpendapat bahwa
bimbingan sama dengan konseling. Kedua istilah tidak mempunyai perbedaan
yang mendasar.
Pandangan kedua berpendapat bahwa bimbingan berbeda dengan
konseling, baik dasar maupun cara kerja. Menurut pandangan kedua, bimbingan
merupakan pendidikan sedangkan konseling merupakan psikoterapi yaitu usaha
untuk menolong individu yang mengalami masalah serius.
Pandangan ketiga berpendapat bahwa bimbingan dan konseling
merupakan kegiatan yang terpadu, keduanya tidak saling terpisah.Berkaitan
dengan pandangan ketiga ini, Downing (1998); Hansen, Stefic, dan Warner
(1977) dalam Prayitno (1978), menyatakan bahwa bimbingan adalah suatu
pelayanan khusus yang terorganisasi dan terintegrasi ke dalam program sekolah
untuk menunjang kegiatan perkembangan siswa secara optimal, sedangkan
konseling adalah usaha pemberian bantuan kepada murid secara perorangan dalam
mempelajari cara-cara baru guna penyesuaian diri.
Moser dan Moser (dalam Prayitno, 1978:643) menyatakan bahwa di dalam
keseluruhan pelayanan bimbingan, konseling dianggap sebagai inti dari proses
pemberian bantuan. Mortesen dan Schmuller (1976:56) menyatakan bahwa
konseling adalah jantung hatinya program bimbingan.
b) Persamaan antara bimbingan dan konseling
Istilah bimbingan dan konseling pada dasarnya memiliki persamaan-
persamaan tertentu.Persamaan yang lebih jelas antara keduanya terletak pada
tujuan yang hendak dicapai, yaitu sama-sama berusaha untuk memandirikan
individu, sama-sama diterapkan dalam program persekolahan, sama-sama
mengikuti norma-norma yang berlaku dilingkungan masyarakat tempat kedua
kegiatan itu diselenggarakan. Dengan kata lain, bimbingan itu merupakan satu
kesatuan dengan konseling yang mana konseling berada dalam kesatuan
bimbingan tersebut.
c) Perbedaan antara bimbingan dan konseling
Perbedaan antara bimbingan dan konseling terletak pada segi isi kegiatan
dan tenaga yang menyelenggarakan. Dari segi isi, bimbingan lebih banyak
bersangkut paut dengan usaha pemberian informasi dan dan kegiatan
pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan pada fungsi pencegahan,
sedangakan konseling merupakan bantuan yang dilakukan dalam pertemuan tatap
muka antara dua orang manusia yaitu antara konselor dan klien.
Dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali
kelas, kepala sekolah, orang dewasa lainnya.Namun, konseling hanya dapat
dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah terdidik dan terlatih.
Dengan kata lain, konseling merupakan bentuk khusus bimbingan yaitu
layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien secara individu.
D. Hubungan Bimbingan dengan Pendidikan
Bimbingan dipandang sebagai salah satu komponen yang tak terpisahkan
dari komponen-komponen lainnya. Di Indonesia perkembangan bimbingan
dimulai dalam bidang pendidikan, khususnya pendidikan formal di sekolah.
Kurikulum 1975 dan 1976 merupakan wadah formal bagi pelaksanaan bimbingan
dalam bimbingan pendidikan di sekolah.
Hubungan inilah bimbingan mempunyai peranan yang amat penting dalam
pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi anak didik agar berkembang secara
optimal. Maka hasil pendidikan sesungguhnya akan tercermin pada pribadi anak
didik yang berkembang baik secara akademik, psikologis, maupun sosial.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bimbingan dapat diartikan sebagai proses membantu individu untuk
mencapai perkembangan optimal. Konseling merupakan salah satu jenis layanan
bimbingan yang dipandang inti dari keseluruhan layanan bimbingan.
Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu individu/peserta
didik agar dapat mengembangkan kepribadiannya secara optimal yang
penyelenggaraannya berdasarkan pada prinsip dan azas-azas.
Persamaan antara bimbingan dan konseling terletak pada tujuannya yang
hendak dicapai yaitu sama-sama berusaha untuk memandirikan individu, sama-
sama diterapkan di program persekolahan, dan sama-sama mengikuti norma-
norma yang berlaku di masyarakat tempat kedua kegiatan tersebut
diselenggarakan. Dengan kata lain, bimbingan itu merupakan satu kesatuan
dengan konseling yang mana konseling berada dalam kesatuan bimbingan
tersebut.
Perbedaan bimbingan dan konseling terletak pada isi kegiatan dan tenaga
yang menyelenggarakannya. Dari segi isi, bimbingan lebih banyak menyangkut
tentang usaha pemberian informasi dan kegiatan pengumpulan data siswa dan
lebih menekankan pada fungsi pencegahan.Sedangkan konseling merupakan
bantuan yang dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia
yaitu konselor dan klien/konseli.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini diharapkan baik penulis maupun pembaca
diharapkan dapat mengambil manfaatnya. Yang mana manfaatnya agar dapat
terciptanya bimbingan dan konseling yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Djam’ah Satori, dkk. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka
Mohamad Surya. 1994. Dasar-Dasar Konseling Pendidikan (Konsep dan Teori).
Bandung: Bhakti Winaya
Prayitno dan Erman Amti. 1995. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta
Dewa Ketut Sukardi. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Mugiarso, Heru. Bimbingan dan Konseling. 2007. Semarang: UPT MKK
Universitas Negeri Semarang.
Marjohan, Erman Amti. Bimbingan dan Konseling. 1991. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan