makalah pencemaran kadmium - nabela risky diwita - 15312041

18
Makalah Pencemaran Kadmium pada Sungai Jinzu untuk memnuhi tugas 3 Oseanografi Lingkungan (OS3001) Kelompok 2 : Nabela Rizky D 15312041 Swietenia Puspa Lestari 15312059 Annisa Maulina 15312071 Floriana Ayumurti 15312073 PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI FAKULTAS ILMU TEKNIK KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2015

Upload: nabela-riski

Post on 28-Sep-2015

52 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

jkj

TRANSCRIPT

  • Makalah

    Pencemaran Kadmium pada Sungai Jinzu

    untuk memnuhi tugas 3 Oseanografi Lingkungan (OS3001)

    Kelompok 2 :

    Nabela Rizky D 15312041

    Swietenia Puspa Lestari 15312059

    Annisa Maulina 15312071

    Floriana Ayumurti 15312073

    PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI

    FAKULTAS ILMU TEKNIK KEBUMIAN

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2015

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. Karena dengan izin-Nya kami dapat

    menyelesaikan Laporan Tugas dari mata kuliah OS-3001 yaitu Oseanografi Lingkungan

    Kami juga ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah mengajarkan ilmunya

    kepada kami, Ibu Ivonne Milichristi Radjawane, M.Si.,Ph.D. Selain itu, kepada asisten mata kuliah TL-

    3001. Serta kepada seluruh teman yang ikut berjuang dan membantu dalam penyusunan laporan ini.

    Terakhir, kami ingin meminta maaf apabila terdapat kekurangan pada laporan ini. Besar harapan

    kami agar laporan tugas dari mata kuliah TL-3001 Oseanografi Lingkungan ini dapat berguna bagi

    masyarakat luas dan khususnya bagi mahasiwa di seluruh jurusan yang mengambil mata kuliah

    Oseanografi Lingkungan.

  • iii

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar..........................................................................................................................................ii

    Daftar Isi ...................................................................................................................................................iii

    Daftar Gambar ..........................................................................................................................................iv

    BAB I PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang ......................................................................................................................1

    I.2 Tujuan....................................................................................................................................2

    I.3 Metodologi ............................................................................................................................2

    BAB II PEMBAHASAN

    II.1 Kadmium...............................................................................................................................3

    Karakteristik Kadmium .........................................................................................................3

    Ekokinetika Kadmium...........................................................................................................3

    Kegunaan Kadmium..............................................................................................................4

    Tokisistas Kadmium..............................................................................................................5

    II.2 Kasus Pencemaran Kadmium................................................................................................7

    II.3 Penyakit Itai-itai Byo.............................................................................................................8

    Penyebab ...............................................................................................................................9

    II.4 Pengendalian Pencemaran Kadmium....................................................................................10

    BAB III PENUTUP

    III.1 Kesimpulan............................................................................................................................13

    III.2 Saran......................................................................................................................................13

    Daftar Pustaka...........................................................................................................................................14

  • iv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Kadmium dalam Tabel Periodik ............................................................................................1

    Gambar 2. Nickel-Cadmium Battery ........................................................................................................4

    Gambar 3. Ultraviolet-biru........................................................................................................................5

    Gambar 4. Alur Pencemaran Kadmium di Perairan..................................................................................8

    Gambar 5. Letak Teluk Toyama ...............................................................................................................9

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar BelakangPengunaan berbagai macam unsur tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari sebagai

    contoh pada kawasan industri yang tidak mungkin lepas dari penggunaan unsur baik logam maupun

    non-logam. Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakan sebagai alat-

    alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia (Darmono, 1995). Logam berat masih

    termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam lain. Perbedaannya

    terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam

    organisme hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus

    pada mahluk hidup (Palar, 1994). Tidak semua logam berat dapat mengakibatkan keracunan pada

    mahluk hidup. Keberadaan logam berat dalam lingkungan berasal dari dua sumber. Pertama dari

    proses alamiah seperti pelapukan secara kimiawi dan kegiatan geokimiawi serta dari tumbuhan dan

    hewan yang membusuk. Kedua dari hasil aktivitas manusia terutama hasil limbah industri (Connel

    dan Miller, 1995). Dalam neraca global sumber yang berasal dari alam sangat sedikit dibandingkan

    pembuangan limbah akhir di laut (Wilson, 1988).

    Pesatnya laju pembangunan, terutama di bidang industri, transportasi dan ditambah

    dangan kegiatan manusia di bidang intensifikasi pertanian maupun perikanan telah menimbulkan

    dampak nyata berupa meningkatnya jumlah buangan/limbah yang selanjutnya akan menyebabkan

    pencemaran air, tanah, dan udara. Selain itu juga dangan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

    teknologi dewasa ini memungkinkan manusia memanfaatkan berbagai jenis bahan kimia termasuk

    logam berat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Limbah yang dihasilkan dari pabrik memberikan

    dampak negative terhadap lingkungannya baik secara langsung, maupun secara tidak langsung. Salah

    satu efek yang paling membahayakan adalah limbah logam berat, seperti Kadmium (Cd). Salah satu

    sistem organ yang yang merupakan target dari Cd adalah sistem reproduksi, khususnya pada individu

    jantan.

    Sebagai contoh kasus yang terjadi di Jepang yang dikenal dangan penyakit Itai-itai Byo (ouch-

    ouch). Penyakit Itai-itai terjadi akibat keracunan kadmium. Peristiwa ini terjadi di Fuchu, dimana

    terdapat pertambangan Pb, Zn, Cd yang airnya menuju ke hulu sungai yang kemudian mengalir

    kedaerah persawahan penduduk. Karena beras yang dimakan telah mengandung kadmium,

  • 2

    mengakibatkan penduduk di daerah sekitar itu menderita penyakit rematik dan mialgia (nyeri otot)

    yang disebut dangan penyakit itai-itai.

    I.2 Tujuan

    Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah:

    1. menjelaskan tentang salah satu logam berat jenis kadmium (cd)

    2. mengetahui toksisitas dari logam berat jenis kadmium (cd)

    3. menentukan salah satu pencemaran limbah kadmium di perairan

    4. menganalisis dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran limbah kadmium

    5. memberikan solusi untuk mengendalikan pencemaran limbah logam berat di suatu perairan

    I.3 Metodologi

    Dalam metodologi penyusunan makalah ini dilakukan studi literatur dan diskusi secara

    berkelompok. Pertama yang harus dilakukan adalah melakukan brain storming bersama seluruh

    anggota kelompok untuk menentukan masalah pencemaran akibat logam berat yang terjadi di

    perairan. Kedua dilakukan studi literature dan memberikan solusi dalam melakukan pengendalian

    terhadap pencemaran dari logam berat tersebut.

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    II.1Kadmium

    Kadmium (Cadmina dalam bahasa Latin dan Kadmeia dalam bahasa

    Yunani) merupakan salah satu unsur kimia yang tergolong logam dengan

    nomor atom 48. Logam kadmium pertama kali ditemukan oleh Stromeyer

    pada tahun 1817 sebagai pengotor di dalam seng kadmium. Kadmium

    terkandung di dalam lempeng bumi dengan konsentrasi rata-rata 0.1 - 0.5

    ppm dan tergolong sedikit jika dibandingkan dengan logam seng (Zn).

    Kadmium biasanya ditemukan dengan jumlah yang kecil pada bijih seng, seperti Sphalerite

    (ZnS). Hal tersebut disebabkan oleh kandungan geokimia antara seng dan kadmium. Sejauh ini tidak

    ditemukan bahan tambang yang mengandung kadmium dalam jumlah besar. Greenockite (CdS)

    merupakan satu-satunya mineral yang mengandung kadmium. Mayorirtas kadmium dihasilkan

    sebagai hasil sampingan dari proses penambangan, peleburan, dan pemurnian bijih seng, timbal, dan

    tembaga. (Wikipedia)

    Karakteristik Kadmium

    Secara fisik, logam kadmium adalah logam berwarna kebiru-biruan yang lunak dan dapat

    dipotong dengan menggunakan pisau. Berbeda dengan logam lainnya, kadmium merupakan logam

    yang resisten terhadap korosi. Selain itu, kadmium adalah logam yang tidak larut di dalam air dan

    tidak mudah menyala, tetapi tidak dalam bentuk bubuk yang dapat terbakar dan menghasilkan asap

    yang beracun.

    Ekokinetika Kadmium

    Ekokinetika berasal dari kata eko yang berarti ekosistem dan kinetik yang berarti gerak

    sehingga ekokinetika diartikan sebagai gerak suatu zat racun di dalam ekosistem (Hadi dalam Putra,

    2011). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa ekokinetika adalah fate atau nasib

    suatu zat di ekosistem.

    Emisi kadmium berasal dari pertambangan logam nonferrous (besi), pemurnian logam,

    manufaktur dan aplikasi pupuk fosfat, hasil pembakaran bahan bakar fosil, dan limbah insenerasi.

    Sumber: ptable.com

    Gambar 1. Kadmium dalam tabel periodik

  • 4

    Berdasarkan Agency for Toxic Substances and Disease Regitry (CDC USA), berikut adalah beberapa

    ekokinetika kadmium

    1. Ekokinetika Udara

    Kadmium dalam bentuk oksida, klorida, dan sulfat akan berada di udara dengan bentuk partikulat

    atau uap (berasal dari proses dengan temperatur tinggi). Partikulat dan uap tersebut dapat

    ditransportasikan oleh angin dengan jarak yang sangat jauh sampai akhirnya partikulat dan uap

    tersebut terdeposisi pada permukaan tanah dan air. Kadmium yang berada di udara juga dapat

    terhirup oleh manusia terutama bagi pekerja yang terekspos kadmium dan permukiman yang

    berada di dekat industri yang mengemisikan kadmium. Sekitar 5-50% kadmium yang terhirup

    akan masuk ke dalam paru-paru.

    2. Ekokinetika Terestrial (Darat)

    Senyawa kadmium dapat bergerak di tanah, tetapi mobilitasnya dipengaruhi oleh beberapa faktor,

    seperti pH dan jumlah materi organik. Kedua faktor tersebut sangat bervariasi di berbagai

    lingkungan. Umumnya kadmium dapat berikatan sangat kuat dengan materi organik karena

    materi organik bersifat immobile di dalam tanah dan dapat diserap oleh tumbuhan sehingga

    masuk ke rantai makan. Umumnya sayuran yang berupa dedaunan, seperti selada, bayam

    gandum, kacang tanah, kacang kedelai memiliki kandungan kadmium yang tinggi, sekitar 0.05-

    0.12 mg kadmium/kg.

    3. Ekokinetika Air

    Kadmium hadir sebagai ion terhidrasi atau ion kompleks dengan senyawa organik atau anorganik.

    Fraksi kadmium yang dapat larut dalam air akan terlarut di dalam air dan fraksi yang tidak larut

    dalam air akan terdeposit dan terserap oleh sedimen. Organisme akuatik dapat mengakumulasi

    kadmium di dalam tubuhnya sehingga kadmium dapat memasuki rantai makanan melalui air

    karena ikan yang hidup di perairan tercemar akan dikonsumsi oleh tingkatan trofik yang lebih

    tinggi.

    Kegunaan Kadmium

    Kadmium merupakan komponen campuran logam yang memiliki titik cair terendah dan

    digunakan sebagai campuran logam polos dengan koefisien gesek yang

    rendah dan tahan lama. Beberapa aplikasi kadmium adalah sebagai berikut.

    1. Baterai

    Kadmium digunakan dalam produksi rechargeable nickel-cadmium

    battery.

    2. Penyepuhan logam (electroplating)

    Gambar 2. Nickel-Cadmium BatterySumber: Wikipedia

  • 5

    Sifat kadmium yang tahan korosi dimanfaatkan dalam penyepuhan kadmium yang biasanya

    digunakan untuk industri pesawat terbang.

    3. Reaksi fisi nuklir

    Kadmium digunakan sebagai campuran untuk pembatas di dalam

    reaktor untuk mengontrol neutron dalam proses fisi nuklir.

    4. Penggunaan laboratorium

    Laser helium-kadmium digunakan sebagai sumber sinar laser

    ultraviolet-biru dan penggunaannya berupa mikroskop fluorescence.

    Toksisitas Kadmium

    Kadmium merupakan salah satu jenis logam logam berat yang berbahaya karena elemen ini

    beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam jangka

    waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal. Secara prinsipil pada

    konsentrasi rendah berefek terhadap gangguan pada paru-paru, emphysema dan renal turbular disease

    yang kronis. Bagi manusia, Cd sebenarnya merupakan logam asing. Tubuh sama sekali tidak

    memerlukannya dalam proses metabolisme. Karenanya Cd sangat beracun bagi manusia dan dapat

    diabsorspi tubuh dalam jumlah yang tidak terbatas, karena tidak adanya mekanisme tubuh yang dapat

    membatasinya. Jumlah normal kadmium di tanah berada di bawah 1 ppm, tetapi angka tertinggi

    (1.700 ppm) dijumpai pada permukaan sampel tanah yang diambil di dekat pertambangan biji seng

    (Zn).

    Kadmium lebih mudah diakumulasi oleh tanaman dibandingkan dengan ion logam berat lainnya

    seperti timbal. Logam berat ini bergabung bersama timbal dan merkuri sebagai the big three heavy

    metal yang memiliki tingkat bahaya tertinggi pada kesehatan manusia. Menurut badan dunia

    FAO/WHO, konsumsi per minggu yang ditoleransikan bagi manusia adalah 400-500 g per orang

    atau 7 g per kg berat badan. Kadmium juga berefek pada potensial membran alga sel Chara.

    Kadmium menyebabkan potensial membran sel Chara berubah menjadi lebih negatif dibandingkan

    potensial membran sebelum adanya penambahan kadmium. Seiring dengan bertambahnya konsentrasi

    Kadmium, penurunan potensial membran menjadi semakin kecil dan potensial akhirnya menjadi

    semakin positif. Gejala ini kemungkinan dapat diterangkan berdasarkan peran kadmium sebagai

    kation divalen.

    Kadmium adalah logam toksik yang umumnya ditemukan dalam pekerjaan-pekerjaan industri,

    logam kadmium digunakan secara intensif dalam proses electroplating. Kadmium merupakan salah

    satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah.

    Gambar 3. Ultraviolet-biruSumber: Wikipedia

  • 6

    Apabila Cd masuk ke dalam tubuh maka sebagian besar akan terkumpul di dalam ginjal, hati dan

    sebagian yang dikeluarkan lewat saluran pencernaan. Kadmium dapat mempengaruhi otot polos

    pembuluh darah secara langsung maupun tidak langsung lewat ginjal, sebagai akibatnya terjadi

    kenaikan tekanan darah. Kadmium adalah senyawa logam yang biasa digunakan dalam baterai.

    Senyawa ini bisa mengakibatkan penyakit liver dan gangguan ginjal serta tulang. Senyawa yang

    mengandung kadmium juga mengakibatkan kanker.

    Dalam industri pertambangan logam Pb dan Zn, proses pemurniannya akan selalu diperoleh hasil

    samping kadmium.yang terbuang ke alam lingkungan. kadmium masuk kedalam tubuh manusia

    terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Untuk mengukur asupan kadmium

    kedalam tubuh manusia perlu dilakukan pengukuran kadar Cd dalam makanan yang dimakan atau

    kandungan Cd dalam feses. Sekitar 5% dari diet kadmium, diabsorpsi dalam tubuh. Sebagian besar

    Cd masuk melalui saluran pencernaan, tetapi keluar lagi melalui feses sekitar 3-4 minggu kemudian

    dan sebagian kecil dikeluarkan melalui urin. Kadmium dalam tubuh terakumulasi dalam ginjal dan

    hati terutama terikat sebagai metalothionein. Metalotionein mengandung asam amino sistein, tempat

    Cd terikat dengan gugus sulfhidril (-SH) dalam enzim karboksil sisteinil, histidil, hidroksil dan

    fosfatil dari protein dan purin.

    Kemungkinan besar pengaruh toksisitas Cd disebabkan oleh interaksi antara Cd dan protein

    tersebut, sehingga menimbulkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim. Kadmium lebih beracun

    bila terhisap melalui saluran pernafasan daripada saluran pencernaan. Kasus keracunan akut kadmium

    kebanyakan dari menghisap debu dan asap kadmium, terutama kadmium oksida (CdO). Dalam

    beberapa jam setelah menghisap, korban akan mengeluh gangguan saluran nafas, nausea, muntah,

    kepala pusing dan sakit pinggang. Kematian disebabkan karena terjadinya edema paru-paru. Apabila

    pasien tetap bertahan, akan terjadi emfisema atau gangguan paru-paru yang jelas terlihat.

    Keracunan kronis terjadi bila memakan atau inhalasi dosis kecil Cd dalam waktu yang lama.

    Gejala akan terjadi setelah selang waktu beberapa lama dan kronik. Kadmium pada keadaan ini

    menyebabkan nefrotoksisitas, yaitu gejala proteinuria, glikosuria, dan aminoasidiuria diserta dengan

    penurunan laju filtrasi glumerolus ginjal. Kasus keracunan Cd kronis juga menyebabkan gangguan

    kardiovaskuler dan hipertensi. Hal tersebut terjadi karena tingginya afinitas jaringan ginjal terhadap

    Kadmium. Gejala hipertensi ini tidak selalu dijumpai pada kasus keracunan Cd krosik. Kadmium

    dapat menyebabkan osteomalasea karena terjadinya gangguan daya keseimbangan kandungan

    kalsium dan fosfat dalam ginjal.

  • 7

    II.2Kasus Pencemaran Kadmium

    Pencemaran kadmium yang terkenal adalah kasus pencemaran kadmium di Sungai Jinzu, Jepang

    oleh industri Kamioka mine pada tahun 1909. Kamioka mine melakukan penambangan dan

    pemurnian logam kadmium sejak tahun 1874, tetapi kasus pertama dilaporkan terjadi pada tahun

    1909.

    Dampak yang terjadi akibat pencemaran di Sungai Jinzu tersebut adalah sebagai berikut

    1. Dampak terhadap Kesehatan

    Kadmium dapat memasuki tubuh manusia melalui penafasan maupun oral. Dampak

    keracunan kadmium yang umum adalah saluran pernafasan bagian atas, mual, muntah, salivasi,

    diare, dan kejang pada perut. Keracunan kadmium akut dapat menimbulkan gejala berupa

    timbulnya rasa sakit dan panas pada bagian dada. Selain itu, akibat dari keracunan logam

    kadmium adalah dapat menimbulkan penyakit paru-paru yang akut jika penderita terpapar

    kadmium dalam waktu 24 jam.

    Keracunan kadmium kronis dapat menyebabkan gangguan kardio vaskuler dan hipertensi.

    Hal ini disebabkan karena tingginya afinitas jaringan ginjal terhadap kadmium. Kadmium juga

    dapat menyebabkan osteomalasea karena terjadinya gangguan daya keseimbangan kandungan

    kalsium dan fosfat dalam ginjal. Keracunan kronis terjadi bila penderita terpapar kadmium

    dengan dosis kecil dalam waktu yang lama. Gejala akan terjadi setelah selang waktu beberapa

    lama dan kronik. Kadmium pada keadaan ini menyebabkan nefrotoksisitas, yaitu gejala

    proteinuria, glikosuria, dan aminoasi diuriadi serta dengan penurunan laju filtrasi glumerolus

    ginjal.Contoh kasus keracunan kadmium kronik ditemukan di daerah Toyama, Jepang. Tepatnya

    di sepanjang sungai Jinzu.

    2. Dampak terhadap Lingkungan

    Pencemaran yang terjadi di sepanjang sungai Jinzu juga menyebabkan terganggunya

    ekosistem komponen biotik yang hidup dalam sungai tersebut. Selain itu, pencemaran yang

    terjadi juga mengganggu komponen abiotik di sekitar lingkungan tersebut, seperti terjadinya

    pengendapan logam berat di dasar sungai.

    Akibat dari pencemaran kadmium yaitu matinya ikan-ikan yang hidup di sungai Jinzu

    sehingga mengganggu ekosistem pada perairan tersebut. Air sungai Jinzu juga dimanfaatkan

    sebagai irigasi untuk persawahan. Adanya kadmium yang terkandung dalam air tersebut

    menyebabkan tumbuhan yang ditanam tidak tumbuh dengan baik.

    3. Dampak terhadap Ekonomi

    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pencemaran kadmium memberikan dampak yang

    buruk pada sektor pertanian. Sumber air yang digunakan untuk aktivitas pertanian telah tercemar

  • 8

    sehingga tumbuhan tidak dapat tumbuh dengan baik. Selain itu, 1500 hektar tanah juga tercemar

    sehingga harus dilakukan pemulihan terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan kerugian bagi petani-

    petani di daerah Toyama sebesar 1.75 milliar yen per tahun akibat rusaknya hasil tani mereka.

    Petani yang menjadi korban kemudian diberikan kompensasi atas kerugiannya. Upaya pemulihan

    tanah juga menyebabkan kerugian sebesar 40.7 milliar yen. Penyakit yang timbul akibat

    pencemaran ini juga menyebabkan kerugian sebesar 743 yen per tahun yang digunakan sebagai

    kompensasi kesehatan. Kemudian 620 juta yen diinvestasikan setiap tahun untuk mengurangi

    polusi lebih lanjut dari sungai.

    II.3Penyakit Itai-itai Byo

    Penyakit itai-itai ( /ouch ouch sickness) adalah kasus massal keracunan

    kadmium yang didokumentasikan di Prefektur Toyama, Jepang. Keracunan kadmium ini

    menyebabkan pelunakan tulang dan gagal ginjal. Nama penyakit ini berdasarkan kata dalam bahasa

    Jepang yaitu nyeri (itai) yang disebabkan pada persendian dan tulang belakang. Istilah penyakit

    itai-itai ini diciptakan oleh penduduk setempat. Kadmium ini dicemarkan ke sungai oleh

    pertambangan perusahaan-perusahaan di pegunungan. Perusahaan pertambangan tersebut telah

    dituntut atas kerusakan dan kerugian yang terjadi. Penyakit itai-itai ini dikenal sebagai salah satu dari

    Empat Besar Penyakit akibat Pencemaran Jepang.

    Penyebaran penyakit Itai-itai Byo berasal dari pembuangan limbah Kamioka Mine ke sungai

    Jinzu yang mengandung kadmium. Tidak lama kemudian, mulai terjadi penyakit aneh berupa sakit

    pada seluruh tubuh dan tulang yang rapuh, umumnya tulang belakang. Penyakit ini mayoritas

    Gambar 4. Alur Pencemaran Kadmium di PerairanSumber: http// www.bnl.gov/news/com/news.php?a=22527

  • 9

    menyerang wanita yang berusia sekitar 30 sampai 40 tahun. Selain itu cara berjalan menjadi pincang

    karena melemahnya tulang. Penyakit Itai-itai Byo akan memberikan dampak berupa patah tulang

    serta komplikasi lainnya seperti batuk, kanker, anemia, gagal ginjal, dan bisa menyebabkan kematian.

    Penyebab

    Penyakit itai-itai disebabkan oleh keracunan kadmium akibat pertambangan di Prefektur Toyama.

    Pertambangan emas di daerah ini merupakan catatan pertambangan awal pada 710. Pertambangan

    reguler unuk perak dimulai pada tahun 1589, dan tidak lama kemudian, pertambangan untuk timah,

    tembaga, dan seng pun juga dimulai. Meningkatnya permintaan terhadap bahan baku selama Perang

    Rusia-Jepang dan Perang Dunia I, serta teknologi pertambangan baru dari Eropa, meningkatkan

    output dari pertambangan, menempatkan Kamioka Pertambangan di Toyama terkenal pada

    pertambangan kelas atas. Produksi meningkat bahkan lebih sebelum Perang Dunia II. Dimulai pada

    tahun 1910 dan terus berlanjut sampai 1945, kadmium dirilis dalam jumlah yang signifikan oleh

    operasi pertambangan, dan penyakit itai-itai ini pertama kali muncul sekitar tahun 1909. Sebelum

    Perang Dunia II, pertambangan yang dikendalikan oleh Mitsui Mining dan Smelting Co, Ltd,

    meningkat untuk memenuhi permintaan masa perang. Hal ini kemudian meningkatkan pencemaran

    Sungai Jinzu dan anak-anak sungainya. Sungai ini digunakan terutama untuk pengairan sawah, tetapi

    juga untuk air minum, mencuci, memancing, dan kegunaan lain oleh penduduk hilir.

    Akibat keracunan kadmium, ikan di sungai mulai mati, dan beras irigasi dengan air sungai tidak

    tumbuh dengan baik. Kadmium dan logam berat lainnya terakumulasi di dasar sungai dan di air

    sungai. Air ini kemudian digunakan untuk mengairi sawah. Beras menyerap logam berat, terutama

    kadmium. Kadmium pun akhirnya terakumulasi dalam tubuh orang-orang yang memakan nasi yang

    terkontaminasi.

    Penduduk mengeluh kepada Mitsui Mining and Smelting tentang polusi yang terjadi. Perusahaan

    membangun sebuah bak untuk menyimpan air limbah pertambangan sebelum dilepas ke dalam

    Gambar 5. Lokasi Teluk ToyamaSumber: Sundari, 2011

  • 10

    sungai. Hal ini sudah terlambat karena sudah banyak orang yang sakit menjadi korban. Penyebab

    keracunan tidak dapat dipahami dan, hingga 1946, penyakit ini hanya dianggap sebagai penyakit lokal

    atau jenis infeksi bakteri.

    Tes medis dimulai pada tahun 1940-an dan 1950-an, untuk mencari penyebab penyakit tersebut.

    Awalnya, hal ini diduga sebagai akibat keracunan dari pertambangan di hulu. Hanya pada tahun 1955

    Dr Hagino dan rekan-rekannya mulai mencurigai kadmium sebagai penyebab penyakit itai itai ini.

    Prefektur Toyama juga memulai penyelidikan pada tahun 1961, untuk menentukan bahwa Mitsui

    Mining and Pertambangan Smelting's Kamioka yang menyebabkan polusi yang terburuk hingga

    wilayah 30 km hilir dari tambang. Pada tahun 1968 Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan

    mengeluarkan pernyataan tentang gejala-gejala penyakit itai-itai yang disebabkan oleh keracunan

    kadmium.

    Penurunan kadar kadmium dalam air mengurangi jumlah korban penyakit ini, sehingga tidak ada

    lagi korban baru tercatat sejak 1946. Korban dengan gejala yang terburuk berasal dari Prefektur

    Toyama, namun ternyata pemerintah menemukan korban di lima prefektur lain.

    Sekarang tambang masih beroperasi dan tingkat polusi kadmium pun tetap tinggi, meski perbaikan

    gizi dan perawatan medis telah mengurangi epidemi penyakit itai-itai.

    II.4Pengendalian Pencemaran Kadmium

    Pengendalian pencemaran lingkungan terhadap kadmium seperti dalam kasus Itai-itai Byo ini

    dapat dilaksanakan dengan cara mendasar, namun membutuhkan kerja sama antar stakeholders

    terkait. Kenapa membutuhkan kerjasama yang cenderung kompleks? Karena sejatinya dalam industry

    pertambangan, proses pemurnian akan selalu diperoleh hasil sampingan berupa kadmium yang

    terbuang. Jika tidak diolah dan diproses dengan benar, maka akan sangat berbahaya bagi manusia.

    Hal ini dicontohkan pada kasus Itai-Itai Byo di sekitar Sungai Jinzu yang disebabkan aktivitas

    keseharian masyarakat yang dilakukan disekitar sungai tersebut. Padahal pengolahan limbah tambang

    yang tidak baik sehingga kadmium masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman

    yang terkontaminasi air dari sungai tersebut.

    Salah satu metode yang paling penting sebagai pencegahan dan pengendalian limbah hasil

    penambangan kadmium berasal dari industri penghasil kadmium itu sendiri. Agar pencemaran tidak

    terjadi, termasuk kasus pencemaran yang terbesar yang pernah terjadi, suatu industri pertambangan

    harus memiliki tempat pembuangan serta pengolahan limbah khusus (terutama untuk limbah yang

    mengandung bahan berbahaya dan beracun/B3). Dengan adanya tempat pembuangan limbah tersebut,

    maka limbah tidak dibuang langsung ke lingkungan, melainkan dilakukan proses pengolahan

    terlebih dahulu agar limbah yang dibuang tidak berdampak buruk bagi lingkungan atau lingkungan

  • 11

    tidak tercemar. Hal ini disebabkan oleh limbah yang mengandung logam berat seperti kadmium (cd)

    yang masuk ke dalam lingkungan, tumbuhan, dan manusia memiliki batas toleransi agar tidak

    membahayakan. Jika perusahaan tidak mampu mengolahnya sendiri, pengangkutan limbah B3 harus

    direncanakan sebaik mungkin agar dapat diangkut dengan aman ke IPAL (Instalasi Pengelolaan Air

    Limbah) di Tempat Pembuangan Akhir masing-masing daerah. Untuk mendukung hal ini, dibutuhkan

    kerja sama pihak pemerintah dan swasta dalam pelaksanaannya. Dibutuhkan regulasi yang tegas dari

    pemerintah dalam pengaturan pencemaran dan dalam pelaksanaannya dibutuhkan ketegasan dari

    pihak pengawas itu sendiri maupun pihak swasta selaku pelaku industri Sehingga dengan terjalinnya

    kerja sama berbagai pihak tersebut, dapat dipastikan bahwa pengawasan berjalan dengan rutin dan

    lancar, tanpa lagi menemukan baku mutu pencemar yang terlanggar maupun pengelolaan limbah yang

    tidak benar.

    Cara pengendalian lainnya adalah dengan mengakali rantai bioakumulasi dari tingkat bahaya

    yang disebabkan oleh pencemar itu sendiri. Bahan pencemar kadmium yang masuk ke dalam

    lingkungan perairan akan mengalami tiga macam proses akumulasi, yaitu fisik, kimia, dan

    biologis. Buangan limbah industri yang mengandung bahan berbahaya dengan toksisitas yang

    tinggi seperti logam berat kadmium, dengan kemampuan biota laut untuk menimbun logam-logam

    bahan pencemar langsung terakumulasi secara fisik dan kimia kemudian mengendap di dasar

    perairan. Namun metabolisme bahan berbahaya terjadi melalui rantai makanan secara biologis yang

    disebut bioakumulasi. Kadar logam berat yang terdapat dalam tubuh organisme perairan lebih tinggi

    jika dibandingkan dengan kadar logam berat yang terdapat dalam lingkungan hidupnya. Unsur-

    unsur logam berat dapat masuk ke dalam tubuh organisme dengan tiga cara, yaitu melalui rantai

    makanan, insang, dan difusi melalui permukaan kulit. Untuk mencegah logam berat masuk ke

    manusia, harus dilakukan pengawasan dan pengecekkan baku mutu limbah secara rutin. Pengecekkan

    dapat dilakukan di perairan temapt aktivitas itu dilakukan (terutama di tempat manusia mencari

    makan), selanjutnya pengecekkan dapat dilakukan pada makanan hasil tangkapan di laboratorium,

    apakah makanan tersebut (contoh: ikan) layak dimakan dan tidak mengandung logam berat yang

    tinggi, selanjutnya memastikan pengangkutan dan pengolahan makanan tersebut bersih dan terjamin.

    Contoh pengangkutan dan pengolahan makanan yang terjamin adalah dengan tidak menggunakan air

    sembarangan apalagi air dari lingkungan yang tercemar dalam membersihkan maupun memasak, dan

    sebagainya. Ada pula selanjutnya dari manusianya sendiri agar tidak merasakan dampak pencemaran

    lingkungan di atas, harus lebih waspada dan mencari tahu serta ikut mengawasi industri yang ada di

    sekitarnya. Manusia dengan budaya sehat dalam kesehariannya akan lebih mudah terhindar dari

    pencemaran. Misalnya, manusia harus memilah makanan sehat saja yang dikonsumsi, manusia

  • 12

    membiasakan mencuci tangan dan melaksanakan segalanya dengan bersih, serta berperan aktif dalam

    melaporkan industri-industri yang mencemari lingkungan.

    Dengan pengendalian pada sumber yaitu pada industrinya langsung dengan sistem pengelolaan

    yang baik dan dukungan regulasi serta penegakkannya yang tegas, pengendalian pada lingkungan

    dengan pengawasan dan pengecekkan yang rutin, serta pengendalian pada receiver atau manusianya

    sendiri dalam budaya sehat dalam memilih dan mengawasi, diharapkan tidak akan lagi terjadi

    pencemaran logam berat seperti kadmium di lingkungan sekitar terutama perairan. Jika pencemaran

    telah terjadi, diharapkan pengendalian seperti remediasi maupun pengobatan menjadi hal-hal yang

    akan diutamakan dengan budaya sehat yang dimiliki oleh seluruh stakeholders terkait (industri,

    pemerintah, dan masyarakat maupun akademisi terkait).

    Adapun pengendalian pencemaran kadmium oleh Kamioka mines adalah sebagai berikut

    Pengukuran kadar kadmium dalam limbah yang dihasilkan

    Pengolahan air asam tambang

    Slag treatment (sedimentasi pemisahan fasa liquid dan solid)

    Smoke exhaust treatment

    Remediasi tanah tercemar

    Terdapat alternatife pengelolaan limbah kadmium, seperti berikut

    Adsorpsi dengan karbon aktif

    Pengolahan biologis, menggunakan tumbuhan air sebagai bioabsorben, seperti Eichornia grasipes

    Penyerapan ion logam berat oleh sianobakteria dan mikroorganisme

    o Proses aktif uptake (biosorpsi)

    Ion logam berat dikonsumsi oleh sianobakteri dan mikroorganisme. Contoh organisme:

    Ankistrodesmus, Chlorellavulgaris

    o Proses pasif uptake (bioakumulasi)

    Ion logam digunakan sebagai pengganti dinding sel. Contoh organisme: Sargassum sp. Dan

    Eklonia sp.

  • 13

    BAB III

    PENUTUP

    III.1 Kesimpulan

    1. Logam berat jenis Kadmium (Cd) merupakan salah satu unsur kimia yang tergolong logam

    dengan nomor atom 48. Mayorirtas kadmium dihasilkan sebagai hasil sampingan dari proses

    penambangan, peleburan, dan pemurnian bijih seng, timbal, dan tembaga.

    2. Tingkatan toksisitas dari Kadmium (Cd) berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu

    panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal. Secara prinsipil pada

    konsentrasi rendah berefek terhadap gangguan pada paru-paru, emphysema dan renal turbular

    disease yang kronis.

    3. Salah satu kasus pencemaran Kadmium (Cd) di perairan yang terkenal adalah kasus

    pencemaran kadmium di Sungai Jinzu, Jepang oleh industri Kamioka mine pada tahun 1909.

    4. Dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran limbah Kadmium (Cd) dikenal dengan istilah

    Itai-Itai Biyo dan memiliki dampak signifikan terhadap lingkup lingkungan, social dan

    ekonomi.

    5. Solusi untuk mengendalikan pencemaran limbah logam berat yang dapat dilakukan adalah

    pencegahan dari sumber, pengendalian dan pengawasan lingkungan secara rutin, serta

    mendukung budaya sehat dan mawas diri terhadap pencemaran bagi receiver pencemaran atau

    dalam hal ini lebih difokuskan ke manusia.

    III.2 Saran

    1. Untuk mendapatkan penjelasan yang lebih akurat dapat ditelurusi lebih lanjut melalui tinjauan

    pustaka medis dan literature sains dalam bidang kimia sehingga hubungan antara kadmium dan

    penyakit Itai-itai Byo dapat diperjelas.

    2. Makalah ini dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk melakukan kegiatan di waktu yang

    mendatang sehingga tidak mengganggu keamanan dan kesehatan lingkungan sekitar.

    3. Pembelajaran lebih lanjut untuk penulis dan pembaca sehingga dapat memperbaiki kesalahan-

    kesalahan yang ada pada makalah ini

  • 14

    DAFTAR PUSTAKA

    Agustina, Fahrianti. 2010. (R1) Penyakit Itai-itai Akibat Polusi Kadmium (Cd).

    http://fyantinanogado.blogspot.com/2010/02/r-1-penyakit-itai-itai-akibat-polusi.html diakses pada 19

    Maret 2015

    Anonim. Cadmium. http://en.wikipedia.org/wiki/Cadmium diakses pada 19 Maret 2015 pukul 12.00

    ATSDR. 2012. Toxic Substances PortalCadmium. http://www.atsdr.cdc.gov/phs/phs.asp?id=46&tid=15

    diakses pada19 Maret 2015 pukul 10.35

    Mohsin, Yulianto. 2006. Kadmium. http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/kadmium/ diakses pada 19

    Maret 2015 pukul 11.52

    Noviani, Chitta Putri. 2012. Keracunan Kadmium. http://chittapn.blogspot.com/2012/06/keracunan-

    kadmium-cd.html diakses pada 19 Maret 2015

    Putra, Dewa. 2011. Ekokinetika. https://www.scribd.com/doc/55807267/EKOKINETIKA diakses pada

    19 Maret 2015 pukul 10.46

    Sundari, Tiasani dan Furinaka Nareta. 2011. Keracunan Kadmium Perusahaan Pertambangan Toyana

    Prefecture, Jepang. https://www.scribd.com/doc/189457628/PPT-B3-Keracunan-CD-Toyama-

    Jepang-15309066-15309083 diunduh pada 19 Maret 2015