makalah multi meter analog
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini disusun bertujuan untuk membantu mahasiswa untuk lebih
memahami mengenai multimeter analog. Adapun materi mengenai multimeter
analog ini merupakan salah satu bagian dari mata kuliah elektronika dasar. Oleh
sebab itu salah satu tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah elektronika dasar.
B. MANFAAT
Dalam makalah mengenai multimeter analog akan dibahas mengenai
banyak hal. Diantaranya pengenalan multimeter, manfaat multimeter, dan cara
penggunaan multimeter. Dengan demikian ketika pembaca membaca makalah ini
akan memperoleh banyak pengetahuan mengenai multimeter.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGENALAN MULTIMETER ANALOG
Multimeter analog menggunakan
tampilan dengan penunjukkan
jarum ke range-range yang kita
ukur dengan probe. Multimeter ini
tersedia dengan kemampuan untuk
mengukur hambatan ohm,
tegangan (Volt) dan arus (mA). Di
pasaran banyak sekali berbagai
macam merk yang beredar dari
multimeter analog ini. Multimeter
analog mempunyai keuntungan karena harganya yang lebih murah dan biasanya
multimeter analog tidak digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran
nilai komponen, tetapi kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau jeleknya
komponen pada waktu pengukuran. Atau juga digunakan untuk memeriksa suatu
rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok
yang ada.
2
B. BAGIAN-BAGIAN MULTIMETER ANALOG
Dari gambar multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya:
1) Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw), berfungsi
untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar
sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
2) Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust
Knob), berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya :
saklar (Ohm), test lead + (merahpemilih diputar pada posisi
dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol diputar ke kiri atau ke
kananpengatur kedudukan 0 , sehingga menunjuk pada kedudukan 0.
3
3) Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih posisi
pengukuran dan batas ukurannya. Multimeter biasanya terdiri dari empat
posisi pengukuran, yaitu : (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai
4) Posisi ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10;
dan K .
5) Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter AC
yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
6) Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi
sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500;
dan 1000.
7) Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai mili
amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.
8) Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu dengan
yang lain batas ukurannya belum tentu sama. Terminal), berfungsi
sebagai.
9) Lubang kutub + (V A tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna
merah.
10) Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya
test lead kutub – yang berwarna hitam.
11) Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch),
berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.
12) Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponen-komponen
multimeter.
4
13) Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer), berfungsi sebagai penunjuk
besaran yang diukur.
14) Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
C. FUNGSI MULTIMETER ANALOG
1. Fungsi Dasar Multimeter
Amperemeter DC
Voltmeter DC
Voltmeter AC
Ohmmeter
2. Fungsi Tambahan Multimeter Analog
Amperemeter AC
Penguji dioda
Penguji transistor
Pengukur temperatur
Pengukur kapasitansi
D. PENGUJIAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DENGAN MULTIMETER
ANALOG
1. Pengujian Resistor
Pengujian resistor meliputi dua hal, yaitu pengecekan kondisi resistor
(tentang baik tidaknya komponen tersebut) dan pengukuran nilai tahanan.
Adapun langkah-langkah dalam mengukur atau menguji resistor adalah :
1) Mengarahkan saklar jangkah ukur pada posisi ohm.
5
2) Menancapkan pangkal kabel colok merah pada terminal kabel colok
positif dan pangkal kabel colok hitam pada terminal kabel colok negatif
yang tersedia pada multimeter.
3) Melakukan kalibrasi dengan cara menghubungkan ujung-ujung kabel
colok hitam dan merah. Kemudian memperhatikan papan skala, apabila
jarum tidak menunjuk tepat pada nilai 0 ohm, maka pengatur nol ohm
atau knop adjust diatur dengan cara memutarnya hingga tepat pada nilai 0
ohm.
4) Melepaskan hubungan kedua colok sehingga jarum kembali ke kiri dan
alat siap digunakan untuk melakukan pengujian atau pengukuran.
5) Menempelkan masing-masing ujung colok pada kaki resistor. Bila resistor
baik, maka jarum akan bergerak menunjukkan nilai tertentu, maka resistor
tersebut rusak atau alat ukur tidak mampu baca, sehingga perlu diubah
posisi ohmnya. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk merupakan
nilai tahanan resistor yang sedang diuji atau diukur.
2. Pengujian Kapasitor
Kapasitor merupakan salah satu komponen elektronika yang
mempunyai dua kaki. Tujuan pengujian kapasitor adalah untuk mengetahui
kondisi kapasitor. Adapun langkah-langkah menguji kapasitor adalah :
1) Mengarahkan skalar jangkah pada posisi ohm.
6
2) Menancapkan pangkal kabel colok merah pada terminal kabel colok
positif dan pangkal kabel colok hitam pada terminal kabel colok negatif
yang tersedia pada multimeter.
3) Melakukan kalibrasi dengan cara menghubungkan ujung-ujung kabel
colok hitam dan merah. Kemudian memperhatikan papan skala, apabila
jarum tidak menunjuk tepat pada nilai 0 ohm, maka pengatur nol ohm
atau knop adjust diatur dengan cara memutarnya hingga tepat pada nilai 0
ohm.
4) Menghubungsingkatkan kedua kaki kapasitor, agar muatan listrik yang
sudah ada bisa terbuang terlebih dahulu.
5) Menghubungkan colok hitam pada kaki positif kapasitor dan colok merah
pada kaki negatif kapasitor. Apabila jarum meter bergerak dan kembali
lagi, maka kapasitor dinyatakan baik. Jika jarum meter bergerak dan tidak
kembali, maka kapasitor dinyatakan bocor. Bila jarum bergerak dan
kembali tetapi tidak penuh, maka kapasitor tersebut aus. Sedang jika
jarum tidak bergerak sama sekali berarti kapasitor tersebut sudah putus.
3. Pengujian Dioda
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pengujian dioda adalah
menentukan terlebih dahulu kaki-kaki komponen tersebut, mana anoda dan
mana katodanya. Adapun langkah-langkah pengujian dioda selanjutnya
adalah :
1) Mengarahkan skalar jangkah pada posisi ohm.
7
2) Menancapkan pangkal kabel colok merah pada terminal kabel colok
positif dan pangkal kabel colok hitam pada terminal kabel colok negatif
yang tersedia pada multimeter.
3) Melakukan kalibrasi dengan cara menghubungkan ujung-ujung kabel
colok hitam dan merah. Kemudian memperhatikan papan skala, apabila
jarum tidak menunjuk tepat pada nilai 0 ohm, maka pengatur nol ohm
atau knop adjust diatur dengan cara memutarnya hingga tepat pada nilai 0
ohm. Pada pengukuran ini kalibrasi tidak boleh dilakukan.
4) Menghubungkan colok hitam pada kaki anoda dan colok merah pada kaki
katoda. Apabila jarum meter bergerak dan kembali lagi, maka kapasitor
dinyatakan baik; tetapi jika jarum meter tidak bergerak sama sekali, maka
dioda dinyatakan rusak atau putus.
5) Jika pengujian dibalik, yaitu colok hitam ditempel pada katoda dan colok
merah pada anoda, maka bila jarum meter bergerak, dioda dinyatakan
rusak. Sebaliknya, apabila jarumnya diam atau tidak bergerak, maka
dioda dinyatakan baik.
Tabel Hasil Pengujian Dioda yang Baik
NOKABEL COLOK JARUM PENUNJUK
MULTIMETERPositif (Merah) Negatif (Hitam)
1. Kaki Anoda Kaki Katoda Tidak bergerak
2. Kaki Katoda Kaki Anoda Bergerak
4. Pengujian Transistor
8
Pada dasarnya transistor merupakan dua dioda yang dipertemukan,
sehingga cara pengujian transistor hampir sama dengan pengujian dioda.
Pengujian transistor dibedakan menjadi dua, yaitu jenis NPN dan jenis NPN.
Adapun langkah-langkah pengujian transistor NPN adalah :
1) Mengarahkan skalar jangkah pada posisi ohm.
2) Menempelkan colok hitam pada kaki basis (B) dan colok merah pada kaki
emitor (E). Apabila jarum penunjuk bergerak maka transistor dinyatakan
baik. Selanjutnya memindahkan colok merah pada kaki kolekor (C),
apabila jarum penunjuk bergerak maka transistor juga dinyatakan dalam
keadaan baik. Sedangkan apabila dalam pengujian transistor jarum
penunjuk tidak bergerak, maka transistor dinyatakan rusak.
3) Selanjutnya apabila pengujian dibalik, yaitu colok merah pada kaki basis,
sedangkan kaki emitor dan kaki kolektor dihubungkan dengan colok
hitam secara bergantian, maka bila jarum penunjuk bergerak, transistor
dinyatakan rusak, mungkin bocor.
Sedangkan langkah-langkah dalam menguji transistor PNP adalah :
1) Mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm.
2) Menempelkan colok merah pada kaki basis (B) dan colok hitam pada kaki
emitor (E). Bila jarum bergerak maka transistor dinyatakan baik.
3) Setelah itu memindahkan colok hitam pada kaki kolektor (C). Jika jarum
meter bergerak, maka transistor dinyatakan baik. Apabila dalam
pengujian jarum meter tidak bergerak sama sekali, maka transistor
dinyatakan rusak (mungkin putus).
9
4) Kemudian, jika pengujian dibalik, yaitu colok hitam pada kaki basis,
sedangkan kaki emitor dan kolektor dihubungkan dengan colok merah
secara bergantian, maka bila jarum penunjuk bergerak, transistor tersebut
dinyatakan rusak. Apabila jarum penunjuk tersebut bergerak
menunjukkan nilai ohm yang rendah, maka dapat disimpulkan bahwa
transistor tersebut bocor.
5. Pengujian Transformator
Langkah-langkah menguji transformator input dan output adalah :
1) Mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm.
2) Menempelkan colok hitam dan merah pada masing-masing tep atau
terminal transformator input atau output. Apabila sewaktu
menghubungkan bagian primer dan bagian sekunder jarum penunjuk
bergerak, maka transformator tersebut baik. Namun bila sewaktu diuji
salah satu tep transformator, baik primer maupun sekunder tidak
bergerak, maka transformator tersebut dinyatakan rusak (tidak berfungsi).
Adapun langkah-langkah pengujian transformator frekuensi adalah :
1) Mengarahkan saklar jangkah ukur pada posisi ohm.
2) Menempelkan colok hitam dan colok merah pada masing-masing tep di
bagian primer transformator. Apabila jarum meter bergerak, maka
transformator tersebut bagian primernya dinyatakan baik.
10
3) Selanjutnya menghubungkan colok hitam dan colok merah pada masing-
masing tep di bagian sekunder. Apabila jarum penunjuk bergerak, maka
transformator tersebut bagian sekundernya dalam keadaan baik.
Sedangkan bila dalam pengujian di bagian primer maupun sekunder ada
yang tidak bergerak, maka transformator tersebut rusak dan tidak bisa
digunakan lagi.
Sedangkan langkah-langkah dalam menguji transformator adaptor adalah :
1) Mengarahkan saklar jangkah ukur pada posisi ohm.
2) Menempelkan colok hitam dan colok merah pada masing-masing tep di
bagian sekunder transformator. Apabila jarum meter begerak, maka
transformator tersebut dinyatakan baik.
3) Menghubungkan colok hitam dan colok merah pada masing-masing tep di
bagian primer transformator. Apabila jarum penunjuk bergerak, maka
transformator tersebut dalam keadaan baik. Sedangkan bila dalam
pengujian di bagian primer maupun sekunder ada yang tidak bergerak,
maka transformator adaptor tersebut rusak atau tidak berfungsi lagi.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Multimeter analog adalah alat ukur untuk komponen-komponen
elektronika. Multimeter analog sebagai alat ukur dapat berfungsi sebagai
voltmeter, amperemeter dan ohmmeter karena alat ini dapat mengukur tegangan,
kuat arus dan hambatan. Selain itu multimeter analog juga bermanfaat untuk
menguji baik tidaknya suatu komponen dan besarnya nilai dapat diketahui
dengan jelas khususnya sebelum dipakai pada rangkaian.
B. SARAN
Sebaiknya dalam membahas multimeter analog mahasiswa diajak
melakukan praktek agar mahasiswa dapat lebih memahami cara kerja multimeter
analog.
12
DAFTAR PUSTAKA
Sugiri, A.Md., S.Pd. 2004. Elektronika Dasar & Peripheral Komputer. Yogyakarta : Andi
www.elektronika-elektronika.blogspot.com
www.labdasar.ee.itb.ac.id
www.multimeteranalog.blogspot.com
13
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat bimbingan dan penyertaannya sehingga kelompok dapat menyelesaikan
penulisan makalah mengenai “Multimeter Analog”.
Dalam makalah ini dibahas mengenai apa itu multimeter analog, bagian-bagian
multimeter analog, apa fungsinya, dan bagaimana mengukur beberapa komponen
dengan menggunakan multimeter analog. Makalah ini sangat bermanfaat bagi
mahasiswa teknik informatika.
Adapun kelompok menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, oleh sebab itu kelompok sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Tomohon, 14 April 2010
Penulis
14i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Tujuan Penulisan ............................................................................ 1
B. Manfaat .......................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 2
A. Pengenalan Multimeter Analog ..................................................... 2
B. Bagian-Bagian Multimeter Analog ................................................ 3
C. Fungsi Multimeter Analog ............................................................. 5
D. Pengujian Komponen Elektronika dengan Multimeter Analog ..... 5
1. Pengujian Resistor ................................................................... 5
2. Pengujian Kapasitor ................................................................. 6
3. Pengujian Dioda ....................................................................... 7
4. Pengujian Transistor ................................................................ 8
5. Pengujian Transformator ......................................................... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 12
A. Kesimpulan .................................................................................... 12
B. Saran .............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13
15ii