makalah motorik anak usia dini

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah). Sementara itu, menurut Chaplin (Yusuf:2009) mengartikan perkembangan sebagai : (1) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme dari lahir sampai mati, (2) Pertumbuhan, (3) Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian- bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, (4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari. Seringkali perkembangan motorik anak prasekolah diabaikan atau bahkan dilupakan oleh orang tua. Hal ini dikarenakan belum pahamnya mereka bahwa perkembangan motorik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan anak usia dini, sebagian besar orang tua dan pembimbing lebih mengedepankan perkembangan kognitif saja. Padahal perkembangan tidak hanya dalam aspek kognitif melainkan meliputi seluruh aspek yakni perkembangan bahasa, sosial emosional, moral agama serta perkembangan fisik motorik anak. Perkembangan fisik motorik sangat berpengaruh terhadap perkembangan-perkembangan yang lainnya. Seperti yang di kemukakan oleh para ahli perkembangan. Hurlock (1986:92) menyebutkan bahwa aspek perkembangan yang cukup signifikan dalam kehidupan anak PAUD adalah perkembangan fisik (Physical Depelopment). Secara umum perkembangan fisik anak usia dini mencakup empat aspek (1) sintem syaraf yang sangat

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 18-Jun-2015

804 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah motorik anak usia dini

BAB I

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang Masalah

Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju

tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis,

progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis

(rohaniah). Sementara itu, menurut Chaplin (Yusuf:2009) mengartikan perkembangan

sebagai :

(1) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme dari lahir sampai mati,

(2) Pertumbuhan,

(3) Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam

bagian-bagian fungsional,

(4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.

Seringkali perkembangan motorik anak prasekolah diabaikan atau bahkan dilupakan oleh

orang tua. Hal ini dikarenakan belum pahamnya mereka bahwa perkembangan motorik

menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan anak usia dini, sebagian besar orang

tua dan pembimbing lebih mengedepankan perkembangan kognitif saja. Padahal

perkembangan tidak hanya dalam aspek kognitif melainkan meliputi seluruh aspek yakni

perkembangan bahasa, sosial emosional, moral agama serta perkembangan fisik motorik

anak. Perkembangan fisik motorik sangat berpengaruh terhadap perkembangan-

perkembangan yang lainnya. Seperti yang di kemukakan oleh para ahli perkembangan.

Hurlock (1986:92) menyebutkan bahwa aspek perkembangan yang cukup signifikan dalam

kehidupan anak PAUD adalah perkembangan fisik (Physical Depelopment). Secara umum

perkembangan fisik anak usia dini mencakup empat aspek (1) sintem syaraf yang sangat

berkaitan erat dengan perkembangan kecerdasan dan emosi; (2) otot-otot yang mempengaruhi

perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik; (3) kelenjar endokrin yang menyebabkan

munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan

senang untuk aktif dalam suatu kegiatan terkadang anggotanya terdiri dari lawan jenis; (4)

struktur fisik atau tubuh meliputi tinggi, berat dan porposi tubuh.

Teori Freud (Hurlock:1980) mengacu pada teori pentahapan perkembangan psikoanalitik

dimana perkembangan manusia tercermin dari perkembangan psikoseksual, dan melalui

bagian tersebut manusia mencari pemuasan. Perkembangan tiap tahap menekankan

pentingnya aktivitas motorik.

Teori Havighurst (Hurlock:1980) yang memahami perkembangan sebagai interaksi antara

factor biologis, social, dan budaya. Faktor ini merupakan faktor pendorong bagi

perkembangan kemampuan anak untuk berfungsi di masyarakat. Teori ini menekankan

Page 2: Makalah motorik anak usia dini

pentingnya anak bergerak, bermain, dan beraktivitas fisik bagi perkembangannya, terutama

pada masa bayi dan masa kanak-kanak.

Anak TK berada pada masa lima tahun pertama yang disebut The Golden Years merupakan

masa emas perkembangan anak. Anak pada usia tersebut mempunyai potensi yang sangat

besar untuk mengoptimalkan segala aspek perkembangannya, termasuk perkembangan fisik-

motoriknya.

Seiring dengan perkembangan fisik yang beranjak matang, perkembangan motorik anak

sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan

atau minatnya. Masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau aktifitas. Anak cenderung

menunjukan gerakan-gerakan motorik yang cukup gesit. Oleh karena itu, usia ini merupakan

masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, seperti menulis,

menggambar, melukis, berenang, main bola dan atletik. Perkembangan fisik anak dapat

diklasifikasikan menjadi dua aspek yaitu ditinjau dari perkembangan motorik kasar dan

motorik halus.

Dalam penyelenggaraan pendidikan metode pembelajaran terdapat berbagai metode yang

dilakukan oleh para pendidik. Pada umumnya dalam proses pendidikan pada anak usia dini

lebih diutamakan pada metoda bermain sambil belajar, karena lebih sesuai dengan kondisi

anak-anak yang cenderung lebih suka bermain. Disamping mereka bermain, mereka sekaligus

mengasah keterampilan dan kemampuannya. Kegiatan bermain harus disesuaikan dengan

karakteristik perkembangan anak, agar mampu memfasilitasi kebutuhannya dengan sesuai.

Dunia anak adalah dunia bermain, jadi sudah selayaknya pendidik memberikan fasilitas

bermain bagi anak. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara spontan,

menyenangkan dan kepuasan. Bermain bagi anak merupakan kebutuhan pekerjaan bagi orang

dewasa. Kegiatan bermain menjadi pengalaman dan pengetahuan anak. Berkaitan dengan

pemberian kesempatan pada anak untuk bermain, karena pada hakekatnya bermain itu sendiri

merupakan hak anak sepanjang rentang hidupnya. Melalui bermain anak dapat berlatih,

meningkatkan cara berpikir dan mengembangkan kreatifitas. Berbagai potensi perkembangan

dapat diperoleh melalui kegiatan bermain dan permainan.

Permainan tradisional kini mulai terkikis keberadaannya sedikit demi sedikit khususnya di

kota-kota besar dan mungkin untuk anak-anak sekarang ini banyak yang tidak mengenal

permainan tradisional yang ada padahal permainan tersebut adalah warisan dari nenek

moyang rakyat Indonesia. Semakin tidak populernya permainan tradisional tersebut

dikarenakan telah banyak muncul permainan yang lebih atraktif dan menyenangkan hati

anak-anak. Sebagai contoh dibanjirinya indonesia dengan plastation (PS) dan permainanan

elektronik maupun nonelektronik yang menyenangkan dan menghibur namun bersifat pasif

dan kurang bermanfaat bagi potensi perkembangan anak. Maka tugas kita sebagai pendidik

untuk menggali kembali permainan-permainan tradisional yang dapat mengembangkan

seluruh potensi perkembangan anak.

Page 3: Makalah motorik anak usia dini

Dalam makalah ini, kami akan menguraikan salah satu permainan tradisional yang dapat

mengembangkan kemampuan aspek perkembangan fisik motorik kasar anak TK yaitu

permainan “Galah asin” (Gobak Sodor / Hadang).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Motorik Kasar ?

2. Bagaimana karakteristik perkembangan motorik anak TK?

3. Bagaimana penerapan permainan tradisional “Galah Asin” pada anak TK?

1.3   Prosedur Pemecahan Masalah

Masalah yang telah dikemukakan di atas akan diselesaikan dengan menggunakan pendekatan

teori, secara teori akan menggunakan kajian-kajian pustaka yang relefan, hasil-hasil

penelitian, makalah, jurnal seminar, artikel, Modul dan beberapa buku penunjang.

Page 4: Makalah motorik anak usia dini

Bab II

Pembahasan

2.1  Pengertian Motorik Kasar

Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak.

Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot

anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun merupakan hasil pola interaksi yang

kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.

Kemampuan motorik terbagi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus.menurut

Syamsyudin, Motorik kasar adalah aktivitas dengan menggunakan otot-otot besar yang

meliputi gerak dasar lokomotor, nonlokomotor........ (Widarmi:2008).

Gerak Motorik Kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar

bagian tubuh anak. Oleh karena itu, biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-

otot yang lebih besar. Motorik kasar anak akan berkembang sesuai dengan usianya (age

appropriateness). Orang dewasa tidak perlu melakukan bantuan terhadap kekuatan otot besar

anak. Jika anak telah matang, maka dengan sendirinya anak akan melakukan gerakan yang

sudah waktunya untuk dilakukan. (wijaya; 2008) misalnya, seorang anak usia 6 bulan belum

siap duduk sendiri, maka orang dewasa tidak perlu memaksakan dia duduk di sebuah kursi.

Pada masa kanak-kanak kemampuan motorik berkembang sejalan dengan perkembangan

kemampuan kognitif anak .

Sejalan dengan kemampuan fisik yang terjadi, lebih lanjut menurut Rini Handayani, anak

usia 4-6 tahun yang melalui masa preschool memiliki banyak keuntungan dalam hal fisik

motorik bila dilakukan lewat permainan-permainan. Tinning (ulfiani:2003) menyatakan :

“With any education innovation there is a good deal of modification of the original ideas as

it is implemented at the individual school and classroom level. The original notion of daily

physical education as outlined by the south Australian materials has been modified in many

ways”. Maksudnya dengan pesatnya inovasi pendidikan dewasa ini, sangat memungkinkan

kalangan praktisi pendidikan, khususnya pendidikan jasmani untuk melakukan modifikasi.

Modifikasi tersebut timbul berdasarkan tuntutan pengembangan untuk memecahkan beberapa

masalah yang dijumpai di lapangan seperti kejenuhan anak, kurang tereksploitasinya

kemampuan gerak anak, dan karakteristik anak usia dini yang berbeda dengan anak dewasa.

Modifikasi tersebut dapat berupa perubahan luas lapangan, alat yang digunakan, peraturan

yang digunakan, dan lain-lain.

Pentingnya meningkatkan perkembangan motorik, diantaranya :

1. Peran kemampuan motorik untuk perkembangan fisiologis anak

2. Peran kemampuan motorik untuk perkembangan sosial dan emosional anak

3. Peran kemampuan motorik untuk kognitif anak

Page 5: Makalah motorik anak usia dini

Secara langsung pertumbuhan anak akan menentukan keterampilannya dalam bergerak,

sedangkan secara tidak langsung, pertumbuhan dan kemampuan fisik atau motorik anak akan

mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan orang lain.

Seefel (widarmi 2008) menggolongkan tiga keterampilan motorik anak yaitu:

1. Gerak lokomotor ( gerakan berpindah tempat ) dimana bagian tubuh tertentu bergerak

atau berpindah tempat; misalnya jalan,lari,dan loncat.

·         Berbaring

Beberapa variasi gerakannya, sebagai berikut :

a. Berbaring terlentang

b. Berbaring telungkup

c. Berbaring miring ke kanan

d. Berbaring miring ke kiri

·  Berjalan

Jalan adalah suatu gerakan melangkah ke segala arah yang dilakukan oleh siapa saja dan

tidak mengenal usia. Namun demikian, gerakan yang tidak diperhatikan pada masa usia

sekolah dasar dikhawatirkan akan mengakibatkan kelainan dalam berjalan di kemudian hari.

Untuk itu gerak berjalan maupun bentuk-bentuk latihan dalam berjalan harus disosialisasikan

dengan cara bermain, baik itu dalam kelompok kecil maupun besar.

·  Berlari

Berlari bisa dimanfaatkan oleh guru sebagai dasar untuk memberikan olah tubuh kepada

siswa secara teratur. Guru bisa memanfaatkan faktor-faktor gerakan, seperti tempat, waktu,

dan kekuatan untuk menciptakan berbagai variasi berlari. Variasi dapat juga diciptakan

dengan menggunakan fungsi-fungsi tubuh dan anggota bagian tubuh. Berlari tidak banyak

berbeda dengan berjalan, hanya saja akan lebih cepat sampai tujuan dan gerakannya suatu

saat melayang di udara atau agak melompat.

·  Melompat

Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain yang lebih jauh

atau tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu satu kaki dan

mendarat dengan kaki atau anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik. Contoh

pengembangan gerak lompat, misalnya lompat jauh.

·  Meloncat

Loncat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain yang lebih jauh

atau tinggi dengan ancang-ancang dari cepat atau lambat dengan menumpu dua kaki dan

mendarat dengan kaki atau anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik.

· Melempar

Melempar adalah gerakan mengarahkan satu benda yang dipegang dengan cara mengayunkan

tangan ke arah tertentu. Gerakan ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan tangan dan

Page 6: Makalah motorik anak usia dini

lengan serta memerlukan koordinasi beberapa unsur gerakan, misalnya lengan dengan jari

yang harus melepaskan benda yang dipegang pada saat yang tepat.

2. Gerak non-lokomotor ( gerakan tidak berpidah tempat ) dimana sebagian anggota tubuh

tertentu saja yang digerakkan namun tidak berpindah tempat.

· Gerakan stabilisasi ( nonlokomotor ) termasuk didalamnya, seperti :

a. Dodging (mengelak/menghindar)

b. Stretching dan Bending (merenggangkan & membungkuk)

c. Twisting dan Turning (membelok & menyusun)

d. Swinging dan Swaying (mengikuti arus & mengayun)

e. Pushing dan Pulling (mendorong & menarik)

3. Manipulatif, dimana ada sesuatu yang digerakkan ,misalnya melempar, menangkap,

menyepak, memukul, dan geraka lain yang berkaitan dengan lemparkan dan tangkapan

sesuatu.

Beberapa gerakan yang termasuk di dalam gerakan manipulatif adalah menggelindingkan

bola atau sejenisnya, melempar dan menangkap, menahan atau trapping, memantul atau men-

dribbling, memukul.

1. Menggelindingkan Bola atau rolling, meliputi pengarahan gaya atau tenaga terhadap suatu

objek yang mempertahankan kontaknya dengan permukaan tempat benda tersebut bergerak.

2. Melempar merupakan keterampilan manipulatif yang rumit yang menggunakan satu atau

dua tangan untuk melontarkan objek menjauhi badan ke udara. Selain tergantung dari

beberapa faktor (ukuran anak, ukuran objek, dan lain sebagainya), lemparan dapat di lakukan

di bawah tangan, di atas kepala, di atas lengan atau di samping.

3. Menangkap merupakan gerakan dasar manipulasi yang melibatkan penghentian suatu

objek yang terkontrol oleh satu atau kedua tangan. Pada tahap awal biasanya objek akan

dihentikan dengan satu bagian atau beberapa bagian anggota tubuh. Penguasaan koordinasi

mata tangan akan memudahkan bagi mereka untuk menangkap objek yang melayang ke

hadapannya.

4. Pushing dan Pulling, Pushing atau mendorong adalah usaha pengerahan gaya atau

kekuatan dalam melawan suatu objek atau orang, apakah mendorong untuk menyingkirkan

objek dari badan atau mendorong badan menjauhi objek.

Pulling di lain pihak diartikan sebagai tarikan, ini merupakan pengerahan tenaga yang

mengakibatkan objek atau orang bergerak mendekati badan.

Page 7: Makalah motorik anak usia dini

2.2 Karakteristik Perkembangan Motorik Anak TK

Pada saat anak mencapai tahapan prasekolah (3-6 tahun) ada ciri yang jelas berbeda antara

anak bayi dan anak prasekolah. Perbedaannya terletak dalam penampilan, proporsi tubuh,

berat, panjang badan dan keterampilan yang mereka miliki. Dengan bertambahnya usia,

perbandingan antar bagian tubuh, akan berubah. Dengan bertambahnya usia, letak grativitas

makin berada dibawah tubuh; dengan demikian bagi anak yang makin berkembang usianya,

keseimbangan tersebut ada di tungkai bagian bawah (dalam Patmonodewo:2003). Melalui

pengamatan perkembangan jasmani, pertumbuhan bersifat cephalo-caudal (mulai dari kepala

menuju bagian tulang ekor) dan proximo-distal (mulai dari bagian tengah ke arah tepi tubuh).

Gerakan otot kasar lebih dahulu berkembang sebelum gerakan otot halus. Pengendalian otot

kepala dan lengan lebih dahulu berkembang dari pengendalian otot kaki. Kecepatan

perkembangan jasmani dipengaruhi oleh gizi, kesehatan dan lingkungan fisik lain misal

tersedianya alat permainan serta kesempatan yang diberikan kepada anak untuk melatih

berbagai gerakan.

Menurut Gassel & Ames dan Illing Sworth (mosvirohtadkirotun) pola umum perkembangan

motorik terdiri dari 8 tahap yaitu :

1.      Continuity (Bersifat Kontinyu/terus menerus)

2.      Uniform Sequence (Memiliki tahapan yang sama)

3.      Maturity (Kematangan)

4.      Umum ke Khusus

5.      Refleks ke gerak terkoordinasi dan bertujuan

6.      Bersifat Chepalocaudal Direction

7.      Bersifat Proximodistal

8.      Koordinasi Bilateral menuju Crosslateral

Pada usia enam tahun berat badan anak harus kurang lebih tujuh kali berat pada waktu lahir.

Anak perempuan rata-rata beratnya 48,5 pon dan anak laki-laki 49 pon. Tulang kakinya

tumbuh dengan cepat. Tingkat pengerasan otot bervariasi pada bagian-bagian tubuh

mengikuti hukum perkembangan arah. Otot menjadi lebih besar, lebih kuat dan lebih berat,

sehingga anak tampak lebih kurus meskipun beratnya bertambah. Pertumbuhan otaknya pada

usia lima tahun sudah mencapai 75% dari ukuran orang dewasa, dan 90% pada usia 6 tahun.

Perkembangan fisik anak ditandai juga dengan berkembangnya kemampuan atau

keterampilan motorik. Kemampuan motorik tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut

(yusuf :2009 dan Desmita :2008).

Page 8: Makalah motorik anak usia dini

USIA

(Tahun)

KEMAMPUAN

MOTORIK KASAR

KEMAMPUAN

MOTORIK HALUS

4 - 6

1.    Meloncat

2.       Mengendarai sepeda

anak

3.       Menangkap bola

4.       Bermain olah raga

5.       Menuruni tangga dengan

cepat

6.       Seimbang saat berjalan

mundur

7.       Melompati rintangan

8.       Melempar dan

menangkap bola

9.       Melambungkan bola

1.    Menggunakan pensil

2.       Menggambar

3.       Memotong dengan gunting

4.       Menulis huruf cetak

5.       Menggunting dengan cukup

baik

6.       Melipat amplop

7.       Membawa gelas tanpa

menumpah-kan isinya

8.       Memasikkan benang ke

lubang besar

Sedangkan perkembangan motorik masa anak-anak awal menurut Roberton & Halverson

(Andri:2010) yaitu:

A)    Usia 4,5 - 5,5 tahun

Motorik kasar:menyeimbangkan badan diatas satu kaki; berlari jauh tanpa jatuh; dapat

berenang dalam air yang dangkal

Motorik halus:menggunting; menggambar orang; menirukan angka dan huruf sederhana;

membuat susunan yang kompleks dengan kotak-kotak.

Unsur-unsur kesegaran Jasmani yaitu kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan,

kelentukan, koordinasi, ketepatan, keseimbangan.

Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Untuk memahami bagaimana

perkembangan anak, juga perlu dipahami permasalahan-permasalahan yang dialami selama

perkembangannya. Hal ini perlu dilakukan agar kita benar-benar dapat mengetahui setiap

perubahan yang terjadi pada diri anak. Permasalahan yang dihadapi anak dapat dilihat

melalui tingkah laku yang ditunjukan anak maupun keluhan-keluhan yang disampaikan oleh

orang-orang sekitar anak.

Menurut Rusda Koto dan Sri Maryati, (Agustin & Wahyudin;2010) dalam perkembangannya,

mungkin ditemukan beberapa hambatan pada anak diantaranya :

a.       Gangguan Fungsi panca indra

Gangguan panca indra yang banyak menimbulkan masalah pada anak adalah gangguan panca

indra penglihatan dan pendengaran. Kekurangan daya penglihatan dan pendengaran dapat

Page 9: Makalah motorik anak usia dini

diketahui jika derajat penyimpangannya sudah cukup besar dari yang normal. Sebaliknya bila

taraf kekurangannya masih ringan, cukup sulit untuk menditeksi kesulitan yang dihadapi

anak.

b.      Cacat Tubuh

Cacat tubuh umumnya terdapat pada tangan, kaki atau wajah. Bila seorang anak mengalami

cacat tubuh pada tangan atau kaki, maka perkembangannya akan mengalami gangguan

karena pada masa usia dini kemampuan tubuh sangat penting untuk menunjang

perkembangannya. Anak perlu melatih kemampuan melempar dan menangkap bola,

membentuk dan menggunting. Demikian juga cacat pada wajah akan menumbuhkan rasa

tidak percaya diri pada anak.

c.       Kegemukan

Kegemukan selalu dianggap bahaya pada tingkat usia manapun. Kegemukan akan

membahayakan kesehatan. Kegemukan seringkali kita temukan pada anak usia dini, dan

orang tua kadangkala membiarkan atau bahkan senang dengan kegemukan anak karena anak

tampak lucu dan menggemaskan. Kegemukan yang dialami anak sejak dini perlu diwaspadai

karena berbahaya bagi perkembangan selanjutnya. Kegemukan dapat menyebabkan penyakit

jantung, diabetes, tekanan darah tinggi dan sebagainya.

d.      Gangguan gerak peniruan (stereotipik)

Gejala yang nampak dari gangguan stereotipik adalah gerakan motorik kasar (gross motor

movement) yang tidak wajar. Gerakan yang disebabkan karena kebiasaan tetapi mempunyai

akibat yang tidak baik dan seringkali berkepanjangan. Contoh gerakannya: membenturkan

kepala, menggoyang-goyangkan badan, gerakan tangan yang berulang, cepat dan berirama

atau gerakan disengaja yang berulang yang secara khas meliputi tangan dan jari.

2.3  Penerapan Permainan Tradisional “Galah Asin” Pada Anak TK

Penanaman motorik atau gerak yang benar dan pengembangan yang optimal merupakan salah

satu tugas dan fungsi utama pendidikan pada taman kanak-kanak. Sebab pendidikan pada

tingkat taman kanak-kanak merupakan diagnosa secara dini dan berkala terhadap kemampuan

gerak dasar yang optimal pada usianya.

Implikasi perkembangan fisik di PAUD perlu dirancang lingkungan pendidikan yang

kondusif bagi perkembangan fisik anak secara optimal. Bagi mereka perlu disediakan

halaman yang cukup luas dan perlengkapan permainan, yang memberikan peluang kepada

mereka untuk dapat bergerak, dan bermain secara leluasa.

Dalam rangka membantu perkembangan fisik anak maka guru seyogianya memberikan

bimbingan kepada mereka agar memiliki kesadaran akan kemampuan sensorisnya, dan juga

memiliki sikap yang positif terhadap dirinya. Menurut Aundrey Curtis, Bimbingan guru

berkaitan dengan perkembangan aspek-aspek berikut(Yusuf 2009):

1. Pengenalan/pengetahuan akan namanya dan bagian-bagian tubuhnya.

Page 10: Makalah motorik anak usia dini

2. Kemampuan untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi tubuh.

3. Pemahaman bahwa walaupun setiap individu berbeda dalam penampilannya, seperti

perbedaan dalam warna rambut, kulit dan mata atau tingginya, namun semua orang

memiliki kesamaan karakteristik fisik yang sama.

4. Menerima bahwa setiap orang memiliki keterbatasan dalam kemampuannya, seperti

setiap orang dapat berjalan, berlari atau melompat, tetapi tidak ada seorang pun yang

dapat terbang.

5. Mengetahui kesadaran sensori (merasa, melihat, mendengar, mencium, dan

menyentuh/meraba).

6. Memahami keterbatasan fisik, seperti lelah, sakit, dan melemah

Dalam kegiatan pembelajaran guru turut berperan sebagai fasilitator dalam upaya

meningkatkan gerak motorik. Guru hendaknya menyediakan alat-alat mainan yang aman bagi

anak serta melakukan pengawasan yang baik disaat anak asyik terlibat dalam kegiatan

bermain. Peningkatan gerak motorik berarti anak dapat bergerak lebih baik sesuai dengan

keterampilan geraknya dan anak dapat bergerak bebas berkaitan erat dengan kognitif anak.

Solehuddin (Nawang Sasi:2011) mengungkapkan “rasa aman secara psikologis merupakan

suatu persyaratan untuk dapat membuat anak mau dan mampu mengekspresikan dirinya

secara optimal”. Melalui kegiatan permainan tradisional, anak akan dapat terlibat langsung

dalam pengalaman belajar yang bermakna melalui aktivitas fisik, bermain dan berolahraga

yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana.

Menurut Elia (Hastuti:2009) melalui permainan dapat melatih keterampilan dan kecerdasan

anak, turut memperkenalkan aturan-aturan sosial kepada anak, melatih disiplin diri pada

anak, serta membuka minat dan peluang bagi anak untuk memasuki dunia dewasa.

Permainan merupakan salah satu bentuk bermain karenya merupakan suatu bentuk

kesenangan dan sumber kesenangan bagi pesertanya. Permainan menuntut perilaku yang

lebih terarah pada tujuan dan membawa suatu rasa keseriusan yang lebih besar dibandingkan

engan bermain. Kebanyakan permainan memiliki aturan-aturan yang menentukan peran-

peran pemain, menentukan batasan-batasan dan pengharapan akan perilaku dan

menggambarkan bagaimana permainan itu berjalan.permainan biasanya melibatkan

persaingan bagi para pesertanya, yang berkompetisi seringkali melawan antara satu sama lain

untuk mencapai kemenangan.

Santrock (Andri:2012) menjelaskan bahwa permainan ialah suatu kegiatan yang

menyenangkan, dilakukan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri. Permainan merupakan

suatu aktivitas bermain yang didalamnya telah memiliki aturan yang jelas dan disepakati

bersama.

Gerak merupakan unsur utama dalam pengembangan motorik anak. Oleh sebab itu,

perkembangan kemampuan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai

gerakan dan permainan yang dapat mereka lakukan. Jika anak banyak bergerak maka akan

Page 11: Makalah motorik anak usia dini

semakin banyak manfaat yang dapat diperoleh anak ketika ia makin terampil menguasai

gerakan motoriknya. Selain kondisi badan juga semakin sehat karena anak banyak bergerak,

ia juga menjadi lebih percaya diri dan mandiri. Anak menjadi semakin yakin dalam

mengerjakan segala kegiatan karena ia tahu akan kemampuan fisiknya. Anak-anak yang baik

perkembangan motoriknya, biasanya juga mempunyai keterampilan sosial positif. Mereka

akan senang bermain bersama teman-temannya karena dapat mengimbangi gerak teman-

teman sebayanya, seperti melompat-lompat dan berlari-larian.

Meningkatnya kemampuan fisik anak saat mereka di usia TK membuat aktivitas

fisik/motorik mereka juga semakin banyak. Tak heran jika anak-anak TK gemar sekali

bermain tanpa lelah. Maxim (Afin, FH:1999) menyatakan bahwa aktivitas fisik akan

meningkatkan pula rasa keingintahuan anak dan membuat anak-anak akan memperhatikan

benda-benda, menangkapnya, mencobanya, melemparkannya, atau menjatuh-kannya,

mengambil, mengocok-ngocok, dan meletakan kembali benda-benda ke dalam tempatnya.

Dari segi fisiologis, pentingnya anak bergerak atau berolahraga akan menjaga anak agar tidak

mendapat masalah dengan jantungnya karena sering dan rutinnya anak bergerak. Selain itu

juga menstimulasi semua proses fisiologis anak, seperti peningkatan sirkulasi darah dan

pernapasannya.

Seorang anak yang mempunyai kemampuan motorik yang baik akan mempunyai rasa

percaya diri yang besar. Lingkungan teman-temannya pun akan menerima anak yang

memiliki kemampuan motorik dan gerak lebih baik, sedangkan anak yang tidak memiliki

atau kurang kemampuan motorik atau gerak tertentu akan kurang diterima teman-temannya.

Penelitian otak juga menjelaskan bahwa anak-anak yang beraktivitas akan memperkuat

jalinan sel-sel syarafnya (Widarmi, 2008).

Tujuan:

1.        Melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan kesiapan

untuk menulis, keseimbangan, kelincahan dan melatih keberanian

2.        Mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan dan imajinasi dan

menggunakan berbagai media bahan menjadi suatu karya seni

Permainan tradisional adalah suatu aktivitas permainan yang sarat dengan nilai-nilai budaya

dan tata nilai kehidupan masyarakatnya dan diajarkan secara turun temurun dari satu generasi

ke generasi berikutnya. Permainan tradisional Jawa Barat sering disebut dengan “Kaulinan

Barudak” secara umum memiliki kecenderungan untuk menikmati tingkah laku yang

mengembirakan.

Menurut Atmadibrata (Satriawati: 2012), masyarakat di Jawa Barat disinyalir semenjak

zaman klasik memiliki kecenderungan untuk memiliki keterampilan prestasi yang bersifat

“entertaimment” dalam wujud permainan rakyat yang dapat dijumpai dimana-mana.

Permainan di Jawa Barat bersifat edukatif, mengandung unsur pendidikan jasmani,

kecermatan kelincahan, daya pikir, apresiasi, artistic (seni), kesegaran Psikologis.

Page 12: Makalah motorik anak usia dini

Permainan tradisional berpungsi untuk mempertahankan nilai-nilai dengan cara memasukan

makna dalam berbagai sifat,bentuk, dan jenis permainan. Terobosan-terobosan yang dapat

dilakukan melalui pertama memasukan dalam kurikulum PAUD sebagai pembentuk jiwa

anak. Anak cenderung lebih mudah memahami sesuatu yang diajarkan melalui media

permainan, daripada hanya mendengarkan guru berceramah.

Karakteristik permainan tradisional yaitu cenderung menggunakan atau memanfaatkan alat

atau fasilitas di lingkungan kita tanpa harus membelinya. Salah satu syaratnya ialah daya

imajinasi dan kreativitas yang tinggi.

Permainan tradisional Galah Asin (Gobak Sodor/Hadang) adalah suatu permainan yang

bersifat strategis, dimana suatu kelompok orang berusaha menghambat atau menghalangi

kelompok yang lain ketika melintas daerah permainan. Sumaryati mengutif penjelasan

Kusmaedi (2009 : 93) mengenai pengertian permainan hadang yaitu:

Permainan hadang dimana artinya, hadang adalah menghalang-halangi/ menghadang lajunya

gerak lawan dengan gerak yang bebas. Bisa sesuka hati menggerakan badannya, boleh

berputar sambil tiduran, boleh jongkok sambil mengngkap lawan, sambil berlari kesana

kemari dengan tangan direntangkan, bahkan kaki boleh menyenggol tetapi hanya terbatas

pada satu garis lurus, yaitu garis yang ada di tengah-tengah arena.

Mengenai permainan Galasin/Hadang, Diroktorat keolahragaan, Diklusepora (Sumaryati)

menjelaskan bahwa:

Permainan hadang merupakan prioritas pertama untuk dilestarikan dan dikembangkan. Hal

ini telah ditinjau dari berbagai aspek edukatif, rekreatif, kesegaran jasmani, dan prinsip 5 m

(mudah, murah, meriah, masal, dan menarik) sehingga permainan ini diikuti/dilaksanakan

oleh masyarakat banyak.

Sedangkan Sopandi (1998 : 53) dalam Sumaryati mengemukakan mengenai permainan

hadang sebagai berikut:

Permainan hadang betul-betul memerlukan kelincahan disamping harus pandai menggunakan

gerak tipu untuk mengecoh si penjaga. Penjaga dengan segala daya dan upaya pula berusaha

menghadang lawannya supaya dapat menepuk atau menyentuhnya, atau penyerang terpaksa

keluar dari garis batas, itu berarti kemenangan bagi Penjaga.

Dari kutipan di atas, jelaslah bahwa permainan hadang diperlukan kelincahan dalam

menghadang lawan atau mengecoh penjaga, diperlukan banyak bergerak. Hal ini akan

membantu mengembangkan koordinasi serta kelentukan dan daya tahan yang sangat tinggi.

Ketika seorang anak bermain, galasin, maka akan terjadi koordinasi gerak otot, terutama otot-

otot tungkai dan otot-otot gerakan bola mata. Sehingga otot-otot ini terlatih dan berkembang

dengan baik.

Page 13: Makalah motorik anak usia dini

Permainan galah asin merupakan permainan yang dimainkan oleh dua kelompok, dimans

masing-masing kelompok terdiri dari 3-5 orang. Inti permainannya adalah menghadang

lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk

meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak balik

dalam area lapangan yang telah ditentukan. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi

tanda dengan kapur.

Permainan galah asin, meskipun lebih seru dimainkan di luar ruangan dengan area yang luas,

tapi jika situasi tidak memungkinkan, bisa saja dimainkan didalam ruangan. Permainan ini

dilakukan secara berkelompok sehingga mengajarkan kebersamaan.

Dalam permainan Galah Asin, penyerang berusaha untuk melewati garis depan dengan

menghindari tangkapan atau sentuhan, sedangkan pihak penjaga berusaha menangkap atau

menyentuh penyerang dengan posisi kedua kaki berpijak diatas garis atau satu kaki diatas

garis dan kaki yang satu melayang. Pemain-pemain dalam permainan Galah Asin dituntut

untuk bergerak kesegala arah dengan lincah. Jika permainan ini dilakukan secara rutin dan

terprogram, dimungkinkanakan meningkatkan keterampilan motorik kasar anak terutama

berlari, menghindar, kelentukan, ketangkasan dan kekuatan. Selain melatih gerakan motorik,

anak juga dilatih bersikap cekatan, berkonsentrasi, dan melihat peluang dengan cepat untuk

mengambil kebutusan terbaik agar bisa menangkap lawan.

2.4 Penerapan permainan galah asin di TK

Sebelumnya guru mengajak anak-anak untuk bernyanyi “berpegangan tangan membuat

lingkaran”, kemudian melakukan pemanasan dengan bernyanyi ping-pinguin. Setelah itu

barulah anak diajak untuk melakukan permainan galah asin.

1. Sebelum permainan dimulai diadakan undian untuk menentukan pihak penjaga dan

pihak penyerang, yang menang undian menjadi penyerang dan yang kalah menjadi

pihak penjaga. Guru menjelaskan cara bermain pada anak dengan mempraktekkan

langsung.

2. Setiap pemain dari pihak penjaga harus menempati garinya masing-masing yang telah

ditetapkan sebelumnya, dengan kedua kakinya harus berada di atas garis. Sedangkan

bagi penyerang harus bersiap-siapuntuk memasuki ruangan atau petak-petak

3. Permainan dimulai setalah ada aba-aba atau bunyi peluit

4. Setiap anak dari regu penyerang harus berusaha untuk melewati garis yang dijaga oleh

regu penjaga, yaitu dengan jalan menghindari tangkapan dan sentuhan dari pihak

penjaga, sedangkan setiap pemain dari pihak penjaga berusaha untuk dapat

menangkap dan menyentuh penyerang dari pihak lawan dengan tangan, dengan

ketentuan kaki masih berada diatas garis.

Page 14: Makalah motorik anak usia dini

5. Permainan dinyatakan salah/kalah apabila

Kedua kaki keluar dari garis lapangan

Mengganggu jalannya permainan

surser untuk pendinginan. Untuk menggali informasi tentang perasaan anak setelah main dan

hal-hal yang telah dipelajari guru melakukan percakapan dan tanya jawab. Anak-anak

menceritakan pengalamannya selama main. Diakhir kegiatan guru memberikan reward

berupa pujian atau hadiah kalung.

Setelah melakukan permainan Galah Asin secara teratur beberapa penelitian (wulandari,

satrialia)

menunjukan bahwa pada diri anak berkembang rasa percaya diri, sportif dalam melaksanakan

permainan, memiliki kecepatan proses berpikir, berkembang kemampuan untuk memimpin,

pengembangan kecintaan terhadap olah raga, lebih tangkas, kemampuan berlari semakin

meningkat dan lincah. Kekuatan dapat diperoleh dari sikap anak yang merentangkan

tangannya untuk menghadang lawan. Daya tahan tubuh semakin meningkat karena kebiasaan

berolah raga dan bergerak aktif saat bermain. Kecepatandan kelincahan semakin terasah

karena harus lari cepat menerobas gawang dan menghindari lawan. Kelentukan semakin

fleksibel karena sering melakukan gerakan gerakan manipulatif yang mengecoh lawan.

Koordinasi mata dan otot semakin terampil karena melihat peluang dan strategi dalam

bermain.keseimbangan semakin terjaga dengan tetap berada di atas garis ketika berjaga.

Seperti yang diungkapkan oleh Soejono “tiap latihan yang mengikut sertakan sebagian besar

otot terutama otot-otot panggul dan tungkai yang bersifat ritmik dan terus menerus akan

memberikan efek latihan yang dikehendaki.

Page 15: Makalah motorik anak usia dini

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Perkembangan fisik mencakup perkembangan motorik kasar (otot besar) dan motorik

halus (otot kecil). Yang dimaksud motorik adalah semua gerakan yang mungkin didapatkan

oleh seluruh tubuh. Gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan

koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak, yang lebih menggunakan otot-otot besar.

Tujuan dari pengembangan motorik yaitu melakukan aktivitas fisik secara

terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan persiapan untuk menulis, keseimbangan,

kelincahan dan melatih keberanian. Dan untuk mengekspresikan diri dan berkreasi dengan

berbagai gagasan dan imajinasi dengan menggunakan berbagai media menjadi suatu karya

seni.

Setiap perkembangan fisik motorik pada anak mempunyai karakterisitik yang

berbeda-beda, sesuai dengan usia dan tahapan perkembangannya. Semakin bertambah usia

anak maka keterampilan motoriknya pun semakin meningkat. Pada dasarnya anak suka sekali

belajar, asalkan pembelajaran dilakukan dengan cara bermain yang menyenangkan

Permainan tradisional galah sin merupakan permainan yang diwariskan secara turun

temurun dilakukan oleh dua kelompok yakni sebagai penyerang dan penjaga dan merupakan

permainan srategis. Setiap kelompok terdiri dari masing-masing tiga orang atau lebih.

Permainan ini dapat melatih keterampilan motorik kasar terutama berlari, kelentukan,

ketangkasan dan kecepatan.

Permainan galah sin di Tk dapat disesuaikan dengan karakteristik anak,

dikolaborasikan dengan berbagai kegiatan permainan yang menyenangkan dan berfariasi.

Jika permainan tradisional galah asin dilakukan dengan teratur dan terus menenus secara

berkesinambungan maka akan meningkatkan keterampilan motorik kasar anak, anak semakin

lincah, gesit, berlari cepat tangkas dan kuat.

3.2. SARAN

 Ada beberapa saran yang perlu disampaikan dalam makalah ini. Antara lain :

Ketika anak masih bayi harus dilatih melakukan gerakan, karena dengan gerakan tersebut

bayi dapat memuncilkan imajinasi atau telah mengalami pengembangan motoriknya.

Page 16: Makalah motorik anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2010). Perkembangan fisik anak usia dini. [Online]. Tersedia di: http//

belajarpsikologi.com. http://paudanakceria.wordpress.com/2011/02/06/penerapan-

sistem-“bermain-sambil-belajar-belajar-seraya-bermain”/

http://hbis,wordpress.com/2009/10/24/perkembangan-aspek-fisik-motorik-kognitif-

bahasa-moral-sosial-emosi-dan-agama-dari-bayi-hingga-kanak-kanak/

http://parentingislami.wordpress.com/2008/03/01/aspek-perkembangan-fisik- dan-

keterhubungannya-dengan-aspek-fisik-dan-intelektual anak/. [15 Juli 2012]

Administator. (2009). “Tahapan Perkembangan Motorik Anak”. [Online]. Tersedia:

http://bidanku.com/index.php?/perkembangan-motorik-kasar-anak. [15 Juli 2012].

Devi, N.S. (2011). Meningkatkan kemampuan gerak dasar dan kognitif anak melalui

senam irama (penelitian Tindakan Kelas di Taman Kanak-kanak Riyadush Sholihin

Margahayu Kota Bandung). (1), 46-52.

Desmita. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosda.

Dwi, H. (2009). Stimulasi Psikososial Pada Anak Kelompok Bermain dan

Pengaruhnya Pada Perkembangan Motorik, Kognitif, Sosial Emosi, Dan

Moral/Karakter Anak. Vol.2, (1),41-56.

Page 17: Makalah motorik anak usia dini

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat

dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan

tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul

“PERKEMBANGAN ASPEK MOTORIK ANAK”

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman

bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau

menyinggu perasaan pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan

semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Raha, November 2013

"Penulis"

Page 18: Makalah motorik anak usia dini

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Motorik Kasar 4

2.2 Karakteristik Perkembangan Motorik Anak TK 2

2.3 Penerapan Permainan Tradisional “Galah Asin” Pada Anak TK 9

2.4 Penerapan permainan galah asin di TK 13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 15

3.2 Saran............... 15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................16

Page 19: Makalah motorik anak usia dini

MAKALAH

PERKEMBANGAN ASPEK MOTORIK

ANAK

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUSLINA STAMBUK : 21214384SEMESTER : 3PRODI : PAUD

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

KENDARI

KELAS RAHA

2013

Page 20: Makalah motorik anak usia dini