makalah mata kuliah studi islam "al-qur'an sebagai sumber agama islam"

10
1 BAB 1 PENDAHULUAN Al Quran adalah pedoman hidup umat manusia terlebih umat Islam, dan dalam bab ini dibahas tentang Al Qur’an sebagai Sumber Agama Islam, Setelah mempelajari bab ini penulis berharap kita mampu menerangkan dan mengemukakan pendapat mengenai Al-Qur’an Sebagai Sumber Agama Islam. Di antaranya adalah : a) Dapat mengetahui pengertian dasar Al-Qur’an. b) Kandungan dan Fungsi Al Qur’an. c) Memahami betul bahwa al Qur’an adalah Firman Allah d) Mengetahui mengapa Al-Qur’an dijadikan sebagai Sumber Agama Islam. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Al-Qur’an Secara Etimologi (bahasa), kata Al Quran merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja qara’a (ﺮأ ) yang bermakna talaa () [keduanya berarti: membaca], atau bermakna jama’a ( ﺟﻤﻊ) (mengumpulkan, mengoleksi), 1) Berkaitan dengan asal kata Al-Qur’an, ada beberapa pendapat. 2) Pertama : Al-Syafi’i [150-204H] berpendapat bahwa kata al-quran ditulis dan dibaca tanpa hamzah dan tidak diambil dari kata lain. Ia adalah nama yang khusus dipakai untuk kitab suci yang diberikan kepada nabi Muhammad, sebagaimana kitab injil dan taurat dipakai khusus untuk kitab-kitab Tuhan yang diberikan kepada nabi Isa dan Musa. Kedua : Al-Fara’ dalam kitabnya Ma’an Al-Quran berpendapat bahwa lafal al-quran tidak memakai hamzah, dan diambil dari kata qara’in, jama’ dari qarinah, yang berarti indikator (petunjuk). Hal ini disebabkan karena sebagian ayat-ayat al-qur’an itu serupa satu sama lain, maka seolah-olah sebagian ayat-ayatnya merupakan indikator dari apa yang dimaksud oleh ayat lain yang serupa itu. Ketiga : Al-Asy’ari berpendapat bahwa lafal al-qur’an tidak memakai hamzah dan diambil dari kata qarana, yang berarti menggabungkan. Hal ini disebabkan karena surat-surat dan ayat-ayat al-qur’an dihimpun dan digabungkan dalam satu mushaf. Keempat : Al-Zajjaj berpendapat bahwa lafal al-quran itu berhamzah, mengikuti wazan fu’lan dan diambil dari kata al-qar’u yang berarti menghimpun. Hal ini karena al-quran merupakan kitab suci yang menghimpun inti sari ajaran-ajaran dari kitab-kitab suci sebelumnya. ___________________ 1) JEKA JEKO BLOGS 2) IBNU UMAR’S Blog

Upload: umar-alfikr

Post on 05-Dec-2014

1.488 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

SEKLOAH TINGGI ISLAM MA'HAD ALYBABAKAN CIWARINGIN CIREBON

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH MATA KULIAH STUDI ISLAM "AL-QUR'AN SEBAGAI SUMBER AGAMA ISLAM"

1

BAB 1 PENDAHULUAN

Al Quran adalah pedoman hidup umat manusia terlebih umat Islam, dan dalam bab ini dibahas

tentang Al Qur’an sebagai Sumber Agama Islam, Setelah mempelajari bab ini penulis berharap kita

mampu menerangkan dan mengemukakan pendapat mengenai Al-Qur’an Sebagai Sumber Agama

Islam. Di antaranya adalah :

a) Dapat mengetahui pengertian dasar Al-Qur’an.

b) Kandungan dan Fungsi Al Qur’an.

c) Memahami betul bahwa al Qur’an adalah Firman Allah

d) Mengetahui mengapa Al-Qur’an dijadikan sebagai Sumber Agama Islam.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Qur’an

Secara Etimologi (bahasa), kata Al Quran merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja qara’a

(جمع ) atau bermakna jama’a ,[keduanya berarti: membaca] (ت�����ال ) yang bermakna talaa (ق���رأ)

(mengumpulkan, mengoleksi),1) Berkaitan dengan asal kata Al-Qur’an, ada beberapa pendapat.2)

Pertama : Al-Syafi’i [150-204H] berpendapat bahwa kata al-quran ditulis dan dibaca tanpa

hamzah dan tidak diambil dari kata lain. Ia adalah nama yang khusus dipakai untuk

kitab suci yang diberikan kepada nabi Muhammad, sebagaimana kitab injil dan taurat

dipakai khusus untuk kitab-kitab Tuhan yang diberikan kepada nabi Isa dan Musa.

Kedua : Al-Fara’ dalam kitabnya Ma’an Al-Quran berpendapat bahwa lafal al-quran tidak

memakai hamzah, dan diambil dari kata qara’in, jama’ dari qarinah, yang berarti

indikator (petunjuk). Hal ini disebabkan karena sebagian ayat-ayat al-qur’an itu

serupa satu sama lain, maka seolah-olah sebagian ayat-ayatnya merupakan indikator

dari apa yang dimaksud oleh ayat lain yang serupa itu.

Ketiga : Al-Asy’ari berpendapat bahwa lafal al-qur’an tidak memakai hamzah dan diambil

dari kata qarana, yang berarti menggabungkan. Hal ini disebabkan karena surat-surat

dan ayat-ayat al-qur’an dihimpun dan digabungkan dalam satu mushaf.

Keempat : Al-Zajjaj berpendapat bahwa lafal al-quran itu berhamzah, mengikuti wazan fu’lan

dan diambil dari kata al-qar’u yang berarti menghimpun. Hal ini karena al-quran

merupakan kitab suci yang menghimpun inti sari ajaran-ajaran dari kitab-kitab suci

sebelumnya.

___________________ 1) JEKA JEKO BLOGS

2) IBNU UMAR’S Blog

Page 2: MAKALAH MATA KULIAH STUDI ISLAM "AL-QUR'AN SEBAGAI SUMBER AGAMA ISLAM"

2

Kelima : Al-Lihyani berpendapat bahwa lafal al-quran berhamzah. Bentuk mashdar-nya

diambil dari kata qara’a yang berarti membaca. Hanya saja, lafal al-qur’an ini

menurut al-Lihyani berbentuk mashdar dengan makna isim maf’ul. Jadi, Al-qur’an

artinya maqru’(yang dibaca).

Keenam : Subhi al-Shalih menyatakan Al Qur’an berarti Bacaan (Al-Qira’ah) sebagaimana

dalam (QS al-Qiyamah [75] 17-18.)

“Sesungguhnya atas tangguhan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuat kamu pandai)

membacanya. Apabila Kami telah selesai membacanya, maka ikutilah bacaan itu.” (QS al-Qiyamah: 17-18)

Secara terminologi (Syar’i), Al Quran adalah Kalam Allah SWT yang diturunkan kepada

Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril yang diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri

dengan surat an-Naas, serta membacanya adalah ibadah. 3)

B. Kandungan Dan Fungsi Al-Qur’an

1. Kandungan Al Qur’an

Al-Qur’an adalah kitab yang sarat dengan kandungan, mulai hukum, aqidah, etika,

hubungan sosial dan sebagainya. Dari keseluruhan isi Al-Qur’an itu, pada dasarnya mengandung

pesan-pesan sebagai berikut : 4)

1. Masalah Tauhid, termasuk di dalamnya masalah kepercayaan terhadap yang gaib;

2. Masalah Ibadah, yaitu kegiatan-kegiatan dan perbuatan-perbuatan yang mewujudkan dan

menghidupkan di dalam hati dan jiwa

3. Masalah Janji dan ancaman, yaitu janji dengan balasan baik bagi mereka yang berbuat baik

dan ancaman atau siksa bagi mereka yang berbuat jahat, janji akan memperoleh kebahagian

dunia akherat, dan ancaman akan mendapat kesengsaraan dunia akherat, janji dan ancaman

di akhirat berupa surga dan neraka;

4. Jalan menuju kebahagiaan dunia-akhirat, berupa ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan

yang hendaknya dipenuhi agar dapat mencapai keridhohan Allah; dan

5. Riwayat dan cerita, yaitu sejarah orang-orang terdahulu, baik sejarah bangsa-bangsa, tokoh-

tokoh, maupun Nabi dan Rosul Allah.

___________ 3) JEKA JEKO BLOGS

4) IBNU UMAR’S Blog

Page 3: MAKALAH MATA KULIAH STUDI ISLAM "AL-QUR'AN SEBAGAI SUMBER AGAMA ISLAM"

3

Ditinjau secara garis besar hukum-hukum yang terkandung al-Qur’an dapat dikelompokkan

menjadi tiga. 5)

Pertama : Hukum-Hukum yang berkenaan dengan I’tiqad (kenyakinan) yaitu hukum-hukum

yang berhubungan dengan iman kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, dan

Rasul-Rasul-Nya.

Kedua : Hukum-Hukum yang berkenaan dengan Akhlak (Etika), yaitu hukum-hukum yang

berhubungan dengan perilaku hati yang mengajak manusia untuk berakhlak mulia

dan berbudi luhur

Ketiga : Hukum-hukum yang berkenaan dengan Amaliyyah (Perbuatan dan Ucapan), yaitu

hukum-hukum yang berhubungan dengan semua tindakan yang dilakukan oleh

manusia secara nyata, meliputi ucapan serta perbuatan yang berhubungan dengan

perintah, larangan, dan penawaran yang terdapat al-Qur’an.

Pokok kandungan yang ketiga ini secara dimensional mencakup pola hubungan vertikal dan

horisontal. Amaliyyah yang berdimensi vertikal adalah amaliyyah yang berkanaan dengan

hubungan dengan hamba dengan Allah. Bentuknya adalah ibadah. Bentuk ibadah antara lain:

mahdlah, seperti sholat dan puasa. Ada berbentuk ghairu mahdlah yang juga mengandung

maliyyah-ijtima’iyyah (sosial-kebendaan) seperti zakat dan juga badaniyyah-ijtima’iyyah (sosial-

kejasmani) sebagaimana haji. Keempat jenis ibadah ini(shalat, puasa,zakat, dan haji) dijadikan

sebagai dasar Islam setelah iman.

Adapun amaliyyah yang berdimensi horizontal adalah amaliyyah yang berkenaan dengan

hubungan antar hamba satu dengan yang lainnya. Amaliyyah jenis ini dapta diklasifikasikan

menjadi empat macam : 6)

Aturan syari’at yang berorientasi perluasan dan pengamanan dakwah Islam, yaitu jihad;

Aturan syari’at yang berorientasi membangun tatanan rumah tangga sebagaimana hal ihwal

perkawinan, talak, nasab, pembagian harta pustaka dan lain sebagainya;

Aturan yang berorientasi pada regulasi hubungan antar manusia seperti jual beli,

persewaan,dll yang dikenal dengan Transaksi

Aturan atau undang-undang yang memuat sanksi atas tindak kejahatan. Hal ini diterapkan

dengan qishash dan had.

_____________ 5) M-Ihwanuddin Blog 6) Henker17 Blog

Page 4: MAKALAH MATA KULIAH STUDI ISLAM "AL-QUR'AN SEBAGAI SUMBER AGAMA ISLAM"

4

2. Fungsi Al Qur’an

Nama-nama lain untuk Al-Qur’an di kembangkan oleh ulama sedemiian rupa, sehingga

Abu Hasan Al-Harali memberikan nama sebanyak 90 nama dan Abd Al-Ma’ali Syaizalah

memberikan nama sebanyak 55 nama. Pemberian nama terhadap Al-Qur’an yang begitu banyak

tidak disetujui oleh sebagian ulama, antara lain subhi shalih. Menurut beliau, pemberian nama yang

banyak terhadap Al-Qur’an dinilai berlebihan sehingga terkesan adanya pencampuradukan antara

nama-nama Al-Qur’an dan sifat-sifat Al-Qur’an. (Muhaimin, dkk., 1994 : 88).

Sebagian nama-nama tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung,

memperlihatkan fungsi-fungsi Al-Qur’an. Dari sudut isi atau substansinya, Al-Qur’an sebagai

tersurat dalam nama-namanya adalah sebagai berikut :

Al-Huda (Petunjuk). Dalam Al-Qur’an terdapat tiga kategori tentang posisi Al-Qur’an

sebagai petunjuk.

Pertama, petunjuk bagi manusia secara umum 7).

Kedua, Al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa 8)

Ketiga, petunjuk bagi orang-orang yang beriman. 9)

Al-Furqan (Pemisah). Dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa ia adalah ugeran10) untuk

membedakan dan bahkan memisahkan antara yang hak dan yang batil, atau antara yang

benar dengan yang salah. 11)

Al-Syfa (obat), dalam Al-Qur’an yang mashur ada 6 ayat yang di sebut Ayat syfa (ayat-

ayat yang bisa menjadi obat) walaupun sebenarnya semua ayat dalam Al Qur’an bisa

menjadi obat 12)

Al-Mau’izhah (Nasihat). Dalam Al-Qur’an diatakan bahwa ia berfungsi sebagai nasihat

bagi orang-orang bertakwa. 13) Allah berfirman, “Al-Qur’an ini adalah penerangan bagi

seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.”

____________________________________________________________________ 7) (Q.S. Al-Baqarah [2]:185).

8) (Q.S Al-Baqarah [2]:2). ayat lain diantaranya (Q.S Ali Imran [3]:138)

9) (Q.S. Fushshilat [41]:44). ayat lain diantaranya (Q.S Yunus[10]:57).

10) Norma atau Kaidah

11) (Q.S. Al-Baqarah [2]:185).

12) (Q.S. Al-Isro’ [17]:82)., (Q.S. Yunus [10]:57)., (Q.S. An Nahl [16]:69)., (Q.S. As Shu’ara [26]:80)

(Q.S. Fussilat [41]:44)., (Q.S. Al-Taubah [9]:14).

13) (Q.S. Ali Imran [3] : 138)

Page 5: MAKALAH MATA KULIAH STUDI ISLAM "AL-QUR'AN SEBAGAI SUMBER AGAMA ISLAM"

5

Demikian fungsi Al-Qur’an yang diambil dari nama-namanya yang difirmankan Allah

dalam Al-Qur’an, sedangkan fungsi Al-Qur’an dari pengalaman dan penghayatan terhadap

isinya dipastikan berbeda-beda, meskipun persamaan-persamaan pengalaman itu pun tidak

diabaikan, Menurut M. Quraish Shihab, al-Qur’an turun dengan memiliki beberapa fungsi:

1) Bukti kerasulan Nabi Muhammad dan kebenaran ajaran yang dibawanya;

2) Petujuk aqidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia;

3) Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma

keagaman dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara

individual dan kolektif;

4) Petunjuk syari’at dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang

harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesama manusia.

Atau dengan kata lain, al-Qur’an adalah petunjuk bagi seluruh manusia kejalan yang

harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan akherat.

C. Al Qur’an Sebagai Firman

Dilihat dari sejarah dan proses pewahyuan, Al-Qur’an tidak diturunkan secara sekaligus, tetapi

melalui tahapan-tahapan tertentu secara periodik, sedikit demi sedikit dan ayat demi ayat. Hikmah

pewahyuan semacam ini adalah untuk memberikan pemahaman bahwa setiap Al-Qur’an tidak hampa sosial.

Pewahyuannya sangat bergantung pada lingkup dan persoalan-persoalan kemasyarakatan dari aspek ini,

sebagian ayat Al-Qur’an merupakan jawaban terhadap berbagai persoalan sosial yang melanda kehidupan

manusia. Proses turunya wahyu adakalanya dilatarbelakangi oleh sebuah peristiwa, atau pertanyaan

sahabat, dan adakalanya tanpa sebab yang menjadi latar belakangnya. Artinya, ada ayat yang turun

tanpa ada preseden yang mandahulinya.

Sebagai wahyu, Al-Qur’an bukan hasil dari pemikiran dan ciptaan Nabi Muhammad SAW,

mereka yang mengatakan bahwa Al-Qur’an itu pikiran dan ciptaan Nabi Muhammad SAW, tidak

benar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan, Karena Allah menjamin Bahwa Al-Qur’an

dipelihara dengan sebaik-baiknya.14) Bahkan Allah menantang untuk membuat satu surat yang

semisal dengan Al-Qur’an kepada mereka yang masih meragukan Al-Qur’an wahyu dari Allah 15)

Tantanga tersebut disertai pula dengan ancaman berupa kepastian bahwa manusia tidak akan

mampu menciptakan semisal Al-Qur’an.16)

Demikianlah kedudukan Al-Qur’an sebagai firman Allah. Berdasarkan substansinya, Al-

Qur’an bukanlah ciptaan Nabi Muhammad SAW, ia dipelihara oleh Allah yang mewahyukannya

___________________________________ 14) (Q.S Al-Hijr [15]:9)

15) (Q.S Al-Baqarah [2]:23)

16) (Q.S Al-Baqarah [2]:24)

Page 6: MAKALAH MATA KULIAH STUDI ISLAM "AL-QUR'AN SEBAGAI SUMBER AGAMA ISLAM"

6

D. ‘Ulum Al Qur’an dan Tafsirnya

Pewahyuan berlangsung selama kurang lebih 23 tahun Nabi Muhammad berada di kota 13

Tahun sebelum Nabi Hijrah ke Madina dan 10 tahun setelah nabi Hijrah ke (‘Ulum Al-Qur’an.

Muhaimin dkk., 1994 :89). Proses penurunan wahyu dibagi menjadi 3 priode : 17)

Pertama : Periode saat nabi Muhammad masih bersetatus Nabi, (menerima wahyu pertama al-

Alaq, Status beliu berubah menjadi Rosul setelah menerima wahyu yang ke dua (Q.S

Al-Muddatsir [74]:1-2). Inilah ayat-ayat makiyyah yang mengandung tiga hal yaitu

Pedidikan bagi Rosul dalam membentuk kepribadian, Pengetahuan tentang Allah, dan

Ajaran tentang dasar-dasar Akhlak Islamiyah.

Kedua : Periode pertarungan antara umat islam dengan orang jahiliyah sekitar 8-9 tahun.

Ketiga : Peride kebebasan umat islam di Madinah yaitu sekitar 10 tahun, ayat-ayat yang turun

disebut ayat madaniyyah.

Al-Qur'an mengandung 77.439 kata dan 323.015 huruf.18) Menurut Abd Al-Rohman As-

Salami, Al-Suyuti, dan al-Lusi secara berturut-turut jumlah ayat al-Qur'an adalah 6.326 ayat, 6000

ayat, 6.616 ayat. Perbedaan disebabkan masuk dan tidaknya kalimat basmalah dan fawatir al-

suwar. Kemudian Jumlah ayat dibagi jadi 554 ruku', 30 juz dan 114 surat. 19) Dilihat dari panjang

pendeknya maka surat di Al Qur’an dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:

1. Al-Sab'al tiwal, yaitu tujuh surat panjang seperti al-Baqoroh, ali Imron, an-Nisa', al-A'rof,

al-An'am, al-Maidah, dan Yunus.

2. Al-Mi'un, surat-surat yang memuat 100 ayat lebih seperti surat Hud, Yusuf, dan al-Mu'min.

3. Al-Matsani, surat yang kurang dari 100 ayat seperti al-Anfal dan al-Hijr.

4. Al-Mufashol, surat-surat pendek seperti an-Nas, al-Falaq, dan al-Kafirun.

Cara turunnya wahyu ada empat macam, yaitu:

1. Malaikat memasukan wahyu kedada nabi Muhammad n.

2. Malaikat datang dengan bentuk seorang laki-laki kepada Muhammad n.

3. Malaikat menampakkan dirinya dengan rupa aslinya.

4. Wahyu datang kepada nabi seperti gemerincing lonceng.

________________________________ 17) M. Quraish Shihab (1995:35-38) 18) M. Quraish Shihab (1996 ; 4), 19) Kafrawi Ridwan dkk,.

Page 7: MAKALAH MATA KULIAH STUDI ISLAM "AL-QUR'AN SEBAGAI SUMBER AGAMA ISLAM"

7

Pada masa Nabi Muhammad Ayat-ayat Al-Qur'an masih berserakan, ada yang di tulis21) di

pelepah daun kurma, lempengan batu, dan kepingan tulang serta dihafal,20) hingga datang masa

Khulafaurrosyidin Al-Qur'an dibukukan. Pada masa Abu Bakar proses pengumpulan dalam bentuk

mushaf dan disimpan di rumah Abu Bakar. Pada zaman Umar bin Khotob Mushaf tersebut

disimpan di rumahnya dan setelah beliau wafat disimpan di rumah Hafsoh. Hingga pada masa

Utsman bin Affan Al-Quran lebih disempurnakan dan disebut dengan Mushaf Utsmani. Kemudian

digandakan dan dikirim ke berbagai wilayah kaum muslimin dan dijadikan standar untuk

pencetakan pada tahun-tahun setelahnya.22)

Para ulama mengelompokkan ayat-ayat al-Qur'an menjadi dua bagian, yaitu ayat-ayat yang

jelas (muhkamat) dan ayat-ayat yang membutuhkan penjelasan (tafsir) lebih lanjut (mutasyabihat).

Dan dalam memahami Al Qur’an para ulama memerlukan ilmu bantu untuk memahami Al-Qur’an

diantaranya ‘Ulum al-Qur’an dan ilmu tafsir. Dalam ulum Al-Qur’an dibahas, umpamanya, ayat-

ayat makiyyah, sebab-sebab turun Al-Qur’an (asbab nuzul), i’rab al-Qur’an, ilmu Qira’ah, muhkam

dan mutasyabih, am dan khas, nasikh dan mansukh muthlaq dan muqayyad dan mafhum, haqiqah

dan majaz, kinayah, ijaj dan ithnab, dan ta’wil. (Jalaludin al-Syuthi, t.th 203 dan 209).

Pengertian tafsir secara bahasa adalah penjelasan dan keterangan (al-idlah wa al-bayan)

(Muhammad Husaeni al-Dzahabi, 1976:13). Berasal dari wazan taf'il dari kata fassara yang berarti

menerangkan, membuka dan menjelaskan makna yang ma'qul. (Manna' al-Qathan, 1981:227).

Sedangkan Pengertian Tafsir secara istilah 23) adalah ilmu yang membahas cara melafalkan lafad-

lafad al-Qur'an serta menerangkan makna yang dimaksudnya sesuai dengan petunjuk yang dzohir

sebatas kemampuan manusia. Adapun fungsi tafsir adalah untuk mejelaskan segala yang

disyariatkan oleh Allah kepada manusia untuk ditaati dan dilaksanakan.(abd al-Hayyi al-Farmawi,

1977:16)

Seorang mufassir harus mengetahui dan memahani bahasa arab dengan segala isinya,

Mengetahui ilmu sebab turun (Asbabun Nuzul), ilmu qiroah, ilmu tauhid, ilmu nasikh dan mansukh,

serta mengetahui hadits- hadits nabi (Kafrawi Ridwan dkk, 1994: 30), seorang Mufassir juga harus

punya i'tiqod yang kuat, keikhlasan dan kemurnian tujuan, mendasarkan tafsirnya kepada al-Sunah,

dan punya wawasan yang luas di berbagai ilmu bantu seperti bahasa arab dan yang lainnya.

(Kafrawi Ridwan dkk, 1977: 17-20),

______________ 20) Para penghapal Al Qur’an di antaranya adalah Abu Bakar, Umar bin Khathab, Utsman Bin Afan, Ali bin Abi

Tholib, Sa’ad,Huzaifah, Abu Hurairoh, Abdullah bin Mas’ud, Abdullah bin Umar bin Khathab, Abdullah bin Abbas, Mu’awiyah bin Abu Sufyan, ‘Aisyah dan lainnya

21) Para Penulis Al Quran di antaranya adalah Abu Bakar, Umar bin Khathab, Utsman Bin Afan, Ali bin Abi Tholib, Zaid bin Tsabit, ubay bin ka’ab dan Kholid bin Walid

22) Sejarah pembukuan Al - Qur’an terdapat dalam kitab Tarikh Al Quran karya Abu ‘Abdullah Al-Zanzani 23) Pendapat Abu Hayan

Page 8: MAKALAH MATA KULIAH STUDI ISLAM "AL-QUR'AN SEBAGAI SUMBER AGAMA ISLAM"

8

Priode tafsir dibagi menjadi dua bagian (Quraish Shihab (1995; 71-72)). Pertama, periode

nabi , sahabat, dan tabi'in kira-kira sampai tahun 150 H yang di sebut dengan tafsir bi al-ma'tsur.

Para ahli tafsir periode ini diantaranya adalah Ibnu Mas'ud, Abdullah bin al-Abbas, Zaid bin Tsabit

dan lainnya. Selanjutnya pada masa Tabi'in dan di sebut (Thobaqot Al Mufasirin) diantaranya

adalah Abdurrohman bin Salam, Imam Malik bin Anas di Madinah dan lainnya, Selanjutnya yaitu

masa Tabi'ut Tabi'in, diantara mereka yang terkenal adalah Sufyan bin Uyyainah, Zaid bin Harun

Syu'bah bin Hajjad, dan Waqi' al-Jarroh hingga muncul pula Abu Ja'far Muhammad bin Jarir at-

Thobari (310 H) dengan buku beliau Jami'at al-Bayyan fi Tafsir al-Qur'an. Kedua, periode ketika

hadits-hadits Rosul telah tersebar luas dan hadits-hadits palsu berkembang di masyarakat. Para

ulama' tafsir kemudian banyak berijtihad karena permasalahan adanya hadits palsu ini, hingga

munculah tafsir-tafsir yang coraknya berbeda dari corak yang pertama. Corak tafsir yang muncul

pada periodae ini diantaranya sebagai berikut.

1. Corak kebahasaan, yaitu penafsiran al-Qur'an dengan pendekatan gaya bahasa, keindahan

bahasa, atau tata bahasa, seperti Tafsir al-Kasysyaf oleh Zamaksyari.

2. Corak tafsir yang banyak membahas tentang kisah umat terdahulu, seperti yang ditulis

oleh al-Tsalabi, 'Alaudin bin Muhammad al- Bagdadi.

3. Corak fiqih dan hukum, seperti Tafsir Jami' al-Qur'an, Ahkam al-Qur'an, dan Nail al-

Mahrom yang masing-masing ditulis oleh al-Qurtubi, Ibnu 'Arobi dan al-Jashash, dan Hasan

Shidiq Khan.

4. Corak tafsir yang menafsirkan ayat-ayat yang berhubungan dengan sifat-sifat Allah seperti

Tafsir Mafatih al-Ghoib karya Imam ar-Rozi (w.610 H)

5. Corak tafsir yang menitikberatkan pada isyarat ayat yang berhubungan dengan tasawuf,

seperti tafsir yang ditulis oleh Abu Muhammad Sahl bin Abdullah al-Tsauri.

6. Tafsir corak ghorib (yang jarang dipakai dalam keseharian), seperti Mu'jam Ghorib al-

Qur'an oleh Muhammad Fuad Abdul Baqi'.

Corak tafsir lainnya yaitu, tafsir bercorak filsafat dan teologi, tafsir ilmiyah, tafsir bercorak

sastra budaya kemasyarakatan, tafsir tematik (maudlu'i), dan tafsir ilmi (Quraish Shihab (1995; 72-

73)). Dalam peride ini muncul pula tafsir dari Muktazilah dan Syi'ah. Dari kelompok Muktazilah

diantaranya Tanzih al-Quran al-Mata'in karya Abdul Qosm al-Thahir, al-Kasysyaf 'an Haqaiq al-

Tanzil wa al-Uyun al-Aqwal fi Wujud at-Ta'wil karya abul Qosim Muhammad bin Umar al-

Zamakhsyari. Adapun kelompok syi'ah mereka banyak membahas tetang Ali bin Abi Tholib.

Page 9: MAKALAH MATA KULIAH STUDI ISLAM "AL-QUR'AN SEBAGAI SUMBER AGAMA ISLAM"

9

Departemen Agama Republik Indonesia menambahkan adanya periode ketiga yang disebut

dengan Periode Baru yang dimulai dari abad 9 M. Periode ini juga dikenal dengan Periode

Kebangkitan Kembali. Diantara tokohnya adalah Jamaluddin al-Afghoni, Muhammad Abduh,

Rosyid Ridho, Ahmad Khan, dan Ahmad Dahlan.

Dilihat dari keterlibatan ro'yu dalam menafsirkan Al-Quran, maka tafsir terbagi menjadi

dua, tafsir bi al-matsur dan tafsir bi al-ro'yi. Tafsir kelompok pertama di antaranya ialah Jami' al-

Bayan fi Tafsir al-Qur'an karya at-Thobari. Adapun tafsir kedua (bi al-ro'yi ) di antaranya al-Bahru

al-Muhith karya andalusi, dan Mafatih al-Ghorib karya Fakhruddin al-Rozi.

BAB III

KESIMPULAN

1. Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah, Muhammad bin

Abdullah, melalui jibril agar ia menjadi hujjah bagi Rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah,

menjadi undang-undang bagi manusia, memberi petunjuk kepada mereka dan menjadi sarana

untuk melakukan pendekatan diri dan ibadah kepada Allah dengan membacanya. Ia terhimpun

dalam mushhaf, dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat al-Nas, disampaikan

kepada kita secara mutawatir dari generasi ke generasi, baik secara lisan maupun tulisan serta

terjaga dari perubahan dan pergantian.

2. Isi Al-Qur’an, pada dasarnya mengandung pesan-pesan sebagai berikut;

a) Masalah tauhid, termasuk di dalamnya masalah kepercayaan terhadap yang gaib;

b) Masalah ibadah, yaitu kegiatan dan perbuatan yang ada dan hidup di dalam hati dan jiwa;

c) Masalah janji dan ancaman, yaitu janji dan ancaman di akhirat berupa surga dan neraka;

d) Jalan menuju kebahagiaan dunia-akhirat, berupa ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan

yang hendaknya dipenuhi agar dapat mencapai keridhohan Allah; dan

e) Riwayat dan cerita, yaitu sejarah orang-orang terdahuluuntuk kita jadikan I’tibar;.

3. Proses penurunan wahyu dibagi menjadi 3 priode, Periode saat nabi Muhammad masih

bersetatus Nabi, Periode pertarungan antara umat islam dengan orang jahiliyah, Peride

kebebasan umat islam di Madinah, Surat di Al Qur’an dibagi menjadi empat kelompok, yaitu; 1.

Al-Sab'al tiwal, 2. Al-Mi'un, 3.Al-Matsani, 4. Al-Mufashol

4. Cara turunnya wahyu ada empat macam, yaitu: 1. Malaikat memasukan wahyu kedada nabi

Muhammad SAW 2. Malaikat datang dengan bentuk seorang laki-laki kepada Muhammad.

SAW 3. Malaikat menampakkan dirinya dengan rupa aslinya. 4. Wahyu datang kepada nabi

seperti gemerincing lonceng.

Page 10: MAKALAH MATA KULIAH STUDI ISLAM "AL-QUR'AN SEBAGAI SUMBER AGAMA ISLAM"

10

DAFTAR PUSTAKA

M-Ihwanuddin Blog http://mihwanuddin.wordpress.com/2012/03/13/isi-jumlah-surat-al-quran-ayat-al-quran-kalimat-al-quran-dan-huruf-al-quran-dan-pesan-pesan-al-quran/

Jeka Jeko Blog http://jufridaengnigga80.blogspot.com/2013/01/pengertian-dan-nama-nama-al-

quran.html Ibnu Umar’s Blog http://ibnuumar-amz.blogspot.com/2009_02_01_archive.html Bahan Makalah Metodologi Studi Islam dari Dosen Pengampu Al-Qur’an Tafsir (Terjemah), DEPAG