makalah laili.docx
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulisan makalah yang berjudul ASI menurut pandangan Islam dapat diselesaikan.
Shalawat beriring salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah Saw, keluarga, para sahabat
dan orang-orang yang istiqamah di jalan-Nya hingga akhir hayat.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang keperawatan, yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh kelompok
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari individual maupun yang datang dari
luar. Namun penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari tuhan akhirnya makalah ini
dapat diselesaikan.
Team kelompok juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah
membimbing kami agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran dan kritikannya
supaya kedepannya akan lebih baik dari sebelumnya.
Banjarmasin , Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………… i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………… ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang……………………………………………………………….... 1
2. Tujuan Seminar………………………………………………………………... 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian……………………………………………………………………....3
2. Dalil-dalil Pendukung…………………………………………………………. 4
3. Pendapat Pakar……………………………………………………………….. ..5
4. Komentar Ulama………………………………………………………………. .6
5. Sikap Tenaga Kesehatan…………………………………….………………… .7
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan……………………………………………………………………. .8
2. Saran………………………………………………………………………….…9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 233 “Para ibu hendaklah menyusui anak-
anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan
kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf”.
Manusia merupakan bagian dari kehidupan yang ada di muka bumi dalam kehidupannya
manusia terjadi proses regenerasi.Dalam hal ini peran seorang ibu memegang peranan yang
sangat penting untuk menciptakan generasi atau keturunan yang berkualitas, untuk itu
diperlukan pengetahuan dan wawasan kepada calon ibu untuk memberikan ASI yang baik
kepada calon bayinya.
B. Tujuan Seminar
Tujuan seminar daripada makalah ini adalah untuk memberikan gambaran, wawasan dan
pengetahuan akan pentingnya bagi seorang ibu untuk memberikan ASI Eklusif kepada bayi
yang akan dilahirkannya selama usia 0-6 bulan atau usia 0-2 tahun.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
ASI adalah makanan terbaik bagi bayi karena mengandung berbagai zat gizi dan antibody
yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan. Bayi yang mendapatkan ASI secara
eksklusif terbukti lebih cerdas dan tidak mudah terserang penyakit.
Menurut para ahli, saat lahir ke dunia, seorang bayi telah memiliki otak yang berkapasitas
100 miliar sel otak (neuron) dengan koneksi-koneksi awal. Artinya, jumlah neuron di dalam
otak si kecil 16 kali lebih banyak daripada jumlah penduduk bumi. Bahkan, lebih banyak
daripada jumlah bintang di Galaksi Bima Sakti.
Akan tetapi, otak bayi dengan potensi sedahsyat ini bukanlah“barang jadi”Ia“belum
matang” karena belum terhubung dalam jaringan, antarsatu dengan
yang lainnya.Ia membutuhkan sentuhan agar bisa berkembang secara optimal. “Otak bayi
masih berupa produk mentah yang belum selesai. Otak neonatal (otak pada usia empat
minggu pertama) hanyalah sebuah lukisan berbentuk sketsa,cetak biru yang sama sekali
belum sempurna.Tangan-tangan lingkunganlah yang akan menyelesaikan atau
membengkalaikannya,”demikian ungkap Dr. Jalaluddin Rakhmat (2005: 223).
Berbagai penelitian melaporkan bahwa struktur otak, termasuk pula kualitas daya ingat,
konsentrasi, penilaian, kecerdasan, perasaan, dan emosi anak, sangat dipengaruhi oleh
kualitas dan kuantitas asupan zat makanan yang dikonsumsinya. Dengan kata lain, terdapat
hubungan antara konsumsi makanan dan fungsi kognitif pada bayi.
Pada anak yang baru lahir, nutrisi atau zat gizi sebagai sumber energi untuk menjalankan
berbagai proses metabolisme sebagian besar digunakan untuk melakukan proses tumbuh
kembang, termasuk tumbuh kembang otaknya.
Dari manakah anak bisa mendapatkan asupan nutrisi tersebut? Asupan gizi seimbang pada
balita, khususnya bayi, tidak lain dan tidak bukan berasal dari ASI alias Air Susu Ibu.Inilah
cairan ajaib tiada tanding ciptaan Yang Mahakuasa untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi
sekaligus melindunginya dari serangan penyakit.
Bagi bayi, khususnya dalam rentang usia 0-6 bulan, ASI adalah makanan utama sekaligus
makanan paling sempurna. Komposisi gizi yang sangat pas untuk mendukung proses tumbuh
kembang bayi.Keseimbangan aneka zat gizi yang terkandung di dalamnya pun berada pada
tingkat terbaik dan memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi.
ASI pun kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan
perkembangan sistem saraf.Betapa tidak berkhasiat,ASI mengandung lebih dari 1000 jenis
nutrien. Itulah mengapa, jumlah asupan zat gizi yang dibutuhkan bayi dapat terpenuhi secara
seimbang dan proporsional. Artinya, jumlah protein, karbohidrat,dan lemak, berkisar antara
10-15 persen, 60-70 persen, dan 20-25 persen dari kalori yang dibutuhkan per kilogram berat
badan dapat terpenuhi.Penelitian para ahli pun menunjukkan bahwa ASI mampu memberikan
perlindungan terhadap penyakit dengan menyediakan lingkungan yang ramah bagi flora
normal (bakteri baik).
Keberadaan bakteri ini menghambat perkembangan bakteri, virus, dan parasit berbahaya. ASI
pun mengandung taurin, DHA (decosahexanoic acid ), dan AA (arachidonic acid ) yang
sangat dibutuhkan oleh bayi yang baru lahir.Taurin merupakan asam amino kedua terbanyak
dalam ASI yang berfungsi sebagai membantu proses pematangan sel otak.
Adapun DHA dan AA adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang yang diperlukan untuk
mengoptimalkan pembentukan sel-sel otak.Komponen-komponen gizi ini terkandung dalam
ASI dalam jumlah yang mencukupi sehingga seorang bayi tidak memerlukan makanan
tambahan hingga berusia enam bulan.
B. Dalil-dalil Pendukung
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian
kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan
seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya
ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka
tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka
tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan” (Al-Baqarah [2]: 233)
Hikmah ayat yang terkandung dalam kitab Suci Alqur’an tersebut, setidaknya menekankan
bahwa Air Susu Ibu (ASI) sangat penting. Walaupun masih ada perbedaan pendapat tentang
wajib atau tidaknya menyusui, tapi selayaknya bagi seorang muslim menghormati ayat-ayat
Allah tersebut. Terlepas wajib atau tidaknya hukum menyusui, dalam ayat tersebut dengan
tegas dianjurkan menyempurnakan masa penyusuan. Dan di sana juga disinggung tentang
peran sang ayah, untuk mencukupi keperluan sandang dan pangan si ibu, agar si ibu dapat
menuyusi dengan baik. Sehingga jelas, menyusui adalah kerja tim. Keputusan untuk
menyapih seorang anak sebelum waktu dua tahun harus dilakukan dengan persetujuan
bersama antara suami isteri dengan mengutamakan kepentingan terbaik bagi si bayi. Insprasi
utama dari pengambilan keputusan ini harus didasarkan pada penghormatan kepada perintah
Allah dan pelaksanaan hukum-Nya, dan tidak bertujuan meremehkan perintahNya. Demikian
pula jika seorang ibu tidak bisa menyusui, dan diputuskan untuk menyusukan bayinya pada
wanita lain, sehingga haknya untuk mendapat ASI tetap tertunaikan.
ASI jaminan rizki untuk setiap bayi ” Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi
melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang
itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh
mahfuzh)”. (Q.S Huud [11]: 6).
ASI dalam Al-Qur’an Dalam Keadaan Darurat hak bayi tetap dilindungi “ Dan jika mereka
(isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka
nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu
untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu
(segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh
menyusukan (anak itu) untuknya .” (Q.S At Thalaq:6)
ASI dalam Al-Qur’an Investasi Dunia Akhirat ” Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu
dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu .” (Q.S. Luqman :14)
Ayat diatas mengandung dua pengertian, yaitu: pertama, adalah perintah bagi seorang ibu
untuk menyusui anaknya selama 2 tahun penuh. Kedua, perintah bagi anak untuk berbuat
baik kepada kedua orang tuanya karena ibunya telah merawatnya siang dan malam. Terdapat
kewajiaban anak untuk berbuat baik kepada orangtuanya, sementara terdapat hak anak untuk
diberi ASI selama 2 tahun penuh. Terdapat kewajiban ibu untuk menyusukan anaknya selama
dua tahun penuh, sementara terdapat hak ibu agar anaknya berbakti kepadanya.
C. Pendapat Pakar
1. Abd-Alda’em Al-Kheel
“Menurut pendapat Abd-Alda’em Al-Kheel banyak studi yang dilakukan di tiga puluh
negara menunjukkan ibu yang menyusui bayinya kurang terkena kanker payudara. Rahim
melebar dua puluh kali selama kehamilan dan melahirkan. Penelitian menunjukkan menyusui
bermanfaat untuk membantu rahim kembali ke ukuran normal. Sebaliknya ibu yang tidak
menyusui bayinya ukuran rahimnya tetap lebih dari batas normal. Selain itu, menyusui juga
melindungi dari kanker rahim. Penyusuan alami membantu ibu untuk mengurangi berat
badannya dan melindungi dirinya dari kegemukan. Bahkan ia juga bekerja sebagai analgesik
alami rasa sakit bagi ibu juga. Penyusuan alami juga membantu ibu dan anak untuk tidur
nyenyak.”
2. James W. Anderson
“Menurut James W. Anderson seorang ahli dari universitas Turkey membuktikan bahwa IQ
(tingkat kecerdasan) bayi yang diberi ASI lebih tinggi lima angka dari pada bayi
lainnya.Berdasarkan hasil penelitian ini ditetapkan bahwa ASI yang diberikan hingga enam
bulan bermanfaat bagi kecerdasan bayi, dan anak yang disusui kurang dari delapan minggu
tidak memberikan manfaat pada IQ.
D. Komentar Ulama
Imam Amirul Mu’minin Ali a.s. berkata yang artinya , “Tidak ada air susu yang lebih
berbarokah bagi anak bayi dari air susu ibunya sendiri.”
“Dengan menyusui, hubungan cinta dan kasih sayang antara ibu dan anak akan semakin
erat dan akan membuat anak merasa tenang dan aman”. (riwayat-riwayat Ahlul bait a.s)
ASI merupakan makanan terpenting dan sumber kehidupan satu-satunya bagi bayi di bulan-
bulan pertamausianya.ASI terbaik untuk anak adalah air susu ibu karena dengan menyusui
terjadilah kontak cinta dan kasih sayang antara ibu dan anak. Ibu adalah orang yang paling
mampu memberikan cinta dan kehangatan yang sesungguhnya kepada anak dengan naluri
keibuannya yang diberikan Allah kepadanya.
E. Sikap Tenaga Kesehatan
Sikap seorang tenaga kesehatan terhadap pentingnya pemberian ASI Ekslusif pada bayi bisa
dilakukan dengan memberikan pengarahan atau penyuluhan kepada ibu bahwa pentingnya
pemberian ASI Ekslusif pada bayi selama rentang usia 0-6 Bulan atau 0-2 Tahun. Dan
menjelaskan pemberian ASI Ekslusif itu sangat penting bagi tumbuh kembang bayi.Selain itu
ASI Ekslusif berperan juga sebagai perkembangan otak bayi. Dimana ASI seorang ibu akan
menekan pertumbuhan sel-sel pada anak dan system perkembangan pada bayi tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anak harus mendapatkan Air susu Ibunya jika hal tersebut tidak memungkinkan, dianjurkan
untuk mencari ibu susu mukmin dan sehat lahir dan batin. Namun bila ibu susu dengan
kriteria tersebut tidak didapatkan, kitadiperbolehkan untuk mengambil ibu susu yang tidak
beragama (agama islam)dengan syarat melarangnya meminum-minuman keras dan memakan
atau meminum segala sesuatu yang dapat membahagiakan kaselamatan anak .kestabilan
mental dan emosional ibu dan kesehatan jasmaninya haruslah diperhatikan. Selain itu, untuk
mendapatkan air susu dalam jumlah yang banyak dan berkrealitas tinggi, dianjurkan agar ibu
memakan makanan yang mengandung banyak gizi karena hal itu sangat penting
untuk pertumbuhan fisik dan psikis anak.
B. SARAN
Disarankan kepada Ibu-ibu untuk dapat memberikan ASI kepada bayinya secara ekslusif.
Karena selain dianjurkan oleh medis untuk kesehatan Ibu dan bayi, juga dianjurkan dalam
agama isla
DAFTAR PUSTAKA
Http:// Google_Asi Menurut Pandangan Agama Islam.com
Sunardi. Ayah Beri Aku ASI. Aqwamedika. Solo : 2008
parentingislami.wordpress.com Ilustrasi: majalah.hidayatullah.com
About these ads