makalah-komponen-pembelajaran

19

Click here to load reader

Upload: indra-wati

Post on 10-Aug-2015

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MakaLah-Komponen-PembeLajaran

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

BAB KOMPONEN PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH :

FURIN FENDRA INDAH (09330056)

ASMINARTI (09330076)

LAILINA A (09330079)

RIZKA EFRILA R (09330089)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2010

Page 2: MakaLah-Komponen-PembeLajaran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar merupakan peristiwa sehari hari disekolah. Belajar merupakan hal yang

komplek. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subyek, yaitu

dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar di alami sebagai suatu proses.

Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Dari segi guru,

proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang suatu hal.

1.2 Rumusan Masalah

• Apa pengertian komponen pembelajaran ?

• Apa saja macam-macam komponen pembelajaran ?

• Apa hubungan antar komponen pembelajaran ?

• Apa fungsi masing-masing komponen pembelajaran ?

1.3 Tujuan

• Untuk mengetahui pengertian dari komponen pembelajaran

• Untuk mengetahui macam-macam komponen pembelajaran

• Untuk mengidentifikasi hubungan masing-masing komponen pembelajaran

• Untuk mengetahui fungsi dari masing-masing komponen pembelajaran

Page 3: MakaLah-Komponen-PembeLajaran

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Komponen Pembelajaran

Pembelajaran diambil dari terjemahan kata "Instructional". Seringkali orang

membedakan kata pembelajaran ini dengan "pengajaran", akan tetapi tidak jarang

pula orang memberikan pengertian yang sama untuk kedua kata tersebut. Menurut

Arief S. Sadiman, kata pembelajaran dan kata pengajaran dapat dibedakan

pengertiannya. Kalau kata pengajaran hanya ada di dalam konteks guru-murid di

kelas formal, sedangkan kata pembelajaran tidak hanya ada dalam konteks guru-

murid di kelas formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan belajar mengajar yang tak

dihadiri oleh guru secara fisik di dalam kata pembelajaran ditekankan pada kegiatan

belajar siswa melalui usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-

sumber belajar agar terjadi proses belajar. Dengan definisi seperti ini, kata pengajaran

lingkupnya lebih sempit dibanding kata pembelajaran. Di pihak lain ada yang

berpandangan bahwa kata pembelajaran dan kata pengajaran pada hakekatnya sama,

yaitu suatu proses interaksi antara guru dan siswa dalam mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

Kedua pandangan tersebut dapat digunakan, yang terpenting adalah interaksi

yang terjadi antara guru dan siswa itu harus adil, yakni adanya komunikasi yang

timbal balik di antara keduanya, baik secara langsung maupun tidak langsung atau

melalui media. Siswa jangan selalu dianggap sebagai subjek belajar yang tidak tahu

apa-apa. Ia memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan, serta kemampuan yang

berbeda. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu

pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan

pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

Setelah guru mempelajari kurikulum yang berlaku, selanjutnya membuat suatu

desain pembelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan awal siswa (entering

behavior), tujuan yang hendak dicapai, teori belajar dan pembelajaran, karakteristik

bahan yang akan diajarkan, metode dan media atau sumber belajar yang akan

digunakan, dan unsur-unsur lainnya sebagai penunjang. Setelah desain dibuat,

Page 4: MakaLah-Komponen-PembeLajaran

kemudian KBM atau pembelajaran dilakukan. Dalam hal ini ada dua kegiatan utama,

yaitu guru bertindak mengajar dan siswa bertindak belajar. Kedua kegiatan tersebut

berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Pada akhirnya

implementasi pembelajaran itu akan menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil ini akan

memberikan dampak bagi guru dan siswa.

Bagi guru sebagai dampak pembelajaran (instructional effect) berupa hasil yang

dapat diukur sebagai data hasil belajar siswa (angka/nilai) dan berupa masukan bagi

pengembangan pembelajaran selanjutnya. Sedangkan bagi siswa sebagai dampak

pengiring (nurturent effect) berupa terapan pengetahuan dan atau kemampuan di

bidang lain sebagai suatu transfer belajar yang akan membantu perkembangan

mereka mencapai keutuhan dan kemandirian. Jadi, ciri utama dari kegiatan

pembelajaran adalah adanya interaksi. lnteraksi yang terjadi antara si belajar dengan

lingkungan belajarnya, baik itu dengan guru, teman-temannya, tutor, media

pembelajaran, dan atau sumber-sumber belajar yang lain. Sedangkan ciri-ciri lainnya

dari pembelajaran ini berkaitan dengan komponen-komponen pembelajaran itu

sendiri. Dimana di dalam pembelajaran akan terdapat komponen-komponen sebagai

berikut; komponen kurikulum, materi/bahan ajar, metode, media (alat pembelajaran),

evaluasi, anak didik/ siswa, dan adanya pendidik/guru.

1.1 Komponen-komponen Pembelajaran

1.1.1 Komponen Kurikulum

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat

strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan

kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka

dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan

yang kokoh dan kuat.

Dengan diterapkannya kebijakan pemerintah (Depdiknas) yaitu

pengembangan kurikulum operasional dilakukan oleh setiap satuan pendidikan

dengan program Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka seluruh jajaran

di setiap satuan pendidikan harus memiliki pemahaman yang luas dan mendalam

tentang landasan pengembangan kurikulum, dan secara operasional harus dijadikan

Page 5: MakaLah-Komponen-PembeLajaran

rujukan dalam mengimplementasikan kurikulum di setiap satuan pendidikan yang

dikelolanya.

Landasan yang dipilih untuk dijadikan dasar pijakan dalam mengembangkan

kurikulum sangat tergantung atau dipengaruhi oleh pandangan hidup, kultur,

kebijakan politik yang dianut oleh negara dimana kurikulum itu dikembangkan. Akan

tetapi secara umum yang dipakai sebagai Landasan Pengembangan Kurikulum ada

empat, yaitu landasan filosofis, psikologis, sosiologis, serta landasan ilmu

pengetahuan dan teknologi adalah landasan umum dan pokok sebagai dasar pijakan

dalam mengembangkan kurikulum.

Seorang guru seharusnya dapat memahami dan mengimplementasikan

penerapan landasan filosofis dalam mengembangkan kurikulum baik pengembangan

pada level makro maupun pengembangan pada tingkat operasional oleh setiap satuan

pendidikan, seperti:

1. Dapat memahami dan mengimplementasikan penerapan landasan Psikologis

dalam mengembangkan kurikulum baik pengembangan pada level makro

maupun pengembangan pada tingkat operasional oleh setiap satuan pendidikan

2. Dapat memahami dan mengimplementasikan penerapan landasan Sosiologis

dalam mengembangkan kurikulum baik pengembangan pada level makro

maupun pengembangan pada tingkat operasional oleh setiap satuan pendidikan

3. Dapat memahami dan mengimplementasikan penerapan landasan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi dalam mengembangkan kurikulum baik

pengembangan pada level makro maupun pengembangan pada tingkat

operasional oleh setiap satuan pendidikan

Kemampuan tersebut diatas sangat penting dimiliki oleh seorang guru,

mengingat salah satu fungsi dan peran guru adalah sebagai pengembang kurikulum.

Adapun modal dasar agar dapat menghasilkan kurikulum yang dapat diterima oleh

pihak-pihak yang berkepentingan (Stake holder), salah satu syaratnya bahwa

kurikulum harus dikembangkan dengan didasarkan pada sejumlah landasan yang

tepat, kuat dan kokoh.

Nana Sy. Sukmadinata (1988:110) mengemukakan 4 komponen dari anatomi

tubuh kurikulum yang utama adalah tujuan, isi, atau materi, proses atu system

penyampaian, serta evaluasi.

Page 6: MakaLah-Komponen-PembeLajaran

Komponen-komponen kurikulum sebelumnya terdiri dari:

a. Tujuan

Tujuan sebagai sebuah komponen kurikulum merupakan kekuatan fundamental yang

peka sekali, karena hasil kurikuler yang diinginkan tidak hanya sangat mempengaruhi

bentuk kurikulum, tetapi memberikan arah dan focus untuk seluruh program

pendidikan (Zais, 1976: 297). Hirarki vertical tujuan kurikulum di Indonesia, paling

tinggi adalah tujuan pendidikan nasional, kemudian tujuan kelembagaan, tujuan

kurikuler, dan tujuan pengajaran. Tujuan pendidikan nasional merupakan kurikulum

tertinggi yang bersumber pada falsafah bangsa (pancasila) dan kebutuhan masyarakat

tertuang dalam GBHN dan UU-SPN. Tujuan kelembagaan (tujuan institusional)

merupakan tujuan yang menjabarkan pendidikan nasional, bersumber pada tujuan tiap

jenjang pendidikan dalam UU-SPN, karakteristik lembaga, dan kebutuhan

masyarakat. Tujuan mata pelajaran dijabarkan dari tujuan kelembagaan, bersumber

pada karakteristik mata pelajaran, karakteristik lembaga dan kebutuhan masyarakat.

Tujuan pengajaran terbagi menjadi 2 macam, yakni Tujuan Umum Pengajaran

(TUP) dan Tujuan Khusus Pengajaran (TKP).

b. Materi atau pengalaman belajar

merupakan fungsi khusus dari kurikulum pendidikan formal adalah memilih

dan menyusun isi (komponen kedua dari kurikulum) supaya keinginan tujuan

kurikulum dapat tercapai dengan cara paling efektif dan supaya pengetahuan paling

penting yang diinginkan pada jalurnya dapat disajikan secara efektif (Zais, 1976:322).

Selain itu,mencapai tiap tujuan mengajar ynag telah ditentukan diperlukan bahan

ajaran (Nana.Sy. sukmadinata, 1988:114). Tetapi tidak cukup hanya isi atau bahan

ajar yang dipikirkan dalam kegiatan pengembangan kurikulum, lebih dari itu adalah

pengalamn beljar yang mampu mendukung pencapaian tujuan secara lebih efektif.isi

atau materi kurikulum adalah semua pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan sikap

terorganisasi dalam bidang studi. Sedangkan pengalamn belajar dapat diartikan

sebagai kegiatan belajar tentang disiplin berpikir dari suatu disiplin ilmu.

c. Organisasi

Berdasarkan pendapat Taba, bahwa materi dan pengalamn belajar dalam

kurikulum diorganisasikan untuk mengefektifkan pencapaian tujuan. Masalah-

masalah utama organisasi kurikuulum berkisar pada ruang lingkup, sekuensi,

kontinuitas, dan integrasi.

d. Evaluasi

Page 7: MakaLah-Komponen-PembeLajaran

Merupakan komponen belajar keempat kurikulum, merupakan aspek kegiatan

pendidikan yang dipandang paling kecil (Zais, 1976:369). Evaluasi ditujukan untuk

melakukan evaluasi terhadap belajar sisiwa maupun keefektifan kurikulum dan

pembelajaran. Evaluasi kurikulum secara luas tidak hanya menilai dokumen tertulis,

tetapi yang lebih penting adalah kurikulum yang diterapkan sebagai bahan fungsional

darai kejadian yang meliputi interaksi siswa, guru, material, dan lingkungan.

Tujuan evaluasi ada 11:

1. Memperkuat kegiatan belajar

2. Menguji pemahaman dan kemampuan siswa

3. Memastikan pengetahuan prasyarat yang sesuai

4. Mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran

5. Memotivasi siswa

6. Memberi umpan balik bagi siswa

7. Memberi umpan balik bagi guru

8. Memelihara standart mutu

9. Mencapai kemajuan proses dan hasil belajar

10. Memprediksi kinerja pembelajaran selanjutnya

11. Menilai kualitas belajar

1.1.2 Guru

Guru dari bahasa Sansekerta guru yang juga berarti guru, tetapi artinya

harafiahnya adalah “berat” adalah seorang pengajar suatu ilmu.

Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik.

Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah

atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru

seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih

luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang

guru. Beberapa istilah yang juga menggambarkan peran guru, antara lain:

Selain siswa, faktor penting dalam proses belajar mengajar adalah guru. Guru sangat

berperan penting dalam menciptakan kelas yang komunikatif. Breen dan Candlin

Page 8: MakaLah-Komponen-PembeLajaran

dalam Nunan(1989:87) mengatakan bahwa peran guru adalah sebagai fasilitator

dalam proses yang komunikatif, bertindak sebagai partisipan, dan yang ketiga

bertindak sebagai pengamat.

Tugas Guru

Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok

yaitu

• Tugas profesional,

• Tugas manusiawi, dan

• Tugas kemasyarakatan (sivic mission).

Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengar

logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika.

Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi ilmu

pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui anak

dan seharusnya diketahui oleh anak.

Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat memenuhi

tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugas-tugas manusiawi

itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian tentang diri

sendiri.

Tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga negara yang

baik, turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa

dan negara lewat UUD 1945 dan GBHN.

Ketiga tugas guru itu harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan

organis harmonis dan dinamis. Seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas saja

tetapi seorang guru harus mampu menjadi katalisator, motivator dan dinamisator

pembangunan tempat di mana ia bertempat tinggal.

Peran Guru

WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu

Page 9: MakaLah-Komponen-PembeLajaran

1. Pendidik (nurturer),

2. Model,

3. Pengajar dan pembimbing,

4. Pelajar (learner),

5. Komunikator terhadap masyarakat setempat,

6. Pekerja administrasi, serta

7. Kesetiaan terhadap lembaga.

Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan

dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas

pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan

mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan

norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas ini berkaitan dengan

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-

pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua,

dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan

dan keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga,

pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu

tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung

jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat

laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.

Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru

mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku

pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan

norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai

dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik

harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.

Page 10: MakaLah-Komponen-PembeLajaran

Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar. Setiap

guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar

fungsi sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar

yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat,

hasil belajar yang berkaitan dengan tanggurfg jawab sosial tingkah laku sosial anak.

Kurikulum harus berisi hal-hal tersebut di atas sehingga anak memiliki pribadi yang

sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya, mempunyai

pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan pengetahuan

untuk mengembangkan kemampuannya lebih lanjut.

Peran guru sebagai pelajar (leamer). Seorang guru dituntut untuk selalu menambah

pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang

dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai

tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas

profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.

Peran guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan. Seorang guru diharapkan

dapat membantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam mengembangkan

kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui pertemuan-pertemuan resmi

maupun pertemuan insidental.

Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru

diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang

dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang

dikuasainya.

Guru sebagai administrator. Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan

pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran.

Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala

pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara

baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar,

mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia

telah melaksanakan tugasnya dengan baik.

1.1.3 Siswa

Page 11: MakaLah-Komponen-PembeLajaran

Siswa atau Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikut suatu

program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah bimbingan

seorang atau beberapa guru. Dalam konteks keagamaan murid digunakan sebaai

sebutan bagi seseorang yang mengikuti bimbingan seorang tokoh bijaksana. Siswa

adalah inti dari proses belajar mengajar. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh

Kemp(1997:4),” students are the center of the teaching and learning process, so they

have to be involved in almost all the phrases of the classroom interaction from

planning to evaluation.” Untuk mendorong keterlibatan itu sendiri, Brown(1987:115)

menekankan pentingnya perhatian pada motivasi belajar siswa. “The foreign language

learner who is intrinsically meeting in needs in learning the language will positively

motivated to learn. When students are motivated to learn, they usually pay attention,

become actively involved in the learning and direct their energies to the learning

task.”

1.1.4 Metode

Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah

disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang tersusun dapat tercapai secara optimal.

Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Stategi

menunjuk pada sebuah perencaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah

cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu

strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode.

Berikut ini disajikan beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk

mengimplementasikan strategi pembelajaran.

A. Metode Ceramah

Metode caramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan.

Metode ini senantiasa bagus bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan

baik, didukung oleh alat dan media serta memperhatikan batas-batas

kemungkinan penggunaannya.

Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering

digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh

Page 12: MakaLah-Komponen-PembeLajaran

pertimbangan tertentu, juga adanya factor kebiasaan baik dari guru ataupun

siswa. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan

pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga siswa, mereka akan

belajar manakala guru memberikan materi pelajaran melalui caramah,

sehingga ada guru yang ceramah ada proses belajar dan tidak ada guru berarti

tidak belajar. Metode ceramah merupakan cara mengimplementasikan strategi

pembelajaran ekspositori.

B. Metode Demonstrasi

Demonstrasi merupakan metode yang paling efektif, sebab membantu

siswa untuk mencari jawaban secara sendiri berdasarkan fakgta atau data yang

benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan

memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,

situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau sekedar tiruan. Sebagai

metode penyajian, demonstrasi tidak terlepasdari penjelasan secara lisan oleh

guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar

memperhatikan, akan tetapi demonstrasi akan dapat menyajikan pelajaran

secara konkrit. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan

untuk mendukung keberhasilan pembeljaran ekspositori dan inkuiri.

C. Metode Diskusi

Metode diskusi merupakan metode yang menghadapkan siswa pada

permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu

permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan

siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu

diskusi, bukan merupakan debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi

lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu

secara bersama-sama. Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk

menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran. Selama ini banyak

guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode diskusi dalam

pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari asumsi:

Page 13: MakaLah-Komponen-PembeLajaran

1.Diskusi merupakan metode yang sulit diprediksi hasilnya oleh karena

interaksi siswa muncul secara spontan, sehingga hasil diskusi sulit ditentukan.

2. Diskusi biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang, padahal waktu

pembelajaran didalam kelas sangat terbatas, sehingga keterbatasan itu tidak

mungkin menghasilkan secara tuntas.

D. Metode Simulasi

Simulasi berasal dari kata “stimulate” yang artinya berpura-pura atu

seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara

penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk

memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat

digunakan sebagai mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran

dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya.

E. Metode Tugas dan Resitasi

Metode tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi

lebih luas dari itu. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik

secara individu atau kelompok. Tugas dan resitasi bisa dilakukan di rumah, di

sekolah, di perpustakaan dan tempat lainnya.

F. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan

terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat

yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa

menjawab, siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat

adanya hubungan timbal balik secara langsung antar guru.

G. Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok

mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu

kesatuan (kelompok) tersendiri atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil.

Page 14: MakaLah-Komponen-PembeLajaran

H. Metode Problem Solving

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya

sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab

dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai

dengan mencari data sampai dengan menarik kesimpulan.

I. Metode Sistem Regu (team teaching)

Team teaching pada dasarnya adalah metode mengajar dua orang guru

atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi

beberapa guru. System regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak

senantiasa guru secara formal saja, tetapi dapat melibatkan orang luar yang

dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan.

J. Metode Latihan (Drill)

Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu

ketangkasan atau keterampilan dari apa yang dipelajari. Mengingat latihan ini

kurang mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berpikir, maka

guru/pengajar memperhatikan tingkat kewajaran dari metode drill.

K. Metode Karyawisata (Field-Trip)

Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri, ber30

beda dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti

kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar. Contoh: Mengajak siswa ke

gedung pengadilan untuk mengetahui system peradilan dan proses pengadilan,

selama satu jam pelajaran. Jadi, karya wisatadi atas tidak mengambil tempat

yang jauh dari sekolah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Karyawisata

dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh disebut study tour.

1.1.5 Materi dan Bahan Ajar

Materi juga merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun

karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinson dan Waters adalah:

Page 15: MakaLah-Komponen-PembeLajaran

• Adanya teks yang menarik

• Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi

kemampuan berpikir siswa

• Memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan

yang sudah mereka miliki

• Materi yang dikuasai baik oleh siswa maupun guru

Dalam kegiatan belajar, materi harus didesain sedemikian rupa, sehingga cocok

untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan komponen-komponen yang lain,

terutama komponen anak didik yang merupakan sentral. Pemilihan materi harus

benar-benar dapat memberikan kecakapan dalam memecahkan masalah kehidupan

sehari-hari. Beberapa kriteria materi yaitu :

1. Kesahihan (Valid) yaitu materi yang dituangkan dalam kegiatan belajar

mengajar benar-benar telah teruji kebenaran dan kesahihannya, juga

merupakan materi yang aktual, tidak ketinggalan zaman dan memberikan

kontribusi untuk pemahaman kedepan.

2. Tingkat kepentingan : materi yang dipilih benar-benar diperlukan peserta

didik, sejauh mana materi tersebut penting untuk dipelajari.

3. Kebermaknaan : materi yang dipilih dapat memberikan manfaat akademis

yaitu memberikan dasar – dasar pengetahuan dan keterampilan yang akan

dikembangkan dan manfaat non akademis yaitu mengembangkan kecakapan

hidup dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Kelayakan : materi memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat

kesulitannya maupun aspek kelayakannya terhadap pemanfaatan materi dan

kondisi setempat.

5. Ketertarikan/Menarik minat : materi yang dipilih hendaknya menarik

minat dan dapat memotivasi dan menumbuhkan rasa ingin tahu peserta

didik.

Menurut Asep Herry Hernawan (2002) materi mengandung aspek-aspek

tertentu sesuai dengan tingkat tujuan yang ingin dicapai meliputi :

Page 16: MakaLah-Komponen-PembeLajaran

1. Teori yaitu seperangkat konstruk atau konsep definisi atau preposisi yang saling

berhubungan.

2. Konsep merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.

3. Generalisasi yaitu kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus.

4. Prosedur yaitu seri langkah-langkah yangberurutan dalam materi pelajaran yang

haru dilakukan peserta didik.

5. Prinsip yaitu ide utama.

6. fakta yaitu sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting.

7. Istilah yaitu kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang

diperkenalkan dalam materi.

8. Contoh yaitu hal atau proses yang bertujuan untuk memperjelas suatu uraian.

9. Definisi yaitu penjelasan tentang makna/pengertian tentang suatu hal/kata.

10. Preposisi yaitu kata yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran.

Selain itu,mencapai tiap tujuan mengajar yang telah ditentukan diperlukan

bahan ajaran (Nana.Sy. sukmadinata, 1988:114). Tetapi tidak cukup hanya isi atau

bahan ajar yang dipikirkan dalam kegiatan pengembangan kurikulum, lebih dari itu

adalah pengalaman belajar yang mampu mendukung pencapaian tujuan secara lebih

efektif. Isi atau materi kurikulum adalah semua pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai,

dan sikap terorganisasi dalam bidang studi. Sedangkan pengalaman belajar dapat

diartikan sebagai kegiatan belajar tentang disiplin berpikir dari suatu disiplin ilmu.

1.1.6 Media pembelajaran atau Alat Pembelajaran

Media Pembelajaran merupakan sumber belajar eksternal yang menjadi bagian

dari Metodologi Pembelajaran yang diatur oleh pengajar.

Definisi media pembelajaran:

• Media: jamak dari medium (latin:perantara/pengantar)

Page 17: MakaLah-Komponen-PembeLajaran

• AECT Amerika: segala bentuk saluran yang digunakan untuk menyampaikan

pesan/informasi.

• Gagne (1970): berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsang siswa untuk beljar.

• Birggs(1970): alat fisik yang dapat menyajikan pesan dan merangsang siswa

untuk belajar.

• NEA: bentuk komunikasi baik cetak maupun audiovisual serta peralatannya.

1.1.7 Evaluasi

Merupakan aspek kegiatan pendidikan yang dipandang paling kecil (Zais,

1976:369). Evaluasi ditujukan untuk melakukan evaluasi terhadap belajar sisiwa

maupun keefektifan kurikulum dan pembelajaran. Evaluasi kurikulum secara luas

tidak hanya menilai dokumen tertulis, tetapi yang lebih penting adalah kurikulum

yang diterapkan sebagai bahan fungsional darai kejadian yang meliputi interaksi

siswa, guru, material, dan lingkungan.

BAB III

Page 18: MakaLah-Komponen-PembeLajaran

KESIMPULAN

Pembelajaran adalah adanya interaksi. lnteraksi yang terjadi antara si belajar

dengan lingkungan belajarnya, baik itu dengan guru, teman-temannya, tutor, media

pembelajaran, dan atau sumber-sumber belajar yang lain. Sedangkan ciri-ciri

lainnyadari pembelajaran ini berkaitan dengan komponen-komponen pembelajaran itu

sendiri. Dimana di dalam pembelajaran akan terdapat komponen-komponen sebagai

berikut; komponen kurikulum, materi/bahan ajar, metode, media (alat pembelajaran),

evaluasi, anak didik/ siswa, dan adanya pendidik/guru.

Page 19: MakaLah-Komponen-PembeLajaran

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati,dkk.2009.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta

Kunandar.2009.Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Jakarta:Rajawali Pers

Naim,Ngainnun. 2009. Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Nurkancana, Wayan. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Sudjana, Nana. 2002. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah.

Bandung: Sinar Baru