makalah kelmpk 6
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Pedidikan selalu bertumpu pada kesejateraan, yakni pengalaman-pengalaman masa
lampau, kenyataan dan kebutuhan mendesak masa kini, dan aspirasi serta harapan masa
depan atau melalui pendidikan setiap masyarakat akan melestarikan nilai-nilai luhur sosial
kebudayaannya yang telah terukir dengan indahnya dalam sejarah bangsa tersebut.
Melalui pendidikan juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan untuk menghadapi
tuntutan objektif masa kini, baik tuntutan dari dalam maupun tuntutan karena pengaruh dari
luar masyarakat yang bersangkutan. Dan akhirnya, melalui pendidikan akan ditetapkan
langkah-langkah yang akan dipilih masa kini sebagai upaya mewujudkan aspirasi dan
harapan di masa depan.
Dalam UU-RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 telah
ditetapkan antara lain bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan,pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan
datang.Oleh karena itu, disamping dimensi horizontal, pendidikan haruslah memperhatikan
dengan sungguh-sungguh dimensi vertikal,terutama keterkaitan antara program pendidikan
yang dilaksanakan sekarang ini dengan kehidupan peserta didik di masa depan.
1.2 Tujuan
a) Memahami beberapa kemungkinan keadaan masyarakat di masa depan, serat peranan
faktor-faktor globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), arus
komunikasi yang semakin padat dan cepat, serta kebutuhan yang meningkat dalam
layanan professional terhadap masyarakat di masa depan tersebut.
1
1.3. Manfaat
Bagi mahasiswa calon tenaga kependidikan, utamanya guru, kajian tentang masyarakat
masa depan tersebut berdampak ganda, yakni untuk dirinya sendiri serta pada gilirannya
kelak untuk siswa-siswanya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
PERKIRAAAN MASYARAKAT MASA DEPAN
2.1. Perkiraan Masyarakat Masa Depan
Di dalam penjelasan UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
ditanyakan bahwa “Dalam kehidupan suatu bangsa,pendidikan mempunyai peranan yang
amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang
bersangkutan.”Melalui upaya pendidikan,kebudayaan dapat diwariskan dan dipelihara
oleh setiap generasi bangsa.Serentak dengan itu,upaya pendidikan diarahkan pula untuk
mengembangkan kebudayaan itu.
Dalam pemabahasan ini,kebudayaan dimaksudkan dalam arti luas yakni
“keseluruhan gagasan dan karya manusia,yang harus dibiasakannya dengan belajar,
beserta keseluruhan dari hasil budi dan karya
itu”(Koentjaraningrat,1974:19).Kebudayaan itu dapat :
a) Berwujud ideal yakni ide,gagasan,nilai-nilai,norma-norma,peraturan, dan sebagainya.
b) Berwujud kelakuan yakni kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
c) Berwujud fisik yakni benda-benda hasil karya manusaia.
Perkembangan masyarakat beserta kebudayaannya sekarang ini makin mengalami
percepatan serta meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Percepatan perubahan itu terutama
karna percepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, utamanya tehnologi informasi.
Sejarah telah mencatat bahwa perubahan dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri relatif
3
lebih lama dibandingkan dengan perubahan masyarakat industri ke masyarakat informasi. Bahkan
di berbagai negara berkembang, termasuk indonesia, masih dalam masa transisi dari masyarakat
pertanian ke masyarakat industri serta segera diiringi perubahan kemasyarakat informasi.
Perubahan yang cepat terebut mempunyai beberapa karakteristik umum yang dapat dijadikan
petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan. Dintara ciri tersebut adalah :
1. Kecendrungan globalisasi yang makin kuat.
2. Perkembangan iptek yang makin cepat.
3. Perkembangan arus informasi yang makin padat dan cepat.
4. Kebutuhan/tuntutan peningkatan layanan profesional dalam berbagai segi kehidupan manusia.
Kajian masyarakat masa depan itu semakin penting jika diingat bahwa pendidikan selalu
merupakan penyiapan peserta didik bagi peranannya di masa yang akan datang.Dengan
demikian,pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan.
2.2. Kecendrungan Globalisasi
Istilah globalisasi (asal kata : global yang berarti secara umumnya,utuhnya,kebulatannya)
bermakna bumi sebagai satu keutuhan seakan-akan tanpa tapal batas administrasi Negara,dunia
menjadi amat transparan,serta saling ketergantungan antarbangsa di dunia semakin besar;dengan
kata lain: Menjadikan dunia sebagai satu keutuhan,satu kesatuan.Suatu peristiwa yang terjadi
dalam suatu Negara tetentu akan tersebar dengan cepat ke seluruh pelosok dunia,dari perkotaan
sampai pedesaan,serta akan mempunyai pengaruh terhadap manusia dan masyarakat di mana pun
di dunia ini. Dunia seakan-akan menjadi sempit dan tak menghiraukan lagi batas-batas Negara.
Definisi globalisasi menurut para ahli :
a) Menurut Giddens, globalisasi didefinisikan sebagai intensifikasi hubungan sosial yang
mendunia, menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lain, dengan suatu cara kejadian
disuatu wilayah dipengaruhi oleh kejadian di wilayah lain yang sangat jauh, begitu juga
sebaliknya. Giddens beranggapan bahwa globalisasi merupakan bentuk lanjutan dari
modernisasi.
b) Menurut Robertson, globalisasi adalah keseluruhan proses budaya menuju kesatuan dunia
yang dikendalikan oleh kesadaran global dan merupakan proses yang telah terjadi
berabad-abad lalu.Singkatnya, globalisasi merupakan suatu proses menuju masyarakat
global, suatu masyarakat yang memiliki kesamaan politik, sosial, dan budaya.
4
Ciri-ciri yang menandakan semakin berkembangnya globalisasi :
a) Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang
seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa
komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan
massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari
budaya yang berbeda.
b) Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling
bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,
peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi
semacam World Trade Organization (WTO).
c) Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama
televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini,
kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru
mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam
bidang fashion, literatur, dan makanan.
d) Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup,
krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Gelombang globalisasi sedang menerpa seluruh aspek kehidupan dan penghidupan
manusia, menyusup ke dalam seluruh unsur kebudayaan dengan dampak yang berbeda-
beda.Menurut Emil Salim (1990;8-9) terdapat empat bidang kekuatan gelombang globalisasi
yang paling kuat dan menonjol daya dobraknya, yakni bidang-bidang iptek,ekonomi,lingkungan
hidup,dan pendidikan. Beberapa kecendrungan globalisasi dari keempat bidang tersebut sebagai
berikut :
a) Bidang iptek yang mengalami perkembangan yang semakin dipercepat,utamanya dengan
penggunaan berbagai teknologi canggih seperti komputer dan satelit. Kekuatan pertama
gelombang globalisasi ini membuat bumi seakan-akan menjadi sempit dan transparan. Dalam
waktu yang singkat dapat dihimpun informasi global yang terinci dan teliti dalam berbagai
bidang, umpamanya kekayaan alam,laut,hutan,dan sebagainya melalui pengindraan jarak jauh
tanpa mengenal batas Negara.Globalisasi iptek tersebut memberi orientasi baru dalam bersikap
dan berpikir serta berbicara tanpa batas Negara.Contohnya : Kita dapat melihat secara langsung
atau live prosesi pernikahan calon raja dan ratu inggris baru-baru ini karena kecanggihan satelit.
5
b) Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi global tanpa mengenal batas-batas Negara. Di
berbagai bagian dunia telah berkembang kelompok-kelompok ekonomi regional, seperti
Masyarakat Ekonomi Eropa ( untuk eropa barat), Area Perdagangan Bebas Amerika Utara atau
NAFTA ( untuk Amerika Serikat, Kanada, Meksiko), Area Perdagangan Bebas ASEAN
( ASEAN Free Trade Area atau AFTA untuk ASEAN ). Gejala lain adalah makin meluasnya
perusahaan multinasional sebagai perusahaan raksasa yang kakinya tertanam kuat di berbagai
Negara.Globalisasi ekonomi telah menyebabkan Negara hanya bertapal batas politik saja, sedang
dari segi ekonomi semakin kabur. Peristiwa ekonomi di suatau tempat pada Negara tertentu akan
memberi dampak kepada hamper seluruh dunia. Globalisasi ekonomi tersebut menyebabkan
Kenichi Ohmac MEMBERI JUDUL “The Borderless World” ( Dunia tanpa tapal batas) pada
bukunya (1990,dari Dedi Supriadi,1990 : 60).
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi
dalam bentuk-bentuk berikut:
Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan
sasaran agar biaya produksi menajdi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah
buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun
karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi
manufaktur global
Globalisasi pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh
pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di
semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan
sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah
memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama
mitrausaha dari manca negara.
Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja
dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari
tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa
diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan
semakin mudah dan bebas.
6
Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat
mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara
lain melalui: TV,radio,media cetak . Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju
telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama.
Sebagai contoh : KFC, celana jeans levi's, atau hamburger melanda pasar dimana-mana.
Akibatnya selera masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun di desa-
menuju pada selera global.
Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman
tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan
perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.
Keuntungan globalisasi ekonomi :
Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Kekurangan globalisasi ekonomi :
Menghambat pertumbuhan sektor industri
Memperburuk neraca pembayaran
Sektor keuangan semakin tidak stabil
Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
c) Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai pertemuan
internasional, yang mencapai puncaknya pada Konferensi Tingkat Tinggi ( KTT) Bumi, atau
nama resminya : Konferensi PBB mengenai Lingkungan Hidup dan Pengembangan (UNCED),
pada awal Juni 1992 di Rio de Janeiro,Brasil. Kerusakan Lingkungan hidup di suatu tempat akan
memberi damapak negatif ke berbagai negara di sekitarnya, bahkan mengancam keselamatan
planet bumi. Oleh karena itu, diperlukan wawasan dan kebijakan yang tepat dalam bidang
7
pembangunan yang menjamin kelestarian dan keselamatan lingkungan hidup atau pembangunan
yang berwawasan lingkungan . Sebagai contoh, Indonesia yang memiliki hujan hutan tropis
terbesar di dunia berkewajiban menjaga kelestarian “paru-paru dunia” itu apabila mau
memanfaatkan kekayaan itu untuk kemakmuran rakyatnya.Seperti diketahui , Indonesia telah
menetapkan kebijakan pemanfaatan sebagian kecil hutan tropis itu dengan hutan tanaman
industri.Demikian pula masalah pencemaran lingkungan seperti air, udara, dan sebagainya akan
membawa dampak ke daerah atau negara sekitarnya.
d) Bidang pendidikan dalam kaitannya dengan identitas bangsa, termasuk budaya nasional dan
budaya-budaya nusantara. Disamping terpaan tentang gagasan-gagasan dalam pendidikan
globalisasi terjadi pula secara langsung menerpa setiap individu manusia melalui
buku,radio ,televisi,dan media lainnya.Sebagai contoh : Penggunaan antenna parabola memberi
peluang masuknya film dan sinetron langsung ke rumah dan dan peristiwa di berbagai penjuru
dunia secara langsung dapat dilihat di rumah setiap orang pada saat ataupun sesaat setelah
peristiwa terjadi melalui siaran langsung televise.Hal itu akan mempengaruhi wawasan,pikiran,
dan bahkan prilaku manusia: selanjutnya bahkan mungkin tercipta suatu “budaya dunia”.
(Refleksi,1990:3).
Di samping keempat bidang tersebut, kecenderungan globalisai juga tampak dalam bidang
politik, hukum dan HAM,paham demokrasi dan sebagainya.Adapun dampak positif dan negatif
dari globalisasi di bidang politik,hukum,dan HAM yaitu Semakin menguatnya supremasi hukum,
demokratisasi, dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi manusia.Menguatnya
regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang memihak dan bermanfaat
untuk kepentingan rakyat banyak.Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas
penegakhukum yang lebih profesional, transparan, dan akuntabel.Menguatnya supremasi sipil
dengan mendudukkan tentara dan polisi sebatas penjaga keamanan, kedaulatan, dan ketertiban
negara yang profesional.Sedangkan dampak negatifnya yaitu perubahan dunia yang cepat,
mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat secara global. Masyarakat sering kali mengajukan
tuntutan kepada pemerintah dan jika tidak dipenuhi, masyarakat cenderung bertindak anarkis
sehingga dapat mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan
kesatuan bangsa. Kecenderungan globalisasi tersebut merupakan suatu gejala yang tidak dapat
dihindari. Oleh karena itu, banyak gagasan dalam menghadapi globalisasi yang menekankan
perlunya berpikir dan berwawasan global namun harus tetap menyesuaikan keputusan dan
tindakan dengan keadaan nyata disekitarnya.
8
2.3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (Iptek)
Perkembangan iptek yang makin cepat dalam era globalisasi merupakan salah satu ciri
utama dari masyarakat masa depan. Perkembangan iptek pada akhir abad ke-20 ini sangat
mengesankan, utamanya dalam bidang-bidang transportasi, telekomunikasi dan informatika,
genetika,biologi molekul serta biotekhnologi, dan sebagainya. Dan hampir dapat dipastikan
bahwa perkembangan yang makin cepat itu masih akan berlanjut dalam abad ke-21 yang akan
datang, dan demikian pula dengan limpahannya akan bersifat global. Globalisasi perkembangan
iptek tersebut dapat berdampak positif ataupun negatif, tergantung pada kesiapan bangsa beserta
kondisi sosial budayanya untuk menerima limpahan informasi/tekhnologi itu. Segi positif itu
antara lain memudahkan untuk mengikuti perkembangan iptek yang terjadi di dunia, menguasai
dan menerapkannya unuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Sedangkan segi negatif akan
timbul apabila kondisi sosial-budaya belum siap menerima limpahan itu ( Pratiwi Sudarsono,
1990: 14-15 ).
Selain itu adapun dampak perkembangan iptek bagi dunia pendidikan. Dampak positif :
1) Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat
pendidikan. Seperti jaringan internet, labarotorum komputer sekolah.Dampak dari hal ini
adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan, sehingga siswa dalam
belajar tidak perlu terlalu terpaku terhadap informasi yang diajarkan oleh guru di sekolah,
tetapi mereka juga bisa mengakses materi pelajaran langsung dari internet.
2) Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan
guru dalam proses pembelajaran.Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode
baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi
tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak, dan dapat dipahami secara mudah
oleh siswa.
3) Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka.Selama ini, proses pembelajaran
yang kita kenal yaitu adanya pembelajaran yang disampaikan hanya dengan tatap muka
langsung, namun dengan adanya kemajuan teknologi, proses pembelajaran tidak harus
mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan
lain-lain.
9
4) Adanya sistem pengolahan data hasil penelitian yang menggunakan pemampaatan
teknologi.Dulu, ketika orang melakukan sebuah penelitian, maka untuk melakukan
analisis terhadap data yang sudah diperoleh harus dianalisis dan dihitung secara manual.
Namun setelah adanya perkembangan IPTEK, semua tugas yang dulunya dikerjakan
dengan manual dan membutuhkan waktu yang cukup lama, menjadi sesuatu yang mudah
untuk dikerjakan, yaitu dengan menggunakan media teknologi, seperti computer, yang
dapat mengolah data dengan memanfaatkan berbagai program yang telah diinstalkan.
5) Pemenuhan kebutuhan akan fasilitas pendidikan dapat dipenuhi dengan cepat.Dalam
bidang pendidikan tentu ada banyak hal dan bahan yang harus dipersiapkan, salah satu
contoh, yaitu pengandaan soal ujian. Dengan adanya mesin photocopy, untuk memenuhi
kebutuhan akan adanya jumlah soal yang banyak tentu membutuhkan waktu yang lama
untuk mengerjakannya kalau itu dilakukan dengan secara manual. Tapi dengan
perkembangan teknologi mesin photocopy, semuanya itu dapat dilakukan hanya dalam
waktu yang singkat.
Khususnya dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh
dari perkembangan IPTEK, yaitu:
a) Pembelajaran menjadi lebih interaktif, simulatif, dan menarik
b) Dapat menjelaskan sesuatu yang sulit / kompleks
c) Mempercepat proses yang lama
d) Mengahadirkan peristiwa yang jarang terjadi
e) Menunjukkan peristiwa yang berbahaya atau di luar jangkauan
Disamping dampak positif yang ditimbulkan oleh perkembangan IPTEK, juga akan
muncul dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh perkembangan IPTEK dalam proses
pendidikan, antara lain:
a) Siswa menjadi malas belajar
Dengan adanya peralatan yang seharusnya dapat memudahkan siswa dalam belajar, seperti Laptop
dengan jaringan internet, ini malah sering membuat siswa jadi malas belajar, terkadang banyak
10
diantara mereka yang menghabiskan waktunya untuk berinternetan yang hanya mendatangkan
kesenangan semata, seperti main Facebook, Chating, Friendster,yang kesemuanya itu tentu akan
berpengaruh terhadap minat belajar siswa.
b) Terjadinya pelanggaran asosila
Sering kita dengan diberita-berita, dimana terjadi pelaku pelanggaran asosila dilakukan oleh seorang
siswa terhadap siswa lainnya, seperti terjadinya tauran antar pelajar, terjadinya priseks.
c) Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan
yang dapat disalah gunakan oleh siswa.
Dengan munculnya media massa yang dihasilkan oleh perkembangan IPTEK, ini dapat menimbulkan
adanya berbagai perilaku yang menyimpang yang dapat terjadi, seperti adanya siswa yang sering
menghabiskan waktunya untuk main game, main PS, main Facebook, Chating lewat internet.
Sehingga yang semula waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar malah digunakan untuk
bermain, sehingga jam belajar menjadi habis dengan sia-sia. Akhirnya semuanya itu akan dapat
berpengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa dan bahkan terjadi kemerosotan moral dari para
siswa bahkan mahasiswa.
d) Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam
proses pembelajaran, sehingga membuat siswa menjadi malas.
Dengan adanya fasilitas yang dapat digunakan dengan mudah dalam proses pembelajaran, ini
terkadang sering membuat siswa dan mahasiswa menjadi malas dan merasa lebih dimanjakan,
misalnya ketika siswa diberi tugas untuk membuat makalah, maka mereka merasa tidak perlu pusing-
pusing, karena cukup mencari bahan lewat internet dan mengkopi paste, sehingga siswa semakin
menjadi malas belajar.
e) Kerahasiaan alat tes untuk pendidikan semakin terancam.
Selama ini sering kita melihat dan mendengar di siaran TV, tentang adanya kebocoran soal ujian, ini
merupakan salah satu akibat dari penyalahgunaan teknologi, karena dengan adanya perkembangan
teknologi yang semakin canggih, maka dengan mudah dapat mengakses informasi dari satu daerah ke
daerah lain, inilah yang dilakukan oleh oknum untuk melakukan penyelewengan terkait dengan
kebocoran soal ujian, sehingga kejadian ini sering meresahkan pemerintah dan masyarakat.
11
f) Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal.
Pada awalnya pendidikan itu ditujukan untuk mendapatkan perubahan yang bersifat positif, namun
pada akhirnya seringkali tujuan itu diselewengkan dengan berbagai alasan. Contohnya, seorang
hacker, dengan kemampuannya melakukan penerobosan system sebuah kantor atau perusahaan,
mereka dapat melakukan perampokan dengan tidak perlu merampok langsung ke bank atau ke kantor,
cukup dengan melakukan pembobolan terhadap system keuangan atau informasi penting, maka
mereka akan dapat keuntungan, dan sulit untuk dilacak pelakunya.
g) Adanya penyalahgunaan sistem pengolahan data yang menggunakan teknologi.
Dengan adanya pengolahan data dengan sistem teknologi, sering kali kita temukan adanya terjadi
kecurangan dalam melakukan analisis data hasil penelitian yang dilakukan oleh siswa bahkan
mahasiswa, ini mereka lakukan hanya untuk mempermudah kepentingan pribadi, dengan
mengabaikan kebenaran hasil penelitian yang dilakukan.
Percepatan perkembangan iptek tersebut terkait dengan landasan ontologism,
epistemologis, dan aksiologis ( Filsafat ilmu, 1981:9-15). Segi landasan ontologis, objek telaahan
ialah berupa pengalaman atau segenap wujud yang dijangkau lewat alat indera telah mengalami
perkembangan yang pesat karena didapatkannya peranti ( device ) yang membantu alat indera
tersebut. Seperti diketahui, dalam penelitian telah digunakan mulai dari nanotekhnologi untuk
meneliti DNA ( Deoxyribonucleic Acid ) sehubungan dengan struktur dan fungsi gen dengan
peralatan yang berukuran nanometer ( Pratiwi Sudarsono,1990: 16), sampai dengan teleskop
raksasa Nouut Polomar ( diameter lensa : 200 inci ) untuk mengalami Bima Sakti yang
berbintang sekitar seratus milyar ( 100.000.000 ) buah. Ataupun penjelajahan angkasa luar oleh
pesawat tak berawak mampu mendekati/mendarat di planet tata surya serta mengirimkan gambar
seperti permukaan Mars oleh Viking, cincin Yupiter oleh Voyager 1 dan 2, dan sebaginya
( Soendjodjo Dirdjosoemarto dan Abdurachman, 1990 : 394 dan 458-464 ).
Demikian pula halnya dengan peranti alat indera lainnya, selain untuk mata seperti
tersebut diatas, telah/sedang dikembangkan berbagai peranti untuk membantunya. Iptek
membantu mengembangkan peranti yang dapat mengatasi berbagai kekurangan atau keterbatasan
alat indera, dan pada gilirannya, peranti itu sangat membantu mengembangkan iptek itu sendiri.
12
Selanjutnya, dari segi landasan epistemologis, cara yang dipakai untuk memperoleh
pengetahuaan yang disebut ilmu pengetahuan tersebut telah mengalami perkembangan yang
pesat. Berabad-abad lamanya orang berpegang sepenuhnya pada metode deduksi ala Aristoteles.
Pada permulaan abad ketujuh belas, Francis Bacon memelopori metode induktif yang
menekankan bukti-bukti empiris sebagai batu uji kebenaran. Tentang hal tersebut Bertrand Russel
(1953) melukiskan secara humoris tetapi tepat sebagai berikut : “Untuk manusia modern yang
terdidik, seakan-akan suatu hal yang biasa bahwa kebenaran suatu fakta harus ditentukan oleh
pengamatan, dan tidak berdasarkan pada konsultasi dengan seorang ahli .”Walaupun begitu, hal
ini benar-benar adalah suatu konsepsi modern, sesuatu yang hamper tidak pernah dilakukan
sebelum abad ketujuh belas. Aristoteles bersikeras bahwa wanita mempunyai gigi yang lebih
sedikit dari laki-laki; dan meskipun dia pernah kawin dua kali, tak pernah terlintas dalam
fikirannya untuk menguji pendapatnya dengan mengamati mulut istrinya ( dari Mouly, 1963:87-
88). Meskipun pendekatan induktif merupakan loncatan penting akan tetapi belum memadai.
“Sekarang kita sadari dengan sepenuhnya betapa salahnya para ahli teori yang berpendapat bahwa
teori datang secara induktif dari pengalaman”, demikian pendapat Einstein ( 1936, dari
Mouly:90 ). Oleh karena itu, sejak Charles Darwin memelopori penggabungan metode deduktif
dan metode induktif, dan dengan pengajuan hipotesis maka sekarang dikenal sebagai daur
hipotetiko-dedukto-werifikatif dalam metode ilmiah ( Filsafat Ilmu 1981:15 dan 156 ),ataupun
model induktif-Hipotetiko-Deduktif dalam proses penelitian ( Raka Joni, 1984:6 ) Perkembangan
ilmu yang terakhir ini ialah penyusunan suatu teori atau ilmu teoritis sebagai kerangka pemikiran
yang menjelaskan gejala dan hubungan yang diperoleh dalam pengajuan empiris, dan selanjutnya
dapat meramalkan dan menentukan cara mengontrol hal-hal itu. “ Tahap yang maju ini
kelihatanya akan lebih mampu dicapai dalam ilmu=ilmu social.”( Mouly,1963:96 ).
Dan akhirnya landasan aksiologis atau untuk apa iptek itu dipergunakan, yang
mempersoalkan tentang penggunaan iptek tersebut secar moral tertuju pada kemaslahatan
manusia. Terdapat serangkaian kegiatan pengembangan dan pemanfaatan iptek, yakni:
(1) Penelitian dasar ( basic research )
(2) Penelitian terapan ( applied research )
(3) Pengembangan tekhnologi ( technological development )
(4) Penerapan tekhnologi.
Biasanya langkah-langkah tersebut diikuti oleh langkah evaluasi, apakah hasil iptek
tersebut dapat diterima masyarakat, umpamanya dari segi etis-politis-religius dan sebagainya.
13
Karena perkembangan iptek yang makin dipercepat dan global, maka terdapat kecenderungan
yang kuat agar penilaian tersebut dimulai sedini mungkin, dimulai dengan pengarahan awal,
dilanjutkan dengan pemntauan selama rangkaian kegiatan itu berlangsung, dan akhirnya penilaian
akhir tersebut di atas ( Filsafat Ilmu, 1981 : 15 dan 166-167 ).Hal tersebut sangat penting karena
masyarakat masa depan adalah masyarakat yang sangat dipengaruhi oleh iptek, yang akan lebih
membenarkan ucapan Francis Bacon bahwa “Ilmu adalah kekuasaan”. Dan kalau ilmu adalah
kekuasaan maka tekhnologi merupakan alat kekuasaan atas :
- Manusia, yakni demi kemaslahatan atau sebaliknya mengeksploitasi manusia itu.
- Kebudayaan, yakni memperkaya dan memperkuat kebudayaan atau melunturkan nilai-nilai
budaya yang dapat menimbulkan krisis identitas budaya.
- Alam, yakni memanfaatkan sambil menjaga kelestariannya ataukah memusnahkan seluruh
kehidupan di bumi ( Filsafat Ilmu, 1981: 164-166 ). Oleh karena itu, penguasaan iptek
merupakan salah satu kunci keberhasilan masyarakat kita di masa depan.
Telah dikemukakan bahwa globalisasi perkembangan iptek yang cepat tersebut adalah
peluang dan tantangan. Terbuka peluang bagi kita untuk mengikuti perkembangan iptek tersebut
secara dini. Sebaliknya, apabila masyarakat belum siap menerimanya, maka akan berubah
menjadi tantangan. Bahkan dapat terjadi kesenjangan antara ilmuwan disatu pihak dan
masyarakat luas di lain pihak. Untuk latar Negara-negara Barat, C.P. Snow dalam The Two
Cultures (1963, dari Filsafat Ilmu, 1981:149 ) mengingatkan adanya dua pola kebudayaan dalam
masyarakatnya, yakni masyarakat ilmuwan dan masyarakat terdidik non ilmuwan ( Scientific and
literary communities ), yang akan menghambat kemajuan baik iptek maupun masyarakat itu
sendiri. Untuk mengantisipasi keadaan tersebut, dalam masyarakat masa depan maka perlu
diupayakan agar setiap anggota masyarakat melek iptek, yakni memiliki wawasan yang tepat
serta mengetahui terminology beserta maksudnya yang lazim digunakan tanpa harus menjadi
pakar iptek tersebut ( Makaminan Makagiansar, 1990:7 ). Bahkan “Lulusan SD harus menjadi
melek huruf, dalam arti melek tekhnologi dan melek piker dan keseluruhannya juga disebut
melek kebudayaan ( cultural literacy )”( Conny R. Semiawan,1990:3-4 ).Seiring dengan itu tentu
diperlukan pakar-pakar iptek yang menguasai secara mendalam serta memiliki wawasan yang
luas dan mampu bekerja secara interdisipliner namun tetap berpijak pada kebudayaan bangsa
Indonesia.
14
2.4. Perkembangan Arus Komunikasi Yang Semakin Padat
Salah satu perkembangan iptek yang luar biasa adalah yang berkaitan dengan informasi dan
komunikasi, utamanya satelit komunikasi, komputer dan sebagainya. Seperti yang telah dikemukakan
bahwa kemajuan itu telah mendorong perubahan masyarakat dari masyarakat industri ke masyarakat
informasi; dan untuk indonesia, terjadi perubahan yang hampir serentak dari masyarakat pertanian ke
masyarakat industri dan masyarakat informasi. Terdapat beberapa istilah yang dipakai dalam
menjelaskan perkembangan global yang cepat pada akhir abad ke-20 ini, antara lain : gelombang
ketiga ( Alvin Toffler), zaman pasca-industri ( john naisbit), Dunia tanpa Tapal Batas (kenichi
Ohmac : the borderless word), Revolusi komunikasi ( Frederick Williams : the comunications
Revolution), dan sebagainya. Keseluruahan nama tersebut paling tepat melukiskan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi masa kini, terlebih-lebih di masa depan, yang seakan- akan telah
mampu mengatasi deminsi ruang dan waktu. Sekadar beberapa contoh pemakaian satelit komunikasi
komputer, dan sebagainya telah membuka peluang surat elektronik, sistem cetak jarak jauh, siaran
televisi langsung dari satelit ke rumah-rumah. Seiring dengan itu, komunikasi antar manusia yang
berbeda dalam latar kebangsaan dan kebudayaan makin leluasa karena kemajuan transportasi dan
telekomunikasi.
Pada umumnya bentuk komunikasi langsung ( verbal ataupun non verbal ) dikenal sebagai
komuniksi antarpribadi ( interpersonal Communication ), baik komunikasi antar kedua orang ( dyadic
Communication ), maupun komunikasi dalam kelompok kecil ( small group communication ) dengan
ciri pokok adanya dialog diantara pihak-pihak yang berkomunikasi. Sedangkan bentuk komunikasi
yang bercirikan monolog adalah komunikasi publik, yang dibedakan atas komunikasi pembicara-
pendengar ( speaker audience communication ) umpama pada suatu rapat umum, dan komunikasi
masa seperti surat kabar, radio, televisi, dan sebagainya yang menyangkut penerima yang sangat luas
( komuniksi pendidikan, 1982/1983:12-14). Seperti diketahui proses komunikasi meliputi beberapa
unsur dasar yakni :
1. Sumber pesan seperti harapan, gagasan, perasaan atau perilaku yang diinginkan oleh
pengirim pesan.
2. Penyandian ( encoding) yakni pengubahan atau penerjemahan isi pesan ke dalam bentuk yang
serasi dengan alat pengiriman pesan
3. Transmisi (pengiriman) pesan
15
4. Saluran
5. Pembukasandian ( decoding) yakni penerjemahan kembali apa yang diterima kedalam isi
pesan oleh penerima
6. Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterimanya
7. Gangguan atau hambatan (noise) yang dapat terjadi pada semua unsur dasar lainnya
Pada komunikasi satu arah, proses komunikasi berlangsung dari butir (1) ke butir (6) yakni dari
pengirim ke penerima ; sedangkan pada komunikasi dua arah, khsusnya antar personal, kedua pihak
secara bergantian dapat menjadi pengirim atau penerima (birlo,dari komunikasi pendidikan, 1982 /1983 :
24-25;johnsen, dari johnson dan johnson, 1977:110-112).
Perkembangan komunikasi dengan arus informasi yang makin padat yang akan dipercepat
dimasa depan, mencakup keseluruhan unsur-unsur dalam proses komunikasi tersebut. Sumber pesan
menyangkut aspek kehidupan manusia yakni keseluruhan unsur-unsur kebudayaan, mulai dari sistem
upacara keagamaan sampai dengan, bahkan terutama contoh, sejak diluncurkannya sistem komunikasi
satelit domestik (SKSD) palapa pada tahun 1976, dan ditopang oleh penggunaan antena parabola,
penggunaan komputer dan lain-lainmaka arus informasi yang padat dan cepat telah menerpa seluruh
pelosok tanah air. Telah sering kali diadakan siaran langsung dari berbagai penjuru dunia tentang
berbagai pristiwa penting yang sedang terjadi, ataupun wawancara jarak jauh melalaui telivisi. Hal itu
mau tak mau telah memaksa kita untuk mempunyai konsep baru tentang berita, yakni bukan apa yang
telah terjadi tetapi apa yang sedang terjadi. Demikian pula kekuatan pengaruh dari gambar yang
ditayangkannya, tidak sekedar menyentuh aspek kognitif tetapi juga afektif umumnya tentang kelaparan
disuatu negar. Demikian pula rekaman lagu yang desertai gambar-gambar dalam rekaman video akan
lebih menyentuh keutuhan pribadi pemirsanya.
Seperti sering dikemukakan bahwa “acton speak louder then word” ataupun ‘’one picture is
worth a thousand word’’ ( komunikasi pendidikan, 1982/1983:9) maka penggunaan kombinasi audio dan
vidio makin memegang peran penting.
Meskipun teknologi komunikasi dan informasi telah mengalami perkembangan yang cepat,
namun belum merata pada semua negara. Alih teknologi ke negara berkembang berjalan relatif sangat
lambat, dan arus informasi didominasi oleh beberapa negara maju. Oleh karena itu, diperlukan berbagai
upaya untuk merebut teknologi tersebut. Terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan ( Birjen
pembinaan Pers dan Grafika, 1992:18-20) dalam upaya –upaya tersebut, seperti :
1. Pengembangan teknologi satelit yang mutahir
16
2. Penggunaan teknologi digital yang mampu menyalurkan sinyal yang beragam ( suara,
video dan data ) menuju bentuk ISDN ) integreted service digital network) yang dikelola
dengan sistem komputer ( muncul kini istilah “communication’’ “atau “ C & C “
singkatan dari Computer and komunication).
3. Dibidang media cetak antara lain penggunaan VDT ( video Disply terminal), surat kabar
elektronik, dan sistem cetak jarak jauh
4. Dibidang media cetak antara lain penggunaan DBS ( Direct broadchast satelitte),
penggunaan HDTV ( High definition television) dan sebagainya. Kesemuanya itu akan
mempercepat terwujudnya suatu masyarakat informasi sebagai masyarakat masa depan.
2.5. Peningkatan Layanan Profesional
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan
profesional dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan iptek yang makin
cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, maka anggota masyarakat
masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang semakin tinggi .Oleh
karena itu, manusia masa depan tersebut makin menuntut suatu kualitas hidup yang lebih baik,
termasuk :berbagai layanan yang dibutuhkan. Layanan yang diberikan oleh pemangku profesi
tertentu, atau layanan professional akan semakin penting untuk kebutuhan masyarakat tersebut.
Profesi adalah suatu lapangan pekerjaan dengan persyaratan tertentu, "suatu vokasi khusus
yang mempunyai cirri-ciri:Expertise (kehilangan), responsibility (tanggung jawab ), corporateness
(kesejawatan)” (Huntington, 1964, dari Nugroho Notosusanto 1984: 16). Profesi sebagai suatu vokasi
(vocation) yang memerlukan teknik dan prosedur kerja yang harus dipelajari secara sengaja dan
dalam jangka waktu tertentu untuk diabadikan sebagai layanan untuk kemasalahatan orang lain, serta
ditandai oleh ketanggapan yang bijaksana (informed responsiveness) yang didasari oleh filosofi
tentang pekerjaannya (Mc Cully, 1969, dari T. Raka Joni, 1981:3). Robert W. Richei (1974) dan D.
Westby-Gibson (1965) mengemukakan berbagai ciri profesi (dari Profesionalisasi Jabatan Guru,1983:
4-6) yaitu :
a. Langkah mengutamakan pelayanan kemanusian yang ideal, dan layanan itu memperoleh
pengakuan masyarakat (harus dilakukan oleh pemangku profesi tersebut).
b. Terdapat sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan dari sejumlah teknik dan prosedur
yang unik, serta diperlukan waktu yang relatif panjang untuk mempelajarinya sebagai periode
17
persiapan yang sengaja dan sistematis agar mampu melaksanakan layanan itu
(pendidikan/pelatihan prajabatan).
c. Terdapat suatu mekanisme saringan berdasarkan kualifikasi tertentu, sehingga hanya yang
kompeten yang diperbolehkan melaksanakan layanan profesi itu.
d. Terdapat suatu kode etik profesi yang mengatur keanggotaan, seta tingkah laku, sikap dan cara
kerja dari anggotanya itu.
e. Terdapat organisasi profesi yang akan berfungsi menjaga/meningkatkan layanan profesi,dan
melindungi kepentingan serta kesejahteran anggotanya.
f. Pemangku profesi memandang profesinya sebagai suatu karier hidup dan menjadi seorang
anggota yang relatif permanen, serta mempunyai kemandirian dalam melaksanakan profesinya
dan untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya sendiri.
Berdasarkan paparan di atas ternyata bahwa status professional memerlukan persyaratan yang
berat, sehingga tidak semua jenis pekerjaan dapat memperolehnya. Diperlukan suatu perjuangan panjang
yang menerus dan bertahap melelui semi profesional agar dapat diakui sebagai profesional penuh.
Howsam, et.al. (1976: 7-9) mengemukakan suatu pandangan historis tentang profesi dengan
mengemukakan lima lingkaran konsentrasi dari titik tengah berturut-turut:
(1) Profesi tertua yakni hukum, kesehatan, teologi, dan dosen.
(2) Profesi baru yakni arsitektur, insinyur (engineering), dan optometri.
(3) Pekerjaan yang segera diakui sebagai profesi (emergent professions), umpamanya pekerja sosial
yang masih semi profesional akan segera diakui sebagai professional.
(4) Seni professional.
(5) Pekerjaan biasa yang tidak berusaha memperoleh status profesional.
Berdasarkan pendapat tersebut ternyata bahwa proses profesionalisasi terus berlangsung, dan
dalam masyarakat di masa depan hal semakin memegang peranan penting.
Profesionalisasi merupakan proses pemantapan profesi sehingga memperoleh status yang
melembaga sebagai professional (Nugroho Notosusant, (1984: 13-16), di dalamnya akan terkait dengan
permasalahan akreditasi, sertifikasi, dan izin praktek. Mc Cully (1969, dari T. Raka Joni, 1981: 5-8)
mengemukakan enam tahap dalam proses profesionalisasi yakni:
a. Penetapan dan pemantapan layanan unik yang diberikan oleh suatu profesi sehingga memperoleh
pengakuan masyarakat dan pemerintah. Sekedar contoh: layanan unik dari para dokter, dan
apabila dilakukan oleh pihak lain, akan dituduh sebagai “dokter palsu”.
18
b. Penyepakatan antara kelompok profesi dan lembaga pendidikan prajabatan tentang standar
kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh setiap calon profesi tersebut.
c. Akreditasi, yakni pengakuan resmi tentang kelayakan suatu program pendidikan prajabatan yang
ditugasi menghasilkan calon tenaga profesi yang bersangkutan. Penilaian kelayakan itu meliputi
antara lain: Tujuan dan filosofi pendidikannya, isi program, fasilitas pendukung, ketenegaan,
pelaksanaan program, dan sebagainya.
d. Mekanisme sertifikasi dan pemberian izin praktek.
Sertifikasi merupakan pengakuan resmi kepada seseorang yang memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan oleh profesi tertentu. Meskipun demikian, tenaga pemula tersebut harus dapat
membuktikan kemandiriannya dalam memberikan layanan sesuai dengan kode etik profesi
sebelum memperoleh rekomendasi organisasi profesi untuk mendapatkan izin praktek (licence).
Hal terakhir itu bertujuan melindungi masyarakat dalam upaya memperoleh layanan yang
bermutu.
e. Baik secara perseorangan maupun secara kelompok pemangku profesi bertanggung jawab
penuh terhadap segala aspek pelaksanaan tugasnya yakni kebebasan mengambil keputusan secara
professional. Penelitian pihak lain haruslah berupa penilaian sesame ahli yang sederajat.
“Independent judgement” merupakan ciri esensial dari profesinalitas.
f. Kelompok professional memiliki kode etik, yang berfungsi ganda yakni:
(1) Perlindungan terhadap masyarakat agar memperoleh layanan yang bermutu.
(2) Perlindungan dan pedoman peningkatan kualitas anggota.
Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa masyarakat masa depan dengan
kecendrungan globalisasi, utamanya dalam perkembangan iptek dan arus informasi yang makin
dipercepat, akan menjadi masyarakat yang menuntut kualitas layanan profesional yang optimal.
Hal itu harus diimbangi dengan peningkatan kualitas tenaga profesional secara berencana dan
sistematis, baik pada pendidikan prajabatan maupun pendidikan dalam jabatan. Pembinaan
tersebut meliputi semua aspek ketenagaan, baik aspek wawasan maupun aspek teknis dan
prosedur kerja dari layanan tersebut. Sehubungan dengan kecendrungan permasalahan manusia
yang bersifat holistic dan memerlukan penanganan multidisiplin, maka tuntutan mutu layanan
profesional tersebut semakin tinggi pula. Hal itu menuntut suatu kerja sama antartenaga
profesional yang semakin erat. Dengan demikian, kualitas hidup dan kehidupan manusia dalam
masyarakat dimasa depan akan lebih baik lagi.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranan di masa yang akan datang.
Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan.
Perubahan keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung dengan cepat mempunyai beberapa
karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan yaitu:
1. Kecenderungan globalisasi yang makin kuat.
2. Perkembangan iptek yang makin cepat.
3. Perkembangan arus informasi yang makin padat dan cepat.
4. Kebutuhan/tuntutan peningkatan layanan professional dalam berbagai segi kehidupan
manusi.
Keseluruhan hal itu telah mulai tampak pengaruhnya masa kini, serta diperkirakan akan
makin penting peranannya di masa depan.
Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan kesempatan menerima arus
informasi yang padat dan cepat, dan sebagainya,telah memerlukan warga yang mau dan mampu
menghadapi segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan situasi baru tersebut. Pendidikan
berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi tantangan zaman baru yang akan
datang. Pengembangan pendidikan dalam masyarakat yang sedang berubah dengan cepat haruslah
dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan sistematik-sistematik. Pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara Indonesia dalam abad 21 yang akan datang
untuk itu diperlukan:
1) Tuntutan bagi manusia masa depan.
20
2) Upaya mengantisipasi masa depan, utamanya yang berhubungan dengan perubahan nilai
dan sikap sebagai manusia modern, pengembangan kehidupan dan kebudayaan, serta
pengembangan sarana pendidikan.
3.2 Saran
Kita sebagai calon guru harus mampu menghadapi era globalisasi. Oleh karena itu, kita
harus pandai berinovasi dalam pelaksanaan kurikulum,meningkatkan profesionalisme,
dan membentuk karakter peserta didik serta membantu meningkatkan penguasaan
IPTEK mereka agar mampu bersaing dalam era ini.Selain itu, kita sebagai warga Negara
harus selektif terhadap pengaruh globalisasi yang masuk ke Negara kita.
21
DAFTAR PUSTAKA
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
http://raflengerungan.wordpress.com/korupsi-dan-pendidikan/perkiraan-dan-antisipasi-terhadap-
masyarakat-masa-depan/
http://www.2lisan.com/rss/kecenderungan-globalisasi
http://zag.7p.com/globalisasi_pendidikan.htm
http://kehoaiueo.blogspot.com/2009/03/dampak-globalisasi-dalam-beberapa.html
22
23