makalah ilmu akhlak
TRANSCRIPT
MAKALAH ILMU AKHLAK
UNSUR - UNSUR JASMANIYAH DAN ROHANIYAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ilmu Akhlak
Dosen Pengampu : Drs.H.Ismail.M Ag
DisusunOleh:
Nurul Sakinah Nim :20213130
Mustajabul Hakim Nim :2021313030
Nani Ernawati Nim :20213130
Mega Laksmana B S Nim :2021313032
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN PEKALONGAN 2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga dilimpahkan atas Nabi besar
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan sekalian umatnya yang bertaqwa.
Atas berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul“Kekhilafahan Abbasiyah“ini dengan lancar tanpa halangan suatu apapun.
Selain itu, dalam proses penulisan makalah ini penulis merasa berhutang budi kepada
berbagai pihak terutama kepada Dosen Pembimbing ELI MUFIDAH, yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dengan penuh sabar dan tulus ikhlas.
Atas segala bantuan tersebut, penulis tidak dapat membalas berupa apapun kecuali
mengucapkan terima kasih seraya mengharapkan limpahan rahmat dari Allah SWT sehingga
segala kebaikan itu mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tentu disana sini masih terdapat
kelemahan atau pun kekurangan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari pihak manapun demi perbaikan selanjutnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ajaran akhlak dalam Islam bersumber dari wahyu Illahi yang termasuk dalam Al-
qu’ran dan sunnah. Akhlak dalam Islam bukanlah moral yang kondisional dan situasional,
tetapi akhlak yang benar-benar memiliki nilai yang mutlak untuk memperoleh kebahagian
di dunia ini dan di akhirat kelak. Dalam keseluruhan ajaran Islam, akhlak menempati
kedudukan yang istimewa dan sangat penting.
Di dalam Alquran saja banyak ayat-ayat yang membicarakan masalah akhlak . belum
lagi dengan hadits-hadits Nabi, baik perkataan maupun perbuatan, yang memberikan
pedoman akhlak yang mulia dalam keseluruhan aspek kehidupan. Akhlak dalam Islam
bukanlah moral yang harus disesuaikan dengan suatu kondisi dan situasi, tetapi akhlak yang
benar-benar memiliki nilai yang mutlak, nilai-nilai baik dan buruk, terpuji dan tercela berlaku
kapan saja, dimana saja dalam segala aspek kehidupan tidak di batasi oleh ruang dan waktu.
Ajaran akhlak dalam Islam sesuai dengan fitrah manusia. Manusia akan mendapatkan
kebahagiaan hakiki bukan semu bila mengikuti nilai-nilai kebaikan yang di ajarkan oleh
Alquran dan Sunnah, dua sumber akhlak dalam Islam. Akhlak Islam benar-benar memelikhara
eksistensi manusia sebagai makhluk terhormay sesuai dengan fitrahnya itu. Hati nurani /
fitrah dalam bahasa A lquran memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia
diciptakan oleh Allah SWT memiliki fitrah bertauhid, mengakui keesaanNya. (QS Ar-
Rum :30)
Karena fitrah itulah manusia kepada kesucian dan selalu cenderung kepada kebenaran.
Hati nuraninya selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin mengikuti ajaran-
ajaran Tuhan, karena kebesaran itu tidak akan di dapat kecuali dengan Allah sebagai sumber
kebenaran mutlak. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan
baik karena pengaruh dari luar, misalnya pengaruh pendidikan dan lingkungan. Fitrah
hanyalah merupakan potensi dasar yang perlu dipelihara dan dikembangkan.
Banyak manusia yang fitrahnya tertutup sehingga hati nuraninya tidak dapat lagi
melihat kebenaran, oleh sebab itu ukuran baik dan buruk tidak di serahkan sepenuhnya
hanya kepada hati nurani / fitrah manusia semata, harus dikembalikan kepada penilaian
syara’ yaitu Alquran dan Hadits. Semua keputusan syara’ tidak akan bertentangan dengan
hati nurani manusia, karena kedua-duanya berasal dari sumber yang sama yaitu Allah
SWT.
Demikian juga halnya dengan akal pikiran. Ia hanya lah salah satu kekuatan yang
dimiliki manusia untuk mencari kebaikan / keburukan . Dan keputusannya bermula dari
pengalaman empiris kemudian diolah menurut kemampuan pengetahuannya, oleh karena
itu keputusan yang diberikan akal hanya bersifat spekulatif dan subjektif. Demikanlah
tentang hati nurani dan akal pikiran.
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak dari kata khuluq yang artinya budi
pekerti. Pengertian akhlak menurut istilah di ungkapkan oleh Imam Al-Ghazali , Ibrahim
Anis, dan Abdul Karim Zaidan. Menurut Al-Ghazali akhlak adalah suatu bentuk (naluri
asli) dalam jiwa seseorang manusia yang dapat melahirkan suatu tindakan dan kelakuan
dengan mudah dan spontan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Sedangkan menurut Ibrahim Anis akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik / buruk tanpa membutuhkan
pemikiran dan pertimbangan. Dan menurut Abdul Karim Zaidan adalah nilai-nilai dan
sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengan sorotan dan pertimbangan seseorang
dapat menilai perbuatannya baik / buruk untuk kemudian memilih melakukan /
meninggalkannnya.
Ketiga defenisi di atas kita bisa menyatakan bahwa akhlak / khuluq itu adalah sifat
yang tertanam dalam jiwa manusia. Sehingga dia muncul secara spontan bilamana
diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran /pertimbangan lebih dahulu, serta tidak
memerlukan dorongan dari luar. Berarti akhlak itu haruslah bersifat konstan dan spontan
tidak memerlukan pertimbangan serta dorongan dari luar.
Sedangkan pembagian akhlak terbagi menjadi dua macam yaitu akhlakul karimah
yaitu akhlak yang terpuji (yang mulia). Akhlak yang baik itu dilahirkan oleh sifat-sifat
yang baik pula yaitu sesuai dengan ajaran Allah SWT dan RasulNya, misalnya bertaqwa
kepada Allah, berbuat baik kepada kedua orang tua, suka menolong orang yang lemah.
Karena akhlak yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti pada
hari kiamat. Rasulullah juga bersabda bahwa tidak ada satu pun yang akan lebih
memberatkan timbangan (kebaikan) seorang hamba mukmin nanti pada hari kiamat selain
dari akhlak yang baik.
Selain akhlakul karimah juga ada akhlakul madzmumah yaitu akhlak yang tercela /
akhlak yang tidak terpuji. Akhlakul madzmumah ialah akhlak yang lahir dari sifat-sifat yang
tidak sesuai dengan ajaran Allah SWT dan rasulNya, seperti musryik, pergaulan bebas (zina) dan
minum minuman keras.