makalah hlk

25
Taman Taman merupakan sebuah areal yang berisikan komponen material keras dan lunak yang saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia dalam kegunaanya sebagai tempat penyegar dalam dan luar ruangan. Taman dibuat dengan berbagai tujuan,digunakan sebagai tempat rekreasi ataupun penambah nilai estetika sebuah bangunan. Sungguh tidak nyaman ketika melihat sebuah taman yang seharusnya dihiasi tanaman hijau dan bunga malah disesaki oleh sampah. Bukan hanya sampah, bahkan perabotan rumah tangga seperti sapu dapat ditemukan di tenga-tengah taman dari bangunan ini. Gambar 1 Keterangan Gambar : Sapu pada gazebo di tengah taman memberikan kesan yang kotor dan tidak rapi.

Upload: js-orenda

Post on 04-Jan-2016

59 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah keindahan taman

TRANSCRIPT

Page 1: makalah HLK

Taman

Taman merupakan sebuah areal yang berisikan komponen material keras dan lunak yang

saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia

dalam kegunaanya sebagai tempat penyegar dalam dan luar ruangan. Taman dibuat dengan

berbagai tujuan,digunakan sebagai tempat rekreasi ataupun penambah nilai estetika sebuah

bangunan.

Sungguh tidak nyaman ketika melihat sebuah taman yang seharusnya dihiasi tanaman hijau

dan bunga malah disesaki oleh sampah. Bukan hanya sampah, bahkan perabotan rumah

tangga seperti sapu dapat ditemukan di tenga-tengah taman dari bangunan ini.

Gambar 1

Keterangan Gambar :

Sapu pada gazebo di tengah taman memberikan kesan yang kotor dan tidak rapi.

Page 2: makalah HLK

Gambar 2

Keterangan Gambar :

Jalan Pengubung antar gedung tidak memiliki atap, sehingga tidak dapat melintas ketika

hujan dan menyebabkan jalan menjadi licin.

Gambar 3

Keterangan Gambar :

1. Gazebo pada taman tidak memiliki payung,sehingga tidak dapat dipakai ketika

matahari terik dan saat hujan

2. Sampah plastik bertebaran, memberi kesan kotor dan tidak terawat

Page 3: makalah HLK

Gambar 4

Keterangan gambar :

Selain plastik, banyak juga ditemukan sampah botol

Sampah-sampah kecil yang terkumpul, kemudian menjadi banyak. Apabila sampah organik

maka akan menjadi biological hazard, dimana banyak bakteri akan berkembang didalamnya.

Adapun sampah anorganik sepeti botol, kaleng dan plastik terisi oleh air hujan yang akan

menjadi tempat tumbuh kembangnya jentik-jentik nyamuk.

Keberadaan sampah pada setiap tempat sendiri bertentangan dengan konsep 5S

1. SEIRI/SISIH/RINGKAS

2. SEITON/SUSUN/RAPI

3. SEISO/SASAP/RESIK

4. SEIKETSU/SOSOH/RAWAT

5. SHITSUKE/SULUH/RAJIN

Standar untuk taman yang baik :

Page 4: makalah HLK

Ilustrasi

Sebuah Taman Kota yang baik seharusnya dapat memenuhi 5 fungsi dasar, yaitu :

1. Fungsi Hidrologi : berperan dalam hal penyerapan air dan mereduksi potensi banjir

sebuah kawasan perkotaan.

Adanya pepohonan dalam taman kota mampu meresapkan air ke dalam tanah melalui

perakarannya yang dalam, sehingga pasokan air dalam tanah (water saving) semakin

meningkat dan jumlah aliran limpasan air juga berkurang. Sehingga dapat mengurangi

terjadinya banjir dalam kota tersebut. Menurut perkiraan, untuk setiap hektar ruang

terbuka hijau, setidaknya mampu menyimpan 900 m3 air tanah per tahun. Sehingga

kekeringan sumur penduduk di musim kemarau pun dapat diatasi.

2. Fungsi Ekologi : sebagai habitat flora dan fauna dan pengendali iklim mikro.

Sebuah taman yang penuh dengan pepohonan dapat berfungsi sebagai produsen

oksigen, penyaring polusi dan debu, pengikat karbon, sekaligus pendingin udara bagi

warga kota. Pepohonan yang  rimbun, dan rindang, terus-menerus menyerap dan

mengolah gas-gas beracun yang mencemari kota seperti karbondioksida (CO2),

karbon monoksida (CO), timbal (Pb) dan gas-gas beracun lainnya, kemudian

merubahnya menjadi oksigen segar yang siap dihirup warga kota setiap saat. Suhu di

sekitar taman pun menjadi lebih sejuk, karena mampu mengurangi suhu lima sampai

delapan derajat Celsius. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin banyak pohon,

berarti semakin banyaknya supplai O2, semakin tinggi biodiversitas, dan semakin

baik kualitas udara di tempat tersebut.

3. Fungsi Kesehatan : sebagai penjaga kualitas lingkungan kota.

Page 5: makalah HLK

Berkaitan dengan fungsi ekologis taman, banyaknya pepohonan juga berdampak

positif pada kualitas udara dan kesehatan warga kota. Bagaimana tidak? Setiap jam,

sekitar satu hektar daun-daun hijau dapat menyerap delapan kilogram CO2 yang

setara dengan CO2 yang diembuskan oleh napas manusia sekitar 200 orang dalam

waktu yang sama. Dan diperkirakan mampu menghasilkan 0,6 ton oksigen guna

dikonsumsi oleh 1.500 penduduk perhari. Ini tentunya membuat kita dapat bernafas

dengan lega dan feel comfort.

Pepohonan juga dapat menyaring berbagai cemaran gas berbahaya dan polutan.

Dengan tereduksinya polutan di udara maka masyarakat kota akan terhindar dari

resiko yang berupa kemandulan, infeksi saluran pernapasan atas, stres, mual, muntah,

pusing, kematian janin, keterbelakangan mental anak- anak, dan kanker kulit. Kota

menjadi indah, warga kota pun sehat.

3. Fungsi Rekreasi : sebagai tempat berolah raga dan rekreasi bagi keluarga yang

mempunyai nilai sosial, ekonomi, dan edukatif.

Dari fungsi ini, taman dapat di bedakan menjadi 2, yaitu taman aktif dan taman pasif.

Dikatakan sebagai taman aktif apabila di dalamnya di bangun berbagai fasilitas yang

menunjang berbagai kegiatan pemakai taman, sehingga pemakai taman dapat

menggunakan fasilitas di dalamnya secara aktif seperti olahraga, jalan-jalan dan

bermain. Dalam taman aktif juga memungkinkan adanya penjual makanan dan

minuman, serta berbagai cindera mata yang terwujud karena adanya kebutuhan dari

pemakai taman. Contohnya, Taman Raya Kota, Alun-alun, dan taman-taman rekreasi.

Dan disebut sebagai taman pasif apabila suatu taman dibuat cukup sederhana, dengan

fasilitas yang minim, dan sangat mengutamakan keindahan visualnya. Sehingga

pemakai taman cenderung menikmati taman tersebut sebagai suatu aksen keindahan

yang menarik, tanpa ada aktivitas yang aktif di dalamnya. Contohnya seperti taman

yang berada di pertigaan, di perempatan, di samping jalan, taman meredian di

perkotaan dan lainnya

4. Fungsi Estetika : sebagai elemen visual keindahan kota.

Dengan terpeliharanya dan tertatanya taman kota dengan baik akan meningkatkan

kebersihan dan keindahan lingkungan, sehingga akan memiliki nilai estetika. Taman

kota yang indah, dapat juga digunakan warga setempat sebagai sarana rekreasi dan

tempat anak-anak bermain dan belajar. Bahkan taman kota yang indah dapat

mempunyai daya tarik dan nilai jual bagi pengunjung. Berbagai macam tanaman dan

Page 6: makalah HLK

bunga-bungaan yang ada ditaman yang ditata dengan sangat rapi bisa menjadi daya

tarik tersendiri dan membuat pengunjung betah berlama-lama ditaman tersebut

.

Ilustrasi

Untuk memenuhi kelima fungsi diatas, perlu adanya perencaan lebih lanjut tentang

luas taman yang dibutuhkan dalam sebuah kota. Hingga saat ini, masih belum ada

standar luas taman kota yang baku. Ada yang berpendapat berdasar pada kebutuhan

per orang, yaitu sekitar 7-11,5 m2 per orang.  Ada juga yang berdasar pada luas dan

jarak jangkauan dari tempat tinggal :

Taman kecil yang luasnya < 2 ha diletakkan tidak jauh dari lingkungan rumah.

Sehingga dapat ditempuh dengan berjalan kaki.

Taman menengah luasnya 20 ha, terletak sejauh 1,5 km dari perumahan.

Taman besar yang luasnya minimal 60 ha terletak sejauh 8 km dari perumahan.

Namun menurut pendapat saya, luas ideal untuk taman kota dapat dipertimbangkan

berdasarkan fungsi utama taman (sebagai taman rekerasi aktif atau sebagai penghias

kota), jumlah penduduk yang tinggal dikota tersebut, berapa taman kota atau ruang

terbuka hijau yang ada, dan jarak antar taman.

Parking Area

Kemajuan teknologi pada bidang transportasi, mau tak mau menuntut hidup orang banyak

untuk memiliki kendaraan guna bermobilisasi. Kendaraan tersebut makin lama makin

meningkat kuantitasnya. Seiring peningkatan jumlah kendaraan, maka harus diiringi pula

dengan area parkir disetiap pusat-pusat keramaian dan institusi.

Page 7: makalah HLK

Keadaan lahan parkir yang aman dan nyaman dibutuhkan agar si pemilik kendaraan dapat

tenang menitipkan kendaraannya di area parkir tersebut.

Gambar 1

Gambar 2

Page 8: makalah HLK

Gambar 3

Keterangan Gambar :

Gambar 1-3 menunjukan baha keadaan parkir yang berantakan, beberapa motor menutupi

jalan. Selain tidak rapi keadaan ini membuat akses pengendara lain menjadi terganggu.

Gambar 4

Keterangan Gambar :

Sampah daun yang tidak dibersihkan , menumpuk dan mengganggu area parkir

Page 9: makalah HLK

Standar untuk sebuah lahan parkir :

Tempat rekreasi, kawasan perkantoran, permukiman dan kegiatan lainnya menuntut

tersedianya tempat parkir. Hampir semua aktivitas di ruang terbuka, memerlukannya. Tempat

parkir dalam perancangan lanskap termasuk prasarana lingkungan. Lokasi tempat kendaraan

diparkir disebut fasilitas parkir. Fasilitas parkir dalam sistem transportasi berfungsi

menyimpan kendaraan di tujuan perjalanan. Fasilitas parkir berfungsi baik jika tidak terjadi

konflik pada ruas jalan di sekitar lokasi parkir tersebut. Masalah timbul jika kebutuhan parkir

melebihi kapasitas parkir yang tersedia sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas pada

ruas jalan sekitarnya.

Kriteria peletakan fasilitas parkir ;

Tempat parkir diusahakan di permukaan yang datar agar kendaraan tidak

menggelinding. Jika tanah miring lakukan grading dengan sistem cut and fill.

Tempat parkir dengan bangunan ( tempat kegiatan ) diusahakan tak jauh. Jika cukup

jauh, buat sirkulasi yang jelas dan terarah menuju area parkir.

Ditinjau dari penggunaannya, tempat parkir terbagi atas :

Parkir kendaraan roda lebih dari 4, misalnya bus ( lebar 3 meter, panjang 8 m ), bus

kecil  ( lebar 2,4 m, panjang 6 m ) dan truk.

Parkir kendaraan roda 4, misalnya sedan besar ( lebar 1,765 m, panjang 4,82 m ), sedan

sedang ( lebar 1,4 m, panjang 3,8 m ), sedan kecil ( lebar 1,4 m, panjang 2,9 m ), MPV (

lebar 1,6 m, panjang 4,8 m ), jeep ( lebar 1,6 m, panjang 4 m ) dan minibus ( lebar 1,5

m, panjang 5 m ).

Parkir kendaraan roda 3, misalnya bemo ( lebar 1.05 m, panjang 2,5 m ) dan motor

sisipan. Becak ( lebar 90 cm, panjang 2 m ).

Parkir kendaraan roda 2, misalnya sepeda ( lebar 45 cm, panjang 1,5 m ) dan sepeda

motor ( lebar 90 cm, panjang 2 m ), motor besar ( lebar 1,05 m, panjang 2,5 m ).

Dari sudut desain, kriteria dan prinsip tempat parkir secara garis besar harus memperhatikan ;

Waktu penggunaan dan pemanfaatan tempat parkir. Untuk kegiatan yang berlangsung

sepanjang waktu, tempat parkir perlu dilengkapi penerangan yang cukup. Bisa

menggunakan lampu taman setinggi 2 meter atau penempatan lampu jalan merkuri.

Page 10: makalah HLK

Jumlah kendaraan yang akan ditampung sehingga diketahui perkiraan luas yang

dibutuhkan.

Ukuran dan jenis kendaraan yang akan ditampung. Perhatikan standarnya.

Aman dan terlindung dari panas matahari. Berikan tanaman peneduh di antara pembatas

parkir. Pilih tanaman berbentuk pohon atau perdu, cukup kuat, tidak mudah patah, tidak

mengeluarkan getah yang merusak cat kendaraan, mempunyai tajuk yang cukup padat

dan lebar, mempunyai sistem perakaran yang tidak merusak perkerasan ( pelataran

parkir ) dan tidak menggugurkan dahan dan ranting. Contoh, Biola cantik ( Ficus

benyamina ) dan Kiara payung ( Filicium desifiens ).

Cukup penerangan cahaya di malam hari.

Tersedia sarana penunjang parkir, misalnya tempat tunggu sopir dan tempat sampah.

Pada tempat tertentu dilengkapi pengeras suara untuk memanggil sopir. Karena

merupakan area umum, tempat parkir perlu gardu jaga untuk petugas keamanan.

Tempat parkir bisa berbentuk ; parkir tegak lurus, parkir sudut, parkir paralel dan parkir

khusus bagi penderita cacat ( lihat gambar ).

Page 12: makalah HLK

Perkerasan tempat parkir dengan aspal kedap air. Area bergaris miring putih, tempat kursi

roda bergerak keluar masuk mobil.

Perkerasan tempat parkir dengan paving atau grass block. Ada bantalan pasir dan landasan di

bawahnya. Meski didesain menyerap air, sistem drainase tetap diperlukan.

Kantin

Efisiensi waktu sangat dibutuhkan bagi orang-orang yang sibuk. Meskipun jawdal padat,

namun kebutuhan tubuh akan asupan gizi dari makanan. Untuk memperoleh makanan yang

sehat dan bersih serta layanan yang baik guna menciptakan pikiran dan konsentrasi

mahasiswa / petugas yang lain, merupakan permasalahan yang harus dipecahkan, berkenaan

dengan ini keberadaan kafetaria disebuah institusi merupakan salah satu alternatif untuk

memecahkan permasalahan yang ada disekolah.

Page 13: makalah HLK

Kafetaria merupakan pelayanan khusus yang menyediakan makanan dan minuman untuk para

mahasiswa dan staf sekolah lainnya. Dengan harapan orang-orang tidak akan keluar komplek

selama waktu istirahat.

Gambar 1

Keterangan Gambar :

Lantai terlihat kotor dan basah, dapat menyebabkan orang yang melintas terpeleset dan

terjatuh

Gambar 2

Page 14: makalah HLK

Keterangan Gambar :

Barang-barang diletakan sembarangan, sehingga ruang kantin menjadi tidak rapi

Gambar 3

Keterangan Gambar :

Tabung Gas 12 Kg yang diletakan sangat dekat dengan sumber api tanpa pembatas. Selain

menyebabkan lingkungan kantin menjadi panas, maka juga dapat mnyebabkan ledakan dan

kebakaran.

Gambar 4

Keterangan Gambar :

Kabel listrik dan stopkontak diletakan sembarangan, mengganggu aktifitas dan memberi

kesan tidak rapi.

Page 15: makalah HLK

Gambar 5

Keterangan Gambar :

Bagian Belakang kantin, pekerja meletakkan barang di atas tembok yang tidak bersih.

Kriteria Kantin / Cafetaria / Jasaboga :

Menurut :

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN

NOMOR : 715/Menkes/SK/V/2003

TANGGAL : 23 Mei 2003

PERSYARATAN HYGIENE SANITASI, LOKASI, BANGUNAN,PENGOLAHAN DAN

PENYIMPANAN.

A. PERSYARATAN UMUM

1. Lokasi :

Jarak jasaboga harus jauh minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti

tempat sampah umum, wc umum, bengkel cat dan sumber pencemaran lainnya.Pengertian

jauh adalah sangat relatif tergantung kepada arah pencemaran yangmungkin terjadi seperti

aliran angin dan air. Secara pasti ditentukan jarak minimal adalah 500 meter, sebagai batas

terbang lalat rumah.

Page 16: makalah HLK

2. Bangunan dan fasilitas :

a. Halaman :

1) Mempunyai papan nama perusahaan dan nomor Izin Usaha serta Sertifikat Laik

Hygiene Sanitasi.

2) Halaman bersih, tidak banyak lalat dan tersedia tempat sampah yang memenuhi syarat

hygiene sanitasi, tidak terdapat tumpukan barang-barang yang dapat menjadi sarang

tikus.

3) Pembuangan air kotor (limbah dapur dan kamar mandi) tidak menimbulkan sarang

serangga, jalan masuknya tikus dan dipelihara kebersihannya.

4) Pembuangan air hujan lancar, tidak menimbulkan genangan-genangan air.

b. Konstruksi :

Bangunan untuk kegiatan jasaboga harus memenuhi persyaratan teknis konstruksi bangunan

yang berlaku. Konstruksi selain kuat juga selalu dalam keadaan bersih secara fisik dan bebas

dari barang-barang sisa atau bekas yang ditempatkan sembarangan.

c. Lantai :

Permukaan lantai rapat air, halus, kelandaian cukup, tidak licin dan mudah dibersihkan.

d. Dinding :

1) Permukaan dinding sebelah dalam halus, kering / tidak menyerap air dan mudah

dibersihkan.

2) Bila permukaan dinding kena percikan air, maka setinggi 2 (dua) meter dari lantai dilapisi

bahan kedap air yang permukaannya halus, tidak menahan debu dan berwarna terang.

e. Langit-langit :

1) Bidang langit-langit harus menutup atap bangunan.

2) Permukaan langit-langit tempat makanan dibuat, disimpan, diwadahi dan tempat

pencucian alat makanan maupun tempat cuci tangan dibuat dari bahan yang

permukaannya rata mudah dibersihkan, tidak menyerap air dan berwarna terang.

3) Tinggi langit-langit tidak kurang 2,4 meter diatas lantai.

f. Pintu dan Jendela :

1) Pintu-pintu pada bangunan yang dipergunakan untuk memasak harus membuka ke

arah luar.

2) Jendela, pintu dan lubang ventilasi dimana makanan diolah dilengkapi kassa yang

dapat dibuka dan dipasang.

3) Semua pintu dari ruang tempat pengolahan makanan dibuat menutup sendiri atau

dilengkapi peralatan anti lalat, seperti kassa, tirai, pintu rangkap dan lain-lain.

Page 17: makalah HLK

g. Pencahayaan :

1) Intensitas pencahayaan harus cukup untuk dapat melakukan pemeriksaan dan pembersihan

serta melakukan pekerjaan-pekerjaan secara efektif.

2) Di setiap ruangan tempat pengolahan makanan dan tempat mencuci tangan intensitas

pencahayaan sedikitnya 10 fc(100 lux) pada titik 90 cm dari lantai.

3) Semua pencahayaan tidak boleh menimbulkan silau dan distribusinya sedemikian sehingga

sejauh mungkin menghindarkan bayangan.

4) Cahaya terang dapat diketahui dengan alat ukur lux meter (foot candle meter) :

Cahaya silau bila mata terasa sakit bila dipakai melihat obyek yang mendapat

penyinaran. Perbaikan dilakukan dengan cara menempatkan beberapa lampu dalam

satu ruangan.

Mengukur 10 fc dengan lux meter pada posisi 1x yaitu pada angka 100, atau pada

posisi 10x pada angka 10. Catatan : 1 skala lux = 10, berarti 1 foot candle = 10 lux

Untuk perkiraan kasar dapat digunakan angka hitungan sebagai berikut: 1 watt

menghasilkan 1 candle cahaya sebagai sumber atau 1 watt menghasilkan 1 foot candle

pada jarak 1 kaki (30 cm) atau1 watt menghasilkan 1/3 foot candle pada jarak 1 meter

atau 1 watt menghasilkan 1/3 x 1/3 = 1/9 foot candle pada jarak 3 meter. Maka lampu

40 watt menghasilkan 10/6=6,8 foot candle pada jarak 2 meter atau 40/9 = 4,5 foot

candle pada jarak 3 meter.

h. Ventilasi / Penghawaan :

1) Bangunan atau ruangan tempat pengolahan makanan harus dilengkapi

dengan ventilasi yang dapat menjaga keadaan nyaman.

2) Sejauh mungkin ventilasi harus cukup (+ 20% dari luas lantai) untuk :

a). Mencegah udara dalam ruangan terlalu panas.

b). Mencegah terjadinya kondensasi uap air atau lemak pada lantai, dinding

atau langit-langit.

c). Membuang bau, asap dan pencemaran lain dari ruangan.

i. Ruangan pengolahan makanan :

1) Luas untuk tempat pengolahan makanan harus cukup untuk bekerja pada

pekerjaannya dengan mudah dan efisien agar menghindari kemungkinan

kontaminasi makanan dan memudahkan pembersihan.

2) Luas lantai dapur yang bebas dari peralatan sedikitnya 2 (dua) meter persegi

untuk setiap orang bekerja.

Page 18: makalah HLK

3) Ruang pengolahan makanan tidak boleh berhubungan langsung dengan

jamban, peturasan dan kamar mandi.

4) Untuk kegiatan pengolahan dilengkapi sedikitnya meja kerja, lemari /tempat

penyimpanan bahan dan makanan jadi yang terlindung dari gangguan tikus

dan hewan lainnya.

j. Fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan :

1) Pencucian peralatan harus menggunakan bahan pembersih / deterjen.

2) Pencucian bahan makanan yang tidak dimasak harus menggunakan larutan

Kalium Permanganat 0,02% atau dalam rendaman air mendidih dalam

beberapa detik.

3) Peralatan dan bahan makanan yang telah dibersihkan disimpan dalam tempat

yang terlindung dari kemungkinan pencemaran oleh tikus dan hewan lainnya.

k. Tempat cuci tangan :

1) Tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dengan tempat cuci peralatan

maupun bahan makanan yang dilengkapi dengan air kran, saluran pembuangan

tertutup, bak penampungan, sabun dan pengering.

2) Jumlah tempat cuci tangan disesuaikan dengan banyaknya karyawan

3) Tempat cuci tangan diletakkan sedekat mungkin dengan tempat bekerja.

l. Air bersih :

1) Air bersih harus tersedia cukup untuk seluruh kegiatan penyelenggaraan

jasaboga.

2) Kualitas air bersih harus memenuhi syarat sesuai dengan keputusan Menteri

Kesehatan.

m. Jamban dan Peturasan :

1) Jasaboga : harus mempunyai jamban dan peturasan yang memenuh syarat hygiene

sanitasi serta memenuhi pedoman plumbing Indonesia.

2) Jumlah jamban harus mencukupi sebagai berikut :

Jumlah karyawan : 1 – 10 orang = 1 buah

11 – 25 orang = 2 buah

26 – 50 orang = 3 buah

dengan penambahan 1 (satu) buah setiap penambahan 25 orang.

3) Jumlah peturasan harus mencukupi sebagai berikut :

Jumlah karyawan : 1 – 30 orang = 1 buah

31 – 60 orang = 2 buah

Page 19: makalah HLK

dengan penambahan 1 (satu) buah setiap penambahan 30 orang.n. Kamar mandi :

1). Jasaboga harus dilengkapi kamar mandi dengan air kran mengalir dan saluran

pembuangan air limbah yang memenuhi pedoman plumbing Indonesia.

2). Jumlah harus mencukupi kebutuhan paling sedikit 1 (satu) buah untuk 1 – 10

orang dengan penambahan 1 (satu) buah setiap 20 orang.

o. Tempat sampah :

Tempat-tempat sampah seperti kantong plastik / kertas, bak sampah tertutup harus tersedia

dalam jumlah yang cukup dan diletakkan sedekat mungkin dengan sumber produksi sampah,

namun dapat menghindari kemungkinan tercemarnya makanan oleh sampah. Penanggung

jawab jasaboga harus memelihara semua bangunan dan fasilitas / alat-alat dengan baik untuk

menghindari kemungkinan terjadinya pencemaran terhadap makanan, akumulasi debu atau

jasad renik, meningkatnya suhu, akumulasi sampah, berbiaknya serangga, tikus dan

genangan-genangan air.