makalah gizi

Upload: siti-shafariah

Post on 20-Jul-2015

346 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MAKALAH

PENGARUH GIZI TERHADAP KECERDASAN ANAKDisampaikan dalam Seminar Kesehatan RSI Banyu Bening, Boyolali Ahad, 15 April 2012

Masalah gizi anak secara garis besar merupakan dampak dari ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi yaitu asupan melebihi pengeluaran atau sebaliknya, atau kesalahan dalam memilih bahan makanan untuk disantap. Padahal, setiap harinya dibutuhkan asupan gizi yang baik agar anak memiliki pertumbuhan kesehatan dan perkembangan intelektual yang baik, sehingga menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas. Pengaruh asupan makanan ini sangat berpengaruh terhadap prestasi anak di sekolah. Apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan dan keadaan ini berlangsung lama maka akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak yang berakibat ketidakmampuan otak untuk berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil. Peranan dan Pengaruh Gizi dalam Perkembangan Inteligensi Anak cerdas membuat Anda bangga dan bahagia. Tetapi mereka tidak lahir begitu saja. Anda harus menciptakannya. Caranya, dengan membantu proses tumbuh-kembang otaknya agar optimal serta dengan memenuhi kebutuhan zat gizi untuk perkembangan otak secara tepat. Apabila ditambah dengan stimulasi kecerdasan lewat kegiatan sehari-hari, memiliki anak yang cerdas bukan lagi impian. Beberapa hal yang mempengaruhi kecerdasan anak antara lain :

1

A. Periode emas. Proses perkembangan otak anak terdiri dari serangkaian tahapan yang telah dimulai sejak di dalam kandungan. Tepatnya, ketika kehamilan memasuki trimester ke-3. Tahapan itu berlanjut setelah anak lahir dan perkembangan yang berlangsung hingga usia 2 tahun merupakan periode emas atau periode pacu tumbuh otak. 1. Pada usia 6 bulan, perkembangan otak anak mencapai 50%. 2. Pada umur 2 tahun melonjak hingga 75%. 3. Pada umur 5 tahun perkembangan otak mencapai 90%. 4. Pada umur 10 mencapai 99%.

B. Faktor Genetik Faktor genetik hanya memiliki andil 30-40% dalam menentukan perkembangan otak dan tingkat kecerdasan anak.

C. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan berperan penting dalam perkembangan kecerdasan anak. Faktor lingkungan meliputi stimulasi orang tua dan guru, lingkungan tempat tinggal yang mendukung pembelajaran serta pemenuhan kebutuhan berbagai zat gizi yang diperlukan untuk menunjang proses perkembangan otak anak. Dalam makalah ini akan lebih ditekankan mengenai pengaruh gizi terhadap kecerdasan anak

1. Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.

2

Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, masa anak, masa remaja, hingga usia lanjut. 2. Fungsi Zat-Zat Gizi Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental anak tidak lepas dari pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak berkembang optimal, tentu saja menu makanan harus memenuhi aneka zat gizi yang diperlukan. Banyak sekali zat gizi yang berperan penting bagi perkembangan otak, namun ada beberapa yang paling penting. Di antaranya adalah kelompok asam lemak tak jenuh, kalori dan protein, zat besi, kelompok vitamin B, seng (Zn) dan asam lemak tak jenuh.

a. Karbohidrat Dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, dibutuhkan sebagai sumber energi untuk membentuk sel-sel otak baru. Karbohidrat dapat diperoleh dari nasi, jagung, kentang serta tepung dan olahannya. b. Protein Baik hewani maupun nabati, terdiri dari 25 jenis asam amino yang berperan penting bagi pembentukan sel sel syaraf baru serta pembentukan neurotransmitter, yaitu senyawa pengantar pesan dari sel otak satu ke sel otak yang lain. Sumber-sumber zat gizi ini adalah daging sapi, ayam, ikan, telur, serta susu dan produk olahannya, juga minyak ikan, tempe, tahu, dan kedelai. c. Lemak Terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku pembentuk sel-sel otak baru. Sebanyak 60% dari otak terbentuk dari lemak. Jenis asam lemak yang paling utama adalah asam lemak tidak jenuh rantai panjang, contohnya omega-3, EPA, dan DHA. Asam lemak tak jenuh sangat dominan dalam

3

susunan sel-sel saraf di otak anak. Yang termasuk asam lemak tak jenuh itu adalah: 1) Asam Lemak Omega-3 Asam lemak omega-3 (DHA dan EPA) berperan besar dalam perkembangan sel saraf, otak, dan penglihatan. Kekurangan omega-3 bisa mengganggu perkembangan sistem saraf. Akibatnya, mungkin saja terjadi gangguan pada sistem daya tahan tubuh, daya ingat, mental, dan penglihatan. 2) AA (asam arakidonat) atau omega-6 Asam lemak ini berfungsi membantu pembentukan senyawa yang bersifat seperti hormon, yaitu bertugas sebagai pengantar perintah dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya dalam tubuh, termasuk ke otak. Kedua asam lemak ini terdapat dalam ASI serta bisa diperoleh dari ikan tenggiri atau tuna, bayam, minyak kedelai, dan bunga matahari. Asam lemak omega-3 ini paling banyak ditemukan dalam ikan laut, seperti ikan kod. d. Vitamin dan Mineral Kedua zat gizi ini sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi kerja otak, menunjang kerja sistem imun dan sistem saraf pusat. Beberapa zat gizi yang penting dalam perkembangan otak antara lain : 1) Kelompok vitamin B Berbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak, yaitu B1, B3, B6, dan B12. Vitamin B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat, B3 menjaga keseimbangan kerja sel-sel saraf, B6 berperan dalam proses pembentukan sel darah merah, serta membantu tubuh dalam proses penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak; B12 berperan dalam membentuk senyawa kimia yang mendukung pertumbuhan dan fungsi sel saraf dan pertumbuhan tulang belakang serta mencegah kerusakan saraf dan meningkatkan daya ingat. Bersama zat besi, vitamin B12 jga membantu pembentukan sel darah merah. Sumber vitamin B adalah serealia seperti gandum, kacang-kacangan, biji-bijian,

4

ikan, ayam, daging tanpa lemak, produk olahan susu, dan sayuran berwarna hijau. 2) Zat besi Zat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana ia mengangkut dan membagikan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Ia juga berperan dalam pembentukan sel darah merah di dalam sumsum tulang belakang. Sistem imun yang berfungsi dengan baik adalah tanda cukupnya zat besi dalam tubuh. Sumber-sumbernya adalah hati, daging merah, ikan, telur, serealia, dan sayuran berwarna hijau tua. 3) Seng (Zn) Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel. Selain itu, seng juga bertugas membantu proses pembentukan sel-sel tubuh, termasuk otak. Kekurangan seng dapat berpengaruh terhadap perkembangan kecedasan anak dan gangguan fungsi otak. Seng banyak terdapat dalam daging, hati, ayam, seafood, susu, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

3. Menyusun Menu Yang penting untuk diingat dalam menyusun menu anak adalah menghindari penyajian makanan dan minuman yang tidak baik, seperti penggunaan botol susu yang terlalu lama, terlalu banyak makanan manis, minuman ringan dan minuman sari rasa buah sintetis, serta makanan yang dapat membuat anak tersedak seperti kacang, anggur, popcorn atau permen. Memperhatikan pemberian nutrisi pada anak sangat diutamakan. Sebab, jumlah nutrisi yang tepat, selain dapat membuat fisik anak tumbuh lebih baik, juga dapat menghindarkan mereka dari risiko penyakit seperti kegemukan, kekeroposan tulang, dan diabetes.

Kebiasaan dalam pemilihan makanan yang sehat sebaiknya juga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dalam keluarga. Sediakanlah selalu makanan, susu, dan minuman yang rendah lemak dan rendah kalori, dan

5

hindari penyediaan makanan dan minuman berkalori tinggi, minuman ringan serta es krim. Perlu diperhatikan bahwa selera makan akan menurun dan anak akan lebih memilih jenis makanannya ketika tingkat pertumbuhannya semakin lambat. Peningkatan berat badan tidak akan menjadi masalah apabila diimbangi dengan aktivitas yang sesuai. Bila ia tidak boleh lagi mengonsumsi banyak makanan, tawarkan beragam jenis makanan dengan jumlah porsi yang lebih sedikit. Penyusunan menu dapat menggunakan pedoman berikut : a) Kelompok Gandum Meliputi satu potong roti, setengah cangkir nasi atau pasta, setengah gelas sereal masak dikombinasikan dengan sedikit sereal siap saji. Sajikan sebanyak 3 kali sehari. b) Kelompok Nabati Meliputi setengah gelas sayuran potong atau satu gelas sayuran daun. Sajikan sebanyak 3 kali sehari. c) Kelompok Buah-buahan. Meliputi satu jenis buah, gelas jus buah murni, gelas buah kaleng atau gelas buah kering. Sajikan sebanyak 2 kali sehari. d) Kelompok Susu. Meliputi satu gelas susu/yogurt atau 2 ons keju. Sajikan sebanyak 2 kali sehari. e) Kelompok Daging Meliputi 2-3 ons daging lunak masak/unggas/ikan, gelas kacang kering masak. Satu ons daging dapat menggantikan dua sendok makan mentega atau satu butir telur. Sajikan 2 kali sehari. f) Lemak, Minyak dan Gula Kandungan lemak dalam makanan yang disajikan tidak boleh lebih dari 30%. Jenis lemak yang dikonsumsi juga penting untuk diketahui. Saturated Fats (lemak jenuh), terdapat pada daging, produk susu dan kelapa (minyak goreng), dan dapat meningkatkan kadar kolesterol. Unsaturated dan

6

Polyunsaturated Fats (lemak tak jenuh), terdapat pada zaitun dan kacang jagung. Batasi lemak jenuh sebanyak 10% dalam konsumsi kalori seharihari. Dengan sedikit kandungan nutrisi, gula menyumbang sejumlah besar kalori. Termasuk di dalamnya white sugar, brown sugar, sirup, madu, gula cair, permen, minuman ringan, selai, dan jelly.

Agar anak tetap bernafsu makan tanpa takut kegemukan, dapat dilakukan hal hal berikut : a) Menyajikan jenis makanan yang beragam b) Pilih daging tanpa lemak atau produk susu rendah lemak c) Pilih minyak nabati dan mentega yang menggunakan sayur dan buahbuahan sebagai bahan dasarnya d) Baca tabel nutrisi pada kemasan untuk mengetahui komposisi jumlah dan jenis lemak e) Batasi makanan yang mengandung lemak jenuh, lemak yang dapat meningkatkan kadar kolesterol f) Batasi makanan berkadar gula tinggi dan hindari mengonsumsi gula tambahan dalam makanan. g) Batasi makanan yang berkadar garam tinggi h) Memilih makanan dengan kadar kalsium dan zat besi yang cukup, untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan anak-anak.

7