makalah gelombang dan optik.docxpit,budi,losi nazri.docx
TRANSCRIPT
MAKALAH GELOMBANG DAN OPTIK
GELOMBANG 2 DAN 3 DIMENSI
DISUSUN OLEH :
AFRILIANY SAFITRI (RRA1C309015)
BUDI EKA DHARMA (RSA1C310023)
LOSITA DEWI (RRA1C309009)
NAZRI AFANDI (RRA1C309010)
PROGRAM PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAL ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2012
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................6
2.1 Pengertian Otak Manusia........................................................................................6
2.2 Gelombang Otak Manusia.......................................................................................7
2.2.1 GAMMA(16 hz – 100 hz)............................................................................8
2.2.2 BETA (di atas 12 hz atau dari 12 hz s/d 19 hz).............................................8
2.2.4 ALPHA ( 8 hz - 12 hz )................................................................................9
2.2.5 THETA ( 4 hz - 8 hz ).................................................................................10
2.2.6 DELTA (0.5 hz - 4 hz)................................................................................10
2.2.7 Schumann Resonance (7.83 hz)..................................................................11
2.3 Cara Kerja Otak sebagai Gelombang Elektromagnetik.........................................11
2.3.1 Metode resonansi gelombang otak..............................................................11
2.3.2 Metode stimulasi gelombang otak..............................................................12
2.4 Aplikasi Gelombang Otak.....................................................................................13
2.4.1 Brainwave Entrainment..............................................................................13
BAB III PENUTUP............................................................................................................16
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
kehendak-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Gelombang 2 dan 3 dimensi”, sebagai tugas mata kuliah Gelombang dan Optik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kritik dan masukan yang membangun terhadap materi dan penyajian
makalah ini.
Makalah ini disusun sebagai sarana mahasiswa untuk belajar Gelombang
dan Optik, dan sebagai sarana untuk mengembangkan opini mahasiswa mengenai
gelombang permukaan air, gelombang bunyi, gelombang elektromsgnetik ysng
merupakan bagian dari gelombang 2 dan 3 dimensi.
Penulis menyadari pada makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, penulis senantiasa mengharapkan masukan atau kritik demi
penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Jambi, April 2012
Penulis
BAB IPENDAHULUAN
Kemajuan teknologi saat ini semakin meningkat berikut ada beberapa macam bagian gelombang 2 dan 3 dimensi yang akan di pelajari. Penggunaan gelombang elekromagnetik dalam kehidupan sehari-hari. Seperti apakah gelombang elektromagnetik, apa contoh gelombang elektromagnetik itu? Gelombang elektromagnetik sebenarnya selalu ada disekitar kita, salah satu contohnya adalah sinar matahari, gelombang ini tidak memerlukan medium perantara dalam perambatannya. Contoh lain adalah gelombang radio. Tetapi spektrum gelombang elektromagnetik masih terdiri dari berbagai jenis gelombang lainnya, yang dibedakan berdasarkan frekuensi atau panjang gelombangnya. Untuk itu disini kita akan mempelajari tentang rentang spektrum gelombang elektromagnetik, karakteristik khusus masing-masing gelombang elektromagnetik di dalam spektrum dan contoh dan penerapan masing-masing gelombang elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari.
Ada berbagai macam jenis gelombang di alam semesta. Soliton adalah sebuah gelombang nonlinear yang memiliki sifat: 1. Terlokalisasi dan merambat tanpa perubahan bentuk maupun kecepatan, 2. Stabil melawan tumbukan dan mempertahankan identitasnya.
Sifat pertama merupakan kondisi gelombang soliter (solitary waves), Sifat yang kedua berarti gelombang tersebut memiliki kelakuan sebagai partikel. Sifat soliton yang tampak sebagai partikel memang menjadi salah satu bahan yang menarik untuk dipelajari dewasa ini. Pengamatan soliton yang pertama kali terdokumentasi dengan baik dilakukan pada 1834 oleh ilmuwan Skotlandia, John Scott-Russel.
Ia mengamati gerak sebuah perahu dari kudanya. Ketika perahu tiba-tiba berhenti, timbullah gelombang air dengan sebuah puncak yang bergerak menjauh dari perahu. Pergerakan gelombang air tersebut kemudian diamati dan ditelusuri olehnya hingga sekitar 2 mil. Bentuk dan kecepatan gelombang air itu nyaris tidak berubah hingga akhirnya menghilang dari pandangan karena masuk ke dalam terowongan air. Sebagai sebuah fenomena alam, soliton tentu harus dapat dijelaskan secara fisis maupun matematis.
Dalam makalah ini terdapat gelombang datar harmonik, gelombang permukaan air, gelombang bunyi dan gelombang elektromagnetik.
Pada gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul udara yang tidak pernah merambat melainkan bergetar maju-mundur. Tiap saat, molekul-molekul itu berdesakan di beberapa tempat, sehingga menghasilkan wilayah tekanan tinggi, tapi di tempat lain merenggang, sehingga menghasilkan wilayah tekanan rendah. Gelombang bertekanan tinggi dan rendah secara bergantian bergerak di udara, menyebar dari sumber bunyi. Bunyi mengalami gejala gelombang seperti interferensi, pemantulan, pembiasan dan difraksi. Bunyi merupakan gelombang mekanik karena hanya dapat merambat melalui medium (zat padat, cair atau gas) dan tidak dapat merambat dalam vakum.
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Gelombang Datar Harmonik
Gelombang datar menghadirkan sebuah prinsip untuk perkembangan suara.
Dalam kehidupan kita sehari-hari hampir tidak pernah ditemui, sedikitnya tidak dalam
prinsip murninya. Dalam tipe yang paling sederhana dari gelombang bunyi, variable
akustik seperti tekanan suara atau kecepatan partikel hanya tergantung pada koordinat
ruang. Jika pada saat tertentu semua variable konstan tegak lurus terhadap koordinat ini
kita sampai pada gelombang datar. Bidang bunyi terbaik seperti gelombang sferis dapat
dilakukan pendekatan dengan gelombang datar pada daerah terbatas. Lebih dari itu, dengan
tindakan tertentu seseorang dapat menghasilkan dan meyebarkan gelombang datar dalam
botol dengan dinding keras.
2.1.a Solusi dari persamaan gelombang
Untuk lebih sederhananya kita asumsikan bahwa gelombnag datar menjalar
sepanjang sumbu-x dalam system koordinat. Kemudian kita dapat mengambil
keuntungan dari persamaan gelombang satu dimensi untuk fluida diberikan oleh :
∂2 P∂ X2 =
1C2
∂2
∂ t2
Itu mudah untuk melihat bahwa semua turunan kedua fungsi p = f (x,t) adalah
sebuah solusi dari persamaan diferensial parsial yang terdiri dari variable x dan t
dalam kombinasi x – ct. Untuk menunjukkan ini, kita mengenalkan variable u = x
– ct untuk penurunan pertama :
∂ p∂ x
=dpdu
.∂u∂ x
=dpdu
dan ∂ p∂ t
=dpdu
.∂u∂ t
=−cdpdu
(2.1)
Turunan kedua dihitung dengan cara yang sama :
∂2 p
∂ x2=d2 p
d u2.[ ∂ u
∂ x ]2
+ dpdu
.∂2 u
∂ x2=d2 p
du2 dan
∂2 p
∂ t2=d2 p
d u2.[ ∂u
∂ t ]2
+ dpdu
.∂2 u
∂ t 2=c2 d2 p
d u2
Memasukkan hasilnya ke dalam persamaan gelombang membuktikan bahwa p = f
(x – ct) adalah satu solusi yang mungkin. Solusi yang lain adalah p = g (x + ct)
dengan g menandakan fungsi lain. Ini dibuktikan dengan cara yang sama. Solusi
umum dari persamaan gelombang satu dimensi dibaca :
p(x,t) = f (x − ct) + g(x + ct) (2.2)
Untuk menggambarkan makna dari ungkapan ini kita mempertimbangkan
bagian pertama dari persamaan (2.2), kita menetapkan p (x,t) = f (x – ct).
Ungkapan ini menunjukkan bahwa gangguan awal yang diberikan oleh suatu
fungsi f (x) pada saat t = 0 akan digeser pada jarak ct ke arah x setelah t sekon
tanpa mengubah bentuknya. Hal ini menunjukkan dugaan suatu gelombang bunyi
tidak berarti terbatas pada lebih atau kurang dari rangkaian bukit dan lembah
gelombang.
Hasil yang sama berlaku untuk bagian kedua dari persamaan (2.2) dengan
perbedaan kombinasi x + ct menunjukkan bahwa gangguan g menyebarkan dalam
arah sebaliknya, dalam arah nilai – x yang turun. Pertimbangan gelombang disini
dinamakan gelombang datar sejak semua dasar – dasar volume yang mempunyai
koordinat – x dan situasi tegak lurus terhadap sumbu – x adalah pada keadaan
getaran yang sama pada saat tertentu yang diberikan. Mereka dimampatkan atau
direnggangkan untuk tingkat yang sama.
Umunya, permukaan dari keadaan getaran yang sama atau fase getaran
yang sama disebut permukaan gelombang atau permukaan fase konstan, dan garis
tegak lurus terhadap mereka adalah gelombang normal. Dengan begitu kita dapat
mengatakan, permukaan gelombang dari gelombnag datar adalah paralel .
Sekarang kita kembali pada persamaan gelombang yang diwakili oleh p=f(x – ct).
Kecepatan partikel vx berhubungan dengan variasi distribusi tekanan juga dengan
u = x - ct.
Sejak partikel dari medium berosilasi paralel ke arah perambatan
gelombang, bidang gelombang tidak akan diganggu oleh permukaan kasar dan
tidak berporos berjalan paralel ke arah itu. Kita menyimpulkan dari ini bahwa
gelombang bunyi datar dapat menyebar dalam tabung dengan dinding yang keras
seperti pada piston.
2.1.b. Gelombang Harmonik
Gerak harmonik sederhana adalah gerak periodik dengan lintasan yang
ditempuh selalu sama. Gerak harmonik sederhana mempunyai persamaan gerak
dalam bentuk sinusoidal dan digunakan untuk menganalisis suatu gerak periode
tertentu. Getaran yang merambat menimbulkan suatu gelombag yang berbentuk
sinusoida. Dapatkah kita katakan bahwa gelombang adalah getaran yang
merambat. Getaran harmonik memiliki sejumlah energi sehingga perambatan
getaran berarti juga perambatan energi. Jadi energi dapat berpindah darisatu
tempak ketempat lain melalui gelombang. Misalnya, gelombang laut (ombak)
yang membawa energi mampu menghancurkan batu karang yang dihantamnya.
Sekarang kita pertimabangkan suatu gelombang datar menjalar pada arah –
x dengan variasi tekanan bunyi menurut hukum waktu harmonik, kita
menetapkan:
g ≡ 0 pada persamaan (2.2) ketika fungsi f adalah fungsi
kosinus. Oleh
karena itu
p(x,t ) = p cos[k(x - ct )]= p cos(ωt - kx) (2.3)
Dimana k sebagai suatu konstanta dengan dimensi m-1. dalam notasi
komplex dibaca :
p(x,t ) = p e i(ωt−kx ) (2.4)
Diberikan jarak x ini menghadirkan getaran harmonik setelah persamaan dengan
amplitude p , frekuensi sudut ω = kc dan sudut fase kx. Sebagai fungsi koordinat
ruang x persamaan (2.3) meghadirkan sebuah getaran dalam ruang.
Dimana, periode waktu T digantikan dengan periode spasial λ : dalam
gelombang dengan jarak λ = 2π/k (atau dengan pengintegralkan dua kali)
mengarahkan kita untuk keadaan yang sama dari getaran sebelumnya. Dan
konstanta k hanya spasial analog dari frekuensi sudut ω. Disebut ’bilangan
gelombang sudut’. Kombinasi formula ini menghasilkan hubungan
K=2 π¿ =ω
c dan c = f . ¿ (*=lamda) (2.4)
Tentu saja, gelombang datar dapat menjalar selain pada sumbu – x. Untuk
menemukan ungkapan matematika untuk kasus yang lebih umum kita menandai
orientasi dari gelombang datar menggunakan garis vector normal n dengan
componen cartesius cos I, cos β, dan cos γ. Huruf itu mencukupi kondisi cos2 I +
cos2 β + cos2 γ = 1; I, β, dan γ adalah sudut dengan tiga sumbu.
2.2. Gelombang Permukaan Air
Ada berbagai macam jenis gelombang di alam semesta. Soliton adalah
sebuah gelombang nonlinear yang memiliki sifat:
1. terlokalisasi dan merambat tanpa perubahan bentuk maupun
kecepatan,
2. stabil melawan tumbukan dan mempertahankan identitasnya.
Sifat pertama merupakan kondisi gelombang soliter (solitary waves) yang
dikenal dalam hidrodinamika sejak abad ke-19. Sifat yang kedua berarti
gelombang tersebut memiliki kelakuan sebagai partikel. Dalam fisika modern,
akhiran “-on” biasa digunakan untuk menunjukkan kelas partikel , misalnya fonon
dan foton. Sifat soliton yang tampak sebagai partikel memang menjadi salah satu
bahan yang menarik untuk dikaji dewasa ini.
Pengamatan soliton yang pertama kali terdokumentasi dengan baik
dilakukan pada 1834 oleh ilmuwan Skotlandia, John Scott- Russel . Ia mengamati
gerak sebuah perahu dari kudanya. Ketika perahu tiba-tiba berhenti, timbullah
gelombang air dengan sebuah puncak yang bergerak menjauh dari perahu.
Pergerakan gelombang air tersebut kemudian diamati dan ditelusuri olehnya
hingga sekitar 2 mil. Bentuk dan kecepatan gelombang air itu nyaris tidak berubah
hingga akhirnya menghilang dari pandangan karena masuk ke dalam terowongan
air. Sebagai sebuah fenomena alam, soliton tentu harus dapat dijelaskan secara
fisis maupun matematis
2.2.1 Persamaan Gelombang Permukaan
Gelombang dapat muncul pada kondisi awal permukaan cairan yang
tenang akibat pengaruh beberapa gangguan dari luar. Ada dua macam gelombang
yang utama pada permukaan air, yaitu gelombang gravitasi dan gelombang
kapiler. Jenis gelombang yang pertama memiliki panjang gelombang dari sekitar
setengah meter sampai beberapa ratus meter yang dihasilkan dari aksi medan
gravitasi g yang menjaga agar permukaan air tetap pada tingkat terendah.
Gelombang-gelombang ini umumnya terjadi pada permukaan cairan, tetapi
sifatnya sangat ditentukan oleh kedalaman.
Jenis gelombang kedua, yaitu gelombang kapiler, merupakan riak-riak dari
panjang gelombang pendek yang jelas, tidak lebih dari beberapa sentimeter.
Gelombang tersebut dihasilkan dari tegangan permukaan T yang bekerja sebagai
gaya pemulih dan berfungsi untuk menjaga permukaan tetap datar. Pengaruh
tegangan permukaan ini mula-mula akan diabaikan dulu untuk memudahkan
perhitungan, sebelum akhirnya dimasukkan ke dalam persamaan gelombang air
sebagai sebuah efek tambahan. Tinjau gerakan gelombang pada permukaan air
dengan udara di atasnya, dengan medan gravitasi konstan g yang berperan sebagai
gaya pemulih yang dominan (efek dari tegangan permukaan diabaikan). Cairan
diasumsikan dibatasi dari bawah oleh permukaan horizontal yang keras dan
kedalaman air adalah h. Koordinat sistem dipilih sedemikian rupa sehingga
sumbu-z vertikal ke atas dan bidang xy berimpit dengan permukaan fluida yang
tenang. Vektor medan gravitasi dengan demikian dapat ditulis g =−g z . Pada
permukaan atas yang bebas dapat ditentukan
z=u x , y , t , (1)
dengan u merupakan koordinat z dari sebuah titik pada permukaan yang berkaitan
dengan simpangan vertikal permukaan tersebut. Permukaan pada keadaan
seimbang dianggap tidak terganggu sehingga saat itu u=0 . Beberapa asumsi lain
yang digunakan adalah sebagai berkut: (1) air bersifat tak termampatkan, sehingga
kerapatannya dianggap konstan di seluruh volum, (2) gaya gesek (viskositas)
dalam air diabaikan karena hanya efektif untuk pergerakan skala kecil. Dengan
anggapan tersebut, persamaan yang digunakan untuk meninjau gelombang
gravitasi pada air adalah persamaan Euler untuk aliran tak berotasi dari fluida tak
termampatkan dengan permukaan bebas.
∆2∅=∅ xx+∅ yy+∅ zz =0 , untuk −hzu ; (2a)
∅ z=ux∅ x+uy ∅ y+u t , pada z=u ; (2b)
∅ t+12
(∅ x2 +∅ y
2 +∅ z2)+g u=0 pada z=u ; (2c)
∅ z=0 , pada z=−h . (2d)
∅ pada rangkaian persamaan di atas merupakan potensial kecepatan yang dapat
diperoleh dari mekanika fluida . Persamaan tersebut bersifat dispersif akibat g dan
nonlinear akibat suku suku
ux∅ x+u y∅ y dan (∅ x2 +∅ y
2 +∅ z2). Secara umum, kita akan mencari solusinya dengan
memecahkan persamaan Laplace linear (2a) kemudian menerapkan syarat batas
nonlinear (2b) dan (2c).
2.2.2 Pengaruh amplitudo kecil
Jika kita anggap permukaan air mendapat sedikit gangguan, maka dapat diperoleh
ketinggian ratarata permukaan bebas u dan potensial kecepatan ∅ , keduanya
cukup kecil apabila dibandingkan dengan panjang dan periode gelombang. Syarat
batas permukaan bebas dengan demikian dapat dilinearisasi sehingga persamaan
(2b) dan (2c) diaproksimasi menjadi
ut−∅ z=0 pada z=μ, (3a)
Dan
∅ t+g u=0 pada z=μ . (3b)
Oleh karena u kecil, persamaan (3a) dapat disederhanakan dengan ekspansi di
sekitar z=0
(∅ ¿¿ z)μ=(∅ z )0+μ (∅ zz )0+…¿
Berdasarkan pendekatan orde pertama, ∅ z dalam (3a) dapat dievaluasi di z=0
daripada di z=u . Eliminasi u setelah diferensiasi (3b) terhadap waktu akan
menghasilkan
∅ tt+g∅t pada z=0 . (4)
Proses di atas mereduksi persoalan batas bebas nonlinear dari persamaan (2) ke
persoalan batas tentu linear untuk potensial kecepatan:
∇2 = 0 , untuk −hz0 ;
t tgz=0 , pada z=0 ;
z=0 , pada z=−h .
(5a)
(5b)
(5c)
Dari sini kita dapat batasi pembahasan pada
persoalan satu dimensi dengan menganggap
gelombang merambat sepanjang sumbu-x dan